BAB I Hormon

41
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai fungsi untuk memacu atau menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan adanya hormon dalam tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik. Hormon berasal dari kata Hormaenin yang artinya memacu atau menggiatkan atau merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (sedikit), tetapi jika kekurangan atau berlebihan akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta proses metabolisme tubuh. Hormon merupakan suatu kelompok heterogen pesan- pesan kimia yang berperan mengkoordinasi aktifitas berbagai jaringan dalam tubuh. Hormon adalah suatu pesan kimia yang disintesa pada sel-sel khusus dan ditranspor ke sel sasarn yang jauh letaknya melalui darah. Untuk itu kita perlu mengetahui dan mengenal tentang hormon, baik itu pembagian, sekresi, dan peranannya dalam kehidupan, terutama dalam pengaruh perasaan.

description

Hormon

Transcript of BAB I Hormon

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangHormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai fungsi untuk memacu atau menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan adanya hormon dalam tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik.Hormon berasal dari kata Hormaenin yang artinya memacu atau menggiatkan atau merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (sedikit), tetapi jika kekurangan atau berlebihan akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta proses metabolisme tubuh.Hormon merupakan suatu kelompok heterogen pesan-pesan kimia yang berperan mengkoordinasi aktifitas berbagai jaringan dalam tubuh. Hormon adalah suatu pesan kimia yang disintesa pada sel-sel khusus dan ditranspor ke sel sasarn yang jauh letaknya melalui darah. Untuk itu kita perlu mengetahui dan mengenal tentang hormon, baik itu pembagian, sekresi, dan peranannya dalam kehidupan, terutama dalam pengaruh perasaan.Hormonologi yaitu ilmu yang mempelajari mengenai seluk beluk hormon. Pada makhluk hidup. Khususnya manusia hormon dihasilkan oleh kelenjar yang tersebar dalam tubuh. Cara kerja hormon di dalam tubuh tidak dapat diketahui secara cepat perubahannya, akan tetapi memerlukan waktu yang lama. Tidak seperti sistem saraf yang cara kerjanya dengan cepat dapat dilihat dari perubahannya. Hal ini karena hormon yang dihasilkan akan langsung diedarkan oleh darah melalui pembuluh darah, sehingga memerlukan waktu yang panjang.Dalam hal ini sistem endokrin merupakan suatu sistem yang dapat menjaga berlangsungnya integrasi kegiatan organ tubuh. Hormon yang dihasilkan oleh sistem endokrin ini memegang peranan yang sangat penting. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian hormon, jenis jenis hormon, mekanisme reaksi hormon dalam tubuh makhluk hidup, sifat sifat hormon, fungsi fungsi hormon, serta pengaruh dari kelebihan dan kekurangan hormon pada makhluk hidup.1.2. Rumusan Masalaha. apakah pengertian hormon?b. apa saja jenis jenis hormon?c. Bagaimana jalannya atau mekanisme reaksi hormon pada makhluk hidup?d. Bagaimana sifat-sifat hormon dalam makhluk hidup?e. Apakah fungsi-fungsi hormon bagi makhluk hidup?f. Apa saja pengaruh dari kelebihan dan kekurangan hormon pada makhluk hidup?

1.3. Tujuan PenulisanTujuan dari penulisan makalah ini, antara lain:a. Mengetahui pengertian hormonb. Mengetahui apa jenis jenis hormonc. Menjelaskan bagaiman jalannya atau mekanisme reaksi hormon dalam tubuh makhluk hidupd. Menjelaskan sifat-sifat hormon dalam makhluk hidupe. Mengetahui fungsi-fungsi hormon bagi makhluk hidupf. Menjelaskan pengaruh dari kelebihan dan kekurangan hormon pada makhluk hidup

BAB IIPEMBAHASAN2.1. Definisi HormonHormon berasal dari bahasa Yunani hormein, yang berarti memacu atau menggalakkan. Dalam kamus kesehatan, pengertian hormon adalah senyawa yang dihasilkan oleh organ tubuh tertentu, yang bekerja memacu fungsi organ tubuh tertentu sehingga akan terlihat hasilnya. Artinya, meskipun dibutuhkan dalam jumlah terbatas, namun fungsinya cukup menentukan. Hormon di tubuh kita dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar tersebut tidak memiliki saluran khusus sehingga hormon yang dihasilkan langsung diedarkan oleh darah. Proses pengeluaran hormon dari kelenjarnya disebut inkresi. Apabila sampai pada suatu organ target, maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan. Hormon umumnya mempunyai ciri -ciri tertentu yaitu : Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah tertentu, Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target, Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus, dan Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel target berlainan.2.2. Fungsi Hormon Secara UmumSecara umum hormon memiliki peranan atau fungsi yang sangat penting, yakni :a. Mengontrol pertumbuhan tubuh,b. Mengatur reproduksi, yang meliputi perkembangan sifat kelamin sekunder pada laki-laki dan perempuan,c. Mempertahankan homeostasis,d. Mengintegrasikan dan mengoordinasikan kegiatan antara sistem hormon dan saraf.2.3. Hormon Pada Manusia Hormon adalah suatu zat kimia yang bertugas sebagai pembawa pesan (chemical messenger), yang disekresikan oleh jaringan tertentu, dalam jumlah yang sangat kecil dan dan dibawa oleh darah menuju jaringan target di bagian dari tubuh untuk merangsang aktivitas biokimia atau psikologi yang khusus.Fungsi hormon selain mengatur beberapa aspek metabolisme, juga berfungsi mengatur pertumbuhan sel dn jaringan, denyut jantung, tekanan darah, fungsi ginjal, pergerakan saluran gastrointestinal , sekresi enzim-enzim pencernaan, laktasi dan sistem reproduksi. A. Macam-macam kelenjar dalam tubuh manusia dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :1. Kelenjar eksokrinKelenjar eksokrin yaitu kelenjar yang mempunyai saluran khusus dalam penyaluranhasil sekretnya/getahnya. Hasil sekresinya tidak dibuang keluar tubuh tetapi masuk ke dalam aliran darah. Contoh : kelenjar-kelenjar pencernaan.2. Kelenjar endokrinKelenjar endokrin yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil sekretnya/getahnya. Hasil sekresinya dibuang keluar tubuh adalah kelenjar ludah, keringat, urine. Lebih kurang 50 hormon merupakan produk sel dari sistem endokrin. Contoh : kelenjar hipofisis, thyroid, thymus dll.B. Jenis kelenjar manusia 1. Berdasarkan aktivitasnya :a. Kelenjar yang bekerja sepanjang masaKelenjar golongan ini akan bekerja terus menerus sepanjang kehidupan manusia dan akan terhenti jika sudah tidak ada kehidupan pada manusia tersebut. Sehingga tidak terbatas pada usia. Contoh : Hormon metabolisme.b. Kelenjar yang bekerjanya mulai masa tertentuHormon golongan ini tidak akan dapat berfungsi jika belum mencapai proses perkembangan dalam diri manusia atau proses pendewasaan sel yang terjadi dalam tubuh manusia. Kedewasaan sel akan terjadi pada saat usia tertentu seperti pada saat usia pubertas. Contoh : Hormon kelamin.c. Kelenjar yang bekerja sampai pada masa tertentuHormon golongan ini bekerja pada saatn manusia itu dilahirkan sampai pada usia tertentu. Pada usia tersebut terjadi proses pertumbuhan dari seluruh organ-organ tubuh manusia sampai dengan penyempurnaan organ. Sehingga masing-masing organ tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kecuali organ yang membutuhkan persyaratan kedewasaan sel.2. Berdasarkan letaknya :a. Kelenjar hipophysis/pituitary di dasar cerebrum, dibawah hypothalamus.b. Kelenjar pineal/epiphysis di cerebrum.c. Kelenjar thyroid di daerah leher.d. Kelenjar parathyroid di dekat kelenjar thyroid.e. Kelenjar thymus di rongga dada.f. Kelenjar adrenal/suprarenalis di atas ren.g. Kelenjar pulau langerhans/pankreas di rongga perut.h. Kelenjar Usus dan lambung di rongga perut.i. Kelenjar kelamin : Ovarium di rongga perut. Testis di rongga perut bawah.

C. Jenis kelenjar endokrin :1. Kelenjar PinealHormon melatonin : warna/pigmen kulit melanin. Hormon ini dapat juga mengatur rasa kantuk pada diri seseorang. Pada remaja hormon ini dihasilkan lebih banyak bila dibandingkan dengan orang dewasa. Hormon vasotocin (Mammalia) : mirip fungsinya dengan vasopresin dan oksitosin.2. Kelenjar HypotalamusHipotalamus adalah bagian dari otak yang memiliki peran penting dalam mengendalikan fungsi tubuh termasuk pelepasan hormon dari kelenjar pituitari. Hipotalamus terletak di permukaan bawah otak. Itu terletak tepat di bawah thalamus dan di atas kelenjar pituitari, yang terpasang dengan tangkai. Ini merupakan bagian yang sangat kompleks dari otak yang mengandung banyak daerah dengan fungsi yang sangat khusus. Pada manusia, hipotalamus adalah sekitar ukuran kacang dan menyumbang kurang dari 1% dari berat otak.3. Kelenjar Hipofisis/Pituitary/Master Of GlandsLobus Anterior/Adenohypophysis : Hormon yang dihasilkan oleh lobus anterior lebih di dominasi oleh hormon yang mengatur mengenai pertumbuhan, reproduksi dan masalah stress. Macam hormon yang dihasilkan :a. STH (Somatotrof Hormone)/GH (Growth Hormon)/Somatotropin : Hormon ini berfungsi : Memacu pertumbuhan terutama pada peristiwa osifikasi, pada cakraepifise. Serta mengatur metabolisme lipid dan karbohidrat.Hipersekresi : Bila kelebihan hormon ini terjadi pada masa pertumbuhan akan mengakibatkan pertumbuhan yang tidak terkendali/menjadi lebih cepat. Pertumbuhan yang seperti ini dikenal dengan gigantisme. Sedangkan bila kelebihan hormon ini terjadi pada masa dewasa akan mengakibatkan pertumbuhan yang tidak normal pada beberapa bagian organ tubuh. Hal yang paling terlihat adalah pertumbuhan jari tangan yang tidak normal, seperti membesar seperti bengkak serta raut wajah yang kelihatan lebih tebal kulitnya, dagu memanjang. Pertumbuhan yang seperti ini dikenal dengan akromegali. Pertumbuhan akromegali biasaya terjadi diatas usia 25 tahun.Hiposekresi : Bila penghasilan hormon ini kurang akan menyebabkan pertumbuhan kretinisme/dwarfisme, yaitu pertumbuhan yang terhambat. Pada pertumbuhan ini pertumbuhan berjalan normal, hanya saja pertumbuhan tulang sangat terhambat.b. LTH (Luteotropic Hormone)/PROLACTIN/Lactogenic Hormone :Hormon ini berfungsi : Merangsang Kelenjar mammae/kelenjar susu untuk menghasilkan air susu. Dan memacu ovarium untuk menghasilan hormon estrogen dan progesterone c. TSH (Thyroid Stimulating Hormone)/TREOTROP/Thyrotropin :Hormon ini berfungsi merangsang sekresi kelenjar thyroid.d. ACTH (Adrenocorticotropic Hormone) / ADRENOTROPIN / Corticotropin :Hormon ini berfungsi merangsang kerja kelenjar adrenal.e. Gonadotropic/Hormon Kelamin : FSH/Folicle Stimulating Hormone : memengaruhi pembentukan folikel sel ovum dan proses spermatogenesis. LH (Luteinizing Hormone) atau ICSH (Interstitial Cell Stimulating Hormone) : Berfungsi untuk memacu sekresi hormon testosteron pada sel Leydig dan proses ovulasi sel ovum.f. Lobus Intermedia MSH (Melanotropin Stimulating Hormone) atau INTERMEDIN:Hormon ini berfungsi : Memacu pembentukan pigmen melanin kulit. Dan mengatur penyebaran pigmen melaning. Lobus Posterior/Neurohipophyisis Oksitosin/OxytocinHormon ini berfungsi : Merangsang kontraksi otot polos dinding uterus saat persalinan. Dan merangsang kontraksi sel-sel kontraktil kelenjar susu. VasopresinHormon ini berfungsi : Mengatur tekanan darah dengan cara menyempitkan/pembesaran pembuluh darah (Vasodilatasi). ADH :Hormon ini berfungsi : Mengatur pengeluaran urine, Mengatur reabsorpsi air dari tubulus ren. Dan kelenjar Pituitary bagian anterior beserta organ yang dipengaruhinya.4. Kelenjar ThyroidKelenjar ini merupakan kelenjar yang kaya akan pembuluh darah dan merupakan sepasang kelenjar yang terletak berdampingan di sekitar leher. Macam hormon yang dihasilkan :a. Hormon Tiroksin (T4) dan Triiodotironin (T3)Hormon ini berfungsi : Mengatur metabolisme karbohidrat, Memengaruhi perkembangan mental, Memengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan diferensiasi sel, dan Memengaruhi kegiatan sistem saraf.b. Hormon Calsitonin.Hormon ini berfungsi : Menurunkan kadar Ca (Calsium) darah. Dan Mengatur absorpsi Calcium oleh tulang.Pemengkakan kelenjar Thyroid dikenal dengan istilah GOITER. Hal ini dapat disebabkan karena menurunya hormon yang dihasilkan sehingga menyebabkan stimulasi produksi TSH berlebihan. Resiko terkena penyakit ini lebih banyak dialami oleh wanita dengan perbandingan wanita : pria adalah 5 : 1. Kisaran wanita yang terkena penyakit ini adalah anatar 40 60 tahun. Biasanya banyak dialami oleh penduduk daerah marjinal yang sulit mendapatkan garam beryodium. Dengan mineral Yodium/Iodium dapat mengatur pengeluaran hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini sehingga tubuh tidak akan kekurangan hormon dari kelenjar Thyroid.Hiperthyroidisme :a. Jika terjadi pada usia pertumbuhan, maka akan menyebabkan penyakit morbus basedowi dengan cirri-ciri : meningkatnya metabolisme tubuh, meningkatnya denyut jantung, gugup, mudah berkeringat, sulit meningkatkan berat badan, emosional, mata melebar, lidah terjulur keluar, frekuensi BAB cenderung meningkat.b. Jika terjadi pada usia dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan gigantisme.c. Hal ini dapat diatasi dengan terapi iodium radioaktif.Hipothyroidisme :a. Jika terjadi pada usia pertumbuhan, akan menyebabkan pertumbuhan yang lambat atau kerdil dan dikenal dengan istilah kretinisme.b. Jika terjadi pada usia dewasa, akan menyebabkan penyakit miksodema dengan ciri-ciri : aktivitas peredaran darah menurun/laju metabolisme rendah, obesitas, konstipasi, mudah lelah, depresi, gelisah, menstruasi tidak teratur, nyeri sendi pada tangan dan kaki, bentuk badan menjadi kasar, bengkak pada mata dan wajah, rambut rontok.c. Hal ini dapat diatasi dengan terapi menggunakan suplemen thyroid.5. Kelenjar ParathyroidKelenjar ini merupakan kelenjar yang menempel pada kelenjar Thyroid. Setiap kelenjar Thyroid mempunyai sepasang kelenjar Parathyroid, sehingga semuanya berjumlah 4 buah kelenjar parathyroid. Hormon yang dihasilkan Hormon PTH (Parathormon) berfungsi : Mengatur metabolisme Ca 2+ (Calcium) dan PO4 3+ (phosphat). Dan Mengendalikan pembentukan tulang.Hipersekresi : Bila terjadi kelebihan dalam penghasilan hormon ini akan menyebakan pertumbuhan: Kretinisme bila terjadi pada masa pertumbuhan, Miksodema bila terjadi pada masa dewasa, dan Batu ginjal dalam pelvis renalis/rongga ginjal.Hiposekresi : Bila terjadi kelebihan dalam penghasilan hormon ini akan menyebabkan : Pertumbuhan Morbus basedowi, dan Kejang otot/tetani.6. Kelenjar ThymusMerupakan penimbunan dari hormon somatotrof dalam tubuh. Hormon ini dihasilkan selama masa pertumbuhan sampai dengan masa pubertas, setelah melewati mas pubertas, secara perlahan hormon ini akan berkurang sedikit demi sedikit.Hormon ini berfungsi : Mengatur proses pertumbuhan, Kekebalan tubuh/imunitas setelah kelahiran, Memacu pertumbuhan dan pematangan sel Limfosit yang menghasilkan Lymphocyte cell/T Cell.Bila kekurangan atau kelebihan, gejalanya hampir mirip dengan hormon tiroksin.7. Kelenjar Adrenal/SuprarenalisBagian Kortex : Hormon Cortison atau antiadison berfungsi sebagai anti peradangan dan membantu pembentukan formasi karbohidrat.Hiposekresi : Bila kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit Adison. Gejalanya :a. Kulit memerah/timbulnya ruam pada kulit.b. Dapat menimbulkan kematian.c. Tekanan darah rendah.d. Nafsu makan hilang.e. Pengendapan pigmen melanin yang banyak. Hormon Glukokortikoid berfungsi : merangsang kenaikan jumlah kadar gula darah.Hipersekresi : Bila penghasilan hormon ini berlebihan akan dapat menyebabkan Cushing syndrome Hormon Cortisol berfungsi : Memacu metabolisme karbohidrat, dan Meningkatkan respon imunitas tubuh.Hipersekresi : Bila terjadi kenaikan dalam penghasilan hormon ini akan dapat menyebabkan cushing syndrome. Hormon Aldosterone berfungsi :a. Mengatur keseimbangan mineral dan air dalam ren.b. Membuang kelebihan Kalium.5. Hormon Corticosterone berfungsi :a. Mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan lipid.b. Meningkatkan respon imunitas tubuh. Hormon Mineralokortikoid berfungsi :a. Mengatur keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh.b. Merangsang reabsorbsi Na+ dan Cl- dalam tubulus ginjal.Hiposekresi : Bila kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit Adison.Bagian Medulla : Hormon Adrenalin/Epinefrin, secara umum berfungsi :a. Memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak tubuh.b. Memicu reaksi terhadap efek lingkungan, seperti suara yang tinggi, intensitas cahaya dll.Secara khusus hormon ini berfungsi : Memacu aktivitas cor/jantung, Menaikkan tekanan darah, Mengerutkan otot polos pada arteri, Mengendurkan otot polos bronchiolus, Mempercepat glikolisis, Pengeluaran keringat dingin, Rasa keterkejutan/shock, Mengatur metabolisme glukosa saat stress.Hiposekresi : Bila terjadi kekurangan penghassilan hormon adrenalin/epinefrin akan menyebabkan penyakit Adison. Gejalanya dapat dilihat pada hiposekresi Hormon Mineralokortikoid dan Hormon Cortison. Hormon Androgen berfungsi : Menentukan sifat kelamin sekunder pada pria dan wanita.Hipersekresi : Bila terjadi kelebihan hormon ini akan menyebabkan penyakit Cushing Syndrome/sindrom Cushing serta penyakit kelainan ciri kelamin sekunder pada laki-laki dan perempuan. 8. Kelenjar Ventriculus (Lambung)Dihasilkan Hormon Gastrin, hormon ini berfungsi : Memacu pengeluaran sekret/getah lambung. Dan Membantu dalam proses pencernaan.9. Kelenjar Ususa. Hormon Sekretin berfungsi memacu sekresi getah usus dan pankreas.b. Hormon Kolesistokinin berfungsi memacu sekresi getah empedu dan pankreas.10. Kelenjar Langerhans/Pankreasa. Hormon Insulin, bersifat antagonis dengan hormon adrenalin. Hormon ini berfungsi: Mengatur kadar glukosa dalam darah. Dan Membantu pengubahan glukosa menjadi glikogen dalam hepar dan otot.Hiposekresi : Bila kekurangan dalam penghasilan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes mellitus/penyakit kencing manis. Gejala penyakit diabetes mellitus : Kenaikan jumlah gula dalam darah, Badan menjadi lems, Sering merasa haus/banyak minum, Banyak melakukan urinasi (pembuangan urine), Energy berkurang, dan Merasa selalu lapar.b. Hormon Glukagon, hormon ini mempunyai sifat kerja yang sinergis dengan hormon adrenalin. Hormon ini berfungsi : Meningkatkan kadar gula dalam darah. Dan Mengubah glikogen menjadi glukosa dalam peristiwa glikolisis.11. Kelenjar Kelamin/GonadMenghasilkan hormon dan sel kelamin. Macamnya ada 2 sel kelamin :a. Sel TestisMenghasilkan Hormon Androgen, Ex : Hormon Testosteron, merupakan satu hormon yang terpenting dalam pembentukan sel spermatozoa. Fungsi Hormon Testosteron : Mengatur ciri kelamin sekunder. Dan Mempertahankan proses spermatogenesis.b. Sel OvariumMenghasilkan 3 hormon penting dalam seorang wanita : Hormon Estrogen, hormon ini berfungsi untuk : memperlihatkan ciri-ciri kelamin sekunder wanita. Hormon Progesteron. Hormon ini berfungsi : Mempersiapkan masa kehamilan dengan menebalkan dinding uterus. Dan Menjaga kelenjar susu dalam menghasilkan air susu. Hormon RelaksinHormon ini berfungsi untuk membantu proses persalinan dalamStruktur morfologi kelenjar ovariumD. Mekanisme Reaksi Hormon dalam Tubuh ManusiaLangkah pertama kerja suatu hormon adalah pengikatan hormon pada reseptor spesifik di sel target. Reseptor Hormon adalah molekul pengenal spesifik dari sel tempat hormon berikatan sebelum memulai efek biologiknya. Sel yang tidak memiliki reseptor untuk hormon tersebut tidak akan berespons. Reseptor hormon merupakan protein berukuran besar, dan setiap sel yang distimulasi biasanya memiliki sekitar 2000 sampai 100.000 reseptor. Lokasi berbagai jenis reseptor hormon secara garis besar adalah sebagai berikut.Di dalam permukaan atau pada permukaan membran sel. Reseptor membran sebagian besar spesifik untuk protein, peptida, dan hormon katekolamin. Di dalam sitoplasma sel. Reseptor utama untuk berbagai hormon steroid terutama ditentukan dalam sitoplasma. Di dalam nukleus sel. Reseptor untuk hormon tiroid dijumpai di nukleus dan lokasinya diyakini berhubungan erat dengan satu atau lebih kromosom.Hormon bekerja melalui pengikatan dengan reseptor spesifik. Pengikatan dari hormon ke reseptor ini pada umumnya memicu suatu perubahan penyesuaian pada reseptor sedemikian rupa sehingga menyampaikan informasi kepada unsur spesifik lain dari sel. Reseptor ini terletak pada permukaan sel atau intraselular. Interaksi permukaan hormon reseptor memberikan sinyal pembentukan dari mesenger kedua. Interaksi hormon-reseptor ini menimbulkan pengaruh pada ekspresi gen.Distribusi dari reseptor hormon memperlihatkan variabilitas yang besar sekali. Reseptor untuk beberapa hormon, seperti insulin dan glukokortikoid, terdistribusi secara luas, sementara reseptor untuk sebagian besar hormon mempunyai distribusi yang lebih terbatas. Adanya reseptor merupakan determinan (penentu) pertama apakah jaringan akan memberikan respon terhadap hormon. Namun, molekul yang berpartisipasi dalam peristiwa pasca-reseptor juga penting; hal ini tidak saja menentukan apakah jaringan akan memberikan respon terhadap hormon itu tetapi juga kekhasan dari respon itu. Hal yang terakhir ini memungkinkan hormon yang sama memiliki respon yang berbeda dalam jaringan yang berbeda.Interaksi Hormon dengan ReseptorHormon menemukan permukaan dari sel melalui kelarutannya serta disosiasi mereka dari protein pengikat plasma. Hormon yang berikatan dengan permukaan sel kemudian berikatan dengan reseptor. Hormon steroid tampaknya mempenetrasi membrana plasma sel secara bebas dan berikatan dengan reseptor sitoplasmik. Pada beberapa kasus (contohnya, estrogen), hormon juga perlu untuk mempenetrasi inti sel (kemungkinan melalui pori-pori dalam membrana inti) untuk berikatan dengan reseptor inti-setempat. Kasus pada hormon trioid tidak jelas. Bukt-ibukti mendukung pendapat bahwa hormon-hormon ini memasuki sel melalui mekanisme transpor; masih belum jelas bagaimana mereka mempenetrasi membrana inti.Mekanisme kerja hormon secara umum :Umumnya hormon berikatan secara reversibel dan non-kovalen dengan reseptornya. Ikatan ini disebabkan tiga jenis kekuatan. Pertama, terdapat pengaruh hidrofobik pada hormon dan reseptor berinteraksi satu sama lain dengan pilihan air. Kedua, gugusan bermuatan komplementer pada hormon dan reseptor mempermudahinteraksi. Pengaruh ini penting untuk mencocokkan hormon ke dalam reseptor. Dan ketiga, daya van der Waals, yang sangat tergantung pada jarak, dapat menyumbang efek daya tarik terhadap ikatan.Pada beberapa kasus, interaksi hormon-reseptor lebih kompleks. Hal ini sebagian besar terjadi jika hormon yang berinteraksi dengan suatu kompleks reseptor dengan subunit yang majemuk dan di mana pengikatan dari hormon dengan subunit pertama mengubah afinitas dari subunit lain untuk hormon. Hal ini dapat meningkat (kerjasama positif) atau menurun (kerjasama negatif) afinitas dari hormon untuk reseptor itu. Kerjasama positif menghasilkan suatu plot Scatchard yang konveks dan kerjasama negatif menghasilkan suatu plot yang konkaf . Artifak eksperimental dan adanya dua kelas independen dari tempat juga dapat menghasilkan plot Scatchard non-linier. Yang merupakan kejutan, ikatan kerjasama jarang diamati pada interaksi hormon-reseptor; interaksi reseptor-insulin pada beberapa keadaan dapat merupakan suatu pengecualian.Hormon menengahi perubahan dalam sel target dengan mengikat reseptor hormon tertentu. Dengan cara ini, meskipun hormon beredar ke seluruh tubuh dan bersentuhan dengan banyak jenis sel yang berbeda, mereka hanya mempengaruhi sel-sel yang memiliki reseptor yang diperlukan. Reseptor untuk hormon tertentu dapat ditemukan pada banyak sel yang berbeda atau mungkin terbatas pada sejumlah kecil sel-sel khusus. Misalnya, hormon tiroid bertindak pada banyak jenis jaringan yang berbeda, merangsang aktivitas metabolisme seluruh tubuh.Sel dapat memiliki banyak reseptor untuk hormon yang sama, tetapi sering juga memiliki reseptor untuk berbagai jenis hormon. Jumlah reseptor yang merespon hormon menentukan sensitivitas sel terhadap hormon itu dan respon seluler yang dihasilkan. Selain itu, jumlah reseptor yang merespon hormon dapat berubah seiring waktu, sehingga sensitivitas sel meningkat atau menurun. Dalam regulasi-naik, jumlah reseptor meningkat sebagai respons terhadap meningkatnya kadar hormon, membuat sel lebih sensitif terhadap hormon, memungkinkan untuk lebih banyak aktivitas selular. Ketika jumlah reseptor menurun sebagai respon terhadap kadar hormon meningkat, yang disebut regulasi-turun, aktivitas selular berkurang.Sel merespon hormon ketika mereka mengekspresikan reseptor spesifik untuk hormon tersebut. Hormon berikatan dengan protein reseptor, sehingga mengaktifan mekanisme transduksi sinyal yang pada akhirnya menyebabkan sel menanggapi-jenis tertentu. Perubahan reseptor pengikat aktivitas selular, mengakibatkan peningkatan atau penurunan proses tubuh normal. Tergantung pada lokasi reseptor protein pada sel target dan struktur kimia hormon, hormon dapat memediasi perubahan langsung dengan mengikat reseptor hormon intraseluler dan modulasi transkripsi gen, atau tidak langsung dengan mengikat reseptor sel permukaan dan merangsang jalur sinyal.2.4. Hormon Pada HewanSeperti halnya pada manusia, hewan juga memiliki hormon. Pada hewan vertebrata mayoritas jenis hormonnya mirip dengan manusia. Sedangkan pada hewan tingkat rendah dan invertebrata sistem hormonnya berkaitan terutama dengan fungsi kelangsungan hidup, misalnya pertumbuhan, pendewasaan, dan reproduksi. Pada hewan dan manusia biasanya hampir sama tipe hormonnya, seperti :a. GH = Growth Hormone, bila kelebihan hormon ini akan mengakibatkan pertumbuhan raksasa/luar biasa yang disebut dengan Gigantismeb. Tiroksin = Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar Tiroid dan berfungsi untuk mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Bila kekurangan horomon ini pada masa kanak-kanak akan menyebabkan pertumbuhan yang lambat dana mental yang terbelakang yang disebut dengan Kretinisme.c. FSH = Folikel Stimulating Hormone, yaitu horomon yang berfungsi untuk merangsang pembentukan folikel sel ovumd. Androgen = Hormon yang dapat memperlihatkan ciri-ciri sekunder untuk priae. Estrogen = Hormon yang dapat memperlihatkan ciri-ciri sekunder pada wanitaf. Neuropeptida = semacam horomon pada hewan tingkat rendah, yang berfungsi untukmerangsang pertumbuhan dan regenerasi. Sistem Hormon pada Hewan InvertebrataSel-sel neurosekresi terdapat pada terutama hewan rendah kecuali hewan bersel satu. Pada Coelenterata dan annelida tidak terdaopat kelenjar endokrin tapi mekanisme neurosekresi mengatur pertumbuhan dan reproduksi. Demikian juga pada cacing pipih dan nematoda hanya mempunyai mekanisme neurosekresi. Hewan rendah yang mempunyai kelenjar endokrin ialah Cephalopoda, Arthropoda dan hewan yang lebih kompleks lainya. Pada Crustacea terdapat kelenjar sinus pada insekta ada korpus kardiakum.kedua kelenjar tersebut sama dengan neurohipofisis (hipofisis bagaian belakang) pada vertebrat. Jadi pada dasarnya hewan rendah maupun vertebrata terdapat suatu hub ungan antara sistem syaraf dengan kelenjar endokrin. Hipotisis pada vertebrata disebut kelenjar neuroendokrin. CoelenterataPada Coelenterata selurah sistem syaraf bekerja sebagai sistem neurosekresi. Misalnya pada ubur-ubur syaraf cincin sirkum oral dengan serabut radialnya mempunyai sel-sel neurosekresi. Neurohormon belum diketahui strukturnya tapi mempunyai fungsi penting misalnya untuk proses melepaskan gamet. Pada Coelenterata (hewan berongga) misalnya Hydra, sel sarafnya menghasilkan bahan kimia yang disebut neuropeptida. Bahan tersebut merangsang terjadinya pertumbuhan, regenerasi, dan reproduksi. PlatyhelminthesPada cacing pipih sel-sel neurosekresi terdapat pada ganglion otak. Fungsinya belum diketahui tapi diduga belum mempunyai peranan dalam proses regenerasi. AnnelidaSel-sel neurosekresi pada annelida terdapat pada ganglion supraoesofagus, ganglion suboesufagus dan ganglion ventral. Neuro hormon pada cacing tanah banyak diselidiki peran neurohormon pada annelida ialah dalam fungsi:a. Tumbuh dan regenerasib. Transformasi somatik berkenaan dengan reproduksic. Pemotongan ganda dan perkembangan seksuald. Menentukan ciri-ciri kelamin luar (sekunder)e. Penyembuhan luka MolluscaSel neurosekresi terdapat pada gangloin otak molluska. Pada molluska terdapat pula kelenjar endokrin seperti pada vertebrata. Kelenjar tersebut misalnya kelenjar optik pada Octopus.Pada sejenis siput jika tentakel dibuang hasilnya pembentukan telur pada ovotestis dipercepat. Jika ekstrak tentakel disuntikkan merangsang produksi sperma. Ekstrak ganglion otak merangsang produksi telur. Dari contoh diatas menunjukkan bahwa baik otak maupun tentakel berisi sel-sel neurosekresi yang menghasilkan hormon (neurohormon). Neurohormon dari tentakel merangsang produksi sperma sedang dari otak merangsang perkembangan telur. Pada octopus proses kedewasaan juga diatur oleh sel-sel neurosekresi yang mempengaruhi pertumbuhan ovarium dan testes. Jadi hubungan ganglion otak-kelenjar optik-gonade pada octopus sama seperti hubungan hipotalamus-hipofisisgonade pada vertebrata. Crustacea (udang-udangan)Mekanisme neurosekresi pada udang-udangan sangat kompleks dan sangat erat hubungannya dengan sistem saraf dan ganglionnya. Diantaranya hormon yang penting adalah:a. Beberapa Neurohormon Tangkai MataTerdapat beberapa neurohormon yang berasal dari ganglia optik yang letaknya pada tangkai mata:1. Hormon Pigmen Retina2. Kromatorotrofin3. Hormon Hiperglikemik4. Hormon Inhibitor Ovarium5. Hormon Inhibitor Pengelupasan (Moulting)b. Organ Yc. Kelenjar Androgen Pada Jantand. OvariumPada Crustaseae (udang, kepiting, dll) ada 2 faktor yang mempengaruhi pergantian kulit yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal diantaranya: adanya stressor/tekanan lingkungan, nutrisi, photoperiodisme dan temperatur. Sedangkan faktor internal terkait dengan produksi hormon ekdisteroid dan Molt Inhibiting Hormon (MIH)/hormon penghambat pergantian kulit. InsectaHampir semua hormon dihasilkan sel neurosekresi dari ganglion otak dan ganglia lainnya yang dapat ditemukan pada protoserebrum, tritoserebrum, ganglion suboesofagus dan ganglia ventral.Hewan diketahui juga menghasilkan sejumlah hormon yaitu :a. Juvenil hormone(JH), merangsang perubahan serangga dari bentuk ulat ke larva. Hormon ini tidak dihasilkan ketika serangga mencapai bentuk dewasanya.b. Ecdysone, merangsang perubahan atau pergantian kulit serangga. Hormon ini bekerja antagonis dengan JH.c. Octopamine, menaikkan kadar penggunaan glukosa oleh otot.d. Adipokinetic Hormone, mempercepat perubahan lemak menjadi energi.e. Bovine Somatotropin(BST),meningkatkan produksi susu pada ternak.Pada Arthropoda dari kelompok insekta menghasilkan tiga macam hormon yaitu: hormon otak, hormon ekdison, dan hormon juvenil. Ketiga hormon tersebut berfungsi untuk mengatur proses metamorfosis. Hormon otak disekresikan oleh bagian otak, dan pelepasannya dipengaruhi oleh faktor makanan, cahaya, atau suhu. Selain itu hormon otak berfungsi memicu sekresi hormon ekdison dan hormon juvenil. Hormon ekdison berfungsi pada pengaturan proses pergantian kulit (ekdisis). Hormon juvenil berperan menghambat proses metamorfosis. Ketiga hormon itulah yang berperan dalam proses metamorfosis dan pergantian kulit pada kelompok insekta Hormon pada hewan VertebrataPada katak misalnya, metamorfosis dari berudu menjadi katak dewasa dipengaruhi oleh hormon tiroksin yang dihasilkan oleh kelenjar thiroid. Selain itu katak memiliki hormon yang disekresikan oleh epifisis dan hipofisis di otak, dan berperan dalam mengontrol perubahan warna kulit. Hormon epifisis menyebabkan kulit menjadi pucat, sedangkan hormon hipofisis menyebabkan warna kulit menjadi gelap. Pada vertebrata lain sistem hormonnya mirip dengan manusia.

2.5. Hormon pada tumbuhanHormon tumbuhan, atau pernah dikenal juga dengan fitohormon, adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil (di bawah satu milimol per liter, bahkan dapat hanya satu mikromol per liter) mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan. Penggunaan istilah hormon sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan.Namun demikian, berbeda dari hewan, hormon tumbuhan dapat bersifat endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan, maupun eksogen, diberikan dari luar sistem individu.Hormon eksogen dapat juga merupakan bahan non-alami (sintetik, tidak dibuat dari ekstraksi tumbuhan). Oleh karena itu, untuk mengakomodasi perbedaan ini dipakai pula istilah zat pengatur tumbuhHormon tumbuhan merupakan bagian dari sistem pengaturan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Kehadirannya di dalam sel pada kadar yang sangat rendah menjadi prekursor (pemicu) proses transkripsi RNA. Hormon tumbuhan sendiri dirangsang pembentukannya melalui signal berupa aktivitas senyawa-senyawa reseptor sebagai tanggapan atas perubahan lingkungan yang terjadi di luar sel. Kehadiran reseptor akan mendorong reaksi pembentukan hormon tertentu. Apabila konsentrasi suatu hormon di dalam sel telah mencapai tingkat tertentu, atau mencapai suatu nisbah tertentu dengan hormon lainnya, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai berekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.Hormon tumbuhan tidak dihasilkan oleh suatu kelenjar sebagaimana pada hewan, melainkan dibentuk oleh sel-sel yang terletak di titik-titik tertentu pada tumbuhan, terutama titik tumbuh di bagian pucuk tunas maupun ujung akar. Selanjutnya, hormon akan bekerja pada jaringan di sekitarnya atau, lebih umum, ditranslokasi ke bagian tumbuhan yang lain untuk aktif bekerja di sana. Pergerakan hormon dapat terjadi melalui pembuluh tapis, pembuluh kayu, maupun ruang-ruang antarsel.Dalam menjalankan perannya, hormon dapat berperan secara tunggal maupun dalam koordinasi dengan kelompok hormon lainnya. Contoh koordinasi antar hormon ditunjukkan oleh proses perkecambahan. Embrio biji tidak tumbuh karena salah satunya dihambat oleh produksi ABA dalam jaringan embrio biji. Pada saat biji berada pada kondisi yang sesuai bagi proses perkecambahan, giberelin dihasilkan. Apabila nisbah giberelin:ABA tidak mencapai titik tertentu, perkecambahan gagal. Apabila nisbah ini melebihi nilai tertentu, terjadi perkecambahan. Apabila nisbah giberelin:ABA masih berada di sekitar ambang, konsentrasi sitokinin menjadi penentu perkecambahan.Terdapat ratusan hormon tumbuhan atau zat pengatur tumbuh (ZPT) yang dikenal orang, baik yang endogen maupun yang eksogen. Pengelompokan dilakukan untuk memudahkan identifikasi, dan didasarkan terutama berdasarkan perilaku fisiologi yang sama, bukan kemiripan struktur kimia. Pada saat ini dikenal lima kelompok utama hormon tumbuhan, yaitu auksin (auxins), sitokinin (cytokinins), giberelin (gibberellins, GAs), asam absisat (abscisic acid, ABA), dan etilena (etena, ETH). Selain itu, dikenal pula kelompok-kelompok lain yang berfungsi sebagai hormon tumbuhan namun diketahui bekerja untuk beberapa kelompok tumbuhan atau merupakan hormon sintetik, seperti Oligosakarin san brasinosteroid,.Beberapa senyawa sintetik berperan sebagai inhibitor (penghambat perkembangan).Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah membantu peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetik yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam pertanian modern mencakup pengamanan hasil, memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk (misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan waktu berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan tanaman buah musiman).A. Macam-macam Hormon pada TumbuhanMacam hormon yang terdapat pada tumbuhan, antara lain auksin, giberelin, sitokinin, etilen, asam traumalin, asam absisat, kalin.

a. AuksinAuksin merupakan senyawa asetat (gugus indol) yang terdapat pada indol, contohnya pada tanaman bawang merah (Allium cepa).Konsentrasi auksin lebih banyak terdapat pada daerah yang tidak terkena cahaya. Bagi tanaman (batang) yang tidak terkena cahaya akan mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan bagian lain yang terkena cahaya matahari akibat adanya auksin ini. Pada tumbuhan, auksin dapat ditemukan di embrio biji, meristem tunas apical, dan daun-daun muda.Selain berpengaruh menigkatkan laju pemanjangan sel pada pertumbuhan seperti di uraikan di atas, auksin juga merupakan hormone pengatur fisiologi yang dapat digunakan untuk memacu pembentukan buah tanpa penyerbukan (disebut partenokarpi).b. GiberelinGiberelin merupakan hormone yang mirip dengan auksin. Hormone ini ditemukan Oleh P. kurosawa (tahun 1926, di Jepang) pada jamur Giberella fujikuroi. Giberelin di produksi oleh tumbuhan di meristem tunas apical, akar, daun muda, dan embrio. Fungsi giberelin :1. Memacu pertumbuhan buah tanpa biji (partenokarpi)2. Menyebabkan tanaman mengalami pertumbuhan raksasa3. Meyebabkan tanaman berbunga sebelum waktunya (tidak pada musimnya)4. Memacu pembentukan cambium pada tanaman dikotil5. Mematahkan dormansi buah dan bijic. SitokininSitokinin ditemukan pada batang tembakau Oleh Skoog dan Miller.Struktur kimia sitokinin mirip dengan adenine (basa nitrogen yang terdapat pada DNA dan ATP). Selain dapat ditemukan di batang, sitokinin juga dapat di hasilkan di dalam akar dan akan diangkut ke organ yang lain. Fungsi Sitokinin, antara lain :1. Memacau pembelahan sel2. Mempercepat pelebaran daun3. Mempercepat tumbuhnya akar4. Memacu pertunasan lateral pada pucuk batang5. Menunda pengguguran daun, Bungan, dan buah.d. EtilenEtilen merupakan satu-satunya hormone tumbuhan yang berbentuk gas.Gas etilen mempercepat pemasakan buah, contohnya pada buah tomat, pisang, apel, dan jeruk.Buah-buah tersebut dipetik dalam keadaan masih mentah dan berwarna hijau.Selanjutnya, buah-buah tersebut dikemas dalam bentuk kotak berventilasi dan diberi gas etilen untuk mempercepat pemasakan buah sehingga buah sampai ditempat tujuan dalam keadaan masak.Selain itu, gas etilen juga menyebabkan penebalan batang dan memacu pembungaan.Oleh karena itu, etilen dapat ditemukan pada jaringan buah yang sedang matang, buku batang, daun, dan bunga yang menua.e. Asam traumalinSeperti florigen, asam traumalin sebenarnya merupakan hormon hipotetik yaitu merupakan gabungan beberapa aktivitas hormone yang ada (auksin, giberelin, sitokinin, etilen, dan asam absisat). Apabila tumbuhan mengalami luka atau perlukaan karena gangguan fisik maka akan segera terbentuk cambium gabus. Pembentukan cambium gabus itu terjadi karena adanya pengaruh hormone luka (asam traumalin). Sebenarnya, peristiwa ini merupakan hasil kerja sama antar hormone pada tumbuhan yang di sebut restitusi (regenerasi). Awalnya luka pada tumbuhan akan memacu pengeluaran hormone luka yang kemudian merangsang pembentukan cambium gabus. Pembentukan cambium gabus dilakukan oleh hormone giberelin, selanjutnya, karena pengaruh hormone sitokinin, terbentuklah sel-sel baru yang akan membentuk jaringan penutup luka yang disebut kalus. Asam traumalin ini dapat ditemukan pada dinding sel tumbuhan.f. Asam absisatSalah satu fungsi asam absisat adalah menghambat pertumbuhan tumbuhan. Pada musim tertentu pertumbuhan akan terhambat. Hal itu merupakan adaptasi pertumbuhan terhadap perubahan linkungan yang tidak memungkinkan bagi tumbuhan untuk tumbuh. Asam absisat dapat ditemukan pada daun, batang, akar , dan buah biji.Fungsi lain asam absisat adalah membantu tumbuhan mengatasi dan bertahan pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan (masa dormansi). Dalam keadaan dorman, tumbuhan terlihat seperti mati, tetapi setelah kondisi lingkungan menguntungkan, ia akan tumbuh lagi dan mucul tunas-tunas baru. Contohnya adalah pohon jati yang meranggas pada musim kemarau. (Riandari, H, 2007)B. Faktor-faktor hormon pada tumbuhanFaktor Regulasi : Faktor regulasi adalah senyawa kimia yang mengontrol produksi sejumlah hormon yang memiliki fungsi penting bagi tubuh.Senyawa tersebut dikirim ke lobus anterior kelenjar pituitari oleh hipotalamus.Terdapat 2 faktor regulasi, yaitu faktor pelepas (releasing factor) yang menyebabkan kelenjar pituitari mensekresikan hormon tertentu dan faktor penghambat (inhibiting factor) yang dapat menghentikan sekresi hormon tersebut. Sebagai contoh adalah FSHRF (faktor pelepas FSH) dan LHRF (faktor pelepas LH) yang menyebabkan dilepaskannya hormon FSH dan LH.C. Hormon AntagonistikHormon antagonistik merupakan hormon yang menyebabkan efek yang berlawanan, contohnya glukagon dan insulin. Saat kadar gula darah sangat turun, pankreas akan memproduksi glukagon untuk meningkatkannya lagi. Kadar glukosa yang tinggi menyebabkan pankreas memproduksi insulin untuk menurunkan kadar glukosa tersebut.

BAB IIIPENUTUP3.1. KesimpulanHormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sel untuk mencari sel target. Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan memengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular, termasuk di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru atau fase kehidupan. Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya. Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular. Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar endokrin vertebrata.Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh hampir semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan.Molekul hormon dilepaskan langsung ke aliran darah, walaupun ada juga jenis hormon - yang disebut ektohormon (ectohormone) - yang tidak langsung dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel target. Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari otak). Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan yang sel-selnya masih aktif membelah diri (pucuk batang/cabang atau ujung akar) atau dalam tahap perkembangan pesat (buah yang sedang dalam proses pemasakan). Transfer hormon dari satu bagian ke bagian lain dilakukan melalui sistem pembuluh (xilem dan floem) atau transfer antarsel. Tumbuhan tidak memiliki kelenjar tertentu yang menghasilkan hormone.

DAFTAR PUSTAKAAhmad. 2003. Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi. Gita Media Press,Surabaya. h. 14, 80.Amien, M. Et al. 1995. Biologi 2 untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 2.Penerbit Balai Pustaka, Jakarta. Encyclopaedia Britannica 2008 UltimateReference Suite, Chicago.Furqonita, D. 2007. Seri IPA BIOLOGI SMP Kelas IX. Quadra-PenerbitYudhistira, Jakarta.Guyton, Arthur C. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. EGC. Jakarta.Murray, Robert K. 2009. Biokimia Harper Ed. 27. EGC. Jakarta.S.Colby. 1999. Ringkasan Biokimia Harper. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta

30