Bab I-III Revisi Ahyan

download Bab I-III Revisi Ahyan

of 34

description

skripsi

Transcript of Bab I-III Revisi Ahyan

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKekuatan lingkungan seperti lingkungan politik, ekonomi, sosial budaya, dan teknologi yang terus berkembang dengan cepat membuat organisasi harus senantiasa siaga dan cepat tanggap untuk merespon dan mengantisipasi setiap perubahan dan perkembangan zaman yang terjadi. Hal ini membawa pengaruh tidak hanya pada perusahaan dan pekerja, namun juga pada lingkungan perusahaan. Persaingan yang semakin ketat dalam dunia perbankan dengan banyaknya kompetitor membawa arus persaingan yang tidak lagi hanya pada price competition dan bunga, melainkan juga pada non-price competition. Persaingan dalam kualitas ini akan menuju pada Good Corporate Governance (GCG). Di tengah kondisi tersebut, industri perbankan dituntut untuk dapat meningkatkan daya saingnya.PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia yang dituntut untuk terus meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan kualitas manajemen. Peningkatan kualitas manajemen Bank tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. Oleh karena itu, agar PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dapat lebih berkembang secara optimal, maka pemeliharaan hubungan yang kontinyu dan serasi dengan para karyawan menjadi sangat penting. Salah satu hal yang penting diperhatikan dalam pemeliharaan hubungan tersebut adalah mengenai penanggulangan stres kerja para karyawan. Stres yang tidak diatasi dengan baik biasanya berakibat pada ketidakmampuan seseorang berinteraksi secara positif dengan lingkungannya, baik dalam lingkungan pekerjaan maupun di luar pekerjaan. Mengingat besarnya pengaruh stres pada karyawan terhadap kinerjanya, pengelolaan terhadap stres itu sendiri harus mendapatkan perhatian dan kesungguhan dari manajemen perusahaan agar tujuan organisasi bisa lebih mudah dicapai.Stres terbukti memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap prestasi kerja para karyawan ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Puspasari, 2005 (UMM) menyatakan bahwa secara simultan faktor stres kerja fisiologis, stres kerja psikologis dan stress kerja prilaku sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja perawat di Pada Rumah Sakit Umum Syaiful Anwar Malang.Merujuk pada penelitian yang telah dilakukan oleh Puspasari, 2005 maka saya sebagai peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam lagi tentang bagaimana pengaruh faktor stres kerja terhadap prestasi karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) tbk Malang. Alasan peneliti mengambil objek pada tempat tersebut adalah karena belum adanya penelitian terdahulu yang pernah meneliti tentang faktor stres karyawan pada Kantor BRI Malang dan setelah melakukan survey awal ternyata lembaga perbankan tersebut mempunyai jumlah karyawan yang cukup banyak dan saya rasa kantor BRI Malang layak untuk dijadikan objek penelitian tentang apakah faktor stres sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan. Seorang karyawan yang mengalami stres akan berpengaruh terhadap menurunnya efisiensi dan kapasitas kerjanya, menekan inisiatif, berkurangnya rasa senang (antusiasme) pada pekerjaan, perhatian pada organisasi dan rekan sekerjanya, bahkan mungkin sampai pada hilangnya rasa tanggung jawab. Selain itu stres dikaitkan dengan outcomes yang berupa komitmen organisasi, kinerja, kepuasan kerja dan niatan untuk keluar. Stres kerja dalam beberapa penelitian dihubungkan dengan kinerja dan komitmen organisasi. Semakin rendah tingkat stres kerjanya maka semakin tinggi tingkat komitmen organisasinya dan kinerjanya. Dengan kondisi kerja seragam yang khas dan lagi bermacam-macam karakter konsumen yang dihadapi, hal ini memberikan hal yang kaku dan dapat meningkatkan kejenuhan dan kebosanan pada karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) tbk. cabang Malang. Kebosanan yang belarut - larut dapat menimbulkan stres kerja. Disamping itu juga semua karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) tbk. cabang Malang harus bersikap profesional mempunyai sikap sopan dan selalu memberikan senyuman kepada semua nasabah dan mengenyampingkan masalah-masalah yang bersifat individu baik itu dari luar perusahaan terlebih lagi dari dalam perusaan itu sendiri.Rasa bosan, absentisme, mudah marah, insomnia, kesalahan meningkat dan sebagainya merupakan gejala-gejala dari stres seperti yang dikatakan oleh Robbins (2002: 309) bahwa gejala dari stres kerja meliputi gajala perilaku, fisik dan psikologis, diantaranya yaitu suka menunda-nunda pekerjaan, absensi, gangguan tidur dan sebagainya. Keadaan individu makin tidak terkontrol bila di dalam masalah yang dihadapinya ternyata menghambat kemajuan untuk mengarah ke tujuan yang diinginkannya. Hal ini dapat berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan tersebut. Prestasi kerja adalah tingkat keberhasilan karyawan dalam mencapai hasil yang baik di atas rata-rata semua karyawan, di mana hal tersebut dapat dilihat dari hasil atau keunggulan-keunggulan di antara karyawan yang lain.PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Malang merupakan salah satu lembaga perbankkan yang salah satu kegiatan utamanya adalah menyediakan jasa pinjaman maupun penyimpanan uang atau tabungan. Sebagai salah satu badan usaha milik negara yang tidak henti-hentinya mengepakkan sayapnya untuk membangun prekonomian rakyat Indonesia maka untuk mewujudkan hal tersebut tentunya dibutuhkan karyawan atau sumber daya manusia yang benar-benar punya kemampuan yang cukup baik oleh karena itu karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Malang harus mempunyai sifat jujur karena di dalam dunia perbankkan yang setiap hari bertransaksi dengan uang hal ini lama kelamaan akan menimbulkan niatan rasa ingin memiliki dan melakukan kejurangan-kejurangan yang nantinya bisa menimbulkan kerugian baik bagi dirinya sendiri terutama kerugian bagi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. cabang Malang. Disamping memiliki sifat jujur karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. cabang Malang harus memiliki sifat disiplin yang tinggi karena di dalam dunia perbankkan karyawan melakukan kesalahan sedikit saja akan berakibat fatal oleh karena itu kedisiplinan sangat diharuskan untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan yang akan di timbulkan.Pemicu terjadinya stress kerja karyawan yaitu tingginya pencapaian target kerja yang ditetapkan sehingga para karyawan merasa tertekan dalam proses penyelesaian pekerjaan. Tekanan pekerjaan menjadi hal utama dari terjadinya stres kerja para karyawan. Selain itu stress kerja juga terjadi karena adanya persaingan kerja antar karyawan, yang sering menjadikan karyawan merasakan rekan kerja menjadi pesaing dalam pencapaian target yang telah ditetapkan.Selain itu adanya stres kerja juga menjadikan terjadinya penurunan prestasi kerja para karyawan dapat ditunjukkan dari penurunan tingkat kedislinan kerja karyawan, dimana pada saat jam kerja terdapat karyawan keluar instansi untuk keperluan diluar pekerjaan. Penurunan prestasi kerja karyawan juga ditunjukkan dengan adanya peningkatan keluhan para nasabah yang dalam melakukan transaksi. Bentuk keluhan yang terjadi yaitu hampir 75% mengenai kecepatan dalam pelayanan, dimana karyawan sering terjadi antrian yang panjang sehingga menciptakan rasa bosan para nasabah ketika melakukan transaksi. Apabila dikaitkan dengan tanggung jawab maka para karyawan dalam bekerja kurang memiliki tanggungjawab terhadap pekerjaan yang telah diselesaikan sehingga beban pekerjaan banyak yang tidak dapat diselesaikan sesuai dengan ketentuan.Berdasarkan fenomena-fenomena yang disebutkan di atas maka peneliti tertarik mengedakan penelitian dengan judul: PENGARUH STRES KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero) Tbk. CABANG MALANG.

1.2 Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah yang dikemukakan adalah sebagai berikut :1. Bagaimana stress kerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. cabang Malang?2. Bagaimana prestasi kerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. cabang Malang?3. Apakah stress kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. cabang Malang?

1.3 Batasan Masalah Agar dalam pembahasan masalah tidak terlalu luas maka penulis memberikan batasan masalah mengenai obyek penelitian yaitu karyawan tetap pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Malang.

1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian1.4.1 Tujuan PenelitianAdapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu meliputi:a. Untuk mendeskripsikan stress kerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. cabang Malang.b. Untuk mendeskripsikan prestasi kerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. cabang Malang.c. Untuk menganalisis pengaruh stress kerja terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. cabang Malang.1.4.2 Kegunaan Penelitiana. Bagi PerusahaanDiharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penanganan stress kerja yang terjadi pada karyawan serta peningkatan prestasi kerja karyawan. b. Bagi Pihak LainDiharapkan berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya terkait dengan pengaruh stress terhadap prestasi kerja karyawan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian TerdahuluHasil penelitian terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini secara sistematis dapat disajikan pada tabel 2.1Tabel 2.1Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarangNO.

JudulTujuanpenelitianMetodepenelitianHasil penelitian

1.Pengaruh stres kerja terhadap prestasi kerja karyawan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa timur cabang malang.Untuk mengetahui Pengaruh stres kerja terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa timur cabang Malang.Terbatas pada variable stress dan prestasi kerja. Menggunakan analisis regresi linear sederhana.Variable stress berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan.

2.

Pengaruh stres kerja terhadap prestasi kerja perawat rumah sakit Saipul Anwar malang.Untuk mengetahui bagaimana tingkat stres fisiologis, stres psikologis, stres perilaku dan tingat prestasi kerja perawat. Terbatas pada variabel stres dan prestasi kerja. Menggunakan analisis regresi linear berganda.Stres kerja fisiologis, stres kerja psikogis dan stres perilaku memberikan pengaruh yang signifikan tergadap prestasi kerja.

3.Pengaruh stressor dan stress kerja terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. BPR Kota KediriUntuk mengetahui bagaimana on the job dan off the job yang mengakibatkan stress dari gejala psikologis, fisiologis dan perilaku seluruh karyawanTerbatas pada variable stress dan prestasi kerja. Menggunakan analisis regresi linear berganda.Penyebab stress On the job dan off the job berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja.

4.Pengaruh stres kerja terhadap prestasi kerja karyawan di Bank Rakyat Indonesia Malang.Untuk mengetahui pengaruh stress terhadap prestasi kerja karyawan Bank Rakyat Indonesia.Terbatas pada variabel stres dan prestasi kerja. Menggunakan alisis regresi linear sederhana.

-

Dari tabel penelitian terdahulu diatas menunjukkan bahwa stres kerja berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Cabang Malang. Stress kerja memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja pada perawat Rumah sakit Saipul anwar Malang, yang berindikator: stress kerja fisiologis, stress kerja psikologis dan stress kerja perilaku. dan stress kerja berpengaruh sangat signifikan terhadap prestasi kerja karyawan PT. BPR kota Kediri yang berindikator pada : stress kerja On-the- job dan stress kerja off-the-job. Dari penjelasan diatas sangat jelas bahwa stress kerja berpengaruh terhadap prestasi kerja pda karyawan.

2.2 Landasan Teori2.2.1 Pengertian Stress KerjaStres merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang (Handoko, 2000: 200). Mangkunegara (2002: 157) menyatakan bahwa stres kerja adalah suatu perasaan yang menekan atau suatu rasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaannya. Ahli yang lain, yaitu Gibson (1996: 339) memberikan definisi bahwa stres kerja adalah suatu konsekuensi dari setiap kegiatan kerja, situasi kerja atau kejadian eksternal yang membebani, tuntutan psikologis atau fisik yang berlebihan pada seseorang.Stres merupakan suatu bentuk tanggapan seseorang, baik secara fisik, maupun mental terhadap suatu perubahan dilingkungannya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam (Anoraga, 1992: 108). Banyak hal didalam kehidupan ini yang mengakibatkan stres, baik itu stress yang disebabkan oleh pekerjaan maupun diluar pekerjaan. Berdasarkan survey wall stret journal dilaporkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan orang stres pada pekerjaan diantaranya yaitu tidak melakukan pekerjaan sesuai yang diinginkan, kesukaran mengatasi pekerjaan, bekerja terlalu keras, rekan ditempat kerja dan atasan yang sukar (dalam Robbins, 2002: 307).Robbins (2010: 16) menyatakan stress merupakan reaksi negative dari orang-orang yang mengalami tekanan berlebihan yang dibebankan kepada mereka akibat tuntutan, hambatan, atau peluang yang terlampau banyak. Stres tidak selalu berkonotasi negatif meskipun sering kali dipandang negatif, stres bisa berpengaruh positif , terutama jika memberiakn manfaat potensial, satu hal yang harus dipahami mengenai stres yaitu hanya karena kondisinya memungkinkan bagi stres untuk muncul, bukan berarti stres akan terjadi. Dua kondisi diperlukan untuk mengubah stress potencial menjadi stes aktual yaitu: pertama harus terdapat ketidakpastian akan hasil yang terjadi dan ke dua hasilnya benar - benar penting. Sedangkan Ivansevich, dkk (2007; 295) menyatakan bahwa stres merupakan suatu respon adaptif, di moderasi oleh perbedaan individu yang merupakan konsekuensi dari setiap tindakan, situasi atau peristiwa yang memberikan tuntutan khusus terhadap seseorang.Menurut Beehr dan Newman (dalam Luthan, 2007; 441) mendefinisikan stres kerja sebagai kondisi yang muncul dari interaksi antara manusia dan pekerjaan serta dikarakterasasikan oleh perubahan manusia yang memaksa mereka untuk menyimpang dari fungsi normal mereka. Sedangkan Stres didefinisikan sebagai respon adaptif terhadap situasi eksternal yang menghasilkan penyimpangan fisik, psikologis dan perilaku pada anggota organisasi (Luthan, 2007; 441). Mangkunegara (2002; 157) menyatakan bahwa stres kerja adalah suatu perasaan yang menekan atau suatu rasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaannya. Dari pendapat-pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa stress kerja adalah suatu reaksi individu terhadap situasi eksternal yaitu pekerjaan dan lingkungan kerjanya yang juga melibatkan pihak organisasi atau perusahaan tempat individu bekerja, dipersepsikan sebagai hal-hal yang mengganggu dan mengancam individu yang menyebabkan perasaan tertekan sehingga mempengaruhi kondisi individu baik emosi, fisik maupun mental yang akhirnya mengakkibatkan dampak negatif baik bagi perusahaan dan juga individu itu sendiri. Ada beberapa alasan mengapa masalah stres yang berkaitan dengan organisasiperlu diangkat ke permukaan pada saat ini (Nimran, 1999: 79-80 dalam Novitasari, 2007: 1). Karena beberapa faktor diantaranya adalah: 1. Masalah stres adalah masalah yang akhir-akhir ini hangat dibicarakan, danposisinya sangat penting dalam kaitannya dengan produktifitas kerja karyawan.2. Selain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersumber dari luar organisasi, stres juga banyak dipengaruhi oleh faktor - faktor yang berasal dari dalam organisasi itu sendiri. Oleh karenanya perlu disadari dan dipahami keberadaannya.3. Pemahaman akan sumber-sumber stres yang disertai dengan pemahaman terhadap cara-cara mengatasinya, adalah penting sekali bagi karyawan dan siapa saja yang terlibat dalam organisasi demi kelangsungan organisasi yang sehat dan efektif.4. Banyak di antara kita yang hampir pasti merupakan bagian dari satu ataubeberapa organisasi, baik sebagai atasan maupun sebagai bawahan, pernah mengalami stres meskipun dalam taraf yang amat rendah.5. Dalam zaman kemajuan di segala bidang seperti sekarang ini manusia semakin sibuk. Di satu pihak peralatan kerja semakin modern dan efisien, dan di lain pihak beban kerja di satuan-satuan organisasi juga semakinbertambah. Keadaan ini tentu saja akan menuntut energi pegawai yang lebih besar dari yang sudah-sudah. Sebagai akibatnya, pengalaman - pengalaman yang disebut stres dalam taraf yang cukup tinggi menjadi semakin terasa. Masalah-masalah tentang stres kerja pada dasarnya sering dikaitkan denganpengertian stres yang terjadi di lingkungan pekerjaan, yaitu dalam proses interaksi antara seorang karyawan dengan aspek-aspek pekerjaannya. Di dalam membicarakan stres kerja ini perlu terlebih dahulu mengerti pengertian stres secara umum. Dalam bekerja hampir setiap orang mempunyai stres yang berkaitan denganpekerjaan mereka.Menurut Beer dan Newman 1978 (Dalam Sutarto Wijono, 2010: 121) stres kerja adalah suatu kondisi yang muncul akibat interaksi antara individu dengan pekerjaan mereka, dimana terdapat ketidaksesuaian karakteristik danperubahan - perubahan yang tidak jelas yang terjadi dalam perusahaan. Gibson dkk1996: 339 (Dalam Retraningtyas, 2005: 7), menyatakan bahwa stres kerja adalah suatu tanggapan penyesuaian diperantarai oleh perbedaan - perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar lingkungan, situasi, atau peristiwa yang menetapkanpermintaan psikologis dan atau fisik berlebihan kepada seseorang. Stres kerja menurut Kahn dkk (dalam Cooper2003) merupakan suatu proses yang kompleks, bervariasi, dan dinamis dimana stressor, pandangan tentang stres itu sendiri, respon singkat, dampak kesehatan, dan variabel-variabelnya saling berkaitan. Selye (dalam Ashar Sunyoto, 2008: 372) menyatakan bahwa stres kerja dapat diartikan sebagai sumber atau stressor kerja yang menyebabkan reaksi individuberupa reaksi fisiologis, psikologis, dan perilaku.Sedangkan definisi stress Beehr dan Franz (dalam Retnaningtyas, 2005: 8), mendefinisikan stres kerja sebagai suatu proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman atau tegang karena pekerjaannya, tempat kerja atau situasi kerja tertentu. Menurut Phillip L (dikutip Jacinta, 2002), seseorang dapat dikategorikan mengalami stres kerja bila:1. Urusan stres yang dialami melibatkan juga pihak organisasi atau perusahaan tempat individu bekerja. Namun penyebabnya tidak hanya di dalam perusahaan, karena masalah rumah tangga yang terbawa ke pekerjaan dan masalah pekerjaan yang terbawa ke rumah dapat juga menjadi penyebab stres kerja.2. Mengakibatkan dampak negatif bagi perusahaan dan juga individu. Oleh karenanya diperlukan kerjasama antara kedua belah pihak untuk menyelesaikan persoalan stres tersebut Secara umum, seseorang yang mengalami stres pada pekerjaan akan menampilkan gejala - gejala yang meliputi tiga aspek, yaitu : Physiological, Psychological dan Behavior. (Robbins, 2003: 800-802).a. Fhysiological, memiliki indikator yaitu: terdapat perubahan pada metabolisme tubuh, meningkatnya kecepatan detak jantung dan napas, meningkatnya tekanan darah, timbulnya sakit kepala dan menyebabkan serangan jantung. b. Psychological, memiliki indikator yaitu: terdapat ketidakpuasan hubungan kerja, tegang, gelisah, cemas, mudah marah, kebosanan dan sering menunda pekerjaan. c. Behavior, memiliki indikator yaitu: terdapat perubahan pada produktivitas, ketidakhadiran dalam jadwal kerja, perubahan pada selera makan, meningkatnya konsumsi rokok dan alkohol, berbicara dengan intonasi cepat, mudah gelisah dan susah tidur. Kreitner dan Kinicki (2005) mendefinisikan stres sebagai respon adaptif dihubungkan oleh karaktersitik atau proses psikologis individu, yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan eksternal, situasi, atau peristiwa yang menempatkan tuntutan psikologis/fisik khusus pada seseorang. Charles D, Spielberger (dalam Handoyo, 2001) menyebutkan bahwa stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga bisa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.Sedangkan Gibson mengemukakan bahwa stress kerja dikonseptualisasi dari beberapa titik pandang, yaitu stres sebagai stimulus, stres sebagai respon dan stres sebagai stimulus-respon. Stres sebagai stimulus merupakan pendekatan yang menitik beratkan pada lingkungan. Definisi stimulus memandang stres sebagai suatu kekuatan yang menekan individu untuk memberikan tanggapan terhadap stresor. Pendekatan ini memandang stres sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan dengan respon individu. Pendekatan stimulus respon mendefinisikan stres sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan dengan respon individu. Stres dipandang tidak sekedar sebuah stimulus respon, melainkan stres merupakan hasil interaksi unik antara kondisi stimulus lingkungan dan kecenderungan individu untuk memberikan tanggapan.Sondang Siagian (2008) menyatakan bahwa stres merupakan kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan fikiran, dan kondisi fisik seseorang. Stres yang tidak bisa diatasi dengan baik biasanya berakibat pada ketikmampuan orang beriteraksi secara positif dengan lingkungannya, baik dalam lingkungan pekerjaan maupun lingkungan luarnya. Artinya, karyawan yang bersangkutan akan menghadapi berbagai gejala negatif yang pada gilirannya berpengaruh pada prestasi kerja.

2.2.2 Gejala Stres KerjaLucas dan Wilson (1989: 10) memaparkan bahwa gejala-gejala stres kerja yang meliputi empat asfek yaitu:1. Gejala-gajala fisik2. Gejala emosional3. Gejala intelektual4. Gejala interpersonalSedangkan Robbins (2002:309) mengatakan bahwa gejala stres kerja dibagi dalam tiga kategori umum yaitu: 1. Gejala fisiologis2. Gejala psikologis dan 3. Gejala stres perilaku

3 2.2.3 Dampak atau akibat stres kerjaStres mempunyai dampak yang beraneka ragam, ada yang bersifat positif ada pula yang bersifat negative. Dampak positif diantaranya merangsang untuk bekarja lebih keras, meningkatkan prestasi kerja dan meningkatkan aspirasi untuk menjalankan hidup lebih baik. Sedangkan dampak stress yang bersifat negative sifatnya mengganggu secara potensial dan sangat berbahaya baik bagi individu maupun organisasi.Menurut Luthan (2006: 456) dampak stress dan konflik terdiri dari :a. Dilihat dari Fisik, masalah kesehatan fisik yang berhubungan dengan stress adalah: masalah sistem kekebalan tubuh, masalah kardiovaskular, masalah pada otot dan rangka, dan masalah pada perut misalnya diare dan sembelit.b. Dilihat dari psikologis, disertai dengan kecemasan, kemarahan, depresi, gelisah, cepat marah, tegang dan bosan. Jenis masalah psikologis akibat stress tersebut relevan dengan kinerja yang buruk, penghargaan diri yang rendah, benci pada pengawasan, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dan membuat keputusan dan ketidakpuasan kerja. Hasil stress ini dapat mengakibatkan kerugian langsung pada organisasi.

4 2.2.4 Cara Mengelola Stres Menurut Robbins (2010: 17) memberikan tips-tips untuk mengurangi stress yaitu manajer dapat melakukannya dengan mengendalikan faktor - faktor organisasi tertentu untuk mengurangi stres kerja dan menawarkan bantuan terhadap stres dalam kehidupan pribadi, sampai batas tertentu. Hal - hal yang biasa dilakuakn manajer terkait faktor-faktor penyebab stres pada pekerjaan dimulai dari karyawan. Manajer perlu memastikan bahwa kemampuan seorang karyawan sesuai dengan persyaratan atau kemampuannya. Ketika tuntutan kerja di luar kemampuan karyawan, tingkat stres mereka biasanya tinggi. Cara yang paling halus memberikan konseling kepada karyawan ini bisa memberikan keringanan stress.Luthan (2006: 459) cara mengelola stres dapat menggunakan beberapa pendekatan, yaitu:a. Pendekatan individuSeorang karyawan seharusnya bertanggung jawab atas kesehatan diri sendiri.Perlu melakukan teknik-teknik manajemen, waktu, meningkatkan latihan fisik, relaksasi, mengendalikan perilaku, terapi kognitif dan perluasan jaringan sosial.b. Pendekatan organsisiDi dalam pendekatan organisasi dapat dilihat beberapa hal yang dapat mengakibatkan stress yaitu tuntutan tugas dan peran dalam struktur organisasi dikendalikan oleh manajemen. Dengan demikian untuk mengurangi stres faktor dapat di modifikasi atau dirubah, mempertimbangkan kembali strategi yang digunakan oleh manajemen yaitu dengan melakukan perbaikan seleksi personal dan penempatan kerja, penggunaan dan penempatan tujuan yang realistis, perancangan ulang pekerjaan, peningkatan kelebihan karyawan, perbaikan komunikasi organisasi dan program kesejahteraan karyawan.Sedangkan menurut Yales (dalam, Rini, 2002) mengungkapkan delapan langkah dalam mengatasi stres kerja, yaitu:a. Pertahankan kesehatan tubuh sebaik mungkin, usahakan berbagai cara agar tidak sakitb. Terimalah diri anda apa adanya, segala kekurangan dan kelebihan, kegagalan maupun keberhasilan sebagai bagian dari kehidupan anda.c. Tetaplah mamilihara hubungan persahabatan yang indah yang anda anggap paling bisa di ajak curhatd. Lakukan tindakan positif dan konstruktif dalam mengatasi sumber stres anda di dalam pekerjaan dan selalu mencari solusi atas masalah yang dihadapi di dalam melakukan pekerjaane. Tetaplah memelihara hubungan sosial dengan orang-orang yang berada di luar lingkungan anda misalanya tetangga atau kerabat dekatf. Berusaha mempertahankan aktivitas yang kreatif di luar pekerjaan misalanya olah ragag. Melibatkan diri dalam pekerjaan yang berguna misalnya kegiatan sosial dan agamah. Gunakan metode analisa yang cukup ilmiah dan rasional dalam melihat dan menganalisa stres kerja anda.

2.2.5 Prestasi KerjaMangkunegara (2002: 67) mengatakan pengertian kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.Menurut Dharma (1991: 01), prestasi adalah sesuatu yang dikerjakan atau produk/jasa yang dihasilkan atau diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja adalah kemampuan seseorang atau sekelompok orang dalam menghasilkan produk atau jasa melalui aktivitas dalam suatu proses kerja yang hasil kerjanya sesuai dengan standar yang ditentukan. Untuk menilai prestasi kerja karyawan pada perusahaan/organisasi, objek penilaian harus sinkron dengan tujuan penelitian. Apabila tidak sinkron dapat terjadi kekeliruan penililaian tentang prestasi kerja karyawan yang diinginkan. Agar penilaian dapat di andalkan, harus dibentuk suatu system yang tepat dan baik. Menurut Susilo (2000: 108), indicator penilaian prestasi kerja diarahkan pada:a. Kecapan kerjab. Kualitas pekerjaanc. Pengenmbangand. Tanggung jawabe. Prakarsaf. Ketabahang. Kejujuranh. Loyalitasi. Kerja sama danj. Tingkah laku

2.2.6 Faktorfaktor Yang Mempengaruhi Prestasi KerjaPara pimpinan organisasi sangat menyadari adanya perbedaan prestasi kerja antara yang satu dengan yang lainnya, walau karyawan-karyawan bekerja pada tempat yang sama namun presatasi mereka tidaklah sama. Ivancevich, dkk (2007; 82) Ada tiga perangkat yang mempengaruhi perilaku dan prestasi kerja, yaitu:a. Variabel individu, terdiri dari:1. Faktor geografis: usia, ras, dan jenis kelamin2. Kemampuan dan keterampilan: mental dan fisik3. Latar belakang: keturunan, tingkat sosial dan penggajianb. Variabel Organisasi, terdiri dari:1. Kepimpinan2. Imbalan3. Struktur4. Sumber daya5. Desain pekerjaanc. Variabel psikologis, terdiri dari:1. Persepsi 2. Sikap3. Kepribadian4. Belajar5. MotivasiSedangkan Menurut Tiffin dan Me. Cormick (dalam srimulyo, 1999:40) ada dua variabel yang mempengaruhi prestasi kerja yaitu: a. Variabel individual, meliputi: sikap, karakteristik, sifat fisik, minat dan motifasi, penagalaman, umur, jenis kelamin, dan pendidikan.

b. Variabel situsional:1. Faktor fisik dan pekerjaan, terdiri dari: model kerja, kondisi dan desain perlengkapan kerja, penataan ruang dan lingkungan fisik (penyinaran, temperatur dan fentilasi) 2. Faktor sosial dan organisasi, meliputi: peraturan-paraturan yang ada didalam organisasi tersebut, sifat organiasi, jenis pelatihan dan pengawasan, sostem upah dan lingkungan sosial.

2.2.7 Pengukuran Prestasi KerjaMerupakan suatu proses organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Untuk melakukan pengukuran terhadap prestasi kerja karyawan banyak faktor-faktor yang mempengaruhi. Mangkunegara (2002: 75) menyebutkan faktor yang mempengaruhi pengukuran prestasi kerja karyawan yaitu presati kerja, dapat atau tidaknya di andalkan dan sikap. Sedangkan Hasibuan (2002; 95) memaparkan sebelas faktor yang mempengaruhi pengukuran prestasi kerja yaitu: kesetian, prestasi kerja, kejujuran, kedisiplinan, kreativitas, kerja sama, kepimimpinan, kepribadian, prakarsa, kecakapan dan tanggung jawab. Dasar inilah yang dipakai peneliti sebagai dasar dalam menentukan indikator prestasi kerja.

2.2.8 Hubungan Antara Stres Kerja dan Prestasi Kerja Gibson dkk (1996: 348) mengatakan bahwa stressor kerja yang terlalu tinggi akan mengakibatkan tingkat stres kerja tinggi, karyawan berprestasi rendah, sukar tidur, lekas marah, kesalahan meingkat, keraguan dalam bekerja yang akhirnya mengakibatkan kinerja karyawan menurun.Penyebab stress atau sering disebut dengan stressor pada dasarnya menurut Handoko (2001: 200) terdapat dua sumber, yaitu yang pertama berasal dari pekerjaan atau stressor onthe-job dan sumber berasal dari luar pekerjaan atau off-the-job. Stresr kerja yang sedang cenderung memberikan dampak ketenangan dalam bekerja, persepsi tajam, sehingga kinerja karyawan meningkat. Sedangkan stressor kerja yang rendah berakibat timbulnya kebosanan, motivasi menurun, prestasi rendah, sikap acuh, sehingga kinerja karyawan rendah.Gambar 2.2Model Hubungan Stress dengan Prestasi Kerja Karyawan`TinggiPrestasi KerjaRendahStress KerjaTinggi

Sumber: Robin (1996:228-229)Menurut Robin (1996:228-229) menyatakan logika yang mendasari U terbalik itu adalah bahwa tingkat rendah sampai sedang dari stres merangsang tubuh dan meningkatkan kemampuan untuk bereaksi. Pada saat itulah individu sering melakukan tugasnya dengan lebih baik, lebih intensif atau lebih cepat. Tetapi terlalu banyak stres menaruh tuntutan yang tidak dapat dicapai atau kendala pada seseorang, yang mengakibatkan kinerja karyawan menjadi lebih rendah. Pola U terbalik ini juga memberikan reaksi terhadap stres sepanjang waktu, dan terhadap perubahan intensitas. Artinya stres tingkat sedang malahan dapat mempunyai pengaruh yang negatif pada kinerja jangka panjang karena intensitas stres yang berkelanjutan itu meruntuhkan individu itu dan melemahkan sumber daya energinya.

2.3 Kerangka PikirDari penjelasan di atas dapat disusun kerangka pikir yang menunjukkan hubungan antara antara stress kerja dengan prestasi kerja.Gambar 2.3Pengaruh stress kerja terhadap prestasi kerja karyawanPrestasi kerjaIndikator1. Kejujuran2. Kedisiplinan3. Kerjasama4. Kreativitas5. Tanggung jawabStress kerjaIndikator1. Perasaan cepat bosan2. Perasaan mudah marah3. Gangguan badaniah4. Berbicara cepat dan tidak jelas5. Tidak fokus dalam bekerja

Dari kerangka pikir menyatakan bahwa stress kerja yang berindikator: perasaan cepat bosan, perasaan mudah murah, gangguan badaniah, berbicara cepat dan tidak jelas dan tidak fokus dalam bekerja. Robbins (2010;17) stress kerja diduga berpengaruh terhadap prestasi kerja. yang berindikator: kejujuran, kedisplinan, kerja sama, kreativitas dan tanggung jawab (Hasibuan, 2002:95).

2.4 HipotesisBerdasarkan perumusan masalah dan tinjauan pustaka di atas maka dapat diajukan suatu hipotesis yakni: diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara stres kerja terhadap kerja karyawan pada Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Malang.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1 Lokasi PenelitianLokasi penelitian ini dilakukan pada kantor BRI (Persero) Tbk. Cabang Malang yang terletak di JL. Kawi No. 20 - 22 Malang.

3.1.1 Jenis penelitianJenis penelitian yang lakukan ini adalah penelitian survey, dimana peneliti melakukan observasi dalam pengumpulan data, peneliti hanya mencatat data seperti apa adanya, menganalisis dan menafsirkan data tersebut. Menurut Singarimbun (1995: 3), penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan yang pokok.

3.1.2 Populasi dan Sampela. Pengertian Populasi Menurut Widayat dan Amirullah (2002: 58) yang dimaksud populasi adalah: Merupakan keseluruhan dari kumpulan elemen yang memiliki sejumlah karakteristik umum, yang terdiri dari bidang-bidang yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini yaitu para karyawan tetap BRI (Persero) Tbk. Cabang Malang khususnya bagian frontliner, yang pada saat dilakukan penelitian yaitu berjumlah sebanyak 35 karyawan.b. SampelPengertian sampel menurut Sugiyono (2006: 57) adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian. Selain itu adanya pengambilan sampel dimaksudkan untuk memperoleh keterangan mengenai obyek-obyek penelitian dengan cara mengamati sebagian populasi. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. c. Teknik Pengambilan SampelDalam penelitian ini seluruh karyawan BRI (Persero) Tbk. cabang Malang dijadikan sampel sehingga penelitian ini adalah penelitian sensus atau populasi atau total sampel, teknik pengambilan sampelnya adalah total sampling, dimana seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Adapun yang menjadi landasan atau dasar dari jumlah pengambilan sampel adalah pendapat dari Arikunto (2006: 120) yang mengatakan: Apabila subyeknya kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua sehingga merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih dari 100 maka sampel yang diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% tergantung dari luas wilayah, dana, waktu dan tenaga.

3.2 Defenisi Operasional Variabel3.2.1 Variabel Bebas Adalah variabel dalam hubungannya dengan variabel lain bertindak sebagai penyebab atau mempengaruhi variabel lain. Yang merupakan variabel bebas dalam penelitian ini adalah stress kerja (X) adalah kondisi ketegangan yang dialami karyawan baik yang berasal dari individu maupun organisasi serta dapat mempengaruhi kinerja dan kelangsungan hidup organisasi. Indikator stres kerja sebagai berikut:1. Perasaan cepat bosan2. Perasaan mudah marah3. Gangguan badaniah4. Berbicara cepat dan tidak jelas5. Tidak fokus dalam bekerja3.2.2 Variabel terikatAdalah variabel yang tergantung pada variable lain atau dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Yang merupakan variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi kerja (Y) yaitu kemampuan karyawan dalam pemenuhan baik secara kualitas, kuantitas dan waktu penyelesaian pekerjaan. Indikator-indikator dari prestasi kerja yaitu:a. KejujuranMalaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan perjanjian baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lainb. KedisiplinanKedisplinan adalah patuh terhadap peraturan - peraturan yang ada dan melakukan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang diberikanc. Kerja samaKerjasama adalah keadilan keryawan dalam berpartisipasi serta bekerja sama dengan karyawan lainnya secara vertical maupun horizontal didalam maupun diluar pekerjaannya sehingga menghasilakan pekerjaan yang lebih baikd. KreativitasKemampuan karyawan untuk mempunyai idea tau gagasan baru untuk meningkatkan prestasi kerjae. Tanggung JawabTanggung jawab adalah kesedian karyawan dalam mempertanggung jawabkan kebijaksanaannya, pekerjaan dan hasil kerjanya, sarana dan prasana yang digunakan serta perilaku kerjanya.

3.3 Jenis Dan Sumber Data3.3.1 Data PrimerData primer adalah merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data primer ini diperoleh dengan cara menyebarkan kusioner kepada sampel, yang menggali informasi tentang tanggapan responden terhadap stress kerja dan prestasi kerja atau dengan kata lain data yang diperoleh langsung dari sumbernya atau objek penelitian. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari jawaban kuisioner yang disebarkan pada responden.

3.3.2 Data SekunderSedangkan data sekunder merupakan data yang tidak diperoleh dari sumbernya secara langsung melainkan diperoleh dari pihak lain dan sudah diolah diantaranya data jumlah karyawan, struktur organisasi, dan lain-lain.

3.4 Teknik Pengumpulan DataTeknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi lapang yaitu suatu cara untuk memperoleh atau mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan secara langsung kepada objek yang bersangkutan, sedangkan teknik pengumpulan datanya adalah sebagai berikut:1. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data berdasarkan pengamatan penelitian terhadap objek penelitian.2. Kusioner, yaitu sebagai alat pengmbil data yang pokok kemudian diadakan pengolahan terhadap data yang diperoleh3. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dengan pihak perusahaan terkait dengan masalah stress dan prestasi kerja.

3.5 Teknik Pengukuran Variabel Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kualitatif. Dari data ini diubah menjadi data kuantitatif dengan menggunakan skala Likert. Skala linkert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tertentu tentang fenomena sosial (Sugiono, 2000; 73-74). Adapun keperluan data kuantitatif, maka skor penilaian jawaban responden adalah sebagai berikut:

1. Variabel stres kerjaa. Jawaban A, (sangat sering), diberi skor 4, mengindikasikan bahwa stres kerja sangat tinggi. b. Jawaban B, (sering), diberi skor 3, mengindikasikan bahwa stres kerja tinggi.c. Jawaban C, (pernah), diberi skor 2, mengindikasikan bahwa stres kerja rendah.d. Jawaban D, (tidak pernah), diberi skor 1, mengindikasikan bahwa stres sangat rendah.2. Variable prestasi kerjaa. Jawaban A, (sangat sering), diberi skor 4, mengindikasikan bahwa prestasi kerja sangat tinggi.b. Jawaban B, (sering), diberi skor 3, mengindikasikan bahwa prestasi kerja tinggi.c. Jawaban C, (pernah), diberi skor 2, mengindikasikan bahwa prestasi kerja rendah.d. Jawaban D, (tidak pernah), diberi skor 1, mengindikasikan bahwa prestasi sangat rendah.

3.6 Uji Instrumen3.6.1 Uji Validitas DataValiditas adalah data suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2002; 149). Suatu intrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau dapat mengungkapkan data dari variable yang diteliti secara tepat. Sedangkan instrument dikatakan tidak valid apabila mempunyai validitas rendah.Pada penelitian ini menggunakan validitas pearson berdasarkan korelasi Product Moment, adapun kriteria pengujiannya yaitu jika nilai korelasi ( r ) hitung setiap item pertanyaannya lebih besar nilai dari r tabel korelasi product moment.Nilai r hitung dapat diperoleh berdasrkan rumus sebagai berikut:Keterangan:r = Korelasi produk momen = Jumlah perkalian skor item dengan skor total = Jumlah skor kuadrat skor item = Jumlah skor Kuadrat skor item3.6.2 Uji RealibilitasRealibilitas menunjukkan suatu pengertian bahwa instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat dijadikan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Instrument yang baik tidak akan mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Pada penelitian ini, penulis menggunakan perhitungan realibilitas dengan rumus Alpha Crombach sebagai berikut:Alpha Crombach =

Keterangan :A = Realibitas instrumentk = Banyaknya butir pertanyaan = Jumlah varian butir = Jumlah varian totalInstrument dinyatakan reliabel apabila memiliki koefiesien keandalan reliabilitas () sebesar 0,6 atau lebih. Bila () < 0,6, instrument tidak reliabel.

3.7 Teknik Analisis Data Sebelum melakukan analisis, data instrument perlu diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas menggunakan teknik korelasi product moment sedangkan uji reliabilitas dengan bantuan SPSS menggunakan rumus Spearman - Brown.3.7.1 Rentang skalaUntuk mengetahui tinggi rendahnya tingkat stress dan prestasi kerja maka digunakan analisis rentang skala. Rentang skala adalah alat yang digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui kriteria penilaian variabel penilitian khususnya tingkat stres kerja dan prestasi kerja karyawan, dengan rumus rentang skala (Umar, 2001: 225). Adapun rumus rentang skala adalah: =Di mana :Rs = Rentang skalan = Jumlah sampelm = Jumlah alternatif jawabanBerdasarkan rumus diatas, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut :

RS =

= = 26,25 (dibulatkan menjadi 26 responden)Tabel 3.1Pengukuran Variabel Stress Kerja dan Prestasi KerjaKriteria

Stress kerjaPrestasi kerja

35-60Sangat rendahSangat rendah

61-86RendahRendah

87-112TinggiTinggi

113-138Sangat tinggiSangat tinggi

3.7.2 Regresi Linear SederhanaMetode analisis data regresi linear sederhana ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh variabel stress terhadap variabel prestasi kerja. Adapun rumus regresi linier sederhana adalah sebagai berikut: Y = a+bX+Dimana :Y = Prestasi Kerjaa = Konstantab = Koefisien regresiX = Stress kerja e = Standar Eror

3.7.3 Uji HipotesisUji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji F, digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel stress kerja terhadap variabel prestasi kerja secara simultan.

Fhitung = Di mana:R2= koefisien determinasik= jumlah variabel bebasn= banyaknya sampelPenolakannya hipotesa atas dasar signifikasi pada taraf nyata 5% (taraf kepercayaan 95%) dengan kriteria:a. Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada pengaruh secara simultan antara stress kerja terhadap prestasi kerja karyawan.b. Jika Fhitung Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh secara simultan antara stress kerja terhadap prestasi kerja karyawan.

36