BAB I April
Click here to load reader
-
Upload
issusanto-ar -
Category
Documents
-
view
31 -
download
0
Transcript of BAB I April
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Sebelum penulis mengadakan pembahasan lebih lanjut tentang skripsi ini
terlebih dahulu penulis akan jelaskan pengertian judul. Sebab judul merupakan
kerangka dalam bertindak, apalagi dalam suatu penelitian ilmiah. Hal ini untuk
menghindari penafsiran yang berbeda dikalangan pembaca. Maka perlu adanya suatu
penjelasan dengan memberi arti beberapa istilah yang terkandung di dalam judul
skripsi ini.
Penelitian yang akan penulis lakukan ini berjudul : “Tinjauan Hukum Islam
tentang Implementasi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat (Studi Kasus Perdagangan Kedelai di Kelurahan
Kedaton Bandar Lampung)”. Adapun istilah judul yang memerlukan pengertian
adalah sebagai berikut :
Hukum Islam, menurut Hasbi as-Shiddiqi adalah :
�ِت َم�ْج�ُم�ْو�ٌع� اَو�َال �ُف�َق�َه�اِء َم�َح� �ِق اْل ْي �ْط�ِب َت �َع�ِة ْل ِرْي َع�َل�ى اْلَّش�
�ُمِع َح�اَج�اِت َت �ُم�ْج� اْلArtinya : “Koleksi daya upaya para ahli hukum untuk menetapkan syari’at
atas kebutuhan masyarakat”.1
1 Hasbi ash-Shiddiqi, Falsafah Hukum Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1975, hlm. 44.
Is Susanto SHI
Hukum Islam menurut ulama ushul fiqh adalah “Seperangkat peraturan
berdasarkan wahyu Allah SWT dan sunnah Rasul tentang tingkah laku manusia
mukallaf yang diakui dan diyakini masyarakat untuk semua hal bagi yang beragama
Islam”.2
Impelementasi, “adalah pelaksanaan/penerapan; kata implementasi bermuara
pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem”.3
Sementara implementasi yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah
suatu tindakan atau pelaksanaan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Lampung
melalui wewenang (kekuasaan) yang dimilikinya dalam mengantisipasi adanya
praktik monopoli dan persaingan tidak sehat.
UU No. 5 Tahun 1999 adalah Undang-undang yang berisikan aturan yang
memuat tentang Praktik Monopoli, yaitu “bentuk usaha yang menghendaki adanya
pemusatan suplai atau barang pada satu tangan”.4 Istilah Monopoli dalam hukum
Islam sebagaimana diungkapkan oleh Abdul Aziz Dahlan dalam bukunya
Ensiklopedia Hukum Islam adalah Ihtikar.5 Persaingan tidak sehat adalah
“Persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau
2 Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, Jilid I, Cetakan I, PT. Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1997, hlm. 5.
3 Anton M. Moeliono , dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1994, hlm. 234.
4 M. Abdul Manan, Islamic Economics, Theory and Practice, alih bahasa M. Nastangin, Teori dan Praktek Ekoomi Islam, Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1997, hlm. 291.
5 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam, Jilid. 4, Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, Cet Kesatu, 1996, hlm. 654.
2
Is Susanto SHI
pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau
melawan hukum atau menghambat persaingan usaha”. 6
Dengan demikian maksud dari judul skripsi ini adalah penelitian yang
bertujuan untuk membuktikan kebenaran ilmiah mengenai tinjauan hukum Islam
tentang impelementasi UU No. 5 Tahun 1999 khususnya pada masalah perdagangan
kedelai di Kelurahan kedaton Bandar Lampung.
B. Alasan Memilih Judul
1. Komisi Pengawas Persaingan Usaha sebagai lembaga yang independen dan
memiliki kewenangan dalam mengawasi persaingan usaha serta menjatuhkan
sanksi, namun pada praktiknya masih terjadi praktik monopoli dan persaingan
usaha yang tidak sehat.
2. Tinjauan hukum Islam terhadap implementasi UU No. 5 Tahun 1999 tentang
larangan praktik monopoli dan persaingan tidak sehat belum ada yang
membahasnya dalam bentuk skripsi.
3. Penelitian tentang larangan Praktik Monopoli dan persaingan tidak sehat
merupakan permasalahan yang berkaitan dengan Jurusan Jinayah Siyasah
IAIN Raden Intan Lampung tempat penulis memperdalam keilmuan sehingga
penulis dapat mengkaji lebih jauh aspek hukumnya.
6 Prof. Abdulkadir Muhammad, Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual, PT.Citra Aditya Bakti, bandung, 2007, hlm. 342.
3
Is Susanto SHI
C. Latar Belakang Masalah
Pembangunan ekonomi pada Pembangunan Jangka Panjang Pertama telah
menghasilkan banyak kemajuan antara lain dengan meningkatnya kesejahteraan
rakyat. Kemajuan pembangunan yang telah dicapai di atas, didorong oleh kebijakan
pembangunan di berbagai bidang, termasuk kebijakan pembangunan bidang ekonomi
yang tertuang dalam Garis-garis Besar Haluan Negara dan Rencana Pembangunan
Lima Tahunan, serta berbagai kebijakan ekonomi lainnya.
Meskipun telah banyak kemajuan yang dicapai selama Pembangunan Jangka
Panjang Pertama, yang ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi
masih banyak tantangan atau persoalan, khususnya dalam pembangunan ekonomi
yang belum terpecahkan, seiring dengan adanya kecenderungan globalisasi
perekonomian serta dinamika dan perkembangan usaha swasta.
Peluang-peluang usaha yang tercipta selama tiga dasawarsa yang lalu dalam
kenyataannya belum membuat seluruh masyarakat mampu dan dapat berpartisipasi
dalam pembangunan diberbagai sektor ekonomi. Pembangunan usaha swasta selama
periode tersebut, di satu sisi diwarnai oleh berbagai bentuk kebijakan pemerintah
yang kurang tepat sehingga di dalam dinamikanya, terdapat beragam penyimpangan
prilaku pasar. Di sisi lain, perkembangan usaha swasta dalam kenyataannya sebagian
besar merupakan perwujudan dari kondisi persaingan usaha yang tidak sehat.
Fenomena dia atas telah berkembang dan didukung oleh adanya hubungan
yang terkait antara pengambil keputusan dengan para pelaku usaha, baik secara
langsung maupun tidak langsung, sehingga lebih memperburuk keadaan.
4
Is Susanto SHI
Penyelenggaraan ekonomi nasional yang kurang mengacu kepada amanat Pasal 33
Undang-Undang Dasar 1945. serta cenderung menunjukkan corak yang monopolistik.
Para pengusaha yang dekat dengan elit kekuasaan mendapatkan kemudahan-
kemudahan yang berlebihan sehingga berdampak kepada kesenjangan sosial.
Munculnya konglomerasi dan sekelompok kecil pengusaha kuat yang tidak didukung
oleh semangat kewirausahaan sejati merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan
ketahanan ekonomi menjadi sangat rapuh dan tidak mampu bersaing.
Memperhatikan situasi dan kondisi tersebut di atas, menuntut kita untuk
mencermati dan menata kembali kegiatan usaha di Indonesia, agar dunia usaha dapat
tumbuh serta berkembang secara sehat dan benar, sehingga tercipta iklim persaingan
usaha yang sehat, serta terhindarnya pemusatan kekuatan ekonomi pada perorangan
atau kelompok tertentu, antara lain dalam bentuk praktek monopoli dan persaingan
usaha tidak sehat yang merugikan masyarakat, yang bertentangan dengan cita-cita
keadilan sosial.
Oleh karena itu, perlu disusun Undang-undang tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang dimaksudkan untuk menegakkan
aturan hukum dan memberikan perlindungan yang sama bagi setiap pelaku usaha di
dalam upaya untuk menciptakan persaingan usaha yang sehat. Dari semangat itu,
terlahirlah Undang-undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli
dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Undang-undang ini memberikan jaminan kepastian hukum untuk lebih
mendorong percepatan pembangunan ekonomi dalam upaya meningkatkan
5
Is Susanto SHI
kesejahteraan umum, serta sebagai implementasi dari semangat dan jiwa Undang-
undang Dasar 1945, seperti yang tertuang di dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun
1999 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan tidak sehat, pasal 4 ayat (1)
yang isinya adalah sebagai berikut :“Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian
dengan pelaku usaha lain untuk secara bersama-sama melakukan penguasaan
produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan
terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan tidak sehat”.7
Islam juga memiliki pandangan yang sama tentang hukum monopoli yang
pada akhirnya akan menimbulkan daya saing yang kurang sehat yang pada akhirnya
dapat merugikan orang lain. Sebagaimana firman Allah SWT :
…
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesama kamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka di antara kamu…”.(Q.S. An Nisa : 29).8
Berdasarkan ayat di atas jelaslah, bahwa Islam menganjurkan kepada umatnya
untuk berupaya memperoleh harta benda dengan jalan yang baik dan benar dan
melarang dengan jalan yang tidak benar (bathil), karena semua tindakan untuk
memperoleh harta benda yang dilakukan dengan cara-cara yang melawan hukum itu
dilarang, seperti dengan cara penimbunan barang atau praktek monopoli. Sebab
7 Ibid.,hlm. 166.8 Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahnya, Toha Putera,
Semarang, 1989, hlm. 122.
6
Is Susanto SHI
tindakan tersebut pada akhirnya dapat merusak ketenangan dan kesejahteraan
masyarakat bahkan lebih luas lagi berakibat pada bangsa.
Abu Yusuf mengatakan bahwa, : “tindakan menyembunyikan apapun yang merugikan masyarakat adalah perbuatan salah baik barang dagangan itu emas atau perak. Barang siapa yang memonopoli barang-barang dagangan berarti ia menyalahgunakan hak miliknya. Memonopoli kekayaan adalah hal yang dapat merugikan masyarakat, oleh karena itu jangan melakukannya. Memonopoli pakaian sama merugikannya dengan menimbun makanan. Alasan larangan memonopoli adalah agar masyarakat tidak teraniaya. Masyarakat akan menderita karena monopoli makanan demikian juga dengan monopoli pakaian, banyak kebutuhan masyarakat, dan menahan kebutuhan ini merupakan pelanggaran hukum”.9
Berdasarkan pendapat Abu Yusuf di atas, jelas bahwa tindakan monopoli itu
tidak dibenarkan, karena akan merugikan orang banyak dan berdampak pada
ketentraman dan kesejahteraan masyarakat. Karena kebutuhan masyarakat itu banyak
dan bermacam-macam, maka apabila masyarakat tidak mendapatkannya dengan
sendirinya ia akan merasa tersiksa dan teraniaya.
Guna mengantisipasi terjadinya praktik monopoli dan persaingan tidak sehat
dibutuhkan peran pemerintah dalam menegakkan aturan hukum dan memberikan
perlindungan yang sama bagi setiap pelaku usaha di dalam upaya menciptakan
persaingan usaha yang sehat. Implementasi dari upaya tersebut dibentuklah sebuah
lembaga yang bernama Komisi Pengawas Persaingan Usaha, yaitu : “Lembaga
Independen yang terlepas dari pengaruh pemerintah dan pihak lain, yang berwenang
melakukan pengawasan persaingan usaha dan menjatuhkan sanksi. Sanksi tersebut
9 Abdul Manan. M., Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Dana Bhakti Wakaf, Yogyakrta, 1997, hlm. 70.
7
Is Susanto SHI
berupa tindakan administratif, sedangkan sanksi pidana adalah wewenang
pengadilan”. 10
Berbeda dengan yang terjadi di Kelurahan Kedaton Bandar Lampung,
kenaikan harga kedelai di Kelurahan Kedaton menyebabkan para distributor kedelai
pun menyimpan dan mempermainkan harga kedelai sehingga para konsumen yang
membutuhkan kedelai kesulitan untuk memperolehnya. Permainan para distributor
inilah yang menyebabkan harga kedelai tidak stabil, dan dari pihak kelurahan tidak
mampu berbuat apa-apa, menurut mereka asal saja harga kedelai masih taraf wajar,
maka itu bukan pelanggaran.11
Dari latar belakang masalah dan permasalahan di atas terdapat kajian yang
menarik untuk diteliti khususnya dari sudut pandang hukum Islam, maka penulis
berasumsi untuk membahas lebih lanjut dalam bentuk karya ilmiah skripsi dengan
mengangkat judul yang akan menjadi kajian selanjutnya dalam penelitian ini yaitu:
“Tinjauan Hukum Islam terhadap Implementasi UU No. 5 Tahun 1999 (Studi Kasus
Perdagangan Kedelai di Kelurahan Kedaton Bandar Lampung)”.
D. Rumusan Masalah
Untuk membahas masalah ini lebih lanjut, maka dirumuskan masalah sebagai
berikut : Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap implementasi UU No. 5 Tahun
1999 (Studi Kasus Perdagangan Kedelai di Kelurahan Kedaton Bandar Lampung)?
10 Munir Fuady, Hukum Anti Monopoli Menyongsong Era Persaingan Sehat, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hlm. 4.
11 Kinhan, Sekertaris Keluarahan Kedaton, Wawancara, tanggal 29 April 2010.
8
Is Susanto SHI
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu Untuk mengetahui
bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap implementasi UU No. 5 Tahun 1999
(Studi Kasus Perdagangan Kedelai di Kelurahan Kedaton Bandar Lampung).
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :
a. Secara teoritis, turut mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang
hukum, terutama untuk Fakultas Syariah Jurusan Jinayah Syiasah
khususnya sebagai refensi dalam pembelajaran hukum Islam.
b. Secara praktis, diharapkan dapat menghasilkan informasi yang dijadikan
sebagai acuan dalam mempelajarai kajian mengenai hukum Islam,
khususnya yang berhubungan dengan perdagangan di lingkungan
perdagangan kedelai di Kelurahan Kedaton Bandar Lampung.
F. Metode Penelitian
1. Jenis dan Sifat Metode Penelitian
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian Normatif Yuridis
Empiris, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengkaji pelaksanaan atau
implementasi ketentuan hukum yang dikonsepkan sebagaimana norma atau kaidah
yang berlaku dalam masyarakat, dan menjadi acuan perilaku setiap orang. Pengkajian
tersebut bertujuan memastikan apakah hasil penerapan pada peristiwa hukum sesuai
9
Is Susanto SHI
atau tidak dengan ketentuan perundang-undangan yang ada. Dengan kata lain, apakah
ketentuan undang-undang telah dilaksanakan sebagaimana patutnya atau tidak, oleh
anggota masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari prilaku nyata sebagai data primer yang
diperoleh dari lokasi penelitian lapangan.12
2. Sumber Data
Sumber data adalah tempat dari mana data itu diperoleh.13 Adapun sumber
data dalam penelitian ini terdiri dari :
a. Data primer, yaitu “Data yang diperoleh melalui study
lapangan”.14
Dalam hal ini penulis mengadakan penelitian langsung di Lapangan yaitu di
Kelurahan Kedaton Bandar lampung. Adapun data primer ini diperoleh dari
Lurah Kedaton, Masyarakat pedagang kedelai dan masyarakat produsen tempe
se-Kelurahan Kedaton Bandar Lampung.
b. Data sekunder, yaitu “Data yang diperoleh dari study
kepustakaan”.15
Dalam hal ini penulis membaca, memahami, mengkaji buku-buku atau referensi-
referensi dan perundang-undangan yang ada relevansinya dengan pembahasan
skripsi ini. Pada data ini penulis berusaha mencari sumber-sumber atau karya-
karya yang ada kaitanya dengan masalah yang diteliti, seperti Undang-Undang
12 Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung 2004, hlm. 132-134.
13 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hlm. 114
14 Abdulkadir Muhammad, Op. Cit., hlm. 144.15 S. Nasution, Pengantar Metodologi Research, Bumi Aksara, 1996, hlm.143
10
Is Susanto SHI
Nomor 5 Tahun 1999, buku yang berjudul Teori dan Praktek Ekonomi Islam
karangan M. Abdul Manan, Hukum Persaingan Usaha; Antara Teks dan Konteks
karangan Andi Fahmi Lubis dkk, dan lain-lain.
3. Metode Pengumpulan Data
Dalam menghimpun data atau informasi dalam penelitian ini, digunakan
beberapa metode sebagai berikut:
a. Dalam mengumpulkan data sekunder penulis melakukan study
kepustakaan, yaitu “Mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan macam-
macam material yang terdapat di ruang perpustakaan”.16 Metode ini penulis
gunakan dalam mengumpulkan data dengan cara membaca dan mencari informasi
yang terdapat di perpustakaan yang ada kaitanya dengan pembahasan skripsi ini.
b. Dalam mengumpulkan data primer digunakan beberapa metode, yaitu :
1) Metode interview atau wawancara, yaitu “Suatu percakapan, tanya
jawab lisan antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik
dan diarahkan pada suatu permasalahan tertentu”.17 Bentuk wawancara yang
penulis gunakan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin
dimana dalam prosesnya seorang peneliti berusaha mengadakan tanya jawab
secara bebas dengan berpedoman pada pokok-pokok yang sudah ditentukan,
dan yang penulis wawancarai adalah Lurah Kedaton, Distributor dan
16 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Cet. Ke-VII, Mandar Maju, Bandung, 1996, hlm. 33.
17 Ibid, hlm. 187.
11
Is Susanto SHI
Pedagang Kedelai. Metode ini penulis gunakan dalam memperoleh data
tentang penyebab terjadinya monopoli, sikap masyarakat pedagang dan
mekanisme pendistribusian barang, dampak yang ditimbulkan akibat
monopoli kedelai terhadap usaha para produsen tempe dan tahu.
2) Metode Dokumentasi, yaitu “Mencari data mengenai hal-hal atau
variabel berupa catatan, trankrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen,
rapat, legger, agenda, dan sebagainya”.18 Metode ini penulis gunakan dalam
memperoleh data tentang demografis dan geografis Kelurahan Kedaton
Bandar Lampung.
3) Tekhnik Sampling
Sutrisno Hadi mendefenisikan teknik sampling sebagai “cara yang digunakan
untuk mengambil sampel”.19 Sedangkan menurut Winarno Surachmad, teknik
sampling adalah “Penarikan sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh
populasi”.20
Dari kedua defenisi diatas berarti teknik sampling adalah cara yang digunakan
untuk mengambil sebagian dari populasi untuk dijadikan sampel guna diteliti
sehingga mampu mewakili keseluruhan dalam menentukan objek yang hendak
diteliti.
18 Sutrisno Hadi, Metode Research, Jilid 1, 1998, Yayasan Penerbitan Psikologi UGM, Yogyakarta, 1983, hlm. 63.
19 Ibid., hlm. 121.20 Winarno Surachmad, Dasar dan Tekhnik Research Pengantar Metodologi Ilmiah, Tarsito,
Bandung, 1979, hlm.. 93
12
Is Susanto SHI
Adapun tehnik sampling yang penulis gunakan adalah purposive sample,
yaitu: “pegambilan subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah, tetapi
didasarkan atas adanya tujuan tertentu”.21 Jadi dari sekian banyak anggota populasi,
dalam proses pengambilan data hanya diwakilkan pada anggota sampel.
Sebagaimana diketahui bahwa wilayah penelitian populasi tempat penulis
mengadakan penelitian adalah di Kelurahan Kedaton Bandar Lampung yang
beralamatkan di Jalan Teuku Umar No.143 Bandar Lampung, maka populasi
penelitian ini adalah :
a) Lurah Kedaton, 1 orang
b) Masyarakat pedagang Kedelai se-Kelurahan Kedaton Bandar Lampung,
2 orang.
c) Masyarakat Produsen Tempe se-Kelurahan Kedaton Bandar Lampung, 2
orang.
Sehubungan dengan jumlah sampel dalam penelitian ini yang jumlahnya
dipilih berdasarkan tujuan tertentu, maka diambil beberapa subjek dari populasi untuk
dijadikan anggota sampel penelitian, dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 1Distribusi Sampel Implementasi UU No. 5 Tahun 1999
Sampel Jumlah
Lurah Kedaton Bandar Lampung 1
Masyarakat pedagang Kedelai se-Kelurahan Kedaton Bandar Lampung.
2
Masyarakat Produsen Tempe se-Kelurahan Kedaton 221 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 127.
13
Is Susanto SHI
Bandar Lampung
B. Jumlah 5
Dengan demikian sampel dalam penelitian ini berjumlah 5 orang.
4. Metode Pengolahan Data
Setelah data terhimpun, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data agar
menjadi sebuah penelitian yang sempurna yaitu dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Editing, yaitu “Mengoreksi apakah data yang terkumpul sudah
cukup lengkap, sudah benar, dan sudah sesuai atau relevan dengan masalah”.22
Dalam hal ini penulis mengecek kembali hasil data yang terkumpul melalui study
pustaka, dokumen, interview, apakah sudah lengkap, relevan, jelas, tidak
berlebihan, dan tanpa kesalahan.
b. Coding, yaitu “Pemberian tanda pada data yang diperoleh, baik
berupa penomoran ataupun penggunaan tanda atau simbol atau kata tertentu yang
menunjukan golongan atau kelompok atau klasifikasi data menurut jenis dan
sumbernya”.23 Dalam hal ini penulis mengklasifikasikan data sesuai masing-
masing pokok bahasan dengan tujuan untuk menyajikan data secara sempurna,
dan untuk memudahkan analisis data.
c. Sistematizing atau sistematisasi, yaitu “Menempatkan data
menurut kerangka sistematika bahasan berdasarkan urutan masalah”.24 Dalam hal
22 Abdulkadir Muhammad, Op.Cit, hlm. 126.23 Ibid. hlm. 129.24 Abdulkadir Muhammad, Loc.Cit.
14
Is Susanto SHI
ini penulis mengelompokan secara sistematis data yang sudah diedit dan diberi
tanda itu menurut klasifikasi dan urutan masalah.
5. Analisa Data
Setelah data diperoleh, selanjutnya dapat dianalisis secara deskriptif kualitatif,
yaitu : “suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat di mengerti”25. Analisa
kualitatif ini dipergunakan dengan cara menguraikan dan merinci kalimat-kalimat
sehingga dapat di tarik kesimpulan yang jelas.
Dengan demikian analisa kualitatif berarti upaya sistematis dalam penelitian
yang bersifat pemaparan dan bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lengkap
tentang keadaan hukum yang berlaku ditempat tertentu atau peristiwa hukum tertentu
yang terjadi dalam masyarakat termasuk di dalamnya adalah kaidah dan tehnik untuk
memuaskan keingintahuan peneliti pada suatu gejala yuridis atau cara untuk
menemukan kebenaran dalam memperoleh pengetahuan.
Dalam menganalisis data, digunakan kerangka berfikir Induktif, yaitu :
“Berangkat dari fakta-fakta yang khusus, atau peristiwa-peristiwa yang khusus
kemudian ditarik generalisasi-generalisasi yang mempunyai sifat umum”.26
Maksud dari metode berfikir induktif ini untuk memberikan ketegasan bahwa
walaupun data berasal dari tinjauan hukum Islam terhadap implmentasi UU No. 5
Tahun 1999 khususnya dalam pendistribusian kedelai di Kelurahan Kedaton Bandar
25 Sutrisno Hadi, Op.Cit, hlm. 42.26 Sutrisno Hadi, Op.Cit, hlm. 42.
15
Is Susanto SHI
Lampung, namun kesimpulan ini bisa digunakan sebagai kesimpulan untuk seluruh
kasus yang sama diwilayah yang berbeda.
16