BAB I

10
LAPORAN GEOMORFOLOGI ANALISIS DELINEASI DAN ANALISIS DEM Disusun Oleh: Miranti Nuraini 21100111120001 PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

description

bab 1

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

LAPORAN

GEOMORFOLOGI ANALISIS

DELINEASI DAN ANALISIS DEM

Disusun Oleh:

Miranti Nuraini

21100111120001

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

MEI 2014

Page 2: BAB I

BAB I

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada peta DEM daerah sekitar

Gunung Lawu dengan batas kiri atas koordinat UTM (47522m,-818418m) dan

batas kanan bawah koordinat UTM (565454m,-924906m), daerah ini dapat dibagi

menjadi 8 satuan, hal ini didasarkan dari kenampakan yang terlihat pada peta

DEM.

Gambar 1.1 Kenampakan 3D Citra yang dianalisis

Gambar 1.2 Delineasi citra yang telah dianalisis

Page 3: BAB I

Gambar 1.3 Kenampakan 3D citra yang telah di delineasi

Sebagian besar dari wilayah peta ini merupakan bentukan asal vulkanik.

1.1 Pembagian Facies Gunung Api

Pada peta ini, dapat dibagi menjadi 4 fasies Gunung Api, yaitu fasies

Central, Proximal, Medial, dan Distal

Gambar 1.4 Kenampakan 3D pembagian fasies gunung api

A. Fasies Central.

Fasies ini ditandai dengan kelerengan yang cukup terjal, fasies ini

merupakan fasies yang paling dekat dengan kepundan Gunung Api.

Page 4: BAB I

Gambar 1.5 sayatan melitang fasies central

Dapat dilihat pada sayatan melintang terlihat adanya perbedaan

ketinggian yang cukup besar dalam jarak yang dekat. Hal ini

menunjukan kelerengan yang besar.

Dapat diindikasikan fasies ini memiliki litologi berupa batuan

beku,hal ini dikarenakan pada kenampakan 3 Dimensi dari daerah ini

memperlihatkan ketinggian yang cukup besar dan terjal, dan juga

terlihat resisten, dan memiliki tekstur yang kasar. Batuan beku

memiliki karakteristik membangun (konstruktif) sehingga dapat

membentuk ketinggian.

B. Fasies Proximal

Gambar 1.6 sayatan melitang fasies proximal

Fasies ini ditandai dengan kelerengan yang cukup terjal, fasies ini

merupakan fasies yang cukup dekat dengan kepundan Gunung Api.

Dapat dilihat pada sayatan melintang terlihat adanya perbedaan

ketinggian yang cukup besar dalam jarak yang dekat. Hal ini menunjukan

kelerengan yang besar.

Dapat diindikasikan fasies ini memiliki litologi yang bersifat resisten,

hal ini terlihat dari tekstur yang cukup kasar. Dimungkinkan merupakan

litologi yan bersosiasi dengan gunung api, seperti batuan beku, atapun

breksi vulkanik

Page 5: BAB I

C. Fasies Medial

Gambar 1.7 sayatan melitang fasies medial

Fasies ini ditandai dengan kelerengan yang cukup landai, dapat dilihat

pada sayatan melintang terlihat ketinggian yang tidak berbeda jauh.

Dapat diindikasikan fasies ini memiliki litologi yang tidak terlalu

resisten, hal ini terlihat dari tekstur yang tidak terlalu kasar. Dimungkinkan

merupakan litologi berupa lava, dan tuff.

D. Fasies Distal

Gambar 1.8 sayatan melitang fasies distal

Fasies ini ditandai dengan kelerengan yang sangat landai, dapat dilihat

pada sayatan melintang terlihat ketinggian yang tidak berbeda jauh.

Dapat diindikasikan fasies ini memiliki litologi yang tidak resisten, hal

ini terlihat dari tekstur yang halus. Dimungkinkan merupakan litologi tuff.

1.2 Perbukitan Terjal Vulkanik

Bentuklahan ini memiliki kenampakan yang sangat khas, dengan bukit-

bukit terjal yang terlihat meruncing, namun tidak memiliki ketinggian seperti

fasies central.

Page 6: BAB I

Gambar 1.9 Kenampakan 3D Perbukitan terjal vulkanik

Gambar 1.10 sayatan melitang perbukitan terjal vulkanik

Pada sayatan penampang melintang terlihat adanya naik-turunnya elevasi

yang cukup besar pada jarak yang pendek.

Pada daerah ini juga memiliki tekstur yang sangat kasar, hal ini

mengindikasikan litologi penyusun daerah ini adalah litologi yang

resisten/keras. Dikarenakan jaraknya yang cukup dekat dengan gunungapi,

makan diindikasikan litologi penyusun daerah ini merupakan breksi vulkanik.

1.3 Karst

Pada daerah yang diindikasikan merupakan daerah karst ini memiliki

tekstur yang tidak terlalu kasar seperti satuan perbukitan terjal vulkanik,

namun juga tidak sehalus satuan fasies distal.

Page 7: BAB I

Gambar 1.11sayatan melitang karst

Pada sayatan melintang terlihat adanya perbedaan ketinggian walaupun

tidak terlalu mencolok, pada daerah ini juga apabila diperhatikan terlihat

adanya garis-garis yang terlihat seperti suatu lapisan. Berdasarkan

kenampakan ini dapat diindikasikan litologi yang membentuk daerah ini

adalah batugamping klastik.

1.4 Perbukitan intrusi

Satuan ini memiliki kenampakan yang menonjol dan saling terpisah-

terpisah satu sama lainnya.

Gambar 1.12 sayatan melitang perbukitan intrusi

Berdasarkan penampang sayatan melintang yang telah dibuat, dapat

terlihat satuan ini memiliki perbedaan ketinggian yang cukup besar.

Tekstur dari satuan ini juga terlihat cukup kasar, adanya kenampakan

perbukitan yang berdimensi tidak terlalu besar, dan dekat dengan gunung api

umumnya disebabkan oleh adanya intrusi. Intrusi ini membuat suatu

morfologi perbukitan. Jenis intrusinya adalah intrusi dike, yaitu intrusi yang

memotong suatu perlapisan batuan.

1.5 Perbukitan Struktural

Pada daerah ini memiliki ketinggian yang lebih tinggi dibandingkan

dengan ketinggian pada fasies medial. Pada bagian kanan atas juga terlihat

adanya torehan-torehan yang diindikasikan sebagai struktur.

Page 8: BAB I

Gambar 1.12 sayatan melintang perbukitan struktural

Berdasarkan sayatan penampang melintang terlihat adanya

perbedaan tinggi yang cukup cepat terjadi, hal ini diduga diakibatkan oleh

adanya struktur geologi.

Litologi yang menyusun daerah ini diindikasikan merupakan

softrock, dikarenakan morfologi dari satuan ini yang tidak terlalu

menonjol, sehingga batuannya juga tidak terlalu resisten. Diindikasikan

merupakan batuan sedimen.