BAB I-II-III(1)Udah Di Tmbah Kharitsprint

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evaluasi merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi untuk menentukan nilai, mengetahui manfaat objek evaluasi, mengontrol, memerbaiki, dan mengambil keputusan mengenai suatu objek yang hars dievaluasi. Dalam bidang pendidikan sendiri ada dua jenis evaluasi, yaitu evaluasi hasil belajar dan evaluasi program pembelajaran. Pada mekalah ini kami membahas tentang evaluasi program pendidikan, di dalam ilmu evaluasi program pendidikan sendiri, ada banyak model yang diperkenalkan dan dipergunakan oleh beberapa para ahli evalausi untuk mengevaluasi keterlaksanaan program. Meskipun antara satu dengan yang lain berbeda baik dari segi tujuan dan latar belakang pendapat yang berbeda pula, akan tetapi maksudnya sama yaitu melakukan kegiatan pengumpulan data atau informasi yang berkenaan dengan objek yang dievaluasi, yang tujuannya menyediakan bahan bagi pengambil keputusan dalam menentukan tindak lanjut suatu program. Dalam hal ini Stepphen Isaac (1986 dalam Arikunto, 2004) membedakan adanya empat hal yang 1

Transcript of BAB I-II-III(1)Udah Di Tmbah Kharitsprint

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahEvaluasi merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi untuk menentukan nilai, mengetahui manfaat objek evaluasi, mengontrol, memerbaiki, dan mengambil keputusan mengenai suatu objek yang hars dievaluasi. Dalam bidang pendidikan sendiri ada dua jenis evaluasi, yaitu evaluasi hasil belajar dan evaluasi program pembelajaran.Pada mekalah ini kami membahas tentang evaluasi program pendidikan, di dalam ilmu evaluasi program pendidikan sendiri, ada banyak model yang diperkenalkan dan dipergunakan oleh beberapa para ahli evalausi untuk mengevaluasi keterlaksanaan program. Meskipun antara satu dengan yang lain berbeda baik dari segi tujuan dan latar belakang pendapat yang berbeda pula, akan tetapi maksudnya sama yaitu melakukan kegiatan pengumpulan data atau informasi yang berkenaan dengan objek yang dievaluasi, yang tujuannya menyediakan bahan bagi pengambil keputusan dalam menentukan tindak lanjut suatu program.Dalam hal ini Stepphen Isaac (1986 dalam Arikunto, 2004) membedakan adanya empat hal yang dipergunakan untuk membedakan ragam model evaluasi, yaitu :a. Berorientasi pada tujuan (goal oriented)b. Berorientasi pada keputusan (decision oriented)c. Berorientasi pada kegiatan dan orang-orang yang menanganinya (transactional oriented) dand. Berorientasi pada pengaruh dan dampak program (research oriented)Model evaluasi Tyler merupakan salah satu bentuk model evaluasi yang dikembangkan oleh beberapa ahli. Model evaluasi ini dikembangkan oleh pendiri dari model evaluasi ini sendiri yaitu Ralph Winfred Tyler yang berbentuk model evaluasi berbasis tujuan yang secara umum digunakan untuk mengukur apakah tujuan yang diterapkan oleh kebijakan suatu program sesuai atau tidak.Hal itulah yang menarik perhatian kami untuk menyusun makalah ini, kami berharap makalah ini akan menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan evaluasi kebijakan pendidikan.

B. Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi program pembelajaran?2. Bagaimana model evaluasi Tyler?3. Bagaimana aplikasi model evaluasi kebijakan pada program pembelajaran?4. Apasaja kelebihan dan kelemahan model evaluasi Tyler?

C. Tujuan Penuliasan1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian evaluasi pembelajaran.2. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana model evaluasi dari Tyler.3. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana aplikasi model evaluasi kebijakan pada program pembelajaran.4. Untuk mengetahui dan memahami apasaja kelebihan dan kelemahan model evaluasi Tyler.

BAB IIPEMBAHASAN1. Evaluasi Program PembelajaranMenurut Ralph Tyler (1950) evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dalam sebuah program.Dalam Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar proses dinyatakan bahwa evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan poses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:a. Membandingkan poses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar prosesb. Mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guruDalam Evaluasi program pembelajaran terdapat sasaran yang berupa pelaksanaan dan pengolahan pembelajaran lalu tahap pelaksanaan evaluasi (untuk menentukan tujuan dari proses pembelajaran dan strateginya, menentukan desain evaluasi yang mencakup rencana evaluasi, penyusunan instrumen penilaian untuk memperoleh data siswa dengan menggunakan kuisioner ataupun lembar pengamatan, pengumpulan data(ini agar dapat mengetahui tentang hasil pembelajaran yang biasanya dilaksanakan setiap akhir pelaksanaan pembelajaran), analisis dan interprestasi (ini hasil dari evaluasi proses pembelajaran),interprestasi penafsiran(hasil analisis proses pembelajaran), dan tindak lanjut (ini merupakan kegiatan menindaklanjuti hasil analisis dan interprestasi agar meningkatkan mutu pembelajaran)

2. Model Evaluasi TylerNama model evaluasi ini diambil dari nama pengembangnya yaitu Ralph W. Tyler. Dalam buku Basic principles of curriculum and instruction (1950) ia menyatakan bahwa proses evaluasi esensinya adalah suatu proses dan kegiatan yang dilakukan oleh seorang evaluator untuk menentukan pada kondisi apa tujuan bisa dicapai. Tayler juga banyak mengemukakan ide dan gagasannya tentang evaluasi. Salah satu sebab dari buku tersebut diberinya judul how can the effectiveness of learning experience be evaluated? Model ini dibangun atas dua dasar pemikiran : Pertama, evaluasi ditujukan pada tingkah laku peserta didik. Kedua, harus dilakukan pada tingkah laku awal peserta didik sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran dan sesudah melaksanakan kegiatan pembelajaran (hasil). Dasar pemikiran yang kedua ini menunjukkan bahwa seorang evaluator harus dapat menentukan perubahan tingkah laku apa yang terjadi setelah peserta didik mengikuti pengalaman belajar tertentu, dan menegaskan bahwa perubahan yang terjadi merupakan perubahan yang disebabkan oleh pembelajaran.Evaluasi berorientasi program dari Tyler ini didesain untuk menggambarkan sejauh mana tujuan program telah dicapai. Tyler menggunakan kesenjangan antara apa yang diharapkan dan apa yang berhasil diamati untuk memberikan masukan terhadap kekurangan dari suatu program. Pendekatan ini memfokuskan pada tujuan spesifik dari program dan sejauh mana prorgam ini telah berhasil mencapai tujuan tersebut.Dalam bidang pendidikan, kegiatan yang bisa dievaluasi oleh pendekatan ini bisa saja sesimpel kegiatan harian di kelas atau bahkan kegiatan kompleks yang melibatkan seluruh sekolah. Hasil yang diperoleh dari evaluasi ini nantinya dapat dipakai untuk merumuskan kembali tujuan dari kegiatan, mendefinisikan kembali kegiatan/program, prosedur penilaian dan perangkat yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuanModel ini secara konsep menekankan adanya proses evaluasi secara langsung didasarkan atas tujuan instruksional yang telah ditetapkan bersamaan dengan persiapan mengajar, ketika seorang guru berinteraksi dengan para siswanya menjadi sasaran pokok dalam proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar.Usaha memahami tujuan hidup memahami seorang siswa dalam proses belajar tidaklah mudah. Hal ini karena pada diri seorang siswa pada prinsipnya akan selalu terjadi perubahan, seiring dengan umur, hasil belajar dan tingkat pengalaman hidup seorang anak manusia. Dalam proses pembelajaran, tujuan perlu direncanakan oleh seorang guru, dengan prinsip bahwa untuk menentukan hasil perubahan yang diinginkan dalam bentuk perilaku siswa, seorang guru perlu melakukan evaluasi. Dengan evaluasi ini diharapkan seorang guru dapat menentukan derajat atau tingkat perubahan perilaku siswa yang terjadi, sebagai akibat perencanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru kepada siswa.Pemikiran Tyler ini secara logis bisa diterima dan juga mudah dipakai oleh para praktisi evaluasi pendidikan. Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru/praktisi pendidikan pasti akrab dengan tujuan umum dan tujuan khusus setiap kegiatan pendidikan. Penggunaan model Tyler memerlukan informasi perubahan tingkah laku terutama pada saat sebelum dan sesudah terjadinya pembelajaran. Istilah yang yang populer di kalangan guru adalah tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test) sebagai salah satu teknik pengukuran. Model ini mensyaratkan validitas informasi pada tes akhir. untuk menjamin validitas ini, maka perlu adanya kontrol dengan menggunakan desain eksperimen. Model Tyler ini juga disebut model Black box karena model ini sangat menekankan adanya tes awal dan tes akhir. Dengan demikian, apa yang terjadi dalam proses tidak perlu diperhatikan. Dimensi proses ini dianggap sebagai kotak hitam yang menyimpan segala macam teka-teki.Menurut Tyler, ada tiga prosedur yang harus dilakukan, yaitu :1. Menentukan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan evaluasi2. Menentukan situasi dimana peserta didik memperoleh kesempatan untuk menunjukkan tingkah laku yang berhubungan dengan tujuan3. Menentukan alat evaluasi yang akan dipergunakan untuk mengukur tingkah laku peserta didik.Tyler juga mendeskripsikan 6 tujuan dari sekolah (khususnya sekolah di amerika)1. Menguasai informasi2. Mengembangkan kebiasan kerja dan keterampilan belajar3. Mengembangkan cara berpikir yang efektif4. Menginternalisasikan sikap, minat, apresiasi dan kepekaan sosial5. Menjaga kesehatan fisik6. Mengembangkan filsafat hidupTyler menekankan perlu penyaringan tujuan umum sebelum menerimanya sebagai basis untuk mengevaluasi kegiatan. Dalam bidang pendidikan, cara mengnyaringnya dengan mengajukan pertanyaan yang bermakna mengenai filsafat, sosial dan pedagogis.3. Aplikasi Model Evaluasi Kebijakan dari Tyler pada Program PembelajaranPengembangan Model Kurikulum Tyler ini, lebih bersifat bagaimana merancang suatu kurikulum sesuai dengan tujuan dan misi suatu institusi pendidikan dengan demikian, model ini tidak menguraikan pengemabngan kurikulum dalam bentuk langkah-langkah kongkret atau tahapan-tahapan secar rinci. Tyler hanya memberikan dasar-dasar pengembangannya saja.Sebelum merencanakan suatu model kurikulum, Ralph W Tyler merumuskan empat pertanyaan mendasar yang harus terjawab dalam suatu pengembangan kurikulum. Pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain:1) What educational purpose should the school seek to attain? Apa tujuan pendidikan yang harus dicapai di sekolah?2) What educational experiences can be provided that are likely to attain these purposes? Apa pengalaman pendidikan yang dapat disediakan jika kita mencapai tujuan tersebut?3) How can these educational experiences be effectively organized? Bagaimana pengalaman pendidikan dapat diorganisir secara efektif?4) How can we determine whether these purposes are being attained? Bagaimana kita mampu memutuskan apakan tujuan ini telah tercapai?Menurut Tyler ada 4 hal yang dianggap fundamental untuk mengembangkan kurikulum yaitu:

objectivesSelecting Learning ExpriencesEvaluationOrganizing Learning Expriences

Menurut Tyler ada 4 hal yang dianggap fundamental untuk mengembangkan kurikulum yaitu:1. Menentukan TujuanMerumuskan tujuan kurikulum, sebenarnya sangat tergantung dari teori dan filsafat pendidikan serta model kurikulum apa yang dianut. Merumuskan tujuan merupakan langkah pertama dan utama yang harus dikerjakan. Sebab, tujuan merupakan arah atau sasaran pendidikan.1. Menentukan Pengalaman Belajar (Learning Experiences)Pengalaman belajar adalah segala aktifitas siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan. Pengalaman belajar bukanlah isi atau materi pelajaran dan bukan pula aktifitas guru memberikan pelajaran. Pengalaman belajar menunjukkan pada aktifitas siswa dalam proses pembelajaran. Dengan demikian yang harus dipertanyakan dalam pengalaman ini adalah apa yang akan atau telah dikerjakan siswa bukanapa yang akan atau telah diperbuat guru.1. Mengorganisasi Pengalaman BelajarLangkah ketiga dalam merancang suatu kurikulum adalah mengorganisasikan pengalaman belajar baik dalam bentuk unit mata pelajaran maupun dalam bentuk program. Langkah pengorganisasian ini sangatlah penting, sebab dengan pengorganisasian yang jelas akan memberikan arah bagi pelaksanaan proses pembelajaran. Sehingga menjadi pengalaman belajar yang nyata bagi siswa.1. EvaluasiProses evaluasi merupakan langkah untuk mendapatkan informasi tentang ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan evaluasi dapat ditentukan apakah kurikulum yang digunakan sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah atau belum. Evaluasi harus menilai apakah telah terjadi perubahan tingkah laku siswa dengan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dan juga evaluasi seharusnya menggunakan lebih dari satu alat penilaian dalam suatu waktu tertentu.Kebanyakan guru melakukan penilaian dengan memberikan tes kepada siswa. Bentuk kegiatan tes bagi siswa sebagai penilaian terhadap keberhasilan pembelajaran dilandasi asumsi bahwa suatu pembelajaran dianggap berhasil baik jika tujuan-tujuan belajar tercapai. Ketercapaian tujuan belajar tersebut tercermin dari hasil tes siswa. Oleh karena itu, tes sebagai alat (instrument) untuk melakukan penilaian selalu dibuat berdasarkan pada tujuan-tujuan belajar yang telah ditetapkan. Kegiatan penilaian seperti yang dilakukan guru adalah salah satu contoh penerapan pendekatan penilaian program yang berorientasi tujuan (objective-oriented approach). Tyler mendefinisikan penilaian pendidikan sebagai suatu proses untuk menentukan sejauhmana tujuan-tujuan pendidikan dari program sekolah atau kurikulum tercapai. Pendekatan penilaian yang dikemukakan Tyler ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:1. Menentukan tujuan secara jelas1. Mengklasifikasikan tujuan-tujuan tersebut1. Mendefinisikan tujuan-tujuan dalam istilah perilaku terukur1. Temukan situasi dimana prestasi atau tujuan dapat diperlihatkan1. Mengembangkan atau memilih teknik-teknik pengukuran1. Mengumpulkan data1. Membandingkan data kinerja dengan tujuan-tujuan yang dinyatakan dalam perilaku terukur.Langkah-langkah sebagaimana diuraikan di atas merupakan suatu siklus, artinya bahwa jika dari hasil membandingkan data kinerja dengan tujuan sudah diperoleh berupa kesenjangan-kesenjangan, maka perlu dilakukan perumusan/penentuan ulang tujuan program yang telah dievaluasi tersebut. Kalau kita simak secara seksama, langkah-langkah di atas terdiri dari dua bagian pokok, yaitu:1. Bagian yang terkait dengan kegiatan perencanaan program (langkah satu sampai tiga),1. Bagian yang secara langsung memang merupakankegiatan dalam tahap evaluasi program (langka empat dan selanjutnya). Dengan demikian, siklus kegiatan yang dimaksud sebenarnya lebih merupakan siklus kegiatan pengelolaan dan pengembangan program. Hal ini bisa dimaklumi oleh karena pemikiran ini dilahirkan dalam rangka pengembangan kurikulum.Pola pikir yang ditawarkan Tyler ini sangat logis dan dapat diterima secara ilmiah, bahkan mudah untuk ditiru atau dilakukan oleh para pelaksana penilaian pendidikan (evaluator). Salah satu penerapan model ini oleh Tyler adalah bagaimana melakukan pengukuran tes kemampuan awal siswa (pre-test) dibandingkan dengan hasil pengukuran paska kegiatan pembelajaran (post-test). Kegiatan ini menjadi salah satu teknik yang banyak berpengaruh terhadap cara-cara penilaian program pembelajaran di dunia pendidikan. Contoh yang dilakukan Tyler ini pula lah yang banyak dilakukan oleh guru-guru kita dalam melakukan penilaian keberhasilan program pembelajaan di kelas selama ini. Secara praktis, pendekatan ini memang tidak terlalu menyita waktu karena hanya dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran. Di samping itu, dengan pendekatan seperti ini sangat sejalan dengan tradisi pemikiran manajemen (pengelolaan) yang menempatkan kegiatan evaluasi sebagai kegiatan terakhir.Pengembangan Model Kurikulum Tyler ini, lebih bersifat bagaimana merancang suatu kurikulum sesuai dengan tujuan dan misi suatu institusi pendidikan dengan demikian, model ini tidak menguraikan pengemabngan kurikulum dalam bentuk langkah-langkah kongkret atau tahapan-tahapan secar rinci. Tyler hanya memberikan dasar-dasar pengembangannya saja.4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran TylerKekuatan utama dari pendekatan evaluasi berorientasi tujuan adalah kelugasannya. Pendekatan ini mudah dimengerti mudah diikuti, mudah diterapkan dan juga mudah disetujui untuk diteliti oleh direktur program. Pendekatan ini telah menstimulasi pengembangan teknik, prosedur pengukuran dan instrumen untuk berkembang. Literatur mengenai pendekatan ini pun berlimpah, ide kreatif dan model-model baru yang lahir dari pendekatan inipun banyak bermunculan. Dengan pendekatan ini pemilik program bisa melihat lebih jelas hasil pencapaian dari suatu program sehingga bisa menilai dan menimbang suatu program.Kesederhanaan Evaluasi Tyler juga merupakan kelebihan. Evaluator dapat memfokuskan kajian evaluasinya hanya pada satu dimensi kurikulum yaitu dimensi hasil belajar. Sedang dimensi dokumen dan proses tidak menjadi fokus evaluasi.Namun walau pendekatan ini banyak berguna, ada beberapa kritik yang muncul mengenai pendekaan berorientasi tujuan ini, seperti yang diungkapkan oleh fitzpatrick, sanders dan worthen sebagai berikut : a. Kurangnya komponen evaluasi yang riil, lebih menekankan mengukur tujuan pencapaian daripada keberhargaan tujuan itu sendirib. Kekurangan standar untuk mempertimbangkan kesenjangan yang penting antara hasil observasi dengan level kinerjac. mengabaikan nilai dari tujuan itu sendirid. mengabaikan alternatif penting dalam mempertimbangkan perencanaan programe. melupakan konteks mengenai objek evaluasi dilaksanakanf. mengabaikan hasil penting yang diperoleh yang tidak diungkapakan dalam tujuang. meninggalkan bukti informasi program yang tidak menggambarkan tujuan programh. menghasilkan pendekatan yang linier dan kurang fleksibel

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanEvaluasi suatu program merupakan suatu yang dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilan atau tolok ukur dari suatu program yang telah direncanakan sebelumnya. Evaluasi program sangat dibutuhkan sekali dalam pelaksanaan suatu program, tanpa adanya evaluasi program kita tidak bisa mengetahui seberapa jauh program berjalan.Model evaluasi Tyler merupakan suatu model evaluasi yang berdasarkan tujuan. Evaluasi berorientasi program dari Tyler ini didesain untuk menggambarkan sejauh mana tujuan program telah dicapai. Tyler menggunakan kesenjangan antara apa yang diharapkan dan apa yang berhasil diamati untuk memberikan masukan terhadap kekurangan dari suatu program. Pendekatan ini memfokuskan pada tujuan spesifik dari program dan sejauh mana prorgam ini telah berhasil mencapai tujuan tersebut.Pada model evaluasi ini Menurut Tyler, ada tiga prosedur yang harus dilakukan, yaitu :1 Menentukan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan evaluasi2 Menentukan situasi dimana peserta didik memperoleh kesempatan untuk menunjukkan tingkah laku yang berhubungan dengan tujuan3 Menentukan alat evaluasi yang akan dipergunakan untuk mengukur tingkah laku peserta didik.B. SaranDengan hasil makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, tidak hanya bagi kami sebagai penyusun makalah ini tetapi juga semua pihak yang memerlukannya, agar makalah ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam menambah wawasan tentang model pembelajaran Tyler. Dan demi sempurnanya makalah tugas kelompok Mata Kuliah Dasar Dasar Evaluasi Kebijakan ini maka kami selaku penyusun membuka dan menerima kritik yang bersifat membangun dari pembaca dan dosen pengampu.

DAFTAR PUSTAKAAnita Tarmizi. 2012. Model-Model Evaluasi Kuriulum. Diakses dari http://aadesti.blogspot.com/2012/12/modelmodel-evaluasi-kurikulum-oleh.html Pada hari Sabtu, 29 November 2014 21:00WIB.Femalia Komara.2010.Pendekatan Evaluasi Program. 2010. Diakses dari http://catatannana.blogspot.com/2010/11/pendekatan-evaluasi-program.html Senin 10 November 2014 pukul 12:37 WIB.NN. 2010. Diakses Dari http://shareit4us.blogspot.com/2010/06/model-evaluasi-program.html. Pada Jumat 31 oktober 2014 Pukul12:23 WIB.Palmer, Joy A.2003.50 Pemikir Nasional. Yogyakarta :JendelaSukardi.2012. Evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.Sukmadinata. Nana Syaodih.2005.Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktik.Rosdakarya:BandungWirawan.2011 Evaluasi Teori, Model, Standar Aplikasi dan Profesi .Rajawali Press: JakartaZainal Arifin. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. REMAJA ROSDAKARYA.

14