BAB I-Akhir Peningkatan Kualitas Permukiman Peternakan Lumajang
-
Upload
hylda-fatnasari -
Category
Documents
-
view
20 -
download
8
description
Transcript of BAB I-Akhir Peningkatan Kualitas Permukiman Peternakan Lumajang
IDENTIFIKASI PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN PETERNAKANDI KABUPATEN LUMAJANG
BAB IBAB IPENDAHULUANPENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kualitas lingkungan hidup diartikan sebagai keadaan lingkungan yang
dapat memberikan daya dukung optimal bagi ke langsungan hidup manusia
pada suatu wilayah. Kualitas lingkungan antara lain terdiri dari suasana yang
nyaman, terpenuhinya keperluan hidup yaitu mulai kebutuhan dasar/primer
hingga kebutuhan rohani atau spiritual. Sedangkan kualitas lingkungan hidup
dapat dibedakan berdasarkan karakteristik biofisik, sosial-ekonomi maupun
budaya serta dalam hal ini dapat pula dikaitkan dengan bidang
keciptakaryaan misalnya tentang keadaan hunian/tempat tinggal, penataan
permukiman, fasilitas penunjang permukiman dan sebagainya. Yang perlu
diketahui dalam memahami kualitas lingkungan adalah daya dukung
lingkungan yaitu kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung
perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan
antarkeduanya untuk dapat hidup dengan wajar dalam lingkungan tersebut.
Pengelolaan sumber daya alam yang kurang bijaksana dapat memberi
tekanan pada stabilitas lingkungan itu sendiri. Terlebih dengan pertambahan
jumlah penduduk yang penyebarannya tidak merata akan semakin
berkontribusi terhadap tekanan sumber daya alam. Akibatnya adalah
terjadinya penurunan pada kualitas lingkungan hidup yang di kemudian hari
dapat merugikan dan mengancam mengancam kelangsungan perikehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga untuk itu perlu dilakukan
perlindungan dan pengelolaan terhadap lingkungan hidup.
Provinsi Jawa Timur yang memiliki luas wilayah mencapai 48.256 km2
dan terbagi menjadi 38 Kabupaten/Kota memiliki potensi yang sangat besar
dalam agribisnis yang salah satunya satunya adalah di bidang peternakan.
Kabupaten Lumajang adalah salah satu daerah di Jawa Timur dengan
sentra peternakan yang cukup besar dan tersebar hampir di seluruh wilayah
kecamatan dan penjuru desa. Berdasarkan data potensi peternakan
Kabupaten Lumajang tahun 2012 (Lumajangkab.go.id) terdapat beberapa
jenis populasi peternakan antara lain yaitu, ternak besar (jenis ternak sapi
Laporan Akhir I - 1
IDENTIFIKASI PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN PETERNAKANDI KABUPATEN LUMAJANG
potong, sapi perah, kerbau, kuda), ternak kecil (jenis ternak kambing, domba,
babi) dan ternak unggas (ayam buras, ayam petelur, ayam ras pedaging,
itik).
Dalam banyak kasus, air larian (air permukaan) yang berasal dari
kandang atau hasil penyiramannya membanjiri lahan sekitarnya dan
mengakibatkan pencemaran terhadap badan air. Selain itu juga
mengakibatkan pencemaran udara karena hasil penguraian bahan organik
limbah ternak yang dibuang dengan cara hanya ditumpuk dan menggunung
disuatu tempat tanpa penanganan yang benar dapat menghasilkan gas yang
berbau dan berbahaya bagi kesehatan manusia.
Dalam agribisnis, limbah peternakan merupakan bahan andalan
pemenuhan kebutuhan pupuk. Namun, karena pengelolaannya yang belum
memadai maka sebagian besar limbah peternakan justru masih menjadi
penyebab utama pencemaran lingkungan. Pengelolaan limbah peternakan
merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
efektifitas, efisiensi dan produktivitas agribisnis disertai meningkatnya daya
dukung lingkungan. Keberhasilan usaha pertanian tanaman, sangat
dipengaruhi oleh ketersediaan pupuk. Sampai saat ini, sebagian besar masih
menggunakan pupuk buatan, padahal selain ketersediaannya terus
berkurang, penggunaan yang tidak bijaksana juga berdampak terhadap
keseimbangan ekologis sehingga daya dukung lingkungan terus menurun dan
produktivitas usaha pertanian rendah. Salah satu alternatif penanggulangan
adalah meningkatkan produksi pupuk organik melalui pengelolaan dan
pemanfaatan limbah peternakan secara optimal.
Sehingga dalam hal ini, perkembangan sektor agribisnis terutama di
sektor peternakan, harus diiringi dengan peningkatan kualitas lingkungan di
permukiman. Hal ini disebabkan karena sektor peternakan dapat
menghasilkan limbah yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas
lingkungan, salah satunya disebabkan oleh adanya limbah padat dan limbah
cair yang dihasilkan yang belum dikelola secara tepat. Kurangnya usaha
pengelolaan lingkungan ini dapat memberikan dampak negatif pada
kesehatan. Terlebih adanya kemungkinan masyarakat belum memahami
bahwa pada beberapa pengelolaan limbah dapat menghasilkan sumber
energi yang dapat dimanfaatkan.
Oleh karena itu diperlukan suatu studi tentang Identifikasi Peningkatan
Kualitas Permukiman Peternakan di Kabupaten Lumajang sebagai salah satu
Laporan Akhir I - 2
IDENTIFIKASI PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN PETERNAKANDI KABUPATEN LUMAJANG
usaha untuk menjaga kualitas lingkungan permukiman peternakan. Dengan
demikian, perkembangan agribisnis di bidang peternakan Kabupaten
Lumajang akan semakin pesat dan masyarakat di permukiman peternakan
juga dapat meningkat derajat kesehatannya sebagai dampak dari
meningkatnya kualitas lingkungan.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk melakukan identifikasi terkait
kualitas permukiman peternakan yang berada di Kabupaten Lumajang dan
pengelolaan lingkungan yang telah dilaksanakan serta mengidentifikasi
permasalahan yang dihadapi sehingga dapat dirancang suatu kegiatan yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas permukiman peternakan di
Kabupaten Lumajang. Tujuan dari kegiatan ini adalah:
1. Diperolehnya informasi tentang lokasi persebaran daerah permukiman
yang sebagian besar penduduknya memelihara hewan ternak di seluruh
Kabupaten Lumajang.
2. Diperolehnya informasi tentang kondisi kualitas permukiman peternakan
sebagai potret awal untuk menentukan daerah permukiman peternakan
yang berpotensi untuk dikembangkan kualitas lingkungan dan kualitas
permukimannya dari usaha peternakan yang dimiliki.
3. Diperolehnya informasi tentang potensi peningkatan kualitas permukiman
peternakan dengan cara pengelolaan limbah peternakan menjadi sumber
energi lain yang terbarukan
4. Diperoleh hasil sosialisasi kepada penduduk permukiman peternakan di
Kabupaten Lumajang mengenai potensi daerahnya.
5. Diperolehnya rekomendasi dan tentang bagaimana upaya peningkatan
kualitas lingkungan permukiman peternakan yang meliputi lokasi maupun
cara/teknologi.
1.3. SASARAN
Sasaran kegiatan Identifikasi Kualitas Permukiman Peternakan di
Kabupaten Lumajang antara lain:
1. Teridentifikasinya lokus permukiman peternakan dan kualitas
permukiman peternakan tersebut.
2. Didapatkannya suatu rekomendasi atau saran untuk peningkatan
kualitas permukiman.
Laporan Akhir I - 3
IDENTIFIKASI PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN PETERNAKANDI KABUPATEN LUMAJANG
3. Terwujudnya kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kualitas
permukiman peternakan di wilayahnya.
4. Tercapainya kepedulian dan peran serta penduduk permukiman
peternakan untuk mengembangkan kualitas lingkungan hidupnya dengan
pemanfaatan limbah peternakan menjadi produk lain yang bernilai tinggi.
1.4. LANDASAN HUKUM
Dalam pelaksanaan kegiatan ini tidak terlepas dari kebijakan-kebijakan
yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Landasan hukum yang mendasari
kegiatan ini, antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan
Permukiman.
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3. Undang-undang Nomor 26 tahun 2007, tentang Penataan Ruang.
4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
5. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 Sub Title Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014, tentang Kesehatan
Lingkungan.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan
Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Pemukiman.
9. Peraturan Presiden Nomor 185 Tahun 2014, tentang Percepatan
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi.
10.Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019.
11.Peraturan Menteri Pertanian Nomor 28/Permentan/OT.140/5/2008 Tentang
Pedoman Penataan Kompartemen dan Penataan Zona Usaha
Perunggasan.
12.Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Baku
Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Peternakan Sapi dan Babi.
13.Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2010 tentang
Laporan Akhir I - 4
IDENTIFIKASI PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN PETERNAKANDI KABUPATEN LUMAJANG
Acuan Pengelolaan Lingkungan Permukiman Tapak.
14.Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku
Mutu Air Limbah.
15.Peraturan Menteri Kesehatan 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Standar
Kualitas Air Bersih dan Air Minum.
16.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3/2014 Tentang Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat.
17.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 1/PRT/M/2014 tentang Standar
Pelayanan Minimal.
18.Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 752/Kpts/OT.210/10/1994 jo
Keputusan Menteri Pertanian Nomor 562/Kpts/OT.210/6/1997 tentang
Pedoman Teknis Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya
Pemantauan Lingkungan (UPL), Rencana Usaha atau Kegiatan Lingkup
Pertanian.
19.Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 237/Kpts/RC.410/1991 tentang
Batasan Usaha Peternakan yang Harus Melakukan Evaluasi Lingkungan.
20.Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 420/Kpts/OT.210/7/2001,
424/Kpts/OT.210/7/2001, dan 425/Kpts/OT.210/7/2001 tentang Pedoman
Budidaya Ternak Ayam Bukan Ras, Pedaging, dan Petelur Yang Baik.
21.Surat Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) Nomor
829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan.
22.Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 52 Tahun 2014 tentang Baku Mutu
Air Limbah Bagi Industri Dan/Atau Kegiatan Usaha Lainnya.
23.Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lumajang Tahun 2012-2023
1.5. OTORISASI PEKERJAAN
A. Pemrakarsa
Nama Instansi : UPT Informasi Teknologi Perumahan dan
Permukiman,
Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Dan Tata
Ruang
Provinsi Jawa Timur
B. Penyusun
Nama Instansi : PT. TATA GUNA MATRA
Laporan Akhir I - 5
IDENTIFIKASI PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN PETERNAKANDI KABUPATEN LUMAJANG
Alamat Kantor : Jl. Rungkut Asri Timur XVIII/23, Surabaya
Penanggung Jawab
Nama : Ir. BAMBANG ANDRIANTO
Jabatan : Direktur
1.6. SISTEMATIKA PELAPORAN
Laporan Akhir dibuat rangkap 10 (sepuluh) buku dalam format kertas
A4. Sistematika penyusunan Laporan Akhir dalam penyajiannya terdiri atas 8
(delapan) bab dengan beberapa sub bab. Adapun pokok pikiran bahasan dari
masing-masing bab adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Menyajikan latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, landasan
hukum, otorisasi pekerjaan, serta sistematika pelaporan dalam
Laporan Pendahuluan.
BAB II PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Menyajikan pendekatan studi, tahap pelaksanaan studi, dan
metodologi.
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
Menyajikan tinjauan kebijakan, karakteristik wilayah Kabupaten
Lumajang, serta karakteristik wilayah permukiman peternakan di
Kabupaten Lumajang.
BAB IV IDENTIFIKASI WILAYAH TERPILIH
Menyajikan identifikasi wilayah permukiman peternakan terpilih dan
penentuan wilayah permukiman peternakan terpilih.
BAB V IDENTIFIKASI POTENSI DAN MASALAH WILAYAH TERPILIH
Menyajikan tentang gambaran umum wilayah terpilih, serta potensi
dan masalah permukiman peternakan di wilayah terpilih.
BAB VI ANALISA PERMUKIMAN PETERNAKAN
Menyajikan tentang analisa kualitas lingkungan permukiman
peternakan, analisa kondisi peternakan, dan analisa kebutuhan
teknologi pendukung peningkatan kualitas permukiman peternakan.
BAB VII RENCANA TINDAK
Menyajikan tentang indikasi program, skenario pelaksanaan
peningkatan kualitas permukiman peternakan, dan konsep
penataan permukiman peternakan.
Laporan Akhir I - 6