BAB I

2
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi yang diinduksi kehamilan adalah gangguan hipertensi yang terjadi pada 5% sampai 7% dari seluruh kehamilan. Ibu melahirkan ini datang ke unit persalinan mulai dari hipertensi gestasional sampai dengan sindrom  Haemolysis, elevated liver enzyme and low platelet  (HELLP Syndrom). 1  Sindrom  Hemolysis Elevated Liver enzymes Low Platelets (HELLP) merupakan suatu komplikasi obstetri yang dapat membahayakan nyawa. Sindrom HELLP biasanya dihubungkan dengan kondisi pre eklampsia. Angka kejadian dilaporkan sebesar 0,2-0,6% dari seluruh kehamilan, dan 10-20% terjadi pada pasien dengan komorbid preeklampsia. 1,2  Manifestasi klinis  pasien dengan sindrom HELLP sangat bervariasi. Secara umum terjadi pada kehamilan multipara, wanita kulit putih, dengan usia kehamilan minimal 35 minggu. 3  Sebanyak 20% kasus tidak disertai hipertensi, 30% disertai hipertensi sedang, dan 50% kasus disertai hipertensi berat. 1,2  Gejala lainnya adalah nyeri kepala (30%), pandangan kabur, malaise (90%), mual/muntah (30%), nyeri di sekitar perut atas (65%), dan parestesia. Kadang-kadang bisa  juga disertai edema. 1,3  Kriteria sindrom HELLP adalah  Hemolytic Anemia, Elevated Liver enzymes, Low Platelet count . Komplikasi yang dapat menyertai adalah terlepasnya plasenta (abruption), edema paru-paru, acute respiratory distress  syndrome (ARDS), hematom pada hati dan pecah, gagal ginjal akut, disseminated intravascular coagulation (DIC), eklampsia, perdarahan intraserebral, dan kematian maternal. Bila kond isi semakin memburuk janin dapat mengalami  Intrauterine Growth Restriction (IUGR) hingga  fetal distress. 1,3  

Transcript of BAB I

2

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Hipertensi yang diinduksi kehamilan adalah gangguan hipertensi yang terjadi pada 5% sampai 7% dari seluruh kehamilan. Ibu melahirkan ini datang ke unit persalinan mulai dari hipertensi gestasional sampai dengan sindrom Haemolysis, elevated liver enzyme and low platelet (HELLP Syndrom).1 Sindrom Hemolysis Elevated Liver enzymes Low Platelets (HELLP) merupakan suatu komplikasi obstetri yang dapat membahayakan nyawa. Sindrom HELLP biasanya dihubungkan dengan kondisi pre eklampsia. Angka kejadian dilaporkan sebesar 0,2-0,6% dari seluruh kehamilan, dan 10-20% terjadi pada pasien dengan komorbid preeklampsia.1,2 Manifestasi klinis pasien dengan sindrom HELLP sangat bervariasi. Secara umum terjadi pada kehamilan multipara, wanita kulit putih, dengan usia kehamilan minimal 35 minggu.3 Sebanyak 20% kasus tidak disertai hipertensi, 30% disertai hipertensi sedang, dan 50% kasus disertai hipertensi berat.1,2 Gejala lainnya adalah nyeri kepala (30%), pandangan kabur, malaise (90%), mual/muntah (30%), nyeri di sekitar perut atas (65%), dan parestesia. Kadang-kadang bisa juga disertai edema.1,3 Kriteria sindrom HELLP adalah Hemolytic Anemia, Elevated Liver enzymes, Low Platelet count. Komplikasi yang dapat menyertai adalah terlepasnya plasenta (abruption), edema paru-paru, acute respiratory distress syndrome (ARDS), hematom pada hati dan pecah, gagal ginjal akut, disseminated intravascular coagulation (DIC), eklampsia, perdarahan intraserebral, dan kematian maternal. Bila kondisi semakin memburuk janin dapat mengalami Intrauterine Growth Restriction (IUGR) hingga fetal distress.1,3

1.1 Batasan MasalahReferat ini membahas tentang Penatalaksanaan Anestesi pada Pasien dengan Hipertensive Emergency in Pregnancy ( HELLP Syndrom)

1.2 Tujuan PenulisanUntuk mengetahui Penatalaksanaan Anestesi pada Pasien dengan Hipertensive Emergency in Pregnancy ( HELLP Syndrom)

1.3 Metode PenulisanReferat ini ditulis dengan menggunakan metode tinjauan pustaka yang merujuk dari berbagai literatur.

1