BAB I

20
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PROGRAM SOFTWARE MULTISIM PADA MATA PELAJARAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR DI SMK YPM 4 TAMAN

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PROGRAM SOFTWARE MULTISIM PADA MATA PELAJARAN RANGKAIAN

ELEKTRONIKA DASAR DI SMK YPM 4 TAMAN

Page 2: BAB I

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan pondasi utama dalam membentuk keberhasilan suatu

bangsa, diperlukan adanya perhatian yang lebih untuk menanganinya. Seperti yang

dikemukakan oleh Hamzah dan Junaedi (2007:38) bahwa Pendidikan adalah masalah

hari depan yang harus dipersiapkan dan ditanggulangi mulai sekarang dan apabila

terjadi penundaan, maka akan mendekatkan suatu bangsa pada jurang kehancuran.

Krisis moral yang terjadi di setiap negara merupakan salah satu faktor kehancuran

bangsa. Oleh karena itu pendidikan menjadi perhatian serius di masyarakat.

Menurut Al-Qarni (2012:10) Pendidikan kita belum berubah dari paradigma

lama yang bertumpu pada score atau nilai ujian nasional sebagai patokan pendidikan.

Pendidikan saat ini hanya semata-mata dipandang dari segi intelektualitasnya saja

padahal pada esensinya pendidikan merupakan sebuah upaya dalam rangka

membangun kecerdasan manusia, baik kecerdasan kognitif, afektif, maupun

psikomotorik. Perkembangan zaman yang semakin pesat menimbulkan persaingan

yang lebih ketat dalam segala bidang tanpater kecuali dalam teknik elektronika yang

terus berevolusi setiap zamannya. Supaya dapat mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang semakin ketat ini diperlukan sumber daya yang

berkualitas. Dalam hal ini lembaga pendidikan memegang peranan yang sangat

penting dalam menentukan sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai

daya saing khususnya di SMK Swasta di Sidoarjo yang mendidik siswanya sebagai

tenaga yang profesional/ahli pada bidangnya.

Dalam hal ini kinerja pendidikan menuntut adanya pembenahan dan

penyempurnaan terhadap kurikulum dan metode yang digunakan dalam pelaksanaan

kurikulum tersebut. Sekolah menengah kejuruan memiliki hubungan langsung dengan

dunia industri, yang dimana lulusan sekolah menengah kejuruan diharapkan dapat

terjun langsung dalam dunia industri, karena faktor tersebut pembelajaran di SMK

lebih diarahkan pada kemampuan psikomotorik siswa, Sehingga pengetehuan yang

berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip dasar kurang begitu

ditekankan, akibatnya kemampuan dasar yang seharusnya dimiliki seutuhnya oleh

Page 3: BAB I

siswa ternyata kurang dikuasai oleh siswa. Pengetahuan dasar harusnya dimiliki

seutuhnya oleh siswa, karena pengetahuan tersebut merupakan pondasi dari ilmu

berikutnya yang akan diterima oleh siswa.

Di dalam SMK terdapat mata pelajaran khusus yang membedakan dengan

sekolah SMA dimana, mata pelajaran khusus tersebut menjadi acuan atau aspek

terpenting dalam menghasilkan lulusan yang diingankan oleh dunia industri. Di dalam

SMK, terdapat tiga komponen pelajaran yaitu Normatif, Adaptif dan Produktif.

Pelajaran produktif dibagi menjadi dua bagian yaitu:

1. Mata pelajan Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) dimana, siswa diharapkan

memahami pengetahuan dasar, konsep-konsep atau prinsip dasar yang ada pada

mata pelajaran khusus yang diambil.

2. Mata pelajaran Kompetensi Kejuruan (KK) lebih merujuk pada kemampuan

praktik atau psikomotorik siswa.

Untuk komponen Adaptif pada pelajaran teknik elektronika yang menggunakan

ruang kelas untuk kajian teori dan laboratorium elektronika untuk praktek, dengan

jumlah siswa 40 siswa akan diadakan penelitian tindakan kelas dengan penerapan

metode pembelajaran simulasi terhadap pemahaman materi teknik elektronika agar

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Metode ini dilakukan dengan tujuan untuk

meminimalisir tingkat kegagalan yang dilakukan siswa pada saat melakukan uji coba

praktek dalam perangkaian rangkaian elektro. Salah satu keunggulan dari metode

pembelajaran simulasi adalah bahwa siswa belajar seluk beluk rangkaian yang

dipelajari tanpa takut membuat kesalahan dan siswa dapat memahami lebih mendetail

tentang seluk beluk rangkaian yang dipelajari.

Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul “PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PROGRAM SOFTWARE MULTISIM PADA MATA PELAJARAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR DI SMK YPM 4 TAMAN”

Page 4: BAB I

B. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana pemahaman konsep siswa dengan menggunakan progam

software multisim.

2. Apakah ada pengaruh terhadap proses pembelajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran simulasi terhadap pemahaman

rangkaian elektronika dasar yang dipelajari siswa.

C. Tujuan PenelitianTujuan dilakukan penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan memberikan gambaran tentang pemahaman

konsep siswa dengan menggunakan progam software multisim.

2. Untuk mengetahui pengaruh terhadap proses pembelajaran dengan

menggunakan metode pembelajaran simulasi terhadap pemahaman

rangkaian elektronika dasar yang dipelajari siswa.

D. Manfaat PenelitianPenelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Siswa

a. Dapat memberikan nuansa baru dalam kegiatan belajar siswa.

b. Dapat mengembangkan kreatifitas siswa tanpa takut melakukan

kesalahan sehingga dalam praktiknya dapat mengalami

keberhasilan serta dapat menunjang peningkatan prestasi

belajarnya.

2. Guru

a. Sebagai masukan dalam memberikan pengajaran dan menjadi

alternatif dalam memilih pendekatan pembelajaran dalam

meningkatkan pemahaman rangkaian elektronika yang

dipelajari siswa

b. Sebagai sumber informasi mengenai penggunaan metode

simulasi dalam kegiatan pembelajaran rangkaian elektronika.

Page 5: BAB I

3. Peneliti

Sebagai umpan balik dalam pembelajaran dalam bidang keahlian

elektronika.

4. Sekolah

Dapat meningkatkan kualitas sekolah melalui peningkatan hasil belajar

siswa.

5. Perkembangan Ilmu Pengetahuan

a. Hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam pengembangan

model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa.

b. Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam

pembelajaran rangkaian elektronika.

Page 6: BAB I

BAB II

A. Landasan Teori

1. Konsep Belajar dan Pembelajaran

a. Belajar

Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan

keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. (Dimyati dan Mudjiono,

2006:6),

Berbeda dengan Sanjaya (2010:112), beliau berpendapat bahwa “Belajar

adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga

menyebabkan munculnya perubahan tingkah laku.”

Menurut Djamarah, Syaiful dan Zain (2006:11), “belajar adalah proses

perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan.”

Berdasarkan definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar

adalah proses perubahan tingkah laku seseorang setelah berinteraksi dengan

lingkungannya, dalam hal ini adalah lingkungan kelas pada saat proses

pembelajaran, yang akan menambah pengetahuan, keterampilan, maupun

sikap.

Telah disebutkan sebelumnya bahwa “belajar merupakan proses perubahan

perilaku berkat pengalaman dan latihan” (Djamarah, Syaiful dan Zain,

2006:11). Artinya tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingkah laku, baik

yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Seperti halnya

yang dikatakan oleh Sardiman (2001:26-29) bahwa secara umum tujuan

belajar dibedakan atas tiga jenis, yaitu:

1) Untuk mendapatkan pengetahuan Pengetahuan dan kemempuan

berpikir merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata

lain tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan

pengetahuan. Jadi, dengan adanya bahan pengetahuan, maka seseorang

dapat mempergunakan kemampuan berpikir di dalam proses belajar,

sehingga pengetahuan yang didapat semakin bertambah.

2) Pembentukan sikap Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik

tidak akan terlepas dari penanaman nilai-nilai. Oleh karena itu, guru

Page 7: BAB I

tidak hanya sekedar mengajar, tetapi betul-betul sebagai pendidik yang

akan memindahkan nilai-nilai itu kepada anak didiknya. Maka akan

tumbuh kesadaran dan kemauannya untuk mempraktekkan segala

sesuatu yang sudah dipelajarinya.

3) Penanaman keterampilan Belajar memerlukan latihan-latihan yang

akan menambah keterampilan dalam diri siswa, baik itu keterampilan

jasmani maupun keterampilan rohani.

b. Pembelajaran

Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan

maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

(Syaiful, 2003:61)

Menurut Hamalik (2007:77) pembelajaran adalah suatu system artinya suatu

keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponenyang berinteraksi antara

satu dengan lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan

pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun komponen-komponen

tersebut meliputi tujuan pendidikan dan pengajaran, peserta didik dan siswa,

tenaga kependidikan khususnya guru, perencanaan pengajaran, strategi

pengajaran, media pengajaran, dan evaluasi pengajaran.

Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:17) adalah kegiatan guru

secara terprogram dalam desain instruk-sional, untuk membuat siswa belajar

secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Sedangkan Coney (dalam Sagala, 2005:61) mengatakan bahwa pembelajaran

sebagai suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola

untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-

kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.

Dari teori-teori tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu

proses yang dilakukan oleh guru yang telah diprogram dalam rangka

membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditentukan sesuai dengan petunjuk kurikulum yang berlaku.

Dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk menciptakan suasana belajar

yang kondusif agar siswa dapat belajar secara aktif. Menurut Djamarah,

Page 8: BAB I

Syaiful dan Zain (2006:41), dalam kegiatan pembelajaran terdapat beberapa

komponen pembelajaran yang meliputi:

1) Tujuan

Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari

pelaksanaan suatu kegiatan. Tujuan memiliki jenjang dari yang luas

dan umum sampai kepada yang sempit/khusus. Adanya tujuan yang

tepat mempermudah pemilihan materi pelajaran dan pembuatan alat

evaluasi. Adanya tujuan yang tepat dan yang diketahui siswa, memberi

arah yang jelas dalam belajarnya. (Suryosubroto, 2009:102)

2) Bahan Pelajaran

Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam

proses belajar mengajar. Bahan pelajaran menurut Arikunto (dalam

Djamarah, Syaiful dan Zain, 2006:43) merupakan unsur inti yang ada

didalam kegiatan belajar mengajar, karena memang bahan pelajaran

itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik. Bahan yang

disebut sebagai sumber belajar (pengajaran) ini adalah sesuatu yang

membawa pesan untuk tujuan pengajaran. Tanpa bahan pelajaran

proses pembelajaran tidak akan berjalan.

3) Kegiatan Pembelajaran

Menurut Kusnandar (2007:252), kegiatan pembelajaran adalah

bentuk atau pola umum kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Kegiatan pembelajaran akan menentukan sejauh mana tujuan yang

telah ditetapkan dapat dicapai. Dalam proses pembelajaran, guru dan

siswa terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai

medianya. Dalam interaksi tersebut siswa lebih aktif bukan guru, guru

hanya sebagai motivator dan fasilitator.

4) Metode

Metode merupakan komponen pembelajaran yang banyak

menentukan keberhasilan pengajaran. Guru harus dapat memilih,

mengkombinasikan serta mempraktekkan berbagai cara penyampaian

bahan yang disesuaikan dengan situasi.

5) Alat

Page 9: BAB I

Alat adalah sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka

mencapai tujuan pengajaran. Alat mempunyai fungsi yaitu sebagai

perlengkapan, sebagai pembantu mempermudah usaha pencapaian

tujuan, dan alat sebagai tujuan.

6) Sumber Pelajaran

Sumber pelajaran adalah segala sesuatu yang dapat

dipergunakan sebagai tempat dimana pengajaran terdapat atau sumber

belajar seseorang. Sedangkan sumber belajar menurut Mulyasa

(2009:159), adalah segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan

belajar, sehingga diperoleh sejumlah informasi, pengetahuan,

pengalaman, dan keterampilan yang diperlukan.

7) Evaluasi

Evaluasi menurut Davies (dalam Dimyati dan Mudjiono,

2006:190), adalah proses sederhana dalam memberikan/menetapkan

nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses,

orang, objek, dan masih banyak yang lain. Hasil dari evaluasi dapat

dijadikan sebagai umpan balik dalam meningkatkan kualitas mengajar

maupun kuantitas belajar siswa.

2. Software Simulasi Komputer yang digunakan

SOFTWARE MULTISIM

Multisim adalah sebuah software aplikasi yang berfungsi untuk menggambar dan

mensimulasikan perilaku rangkaian elektronika baik analog maupun digital.

Software ini dikembangkan oleh Perusahaan National Instrument yang bergerak

dalam bidang produksi komponen-komponen elektronika. Multisim merupakan

pengembangan dari software simulasi rangkaian elektronika yang sebelumnya

terkenal dengan nama Electronics Workbench. Dengan software Multisim ini, kita

dapat memodelkan sifat dari parameter rangkaian analog dan digital. Kemampuan

yang disediakan Multisim adalah dapat memodelkan berbagai rancangan

rangkaian, menguji suatu rangkaian dengan berbagai kemungkinan komponen,

memeriksa sifat dari keseluruhan rangkaian dengan melakukan analisa AC / DC

Page 10: BAB I

atau transient. Dengan kelengkapan sejumlah komponen yang ada kita bisa

membuat kombinasi desain rangkaian yang hampir tak terbatas.

3. Materi Elektronika Dasar

1.1 ResistorResistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk

membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Dari hukum Ohms diketahui, resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol W (Omega).

Karena resistor bekerja dengan dialiri arus listrik, maka akan terjadi disipasi daya berupa panas sebesar W=I2R watt. Semakin besar ukuran fisik suatu resistor bisa menunjukkan semakin besar kemampuan disipasi daya resistor tersebut. Umumnya di pasar tersedia ukuran 1/8,1/4, 1, 2, 5, 10 dan 20 watt. Resistor yang memiliki disipasi daya 5, 10 dan 20 watt umumnya berbentuk kubik memanjang persegi empat berwarna putih, namun ada juga yang berbentuk silinder. Tetapi biasanya untuk resistor ukuran jumbo ini nilai resistansi dicetak langsung dibadannya, misalnya 100W5W. Resistor dalam teori dan prakteknya di tulis dengan perlambangan huruf R. Dilihat dari ukuran fisik sebuah resistor yang satu dengan yang lainnya tidak berarti sama besar nilai hambatannya. Nilai hambatan resistor di sebut resistansi.

Karakteristik Berbagai Macam ResistorKarakteristik berbagai macam resistor dipengaruhi oleh bahan yang

digunakan. Resistansi resistor komposisi tidak stabil disebabkan pengaruh suhu, jika suhu naik maka resistansi turun. Kurang sesuai apabila digunakan dalam rangkaian elektronika tegangan tinggi dan arus besar. Resistansi sebuah resistor komposisi berbeda antara kenyataan dari resistansi nominalnya. Jika perbedaan nilai sampai 10 % tentu kurang baik pada rangkaian yang memerlukan ketepatan tinggi.

Resistor variabel resistansinya berubah-ubah sesuai dengan perubahan dari pengaturannya. Resistor variabel dengan pengatur mekanik, pengaturan oleh cahaya, pengaturan oleh temperature suhu atau pengaturan lainnya.

Jika perubahan nilai, resistansi potensiometer sebanding dengan kedudukan kontak gesernya maka potensiometer semacam ini disebut potensiometer linier. Tetapi jika perubahan nilai resistansinya tidak sebanding dengan kedudukan kontak gesernya disebut potensio logaritmis.

Secara teori sebuah resistor dinyatakan memiliki resistansi murni akan tetapi pada prakteknya sebuah resistor mempunyai sifat tambahan yaitu sifat induktif dan kapasitif. Pada dasarnya bernilai rendah resistor cenderung mempunyai sifat induktif dan resistor bernilai tinggi resistor tersebut mempunyai sifat tambahan kapasitif.

Suhu memiliki pengaruh yang cukup berarti terhadap suatu hambatan. Didalam penghantar ada electron bebas yang jumlahnya sangat besar sekali, dan sembarang energi panas yang dikenakan padanya akan memiliki dampak yang sedikit pada jumlah total pembawa bebas. Kenyataannya energi panas hanya akan meningkatkan intensitas gerakan acak dari partikel yang berada dalam bahan yang membuatnya semakin sulit bagi aliran electron secara umum pada

Page 11: BAB I

sembarang satu arah yang ditentukan. Hasilnya adalah untuk penghantar yang bagus, peningkatan suhu akan menghasilkan peningkatan harga tahanan. Akibatnya, penghantar memiliki koefisien suhu positif.

1.2 KapasitorKapasitor ialah komponen elektronika yang mempunyai kemampuan

menyimpan electron-elektron selama waktu yang tidak tertentu. Kapasitor berbeda dengan akumulator dalam menyimpan muatan listrik terutama tidak terjadi perubahan kimia pada bahan kapasitor, besarnya kapasitansi dari sebuah kapasitor dinyatakan dalam farad.

Pengertian lain Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan dan melepaskan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini "tersimpan" selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor disebuat dengan kapasitansi atau kapasitas.

Prinsip dasar kapasitor

Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis :

Q = CV …………….(1)Dengan :Q = muatan elektron dalam C (coulombs)C = nilai kapasitansi dalam F (farads)V = besar tegangan dalam V (volt)

HC= ½ C V2 [joule]

Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumusan dapat ditulis sebagai berikut :

Page 12: BAB I

C = (8.85 x 10-12) (k A/t) ...(2)Prinsip Pembentukan Kapasitor

Jika dua buah plat atau lebih yang berhadapan dan dibatasi oleh isolasi, kemudian plat tersebut dialiri listrik maka akan terbentuk kondensator (isolasi yang menjadi batas kedua plat tersebut dinamakan dielektrikum).

Bahan dielektrikum yang digunakan berbeda-beda sehingga penamaan kapasitor berdasarkan bahan dielektrikum. Luas plat yang berhadapan bahan dielektrikum dan jarak kedua plat mempengaruhi nilai kapasitansinya.

Pada suatu rangkaian yang tidak terjadi kapasitor liar. Sifat yang demikian itu disebutkan kapasitansi parasitic. Penyebabnya adalah adanya komponen-komponen yang berdekatan pada jalur penghantar listrik yang berdekatan dan gulungan-gulungan kawat yang berdekatan.

Gambar dielektrikum

Besaran KapasitansiKapasitas dari sebuah kapasitor adalah perbandingan antara banyaknya

muatan listrik dengan tegangan kapasitor.

C = Q / V

Dengan :C = Kapasitas dalam satuan faradQ = Muatan listrik dalam satuan CoulombV = Tegangan kapasitor dalam satuan Volt

Jika dihitung dengan rumus C= 0,0885 D/d. Maka kapasitasnya dalam satuan piko farad D = luas bidang plat yang saling berhadapan dan saling mempengaruhi dalam satuan cm2. d = jarak antara plat dalam satuan cm.Bila tegangan antara plat 1 volt dan besarnya muatan listrik pada plat 1 coulomb, maka kemampuan menyimpan listriknya disebut 1 farad.

Dalam kenyataannya kapasitor dibuat dengan satuan dibawah 1 farad. Kebanyakan kapasitor elektrolit dibuat mulai dari 1mikrofarad sampai beberapa milifarad. Kapasitor variabel mempunyai ukuran fisik yang besar tetapi nilai kapasitansinya sangat kecil hanya sampai ratusan pikofarad.

Kapasitansi Pada Rangkaian Kapasitor

Kapasitor yang dihubungkan seri dengan kapastor lain, kemampuan menahan listrik menjadi lebih tinggi, kapasitansi totalnya menjadi lebih rendah dan bahan dielektrikum seolah-olah menjadi lebih tebal. Jumlah muatan listrik pada setiap

Page 13: BAB I

kapasitor menjadi sama besar. Jika perbedaan potensial tiap-tiap kapasitor sama dengan pemberian tegangan pada rangkaian

Berdasarkan gambar diatas maka :V=V1+V2+V3 , V1=Q1/C1V2=Q2/C2 , V3=Q3/C3 , V=Q/CQ/C=Q1/C1+Q2/C2+Q3/C3 sehingga :1/Ct=1/C1+1/C2+1/C3Bagaimana jika kapasitor dihubungkan secara parallel?Beberapa kapasitor dihubungkan parallel yang diberi tegangan V seperti gambar dibawah, maka jumlah muatan seluruh sama dengan jumlah tegangan muatan kapasitor. Tegangan pada tiap-tiap kapasitor sama dengan tegangan sumber yang dicantumkan

Berdasarkan gambar diatas maka :V=V1=V2=V3=ECt.V=C1V1+C2V2+C3V3Ct=C1+C2+C3

Pengisian Dan Pengosongan KapasitorSaat pengisian dan pengosongan muatan pada kapasitor, waktu lamanya pengisian dan pengosongan muatannya tergantung dari besarnya nilai resistansi dan kapasitansi yang digunakan pada rangkaian. Pada saat saklar menghubungkan ketitik 1 arus listrik mengalir dari sumber-sumber tegangan melalui komponen R menuju komponen C. Tegangan pada kapasitor meningkat dari 0 volt sampai sebesar tegangan sumber, kemudian tak terjadi aliran, saklar dipindahkan posisinya ke titik 2 maka terjadi proses pengosongan. Seperti yang ditunjukan oleh gambar di bawah ini

Gambar Rangkaian RC hubungan seri dicatu oleh tegangan dc.

Page 14: BAB I

Tegangan kapasitor menurun, arah arus berlawanan dari arah pengisian. Tegangan pada R menjadi negatif dan berangsur-angsur tegangannya menjadi 0 volt. Pengisian dan pengosongan masing-masing memerlukan 5 R.C ( time constan ).