BAB I
-
Upload
yadi-supriyadi -
Category
Documents
-
view
74 -
download
0
Transcript of BAB I
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 1/21
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional pada hakekatnya bertujuan untuk membangun
manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia yang berdasarkan
pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Tentunya pembangunan tersebut
diupayakan dalam berbagai aspek, seperti aspek keagamaan, sosial budaya dan
juga aspek pendidikan.
Pemerataan dalam pembangunan serta hasil-hasilnya, ditentukan oleh
manusianya sendiri sebagai pemeran dalam pembangunan. Hal ini dapat dikaitkan
dengan sikap mental dan pola pikir yang bertujuan kepada rasa cinta terhadap
tanah air. Oleh karena itu seperti yang diungkapkan H. M Arifin (1993:84),
bahwa pendidikan agama sebagai salah satu aspek dasar dari pendidikan nasional
dan harus mampu menjabarkan makna dari hakekat pembangunan nasional
tersebut dengan bahasa operasional yang baik.
Agama merupakan satu jalan bagi manusia dalam rangka mencapai
kebahagiaan hidup, sebagai pegangan dan pengendali hidup manusia guna
mencapai kehidupan yang lebih baik dan sempurna. Mengingat betapa pentingnya
peran agama terhadap kehidupan manusia, maka agama itu bukan hanya untuk
dipahami tetapi juga harus diyakini dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari
sehingga benar-benar menjadi suatu sikap dalam kehidupan. Salah satu upaya
untuk mencapai hal tersebut adalah melalui Pendidikan Agama Islam. Pendidikan
Agama Islam ialah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum Islam
1
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 2/21
menuju kepada terbentuknya kepribadian yang utama menurut ukuran-ukuran
agama Islam (Ahmad D. Marimba, 1989:23).
Dari pengertian di atas, maka jelas bahwa Pendidikan Agama Islam
bertujuan untuk menanamkan ketaqwaan dan akhlak serta menegakkan kebenaran
dalam rangka membentuk kepribadian manusia yang luhur menurut ajaran agama
Islam. Aktivitas yang berlangsung untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut
ialah melalui proses belajar mengajar. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya
pencapaian pendidikan menurut Slameto (1995:1) tergantung pada banyaknya
proses belajar mengajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Dalam konteks
pendidikan yang formal, proses belajar diarahkan pada perilaku kognitif, afektif
dan psikomotor anak didik. Salah satu indikator pencapaian tujuan tersebut ialah
dengan adanya tingkat prestasi yang dicapai siswa dalam belajar.
Pendidikan merupakan suatu proses belajar yang di dalamnya terkait
beberapa komponen yang saling mempengaruhi meliputi aspek pendidik, anak
didik, sarana atau alat, tempat belajar dan tujuan pendidikan. Dalam pencapaian
tujuan pendidikan selalu dihadapkan kepada berbagai aspek yang sangat
mempengaruhi baik dari luar maupun dari dalam diri siswa itu sendiri.
Faktor yang berasal dari dalam meliputi faktor jasmaniah, psikologis dan
kelelahan, sedangkan faktor dari luar meliputi faktor keluarga, sekolah, dan sosial
masyarakat (Slameto, 1988:56). Salah satu faktor yang dapat menunjang
keberhasilan belajar siswa adalah faktor keluarga, orang tua memegang peranan
yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan pendidikan sebelum anak
mengenal dan memasuki bangku sekolah. Pendidikan agama yang diterapkan
orang tua kepada anak pra sekolah dengan penuh kasih sayang dan tanggung
2
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 3/21
jawab yang tinggi akan memberikan dampak positif terhadap perkembangan
mental anak setelah memasuki jenjang pendidikan formal.
Pada hakekatnya, keluarga merupakan lembaga sosial terkecil dari
sekelompok manusia yang hidup bersama karena ikatan perkawinan, yakni suami,
istri dan anak-anaknya. Dengan kata lain keluarga merupakan ikatan perkawinan
sebagai kenyataan moral dan biologis yang melaksanakan berbagai tugas. Orang
tua adalah pendidik pertama dan utama bagi anaknya, karena ia lahir dan besar di
tengah-tengah keluarga. Sebelum orang lain mendidik anaknya, maka orang
tuanyalah yang mendidik terlebih dahulu, karena anak yang dilahirkan dalam
keluarga adalah amanah Allah dan harus ditunaikan oleh kedua orang tua. Orang
tua yang bertanggung jawab dalam mendidik anaknya harus berusaha dengan cara
yang benar dan mampu menyisihkan waktu untuk kepentingan anak dari waktu
yang dipergunakan untuk mencari nafkah dan mengembangkan karir.
Sejalan dengan kewajiban dan tanggung jawab orang tua, bentuk usaha
dan perhatian yang diberikan orang tua adalah dengan menyediakan fasilitas
belajar bagi anaknya. Setiap orang tua menginginkan anaknya mencapai prestasi
yang baik dan memuaskan. Di samping menyediakan fasilitas belajar, orang tua
bertugas memotivasi anaknya agar belajar dengan teratur. Untuk memotivasi
belajar anaknya, banyak faktor yang mempengaruhi terhadap eksistensi orang tua
sebagai pendidik pertama dan utama, yaitu status akademis, sosial ekonomi, pola
pendidikan dalam keluarga, dan sikap orang tua terhadap pendidikan. Status
akademis akan menentukan kemampuan orang tua dalam memberikan informasi-
informasi tentang bahan pelajaran di sekolah yang diperlukan oleh anak. Status
sosial orang tua dan anak pada suatu ketika dapat menentukan sikap mereka
3
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 4/21
terhadap pendidikan. Status ekonomi dapat menentukan keluarga dalam
menyediakan fasilitas yang diperlukan anak dalam menelaah bahan-bahan
pelajaran.
Sementara itu, berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan
penulis di MTS-SA Bani Mahfud Pamulihan Sumedang, menurut keterangan
kepala sekolah bahwa dilihat dari status akademis atau tingkat pendidikan orang
tua siswa beraneka ragam, 3% lulusan Perguruan Tinggi, 10% lulusan SLTA,
20% lulusan SLTP dan sisanya lulusan Sekolah Dasar. Sedangkan dilihat status
ekonomi atau tingkat pendapatan orang tua diperoleh data : 17% sebagai Pegawai
Negeri, 15% sebagai pegawai swasta, 25% sebagai pedagang dan sisanya petani.
Namun dipihak lain, menurut guru bidang studi PAI, bahwa aktivitas
belajar siswa dalam mata pelajaran PAI relatif tinggi. Hal ini dibuktikan dalam
proses belajar mengajar, sebagian siswa sering mengajukan pertanyaan dan
pendapat, sebagian lagi kadang-kadang dan sisanya terkesan fasif. Ketika guru
agama memberikan tugas atau pekerjaan rumah, hampir secara keseluruhan siswa
mengerjakan dengan baik.
Dua sisi fenomena empirik di atas, yaitu relatif rendahnya tingkat
pendidikan dan ekonomi orang tua dengan relatif tingginya aktivitas siswa dalam
bidang studi PAI, mengundang penulis untuk mengadakan penelitian dengan
judul: Tanggapan Siswa Terhadap Atensi Orang Tua Dalam Penyediaan
Fasilitas Belajar Di Rumah Pengaruhnya Terhadap Prestasi Kognitif
Mereka Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam (Penelitian di MTS-
SA Bani Mahfud Pamulihan Sumedang).
4
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 5/21
A. Perumusan Masalah
Inti permasalahan yang terungkap pada latar belakang di atas adalah
seberapa tinggi pengaruh tanggapan siswa tentang atensi orang tua dalam
penyediaan fasilitas belajar di rumah terhadap prestasi kognitif mereka. Dari inti
masalah ini, paling tidak penulis dapat mengembangkan ke dalam tiga rumusan
pertanyaan, yaitu:
1. Bagaimana tanggapan siswa kelas II MTS-SA Bani Mahfud
Pamulihan tentang atensi orang tua mereka dalam penyediaan fasilitas belajar
di rumah ?
2. Bagaimana tingkat prestasi kognitif yang dicapai mereka pada
bidang studi Pendidikan Agama Islam ?
3. Bagaimana hubungan antara tanggapan siswa kelas II MTS-SA
Bani Mahfud Pamulihan tentang atensi orang tua dalam penyediaan fasilitas
belajar di rumah terhadap prestasi kognitif mereka pada bidang studi
Pendidikan Agama Islam ?
Guna memberikan penjelasan terhadap judul penelitian ini, penulis akan
memberikan batasan pengertian pada beberapa istilah yang digunakan, yaitu:
Kata Tanggapan merupakan bentuk kata abstrak yang secara etimologis
menurut KBBI diartikan dengan: (1) cerapan apa yang diperoleh panca indera, (2)
respon terhadap sesuatu dan (3) sambutan atau reaksi terhadap suatu peristiwa.
Kata Atensi berasal dari bahasa Inggris yaitu attention berarti perhatian.
Objek dari perhatian ini adalah fasilitas belajar yang disediakan orang tua untuk
anak mereka sebagai penunjang dalam proses belajar. Fasilitas ialah segala hal
5
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 6/21
yang memudahkan, yakni segala sesuatu yang telah ada untuk dipergunakan
sebaik-baiknya.
Kata Pengaruh pada dasarnya dimaksudkan untuk mengetahui kadar
hubungan antara kedua variabel dengan menggunakan statistik korelasioner
sebagai alat analisisnya. Kata inilah yang sebenarnya melandasi inti permasalahan
pada rumusan ini dan sekaligus untuk memenuhi tuntutan alat analisis yang
dipergunakan.
Kata Prestasi dapat didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai oleh
seseorang setelah melakukan atau mengerjakan suatu proses perbuatan
B. Tujuan Penelitian
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban dari
pokok permasalahan yang ada dalam penelitian. Dengan demikian, penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Mengetahui tanggapan siswa kelas II MTS-SA Bani Mahfud
Pamulihan tentang atensi orang tua mereka dalam penyediaan fasilitas belajar
di rumah
2. Mengetahui prestasi siswa kelas II MTS-SA Bani Mahfud
Pamulihan pada bidang studi Pendidikan Agama Islam
3. Mengetahui hubungan antara tanggapan siswa kelas II MTS-SA
Bani Mahfud Pamulihan tentang atensi orang tua dalam penyediaan fasilitas
belajar di rumah terhadap prestasi kognitif mereka pada bidang studi
Pendidikan Agama Islam.
6
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 7/21
C. Kerangka Pemikiran
Keberhasilan dari proses belajar mengajar dapat terlihat dari prestasi yang
dicapai siswa. Prestasi menurut Abin Syansudin (Yies Sa’diyah, 1991:81) adalah:
Prestasi adalah kecakapan nyata yang menunjukan kepada aspek
kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji, karena merupakan hasil
usaha yang bersangkutan dengan cara, bahan dan dalam hal-hal tertentu yang
dialaminya.
Prestasi belajar menurut Oemar Hamalik (1991:189) akan terlihat dan
tampak dengan adanya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diukur
dan diamati dalam bentuk tingkah laku, perubahan sikap siswa dan memiliki
keterampilan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yang dialaminya di
sekolah.
Dengan demikian, keberhasilan dari suatu proses belajar dapat diukur
berdasarkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor anak didik. Tingkat kemajuan
ini biasanya dapat terlihat dari hasil pendapatan nilai yang dicapai melalui proses
belajar mengajar pada bidang studi yang bersangkutan dan merupakan hasil
penilaian yang dilaksanakan guru. Dalam penelitian ini penulis lebih
memfokuskan pada hasil belajar yang dicapai siswa pada aspek kognitif saja.
Keberhasilan siswa dalam hasil belajar tidak terlepas dari adanya faktor
penunjang lain, seperti adanya fasilitas belajar yang disediakan orang tua, baik
untuk belajar di sekolah maupun di rumah. Adanya fasilitas yang memadai tidak
mungkin akan menjadi penunjang bagi keberhasilan belajar siswa tanpa adanya
kemauan siswa tersebut untuk mempergunakannya dengan baik. Penyediaan
fasilitas belajar di rumah tidak akan sepenuhnya menjamin terhadap prestasi yang
7
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 8/21
dicapai siswa itu baik tanpa dibarengi kesadaran siswa untuk memanfaatkan
fasilitas yang ada dengan sebaik-baiknya. Sejalan dengan masalah ini, Moh Surya
(1993:80) mengemukakan bahwa perlu sekali diperhatikan masalah fasilitas fisik
sarana belajar seperti ukuran tempat belajar, pengaturan cahaya, ventilasi, suasana
tempat, serta alat-alat belajar seperti buku dan alat lainnya. Hal tersebut
memungkinkan siswa akan lebih bersemangat dalam kegiatan belajarnya, baik
dalam mengikuti proses belajar mengajar yang diadakan di sekolah maupun dalam
pengerjaan tugas di rumah.
Selain itu menurut Hadari Nawawi (1993:186), orang tua berkewajiban
memotivasi serta memberikan kesempatan kepada anaknya mengerjakan sendiri
dan berpartisifasi dalam melaksanakan kegiatan keagamaan dalam keluarga dan
masyarakat untuk mendapatkan pengalaman secara langsung. Pada kenyataannya
masih banyak orang tua yang selalu memaksakan kehendak kepada anaknya
walaupun anak tersebut telah memberikan penolakan secara halus. Jadi anak tidak
memiliki kebebasan untuk menumbuhkan dan menciptakan kreasi baru sebagai
dinamika manusia yang ingin maju dan menemukan hal-hal baru. Oleh karena itu
orang tua tidak perlu mengekang anaknya untuk bersosialisasi dengan lingkungan
dalam rangka menimba ilmu pengetahuan, baik agama maupun umum.
Bertolak dari permasalahan di atas, mengingat ada dua variabel yang
terlibat di dalamnya yaitu variabel tanggapan siswa terhadap atensi orang tua
dalam penyediaan fasilitas belajar di rumah sebagai variabel X, dan variabel
prestasi kognitif mereka pada bidang studi PAI sebagai variabel Y, maka untuk
mengetahui keterkaitan antara keduanya tentu harus jelas dahulu keberadaan
masing-masing variabel tersebut. Hal ini adalah untuk lebih terfokusnya arah
8
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 9/21
penelitian, sehingga nantinya hasil penelitian yang diperoleh merupakan jawaban
dari pertanyaan masalah yang diajukan.
Variabel pertama dari pembahasan ini ialah tanggapan siswa terhadap
atensi orang tua dalam penyediaan fasilitas belajar di rumah, dan sebagai variabel
independen atau bebas. Pada variabel ini, pengangkatan datanya diarahkan pada:
(1) sarana/ alat belajar, (2) buku pelajaran, (3) alat yang berkaitan dengan tugas,
dan (4) penyediaan kesempatan komunikasi.
Variabel kedua membahas tentang prestasi kognitif siswa pada bidang
studi Pendidikan Agama Islam sebagai variabel dependen atau terikat. Untuk
mendalami variabel ini, penulis mengacu pada pendapat Bloom (W.S Winkel,
1996:246) yang diarahkan pada: (1) Pengetahuan, (2) Pemahaman, (3) Penerapan,
(4) Analisis, (5) Sintesis, dan (6) Evaluasi.
Untuk lebih jelasnya hubungan antara kedua variabel di atas, dapat
dideskripsikan dan digambarkan dalam bentuk diagram di bawah ini:
9
ANALISIS KORELASIONER
FASILITAS BELAJAR
YANG DISEDIAKAN
ORANG TUA (X)
Sarana dan alat belajar
Buku pelajaran
Alat yang berkaitan
dengan tugas
Penyediaan kesempatan
komunikasi
PRESTASI KOGNITIF
SISWA BIDANG
STUDI PAI (Y)
1. Pengetahuan
2. Pemahaman
3. Penerapan
4. Analisis
5. Sintesis
6. Evaluasi
SISWA SEBAGAI RESPONDEN
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 10/21
D. Hipotesis
Hipotesis menurut Winarno Surakhmad (1994:68), ialah suatu jawaban
duga dianggap besar kemungkinannya untuk menjadi jawaban yang benar.
Sedangkan menurut Arikunto (1993:62), hipotesis adalah suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul.
Sementara penulis akan meneliti dua variabel, yaitu tanggapan siswa
terhadap atensi orang tua dalam penyediaan fasilitas belajar di rumah sebagai
variabel X dan prestasi kognitif siswa pada bidang studi PAI sebagai variabel Y.
Jika ternyata pada pembuktiannya hipotesisi nol (Ho) yang muncul, maka tidak
ada korelasi antara variabel X dengan variabel Y. Akan tetapi bila Ha maka
terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y, artinya
semakin positif tanggapan siswa terhadap atensi orang tua dalam penyediaan
fasilitas belajar di rrumah, maka semakin baik pula prestasi kognitif mereka pada
bidang studi Pendidikan Agama Islam.
Pembuktian hipotesis ini dilakukan secara korelasi dengan menguji
hipotesis nol pada taraf signifikan 5% dan kriteria pengujian berpedoman pada:
apabila thitung lebih besar dari tabel maka hipotesis nol ditolak dan terdapat korelasi
yang signifikan. Sedangkan apabila thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis nol
(Ho) diterima dan tidak terdapat korelasi antara variabel X dengan variabel Y
E. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan Jenis Data
10
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 11/21
Jenis data dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dan observasi,
sedangkan data kuantitatif diperoleh dari teknik angket dan tes.
2. Menentukan Sumber Data
. a. Penentuan lokasi penelitian
1) Penelitian ini mengambil lokasi di MTS-SA Bani Mahfud
Pamulihan Sumedang
2) Lokasi ini sengaja dipilih karena di sekolah ini terdapat
masalah dan data-data yang diperlukan serta memang lokasi ini tidak begitu
jauh dari tempat tinggal penulis.
b. Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II MTS-SA
Bani Mahfud Pamulihan Sumedang tahun ajaran 2010/2011 120 orang siswa dari
3 kelas. Karena keterbatasan biaya dan waktu, maka penelitian ini memakai
sampel. Adapun jenis sampel yang digunakan adalah sampel random atau sampel
acak. Menurut Arikunto (1993:107) sampel ini dikumpulkan dengan mencampur
subjek-subjek di dalam populasi.
Untuk menghitung jumlah populasi yang akan dijadikan sampel, penulis
berpedoman pada Arikunto (1993:107) yang menerangkan bahwa:
Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-
15% atau antara 25% atau lebih.
Dalam penelitian ini, sampel yang penulis tentukan adalah 50% dari
populasi Maka dari jumlah populasi sebanyak 120 siswa diperoleh sampel 60
siswa, dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan tehnik random sampling.
Tehnik ini menurut Surakhmad (1994:96) dilakukan dengan jalan menarik setiap
11
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 12/21
unit (unsur) calon sampel secara lotre. Untuk lebih jelasnya mengenai populasi
dan sampel ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
TABEL 1
POPULASI DAN SAMPEL
No Kelas Jumlah Populasi Jumlah Sampel
1 II A 40 orang 22 orang
2 II B 42 orang 20 orang
3 II C 38 orang 18 orang
Jumlah 120 orang 60 orang
c. Sumber Data
Sumber data lain yang digunakan adalah kepala sekolah, guru bidang
studi PAI, dan staf tata Usaha (TU).
3. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, yaitu metode yang mengorientasikan bidang kerjanya untuk
memecahkan masalah faktual. Disamping itu, metode deskriftif mempunyai ciri
bahwa data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, kemudian
dianalisis (Surakhmad 1990 : 140).
Dalam pengumpulan data guna melengkapi penelitian yang dilaksanakan,
maka penulis menggunakan berbagai teknik penelitian, yaitu:
12
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 13/21
1. Studi kepustakaan
Yaitu mempelajari buku-buku untuk mengungkapkan teori-teori dan
konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
2. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap
objek penelitian. Sedangkan menyalin dokumen dilaksanakan guna mengetahui
seluk beluk objek penelitian yang tidak dapat dilakukan dengan cara observasi,
seperti keadaan gedung sekolah.
3. Wawancara.
Wawancara dilakuakan terhadap kepala sekolah, dan guru-guru yang
bersangkutan.
4. Angket
Teknik angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
bentuk jawaban tertutup, responden tinggal memilih salah satu alternatif jawaban
yang paling sesuai dengan pendapatnya. Angket ini diberikan kepada siswa
sebagai responden untuk mengumpulkan data mengenai tanggapan siswa tentang
atensi orang tua dalam penyediaan fasilitas belajar di rumah.
5. Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang telah
ditentukan (Arikunto, 1993 : 51). Tes ini ditujukan kepada siswa untuk mengukur
kemampuan siswa dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam pada aspek
kognitif. Tes yang penulis gunakan adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda.
13
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 14/21
Sedangkan untuk mengetahui prestasi kognitif mereka pada bidang studi
PAI, penulis mengadakan tes tulisan sebanyak 25 item dengan bentuk soal tes
objektif dan pilihan ganda yang diberikan pada 60 responden. Untuk setiap butir
soal dalam jawaban yang benar diberi skor 1, kalau jawaban salah maka diberi
skor nol. Untuk memberikan skor tersebut digunakan rumus:
Ket: S = skor yang diperoleh
R = jawaban yang benar
W = jawaban yang salah
Wt = weight/bobot
N = nilai option
1 = bilangan tetap, ( Wayan Nurkancana dan PPN Sumartana, 1986:67).
Sedangkan untuk penilaian skor tersebut, penulis menggunakan skala lima,
yaitu :
Tingkat penguasaan Nilai
90% - 100% Baik sekali
80% - 89% Baik
65% - 79% Cukup
55% - 64% Kurang
0% - 54% Kurang sekali
(Wayan Nurkancana dan PPN Sumartana,1986:80)
6. Pengolahan Data
Setelah data itu terkumpul, maka langkah berikutnya adalah mengolah
data. Data yang diperoleh ada dua jenis, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data
kualitatif adalah data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara, dan akan
dikaji melalui tata pikir ilmiah yakni dengan mengadakan penarikan kesimpulan
14
Wtx1n
WR S ∑
−
−=
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 15/21
secara logis, sistematis bersdasarkan kaidah logika yang benar. Sedangkan data
kuantitatif adalah data yang diangkakan melalui angket dan hasil tes. Data ini
diolah dengan statistik, melalui prosedur sebgai berikut:
1. Menentukan kriteria tinggi rendahnya kualifikasi tanggapan
siswa terhadap atensi orang tua dalam penyediaan fasilitas belajar di rumah.
Untuk mengetahui tinggi rendahnya akan digunakan jriteria sebagai berikut:
1) 0,5 - 1,5 rendah sekali
2) 1,5 - 2,5 rendah
3) 2,5 - 3,5 sedang
4) 3,5 - 4,5 tinggi
5) 4,5 - 5,5 tinggi sekali
2. Menentukan tinggi rendahnya atau baik kurangnya kualifikasi
prestasi kognitif mereka pada bidang studi PAI. Untuk mengetahui baik
kurangnya, digunakan kriteria penilaian skala lima, yaitu:
Tingkat penguasaan Nilai
90% - 100% Baik sekali
80% - 89% Baik
65% - 79% Cukup
55% - 64% Kurang
0% - 54% Kurang sekali
(Wayan Nurkancana dan PPN Sumartana,1986:80)
3. Membuat daftar distribusi dari variabel X dan variabel Y yang
akan melibatkan proses:
1) Menentukan rentang skor ( R ) dengan rumus:
15
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 16/21
R = H - L + 1 (Sudjana, 1992 : 47).
2) Menentukan banyaknya kelas interval, dengan rumus :
K = 1 + 3,3 log n (Sudjana, 1992 : 47).
3) Menentukan panjang kelas interval, dengan rumus :
P = R : K (Sudjana, 1992 : 47).
4) Membuat distribusi dari data mentah
4. Menghitung nilai-nilai tendensi sentral, dengan
langkah-langkah :
(1) Mencari nilai rata-rata, dengan menggunakan rumus :
(2) Mencari median, dengan rumus :
(A. Hasan Gaos, 1983 :44)
(3) Mencari modus, dengan rumus :
Mo = 3 Me – 2 M (A. Hasan Gaos, 1983 : 44)
(4) Membuat kurva tendensi dengan kriteria sebagai berikut :
Kurva juling ke negatif apabila M < Me < Mo, dan
kurva juling ke positif apabila M > Me > Mo.
Interpretasi kurva juling ke positif adalah sebagian
besar siswa memperoleh skor di bawah rata-rata.
5. Melakukan uji normalitas, yaitu mengetahui apakah
data itu berdistribusi normal atau tidak, dengan menngunakan chi
kuadrat. Untuk itu diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Mencari standar deviasi, dengan rumus:
16
( )
1n
MXf SD
2
ii
−
−
=
( )w
f
f 2
N
LLMe
i
kb−+=
∑=i
ii
f
xf M
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 17/21
(Sudjana, 1992 :95)
(2) Membuat daftar distribusi frekuensi untuk memperoleh
harga-harga uji normalitas.
(3) Mencari nilai chi kuadrat, dengan rumus:
(4) Menentukan derajat kebebasan, dengan rumus:
db = k – 3
(5) Menentukan nilai F dari daftar dengan taraf signifikansi 5%
(6) Menentukan normal tidaknya kurva, dengan kriteria
sebagai berikut:
Kurva dikatakan normal jika X hitung < X tabelX hitung > dari X tabel.
6. Melakukan uji linieritas regresi variabel X atau Y, dengan rumus sebagai
berikut :
(1) Menetapkan persamaan regresi linier, dengan rumus :
(Sudjana, 1992: 315).
(2) Untuk mengetes linieritas regresi digunakan perhitungan
berikut:
17
( ) ( ) ( )
( )∑ ∑
∑∑∑∑−
−=
2i
2i
iii
2
ii
XXn
YXXXYa
( ) ( )
( )2ii
iiii
XXn
YXYXn b
∑ ∑
∑∑ ∑−
−=
bXaY +=
( ) 2
i
ii2
E
EOX ∑
−=
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 18/21
1. Menghitung jumlah kuadrat regresi a (JK a), dengan
rumus:
2. Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a
(JK b/a),
dengan rumus:
3. Menghitung jumlah kuadrat
residu JK res, dengan rumus:
4. Menghitung jmlah kuadrat
kekeliruan, dengan rumus:
5. Menghitung jumlah kuadrat ketidakcocokan,
dengan rumus:
(Sudjana, 1992: 333)
6. Menentukan derajat kebebasan kekeliruan, dengan
rumus:
(Endi Nurgana, 1985: 61)
7. Menetukan derajat kebebasan ketidakcocokan,
dengan rumus:
(Endi Nurgana, 1985: 61)
18
( )( ) 2
ia
n
YJK
∑=
( ) ( )
−= ∑∑n
YXYX bJK
ii
iia b
( ) n/YJK YJK 2
ia b
ires
2
∑ ∑−−=
( ) n/YY(E)JK 2
i
2
i ∑∑ −=
JK(E)JK (TC)JK res −=
k ndb kk −=
2k db tc −=
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 19/21
8. Menentukan rata-rata kuadrat kekeliruan, dengan
rumus:
(Endi Nurgana, 1985: 61)
9. Menentukan rata-rata kuadrat ketidakcocokan,
dengan rumus:
(Endi Nurgana, 1985: 62)
10. Menentukan nilai Ftc, dengan rumus:
(Endi Nurgana, 1985: 62)
11. Menentukan nilai Ftabel pada taraf signifikan 5%,
dengan:
12. Membandingkan Ftc dengan F tabel. Data tergolong
berregresi linier jika Ftc lebih kecil dari F tabel pada taraf signifikan
5%.
13. Menghitung koefisien korelasi antara variabel X
dengan variabel Y, dengan menggunakan rumus:
(1) Jika kedua variabel berdistribusi normal dan linier,
maka menggunakan rumus korelasi product moment, yaitu:
(2) Jika salah satu atau kedua variabel tidak
berdistribusi normal atau regresinya tidak linier,
maka digunakan statistik parametrik, yaitu
koefisien korelasi Spearmana dengan rumus:
19
tctc db:JK(TC)RK =
kk tctc RK :RK F =
( ) ( )( ){ } ( ){ }2
i
2
i
2
i
2
i
iiii
xy
YY NXX N
YXYX Nr
∑∑∑∑∑∑∑
−−
−=
( )1nn
d61r
2
2
'
−
−= ∑
kk kk db:JK(E)RK =
)db/(dbdb kk tc=
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 20/21
Ket : r’ = koefisien korelasi rank
n = banyaknya pasangan (Sutrisno Hadi, 1985 : 70).
14.Menghitung uji signifikansi adanya korelasi dengan
menggunakan tes – t dengan rumus :
Jika ternyata thitung > ttabel, maka korelasi antara variabel X dan Y
signifikan. Akan tetapi sebaliknya, jika thitung < ttabel, maka korelasi
antara variabel X dan variabel Y tidak signifikan.
15. Menentukan tinggi rendahnya korelasi, dengan
menggunakan konversi sebagai berikut:
(1) 0,00 - 0,20 berarti tidak ada korelasi
(2) 0,21 - 0,40 berarti korelasi rendah
(3) 0,41 - 0,60 berarti korelasi sedang
(4) 0,61 - 0,80 berarti korelasi tinggi
(5) 0,81 - 1,00 berarti korelasi sempurna
(Moh. Ali, 1987: 187).
16. Menghitung kadar pengaruh (koefisien
determinasi). Untuk mengukur besar kecilnya pengaruh perubahan
variabel X terhadap variabel Y, penulis menggunakan rumus dari
Court, sebagai berikut:
Ket : k = derajat tidak ada korelasi
1 = angka konstan
r = korelasi yang dicapai
(A. Hasan Gaos, 1983: 117).
20
2r 1
2nr t
−
−
=
2r 1k −=
5/9/2018 BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-i-559dfbb4158a3 21/21
Setelah diperoleh dari rumus tersebut, maka dapat dihitung kadar
pengaruhnya dengan menggunakan rumus: E = 100 (1 – k)
Ket : E = indeks ramalan
100 = seratus persen
1 = angka konstan
k = derajat tidak ada korelasi
(A.Hasan Gaos, 1983: 118).
21