BAB I DED air bersih
description
Transcript of BAB I DED air bersih
|Laporan Akhir |- |1|
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak
social ekonomi masyarakat yang harus dipenuhi Pemerintah, baik itu
Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat. Ketersediaan air minum
merupakan salah satu penentu peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang
mana diharapkan dengan ketersediaan air minum dapat meningktakan derajat
kesehatan masyarakat dan dapat mendorong peningkatan produktivitas
masyarakat, sehingga dapat terjadi penngkatan pertumbuhan ekonomi
msayarakat. Oleh karena itu, penyediaan sarana dan prasarana air minum
menjadi salah satu kunci dalam pengembangan ekonomi wilayah.
Air bersih merupakan kebutuhan pokok kehidupan manusia. Sejauh ini
masyarakat perkotaan khususnya Ibu Kota kabupaten Wakatobi menaruh
harapan besar kepada pemerintah melalui PDAM untuk memenuhi kebutuhan
dasar tersebut. Namun kenyataan yang dihadapi masyarakat, PDAM Kab
Wakatobi belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat baik
ditinjau dari aspek kuantitas terutama distribusi air (tingginya Idle capacity)
maupun kualitas air yang didistribusikan. Kebutuhan air bersih ini akan selalu
meningkat, seiring dengan perkembangan penduduk yang sangat pesat yang
disebabkan oleh bertambahnya kebutuhan untuk pelayanan rumah tangga,
ataupun pelayanan komersil lainnya seperti industri, perotelan, dan pariwisata
ataupun kebutuhan lainnya.
Kebutuhan air bersih yang memenuhi syarat baik dari segi kualitas maupun
kuantitas merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat, oleh karena itu
optimalisasi pelayanan air bersih harus selalu diupayakan untuk dicapai seiring
dengan laju perkembangan jumlah penduduk dan tingkat sosial ekonomi
|Laporan Akhir |- |2|
masyarakat yang dilayani. Untuk pembangunan infrastruktur di bidang air
bersih perlu dilakukan dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat.
Tingginya permintaan akan pelayanan air bersih saat ini di Kabupaten
Wakatobi sepenuhnya belum tertangani dengan optimal, baik segi pelayanan
yang ada saat ini, maupun kapasitas produksi yang tersalurkan sampai ke
konsumen. Dengan demikian penduduk saat ini belum terlayani secara baik,
sehingga pilihan alternatif yang digunakan masyarakat selain memanfaatkan
sumber air minum dari PDAM, juga memanfaatkan air tanah dangkal, air tanah
dalam serta potensi sumber daya air lainnya yang belum termanfaatkan,
barkair permukaan maupun air tanah dalam kawasan yang belum terjankau
oleh pelayanan PDAM.
Sumber air di Kabupaten Wakatobi umumnya berasal dari air tanah (ground
water) dari wilayah perbukitan yang dialirkan ke rumah – rumah penduduk
dengan menggunakan pipa besi dan gua-gua karst yang oleh penduduk
setempat disebut Tofa, tetapi air tanah dari perbukitan dan gua-gua karst
tersebut sebagian tidak layak minum hanya bisa digunakan untuk mandi, cuci
dan kakus (MCK), sehingga untuk kebutuhan air minum menggunakan air
hujan yang ditampung dengan guci-guci tanah dan profile tank. Muka air tanah
di seluruh Kepulauan Wakatobi dipengaruhi oleh naik turunnya muka air laut.
Selain air tanah dari perbukitan dan air hujan yang ditampung ada juga air
sumur tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak.
2. MAKSUD DAN TUJUAN
a. Maksud
Perencanaan Yang Efektif
Proses dan produk perencanaan sarana dan prasarana SPAM
menjadi efektif karena prioritasnya tepat sasaran, didukung oleh
|Laporan Akhir |- |3|
kelembagaan (Operator dan Regulator) yang efektif dan
mendapat dukungan masyarakat.
Perencanaan Yang Efisien
Proses dan produk perencanaan sarana dan prasarana SPAM
menjadi efisien karena pilihan dan teknolgi tepat guna dan
terjangkau sesuai dengan kondisi daerah.
Perencanaan Terpadu
Agar produk perencanaan SPAM telah dipadukan (Integrated)
dengan perencanaan sektor-sektor terkait, baik dari aspek
pemanfaatan ruang, keterpaduan program dan keterpaduan
pengaturan.
Perencanaan Yang Berwawasan Lingkungan
Agar produk SPAM merupakan hasil pemilihan perencanaan
yang telah mempertimbangkan factor keamanan lokasi,
keamanan lingkungan dan keamanan teknologi terutama yang
berkaitan dengan resiko kesehatan dan pelestarian sumber air.
Perencanaan Yang berkelanjutan
Agar produk perencanaan ini dapat mendukung untuk
keberlanjutan program-program yang lain sesuai dengan prinsip
pengembangan wilayah kabupaten Wakatobi.
b. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
Menyediakan perencanaan teknis serta spesifikasi teknis
dengan mengikuti kriteria, standardan peraturan yang ada.
Menentukan alternative penanganan yang terbaik sehingga
anggaran lebih tepat sasaran, ekonomis dan efisien.
Menyediakan perencanaan yang komprehensif agar suatu
konstruksi dapat berfungsi dengan baik.
|Laporan Akhir |- |4|
c. Target/Sasaran
Target/sasaran yang diharapkan adalah :
Tersedianya Dokumen Rencana Teknis/DED air bersih
(Sumber, Produksi, Distribusi, Transmisi sampai Pelayanan)
Pulau Wangi-Wangi dan Pulau Kapota sebagai ibukota
Kabupaten Wakatobi.
Tersedianya dokumen perencanaan sebagai informasi
koordinasi dan singkronisasi dengan perencanaan infrastruktur
terkait.
3. REFRENSI HUKUM
Undang-Undang No 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan
Permukiman;;
Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;
Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah;
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;
Peraturan Pemerintah No 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan;
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum;
Peraturan Menteri Kesehatan No 907 Tahun 2002 tentang
Persyaratan Kualitas Air;
|Laporan Akhir |- |5|
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18 Tahun 2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sitim Penyediaan Air Minum.
4. KELUARAN
Hasil keluaran yang diharapkan dari pekerjaan ini adalah Dokumen
Rencana Teknis/DED Air Bersih Pulau Wangi-Wangi dan Kapota. Adapun
keluaran dari kegiatan ini akan terdiri dari:
a. Dokumen laporan yang berisi Rencana kegiatan utama pertahapan
pengembangan, Rencana pengembangan kelembagaan dan sumber
daya manusia, rekayasa awal sistem (preliminery engineering),
rekomendasi langah‐langkah penguasaan dan pengamanan sumber air
baku, rencana pentahapan pengembangan, rencana tindak lanjut untuk
studi kelayakan dan perencanaan teknik.
b. Album peta dengan tingkat ketelitian skala 1 : 50 – 1 : 2.000
5. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang tercakup dalam kerangka acuan ini adalah :
A. Persiapan
Pada tahap pekerjaan persiapan Konsultan harus melaksanakan
kegiatan sebagai berikut :
1. Koordinasi dengan direksi pekerjaan.
2. Pengumpulan data awal, data primer dan sekunder, buku‐buku
referensi yang berhubungan dengan pekerjaan ini sebagai bahan
referensi medan/lapangan dan untuk penyempurnaan program kerja
sehingga akan dicapai suatu hasil pekerjaan yang maksimal.
3. Desk studi dan diskusi awal
4. Pembuatan dan penyususunan program kerja, pembagian tugas
dan pengarahan.
|Laporan Akhir |- |6|
B. Melakukan survei dan pengukuran Rencana Penyusunan Air Bersih di
wilayah perencanaan dan sekitarnya. Kegiatan survey ini meliputi :
1. Survei lapangan untuk mengetahui kondisi eksisting daerah.
2. Survei air baku untuk mengetahui kondisi debit air baku serta
kualitasnya.
3. Survei topografi, meliputi pemetaan situasi lokasi bangunan
(captering, bak penampung) skala 1 : 1.000 atau 1 : 2.000 dan trase
pipa skala horisontal 1 : 1.000 atau 1 : 2.000 skala vertikal 1 : 100,
serta pemetaan situasi lokasi bangunan IPA skala : 1.000 atau 1 :
2.000
4. Survei permintaan nyata
5. Survei harga satuan
C. Evaluasi, Analisis dan Perencanaan Teknis, meliputi :
1. Evaluasi dan analisis teknis kondisi kawasan perencanaan, yaitu :
a. Fungsi strategis kawasan perencanaan dari produk Rencana
Tata Ruang Kawasan Perkotaan (RTRK) dan Rencana Rinci
Kota
b. Kondisi topografi kawasan perencanaan melalui analisis foto
udara (skala 1 : 20.000 – 1 : 5.000) dan/atau peta topografi (skala
1 : 5.000 atau disesuaikan dengan luas daerah studi/
perencanaan)
c. Data dan gambaran umum hidrologi, sumber air, klimatologi dan
geologi dari daerah studi
d. Data demografi saat ini dan 10 tahun terakhir, penyebaran
penduduk dan kepadatan
e. Data sosial, budaya, ekonomi, dan karakteristik wilayah yang
meliputi:
- Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
- Mata Pencaharian dan Kepadatan Penduduk
|Laporan Akhir |- |7|
- Pengeluaran biaya hidup per bulan per keluarga
- Adat istiadat , tradisi, dan budaya
f. Data Kesehatan, kondisi sanitasi dan lingkungan yang meliputi :
- Statistik kesehatan/kasus penyakit
- Angka kelahiran, kematian dan migrasi
- Data penyakit akibat kualitas air yang buruk
- Sarana pelayanan kesehatan
g. Sarana dan prasarana kota yang ada (infrastruktur), meliputi : ar
bersih, drainase, pembuangan air limbah dan sampah, listrik,
telepon, jalan dan sarana transportasi, kawasan pariwisata,
kawasan industri, kawasan perdagangan, kesehatan dan sosial
budaya serta pendidikan.
2. Evaluasi kondisi air bersih yang ada, meliputi :
a. Teknis
- Jangkauan Pelayanan
- Tingkat Pelayanan
- Tingkat Konsumsi
- Periode Pelayanan
- Kinerja Sitem Air Bersih
- Prosedur dan kondisi operasi serta pemeliharaan
- Tingkat kehilangan air
b. Non Teknis
- Organisasi dan tata kerja
- Kondisi dan kinerja karyawan
- Kondisi dan kinerja keuangan
- Struktur dan nilai tarif air bersih
- Peraturan daerah yang berlaku
3. Analisis terhadap hasil survey permintaan nyata dari masyarakat,
yaitu meliputi :
|Laporan Akhir |- |8|
a. Tingkat kesulitan masyarakat mendapatkan alternatif sumber air
bersih
b. Penentuan keinginan masyarakat dalam mendapatkan
pelayanan air bersih
c. Penentuan standar pemakaian air bersih
d. Penelitian tingkat kemauan dan kemampuan masyarakat dalam
membeli air. Survei dapat dilakukan dengan menyebarkan daftar
pertanyaan.
4. Identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan
Hal-hal yang perlu diidentifikasi antara lain :
a. Tingkat dan cakupan pelayanan yang ada
b. Unjuk kerja pelayanan
c. Tingkat kehilangan air
d. Jumlah calon pelanggan terdaftar/ potensial
e. Kapasitas yang belum dimanfaatkan (idle Capasity)
f. Kebutuhan pengembangan jaringan distribusi dan/ atau
kapasitas pengolahan
g. Unjuk kerja kelembagaa, sumber daya manusia dan keuangan
5. Perkiraan kebutuhan air
Kebutuhan air diklasifikasikan berdasarkan fungsi kawasan
perencanaan dan aktifitas masyarakat di kawasan tersebut, yaitu :
a. Domestik
- Rumah Tangga
- Sosial
b. Non Domestik
- Komersial
- Perkantoran
- Fasilitas Umum
- Industri
|Laporan Akhir |- |9|
- Pelabuhan, dsb
Perkiraan kebutuhan air diperhitungkan juga dengan besarnya
kehilangan air.
6. Identifikasi sumber air potensial
7. Pengembangan alternatif system
Dengan memadukan prakiraan kebutuhan air dan ketersediaan
sumber air baku, maka dapat diidentifikasikan dan dikembangkan
menjadi berbagai alternatif sistem yang kemudian akan dipilih
sebagai alternatif pemecahan permasalahan/pemenuhan
kebutuhan air bersih.
Setiap alternatif harus dikaji dari aspek sosial, budaya, lingkungan
teknis, dan keuangan sehingga para ahli dapat menganalisa dengan
cepat dan cermat. Alternatif terpilih adalah yang terbaik ditinjau dari
berbagai aspek tersebut diatas dan juga merupakan kesepakatan
bersama pihak‐pihak terkait. Pradesain dari alternatif terpilih
merupakan dasar dalam prakiraan biaya investasi dan prakelayakan
proyek.
8. Pengembangan kelembagaan dan sumber daya manusia
Pengembangan kelembagaan dan sumber daya manusia yang
profesional dalam pengelolaan sistem penyediaan air bersih
dirumuskan dari rencana pengembangan pelayanan dan
peningkatan sumber daya manusia diperoleh melalui sistem
pendidikan dan pelatihan.
9. Pemilihan alternative system
Setiap alternatif harus dikaji kelayakan :
a. Sosial
b. Budaya
c. Lingkungan
|Laporan Akhir |- |10|
d. Teknis
e. Keuangan
f. Ekonomi
Setiap alternaif sistem harus dipersiapkan dan disajikan secara
lengkap dan sistematis, sehingga para penilai dapat menganalisa
dengan cepat dan cermat.
10. Strategi pelaksanaan
Dalam ranka memenuhi kebutuhan air bersih disuatu kawasan,
strategi penanganannya disesuaikan dengan kebijakan dan kondisi
masing‐masing daerah dengan mempertimbangkan kapasitas
sistem air bersih yang belum terpakai, tingkat kehilangan air dan
rencana tahapan pengembangan pelayanan.
11. Rencana Induk
Setelah alternatif terbaik ditetapkan, maka ditentukan :
a. Rencana kegiatan utama pertahapan pengembangan
b. Rencana pengembangan kelembagaan dan sumber daya
manusia
c. Rekayasa awal sistem (Preliminery Engineering)
d. Rekomendasi langah‐langkah penguasaan dan pengamanan
sumber air baku
e. Rencana pentahapan pengembangan
f. Rencana tindak lanjut untuk studi kelayakan dan perencanaan
teknik.