BAB I
-
Upload
nurbaetty-rochmah -
Category
Documents
-
view
269 -
download
5
description
Transcript of BAB I
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas laporan ini, tentang Dental Semen. Laporan ini disusun
untuk memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok VI pada skenario pertama.
Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :
1. drg. Agus Sumono, M.Kes selaku tutor yang telah membimbing jalannya diskusi tutorial
kelompok IV Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan yang telah memberi
masukan yang membantu, bagi pengembangan ilmu yang telah didapatkan.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan–
perbaikan di masa mendatang demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
berguna bagi kita semua.
Jember, 3 Desember 2012
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi salah satunya nampak pada bidang
kedokteran gigi. Telah diketahui bersama bahwa logam adalah penghantar panas ang baik
dibandingkan dengan non logam. Bahan-bahan logam yang digunakan sebagai bahan
restorasi gigi antara amalgam, inlay logam dan maahkota logam. Restorasi logam ini dapat
menyebabkan pasien merasa tidak nyaman, hal ini terjadi karena adanya thermal shock akibat
perubahan suhu panas atau dingin yang berasal dari makanan atau minuman (Craig dalam
Kadariani, 2001).
Temperature di rongga mulut dapat berubah-ubah. Temperature yang ekstrim dapat
menyebabkan kerusakan yang permanen pada pulpa. Untuk melindungi pulpa dari kerusakan
tersebut maka diperlukan bahan lining yaitu semen basis yang bertindak sebagai insulator.
Semen ini diletakkan diantara gigi dan bahan restorasi. Semen merupakan suatu bahan.
Semen merupakan suatu bahan non logam yang digunakan secara luas dibidang kedokteran
gigi.
Semen harus memiliki sifat dan syarat yang harus dipenuhi. Semen yang digunakan
untuk lutting dan restorative harus mempunyai perlekatan baik mekanik ataupun kimia yang
kuat pada gigi. Selain itu, semen yang digunakan harus bersifat biocompatible. Berbagai
factor dapat mempengaruhi waktu dan reaksi setting dari semen yang dapat berpengaruh pada
semen setelah setting.
Sebagian besar semen dipasok dalam bentuk bubuk dan cairan. Material ini dapat
dimanipulasi secara manual dengan menggunakan ratio bubuk dan cairan yang tepat, maupun
secara mekanik dalam bentuk kapsul. Selain bentuk bubuk dan cairan, semen juga dapat
ditemukan dalam bentuk system duapasta. Metode dan alat yang digunakan untuk manipulasi
dari tiap semen berbeda. Diperlukan manipulasi yang tepat untuk menghasilkan output yang
bagus.
1.2 Rumusan Masalaah
a) Apa saja : a. macam-macam klasifikasi semen
b. sifat-sifat tiap jenis semen
c. kekurangan dan kelebihan tiap jenis semen
d. manipulasi tiap jenis semen
1.3 Tujuan Permasalahan
a) a) Mampu menjelaskan : a. macam-macam klasifikasi semen
b. sifat-sifat tiap jenis semen
c. kekurangan dan kelebihan tiap jenis semen
d. manipulasi tiap jenis semen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Semen adalah bahan yang penting untuk keperluan klinis karena aplikasi
penggunaanya sebagai lutting (perekat), base dan lining pada penyemenan gigi, sebagai
bahan tambal yang memiliki kekuatan yang rendah dibandingkan resin komposit dan
amalgam, tetapi dapat digunakan untuk daerah yang mendapat sedikit tekanan. (Phillips).
Semen memiliki beberapa fungsi dalam penggunannya yaitu untuk merekatkan denture dan
orthodontic band pada gigi serta merekatkan post dan pasak untuk retensi restorasi, sebagai
cavity liner dan basis untuk melindungi pulpa serta sebagai bahan restorasi sementara, jangka
pendek ,jangka menengah atau jangka panjang dan untuk restorasi estetik pada gigi depan.
(Phillips). Untuk berbagai aplikasi tersebut diperlukan berbagai jenis semen yang semakin
berkembang untuk memenuhi kriteria bahan aplikasi yang akan digunakan.
Penggunaan semen sebagai basisi, liner dan varnish dibawah restorasi permanen telah
dianjurkan sejak dulu. Fungsi utamannya adalah mellindungi pulpa dan untuk mengacu
pernaikan jika terjadi kerusakan pada pulpa.
a. Basis adalah lapisan semen yang ditempaatkan dibawah restorasi permanen untuk
mengacu perbaikan dari pulpa yang rusak dan melindunginya dari kerusakan.
Kerusakan ini bias berasal dari thermal shock bila gigi direstorasi dengan bahan
logam dan kerusakan karena iritasi kimia. Basis berfungsi menahan tekanan selama
proses kondensasi serta dapat memberi bentuk yang structural bagi kavitas.
b. Liner adalah bahan yang ditempatkan sebagai lapisan yang tipis dan fungsi utamanya
adalah untuk memberikan penghalang bagi iritasi kimia. Loner tidak berfungsi
sebagai insulator terhadap thermal shock.
c. Varnish adalah rosin alami atau rosin sintetik yang dilarutkan dalam pelarut seperti
eter atau chloroform yang dioleskan disekeliling preparasi kavitas. Pelarut menguap
meninggalkan lapisan tipis. Fungsi utamanya adalah untuk mengurangi mikroleakage
yang terjadi disekeliling restorasi. Varnish yang diletakkan dibawah restorasi logam
tidak efektif sebagai insulator panas meskipun bahan varnish merupakan penghantar
panas yang rendah, karena ketebalan varnish adalah sekitar 4 mikrometer terlalu tipis
sebagai insulator terhadap thermal shock.
Dalam penggunaannya di bidang kedokteran gigi, semen harus memiliki sifat dan
syarat yang harus dipenuhi. Syarat semen yang baik dalam bidang kedokteran gigi yaitu:
a. Tidak beracun dan tidak mengiritasi pulpa serta jaringan yang lain
b. Tidak mudah larut dalam saliva
c. Melindungi pulpa dari: rangasangan thermis, rangsangan kimia dan rangsangan
listrik
d. Dapat melekat baik pada enamel, dentin, porselen, ekrilik, alloy tetapi tidak
lengket pada alat kedokteran gigi
e. Bakteriostatik
f. Tidak mengurangi sensitivitas dentin
g. Sifat rheological yaitu kekentalan yang rendah dan ketebalan selapis tipis
h. Sifat optis, mempunyai warna serupa gigi
i. Sifat mekanis
Semen dapat diklasidikasikan dalam beberapa tipe yaitu:
A. Semen dengan reaksi asam
A.1. Bahan dasar Zinc Oxide : - Semen Zinc Oxide Eugenol
- Semen Zinc Phosphate
- Semen Zinc Polycarboxylate
A.2. Dapat membentuk bahan kaca: - Semen Silikat
- Semen Glass Ionomer
B. Bahan yang berpolimerisasi
1. Cyanoacrylates
2. Polimer Metakrilat
3. Composite-polymer ceramic
C. Bahan lain
1. Kalsium Hidroksida
2. Gutta Percha
3. Varnish
Ada beberapa sifat dan parameter mekanis penting yang mengukur sifat deformitas
elastic atau reversible bahan kedokteran gigi. Salah satu parameter tersebut adalah modulus
elastic dan fleksibilitas.
- Modulus elastik
Modulus elasti suatu bahan adalah konstan dan tidak terpengaruh oleh besarnya
tekanan ealstik atau plastic yang mengenai suatu bahan. Karenanya, nilai tersebut tidak
bergantung pada dapatnya dibengkokkannya suatu bahan, dan bukan ukuran kekuatan.
Meskipun kompresi dipilih untuk mengukur sifat struktur gigi, modulus elastik dapat juga
diukur dengan mengukur uji tarik
Karena modulus elastik mewakili rasio tekanan elastik terhadap regangan elastik,
sebenarnya semakin rendah regangan yntuk tekanan tertentu, semakin besar nilai modulus.
Modulus elastisitas dinyatakan dalam satuan gaya per unit daerah, umumnya giganewton/m2
(GN/M2) atau gigapascal (Gpa).
- Fleksibilitas
Untuk restorasi dan piranti kedokteran gigi, nilai yang tinggi untuk batasan elastik
(batas tekanan yang dapat diterima suatu bahan dimana bila tekanan ditambahkan bahan
tersebut tidak akan kembali ke bentuk semula ketika gaya dibebaskan) merupakan
persyaratan penting bagi bahan-bahan pembuatannya, karena struktur diharapkan kembali
kebentuknya semula setalah tertekan. Biasanya modulus ealstisitasnya yang cukup tinggi
juga diaharapkan karena hanya suatu deformasi kecil akan terjadi dibawah tekanan tertentu,
seperti pada inlay.
Meskipun demikian, ada keadaan yang membutuhkan regangan atau deformasi yang
lebih besar pada tekanan sedang atau kecil. Sebagai contoh, pada piranti ortodonsi, sebuah
pegas sering kali dibengkokkan cukup jauh dibawah pengaruh tekanan kecil. Pada keadaan
tersebut, struktur dianga\gap fleksibel dan mempunyai sifat fleksibilitas. Fleksibilitas
maksimal didefinisikan sebagai regangan yang terjadi ketika bahan ditekan sampai batas
kesatimbangnnya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Klasifikasi Semen Kedokteran Gigi
a. Semen Oksida Seng-Eugenol
Gambar 1. Contoh produk semen Seng Oksida EugenolSumber: http://www.pspdentalco.com/cements.html
Semen ini biasanya dikemas dalam bentuk bubuk dan cairan atau kadang-kadang
sebagai dua jenis pasta. Tersedia berbagai jenis formula OSE untuk restorasi sementara dan
jangka menengah, pelapik kavitas, basis penahan panas, semen perekat sementara serta
permanen serta berfungsi sebagai penutup saluran akar dan dressing periodontal.
- Komposisi
Komponen utama dari semen-semen ini adalah oksida seng dan eugenol. (Phillips).
Bubuk semen ini terdiri dari zinc oxide, magnesium oxide dijumpai dalam jumlah kecil dan
silica. Cairannya terdiri dari Eugenol H2O, acetic acid, zinc acetate, and calcium chloride.
Eugenol merupakan konstitusi utama minyak cengkeh. Minyak olive juga dapat ditemukan
dalam jumlah hingga 15%, kadang-kadang diberi asam asetat sebagai akselerator.
Klasifikasi (Phillips)
1. Tipe1 digunakan untuk semen sementara.
2. Tipe2 digunakan untuk semen permanen dari restorasi atau alat-alat yang dibuat di
luar mulut.
3. Tipe3 digunakan untuk restorasi sementara dan basis penahan panas.
4. Tipe4 digunakan untuk pelapik kavitas
- Sifat fisik
Seperti pada semua semen lain, rasio bubuk:cairan dari semen OSE akan
mempengariuhi kecepatan pengerasan. Semakin tinggi rasio bubuk:cairan, semakin cepat
pengerasannya. Pendinginan alas aduk akan memperlambat waktu pengerasan. Ukuran
partikel akan mempengaruhi kekuatan. Pada umumnnya, ukuran partikel yang lebih kecil
akan meningkatkan kekuatan. Formula Ose yang dirancang untuk berbagai kegunaan
memiliki kekuatan yang berkisar antara 3 sampai 55 MPA. Kekuatan semen Ose tergantung
pada tujuan kegunaannya dan pada formula yang dirancang untuk tujuan tersebut.
- Kelebihan dan Kekurangan
1. Meminimalkan kebocoran mikro
2. Memberikan perlindungan terhadap pulpa
3. Daya antibakteri
4. PH-nya mendekati 7 yang membuatnya menjadi salah satu semen dental yang paling
mempunyai potensi iritasi terhadap jaringan
- Manipulasi
Semen ini dicampur dengan cara menambahkan sejumlah puder kedalam cairan
hingga diperoleh konsistensi yang kental. Perbandingan jumlah puder/cairan berkisar dari
4:1 dan 6:1 (satuan berat) akan menghasilkan semen dengan sifat-sifat yang dikehendaki;
berdasarkan pengalaman, suatu konsistensi yang baik dapat diperoleh tanpa menimbang.
Pencampuran dapat dilakukan pada glass slab tipis dan menggunakan spatula logam yang
tahan karat. (combe, 1992 : 142)
b. Semen Seng Fosfat
Gambar 2. Contoh produk semen Seng PhosphateSumber : http://tokosakura.com/index.php?act=viewProd&productId=1300
http://www.fuzing.com/vli/003015117261/Dental-Zinc-Phosphate-Cement
Seng fosfat adalah bahan semen tertua sehingga mepunyai catatan terpanjang. Semen
ini menjadi tolak ukur bagi system-sistem yang lebih baru. Seng fosfat terdiri atas bubuk dan
cairan di dua botol yang terpisah.
- Komposisi
Bahan utama dari bubuknya adalah oksida seng (90%) dan oksida magnesium (10%).
Cairannya mengandung asam fosfor, air, alumunium fosfat, dan salam beberapa keadaan,
seng fosfat. Kandungan air dari sebagian besar cairan adalah 33%. Air mengendalikan
ionisasi dari asam, yang pada gilirannya mempengaruhi kecepatan reaksi cairan-bubuk
(asam-basa).
- Klasifikasi
1. Tipe1 untuk bahan perekat inlay, onlay, jembatan dan mahkota. Bahan ini
menghasilkan lapisan yang sangat tipis.
2. Tipe2 digunakan sebagai basis pada preparasi kavitas gigi yang dalam.
- Sifat fisik dan biologis
Dua sifat fisik dari semen yang relevan untuk retensi protesa cekat adalah sifat
mekanis dan daya larutnya. Protesa dapat terungkit jika semen yang ada dibawahnya
mendapat tekanan yang lebih besar daripada kekuatannya. Daya larut yang tinggi dapat
menyebabkan hilangnya semen yang dibutuhkan untuk retensi dan menciptakan daerah
retensi untuk plak.
Jika dimanipulasi dengan benar, semen seng fosfat memiliki kekuatan tekan sebesar
104 MPa dan kekuatan tarik garis tengah 5,5 MPa. Semen seng fosfat mempunyai modulus
elastisitas 13 GPa. Jadi, cukup kaku dan seharusnya dapat menahan perubahan bentuk elastic
bahkan jika digunakan untuk sementasi restorasi yang terkena tekanan pengunyahan yang
besar. Semen seng fosfat menunujukkan daya larut yang relative lebih rendah di dalam air
bila dites menurut spesifikasi ADA. Selain itu, kecepatan pelarutan dari semen seng fosfat
jauh lebih besar di dalam larutan asam organic (misalnnya asam laktat, asetat, dan terutama
sitrat). (Phillpis)
Retensi. Pengerasan seng fosfat tidak melibatkan reaksi apapun dengan jaringan keras
disekitarnya atau bahan restorasi lainnya. Oleh sebab itu, ikatan utama adalah berupa kunci
meanis pada pertemuan kedua permukaan dan bukan oleh interaksi kimia.
Sifat biologi. Adanya asam fosfor, keasaman semen cukup tinggi pada saat protesa
ditempatkan pada gigi. Dua menit setelah awal pengadukan, pH semen seng fosfat berkisar 2.
Kemudian pH naik dengan cepat tetapi masih sekitar 5,5 pada jam ke-24. Jika digunakan
adukan yang encer, pH akan lebih rendah dan tetap rendah untuk jangka waktu yang lama.
- Kelebihan dan Kekurangan
1. Insolator panas yang baik
2. Daya larut relatif rendah di dalam air
3. Keasamanan semen cukup tinggi
4. Compressive strength yang tinggi
5. Iritatif terhadap pulpa, kerusakan pulpa akibat serangan asam dari semen seng fosfat
mungkin terjadi selama berjam-jam pertama setelah pemasangan. Namun, penelitian
pada semen seng fosfat yang dibuat dengan cairan yang mengandung asam fosfor
radioaktif menunjukkan bahwa di beberapa gigi, asam dari semen menembus
ketebalan dentin sampai sebesar 1,5 mm. Jadi, jika dentin yang terletak dibawah
semen tidak dilindungi terhadap penembusan asam memlalui tubulus dentin, dapat
terjadi cidera pulpa.
- Manipulasi a. Pada umumnya tidak dilakukan alat ukur untuk penimbangan powder dan cairan,
karena kekentalan yang diinginkan bias bervariasi menurut kebutuhan klinisnya,
meskipun demikian harus diusahakan agar diperoleh perbandingan powder dengan
cairan yang konsisten untuk tujuan pemakaian tertentu. Harus dihindari adonan yang
terlalu encer karena selain mempengaruhi kekuatan semen juga mempunyai pH
rendah serta lebih mudah larut.
b. Pencampuran dimulai dengan mencampur sedikit bubuk ke dalam cairan dengan
menggunakan alas aduk yang dingin, karena alas aduk yang dingin akan
memperpanjang waktu kerja dan pengerasan. Powder ditambahkan ke cairan sedikit
demi sedikit dalam waktu 1 hinggan 1,5 menit.
c. Kemudian diaduk dengan gerakan memutar menggunakan spatel.
d. Hasil akhir semen yang telah set adalah heterogen terdiri dari inti partikel zinc oksida
yang tidak bereaksi dikelilingi oleh lapisan zinc phosphat. Selama setting dapat terjadi
pengeluaran panas, karena reaksi bersifat eksotermis dan pengerutan / kontraksi.
e. Semakin kental adonan semakin kuat hasil campuran. Maka untuk keperluan cavity
lining hendaknya digunakan adonan yang kental.Untuk tujuan penyemenan
dibutuhkan adonan yang encer sehingga memungkinkan semen mengalir sewaktu
restorasi dipasangkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam manipulasi zinc phospate :
1. Mungkin tidak perlu menggunakan alat ukur untuk membagi jumlah bubuk dan
cairan, karena kekentalan yang diinginkan bisa bervariasi menurut kebutuhan
klinisnya. Meskipun demikian, dianjurkan penggunaan maksimal dari bubuk (sejauh
masih menghasilkan adukan yang masih bisa dikerjakan) untuk meminimalkan daya
larut dan memaksimalkan kekuatan. Peningkatan kekuatan yang didapat dapat
menambhakan lebih banyak bubuk daripada yang dianjurkan akan cukup berarti
dibandingkan pengurangan kekuatan yang diakibatkan oleh penurunan jumlah bubuk
didalam adukan. Penurunan rasio bubuk:cairan akan menghasilkan semen yang sangat
lemah. Hilangnya atau bertambahnya kandungan air dari cairan akan mengurangi
kakuatan kompresi dan tarik dari semen.
2. Sebaiknya digunakan alas aduk yang dingin. Alas aduk yang dingin akan
memperpanjang waktu kerja dan pengerasan serta memungkinkan operator
menggunakan bubuk dalam jumlah yang maksimal sebelu pembentukan matriks
berlanjut ke titik dimana adukan menjadi kaku. Cairan tidak boleh dituang ke ala
saduk sampai pengadukan siap dimulai, karena kandungan airnya akan menguap.
3. Pengadukan diawali dengan penambahan sejumlah kecil bubuk. Pada mulanya,
sejumlah kecil bubuk dicampur dengan pengadukan yang cepat. Harus digunakan area
yang cukup luas dari alas aduk. Sebuah aturan yang baik untuk diikuti adalah
mengaduk setiap penambahan bubuk selama 15 detik sebelum dilakukan penambahan
berikutnya. Waktu pengadukan tidaklah terlalu kritis. Pengadukan biasanya selesai
dalam waktu sekitar satu setengah menit. Seperti telah dinyatakan sebelumnya,
kekentalan bervariasi sesuai dengan maksud penyemenan. Tetapi, kekentalan yang
diinginkan harus selalu didapatkan dengan menambahkan lebih banyak bubuk dan
jangan pernah menunggu dan membiarkan adonan yang encer menjadi kaku. Untuk
gigi tiruan sebagian cekat, waktu ekstra diperlukan untuk mengulaskan semen. Karena
itu, harus digunakan kekentalan yang sedikit dikurangi.
4. Tuangan harus segera dipasang, jika mungkin dengan gerakan getar, sebelum terjadi
pembentukan matriks. Setelah tuangan didudukkan pada tempatnya, harus ditahan
dengan ditekan sampai semen mengeras untuk mengurangi rongga udara. Selama
selurh prosedur, daerah kerja harus tetap kering.
5. Kelebihan semen dapat dibuang setelah mengeras. Dianjurkan untuk mengoleskan
selapis vernis atau lapisan anti tembus lain pada daerah tepi. Tujuan lapisan vernis
adalah memberi lebih banyak waktu bagi semen untuk menjadi matang dan
mengembangkan daya tahan yang lebih tinggi terhadap pelarutan di cairn mulut.
c. Semen Seng Polikarboksilat
Gambar 4. Contoh produk Semen PolikarboksilatSumber: Phillips dalam Kadariani. 2001
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8018/1/960600036.pdfhttp://www.fuzing.com/vli/003015f17253/Dental-Polycarboxylate-Cement
http://dentala2z.co.uk/Poly-Zinc-Plus-Zinc-Polycarboxylate-cement
Semen seng polikarboksilat mempunyai fungsi untuk sementasi pada mahkota dan
jembatan, sementasi pada inlay dan onlay, sementasi ortodontik pada band dan bracket,
sebagai basis dan lining dibawah komposit, amalgam dan glass ionomer dan bahan tumpatan
sementara.
- Komposisi
Semen polikarboksilat terdiri dari bubuk dan cairan. Cairannya adalah larutan air dari
asam poliakrilat atau kopolimer dari asam akrilik dengan asam karboksilat lain yang tidak
jenuh, mmisalnya asam itakonik. Bubuknya mengandung oksida seng dengan sejumlah
aksida magnesium. Oksida stanium dapat menggantikan oksida magnesium. Oksida-oksida
lain, misalnya bismuth dan alumunium, juga dapat ditambahkan. Bubuk ini juga dapat
mengandung sejumlah kecil stannous florida, yang mengubah waktu pengerasan dan
memperbaiki sifat manipulasi. Unsur ini merupakan bahan penambah yang penting karena
juga meningkatkan kekuatan. Namun, fluoride yang dilepaskan dari semen ini lebih sedikit
(15-20%) dari jumlah yang dilepaskan semen silikofosfat dan ionomer kaca.
- Sifat
Sifat mekanis. Kekuatan kompresi dari semen polikarboksilat adalah sekitar 55 MPa,
karena itu dalam hal ini, semen ini lebih rendah daripada semen seng fosfat. Namn kekuatan
tensilenya sedikit lebih tinggi. Modulus elastisnnya kurang dari setengah dari semen seng
fosfat. Selain itu tidak serapuh semen seng fosfat. Jadi, lebih sulit membuang kelebihan
semen setelah semen mengeras.
pH dari semen polikarboksilat naik lebih cepat dibandingkan pH dari semen seng
fosfat. Selain itu, ukuran molekul asam poliakrilat yang lebih besar dibandingkan molekul
asam fosfor, membetasi penyebarannya melalui tubulus-tubulus dentin.
- Kelebihan dan Kekurangan
1. Compressive strength besar
2. Insolator panas yang baik
3. Adhesif secara kimia dengan struktur gigi
4. Waktu pengerasan lebih cepat dari seng fosfat
5. Modulus elastis kurang dari setengah semen fosfat
6. Daya larut rendah teradap asam namun mudah larut dalam saliva
- Manipulasi
Campurkan bubuk dan liquid dengan ratio 1,5:1 atau sesuai kebutuhan,campurkan
sampai membentuk adonan yang tidak cair tidak padat aduk dengan putaran melawan jarum
jam tempatkan adonan pada tumpatan yang telah diberi semen eugenol sebagai sub
basiswaktu pengerasan yang memadai adalah 2,5-5 menit, buang kelebihan tumpatan. Semen
ini harus dicampur pada permukaan yang tidak menyerap cairan. Dan cairan tidak boleh
dikeluarkan ke alas aduk sebelum pengadukan siap dilakukan. Bubuk dalam jumlahh besar
digabungkan dengan cepat ke dalam cairan. Jika diinginkan ikatan yang baik dengan struktur
gigi maka semen harus ditempatkan pada pernukaan gigi sebelum tampilannya yang
mengkilap hilang. Tampilan yang mengkilap menunujukkan adanay gugus karboksilat jumlah
yang cukup di permukaan adukan, yang penting untuk ikatan dengan struktur gigi.
Sebaliknya adukan yang permukaannya tampak buram menunjukkan tidak cukupnya gugus
karboksil yang tersedia untuk mengikat kalsium pada permukaan gigi.
d. Semen Silikat
Gambar 3. Contoh produk Semen SilikatSumber: http://www.indiamart.com/pls-sons/products.html
- Komposisi
Bubuk semennya adalah kaca yang terdiri atas silica, alumina, senyawa fluorida
seperti NaF, CaF2 Na3AlF6 dan beberapa garam kalsium seperti Ca(H2PO4)2.H2O dan CaO.
Bahan-bahan ini dipanaskan sampai 1400o Celsius untuk membentuk kaca. Tujuan senyawa
fluoride adalah menurunkan temperature pencampuran dari kaca. Bubuk kaca silikat adalah
suatu kaca yang larut dalam asam. Cairannya adalah larutan dari asam fosfat dengan garam-
garam dapur.
- Sifat
a. Terikat secara kimiawi dengan struktur gigi (kekuatan ikatan denngan email akan
lebih besar daripada dengan dentin)
b. Waktu kerja untuk semen polikarboksilat jauh lebih pendek daripada semen
sengfosfat, yaitu sekitar 2,5 menit dibandingkan 5 menit untuk seng fosfat
c. Kekuatan kompresi dari semen polikarboksilat adalah sekitar 55Mpa
d. Modulus elastisitasnya kurang dari setengah dari semen seng fosfat
e. Sifat biologi , pH kurang dari 3 pada dimasukan dalam kavitas, dan tetap barada
dibawah 7 bahkan setelah satu bulan
f. Daya larut semen di dalam ir memang rendah, tetapi jika terpajan asam-asam
organik dengan pH 4,5 atau kurang, daya larutnya meningkat sangat besar
- Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan :
Warnanya sesuai dengan warna gigi dan cocok digunakan untuk restorasi gigi anterior
Kekurangan :
Kekuatan tensilnya kurang baik, mudah larut terhadap asam yang terdapat dalam plak yang
melekatdi atasnya, iritan yang parah dan sering dipakai sebagai bahan acuan untuk menilai
potensi bahan-bahan lain untuk menimbulkan reaksi yang relative parah.
- Manipulasi
Untuk mendapatkan sifat-sifat optimum bahan restorasi silikat ada dua hal penting yang harus
diperhatikan selama prosedur pencampuran :
a. Bahannya haruslah dicampur dengan cepat
b. Dibuat sekental mungkin
A. Pencampuran dengan tangan
i. Pegunakan glass slab tebal
Kaca ini hendaknya didinginkan agar lebih banyak puder dapat ditambahkan pada
cairan dalam batas waktu yang ada.Tetapi glass lab jangan pula terlalu dingin sampai
suhu dimana uap air yang terdapat di udara mulai mengendap padanya ( dew point )
karena endapan tersebut akan turut serta dalam bahan yang dicampur sehingga
mempengaruhi waktu setting dan kemungkinan juga mempengaruhi kelarutan serta
sifat-sifat mekanis semen setelah setting.
ii. Jangan mempergunakan spatel baja
Bahan ini terkikis oleh puder silikat sehingga menyebabkan terjadinya perubahan
warna bahan.Biasanya dipergunakan spatel agate atau cobalt-chromium ( stellite )
ataupun spatel plastik.
iii. Perbandingan yang tepat antara puderr dan cairan penting diperhatikan
Campuran yang terlalu kental menghasilkan masa yang rapuh karena tidak semua
partikel puder terbasahi oleh cairan.Campuran yang mengandung terlalu banyak
cairanmempunyai waktu setting yang lama dan PH lebih rendah, dan hasil setelah
setting lebih lunak dan lebih mudah larut serta rentan terhadap stainning.Perbandingan
puder dengan cairan biasanya sekitar 1,6 / 0,4 ml.
iv. Puder harus dimasukkan kedalam cairan secepat mungkin dan pengadonan harus
selesai dilakukan dalam waktu 1 menit.
Pada umumnya dilakukan pencampuran sekaligus separuh dari jumlah puder dan
cairan, dan selanjutnya puder ditambahkan dalam jumlah kecil selama proses
pengadonan.Puder ditarik ke cairan untuk menjamin bahwa semua partikel benar-
benar terbasahi.Hasil adonan harus mempunyai konsisitensi yang menyerupai dempul.
B. Pencampuran secara mekanis
Puder dan cairan yang telah ditakar dapat dicampur secara mekanis yang dalam kapsul
gelatin.Sejumlah bahan tersedia dalam kapsul yang berisi puder dan cairan yang telah
ditakar terlebih dahulu.Cairan didalam kapsul terpisah oleh sebuah sekat.Sekat inidaat
pecah karena tekanan yang diberikan pada kapsul sewaktu pencampuran.
Keuntungan dari sistem ini adalah :
1. Bahan tidak dipegang sampai selesai pengadonan sehingga kemungkinan kontaminasi
berkurang.
2. Diperoleh perbandingan yang tepat antara puder dan cairan tanpa perlu menimbang
dan sekaligus menghemat waktu.
3. Hasil campuran dapat diperoleh dalam waktu yang lebih cepat, misalnya dalam 10
sampai 15 detik.
Pada pencampuran mekanis terjadi evolusi panas, ini mempercepat setting sehingga
dapat mengurangi waktu kerja.Kenaikan suhu ini disebabkan oleh :
i. Terutama karena panas reaksi eksotermik antara puder dan cairan
ii. Juga karena panas yang timbul oleh gesekan puder abrasif.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam praktek
1. Yang perlu diperhatikan mengenai cairan ialah bahwa atmosfer yang hangat cairan dapat
kehilangan air.Pabrik biasanya menyediakan dalam botol dalam takaran yang berlebih dan
sisanya bisa dibuang kalau pudernya habis.Apabila di dalam cairan telah terbentuk kristal-
kristal maka sebaiknya jangan dipergunakan lagi.
2. Bahan yang telah dicampur hendaknya dimasukkan ke dalam cavitet seluruhnya
sekaligus.Bila dimasukkan sebagian demi sebagian maka tidak akan tercapai bonding
komplit antar tiap lapisan, dan hasil akhir akan lebih lemah.
3. Langsung setelah pengisian cavitet permukaannya dilapisi dengan pita cellulosa accetate
atau celuloid.Harus diusahakan agar pita ini tidak bergerak sebelum bahan setting, kalau
tidak demikian struktur gel yang terbentuk akan hancur dan restorasi menjadi lemah.
4. Biasanya dibutuhkan suatu cavity lining.Pada cavitet yang dangkal dapat dipergunakan
semen fosfat.Pada cavitet yang sangat dalam dibutuhkan liner untuk melindungi pulpa dari
pengaruh asam fosfor, dapat dipergunakan misalnya zinc-oxide eugenol, kalsium
hidroksida, atau varnish.Jangan sekali-kali memberi bahan silikat langsung di atas basis
semen zinc-oxide eugenol yang lambat setting karena hal ini mendorong terjadinya
perubahan warna restorasi oleh karena kerja sisa eugenol yang tidak bereaksi.Dengan
alasan ini juga beberapa bahan lining dapat dipergunakan pada cavitet yang dalam seperti
zinc-oxide eugenol diikuti dengan zink fosfat.
5. Perlindungan terhadap kontaminasi lembab adalah sangat penting :
i. Bahan harus dimasukkan pada cavitet yang bersih fan kering, penggunaan rubber dan
dapat menjamin dipertahankannya lokasi kerja yang penting.
ii. Pada permukaan pita cellulose acetate atau celluloid, permukaan restorasi hendaknya
dioles dengan varnish untuk melindunginya terhadap saliva untuk beberapa jam.
iii. Apabila prosedur ini tidak diikuti, dapat memberi kesempatan gel yang terbentuk
mengabsorpsi lembab dan mengembung, juga dapat terjadi pelarutan sebagian dari
konstitusi semen.
6. Pita cellulose acetate atau celuloid memberi hasil permukaan restorasi yang
halus.Sebaiknya permukaan ini jangan diganggu lagi sebab pemolesan selanjutnya tidak
akan dapat menghasilkan permukaan yang sama halusnya.
7. Apabila pengeringan dilakukan terlalu cepat, maka dapat timbul retak-retak pada
permukaan.
( E.Combe, hal 157-158 )
e. Semen Ionomer Kaca
Gambar 5. Contoh produk Semen Ionomer KacaSumber: http://solutions.3mindia.co.in/wps/portal/3M/en_IN/3M-ESPEAsia/
dental-professionals/products/category/cement/ketac-cem-easymix/
Semen Ionomer Kaca merupakan salah satu bahan restorasi plastis di bidang
kedokteran gigi yang perkembangannya paling menarik, bahan ini ditemukan oleh Wilson
dan kenk tahun 1972 sebagai bahan pertama yang paling praktis, sewarna dengan gigi dan
beradhesi secara kimiawi walaupun versi awalnya tidak baik dan alur dalam cairan mulut.
- Kegunaan Semen Ionomer Kaca
1. Tipe I : Luting Cement
Semen ini berguna untuk merekatkan gigi mahkota atau jembatan, tumpatan
tuang dan alat-alat ortodonti cekat.Semen perekat ini mencegah kebocoran
tepi restorasi dan lapisan semen harus dibuat setipis-tipisnyaagar
tidak terlarutkan oleh cairan mulut.
2. Tipe II : Restorative Cement
Guna semen ini sebagai tumpatan estetik sewarna dengan gigi
3. Tipe III: Liner and Basis Cement
4. Tipe IV: Fissure sealants
5. Tipe V : Orthodontic Cements
6. Tipe VI : Core build up
7. Tipe VII : Fluoride releasing
8. Tipe VIII : ART(atraumatic restorative technique)
9. Type IX : Deciduous teet
- Komposisi
Semen ini adalah sistem bubuk cairan, yang berbentuk karena reaksi antara kaca
alumino-silikat dengan asam poliakrilat yang sering disebut aluminosilikat poyacrilic acid
(ASPA). (Williams dalam Lubis, F.L. 2004). Semen glass ionomer digunakan karena semen
ini dapat berikatan secara fisikokomiawi baik pada email maupun pada dentin. Ikatan ini
terjadi karena ikatan yang mula-mula diduga ikatan kimia antara jaringan email dengan
semen glass ionomer ternyata ditemukan adanya gerakan molekul-molekul. Sifat semen glass
ionomer yang hidrofilik mampu berikatan dengan dentin yang selalu dalam keadaan sedikit
basah. Semen glass ionomer melepaskan ion fluor dalam jangka cukup lama sehingga dapat
menghilangkan sensitivitas dan mencegah terjadinya karies sekunder (Sidharta, 1991). Semen
glass ionomer mampu menutupi tubuli dentin guna mencegah reaksi pulpa terhadap asam
fosfat (Andreaus, 1987).
1. Komposisi Bubuk
Bubuk yang digunakan pada dasarnya bubuk gelas kalsium aluminosilikat yang
mengandung fluor. Ukuran partikel gelas bervariasi antara 19 mm untuk luting cement
maupun semen dasar sampai 45 jam untuk restorasi. Semakin halus partikel gelas
maka reaksi pengerasan akan semakin cepat, kekuatan semakin besar dan permukaan
semen akan lebih halus. Bila kandungan lebih banyak silikat, semen terlihat lebih
translusen, tetapi bila lebih banyak kalsium fluorida atau alumina, semen terlihat
radioopak. Kandungan fluor dalam semen glass ionomer merupakan keuntungan
dalam menurunkan temperatur fusi dan dapat mencegah terjadinya karies sekunder,
Namun penambahan bahan ini dapat menurunkan kekuatan semen (Wilson &
McLean, 1988).
2. Cairan
Cairan dalam semen glass ionomer adalah larutan poliakrilik yang merupakan polimer
asam karboksilat tidak jenuh yang dikenal sebagai asam polialkenoat. Semen glass
ionomer yang menggunakan asam poliakrilik memiliki setting time yang panjang,
ditambahkan asam tartar yang juga dapat mengakibatkan translusensi semen menjadi
lebih baik. Gel yang terjadi dapat dicegah dengan menggunakan larutan yang
mengandung kopolimer asam akrilat dan asam itakonat (Wilson & McLean, 1988;
Katsuyama, 1993). Air merupakan unsur yang berfungsi sebagai media terjadinya
reaksi pengerasan dan melembabkan hasil reaksi. Kandungan air yang terlalu banyak
melemahkan semen, namun bila terlalu sedikit akan mengurangi reaksi pengerasan
(Wilson & McLean, 1988; Phillips, 1991)
- Sifat-sifat Semen Glass Ionomer
Semen glass ionomer mempunyai sifat-sifat (Wilson & McLean, 1988: Katsuyama,
1993):
1. Koefisien ekspansi termal
Kestabilan dimensi semen glass ionomer sangat baik karena bahan ini mempunyai
koefisien termal sebesar 14 ppm/oC yang mendekati koefisien ekspansi termal
struktur gigi.
2. Kekuatan regang (tensile strength)
Kekuatan regang semen glass ionomer adalah 17Mpa. Nilai ini paling rendah diantara
bahan restorasi. Hal tersebut menunjukan bahwa bahan ini kurang mampu menahan
tegangan.
3. Kekuatan Kompresif (compressive strength)
Kekuatan kompresif semen glass ionomer adalah 188 Mpa. Nilai ini menunjukan
bahwa glass ionomer cukup mampu menahan tekanan.
4. Pengerutan pada saat pengerasan (shrinkage)
Semua jenis semen mengerut pada saat pengerasan. Pengerutan semen glass ionomer
sangat kecil, sehingga bahan ini baik digunakan di dalam mulut.
5. Kelarutan (solubility)
Semen glass ionomer mempunyai tingkat kelarutan lebih rendah dibandingkan semen
silikat dan semen polikarboksilat. Hal yang menyebabkan kelarutan dalam rongga
mulut adalah lepasnya unsur-unsur semen yang bukan merupakan elemen dalam
pembentuk matriks dan prosedur serta teknik merestorasi yang kurang tepat (Craig,
2002).
6. Hidrasi dan dehidrasi
Selama reaksi pengerasan tahap awal, semen glass ionomer sangat mudah mengalami
dehidrasi. Penyerapan air oleh semen pada awalnya lebih besar daripada semen silikat
dan semen polikarboksilat, namun lama kelamaan menurun menjadi paling rendah
(Craig, 2002).
7. Waktu pengerasan (setting time)
Waktu pengerasan semen glass ionomer konvensional kira-kira 2-5 menit. Lama
pengadukan dengan teknik dengan tangan adalah 30 detik. Bila semen dalam bentuk
kapsul diaduk dengan alat khusus, mulai saat pengaktifan kapsul sampai semen
dimasukkan ke dalam semprit berlangsung selama 10 detik. Pengisian ke dalam
kavitas harus selesai dalam 2 menit sejak dimulai pengadukan. Sebelum pengulasan
fernis, matriks dapat dilepas 5 menit setelah pengisian.
8. Adhesif
Sifat adhesif semen glass ionomer mengakibatkan ikatan yang terjadi antara semen
dengan jaringan gigi adalah ikatan kimia. Retensi dan adaptasi semen glass ionomer
didapatkan secara kimia yaitu suatu ikatan yang menyangkut interaksi elektrostatik
antara gugus karboksilat pada asam poliakrilik dan ion kalsium pada permukaan gigi
(Katsuyama, 1993).
9. Wetting ability
Semen glass ionomer memiliki wetting ability yang baik pada permukaan dentin,
sehingga memberikan kemudahan sementasi dan adaptasi marginal yang lebih baik
dan hermetis. Daya alir semen glass ionomer lebih tinggi dibandingkan semen
polikarboksilat dan semen polikarboksilat dan semen fosfat (Katsuyama, 1993).
- Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
a. Tahan terhadap penyerapan air dan kelarutan dalam air
b. Kemampuan berikatan dengan email dan dentin
c. Memiliki angka retensi gigi
d. Biokompabilitas
e. Estetika (penambahan radio opak untuk penyamaan warna dengan gigi)
f. Mempunyai kekuatan kompresi yang tinggi.
g. Bersifat adhesi.
h. Tidak iritatif
i. Mengandung fluor sehingga mampu melepaskan bahan fluor untuk
mencegah karies lebih lanjut.
j. Mempunyai sifat penyebaran panas yang sedikit.
k. Daya larut yang rendah.Bersifat translusent atau tembus cahaya.
l. Perlekatan bahan ini secara fisika dan kimiawi terhadap jaringan dentin dan email.
m. Di samping itu, semen glass ionomer juga bersifat bikompabilitas,
yaitu menunjukkan efek biologis yang baik terhadap struktur jaringan gigi dan
pulpa. Kelebihan lain dari bahan ini yaitu semen glass ionomer mempunyai sifat
anti bakteri, terutama terhadapkoloni streptococcus mutant (mount, 1995).
Kekurangan
a. Tidak dapat menahan tekanan kunyah yang besar
b. Tidak tahan terhadap keausan
c. Daya lekat pasta lebih kecil terhadap dentin
d. Setelah restorasi butuh proteksi
e. Kekerasan kurang baik
f. Rapuh dan sensitive terhadap air pada waktu pengerasan
g. Dapat larut dalam asam dan air
- Manipulasi
Pengadukan bubuk cairan semen glass ionomer untuk restorasi kavitas ada dua cara,
yaitu pengadukan dilakukan dengan tangan di atas glass slab atau paper slab atau bubuk dan
cairan disimpan dalam kapsul, diaduk dengan alat khusus.\ Pengadukan semen glass ionomer
untuk pelapis dilakukan dengan tangan. Tempat bubuk diketuk-ketuk supaya padat dan
merata. Konsistensi campuran ini dapat dengan mencampurkan satu takaran khusus dengan
satu tetes cairan. Bubuk dan cairan diaduk diatas paper slab atau glass slab. Pengadukan
dilakukan dengan menggunakan spatula yang terbuat dari plastik atau spatula agate. Untuk
pengadukan yang cepat, bubuk dibagi dalam 2-3 bagian, pengadukan berlangsung 20-30-
detik. Masalah yang dihadapi pada pengadukan dengan tangan adalah kesulitan dalam
menentukan proporsi bahan yang tepat. Untuk cairan, ukuran yang tepat dapat dicapai dengan
menggunakan alat semprit yang dilengkapi kalibrasi. Ukuran bubuk yang tepat diperoleh
dengan menggunakan sendok khusus yang disediakan pabrik. Bubuk harus mengisi penuh
sendok tersebut. Kelebihan bubuk pada sendok pengukur dibuang dengan menyamakan
tinggi permukaan bubuk dan tepi sendok. Pengadukan dilakukan diatas glass slab dingin
karena dapat memperlambat waktu pengerasan sehingga waktu kerja menjadi lebih panjang.
Penggunaan glass slab yang tebal juga dianjurkan karena efek panas yang timbul dapat
diserap dan juga mudah mengamati kelembaban yang terjadi pada kondensasi semen. Untuk
menghindari adanya udara terperangkap, cara pengadukan dengan permukaan seluas
mungkin. Bentuk adukan pasta yang ideal untuk pelapis adalah cair seperti susu kental
(Wilson & McLean, 1988; Katsuyama, 1993).
f. Cianoacrylates
Bahan restorasi cyanoacrylate adalah bahan kedokteran gigiyang indikasinya dapat
dipakai untuk berbagai macam kegunaan dalam bidang restorasi, antara lain untuk
menumpat, memperbaiki facing porselen yang pecah, veneer, splinting gigi geligi.
- Komposisi
Bahan restorasi cyanoacrylate terdiri dari campuran powder polymethyl methacrylate
dan liquid cyanoacrylate ditambah aselerator methyl methacrylate untuk mengeraskan. Waktu
prosesing sangat tergantung pada jumlah powder yang digunakan. Jumlah powder yang
dicampur ke liquid dikatakan tidak berpengaruh pada kekerasan akhir. Kontra indikasi dan
kelainan yang ditimbulkan belum diketahui. Perbandingan takaran powder dan liquid tidak
disebutkan.
- Sifat :
1. Toxic
2. Adhesi baik, walaupun lembab
3. Mengalir
4. Konsistensi kental
5. Dapat masuk ke cavitas dengan baik
g. Polimetil Metrakrilat
Polimetil metakrilat (Polymethyl methacrylate) atau poli (metil 2-metilpropenoat)
adalah polimer sintetis dari metil metakrilat. Bahan yang bersifat thermoplastis (mencair bila
dipanasi) murni tidak berwarna, transparan, dan padat ini dijual dengan merek
dagang Plexiglas, Vitroflex, Perspex, Limacryl, Acrylite, Acrylplast, Altuglas,dan Lucite dan
pada umumnya disebut dengan 'kaca akrilik' atau sekedar 'akrilik' Bahan resin akrilik
polimetil metakrilat (PMMA) di bidang ilmu gigi tiruan, sampai saat ini masih banyak
digunakan sebagai basis gigi tiruan, meskipun sekarang banyak didapatkan bahan basis gigi
tiruan dari metal atau metal frame denture .
- Sifat
Sifat fisik
Warnanya sama dengan jaringan sekitar. Mempunyai dimensional stabily yang baik,
sehingga dalam kurun waktu tertentu bentuknya tidak berubah. Mempunyai spesifik gravity
yang rendah supaya gigi tiruan menjadi ringan.Mempunyai thermal conduvity yang tinggi,
sehingga pemakaiannya mampu untuk mempertahankan kesehatan mukosa rongga mulut dan
merasakan rangsangan panas dingin yang normal. Idealnya basis gigi
tiruanradiopaque sehingga mampu untuk didereksi.
Sifat mekanik
Basis gigi harus mempunyai rigid mempunyai modulus of ealstic yang tinggi sehingga
menguntungkan. Mempunyai elastic limit yang tinggi untuk memastikan bahwa tekanan yang
terjadi saat menggigit dan mengunyah tidak menyebabkan perubahan yang permanen.
Mempunyai flexural strengh yang cukup sehingga tidak mudah patah. Basis gigi tiruan harus
mempunyai fatigue life yang kuat dan nilai fatigue limit yang tinggi. Mempunyai obrasion
yang cukup untuk mencegah keausan oleh karena bahan abrasi peembersih gigi tiruan atau
makanan. Tensil strenghtnya sekitar 60 MPa dan kepadatannya 1,19 gr/cm3. Modulus
elastisitas sekitar 2,4 GPa (2400 MPa).
Sifat kimia
Secara kimia cukup stabil terhadap panas dan melunak pada 125°C, serta dapat dibentuk
seperti bahan termoplastik. Antara temperature tersebut dan 200°C terjadi depolimerisasi.
Pada sekitar 450°C, 90% polimer mengalami depolimerisasi menjadi monomer. Poli(metal
metakrilat) dengan berat molekul tinggi berdegradasi menjadi polimer yang lebih rendah dan
pada waktu yang sama bahan tersebut berubah menjadi monomer.
Sifat biologis
Bahan basis gigi tiruan tidak beracun dan tidak menyebabkan iritasi bagi pemakainya. Resin
akrilik juga disebut akrilik plastis karena dapat dibentuk lunak dan fleksibel atau kaku dan
rapuh. Oleh karena itu digunakan hampir 95% sebagai basis gigi tiruan (Craig, 2002). Sifat-
sifat resin akrilik antara lain transparan, toksisitas rendah daya serap terhadap air tinggi,
mudah patah, mudah porus, bisa berubah warna dan mudah dimanipulasi. (Mc Cabe, 1998).
Resin ini terbuat dari polimer methyl metacrylat, dan memiki kelebihan antara lain warna
dapat menyerupai gingiva (estetik baik), daya serap air rendah , mudah dimanipulasi
harganya relatif terjangkau sifat fisik baik, perubahan dimensi kecil. tidak toksik, tidak
mempunyai rasa, dapat dipoles dan mudah dalam perawatan serta pemeliharaan. Namun sifat
yang kurang menguntungkan antara lain adalah mudah patah jika jatuh dalam permukaan
keras, porus dan dapat berubah warna akibat bahan makanan dan minuman.
- Kelebihan dan Kekurangan
PMMA memiliki sifat yang menguntungkan yaitu estetik, warna dan tekstur mirip dengan
gingiva sehinggga estetik di dalam mulut baik, daya serap air relatif rendah dan perubahan
dimensi kecil.
1. Kelebihan
1. Warna menyerupai warna gusi
2. Mudah direstorasi bila patah tanpa mengalami distorsi
3. Mudah dibersihkan
4. Mudah pengerjaannya dan manipulasinya
5. Kekuatannya cukup dengan BJ yang berisi
6. Harganya cukup murah dan cukup awet/tahan lama
2. Kekurangan
1. Muatan patah
2. Menimbulkan macam-macam porositas
3. Suatu termal konduktor yang baik
4. Dapat mengalami perubahan bentuk jika disimpan dalam keadaan kering
5. Toleransi pasien kurang
6. Dapat menimbulkan alergi
- Manipulasi
Walaupun, bahan ini memiliki termal resin, tetapi tidak menjadi penghalang dalam
kedokteran gigi. Bahan ini terdidri dari cairan (monomer) metil metakrilat dengan campuran
dari bubuk (polimer). Monomer ini adalah bahan plastis dan polimer ini dicampur untuk
mendapatkan konsistensi yang lebih muda
Jenis resin denture base yang terbuat sesuai dengan petunjuk pabrik yaitu bahan poly
(metil metakrilat), resin, yang populer disebut sebagai akrilik. Meskipun secara umun dapat
dibedakan sesuai proses pembentukaanya resin denture base jenis poly (metil metakrilat) atau
PMMA.
Adapun jenis-jenis resin denture base adalah :
1.Akrilik (dough-type)
Bahan ini merupakan bahan basis gigitiruan yang paling sering digunakan karena diperoleh
dari penyatuan dari liquid degan powder. Dengan nama lain adalah poli (metil metakrilat).
2. Akrilik (gel-type)
Bahan ini merupakan hasil uraian unsur bebentuk gel yang dihasilkan dengan cara
mencampur liquid dengan powder.
3.Akrilik (puor-type)
Bahan ini terbentuk dari liquid dengan powder saja.
4.Akrilik (high-impact strength)
Bahan ini memeliki kekuatan tekan pada bahan yang dihasilkan dengan cara menguraikan
cabang rubber-like polimer butadiena-styrene menjadi molekul akrilik.
5.Akrilik (rapid heat-polymerized)
Bahan ini hampir sama dengan tipe dough hanya berbeda pada proses modifikasi saja.
Terkhusus pada proses polimerisasi hibridnya yaitu dengan panas dan kimia.
6.Polyurethane resins
Bahan ini memiliki polomerisasi dari resin dengan proses memancarkan spektrum cahaya
pada daerah biru dengan panjang gelombang antara 450-490 nm.
h. Komposit Polimer Ceramic
"Composite" mengacu pada campuran. Dalam ilmu material, yang komposit merupakan
campuran dihasilkan dari setidaknya dua dariberbagai kelas bahan, yaitu, logam, keramik,
dan polimer. Komposit gigi sangat kompleks, bahan pengisi terdiri dari polimer sintetis,
partic-ulate pengisi penguat keramik, molekul yang mendorong atau memodifikasi reaksi
polimerisasi yang menghasilkan matriks yang terkait polimer dari dimetakrilat resin
monomer, dan kopling silan agen yang memperkuat ikatan pengisi untuk polimer matriks.
Setiap komponen dari komposit sangat penting untuk keberhasilan restorasi gigi akhir.
Namun, Perkembangan yang paling signifikan dalam evolusi komposit komersial sampai saat
ini akibat langsung dari modifikasi komponen filler. Komposit gigi telah dianggap diterima
restoratif bahan untuk aplikasi anterior bagi banyak tahun. Mereka gigi-pencocokan
kemampuan dan kurangnya logam merkuri telah menyebabkan mereka untuk dipromosikan
sebagai tambahan atau pengganti amalgam gigi dalam pemulihan gigi-geligi posterior.
Meskipun tidak diterima secara universal oleh profesi, yang terus “fine tunig” dari formulasi
komposit oleh produsen bahan kedokteran gigi memiliki produksi bahan untuk digunakan
lebih luas di gigi-geligi posterior. Perubahan ini memiliki terutama melibatkan penggunaan
pengisi kaca radiopak yang mampu dari yang ditumbuk atau dibentuk menjadi partikel yang
sangat halus ukurannya, sehingga meningkatkan poles dan melawan abrasi intra-oral dari
komposit yang dihasilkan. Hasil dari uji klinis jangka panjang sangat menguntungkan,
maksudnya menunjukkan bahwa ketika komposit ditempatkan secara tepat, komposit bisa
menghasilkan estetik restorasi posterior dengan baik
dan berumur panjang (el-Mowafy et ai, 1994; Taylor et al, 1994).
- Fungsi :
Biasanya digunakan sebagai bahan restorasi gigi sebagai fungsi utama, dikarenakan
sifat komposit polimer keramik yang banyak menguntungkan meskipun komposit
polimer sendiri dapat digunakan sebagai bahan semen. Namun, fungsi ini jarang
digunakan mengingat harga dari komposit polimer keramik yang cenderung mahal.
- Sifat :
Memiliki biokompatibilitas yang baik
Memiliki estetik yang baik (sewarna dengan gigi)
Mampu menahan daya tekan dengan baik
Mampu bertahan lama
- Kelebihan :
Tahan lama
Tidak mengiritasi jaringan
Estetiknya baik (sewarna dengan gigi)
- Kekurangan :
Harganya mahal
i. Kalsium Hidroksida
Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Kalsium
hidroksida dapat berupa kristal tak berwarna atau bubuk putih. Kalsium hidroksida
dihasilkan melalui reaksi kalsium oksida (CaO) dengan air. Senyawa ini juga dapat
dihasilkan dalam bentuk endapan melalui pencampuran larutan kalsium klorida (CaCl2)
dengan larutan natrium hidroksia (NaOH). Dalam pulpa gigi, kalsium hidroksida digunakan
sebagai agen pulp capping karena kemampuannya untuk merangsang mineralisasi.
Kalsium hidroksida merupakan suatu bahan yang secara ekstensif digunakan untuk
perlindungan pulpa tidak hanya dibawah resin tetapi di bawah seluruh bahan restoratif. Bahan
ini sangat efektif untuk meningkatkan pembentukan dentin sekunder yang berguna untuk
membantu dalam perbaikan pulpa dan melindungi pulpa dari iritan-iritan, seperti produk-
produk toksik dari bahan restoratif atau agen-agen yang dapat merusak pulpa yang
berpenetrasi melalui kebocoran mikro. Selain itu bahan ini memiliki kekerasan dan kekuatan
yang cukup untuk memungkinkan digunakan sebagai fondasi untuk bahan tambalan. Melihat
dari sifat dari bahan tersebut , bahan ini merupakan bahan yang efektif memperbaiki
kerusakan yang diakibatkan karies profunda.
Jenis Pasta Pengaplikasian Kalsium Hidroksat :
Base paste : - kalsium tungstate
- tribasic calsium phosphate
- zinc oxide
- dalam glycol salicylate (40%)
Catalyst paste : - kalsium hidroksat (50%)
- zinx oksida (10%)
- zinx stearate (0,5%)
- dalam ethylene toluene sulfonamide. (39,5%)
Menurut Goldberg, penggunaan pasta dengan bahan dasar kalsium hidroksida dapat
beradaptasi dengan baik pada dentin. kalsium hidroksida dapat digunakan dalam pengobatan
pulpa dan tidak menyebabkan iritasi dan inflamasi
Indikasi penggunaan kalsium hidroksida :
O Pulp caping
O Pengisi saluran akar
O Subbase
O Basis penahan panas
Kelebihan penggunaan kalsium hidroksida :
O Biokompatibel
O menghasilkan pengisian saluran akar yang baik
O mempunyai pH yang alkalis yang dapat mematikan pertumbuhan bakteri
O dapat merangsang perbaikan pulpa
O mempunyai sifat adhesif yang baik.
O merangsang odontoblast membentuk dentin reparatif dalam mempertahankan vitalitas
pulpa
Kekurangan penggunaan kalsium hidroksida :
O Memiliki tensil strength (kekuatan tarik) yang rendah
O Memiliki copressive strength (kekuatan tekan ) yang rendah
Efek terhadap jar sekitar :
Semen atau basis kalsium hidroksida memiliki kemampuan membentuk dentin
reparatif dalam menahan penetrasi bakteri, rangsangan termal, iritasi kimia, serta
trauma mekanis yang mengganggu pulpa.
Manipulasi :
O Perbandinngan antara pelarut dan larutan (P : L) = 1,3:1 atau sesuai anjuran
pabrik
O Pengaplikasian kalsium hidroksida dilakukan secara mekanis dan manual. Secara
manual adalah melakukan pengadukan bahan secara manual. Jadi sejumlah kecil
basis kalsium hidroksida dan katalis diaduk diatas paper pad dengan gerakan
memutar berlawanan arah jarum jam sampai homogen
O Pencampurannya dilakukan hingga tampak glossy (mengkilat).
O Setting time antara 2,5 - 5,5 menit
O Dentin dianggap pelindung pulpa terbaik, dan kalsium hidroksida telah terbukti,
melalui berbagai studi memiliki kemampuan mendorong pembentukan
mineralisasi jembatan di atas jaringan pulpa
O pH Kalsium Hidroksida adalah sekitar 11-12, kebasaan ini menghancurkan daya
tahan mikroorganisme yang terdapat pada karies gigi
ket : contoh pengaplikasian bahan semen
kalsium hidroksida
j. Varnish
Varnish adalah rosin alami atau rosin sintetik yang dilarutkan dalam pelarut seperti
eter atau chloroform yang dioleskan disekeliling kavitas. Pelarut menguap meninggalkan
selapis tipis yang berfungsi untuk mengurangi mikroleakage yang terjadi di sekeliling
restorasi. Varnish yang ditempatkan di bawah restorasi logam tidak efektif sebagai insolator
panas meskipun bahan varnish merupakan penghantar panas yang rendah (Craig dalam
Kadariani. 2001).
Penggunaan varnish pada permukaan tambalan glass ionomer bukan saja bermaksud
menghindari kontak dengan saliva tetapi juga untuk mencegah dehidrasi saat tambalan
tersebut masih dalam proses pengerasan. Varnish kadang-kadang juga digunakan sebagai
bahan pembatas antara glass ionomer dengan jaringan gigi terutama pulpa karena pada
beberapa kasus semen tersebut dapat menimbulkan iritasi terhadap pulpa. Pemberian dentin
conditioner (surface pretreatment) adalah menambah daya adhesif dentin. Persiapan ini
membantu aksi pembersihan dan pembuangan smear layer, tetapi proses ini akan
menyebabkan tubuli dentin tertutup. Smear layer adalah lapisan yang mengandung serpihan
kristal mineral halus atau mikroskopik dan matriks organik.
Penggunaan varnish pada permukaan tambalan glass ionomer bukan saja bermaksud
menghindari kontak dengan saliva tetapi juga untuk mencegah dehidrasi saat tambalan
tersebut masih dalam proses pengerasan (Saleh & Khaiil , 2006). Varnish kadang-kadang
juga digunakan sebagai bahan pembatas antara glass ionomer dengan jaringan gigi terutama
pulpa karena pada beberapa kasus semen tersebut dapat menimbulkan iritasi terhadap pulpa
(Phillips & Moore, 1994 ; Van Noort, 1994 ; Craig dkk, 1996 ; Craig, 2002 ; Anusavice,
2003).
Pada umumnya, penggunaan varnish bertujuan untuk melindungi pulpa dari iritasi
kimia bahan-bahan yang berkontak dengannya ; untuk keperluan ini varnish berada diantara
dentin dan bahan restorasi (Phillips & Moore, 1994 ; Van Noort, 1994 ; Craig dkk, 1996 ;
Craig, 2002 ; Anusavice, 2003). Varnish tidak larut dalam cairan mulut (Craig dkk, 1996) dan
air, tahan terhadap cairan mulut serta bertahan di permukaan gigi untuk waktu yang lama.
Sifat menempelnya varnish terhadap bahan lain secara fisika bukan kimiawi sehingga mudah
terabrasi. (Ferracane, 2001). Varnish mengandung satu atau lebih resin yaitu gum natural
(seperti copal) dan resin sintetik (berupa nitrat selulosa) atau rosin (Grossman, 1952 ; Phillips
& Moore, 1994 ; Van Noort, 1994 ; Craig dkk, 1996 ; Craig, 2002 ; Roberson, 2002 ;
Anusavice, 2003).. Bahan-bahan tersebut terlarut dalam larutan organic seperti kloroform,
alkohol, aseton, benzene, toluene, etil asetat, amil asetat atau ether (Craig, 2002). Varnish
sebaiknya digunakan lebih dari satu kali olesan, karena seringkali menghasilkan pinholes
(porositas) pada pengolesan pertama. Dengan pengolesan kedua dan seterusnya, porus yang
terjadi dapat terisi. (Phillips & Moore, 1994 ; Ferracane, 2001 ; Anusavice, 2002).
- Komposisi
Sebuah pernis rongga adalah solusi dari satu atau lebih resin dari getah alam, resin
sintetik, atau damar. Copal dan selulosa nitrasi khas contoh dari karet alami dan resin sintetik,
masing. Pelarut yang dapat digunakan untuk melarutkan bahan-bahan yang kloroform,
alkohol, aseton, benzena, toluena, etil asetat, dan amil asetat. Obat agen seperti
chlorobutanol, timol, dan eugenol juga telah menambahkan. Pelarut yang mudah menguap
cepat menguap ketika pernis diterapkan pada gigi yang telah dipreparasi permukaan,
sehingga meninggalkan film resin tipis. Penambahan fluoride untuk pernis rongga belum
ditetapkan sebagai efektif.
- Sifat
Varnish rongga mengurangi namun tidah mencegah bagian dari konsituen dari asam
fosfat semen ke dalam dentin yang mendasari. Variasi hasil dan pengurangan hanya daripada
pencegahan bagian asam muncul untuk menjadi hasil dari lubang pinpoint dalam film varnish
terbentuk selama penguapan pelarut organic. Kesinambungan dari film varnish kering adalah
Possibleb OLEH penggunaan lapisan berturut-turut tipis menodai, teknik ini lebih effectitre
daripada menggunakan hanya satu lapisan film varnishThin tebal varnish rongga resin
signifikan mengurangi kebocoran di sekitar margin dan dinding restorasi logam. Meskipun
efeknya dari varnish rongga tidak sepenuhnya diketahui, dapat dihipotesiskan bahwa
pengurangan cairan penetrasi sekitar margin rongga akan meminimalkan sensitivitas pasca
operasi. Ini varnish diterapkan pada dinding rongga disiapkan, termasuk margin. Integritas
film resin hancur ketika bahan restoratif komposit ditempatkan dalam kontak dengan mereka.
Monomer yang terkandung dalam bahan resin larut film. Varnish tidak memiliki kekuatan
mekanik atau menyediakan isolasi termal karena inad-menyamakan ketebalan film. Nilai
ketebalan film telah diukur di antara 1 dan 40 ym untuk varnish komersial yang berbeda.
Hubungi sudut varnish pada kisaran dentin 53-106 derajat. Peningkatan integritas sebuah film
varnish mungkin dicapai dengan peningkatan penyebaran varnish pada permukaan gigi.
- Fungsi :
1. Bahan untuk melindungi pulpa
2. Mengurangi kebocoran mikro pada restorasi
- Komposisi :
Karet alam (misalnya copal), gala (rosin), atau resin sintetik yang dilarutkan dalam
pelarut organik (misalnya aseton, kloroform, dan eter)
- Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan:
1. Dapat mengurangi iritasi pulpa
2. Dapat mencegah penetrasi produk-produk korosi dari amalgam ke dalam tubula
dentin, dan dengan demikian mengurangi pewarnaan gigi yang tidak diinginkan yang
sering berkaitan dengan restorasi amalgam
Kekurangan:
a. Dapat melunakkan resin sehingga tidak boleh digunakan dibawah restorasi komposit
- Manipulasi
Solusi Varnish biasanya diterapkan dengan cara sebuah tampon kecil kapas di ujung
kawat atau membesarkan lubang saluran akar. Terapkan lapisan tipis varnish dengan tampon
sebagian jenuh. Gunakan lembut aliran udara untuk pengeringan, tetapi berhati-hati untuk
menghindari membentuk pegunungan. Tambahkan layer baru hanya untuk yang sebelumnya
kering satu. Dua lapisan tipis telah ditemukan lebih dari satu lapisan pelindung yang berat.
Untuk mencegah kontaminasi dari rongga varnish, gunakan sebuah tampon kapas baru untuk
setiap aplikasi. Erat topi solusi vaarnish segera setelah digunakan untuk meminimalkan
kerugian dari pelarut. Kebanyakan varnish dipasok dengan botol yang terpisah dari pelarut
murni. Pelarut ini dapat digunakan untuk menjaga varnish dari menjadi terlalu tebal. Ganti
kerugian dari penguapan dengan menambahkan pelarut untuk menjaga botol setidaknya
setengah penuh dengan mengencerkan isi dengan pelarut. Akhirnya pelarut akan lelah dan
pasokan baru harus dibeli. Pelarut ini juga berguna untuk menghilangkan varnish dari
permukaan gigi eksternal.
DAFTAR PUSTAKA
Phillips & Moore, 1994 ; Ferracane, 2001 ; Anusavice, 2002
Kadariani. 2001. Semen Basis Sebagai Insulator Terhadap Thermal Shock di Bawah Restorasi Logam [Skripsi]. Medan. FKG-USU. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8018/1/960600036.pdf
J.L. Ferracane. 1995. Current Trends in Dental Composites
Baum Lloyd, Phillips RW, Melvin RL. 1996.Buku Ajar Ilmu KonservasiGigi.Jakarta : EGC
Fisher, F.J .1977. The effect of three proprietary lining materials on micro-organisms in carious dentine. Br.Dent. J. 143, 231.
Milosevic, A. (1991) Calcium hydroxide in restorative dentistry. J. Dent. 19, 3.www.medkaau.com/album/download/cavitylinersandbases
http://medical.tpub.com/14275/css/14275_124.htm
http://cro.sagepub.com/content/6/4/302