BAB I DED air bersih

10
|Laporan Akhir |- |1| BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak social ekonomi masyarakat yang harus dipenuhi Pemerintah, baik itu Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat. Ketersediaan air minum merupakan salah satu penentu peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang mana diharapkan dengan ketersediaan air minum dapat meningktakan derajat kesehatan masyarakat dan dapat mendorong peningkatan produktivitas masyarakat, sehingga dapat terjadi penngkatan pertumbuhan ekonomi msayarakat. Oleh karena itu, penyediaan sarana dan prasarana air minum menjadi salah satu kunci dalam pengembangan ekonomi wilayah. Air bersih merupakan kebutuhan pokok kehidupan manusia. Sejauh ini masyarakat perkotaan khususnya Ibu Kota kabupaten Wakatobi menaruh harapan besar kepada pemerintah melalui PDAM untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut. Namun kenyataan yang dihadapi masyarakat, PDAM Kab Wakatobi belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat baik ditinjau dari aspek kuantitas terutama distribusi air (tingginya Idle capacity) maupun kualitas air yang didistribusikan. Kebutuhan air bersih ini akan selalu meningkat, seiring dengan perkembangan penduduk yang sangat pesat yang disebabkan oleh bertambahnya kebutuhan untuk pelayanan rumah tangga, ataupun pelayanan komersil lainnya seperti industri, perotelan, dan pariwisata ataupun kebutuhan lainnya. Kebutuhan air bersih yang memenuhi syarat baik dari segi kualitas maupun kuantitas merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat, oleh karena itu optimalisasi pelayanan air bersih harus selalu diupayakan untuk dicapai seiring dengan laju perkembangan jumlah penduduk dan tingkat sosial ekonomi

description

BAB I Air bersih

Transcript of BAB I DED air bersih

Page 1: BAB I DED air bersih

|Laporan Akhir |- |1|

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak

social ekonomi masyarakat yang harus dipenuhi Pemerintah, baik itu

Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat. Ketersediaan air minum

merupakan salah satu penentu peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang

mana diharapkan dengan ketersediaan air minum dapat meningktakan derajat

kesehatan masyarakat dan dapat mendorong peningkatan produktivitas

masyarakat, sehingga dapat terjadi penngkatan pertumbuhan ekonomi

msayarakat. Oleh karena itu, penyediaan sarana dan prasarana air minum

menjadi salah satu kunci dalam pengembangan ekonomi wilayah.

Air bersih merupakan kebutuhan pokok kehidupan manusia. Sejauh ini

masyarakat perkotaan khususnya Ibu Kota kabupaten Wakatobi menaruh

harapan besar kepada pemerintah melalui PDAM untuk memenuhi kebutuhan

dasar tersebut. Namun kenyataan yang dihadapi masyarakat, PDAM Kab

Wakatobi belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat baik

ditinjau dari aspek kuantitas terutama distribusi air (tingginya Idle capacity)

maupun kualitas air yang didistribusikan. Kebutuhan air bersih ini akan selalu

meningkat, seiring dengan perkembangan penduduk yang sangat pesat yang

disebabkan oleh bertambahnya kebutuhan untuk pelayanan rumah tangga,

ataupun pelayanan komersil lainnya seperti industri, perotelan, dan pariwisata

ataupun kebutuhan lainnya.

Kebutuhan air bersih yang memenuhi syarat baik dari segi kualitas maupun

kuantitas merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat, oleh karena itu

optimalisasi pelayanan air bersih harus selalu diupayakan untuk dicapai seiring

dengan laju perkembangan jumlah penduduk dan tingkat sosial ekonomi

Page 2: BAB I DED air bersih

|Laporan Akhir |- |2|

masyarakat yang dilayani. Untuk pembangunan infrastruktur di bidang air

bersih perlu dilakukan dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat.

Tingginya permintaan akan pelayanan air bersih saat ini di Kabupaten

Wakatobi sepenuhnya belum tertangani dengan optimal, baik segi pelayanan

yang ada saat ini, maupun kapasitas produksi yang tersalurkan sampai ke

konsumen. Dengan demikian penduduk saat ini belum terlayani secara baik,

sehingga pilihan alternatif yang digunakan masyarakat selain memanfaatkan

sumber air minum dari PDAM, juga memanfaatkan air tanah dangkal, air tanah

dalam serta potensi sumber daya air lainnya yang belum termanfaatkan,

barkair permukaan maupun air tanah dalam kawasan yang belum terjankau

oleh pelayanan PDAM.

Sumber air di Kabupaten Wakatobi umumnya berasal dari air tanah (ground

water) dari wilayah perbukitan yang dialirkan ke rumah – rumah penduduk

dengan menggunakan pipa besi dan gua-gua karst yang oleh penduduk

setempat disebut Tofa, tetapi air tanah dari perbukitan dan gua-gua karst

tersebut sebagian tidak layak minum hanya bisa digunakan untuk mandi, cuci

dan kakus (MCK), sehingga untuk kebutuhan air minum menggunakan air

hujan yang ditampung dengan guci-guci tanah dan profile tank. Muka air tanah

di seluruh Kepulauan Wakatobi dipengaruhi oleh naik turunnya muka air laut.

Selain air tanah dari perbukitan dan air hujan yang ditampung ada juga air

sumur tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

a. Maksud

Perencanaan Yang Efektif

Proses dan produk perencanaan sarana dan prasarana SPAM

menjadi efektif karena prioritasnya tepat sasaran, didukung oleh

Page 3: BAB I DED air bersih

|Laporan Akhir |- |3|

kelembagaan (Operator dan Regulator) yang efektif dan

mendapat dukungan masyarakat.

Perencanaan Yang Efisien

Proses dan produk perencanaan sarana dan prasarana SPAM

menjadi efisien karena pilihan dan teknolgi tepat guna dan

terjangkau sesuai dengan kondisi daerah.

Perencanaan Terpadu

Agar produk perencanaan SPAM telah dipadukan (Integrated)

dengan perencanaan sektor-sektor terkait, baik dari aspek

pemanfaatan ruang, keterpaduan program dan keterpaduan

pengaturan.

Perencanaan Yang Berwawasan Lingkungan

Agar produk SPAM merupakan hasil pemilihan perencanaan

yang telah mempertimbangkan factor keamanan lokasi,

keamanan lingkungan dan keamanan teknologi terutama yang

berkaitan dengan resiko kesehatan dan pelestarian sumber air.

Perencanaan Yang berkelanjutan

Agar produk perencanaan ini dapat mendukung untuk

keberlanjutan program-program yang lain sesuai dengan prinsip

pengembangan wilayah kabupaten Wakatobi.

b. Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :

Menyediakan perencanaan teknis serta spesifikasi teknis

dengan mengikuti kriteria, standardan peraturan yang ada.

Menentukan alternative penanganan yang terbaik sehingga

anggaran lebih tepat sasaran, ekonomis dan efisien.

Menyediakan perencanaan yang komprehensif agar suatu

konstruksi dapat berfungsi dengan baik.

Page 4: BAB I DED air bersih

|Laporan Akhir |- |4|

c. Target/Sasaran

Target/sasaran yang diharapkan adalah :

Tersedianya Dokumen Rencana Teknis/DED air bersih

(Sumber, Produksi, Distribusi, Transmisi sampai Pelayanan)

Pulau Wangi-Wangi dan Pulau Kapota sebagai ibukota

Kabupaten Wakatobi.

Tersedianya dokumen perencanaan sebagai informasi

koordinasi dan singkronisasi dengan perencanaan infrastruktur

terkait.

3. REFRENSI HUKUM

Undang-Undang No 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan

Permukiman;;

Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;

Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah;

Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;

Peraturan Pemerintah No 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan;

Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum;

Peraturan Menteri Kesehatan No 907 Tahun 2002 tentang

Persyaratan Kualitas Air;

Page 5: BAB I DED air bersih

|Laporan Akhir |- |5|

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18 Tahun 2007 tentang

Penyelenggaraan Pengembangan Sitim Penyediaan Air Minum.

4. KELUARAN

Hasil keluaran yang diharapkan dari pekerjaan ini adalah Dokumen

Rencana Teknis/DED Air Bersih Pulau Wangi-Wangi dan Kapota. Adapun

keluaran dari kegiatan ini akan terdiri dari:

a. Dokumen laporan yang berisi Rencana kegiatan utama pertahapan

pengembangan, Rencana pengembangan kelembagaan dan sumber

daya manusia, rekayasa awal sistem (preliminery engineering),

rekomendasi langah‐langkah penguasaan dan pengamanan sumber air

baku, rencana pentahapan pengembangan, rencana tindak lanjut untuk

studi kelayakan dan perencanaan teknik.

b. Album peta dengan tingkat ketelitian skala 1 : 50 – 1 : 2.000

5. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan yang tercakup dalam kerangka acuan ini adalah :

A. Persiapan

Pada tahap pekerjaan persiapan Konsultan harus melaksanakan

kegiatan sebagai berikut :

1. Koordinasi dengan direksi pekerjaan.

2. Pengumpulan data awal, data primer dan sekunder, buku‐buku

referensi yang berhubungan dengan pekerjaan ini sebagai bahan

referensi medan/lapangan dan untuk penyempurnaan program kerja

sehingga akan dicapai suatu hasil pekerjaan yang maksimal.

3. Desk studi dan diskusi awal

4. Pembuatan dan penyususunan program kerja, pembagian tugas

dan pengarahan.

Page 6: BAB I DED air bersih

|Laporan Akhir |- |6|

B. Melakukan survei dan pengukuran Rencana Penyusunan Air Bersih di

wilayah perencanaan dan sekitarnya. Kegiatan survey ini meliputi :

1. Survei lapangan untuk mengetahui kondisi eksisting daerah.

2. Survei air baku untuk mengetahui kondisi debit air baku serta

kualitasnya.

3. Survei topografi, meliputi pemetaan situasi lokasi bangunan

(captering, bak penampung) skala 1 : 1.000 atau 1 : 2.000 dan trase

pipa skala horisontal 1 : 1.000 atau 1 : 2.000 skala vertikal 1 : 100,

serta pemetaan situasi lokasi bangunan IPA skala : 1.000 atau 1 :

2.000

4. Survei permintaan nyata

5. Survei harga satuan

C. Evaluasi, Analisis dan Perencanaan Teknis, meliputi :

1. Evaluasi dan analisis teknis kondisi kawasan perencanaan, yaitu :

a. Fungsi strategis kawasan perencanaan dari produk Rencana

Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RTRK) dan Rencana Rinci

Kota

b. Kondisi topografi kawasan perencanaan melalui analisis foto

udara (skala 1 : 20.000 – 1 : 5.000) dan/atau peta topografi (skala

1 : 5.000 atau disesuaikan dengan luas daerah studi/

perencanaan)

c. Data dan gambaran umum hidrologi, sumber air, klimatologi dan

geologi dari daerah studi

d. Data demografi saat ini dan 10 tahun terakhir, penyebaran

penduduk dan kepadatan

e. Data sosial, budaya, ekonomi, dan karakteristik wilayah yang

meliputi:

- Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

- Mata Pencaharian dan Kepadatan Penduduk

Page 7: BAB I DED air bersih

|Laporan Akhir |- |7|

- Pengeluaran biaya hidup per bulan per keluarga

- Adat istiadat , tradisi, dan budaya

f. Data Kesehatan, kondisi sanitasi dan lingkungan yang meliputi :

- Statistik kesehatan/kasus penyakit

- Angka kelahiran, kematian dan migrasi

- Data penyakit akibat kualitas air yang buruk

- Sarana pelayanan kesehatan

g. Sarana dan prasarana kota yang ada (infrastruktur), meliputi : ar

bersih, drainase, pembuangan air limbah dan sampah, listrik,

telepon, jalan dan sarana transportasi, kawasan pariwisata,

kawasan industri, kawasan perdagangan, kesehatan dan sosial

budaya serta pendidikan.

2. Evaluasi kondisi air bersih yang ada, meliputi :

a. Teknis

- Jangkauan Pelayanan

- Tingkat Pelayanan

- Tingkat Konsumsi

- Periode Pelayanan

- Kinerja Sitem Air Bersih

- Prosedur dan kondisi operasi serta pemeliharaan

- Tingkat kehilangan air

b. Non Teknis

- Organisasi dan tata kerja

- Kondisi dan kinerja karyawan

- Kondisi dan kinerja keuangan

- Struktur dan nilai tarif air bersih

- Peraturan daerah yang berlaku

3. Analisis terhadap hasil survey permintaan nyata dari masyarakat,

yaitu meliputi :

Page 8: BAB I DED air bersih

|Laporan Akhir |- |8|

a. Tingkat kesulitan masyarakat mendapatkan alternatif sumber air

bersih

b. Penentuan keinginan masyarakat dalam mendapatkan

pelayanan air bersih

c. Penentuan standar pemakaian air bersih

d. Penelitian tingkat kemauan dan kemampuan masyarakat dalam

membeli air. Survei dapat dilakukan dengan menyebarkan daftar

pertanyaan.

4. Identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan

Hal-hal yang perlu diidentifikasi antara lain :

a. Tingkat dan cakupan pelayanan yang ada

b. Unjuk kerja pelayanan

c. Tingkat kehilangan air

d. Jumlah calon pelanggan terdaftar/ potensial

e. Kapasitas yang belum dimanfaatkan (idle Capasity)

f. Kebutuhan pengembangan jaringan distribusi dan/ atau

kapasitas pengolahan

g. Unjuk kerja kelembagaa, sumber daya manusia dan keuangan

5. Perkiraan kebutuhan air

Kebutuhan air diklasifikasikan berdasarkan fungsi kawasan

perencanaan dan aktifitas masyarakat di kawasan tersebut, yaitu :

a. Domestik

- Rumah Tangga

- Sosial

b. Non Domestik

- Komersial

- Perkantoran

- Fasilitas Umum

- Industri

Page 9: BAB I DED air bersih

|Laporan Akhir |- |9|

- Pelabuhan, dsb

Perkiraan kebutuhan air diperhitungkan juga dengan besarnya

kehilangan air.

6. Identifikasi sumber air potensial

7. Pengembangan alternatif system

Dengan memadukan prakiraan kebutuhan air dan ketersediaan

sumber air baku, maka dapat diidentifikasikan dan dikembangkan

menjadi berbagai alternatif sistem yang kemudian akan dipilih

sebagai alternatif pemecahan permasalahan/pemenuhan

kebutuhan air bersih.

Setiap alternatif harus dikaji dari aspek sosial, budaya, lingkungan

teknis, dan keuangan sehingga para ahli dapat menganalisa dengan

cepat dan cermat. Alternatif terpilih adalah yang terbaik ditinjau dari

berbagai aspek tersebut diatas dan juga merupakan kesepakatan

bersama pihak‐pihak terkait. Pradesain dari alternatif terpilih

merupakan dasar dalam prakiraan biaya investasi dan prakelayakan

proyek.

8. Pengembangan kelembagaan dan sumber daya manusia

Pengembangan kelembagaan dan sumber daya manusia yang

profesional dalam pengelolaan sistem penyediaan air bersih

dirumuskan dari rencana pengembangan pelayanan dan

peningkatan sumber daya manusia diperoleh melalui sistem

pendidikan dan pelatihan.

9. Pemilihan alternative system

Setiap alternatif harus dikaji kelayakan :

a. Sosial

b. Budaya

c. Lingkungan

Page 10: BAB I DED air bersih

|Laporan Akhir |- |10|

d. Teknis

e. Keuangan

f. Ekonomi

Setiap alternaif sistem harus dipersiapkan dan disajikan secara

lengkap dan sistematis, sehingga para penilai dapat menganalisa

dengan cepat dan cermat.

10. Strategi pelaksanaan

Dalam ranka memenuhi kebutuhan air bersih disuatu kawasan,

strategi penanganannya disesuaikan dengan kebijakan dan kondisi

masing‐masing daerah dengan mempertimbangkan kapasitas

sistem air bersih yang belum terpakai, tingkat kehilangan air dan

rencana tahapan pengembangan pelayanan.

11. Rencana Induk

Setelah alternatif terbaik ditetapkan, maka ditentukan :

a. Rencana kegiatan utama pertahapan pengembangan

b. Rencana pengembangan kelembagaan dan sumber daya

manusia

c. Rekayasa awal sistem (Preliminery Engineering)

d. Rekomendasi langah‐langkah penguasaan dan pengamanan

sumber air baku

e. Rencana pentahapan pengembangan

f. Rencana tindak lanjut untuk studi kelayakan dan perencanaan

teknik.