BAB I
-
Upload
aprilyati-susanti -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
description
Transcript of BAB I
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum 2013 resmi diluncurkan oleh Mohammad Nuh pada hari senin
15 juli 2013 ditandai dengan penyerahan buku kurikulum 2013 di SMA 1 Bantul
(Republika, 2013). Kurikulum 2013 yang digunakan sebagai kurikulum
pendidikan baru di Indonesia menggantikan KTSP menganut pandangan dasar
bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke siswa.
Pembelajaran dalam kurikulum 2013 harus memberikan kesempatan kepada siswa
untuk untuk mencari, mengolah, mengkonstruksi dan menggunakan pengetahuan
dalam proses kognitifnya (Permendikbud, 2013). Oleh karena itu dalam
kurikulum 2013, proses pembelajaran yang dilakukan tidak serta merta hanya
memindahkan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh guru kepada siswa secara
langsung melalui ceramah, melainkan guru harus membimbing siswa untuk secara
aktif mencari, mengolah, dan mengkonstruksi pengetahuan. Atsnan, dkk
(2013:429) mengatakan “kurikulum 2013 yang menekankan pada dimensi
pedagogik modern dalam pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah sebagai
katalisator utamanya atau perangkat atau apa pun itu namanya”. Pendekatan
ilmiah (scientific approah) dalam pembelajaran diharapkan dapat menunjang
tercapainya kualitas pembelajaran yang diharapkan kurikulum 2013.
2
Pendekatan ilmiah pada proses pembelajaran digunakan pada semua
jenjang pendidikan serta semua mata pelajaran mulai dari SD, SMP, SMA dan
SMK. Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik yaitu pendekatan
pembelajaran yang berpusat siswa (Fauziah, dkk, 2013). Proses pembelajaran
yang sesuai dengan pendekatan ilmiah (scientific approah) terdiri dari lima
pengalaman belajar diantaranya adalah mengamati, menanya, mencoba, menalar,
dan mengkomunikasikan. Salah satu pelajaran yang menggunakan pendekatan
ilmiah adalah pelajaran Fisika. Selama ini pelajaran Fisika masih terkesan sulit
dipahami oleh siswa. Kesulitan ini dikarenakan materi fisika padat, menghapal,
dan matematis (Samudra, dkk, 2014). Hal inilah yang membuat Fisika dianggap
sebagai pelajaran yang abstrak dan hanya berkaitan dengan rumus-rumus. Konsep
abstrak dan hanya berkaitan dengan rumus membuat siswa beranggapan bahwa
pelajaran Fisika tidak memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Kebermaknaan pembelajaran sangat penting, karena siswa baru akan termotivasi
dalam mempelajari sesuatu jika bermakna bagi dirinya. Pendekatan saintifik
(scientific approach) memberikan kesempatan siswa untuk dapat mengamati
langsung peristiwa sehari-hari dan mengetahui kegunaan materi pelajaran dengan
kehidupan nyata. Siswa akan mempelajari dan memahami Fisika lebih baik bila
mereka tahu pentingnya mempelajari Fisika bagi kehidupan mereka di masa yang
akan datang.
Media pembelajaran merupakan salah satu alternatif untuk membuat proses
pembelajaran Fisika lebih menarik dan bermakna bagi siswa. Salah satu media
pembelajaran yang cocok untuk menvisualisaikan keabstrakan konsep Fisika
3
adalah media berupa multimedia yang memiliki unsur teks, suara, gambar,
animasi dan video. Adegoke (2010:729) menyatakan bahwa “multimedia telah
menguasai sistem pendidikan sebagai alat pengajaran dan pembelajaran yang
efektif”. Beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya tentang penggunaan
media pembelajaran diantaranya Hardiyanto, dkk (2012) yang menyatakan bahwa
hasil penelitian menunjukan bahwa dengan pemanfaatan media pembelajaran
Fisika berbasis Macromedia Flash 8 sebagai media pembelajaran dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa di SMK Muhammadiyah Majenang. Sakti
(2012) menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa terdapat pengaruh media
animasi dalam Model Pembelajaran Langsung (direct instruction) terhadap minat
belajar dan pemahaman konsep fisika siswa di SMA Negeri Kota Bengkulu.
Anggraeni & Kustijono (2013) menyimpulkan media animasi memberikan
dampak bagi siswa berupa motivasi belajar fisika, pemahaman konsep, serta
timbulnya rasa senang.
Hasil studi lapangan di SMA 9 Malang diperoleh bahwa media
pembelajaran yang digunakan di sekolah masih kurang bervariasi. Media yang
selama ini digunakan hanya terbatas pada tayangan power point saja, dan itu pun
hanya digunakan jarang-jarang. Kebanyakan pembelajaran Fisika di sekolah
masih menggunakan metode ceramah yang membuat siswa merasa bosan. Siswa
dan guru sebagai pengguna media pembelajaran menginginkan media
pembelajaran yang berisi gambar video dan animasi agar pembelajaran Fisika
tidak membosankan. Untuk itu media pembelajaran yang cocok untuk mengatasi
hal tersebut adalah media pembelajaran berbantuan komputer yang menyajikan
teks, gambar, video dan animasi dalam satu media. Arsyad (2011: 15)
4
mengungkapkan bahwa penggunaan media pembelajaran pada tahap pembelajaran
akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan
dan isi pelajaran pada saat itu.
Pokok bahasan fluida statis dipilih karena materi fluida statis banyak
berkaitan dengan kejadian sehari-hari. Meskipun materi fluida banyak berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari, namun terdapat beberapa bahasan dalam materi
fluida yang termasuk ke dalam materi yang abstrak dan perlu penggambaran fisis.
Dari hasil studi lapangan yang dilakukan di SMA Negeri 9 Malang didapati
bahwa siswa-siswa kelas XI banyak melakukan kesalahan dalam menjawab soal-
soal terkait materi fluida. Hal ini bisa diakibatkan siswa belum menguasai materi
tersebut. Berdasarkan paparan di atas sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013
yang menggunakan pendekatan saintifik (scientific approach) dan juga untuk
membuat pembelajaran Fisika menarik dan bermakna bagi siswa penulis
menggagas penelitian berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran
Berbantuan Komputer dengan Pendekatan Saintifik (Scientific Approach)
pada Pokok Bahasan Fluida Statis untuk SMA”.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1) mengembangkan media pembelajaran berbantuan komputer dengan
pendekatan saintifik (scientific approach) kompetensi dasar menerapkan
hukum-hukum pada fluida statik dalam kehidupan sehari-hari,
5
2) mendeskripsikan kelayakan media pembelajaran berbantuan komputer
dengan pendekatan saintifik (scientific approach) kompetensi dasar
menerapkan hukum-hukum pada fluida statik dalam kehidupan sehari-hari.
C. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Spesifikasi produk atau media pembelajaran ini adalah sebagai berikut.
1. Media pembelajaran yang dikembangkan menggunakan pendekatan saintifik
(scientific approach) yang sesuai dengan kurikulum 2013.
2. Materi diberikan melalui gambar, video, animasi dan teks yang berkaitan
dengan peristiwa kehidupan sehari-hari.
3. Pengembangan produk dilakukan untuk kompetensi dasar menerapkan
hukum-hukum pada fluida statik dalam kehidupan sehari-hari.
4. Media pembelajaran berbantuan komputer ini tidak hanya berisikan materi-
materi, namun terdapat animasi-animasi yang melibatkan siswa dan juga soal-
soal evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa.
5. Produk disajikan dalam bentuk CD pembelajaran yang dapat digunakan
secara mandiri oleh siswa.
D. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan
Penelitian ini dirasa penting untuk dilakukan karena selama peneliti
mengkaji penelitian-penelitian terdahulu peneliti tidak menemukan media
pembelajaran berbantuan komputer dengan pendekatan saintifik. Sehingga
diperlukan sebuah media pembelajaran berbantuan komputer dengan pendekatan
6
saintifik (scientific approach) untuk memenuhi tuntutan kurikulum 2013 dan
kebutuhan media pembelajaran di sekolah-sekolah yang menerapkan kurikulum
2013.
Selain itu, penelitian ini dirasa penting dilakukan karena adanya manfaat
yang terkandung dalam penelitian diantaranya: 1) siswa mendapatkan media
belajar yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa di kurikulum 2013, 2)siswa
mendapat media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana belajar
mandiri di luar sekolah, 3) Guru mendapatkan media pembelajaran yang sesuai
dengan pendekatan saintifik (scientific approach).
E. Asumsi dan Keterbatasan
Asumsi dalam pengembangan media pembelajaran berbantuan komputer
dengan pendekatan saintifik (scientific approach) ini adalah sebagai berikut:
1. Kurikulum yang digunakan di sekolah adalah kurikulum 2013.
2. Siswa telah mengenal dan dapat mengoperasikan komputer dengan baik.
3. Tersedianya komputer di sekolah dan di rumah dalam kondisi baik.
Keterbatasan dalam pengembangan media pembelajaran berbantuan
komputer dengan pendekatan saintifik ini adalah media pembelajaran berbantuan
komputer dengan pendekatan saintifik dikembangkan hanya pada pokok bahasan
fluida statis.
7
F. Definisi Operasional
Definisi operasional diperlukan untuk menghindari perbedaan
pengertian atau kekurangjelasan makna, terdapat beberapa definisi
operasional sebagai berikut.
1. Media pembelajaran merupakan alat yang digunakan dalam proses
pembelajaran untuk menyampaikan informasi yang dapat merangsang siswa
untuk belajar.
2. Pendekatan saintifik (scientific approach) merupakan suatu pendekatan yang
digunakan dalam pembelajaran dengan menitikberatkan pada penggunaan
metode ilmiah dalam kegiatan belajar mengajar. Pendekatan saintifik
(scientific approach) yang dimaksud yaitu mengamati, menanya, menalar,
mencoba, dan membentuk jejaring.
3. Fluida statis merupakan salah satu materi pada pelajaran Fisika kelas X.
Dalam media pembelajaran materi fluida statis yang akan di bahas adalah
tekanan, tekanan hidrostatis, hukum Pascal, Hukum Archimedes, kapilaritas,
dan viskositas.