BAB I Asidi Alkali Fix
Transcript of BAB I Asidi Alkali Fix
-
7/22/2019 BAB I Asidi Alkali Fix
1/20
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Dalam dunia farmasi dikenal salah metode analisis senyawa
kimia yang disebut kimia farmasi analisis. Kimia farmasi analisis
melibatkan penggunaan sejumlah teknik dan metode untuk
memperoleh aspek kualitatif, kuantitatif, dan informasi struktur dari
suatu senyawa obat pada khususnya, dan bahan kimia pada
umumnya. Salah satu cara pemeriksaan kimia adalah titrimetri atau
volumetri, yaitu analisis kuantitatif dengan mengukur volume,
sejumlah zat yang diselidiki direaksikan dengan larutan baku (standar)
yang kadar (konsentrasi)-nya telah diketahui secara teliti dan
reaksinya berlangsung secara kuantitatif (Gandjar, 2012).
Salah satu metode kuantitatif adalah titrimetri. Titrasi
merupakan cara analisis volumetrik yang digunakan dengan cara
penambahan reagen pada reagen yang lain yang mana volumenya
diketahui. Dengan bantuan indikator, penambahan dilakukanperlahan-lahan hingga titik akhir titrasi tercapai (Gandjar, 2007).
Dalam metode titrimetri ada yang dikenal dengan asidimetri
dan alkalimetri. Asidimetri merupakan metode titrasi dengan
menggunakan larutan standar asam untuk menentukan basa,
Sedangkan untuk alkalimetri yaitu metode titrasi dengan
menggunakan larutan standar basa untuk menentukan asam
(Keenan, 1984).
Dalam percobaan kali ini akan dilakukan percobaan alkalimetri
yaitu menentukan kadar asam sitrat dan asam asetat dengan
menggunakan larutan baku NaOH 1 N dengan fenolftalein sebagai
sebagai indikatornya.
-
7/22/2019 BAB I Asidi Alkali Fix
2/20
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
Maksud dari percobaan ini yaitu menentukan % kadar dan pH
dari asam sitrat dan asam asetat dengan menggunakan metode titrasi
alkalimetri.
I.2.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu :
1. Membakukan NaOH dengan kalium biftalat.
2. Menghitung % kadar dari asam sitrat dan asam asetat.
3. Menentukan pH dari asam sitrat dan asam pH asam asetat.
I.3 Prinsip Percobaan.
Prinsip dalam percobaan pertama yaitu reaksi yang dibentuk
oleh ion hidrogen dari asam sitrat dengan ion hidroksida dari natrium
hidroksida dengan menggunakan indikator fenoftalein yang dapat
menghasilkan air yang netral.
Prinsip dalam percobaan kedua yaitu reaksi yang dibentuk oleh
ion hydrogen dari asam asetat dengan ion hidroksida dari natriumhidroksida dengan menggunakan indikator fenoftalein yang dapat
menghasilkan air yang netral.
-
7/22/2019 BAB I Asidi Alkali Fix
3/20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
Asidi-alkalimetri merupakan titrasi yang berhubungan dengan
asam dan basa. Secara sederhana, asam merupakan larutan yang
memiliki pH diatas 7 sedangkan basa merupakan larutan yang memiliki
pH kurang dari 7. Apabila kedua larutan tersebut memiliki kekuatan yang
sama, maka bila dicampurkan dengan volume yang sama, akan didapat
larutan yang memiliki pH netral(Keenan, 1984).Asidi dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi. Reaksi
netralisasi dapat dipakai untuk menentukan konsentrasi larutan asam
atau basa. Caranya dengan menambahkan setetes demi setetes larutan
basa kepada larutan asam. Setiap basa yang diteteskan bereaksi
dengan asam, dan penetesan dihentikan pada saat jumlah mol H+
setara
dengan mol OH-. Pada saat itu larutan bersifat netral dan disebut titik
ekuivalen. Cara seperti ini disebut titrasi, yaitu analisis dengan mengukur
jumlah larutan yang diperlukan untuk bereaksi tepat sama denganlarutan lain. Analisis ini disebut juga analisis volumetri, karena yang
diukur adalah volume larutan basa yang terpakai dengan volume tertentu
larutan asam (Syukri, S. 1999).
Larutan basa yang akan diteteskan (titran) dimasukkan ke dalam
buret (pipa panjang berskala) dan jumlah yang terpakai dapat diketahui
dari tinggi sebelum dan sesudah titrasi. Larutan asam yang akan dititrasi
dimasukkan ke dalam gelas kimia (erlenmeyer), dengan mengukur
volumnya terlebih dulu dengan memakai pipet gondok. Untuk mengamati
titik ekuivalen dipakai indikator yang perubahan warnanya disekitar titik
ekuivalen. Saat terjadi perubahan warna itu disebut titik akhir (Syukri, S.
1999).
-
7/22/2019 BAB I Asidi Alkali Fix
4/20
Berikut syarat-syarat yang diperlukan agar titrasi yang dilakukan
berhasil (Hardjono, 2005) :
Konsentrasi titran harus diketahui. Larutan seperti ini disebut larutan
standar.
Reaksi yang tepat antara titran dan senyawa yang dianalisis harus dik
etahui.
Titik stoikiometri atau ekuivalen harus diketahui. Indikator yang
memberikan perubahan warna, atau sangat dekat pada titik ekuivalen
yang sering digunakan. Titik pada saat indikator berubah warna
disebut titik akhir.
Volume titran yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekivalen
harus diketahui setepat mungkin.
Proses titrasi asam-basa sering dipantau dengan penggambaran
pH larutan yang dianalisis sebagai fungsi jumlah titran yang
ditambahkan. Gambar yang diperoleh tersebut disebut kurva pH, atau
kurva titrasi. Larutan yang dititrasi dalam asidimetri-alkalimetri
mengalami perubahan pH. Misalnya bila larutan asam dititrasi dengan
basa, maka pH larutan mula-mula rendah dan selama titrasi terus
menerus naik. Bila pH ini diukur dengan pengukur pH (pH-meter) pada
awal titrasi, yakni sebelum ditambah basa dan pada waktu-waktu
tertentu setelah titrasi dimulai, maka kalau pH dialurkan lawan volume
titran, kita peroleh grafik yang disebut kurva titrasi.
Bila suatu indikator pH kita pergunakan untuk menunjukkan titik
akhir titrasi, maka (Syukri, 1999) :
1. Indikator harus berubah warna tepat pada saat titran menjadi ekivalen
dengan titrat agar tidak terjadi kesalahan titrasi.
2. Perubahan warna itu harus terjadi dengan mendadak, agar tidak ada
keragu-raguan tentang kapan titrasi harus dihentikan.
Untuk memenuhi pernyataan (1), maka trayek indikator harus
mencakup pH larutan pada titik ekivalen, atau sangat mendekatinya.
-
7/22/2019 BAB I Asidi Alkali Fix
5/20
untuk memenuhi pernyataan (2), trayek indikator tersebut harus
memotong bagian yang sangat curam dari kurva (Khopkar, 2003).
Untuk mengamati titk akhir titrasi dapat digunakan indikator.
Suatu indikator merupakan asam atau basa lemah yang berubah warna
diantara bentuk terionisasinya dan bentuk tidak terionisasinya. Kisaran
penggunaan indikator adalah satu unit pH disekitar nilai pKa-nya.
Sebagai contoh fenolftalein (pp), mempunyai pKa 9,4 (perubahan
warna antara (8,4-10,4). Struktur fenolftalein akan mengalami penataan
ulang pada kisaran pH ini karena proton dipindahkan dari struktur fenol
dari pp sehingga pH-nya meningkat akibatnya akan terjadi perubahan
warna (Gandjar, 2012).
Selain indikator tunggal, dalam asidi-alkalimetri juga digunakan
indikator campuran dengan tujuan untuk memberikan perubahan warna
yang tajam pada titik akhir titrasi. Beberapa contoh indikator campuran
adalah (Gandjar, 2012) :
1. Campuran yang sama banyak antar merah netral (0,1% dalam etanol)
dan biru metilen (0,15% dalam etanol). Indikator campuran ini akanmemberikan perubahan warna yang tajam dari biru violet menjadi
hijau ketika beralih dari larutan asam menjadi larutan basa pada pH
sekitar 7. Indikator ini dapat digunakan untuk menitrasi asam asetat
dengan amonia atau kebalikannya. Baik asam atau basa,
kekuatannya hamper sama akibatnya titik ekuivalen akan berada
pada pH kira-kira 7.
2. Campuran antara 3 bagian fenolftalein (0,1 larutan dalam etanol)
dengan 1 bagian alfa naftoftalein (0,1 dalam etanol) akan memberikan
perubahan warna yang tajam dari ,merah muda ke ungu pada pH 8,9.
Indikator ini baik untuk titrasi asam fosfat dari tribasik menjadi dibasik
yang mana titik ekuivalennya terjadi pada pH 8,7.
3. Campuran dari 3 bagian biru timol (0,1% larutan dari garam
natriumnya) dengan 1 bagian kresol merah (0.1 larutan garam
natriumnya) akan memberikan perubahan warna dari kuning ke ungu
-
7/22/2019 BAB I Asidi Alkali Fix
6/20
pada pH 8,3. Indikator campuran ini baik untuk titrasi karbonat
menjadi bikarbonat.
Beberapa senyawa yang ditetapkan kadarnnya secara asidi-
alkalimetri dalam Farmakope Indonesia Edisi IV adalah: Amfetamin
sulfat dan sediaan tabletnya, amonia, asam asetat, asam asetat
glasial, asam asetil salisilat, asam benzoat, asan fosfat, asam klorida,
asam nitrat, asam netionat, asam salisilat, asam sitrat, asam sorbet,
asam sulfat, asam tartrat, asam undesilenat, benzyl benzoat, busulfan
dan sediaan tabletnya, butil paraben, efedrin dan sediaan tabletnya,
etenzamida, dan etil paraben, etisteron, eukuinin,furosemida,
glibenklamide, kalamin, ketoprofen, kloralhidrat, klonidin hidroklorida,
levamisol HCl, linestrenol, magnesium hidroksida, magnesium
oksida, meprobamat, metenamin, metal paraben, metal salisilat,
naproksen, natrium bikarbonat, serta sediaan tablet dan injeksinya,
natrium hidroksida, natrium tetraborat, neostigmin metilsulfat, propel
paraben, propel tiourasil, sakarin natrium, dan zink oksida (Gandjar,
2012)II.2 Uraian Bahan
II.2.1 Air suling (FI III: 96)
Nama resmi : Aqua destillata
Nama lain : Air suling, aquadest
RM/BM : H2O/18,02
Rumus Struktur :
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa
Kelarutan : -
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : -
Kegunaan : Sebagai pelarut
-
7/22/2019 BAB I Asidi Alkali Fix
7/20
II.2.2 Alkohol 70% (FI III: 65)
Nama resmi : Aethanolum
Nama lain : Alkohol, etanol, ethyl alkohol
RM/BM : C2H6O/46,07
Rumus struktur :
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap
dan mudah bergerak; bau khas rasa panas,
mudah terbakar dan memberikan nyala biru
yang tidak berasap
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform
P dan dalam eter P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari
cahaya,ditempat sejuk jauh dari nyala api
Khasiat : Sebagai antiseptikKegunaan : sebagai larutan yang digunakan untuk
mensterilkan alat
II.2.3 Asam Asetat (FI III: 45)
Nama Resmi : Acidum Aceticum
Nama lain : Asam Asetat
RM/BM : C2H4O2/60,05
Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur bentuk jarum atau sisik, putih; sedikit
berbau, biasanya bau benzaldehida atau
benzoid. Agak mudah menguap pada suhu
hangat. Mudah menguap dalam uap air.
-
7/22/2019 BAB I Asidi Alkali Fix
8/20
Kelarutan : Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol,
dalam kloroform dan dalam eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Antiseptikum ekstern, antijamur
Kegunaan : Sebagai sampel
II.2.4 Asam Sitrat (FI III: 50)
Nama resmi : Acidum Citricum
Nama lain : Asam Sitrat
RM/BM : C6H8O7/210,14
Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur tidak berwarna, atau serbuk putih, tidak
berbau, rasa sangat asam, agak higroskopis,merapuh dalam udara kering dan panas
Kelarutan : Larut dalam kurang dari 1 bagian air, dan dalam
1,5 bagian etanol (95%) P, sukar larut dalam
eterP
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : -
Kegunaan : Sebagai zat sampel
II.2.5 Fenolftalein (FI III: 675)
Nama resmi : Phenolftalein
Nama lain : Fenolftalein
RM/BM : C20H14O4/318,32
Rumus Struktur :
-
7/22/2019 BAB I Asidi Alkali Fix
9/20
Pemerian : Serbuk hablur putih, putih atau kekuningan,
larut dalam etanol, agak sukar larut dalam eter
Kelarutan : Sukar larut dalam air, larut dalam etanol (95%)
P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai larutan indikator
II.2.6 Kalium Biftalat (FI III: 686)
Nama resmi : Kalium hidrogenftalat
Nama lain : Kalium biftalat
RM/BM : CO2.C6H4.CO2K/204,2
Rumus struktur :
Pemerian : Serbuk hablur, putih tidak berwarna
Kelarutan : Larut perlahan-lahan dalam air, larutan jernihPenyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai baku primer
II.2.7 Natrium hidroksida (FI III: 412)
Nama resmi : Natrii hydroxydum
Nama lain : Natrium hidroksida
RM/BM : NaOH/40,00
Rumus struktur : Na - O - H
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau
keping, kering, rapuh dan mudah meleleh
basah. Sangat alkalis dan korosif. Segera
menyerap CO2
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
-
7/22/2019 BAB I Asidi Alkali Fix
10/20
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
1. Batang pengaduk
2. Buret
3. Corong
4. Gelas kimia
5. Gelas ukur
6. Kaca arloji
7. Klem
8. Labu erlemeyer
9. Lap halus
10. Lap kasar
11. Neraca analitik
12. Pipet tetes
13. Sendok pengaduk
14. Statif
III.1.2 Bahan
1. Alkohol 70%
2. Aluminium Foil
3. Aqua destilata
4. Asam asetat
5. Asam sitrat
6. Fenoftalein
7. Natrium hidroksida
8. Tissue
III.2 Cara kerja
III.2.1 Cara pembuatan air bebas CO2
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibersihkan dengan menggunakan alkohol 70%
3. Diukur 500 mL air
-
7/22/2019 BAB I Asidi Alkali Fix
11/20
4. Dituangkan pada gelas kimia
5. Dipanaskan dengan kompor listrik sampai mendidih
6. Didiamkan sampai dingin
III.2.2 Pembuatan larutan NaOH 1 N
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Dibersihkan alat dengan menggunakan alkohol 70%
3. Ditimbang NaOH sebanyak 20 gram
4. Dilarutkan dengan air bebas CO2 sebanyak 500 mL
5. Diaduk hingga homogen
III.2.3 Pembakuan NaOH 1 N dengan kalium biftalat1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Dibersihkan alat dengan menggunakan alkohol 70%
3. Ditimbang kalium biftalat sebanayak 0,3 gram
4. Dikeringkan pada suhu 1500C kurang lebih 30 menit
5. Diukur air bebas CO2 sebanyak 75 mL
6. Dilarutkan kalium biftalat dengan air bebas CO2
7. Diaduk hingga homogen
8. Dipipet 3 mL larutan kalium biftalat
9. Dimasukkan kedalam erlenmeyer
10. Ditambahkan 3 tetes indikator fenoftalein
11. Dititrasi dengan larutan NaOH 1 N sampai terjadi perubahan warna
ungu muda
III.2.4 Penetapan kadar asam sitrat
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibersihkan dengan menggunakan alkohol 70%3. Ditimbang 300 mg asam sitrat
4. Dilarutkan dalam 100 mL air bebas CO2
5. Dimasukkan 50 mL NaOH kedalam buret
6. Dimasukkan asam sitrat sebanyak 20 mL kedalam labu erlenmeyer
7. Ditetesi Fenolftalein 2-3 tetes
8. Dititrasi dengan NaOH 1N, sampai terjadi perubahan warna ungu
muda
-
7/22/2019 BAB I Asidi Alkali Fix
12/20
III.2.5 Penetapan kadar asam asetat
1. Dibersihkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dibersihkan alat dengan alkohol 70%
3. Diukur asam asetat 10 mL
4. Diencerkan dengan 10 mL air bebas CO2
5. Dimasukkan 50 mL NaOH kedalam buret
6. Dimasukkan asam sitrat sebanyak 20mL kedalam labu erlenmeyer
7. Ditambahkan fenolftalein 2-3 tetes
8. Dititrasi dengan NaOH 1N, sampai terjadi perubahan warna ungu
muda
-
7/22/2019 BAB I Asidi Alkali Fix
13/20
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
IV. 1 Tabel Pengamatan
IV.1.1 Penetapan Kadar
Penetapan Kadar asam sitrat
sampelVol.
titratVol. Titran (mL) Indikator
Perubahan
warna
Asam
Sitrat
20 1,7 Fenoftalein
Bening ke
ungu
muda
Penetapan kadar asam asetat
sampelVol.
titratVol. Titran (mL) Indikator
Perubahan
warna
Asam
Asetat20 22,2 Fenoftalein
Bening ke
ungu
muda
IV.2 Perhitungan
IV.2.1 Perhitungan Asam Sitrat
Diketahui : Volume NaOH = 1,7 mL
Normalitas NaOH = 1 N
Volume Asam Sitrat = 20mL= 0.02 L
Ditanya : Normalitas Asam Sitrat = ?Penyelesaian :
V1.N1 = V2.N21,7 x 1 = 20 x N2
N2 =
= 0,085 N
IV.2.2 % Kadar Asam Sitrat
Diketahui : Vtitran = 22,5 mL
Ntitran = 1 N
Vsampel = 20 mL
Ditanya : % Kadar NaOH ?
-
7/22/2019 BAB I Asidi Alkali Fix
14/20
Penyelesaian :
IV.2.3 pH Asam Sitrat
Diketahui : Asam sitrat = 0,3 g
Mrasam sitrat = 192
Ka = 1,5 x 10-4
V sampel = 20 mL = 0.02 L
Ditanya : pH asam sitrat .?
Penyelesaian : [H+] = (ka x M)m =
=
= 0,001 mol
M =
=
= 0,05 M
[H+] = (1,5x10-4 .5 x 10-2)
= (75 x 10-6
)= 8,66 x 10-3
pH = - log [H+]
= - log [8,66 x 10-3
]
= 3 - log 8,66
= 3 0,94= 2,06
IV.2.4 Perhitungan Asam Asetat
Diketahui : Volume NaOH (V1) = 22,2mL
Normalitas NaOH = 1 N
Volume Asam Asetat = 20 mL
Ditanya : Normalitas AsamAsetat=?Penyelesaian :
V1.N1 = V2.N2
22,2 x 1 = 20 x N2
N =
= 1,1 N
-
7/22/2019 BAB I Asidi Alkali Fix
15/20
IV.2.5 % Kadar Asam Asetat
Diketahui : Vtitran = 22,2 mL
Ntitran = 1 NVolume sampel = 20 mL
Ditanya : % Kadar NaOH ?
Penyelesaian :
IV.2.6 pH Asam Asetat
Diketahui : Asam asetat = 10 mL= 10 mg
= 0,01 gram
Mr asam asetat = 60
Ka = 1,8 x 10-5
Vsampel = 20 mL = 0,02 L
Ditanyakan : pH asam asetat?
Penyelesaian : mol =
=
= 0,0001 molM =
=
= 0,02 M
[H+] = (Ka x M)= (1,8x10-5 . 2x10-2)= (36x10-8)= 6x10
-4
pH = - log [H+]
= - log [6x10-4]= 4 log 6= 4 0,8= 3,2
-
7/22/2019 BAB I Asidi Alkali Fix
16/20
IV.3 Reaksi-reaksi
Pembakuan NaOH dengan kalium biftalatKHC8H4O4 + NaOH KNaC8H4O4 + H2O
Titrasi asam basa (reaksi Asam sitrat dan Natrium hidroksida)
C6H8O7 + NaOH C6H7O7Na + H2O
Titrasi asam basa (reaksi Asam asetat dan Natrium hidroksida)
CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O
-
7/22/2019 BAB I Asidi Alkali Fix
17/20
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini dilakukan titrasi dengan menggunakan
metode alkalimetri, dimana sampel yang digunakan adalah asam
sitrat (C6H8O7 ) dan asam asetat (CH3COOH) dengan larutan baku
basa natrium hidroksida (NaOH) 1 N. Metode alkalimetri merupakan
metode penentuan konsentrasi basa dalam larutan dengan cara
titrasi (Hadiat, 2004).
V.1 Pembakuan NaOH 1 N dengan Kalium Biftalat 1 N
Langkah pertama yang dilakukan pada pembakuan ini yakni
membuat air bebas CO2. Air diukur sebanyak 500 mL dan
dimasukkan kedalam gelas kimia, kemudian dipanaskan
menggunakan kompor listrik sampai mendidih. Selanjutnya setelah
air mendidih didinginkan selama beberapa menit, dan ditutup dengan
aluminium foil. Hal ini dilakukan agar tidak mudah terkontaminasi
dengan CO2 dari udara luar. Fungsi perlunya penggunaan air bebasCO2 ini adalah agar pada saat NaOH dilarutkan tidak akan terjadi
kekeruhan pada larutan (Day, 2002)
Selanjutnya pembuatan larutan NaOH 1 N. Diambil dan
ditimbang dengan saksama NaOH sebanyak 20 gram dan
dimasukkan kedalam gelas kimia, setelah itu dilarutkan dengan air
bebas CO2 sebanyak 500 mL, diaduk hingga larutan tercampur
homogen. Kemudian setelah kita membuat larutan NaOH dibuat
standarisasi, karena zat NaOH merupakan zat yang kurang murni,
karena bersifat higroskopik dan sangat mudah bereaksi (Sutresna,
2007). Setelah pembuatan larutan NaOH 1 N dilanjutkan pada
pembakuan NaOH dengan kalium biftalat. Langkah pertama yaitu
ditimbang sebanyak 0,3 gram dan dikeringkan dalam oven pada
suhu 150o C dengan waktu kurang lebih selama 30 menit. Proses
pengeringan ini bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam larutan
-
7/22/2019 BAB I Asidi Alkali Fix
18/20
sehingga pada proses pembakuan akan menghasilkan konsentrasi
yang lebih tepat (Suminar, 2001).
Setelah kalium biftalat selesaikan dikeringkan, dilarutkan
dengan air bebas CO2 sebanyak 75 mL, diaduk hingga homogen .
Kemudian larutan kalium biftalat tersebut dipipet sebanyak 3 mL dan
dimasukkan kedalam labu erlenmeyer, ditambahkan dengan 3 tetes
indilkator phenoftalein (pp), Selanjutnya dititrasi dengan larutan baku
NaOH1 N sambil dilakukan pengocokan pada labu erlenmeyer
sampai terlihat perubahan warna dari larutan bening menjadi larutan
warna ungu muda.
V.3 Penetapan Kadar asam Asetat
Untuk penetapan kadar asam asetat, hal pertama yang
dilakukan yaitu diukur asam asetat sebanyak 10 ml, setelah itu
diencerkan dengan 10 mL air didalam gelas kimia, dan dimasukkan
larutan baku NaOH 1 N sebagai titran kedalam buret sampai 50 mL.
Kemudian larutan asam asetat tadi dimasukkan kedalam labu
erlenmeyer , dan ditambahkan 2-3 tetes indikator phenoftalein,penggunaan indikator phenoftalein ini dilakukan agar trayek pH-nya
tidak jauh dari titik ekuivalen pada saat melakukan titrasi (Basset,
1994). Selanjutnya dilakukan titrasi dengan larutan baku NaOH 1 N,
dikocok sampai larutan pada labu erlenmeyer berubah menjadi
warna ungu muda. Dari hasil titrasi didapatkan volume titran 22,2 mL
dengan persen kadar 4,44 % seta pH-nya adalah 2,38.
V.2 Penetapan Kadar asam sitrat
Dalam penetapan kadar asam sitrat, langkah pertama yang
dilakukan adalah ditimbang dengan saksama asam sitrat sebanyak
300 mg dan dimasukkan kedalam gelas kimia, kemudian dilarutkan
dengan air sebanyak 100 mL, diaduk hingga homogen. Setelah itu di
ambil larutan asam sitrat tersebut sebanyak 20 mL dan dimasukkan
kedalam labu erlenmeyer, ditambahkan dengan indikator
phenoftalein sebanyak 2-3 tetes. Langkah selanjutnya dilakukan
-
7/22/2019 BAB I Asidi Alkali Fix
19/20
proses titrasi menggunakan larutan baku NaOH 1 N dengan
menambahkan larutan baku NaOH 1 N pada buret yang volumenya
telah berkurang pada titrasi sebelumnya sampai mencapai volume
50 mL, setelah itu sambil dilakukan pengocokan pada labu
erlenmeyer sampai terjadi perubahan warna menjadi ungu muda.
Dari hasil titrasi penetapan kadar asam sitrat ini didapat volume titran
adalah 1,7 mL dengan persen kadar 22,6 % serta pH-nya 307.
-
7/22/2019 BAB I Asidi Alkali Fix
20/20
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik
beberapa kesimpulan yaitu:
1. Normalitas NaOH dari hasil pembakuan adalah 1 N.
2. Dari hasil titrasi % kadar asam sitrat (C6H8O7) adalah 22,6 % dan
% kadar asam asetat (CH3COOH) adalah 4,44 %.
3. pH asam sitrat adalah 2,06 dan pH dari asam asetat 3,2.
VI.2 Saran
Diharapkan bagi penanggung jawab laboratorium agar lebih
menambah persediaan alat dan bahan yang ada dalam laboratorium,
sehingga kita tidak akan kesulitan ataupun mendapat halangan dalam
melaksanakan praktikum.