BAB I

6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari banyak suku. Berdasarkan data statistik terakhir (2010), jumlah suku di Indonesia mencapai 1.128 suku. Salah satu suku yang ada di Indonesia adalah suku Minangkabau. Suku Minangkabau meyakini bahwa sejarah mereka bermula dari sekelompok orang yang bermukim di dataran rendah sebelah selatan Gunung Merapi, sebuah gunung api di Sumatera Barat (Bahar, dalam Murad 1980). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2010), Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan jumlah penduduk sebanyak 4.845.998 jiwa, dengan komposisi suku Minangkabau (88,35%), Batak (4,42%), Jawa (4,15%), Mentawai (1,28%), dan lain-lain (1,8%). Secara garis besar, Indonesia mengenal tiga bentuk sistem kekerabatan, yaitu matrilineal, patrilineal, dan bilateral. Suku Minangkabau merupakan suku yang unik. Masyarakat Minangkabau dikenal sebagai masyarakat muslim matrilineal terbesar di dunia (Hadler, 2010). Kelompok masyarakat yang dominan menganut ajaran Islam biasanya diprediksi menganut sistem kekerabatan

description

bnbmbm

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari banyak suku. Berdasarkan

data statistik terakhir (2010), jumlah suku di Indonesia mencapai 1.128 suku.

Salah satu suku yang ada di Indonesia adalah suku Minangkabau. Suku

Minangkabau meyakini bahwa sejarah mereka bermula dari sekelompok orang

yang bermukim di dataran rendah sebelah selatan Gunung Merapi, sebuah gunung

api di Sumatera Barat (Bahar, dalam Murad 1980). Berdasarkan data dari Badan

Pusat Statistik (2010), Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia

dengan jumlah penduduk sebanyak 4.845.998 jiwa, dengan komposisi suku

Minangkabau (88,35%), Batak (4,42%), Jawa (4,15%), Mentawai (1,28%), dan

lain-lain (1,8%).

Secara garis besar, Indonesia mengenal tiga bentuk sistem kekerabatan,

yaitu matrilineal, patrilineal, dan bilateral. Suku Minangkabau merupakan suku

yang unik. Masyarakat Minangkabau dikenal sebagai masyarakat muslim

matrilineal terbesar di dunia (Hadler, 2010). Kelompok masyarakat yang dominan

menganut ajaran Islam biasanya diprediksi menganut sistem kekerabatan

patrilineal. Namun hal ini tidak terjadi pada suku Minangkabau. Sistem

kekerabatan yang dipakai oleh suku Minangkabau adalah sistem kekerabatan

matrilineal, artinya menarik garis keturunan dari pihak perempuan (ibu). Setiap

individu akan melihat dirinya sebagai keturunan ibu dan neneknya tanpa melihat

keturunan bapaknya.

Garis keturunan atau ranji ini memiliki makna dalam hal pewarisan. Harta

warisan, khususnya yang berupa barang tetap seperti sawah, ladang, dan rumah

akan jatuh kepada anak perempuan. Prinsip matrilineal ini juga menentukan

pewarisan gelar pusaka yang disebut sako, yaitu gelar atau jabatan dalam

Page 2: BAB I

keluarga. Seorang anak akan mendapat gelar sesuai dengan suku ibunya

(Chairiyah, 2008).

Selain itu ranji keturunan juga akan mencerminkan seberapa besar potensi

kekerabatan suatu keluarga yang hidup dalam masyarakat itu, terlepas yang

terbentuk dan muncul secara individual, berkelompok, berkembang secara alami,

yang hidup rukun damai dari suatu masa ke masa lain, dan yang mempunyai

keturunan dari generasi ke generasi. dari ranji keturunan pulalah masyarakat itu

mengetahui siapa saja sanak-saudaranya, keluarganya, famili-familinya, kerabat-

kerabatnya, mulai dari garis keturunan leluhurnya, nenek moyangnya,

orangtuanya, cucu- cucunya, cicit-cicitnya sampai ke generasi selanjutnya secara

detail dan jelas. Ranji keturunan bermanfaat pula untuk menunjukkan dan

menuntun mereka dalam menghadapi persoalan hak perwarisan suatu keluarga

dengan tegas dan jelas. Dan banyak lagi faedah yang bisa diambil dari sebuah

Ranji Keturunan.

Pengetahuan/ knowledge mengenai budaya di minangkabau khususnya

ranji atau silsilah keturunan di minangkabau sangat penting dalam menangani

masalah-masalah yang berkaitan dengan kekerabatan di minangkabau. Selama ini

pengetahuan/knowledge tentang suku di minangkabau masih terpisah-pisah.

Bahkan masih ada masyarakat minangkabau yang tidak mengetahui kerabat-

kerabatnya ,mulai dari garis keturunan leluhurnya sampai seterusnya.

Manajemen pengetahuan atau Knowledge management adalah proses

menterjemahkan pelajaran yang dipelajari, yang ada dalam diri/pikiran seseorang

menjadi informasi yang dapat digunakan setiap orang. Manajemen pengetahuan

terdiri dari 3 (tiga) komponen utama, yaitu people, place, dan content serta

didukung oleh teknologi informasi. Manajemen pengetahuan membutuhkan orang

yang berkompeten sebagai sumber pengetahuan, tempat untuk melakukan diskusi,

dan isi dari diskusi itu sendiri (Davenport, 1998). Di minangkabau orang yang

berkompeten atau orang yang menguasai pengetahuan tentang adat minangkabau

Page 3: BAB I

khususnya ranji/ silsilah adalah orang tertentu saja. Seperti pemangku adat alim

ulama,cadiak pandai dan bundo kanduang. Hal ini+++

Berdasarkan permasalahan diatas, perlu dilakukan perancangan knowledge

management system yang dapat memberikan pembelajaran atau pengetahuan

tentang sistem kekerabatan di minangkabau khususnya mengenai ranji di

minangkabau. Sistem yang akan dirancang juga diharapkan menghasilkan

sebuah aplikasi berbasis web sehingga dapat digunakan oleh banyak pengguna

dan dapat diakses sesuai dengan kebutuhan bagi masyarakat minangkabau

dimanapun mereka berada.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini dirumuskan sebuah

permasalahan tentang bagaimana merancang Knowledge Management System

yang dapat mempermudah masayarakat minanagkabau dimanapun berada dalam

mengetahui ranji keturunan sukunya dann juga mencari informasi mengenai adat

minangkabau secara keseluruhan dan mengenai ranji khususnya.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan sebuah rancangan knowledge

management system yang outputnya berupa aplikasi berbasis web yang dapat

diakses oleh masayarakat minanagkabau dimanapun berada dalam mengetahui

ranji keturunan sukunya dann juga mencari informasi mengenai adat minangkabau

secara keseluruhan dan mengenai ranji khususnya.

1.4 Batasan Masalah

Page 4: BAB I

1.5 Sistematika penulusan

Sistematika dalam penulisan Tugas Akhir ini dapat dijelaskan sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan

penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan teori-teori mengenai knowledge management,

grinding, sistem informasi, SDLC (System Development Lyfe Cycle),

unified modelling system, dan manajemen database.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini mejelaskan tentang langkah-langkah yang dilalui dalam

penelitian mulai dari tahap pengumpulan literature, pra perancangan,

perancangan serta pembahasan secara sistematis berupa analisis sampai

tujuan dan kesimpulan.