BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... ·...

28
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat mendorong berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan sistem e-learning untuk meningkatkan prestasi belajar. Meskipun banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan sistem e-learning cenderung sama dibanding dengan pembelajaran konvensional atau klasikal, tetapi keuntungan yang bisa diperoleh dengan e-learning adalah dalam hal fleksibilitasnya. Melalui e-learning materi pembelajaran dapat diakses kapan saja dan dari mana saja, disamping itu materi dapat diperbaharui dengan cepat oleh pengajar dari berbagai sumber belajar. Perkembangan e-learning yang masih relatif baru menyebabkan definisi dan implementasi sistem e-learning sangatlah bervariasi dan belum ada standar yang baku. Berdasarkan pengamatan dari berbagai sistem pembelajaran berbasis web atau internet, implementasi sistem e-learning bervariasi mulai dari yang sederhana dan terpadu. Implementasi sederhana seperti kumpulan bahan pembelajaran yang berada di web server terdiri dari forum komunikasi melalui e-mail atau milis secara terpisah. Implementasi terpadu yakni berupa portal e-learning yang berisi berbagai obyek pembelajaran yang diperkaya dengan multimedia serta dipadukan dengan sistem informasi akademik, evaluasi, komunikasi, diskusi dan berbagai educational tools lainnya. Pendidikan merupakan kebutuhan primer pada saat ini, apalagi sebagian besar masyarakat sudah menyadari pentingnya pendidikan dalam menata masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu setiap negara senantiasa berusaha memajukan bidang pendidikan, disamping bidang yang lain dalam rangka mempersiapkan sumber daya manusia yang kompetitif dan berkualitas serta berusaha mengejar kemajuan negara lain.

Transcript of BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... ·...

Page 1: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat

mendorong berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan sistem e-learning

untuk meningkatkan prestasi belajar. Meskipun banyak hasil penelitian

menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan sistem e-learning

cenderung sama dibanding dengan pembelajaran konvensional atau klasikal,

tetapi keuntungan yang bisa diperoleh dengan e-learning adalah dalam hal

fleksibilitasnya. Melalui e-learning materi pembelajaran dapat diakses kapan

saja dan dari mana saja, disamping itu materi dapat diperbaharui dengan cepat

oleh pengajar dari berbagai sumber belajar.

Perkembangan e-learning yang masih relatif baru menyebabkan

definisi dan implementasi sistem e-learning sangatlah bervariasi dan belum

ada standar yang baku. Berdasarkan pengamatan dari berbagai sistem

pembelajaran berbasis web atau internet, implementasi sistem e-learning

bervariasi mulai dari yang sederhana dan terpadu. Implementasi sederhana

seperti kumpulan bahan pembelajaran yang berada di web server terdiri dari

forum komunikasi melalui e-mail atau milis secara terpisah. Implementasi

terpadu yakni berupa portal e-learning yang berisi berbagai obyek

pembelajaran yang diperkaya dengan multimedia serta dipadukan dengan

sistem informasi akademik, evaluasi, komunikasi, diskusi dan berbagai

educational tools lainnya.

Pendidikan merupakan kebutuhan primer pada saat ini, apalagi

sebagian besar masyarakat sudah menyadari pentingnya pendidikan dalam

menata masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu setiap negara senantiasa

berusaha memajukan bidang pendidikan, disamping bidang yang lain dalam

rangka mempersiapkan sumber daya manusia yang kompetitif dan berkualitas

serta berusaha mengejar kemajuan negara lain.

Page 2: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

2

Upaya penerapan teknologi khususnya teknologi informasi

komunikasi dibidang pendidikan salah satunya ditandai dengan hadirnya situs

belajar dan mengajar dengan menggunakan e-learning. Diharapkan dengan

diadakannya e-learning sebagai salah satu media pendidikan jarak jauh

(distance learning) akan menjadi sebuah solusi alternatif untuk meningkatkan

mutu pendidikan di Indonesia.

Berkembangnya teknologi informasi internet yang sangat pesat telah

mendorong upaya-upaya dalam mengembangkan media pembelajaran dengan

memanfaatkan teknologi internet. Media adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga

dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian

mahasiswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sardiman, 2001).

Pemanfaatan media secara tepat guna akan memperlancar proses

pembelajaran, dimana telah disebutkan di atas bahwa semua ilmu

pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses melalui internet dengan

cepat dan mudah, hal ini semakin menambah dan meningkatkan pemanfaatan

internet oleh kalangan masyarakat maupun anak sekolah. Dengan

berkembangnya teknologi internet tersebut dosen dituntut sekurang-

kurangnya menguasai cara penggunaan media pembelajaran yang ada di

kampus agar ketika proses pembelajaran berjalan dengan lancar. Dosen harus

memiliki pengetahuan tentang pemahaman yang cukup mengenai media

pembelajaran yang meliputi: media sebagai alat komunikasi guna

mengefektifkan proses pembelajaran, fungsi media dalam rangka mencapai

tujuan pendidikan, hubungan antara metode pembelajaran dengan media

pembelajaran, dan penggunaan media pembelajaran, dan lain-lain. Hal ini

diharapkan akan menjadikan tercapainya tujuan pendidikan nasional.

Pengembangan pendidikan menuju e-learning merupakan suatu

keharusan agar standar mutu pendidikan dapat ditingkatkan, karena e-

learning merupakan satu pemanfaatan penggunaan teknologi internet dalam

penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang berlandaskan tiga

kriteria yaitu:

Page 3: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

3

1. e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk

memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar

atau informasi

2. pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan

menggunakan teknologi internet yang standar

3. memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di

balik paradigma pembelajaran tradisional (Rosenberg, 2001:28), dengan

demikian urgensi teknologi informasi dapat dioptimalkan untuk

pendidikan.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada

(FISIPOL UGM) adalah salah satu lembaga pendidikan tinggi yang sedang

berupaya memanfaatkan tekonologi informasi ini dalam kegiatan belajar

mengajarnya. Model pembelajaran e-learning mulai diaplikasikan sejak awal

perkuliahan dengan harapan dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar

serta dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.

Berdasarkan hasil pra pengamatan penulis di FISIPOL UGM

ditemukan fenomena yaitu sumber belajar mahasiswa FISIPOL UGM selama

ini kebanyakan berasal dari modul-modul yang diberikan dosen, dan

disamping itu buku-buku yang ada di perpustakaan jurusan koleksi bukunya

masih terlalu minim rata-rata kebanyakan buku yang 10 tahun belakangan.

Jadi, jika dalam sebuah kelas terdapat 30 orang mahasiswa misalnya, maka

saya sangat yakin mengatakan bahwa sekitar 80-90% diantara mereka

menggunakan/memilih e-learning sebagai tempat pertama dalam penelusuran

literatur untuk tugas kuliah atau untuk kepentingan tugas akhir mereka, yang

penelusuran literatur di rak-rak buku perpustakaan menjadi pilihan kedua.

Untuk itu, mahasiswa dalam pengembangan materi perkulihan harus

menggunakan sumber belajar yang menggunakan teknologi internet sebagai

sumber belajarnya.

Mengapa demikian?, karena internet menyediakan hampir semua

literatur yang dibutuhkan oleh mahasiswa, yang terpenting keyword yang

mereka masukkan tepat maka search engine akan menampilkan literatur yang

Page 4: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

4

mereka cari secepat kedipan mata. Kehadiran internet telah mengubah

sebagian besar aktivitas mahasiswa dalam menggali informasi. Mahasiswa

dapat menggunakan internet sebagai sumber belajar alternatif selain buku

untuk mendapatkan informasi lebih banyak. Seiring dengan perubahan

paradigma pembelajaran, maka keberhasilan kegiatan belajar mengajar di

perguruan tinggi tidak hanya ditentukan oleh faktor pengajar/dosen,

melainkan sangat dipengaruhi oleh keaktifan mahasiswa. Melalui internet

mahasiswa dapat mengakses berbagai literatur dan referensi ilmu

pengetahuan yang dibutuhkan dengan cepat, sehingga dapat mempermudah

proses studinya.

Sehubungan dengan fenomena yang telah diuraikan diatas, maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : “Pengaruh

Penggunaan Media Pembelajaran Secara Online (E-Learning) Terhadap

Prestasi Belajar Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Gadjah Mada”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Apakah Terdapat Pengaruh Penggunaan Media

Pembelajaran Secara Online (E-Learning) Terhadap Prestasi Belajar

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui

“Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Secara Online (E-Learning)

Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Gadjah Mada.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat pada pihak-

pihak yang antara lain:

Page 5: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

5

1. Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan gambaran yang lebih jelas

tentang adanya prestasi belajar mahasiswa dengan didukung adanya

fasilitas internet serta media pembelajaran yang memadai.

2. Secara praktis di harapkan penelitian ini menjadikan inspirasi terhadap,

antara lain:

a. Bagi Universitas diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumbangan

pemikiran yang bermanfaat dalam upaya meningkatkan prestasi

belajar mahasiswa jika terjadi penurunan tingkat prestasi belajar

mahasiswa.

b. Bagi pihak lain, diharapkan penelitian ini menjadi salah satu bahan

referensi yang bermanfaat bagi para mahasiswa pada khususnya dan

masyarakat luas pada umumnya.

E. Kerangka Pemikiran

Pada penelitian ini, diperlukan teori-teori yang dapat digunakan

sebagai acuan dalam berasumsi. Teori yang pertama adalah teori Uses and

Gratifications. Teori Uses and Gratifications atau teori kegunaan dan

kepuasan menggunakan media atau dalam penelitian ini adalah e-learning

untuk pemuas kebutuhannya. Dalam teori ini audiens yang dalam penelitian

ini adalah mahasiswa, tidak lagi dipandang sebagai orang pasif yang hanya

menerima informasi yang disampaikan oleh media, tapi audiens berlaku aktif

dan selektif, dan juga kritis terhadap semua informasi yang disampaikan oleh

media.

Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch menguraikan lima

elemen atau asumsi-asumsi dasar dari Uses and Gratifications Media sebagai

berikut:

1. Audiens dianggap aktif, artinya sebagian besar dari penggunaan media

diasumsikan mempunyai tujuan.

2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengkaitkan

pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota

audiens.

Page 6: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

6

3. Media harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan

kebutuhan. Hal ini berarti bahwa media dan audiensnya tidak berada

dalam kevakuman. Keduanya adalah bagian dari masyarakat luas, dan

hubungan antara media dan audiens dipengaruhi oleh masyarakat (Turner,

2007).

4. Orang-orang mempunyai kesadaran diri yang memadai berkenaan

penggunaan media, kepentingan dan motivasinya yang menjadi bukti bagi

peneliti tentang gambaran keakuratan penggunaan itu.

5. Nilai pertimbangan seputar keperluan audiens tentang media spesifik atau

isi harus dibentuk.

Teori kedua yang dapat digunakan untuk tema penelitian ini adalah

teori difusi inovasi. Teori Difusi Inovasi merupakan sebuah teori yang

menjelaskan mengenai sebuah ide dan teknologi baru tersebar dalam sebuah

kebudayaan. Teori ini dipopulerkan oleh Everett M. Rogers (1961) dengan

karya besarnya Diffusion of Innovation; F. Floyd Shoemaker yang bersama

Rogers (1971) menulis Communication of Innovation: A Cross Cultural

Approach dan Lawrence A. Brown (1981) dengan tulisan Innovation

Diffusion: A New Perpective.

Difusi didefinisikian sebagai proses dimana sebuah inovasi

dikomunikasikan melalui berbagai saluran dan jangka waktu tertentu dalam

sebuah sistem sosial. Lalu inovasi diartikan sebagai ide, praktik, atau objek

yang dianggap baru oleh manusia atau unit adopsi lainnya.

Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat

4 (empat) elemen pokok, yaitu:

1. Inovasi : gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh

seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif

menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap

baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’

dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.

2. Saluran komunikasi : ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari

sumber kepada penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk

Page 7: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

7

memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar

luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah

media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap

atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang

paling tepat adalah saluran interpersonal.

3. Jangka waktu : proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui

sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan

terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling

tidak dimensi waktu terlihat dalam proses pengambilan keputusan inovasi,

keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat

dalammenerima inovasi, dan kecepatan pengadopsian inovasi dalam

sistem sosial.

4. Sistem sosial : kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat

dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai

tujuan bersama.

Metode pembelajaran E-learning merupakan metode baru dalam

dunia pendidikan Indonesia, maka dapat dikatakan E-learning merupakan

sebuah inovasi dalam dunia pendidikan Indonesia. Teori Difusi Inovasi pada

dasarnya menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi disampaikan atau

dikomunikasikan melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada

sekelompok anggota dari sistem sosial.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan

media pembelajaran secara online (e-learning) terhadap prestasi belajar

mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada.

Pada kerangka konsep ini akan dijelaskan hubungan antar variabel yang ada,

yaitu :

1. E-Learning

E-learning merupakan media belajar yang memerlukan alat bantu

elektronika. Berupa technology base learning seperti audio dan video

atau web-base learning yaitu dengan bantuan perangkat komputer dan

internet. E-Learning merupakan singkatan dari electronics learning.

Page 8: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

8

Secara sederhana dapat diartikan sebagai bentuk media belajar yang

memanfaatkan teknologi elektronik seperti radio, televisi, film,

komputer, internet, dan sebagainya. Istilah e-learning mengandung

pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan

tentang definisi e-learning dari berbagai sudut pandang diantaranya:

1. E-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang

memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke pembelajar dengan

menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer

lain.

2. E-Learning adalah media belajar jarak jauh (distance learning) yang

memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau

Internet.

3. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui

komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik

pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas.

4. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran

berbasis web yang bias diakses dari intranet di jaringan lokal atau

internet (Noveandini dan Wulandari, 2010).

Komponen yang membentuk e-learning adalah:

1. Infrastruktur e-learning : Infrastruktur e-learning dapat berupa

personal computer (PC), jaringan komputer, internet dan

perlengkapan multimedia.

2. Sistem dan Aplikasi e-learning : Sistem perangkat lunak yang

memvirtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana

pembuatan materi atau konten, forum diskusi dan segala fitur yang

berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar.

3. Konten e-learning : Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning

system (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini

bisa dalam bentuk Multimedia-based Content (konten berbentuk

multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk

teks seperti pada buku pelajaran biasa) (Wahono, 2007).

Page 9: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

9

Aktor yang ada dalam pelaksanakan e-learning sama dengan proses

belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya pembimbing belajar yang

mengarahkan pembelajar, pembelajar yang menerima bahan ajar dan

administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar mengajar.

Metode penyampaian e-learning adalah:

1. Synchrounous e-learning : pembimbing belajar dan pembelajar

dalam ruang dan waktu yang sama meskipun secara tempat berbeda.

2. Asynchronous e-learning : pembimbing belajar dan pembelajar

dalam ruang yang sama (virtualclass), meskipun dalam waktu dan

tempat yang berbeda. pembimbing belajar dan pembelajar bisa

melakukan proses belajar mengajar dimanapun dan kapanpun.

Implementasi e-learning biasanya berupa:

1. E-learning harus didesain untuk dapat memberikan nilai tambah

secara formal (karier, insentif, dsb) dan nonformal (ilmu, skill teknis,

dsb) untuk pengguna (pembelajar, instruktur, admin)

2. Pada masa sosialisasi terapkan blended e-learning untuk melatih

behavior pengguna dalam e-life style (tidak langsung full e-learning)

3. Project e-learning adalah institution initiative dan bukan hanya IT or

HRD initiative

4. Jadikan pengguna sebagai peran utama (dukung aktualisasi diri

pengguna), tidak hanya objek semata.

Manfaat e-learning dalam pembelajaran yaitu:

1. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara pembelajar

dengan pembimbing belajar (enhance interactivity).

2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan

kapan saja (time and place flexibility).

3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to

reach a global audience).

4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi

pembelajaran (easy updating of content as well as archivable

capabilities).

Page 10: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

10

5. Membangun Komunitas (Noveandini dan Wulandari, 2010)

Pada dasarnya cara penyampaian atau cara pemberian (delivery system)

dari e-learning, dapat digolongkan menjadi dua, yaitu one way

communication (komunikasi satu arah) dan two way communication

(komunikasi dua arah). Karakteristik e-learning ini antara lain adalah

memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana dosen dan mahasiswa,

mahasiswa dan sesama mahasiswa atau dosen dan sesama dosen dapat

berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang

protokoler, memanfaatkan keunggulan komputer (media digital dan computer

networks), menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials)

disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh dosen dan mahasiswa

kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya,

memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan

hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap

saat di komputer.

Dalam menentukan rancangan instruksional model pembelajaran e-

learning perlu dipertimbangkan aspek-aspek (Soekartawi, 1999):

1. Course content and learning unit analysis, seperti isi pelajaran,

cakupan, topik yang relevan dan satuan kredit semester.

2. Learner analysis, seperti latar belakang pendidikan, usia, seks, status

pekerjaan, dsb-nya.

3. Learning context analysis, seperti kompetisi pembelajaran apa yang

diinginkan hendaknya dibahas secara mendalam di bagian ini.

4. Instructional analysis, seperti bahan ajar apa yang dikelompokan

menurut kepentingannya, menyusun tugas-tugas dari yang mudah

hingga yang sulit, dan sebagainya.

5. State instructional objectives. Tujuan instruksional ini dapat disusun

berdasarkan hasil dari analisis instruksional.

6. Construct criterion test items. Penyusunan test ini dapat didasarkan

dari tujuan instruksional yang telah ditetapkan.

Page 11: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

11

7. Select instructional strategy. Strategi instruksional dapat ditetapkan

berdasarkan fasilitas yang ada.

E-learning pertama kali diperkenalkan oleh Universitas Illinois di

Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer

dan komputer bernama PLATO. Kemudian perkembangan e-learning mulai

berkembang dari tahun 1990 dimana pada saat itu merupakan era CBT

(Computer-Based Training) dan mulai bermunculan aplikasi e-learning yang

berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi

materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) dalam

format mov, mpeg-1, atau avi. Lalu pada tahun 1994 CBT muncul dalam

bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal. Pada

tahun 1997, LMS (Learning Management System) hadir disebabkan

kebutuhan akan informasi secara cepat dirasakan menjadi kebutuhan mutlak.

Tahun 1999 merupakan tahun aplikasi e-learning berbasis web.

Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis web berkembang

secara total, baik untuk pembelajar maupun administrasi belajar

mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah,

dan surat kabar.

Perkembangan e-learning di Indonesia sejalan dengan perkembangan

infrastruktur TIK. Beberapa program pengembangan Teknologi Informasi

dan Komunikasi khususnya Infrasruktur adalah:

- 1999-2000 Jaringan Internet (Jarnet)

- 2000-2001 Jaringan Informasi Sekolah (JIS)

- 2002-2003 Wide Area Network Kota (WAN Kota)

- 2004-2005 Information and Communication Technology Center (ICT

Center)

- 2006-2007 Indonesia Higher Education Network (Inherent)

- 2007-sekarang Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas)

- 2008-sekarang Southeast Asian Education Network (SEA EduNet)

Dengan mulai berkembangnya penggunaan internet, munculah

situs e-learning yang awalnya menjadi media sharing berbagai materi

Page 12: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

12

pembelajaran, diantaranya http://www.ilmukomputer.org dan

http://www.e-dukasi.net. Seiring dengan perkembangan infrastruktur TIK

tersebut maka institusi pendidikan mulai melakukan pengembangan e-

learning. Beberapa Perguruan Tinggi mengembangkan platform e-

learning sendiri, diantaranya:

- UGM dengan E-Lisa http://elisa.ugm.ac.id/

- Unissula Semarang http://www.unissula.ac.id/sinau/

- Amikom jogja http://elearning.amikom.ac.id/

Beberapa perguruan tinggi menggunakan platform Moodle yang

open source, diantaranya:

- ITB http://kuliah.itb.ac.id/

- UNPAR http://elearning.unpar.ac.id/

- Gunadarma http://elearning.gunadarma.ac.id/

- ITS http://share.its.ac.id/

- Unibraw http://inherent.brawijaya.ac.id/vlm/

- Unitomo http://elearning.unitomo.ac.id

Sistem e-learning tersebut ditujukan untuk menjembatani

dosen/guru dengan mahasiswa/siswa dalam proses belajar mengajar di luar

jam kuliah/sekolah. Undang-undang RI no. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, pada pasal 31 menyatakan:

- Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan

kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan

secara tatap muka atau reguler.

- Pendidikan jarak jauh diselenggarakan pada semua jalur,jenjang dan

jenis pendidikan.

- Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus

dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta

sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar

nasional pendidikan

Page 13: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

13

- Bentuk pendidikan jarak jauh mencakup program pendidikan tertulis

(korespondensi), radio, audio/video, TV dan/atau berbasis jaringan

komputer

Dengan demikian sebenarnya e-learning dimungkinkan untuk

penggunaan PJJ pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Pada

tahun 2006, ada sekitar 69 Provider (Perguruan Tinggi), yang

menyelenggarakan PJJ untuk D3 TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan),

diantaranya :

- PENS ITS http://pjj.eepis-its.edu/

- UM, Polinema, UMM, VEDC dalam malang Joint Campus

http://www.malangjc.org

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari perbuatan belajar,

karena belajar merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar adalah

hasil dari proses pembelajaran tersebut. Bagi seorang anak belajar

merupakan suatu kewajiban. Berhasil atau tidaknya seorang anak dalam

pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh anak

tersebut.

Dalam proses pendidikan, prestasi dapat diartikan sebagai hasil

dari proses belajar mengajar yakni penguasaan, perubahan emosional,

atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu

(Abdullah, 2008). Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang

dianggap penting yang diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang

terjadi sebagai hasil belajar mahasiswa, baik yang berdimensi cipta, dan

rasa maupun yang berdimensi karsa (Syah, 2006).

Untuk mengetahui prestasi belajar mahasiswa perlu diadakan

suatu evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah proses

belajar dan pembelajaran itu berlangsung secara efektif. Efektifitas

proses belajar tersebut akan tampak pada kemampuan mahasiswa

menguasai materi pelajaran.

Page 14: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

14

Menurut Slameto (2003) dan Suryabrata (2002) secara garis besar

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dapat

dikelompokkan atas:

1) Faktor Internal

Faktor yang menyangkut seluruh pribadi termasuk kondisi

fisik maupun mental atau psikis. Faktor internal ini sering disebut

faktor instrinsik yang meliputi kondisi fisiologi dan kondisi

psikologis yang mencakup minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan

lain-lain. Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh

terhadap keberhasilan belajar seseorang. Orang yang ada dalam

keadaan segar jasmaninya akan berbeda prestasi belajar dari orang

yang ada dalam keadaan lelah.

Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologi. Oleh karena

itu semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi

belajar seseorang. Itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri,

terlepas dari faktor lain seperti faktor dari luar dan faktor dari dalam.

Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja merupakan hal

yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak. Oleh

karena itu minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampukan-

kemampuan kognitif adalah faktor psikologis yang utama

mempengaruhi proses dan hasil belajar mahasiswa (Djamara, 2008).

Disamping kondisi fisiologis umum, hal yang tak kalah

pentingnya adalah kondisi panca indera terutama penglihatan dan

pendengaran. Sebagian besar yang dipelajari manusia dipelari

menggunakan penglihatan dan pendengaran. Orang belajar dengan

membaca, melihat contoh atau model, melakukan observasi,

mengamati hasil eksperimen, mendengarkan keterangan dosen dan

orang lain, mendengarkan ceramah, dan lain sebagainya.

Intelegensi adalah suatu kemampuan umum dari seseorang

untuk belajar dan memecahkan suatu permasalahan. Jika intelegensi

seseorang rendah bagaimana pun usaha yang dilakukan dalam

Page 15: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

15

kegiatan belajar, jika tidak ada bantuan orang tua atau pendidik

niscaya usaha belajar tidak akan berhasil.

Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan

gairah, semangat, dan rasa senang dalam belajar sehingga yang

mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk

melaksanakan kegiatan belajar. Mahasiswa yang mempunyai

motivasi tinggi sangat sedikit yang tertinggal dalam belajarnya. Kuat

lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi

keberhasilan belajar. Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan

terutama yang berasal dari dalam diri (motivasi intrinsik) dengan

cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan

harus untuk mencapai cita-cita.

2) Faktor Eksternal

Faktor ini sering disebut dengan faktor ekstrinsik. Faktor ini

meliputi segala sesuatu yang berasal dari luar diri individu yang

dapat mempengaruhi prestasi belajarnya baik itu di lingkungan sosial

maupun lingkungan lain (Djamara, 2008).

a) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat dikelompokkan menjadi dua

kelompok, yaitu lingkungan alami dan lingkungan sosial.

Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembaban udara

berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Belajar pada

keadaan udara yang segar akan lebih baik hasilnya daripada

belajar pada suhu udara yang lebih panas dan pengap.

Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia dan

representasinya (wakilnya), walaupun yang berwujud hal yang

lain langsung berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.

b) Faktor Instrumental

Faktor instrumental adalah factor yang penggunaannya

dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-

Page 16: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

16

faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk

tercapainya tujuan yang telah dirancang. Faktor-faktor ini dapat

berupa perangkat keras hardware misalnya gedung,

perlengkapan belajar, alat-alat praktikum, dan sebagainya,

kemudian perangkat lunak/software seperti kurikulum, program,

dan pedoman belajar lainnya.

Dengan hadirnya sebuah inovasi baru dalam dunia pendidikan yaitu e-

learning, diharapkan prestasi belajar mahasiswa dapat mengalami

peningkatan. Penerapan e-learning dapat memudahkan akses mahasiswa

dalam mendapatkan bahan belajar kuliah serta mengerjakan tugas dari dosen.

Jika sebelum penggunaan media e-learning, mahasiswa harus mencatat apa

yang disampaikan oleh dosen di kelas, mahasiswa harus aktif ke perpustakaan

untuk mencari refrensi pelajaran, sekarang mahasiswa hanya membutuhkan

koneksi internet untuk mengakses bahan perkuliahan. Dengan demikian, nilai

mahasiswa pun mengalami peningkatan yang cukup tinggi.

Menurut Onno W. Purbo (1998) paling tidak ada tiga hal dampak

positif penggunaan internet dalam pendidikan yaitu peserta didik dapat

dengan mudah mengambil mata kuliah dimanapun di seluruh dunia tanpa

batas institusi atau batas negara. Peserta didik dapat dengan mudah belajar

pada para ahli di bidang yang diminatinya. Kuliah/belajar dapat dengan

mudah diambil di berbagai penjuru dunia tanpa bergantung pada

universitas/sekolah tempat si mahasiswa belajar. Di samping itu kini hadir

perpustakan internet yang lebih dinamis dan bisa digunakan di seluruh jagat

raya.

Menurut pendapat Budi Rahardjo (2002) manfaat internet bagi

pendidikan adalah dapat menjadi akses kepada sumber informasi, akses

kepada nara sumber, dan sebagai media kerjasama. Akses kepada sumber

informasi yaitu sebagai perpustakaan on-line, sumber literatur, akses hasil-

hasil penelitian, dan akses kepada materi kuliah. Akses kepada nara sumber

bisa dilakukan komunikasi tanpa harus bertemu secara fisik. Sedangkan

sebagai media kerjasama internet bisa menjadi media untuk melakukan

Page 17: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

17

penelitian bersama atau membuat semacam makalah bersama. Penelitian di

Amerika Serikat tentang pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi

untuk keperluan pendidikan diketahui memberikan dampak positif. Studi

lainya dilakukan oleh Center for Applied Special Technology (CAST),

"bahwa pemanfaatan internet sebagai media pendidikan menunjukan positif

terhadap hasil belajar peserta didik".

Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-

learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik

(Bullen, 2001 dan Beam,1997), antara lain kurangnya interaksi antara guru

dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa

memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar.

Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan

sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial. Proses belajar dan

mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan. Berubahnya

peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional,

kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.

Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.

Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet. Kurangnya tenaga yang

mengetahui dan memiliki ketrampilan internet. Kurangnya penguasaan

bahasa komputer. Pendapat Budi Rahardjo (2002) tentang kelemahan internet

sebagai media pendidikan yaitu infrastruktur internet masih terbatas dan

mahal, keterbatasan dana, dan budaya baca kita masih lemah. Di sinilah

tantangan bagaimana mengembangkan model pembelajaran melalui internet.

F. Hubungan Antar Variabel

Melihat pada kepentingan menjawab rumusan masalah penelitian,

beberapa kosep yang perlu ditinjau adalah mengenai bagaimana pengaruh

penggunaan media e-learning dan hasil prestasi belajar mahasiswa

FISIPOL UGM. Seperti pembahasan pada kerangka konsep di atas, e-

learning merupakan media belajar yang memerlukan alat bantu elektronika.

E-Learning merupakan singkatan dari electronics learning. Secara sederhana

Page 18: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

18

dapat diartikan sebagai bentuk media belajar yang memanfaatkan teknologi

elektronik seperti radio, televisi, film, komputer, internet, dan sebagainya.

Aktor yang ada dalam pelaksanakan e-learning sama dengan proses

belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya pembimbing belajar yang

mengarahkan pembelajar, pembelajar yang menerima bahan ajar dan

administrator yang mengelola administrasi dan proses belajar mengajar.

Sistem e-learning ditujukan untuk menjembatani dosen/guru dengan

mahasiswa/siswa dalam proses belajar mengajar di luar jam kuliah/sekolah.

Dalam proses pendidikan, prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses

belajar mengajar yakni penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan

tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu (Abdullah, 2008).

Menurut Slameto (2003) dan Suryabrata (2002) secara garis besar faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adanya faktor internal dan

eksternal. Faktor internal disini meliputi faktor yang menyangkut seluruh

pribadi termasuk kondisi fisik maupun mental atau psikis. Lalu faktor

eksternal adalah segala sesuatu yang berasal dari luar diri individu yang dapat

mempengaruhi prestasi belajarnya baik itu di lingkungan sosial maupun

lingkungan lain (Djamara, 2008).

Dengan hadirnya sebuah inovasi baru dalam dunia pendidikan yaitu e-

learning, prestasi belajar mahasiswa dapat mengalami peningkatan.

Penerapan e-learning dapat memudahkan akses mahasiswa dalam

mendapatkan bahan belajar kuliah serta mengerjakan tugas dari dosen. Jika

sebelum penggunaan media e-learning, mahasiswa harus mencatat apa yang

disampaikan oleh dosen di kelas, mahasiswa harus aktif ke perpustakaan

untuk mencari refrensi pelajaran, sekarang mahasiswa hanya membutuhkan

koneksi internet untuk mengakses bahan perkuliahan.

Dengan demikian, nilai mahasiswa pun mengalami peningkatan yang

cukup tinggi. Menurut Onno W. Purbo (1998) paling tidak ada tiga hal

dampak positif penggunaan internet dalam pendidikan yaitu peserta didik

dapat dengan mudah mengambil mata kuliah dimanapun di seluruh dunia

tanpa batas institusi atau batas negara. Peserta didik dapat dengan mudah

Page 19: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

19

belajar pada para ahli di bidang yang diminatinya. Kuliah/belajar dapat

dengan mudah diambil di berbagai penjuru dunia tanpa bergantung pada

universitas/sekolah tempat si mahasiswa belajar.

Oleh demikian, penggunaan metode e-learning dan hasil prestasi

belajar mahasiswa mempunyai hubungan timbal balik. Dimana pada kasus

ini, sebuah web-learning dimanfaatkan oleh dosen dan mahasiswa untuk

sama-sama memudahkan kedua pihak dalam mengakses bahan ajar. Dosen

menggunakan media tersebut untuk mengefisienkan waktu dalam

memberikan bahan ajar dan tugas kepada mahasiswanya sedangkan

mahasiswa memanfaatkan media tersebut untuk mendapatkan ilmu dan

informasi lebih dari perkuliahan di kelas. Dengan pemanfaatan media e-

learning secara aktif, hasil prestasi mahasiswa menjadi meningkat secara

signifikan dikarenakan informasi yang didapat mahasiswa menjadi lebih

banyak dan bervariasi.

G. Hipotesis

Setelah melakukan kajian pustaka terhadap permasalahan yang akan

diteliti dan menuangkannya di dalam kerangka pemikiran dan

memaparkannya secara lebih spesifik dalam kerangka konsep, maka dapat

ditarik suatu hipotesis yaitu: Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan

media pembelajaran secara online (e-learning) terhadap prestasi belajar

mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada.

H. Definisi Operasional

Definisi operasional kategori dan kelas dibagi menjadi tiga unit

analisis besar, yaitu analisis penggunaan e-learning dan analisis hasil

penggunaan e-learning.

1. Penggunaan E-Learning

Dalam penggunaan e-learning terdapat beberapa kategori yaitu

jenis, cara, dan kelengkapan materi. Berikut penjelasan dari kategori-

kategori tersebut.

Page 20: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

20

a) Jenis

Jenis e-learning ada dua yaitu Technology based learning dan

Technology based web-learning. Technology based learning ini pada

prinsipnya terdiri dari Audio Information Technologies (radio, audio

tape, voice mail telephone) dan Video Information Technologies

(misalnya: video tape, video text, video messaging). Sedangkan

technology based web-learning pada dasarnya adalah Data

Information Technologies (misalnya: bulletin board, Internet, e-mail,

tele-collaboration). Pada penelitian ini jenis e-learning yang

digunakan adalah technology based web-learning.

b) Cara

Cara penyampaian dari e-learning ada dua yaitu one way

communication (komunikasi satu arah) dan two way communication

(komunikasi dua arah). Dalam penelitian ini digunakan cara

komunikasi dua arah dimana ada interaksi antara dosen dan

mahasiswa.

c) Kelengkapan Materi

Kelengkapan e-learning ditentukan dengan keaktifan dosen

dalam memberi bahan ajar ke bagian teknologi informasi kampus

untuk dapat di input ke dalam web e-learning tersebut.

2. Hasil Penggunaan E-Learning

Hasil dari penggunaan e-learning dilihat dari hasil perkuliahan satu

semester dari para mahasiswa yang aktif menggunakan e-learning.

I. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan paradigma sederhana

hubungan dua variabel yaitu korelasi antara satu variabel bebas dan satu

variabel terikat. Penelitian yang menggunakan paradigma ini hanya

mengkaji pengaruh antara satu variabel bebas (X) dengan satu variabel

terikat (Y).

Page 21: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

21

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kuantitatif, yang mana data dari responden dengan menggunakan teori

statistik sebagai alat pemecahan masalah yang dihadapi sehingga metode

ini akan memberikan kepastian dalam mengambil keputusan. Sedangkan

jenis penyajian data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu dari

perubahan yang dapat dinyatakan dalam angka (Sony, 2004).

Dalam penelitian ini, pada intinya peneliti ingin mencari seberapa

besar pengaruh dari metode pembelajaran secara online (e-learning)

terhadap prestasi belajar mahasiswa FISIPOL UGM.

2. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2006) menyebut populasi sebagai wilayah

generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari,

kemudian ditarik suatu kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif pada

FISIPOL UGM angkatan 2010-2012 yang berjumlah 2719 orang. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel I.1 : Populasi Penelitian

No Jurusan pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik UGM 2010 2011 2012 Populasi

1. Sosiologi 83 80 77 240 2. Hubungan Internasional 123 159 115 397 3. Komunikasi 124 135 79 338 4. Pemb. Sosial & Kesejahteraan 77 74 76 227 5. Manajemen & Kebj. Publik 76 78 83 237 6. Politik & Pemerintahan 77 68 82 227

Jumlah 560 594 512 1666 Sumber : Olahan Data Penelitian, 2012

Penarikan sampel dalam penelitian ini berdasarkan Stratified

Random Sampling. Untuk menentukan jumlah sampel, pengambilan

sampel menggunakan rumus Slovin (dalam Umar, 2004) sebagai berikut:

nN

1 N. e2

Page 22: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

22

Keterangan

n : Jumlah Sampel

N : Jumlah Populasi

e2 : Presisi (ditetapkan 10 % dengan tingkat kepercayaan 90%)

nN

1 N. e2

n1666

1 1666. 0,194,34 94

Dari perhitungan rumus di atas didapatkan sampel 94 mahasiswa

aktif pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM angkatan 2010-

2012 yang dijadikan responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

Tabel I.2 : Sampel Penelitian

No Jurusan pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik UGM Populasi Sampel

1. Sosiologi 240 16 2. Hubungan Internasional 397 18 3. Komunikasi 338 14 4. Pemb. Sosial & Kesejahteraan 227 14 5. Manajemen & Kebj. Publik 237 14 6. Politik & Pemerintahan 227 18

Jumlah 1666 94 Sumber : Olahan Data Penelitian, 2012

Jadi, jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini ditetapkan

sebanyak 94 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan Accidental

Sampling adalah metode pengambilan sampel dengan memilih siapa yang

kebetulan ada/dijumpai.

3. Pengumpulan data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan

data berupa kuisioner, observasi, dan studi pustaka.

a. Kuesioner

Page 23: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

23

Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan tertulis melalui angket kepada mahasiswa

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada selaku

responden. Dalam metode kuesioner dapat dilakukan dengan dua cara:

1) Kuesioner langsung adalah penelitian sendiri yang langsung

menghadap responden dalam mengajukan daftar pertanyaan.

2) Kuesioner tidak langsung adalah peneliti menulis daftar pertanyaan

sendiri untuk dapat disampaikan kepada responden,untuk diisi dan

dikembalikan pada waktu yang telah ditentukan (Arikunto,

1998:200)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kusioner langsung

dengan bentuk rating-scale, dimana daftar pertanyaan ditanggapi

langsung oleh responden sendiri dengan memilih jawaban yang sudah

tersedia. Sebelum menyusun angket, terlebih dahulu dibuat konsep alat

ukur yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Konsep alat ukur ini

berupa kisi-kisi angket. kisi angket kemudian dijabarkan kedalam

variabel dan indikator, selanjutnya dijadikan landasan dan pedoman

dalam menyusun item-item pertanyaan atau pertanyaan sebagai

instrument penelitian. Pertanyaan yang diajukan harus sesuai dengan

aspek yang tertuang dalam kisi-kisi yang telah disusun. Untuk

menentukan nilai jawaban angket dari masing-masing pertanyaan yang

diajukan dengan modifikasi skala likert. Skala likert merupakan skala

yang berisi lima tingkatan jawaban mengenai kesetujuan responden

terhadap statement/pertanyaan yang dikemukakan melalui opsi yang

tersedia.

Skala likert atas tingkatan kesetujuan terhadap statement dalam

angket diklasifikasikan sebagai berikut: (Sugiyono, 2006)

SS = Sangat setuju skor 5

S = Setuju skor 4

N = Netral skor 3

TS = Tidak setuju skor 2

STS = Sangat tidak setuju skor 1

Page 24: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

24

Hasil jawaban responden ditabulasi dengan menggunakan skala

likert, dimana setiap pertanyaan diberi tingkat skor tertinggi 5 dan

terendah 1, maka interval kelas untuk jawaban responden dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel I.3 Kategori Jawaban Berdasarkan Interval Kelas

Interval Kelas Kategori Jawaban Responden 1,00 - 1,80 Sangat Tidak Setuju 1,81 - 2,60 Tidak Setuju 2,61 - 3,40 Netral 3,41 - 4,20 Setuju 4,21 - 5,00 Sangat setuju

b. Observasi

Sebagai alat pengumpulan data, observasi merupakan langkah

yang langsung akan memberikan sumbangan yang sangat penting

dalam penelitian deskriptif. Jenis-jenis informasi tertentu dapat

diperoleh dengan baik melalui pengamatan langsung oleh peneliti.

Sehingga observasi dapat disimpulkan menjadi sebuah pengamatan

dan pencatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti

(Usman, 2008). Metode ini dilaksanakan dengan melakukan

pengamatan terhadap penggunaan media e-learning terhadap

peningkatan prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

c. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data dan acuan

analisis dengan memanfaatkan buku-buku, makalah seminar,

newsletter, penelusuran sumber-sumber di internert (situs-situs

tertentu, online journal, online magazine, online research, bahan

presentasi), sumber informasi penunjang penelitian yang pernah

dilakukan seperti kliping koran, dokumen, agenda, dan hasil

penelitian. Selain itu, bahan-bahan tertulis lainnya yang berasal dari

catatan atau rekaman yang terdapat pada situs e-learning Universitas

Gadjah Mada.

Page 25: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

25

4. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari penelitian, penulis

menggunakan dua cara, yaitu dengan metode deskriptif-kuantitatif.

Langkah yang diambil dalam analisa deskriptif-kuantitatif yaitu dengan

cara mencoba menginterprestasikan hasil-hasil dari angket dan untuk

menganalisis dengan identifikasi masalah yang ada digunakan metode

analisis deskriptif dan analisis korelasi product moment. Analisis data

menggunakan bantuan software pengolahan data Program Statistic

Product and Service Solucion (SPSS) Versi 19.0.

Adapun metode yang gunakan dalam menganalis data pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Uji Validitas

Validitas adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur

walaupun dilakukan berkali-kali dan dimana-mana. Instrumen

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan

dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat

(Bungin, 2010). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

validitas internal dengan menggunakan analisis faktor, yaitu dengan

cara mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Sedangkan

rumus yang digunakan yaitu korelasi Pearson (Priyatno, 2013), yaitu:

∑ ∑ ∑

. ∑ ∑ ∑

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi item total

n = Banyaknya subjek

x = Nilai faktor tertentu

y = Nilai faktor total. Untuk menilai valid atau tidaknya

instrumen, dilakukan dengan mengkonsultasikan hasil

perhitungan dengan r table product moment.

Page 26: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

26

Penentuan validitas data menggunakan Korelasi Pearson

(Indriantoro dan Supomo, 2002). Jika hasil korelasi pearsons (rhitung)

> 0,30 pada tingkat signifikan 0,05, maka instrumen pertanyaan pada

variabel tesebut valid. Sebaliknya jika pearson korelasi (rhitung) < 0,30

pada tingkat signifikan 0,05, maka instrument pertanyaan pada

variabel tersebut tidak valid.

b) Uji Reliabilitas

Untuk melihat reliabilitas dari instrument-instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini, akan dihitung Cronbach Alpha

masing-masing instrumen. Variabel tersebut akan dikatakan reliable

jika Cronbach Alpha-nya memiliki nilai lebih besar dari 0,6.

Sebaliknya jika koefisien alpha instrumen lebih rendah dari 0,6 maka

instrumen tersebut tidak reliabel untuk digunakan dalam penelitian

(Indriantoro dan Supomo, 2002)

Reliabilitas adalah kesesuaian alat ukur dengan yang diukur,

sehingga alat ukur itu dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Bungin,

2010). Rumus realibilitas dengan metode Alpha adalah: (Arikunto,

dalam Priyatno, 2009)

r11 = 1∑

Dimana :

r11 = reabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

Σ = jumlah varian butir

= varian total

- r ALPHA > r tabel, data reliabel

- r ALPHA < r tabel, data tidak reliable

Page 27: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

27

c) Uji Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar sumbangan atau variabel

media pembelajaran secara online (e-learning) terhadap prestasi

belajar mahasiswa dapat dihitung dengan rumus koefisien

determinasi. Rumusnya sebagai berikut:

KD=r2 x 100% (Jonathan, 2006)

d) Regresi Linear Sederhana

Penulis menggunakan analisis linear sederhana untuk

menemukan ada tidaknya pengaruh sebab akibat antara variabel

bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Adapun rumus yang digunakan

adalah :

Y = a + bX + e

Dimana :

Y = Variabel terikat yaitu Prestasi Belajar Mahasiswa

a = Konstanta

X = Variabel bebas yaitu media pembelajaran secara

online (e-learning)

B = Koefisien regresi

e = standar error

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien

korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat

berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel dibawah ini :

Page 28: BAB I - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63918/potongan/S1-2013... · BAB I PENDAHULUAN A. Latar ... pengetahuan yang ada diseluruh dunia bisa diakses

28

Tabel I.4 : Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi

No Interval Koefisien Tingkat Pengaruh 1 0,00 – 0,199 Sangat rendah 2 0,20 – 0,399 Rendah3 0,40 – 0,599 Sedang 4 0,60 – 0,799 Kuat5 0,80 – 1,000 Sangat kuat

Sumber: Sugiyono (2012)