BAB I

51
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan ini, tentang Dental Semen. Laporan ini disusun untuk memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok VI pada skenario pertama. Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada : 1. drg. Agus Sumono, M.Kes selaku tutor yang telah membimbing jalannya diskusi tutorial kelompok IV Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan yang telah memberi masukan yang membantu, bagi pengembangan ilmu yang telah didapatkan. 2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan–perbaikan di masa mendatang demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua. Jember, 3 Desember 2012

description

-

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga

kami dapat menyelesaikan tugas laporan ini, tentang Dental Semen. Laporan ini disusun

untuk memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok VI pada skenario pertama.

Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena

itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. drg. Agus Sumono, M.Kes selaku tutor yang telah membimbing jalannya diskusi tutorial

kelompok IV Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan yang telah memberi

masukan yang membantu, bagi pengembangan ilmu yang telah didapatkan.

2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan–

perbaikan di masa mendatang demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat

berguna bagi kita semua.

Jember, 3 Desember 2012

Tim Penyusun

Page 2: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi salah satunya nampak pada bidang

kedokteran gigi. Telah diketahui bersama bahwa logam adalah penghantar panas ang baik

dibandingkan dengan non logam. Bahan-bahan logam yang digunakan sebagai bahan

restorasi gigi antara amalgam, inlay logam dan maahkota logam. Restorasi logam ini dapat

menyebabkan pasien merasa tidak nyaman, hal ini terjadi karena adanya thermal shock akibat

perubahan suhu panas atau dingin yang berasal dari makanan atau minuman (Craig dalam

Kadariani, 2001).

Temperature di rongga mulut dapat berubah-ubah. Temperature yang ekstrim dapat

menyebabkan kerusakan yang permanen pada pulpa. Untuk melindungi pulpa dari kerusakan

tersebut maka diperlukan bahan lining yaitu semen basis yang bertindak sebagai insulator.

Semen ini diletakkan diantara gigi dan bahan restorasi. Semen merupakan suatu bahan.

Semen merupakan suatu bahan non logam yang digunakan secara luas dibidang kedokteran

gigi.

Semen harus memiliki sifat dan syarat yang harus dipenuhi. Semen yang digunakan

untuk lutting dan restorative harus mempunyai perlekatan baik mekanik ataupun kimia yang

kuat pada gigi. Selain itu, semen yang digunakan harus bersifat biocompatible. Berbagai

factor dapat mempengaruhi waktu dan reaksi setting dari semen yang dapat berpengaruh pada

semen setelah setting.

Sebagian besar semen dipasok dalam bentuk bubuk dan cairan. Material ini dapat

dimanipulasi secara manual dengan menggunakan ratio bubuk dan cairan yang tepat, maupun

secara mekanik dalam bentuk kapsul. Selain bentuk bubuk dan cairan, semen juga dapat

ditemukan dalam bentuk system duapasta. Metode dan alat yang digunakan untuk manipulasi

dari tiap semen berbeda. Diperlukan manipulasi yang tepat untuk menghasilkan output yang

bagus.

1.2 Rumusan Masalaah

a) Apa saja : a. macam-macam klasifikasi semen

b. sifat-sifat tiap jenis semen

Page 3: BAB I

c. kekurangan dan kelebihan tiap jenis semen

d. manipulasi tiap jenis semen

1.3 Tujuan Permasalahan

a) a) Mampu menjelaskan : a. macam-macam klasifikasi semen

b. sifat-sifat tiap jenis semen

c. kekurangan dan kelebihan tiap jenis semen

d. manipulasi tiap jenis semen

Page 4: BAB I

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Semen adalah bahan yang penting untuk keperluan klinis karena aplikasi

penggunaanya sebagai lutting (perekat), base dan lining pada penyemenan gigi, sebagai

bahan tambal yang memiliki kekuatan yang rendah dibandingkan resin komposit dan

amalgam, tetapi dapat digunakan untuk daerah yang mendapat sedikit tekanan. (Phillips).

Semen memiliki beberapa fungsi dalam penggunannya yaitu untuk merekatkan denture dan

orthodontic band pada gigi serta merekatkan post dan pasak untuk retensi restorasi, sebagai

cavity liner dan basis untuk melindungi pulpa serta sebagai bahan restorasi sementara, jangka

pendek ,jangka menengah atau jangka panjang dan untuk restorasi estetik pada gigi depan.

(Phillips). Untuk berbagai aplikasi tersebut diperlukan berbagai jenis semen yang semakin

berkembang untuk memenuhi kriteria bahan aplikasi yang akan digunakan.

Penggunaan semen sebagai basisi, liner dan varnish dibawah restorasi permanen telah

dianjurkan sejak dulu. Fungsi utamannya adalah mellindungi pulpa dan untuk mengacu

pernaikan jika terjadi kerusakan pada pulpa.

a. Basis adalah lapisan semen yang ditempaatkan dibawah restorasi permanen untuk

mengacu perbaikan dari pulpa yang rusak dan melindunginya dari kerusakan.

Kerusakan ini bias berasal dari thermal shock bila gigi direstorasi dengan bahan

logam dan kerusakan karena iritasi kimia. Basis berfungsi menahan tekanan selama

proses kondensasi serta dapat memberi bentuk yang structural bagi kavitas.

b. Liner adalah bahan yang ditempatkan sebagai lapisan yang tipis dan fungsi utamanya

adalah untuk memberikan penghalang bagi iritasi kimia. Loner tidak berfungsi

sebagai insulator terhadap thermal shock.

c. Varnish adalah rosin alami atau rosin sintetik yang dilarutkan dalam pelarut seperti

eter atau chloroform yang dioleskan disekeliling preparasi kavitas. Pelarut menguap

meninggalkan lapisan tipis. Fungsi utamanya adalah untuk mengurangi mikroleakage

yang terjadi disekeliling restorasi. Varnish yang diletakkan dibawah restorasi logam

tidak efektif sebagai insulator panas meskipun bahan varnish merupakan penghantar

panas yang rendah, karena ketebalan varnish adalah sekitar 4 mikrometer terlalu tipis

sebagai insulator terhadap thermal shock.

Dalam penggunaannya di bidang kedokteran gigi, semen harus memiliki sifat dan

syarat yang harus dipenuhi. Syarat semen yang baik dalam bidang kedokteran gigi yaitu:

Page 5: BAB I

a. Tidak beracun dan tidak mengiritasi pulpa serta jaringan yang lain

b. Tidak mudah larut dalam saliva

c. Melindungi pulpa dari: rangasangan thermis, rangsangan kimia dan rangsangan

listrik

d. Dapat melekat baik pada enamel, dentin, porselen, ekrilik, alloy tetapi tidak

lengket pada alat kedokteran gigi

e. Bakteriostatik

f. Tidak mengurangi sensitivitas dentin

g. Sifat rheological yaitu kekentalan yang rendah dan ketebalan selapis tipis

h. Sifat optis, mempunyai warna serupa gigi

i. Sifat mekanis

Semen dapat diklasidikasikan dalam beberapa tipe yaitu:

A. Semen dengan reaksi asam

A.1. Bahan dasar Zinc Oxide : - Semen Zinc Oxide Eugenol

- Semen Zinc Phosphate

- Semen Zinc Polycarboxylate

A.2. Dapat membentuk bahan kaca: - Semen Silikat

- Semen Glass Ionomer

B. Bahan yang berpolimerisasi

1. Cyanoacrylates

2. Polimer Metakrilat

3. Composite-polymer ceramic

C. Bahan lain

1. Kalsium Hidroksida

2. Gutta Percha

3. Varnish

Ada beberapa sifat dan parameter mekanis penting yang mengukur sifat deformitas

elastic atau reversible bahan kedokteran gigi. Salah satu parameter tersebut adalah modulus

elastic dan fleksibilitas.

- Modulus elastik

Page 6: BAB I

Modulus elasti suatu bahan adalah konstan dan tidak terpengaruh oleh besarnya

tekanan ealstik atau plastic yang mengenai suatu bahan. Karenanya, nilai tersebut tidak

bergantung pada dapatnya dibengkokkannya suatu bahan, dan bukan ukuran kekuatan.

Meskipun kompresi dipilih untuk mengukur sifat struktur gigi, modulus elastik dapat juga

diukur dengan mengukur uji tarik

Karena modulus elastik mewakili rasio tekanan elastik terhadap regangan elastik,

sebenarnya semakin rendah regangan yntuk tekanan tertentu, semakin besar nilai modulus.

Modulus elastisitas dinyatakan dalam satuan gaya per unit daerah, umumnya giganewton/m2

(GN/M2) atau gigapascal (Gpa).

- Fleksibilitas

Untuk restorasi dan piranti kedokteran gigi, nilai yang tinggi untuk batasan elastik

(batas tekanan yang dapat diterima suatu bahan dimana bila tekanan ditambahkan bahan

tersebut tidak akan kembali ke bentuk semula ketika gaya dibebaskan) merupakan

persyaratan penting bagi bahan-bahan pembuatannya, karena struktur diharapkan kembali

kebentuknya semula setalah tertekan. Biasanya modulus ealstisitasnya yang cukup tinggi

juga diaharapkan karena hanya suatu deformasi kecil akan terjadi dibawah tekanan tertentu,

seperti pada inlay.

Meskipun demikian, ada keadaan yang membutuhkan regangan atau deformasi yang

lebih besar pada tekanan sedang atau kecil. Sebagai contoh, pada piranti ortodonsi, sebuah

pegas sering kali dibengkokkan cukup jauh dibawah pengaruh tekanan kecil. Pada keadaan

tersebut, struktur dianga\gap fleksibel dan mempunyai sifat fleksibilitas. Fleksibilitas

maksimal didefinisikan sebagai regangan yang terjadi ketika bahan ditekan sampai batas

kesatimbangnnya.

Page 7: BAB I

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Klasifikasi Semen Kedokteran Gigi

a. Semen Oksida Seng-Eugenol

Gambar 1. Contoh produk semen Seng Oksida EugenolSumber: http://www.pspdentalco.com/cements.html

Semen ini biasanya dikemas dalam bentuk bubuk dan cairan atau kadang-kadang

sebagai dua jenis pasta. Tersedia berbagai jenis formula OSE untuk restorasi sementara dan

jangka menengah, pelapik kavitas, basis penahan panas, semen perekat sementara serta

permanen serta berfungsi sebagai penutup saluran akar dan dressing periodontal.

- Komposisi

Komponen utama dari semen-semen ini adalah oksida seng dan eugenol. (Phillips).

Bubuk semen ini terdiri dari zinc oxide, magnesium oxide dijumpai dalam jumlah kecil dan

silica. Cairannya terdiri dari Eugenol H2O, acetic acid, zinc acetate, and calcium chloride.

Eugenol merupakan konstitusi utama minyak cengkeh. Minyak olive juga dapat ditemukan

dalam jumlah hingga 15%, kadang-kadang diberi asam asetat sebagai akselerator.

Klasifikasi (Phillips)

1. Tipe1 digunakan untuk semen sementara.

Page 8: BAB I

2. Tipe2 digunakan untuk semen permanen dari restorasi atau alat-alat yang dibuat di

luar mulut.

3. Tipe3 digunakan untuk restorasi sementara dan basis penahan panas.

4. Tipe4 digunakan untuk pelapik kavitas

- Sifat fisik

Seperti pada semua semen lain, rasio bubuk:cairan dari semen OSE akan

mempengariuhi kecepatan pengerasan. Semakin tinggi rasio bubuk:cairan, semakin cepat

pengerasannya. Pendinginan alas aduk akan memperlambat waktu pengerasan. Ukuran

partikel akan mempengaruhi kekuatan. Pada umumnnya, ukuran partikel yang lebih kecil

akan meningkatkan kekuatan. Formula Ose yang dirancang untuk berbagai kegunaan

memiliki kekuatan yang berkisar antara 3 sampai 55 MPA. Kekuatan semen Ose tergantung

pada tujuan kegunaannya dan pada formula yang dirancang untuk tujuan tersebut.

- Kelebihan dan Kekurangan

1. Meminimalkan kebocoran mikro

2. Memberikan perlindungan terhadap pulpa

3. Daya antibakteri

4. PH-nya mendekati 7 yang membuatnya menjadi salah satu semen dental yang paling

mempunyai potensi iritasi terhadap jaringan

- Manipulasi

Semen ini dicampur dengan cara menambahkan sejumlah puder kedalam cairan

hingga diperoleh konsistensi yang kental. Perbandingan jumlah puder/cairan berkisar dari

4:1 dan 6:1 (satuan berat) akan menghasilkan semen dengan sifat-sifat yang dikehendaki;

berdasarkan pengalaman, suatu konsistensi yang baik dapat diperoleh tanpa menimbang.

Pencampuran dapat dilakukan pada glass slab tipis dan menggunakan spatula logam yang

tahan karat. (combe, 1992 : 142)

Page 9: BAB I

b. Semen Seng Fosfat

Gambar 2. Contoh produk semen Seng PhosphateSumber : http://tokosakura.com/index.php?act=viewProd&productId=1300

http://www.fuzing.com/vli/003015117261/Dental-Zinc-Phosphate-Cement

Seng fosfat adalah bahan semen tertua sehingga mepunyai catatan terpanjang. Semen

ini menjadi tolak ukur bagi system-sistem yang lebih baru. Seng fosfat terdiri atas bubuk dan

cairan di dua botol yang terpisah.

- Komposisi

Bahan utama dari bubuknya adalah oksida seng (90%) dan oksida magnesium (10%).

Cairannya mengandung asam fosfor, air, alumunium fosfat, dan salam beberapa keadaan,

seng fosfat. Kandungan air dari sebagian besar cairan adalah 33%. Air mengendalikan

ionisasi dari asam, yang pada gilirannya mempengaruhi kecepatan reaksi cairan-bubuk

(asam-basa).

Page 10: BAB I

- Klasifikasi

1. Tipe1 untuk bahan perekat inlay, onlay, jembatan dan mahkota. Bahan ini

menghasilkan lapisan yang sangat tipis.

2. Tipe2 digunakan sebagai basis pada preparasi kavitas gigi yang dalam.

- Sifat fisik dan biologis

Dua sifat fisik dari semen yang relevan untuk retensi protesa cekat adalah sifat

mekanis dan daya larutnya. Protesa dapat terungkit jika semen yang ada dibawahnya

mendapat tekanan yang lebih besar daripada kekuatannya. Daya larut yang tinggi dapat

menyebabkan hilangnya semen yang dibutuhkan untuk retensi dan menciptakan daerah

retensi untuk plak.

Jika dimanipulasi dengan benar, semen seng fosfat memiliki kekuatan tekan sebesar

104 MPa dan kekuatan tarik garis tengah 5,5 MPa. Semen seng fosfat mempunyai modulus

elastisitas 13 GPa. Jadi, cukup kaku dan seharusnya dapat menahan perubahan bentuk elastic

bahkan jika digunakan untuk sementasi restorasi yang terkena tekanan pengunyahan yang

besar. Semen seng fosfat menunujukkan daya larut yang relative lebih rendah di dalam air

bila dites menurut spesifikasi ADA. Selain itu, kecepatan pelarutan dari semen seng fosfat

jauh lebih besar di dalam larutan asam organic (misalnnya asam laktat, asetat, dan terutama

sitrat). (Phillpis)

Retensi. Pengerasan seng fosfat tidak melibatkan reaksi apapun dengan jaringan keras

disekitarnya atau bahan restorasi lainnya. Oleh sebab itu, ikatan utama adalah berupa kunci

meanis pada pertemuan kedua permukaan dan bukan oleh interaksi kimia.

Sifat biologi. Adanya asam fosfor, keasaman semen cukup tinggi pada saat protesa

ditempatkan pada gigi. Dua menit setelah awal pengadukan, pH semen seng fosfat berkisar 2.

Kemudian pH naik dengan cepat tetapi masih sekitar 5,5 pada jam ke-24. Jika digunakan

adukan yang encer, pH akan lebih rendah dan tetap rendah untuk jangka waktu yang lama.

- Kelebihan dan Kekurangan

1. Insolator panas yang baik 

2. Daya larut relatif rendah di dalam air

3. Keasamanan semen cukup tinggi

4. Compressive strength yang tinggi

5. Iritatif terhadap pulpa, kerusakan pulpa akibat serangan asam dari semen seng fosfat

mungkin terjadi selama berjam-jam pertama setelah pemasangan. Namun, penelitian

Page 11: BAB I

pada semen seng fosfat yang dibuat dengan cairan yang mengandung asam fosfor

radioaktif menunjukkan bahwa di beberapa gigi, asam dari semen menembus

ketebalan dentin sampai sebesar 1,5 mm. Jadi, jika dentin yang terletak dibawah

semen tidak dilindungi terhadap penembusan asam memlalui tubulus dentin, dapat

terjadi cidera pulpa.

- Manipulasi a. Pada umumnya tidak dilakukan alat ukur untuk penimbangan powder dan cairan,

karena kekentalan yang diinginkan bias bervariasi menurut kebutuhan klinisnya,

meskipun demikian harus diusahakan agar diperoleh perbandingan powder dengan

cairan yang konsisten untuk tujuan pemakaian tertentu. Harus dihindari adonan yang

terlalu encer karena selain mempengaruhi kekuatan semen juga mempunyai pH

rendah serta lebih mudah larut.

b. Pencampuran dimulai dengan mencampur sedikit bubuk ke dalam cairan dengan

menggunakan alas aduk yang dingin, karena alas aduk yang dingin akan

memperpanjang waktu kerja dan pengerasan. Powder ditambahkan ke cairan sedikit

demi sedikit dalam waktu 1 hinggan 1,5 menit.

c. Kemudian diaduk dengan gerakan memutar menggunakan spatel.

d. Hasil akhir semen yang telah set adalah heterogen terdiri dari inti partikel zinc oksida

yang tidak bereaksi dikelilingi oleh lapisan zinc phosphat. Selama setting dapat terjadi

pengeluaran panas, karena reaksi bersifat eksotermis dan pengerutan / kontraksi.

e. Semakin kental adonan semakin kuat hasil campuran. Maka untuk keperluan cavity

lining hendaknya digunakan adonan yang kental.Untuk tujuan penyemenan

dibutuhkan adonan yang encer sehingga memungkinkan semen mengalir sewaktu

restorasi dipasangkan.

Page 12: BAB I

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam manipulasi zinc phospate :

1. Mungkin tidak perlu menggunakan alat ukur untuk membagi jumlah bubuk dan

cairan, karena kekentalan yang diinginkan bisa bervariasi menurut kebutuhan

klinisnya. Meskipun demikian, dianjurkan penggunaan maksimal dari bubuk (sejauh

masih menghasilkan adukan yang masih bisa dikerjakan) untuk meminimalkan daya

larut dan memaksimalkan kekuatan. Peningkatan kekuatan yang didapat dapat

menambhakan lebih banyak bubuk daripada yang dianjurkan akan cukup berarti

dibandingkan pengurangan kekuatan yang diakibatkan oleh penurunan jumlah bubuk

didalam adukan. Penurunan rasio bubuk:cairan akan menghasilkan semen yang sangat

lemah. Hilangnya atau bertambahnya kandungan air dari cairan akan mengurangi

kakuatan kompresi dan tarik dari semen.

2. Sebaiknya digunakan alas aduk yang dingin. Alas aduk yang dingin akan

memperpanjang waktu kerja dan pengerasan serta memungkinkan operator

menggunakan bubuk dalam jumlah yang maksimal sebelu pembentukan matriks

berlanjut ke titik dimana adukan menjadi kaku. Cairan tidak boleh dituang ke ala

saduk sampai pengadukan siap dimulai, karena kandungan airnya akan menguap.

3. Pengadukan diawali dengan penambahan sejumlah kecil bubuk. Pada mulanya,

sejumlah kecil bubuk dicampur dengan pengadukan yang cepat. Harus digunakan area

yang cukup luas dari alas aduk. Sebuah aturan yang baik untuk diikuti adalah

mengaduk setiap penambahan bubuk selama 15 detik sebelum dilakukan penambahan

berikutnya. Waktu pengadukan tidaklah terlalu kritis. Pengadukan biasanya selesai

dalam waktu sekitar satu setengah menit. Seperti telah dinyatakan sebelumnya,

kekentalan bervariasi sesuai dengan maksud penyemenan. Tetapi, kekentalan yang

Page 13: BAB I

diinginkan harus selalu didapatkan dengan menambahkan lebih banyak bubuk dan

jangan pernah menunggu dan membiarkan adonan yang encer menjadi kaku. Untuk

gigi tiruan sebagian cekat, waktu ekstra diperlukan untuk mengulaskan semen. Karena

itu, harus digunakan kekentalan yang sedikit dikurangi.

4. Tuangan harus segera dipasang, jika mungkin dengan gerakan getar, sebelum terjadi

pembentukan matriks. Setelah tuangan didudukkan pada tempatnya, harus ditahan

dengan ditekan sampai semen mengeras untuk mengurangi rongga udara. Selama

selurh prosedur, daerah kerja harus tetap kering.

5. Kelebihan semen dapat dibuang setelah mengeras. Dianjurkan untuk mengoleskan

selapis vernis atau lapisan anti tembus lain pada daerah tepi. Tujuan lapisan vernis

adalah memberi lebih banyak waktu bagi semen untuk menjadi matang dan

mengembangkan daya tahan yang lebih tinggi terhadap pelarutan di cairn mulut.

c. Semen Seng Polikarboksilat

Gambar 4. Contoh produk Semen PolikarboksilatSumber: Phillips dalam Kadariani. 2001

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8018/1/960600036.pdfhttp://www.fuzing.com/vli/003015f17253/Dental-Polycarboxylate-Cement

http://dentala2z.co.uk/Poly-Zinc-Plus-Zinc-Polycarboxylate-cement

Semen seng polikarboksilat mempunyai fungsi untuk sementasi pada mahkota dan

jembatan, sementasi pada inlay dan onlay, sementasi ortodontik pada band dan bracket,

Page 14: BAB I

sebagai basis dan lining dibawah komposit, amalgam dan glass ionomer dan bahan tumpatan

sementara.

- Komposisi

Semen polikarboksilat terdiri dari bubuk dan cairan. Cairannya adalah larutan air dari

asam poliakrilat atau kopolimer dari asam akrilik dengan asam karboksilat lain yang tidak

jenuh, mmisalnya asam itakonik. Bubuknya mengandung oksida seng dengan sejumlah

aksida magnesium. Oksida stanium dapat menggantikan oksida magnesium. Oksida-oksida

lain, misalnya bismuth dan alumunium, juga dapat ditambahkan. Bubuk ini juga dapat

mengandung sejumlah kecil stannous florida, yang mengubah waktu pengerasan dan

memperbaiki sifat manipulasi. Unsur ini merupakan bahan penambah yang penting karena

juga meningkatkan kekuatan. Namun, fluoride yang dilepaskan dari semen ini lebih sedikit

(15-20%) dari jumlah yang dilepaskan semen silikofosfat dan ionomer kaca.

- Sifat

Sifat mekanis. Kekuatan kompresi dari semen polikarboksilat adalah sekitar 55 MPa,

karena itu dalam hal ini, semen ini lebih rendah daripada semen seng fosfat. Namn kekuatan

tensilenya sedikit lebih tinggi. Modulus elastisnnya kurang dari setengah dari semen seng

fosfat. Selain itu tidak serapuh semen seng fosfat. Jadi, lebih sulit membuang kelebihan

semen setelah semen mengeras.

pH dari semen polikarboksilat naik lebih cepat dibandingkan pH dari semen seng

fosfat. Selain itu, ukuran molekul asam poliakrilat yang lebih besar dibandingkan molekul

asam fosfor, membetasi penyebarannya melalui tubulus-tubulus dentin.

- Kelebihan dan Kekurangan

1. Compressive strength besar

2. Insolator panas yang baik 

3. Adhesif secara kimia dengan struktur gigi

4. Waktu pengerasan lebih cepat dari seng fosfat

5. Modulus elastis kurang dari setengah semen fosfat

6. Daya larut rendah teradap asam namun mudah larut dalam saliva

- Manipulasi

Campurkan bubuk dan liquid dengan ratio 1,5:1 atau sesuai kebutuhan,campurkan

sampai membentuk adonan yang tidak cair tidak padat aduk dengan putaran melawan jarum

Page 15: BAB I

jam tempatkan adonan pada tumpatan yang telah diberi semen eugenol sebagai sub

basiswaktu pengerasan yang memadai adalah 2,5-5 menit, buang kelebihan tumpatan. Semen

ini harus dicampur pada permukaan yang tidak menyerap cairan. Dan cairan tidak boleh

dikeluarkan ke alas aduk sebelum pengadukan siap dilakukan. Bubuk dalam jumlahh besar

digabungkan dengan cepat ke dalam cairan. Jika diinginkan ikatan yang baik dengan struktur

gigi maka semen harus ditempatkan pada pernukaan gigi sebelum tampilannya yang

mengkilap hilang. Tampilan yang mengkilap menunujukkan adanay gugus karboksilat jumlah

yang cukup di permukaan adukan, yang penting untuk ikatan dengan struktur gigi.

Sebaliknya adukan yang permukaannya tampak buram menunjukkan tidak cukupnya gugus

karboksil yang tersedia untuk mengikat kalsium pada permukaan gigi.

d. Semen Silikat

Gambar 3. Contoh produk Semen SilikatSumber: http://www.indiamart.com/pls-sons/products.html

- Komposisi

Bubuk semennya adalah kaca yang terdiri atas silica, alumina, senyawa fluorida

seperti NaF, CaF2 Na3AlF6 dan beberapa garam kalsium seperti Ca(H2PO4)2.H2O dan CaO.

Bahan-bahan ini dipanaskan sampai 1400o Celsius untuk membentuk kaca. Tujuan senyawa

fluoride adalah menurunkan temperature pencampuran dari kaca. Bubuk kaca silikat adalah

Page 16: BAB I

suatu kaca yang larut dalam asam. Cairannya adalah larutan dari asam fosfat dengan garam-

garam dapur.

- Sifat

a. Terikat secara kimiawi dengan struktur gigi (kekuatan ikatan denngan email akan

lebih besar daripada dengan dentin)

b. Waktu kerja untuk semen polikarboksilat jauh lebih pendek daripada semen

sengfosfat, yaitu sekitar 2,5 menit dibandingkan 5 menit untuk seng fosfat

c. Kekuatan kompresi dari semen polikarboksilat adalah sekitar 55Mpa

d. Modulus elastisitasnya kurang dari setengah dari semen seng fosfat

e. Sifat biologi , pH kurang dari 3 pada dimasukan dalam kavitas, dan tetap barada

dibawah 7 bahkan setelah satu bulan

f. Daya larut semen di dalam ir memang rendah, tetapi jika terpajan asam-asam

organik dengan pH 4,5 atau kurang, daya larutnya meningkat sangat besar

- Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan :

Warnanya sesuai dengan warna gigi dan cocok digunakan untuk restorasi gigi anterior

Kekurangan :

Kekuatan tensilnya kurang baik, mudah larut terhadap asam yang terdapat dalam plak yang

melekatdi atasnya, iritan yang parah dan sering dipakai sebagai bahan acuan untuk menilai

potensi bahan-bahan lain untuk menimbulkan reaksi yang relative parah.

- Manipulasi

Untuk mendapatkan sifat-sifat optimum bahan restorasi silikat ada dua hal penting yang harus

diperhatikan selama prosedur pencampuran :

a. Bahannya haruslah dicampur dengan cepat

b. Dibuat sekental mungkin

A. Pencampuran dengan tangan

i. Pegunakan glass slab tebal

Kaca ini hendaknya didinginkan agar lebih banyak puder dapat ditambahkan pada

cairan dalam batas waktu yang ada.Tetapi glass lab jangan pula terlalu dingin sampai

suhu dimana uap air yang terdapat di udara mulai mengendap padanya ( dew point )

karena endapan tersebut akan turut serta dalam bahan yang dicampur sehingga

Page 17: BAB I

mempengaruhi waktu setting dan kemungkinan juga mempengaruhi kelarutan serta

sifat-sifat mekanis semen setelah setting.

ii. Jangan mempergunakan spatel baja

Bahan ini terkikis oleh puder silikat sehingga menyebabkan terjadinya perubahan

warna bahan.Biasanya dipergunakan spatel agate atau cobalt-chromium ( stellite )

ataupun spatel plastik.

iii. Perbandingan yang tepat antara puderr dan cairan penting diperhatikan

Campuran yang terlalu kental menghasilkan masa yang rapuh karena tidak semua

partikel puder terbasahi oleh cairan.Campuran yang mengandung terlalu banyak

cairanmempunyai waktu setting yang lama dan PH lebih rendah, dan hasil setelah

setting lebih lunak dan lebih mudah larut serta rentan terhadap stainning.Perbandingan

puder dengan cairan biasanya sekitar 1,6 / 0,4 ml.

iv. Puder harus dimasukkan kedalam cairan secepat mungkin dan pengadonan harus

selesai dilakukan dalam waktu 1 menit.

Pada umumnya dilakukan pencampuran sekaligus separuh dari jumlah puder dan

cairan, dan selanjutnya puder ditambahkan dalam jumlah kecil selama proses

pengadonan.Puder ditarik ke cairan untuk menjamin bahwa semua partikel benar-

benar terbasahi.Hasil adonan harus mempunyai konsisitensi yang menyerupai dempul.

B. Pencampuran secara mekanis

Puder dan cairan yang telah ditakar dapat dicampur secara mekanis yang dalam kapsul

gelatin.Sejumlah bahan tersedia dalam kapsul yang berisi puder dan cairan yang telah

ditakar terlebih dahulu.Cairan didalam kapsul terpisah oleh sebuah sekat.Sekat inidaat

pecah karena tekanan yang diberikan pada kapsul sewaktu pencampuran.

Keuntungan dari sistem ini adalah :

1. Bahan tidak dipegang sampai selesai pengadonan sehingga kemungkinan kontaminasi

berkurang.

2. Diperoleh perbandingan yang tepat antara puder dan cairan tanpa perlu menimbang

dan sekaligus menghemat waktu.

3. Hasil campuran dapat diperoleh dalam waktu yang lebih cepat, misalnya dalam 10

sampai 15 detik.

Pada pencampuran mekanis terjadi evolusi panas, ini mempercepat setting sehingga

dapat mengurangi waktu kerja.Kenaikan suhu ini disebabkan oleh :

i. Terutama karena panas reaksi eksotermik antara puder dan cairan

Page 18: BAB I

ii. Juga karena panas yang timbul oleh gesekan puder abrasif.

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam praktek

1. Yang perlu diperhatikan mengenai cairan ialah bahwa atmosfer yang hangat cairan dapat

kehilangan air.Pabrik biasanya menyediakan dalam botol dalam takaran yang berlebih dan

sisanya bisa dibuang kalau pudernya habis.Apabila di dalam cairan telah terbentuk kristal-

kristal maka sebaiknya jangan dipergunakan lagi.

2. Bahan yang telah dicampur hendaknya dimasukkan ke dalam cavitet seluruhnya

sekaligus.Bila dimasukkan sebagian demi sebagian maka tidak akan tercapai bonding

komplit antar tiap lapisan, dan hasil akhir akan lebih lemah.

3. Langsung setelah pengisian cavitet permukaannya dilapisi dengan pita cellulosa accetate

atau celuloid.Harus diusahakan agar pita ini tidak bergerak sebelum bahan setting, kalau

tidak demikian struktur gel yang terbentuk akan hancur dan restorasi menjadi lemah.

4. Biasanya dibutuhkan suatu cavity lining.Pada cavitet yang dangkal dapat dipergunakan

semen fosfat.Pada cavitet yang sangat dalam dibutuhkan liner untuk melindungi pulpa dari

pengaruh asam fosfor, dapat dipergunakan misalnya zinc-oxide eugenol, kalsium

hidroksida, atau varnish.Jangan sekali-kali memberi bahan silikat langsung di atas basis

semen zinc-oxide eugenol yang lambat setting karena hal ini mendorong terjadinya

perubahan warna restorasi oleh karena kerja sisa eugenol yang tidak bereaksi.Dengan

alasan ini juga beberapa bahan lining dapat dipergunakan pada cavitet yang dalam seperti

zinc-oxide eugenol diikuti dengan zink fosfat.

5. Perlindungan terhadap kontaminasi lembab adalah sangat penting :

i. Bahan harus dimasukkan pada cavitet yang bersih fan kering, penggunaan rubber dan

dapat menjamin dipertahankannya lokasi kerja yang penting.

ii. Pada permukaan pita cellulose acetate atau celluloid, permukaan restorasi hendaknya

dioles dengan varnish untuk melindunginya terhadap saliva untuk beberapa jam.

iii. Apabila prosedur ini tidak diikuti, dapat memberi kesempatan gel yang terbentuk

mengabsorpsi lembab dan mengembung, juga dapat terjadi pelarutan sebagian dari

konstitusi semen.

6. Pita cellulose acetate atau celuloid memberi hasil permukaan restorasi yang

halus.Sebaiknya permukaan ini jangan diganggu lagi sebab pemolesan selanjutnya tidak

akan dapat menghasilkan permukaan yang sama halusnya.

7. Apabila pengeringan dilakukan terlalu cepat, maka dapat timbul retak-retak pada

permukaan.

Page 19: BAB I

( E.Combe, hal 157-158 )

e. Semen Ionomer Kaca

Gambar 5. Contoh produk Semen Ionomer KacaSumber: http://solutions.3mindia.co.in/wps/portal/3M/en_IN/3M-ESPEAsia/

dental-professionals/products/category/cement/ketac-cem-easymix/

Semen Ionomer Kaca merupakan salah satu bahan restorasi plastis di bidang

kedokteran gigi yang perkembangannya paling menarik, bahan ini ditemukan oleh Wilson

dan kenk tahun 1972 sebagai bahan pertama yang paling praktis, sewarna dengan gigi dan

beradhesi secara kimiawi walaupun versi awalnya tidak baik dan alur dalam cairan mulut.

- Kegunaan Semen Ionomer Kaca

1. Tipe I : Luting Cement 

Semen ini berguna untuk merekatkan gigi mahkota atau jembatan, tumpatan

tuang dan alat-alat ortodonti cekat.Semen perekat ini mencegah kebocoran

tepi restorasi dan  lapisan semen harus dibuat setipis-tipisnyaagar

tidak terlarutkan oleh cairan mulut. 

2. Tipe II : Restorative Cement 

Guna semen ini sebagai tumpatan estetik sewarna dengan gigi

3. Tipe III:  Liner and Basis Cement 

4. Tipe IV: Fissure sealants

5. Tipe V : Orthodontic Cements

6. Tipe VI  : Core build up

7. Tipe VII  : Fluoride releasing

8. Tipe VIII : ART(atraumatic restorative technique)

9. Type IX  : Deciduous teet

- Komposisi

Page 20: BAB I

Semen ini adalah sistem bubuk cairan, yang berbentuk karena reaksi antara kaca

alumino-silikat dengan asam poliakrilat yang sering disebut aluminosilikat poyacrilic acid

(ASPA). (Williams dalam Lubis, F.L. 2004). Semen glass ionomer digunakan karena semen

ini dapat berikatan secara fisikokomiawi baik pada email maupun pada dentin. Ikatan ini

terjadi karena ikatan yang mula-mula diduga ikatan kimia antara jaringan email dengan

semen glass ionomer ternyata ditemukan adanya gerakan molekul-molekul. Sifat semen glass

ionomer yang hidrofilik mampu berikatan dengan dentin yang selalu dalam keadaan sedikit

basah. Semen glass ionomer melepaskan ion fluor dalam jangka cukup lama sehingga dapat

menghilangkan sensitivitas dan mencegah terjadinya karies sekunder (Sidharta, 1991). Semen

glass ionomer mampu menutupi tubuli dentin guna mencegah reaksi pulpa terhadap asam

fosfat (Andreaus, 1987).

1. Komposisi Bubuk 

Bubuk yang digunakan pada dasarnya bubuk gelas kalsium aluminosilikat yang

mengandung fluor. Ukuran partikel gelas bervariasi antara 19 mm untuk luting cement

maupun semen dasar sampai 45 jam untuk restorasi. Semakin halus partikel gelas

maka reaksi pengerasan akan semakin cepat, kekuatan semakin besar dan permukaan

semen akan lebih halus. Bila kandungan lebih banyak silikat, semen terlihat lebih

translusen, tetapi bila lebih banyak kalsium fluorida atau alumina, semen terlihat

radioopak. Kandungan fluor dalam semen glass ionomer merupakan keuntungan

dalam menurunkan temperatur fusi dan dapat mencegah terjadinya karies sekunder,

Namun penambahan bahan ini dapat menurunkan kekuatan semen (Wilson &

McLean, 1988).

2. Cairan

Cairan dalam semen glass ionomer adalah larutan poliakrilik yang merupakan polimer

asam karboksilat tidak jenuh yang dikenal sebagai asam polialkenoat. Semen glass

ionomer yang menggunakan asam poliakrilik memiliki setting time yang panjang,

ditambahkan asam tartar yang juga dapat mengakibatkan translusensi semen menjadi

lebih baik. Gel yang terjadi dapat dicegah dengan menggunakan larutan yang

mengandung kopolimer asam akrilat dan asam itakonat (Wilson & McLean, 1988;

Katsuyama, 1993). Air merupakan unsur yang berfungsi sebagai media terjadinya

reaksi pengerasan dan melembabkan hasil reaksi. Kandungan air yang terlalu banyak

melemahkan semen, namun bila terlalu sedikit akan mengurangi reaksi pengerasan

(Wilson & McLean, 1988; Phillips, 1991)

Page 21: BAB I

- Sifat-sifat Semen Glass Ionomer

Semen glass ionomer mempunyai sifat-sifat (Wilson & McLean, 1988: Katsuyama,

1993):

1. Koefisien ekspansi termal

Kestabilan dimensi semen glass ionomer sangat baik karena bahan ini mempunyai

koefisien termal sebesar 14 ppm/oC yang mendekati koefisien ekspansi termal

struktur gigi.

2. Kekuatan regang (tensile strength)

Kekuatan regang semen glass ionomer adalah 17Mpa. Nilai ini paling rendah diantara

bahan restorasi. Hal tersebut menunjukan bahwa bahan ini kurang mampu menahan

tegangan.

3. Kekuatan Kompresif (compressive strength)

Kekuatan kompresif semen glass ionomer adalah 188 Mpa. Nilai ini menunjukan

bahwa glass ionomer cukup mampu menahan tekanan.

4. Pengerutan pada saat pengerasan (shrinkage)

Semua jenis semen mengerut pada saat pengerasan. Pengerutan semen glass ionomer

sangat kecil, sehingga bahan ini baik digunakan di dalam mulut.

5. Kelarutan (solubility)

Semen glass ionomer mempunyai tingkat kelarutan lebih rendah dibandingkan semen

silikat dan semen polikarboksilat. Hal yang menyebabkan kelarutan dalam rongga

mulut adalah lepasnya unsur-unsur semen yang bukan merupakan elemen dalam

pembentuk matriks dan prosedur serta teknik merestorasi yang kurang tepat (Craig,

2002).

6. Hidrasi dan dehidrasi

Selama reaksi pengerasan tahap awal, semen glass ionomer sangat mudah mengalami

dehidrasi. Penyerapan air oleh semen pada awalnya lebih besar daripada semen silikat

dan semen polikarboksilat, namun lama kelamaan menurun menjadi paling rendah

(Craig, 2002).

7. Waktu pengerasan (setting time)

Waktu pengerasan semen glass ionomer konvensional kira-kira 2-5 menit. Lama

pengadukan dengan teknik dengan tangan adalah 30 detik. Bila semen dalam bentuk

kapsul diaduk dengan alat khusus, mulai saat pengaktifan kapsul sampai semen

dimasukkan ke dalam semprit berlangsung selama 10 detik. Pengisian ke dalam

Page 22: BAB I

kavitas harus selesai dalam 2 menit sejak dimulai pengadukan. Sebelum pengulasan

fernis, matriks dapat dilepas 5 menit setelah pengisian.

8. Adhesif

Sifat adhesif semen glass ionomer mengakibatkan ikatan yang terjadi antara semen

dengan jaringan gigi adalah ikatan kimia. Retensi dan adaptasi semen glass ionomer

didapatkan secara kimia yaitu suatu ikatan yang menyangkut interaksi elektrostatik

antara gugus karboksilat pada asam poliakrilik dan ion kalsium pada permukaan gigi

(Katsuyama, 1993).

9. Wetting ability

Semen glass ionomer memiliki wetting ability yang baik pada permukaan dentin,

sehingga memberikan kemudahan sementasi dan adaptasi marginal yang lebih baik

dan hermetis. Daya alir semen glass ionomer lebih tinggi dibandingkan semen

polikarboksilat dan semen polikarboksilat dan semen fosfat (Katsuyama, 1993).

- Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan

a. Tahan terhadap penyerapan air dan kelarutan dalam air

b.  Kemampuan berikatan dengan email dan dentin

c. Memiliki angka retensi gigi

d. Biokompabilitas

e. Estetika (penambahan radio opak untuk penyamaan warna dengan gigi)

f. Mempunyai kekuatan kompresi yang tinggi.

g. Bersifat adhesi.

h. Tidak iritatif

i. Mengandung fluor sehingga mampu melepaskan bahan fluor untuk

mencegah karies lebih lanjut.

j. Mempunyai sifat penyebaran panas yang sedikit.

k. Daya larut yang rendah.Bersifat translusent atau tembus cahaya.

l. Perlekatan bahan ini secara fisika dan kimiawi terhadap jaringan dentin dan email.

m. Di samping itu, semen glass ionomer juga bersifat bikompabilitas,

yaitu menunjukkan efek biologis yang baik terhadap struktur jaringan gigi dan

pulpa. Kelebihan lain dari bahan ini yaitu semen glass ionomer mempunyai sifat

anti bakteri, terutama terhadapkoloni  streptococcus mutant (mount, 1995).

Kekurangan

Page 23: BAB I

a. Tidak dapat menahan tekanan kunyah yang besar 

b. Tidak tahan terhadap keausan

c. Daya lekat pasta lebih kecil terhadap dentin

d. Setelah restorasi butuh proteksi

e. Kekerasan kurang baik 

f. Rapuh dan sensitive terhadap air pada waktu pengerasan

g. Dapat larut dalam asam dan air

- Manipulasi

Pengadukan bubuk cairan semen glass ionomer untuk restorasi kavitas ada dua cara,

yaitu pengadukan dilakukan dengan tangan di atas glass slab atau paper slab atau bubuk dan

cairan disimpan dalam kapsul, diaduk dengan alat khusus.\ Pengadukan semen glass ionomer

untuk pelapis dilakukan dengan tangan. Tempat bubuk diketuk-ketuk supaya padat dan

merata. Konsistensi campuran ini dapat dengan mencampurkan satu takaran khusus dengan

satu tetes cairan. Bubuk dan cairan diaduk diatas paper slab atau glass slab. Pengadukan

dilakukan dengan menggunakan spatula yang terbuat dari plastik atau spatula agate. Untuk

pengadukan yang cepat, bubuk dibagi dalam 2-3 bagian, pengadukan berlangsung 20-30-

detik. Masalah yang dihadapi pada pengadukan dengan tangan adalah kesulitan dalam

menentukan proporsi bahan yang tepat. Untuk cairan, ukuran yang tepat dapat dicapai dengan

menggunakan alat semprit yang dilengkapi kalibrasi. Ukuran bubuk yang tepat diperoleh

dengan menggunakan sendok khusus yang disediakan pabrik. Bubuk harus mengisi penuh

sendok tersebut. Kelebihan bubuk pada sendok pengukur dibuang dengan menyamakan

tinggi permukaan bubuk dan tepi sendok. Pengadukan dilakukan diatas glass slab dingin

karena dapat memperlambat waktu pengerasan sehingga waktu kerja menjadi lebih panjang.

Penggunaan glass slab yang tebal juga dianjurkan karena efek panas yang timbul dapat

diserap dan juga mudah mengamati kelembaban yang terjadi pada kondensasi semen. Untuk

menghindari adanya udara terperangkap, cara pengadukan dengan permukaan seluas

mungkin. Bentuk adukan pasta yang ideal untuk pelapis adalah cair seperti susu kental

(Wilson & McLean, 1988; Katsuyama, 1993).

f. Cianoacrylates

Bahan restorasi cyanoacrylate adalah bahan kedokteran gigiyang indikasinya dapat

dipakai untuk berbagai macam kegunaan dalam bidang restorasi, antara lain untuk

menumpat, memperbaiki facing porselen yang pecah, veneer, splinting gigi geligi.

Page 24: BAB I

- Komposisi

Bahan restorasi cyanoacrylate terdiri dari campuran powder polymethyl methacrylate

dan liquid cyanoacrylate ditambah aselerator methyl methacrylate untuk mengeraskan. Waktu

prosesing sangat tergantung pada jumlah powder yang digunakan. Jumlah powder yang

dicampur ke liquid dikatakan tidak berpengaruh pada kekerasan akhir. Kontra indikasi dan

kelainan yang ditimbulkan belum diketahui. Perbandingan takaran powder dan liquid tidak

disebutkan.

- Sifat :

1. Toxic

2. Adhesi baik, walaupun lembab

3. Mengalir

4. Konsistensi kental

5. Dapat masuk ke cavitas dengan baik

g. Polimetil Metrakrilat

Polimetil metakrilat (Polymethyl methacrylate) atau poli (metil 2-metilpropenoat)

adalah polimer sintetis dari metil metakrilat. Bahan yang bersifat thermoplastis (mencair bila

dipanasi) murni tidak berwarna, transparan, dan padat ini dijual dengan merek

dagang Plexiglas, Vitroflex, Perspex, Limacryl, Acrylite, Acrylplast, Altuglas,dan Lucite dan

pada umumnya disebut dengan 'kaca akrilik' atau sekedar 'akrilik' Bahan resin akrilik

polimetil metakrilat (PMMA) di bidang ilmu gigi tiruan, sampai saat ini masih banyak

digunakan sebagai basis gigi tiruan, meskipun sekarang banyak didapatkan bahan basis gigi

tiruan dari metal atau metal frame denture .

- Sifat

Sifat fisik

Warnanya sama dengan jaringan sekitar. Mempunyai dimensional stabily  yang baik,

sehingga dalam kurun waktu tertentu bentuknya tidak berubah. Mempunyai spesifik gravity

yang rendah supaya gigi tiruan menjadi ringan.Mempunyai thermal conduvity yang tinggi,

sehingga pemakaiannya mampu untuk mempertahankan kesehatan mukosa rongga mulut  dan

merasakan rangsangan panas dingin yang normal. Idealnya basis gigi

tiruanradiopaque sehingga mampu untuk didereksi.

Sifat mekanik

Page 25: BAB I

Basis gigi harus mempunyai rigid mempunyai modulus of ealstic yang tinggi sehingga

menguntungkan. Mempunyai elastic limit yang tinggi untuk memastikan bahwa tekanan yang

terjadi saat menggigit dan mengunyah tidak menyebabkan perubahan yang permanen.

Mempunyai flexural strengh yang cukup sehingga tidak mudah patah. Basis gigi tiruan harus

mempunyai fatigue life yang kuat dan nilai fatigue limit yang tinggi. Mempunyai obrasion

yang cukup untuk mencegah keausan oleh karena bahan abrasi peembersih gigi tiruan atau

makanan. Tensil strenghtnya sekitar 60 MPa dan kepadatannya 1,19 gr/cm3. Modulus

elastisitas sekitar 2,4 GPa (2400 MPa).

Sifat kimia

Secara kimia cukup stabil terhadap panas dan melunak pada 125°C, serta dapat dibentuk

seperti bahan termoplastik. Antara temperature tersebut dan 200°C terjadi depolimerisasi.

Pada sekitar 450°C, 90% polimer mengalami depolimerisasi menjadi monomer. Poli(metal

metakrilat) dengan berat molekul tinggi berdegradasi menjadi polimer yang lebih rendah dan

pada waktu yang sama bahan tersebut berubah menjadi monomer.

Sifat biologis

Bahan basis gigi tiruan tidak beracun dan tidak menyebabkan iritasi bagi pemakainya. Resin

akrilik juga disebut akrilik plastis karena dapat dibentuk lunak dan fleksibel atau kaku dan

rapuh. Oleh karena itu digunakan hampir 95% sebagai basis gigi tiruan (Craig, 2002). Sifat-

sifat resin akrilik antara lain transparan, toksisitas rendah daya serap terhadap air tinggi,

mudah patah, mudah porus, bisa berubah warna dan mudah dimanipulasi. (Mc Cabe, 1998).

Resin ini terbuat dari polimer methyl metacrylat, dan memiki kelebihan antara lain warna

dapat menyerupai gingiva (estetik baik), daya serap air rendah , mudah dimanipulasi

harganya relatif terjangkau sifat fisik baik, perubahan dimensi kecil. tidak toksik, tidak

mempunyai rasa, dapat dipoles dan mudah dalam perawatan serta pemeliharaan. Namun sifat

yang kurang menguntungkan antara lain adalah mudah patah jika jatuh dalam permukaan

keras, porus dan dapat berubah warna akibat bahan makanan dan minuman.

- Kelebihan dan Kekurangan

PMMA memiliki sifat yang menguntungkan yaitu estetik, warna dan tekstur mirip dengan

gingiva sehinggga estetik di dalam mulut baik, daya serap air relatif rendah dan perubahan

dimensi kecil.

1. Kelebihan

1. Warna menyerupai warna gusi

2. Mudah direstorasi bila patah tanpa mengalami distorsi

Page 26: BAB I

3. Mudah dibersihkan

4. Mudah pengerjaannya dan manipulasinya

5. Kekuatannya cukup dengan BJ yang berisi

6. Harganya cukup murah dan cukup awet/tahan lama

2. Kekurangan

1. Muatan patah

2. Menimbulkan macam-macam porositas

3. Suatu termal konduktor yang baik

4. Dapat mengalami perubahan bentuk jika disimpan dalam keadaan kering

5. Toleransi pasien kurang

6. Dapat menimbulkan alergi

- Manipulasi

Walaupun, bahan ini memiliki termal resin, tetapi tidak menjadi penghalang dalam

kedokteran gigi. Bahan ini terdidri dari cairan (monomer) metil metakrilat dengan campuran

dari bubuk (polimer). Monomer ini adalah bahan plastis dan polimer ini dicampur untuk

mendapatkan konsistensi yang lebih muda

Jenis resin denture base yang terbuat sesuai dengan petunjuk pabrik yaitu bahan poly

(metil metakrilat), resin, yang populer disebut sebagai akrilik. Meskipun secara umun dapat

dibedakan sesuai proses pembentukaanya resin denture base jenis poly (metil metakrilat) atau

PMMA.

Adapun jenis-jenis resin denture base adalah :

1.Akrilik (dough-type)

Bahan ini merupakan bahan basis gigitiruan yang paling sering digunakan karena diperoleh

dari penyatuan dari liquid degan powder. Dengan nama lain adalah poli (metil metakrilat).

2. Akrilik (gel-type)

Bahan ini merupakan hasil uraian unsur bebentuk gel yang dihasilkan dengan cara

mencampur liquid dengan powder.

3.Akrilik (puor-type)

Bahan ini terbentuk dari liquid dengan powder saja.

4.Akrilik (high-impact strength)

Bahan ini memeliki kekuatan tekan pada bahan yang dihasilkan dengan cara menguraikan

cabang rubber-like polimer butadiena-styrene menjadi molekul akrilik.

Page 27: BAB I

5.Akrilik (rapid heat-polymerized)

Bahan ini hampir sama dengan tipe dough hanya berbeda pada proses modifikasi saja.

Terkhusus pada proses polimerisasi hibridnya yaitu dengan panas dan kimia.

6.Polyurethane resins

Bahan ini memiliki polomerisasi dari resin dengan proses memancarkan spektrum cahaya

pada daerah biru dengan panjang gelombang antara 450-490 nm.

h. Komposit Polimer Ceramic

"Composite" mengacu pada campuran. Dalam ilmu material, yang komposit merupakan

campuran dihasilkan dari setidaknya dua dariberbagai kelas bahan, yaitu, logam, keramik,

dan polimer. Komposit gigi sangat kompleks, bahan pengisi terdiri dari polimer sintetis,

partic-ulate pengisi penguat keramik, molekul yang mendorong atau memodifikasi reaksi

polimerisasi yang menghasilkan matriks yang terkait polimer dari dimetakrilat resin

monomer, dan kopling silan agen yang memperkuat ikatan pengisi untuk polimer matriks.

Setiap komponen dari komposit sangat penting untuk keberhasilan restorasi gigi akhir.

Namun, Perkembangan yang paling signifikan dalam evolusi komposit komersial sampai saat

ini akibat langsung dari modifikasi komponen filler. Komposit gigi telah dianggap diterima

restoratif bahan untuk aplikasi anterior bagi banyak tahun. Mereka gigi-pencocokan

kemampuan dan kurangnya logam merkuri telah menyebabkan mereka untuk dipromosikan

sebagai tambahan atau pengganti amalgam gigi dalam pemulihan gigi-geligi posterior.

Meskipun tidak diterima secara universal oleh profesi, yang terus “fine tunig” dari formulasi

komposit oleh produsen bahan kedokteran gigi memiliki produksi bahan untuk digunakan

lebih luas di gigi-geligi posterior. Perubahan ini memiliki terutama melibatkan penggunaan

pengisi kaca radiopak yang mampu dari yang ditumbuk atau dibentuk menjadi partikel yang

sangat halus ukurannya, sehingga meningkatkan poles dan melawan abrasi intra-oral dari

komposit yang dihasilkan. Hasil dari uji klinis jangka panjang sangat menguntungkan,

maksudnya menunjukkan bahwa ketika komposit ditempatkan secara tepat, komposit bisa

menghasilkan estetik restorasi posterior dengan baik

dan berumur panjang (el-Mowafy et ai, 1994; Taylor et al, 1994).

- Fungsi :

Biasanya digunakan sebagai bahan restorasi gigi sebagai fungsi utama, dikarenakan

sifat komposit polimer keramik yang banyak menguntungkan meskipun komposit

Page 28: BAB I

polimer sendiri dapat digunakan sebagai bahan semen. Namun, fungsi ini jarang

digunakan mengingat harga dari komposit polimer keramik yang cenderung mahal.

- Sifat :

Memiliki biokompatibilitas yang baik

Memiliki estetik yang baik (sewarna dengan gigi)

Mampu menahan daya tekan dengan baik

Mampu bertahan lama

- Kelebihan :

Tahan lama

Tidak mengiritasi jaringan

Estetiknya baik (sewarna dengan gigi)

- Kekurangan :

Harganya mahal

i. Kalsium Hidroksida

Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Kalsium

hidroksida dapat berupa kristal tak berwarna atau bubuk putih. Kalsium hidroksida

dihasilkan melalui reaksi kalsium oksida (CaO) dengan air. Senyawa ini juga dapat

dihasilkan dalam bentuk endapan melalui pencampuran larutan kalsium klorida (CaCl2)

dengan larutan natrium hidroksia (NaOH). Dalam pulpa gigi, kalsium hidroksida digunakan

sebagai agen pulp capping karena kemampuannya untuk merangsang mineralisasi.

Kalsium hidroksida merupakan suatu bahan yang secara ekstensif digunakan untuk

perlindungan pulpa tidak hanya dibawah resin tetapi di bawah seluruh bahan restoratif. Bahan

ini sangat efektif untuk meningkatkan pembentukan dentin sekunder yang berguna untuk

membantu dalam perbaikan pulpa dan melindungi pulpa dari iritan-iritan, seperti produk-

produk toksik dari bahan restoratif atau agen-agen yang dapat merusak pulpa yang

berpenetrasi melalui kebocoran mikro. Selain itu bahan ini memiliki kekerasan dan kekuatan

yang cukup untuk memungkinkan digunakan sebagai fondasi untuk bahan tambalan. Melihat

dari sifat dari bahan tersebut , bahan ini merupakan bahan yang efektif memperbaiki

kerusakan yang diakibatkan karies profunda.

Jenis Pasta Pengaplikasian Kalsium Hidroksat :

Page 29: BAB I

Base paste : - kalsium tungstate

- tribasic calsium phosphate

- zinc oxide

- dalam glycol salicylate (40%)

Catalyst paste : - kalsium hidroksat (50%)

- zinx oksida (10%)

- zinx stearate (0,5%)

- dalam ethylene toluene sulfonamide. (39,5%)

Menurut Goldberg, penggunaan pasta dengan bahan dasar kalsium hidroksida dapat

beradaptasi dengan baik pada dentin. kalsium hidroksida dapat digunakan dalam pengobatan

pulpa dan tidak menyebabkan iritasi dan inflamasi

Indikasi penggunaan kalsium hidroksida :

O Pulp caping

O Pengisi saluran akar

O Subbase

O Basis penahan panas

Kelebihan penggunaan kalsium hidroksida :

Page 30: BAB I

O Biokompatibel

O menghasilkan pengisian saluran akar yang baik

O mempunyai pH yang alkalis yang dapat mematikan pertumbuhan bakteri

O dapat merangsang perbaikan pulpa

O mempunyai sifat adhesif yang baik.

O merangsang odontoblast membentuk dentin reparatif dalam mempertahankan vitalitas

pulpa

Kekurangan penggunaan kalsium hidroksida :

O Memiliki tensil strength (kekuatan tarik) yang rendah

O Memiliki copressive strength (kekuatan tekan ) yang rendah

Efek terhadap jar sekitar :

Semen atau basis kalsium hidroksida memiliki kemampuan membentuk dentin

reparatif dalam menahan penetrasi bakteri, rangsangan termal, iritasi kimia, serta

trauma mekanis yang mengganggu pulpa.

Manipulasi :

O Perbandinngan antara pelarut dan larutan (P : L) = 1,3:1 atau sesuai anjuran

pabrik

O Pengaplikasian kalsium hidroksida dilakukan secara mekanis dan manual. Secara

manual adalah melakukan pengadukan bahan secara manual. Jadi sejumlah kecil

basis kalsium hidroksida dan katalis diaduk diatas paper pad dengan gerakan

memutar berlawanan arah jarum jam sampai homogen

O Pencampurannya dilakukan hingga tampak glossy (mengkilat).

O Setting time antara 2,5 - 5,5 menit

O Dentin dianggap pelindung pulpa terbaik, dan kalsium hidroksida telah terbukti,

melalui berbagai studi memiliki kemampuan mendorong pembentukan

mineralisasi jembatan di atas jaringan pulpa

Page 31: BAB I

O pH Kalsium Hidroksida adalah sekitar 11-12, kebasaan ini menghancurkan daya

tahan mikroorganisme yang terdapat pada karies gigi

ket : contoh pengaplikasian bahan semen

kalsium hidroksida

j. Varnish

Varnish adalah rosin alami atau rosin sintetik yang dilarutkan dalam pelarut seperti

eter atau chloroform yang dioleskan disekeliling kavitas. Pelarut menguap meninggalkan

selapis tipis yang berfungsi untuk mengurangi mikroleakage yang terjadi di sekeliling

restorasi. Varnish yang ditempatkan di bawah restorasi logam tidak efektif sebagai insolator

panas meskipun bahan varnish merupakan penghantar panas yang rendah (Craig dalam

Kadariani. 2001).

Penggunaan varnish pada permukaan tambalan glass ionomer bukan saja bermaksud

menghindari kontak dengan saliva tetapi juga untuk mencegah dehidrasi saat tambalan

tersebut masih dalam proses pengerasan. Varnish kadang-kadang juga digunakan sebagai

bahan pembatas antara glass ionomer dengan jaringan gigi terutama pulpa karena pada

beberapa kasus semen tersebut dapat menimbulkan iritasi terhadap pulpa. Pemberian dentin

conditioner (surface pretreatment) adalah menambah daya adhesif dentin. Persiapan ini

membantu aksi pembersihan dan pembuangan smear layer, tetapi proses ini akan

menyebabkan tubuli dentin tertutup. Smear layer adalah lapisan yang mengandung serpihan

kristal mineral halus atau mikroskopik dan matriks organik.

Penggunaan varnish pada permukaan tambalan glass ionomer bukan saja bermaksud

menghindari kontak dengan saliva tetapi juga untuk mencegah dehidrasi saat tambalan

tersebut masih dalam proses pengerasan (Saleh & Khaiil , 2006). Varnish kadang-kadang

juga digunakan sebagai bahan pembatas antara glass ionomer dengan jaringan gigi terutama

pulpa karena pada beberapa kasus semen tersebut dapat menimbulkan iritasi terhadap pulpa

Page 32: BAB I

(Phillips & Moore, 1994 ; Van Noort, 1994 ; Craig dkk, 1996 ; Craig, 2002 ; Anusavice,

2003).

Pada umumnya, penggunaan varnish bertujuan untuk melindungi pulpa dari iritasi

kimia bahan-bahan yang berkontak dengannya ; untuk keperluan ini varnish berada diantara

dentin dan bahan restorasi (Phillips & Moore, 1994 ; Van Noort, 1994 ; Craig dkk, 1996 ;

Craig, 2002 ; Anusavice, 2003). Varnish tidak larut dalam cairan mulut (Craig dkk, 1996) dan

air, tahan terhadap cairan mulut serta bertahan di permukaan gigi untuk waktu yang lama.

Sifat menempelnya varnish terhadap bahan lain secara fisika bukan kimiawi sehingga mudah

terabrasi. (Ferracane, 2001). Varnish mengandung satu atau lebih resin yaitu gum natural

(seperti copal) dan resin sintetik (berupa nitrat selulosa) atau rosin (Grossman, 1952 ; Phillips

& Moore, 1994 ; Van Noort, 1994 ; Craig dkk, 1996 ; Craig, 2002 ; Roberson, 2002 ;

Anusavice, 2003).. Bahan-bahan tersebut terlarut dalam larutan organic seperti kloroform,

alkohol, aseton, benzene, toluene, etil asetat, amil asetat atau ether (Craig, 2002). Varnish

sebaiknya digunakan lebih dari satu kali olesan, karena seringkali menghasilkan pinholes

(porositas) pada pengolesan pertama. Dengan pengolesan kedua dan seterusnya, porus yang

terjadi dapat terisi. (Phillips & Moore, 1994 ; Ferracane, 2001 ; Anusavice, 2002).

- Komposisi

Sebuah pernis rongga adalah solusi dari satu atau lebih resin dari getah alam, resin

sintetik, atau damar. Copal dan selulosa nitrasi khas contoh dari karet alami dan resin sintetik,

masing. Pelarut yang dapat digunakan untuk melarutkan bahan-bahan yang kloroform,

alkohol, aseton, benzena, toluena, etil asetat, dan amil asetat. Obat agen seperti

chlorobutanol, timol, dan eugenol juga telah menambahkan. Pelarut yang mudah menguap

cepat menguap ketika pernis diterapkan pada gigi yang telah dipreparasi permukaan,

sehingga meninggalkan film resin tipis. Penambahan fluoride untuk pernis rongga belum

ditetapkan sebagai efektif.

- Sifat

Varnish rongga mengurangi namun tidah mencegah bagian dari konsituen dari asam

fosfat semen ke dalam dentin yang mendasari. Variasi hasil dan pengurangan hanya daripada

pencegahan bagian asam muncul untuk menjadi hasil dari lubang pinpoint dalam film varnish

terbentuk selama penguapan pelarut organic. Kesinambungan dari film varnish kering adalah

Possibleb OLEH penggunaan lapisan berturut-turut tipis menodai, teknik ini lebih effectitre

daripada menggunakan hanya satu lapisan film varnishThin tebal varnish rongga resin

Page 33: BAB I

signifikan mengurangi kebocoran di sekitar margin dan dinding restorasi logam. Meskipun

efeknya dari varnish rongga tidak sepenuhnya diketahui, dapat dihipotesiskan bahwa

pengurangan cairan penetrasi sekitar margin rongga akan meminimalkan sensitivitas pasca

operasi. Ini varnish diterapkan pada dinding rongga disiapkan, termasuk margin. Integritas

film resin hancur ketika bahan restoratif komposit ditempatkan dalam kontak dengan mereka.

Monomer yang terkandung dalam bahan resin larut film. Varnish tidak memiliki kekuatan

mekanik atau menyediakan isolasi termal karena inad-menyamakan ketebalan film. Nilai

ketebalan film telah diukur di antara 1 dan 40 ym untuk varnish komersial yang berbeda.

Hubungi sudut varnish pada kisaran dentin 53-106 derajat. Peningkatan integritas sebuah film

varnish mungkin dicapai dengan peningkatan penyebaran varnish pada permukaan gigi.

- Fungsi :

1. Bahan untuk melindungi pulpa

2. Mengurangi kebocoran mikro pada restorasi

- Komposisi :

Karet alam (misalnya copal), gala (rosin), atau resin sintetik yang dilarutkan dalam

pelarut organik (misalnya aseton, kloroform, dan eter)

- Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan:

1. Dapat mengurangi iritasi pulpa

2. Dapat mencegah penetrasi produk-produk korosi dari amalgam ke dalam tubula

dentin, dan dengan demikian mengurangi pewarnaan gigi yang tidak diinginkan yang

sering berkaitan dengan restorasi amalgam

Kekurangan:

a. Dapat melunakkan resin sehingga tidak boleh digunakan dibawah restorasi komposit

- Manipulasi

Solusi Varnish biasanya diterapkan dengan cara sebuah tampon kecil kapas di ujung

kawat atau membesarkan lubang saluran akar. Terapkan lapisan tipis varnish dengan tampon

sebagian jenuh. Gunakan lembut aliran udara untuk pengeringan, tetapi berhati-hati untuk

menghindari membentuk pegunungan. Tambahkan layer baru hanya untuk yang sebelumnya

kering satu. Dua lapisan tipis telah ditemukan lebih dari satu lapisan pelindung yang berat.

Untuk mencegah kontaminasi dari rongga varnish, gunakan sebuah tampon kapas baru untuk

setiap aplikasi. Erat topi solusi vaarnish segera setelah digunakan untuk meminimalkan

Page 34: BAB I

kerugian dari pelarut. Kebanyakan varnish dipasok dengan botol yang terpisah dari pelarut

murni. Pelarut ini dapat digunakan untuk menjaga varnish dari menjadi terlalu tebal. Ganti

kerugian dari penguapan dengan menambahkan pelarut untuk menjaga botol setidaknya

setengah penuh dengan mengencerkan isi dengan pelarut. Akhirnya pelarut akan lelah dan

pasokan baru harus dibeli. Pelarut ini juga berguna untuk menghilangkan varnish dari

permukaan gigi eksternal.

DAFTAR PUSTAKA

Phillips & Moore, 1994 ; Ferracane, 2001 ; Anusavice, 2002

Kadariani. 2001. Semen Basis Sebagai Insulator Terhadap Thermal Shock di Bawah Restorasi Logam [Skripsi]. Medan. FKG-USU. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8018/1/960600036.pdf

J.L. Ferracane. 1995. Current Trends in Dental Composites

Baum Lloyd, Phillips RW, Melvin RL. 1996.Buku Ajar Ilmu KonservasiGigi.Jakarta : EGC

Fisher, F.J .1977. The effect of three proprietary lining materials on micro-organisms in carious dentine. Br.Dent. J. 143, 231.

Milosevic, A. (1991) Calcium hydroxide in restorative dentistry. J. Dent. 19, 3.www.medkaau.com/album/download/cavitylinersandbases

http://medical.tpub.com/14275/css/14275_124.htm

http://cro.sagepub.com/content/6/4/302

Page 35: BAB I