BAB I 901

9
BAB I PENDAHULUAN 1. A. Latar Belakang Unsur-unsur dalam sistem periodik yang dipertimbangkan bersifat logam adalah unsur-unsur golongan s dalam hal ini golongan 1 atau biasa disebut golongan alkali dan golongan 2 atau biasa disebut golongan alkali tanah, sebagian lain adalah golongan d dan golongan f. Logam biasanya dianggap sebagai padatan yang keras dengan rapatan massa yang tinggi dan tidak reaktif. Namun kenyataannya sifat-sifat logam-logam alkali berlawanan dengan sifat-sifat tersebut. Logam alkali tampak mengkilat, berwarna keperakan, merupakan konduktor listrik dan panas yang baik. Logam alkali bersifat sangat lunak dan semakin lunak dengan naiknya nomor atom sedangkan logam alkali tanah berwarna putih keperakan dan mempunyai densitas (rapatan) relative rendah dan semakin besar dengan naiknya nomor atom kecuali kalsium. Berdasarkan uraian di atas, maka pembahasan berikut akan membahas tentang kelarutan dan reaksi nyala dari logam alkali dan logam alkali tanah. 1. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada percobaan ini adalah: 1. Bagaimana mengetahui reaksi nyala logam alkali dan alkali tanah? 2. Bagaimana mengetahui kelarutan dari logam alkali tanah? 3. C. Tujuan Percobaan Tujuan pada percobaan ini adalah: 1. Mengetahui reaksi nyala logam alkali dan alkali tanah. 2. Mengetahui kelarutan logam alkali tanah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

description

yukj

Transcript of BAB I 901

BAB IPENDAHULUAN1. A. Latar BelakangUnsur-unsur dalam sistem periodik yang dipertimbangkan bersifat logam adalah unsur-unsur golongan s dalam hal ini golongan 1 atau biasa disebut golongan alkali dan golongan 2 atau biasa disebut golongan alkali tanah, sebagian lain adalah golongan d dan golongan f. Logam biasanya dianggap sebagai padatan yang keras dengan rapatan massa yang tinggi dan tidak reaktif. Namun kenyataannya sifat-sifat logam-logam alkali berlawanan dengan sifat-sifat tersebut.Logam alkali tampak mengkilat, berwarna keperakan, merupakan konduktor listrik dan panas yang baik. Logam alkali bersifat sangat lunak dan semakin lunak dengan naiknya nomor atom sedangkan logam alkali tanah berwarna putih keperakan dan mempunyai densitas (rapatan) relative rendah dan semakin besar dengan naiknya nomor atom kecuali kalsium.Berdasarkan uraian di atas, maka pembahasan berikut akan membahas tentang kelarutan dan reaksi nyala dari logam alkali dan logam alkali tanah.1. B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada percobaan ini adalah:1. Bagaimana mengetahui reaksi nyala logam alkali dan alkali tanah?2. Bagaimana mengetahui kelarutan dari logam alkali tanah?3. C. Tujuan PercobaanTujuan pada percobaan ini adalah:1. Mengetahui reaksi nyala logam alkali dan alkali tanah.2. Mengetahui kelarutan logam alkali tanah.BAB IITINJAUAN PUSTAKALogam-logam Golongan 1 dan 2 dalam Susunan Berkala berturut-turut disebut logam-logam alkali dan alkali tanah karena logam-logam tersebut membentuk oksida dan hidroksida yang larut dalam air menghasilkan larutan basa. Logam-logam alkali dan alkali tanah disebut juga logam-logam blok s karena hanya terdapat satu atau dua elektron pada kulit terluarnya. Elektron terluar ini menempati tipe orbital s (sub kulit s) dan sifat logam-logam ini seperti energi ionisasi (IE) yang rendah, ditentukan oleh hilangnya elektron s ini membentuk kation. Golongan 1 Logam Alkali yang kehilangan satu elektron s1 terluarnya menghasilkan ion M+ dan Golongan 2 Logam Alkali Tanah yang kehilangan dua elektron s2 terluarnya menghasilkan ion M2+. Sebagai akibatnya, sebagian besar senyawa dari unsur-unsur Golongan 1 dan 2 cenderung bersifat ionik (Ratna, 2009).Densitas (rapat massa) logam-logam alkali jauh lebih kecil dibandingkan dengan densitas logam-logam lain pada umumnya. Sebagian besar logam mempunyai densitas antara 5 15 gr/cm3, sedangkan densitas logam alkali jauh lebih rendah yaitu antara 0,52 1,87 gr/cm3. Biasanya logam alkali disimpan di dalam minyak untuk menghindari terjadinya kontak langsung dengan udara; kontak langsung dengan udara segera mengakibatkan terbentuknya suatu lapisan oksida yang tebal pada permukaan logam tersebut (Sugiyarto, 2010, hal: 105).Atom logam alkali bereaksi dengan melepaskan 1 elektron membentuk ion bermuatan +1. Na Na+ + 1 e-. Susunan elektron dari 2.8.1 o 2.8, yang merupakan konfigurasi elektron gas mulia. Kecenderungan golongan alkali dengan meningkatnya nomor atom adalah titik leleh dan titik didih menurun, unsur lebih reaktif, ukuran Atom membesar (jari-jari makin besar), densitas meningkat proportional dengan meningkatnya massa atom, kekerasan menurun, jika dipanaskan diatas nyala api memberikan warna yang spesifik (Ratna, 2009).Semua unsur logam alkali ini dapat dengan mudah diubah bentuknya dengan memencetnya di antara jempol dan jari telunjuk (dengan melindungi kulit baik-baik). Unsur-unsur pada golongan ini mempunyai energi ionisasi dan keelektronegatifan ratarata yang paling rendah. Hal ini dikarenakan ukuran atom dan jarak yang relatif besar antara elektron terluar dengan inti (Alkali dan Alkali Tanah, 2009).Sebagian besar senyawa-senyawa alkali larut dalam air, sehingga uji pengendapan tidak mungkin dapat dipakai untuk identifikasi. Untungnya, setiap logam alkali menghasilkan warna nyala yang karakteristik jika senyawa-senyawa alkali tersebut dibakar dalam nyala api, sehingga menghasilkan warna yang terlihat dari masing-masing logam. Sejumlah energi tertentu dari nyala api diserap oleh elektron-elektron atom logam hingga terjadi eksitasi dan kembalinya elektron ke peringkat dasar membebaskan energi nyala yang khas sesuai dengan energi transisi elektronik atom logam yang bersangkutan. Jadi, setiap logam alkali mengalami transisi elektronik yang unik bagi dirinya sendiri (Sugiyarto, 2010, hal: 109).Logam-logam alkali tanah kurang reaktif atau kurang elektropositif dibandingkan dengan logam alkali, namun lebih reaktif dari pada logam-logam lainnya. Seperti halnya golongan alkali, logam-logam alkali tanah semakin reaktif dengan naiknya nomor atom. Ion logam alkali tanah selalu mempunyai tingkat oksidasi +2 dan senyawanya bersifat stabil, padatannya bersifat ionik, tak berwarna kecuali jika anioniknya berwarna. Garam-garam logam alkali tanah hamper semuanya terhidrat. Jumlah molekul hidrat dalam kristal garam-garam ini bervariasi antara 2 -12 yang ditunjukkan dengan adanya hubungan paralel antara besarnya rapatan muatan ion logam dengan jumlah molekul hidrat pada logam alkali tanah tersebut (Sugiyarto, 2010, hal: 130).Atom logam alkali tanah memiliki bilangan oksidasi senyawa selalu +2 di dalam senyawa. Dua elektron s terluar lepas. Sedangkan energi ionisasi ketiga sangat tinggi untuk membentu ion +3. Golongan 2 yang stabil membentuk konfigurasi elektron gas mulia. Pada umumnya makin ke bawah dalam satu golongan nomor atom cenderung makin meningkat. Energi Ionisasi pertama atau kedua menurun karena jari-jari atom makin besar akibat adanya ekstra kulit yang terisi. Elektron terluar sangat jauh dari inti sehinga tertarik lemah oleh inti sehingga lebih sedikit energi yang diperlukan untuk melepaskannya (Ratna, 2009)..Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi, seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam larutan itu dan pada komposisi pelarutnya. Perubahan kelarutan dengan tekanan tak mempunyai arti penting yang praktis dalam analisis anorganik kualitatif karena semua pekerjaan dilakukan dalam bejana terbuka pada tekanan atmosfer; perubahan yang sedikit dari tekanan atmosfer tak mempunyai pengaruh yang berarti atas kelarutan. Terlebih penting adalah perubahan kelarutan dengan suhu. Perubahan kelarutan dengan komposisi pelarut mempunyai sedikit arti penting dalam analisis kualitatif anorganik. Meskipun kebanyakan pengujian dilakukan dalam larutan air, dalam beberapa hal lebih menguntungkan bila memakai zat lain sebagai pelarutnya (Svehla, 1985, hal: 72-73).BAB IIIMETODE PRAKTIKUM1. A. Waktu dan TempatHari/ Tanggal : Kamis/ 03 Mei 2012Pukul : 08.00 11.00 WITATempat : Laboratorium Kimia Anorganik, Lantai I, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar1. B. Alat dan Bahan 1. Alat2. Gelas kimia 100 mL 2 buah3. Tabung reaksi 12 buah4. Pipet tetes 2 mL 7 buah5. Rak tabung 1 buah6. Kawat platina 1 buah7. Spiritus 1 buah8. Botol semprot 1 buah 1. Bahan2. Aquades (H2O)3. Asam klorida (HCl) 10 %4. Barium hidroksida (Ba(OH)2) 0,1 M5. Kalsium klorida (CaCl2) 0,01 N6. Korek api7. Magnesium klorida (MgCl2) 0,01 N8. Natrium karbonat (Na2CO3) 0,01 N9. Natrium klorida (NaCl) 0,05 M10. Natrium hidroksida (NaOH) 0,01 N11. Natrium sulfat (Na2SO4) 0,01 N12. Stronsium klorida (SrCl2) 0,01 N13. Tissue 1. C. Prosedur KerjaProsedur kerja pada percobaan ini adalah:1. Uji Nyala2. Mencelupkan kawat platina ke dalam asam klorida (HCl) 10%, lalu memijarkan3. Mencelupkan kawat platina ke dalam larutan uji kemudian mencelupkan lagi ke dalam serbuk logam yang sesuai dengan larutan uji.4. Memijarkan kawat platina dan mengamati warna nyala yang dihasilkan. 1. Uji Kelarutan Logam Alkali Tanah2. Memasukkan larutan uji ke dalam tabung reaksi masing-masing 1 mL3. Menambahkan sebanyak 5 tetes larutan natrium hidroksida (NaOH) 0,01 N4. Mengamati kelarutan yang terjadi.5. Melakukan perlakuan yang sama dengan mengganti larutan natrium hidroksida (NaOH) 0,01 N dengan larutan natrium karbonat (Na2CO3) 0,01 N dan natrium sulfat (Na2SO4) 0,01 N.BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN1. A. Hasil Pengamatan 1. Reaksi Uji NyalaNo.Larutan UjiWarna Nyala

1.NaCl 0,05 Mkuning

2.MgCl2 0,01 Nputih

3.CaCl2 0,01 Nmerah

4.SrCl2 0,01 Nmerah

5.BaCl2 0,1 Nhijau

1. Kelarutan Logam Alkali TanahNo.Larutan UjiKelarutan

1.MgCl2 + NaOHLarut

2.CaCl2 + NaOHLarut

3.SrCl2 + NaOHSedikit larut

4.BaCl2 + NaOHSukar larut

5.MgCl2 + Na2CO3Larut

6.CaCl2 + Na2CO3Larut

7.SrCl2 + Na2CO3Sedikit larut

8.BaCl2 + Na2CO3Sedikit larut

9.MgCl2 + Na2SO4Larut

10.CaCl2 + Na2SO4Larut

11.SrCl2 + Na2SO4Sedikit larut

12.BaCl2 + Na2SO4Sukar larut

1. B. ReaksiMgCl2 + 2NaOH Mg(OH)2 + 2NaClCaCl2 + 2NaOH Ca(OH)2 + 2NaClSrCl2 + 2NaOH Sr(OH)2 + 2NaClBaCl2 + 2NaOH Ba(OH)2 + 2NaClMgCl2 + Na2CO3 MgCO3 + 2NaClCaCl2 + Na2CO3 CaCO3 + 2NaClSrCl2 + Na2CO3 SrCO3 + 2NaClBaCl2 + Na2CO3 BaCO3 + 2NaClMgCl2 + Na2SO4 MgSO4 + 2NaClCaCl2 + Na2SO4 CaSO4 + 2NaClSrCl2 + Na2SO4 SrSO4 + 2NaClBaCl2 + Na2SO4 BaSO4 + 2NaCl1. C. PembahasanPada percobaan ini yaitu untuk mengetahui reaksi nyala logam alkali dan logam alkali tanah dan juga untuk mengetahui kelarutan logam alkali tanah. Dalam hal ini logam alkali yang digunakan untuk uji nyala yaitu Na+ dengan menggunakan larutan dan serbuk NaCl, sedangkan logam alkali tanah yaitu Mg2+, Ca2+, Sr2+ dan Ba2+ dengan menggunakan larutan dan serbuk MgCl2, CaCl2, SrCl2 dan BaCl2. Pertama-tama yaitu mencelupkan kawat platina ke dalam larutan asam klorida (HCl) 10% dan memijarkannya yang berfungsi agar tidak ada lagi zat pengotor yang ada pada kawat platina. Selanjutnya mencelupkan kawat platina ke dalam larutan uji yang berfungsi untuk mengetahui reaksi nyala yang terjadi, kemudian mencelupkan lagi ke dalam serbuk logam yang sesuai dengan larutan uji yang berfungsi agar warna nyala yang dihasilkan terlihat jelas. Selanjutnya memijarkan kembali kawat platina tersebut dan mengamati reaksi nyala yang terjadi pada kawat platina. Warna yang diperoleh dari natrium klorida (NaCl) yaitu berwarna kuning, pada magnesium klorida (MgCl2) yaitu berwarna putih, pada kalsium klorida (CaCl2) yaitu berwarna merah, pada stronsium klorida (SrCl2) yaitu berwarna merah dan pada barium klorida (BaCl2) yaitu berwarna hijau. Hal ini sesuai dengan teori dengan terjadinya reaksi nyala yang sama dengan warna nyala pada teori yang sesuai dengan logam alkali dan alkali tanah.Pada percobaan untuk mengetahui kelarutan logam alkali tanah, larutan uji yang digunakan yaitu larutan MgCl2, CaCl2, SrCl2 dan BaCl2 dan sebagai bahan uji yaitu NaOH, Na2CO3 dan Na2SO4. Pertama-tama yaitu memasukkan masing-masing larutan uji ke dalam tabung reaksi masing-masing 1 mL, selanjutnya menambahkan kurang lebih 5 tetes natrium hidroksida, natrium karbonat dan natrium sulfat yang berfungsi sebagai larutan untuk menguji kelarutan pada logam alkali tanah. Hasil yang diperoleh dari penambahan natrium hidroksida pada masing-masing larutan uji semakin sukar larut, hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin ke bawah dalam tiap golongan akan semakin sukar larut. Hasil yang diperoleh dari penambahan natrium karbonat pada masing-masing larutan uji tidak sesuai dengan teori yang seharusnya dari atas ke bawah dalam satu golongan kelarutannya semakin sukar, sedangkan hasil yang diperoleh dari penambahan natrium sulfat pada masing-masing larutan uji sama halnya pada penambahan natrium hidroksida yang sesuai dengan teori bahwa dari atas ke bawah suatu unsur dalam satu golongan kelarutannya akan semakin sukar.BAB VPENUTUP1. A. KesimpulanKesimpulan pada percobaan ini adalah:1. Mengetahui reaksi nyala logam alkali dan alkali tanah, yaitu pada natrium klorida (NaCl) berwarna kuning, magnesium klorida (MgCl2) berwarna putih, kalsium klorida (CaCl2) berwarna merah, stronsium klorida (SrCl2) berwarna merah dan barium klorida (BaCl2) berwarna hijau.2. Mengetahui kelarutan dari logam alkali tanah, kelarutan pada penambahan NaOH yaitu logam MgCl2 larut, CaCl2 larut, SrCl2 sedikit larut, BaCl2 sukar larut, dan kelarutan pada penambahan Na2CO3 yaitu MgCl2 larut, CaCl2 larut, SrCl2 sedikit larut, BaCl2 sedikit larut, sedangkan kelarutan pada penambahan Na2SO4 yaitu logam MgCl2 larut, CaCl2 larut, SrCl2 sedikit larut, BaCl2 sukar larut.3. B. SaranSaran pada percobaan ini adalah sebaiknya mengganti natrium hidroksida dengan kalium hidroksida agar dapat mengetahui perbandingan kelarutan pada penambahan antara natrium hidroksida dengan kalium hidroksida.DAFTAR PUSTAKAAlkali dan Alkali Tanah. 2012. http://www.solusifunny.com/diakses pada tanggal 02 Mei 2012Logam Alkali dan Alkai Tanah. 2011. http://kimia.upi.edu/diakses pada tanggal 02 Mei 2012.Ratna, dkk. Logam Alkali dan Alkali Tanah. http://www.chem-is-try.org/diakses pada tanggal 02 Mei 2012.Sugiyarto, Kristian H. Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.Svehla, G. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro. Jakarta: Kalman Media Pusaka, 1985.