BAB I
-
Upload
eva-natalia-manullang -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
description
Transcript of BAB I
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik
yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima, serta cerdas.
UNICEF (United Nations Children's Fund) menyatakan bahwa pembangunan
kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain
diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin.1
Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10 % dari
seluruh populasi, maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh
kembang balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu stimulasi yang
memadai, ketersediaan pelayanan kesehatan dan asupan gizi yang baik. Ditinjau
dari sudut masalah kesehatan dan gizi, maka balita termasuk dalam golongan
masyarakat kelompok rentan gizi, yaitu kelompok masyarakat yang paling
mudah menderita kelainan gizi, sedangkan pada saat ini mereka sedang
mengalami proses pertumbuhan yang relatif pesat.1
Timbulnya masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan
masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan
medis dan pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi disamping merupakan
sindroma kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di
-
2
tingkat rumah tangga, juga merupakan aspek pengetahuan, sikap dan perilaku
yang kurang mendukung pola hidup sehat. Kurang gizi akan menyebabkan
kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan
produktivitas, menurunkan daya tahan tubuh, meningkatkan kesakitan dan
kematian.1
Di Jawa Tengah pada tahun 2008 anak balita yang berada di bawah garis
merah (BGM) sebanyak 2,99 %. Ini Merupakan angka yang cukup rendah
dibandingkan dengan target nasional. Secara rata-rata di provinsi Jawa Tengah
cakupan Balita BGM berfluktuasi dari tahun 2006 sebesar 1,97%, tahun 2007
turun menjadi 1,52%, dan tahun 2008 naik menhadi 2,99%.2
Dari data SPM dapat diketahui cakupan Balita BGM di Puskesmas Grabag I
Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang periode Januari-Desember 2011 adalah
2,48%, sehingga angka pencapaian Balita BGM sebesar 60,50%. Angka
pencapaian ini kurang dari 100% maka hal ini merupakan masalah, sehingga
perlu dicari penyebab masalah tersebut dan dicari cara pemecahan masalah yang
terbaik. Desa Sambungrejo Kecamatan Grabag adalah desa dengan cakupan
BGM tertinggi yaitu 5, 7%, jauh lebih tinggi dari target Dinas Kesehatan dimana
1,5%, sehingga perlu dilakukan analisis kemungkinan penyebabnya.
B. Perumusan Masalah
Setelah menganalisa SPM pada program gizi balita dibawah garis
merah yang ditangin selama tahun 2014, didapatkan prumusan
masalah sebagai berikut:
-
3
1. Apa saja faktor yang menyebabkan cakupan Balita Bawah Garis
Merah di puskesmas Kuningan Barat pada tahun 2014 tidak
mencapai target?
2. Apa alternative pemecahan masalah yang dapat dilakukan sesuai
penyebab masalah?
3. Apa saja kegiatan atau plain of action untuk mmemecahkan
masalh tersebut?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Menganalisa dan mengetahui penyebab tidak tercapainya target pada
cakupan Balita BGM berdasarkan SPM di puskesmas Kuningan Barat
tahun 2014
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui penyebab tidak tercapainya target pada cakupan balita
BGM berdasarkan SPM di Puskesmas Kuningan Barat.
b. Menganalisis masalah BGM melalui pendekatan sistem
c. Menganalisis dan menentukan alternative pemecahan masalah
BGM.
d. Menyusun Plan Of Action untuk membantu menyelesaikan masalah
yang terkait.
D. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Mahasiswa :
a. Sebagai syarat untuk mengikuti ujian kepaniteraan klinik Ilmu
kesehatan Masyarakat.
b. Mengetahui sistem manajemen puskesmas secara keseluruhan.
c. Mengetahui upaya-upaya pokok maupun tambahan yang ada di
puskesmas.
d. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang
ditemukan di dalam program puskesmas.
2. Bagi Puskesmas :
a. Mengetahui upaya puskesmas yang belum memenuhi target SPM.
-
4
b. Membantu Puskesmas dalam mengidentifikasi penyebab dari upaya
puskesmas yang belum memenuhi target SPM.
c. Membantu Puskesmas dalam memberikan alternatif penyelesaian
terhadap masalah tersebut.
E. Metodologi Penulisan
1. Jenis Data
Data diambil dari data primer dan data sekunder yang didapatkan di
Puskesmas Kuningan Barat. Data primer diperoleh dari wawancara dengan
kepala puskesmas, staf, dan para pemegang program serta pengamatan
langsung tentang pelaksanaan manajemen, yang berupa pelaksanaan proses
manajemen (P1/ Perencanaan, P2/ Penggerakkan dan Pelaksanaan, serta P3/
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian). Data sekunder diperoleh dari
SIMPUS (Sistem Informasi Puskesmas) dan laporan hasil kegiatan
puskesmas.
Data hasil kegiatan yang diperoleh kemudian dianalisa dengan
membandingkan dengan SPM. Hasil kegiatan dengan pencapaian yang
kurang dari 100% berdasarkan SPM merupakan masalah. Dari berbagai
masalah tersebut dilakukan upaya pemecahan dengan menerapkan metode
algoritma problem solving cycle, yaitu setelah dilakukan identifikasi masalah
maka selanjutnya melakukan penentuan prioritas masalah dengan
menggunakan metode Hanlon Kuantitatif. Kemudian diambil salah satu
program bermasalah yang akan dipecahkan. Langkah selanjutnya dilakukan
analisa penyebab dengan mempergunakan diagram Fish Bone Analysis
berdasarkan pendekatan sistem untuk mencari kemungkinan penyebab. Dari
berbagai kemungkinan penyebab kemudian dilakukan konfirmasi untuk
mencari penyebab yang paling mungkin. Kemudian ditentukan alternatif
pemecahan masalah berdasarkan masalah yang ditentukan. Berdasarkan
penyebab masalah yang paling mungkin tersebut, ditentukan prioritas
pemecahan masalah dengan menggunakan metode kriteria matriks (MIV/C).
Setelah didapatkan pemecahan masalah terpilih lalu dibuat rencana kegiatan
dalam bentuk POA (Plan Of Action) atau rencana kegiatan.
-
5
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pengkajian yang dilakukan meliputi:
a. Lingkup lokasi : wilayah kerja puskesmas Kelurahan Kuningan
Barat, Jakarta Selatan.
b. Lingkup Waktu : data yang diambil adalah cakupan balita BGM
pada tahun 2014
c. Lingkup Sasaran : balita BGM di Kelurahan Kuningan Barat
d. Lingkup Metode : wawancara terhadap pemegang program gizi,
pencatatan dan pengamatan
3. Definisi Operasional
Tabel 1. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional
1. Balita Anak usia 0-5 tahun
2 Balita BGM Balita yang ditimbang berat badannya berada
dibawah garis merah atau garis merah pada
kartu KMS ( kartu menuju sehat)
3. KMS Kartu yang memuat kurva pertumbuhan anak
berdasarkan indeks antropometri berat badan
menurut umur
4 Sasaran Jumlah balita BGM dikelurahan Kuningan
Barat, Jakarta Selatan tahun 2014
5. Cakupan Persentase hasil perbandingan antara balita
yang BGM dengan balita yang datang dan
ditimbang.
6 Pencapaian Persentase hasil anatara cakupan dibandingkan
dengan target
7 Pengetahuan Tingkat pemahaman masyarakat balita BGM