BAB I_

8
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Paradigma sehat merupakan model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif (Depkes RI, 2005). Sasaran utama pembangunan kesehatan itu salah satunya yaitu kesehatan lingkungan. Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan kehidupan yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya kualitas hidup yang sehat. Menurut Bloom, tingkat derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu: faktor perilaku, genetik, lingkungan dan pelayanan kesehatan. Dalam hal ini jelas bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan manusia. Oleh karena itu perlu adanya perhatian yang serius dalam menangani masalah-masalah kesehatan khususnya kesehatan lingkungan (Notoadmojo, 2005).

description

bab I

Transcript of BAB I_

5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Paradigma sehat merupakan model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan mereka sendiri melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif (Depkes RI, 2005).

Sasaran utama pembangunan kesehatan itu salah satunya yaitu kesehatan lingkungan. Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan kehidupan yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya kualitas hidup yang sehat. Menurut Bloom, tingkat derajat kesehatan manusia dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu: faktor perilaku, genetik, lingkungan dan pelayanan kesehatan. Dalam hal ini jelas bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan manusia. Oleh karena itu perlu adanya perhatian yang serius dalam menangani masalah-masalah kesehatan khususnya kesehatan lingkungan (Notoadmojo, 2005).

Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya pada pembuangan tinja merupakan salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang perlu mendapatkan prioritas. Penyediaan sarana pembuangan tinja masyarakat terutama dalam pelaksanaannya tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya sangat erat kaitannya dengan perilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan pendidikan (Chandra B, 2007).

(1)Pembuangan tinja perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan satu bahan buangan yang banyak mendatangkan masalah dalam bidang kesehatan dan sebagai media bibit penyakit, seperti diare, typhus, muntaber, disentri, cacingan dan gatal-gatal. Selain itu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk serta estetika (Chandra B, 2007).

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana teknik Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan suatu wilayah atau sebagian wilayah kecamatan. Puskesmas sebagai unit organisasi fungsional dibidang kesehatan dasar yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, membina peran serta masyarakat dan pelayanan kesehatan dasar secara menyeluruh dan terpadu. Pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas meliputi upaya preventif (pencegahan kesehatan), promotif (peningkatan kesehatan), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).

Puskesmas Kersik Tuo adalah Puskesmas Rawat Inap yang berada di Kabupaten Kerinci. Puskesmas Kersik Tuo melakukan beberapa pendekatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang berada dalam wilayah kerjanya. Salah satu caranya yaitu dengan membentuk struktur organisasi yang terdiri dari beberapa bidang yang salah satunya adalah bidang Kesehatan Lingkungan.

Tugas dari seksi bidang Kesehatan Lingkungan adalah menyusun rencanan kegiatan program kesehatan lingkungan, yang salah satunya terkait kepemilikan jamban sehat. Menurut data dari Puskesmas Kersik Tuo Kec. Kayu Aro Kab. Kerinci tentang kepemilikan jamban, dari Jumlah 5054 KK yang berhasil didata, yang memiliki jamban sehat permanen (JSP) 2328 KK, jamban sehat semi permanen (JSSP) 280 KK, shering atau masih menumpang 1.348 KK yang belum memiliki jamban 1.098 KK. Untuk Masyarakat yang tidak memiliki jamban ini lebih memilih untuk buang air besar di tempat-tempat terbuka seperti semak-semak, kebun ataupun sungai dan laut karena mereka menganggap hal itu lebih praktis serta mereka juga tidak terbiasa buang air di jamban. Alasan utama lainnya yang mereka kemukakan adalah faktor dana yang tidak mencukupi untuk pembuatan jamban di rumah mereka. Namun keadaan seperti ini cukup mengkhawatirkan karena kebiasaan seperti ini dapat mencemari sumber air sekitar.

Dengan melihat kondisi tersebut maka untuk meningkatkan kinerja jajaran kesehatan mulai dari tingkat propinsi, kabupatan/ kota sampai ke tingkat puskesmas dengan menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakatnya untuk mewujudkan masyarakat yang sadar lingkungan dengan merubah pola pikir perilaku hidup bersih dan sehat agar terhindar dari berbagai penyakit yang berbasis lingkungan seperti: infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), penyakit kulit, diare, demam berdarah, malaria dan lain sebagainya dengan media penyuluhan serta didukung dengan peralatan pemantauan kualitas kesehatan lingkungan yang memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitas dengan tidak mengenyampingkan sumber daya manusia yang ada.

Kementrian Kesehatan khususnya Direktorat Penyehatan Lingkungan bersama Pokja WASPOLA mengembangkan teknik pendekatan perilaku hidup bersih dan sehat, yaitu dengan pendekatan Community Led Total Sanitation (CLTS) atau istilah lain adalah Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Pendekatan CLTS ini menitikberatkan kepada fasilitasi atas suatu proses untuk menyemangati serta memberdayakan masyarakat setempat untuk tidak buang air besar di tempat terbuka serta membangun dan menggunakan jamban atas kemauan sendiri tanpa subsidi dari luar. Melalui pendekatan CLTS anggota masyarakat diajak menganalisis masalah sekaligus mencari solusinya sendiri.

Upaya untuk meningkatkan akses jamban yang telah dilakukan oleh tenaga kesehatan Puskesmas Kersik Tuo yaitu melalui program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Masih kurangnya pemanfaatan jamban sehat di wilayah kerja Puskesmas Kersik Tuo, sehingga perlu dilakukan upaya- upaya dan terobosan nyata yang harus dilakukan, salah satu tindakan yang perlu dilakukan adalah melalui pembuatan instruksi dari pihak Puskesmas Kersik Tuo yang kemudian disosialisasikan kepada masyarakat. Instruksi tersebut berisi tentang pemicuaan kedesa-desa untuk menggugah masyarakat untuk mau melakukan perubahan prilaku sehari-hari dari yang tidak baik menjadi baik, misalnya dengan tidak Buang Air Besar sembarangan, menggugah masyarakat untuk mau membangun jamban sehat.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka dalam laporan ini akan dikaji tentang Tinjauan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat sebagai Upaya Peningkatan Akses Jamban di Wilayah Kerja Puskesmas Kersik Tuo Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci Tahun 2015.

B.Tujuaan

1. Tujuaan Umum

Mengetahui Tinjauan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Puskesmas Kersik Tuo Kecamatan Kayu Aro Kabupaten Kerinci Tahun 2015

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui Gambaran Umum Puskesmas Kersik Tuo

b. Mengetahui Gambaran Program Kesling di Puskesmas Kersik Tuo

c. Mengetahui Perencanaan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Puskesmas Kersik Tuo

d. Mengetahui Pengorganisasian Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Puskesmas Kersik Tuo

e. Mengetahui Pelaksanaan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Puskesmas Kersik Tuo

f. Mengetahui Monitoring dan Evaluasi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat untuk Peningkatan Penggunaan Jamban di Puskesmas Kersik Tuo

C.Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

a. Memperoleh pengalaman belajar melalui keterlibatan langsung di puskesmas

b. Memperkaya pengetahuan dan pengalaman dalam dunia kerja

c. Menerapkan dan mengaplikasikan ilmu-ilmu yang didapat di bangku kuliah dalam perencanaan intervensi program di puskesmas

2. Bagi Puskesmas

Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Kersik Tuo dalam pembuatan rencana program dan pemantauan wilayah setempat untuk memantau kegiatan di lapangan.

3. Bagi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

a. Melalui mahasiswa dan dosen pembimbing, diperoleh umpan balik sebagai bahan pengayaan materi kuliah dan penyempurnaan kurikulum

b. Meningkatkan kerja sama antara universitas khususnya program studi ilmu kesehatan masyarakat dengan puskesmas Kersik Tuo

D.Ruang Lingkup

1. Gambaran Puskesmas Kersik Tuo Kec.Kayu Aro Kab.Kerinci

2. Gambaran Bidang Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Kersik Tuo Khususnya Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

3. Gambaran Perencanaan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Puskesmas Kersik Tuo

4. Gambaran Perorganisasiaan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Puskesmas Kersik Tuo

5. Gambaran Pelaksanaan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Puskesmas Kersik Tuo

6. Gambaran Monitoring dan Evaluasi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Puskesmas Kersik Tuo.