BAB I April

24

Click here to load reader

Transcript of BAB I April

Page 1: BAB I April

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Sebelum penulis mengadakan pembahasan lebih lanjut tentang skripsi ini

terlebih dahulu penulis akan jelaskan pengertian judul. Sebab judul merupakan

kerangka dalam bertindak, apalagi dalam suatu penelitian ilmiah. Hal ini untuk

menghindari penafsiran yang berbeda dikalangan pembaca. Maka perlu adanya suatu

penjelasan dengan memberi arti beberapa istilah yang terkandung di dalam judul

skripsi ini.

Penelitian yang akan penulis lakukan ini berjudul : “Tinjauan Hukum Islam

tentang Implementasi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Monopoli dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat (Studi Kasus Perdagangan Kedelai di Kelurahan

Kedaton Bandar Lampung)”. Adapun istilah judul yang memerlukan pengertian

adalah sebagai berikut :

Hukum Islam, menurut Hasbi as-Shiddiqi adalah :

�ِت َم�ْج�ُم�ْو�ٌع� اَو�َال �ُف�َق�َه�اِء َم�َح� �ِق اْل ْي �ْط�ِب َت �َع�ِة ْل ِرْي َع�َل�ى اْلَّش�

�ُمِع َح�اَج�اِت َت �ُم�ْج� اْلArtinya : “Koleksi daya upaya para ahli hukum untuk menetapkan syari’at

atas kebutuhan masyarakat”.1

1 Hasbi ash-Shiddiqi, Falsafah Hukum Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1975, hlm. 44.

Page 2: BAB I April

Is Susanto SHI

Hukum Islam menurut ulama ushul fiqh adalah “Seperangkat peraturan

berdasarkan wahyu Allah SWT dan sunnah Rasul tentang tingkah laku manusia

mukallaf yang diakui dan diyakini masyarakat untuk semua hal bagi yang beragama

Islam”.2

Impelementasi, “adalah pelaksanaan/penerapan; kata implementasi bermuara

pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem”.3

Sementara implementasi yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah

suatu tindakan atau pelaksanaan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Lampung

melalui wewenang (kekuasaan) yang dimilikinya dalam mengantisipasi adanya

praktik monopoli dan persaingan tidak sehat.

UU No. 5 Tahun 1999 adalah Undang-undang yang berisikan aturan yang

memuat tentang Praktik Monopoli, yaitu “bentuk usaha yang menghendaki adanya

pemusatan suplai atau barang pada satu tangan”.4 Istilah Monopoli dalam hukum

Islam sebagaimana diungkapkan oleh Abdul Aziz Dahlan dalam bukunya

Ensiklopedia Hukum Islam adalah Ihtikar.5 Persaingan tidak sehat adalah

“Persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan atau

2 Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh, Jilid I, Cetakan I, PT. Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1997, hlm. 5.

3 Anton M. Moeliono , dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1994, hlm. 234.

4 M. Abdul Manan, Islamic Economics, Theory and Practice, alih bahasa M. Nastangin, Teori dan Praktek Ekoomi Islam, Dana Bhakti Wakaf, Yogyakarta, 1997, hlm. 291.

5 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam, Jilid. 4, Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, Cet Kesatu, 1996, hlm. 654.

2

Page 3: BAB I April

Is Susanto SHI

pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau

melawan hukum atau menghambat persaingan usaha”. 6

Dengan demikian maksud dari judul skripsi ini adalah penelitian yang

bertujuan untuk membuktikan kebenaran ilmiah mengenai tinjauan hukum Islam

tentang impelementasi UU No. 5 Tahun 1999 khususnya pada masalah perdagangan

kedelai di Kelurahan kedaton Bandar Lampung.

B. Alasan Memilih Judul

1. Komisi Pengawas Persaingan Usaha sebagai lembaga yang independen dan

memiliki kewenangan dalam mengawasi persaingan usaha serta menjatuhkan

sanksi, namun pada praktiknya masih terjadi praktik monopoli dan persaingan

usaha yang tidak sehat.

2. Tinjauan hukum Islam terhadap implementasi UU No. 5 Tahun 1999 tentang

larangan praktik monopoli dan persaingan tidak sehat belum ada yang

membahasnya dalam bentuk skripsi.

3. Penelitian tentang larangan Praktik Monopoli dan persaingan tidak sehat

merupakan permasalahan yang berkaitan dengan Jurusan Jinayah Siyasah

IAIN Raden Intan Lampung tempat penulis memperdalam keilmuan sehingga

penulis dapat mengkaji lebih jauh aspek hukumnya.

6 Prof. Abdulkadir Muhammad, Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual, PT.Citra Aditya Bakti, bandung, 2007, hlm. 342.

3

Page 4: BAB I April

Is Susanto SHI

C. Latar Belakang Masalah

Pembangunan ekonomi pada Pembangunan Jangka Panjang Pertama telah

menghasilkan banyak kemajuan antara lain dengan meningkatnya kesejahteraan

rakyat. Kemajuan pembangunan yang telah dicapai di atas, didorong oleh kebijakan

pembangunan di berbagai bidang, termasuk kebijakan pembangunan bidang ekonomi

yang tertuang dalam Garis-garis Besar Haluan Negara dan Rencana Pembangunan

Lima Tahunan, serta berbagai kebijakan ekonomi lainnya.

Meskipun telah banyak kemajuan yang dicapai selama Pembangunan Jangka

Panjang Pertama, yang ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi

masih banyak tantangan atau persoalan, khususnya dalam pembangunan ekonomi

yang belum terpecahkan, seiring dengan adanya kecenderungan globalisasi

perekonomian serta dinamika dan perkembangan usaha swasta.

Peluang-peluang usaha yang tercipta selama tiga dasawarsa yang lalu dalam

kenyataannya belum membuat seluruh masyarakat mampu dan dapat berpartisipasi

dalam pembangunan diberbagai sektor ekonomi. Pembangunan usaha swasta selama

periode tersebut, di satu sisi diwarnai oleh berbagai bentuk kebijakan pemerintah

yang kurang tepat sehingga di dalam dinamikanya, terdapat beragam penyimpangan

prilaku pasar. Di sisi lain, perkembangan usaha swasta dalam kenyataannya sebagian

besar merupakan perwujudan dari kondisi persaingan usaha yang tidak sehat.

Fenomena dia atas telah berkembang dan didukung oleh adanya hubungan

yang terkait antara pengambil keputusan dengan para pelaku usaha, baik secara

langsung maupun tidak langsung, sehingga lebih memperburuk keadaan.

4

Page 5: BAB I April

Is Susanto SHI

Penyelenggaraan ekonomi nasional yang kurang mengacu kepada amanat Pasal 33

Undang-Undang Dasar 1945. serta cenderung menunjukkan corak yang monopolistik.

Para pengusaha yang dekat dengan elit kekuasaan mendapatkan kemudahan-

kemudahan yang berlebihan sehingga berdampak kepada kesenjangan sosial.

Munculnya konglomerasi dan sekelompok kecil pengusaha kuat yang tidak didukung

oleh semangat kewirausahaan sejati merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan

ketahanan ekonomi menjadi sangat rapuh dan tidak mampu bersaing.

Memperhatikan situasi dan kondisi tersebut di atas, menuntut kita untuk

mencermati dan menata kembali kegiatan usaha di Indonesia, agar dunia usaha dapat

tumbuh serta berkembang secara sehat dan benar, sehingga tercipta iklim persaingan

usaha yang sehat, serta terhindarnya pemusatan kekuatan ekonomi pada perorangan

atau kelompok tertentu, antara lain dalam bentuk praktek monopoli dan persaingan

usaha tidak sehat yang merugikan masyarakat, yang bertentangan dengan cita-cita

keadilan sosial.

Oleh karena itu, perlu disusun Undang-undang tentang Larangan Praktek

Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yang dimaksudkan untuk menegakkan

aturan hukum dan memberikan perlindungan yang sama bagi setiap pelaku usaha di

dalam upaya untuk menciptakan persaingan usaha yang sehat. Dari semangat itu,

terlahirlah Undang-undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli

dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Undang-undang ini memberikan jaminan kepastian hukum untuk lebih

mendorong percepatan pembangunan ekonomi dalam upaya meningkatkan

5

Page 6: BAB I April

Is Susanto SHI

kesejahteraan umum, serta sebagai implementasi dari semangat dan jiwa Undang-

undang Dasar 1945, seperti yang tertuang di dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun

1999 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan tidak sehat, pasal 4 ayat (1)

yang isinya adalah sebagai berikut :“Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian

dengan pelaku usaha lain untuk secara bersama-sama melakukan penguasaan

produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan

terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan tidak sehat”.7

Islam juga memiliki pandangan yang sama tentang hukum monopoli yang

pada akhirnya akan menimbulkan daya saing yang kurang sehat yang pada akhirnya

dapat merugikan orang lain. Sebagaimana firman Allah SWT :

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesama kamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

berlaku dengan suka sama suka di antara kamu…”.(Q.S. An Nisa : 29).8

Berdasarkan ayat di atas jelaslah, bahwa Islam menganjurkan kepada umatnya

untuk berupaya memperoleh harta benda dengan jalan yang baik dan benar dan

melarang dengan jalan yang tidak benar (bathil), karena semua tindakan untuk

memperoleh harta benda yang dilakukan dengan cara-cara yang melawan hukum itu

dilarang, seperti dengan cara penimbunan barang atau praktek monopoli. Sebab

7 Ibid.,hlm. 166.8 Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahnya, Toha Putera,

Semarang, 1989, hlm. 122.

6

Page 7: BAB I April

Is Susanto SHI

tindakan tersebut pada akhirnya dapat merusak ketenangan dan kesejahteraan

masyarakat bahkan lebih luas lagi berakibat pada bangsa.

Abu Yusuf mengatakan bahwa, : “tindakan menyembunyikan apapun yang merugikan masyarakat adalah perbuatan salah baik barang dagangan itu emas atau perak. Barang siapa yang memonopoli barang-barang dagangan berarti ia menyalahgunakan hak miliknya. Memonopoli kekayaan adalah hal yang dapat merugikan masyarakat, oleh karena itu jangan melakukannya. Memonopoli pakaian sama merugikannya dengan menimbun makanan. Alasan larangan memonopoli adalah agar masyarakat tidak teraniaya. Masyarakat akan menderita karena monopoli makanan demikian juga dengan monopoli pakaian, banyak kebutuhan masyarakat, dan menahan kebutuhan ini merupakan pelanggaran hukum”.9

Berdasarkan pendapat Abu Yusuf di atas, jelas bahwa tindakan monopoli itu

tidak dibenarkan, karena akan merugikan orang banyak dan berdampak pada

ketentraman dan kesejahteraan masyarakat. Karena kebutuhan masyarakat itu banyak

dan bermacam-macam, maka apabila masyarakat tidak mendapatkannya dengan

sendirinya ia akan merasa tersiksa dan teraniaya.

Guna mengantisipasi terjadinya praktik monopoli dan persaingan tidak sehat

dibutuhkan peran pemerintah dalam menegakkan aturan hukum dan memberikan

perlindungan yang sama bagi setiap pelaku usaha di dalam upaya menciptakan

persaingan usaha yang sehat. Implementasi dari upaya tersebut dibentuklah sebuah

lembaga yang bernama Komisi Pengawas Persaingan Usaha, yaitu : “Lembaga

Independen yang terlepas dari pengaruh pemerintah dan pihak lain, yang berwenang

melakukan pengawasan persaingan usaha dan menjatuhkan sanksi. Sanksi tersebut

9 Abdul Manan. M., Teori dan Praktek Ekonomi Islam, Dana Bhakti Wakaf, Yogyakrta, 1997, hlm. 70.

7

Page 8: BAB I April

Is Susanto SHI

berupa tindakan administratif, sedangkan sanksi pidana adalah wewenang

pengadilan”. 10

Berbeda dengan yang terjadi di Kelurahan Kedaton Bandar Lampung,

kenaikan harga kedelai di Kelurahan Kedaton menyebabkan para distributor kedelai

pun menyimpan dan mempermainkan harga kedelai sehingga para konsumen yang

membutuhkan kedelai kesulitan untuk memperolehnya. Permainan para distributor

inilah yang menyebabkan harga kedelai tidak stabil, dan dari pihak kelurahan tidak

mampu berbuat apa-apa, menurut mereka asal saja harga kedelai masih taraf wajar,

maka itu bukan pelanggaran.11

Dari latar belakang masalah dan permasalahan di atas terdapat kajian yang

menarik untuk diteliti khususnya dari sudut pandang hukum Islam, maka penulis

berasumsi untuk membahas lebih lanjut dalam bentuk karya ilmiah skripsi dengan

mengangkat judul yang akan menjadi kajian selanjutnya dalam penelitian ini yaitu:

“Tinjauan Hukum Islam terhadap Implementasi UU No. 5 Tahun 1999 (Studi Kasus

Perdagangan Kedelai di Kelurahan Kedaton Bandar Lampung)”.

D. Rumusan Masalah

Untuk membahas masalah ini lebih lanjut, maka dirumuskan masalah sebagai

berikut : Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap implementasi UU No. 5 Tahun

1999 (Studi Kasus Perdagangan Kedelai di Kelurahan Kedaton Bandar Lampung)?

10 Munir Fuady, Hukum Anti Monopoli Menyongsong Era Persaingan Sehat, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hlm. 4.

11 Kinhan, Sekertaris Keluarahan Kedaton, Wawancara, tanggal 29 April 2010.

8

Page 9: BAB I April

Is Susanto SHI

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu Untuk mengetahui

bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap implementasi UU No. 5 Tahun 1999

(Studi Kasus Perdagangan Kedelai di Kelurahan Kedaton Bandar Lampung).

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari pada penelitian ini yaitu sebagai berikut :

a. Secara teoritis, turut mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang

hukum, terutama untuk Fakultas Syariah Jurusan Jinayah Syiasah

khususnya sebagai refensi dalam pembelajaran hukum Islam.

b. Secara praktis, diharapkan dapat menghasilkan informasi yang dijadikan

sebagai acuan dalam mempelajarai kajian mengenai hukum Islam,

khususnya yang berhubungan dengan perdagangan di lingkungan

perdagangan kedelai di Kelurahan Kedaton Bandar Lampung.

F. Metode Penelitian

1. Jenis dan Sifat Metode Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian Normatif Yuridis

Empiris, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengkaji pelaksanaan atau

implementasi ketentuan hukum yang dikonsepkan sebagaimana norma atau kaidah

yang berlaku dalam masyarakat, dan menjadi acuan perilaku setiap orang. Pengkajian

tersebut bertujuan memastikan apakah hasil penerapan pada peristiwa hukum sesuai

9

Page 10: BAB I April

Is Susanto SHI

atau tidak dengan ketentuan perundang-undangan yang ada. Dengan kata lain, apakah

ketentuan undang-undang telah dilaksanakan sebagaimana patutnya atau tidak, oleh

anggota masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari prilaku nyata sebagai data primer yang

diperoleh dari lokasi penelitian lapangan.12

2. Sumber Data

Sumber data adalah tempat dari mana data itu diperoleh.13 Adapun sumber

data dalam penelitian ini terdiri dari :

a. Data primer, yaitu “Data yang diperoleh melalui study

lapangan”.14

Dalam hal ini penulis mengadakan penelitian langsung di Lapangan yaitu di

Kelurahan Kedaton Bandar lampung. Adapun data primer ini diperoleh dari

Lurah Kedaton, Masyarakat pedagang kedelai dan masyarakat produsen tempe

se-Kelurahan Kedaton Bandar Lampung.

b. Data sekunder, yaitu “Data yang diperoleh dari study

kepustakaan”.15

Dalam hal ini penulis membaca, memahami, mengkaji buku-buku atau referensi-

referensi dan perundang-undangan yang ada relevansinya dengan pembahasan

skripsi ini. Pada data ini penulis berusaha mencari sumber-sumber atau karya-

karya yang ada kaitanya dengan masalah yang diteliti, seperti Undang-Undang

12 Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung 2004, hlm. 132-134.

13 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, hlm. 114

14 Abdulkadir Muhammad, Op. Cit., hlm. 144.15 S. Nasution, Pengantar Metodologi Research, Bumi Aksara, 1996, hlm.143

10

Page 11: BAB I April

Is Susanto SHI

Nomor 5 Tahun 1999, buku yang berjudul Teori dan Praktek Ekonomi Islam

karangan M. Abdul Manan, Hukum Persaingan Usaha; Antara Teks dan Konteks

karangan Andi Fahmi Lubis dkk, dan lain-lain.

3. Metode Pengumpulan Data

Dalam menghimpun data atau informasi dalam penelitian ini, digunakan

beberapa metode sebagai berikut:

a. Dalam mengumpulkan data sekunder penulis melakukan study

kepustakaan, yaitu “Mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan macam-

macam material yang terdapat di ruang perpustakaan”.16 Metode ini penulis

gunakan dalam mengumpulkan data dengan cara membaca dan mencari informasi

yang terdapat di perpustakaan yang ada kaitanya dengan pembahasan skripsi ini.

b. Dalam mengumpulkan data primer digunakan beberapa metode, yaitu :

1) Metode interview atau wawancara, yaitu “Suatu percakapan, tanya

jawab lisan antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik

dan diarahkan pada suatu permasalahan tertentu”.17 Bentuk wawancara yang

penulis gunakan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin

dimana dalam prosesnya seorang peneliti berusaha mengadakan tanya jawab

secara bebas dengan berpedoman pada pokok-pokok yang sudah ditentukan,

dan yang penulis wawancarai adalah Lurah Kedaton, Distributor dan

16 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Cet. Ke-VII, Mandar Maju, Bandung, 1996, hlm. 33.

17 Ibid, hlm. 187.

11

Page 12: BAB I April

Is Susanto SHI

Pedagang Kedelai. Metode ini penulis gunakan dalam memperoleh data

tentang penyebab terjadinya monopoli, sikap masyarakat pedagang dan

mekanisme pendistribusian barang, dampak yang ditimbulkan akibat

monopoli kedelai terhadap usaha para produsen tempe dan tahu.

2) Metode Dokumentasi, yaitu “Mencari data mengenai hal-hal atau

variabel berupa catatan, trankrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen,

rapat, legger, agenda, dan sebagainya”.18 Metode ini penulis gunakan dalam

memperoleh data tentang demografis dan geografis Kelurahan Kedaton

Bandar Lampung.

3) Tekhnik Sampling

Sutrisno Hadi mendefenisikan teknik sampling sebagai “cara yang digunakan

untuk mengambil sampel”.19 Sedangkan menurut Winarno Surachmad, teknik

sampling adalah “Penarikan sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh

populasi”.20

Dari kedua defenisi diatas berarti teknik sampling adalah cara yang digunakan

untuk mengambil sebagian dari populasi untuk dijadikan sampel guna diteliti

sehingga mampu mewakili keseluruhan dalam menentukan objek yang hendak

diteliti.

18 Sutrisno Hadi, Metode Research, Jilid 1, 1998, Yayasan Penerbitan Psikologi UGM, Yogyakarta, 1983, hlm. 63.

19 Ibid., hlm. 121.20 Winarno Surachmad, Dasar dan Tekhnik Research Pengantar Metodologi Ilmiah, Tarsito,

Bandung, 1979, hlm.. 93

12

Page 13: BAB I April

Is Susanto SHI

Adapun tehnik sampling yang penulis gunakan adalah purposive sample,

yaitu: “pegambilan subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah, tetapi

didasarkan atas adanya tujuan tertentu”.21 Jadi dari sekian banyak anggota populasi,

dalam proses pengambilan data hanya diwakilkan pada anggota sampel.

Sebagaimana diketahui bahwa wilayah penelitian populasi tempat penulis

mengadakan penelitian adalah di Kelurahan Kedaton Bandar Lampung yang

beralamatkan di Jalan Teuku Umar No.143 Bandar Lampung, maka populasi

penelitian ini adalah :

a) Lurah Kedaton, 1 orang

b) Masyarakat pedagang Kedelai se-Kelurahan Kedaton Bandar Lampung,

2 orang.

c) Masyarakat Produsen Tempe se-Kelurahan Kedaton Bandar Lampung, 2

orang.

Sehubungan dengan jumlah sampel dalam penelitian ini yang jumlahnya

dipilih berdasarkan tujuan tertentu, maka diambil beberapa subjek dari populasi untuk

dijadikan anggota sampel penelitian, dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 1Distribusi Sampel Implementasi UU No. 5 Tahun 1999

Sampel Jumlah

Lurah Kedaton Bandar Lampung 1

Masyarakat pedagang Kedelai se-Kelurahan Kedaton Bandar Lampung.

2

Masyarakat Produsen Tempe se-Kelurahan Kedaton 221 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 127.

13

Page 14: BAB I April

Is Susanto SHI

Bandar Lampung

B. Jumlah 5

Dengan demikian sampel dalam penelitian ini berjumlah 5 orang.

4. Metode Pengolahan Data

Setelah data terhimpun, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data agar

menjadi sebuah penelitian yang sempurna yaitu dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Editing, yaitu “Mengoreksi apakah data yang terkumpul sudah

cukup lengkap, sudah benar, dan sudah sesuai atau relevan dengan masalah”.22

Dalam hal ini penulis mengecek kembali hasil data yang terkumpul melalui study

pustaka, dokumen, interview, apakah sudah lengkap, relevan, jelas, tidak

berlebihan, dan tanpa kesalahan.

b. Coding, yaitu “Pemberian tanda pada data yang diperoleh, baik

berupa penomoran ataupun penggunaan tanda atau simbol atau kata tertentu yang

menunjukan golongan atau kelompok atau klasifikasi data menurut jenis dan

sumbernya”.23 Dalam hal ini penulis mengklasifikasikan data sesuai masing-

masing pokok bahasan dengan tujuan untuk menyajikan data secara sempurna,

dan untuk memudahkan analisis data.

c. Sistematizing atau sistematisasi, yaitu “Menempatkan data

menurut kerangka sistematika bahasan berdasarkan urutan masalah”.24 Dalam hal

22 Abdulkadir Muhammad, Op.Cit, hlm. 126.23 Ibid. hlm. 129.24 Abdulkadir Muhammad, Loc.Cit.

14

Page 15: BAB I April

Is Susanto SHI

ini penulis mengelompokan secara sistematis data yang sudah diedit dan diberi

tanda itu menurut klasifikasi dan urutan masalah.

5. Analisa Data

Setelah data diperoleh, selanjutnya dapat dianalisis secara deskriptif kualitatif,

yaitu : “suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat di mengerti”25. Analisa

kualitatif ini dipergunakan dengan cara menguraikan dan merinci kalimat-kalimat

sehingga dapat di tarik kesimpulan yang jelas.

Dengan demikian analisa kualitatif berarti upaya sistematis dalam penelitian

yang bersifat pemaparan dan bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lengkap

tentang keadaan hukum yang berlaku ditempat tertentu atau peristiwa hukum tertentu

yang terjadi dalam masyarakat termasuk di dalamnya adalah kaidah dan tehnik untuk

memuaskan keingintahuan peneliti pada suatu gejala yuridis atau cara untuk

menemukan kebenaran dalam memperoleh pengetahuan.

Dalam menganalisis data, digunakan kerangka berfikir Induktif, yaitu :

“Berangkat dari fakta-fakta yang khusus, atau peristiwa-peristiwa yang khusus

kemudian ditarik generalisasi-generalisasi yang mempunyai sifat umum”.26

Maksud dari metode berfikir induktif ini untuk memberikan ketegasan bahwa

walaupun data berasal dari tinjauan hukum Islam terhadap implmentasi UU No. 5

Tahun 1999 khususnya dalam pendistribusian kedelai di Kelurahan Kedaton Bandar

25 Sutrisno Hadi, Op.Cit, hlm. 42.26 Sutrisno Hadi, Op.Cit, hlm. 42.

15

Page 16: BAB I April

Is Susanto SHI

Lampung, namun kesimpulan ini bisa digunakan sebagai kesimpulan untuk seluruh

kasus yang sama diwilayah yang berbeda.

16