BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan...

26
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Bambu sudah dikenal oleh masyarakat sebagai bahan bangunan sejak lama. Pada umumnya, bagian-bagian bangunan yang dapat dibuat dari bambu jauh lebih murah jika dibandingkan dengan bahan bangunan lain untuk kegunaan yang sama. Bambu adalah bahan ramuan yang penting sebagai pengganti kayu biasa bagi penduduk desa. Bambu digunakan untuk berbagai keperluan masyarakat, mulai dari keperluan pertanian, peternakan, perumahan, bahkan untuk keperluan upacara. Bambu terdapat hampir di seluruh Indonesia. Tanaman rumpun bambu dapat ditemui di pedesaan pada lereng gunung, sepanjang sungai atau jurang, bahkan sebagian besar masyarakat mempunyai rumpun bambu di pekarangannya. Penggunaan material bambu sebagai elemen bangunan (struktur) tahan gempa di Jawa Timur khususnya Surabaya belum optimal. Hal ini disebabkan informasi dan penelitian mengenai material bambu, seperti cara pengawetan bambu dan cara mengonstruksi bangunan bambu belum sampai kepada masyarakat, sehingga masyarakat hanya mendasarkan konstruksi bambu dari pengalaman yang pernah dilakukan oleh nenek moyang. Padahal dari data yang didapatkan, material bambu merupakan salah satu hasil alam yang cukup melimpah di Jawa Timur (Rekapitulasi data aneka usaha Kehutanan Propinsi Jawa Timur, Susilo Sugiyono,2003). Sampai saat ini beberapa Perguruan Tinggi sudah ada yang melakukan penelitian mengenai material bambu, salah satu yang paling gencar adalah Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan di Universitas Gajah Mada sudah sampai tahap pembuatan contoh kuda-kuda dari material bambu wulung dengan diameter 70 milimeter, bentang 6 meter yang tidak runtuh saat diberi beban sebesar 4 ton dan juga teknologi bambu laminasi. Aplikasi juga telah dilakukan dalam pameran hasil-hasil penelitian Universitas Mataram, suatu jembatan rangka bambu bentang 12 m dari bambu galah diameter sekitar 7 cm, mampu dibebani dengan 3 mobil kijang diatasnya (Morisco dan Mardjono,1995 dan 1996). Penelitian mengenai kekuatan tiap-tiap model sambungan dengan menggunakan bahan sambungan modern pada portal bambu akibat terkena beban horizontal belum ada sehingga belum dapat memberikan alternatif penggunaan sambungan yang baik,cocok dan efisien pada portal bambu, dimana bambu yang dimaksud sebagai elemen bangunan. Padahal material bambu dapat dijadikan sebagai elemen bangunan yang kuat, awet, dan tahan gempa (Fitri Marjono, 2006). Pertanyaan mendasar adalah, apakah bangunan bambu yang dikonstruksi secara benar dapat tahan terhadap gempa?. Sesungguhnya konstruksi bangunan dengan berbagai bahan dapat dikonstruksi tahan terhadap gempa. Pada prinsipnya, bangunan tahan gempa dimaksudkan untuk meminimalisir korban yang tinggal dalam bangunan tersebut. Dengan kata lain, penghuni bangunan dapat segera keluar dari bangunan yang terkena gempa dengan selamat. Sesuai dengan prinsip dasar bangunan tahan gempa, bahwa bangunan harus diusahakan seringan mungkin, maka material bambu sangat memenuhi persyaratan ini. Bambu juga dikenal dengan kelenturannya yang cukup tinggi dimana sifat tersebut merupakan sifat yang baik untuk sebuah bangunan tahan gempa. Untuk itulah studi ini coba dilakukan dengan dasar dari penelitian yang terdahulu, dengan harapan akan didapatkan data mengenai perilaku kekuatan sambungan pada portal bambu sehingga dapat dijadikan elemen bangunan tahan gempa. I.2 Perumusan masalah Adapun perumusan masalahyang akan dibahas dalam studi ini adalah : 1) Bagaimana menganalisa dan mengetahui kemampuan tiap-tiap model sambungan pada portal bambu akibat terkena beban horizontal? 2) Bagaimana menganalisa dan mengetahui model sambungan yang baik untuk portal bambu sehingga mampu menahan beban horizontal? 3) Bagaimana cara memasang sambungan yang baik untuk portal bambu sehingga mampu menahan beban horizontal? I.3 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah mengetahui jawaban dari permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut : 1) Mengetahui perilaku tiap-tiap model sambungan pada portal bambu akibat terkena beban horizontal.

Transcript of BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan...

Page 1: BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16605...3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan,

1

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang Bambu sudah dikenal oleh masyarakat sebagai bahan bangunan sejak lama. Pada umumnya, bagian-bagian bangunan yang dapat dibuat dari bambu jauh lebih murah jika dibandingkan dengan bahan bangunan lain untuk kegunaan yang sama. Bambu adalah bahan ramuan yang penting sebagai pengganti kayu biasa bagi penduduk desa. Bambu digunakan untuk berbagai keperluan masyarakat, mulai dari keperluan pertanian, peternakan, perumahan, bahkan untuk keperluan upacara. Bambu terdapat hampir di seluruh Indonesia. Tanaman rumpun bambu dapat ditemui di pedesaan pada lereng gunung, sepanjang sungai atau jurang, bahkan sebagian besar masyarakat mempunyai rumpun bambu di pekarangannya.

Penggunaan material bambu sebagai elemen bangunan (struktur) tahan gempa di Jawa Timur khususnya Surabaya belum optimal. Hal ini disebabkan informasi dan penelitian mengenai material bambu, seperti cara pengawetan bambu dan cara mengonstruksi bangunan bambu belum sampai kepada masyarakat, sehingga masyarakat hanya mendasarkan konstruksi bambu dari pengalaman yang pernah dilakukan oleh nenek moyang. Padahal dari data yang didapatkan, material bambu merupakan salah satu hasil alam yang cukup melimpah di Jawa Timur (Rekapitulasi data aneka usaha Kehutanan Propinsi Jawa Timur, Susilo Sugiyono,2003).

Sampai saat ini beberapa Perguruan Tinggi sudah ada yang melakukan penelitian mengenai material bambu, salah satu yang paling gencar adalah Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan di Universitas Gajah Mada sudah sampai tahap pembuatan contoh kuda-kuda dari material bambu wulung dengan diameter 70 milimeter, bentang 6 meter yang tidak runtuh saat diberi beban sebesar 4 ton dan juga teknologi bambu laminasi. Aplikasi juga telah dilakukan dalam pameran hasil-hasil penelitian Universitas Mataram, suatu jembatan rangka bambu bentang 12 m dari bambu galah diameter sekitar 7 cm, mampu dibebani dengan 3 mobil kijang diatasnya (Morisco dan Mardjono,1995 dan 1996).

Penelitian mengenai kekuatan tiap-tiap model sambungan dengan menggunakan bahan sambungan modern pada portal bambu akibat terkena beban horizontal belum ada sehingga

belum dapat memberikan alternatif penggunaan sambungan yang baik,cocok dan efisien pada portal bambu, dimana bambu yang dimaksud sebagai elemen bangunan. Padahal material bambu dapat dijadikan sebagai elemen bangunan yang kuat, awet, dan tahan gempa (Fitri Marjono, 2006). Pertanyaan mendasar adalah, apakah bangunan bambu yang dikonstruksi secara benar dapat tahan terhadap gempa?.

Sesungguhnya konstruksi bangunan dengan berbagai bahan dapat dikonstruksi tahan terhadap gempa. Pada prinsipnya, bangunan tahan gempa dimaksudkan untuk meminimalisir korban yang tinggal dalam bangunan tersebut. Dengan kata lain, penghuni bangunan dapat segera keluar dari bangunan yang terkena gempa dengan selamat.

Sesuai dengan prinsip dasar bangunan tahan gempa, bahwa bangunan harus diusahakan seringan mungkin, maka material bambu sangat memenuhi persyaratan ini. Bambu juga dikenal dengan kelenturannya yang cukup tinggi dimana sifat tersebut merupakan sifat yang baik untuk sebuah bangunan tahan gempa.

Untuk itulah studi ini coba dilakukan dengan dasar dari penelitian yang terdahulu, dengan harapan akan didapatkan data mengenai perilaku kekuatan sambungan pada portal bambu sehingga dapat dijadikan elemen bangunan tahan gempa.

I.2 Perumusan masalah Adapun perumusan masalahyang akan dibahas dalam studi ini adalah : 1) Bagaimana menganalisa dan mengetahui

kemampuan tiap-tiap model sambungan pada portal bambu akibat terkena beban horizontal?

2) Bagaimana menganalisa dan mengetahui model sambungan yang baik untuk portal bambu sehingga mampu menahan beban horizontal?

3) Bagaimana cara memasang sambungan yang baik untuk portal bambu sehingga mampu menahan beban horizontal?

I.3 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah mengetahui jawaban dari permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut : 1) Mengetahui perilaku tiap-tiap model

sambungan pada portal bambu akibat terkena beban horizontal.

Page 2: BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16605...3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan,

2) Mengetahui sambungan yang paling cocok untuk portal bambu yang mampu menahan gaya horizontal yang besar.

3) Dapat memasang sambungan dengan baik dengan menggunakan model sambungan yang cocok dengan portal bambu.

I.4. Batasan masalah Batasan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah : 1) Jenis material bambu yang digunakan adalah

bambu petung dan ori. 2) Umur bambu pada saat dipotong adalah umur

yang paling sering dilakukan pemotongan yaitu sekitar 3-5 tahun.

3) Diameter, tebal daging, dan panjang batang bambu disesuaikan dengan jenis bambu yang digunakan dan umur saat pemotongan.

4) Elemen bangunan yang dijadikan untuk uji coba adalah portal sederhana.

I.5. Manfaat hasil penelitian Tugas akhir yang berupa studi ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1) Memberikan informasi mengenai perilaku

kekuatan tiap-tiap model sambungan pada portal bambu akibat terkena beban horizontal.

2) Memberikan informasi mengenai sambungan yang baik dan efisien pada portal bambu yang mampu menahan gaya horizontal.

3) Memberikan informasi cara pemasangan sambungan yang baik pada portal bambu tahan gempa dengan model sambungan yang paling cocok.

BAB III METODOLOGI

3.1 Rancangan penelitian

`

� Mempersiapkan Hidraulik jack� Mempersiapkan dial gauge� Mempersiapkan frame� Mempersiapkan l

Model sambungan � Model 1 dengan menggunakan pelat baja, baut dan

mur sebagai bahan sambungan. � Model 2 dengan menggunakan pelat baja, baut dan

mur sebagai bahan sambungan dan ditambah penyangga dari pelat baja.

� Model 3 dengan mengunakan pelat baja, baut, dan mur sebagai bahan sambungan ditambah dengan pengisi di rongga bambu pada titik sambungan.

Pengadaan material bambu � Mencari dan mendatangkan bambu

petung dan ori dengan umur sekitar 3-5 tahun dari penjual bambu yang ada di Jawa Timur

Mulai

Persiapan material bambu � Pembersihan bambu � Pemotongan bambu sesuai dengan ukuran

yang direncanakan untuk benda uji

Persiapan bahan sambungan � Pelat baja � Baut � Mur � Bahan pengisi (kayu)

A

Start

Studi literatur � Mempelajari jurnal tentang bambu � Mempelajari referensi penelitian terdahulu

tentang material bambu � Mempelajari metode pengujian berdasarkan

ASTM E-72

Page 3: BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16605...3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan,

3.2 Studi literatur Dalam studi literatur ini, yang dilakukan adalah mempelajari tentang material bambu, seperti jenis-jenis bambu yang ada di Indonesia, bagaimana pertumbuhannya, bagaimana cara dan kapan waktu memanen bambu yang baik, bagaimana cara pengawetan yang baik setelah bambu dipotong, sampai bambu dapat digunakan atau dipakai sebagai bahan bangunan, dan sebagainya. Literatur yang dibaca didapatkan dari jurnal penelitian terdahulu yang membahas masalah bambu, melalui browsing internet, buku, dan sumber lain 3.3 Pengadaan material bambu

Pada tahap ini material bambu petung dan ori dicari dan datangkan dari penjual bambu yang ada di Jawa Timur. Bambu yang didatangkan harus berumur sekitar 3-5 tahun.

3.4 Persiapan material bambu Pada tahap dilakukan persiapan material bambu, yang meliputi :

� Pembersihan bambu dari daun dan pelapah daun

� Pemotongan bambu sesuai dengan ukuran yang direncanakan untuk benda uji.

3.5 Model sambungan Pada tahap ini ditetapkan model – model sambungan yang akan digunakan pada pengujian portal bambu. Adapun model – model sambungan yang digunakan adalah :

� Model 1 Dengan menggunakan pelat baja, baut dan mur sebagai bahan sambungan.

Gambar 3.5 sambungan model 1

A

Pembuatan benda uji � Membuat portal bambu dengan dengan dimensi

yang telah ditentukan yaitu 2m x 2m dengan menggunakan model sambungan yang telah direncankan

Pengujian benda uji

Bambu petung

Bambu ori

Uji tekan horizontal

Uji tekan horizontal

Analisa hasil pengujian

Kesimpulan

Selesai

Page 4: BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16605...3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan,

� Model 2 Dengan menggunakan pelat baja, baut dan mur sebagai bahan sambungan dan ditambah penyangga dari pelat baja.

Gambar 3.6 sambungan model 2 � Model 3

Dengan mengunakan pelat baja, baut, dan mur sebagai bahan sambungan ditambah dengan pengisi di rongga bambu pada titik sambungan.

Gambar 3.7 sambungan model 3

� Sambungan tali ijuk Sambunagn tali ijuk merupakan sambungan tradisonal. Sambungan tali ijuk dalam Tugas Akhir ini hanya digunakan sebagai pembanding saja antara model sambungan yang direncanakan dengan sambungan tradisional.

Page 5: BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16605...3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan,

Gambar 3.8 sambungan tali ijuk

3.6 Persiapan bahan sambungan Pada tahap ini disiapkan bahan-bahan yang

diperlukan untuk sambungan pada portal bambu : � Bahan pengisi (kayu) � Baut � mur � Pelat baja

3.7 Pembuatan benda uji (portal bambu) Pada tahap ini akan dibuat portal sesuai dengan model sambungan dan ukuran yang telah di rencanakan. Portal dibuat dari bambu petung dan bambu ori yang telah persiapkan.

Gambar 3.9 Benda uji portal bambu 3.8 Persiapan alat pengujian

Pada tahap ini disiapkan alat uji dan komponen-komponen yang diperlukan untuk melakukan pengujian pada benda uji, seperti :

� Hidraulick jack Digunakan untuk memberi gaya tekan horizontal pada benda uji sehingga diketahui seberapa besar gaya yang mampu ditahan oleh benda uji.

Gambar 3.10 Alat Hidraulick jack

� Dial gauge Digunakan untuk mengetahui defleksi yang terjadi pada benda uji akibat beban horizontal yang diberikan.

Gambar 3.11 Alat dial gauge

Page 6: BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16605...3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan,

LOAD CELL PORTAL BAMBU

PENJEPIT

PORTAL

PENAHAN

LATERAL

DIAL GAUGE

DIAL GAUGEMANOMETER

HIDROULIK

JACK

L= 2m

L=2m

13L16L

� Frame Digunakan sebagai tempat berdirinya benda uji untuk diberikan gaya horizontal.

Gambar 3.12 Frame

� Lembar pengujian Digunakan untuk mencatat beban dan defleksi yang terjadi pada benda uji akibat beban horizontal yang diberikan.

3.9 Pengujian benda uji

Pada tahap ini portal bambu yang telah disiapkan dengan menggunakan metode sambungan yang telah ditentukan, akan dilakukan pengujian terhadap kekuatan sambungan.Pengujian dilakukan dengan memberi gaya tekan secara horizontal di titik sambungan. Tes tekan horizontal dilakukan untuk mengetahui besarnya kekuatan yang mampu ditahan oleh sambungan pada portal bambu yang di uji. Peralatan dan prosedur pengujian : • Peralatan

Peralatan yang dipakai harus dengan kalibrasi yang masih berlaku. Peralatan yang diperlukan :

� Hidraulik jack � Dial gauge � Frame � Lembar pengujian

• Prosedur : Prosedur pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut :

� Siapkan benda uji sesuai dengan ketentuan ukuran.

� Sediakan alat uji Hidraulik jack, dial gauge, frame dan lembar data pengujian

� Beri nomor atau kode pengujian pada portal bambu , sebelum dipasang pada frame

� Setting alat uji hidraulik jack dan dial gauge

� Letakkan benda uji di frame sehingga sentris terhadap alat uji Hidraulick jack

� Jalankan mesin uji hidraulick jack

� Baca dan catat data beban � Catat defleksi yang terjadi

Gambar 3.13 Pemodelan pengujian sambungan pada portal bambu 3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan, hasil dari pengujian tersebut dicatat, untuk kemudian dilihat hasilnya dan dilakukan analisa terhadap hasil tes atau pengujian tersebut. Kemudian dilakukan analisa terhadap hasil pengujian benda uji dengan membuat grafik, selanjutnya dapat dilihat dan dibandingkan hasil analisa benda uji yang satu dengan yang lainnya. Kemudian dapat ditentukan kontruksi sambungan yang sangat cocok dan mampu menahan beban horizontal yang besar. 3.11 Kesimpulan Dari semua proses yang telah dilakukan maka akan dapat ditarik kesimpulan dari data yang didapat dari hasil pengujian.

Page 7: BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16605...3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan,

BAB IV TAHAP PERSIAPAN

4.1 Studi literatur Literatur yang dibaca didapatkan dari jurnal penelitian terdahulu yang membahas masalah bambu, melalui browsing internet, buku, dan sumber lain. Studi literatur ini terutama berasal dari laporan penelitian Prof. Ir. Morisco, Ph.D dari UGM yogyakarta mengenai pemberdayaan bambu untuk kesejahteraan rakyat dan kelestarian lingkungan (1995 – 2005) dan modul kuliah struktur bambu. 4.2 Pengadaan material bambu 4.2.1 Pembelian material bambu

Pada tugas akhir ini, bambu petung dan ori ini didatangkan dari desa Tanggul angin,Kabupaten Sidoarjo. Berdasarkan informasi dari pemilik kebun bambu, bambu petung dan ori ini diperkirakan berumur 3-5 tahun. Penebangan dilakukan dengan bantuan dua orang penduduk sekitar menggunakan gergaji, parang, linggis, dan tali. Penebangan bambu ini dilakukan pada bulan Oktober 2009.

Material bambu yang dibeli sebanyak 15 batang bambu petung dan 15 batang bambu ori dengan panjang masing-masing sekitar 9 meter.

Gambar 4.1 Rumpun bambu petung

Gambar 4.2 Rumpun bambu ori

4.2.2 Pengankutan material bambu Pengankutan material bambu dilakukan dengan menggunakan mobil pick-up yang disewa. Kemudian material bambu tesrsebut diangkut ke kampus ITS dan di taruh di Workshop Laboratorium Struktur Jurusan Teknik Sipil ITS. Pengakutan material bambu dilakukan pada bulan Oktober 2009.

Gambar 4.3 Pengankutan material bambu

Gambar 4.3 Material bambu yang ditaruh di Workshop Laboratorium Struktur Jurusan Teknik Sipil ITS dengan panjang masing-masing batang 2meter.

4.3 Persiapan material bambu 4.3.1 Pembersihan bambu dari daun dan pelapah daun Pembersihan bambu dari daun dan pelapah daun dilakukan dengan menggunakan parang. Pmebersiha ini dilakukan agar batang bambu bersih dan memudahkan pelaksanaan pemotongan. 4.3.2 Pemotongan material bambu Pemotongan material bambu ini dilakukan dengan menggunakan gergaji. Material bambu dipotong sesuai dengan ukuran benda uji yaitu 2 meter.

Page 8: BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16605...3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan,

Gambar 4.4 Pemotongan bambu dengan panjang 2 meter. 4.4 Persiapan bahan sambungan 4.4.1 Baut Baut digunakan sebagai pengikat pada sambungan portal bambu. Baut yang digunakan adalah baut dengan diameter 14 mm. Baut dibeli ditoko AJBS Surabaya berdasarkan rekomendasi dari Pak hardjo karyawan Laboratorium Beton dan Bahan Bangunan ITS. Pembelian dilakukan pada bulan Oktober 2009. Dan kemudian ditaruh di Workshop Laboratorium Struktur Jurusan Teknik Sipil ITS

Gambar 4.5 baut 4.4.2 Mur Mur digunakan sebagai pengikat pada sambungan portal bambu. Mur yang digunakan adalah mur 7/16”. Mur dibeli di toko AJBS Surabaya berdasarkan rekomendasi dari Pak Hardjo karyawan Laboratorium Beton dan Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil ITS. Pembelian dilakukan pada bulan Oktober 2009. Dan kemudian ditaruh di Workshop Laboratorium Struktur Jurusan Teknik Sipil ITS.

Gambar 4.6 mur 7/16” 4.4.3 Pelat Baja Pelat baja digunakan sebagai bahan pengikt pada sambungan portal bambu. Pelat baja yang digunakan pelat baja dengan ketebalan 4 mm dan lebar 40 mm. Pelat baja dibeli di Toko Mulya Abadi berdasarkan rekomendasi dari Pak Ridwan karyawan Workshop Laboratorium Struktur Jurusan Teknik Sipil ITS. Pembelian dilakukan pada bulan Oktober 2009. Dan kemudian ditaruh di Workshop Laboratorium Struktur Jurusan Teknik Sipil ITS. Setelah pelat baja di taruh di Workshop Laboratorium Struktur Jurusan Teknik Sipil ITS. Kemudian pelat baja di buat sebagai bahan sambungan. Adapun langkah-langkah pembuatan bahan sambungan dengan pelat baja antara lain :

Gambar 4.7 diagram alir pembuatan pelat penyambung

� Pemotongan

Pelat baja dipotong dengan panjang 60 cm dengan menggunakan alat pemotong besi milik Laboratorium Struktur Jurusan Teknik Sipil ITS.

� Pembengkokkan Pelat baja yang telah dipotong kemudian dibengkokkan model U. Karena

Pemotongan

Pembengkokkan

Start

Pelubangan

Finish

Page 9: BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16605...3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan,

keterbatasan alat maka pembengkokkan dilakukan secara manual dengan memukul pelat baja dengan palu hingga terbentuk.

� Pelubangan Baja yang telah dipotong dan dibengkokkan model U kemudian dibor untuk dibuatkan lubang. Mata bor yang digunakan berdiameter 12 mm. Pengeboran dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik sipil ITS.

Gambar 4.8 Pelat baja setelah dipotong dengan panjang 60 cm

Gambar 4.9 Pelat baja setelah dibengkokkan dan di beri lubang dengan diameter lubang 12 mm. 4.4.4 Bahan pengisi Bahan pengisi yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah kayu. Alasan memilih kayu sebagai pengisi karena kayu efektif diaplikasikan pada batang tarik karena kayu adalah material yang mempunyai kuat tarik tinggi.

Gambar 4.10 diagram alir pembuatan bahan pengisi

Gambar 4.11 kayu yang telah dibubut

� Pemotongan kayu Kayu yang telah disiapkan kemudian dipotong sepanjang 20 cm dengan menggunkan gergaji.

� Pengukuran diamter Kayu yang telah dipotong kemudian diukur sesuai diameter bambu yang akan diisi.

� Pembubutan Kayu kemudian dibubut sesuai rongga bambu yang akan diisi dengan menggunakan pahat dan parang.

4.5 Pembuatan benda uji portal bambu Bambu yang telah dipotong dengan panjang 2 meter kemudian dirakit menjadi portal bambu. Perakitan portal bambu dilakukan di Workshop Laboratorium Struktur Jurusan Teknik Sipil ITS. Perakitan portal bambu meliputi beberapa tahap antara lain :

Pemotongan kayu

Pengukuran diameter

Start

Finish

Pembubutan

Pengukuran diameter

Pemilihan batang bambu

Pembuatan pasak

Start

Page 10: BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16605...3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan,

Gambar 4.12 Diagram alir pembuatan portal bambu

� Pengukuran diameter bambu Pengukuran dilakukan agar mengetahui diameter bambu yang akan digunakan. Pengukuran dilakukan menggunakan roll meter.

� Pemilihan batang bambu Pemilihan batang bambu dilakukan agar dalam satu portal bambu memiliki ukuran diameter yang sama.

� Pembuatan pasak pada batang kiri dan kanan portal bambu Pasak pada batang bambu kiri dan kanan portal dibuat sebagai penghubung antara batang samping dengan batang atas dan bawah. Dan pasak juga berfungsi agar portal bambu jadi kaku.Panjang pasak disesusaikan dengan diameter bambu yang akan disambung.

Gambar 4.13 pasal pada batang bambu

� Pembuatan lubang pasak pada batang atas dan bawah portal bambu Lubang pasak batang atas dan bawah dibuat sebagai tempat masuknya pasak pada batang samping agar terhubung dan

juga berfungsi untuk memperkaku portal. Besar lubang pasak disesuaikan dengan tebal batang bambu

Gambar 4.14Lubang pasak pada batang bambu � Perakitan portal bambu

Setelah semua langkah diatas di laksanakan kemudian dilaksanakan perakitan portal bambu dengan menghubungkan batang yang satu dengan batang yang lainnya.

� Pemasangan sambungan pada portal bambu Pemasangan pada portal bambu dilaksanakan sesuai dengan model sambungan. Setiap model sambungan memiliki langkah-langkah yang berbeda dalam pemasangannya. a. Model 1

Langkah-langkah pemasangan sambungan model 1 adalah: � Persiapkan alat dan bahan

a. Pelat baja yang telah dibengkokkan dan diberi lubang

b. Baut c. Mur d. Alat pengunci e. Bor

� Pasang pelat baja yang telah dibengkokkan pada tiap-tiap join bambu.

� Bor bambu sesuai lubang yang ada pelat baja.

� Masukan baut pada lubang yang telah dibor.

� Pasang mur pada baut � Kunci mur dan baut (jangan

mengunci terlalu kencang karena bisa membuat bambu pecah)

b. Model 2 Langkah-langkah pemasangan sambungan model 2 adalah: � Persiapkan alat dan bahan

Finish

Pembuatan lubang pasak

Perakitan portal bambu

Pemasangan sambungan • Model 1 • Model 2 • Model 3

Page 11: BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16605...3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan,

a. Pelat baja yang telah dibengkokkan dan diberi lubang.

b. Pelat baja yang telah dipotong sepanjang 60 cm dan diberi lubang (penyangga).

c. Baut d. Mur e. Alat pengunci f. Bor

� Pasang pelat baja yang telah dibengkokkan pada tiap-tiap join bambu.

� Bor bambu sesuai lubang yang ada pada pelat baja.

� Masukan baut pada lubang yang telah dibor.

� Pasang mur pada baut � Kunci mur dan baut (jangan

mengunci terlalu kencang karena bisa membuat bambu pecah)

� Pasang pelat baja dengan panjang 60 cm dengan sudut 45 ° pada dua sisi. Lihat gambar 4.15.

� Bor bambu sesuai lubang yang ada pada pelat baja.

� Masukan baut pada lubang yang telah dibor.

� Pasang mur pada baut � Kunci mur dan baut (jangan

mengunci terlalu kencang karena bisa membuat bambu pecah)

Gambar 4.15 Pelat penyangga pada portal

c. Model 3 Langkah-langkah pemasangan sambungan model 3 adalah: � Persiapkan alat dan bahan

a. Pelat baja yang telah dibengkokkan dan diberi lubang.

b. Bahan pengisi (kayu yang telah dibubut)

c. Baut d. Mur e. Alat pengunci f. Bor

� Masukkan bahan pengisi ke dalam rongga bambu (yang di isi hanya pada daerah sambungan saja). Lihat gambar 4.16

� Pasang pelat baja yang telah dibengkokkan pada tiap-tiap join bambu.

� Bor bambu sesuai lubang yang ada pada pelat baja.

� Masukan baut pada lubang yang telah dibor.

� Pasang mur pada baut � Kunci mur dan baut (bisa

dikencangkan karena tidak akan membuat bambu pecah, hal ini dikarenakan ada pengisi pada rongga bambu).

Gambar 4.16 kayu yang telah dibubut dimasukan dalam rongga bambu 4.6 Persiapan alat pengujian 4.6.1 Hidraulik Jack

Pada Tugas Akhir ini hidraulik Jack dipinjamkan dari Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil ITS dan kemudian ditaruh di Workshop Laboratoriun Struktur Jurusan Teknik Sipil ITS selama pengujian. Dari data yang diperoleh Hidraulik Jack yang digunakan mempunyai kapasitas sebesar 10000 psi / 700 bar.

Page 12: BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16605...3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan,

Gambar 4.13 Alat Hidraulik Jack 4.6.2 Dial gauge

Pada Tugas Akhir ini dial gauge dipinjamkan dari Laboratorium Struktur ITS dan kemudian ditaruh di Workshop Laboratoriun Struktur Jurusan Teknik Sipil ITS selama pengujian. Dari data yang diperoleh dial gauge yang digunakan mempunyai kapasitas sebesar 30 mm.

Gambar 4.14 Alat dial gauge 4.6.3 Desain Frame

Pada tugas akhir ini, frame yang digunakan dibuat di Laboratorium Material Jurusan Teknik Material ITS. Waktu yang diperlukan dalam pembuatan frame ini selama satu minggu. Dalam pembuatan frame ini memiliki beberapa tahap antara lain :

Gambar 4.15 Diagram alir pembuatan frame

� Mendesain Frame Dilakukan penggambaran dan pemilihan bahan yang paling ekonomis tetapi tetap berdasarkan standar pengetesan. Standar pengetesan mengacu pada ASTM E-72-02.

Gambar 4.16 sketsa desain frame

� Pemilihan bahan-bahan Pemilihan bahan dilakukan agar frame mampu menahan gaya-gaya yang bekerja pada saat pengujian sehingga portal tetap bisa sentris terhadap hidraulik jack. Dan juga dihitung berapa keperluan bahan-bahan yang digunakan. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan frame adalah :

a. Pipa bulat berukuran medium 2”x 6000 mm sebanyak 2 buah.

b. Pelat baja dengan ukuran tebal 4 mm dan lebar 40 mm dan

Desain frame

Pemilihan bahan-bahan

Finish

Pembelian bahan-bahan

Pemotongan bahan-bahan

Perakitan frame

Pemasangan frame

Start

Page 13: BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16605...3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan,

panjang 6000 mm sebanyak 1 buah.

c. Pelat siku berlubang dengan ukuran 40x40x0,4 dengan panjang 3000 mm sebanyak 1 buah

d. Baut dengan dengan diameter 17 mm 6 buah

e. Mur dengan ukuran diameter 19 sebanyak 6 buah

� Pembelian bahan-bahan Pembelian bahan-bahan dilakukan secara bersamaan. Bahan-bahan dibeli di toko Mulya Abadi Surabaya. Dan kemudian di angkut ke Laboratorium Material Jurusan Teknik Material ITS.

� Pemotongan Bahan-bahan Bahan-bahan yang telah dibeli kemudian dipotong berdasarkan keperluan. Pemotongan dilakukan menggunakan alat potong besi.

� Perakitan Bahan-bahan yang telah dipotong sesuai dengan keperluan dibentuk menjadi frame sesuai desain. Penyambungan antar bahan dilakukan dengan pengelasan.

� Pemasangan frame Setelah frame selesai dirakit kemudian frame diangkut ke Workshop Laboratoriun Struktur Jurusan Teknik Sipil ITS. Kemudian frame dipasang di dalam ruangan Workshop Laboratoriun Struktur Jurusan Teknik Sipil ITS. Agar frame kokoh pada saat pengujian maka frame dibor pada lantai dan dinding.

Gambar 4.17 Pemasangan frame di Workshop Laboratoriun Struktur Jurusan Teknik Sipil ITS

Gambar 4.18 Frame setelah dipasang di Workshop Laboratoriun Struktur Jurusan Teknik Sipil ITS 4.6.4 Lembar pengujian

Lembar pengujian yang digunakan dalam Tugas akhir ini sebagai berikut :

Gambar 4.19 lembar pengujian 4.7 Pengujian benda uji

Setelah semua tahap-tahap diatas dilaksanakan dan disiapkan. Maka dilakukan pengujian benda uji. Pengujian dilakukan di Workshop Laboratorium Struktur Jurusan Teknik Sipil ITS. Pengujian dilakukan berdasarkan prosedur pelaksanaan yang telah dipaparkan di Bab III.

Page 14: BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16605...3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan,

BAB V HASIL PENGUJIAN DAN

PEMBAHASAN 5.1 Perilaku sambungan model 1pada portal

bambu Setelah portal bambu disiapkan kemudian

portal bambu diberi gaya horizontal sehingga diketahui perilaku sambungan akibat terkena beban horizontal. Untuk Mengetahui perilaku sambungan pada sambungan dilakukan uji percobaan di laboratorium.

Setelah hasil uji coba di laboratorium didapatkan kemudian dibandingkan hasil uji laboratorium dengan program SAP 2000 V.14 dan cara teoritis (metode Matriks) dengan beban yang sama sehingga diketahui apakah hasil uji coba laboratorium mendekati secara teoritis atau tidak. 5.1.1 Portal bambu Petung dengan sambungan model 1 5.1.1.1 Percobaan di laboratorium portal bambu petung dengan sambungan model 1.

Gambar 5.1 Portal bambu petung memakai Sambungan model 1 sebelum di uji tekan horizontal.

Tabel 5.1 Data hasil pengujian beban-deformasi portal bambu petung model 1

me steps P (kg) ∆ (cm)

1 56.60 1.4

2 70.75 2.98

3 88.44 8.34

4 100.23 13.86

5 106.12 17.78

6 109.66 20.45

7 117.92 21.2

8 117.92 22.43

9 237.01 27.46

10 267.67 33.45

11 280.64 38.65

12 286.54 41.23

13 295.97 41.89

14 295.97 42.35

15 295.97 45.43

16 308.94 53.89

17 379.69 57.78 (sumber : hasil penelitian)

Gambar 5.2 Grafik respon joint displacemen-time steps pada portal bambu petung model 1 hasil uji laboratorium Pembahasan :

Pada percobaan tes uji tekan horizontal yang dilakukan di Workshop Laboratorium Struktur Teknik Sipil ITS bambu petung dengan sambungan model 1 dapat dilihat bahwa beban maksimum yg dapat ditahan adalah 379,69 kg pada time steps 17 dan defleksi horizontal maksimum adalah 57,78 cm. Jenis kegagalan yg terjadi pada percobaan ini adalah kegagalan konstruksi. Hal ini dikarenakan rusaknya bambu pada bagian sekitar sambungan (joint) yang dipasak. Pada akhir percobaan, dapat dilihat bahwa jenis kerusakan yang terjadi pada percobaan ini adalah rusaknya bambu pada sekitar sambungan (joint) yang dipasak (Gambar 5.3). Gambar 5.3 kerusakan pada portal bambu petung model 1 pada daerah sekitar pasak

Page 15: BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16605...3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan,

Gambar 5.4 Deformasi yang terjadi pada portal bambu petung model 1

5.1.1.2 Analisa SAP V.14 untuk portal bambu petung dengan sambungan model 1.

Analisa SAP V.14 dilakukan untuk membandingakan apakah hasil uji laboratorium mendekati toeritis atau tidak.

Dalam kasus ini contoh yang diambil untuk menghitung deformasi horizontal pada portal bambu petung dengan menggunakan SAP V.14 adalah portal sederhana dengan perletakan sendi. Tabel 5.2 Hasil analisa SAP V.14

time steps P (kg) ∆ (cm)

1 56.6 0.73492

2 70.75 3.76005

3 88.44 9.34167

4 100.23 15.48682

5 106.12 19.70451

6 109.66 21.20714

7 117.92 21.60646

8 117.92 23.48926

9 237.01 28.13133

10 267.67 34.37002

11 280.64 39.63169

12 286.54 42.20611

13 295.97 42.75789

14 295.97 43.73906

15 295.97 47.22223

16 308.94 52.5177

17 379.69 56.23181 (sumber : hasil run SAP V.14)

Gambar 5.12 Grafik respon joint displacement-time steps portal bambu petung model 1hasil run SAP V.14 Pembahasan :

Pada percobaan tes uji tekan horizontal yang dilakukan di Workshop Laboratorium Struktur Teknik Sipil ITS bambu petung dengan sambungan model 1 dapat dilihat bahwa beban maksimum yg dapat ditahan adalah 379,69 kg pada time steps 17 dan defleksi horizontal maksimum adalah 56,2318 cm

5.1.1.3Perbandingan hasil uji laboratorium dan SAP V.14

Gambar 5.13Grafik gabungan respon joint displacement-time steps portal bambu petung model 1 Pembahasan :

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa hasil uji laboratorium (praktikum) dengan hasil analisa SAP V.14 terdapat perilaku yang sama.

Hal ini membuktikan bahwa hasil pengujian di laboratorium mendekati secara teoritis. Dan material bambu dapat dihitunng dengan menggunakan software SAP V.14.

5.1.2 Portal bambu Ori dengan sambungan model 1 5.1.2.1 Percobaan di laboratorium portal bambu ori dengan sambungan model 1.

Page 16: BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16605...3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan,

Gambar 5.14Portal bambu ori memakai Sambungan model 1 sebelum di uji tekan horizontal. Tabel 5.3 Data hasil pengujian beban-deformasi portal bambu ori model 1

time

steps P (kg) ∆ (cm)

1 63.02 1.2

2 75.63 4.01

3 100.84 9.87

4 100.84 15.02

5 126.05 18.21

6 138.65 18.98

7 157.56 20.1

8 170.17 22.95

9 171.43 28.65

10 173.95 33.98

11 186.55 36.24

12 195.37 37.12

13 207.98 38.56

14 233.19 41.23

15 245.79 47.78

16 249.58 51.76 (sumber : hasil penelitian)

Gambar 5.15 Grafik respon beban-deformasi portal bambu ori model 1hasil uji laboratorium Pembahasan :

Pada percobaan tes uji tekan horizontal yang dilakukan di Workshop Laboratorium Struktur Teknik Sipil ITS bambu ori dengan sambungan model 1 dapat dilihat bahwa beban maksimum yg dapat ditahan adalah 3249,58 kg pada time steps 16 dan defleksi horizontal maksimum adalah 51,76 cm. Jenis kegagalan yang terjadi pada percobaan ini adalah kegagalan konstruksi. Hal ini dikarenakan rusaknya bambu pada bagian sekitar sambungan (joint) yang dipasak.

Pada akhir percobaan, dapat dilihat bahwa jenis kerusakan yang terjadi pada struktur percobaan ini adalah rusaknya bambu pada sekitar sambungan (joint) yang dipasak (Gambar 5.16).

Gambar 5.16kerusakan pada portal bambu ori model 1 pada daerah sekitar pasak

Gambar 5.17 Deformasi yang terjadi pada portal bambu ori model 1 5.1.2.2 Analisa SAP V.14 untuk portal bambu ori dengan sambungan model 1.

Analisa SAP V.14 dilakukan untuk membandingakan apakah hasil uji laboratorium mendekati teoritis atau tidak.

Dalam kasus ini contoh yang diambil untuk menghitung deformasi horizontal pada portal bambu ori dengan menggunakan SAP V.14 adalah portal sederhana dengan perletakan sendi. Tabel 5.4Hasil analisa SAP V.14

time

steps ∆ (cm) p (kg)

1 0.7819 63.02

2 3.89208 75.63

3 9.27866 100.84

4 14.56266 100.84

5 17.46995 126.05

Page 17: BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16605...3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan,

6 18.15606 138.65

7 19.04721 157.56

8 22.35998 170.17

9 27.8354 171.43

10 33.00366 173.95

11 35.70895 186.55

12 36.31331 195.37

13 37.32651 207.98

14 40.84038 233.19

15 46.39036 245.79

16 50.80497 249.58 (sumber : hasil run SAP V.14)

Gambar 5.25 Grafik respon joint displacementsteps portal bambu ori model 1hasil run SAP V.14 Pembahasan :

Pada percobaan tes uji tekan horizontal yang dilakukan dengan menggunakan software SAP V.14, bambu ori dengan sambungan 1 dapat menahan beban maksimum yg dapat ditahan adalah 249,58 kg pada time steps 16defleksi horizontal maksimum adalah cm. 5.1.2.3 Perbandingan hasil uji laboratorium dan SAP V.14

Gambar 5.26 Grafik gabungan respon joint displacement-time steps portal bambu ori Pembahasan :

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa hasil uji laboratorium (praktikum) dengan hasil analisa SAP V.14 terdapat perilaku yang sama.

joint displacement-time

1hasil run SAP V.14

percobaan tes uji tekan horizontal yang dilakukan dengan menggunakan software

dengan sambungan model beban maksimum yg dapat

249,58 kg pada time steps 16 dan defleksi horizontal maksimum adalah 50,80497

5.1.2.3 Perbandingan hasil uji laboratorium

respon joint

ori model 1

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa hasil uji laboratorium (praktikum) dengan hasil analisa SAP V.14 terdapat perilaku yang sama.

Hal ini membuktikan bahwa hasil pengujian di laboratorium mendekati secara teoritis. Dan material bambu dapat dihitung dengan menggunakan software SAP V.14. 5.2 Perilaku sambungan model 2

bambu Setelah portal bambu disiapkan kemudian

portal bambu diberi gaya horizontal sehingga diketahui perilaku sambungan akibbeban horizontal. Untuk Mengetahui perilaku sambungan pada sambungan dilakukan uji percobaan di laboratorium.

Setelah hasil uji coba di laboratorium didapatkan kemudian dibandingkan hasil uji laboratorium dengan program SAP 2000 V.14 dengan beban yang sama sehingga diketahui apakah hasil uji coba laboratorium mendekati secara teoritis atau tidak. 5.2.1 Portal bambu Petung dengan sambungan model 2 5.2.1.1 Percobaan di laboratorium portal bambu petung dengan sambungan model 2.

Gambar 5.27 Portal bambu petung memakai Sambungan model 2 sebelum di uji tekan horizontal.

Tabel 5.5 Data hasil pengujian bebanportal bambu petung model 2

time steps P(kg) ∆ (cm)

1 252.94 1.21

2 324.08 3.98

3 450.55 5.34

4 490.08 6.68

5 513.79 9.34

6 581.77 11.24

7 624.45 12.35

8 687.69 14.43

(sumber : hasil penelitian)

Hal ini membuktikan bahwa hasil pengujian di laboratorium mendekati secara

. Dan material bambu dapat dihitung dengan menggunakan software SAP V.14.

model 2 pada portal

Setelah portal bambu disiapkan kemudian ortal bambu diberi gaya horizontal sehingga

diketahui perilaku sambungan akibat terkena . Untuk Mengetahui perilaku

sambungan pada sambungan dilakukan uji

Setelah hasil uji coba di laboratorium didapatkan kemudian dibandingkan hasil uji laboratorium dengan program SAP 2000 V.14

n yang sama sehingga diketahui apakah hasil uji coba laboratorium mendekati

.1 Portal bambu Petung dengan

5.2.1.1 Percobaan di laboratorium portal bambu petung dengan sambungan model 2.

Portal bambu petung memakai sebelum di uji tekan horizontal.

Data hasil pengujian beban-deformasi

∆ (cm)

1.21

3.98

5.34

6.68

9.34

11.24

12.35

14.43

Page 18: BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16605...3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan,

Gambar 5.28 Grafik respon joint displacementsteps portal bambu petung model 2 hasil uji laboratorium Pembahasan :

Pada percobaan tes uji tekan horizontal yang dilakukan di Workshop Laboratorium Struktur Teknik Sipil ITS bambu petung dengan sambungan model 1 dapat dilihat bahwa beban maksimum yg dapat ditahan adalah pada time steps 8 dan defleksi horizontal maksimum adalah 14,43 cm. Jenis kegagalan yg terjadi pada percobaan ini adalah kegagalan konstruksi. Hal ini dikarenakan bengkoknya pelat penyangga pada portal bambu. (Gambar 5.29

Gambar 5.29 kerusakan pada portal bambu petung model 2

Gambar 5.30 Deformasi yang terjadi pada portal bambu petung model 2

5.2.1.2 Analisa SAP V.14 untuk portal bambu petung dengan sambungan model 2.

Analisa SAP V.14 dilakukan untuk membandingakan apakah hasil uji laboratorium mendekati toeritis atau tidak.

joint displacement-time

2 hasil uji

percobaan tes uji tekan horizontal yang dilakukan di Workshop Laboratorium

bambu petung dengan model 1 dapat dilihat bahwa beban

maksimum yg dapat ditahan adalah 687,69 kg defleksi horizontal

lan yg terjadi pada adalah kegagalan konstruksi. Hal

bengkoknya pelat penyangga 29).

kerusakan pada portal bambu petung

Deformasi yang terjadi pada portal

5.2.1.2 Analisa SAP V.14 untuk portal bambu petung dengan sambungan model 2.

Analisa SAP V.14 dilakukan untuk membandingakan apakah hasil uji laboratorium

Dalam kasus ini contoh yang diambil untuk menghitung deformasi horizontal pada portal bambu petung dengan menggunakan SAP V.14 adalah portal sederhana dengan perletakan sendi. Tabel 5.6 Hasil analisa SAP V.14

time steps P (kg) ∆ (cm)

1 252.94 1.21333

2 324.08 3.72069

3 450.55 5.0158

4 490.08 6.15235

5 513.79 8.65019

6 581.77 10.03053

7 624.45 11.09733

8 687.69 13.57461

(sumber : hasil run SAP V.14)

Gambar 5.38 Grafik respon joint displacementsteps portal bambu petung modelV.14 Pembahasan :

Pada percobaan tes uji tekan horizontal yang dilakukan dengan menggunakan software SAP V.14, bambu ori dengan sambungan 1 dapat menahan beban maksimum yg dapat ditahan adalah 687,69 kg pada time steps 8defleksi horizontal maksimum adalah cm.

Dalam kasus ini contoh yang diambil itung deformasi horizontal pada

portal bambu petung dengan menggunakan SAP V.14 adalah portal sederhana dengan perletakan

Tabel 5.6 Hasil analisa SAP V.14

∆ (cm)

1.21333

3.72069

5.0158

6.15235

8.65019

10.03053

11.09733

13.57461

joint displacement-time model 2hasil run SAP

percobaan tes uji tekan horizontal yang dilakukan dengan menggunakan software

dengan sambungan model beban maksimum yg dapat

687,69 kg pada time steps 8 dan defleksi horizontal maksimum adalah 13,57461

Page 19: BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16605...3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan,

5.1.2.4 Perbandingan hasil uji laboratorium dan SAP V.14

Gambar 5.39 Grafik gabungan respon joint displacement-time steps portal bambu petung model 2 Pembahasan :

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa hasil uji laboratorium (praktikum) dengan hasil analisa SAP V.14 terdapat perilaku yang sama.

Hal ini membuktikan bahwa hasil pengujian di laboratorium mendekati secara teoritis. Dan material bambu dapat dihitunng dengan menggunakan software SAP V.14. 5.2.2 Portal bambu Ori dengan smbungan model 2 5.2.2.1 Percobaan di laboratorium portal bambu ori dengan sambungan model 2.

Gambar 5.40 Portal bambu ori memakai Sambungan model 2 sebelum di uji tekan horizontal. Tabel 5.7 Data hasil pengujian beban-deformasi portal bambu ori model 2

time steps P (kg) ∆ (cm)

1 130.15 0.98

2 167.72 2.01

3 248.23 2.54

4 288.48 3.25 (sumber : hasil penelitian)

Gambar 5.41 Grafik respon joint displacement-time steps portal bambu ori model 2 hasil uji laboratorium Pembahasan :

Pada percobaan tes uji tekan horizontal yang dilakukan di Workshop Laboratorium Struktur Teknik Sipil ITS bambu ori dengan sambungan model 2 dapat dilihat bahwa beban maksimum yang dapat ditahan adalah 288,48 kg pada time steps 4 dan defleksi horizontal maksimum adalah 3,25 cm. Jenis kegagalan yg terjadi pada percobaan ini adalah kegagalan konstruksi. Hal ini dikarenakan rusaknya bambu pada bagian sekitar sambungan (joint) yang dipasak. Pada akhir percobaan, dapat dilihat bahwa jenis kerusakan yang terjadi pada struktur percobaan ini adalah rusaknya bambu pada sekitar sambungan (joint) yang dipasak (Gambar 5.42).

Gambar 5.42 kerusakan pada portal bambu ori model 2 pada daerah sekitar pasak

Page 20: BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16605...3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan,

Gambar 5.43 Deformasi yang terjadi pada portal bambu ori model 2 5.2.2.2 Analisa SAP V.14 untuk portal bambu petung dengan sambungan model 2.

Analisa SAP V.14 dilakukan untuk membandingakan apakah hasil uji laboratorium mendekati toeritis atau tidak.

Dalam kasus ini contoh yang diambil untuk menghitung deformasi horizontal pada portal bambu petung dengan menggunakan SAP V.14 adalah portal sederhana dengan perletakan sendi. Tabel 5.8 Hasil analisa SAP V.14

time

steps P (kg) ∆ (cm)

1 130.15 0.58042

2 167.72 1.73495

3 248.23 2.30738

4 288.48 2.89584 (sumber : hasil run SAP V.14)

Gambar 5.51 Grafik respon joint displacement-time steps portal bambu ori model 2 hasil run SAP V.14 Pembahasan :

Pada percobaan tes uji tekan horizontal yang dilakukan dengan menggunakan software SAP V.14, bambu ori dengan sambungan model 1 dapat menahan beban maksimum yg dapat

ditahan adalah 288,48 kg pada time steps 4 dan defleksi horizontal maksimum adalah 2,89584 cm. 5.2.2.3 Perbandingan hasil uji laboratorium dan SAP V.14

Gambar 5.52 Grafik gabungan respon joint displacement-time steps portal bambu ori model 2 Pembahasan :

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa hasil uji laboratorium (praktikum) dengan hasil analisa SAP V.14 terdapat perilaku yang sama.

Hal ini membuktikan bahwa hasil pengujian di laboratorium mendekati secara teoritis. Dan material bambu dapat dihitunng dengan menggunakan software SAP V.14.

5.3 Perilaku sambungan model 3 pada portal

bambu Setelah portal bambu disiapkan kemudian

portal bambu diberi gaya horizontal sehingga diketahui perilaku sambungan akibat terkena beban horizontal. Untuk Mengetahui perilaku sambungan pada sambungan dilakukan uji percobaan di laboratorium.

Setelah hasil uji coba di laboratorium didapatkan kemudian dibandingkan hasil uji laboratorium dengan program SAP 2000 V.14 dengan beban yang sama sehingga diketahui apakah hasil uji coba laboratorium mendekati secara teoritis atau tidak. 5.3.1 Portal bambu Petung dengan sambungan model 3 5.3.1.1 Percobaan di laboratorium portal bambu petung dengan sambungan model 3.

Page 21: BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16605...3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan,

Gambar 5.53 Portal bambu petung memakai Sambungan model 3 sebelum di uji tekan horizontal.

Tabel 5.11 Data hasil pengujian beban-deformasi portal bambu petung model 3

time

steps P (kg) ∆ (cm)

1 107.34 1.2

2 114.05 3.36

3 134.18 5.67

4 140.89 6.87

5 147.60 7.93

6 241.52 10.56

7 281.77 13.12

8 285.80 13.8

9 293.85 14.86

10 315.32 17.85

11 402.53 19.98

12 415.95 20.78

13 464.25 21.98 (sumber : hasil penelitian)

Gambar 5.54 Grafik respon joint displacement-time steps portal bambu petung model 3 hasil uji laboratorium Pembahasan :

Pada percobaan tes uji tekan horizontal yang dilakukan di Workshop Laboratorium Struktur Teknik Sipil ITS bambu petung dengan sambungan model 3 dapat dilihat bahwa beban maksimum yang dapat ditahan adalah 464,25 kg pada time steps 13 dan defleksi horizontal maksimum adalah 21,98 cm.

Jenis kegagalan yg terjadi pada percobaan ini adalah kegagalan konstruksi. Hal ini dikarenakan rusaknya bambu pada bagian sekitar sa mbungan (joint) yang dipasak. Pada akhir percobaan, dapat dilihat bahwa jenis kerusakan yang terjadi pada struktur percobaan ini adalah rusaknya bambu pada sekitar sambungan (joint) yang dipasak (Gambar 5.55).

Gambar 5.55kerusakan pada portal bambu petung model 3 pada daerah sekitar pasak

Gambar 5.56 Deformasi yang terjadi pada portal bambu petung model 3 5.3.1.2 Analisa SAP V.14 untuk portal bambu petung dengan sambungan model 3.

Analisa SAP V.14 dilakukan untuk membandingakan apakah hasil uji laboratorium mendekati toeritis atau tidak.

Dalam kasus ini contoh yang diambil untuk menghitung deformasi horizontal pada portal bambu petung dengan menggunakan SAP V.14 adalah portal sederhana dengan perletakan sendi. Tabel 5.12 Hasil analisa SAP V.14 time

steps P (kg) ∆ (cm)

1 107.34 0.87108

2 114.05 3.37155

3 134.18 5.6589

4 140.89 6.34468

5 147.6 7.45317

Page 22: BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16605...3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan,

6 241.52 10.10784

7 281.77 12.13765

8 285.8 12.70288

9 293.85 14.08473

10 315.32 16.82414

11 402.53 18.56954

12 415.95 19.08721

13 464.25 20.7597

(sumber : hasil run SAP V.14)

Gambar 5.64 Grafik respon joint displacement-time steps portal bambu ori petung model 3 hasil run SAP V.14 Pembahasan :

Pada percobaan tes uji tekan horizontal yang dilakukan dengan menggunakan software SAP V.14, bambu ori dengan sambungan model 1 dapat menahan beban maksimum yg dapat ditahan adalah 464,25 kg pada time steps 8 dan defleksi horizontal maksimum adalah 20,7597 cm.

5.1.2.4 Perbandingan hasil uji laboratorium dan SAP V.14

Gambar 5.65 Grafik gabungan respon joint displacement-time steps portal bambu petung model 3 Pembahasan :

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa hasil uji laboratorium (praktikum) dengan hasil analisa SAP V.14 terdapat perilaku yang sama.

Hal ini membuktikan bahwa hasil pengujian di laboratorium mendekati secara teoritis. Dan material bambu dapat dihitunng dengan menggunakan software SAP V.14.

5.3.2 Portal bambu Ori dengan sambungan model 3 5.3.2.1 Percobaan di laboratorium portal bambu ori dengan sambungan model 3.

Gambar 5.66 Portal bambu ori memakai Sambungan model 3 sebelum di uji tekan horizontal. Tabel 5.13 Data hasil pengujian beban-deformasi portal bambu ori model 3

time steps P (kg) ∆ (cm)

1 107.34 0.65

2 120.76 3.08

3 174.43 4.98

4 201.27 5.98

5 241.52 6.87

6 254.94 8.95

7 288.48 10.87

8 382.41 11.388

9 402.53 13.32

10 422.66 15.324

11 465.60 17.364 (sumber : hasil penelitian)

Gambar 5.67 Grafik respon joint displacement-time steps portal bambu ori model 3 hasil uji laboratorium Pembahasan :

Pada percobaan tes uji tekan horizontal yang dilakukan di Workshop Laboratorium Struktur Teknik Sipil ITS bambu ori dengan sambungan model 3 dapat dilihat bahwa beban maksimum yg dapat ditahan adalah 465.60 kg pad time steps 11 dan defleksi horizontal maksimum adalah 17.364 cm.

Page 23: BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16605...3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan,

Jenis kegagalan yg terjadi pada percobaan ini adalah kegagalan konstruksi. Hal ini dikarenakan rusaknya bambu pada bagian sekitar sambungan (joint) yang dipasak. Pada akhir percobaan, dapat dilihat bahwa jenis kerusakan yang terjadi pada struktur percobaan ini adalah rusaknya bambu pada sekitar sambungan (joint) yang dipasak (Gambar 5.68).

Gambar 5.68 kerusakan pada portal bambu ori model 3 pada daerah sekitar pasak

Gambar 5.69 Deformasi yang terjadi pada portal bambu ori model 3 5.3.2.2 Analisa SAP V.14 untuk portal bambu ori dengan sambungan model 3.

Analisa SAP V.14 dilakukan untuk membandingkan apakah hasil uji laboratorium mendekati toeritis atau tidak.

Dalam kasus ini contoh yang diambil untuk menghitung deformasi horizontal pada portal bambu ori dengan menggunakan SAP V.14 adalah portal sederhana dengan perletakan sendi. Tabel 5.14 Hasil analisa SAP V.14

time

steps P (kg) ∆ (cm)

1 107.34 0.80191

2 120.76 2.98198

3 174.43 4.77257

4 201.27 5.29504

5 241.52 6.56544

6 254.94 8.89251

7 288.48 10.17311

8 382.41 10.69268

9 402.53 12.47392

10 422.66 14.65949

11 465.6 15.46925 (sumber : hasil run SAP V.14)

Gambar 5.77 Grafik respon joint displacement-time steps portal bambu ori model 3hasil run SAP V.14 5.1.2.3 Perbandingan hasil uji laboratorium dan SAP V.14

Gambar 5.78 Grafik gabungan respon joint displacement-time steps portal bambu ori model 3 Pembahasan :

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa hasil uji laboratorium (praktikum) dengan hasil analisa SAP V.14 terdapat perilaku yang sama.

Hal ini membuktikan bahwa hasil pengujian di laboratorium mendekati secara teoritis. Dan material bambu dapat dihitunng dengan menggunakan software SAP V.14. 5.4.Grafik gabungan portal bambu 5.4.1 Grafik portal bambu petung

Page 24: BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16605...3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan,

Gambar 5.92 Grafik gabungan respon load-joint displacement portal bambu petung Pembahasan :

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa sambungan dengan model 2 memiliki sifat lebih daktail dari pada model sambungan lainnya yaitu sambungan model 1 dan sambungan model 3.

Sambungan model 2 mampu menahan beban yang besar dengan deformasi yang kecil. Sehingga sambungan model 2 sangat cocok untuk jenis bambu petung.

Dan sambungan model 1 merupakan sambungan terlemah diantara model sambungan lainnya.

5.4.2 Grafik portal bambu ori

Gambar 5.93Grafik gabungan respon load-joint displacement portal bambu ori Pembahasan :

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa sambungan dengan model 2 memiliki sifat lebih daktail dari pada model sambungan lainnya yaitu sambungan model 1 dan sambungan model 3.

Tetapi sambungan model 3 mampu menahan beban lebih besar dibandingkan sambungan model 2 dengan deformasi yang tidak jauh beda dengan sambungan model 2. Sehingga sambungan model 3 sangat cocok untuk jenis bambu ori.

Dan sambungan model 1 merupakan sambungan terlemah diantara model sambungan lainnya. 5.5 Sambungan pakai tali ijuk 5.5.1 Hasil percobaan

Pada percobaan ini akan membandingkan sambungan modern (menggunakan baut dan baja) dengan sambungan tradisonal (menggunakan tali ijuk) apakah ada perbedaan perilaku sambungan atau tidak. Karena hanya ingin mengetahui perbedaan perilaku maka dalam percobaan ini

hanya menggunakan satu jenis bambu saja yaitu bambu petung.

Gambar 5.94 Portal bambu petung memakai Sambungan tali ijuk sebelum di uji tekan horizontal Tabel 5.15 Data hasil pengujian beban-deformasi portal bambu petung memakai sambungan tali ijuk

time

steps p (kg) ∆ (cm)

1 5.04 2.1

2 15.13 3.078

3 21.43 5.256

4 31.51 6.954

5 40.34 7.32

6 51.68 9.354

7 66.81 10.986

8 76.89 12.42

9 90.75 14.22

10 102.10 18.504

11 112.18 20.874

12 118.49 22.998 (sumber : hasil penelitian)

Gambar 5.95 Grafik respon joint displacement-time steps portal bambu petung memakai sambungan tali ijuk Pembahasan :

Pada percobaan tes uji tekan horizontal yang dilakukan di Workshop Laboratorium Struktur Teknik Sipil ITS portal bambu dengan

Page 25: BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16605...3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan,

sambungan tali ijuk dapat menahan maksimum 132.35 kg dan defleksi horizontal maksimum adalah 22.998 cm. Jenis kegagalan yg terjadi pada percobaan ini adalah kegagalan konstruksi. Hal ini dikarenakan rusaknya bambu pada bagian sekitar sambungan (joint) yang dipasak. Pada akhir percobaan, bahwa jenis kerusakan yang terjadi pada struktur percobaan ini adalah rusaknya bambu pada sekitar sambungan (joint) yang dipasak (Gambar 5.96).

Gambar 5.96 kerusakan pada portal bambu sambungan tali ijuk pada daerah sekitar pasak

Gambar 5.97 Deformasi yang terjadi pada portal bambu dengan sambungan tali ijuk 5.5.2 Perbandingan sambungan modern dengan sambungan tali ijuk

dapat menahan beban defleksi horizontal

Jenis kegagalan yg terjadi pada adalah kegagalan konstruksi. Hal

ini dikarenakan rusaknya bambu pada bagian sekitar sambungan (joint) yang dipasak.

dapat dilihat bahwa jenis kerusakan yang terjadi pada struktur

adalah rusaknya bambu pada mbungan (joint) yang dipasak (Gambar

kerusakan pada portal bambu dengan pada daerah sekitar pasak

Deformasi yang terjadi pada portal

sambungan modern

Gambar 5.98 Grafik perbandingan displacement portal bambu petung memakai sambungan tali ijuk dengan sambungan moderen. Pembahasan :

Dari grafik perbandingan diatas dapat dilihat bahwa sambungan modern memiliki kekuatan lebih baik dari sambungan tradisional. Hal ini disebabkan karena sambungan modern memiliki sifat kekakuan lebih tinggi dari pada sambungan tali ijuk.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Jenis kerusakan yang paling menonjol pada semua model sambungan adalah rusaknya pasak dan lubang pasak pada sambungan portal bambu.

2. Pada percobaan ini, sambungan model 1 pada bambu Petung mampu memikul gaya lateral maksimum sebesar kg dan defleksi maksimum yang terjadi sebesar 57,78 cm. Sedangkan pada bambu Ori mampu memikul gaya lateral maksimum sebesar dan defleksi maksimum yasebesar 51,76 cm.

3. Pada percobaan ini, sambungan model 2 pada bambu Petung mampu memikul gaya lateral maksimum sebesar 687,69 kg dan defleksi maksimum yang terjadi sebesar 14,43 cm. Sedangkan pada bambu Ori mampu memikul gaya lateral maksimum sdan defleksi maksimum yang terjadi sebesar 3.25 cm.

4. Pada percobaan ini, sambungan model 3 pada bambu Petung mampu memikul gaya lateral maksimum sebesar kg dan defleksi maksimum yang terjadi sebesar 21,98 cm. Sedangkan pada bambu Ori mampu memikul gaya lateral maksimum sebesar dan defleksi maksimum yang terjadi sebesar 17,364 cm.

5. Pada portal bambu petung, smodel 2 memiliki sifat lebih daktail dibandingkan model sambungan 1 dan 3.

perbandingan respon load-joint petung memakai

sambungan tali ijuk dengan sambungan moderen.

Dari grafik perbandingan diatas dapat sambungan modern memiliki

kekuatan lebih baik dari sambungan tradisional. Hal ini disebabkan karena sambungan modern memiliki sifat kekakuan lebih tinggi dari pada

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat ditarik beberapa

Jenis kerusakan yang paling menonjol pada semua model sambungan adalah rusaknya pasak dan lubang pasak pada sambungan portal bambu.

n ini, sambungan model 1 pada bambu Petung mampu memikul gaya lateral maksimum sebesar 379,69 kg dan defleksi maksimum yang terjadi

cm. Sedangkan pada bambu Ori mampu memikul gaya lateral maksimum sebesar 249,58 kg dan defleksi maksimum yang terjadi

Pada percobaan ini, sambungan model 2 pada bambu Petung mampu memikul gaya lateral maksimum sebesar 687,69 kg dan defleksi maksimum yang terjadi

cm. Sedangkan pada bambu Ori mampu memikul gaya lateral maksimum sebesar 288,48 kg dan defleksi maksimum yang terjadi

Pada percobaan ini, sambungan model 3 pada bambu Petung mampu memikul gaya lateral maksimum sebesar 464,25 kg dan defleksi maksimum yang terjadi

cm. Sedangkan pada ri mampu memikul gaya

lateral maksimum sebesar 465,60 kg dan defleksi maksimum yang terjadi

Pada portal bambu petung, sambungan model 2 memiliki sifat lebih daktail

model sambungan 1 dan

Page 26: BAB I belum dapat memberikan alternatif penggunaan ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16605...3.10 Analisa hasil pengujian Dari pengujian benda uji yang telah dilakukan,

6. Pada portal bambu petung, sambungan model 3 memiliki sifat lebih daktail dibandingkan model sambungan 2 dan 3.

7. Material bambu dapat dihitung juga dengan menggunakan software SAP. V14 dengan memasukan nilai-nilai dari material bambu.

6.2 Saran Penelitian ini merupakan dasar bagi

pengembangan pengetahuan perilaku dan kekuatan sambungan pada portal bambu, berkaitan dengan hal tersebut, beberapa saran juga diberikan sebagai berikut :

1. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai aplikasi bambu Petung dan Ori sebagai elemen bangunan tahan gempa dengan menggunakan data yang telah ada. Aplikasi bisa ditujukan pada perencanaan rumah sederhana tahan gempa.