BAB I

21
 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional pada hakekatnya bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia yang berdasarkan  pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Tentunya pembangunan tersebut diupayakan dalam berbagai aspek, seperti aspek keagamaan, sosial budaya dan  juga aspek pendidikan. Pemerataan dalam pembangunan serta hasil-hasilnya, ditentukan oleh manusianya sendiri sebagai pemeran dalam pembangunan. Hal ini dapat dikaitkan dengan sikap mental dan pola pikir yang bertujuan kepada rasa cinta terhadap tanah air. Oleh karena itu seperti yang diungk apkan H. M Arifin (1993:84),  bahwa pendidikan agama sebagai salah satu aspek dasar dari pendidikan nasional dan harus mampu menjabarkan makna dari hakekat pembangunan nasional tersebut dengan bahasa operasional yang baik. Agama merupakan satu jalan bagi manusia dalam rang ka mencapai kebahagiaan hidup, sebagai pegangan dan pengendali hidup manusia guna mencapai kehidupan yang lebih baik dan sempurna. Mengingat betapa pentingnya  peran agama terhadap kehidupan manusia, maka agama itu bukan hanya untuk dipahami tetapi juga harus diyakini dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga benar-benar menjadi suatu sikap dalam kehidupan. Salah satu upaya untuk mencapai hal tersebut adalah melalui Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam ialah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum Islam 1

Transcript of BAB I

5/9/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 1/21

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional pada hakekatnya bertujuan untuk membangun

manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia yang berdasarkan

 pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Tentunya pembangunan tersebut

diupayakan dalam berbagai aspek, seperti aspek keagamaan, sosial budaya dan

 juga aspek pendidikan.

Pemerataan dalam pembangunan serta hasil-hasilnya, ditentukan oleh

manusianya sendiri sebagai pemeran dalam pembangunan. Hal ini dapat dikaitkan

dengan sikap mental dan pola pikir yang bertujuan kepada rasa cinta terhadap

tanah air. Oleh karena itu seperti yang diungkapkan H. M Arifin (1993:84),

 bahwa pendidikan agama sebagai salah satu aspek dasar dari pendidikan nasional

dan harus mampu menjabarkan makna dari hakekat pembangunan nasional

tersebut dengan bahasa operasional yang baik.

Agama merupakan satu jalan bagi manusia dalam rangka mencapai

kebahagiaan hidup, sebagai pegangan dan pengendali hidup manusia guna

mencapai kehidupan yang lebih baik dan sempurna. Mengingat betapa pentingnya

 peran agama terhadap kehidupan manusia, maka agama itu bukan hanya untuk 

dipahami tetapi juga harus diyakini dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari

sehingga benar-benar menjadi suatu sikap dalam kehidupan. Salah satu upaya

untuk mencapai hal tersebut adalah melalui Pendidikan Agama Islam. Pendidikan

Agama Islam ialah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum Islam

1

5/9/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 2/21

menuju kepada terbentuknya kepribadian yang utama menurut ukuran-ukuran

agama Islam (Ahmad D. Marimba, 1989:23).

Dari pengertian di atas, maka jelas bahwa Pendidikan Agama Islam

 bertujuan untuk menanamkan ketaqwaan dan akhlak serta menegakkan kebenaran

dalam rangka membentuk kepribadian manusia yang luhur menurut ajaran agama

Islam. Aktivitas yang berlangsung untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut

ialah melalui proses belajar mengajar. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya

 pencapaian pendidikan menurut Slameto (1995:1) tergantung pada banyaknya

 proses belajar mengajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Dalam konteks

 pendidikan yang formal, proses belajar diarahkan pada perilaku kognitif, afektif 

dan psikomotor anak didik. Salah satu indikator pencapaian tujuan tersebut ialah

dengan adanya tingkat prestasi yang dicapai siswa dalam belajar.

Pendidikan merupakan suatu proses belajar yang di dalamnya terkait

 beberapa komponen yang saling mempengaruhi meliputi aspek pendidik, anak 

didik, sarana atau alat, tempat belajar dan tujuan pendidikan. Dalam pencapaian

tujuan pendidikan selalu dihadapkan kepada berbagai aspek yang sangat

mempengaruhi baik dari luar maupun dari dalam diri siswa itu sendiri.

Faktor yang berasal dari dalam meliputi faktor jasmaniah, psikologis dan

kelelahan, sedangkan faktor dari luar meliputi faktor keluarga, sekolah, dan sosial

masyarakat (Slameto, 1988:56). Salah satu faktor yang dapat menunjang

keberhasilan belajar siswa adalah faktor keluarga, orang tua memegang peranan

yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan pendidikan sebelum anak 

mengenal dan memasuki bangku sekolah. Pendidikan agama yang diterapkan

orang tua kepada anak pra sekolah dengan penuh kasih sayang dan tanggung

2

5/9/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 3/21

 jawab yang tinggi akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan

mental anak setelah memasuki jenjang pendidikan formal.

Pada hakekatnya, keluarga merupakan lembaga sosial terkecil dari

sekelompok manusia yang hidup bersama karena ikatan perkawinan, yakni suami,

istri dan anak-anaknya. Dengan kata lain keluarga merupakan ikatan perkawinan

sebagai kenyataan moral dan biologis yang melaksanakan berbagai tugas. Orang

tua adalah pendidik pertama dan utama bagi anaknya, karena ia lahir dan besar di

tengah-tengah keluarga. Sebelum orang lain mendidik anaknya, maka orang

tuanyalah yang mendidik terlebih dahulu, karena anak yang dilahirkan dalam

keluarga adalah amanah Allah dan harus ditunaikan oleh kedua orang tua. Orang

tua yang bertanggung jawab dalam mendidik anaknya harus berusaha dengan cara

yang benar dan mampu menyisihkan waktu untuk kepentingan anak dari waktu

yang dipergunakan untuk mencari nafkah dan mengembangkan karir.

Sejalan dengan kewajiban dan tanggung jawab orang tua, bentuk usaha

dan perhatian yang diberikan orang tua adalah dengan menyediakan fasilitas

 belajar bagi anaknya. Setiap orang tua menginginkan anaknya mencapai prestasi

yang baik dan memuaskan. Di samping menyediakan fasilitas belajar, orang tua

 bertugas memotivasi anaknya agar belajar dengan teratur. Untuk memotivasi

 belajar anaknya, banyak faktor yang mempengaruhi terhadap eksistensi orang tua

sebagai pendidik pertama dan utama, yaitu status akademis, sosial ekonomi, pola

 pendidikan dalam keluarga, dan sikap orang tua terhadap pendidikan. Status

akademis akan menentukan kemampuan orang tua dalam memberikan informasi-

informasi tentang bahan pelajaran di sekolah yang diperlukan oleh anak. Status

sosial orang tua dan anak pada suatu ketika dapat menentukan sikap mereka

3

5/9/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 4/21

terhadap pendidikan. Status ekonomi dapat menentukan keluarga dalam

menyediakan fasilitas yang diperlukan anak dalam menelaah bahan-bahan

 pelajaran.

Sementara itu, berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan

 penulis di MTS-SA Bani Mahfud Pamulihan Sumedang, menurut keterangan

kepala sekolah bahwa dilihat dari status akademis atau tingkat pendidikan orang

tua siswa beraneka ragam, 3% lulusan Perguruan Tinggi, 10% lulusan SLTA,

20% lulusan SLTP dan sisanya lulusan Sekolah Dasar. Sedangkan dilihat status

ekonomi atau tingkat pendapatan orang tua diperoleh data : 17% sebagai Pegawai

 Negeri, 15% sebagai pegawai swasta, 25% sebagai pedagang dan sisanya petani.

 Namun dipihak lain, menurut guru bidang studi PAI, bahwa aktivitas

 belajar siswa dalam mata pelajaran PAI relatif tinggi. Hal ini dibuktikan dalam

 proses belajar mengajar, sebagian siswa sering mengajukan pertanyaan dan

 pendapat, sebagian lagi kadang-kadang dan sisanya terkesan fasif. Ketika guru

agama memberikan tugas atau pekerjaan rumah, hampir secara keseluruhan siswa

mengerjakan dengan baik.

Dua sisi fenomena empirik di atas, yaitu relatif rendahnya tingkat

 pendidikan dan ekonomi orang tua dengan relatif tingginya aktivitas siswa dalam

 bidang studi PAI, mengundang penulis untuk mengadakan penelitian dengan

 judul: Tanggapan Siswa Terhadap Atensi Orang Tua Dalam Penyediaan

Fasilitas Belajar Di Rumah Pengaruhnya Terhadap Prestasi Kognitif 

Mereka Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam (Penelitian di MTS-

SA Bani Mahfud Pamulihan Sumedang).

4

5/9/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 5/21

A. Perumusan Masalah

Inti permasalahan yang terungkap pada latar belakang di atas adalah

seberapa tinggi pengaruh tanggapan siswa tentang atensi orang tua dalam

 penyediaan fasilitas belajar di rumah terhadap prestasi kognitif mereka. Dari inti

masalah ini, paling tidak penulis dapat mengembangkan ke dalam tiga rumusan

 pertanyaan, yaitu:

1. Bagaimana tanggapan siswa kelas II MTS-SA Bani Mahfud

Pamulihan tentang atensi orang tua mereka dalam penyediaan fasilitas belajar 

di rumah ?

2. Bagaimana tingkat prestasi kognitif yang dicapai mereka pada

 bidang studi Pendidikan Agama Islam ?

3. Bagaimana hubungan antara tanggapan siswa kelas II MTS-SA

Bani Mahfud Pamulihan tentang atensi orang tua dalam penyediaan fasilitas

 belajar di rumah terhadap prestasi kognitif mereka pada bidang studi

Pendidikan Agama Islam ?

Guna memberikan penjelasan terhadap judul penelitian ini, penulis akan

memberikan batasan pengertian pada beberapa istilah yang digunakan, yaitu:

Kata Tanggapan merupakan bentuk kata abstrak yang secara etimologis

menurut KBBI diartikan dengan: (1) cerapan apa yang diperoleh panca indera, (2)

respon terhadap sesuatu dan (3) sambutan atau reaksi terhadap suatu peristiwa.

Kata Atensi berasal dari bahasa Inggris yaitu attention berarti perhatian.

Objek dari perhatian ini adalah fasilitas belajar yang disediakan orang tua untuk 

anak mereka sebagai penunjang dalam proses belajar. Fasilitas ialah segala hal

5

5/9/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 6/21

yang memudahkan, yakni segala sesuatu yang telah ada untuk dipergunakan

sebaik-baiknya.

Kata Pengaruh pada dasarnya dimaksudkan untuk mengetahui kadar 

hubungan antara kedua variabel dengan menggunakan statistik korelasioner 

sebagai alat analisisnya. Kata inilah yang sebenarnya melandasi inti permasalahan

 pada rumusan ini dan sekaligus untuk memenuhi tuntutan alat analisis yang

dipergunakan.

Kata Prestasi dapat didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai oleh

seseorang setelah melakukan atau mengerjakan suatu proses perbuatan

B. Tujuan Penelitian

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban dari

 pokok permasalahan yang ada dalam penelitian. Dengan demikian, penelitian ini

 bertujuan untuk:

1. Mengetahui tanggapan siswa kelas II MTS-SA Bani Mahfud

Pamulihan tentang atensi orang tua mereka dalam penyediaan fasilitas belajar 

di rumah

2. Mengetahui prestasi siswa kelas II MTS-SA Bani Mahfud

Pamulihan pada bidang studi Pendidikan Agama Islam

3. Mengetahui hubungan antara tanggapan siswa kelas II MTS-SA

Bani Mahfud Pamulihan tentang atensi orang tua dalam penyediaan fasilitas

 belajar di rumah terhadap prestasi kognitif mereka pada bidang studi

Pendidikan Agama Islam.

6

5/9/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 7/21

C. Kerangka Pemikiran

Keberhasilan dari proses belajar mengajar dapat terlihat dari prestasi yang

dicapai siswa. Prestasi menurut Abin Syansudin (Yies Sa’diyah, 1991:81) adalah:

Prestasi adalah kecakapan nyata yang menunjukan kepada aspek 

kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji, karena merupakan hasil

usaha yang bersangkutan dengan cara, bahan dan dalam hal-hal tertentu yang

dialaminya.

Prestasi belajar menurut Oemar Hamalik (1991:189) akan terlihat dan

tampak dengan adanya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diukur 

dan diamati dalam bentuk tingkah laku, perubahan sikap siswa dan memiliki

keterampilan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yang dialaminya di

sekolah.

Dengan demikian, keberhasilan dari suatu proses belajar dapat diukur 

 berdasarkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor anak didik. Tingkat kemajuan

ini biasanya dapat terlihat dari hasil pendapatan nilai yang dicapai melalui proses

 belajar mengajar pada bidang studi yang bersangkutan dan merupakan hasil

 penilaian yang dilaksanakan guru. Dalam penelitian ini penulis lebih

memfokuskan pada hasil belajar yang dicapai siswa pada aspek kognitif saja.

Keberhasilan siswa dalam hasil belajar tidak terlepas dari adanya faktor 

 penunjang lain, seperti adanya fasilitas belajar yang disediakan orang tua, baik 

untuk belajar di sekolah maupun di rumah. Adanya fasilitas yang memadai tidak 

mungkin akan menjadi penunjang bagi keberhasilan belajar siswa tanpa adanya

kemauan siswa tersebut untuk mempergunakannya dengan baik. Penyediaan

fasilitas belajar di rumah tidak akan sepenuhnya menjamin terhadap prestasi yang

7

5/9/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 8/21

dicapai siswa itu baik tanpa dibarengi kesadaran siswa untuk memanfaatkan

fasilitas yang ada dengan sebaik-baiknya. Sejalan dengan masalah ini, Moh Surya

(1993:80) mengemukakan bahwa perlu sekali diperhatikan masalah fasilitas fisik 

sarana belajar seperti ukuran tempat belajar, pengaturan cahaya, ventilasi, suasana

tempat, serta alat-alat belajar seperti buku dan alat lainnya. Hal tersebut

memungkinkan siswa akan lebih bersemangat dalam kegiatan belajarnya, baik 

dalam mengikuti proses belajar mengajar yang diadakan di sekolah maupun dalam

 pengerjaan tugas di rumah.

Selain itu menurut Hadari Nawawi (1993:186), orang tua berkewajiban

memotivasi serta memberikan kesempatan kepada anaknya mengerjakan sendiri

dan berpartisifasi dalam melaksanakan kegiatan keagamaan dalam keluarga dan

masyarakat untuk mendapatkan pengalaman secara langsung. Pada kenyataannya

masih banyak orang tua yang selalu memaksakan kehendak kepada anaknya

walaupun anak tersebut telah memberikan penolakan secara halus. Jadi anak tidak 

memiliki kebebasan untuk menumbuhkan dan menciptakan kreasi baru sebagai

dinamika manusia yang ingin maju dan menemukan hal-hal baru. Oleh karena itu

orang tua tidak perlu mengekang anaknya untuk bersosialisasi dengan lingkungan

dalam rangka menimba ilmu pengetahuan, baik agama maupun umum.

Bertolak dari permasalahan di atas, mengingat ada dua variabel yang

terlibat di dalamnya yaitu variabel tanggapan siswa terhadap atensi orang tua

dalam penyediaan fasilitas belajar di rumah sebagai variabel X, dan variabel

 prestasi kognitif mereka pada bidang studi PAI sebagai variabel Y, maka untuk 

mengetahui keterkaitan antara keduanya tentu harus jelas dahulu keberadaan

masing-masing variabel tersebut. Hal ini adalah untuk lebih terfokusnya arah

8

5/9/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 9/21

 penelitian, sehingga nantinya hasil penelitian yang diperoleh merupakan jawaban

dari pertanyaan masalah yang diajukan.

Variabel pertama dari pembahasan ini ialah tanggapan siswa terhadap

atensi orang tua dalam penyediaan fasilitas belajar di rumah, dan sebagai variabel

independen atau bebas. Pada variabel ini, pengangkatan datanya diarahkan pada:

(1) sarana/ alat belajar, (2) buku pelajaran, (3) alat yang berkaitan dengan tugas,

dan (4) penyediaan kesempatan komunikasi.

Variabel kedua membahas tentang prestasi kognitif siswa pada bidang

studi Pendidikan Agama Islam sebagai variabel dependen atau terikat. Untuk 

mendalami variabel ini, penulis mengacu pada pendapat Bloom (W.S Winkel,

1996:246) yang diarahkan pada: (1) Pengetahuan, (2) Pemahaman, (3) Penerapan,

(4) Analisis, (5) Sintesis, dan (6) Evaluasi.

Untuk lebih jelasnya hubungan antara kedua variabel di atas, dapat

dideskripsikan dan digambarkan dalam bentuk diagram di bawah ini:

 

9

ANALISIS KORELASIONER 

FASILITAS BELAJAR 

YANG DISEDIAKAN

ORANG TUA (X)

Sarana dan alat belajar 

Buku pelajaran

Alat yang berkaitan

dengan tugas

Penyediaan kesempatan

komunikasi

PRESTASI KOGNITIF

SISWA BIDANG

STUDI PAI (Y)

1. Pengetahuan

2. Pemahaman

3. Penerapan

4. Analisis

5. Sintesis

6. Evaluasi

SISWA SEBAGAI RESPONDEN

5/9/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 10/21

D. Hipotesis

Hipotesis menurut Winarno Surakhmad (1994:68), ialah suatu jawaban

duga dianggap besar kemungkinannya untuk menjadi jawaban yang benar.

Sedangkan menurut Arikunto (1993:62), hipotesis adalah suatu jawaban yang

 bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpul.

Sementara penulis akan meneliti dua variabel, yaitu tanggapan siswa

terhadap atensi orang tua dalam penyediaan fasilitas belajar di rumah sebagai

variabel X dan prestasi kognitif siswa pada bidang studi PAI sebagai variabel Y.

Jika ternyata pada pembuktiannya hipotesisi nol (Ho) yang muncul, maka tidak 

ada korelasi antara variabel X dengan variabel Y. Akan tetapi bila Ha maka

terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y, artinya

semakin positif tanggapan siswa terhadap atensi orang tua dalam penyediaan

fasilitas belajar di rrumah, maka semakin baik pula prestasi kognitif mereka pada

 bidang studi Pendidikan Agama Islam.

Pembuktian hipotesis ini dilakukan secara korelasi dengan menguji

hipotesis nol pada taraf signifikan 5% dan kriteria pengujian berpedoman pada:

apabila thitung lebih besar dari tabel maka hipotesis nol ditolak dan terdapat korelasi

yang signifikan. Sedangkan apabila thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis nol

(Ho) diterima dan tidak terdapat korelasi antara variabel X dengan variabel Y

E. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan Jenis Data

10

5/9/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 11/21

Jenis data dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif dan

kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dan observasi,

sedangkan data kuantitatif diperoleh dari teknik angket dan tes.

2. Menentukan Sumber Data

. a. Penentuan lokasi penelitian

1) Penelitian ini mengambil lokasi di MTS-SA Bani Mahfud

Pamulihan Sumedang

2) Lokasi ini sengaja dipilih karena di sekolah ini terdapat

masalah dan data-data yang diperlukan serta memang lokasi ini tidak begitu

 jauh dari tempat tinggal penulis.

b. Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II MTS-SA

Bani Mahfud Pamulihan Sumedang tahun ajaran 2010/2011 120 orang siswa dari

3 kelas. Karena keterbatasan biaya dan waktu, maka penelitian ini memakai

sampel. Adapun jenis sampel yang digunakan adalah sampel random atau sampel

acak. Menurut Arikunto (1993:107) sampel ini dikumpulkan dengan mencampur 

subjek-subjek di dalam populasi.

Untuk menghitung jumlah populasi yang akan dijadikan sampel, penulis

 berpedoman pada Arikunto (1993:107) yang menerangkan bahwa:

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian

 populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-

15% atau antara 25% atau lebih.

Dalam penelitian ini, sampel yang penulis tentukan adalah 50% dari

 populasi Maka dari jumlah populasi sebanyak 120 siswa diperoleh sampel 60

siswa, dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan tehnik random sampling.

Tehnik ini menurut Surakhmad (1994:96) dilakukan dengan jalan menarik setiap

11

5/9/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 12/21

unit (unsur) calon sampel secara lotre. Untuk lebih jelasnya mengenai populasi

dan sampel ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

TABEL 1

POPULASI DAN SAMPEL

No Kelas Jumlah Populasi Jumlah Sampel

1 II A 40 orang 22 orang

2 II B 42 orang 20 orang

3 II C 38 orang 18 orang

Jumlah 120 orang 60 orang

c. Sumber Data

Sumber data lain yang digunakan adalah kepala sekolah, guru bidang

studi PAI, dan staf tata Usaha (TU).

3. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif, yaitu metode yang mengorientasikan bidang kerjanya untuk 

memecahkan masalah faktual. Disamping itu, metode deskriftif mempunyai ciri

 bahwa data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, kemudian

dianalisis (Surakhmad 1990 : 140).

Dalam pengumpulan data guna melengkapi penelitian yang dilaksanakan,

maka penulis menggunakan berbagai teknik penelitian, yaitu:

12

5/9/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 13/21

1. Studi kepustakaan

Yaitu mempelajari buku-buku untuk mengungkapkan teori-teori dan

konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

2. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap

objek penelitian. Sedangkan menyalin dokumen dilaksanakan guna mengetahui

seluk beluk objek penelitian yang tidak dapat dilakukan dengan cara observasi,

seperti keadaan gedung sekolah.

3. Wawancara.

Wawancara dilakuakan terhadap kepala sekolah, dan guru-guru yang

 bersangkutan.

4. Angket

Teknik angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

 bentuk jawaban tertutup, responden tinggal memilih salah satu alternatif jawaban

yang paling sesuai dengan pendapatnya. Angket ini diberikan kepada siswa

sebagai responden untuk mengumpulkan data mengenai tanggapan siswa tentang

atensi orang tua dalam penyediaan fasilitas belajar di rumah.

5. Tes

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau

mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang telah

ditentukan (Arikunto, 1993 : 51). Tes ini ditujukan kepada siswa untuk mengukur 

kemampuan siswa dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam pada aspek 

kognitif. Tes yang penulis gunakan adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda.

13

5/9/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 14/21

Sedangkan untuk mengetahui prestasi kognitif mereka pada bidang studi

PAI, penulis mengadakan tes tulisan sebanyak 25 item dengan bentuk soal tes

objektif dan pilihan ganda yang diberikan pada 60 responden. Untuk setiap butir 

soal dalam jawaban yang benar diberi skor 1, kalau jawaban salah maka diberi

skor nol. Untuk memberikan skor tersebut digunakan rumus:

 

Ket: S = skor yang diperoleh

R = jawaban yang benar 

W = jawaban yang salah

Wt = weight/bobot

N = nilai option

1 = bilangan tetap, ( Wayan Nurkancana dan PPN Sumartana, 1986:67).

Sedangkan untuk penilaian skor tersebut, penulis menggunakan skala lima,

yaitu :

Tingkat penguasaan Nilai

90% - 100% Baik sekali

80% - 89% Baik  

65% - 79% Cukup

55% - 64% Kurang

0% - 54% Kurang sekali

(Wayan Nurkancana dan PPN Sumartana,1986:80)

6. Pengolahan Data

Setelah data itu terkumpul, maka langkah berikutnya adalah mengolah

data. Data yang diperoleh ada dua jenis, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data

kualitatif adalah data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara, dan akan

dikaji melalui tata pikir ilmiah yakni dengan mengadakan penarikan kesimpulan

14

Wtx1n

WR S ∑   

 

  

 −

−=

5/9/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 15/21

secara logis, sistematis bersdasarkan kaidah logika yang benar. Sedangkan data

kuantitatif adalah data yang diangkakan melalui angket dan hasil tes. Data ini

diolah dengan statistik, melalui prosedur sebgai berikut:

1. Menentukan kriteria tinggi rendahnya kualifikasi tanggapan

siswa terhadap atensi orang tua dalam penyediaan fasilitas belajar di rumah.

Untuk mengetahui tinggi rendahnya akan digunakan jriteria sebagai berikut:

1) 0,5 - 1,5 rendah sekali

2) 1,5 - 2,5 rendah

3) 2,5 - 3,5 sedang

4) 3,5 - 4,5 tinggi

5) 4,5 - 5,5 tinggi sekali

2. Menentukan tinggi rendahnya atau baik kurangnya kualifikasi

 prestasi kognitif mereka pada bidang studi PAI. Untuk mengetahui baik 

kurangnya, digunakan kriteria penilaian skala lima, yaitu:

Tingkat penguasaan Nilai

90% - 100% Baik sekali

80% - 89% Baik  

65% - 79% Cukup

55% - 64% Kurang

0% - 54% Kurang sekali

(Wayan Nurkancana dan PPN Sumartana,1986:80)

3. Membuat daftar distribusi dari variabel X dan variabel Y yang

akan melibatkan proses:

1) Menentukan rentang skor ( R ) dengan rumus:

15

5/9/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 16/21

R = H - L + 1 (Sudjana, 1992 : 47).

2) Menentukan banyaknya kelas interval, dengan rumus :

K = 1 + 3,3 log n (Sudjana, 1992 : 47).

3) Menentukan panjang kelas interval, dengan rumus :

P = R : K (Sudjana, 1992 : 47).

4) Membuat distribusi dari data mentah

4. Menghitung nilai-nilai tendensi sentral, dengan

langkah-langkah :

(1) Mencari nilai rata-rata, dengan menggunakan rumus :

 

(2) Mencari median, dengan rumus :

(A. Hasan Gaos, 1983 :44)

(3) Mencari modus, dengan rumus :

Mo = 3 Me – 2 M (A. Hasan Gaos, 1983 : 44)

(4) Membuat kurva tendensi dengan kriteria sebagai berikut :

Kurva juling ke negatif apabila M < Me < Mo, dan

kurva juling ke positif apabila M > Me > Mo.

Interpretasi kurva juling ke positif adalah sebagian

 besar siswa memperoleh skor di bawah rata-rata.

5. Melakukan uji normalitas, yaitu mengetahui apakah

data itu berdistribusi normal atau tidak, dengan menngunakan chi

kuadrat. Untuk itu diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

(1) Mencari standar deviasi, dengan rumus:

16

( )

1n

MXf SD

2

ii

=

( )w

f 2

 N

LLMe

i

kb−+=

∑=i

ii

xf M

5/9/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 17/21

(Sudjana, 1992 :95)

(2) Membuat daftar distribusi frekuensi untuk memperoleh

harga-harga uji normalitas.

(3) Mencari nilai chi kuadrat, dengan rumus:

 

(4) Menentukan derajat kebebasan, dengan rumus:

db = k – 3

(5) Menentukan nilai F dari daftar dengan taraf signifikansi 5%

(6) Menentukan normal tidaknya kurva, dengan kriteria

sebagai berikut:

Kurva dikatakan normal jika  X hitung   < X tabelX hitung > dari X tabel.

6. Melakukan uji linieritas regresi variabel X atau Y, dengan rumus sebagai

 berikut :

(1) Menetapkan persamaan regresi linier, dengan rumus :

(Sudjana, 1992: 315).

(2) Untuk mengetes linieritas regresi digunakan perhitungan

 berikut:

17

( ) ( ) ( )

( )∑ ∑

∑∑∑∑−

−=

2i

2i

iii

2

ii

XXn

YXXXYa

( ) ( )

( )2ii

iiii

XXn

YXYXn b

∑ ∑

∑∑ ∑−

−=

 bXaY +=

( ) 2

i

ii2

E

EOX ∑

−=

5/9/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 18/21

1. Menghitung jumlah kuadrat regresi a (JK a), dengan

rumus:

 

2. Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a

(JK  b/a),

dengan rumus:

 

3. Menghitung jumlah kuadrat

residu JK res, dengan rumus:

4. Menghitung jmlah kuadrat

kekeliruan, dengan rumus:

 

5. Menghitung jumlah kuadrat ketidakcocokan,

dengan rumus:

(Sudjana, 1992: 333)

6. Menentukan derajat kebebasan kekeliruan, dengan

rumus:

(Endi Nurgana, 1985: 61)

7. Menetukan derajat kebebasan ketidakcocokan,

dengan rumus:

(Endi Nurgana, 1985: 61)

18

( )( ) 2

ia

n

YJK 

∑=

( ) ( )

−= ∑∑n

YXYX bJK 

ii

iia b

( ) n/YJK YJK 2

ia b

ires

2

∑ ∑−−=

( ) n/YY(E)JK 2

i

2

i ∑∑ −=

JK(E)JK (TC)JK  res −=

k ndb kk  −=

2k db tc −=

5/9/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 19/21

8. Menentukan rata-rata kuadrat kekeliruan, dengan

rumus:

(Endi Nurgana, 1985: 61)

9. Menentukan rata-rata kuadrat ketidakcocokan,

dengan rumus:

(Endi Nurgana, 1985: 62)

10. Menentukan nilai Ftc, dengan rumus:

(Endi Nurgana, 1985: 62)

11. Menentukan nilai Ftabel pada taraf signifikan 5%,

dengan:

 

12. Membandingkan Ftc dengan F tabel. Data tergolong

 berregresi linier jika Ftc lebih kecil dari F tabel pada taraf signifikan

5%.

13. Menghitung koefisien korelasi antara variabel X

dengan variabel Y, dengan menggunakan rumus:

(1) Jika kedua variabel berdistribusi normal dan linier,

maka menggunakan rumus korelasi product moment, yaitu:

(2) Jika salah satu atau kedua variabel tidak 

 berdistribusi normal atau regresinya tidak linier,

maka digunakan statistik parametrik, yaitu

koefisien korelasi Spearmana dengan rumus:

 

19

tctc db:JK(TC)RK  =

kk tctc RK :RK F =

( ) ( )( ){ } ( ){ }2

i

2

i

2

i

2

i

iiii

xy

YY NXX N

YXYX Nr 

∑∑∑∑∑∑∑

−−

−=

( )1nn

d61r 

2

2

'

−= ∑

kk kk  db:JK(E)RK  =

)db/(dbdb kk tc=

5/9/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 20/21

Ket : r’ = koefisien korelasi rank 

n = banyaknya pasangan (Sutrisno Hadi, 1985 : 70).

14.Menghitung uji signifikansi adanya korelasi dengan

menggunakan tes – t dengan rumus :

Jika ternyata thitung > ttabel, maka korelasi antara variabel X dan Y

signifikan. Akan tetapi sebaliknya, jika thitung < ttabel, maka korelasi

antara variabel X dan variabel Y tidak signifikan.  

15. Menentukan tinggi rendahnya korelasi, dengan

menggunakan konversi sebagai berikut:

(1) 0,00 - 0,20 berarti tidak ada korelasi

(2) 0,21 - 0,40 berarti korelasi rendah

(3) 0,41 - 0,60 berarti korelasi sedang

(4) 0,61 - 0,80 berarti korelasi tinggi

(5) 0,81 - 1,00 berarti korelasi sempurna

(Moh. Ali, 1987: 187).

16. Menghitung kadar pengaruh (koefisien

determinasi). Untuk mengukur besar kecilnya pengaruh perubahan

variabel X terhadap variabel Y, penulis menggunakan rumus dari

Court, sebagai berikut:

 

Ket : k = derajat tidak ada korelasi

1 = angka konstan

r = korelasi yang dicapai

(A. Hasan Gaos, 1983: 117).

20

2r 1

2nr t

=

2r 1k  −=

5/9/2018 BAB I - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 21/21

Setelah diperoleh dari rumus tersebut, maka dapat dihitung kadar 

 pengaruhnya dengan menggunakan rumus: E = 100 (1 – k)

Ket : E = indeks ramalan

100 = seratus persen

1 = angka konstan

k = derajat tidak ada korelasi

(A.Hasan Gaos, 1983: 118).

21