Bab I

10
Bab I Pendahuluan A. Lata r bel ak ang Setiap orang belajar. Anak-anak, mahasiswa, bahkan orang tua tak ter kecuali . Set iap man usi a bel ajar dengan car any a sen dir i. Ad a yan g belajar dengan cara menghadiri perkuliahan, ada yang banyak membaca buku apa saja, serta ada yang belajar dari cerita dan pengalaman hidup orang. Belajar merupak an tradisi umat manusia. Sebagai seorang mahasiswa, apa yang terbayang di benak kita ketika mendengar kata belajar? Mungkin jawabannya bisa berbeda- beda. ergantung cara pandang kita terhadap belajar itu sendiri. Sebagian membaya ng kan du du k da n mende ngar kan uc apan do sen sambi l men gan tuk. uga s-t ugas yan g ber tumpuk. Anc aman men dap at nil ai rendah atau malah di-!". Seti daknya ada beberapa hal yang di sepakat i. Pertama belajar buka nl ah peker jaa n yang meyenangka n. Kedua bel ajar kit a lak uk an seringkali karena terpaksa. Apakah terpaksa lulus, atau terpaksa supaya dapat ija #ah. Belajar me nj adi kehil angan ma knanya. Boleh saja ki ta membant ah pemy ataan di atas. api ke nyat aan yang seri ng kita temui seperti itu. $er nah kah kit a memper hat ikan seoran g bay i bel ajar ber jal an? !eng an ke bera nian yang dimil ikinya , ia mela ngk ahk an kak i selan gkah demi selangkah. %amun apa hendak dikata bayi tersebut jatuh tersungkur.   api, ia pantang menyerah. ersungku r satu kali, dua kali, bahkan puluhan kali tid ak membuat nya jer a unt uk terus melangk ah dan mel ang kah. Akhirnya, dalam waktu yang relati& singkat sang bayi sudah dapat berjalan sendiri Bagaimanakah bayi tersebut bisa belajar berjalan dengan sukses? $ertanyaan ini cukup menarik untuk dijawab. Seorang bayi tidak pernah dii nst ruk sik an ole h ora ng tuany a atau sia pa saj a unt uk bel ajar ber dir i tegak, menjaga keseimbangan, atau menyuruhnya berjalan pelan-pelan supaya ti dak jatuh. idak, seka li -k al i ti dak. Ba yi ti dak pernah di beri bi mb ingan macam-macam. $ adahal berj al an ad ala h suatu kegiatan komple ks yang merupaka n gabungan dari koordi nasi gerak tubuh, keseimbangan dan kestabilan. Bayi itu temyata berhasil melakukan tugas sulit tersebut tanpa mendapatkan petunjuk teknis yang dibutuhkan. Sedikitnya ada dua hal yang membuat sang bayi berhasil. Pertama, ia tidak pemah mengenal ko nsep ke gagal an . 'a hanya tahu untuk mencoba dan mencoba belajar dari pengalamannya sendiri. 'a tidak mau ters ungk ur untu k selama-lamanya . Kedua, sang bayi selalu mend apat dukungan positi&. (etika ia jatuh orangtuanya berkata, )Ayo nak berdiri

description

lkkhgldhfvhdhvifdhiovghdiovhidshifhisdhfsdbfudsgfuysguetryqwuihqwhfkabkcjgvsjclszkhcsodhbfcsbnckjzbcjksdb f sdfg sdiugfiuds giufsgd iufg dsuiuf gdsiufgsdfsudhfksgdkjfgsdhcbsjkcgszbcvghavscjbsajhcvskjgbckjsbvkjsbkjbcjsbcjhvsdjhvbsdkjbvkjdsbvkjsdbvkjsdbvjs dhkjbkjsdbkjvbdskjbvjsdhkjsdhfkjsdhfksdbkjfsdjkfgjsdbfkjsdbkdskjdsdfbkjsdgfjsdbk

Transcript of Bab I

Page 1: Bab I

7/21/2019 Bab I

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d86effdfd3b 1/10

Bab I

Pendahuluan

A. Latar belakang

Setiap orang belajar. Anak-anak, mahasiswa, bahkan orang tua tak

terkecuali. Setiap manusia belajar dengan caranya sendiri. Ada yangbelajar dengan cara menghadiri

perkuliahan, ada yang banyak membaca buku apa saja, serta ada yang

belajar dari cerita dan pengalaman hidup orang. Belajar merupakan tradisi

umat manusia. Sebagai seorang mahasiswa, apa yang terbayang di benak

kita ketika mendengar kata belajar? Mungkin jawabannya bisa berbeda-

beda. ergantung cara pandang kita terhadap belajar itu sendiri. Sebagian

membayangkan duduk dan mendengarkan ucapan dosen sambil

mengantuk. ugas-tugas yang bertumpuk. Ancaman mendapat nilai

rendah atau malah di-!".

Setidaknya ada beberapa hal yang disepakati. Pertama  belajar

bukanlah pekerjaan yang meyenangkan. Kedua  belajar kita lakukan

seringkali karena terpaksa. Apakah terpaksa lulus, atau terpaksa supaya

dapat ija#ah. Belajar menjadi kehilangan maknanya. Boleh saja kita

membantah pemyataan di atas. api kenyataan yang sering kita temui

seperti itu.

$ernahkah kita memperhatikan seorang bayi belajar berjalan?

!engan keberanian yang dimilikinya, ia melangkahkan kaki selangkahdemi selangkah. %amun apa hendak dikata bayi tersebut jatuh tersungkur.

 api, ia pantang menyerah. ersungkur satu kali, dua kali, bahkan puluhan

kali tidak membuatnya jera untuk terus melangkah dan melangkah.

Akhirnya, dalam waktu yang relati& singkat sang bayi sudah dapat berjalan

sendiri Bagaimanakah bayi tersebut bisa belajar berjalan dengan sukses?

$ertanyaan ini cukup menarik untuk dijawab. Seorang bayi tidak pernah

diinstruksikan oleh orang tuanya atau siapa saja untuk belajar berdiri

tegak, menjaga keseimbangan, atau menyuruhnya berjalan pelan-pelan

supaya tidak jatuh. idak, sekali-kali tidak. Bayi tidak pernah diberibimbingan macam-macam. $adahal berjalan adalah suatu kegiatan

kompleks yang merupakan gabungan dari koordinasi gerak tubuh,

keseimbangan dan kestabilan. Bayi itu temyata berhasil melakukan tugas

sulit tersebut tanpa mendapatkan petunjuk teknis yang dibutuhkan.

Sedikitnya ada dua hal yang membuat sang bayi berhasil. Pertama,

ia tidak pemah mengenal konsep kegagalan. 'a hanya tahu untuk

mencoba dan mencoba belajar dari pengalamannya sendiri. 'a tidak mau

tersungkur untuk selama-lamanya. Kedua, sang bayi selalu mendapat

dukungan positi&. (etika ia jatuh orangtuanya berkata, )Ayo nak berdiri

Page 2: Bab I

7/21/2019 Bab I

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d86effdfd3b 2/10

lagi. Mama akan membantumu.* !an ketika ia berhasil, semua orang

bergembira dan memberi selamat atas keberhasilannya.

Sekarang mari kita bandingkan dengan apa yang terjadi dengan diri

kita sekarang. (etika dosen mulai menerangkan pelajaran, mungkin kita

sudah berpikir kapan pelajaran akan usai. (etika tugas diberikan, kita

mungkin jengkel dengan dosen yang dianggap kelewatan dalam memberi

tugas. !an saat menjelang ujian, jika kita termasuk golongan mahasiswa

kebanyakan, kita akan mulai sibuk mencari &otokopi catatan di sana-sini,

pinjam buku di perpustakaan, dan mulai menyiapkan kopi buat begadang.

!an ketika ujian berlangsung, kita merasakan tekanan yang luar biasa.

Belajar menjadi sebuah beban yang terpaksa kita lakukan. (ita belajar

karena hal itu sebuah tradisi. (ita belajar karena ingin lulus, bukan karena

(ita memang mencintai belajar. +ara dan gaya kita belajar tidak lebih baik

dari apa yang bisa dilakukan oleh seorang bayi. Semakin meningkatnya

umur bukannya memberikan kita cara dan gaya belajar yang lebih kreati& 

namun, ari demi hari, kita terjebak dalam rutinitas belajar yang

membosankan.

Setelah lulus apa yang terjadi? ernyata pasar tenaga kerja sering

kesal dengan para fresh graduate ini. $ara lulusan dianggap tidak memiliki

pengetahuan dan ketrampilan yang cukup untuk menghadapi dunia nyata

yang harus dihadapinya. (ita harus ditraining kembali untuk bekerja.

$adahal kita telah belajar bertahun-tahun. nam tahun untuk S!, tigatahun untuk SM$, tiga tahun untuk SMA dan sekitar empat sampai enam

tahun di perguruan tinggi. api itulah yang terjadi. asil belajar kita tidak

dihargai. (ita hanya dihargai dari selembar ija#ah sebagai prasyarat untuk

melamar kerja. Selebihnya, kita harus bersaing lagi, kita harus dites lagi

dan akhirnya, kita malah di-training kembali.

 ernyata, ada yang salah dalam proses pendidikan kita sekarang.

Seorang sarjana teknik jadi pengusaha. Lulusan ekonomi jadi wartawan.

 amatan ilmu komputer bekerja di bank. Memang hal itu sah-sah saja, tapirasanya ilmu yang didapatkan menjadi kurang berguna. (ita perlu

mengubah semua kejadian tadi. (ita perlu belajar kembali tentang arti

belajar dan tujuannya belajar. Belajar harus menjadi hal yang

menyenangkan. (ita belajar bukan kerena terpaksa tetapi karena belajar

memang menyenangkan dan kita mencintainya.

B. umusan masalah

Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas dalampenyusunan makalah ini adalah sebagai berikut /

Page 3: Bab I

7/21/2019 Bab I

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d86effdfd3b 3/10

0. $engertian belajar ?1. +iri 2 ciri dari belajar ?3. ujuan dari belajar ?

+. ujuan

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain

untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah belajar dan

pembelajaran, tapi juga bertujuan diantaranya untuk /

0. 4ntuk mengetahui apa itu sebenarnya belajar

1. Menjelaskan tentang ciri 2 ciri dari belajar

3. 4ntuk mengetahui tujuan dari belajar

Page 4: Bab I

7/21/2019 Bab I

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d86effdfd3b 4/10

Bab II

Pembahasan

A. Pengertian Belajar

'stilah belajar sebenarnya telah lama dan banyak dikenal. Bahkan

pada era sekarang ini, hampir semua orang mengenal istilah belajar.

Lebih2lebih setelah dicanangkannya wajib belajar. %amun, apa

sebenarnya belajar itu, rasanya masing2masing orang mempunyai

pendapat yang tidak sama. Sejak manusia ada, sebenarnya ia telah

melaksanakan akti5itas belajar. "leh karena itu, kiranya tidak berlebihan

 jika dikatakan bahwa akiti5itas belajar itu telah ada sejak adanya

manusia.

Mengapa manusia melaksanakan akti5itas belajar? 6awabannya

adalah karena belajar itu salah satu kebutuhan manusia. Bahkan ada ahli

yang menyatakan bahwa manusia adalah makhluk belajar. "leh karena

manusia adalah makhluk belajar, maka sebenarnya di dalam dirinya

terdapat potensi untuk diajar. $ada masa sekarang ini, belajar menjadi

sesuatu yang tak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. ampir di

sepanjang waktunya, manusia banyak melaksanakan ) ritual2ritual*

belajar.

Apa sebenarnya belajar itu, banyak ahli yang memberikan batasan.

Belajar mempunyai sejumlah ciri yang dapat dibedakan dengan kegiatan 2

kegiatan lain yang bukan belajar. "leh karena itu, tidak semua kegiatan

yang meskipun mirip belajar dapat disebut dengan belajar.

!alam pengertian umum, belajar adalah mengumpulkan sejumlah

pengetahuan. $engetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih

tahu atau yang sekarang ini dikenal dengan guru. "rang yang banyak

pengetahuannya diidenti7kasi sebagai orang yang banyak belajar,

sementara orang yang sedikit pengetahuannya didenti7kasi sebagai

orang yang sedikit belajar, dan orang yang tidak berpengetahuan

dipandang sebagai orang yang tidak belajar. $engertian belajar demikian,

secara konseptual tampaknya sudah mulai ditinggalkan orang. 8uru tidakdipandang sebagai satu 2 satunya sumber in&ormasi yang dapat

memberikan in&ormasi apa saja kepada para pembelajar.

$ara penulis buku psikologi belajar, umumnya mende7nisikan

belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang

relati& menetap sebagai hasil dari sebuah pengalaman. Selain itu, ahli2ahli

psikologi mempunyai pandangan yang berbeda mengenai apa belajar itu.

!alam pandangan psikologis, menurut Ali 'mron 90::;/1 2 0<=, ada <

pandangan mengenai belajar, yaitu /

a) Pandangan Psikologi Behavioristik.

Page 5: Bab I

7/21/2019 Bab I

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d86effdfd3b 5/10

Menurut psikologi beha5ioristik, belajar adalah suatu kontrol

instrumental yang berasal dari lingkungan. Belajar tidaknya

seseorang bergantung kepada &aktor2&aktor kondisional yang

diberikan oleh lingkungan. okoh2tokoh psikologi beha5ioristik

mengenai belajar ini antara lain / $a5lo5, >atson, 8utrie danSkinner. eori kondisioning ini lebih lanjut dikembangkan oleh

>atson. Setelah mengadakan eksperimentasi, >atson

menyimpulkan bahwa pengubahan tingkah laku dan atau diri

sendiri seseorang dapat dilakukan melalui latihanmembiasakan

mereaksi atas stimulus 2 stimulus yang dialami. Menurut

 horndike, belajar dapat dilakukan dengan mencoba2 coba 9trial

and error=. Mencoba 2 coba ini dilakukan, manakala seseorang

tidak tahu bagaimana harus memberikan respon atas sesuatu.

!alam mencoba 2 coba ini seseorang mungkin akan menemukan

respons yang tepat berkaitan dengan persoalan yang

dihadapinya.b) Pandangan Psikologi Kognitif 

Menurut psikologi kogniti&, belajar adalah suatu usaha untuk

mengerti tentang sesuatu. 4saha untuk mengerti tentang

sesuatu tersebut, dilakukan secara akti& oleh pembelajar.

(eakti&an tersebut dapat berupa mencari pengalaman, mencari

in&ormasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan,

mempraktekkan, mengabaikan dan respon 2 respon lainnya guna

mencapai tujuan.c) Pandangan Psikologi Humanistik 

$andangan psikologi humanistik merupakan anti tesa dari

pandangan psikologi beha5ioristik. Menurut pandangan psikologi

humanistik, belajar dilakukan dengan cara memberikan

kebebasan yang sebesar 2 besarnya kepada indi5idu. Salah

seorang tokoh psikologi humanistic +arl ogers, seorang ahli

psikoterapi. 'a mempunyai pandangan bahwa siswa yang belajar

hendaknya tidak dipaksa, melainkan dibiarkan belajar bebas.

Siswa juga diharapkan dapat membebaskan dirinya hingga ia

dapat mengambil keputusan sendiri dan berani bertanggung

 jawab atas keputusan 2 keputusan yang ia ambil atau pilih.d) Pandangan Psikologi Gestalt

 okoh psikologi 8estalt adalah (ohler, (o@kar dan >ertheimer.

Menurut pandangan psikologi 8estalt, belajar adalah terdiri atas

hubungan stimulus respon yang sederhana tanpa adanya

pengulangan ide atau proses berpikir. !alam belajar ditanamkan

pengertian siswa mengenai sesuatu yang harus dipelajari.

Sebagaimana disebutkan diatas, bahwa belajar adalah perubahan tingkah

laku sebagai akibat dari adanya pengalaman. Belajar selalu melibatkanperubahan pada dirinya dan melalui pengalaman yang dilaluinya oleh

Page 6: Bab I

7/21/2019 Bab I

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d86effdfd3b 6/10

interaksi antar dirinya dan lingkungannya baik sengaja maupun tidak

disengaja. $erubahan yang semata2mata karena kematangan seperti anak

kecil mulai tumbuh dan berjalan tidak termasuk perubahan akibat belajar,

karena biasanya perubahan yang terjadi akibat belajar adanya perubahan

tingkah laku.!alam (amus Besar Bahasa 'ndonesia 913 / 1:= menyebutkan

*belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu tertentu

dengan tergantung pada kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan

diikuti oleh suatu hasil tertentu dan pada daya tarik hasil itu bagi orang

bersangkutan*.

oward L (ingsly yang dikutip oleh >asty Sumanto 90::C/0<=

menyatakan bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku dalam arti

luas ditumbuhkan atau diubah melalui praktek atau latihan-latihan.

!engan demikian belajar memang erat hubungannya dengan perubahan

tingkah laku seseorang, karena adanya perubahan dalam tingkah laku

seseorang, karena adanya perubahan dalam tingkah laku seseorang

menandakan telah terjadi belajar dalam diri orang tersebut.

Sementara itu, Slamento 913/1= menyatakan bahwa belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan indi5idu untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalaman indi5idu itu sendiri dalam interaksinya dengan

lingkungan.

Lisnawaty Simanjuntak 90::C/ 3C= juga memiliki pendapat bahwa

belajar adalah perubahan yang relati& menetap dalam potensi tigkah laku

yang terjadi sebagai akibat dari latihan dengan penguatan yang tidak

termasuk perubahan-perubahan karena kematangan, kelelahan, dan

kerasukan pada susunan syara& atau dengan kata lain mengetahui dan

memahami sesuatu sehingga terjadi perubahan dalam diri seseorang

yang belajar. !alam proses belajar mengajar perlu diperhatikan &aktor-

&aktor seperti kemauan dan minat siswa turut menentukan keberhasilan

belajarnya. $erbedaan kemampuan siswa mengakibatkan perbedaan

waktu untuk menguasai materi pembelajaran.

Sementara itu 'schak dan >arji seperti dikutp oleh Supriadin911/ 0<= mengemukakan bahwa * apabila waktu yang disediakan cukup

dan pelayanan terhadap &aktor ketahuan, kesempatan belajar, kualitas

pengajaran dan kemampuan memahami pelajaran maka setiap siswa

akan mampu menguasai materi pelajaran yang diberikan*.

!ari teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu proses perubahan di dalam kepribadian dan tingkah laku manusia

dalam bentuk kebiasaan, penguasaan pengetahuan atau ketrampilan, dan

sikap berdasarkan latihan dan pengalaman dalam mencari in&ormasi,

memecahkan masalah, mencermati lingkungan untuk mengumpulkanpengetahuan2pengetahuan melalui pemahaman, penguasaan, ingatan,

Page 7: Bab I

7/21/2019 Bab I

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d86effdfd3b 7/10

dan pengungkapan kembali di waktu yang akan datang. Belajar

berlangsung terus2menerus dan tidak boleh dipaksakan tetapi dibiarkan

belajar bebas dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas

keputusan yang diambilnya

B. Ciri Ciri Belajar

Berdasarkan pengertian di atas, maka pada hakikatnya ) Belajar

menunjuk ke perubahan dalam tingkah laku si subyek dalam situasi

tertentu berkat pengalamanya yang berulang 2 ulang, dan perubahan

tingkah laku tersebut tak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan 2

kecenderungan respon bawaan, kematangan atau keadaan temporer dari

subyek misalnya keletihan, dan sebagainya .

!engan kata lain maka belajar mempunyai berbagai macam ciri-ciri

antara lain /

 

Pertama  / belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku

pada indi5idu. $erubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengetahuan

atau kogniti& saja tetapi meliputi aspek sikap dan nilai 9a&ekti&= serta

keterampilan 9psikomotor=.

Kedua  / perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman.

$erubahan perilaku yang terjadi pada diri indi5idu karena adanya interaksi

antara dirinya dengan lingkungan. 'nteraksi ini dapat berupa interaksi

7sik. Misalnya, seorang anak akan mengetahui bahwa api itu panassetelah ia menyentuh api yang menyala pada lilin. !isamping melalui

interaksi 7sik, perubahan kemampuan tersebut dapat diperoleh melalui

interaksi psikis. +ontohnya, seorang anak akan berhati-hati menyeberang

 jalan setelah ia melihat ada orang yang tertabrak kendaraan. $erubahan

kemampuan tersebut terbentuk karena adanya interaksi indi5idu dengan

lingkungan. Mengedipkan mata pada saat memandang cahaya yang

menyilaukan atau keluar air liur pada saat mencium harumnya masakan

bukan merupakan hasil belajar. !isamping itu, perubahan perilaku karena

&aktor kematangan tidak termasuk belajar. Seorang anak tidak dapatbelajar berbicara sampai cukup umurnya. etapi perkembangan

kemampuan berbicaranya sangat tergantung pada rangsangan dari

lingkungan sekitar. Begitu juga dengan kemampuan berjalan.

(etiga / perubahan tersebut relati& menetap. $erubahan perilaku akibat

obat-obatan, minuman keras, dan yang lainnya tidak dapat dikategorikan

sebagai perilaku hasil belajar. Seorang atlet yang dapat melakukan lompat

galah melebihi rekor orang lain karena minum obat tidak dapat

dikategorikan sebagai hasil belajar. $erubahan tersebut tidak bersi&at

Page 8: Bab I

7/21/2019 Bab I

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d86effdfd3b 8/10

menetap. $erubahan perilaku akibat belajar akan bersi&at cukup

permanen.

+. ujuan Belajar

 ujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkanbahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya

meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang

diharapkan tercapai oleh siswa. ujuan belajar adalah suatu deskripsi

mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah

berlangsungnya proses belajar. ujuan belajar merupakan cara yang

akurat untuk menentukan hasil pembelajaran. ujuan pembelajaran

9instructional goals= dan tujuan belajar 9learning objecti5es= berbeda,

namun berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya.

(omponen-komponen ujuan Belajar ujuan belajar terdiri dan tiga komponen, ialah / 90=. ingkah laku

terminal,

91=. (ondisi-kondisi tes, 93=. Standar 9ukuran= perilaku.

(1). Tingkah laku terminal. ingkah laku terminal adalah komponen

tujuan belajar yang menentukan tingkah laku siswa setelah belajar.

 ingkah laku itu merupakan bagian dari tujuan yang menunjuk pada hasil

yang diharapkan dalam belajar, apa yang dapat dikerjakandilakukan oleh

siswa untuk menunjukkan bahwa dia telah mencapai tujuan. ingkah laku

ini dapat diterima sebagai bukti, bahwa siswa telah belajar. ingkah laku

9beha5ior= adalah perilaku 9per&ormance= yang dapat diamati atau

direkam.

 ingkah laku terminal harus dirumuskan dengan menggunakan kata

kerja, misalnya memilih, mengukur yang menunjukkan suatu tindakan

yang dapat diamati dan dicatat. !engan menggunakan kata kerja itu,

guru dapat mengkomunikasikan hal-hal yang diharapkan dilakukan oleh

siswa. %amun ada juga kata kerja yang dinilai kurang bermakna karena

samar-samar, misalnya / memahami, menghargai, mengetahui, dansebagainya. $enggunaan kata kerja yang samar-samar sebagaimana

sering dirumuskan dalam tujuan pembelajaran ternyata sulit diukur dan

diamati. (arena itu, tujuan-tujuan hendaknya dirumuskan dalam bentuk

tujuan tingkah laku 9beha5ioral objecti5es= supaya dapat diamati dan

diukur tingkat ketercapaiannya.

(2). Kondisi-kondisi Tes. (omponen kondisi tes tujuan belajar me-

nentukan situasi di mana siswa dituntut untuk mempertunjukkan tingkah

laku terminal. (ondisi-kondisi tersebut perlu disiapkan oleh guru, karena

sering terjadi ulanganujian yang diberikan oleh guru tidak sesuai dengan

Page 9: Bab I

7/21/2019 Bab I

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d86effdfd3b 9/10

materi pelajaran yang telah disampaikan sebelumnya. $eristiwa ini terjadi

karena kelalaian guru yang tidak memiliki konsep yang jelas tentang cara

menilai hasil belajar siswa sebelum dia melaksanakan pembelajaran.

Ada tiga jenis kondisi yang dapat mempengaruhi perilaku pada

suatu tes. Pertama, alat dan sumber yang harus digunakan oleh siswadalam upaya mempersiapkan diri untuk menempuh suatu tes, misalnya /

buku sumber, diktat, dan sebagainya. Kedua, tantangan yang disediakan

terhadap siswa, misalnya pembatasan waktu untuk mengerjakan tes.

Ketiga, cara menyajikan in&ormasi, misalnya / dengan tulisan atau dengan

rekaman, dan sebagainya. ujan-tujuan belajar yang lengkap seharusnya

memuat kondisi-kondisi di mana perilaku akan diuji.

(3). Ukuran-ukuran Perilaku. (omponen ini merupakan suatu per-

nyataan tentang ukuran yang digunakan untuk membuat pertimbangan

mengenai perilaku siswa. Suatu ukuran menentukan tingkat minimalperilaku yang dapat diterima sebagai bukti, bahwa siswa telah men-

capai tujuan, misalnya / siswa telah dapat memecahkan suatu masalah

dalam waktu 0 menit, siswa dapat melakukan prosedur kerja tertentu,

dan sebagainya. 4kuran perilaku tersebut merupakan kriteria untuk

mempertimbangkan keberhasilan pada tingkah laku terminal.

4kuran-ukuran perilaku tersebut dirumuskan dalam bentuk

tingkah laku yang harus dikerjakan sebagai lambang tertentu, atau

ketepatan tingkah laku, atau jumlah kesalahan, atau kedapatan

melakukan tindakan, atau kesesuaiannya dengan teori tertentu.

Page 10: Bab I

7/21/2019 Bab I

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-56d86effdfd3b 10/10

Bab '''

$enutup

A. (esimpulan

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Belajar  bukanberarti perubahan tingkah laku dari sesuatu yang benar-benar belum

diketahui, tetapi merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang

sudah ada dengan pengetahuan baru, belajar membutuhkan waktu dan

tempat, belajar terjadi bila tampak tanda-tanda bahwa tingkah laku

manusia berubah sebagai akibat terjadinya proses pembelajaran, tingkah

laku tersebut dapat dilihat dengan membandingkan kondisi sebelum dan

sesudah proses pembelajaran berlangsung.

B. Saran

Belajar bukanlah hanya disekolah-sekolah &ormal saja.  (ita bisa belajar

dimana saja, dirumah atau diwarnet pun kita bisa belajar.  Belajar tidak

hanya kepada 8uru-8uru &ormal disekolah saja.  (itapun bisa belajar

kepada anak kecil atau kepada Mbah 8oogle didunia mayainternet.

 6anganlah biarkan waktu kita habis terbuang percuma didunia ini.  anpa

melakukan sesuatu yang berguna untuk kehidupan diri kita.  Belajarlah

dengan semangat untuk menjemput ilmu pengetahuan yang berman&aat.

!an yang paling penting adalah belajar Dmemperbaiki diriD untuk menjadi

lebih baik.