BAB I fat
-
Upload
al-qohyum-fernando -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of BAB I fat
7/27/2019 BAB I fat
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fat 1/19
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Permintaan akan produk oleokimia yang sangat tinggi. Hal ini dapat
dimaklumi karena produk oleokimia mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan
produk petrokimia, seperti harga, sumber yang dapat diperbaharui dan produk yang
ramah lingkungan. Pada saat ini industri oleokimia masih berbasis kepada minyak /
trigliserida sebagai bahan bakunya. Hal ini terjadi karena secara umum, para
pengusaha masih ragu untuk terjun secara langsung ke industri oleokimia. Masih
sangat jarang dijumpai sebuah industri yang mengolah bahan baku langsung menjadi
bahan kimia tanpa melalui trigliserida. Padahal secara ekonomi dan teknik, banyak
produk dari bahan alami yang bisa diolah langsung dari bahan nabati tanpa melalui
trigliserida.
Gambar 1. Bagan Alir Produksi Oleokimia Secara Umum
7/27/2019 BAB I fat
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fat 2/19
2
Produksi oleokimia dasar yang telah dilakukan dalam industri adalah melalui
proses termik (menggunakan suhu 250 C dan tekanan sekitar 50 atm), yaitu, melalui
proses pemecahan lemak ( fat splitting ), esterifikasi, transesterifikasi dan hidrogenasi.
Proses tersebut memerlukan energi tinggi serta investasi peralatan yang mahal dan
mutu produk yang dihasilkan tidak terlalu baik ditinjau dari warna dan baunya
sebagai akibat proses panas tersebut.
Dalam makalah ini dibahas empat metode / proses pemecahan lemak yaitu
proses Twitchell, proses autoclave batch, proses kontinu, dan proses secara ezimatis.
Selain keempat metode pemecahan lemak diatas,karena keempat metode
digunakan pada skala lab,maka untuk skala besar digunakan metode colgate
emery,yaitu dengan memanfaatkan uap dari suhu tunggu tinggi yaitu 523K dengan
tekanan tinggi 5 x 106
dengan kapasitas produksi 5000 pound/jam,prinsip kerja nya
pada proses metode ini hampir sama dengan proses reaksi dasarnya.
Disini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui beberapa
metode dalam pemecahan lemak. Selain itu, makalah ini disusun untuk melengkapi
tugas mata kuliah Proses Industri Petro dan Oleokimia.
7/27/2019 BAB I fat
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fat 3/19
3
1.3. Batasan Masalah
Dalam penulisan makalah ini penulis membatasi masalah pada proses
pemecahan lemak yaitu proses Twitchell, proses autoclave batch, proses kontinu, dan
proses secara ezimatis, serta perbandingan antara keempat proses tersebut.
7/27/2019 BAB I fat
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fat 4/19
4
BAB II
ISI
2.1. Landasan Teori
Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam
serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar seperti suatu
hidrokarbon atau dietil eter. Salah satu anggota dari golongan lipid ini adalah lemak
yang tergolong dalam lipid netral.
Lemak merupakan sumber energi dalam aktivitas tubuh manusia, yang bila
dioksidasi secara sempurna dalam tubuh menghasilkan 9,3 kalori lemak per 1 gram.
Lemak sebagai bahan pangan dibagi menjadi 2 golongan, yaitu : 1) lemak yang siap
dikonsumsi tanpa harus dimasak (edible fat consumed uncooked ) misalnya mentega,
margarin dan lemakyang biasa digunakan dalam kembang gula, dan 2) lemak yang
dimasak bersama bahan pangan atau dijadikan sebagai bahan pengantar panas dalam
memasak bahan pangan, misalnya minyak goreng, shortening dan lemak babi.
Disamping kegunaannya sebagai bahan pangan, lemak juga berfungsi sebagai
bahan pembuatan sabun, bahan pelumas (misalnya minyak jarak), sebagai obat-
obatan(misalnya minyak ikan), sebagai pengkilat cat(terutama yang berasal dari
golongan minyak mengering).
Produk dunia dari lemak diperkirakan akan meningkat setiap tahunnya,
kenaikan produksi ini terutama disebabkan karena melimpahnya panen biji-bijian
sebagai sumber lemak.
Sumber Lemak
Lemak dihasilkan oleh alam yang dapat bersumber dari bahan hewani atau
nabati. Karena dalam hewan atau tumbuhan itu lemak tersebut berfungsi sebagai
cadangan energi. Lemak bisa diklasifikasikan berdasarkan sumbernya, sebagai
berikut :
7/27/2019 BAB I fat
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fat 5/19
5
1. Bersumber dari tanaman.
a. Biji-bijian palawija : jagung, biji kapas, kacang, wijen, kedele, bunga
matahari.
b. Kulit buah tanaman tahunan : zaitun dan kelapa sawit.
c. Biji-bijian dari tanaman tahunan : kelapa, coklat, inti sawit, babassu,
cohune dan sejenisnya.
2. Bersumber dari hewan :
a. Susu hewan peliharaan : lemak susu.
b. Daging hewan peliharaan : lemak sapi dan turunannya oleostearin,
oleo oil dari oleo stock, lemak babi dan muttor tallow.
Adapun perbedaan umum antara lemak nabati dan hewani adalah :
1) lemak hewani mengandung kolesterol,
2) kadar asam lemak tidak jenuh pada lemak hewani lebih kecil dari lemak nabati,
3) lemak hewani mempunyai bilangan Reichert-Meissl lebih besar dari bilangan
Polenske lebih kecil dibandingkan dengan minyak nabati.
Lemak nabati dan hewani dapat diklasifikasikan bedasarkan sifat fisiknya
berikut dengan contohnya :
1. Lemak nabati, seperti : lemak biji coklat, inti sawit, cohune, babassu,
tengkawang, nutmeg butter, shea butter.
2. Lemak hewani :
a. Lemak susu (butter fat), seperti : lemak dari susu sapi, kerbau,
kambing, dan domba.
b. Hewan peliharaan, seperti : lemak babi, skin grease, mutton tallow,
lemak tulang, lemak/gemul wool.
Lemak dalam tanama dibentuk dalam sel hidup yang merupakan hasil dri
serangkaian reaksi yang kompleks alam proses metabolisme.
7/27/2019 BAB I fat
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fat 6/19
6
Molekul lemak disintesa dengan proses kondensasi dari suatu molekul gliserol
dengan tiga molekul asam lemak. Molekul asam lemak dan gliserol tersebut dibentuk
dari hasil oksidasi karbohidrat secara proses metabolisme berlangsung.
Gliserol
Karbohidrat Lemak-air
Asam lemak bebas
Proses pembentukan lemak dalam tanaman terdiri dari tiga tahap, yaitu :
1. Sintesa gliserol.
Gilserol disintesa dari dihidroksi aseton fosfat, yang merupakan salah satuhasil penguraian fruktosa difosfat oleh enzim oleh aldose dalam tanaman.
Dihidroksi aseton fosfat direduksi menjadi gliserol fosfat dan akhirnya diubah
menjadi gliserol dengan proses de-phaphorilase.
2. Sintesa asam lemak.
Asam lemak dihasilakan dari reaksi dua persenyawaan yang
m,engandung karbon, yang etrbentuk selama proses metabolisme misalnya
asam asetat, asetaldehida, dan alkohol (etanol). Dalam kondisi anaerob, asam
lemak dalam tanaman disintesa oleh bakteri tertentu. Sebagai contoh adalah
sintesa asam butirat dan asam kaproat oleh bakteri Clostridium Kluyveri,
dengan reaksi sebagai berikut :
2 CH3OH + CH3COOH KluyveriC . CH3(CH2)2COOH + H2O
Asam butirat
C2H5OH + CH3COOH KluyveriC . CH3(CH2)4COOH + 2H2O
Asam kaproat
3. Kondensasi gliserol dan asam lemak sehingga membentuk lemak.
Proses pembentukan lemak atau minyak dalam tanaman merupakan
proses esterifikasi gliserol dengan asam lemak. Sebagai contoh adalah proses
pembentukan palmitin.
7/27/2019 BAB I fat
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fat 7/19
7
Enzim lipase biasanya terdapat dalam biji-bijian yang dapat
mengandung lemak misalnya kacang kedele, biji jarak, biji bunga matahari,
biji jagung dan juga terdapat dalam daging hewan serta beberapa jenis bakteri.
Lemak hewani bersumber dari tubuh hewan, yang terdapat dalam
jaringan adipose. Jenis-jenis lemak hewani yang telah banyak dikenal adalah
lemak susu, kuning telur, lemak sapi, lemak babi,lemak sumsum, lemak ayam,
lemak ikan paus, ikan hiu, dan sebagainya.
2.2. Proses Pemecahan Lemak (Fat Splitting )
Minyak atau lemak dapat dihidrolisis atau dipecah menjadi zat asam yang
mengandung lemak dan gliserin, reaksinya sebagai berikut :
Pada suhu kamar minyak berwujud fase cair sedangkan lemak dalam fase
padat. Karakteristik trigliserida ditentukan oleh komponen asam lemak
pembentuknya. Karena sebagian besar dari komponen trigliserida adalah asam lemak.
Trigliserida yang direaksikan dengan air pada temperatur dan tekanan tertentu akan
menghasilkan lemak dan gliserol. Sepanjang langkah awal, reaksi berproses pelan-
pelan, karena dibatasi oleh daya larut air dalam fase minyak. Pada langkah yang
kedua , reaksi berproses dengan cepat yang disempurnakan dengan semakin besarnya
daya larut air dalam zat asam yang mengandung lemak itu. Langkah yang akhir
ditandai oleh suatu reaksi penyusutan zat asam yang mengandung lemak.
Peningkatan tekanan dan temperatur dapat mempercepat reaksi itu oleh karena
daya larut air juga meningkat dalam fase minyak dan tenaga pengaktifan lebih tinggi.
Temperatur, merupakan suatu efek penting. Dalam suatu peningkatan temperatur dari
150 ke 220oC dapat meningkatkan daya larut air dua sampai tiga kali.
7/27/2019 BAB I fat
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fat 8/19
8
Kehadiran sejumlah kecil asam mineral, seperti asam belerang atau oksida
metal tertentu, seperti seng atau oksida magnesium, dapat mempercepat reaksi.
Oksida metal ini adalah katalisator yang baik, yang dapat membantu pembentukan
emulsi.
Proses pemisahan lemak ( fat splitting ) ada 4 (empat) macam :
( 1 ) Proses Twitchell
Proses twitchell adalah proses yang mula-mula dikembangkan pada
pemisahan lemak. Proses ini masih menggunakan cara yang sederhana, disebabkan
murah serta kemudahan dari instalasi dan operasi. Tetapi proses ini membutuhkan
energi yang besar dan kualitas produk yang rendah. Proses pemisahan menggunakan
reagen Twitchell dan H2SO4 sebagai katalis dalam hidrolisis. Reagennya adalah
campuran dari oleic atau asam lainnya dengan naptalen tersulfonasi.
Operasi terjadi dalam suatu wooden lead-lined , atau tong tahan asam.
Kandungan yang terdiri dari air yang jumlahnya ± ½ dari lemak, H2SO4 1-2 % dan
reagen Twitchell 0,75-1,25 % dipanaskan sampai mendidih pada tekanan atmosfer
selama 36-48 jam, menggunakan steam terbuka. Proses biasanya diulangi dua sampai
empat kali, fasa tiap tahap menghasilkan larutan gliserin dan air. Pada tahap akhir, air
ditambahkan dan campuran dipanaskan kembali hingga mendidih guna mencuci asam
yang tertinggal.
Pada periode reaksi yang panjang, steam yang dibutuhkan menjadi tinggi dan
diskolorisasi asam lemak tidak merata sehingga pemakaian proses ini tidak
menguntungkan.
7/27/2019 BAB I fat
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fat 9/19
9
Dilakukan 2 – 4 kaliLemak, air
H2SO4 1-2 %
Reagent Twitchell 0,75-1,25 %
Dipanaskan pada suhu
100-105oC
Tong tahan
Asam
(wooden lead-lined)
Gliserin + air
Dipanaskan
lagi
Gliserin
Gambar 2. Proses Twitchell.
( 2 ) Proses Autoclave Batch
Proses ini adalah metode komersial yang membutuhkan waktu yang cukup
lama dalam pemisahan. Asam yang disediakan harus dalam jumlah yang cukup
banyak untuk menghasilkan zat ligh-clored . Proses ini lebih cepat dibandingkan
dengan proses Twitchell, butuh waktu selama 6-10 jam sampai selesai. Pemisahan
menggunakan katalis zinc, Mg atau kalsium oksida. Dari semua katalis yang paling
aktif adalah zinc. Sekitar 2-4 % katalis digunakan dan sejumlah dari serbuk zinc
ditambahkan untuk meningkatkan warna dari asam lemak.
Autoclave merupakan silnder yang tinggi, dengam diameter 1220-1829 mm
dan tinggi 6-12 m dibuat dari alloy yang tahan terhadap korosi (corrosion-resistant
alloy) dan terlindungi secara penuh. Penginjeksian steam menyebabkan terjainya
pengadukan, meskipun pada beberapa kondisi digunakan mesin pengaduk.
Dalam operasi, autoclave diisi dengan lemak dan air yang jumlahnya (sekitar
± ½ dari lemak) dan katalis. Steam dihembuskan guna menggantikan udara terlarut
dan autoclave ditutup. Steam yang digunakan untuk menaikkan tekanan sampai 1135
kPa dan diinjeksikan secara kontiniu, sementara sebagian kecil kisi-kisi menjaga
agitasi dan tekanan operasi. Konversi dapat dicapai lebih dari 95% setelah 6-10 jam.
7/27/2019 BAB I fat
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fat 10/19
10
Isi dari autoclave dipindahkan ke tangki, dimana terbentuk asam lemak
dibagian atas dan gliserin pada bagian bawah. Asam lemak yang terbentuk
ditambahkan asam mineral untuk memisahkan kandungan sabun dan selanjutnya
dilakukan pencucian kembali guna memisahkan sisa asam mineral.
Fat, Water Catalyst : 2-4%
Zinc
Separation
Fatty acid
Gliserol
5-10 hari
Steam
150-175oC
Copper/stainless
Steel autoclave
Fatty acid
(wased)
impurities
Gambar 3. Proses Autoclave Batch
( 3 ) Proses Kontinu
Proses kontiniu merupakan proses pemisahan lemak dengan menggunakan
suhu dan tekanan yang tinggi. Proses pemisahan asam lemak lebih dikenal dengan
proses Coltage-Emery, merupakan metode yang paling efisien dalam hidrolisis
lemak. Suhu dan tekanan tinggi dipergunakan untuk mempercepat waktu reaksi.
Aliran counter current dipenuhkan oleh minyak dan air guna menghasilkan suatu
derajat pemisahan yang maksimal tanpa memerlukan katalis.
Menara pemisah merupakan bagian utama dari proses ini. Kebanyakan dari
menara pemisah mempunyai konfigurasi sama dan dioperasikan dengan cara yang
sama. Tergantung dari kapasitas, menara bisa berkapasitas pad diameter 508-1220
mm dengan tinggi 18-25 m dan terbuat dari bahan tahan korosi seperti baja stainless
316 atau campuran logam yang dirancang untuk beroperasi pada tekanan sekitar 5000
kPa.
Gambar 4 menunjukkan suatu rancangan Single-stage Countercurrent
splitting , lemak terdegradasi pada sebuah cincin sparge bagian tengah sekitar 1 meter
7/27/2019 BAB I fat
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fat 11/19
11
dari dasar dengan sebuah pompa bertekanan tinggi. Air terdapat pada bagian atas
dengan perbandingan 0-50% dari berat lemak. Temperatur pemisahan yang tinggi
(250-260oC) cukup menjamin penghancuran fase air pada minyak.
Volume kosong menara digunakan sebagai tempat reaksi. Lemak mentah
lewat sebagai fase yang saling bersentuhan dari dasar atas menara, sementara cairan
lebih berat mengalir turun sebagai fase terdispersi dalam bentuk campuran lemak dan
asam. Derajat pemisahan dapat dicapai hingga 99%. Proses continiu countercurrent
tekanan tinggi memecah lemak dan minyak dengan lebih efisien dari pada proses lain
dengan lama reaksi 2-3 jam.
Konsumsi utilitas untuk per ton umpan adalah :
Steam (6000 kPa) 190 kg
Air pendingin (20oC) 3 m
3
Energi elektrik 10 kWj
Air proses 0,6 m3
Gambar 4. Single-stage countercurrent splitting.
7/27/2019 BAB I fat
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fat 12/19
12
( 4 ) Pemecahan secara enzimatis
Lemak dan minyak dapat dihidrolisis dengan enzim alami. Pemecahan lemak
dengan enzim telah dilakukan melalui percobaan. Tetapi saat ini prosesnya tidak
begitu dianggap penting karena biayanya yang mahal dan waktu reaksinya yang lama.
Pemecahan lemak dan minyak secara enzimatis oleh lipase dari Candida
Rugosa, Aspergilus niger, dan Rhizopus Arrhizus telah dipelajari pada range
temperatur 26-40oC dengan periode 48-72 jam dengan hasil pemecahan kira-kira
98 %.
2.3. Perbandingan Beberapa Proses Fat Splitting
2.3.1. Proses Twitchell
o Suhu (oC) : 100-105
o Katalis : Asam alkil - aril sulfonat atau siklo alifatik
o Waktu (jam) : 12-48
o Perolehan : 85-98 %, larutan gliserol 5-15 % bergantung pada jumlah
tahap dan jenis lemak.
o Keuntungan : - Suhu dan tekanan rendah
- Biaya investasi awal relatif rendah
o Kelemahan : - Waktu reaksi lama
- Konsumsi steam tinggi, cendrung membentuk asm
berwarna gelap
- Perlu lebih dari satu tahap untuk mendapatkan
perolehan tinggi
- Pengendalian manual
- Biaya tenaga kerja tinggi
7/27/2019 BAB I fat
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fat 13/19
13
2.3.2. Proses Autoclave Batch
o Suhu (oC) : 150-240
o Katalis : Seng, kalsium atau magnesium oksida
o Tekanan (MPag) : 2,9-10,0
o Waktu (jam) : 2-10
o Perolehan : 85-98 %, larutan gliserol 10-15 % bergantung pada jumlah
tahap dan jenis lemak.
o Keuntungan : - Dapat diadaptasikan untuk skala kecil
- Biaya investasi awal lebih murah dari pada proses
kontinu
- Lebih cepat dari pada proses twitchell
o Kelemahan : - Investasi awal agak tinggi
- Waktu reaksi lebih lambat dari pada proses kontinu
- Otomalisasi pengendalian lebih sukar dibanding proses
kontinu
- Biaya tenaga kerja tinggi
- Perlu lebih dari satu tahap untuk mendapatkan
perolehan lebih baik
2.3.3. Proses Kontinu
o Suhu (oC) : 250
o Katalis : opsional
o Waktu (jam) : 2-3
o Perolehan : 97-99 %, larutan gliserol 10-25 % bergantung pada jumlah
tahap dan jenis lemak.
o Keuntungan : - Tidak butuh ruangan yang luas
- Kualitas produk lebih seragam
- Perolehan lebih tinggi
- Konsentrasi gliserin lebih tinggi
- Biaya operasional lebih murah
7/27/2019 BAB I fat
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fat 14/19
14
- Pengendalian lebih akurat karena otomatis
o Kelemahan : - Investasi awal tinggi
- Suhu dan tekanan tinggi
- Perlu tingkat keahlian penanganan yang tinggi
2.3.4. Proses Secara Enzimatis
o Suhu (oC) : 25-46
o Katalis : Lipase dari candida rugosa, Aspergillus niger dan Rhizopus
arrhizus
o Waktu (jam) : 48-72
o Perolehan : 98 %
o Keuntungan : Perolehan lebih tinggi
o Kelemahan : - Waktu reaksi lama
- Investasi awal tinggi
2.4. Penyulingan Asam Lemak dan Operasi Fraksionasi
Zat asam yang mengandung lemak diproduksi dari proses pemecahan lemak
yang dibersihkan dan dibersihkan dengan penyulingan dan fraksinasi.
Penyulingan zat asam yang mengandung lemak kasar.
Zat asam yang mengandung lemak sangat sensitif bila dipanaskan, dioksidasi,
dan dapata menimbulkan karat. Ini berkaitan dengan asam reaktif yang mengandung
rantai karbon. Faktor ini dipertimbangkan berdasarkan perancangan unit penyulingan
dan parameter operasi. Penyulingan dibawa ke ruangan yang hampa dan menurunkan
temperatur sehingga memperpendek waktu proses.
Teknik perancangan kebanyakan unit penyulingan menonjolkan kehampaan
tinggi dengan tidak mengalami kebocoran udara, pemanasan efektif untuk mencapai
waktu kontak yang pendek, peredaran yang baik untuk transfer massa antara uap air
dan air kondensasi, dan pemakaian uap air. Pengaturan internal dari kolom penyalur
dengan tujuan yang terakhir tentang keberhasilan sasaran hasil desain diikuti
langkah-langkah yang berbasis proses adalah sama. Gambar 5 dan 6 menunjukkan
penyulingan zat asam yang mengandung lemak oleh Badger dan Lurgi.
7/27/2019 BAB I fat
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fat 15/19
15
Gambar 5. Badger’s Continuous Fatty Acid Distillation
Gambar 6. Lurgi’s Continuous Fatty Acid Distillation
Zat asam yang mengandung lemak kasar dikeringkan melewati bawah ruang
hampa dan dimasukkan pada unit destilasi, dioperasikan pada suatu ruang hampa 1,2
kPa atau temperatur kira-kira 200°C. Uap air disajikan untuk meningkatkan
peredaran dan mengurangi tekanan parsial, dengan menurunkan temperatur dan
mengurangi penurunan degradasi. Panas memudahkan pengurangan kotoran seperti
halnya bau dan warna dari uap air yang meninggalkan sistem itu. Lemak yang
disaring mempunyai warna putih dan bebas dari ketidakmurnian.
7/27/2019 BAB I fat
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fat 16/19
16
Akhirnya diperoleh komponen didih yang tinggi, kualitas yang rendah, yang
dapat dipisahkan lagi atau didaur ulang secara langsung atau penyulingan kembali.
Hasil samping atau residu adalah material polymerized, yang mana dibuang oleh
campuran minyak yang bersifat sisa dan dapat digunakan sebagai ketel uap. Mungkin
juga dapat digunakan sebagai bahan aditif aspal.
7/27/2019 BAB I fat
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fat 17/19
17
BAB III
KESIMPULAN
1. Fat splitting (Pemecahan Lemak) adalah proses pemecahan lemak dengan
reaksi hidrolisa antara air dan minyak menghasilkan gliserol dan asam lemak .
2. Proses pemecahan lemak ( fat splitting ) ada empat macam yaitu proses
Twitchell, proses Autoclave Batch, proses Kontinu, dan proses secara
Enzimatis
3. Proses Twitchell merupakan proses yang paling sederhana pada pemecahan
lemak dan masih digunakan dalam skala kecil karena biayanya yang murah
dan pengoperasian yang mudah. Namun, waktu reaksinya lama dan konsumsi
steam-nya tinggi
4. Proses Autoclave-Batch merupakan metode komersial paling tua yang
digunakan untuk pemecahan lemak tingkat tinggi, waktu reaksinya lebih cepat
daripada proses Twitchell. Namun, dibandingkan dengan proses Kontinu lebih
lambat
5. Proses Kontinu merupakan proses yang paling efisien dalam metoda hidrolisis
lemak, menghasilkan konversi yang paling tinggi diantara semua proses fat
splitting dengan waktu reaksi yang singkat.
6. Proses secara Enzimatis memanfaatkan enzim lipase dari mikroorganisme
sebagai biokatalisator bagi reaksi penguraian minyak atau lemak (hidrolisis)
menjadi gliserin asam-asam lemak murni tersebut, maka asam lemak hasil
hidrolisis tersebut difraksinasi dengan cara destilasi
7/27/2019 BAB I fat
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fat 18/19
18
7. Pemilihan proses dipertimbangkan berdasarkan : konversi produk yang tinggi,
waktu reaksi lebih singkat, dan biaya operasi yang lebih murah
8. Berdasarkan kriteria pemilihan proses di atas, maka proses kontinu adalah
proses yang paling baik untuk diterapkan dalam proses pemecahan lemak
yang paling efektif dan efisien
7/27/2019 BAB I fat
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-fat 19/19
19
DAFTAR PUSTAKA
Gervajio, Gregorio, C. 2005. Fatt y Acid and Derivatives From Coconut Oil ,
http://media.wiley.com/product_data/excerpt/68/04713854/0471385468.pdf.
04 September 2013.
Hui, YH. 1996. Bailey’s Industrial Oil Fat Products. Volume 6. United States, Willy
Intercelence.
Indrianty, Yenny. 2005. Prarancangan Pabrik Asam Lemak . Pekanbaru, UNRI.
Penulis.2005. Pengembangan Teknologi Untuk nilai tambah Sawit .
http://seafast.ipb.ac.id/seafast.info/informasi%20gratis/Teknologi%20untuk%
20Memperoleh%20Nilai%20Tambah%20Sawit.pdf. 04 September 2013.
Sunardi, 2004. Pra Rancangan Pabrik Gliserin dari Crude Palm Oil (CPO).
Pekanbaru, UNRI.
Tambun, Rondang. 2007. Buku Ajar Teknologi Oleokimia. http://e-
course.usu.ac.id/content/teknik0/teknologi0/textbook.pdf. 04 September 2013.