BAB I BARU

10
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi sampai saat ini merupakan masalah utama dalam suatu Negara berkembang. Salah satu penyakitnya yaitu infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah atau soil-transmited helminthes, disebabkan oleh cacing (Ascaris lumbricoides) merupakan parasit kosmopolit yang tersebar diseluruh dunia, terutama banyak ditemukan pada daerah tropik dengan suhu optimal 23 0 C – 30 0 C. tan ht 1 Ascariasis dapat menjangkiti lebih dari 2 miliar manusia diseluruh dunia. haryanti-2 Di Indonesia, prevalensi Ascariasis ternyata masih cukup tinggi dimana diperkirakan bahwa lebih dari 60% anak-anak di Indonesia menderita suatu infeksi cacing. Hal ini disebabkan karena kesadaran anak-anak akan kebersihan dan kesehatan masih rendah. tan ht 1 Di

Transcript of BAB I BARU

Page 1: BAB I BARU

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit infeksi sampai saat ini merupakan masalah utama dalam

suatu Negara berkembang. Salah satu penyakitnya yaitu infeksi cacing usus

yang ditularkan melalui tanah atau soil-transmited helminthes, disebabkan

oleh cacing (Ascaris lumbricoides) merupakan parasit kosmopolit yang

tersebar diseluruh dunia, terutama banyak ditemukan pada daerah tropik

dengan suhu optimal 230C – 300C.tan ht 1

Ascariasis dapat menjangkiti lebih dari 2 miliar manusia diseluruh

dunia.haryanti-2 Di Indonesia, prevalensi Ascariasis ternyata masih cukup tinggi

dimana diperkirakan bahwa lebih dari 60% anak-anak di Indonesia

menderita suatu infeksi cacing. Hal ini disebabkan karena kesadaran anak-

anak akan kebersihan dan kesehatan masih rendah.tan ht 1 Di Jakarta pernah

terdeteksi sekitar 49,5% dari 3.160 siswa di 13 Sekolah Dasar (SD) yang

menderita cacingan. Siswa perempuan memiliki prevalensi lebih tinggi,

yaitu 51,5% dibandingkan dengan siswa laki-laki yang hanya 48,5%.

Sebagian diantara mereka yang terinfeksi cacing ini hidup pada wilayah

kumuh, dengan jenis penularan baik melalui makanan atau langsung

berhubungan dengan tanah yang banyak mengandung vector cacing.ahmd sujudi-

3Oleh karena itu, siswa yang terinfeksi akan kekurangan kadar haemoglobin

Page 2: BAB I BARU

dan akan berdampak terhadap kemampuan tubuh membawa oksigen ke

berbagai jaringan tubuh, termasuk ke otak.ahmd sujudi-3 Pada kasus terberat

dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Sedangkan pada dewasa, untuk keadaan tertentu cacing dewasa dapat

berimigrasi hingga ke saluran empedu, appendiks atau bronchus dan dapat

menimbulkan keadaan gawat darurat.4 Hal ini dikarenakan penyakit infeksi

cacing ascaris pada hewan dan manusia sering dianggap enteng, karena

dianggap tidak menimbulkan problema serius.asalnya 2-5

Ascaris lumbricoides tidak dapat dibedakan dengan Ascaris suum

secara morfologi, walaupun terdapat beberapa perbedaan pada gambaran

biologinya.johnston-6 Ascaris suum (A. suum) adalah penyakit cacing yang

menginfeksi babi.6 Pada dasarnya Ascaris suum tidak dapat menginfeksi

manusia, dan sebaliknya telur Ascaris lumbricoides tidak dapat menginfeksi

babi.6 Namun tidak tertutup kemungkinan untuk manusia bisa terinfeksi

Ascaris suum, karena untuk sebagian komunitas masyarakat seperti etnis

china sering sekali mengkonsumsi daging babi. Oleh karena itu presentase

untuk bisa terjangkit oleh infeksi telur cacing Ascaris suum jadi lebih

besar.bab 1-7

Pengobatan penyakit cacing harus selalu didasarkan atas diagnosa

jenis parasit. Banyak antelmintika dalam dosis terapi hanya bersifat

melumpuhkan cacing, tanpa mematikannya. Oleh karena itu, untuk

mencegah parasit menjadi aktif lagi atau sisa-sisa cacing yang mati

menimbulkan reaksi alergi, maka dapat diberikan golongan sintesis seperti

Page 3: BAB I BARU

laksans garam, minyak kastor, piperazin, mebendazol, niklosamid, dan

praziquantel. Selain itu, dapat juga diberikan obat herbal. Obat sintesis

mempunyai kerugian yaitu mahal dan efek sampingnya banyak. Sedangkan

obat herbal lebih murah, mudah di dapat, toksisitasnya rendah, dan efek

sampingnya sedikit.sylvia-8 Walaupun tersedia obat-obat baru yang lebih

spesifik dengan kerja yang lebih efektif, pembasmian penyakit cacing masih

tetap merupakan suatu masalah antara lain disebabkan oleh kondisi sosial

ekonomi di beberapa bagian dunia.hat-1 Akan tetapi, tindakan pengobatan

saja, tanpa diikuti dengan tindakan kebersihan lingkungan, tidak

mengurangi angka kejadian secara nyata.3-9

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang

semakin pesat dan canggih di zaman sekarang ini, ternyata tidak mampu

menggeser atau mengesampingkan begitu saja peranan obat-obatan

tradisional, tetapi justru hidup berdampingan dan saling melengkapi.7-10

Bahkan saat ini pertumbuhan industri obat tradisional semakin meningkat

pesat.11 Di Indonesia, masyarakat sebenarnya telah mengenal obat

tradisional yang bisa digunakan untuk melawan cacing. Salah satunya buah

pepaya (Carica papaya linn) selain digemari oleh hampir semua

masyarakat, untuk dikonsumsi sebagai “buah segar” juga dapat menjadi

obat tradisional.15-12 Tanaman pepaya ini dari akar, dan bijinya berkhasiat

sebagai obat antelmintik, sedangkan getah, daun dan buahnya untuk

mengobati penyakit pencernaan.17-13

Page 4: BAB I BARU

Kandungan kimia paling tinggi dari biji pepaya (Carica semen)

yaitu papain dan karpain, yang berkhasiat untuk membunuh cacing.18-14

Secara in vitro biji pepaya matang merupakan limbah yang mudah didapat

dan mempunyai efek antelmintik ovisidal untuk pengendalian/biokontrol

infeksi cacing A. suum.1,2-15

Ekstrak biji pepaya telah terbukti efektif untuk membunuh cacing

Oesophagustomum sp., Trichuris sp., dan Trichostonggvuls sp., dengan

efektifitas sampai 90% di Nigeria.6-16

Berdasarkan uraian diatas, diharapkan zat aktif pada ekstrak biji

pepaya mampu membunuh cacing Ascaris suum Goeze. Berbeda dengan

peneliti sebelumnya, menurut (Tita, 2010) dengan menggunakan larutan

ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) rata-rata waktu kematian semua

cacing paling cepat adalah dengan 10%gr/ml.19-17 Dan menurut (Kurniawaty

1995) mempelajari fraksi biji papaya yang di ekstrasi dengan pelarut

klorofom banyak mengandung alkaloid. Ekstrak mempunyai efek

anthelmintika yang ditunjukan dengan tingginya persentase kematian cacing

A. galli secara in-vitro.20-18

Hal ini mendorong peneliti untuk mengetahui efek kesinergisan atau

keantagonisan dari ekstrak biji pepaya serta pada waktu dan konsentrasi

berapa dari ekstrak biji pepaya dalam membunuh cacing yang peneliti

gunakan. Hewan yang peneliti gunakan yaitu cacing Ascaris suum Goeze.

B. Rumusan Masalah

Page 5: BAB I BARU

Bertitik tolak dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

“Apakah ada pengaruh Efektifitas Anthelmintik Ekstrak Biji Pepaya

(Carica papaya linn) Terhadap Ascaris suum Goeze secara In-vitro ?”

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengamati

apakah ada pengaruh dari berbagai konsentrasi dari ekstrak biji

pepaya (Carica papaya linn) terhadap Ascaris suum Goeze secara

in-vitro.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mendeskripsikan efektifitas antelmintik ekstrak biji

pepaya (Carica papaya linn) terhadap Ascaris suum Goeze

secara in-vitro.

2. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi antelmintik ekstrak biji

pepaya (Carica papaya linn) terhadap Ascaris suum Goeze

secara in-vitro.

Page 6: BAB I BARU

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberikan informasi ilmiah tentang efektifitas antelmintik

ekstrak biji pepaya (Carica papaya linn) terhadap Ascaris suum Goeze

secara in-vitro.

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang

penggunaan dan khasiat ekstrak biji pepaya (Carica papaya linn)

sebagai obat yang memiliki daya penyembuhan efektif terhadap

beberapa penyakit yang disebabkan oleh cacing Ascaris suum

Goeze.

Memberikan informasi kepada masyarakat untuk dapat

membudidayakan dan memanfaatkan tanaman pepaya (Carica

papaya linn) terutama bijinya sebagai obat tradisional serta sebagai

hasil panen bagi para petani.

b. Bagi Universitas Malahayati

Sebagai bahan informasi atau bahan masukan mengenai

efektifitas antelmintik ekstrak biji pepaya (Carica papaya linn)

terhadap Ascaris suum Goeze secara in-vitro.

c. Bagi Peneliti Sendiri

Mengasah kemampuan berfikir logis dan kreatif serta

meningkatkan pengetahuan mengenai efektifitas antelmintik ekstrak

Page 7: BAB I BARU

biji pepaya (Carica papaya linn) terhadap Ascaris suum Goeze

secara in-vitro.

d. Bagi Peneliti Lain

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai sumber kepustakaan bagi penelitian selanjutnya.

E. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada efektifitas anthelmintik

ekstrak biji pepaya (Carica papaya linn) terhadap Ascaris suum Goeze

secara in-vitro.