BAB I

9
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besar untuk kemakmuran rakyat. Mengingat mineral dan batubara sebagai kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi merupakan sumberdaya alam yang tak terbarukan, pengelolaannya perlu dilakukan seoptimal mungkin, efisien, transparan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan, serta berkeadilan agar memperoleh manfaat sebesar-besar kemakmuran rakyat secara berkelanjutan. Sejalan dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2010 Tentang Wilayah 1

description

aaaaaaaaaa

Transcript of BAB I

7

BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar BelakangPasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besar untuk kemakmuran rakyat. Mengingat mineral dan batubara sebagai kekayaan alam yang terkandung di dalam bumi merupakan sumberdaya alam yang tak terbarukan, pengelolaannya perlu dilakukan seoptimal mungkin, efisien, transparan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan, serta berkeadilan agar memperoleh manfaat sebesar-besar kemakmuran rakyat secara berkelanjutan.Sejalan dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2010 Tentang Wilayah Pertambangan, Mineral dan Batubara dipandang perlu melakukan penataan kembali kegiatan usaha pertambangan. Komitmen Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat adalah untuk lebih menciptakan kondisi yang lebih kondusif dan mengembangkan sumberdaya mineral. Dengan demikian, penyusunan kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi dalam memberikan komitmen dukungan pemerintah daerah agar tercipta iklim investasi yang lebih kondusif dari upaya untuk lebih menarik investor dalam pembangunan dan pengembangan pemanfaatan potensi sumberdaya mineral di Jawa Barat. Dalam rangka memfasilitasi hal tersebut, melalui Program Pengembangan Sumberdaya Mineral dan Panas Bumi akan melakukan kegiatan Penataan Wilayah di Kabupaten Tasikmalaya. 1.2Perumusan Masalah1.2.1Identifikasi MasalahDalam pembuatan peta wilayah usaha pertambangan, terlebih dahulu diidentifikasi pokok-pokok permasalahan, antara lain : Sebaran geologinya baik itu mineral logam maupun Non logam. Aspek-aspek yang berkaitan dengan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 2010 tentang wilayah pertambangan. Penyusunan, pembuatan, dan pendeliniasian peta wilayah usaha pertambangan (WUP).1.2.2 PermasalahanDari kondisi identifikasi masalah tersebut maka permasalahan yang akan dibahas adalah penentuan /deliniasi Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) harus memenuhi kriteria sebagai berikut : Memiliki formasi batuan pembawa batubara, formasi batuan pembawa mineral logam, dan/atau formasi batuan pembawa mineral radioaktif, termasuk wilayah lepas pantai berdasarkan peta geologi; Memiliki singkapan geologi untuk mineral radioaktif, mineral logam, batubara, mineral bukan logam, dan/atau batuan Memiliki potensi sumberdaya mineral atau batubara Memiliki 1 (satu) atau jenis mineral termasuk mineral ikutannya dan/atau batubara. Merupakan wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan secara berkelanjutan1.2.3Batasan MasalahDengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka batasan masalah dibatasi pada masalah yang berkaitan dengan wilayah usaha pertambangan yang mengacu pada UU No.4 tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 22 tahun 2010.

1.3Maksud dan TujuanMaksud Kegiatan Penyusunan Wilayah Pertambangan Peta Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) Berdasarkan UU No.4 tahun 2009 adalah menginventarisir seluruh data dan informasi kegiatan usaha pertambangan yang dapat digunakan sebagai dasar penyusunan Wilayah Usaha Pertambangan (WUP). Adapun tujuan kegiatan ini adalah : Menyediakan data dan infomasi lebih detail mengenai potensi Wilayah Usaha Pertambangan (WUP) yang dapat digunakan sebagai dasar penyusunan Wilayah Usaha Pertambangan (WUP). Terevaluasinya Penyiapan Wilayah Usaha Pertambangan dan Penyiapan Wilayah Pertambangan Rakyat beserta potensi di dalamnya. Kajian Penyiapan Wilayah Usaha Pertambangan sebagai bahan kebijakan dalam perijinan Usaha Pertambangan.1.4Metodologi PenelitianDalam penelitian ini, disusun beberapa langkah kerja untuk memudahkan dan merinci kegiatan yang harus dilakukan agar tercapai hasil yang optimal, yaitu :a. Studi literaturDilakukan sebelum dan terus dilakukan selama penelitian. Literatur yang digunakan sebagai acuan tidak hanya sebatas buku namun bahan-bahan lain yang berkaitan erat seperti artikel dan tulisan ilmiah dari internet., UU No.4 tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 22 tahun 2010.b. Pengumpulan data Pengumpulan data meliputi data primer dan sekunder, pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara telaah terhadap laporan penelitian sejenis yang dilakukan sebelumnya. Data tersebut meliputi ; Geologi dan geomorfologi Izin usaha yang telah ada Topografi KependudukanData primer dikumpulkan melalui pengamatan dan pengukuran di lapangan dengan metode yang sesuai dengan data yang diperlukan.c. Pembuatan peta sebaran geologi daerah penyelidikan beserta potensinya.d. Deliniasi wilayah usaha pertambangan.e. Analisis dan evaluasi data deliniasi Wilayah Usaha pertambangan dengan Wilayah Kehutanan, sesuai dengan peraturan pemerintah No. 22 tahun 2010.Secara skema kegiatan penelitian dapat dilihat pada gambar 1.1

Gambar 1.1Skema Kegiatan Penelitian

1.5Sistematika PenulisanUntuk mempermudahkan dalam penulisan serta pemahaman, laporan ini disajikan berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut : BABIPendahuluanPada bab ini disajikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan, ruang lingkup dan metodologi penelitian.BABIITinjauan UmumBab ini membahas mengemukakan tentang kondisi geografi daerah penelitian, iklim, geologi, serta morfologi daerah penelitian.

BAB IIILandasan TeoriBab ini menyajikan teori-teori seputar genesa endapan batubara, metode eksplorasi dan metode estimasi.BAB IVData Lapangan dan PengolahanBab ini menyajikan data yang meliputi proses pengerjaan yaitu Terevaluasinya Penyiapan Wilayah Usaha Pertambangan, dan kajian evaluasi Penyiapan Wilayah Usaha Pertambangan dan sebagai bahan kebijakan dalam perijinan Usaha Pertambangan.BAB VAnalisisBab ini membahas mengenai analisis pengolahan data pada Bab IV.BAB VIKesimpulan dan SaranBab ini merupakan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang dilakukan.1