Bab I
-
Upload
rama-chuengkrinkzs -
Category
Documents
-
view
11 -
download
0
description
Transcript of Bab I
![Page 1: Bab I](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021116/563dba85550346aa9aa65641/html5/thumbnails/1.jpg)
7/21/2019 Bab I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d86effdfd3b 1/10
Bab I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Setiap orang belajar. Anak-anak, mahasiswa, bahkan orang tua tak
terkecuali. Setiap manusia belajar dengan caranya sendiri. Ada yangbelajar dengan cara menghadiri
perkuliahan, ada yang banyak membaca buku apa saja, serta ada yang
belajar dari cerita dan pengalaman hidup orang. Belajar merupakan tradisi
umat manusia. Sebagai seorang mahasiswa, apa yang terbayang di benak
kita ketika mendengar kata belajar? Mungkin jawabannya bisa berbeda-
beda. ergantung cara pandang kita terhadap belajar itu sendiri. Sebagian
membayangkan duduk dan mendengarkan ucapan dosen sambil
mengantuk. ugas-tugas yang bertumpuk. Ancaman mendapat nilai
rendah atau malah di-!".
Setidaknya ada beberapa hal yang disepakati. Pertama belajar
bukanlah pekerjaan yang meyenangkan. Kedua belajar kita lakukan
seringkali karena terpaksa. Apakah terpaksa lulus, atau terpaksa supaya
dapat ija#ah. Belajar menjadi kehilangan maknanya. Boleh saja kita
membantah pemyataan di atas. api kenyataan yang sering kita temui
seperti itu.
$ernahkah kita memperhatikan seorang bayi belajar berjalan?
!engan keberanian yang dimilikinya, ia melangkahkan kaki selangkahdemi selangkah. %amun apa hendak dikata bayi tersebut jatuh tersungkur.
api, ia pantang menyerah. ersungkur satu kali, dua kali, bahkan puluhan
kali tidak membuatnya jera untuk terus melangkah dan melangkah.
Akhirnya, dalam waktu yang relati& singkat sang bayi sudah dapat berjalan
sendiri Bagaimanakah bayi tersebut bisa belajar berjalan dengan sukses?
$ertanyaan ini cukup menarik untuk dijawab. Seorang bayi tidak pernah
diinstruksikan oleh orang tuanya atau siapa saja untuk belajar berdiri
tegak, menjaga keseimbangan, atau menyuruhnya berjalan pelan-pelan
supaya tidak jatuh. idak, sekali-kali tidak. Bayi tidak pernah diberibimbingan macam-macam. $adahal berjalan adalah suatu kegiatan
kompleks yang merupakan gabungan dari koordinasi gerak tubuh,
keseimbangan dan kestabilan. Bayi itu temyata berhasil melakukan tugas
sulit tersebut tanpa mendapatkan petunjuk teknis yang dibutuhkan.
Sedikitnya ada dua hal yang membuat sang bayi berhasil. Pertama,
ia tidak pemah mengenal konsep kegagalan. 'a hanya tahu untuk
mencoba dan mencoba belajar dari pengalamannya sendiri. 'a tidak mau
tersungkur untuk selama-lamanya. Kedua, sang bayi selalu mendapat
dukungan positi&. (etika ia jatuh orangtuanya berkata, )Ayo nak berdiri
![Page 2: Bab I](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021116/563dba85550346aa9aa65641/html5/thumbnails/2.jpg)
7/21/2019 Bab I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d86effdfd3b 2/10
lagi. Mama akan membantumu.* !an ketika ia berhasil, semua orang
bergembira dan memberi selamat atas keberhasilannya.
Sekarang mari kita bandingkan dengan apa yang terjadi dengan diri
kita sekarang. (etika dosen mulai menerangkan pelajaran, mungkin kita
sudah berpikir kapan pelajaran akan usai. (etika tugas diberikan, kita
mungkin jengkel dengan dosen yang dianggap kelewatan dalam memberi
tugas. !an saat menjelang ujian, jika kita termasuk golongan mahasiswa
kebanyakan, kita akan mulai sibuk mencari &otokopi catatan di sana-sini,
pinjam buku di perpustakaan, dan mulai menyiapkan kopi buat begadang.
!an ketika ujian berlangsung, kita merasakan tekanan yang luar biasa.
Belajar menjadi sebuah beban yang terpaksa kita lakukan. (ita belajar
karena hal itu sebuah tradisi. (ita belajar karena ingin lulus, bukan karena
(ita memang mencintai belajar. +ara dan gaya kita belajar tidak lebih baik
dari apa yang bisa dilakukan oleh seorang bayi. Semakin meningkatnya
umur bukannya memberikan kita cara dan gaya belajar yang lebih kreati&
namun, ari demi hari, kita terjebak dalam rutinitas belajar yang
membosankan.
Setelah lulus apa yang terjadi? ernyata pasar tenaga kerja sering
kesal dengan para fresh graduate ini. $ara lulusan dianggap tidak memiliki
pengetahuan dan ketrampilan yang cukup untuk menghadapi dunia nyata
yang harus dihadapinya. (ita harus ditraining kembali untuk bekerja.
$adahal kita telah belajar bertahun-tahun. nam tahun untuk S!, tigatahun untuk SM$, tiga tahun untuk SMA dan sekitar empat sampai enam
tahun di perguruan tinggi. api itulah yang terjadi. asil belajar kita tidak
dihargai. (ita hanya dihargai dari selembar ija#ah sebagai prasyarat untuk
melamar kerja. Selebihnya, kita harus bersaing lagi, kita harus dites lagi
dan akhirnya, kita malah di-training kembali.
ernyata, ada yang salah dalam proses pendidikan kita sekarang.
Seorang sarjana teknik jadi pengusaha. Lulusan ekonomi jadi wartawan.
amatan ilmu komputer bekerja di bank. Memang hal itu sah-sah saja, tapirasanya ilmu yang didapatkan menjadi kurang berguna. (ita perlu
mengubah semua kejadian tadi. (ita perlu belajar kembali tentang arti
belajar dan tujuannya belajar. Belajar harus menjadi hal yang
menyenangkan. (ita belajar bukan kerena terpaksa tetapi karena belajar
memang menyenangkan dan kita mencintainya.
B. umusan masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas dalampenyusunan makalah ini adalah sebagai berikut /
![Page 3: Bab I](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021116/563dba85550346aa9aa65641/html5/thumbnails/3.jpg)
7/21/2019 Bab I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d86effdfd3b 3/10
0. $engertian belajar ?1. +iri 2 ciri dari belajar ?3. ujuan dari belajar ?
+. ujuan
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain
untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah belajar dan
pembelajaran, tapi juga bertujuan diantaranya untuk /
0. 4ntuk mengetahui apa itu sebenarnya belajar
1. Menjelaskan tentang ciri 2 ciri dari belajar
3. 4ntuk mengetahui tujuan dari belajar
![Page 4: Bab I](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021116/563dba85550346aa9aa65641/html5/thumbnails/4.jpg)
7/21/2019 Bab I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d86effdfd3b 4/10
Bab II
Pembahasan
A. Pengertian Belajar
'stilah belajar sebenarnya telah lama dan banyak dikenal. Bahkan
pada era sekarang ini, hampir semua orang mengenal istilah belajar.
Lebih2lebih setelah dicanangkannya wajib belajar. %amun, apa
sebenarnya belajar itu, rasanya masing2masing orang mempunyai
pendapat yang tidak sama. Sejak manusia ada, sebenarnya ia telah
melaksanakan akti5itas belajar. "leh karena itu, kiranya tidak berlebihan
jika dikatakan bahwa akiti5itas belajar itu telah ada sejak adanya
manusia.
Mengapa manusia melaksanakan akti5itas belajar? 6awabannya
adalah karena belajar itu salah satu kebutuhan manusia. Bahkan ada ahli
yang menyatakan bahwa manusia adalah makhluk belajar. "leh karena
manusia adalah makhluk belajar, maka sebenarnya di dalam dirinya
terdapat potensi untuk diajar. $ada masa sekarang ini, belajar menjadi
sesuatu yang tak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. ampir di
sepanjang waktunya, manusia banyak melaksanakan ) ritual2ritual*
belajar.
Apa sebenarnya belajar itu, banyak ahli yang memberikan batasan.
Belajar mempunyai sejumlah ciri yang dapat dibedakan dengan kegiatan 2
kegiatan lain yang bukan belajar. "leh karena itu, tidak semua kegiatan
yang meskipun mirip belajar dapat disebut dengan belajar.
!alam pengertian umum, belajar adalah mengumpulkan sejumlah
pengetahuan. $engetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih
tahu atau yang sekarang ini dikenal dengan guru. "rang yang banyak
pengetahuannya diidenti7kasi sebagai orang yang banyak belajar,
sementara orang yang sedikit pengetahuannya didenti7kasi sebagai
orang yang sedikit belajar, dan orang yang tidak berpengetahuan
dipandang sebagai orang yang tidak belajar. $engertian belajar demikian,
secara konseptual tampaknya sudah mulai ditinggalkan orang. 8uru tidakdipandang sebagai satu 2 satunya sumber in&ormasi yang dapat
memberikan in&ormasi apa saja kepada para pembelajar.
$ara penulis buku psikologi belajar, umumnya mende7nisikan
belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang
relati& menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman. Selain itu, ahli2ahli
psikologi mempunyai pandangan yang berbeda mengenai apa belajar itu.
!alam pandangan psikologis, menurut Ali 'mron 90::;/1 2 0<=, ada <
pandangan mengenai belajar, yaitu /
a) Pandangan Psikologi Behavioristik.
![Page 5: Bab I](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021116/563dba85550346aa9aa65641/html5/thumbnails/5.jpg)
7/21/2019 Bab I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d86effdfd3b 5/10
Menurut psikologi beha5ioristik, belajar adalah suatu kontrol
instrumental yang berasal dari lingkungan. Belajar tidaknya
seseorang bergantung kepada &aktor2&aktor kondisional yang
diberikan oleh lingkungan. okoh2tokoh psikologi beha5ioristik
mengenai belajar ini antara lain / $a5lo5, >atson, 8utrie danSkinner. eori kondisioning ini lebih lanjut dikembangkan oleh
>atson. Setelah mengadakan eksperimentasi, >atson
menyimpulkan bahwa pengubahan tingkah laku dan atau diri
sendiri seseorang dapat dilakukan melalui latihanmembiasakan
mereaksi atas stimulus 2 stimulus yang dialami. Menurut
horndike, belajar dapat dilakukan dengan mencoba2 coba 9trial
and error=. Mencoba 2 coba ini dilakukan, manakala seseorang
tidak tahu bagaimana harus memberikan respon atas sesuatu.
!alam mencoba 2 coba ini seseorang mungkin akan menemukan
respons yang tepat berkaitan dengan persoalan yang
dihadapinya.b) Pandangan Psikologi Kognitif
Menurut psikologi kogniti&, belajar adalah suatu usaha untuk
mengerti tentang sesuatu. 4saha untuk mengerti tentang
sesuatu tersebut, dilakukan secara akti& oleh pembelajar.
(eakti&an tersebut dapat berupa mencari pengalaman, mencari
in&ormasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan,
mempraktekkan, mengabaikan dan respon 2 respon lainnya guna
mencapai tujuan.c) Pandangan Psikologi Humanistik
$andangan psikologi humanistik merupakan anti tesa dari
pandangan psikologi beha5ioristik. Menurut pandangan psikologi
humanistik, belajar dilakukan dengan cara memberikan
kebebasan yang sebesar 2 besarnya kepada indi5idu. Salah
seorang tokoh psikologi humanistic +arl ogers, seorang ahli
psikoterapi. 'a mempunyai pandangan bahwa siswa yang belajar
hendaknya tidak dipaksa, melainkan dibiarkan belajar bebas.
Siswa juga diharapkan dapat membebaskan dirinya hingga ia
dapat mengambil keputusan sendiri dan berani bertanggung
jawab atas keputusan 2 keputusan yang ia ambil atau pilih.d) Pandangan Psikologi Gestalt
okoh psikologi 8estalt adalah (ohler, (o@kar dan >ertheimer.
Menurut pandangan psikologi 8estalt, belajar adalah terdiri atas
hubungan stimulus respon yang sederhana tanpa adanya
pengulangan ide atau proses berpikir. !alam belajar ditanamkan
pengertian siswa mengenai sesuatu yang harus dipelajari.
Sebagaimana disebutkan diatas, bahwa belajar adalah perubahan tingkah
laku sebagai akibat dari adanya pengalaman. Belajar selalu melibatkanperubahan pada dirinya dan melalui pengalaman yang dilaluinya oleh
![Page 6: Bab I](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021116/563dba85550346aa9aa65641/html5/thumbnails/6.jpg)
7/21/2019 Bab I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d86effdfd3b 6/10
interaksi antar dirinya dan lingkungannya baik sengaja maupun tidak
disengaja. $erubahan yang semata2mata karena kematangan seperti anak
kecil mulai tumbuh dan berjalan tidak termasuk perubahan akibat belajar,
karena biasanya perubahan yang terjadi akibat belajar adanya perubahan
tingkah laku.!alam (amus Besar Bahasa 'ndonesia 913 / 1:= menyebutkan
*belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu tertentu
dengan tergantung pada kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan
diikuti oleh suatu hasil tertentu dan pada daya tarik hasil itu bagi orang
bersangkutan*.
oward L (ingsly yang dikutip oleh >asty Sumanto 90::C/0<=
menyatakan bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku dalam arti
luas ditumbuhkan atau diubah melalui praktek atau latihan-latihan.
!engan demikian belajar memang erat hubungannya dengan perubahan
tingkah laku seseorang, karena adanya perubahan dalam tingkah laku
seseorang, karena adanya perubahan dalam tingkah laku seseorang
menandakan telah terjadi belajar dalam diri orang tersebut.
Sementara itu, Slamento 913/1= menyatakan bahwa belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan indi5idu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman indi5idu itu sendiri dalam interaksinya dengan
lingkungan.
Lisnawaty Simanjuntak 90::C/ 3C= juga memiliki pendapat bahwa
belajar adalah perubahan yang relati& menetap dalam potensi tigkah laku
yang terjadi sebagai akibat dari latihan dengan penguatan yang tidak
termasuk perubahan-perubahan karena kematangan, kelelahan, dan
kerasukan pada susunan syara& atau dengan kata lain mengetahui dan
memahami sesuatu sehingga terjadi perubahan dalam diri seseorang
yang belajar. !alam proses belajar mengajar perlu diperhatikan &aktor-
&aktor seperti kemauan dan minat siswa turut menentukan keberhasilan
belajarnya. $erbedaan kemampuan siswa mengakibatkan perbedaan
waktu untuk menguasai materi pembelajaran.
Sementara itu 'schak dan >arji seperti dikutp oleh Supriadin911/ 0<= mengemukakan bahwa * apabila waktu yang disediakan cukup
dan pelayanan terhadap &aktor ketahuan, kesempatan belajar, kualitas
pengajaran dan kemampuan memahami pelajaran maka setiap siswa
akan mampu menguasai materi pelajaran yang diberikan*.
!ari teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses perubahan di dalam kepribadian dan tingkah laku manusia
dalam bentuk kebiasaan, penguasaan pengetahuan atau ketrampilan, dan
sikap berdasarkan latihan dan pengalaman dalam mencari in&ormasi,
memecahkan masalah, mencermati lingkungan untuk mengumpulkanpengetahuan2pengetahuan melalui pemahaman, penguasaan, ingatan,
![Page 7: Bab I](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021116/563dba85550346aa9aa65641/html5/thumbnails/7.jpg)
7/21/2019 Bab I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d86effdfd3b 7/10
dan pengungkapan kembali di waktu yang akan datang. Belajar
berlangsung terus2menerus dan tidak boleh dipaksakan tetapi dibiarkan
belajar bebas dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas
keputusan yang diambilnya
B. Ciri Ciri Belajar
Berdasarkan pengertian di atas, maka pada hakikatnya ) Belajar
menunjuk ke perubahan dalam tingkah laku si subyek dalam situasi
tertentu berkat pengalamanya yang berulang 2 ulang, dan perubahan
tingkah laku tersebut tak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan 2
kecenderungan respon bawaan, kematangan atau keadaan temporer dari
subyek misalnya keletihan, dan sebagainya .
!engan kata lain maka belajar mempunyai berbagai macam ciri-ciri
antara lain /
Pertama / belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku
pada indi5idu. $erubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengetahuan
atau kogniti& saja tetapi meliputi aspek sikap dan nilai 9a&ekti&= serta
keterampilan 9psikomotor=.
Kedua / perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman.
$erubahan perilaku yang terjadi pada diri indi5idu karena adanya interaksi
antara dirinya dengan lingkungan. 'nteraksi ini dapat berupa interaksi
7sik. Misalnya, seorang anak akan mengetahui bahwa api itu panassetelah ia menyentuh api yang menyala pada lilin. !isamping melalui
interaksi 7sik, perubahan kemampuan tersebut dapat diperoleh melalui
interaksi psikis. +ontohnya, seorang anak akan berhati-hati menyeberang
jalan setelah ia melihat ada orang yang tertabrak kendaraan. $erubahan
kemampuan tersebut terbentuk karena adanya interaksi indi5idu dengan
lingkungan. Mengedipkan mata pada saat memandang cahaya yang
menyilaukan atau keluar air liur pada saat mencium harumnya masakan
bukan merupakan hasil belajar. !isamping itu, perubahan perilaku karena
&aktor kematangan tidak termasuk belajar. Seorang anak tidak dapatbelajar berbicara sampai cukup umurnya. etapi perkembangan
kemampuan berbicaranya sangat tergantung pada rangsangan dari
lingkungan sekitar. Begitu juga dengan kemampuan berjalan.
(etiga / perubahan tersebut relati& menetap. $erubahan perilaku akibat
obat-obatan, minuman keras, dan yang lainnya tidak dapat dikategorikan
sebagai perilaku hasil belajar. Seorang atlet yang dapat melakukan lompat
galah melebihi rekor orang lain karena minum obat tidak dapat
dikategorikan sebagai hasil belajar. $erubahan tersebut tidak bersi&at
![Page 8: Bab I](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021116/563dba85550346aa9aa65641/html5/thumbnails/8.jpg)
7/21/2019 Bab I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d86effdfd3b 8/10
menetap. $erubahan perilaku akibat belajar akan bersi&at cukup
permanen.
+. ujuan Belajar
ujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkanbahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya
meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang
diharapkan tercapai oleh siswa. ujuan belajar adalah suatu deskripsi
mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah
berlangsungnya proses belajar. ujuan belajar merupakan cara yang
akurat untuk menentukan hasil pembelajaran. ujuan pembelajaran
9instructional goals= dan tujuan belajar 9learning objecti5es= berbeda,
namun berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya.
(omponen-komponen ujuan Belajar ujuan belajar terdiri dan tiga komponen, ialah / 90=. ingkah laku
terminal,
91=. (ondisi-kondisi tes, 93=. Standar 9ukuran= perilaku.
(1). Tingkah laku terminal. ingkah laku terminal adalah komponen
tujuan belajar yang menentukan tingkah laku siswa setelah belajar.
ingkah laku itu merupakan bagian dari tujuan yang menunjuk pada hasil
yang diharapkan dalam belajar, apa yang dapat dikerjakandilakukan oleh
siswa untuk menunjukkan bahwa dia telah mencapai tujuan. ingkah laku
ini dapat diterima sebagai bukti, bahwa siswa telah belajar. ingkah laku
9beha5ior= adalah perilaku 9per&ormance= yang dapat diamati atau
direkam.
ingkah laku terminal harus dirumuskan dengan menggunakan kata
kerja, misalnya memilih, mengukur yang menunjukkan suatu tindakan
yang dapat diamati dan dicatat. !engan menggunakan kata kerja itu,
guru dapat mengkomunikasikan hal-hal yang diharapkan dilakukan oleh
siswa. %amun ada juga kata kerja yang dinilai kurang bermakna karena
samar-samar, misalnya / memahami, menghargai, mengetahui, dansebagainya. $enggunaan kata kerja yang samar-samar sebagaimana
sering dirumuskan dalam tujuan pembelajaran ternyata sulit diukur dan
diamati. (arena itu, tujuan-tujuan hendaknya dirumuskan dalam bentuk
tujuan tingkah laku 9beha5ioral objecti5es= supaya dapat diamati dan
diukur tingkat ketercapaiannya.
(2). Kondisi-kondisi Tes. (omponen kondisi tes tujuan belajar me-
nentukan situasi di mana siswa dituntut untuk mempertunjukkan tingkah
laku terminal. (ondisi-kondisi tersebut perlu disiapkan oleh guru, karena
sering terjadi ulanganujian yang diberikan oleh guru tidak sesuai dengan
![Page 9: Bab I](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021116/563dba85550346aa9aa65641/html5/thumbnails/9.jpg)
7/21/2019 Bab I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d86effdfd3b 9/10
materi pelajaran yang telah disampaikan sebelumnya. $eristiwa ini terjadi
karena kelalaian guru yang tidak memiliki konsep yang jelas tentang cara
menilai hasil belajar siswa sebelum dia melaksanakan pembelajaran.
Ada tiga jenis kondisi yang dapat mempengaruhi perilaku pada
suatu tes. Pertama, alat dan sumber yang harus digunakan oleh siswadalam upaya mempersiapkan diri untuk menempuh suatu tes, misalnya /
buku sumber, diktat, dan sebagainya. Kedua, tantangan yang disediakan
terhadap siswa, misalnya pembatasan waktu untuk mengerjakan tes.
Ketiga, cara menyajikan in&ormasi, misalnya / dengan tulisan atau dengan
rekaman, dan sebagainya. ujan-tujuan belajar yang lengkap seharusnya
memuat kondisi-kondisi di mana perilaku akan diuji.
(3). Ukuran-ukuran Perilaku. (omponen ini merupakan suatu per-
nyataan tentang ukuran yang digunakan untuk membuat pertimbangan
mengenai perilaku siswa. Suatu ukuran menentukan tingkat minimalperilaku yang dapat diterima sebagai bukti, bahwa siswa telah men-
capai tujuan, misalnya / siswa telah dapat memecahkan suatu masalah
dalam waktu 0 menit, siswa dapat melakukan prosedur kerja tertentu,
dan sebagainya. 4kuran perilaku tersebut merupakan kriteria untuk
mempertimbangkan keberhasilan pada tingkah laku terminal.
4kuran-ukuran perilaku tersebut dirumuskan dalam bentuk
tingkah laku yang harus dikerjakan sebagai lambang tertentu, atau
ketepatan tingkah laku, atau jumlah kesalahan, atau kedapatan
melakukan tindakan, atau kesesuaiannya dengan teori tertentu.
![Page 10: Bab I](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022021116/563dba85550346aa9aa65641/html5/thumbnails/10.jpg)
7/21/2019 Bab I
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d86effdfd3b 10/10
Bab '''
$enutup
A. (esimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Belajar bukanberarti perubahan tingkah laku dari sesuatu yang benar-benar belum
diketahui, tetapi merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang
sudah ada dengan pengetahuan baru, belajar membutuhkan waktu dan
tempat, belajar terjadi bila tampak tanda-tanda bahwa tingkah laku
manusia berubah sebagai akibat terjadinya proses pembelajaran, tingkah
laku tersebut dapat dilihat dengan membandingkan kondisi sebelum dan
sesudah proses pembelajaran berlangsung.
B. Saran
Belajar bukanlah hanya disekolah-sekolah &ormal saja. (ita bisa belajar
dimana saja, dirumah atau diwarnet pun kita bisa belajar. Belajar tidak
hanya kepada 8uru-8uru &ormal disekolah saja. (itapun bisa belajar
kepada anak kecil atau kepada Mbah 8oogle didunia mayainternet.
6anganlah biarkan waktu kita habis terbuang percuma didunia ini. anpa
melakukan sesuatu yang berguna untuk kehidupan diri kita. Belajarlah
dengan semangat untuk menjemput ilmu pengetahuan yang berman&aat.
!an yang paling penting adalah belajar Dmemperbaiki diriD untuk menjadi
lebih baik.