BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/32338/4/4_bab1.pdf · 2020. 8. 3. · 1 BAB I PENDAHULUAN A....

23
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak adalah anugerah yang telah Allah SWT berikan kepada orang tua. Sudah menjadi kewajiban sebagai orang tua untuk mengasihi, membimbing dan memberikan pendidikan yang terbaik untuk anaknya. Suatu hari nanti, anak akan menjadi generasi penerus keluarga dan bangsa. Untuk menciptakan generasi penerus yang berkualitas, maka anak perlu mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya secara optimal. Kecerdasan yang dimilikinya harus diiringi dengan perilakunya yang baik. Oleh karena itu, orang tua dan lembaga pendidikan berperan serta bertanggung jawab dalam memberikan berbagai macam stimulasi dan bimbingan yang berlandaskan Agama Islam, sehingga akan tercapainya generasi penerus yang cerdas dan berakhlakul karimah. Masa kanak-kanak sering disebut dengan masa Golden Age. Golden Age merupakan suatu masa emas dalam rentang kehidupan manusia. Pada masa ini,anak mengalami perkembangan fisik, motorik, intelektual, emosional, bahasa, sosial dan agama yang berlangsung dengan cepat. Pada masa ini pula anak-anak mampu menyerap dan merekam apa yang dilihatnya secara cepat dan tepat ke alam bawah sadarnya (batampos.co.id. Golden age, waktu terbaik membentuk karakter si buah hati. Diakses pada tanggal 2 November 2019 pukul 22.05 WIB). Masa keemasan pun bisa dikatakan sebagai masa dimana segala pembelajaran dan pengalaman yang dimiliki oleh anak tidak akan dapat terulang lagi. Itulah

Transcript of BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/32338/4/4_bab1.pdf · 2020. 8. 3. · 1 BAB I PENDAHULUAN A....

Page 1: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/32338/4/4_bab1.pdf · 2020. 8. 3. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak adalah anugerah yang telah Allah SWT berikan kepada

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Anak adalah anugerah yang telah Allah SWT berikan kepada orang tua. Sudah

menjadi kewajiban sebagai orang tua untuk mengasihi, membimbing dan

memberikan pendidikan yang terbaik untuk anaknya. Suatu hari nanti, anak akan

menjadi generasi penerus keluarga dan bangsa. Untuk menciptakan generasi

penerus yang berkualitas, maka anak perlu mengembangkan potensi-potensi yang

dimilikinya secara optimal. Kecerdasan yang dimilikinya harus diiringi dengan

perilakunya yang baik. Oleh karena itu, orang tua dan lembaga pendidikan berperan

serta bertanggung jawab dalam memberikan berbagai macam stimulasi dan

bimbingan yang berlandaskan Agama Islam, sehingga akan tercapainya generasi

penerus yang cerdas dan berakhlakul karimah.

Masa kanak-kanak sering disebut dengan masa Golden Age. Golden Age

merupakan suatu masa emas dalam rentang kehidupan manusia. Pada masa ini,anak

mengalami perkembangan fisik, motorik, intelektual, emosional, bahasa, sosial dan

agama yang berlangsung dengan cepat. Pada masa ini pula anak-anak mampu

menyerap dan merekam apa yang dilihatnya secara cepat dan tepat ke alam bawah

sadarnya (batampos.co.id. Golden age, waktu terbaik membentuk karakter si buah

hati. Diakses pada tanggal 2 November 2019 pukul 22.05 WIB).

Masa keemasan pun bisa dikatakan sebagai masa dimana segala pembelajaran

dan pengalaman yang dimiliki oleh anak tidak akan dapat terulang lagi. Itulah

Page 2: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/32338/4/4_bab1.pdf · 2020. 8. 3. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak adalah anugerah yang telah Allah SWT berikan kepada

2

sebabnya pada masa ini sering disebut masa yang menentukan kecerdasan dan

karakter sesorang di masa yang akan datang.

Seiring dengan perkembangan zaman terdapat banyak fenomena negatif yang

dialami oleh anak usia dini. Anak-anak usia dini diibaratkan sebagai mesin

fotocopy. Ia akan meniru hal-hal yang dilakukan oleh orang dewasa, terutama orang

tuanya. Anak-anak usia dini sudah mulai berbicara kurang sopan dengan

melontarkan kata-kata kasar lalu diiringi dengan teriakan.

Semua ini berawal dari lingkungan pertama dan terdekat yaitu keluarga, di

waktu tertentu orang tua secara tidak sengaja berkata kasar di depan anak, ini akan

menyebabkan anak meniru perkataan kasar yang pernah dilontarkan oleh orang

tuanya. Kemudian, anak usia dini pun sudah mulai berani berkata bohong kepada

orang tuanya, maka dari itu anak harus diperlihatkan contoh yang baik oleh orang

tuanya sebagai suri tauladan atau role mode dalam kehidupan sehari-hari dan

memberikan pemahaman tentang berkata jujur dan bohong.

Pada masa ini, anak adalah peniru yang andal, apapun yang orang dewasa

lakukan, pasti ia akan meniru hal tersebut. Secara tidak sadar, orang dewasa di

sekitarnya menjadi suri tauladan bagi anak-anak. Jika perilaku orang dewasa itu

baik, maka akan baik juga perilaku yang ditiru oleh anak-anak begitupun sebaliknya

jika perilaku orang dewasa itu tidak baik, maka tidak baik juga perilaku yang ditiru

oleh anak-anak dan akan berdampak negatif, bagi kehidupannya di masa sekarang

dan di masa yang akan datang.

Hidayat Syarief dalam jurnal edisi perdana yang berjudul Pengembangan Anak

Usia Dini : Memerlukan Keutuhan terdapat pernyataan tentang penelitian bidang

Page 3: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/32338/4/4_bab1.pdf · 2020. 8. 3. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak adalah anugerah yang telah Allah SWT berikan kepada

3

psikologi, fisiologi, dan gizi yang menunjukkan bahwa separuh dari perkembangan

kognitif anak berlangsung dalam kurun waktu antara konsepsi dan umur 4 tahun,

sekitar 30% dalam umur 4-8 tahun, dan sisanya yaitu 20% berlangsung dalam umur

8-17 tahun. Jika dalam periode ini tidak lagi tersedia zat gizi yang memadai, maka

kapasitas otak yang terbentuk tidak maksimum, sehingga mengakibatkan lemahnya

kecerdasan intelektual sang anak (Syarief: 2002: 16). Hasil riset tersebut

mendeskripsikan bahwasannya perkembangan kognitif yang terjadi selama 4 tahun

pertama sama besarnya dengan perkembangan yang terjadi dalam 13 tahun

berikutnya, dan sesudah masa itu perkembangan otak anak akan mengalami

stagnasi. Itulah sebabnya mengapa kanak-kanak di sebut masa emas, karena setelah

melewati masa ini, berapapun kapabilitas kecerdasan yang dicapai oleh anak tidak

akan mengalami peningkatan lagi.

Internalisasi nilai-nilai Agama Islam mencangkup tentang konsep keTuhanan,

ibadah, nilai moral yang berlangsung sejak dini mampu membentuk religiusitas

anak agar dapat mengakar secara kuat dan mempunyai pengaruh sepanjang hidup.

Pada anak usia dini, belum memiliki konsep dasar yang digunakan untuk menolak

dan menyetujui segala hal yang masuk pada dirinya. Maka nilai-nilai Agama Islam

yang ditanamkan akan menjadi warna pertama bagi konsep diri anak. Pada proses

selanjutnya, nilai-nilai Agama Islam yang telah mewarnai sang anak akan

terbentuk, yang kemudian pada usia remaja akan menjadi dasar penilaian dan

penyaringan terhadap nili-nilai yang masuk pada dirinya (Susilaningsih, 2007:3).

Seorang pendidik atau pembimbing harus mengetahui kondisi perkembangan

anak lingkungan dan kesukaanya, untuk memudahkan dalam menginternalisasikan

Page 4: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/32338/4/4_bab1.pdf · 2020. 8. 3. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak adalah anugerah yang telah Allah SWT berikan kepada

4

nilai-nilai Agama Islam dalam diri anak. Selain itu, sesungguhnya masa kanak-

kanak merupakan fase yang paling subur, paling panjang, dan paling dominan bagi

seorang pembimbing untuk menanamkan nilai-nilai Agama Islam. Pada fase fitrah,

anak-anak begitu bersih, lugu, polos, jernih, lembut dan kelenturan tubuh yang

belum tercemari, dan jiwa yang masih belum terkontaminasi (Abdur, 2005:22).

Oleh karena itu, pada masa Golden Age adalah masa yang paling tepat untuk

menginternalisasikan nilai-nilai Agama Islam pada anak usia dini untuk menjadi

pondasi yang kuat sejak dini dan membentengi anak dari pesatnya perkembangan

zaman yang mulai mengikis moral generasi penerus bangsa. Apalagi perkembangan

keagamaan pada anak usia dini mempunyai peran yang sangat penting, baik bagi

perkembangan keagamaan pada anak itu sendiri maupun untuk diusia selanjutnya.

Nilai-nilai Agama Islam sangat diperlukan dalam membentuk sikap dan

perilaku yang berahlakul karimah. Nilai-nilai Agama Islam yang patut untuk

ditanamkan dalam diri seseorang sejak dini meliputi tiga aspek yaitu, aqidah,

ibadah, dan akhlak. Untuk memahami, mempelajari, mengamalkan nilai-nilai

Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari, anak usia dini perlu dibimbing, dan

diberi pemahaman tentang nilai-nilai Agama Islam sebagai landasan hidup, yakni

bimbingan agama yang menjadi pedoman dan petunjuk mengenai sikap dan

perilaku yang baik sesuai dengan ajaran Islam untuk direalisasikan dikehidupan

sehari-hari guna terciptanya generasi penerus bangsa yang berkualitas, tangguh dan

berakhlakul karimah.

Pelaksanaan bimbingan agama pada anak usia dini merupakan salah satu

tindakan preventif untuk mencegah hal-hal negatif yang terjadi pada anak usia dini

Page 5: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/32338/4/4_bab1.pdf · 2020. 8. 3. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak adalah anugerah yang telah Allah SWT berikan kepada

5

dan juga di masa perkembangan anak di masa sekarang dan di masa yang akan

datang. Selain itu, pelaksanaan bimbingan agama dimaksudkan untuk membantu,

mengarahkan energi anak untuk mengikuti pembelajaran agama secara maksimal

dan dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan bimbingan agama

di lembaga taman kanak-kanak, secara tidak langsung, pembimbing telah

menciptakan lingkungan yang Islami.

Lingkungan sangat berpengaruh dan memegang peranan penting terhadap

proses perkembangan kognitif, sosial, agama dan lain sebagainya pada anak usia

dini. Jika lingkungannya baik, maka akan memberikan dampak positif kepada anak,

begitu juga sebaliknya jika lingkungannya kurang baik, maka akan memberikan

dampak negatif pada anak dalam kegiatan sehari-harinya yang akan mendukung

pembentukan karakter sikap, perilaku anak di masa kanak-kanak ini. Untuk

menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas, tangguh serta berakhlakul

karimah dalam rangka menghadapi pesatnya perkembangan zaman yang mulai

mengikis moral. Internalisasi nilai-nilai Agama Islam pada anak usia dini di masa

Golden Age dianggap begitu penting. Untuk itu, diperlukannya bimbingan agama

di taman kanak-kanak untuk mengoptimalkan perkembangan kecerdasan kognitif

dan spiritual atau agamanya.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti laksanakan pada hari Jumat,

18 Oktober 2019 bersama bunda Ifat selaku Kepala Sekolah Taman Kanak-kanak

Al-Hidayah, diperoleh informasi bahwa Taman Kanak-kanak Al-Hidayah

merupakan Taman Kanak-kanak yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan.

Kepala sekolah mengatakan bahwa Taman Kanak-kanak (TK), Kelompok Bermain

Page 6: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/32338/4/4_bab1.pdf · 2020. 8. 3. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak adalah anugerah yang telah Allah SWT berikan kepada

6

(KB) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berada di bawah naungan Dinas

Pendidikan sedangkan Taman Kanak-kanak Qur’an (TKQ) dan Raudatul Atfal

(RA) berada di bawah naungan Kementrian Agama. Berbeda naungan maka

berbeda pula kurikulum yang dilaksanakan di sekolahnya. Taman Kanak-kanak Al-

Hidayah mengikuti kurikulum yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan. Pihak

sekolah dan yayasan sepakat selain materi umum berdasarkan kurikulum dari Dinas

Pendidikan, sekolah pun menambahkan materi yang berkaitan tentang nilai-nilai

Agama Islam untuk disampaikan dalam proses pembelajaran pada anak-anak usia

dini.

Selaras dengan pernyataan di atas mengatakan bahwa di Taman Kanak-Kanak

Al-Hidayah selain materi umum seperti berhitung, membaca dan lain sebagainya.

Sekolah juga menyampaikan materi yang berkaitan tentang nilai-nilai Agama

Islam. Anak-anak sudah mulai dikenalkan dan diberitahu tentang asmaul husna,

rukun Islam dan rukun Iman, praktik shalat, beberapa hadits dalam bentuk kata

mutiara, manasik haji, dibiasakan membaca do’a sebelum melaksanakan berbagai

aktivitas, membaca iqra, menonton atau dibacakan kisah-kisah tauladan. Sebagian

materi yang telah disampaikan, dilaksanakan melalui metode pembiasaan. Metode

pembiasaan ini didasarkan pada proses pemahaman materi nilai-nilai Agama Islam

yang dilaksanakan secara berulang-ulang. Pihak sekolah berharap jika materi yang

disampaikan berulang-ulang dapat diamalkan pada kehidupan sehari-hari baik di

sekolah maupun di rumah.

Pada umumnya anak usia dini itu bersikap manja masih ingin ditemani oleh

orang tuanya di sekolah, tidak mandiri, bersikap tidak sopan dan melontarkan kata-

Page 7: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/32338/4/4_bab1.pdf · 2020. 8. 3. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak adalah anugerah yang telah Allah SWT berikan kepada

7

kata kasar lalu diiringi dengan teriakan kepada orang yang lebih tua darinya.

Namun, fenomena tersebut berbanding terbalik dari pengamatan yang dilakukan di

Taman Kanak-kanak Al-Hidayah. Anak-anak sudah dibiasakan untuk ditinggal

sendiri di sekolah dan dijemput saat waktunya pulang sekolah, sudah mandiri

dengan melakukan sendiri berbagai hal yang berkaitan dengan dirinya seperti

menyimpan sepatu di rak sepatu, menyimpan tas di gantungan tas, makan dan

minum sendiri dan lain sebagainya. Anak-anak pun dapat berperilaku dan berkata

yang baik kepada teman sebaya dan orang yang lebih tua darinya. Hal tersebut dapat

terjadi karena memerlukan waktu yang cukup lama, karenanya internalisasi nilai-

nilai Agama Islam memerlukan metode pembiasaan yang dilakukan secara

berulang-ulang.

Maka, nilai-nilai Agama Islamnya akan melekat dan bersatu pada diri sang

anak. Jika dikemudian hari, sang anak tidak melakukan hal atau kegiatan yang

bercerminkan dari nilai-nilai Agama Islam. Maka ia, akan merasa ada yang hilang

dari dirinya. Selain itu, setiap pengetahuan tentang materi atau tingkah laku yang

bercerminkan nilai-nilai Agama Islam yang didapatkan dari metode pembiasaan

akan sulit diubah atau dihilangkan, karena sudah menjadi habit dan melekat dalam

diri sang anak.

Taman Kanak-kanak Al-Hidayah adalah salah satu lembaga pendidikan dan

pengajaran untuk anak usia dini. Meskipun Taman Kanak-kanak Al-Hidayah bukan

lembaga pendidikan yang berbasis Islam, tetapi dalam setiap kegiatan dan

pelajarannya berisi tentang nilai-nilai Agama Islam melalui metode pembiasaan,

baik yang dilaksanakan didalam kelas maupun diluar kelas. Lokasi Taman Kanak-

Page 8: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/32338/4/4_bab1.pdf · 2020. 8. 3. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak adalah anugerah yang telah Allah SWT berikan kepada

8

kanak Al-Hidayah berada di Jl Golf Barat V No. 1, Kel. Arcamanik Endah, Kec.

Arcamanik, Kota Bandung. Visi dari Taman Kanak-kanak Al-Hidayah adalah

menjadi taman pembentuk generasi qurani sejak dini yang sehat, mandiri, aktratif,

rajin dan terampil (Q-SMART).

Dari penjabaran di atas peneliti ingin meneliti pelaksanaan internalisasi nilai-

nilai Agama Islam. Internalisasi nilai-nilai Agama Islam merupakan bagian dari

bimbingan agama yang dilaksanakan sebagai tindakan preventif bagi pihak sekolah

khususnya pendidik agar terhindarnya hal-hal negatif yang akan terjadi pada masa

perkembangannya dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang. Berdasarkan

latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul

“Internalisasi Nilai-nilai Agama Islam melalui Metode Pembiasaan pada Anak Usia

Dini”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Nilai-nilai Agama Islam apa saja yang diinternalisasikan melalui metode

pembiasaan pada anak usia dinidi Taman Kanak-kanak Al-Hidayah?

2. Bagaimana proses internalisasi nilai-nilai Agama Islam melalui metode

pembiasaan pada anak usia dini di Taman Kanak-kanak Al-Hidayah?

3. Bagaimana hasil internalisasi nilai-nilai Agama Islam melalui metode

pembiasaan pada anak usia dini di Taman Kanak-kanak Al-Hidayah?

Page 9: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/32338/4/4_bab1.pdf · 2020. 8. 3. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak adalah anugerah yang telah Allah SWT berikan kepada

9

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan apa yang sudah dituliskan dalam fokus penelitian, maka tujuan

dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui nilai-nilai Agama Islam yang diinternalisasikan pada

anak usia dini di Taman Kanak-kanak Al-Hidayah.

2. Untuk mengetahui proses internalisasi nilai-nilai Agama Islam melalui

metode pembiasaan pada anak usia dini di Taman Kanak-kanak Al-

Hidayah.

3. Untuk mengetahui hasil internalisasi nilai-nilai Agama Islam melalui

metode pembiasaan pada anak usia dini di Taman Kanak-kanak Al-

Hidayah.

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan

mengenai internalisasi nilai-nilai Agama Islam melalui metode pembiasaan

pada anak usia dini di taman kanak-kanak bagi peneliti khususnya dan

pembaca pada umumnya. Selain itu, penelitian ini merupakan kontribusi

terhadap pengembangan materi Agama Islam dalam bimbingan Agama di

taman kanak-kanak.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memeberikan manfaat dan

memberikan kontribusi kepada berbagai pihak, diantaranya :

Page 10: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/32338/4/4_bab1.pdf · 2020. 8. 3. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak adalah anugerah yang telah Allah SWT berikan kepada

10

a. Bagi sekolah atau lembaga pendidikan yang diteliti. Penelitian ini dapat

dijadikan pijakan dan acuan dalam memperbaiki dan mengembangkan

nilai-nilai Agama Islam yang diinternalisasikan pada anak usia dini

melalui metode pembiasaan di lingkungan taman kanak-kanak.

b. Bagi guru, dapat dijadikan refrensi dan pedoman dalam melaksanakan

dan mengembangkan materi pembelajaran tentang nilai-nilai Agama

Islam dengan cara menginternalisasikan melalui metode pembiasaan,

sehingga materi yang disampaikan diharapkan dapat melekat pada diri

sang anak, dan membentuk karakter dan kepribadiannya.

c. Bagi anak, dapat dijadikan upaya untuk meningkatkan kualitas dan

pengetahuan anak dalam memahami nilai-nilai Agama Islam melalui

metode pembiasaan. Agar nilai-nilai Agama Islam dapat melekat dan

menjadi habit pada diri anak, dan diamalkan pada kehidupan sehari-

hari.

E. Landasan Pemikiran

1. Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian ini berpijak dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan.

Adapun beberapa penelitian sebelumnya yang mempunyai kesamaan judul

dan bahasan materi dengan penelitian ini, di antaranya adalah :

a. Setiaji Raharjo, Pada tahun 2012, dengan skripsi “Penanaman Nilai-

nilai Agama Islam Pada Anak Usia Dini di Kelompok Bermain

‘Aisyiyah Al-Husna II Pengasih, Kec. Pengasih, Kab. Kulon Progo.”

Skripsi ini membahas tentang implementasi atau proses penanaman

Page 11: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/32338/4/4_bab1.pdf · 2020. 8. 3. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak adalah anugerah yang telah Allah SWT berikan kepada

11

nilai-nilai Agama Islam melalui kegiatan di PAUD dengan tujuh metode

yaitu, metode bermain, metode pembiasaan, metode cerita, metode

karya wisata, metode keteladanan, metode demonstrasi dan metode

tanya jawab. Kemudian terdapat faktor pendukung dalam proses

kegiatan penanaman nilai-nilai Agama Islam ini yaitu berupa pendidik

yang memiliki kemampuan menyampaikan Agama Islam, peserta didik

dapat meniru kegiatan beribadah walaupun belum teratur dan memiliki

buku-buku Islam dan penghambat dalam penanaman nilai-nilai Agama

Islam pada anak usia dini sedangkan faktor penghambatnya yaitu

peserta didik tidak fokus dalam kegiatan pembelajaran.

b. Siti Apsoh, Pada tahun 2018, dengan skripsi “Implementasi Metode

Pembiasaan Dalam Pembentukan Karakter Mandiri Anak Usia Dini Di

RA Ibnul’Ulum Kedungwada, Kecamatan Bantasari, Kabupaten

Cilacap”. Skripsi ini membahas tentang proses penerapan metode

pembiasaan dalam pembentukan karakter sudah sesuai dengan teori

metode pembiasaan dan dilaksanakan setiap hari. Pelaksanaan ini

berjalan baik dengan selalu memberi motivasi, teladan dan nasehat pada

peserta didik. Kemudian terdapat faktor pendukung dalam proses

penerapan metode pembiasaan dalam pembentukan karakter ini yaitu

dilakukannya kerjasama antar orang tua dengan guru untuk pemantauan

peserta didik sedangkan faktor penghambatnya yaitu dari pola asuh

diterapkan oleh orang tua kepada anak berbeda-beda dan karakter anak

yang berbeda-beda.

Page 12: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/32338/4/4_bab1.pdf · 2020. 8. 3. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak adalah anugerah yang telah Allah SWT berikan kepada

12

c. Amin Choiriyah, Pada tahun 2009, dengan skripsi “Pengembangan

Keagamaan Pada Anak Usia Dini”. Skripsi ini membahas tentang upaya

yang digunakan oleh guru dalam mengembangkan keagamaan pada

anak usia dini dengan memberikan keteladanan, memberikan

pembiasaan untuk melakukan perilaku-perilaku yang sesuai syariat

Islam, memberikan reward atau hadiah kepada anak yang berprestasi,

memberikan nasehat yang bersifat komunikatif pada anak dengan kata-

kata yang halus dan bekerjasama dengan orang tua untuk melaksanakan

kegiatan “arisan bulanan” dalam rangka membicarakan permasalahan

anak-anak di sekolah. Kemudian metode yang digunakan yaitu metode

tanya jawab, bernyanyi, tepuk-tepuk, bercerita dan menghafal.

Dari beberapa penelitian sebelumnya ada suatu kesamaan dan perbedaan judul

dan pembahasan yang saling melengkapi satu sama lain, namun hal itu akan

menjadi acuan tersendiri bagi peneliti, karena dengan adanya relevansi sebuah

penelitian itu akan menunjang terhadap kelancaran penelitian ini. Terdapat satu hal

pembahasan yang menjadi ciri khas dari penelitian ini yaitu tentang output atau

hasil yang didapatkan anak usia dalam proses internalisasi nilai-nilai Agama Islam

melalui metode pembiasaan. Adapun judul yang akan peneliti teliti yaitu tentang

“Internalisasi Nilai-nilai Agama Islam melalui Metode Pembiasaan pada Anak Usia

Dini”. Penelitian dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak Al-Hidayah, Arcamanik,

Kota Bandung.

Page 13: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/32338/4/4_bab1.pdf · 2020. 8. 3. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak adalah anugerah yang telah Allah SWT berikan kepada

13

2. Landasan Teoritis

Dalam penelitian ini, peneliti kemukakan pengertian dengan teori

Internalisasi, Nilai-nilai Agama Islam, Metode Pembiasaan dan Anak Usia

Dini.

Internalisasi merupakan upaya menghayati dan mendalami nilai agar

nilai tersebut tertanam dalam diri setiap manusia (Nurdin, 2014:124)

kemudian Internalisasi dapat dimaknai sebagai upaya yang dilakukan untuk

memasukkan nilai-nilai ke dalam jiwa sehingga menjadi miliknya (Ihsan,

2007:155).

Nilai adalah rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan

(Mulyana, 2011:11). Nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan,

yang pantas, berharga, dan dapat mempengaruhi perilaku sosial dari orang

yang bernilai tersebut (Nurdin, 2014: 36).

Pengertian agama secara etimologi, agama berasal dari bahasa latin

religio , yang berarti suatu hubungan antara manusia dan Tuhan. Menurut

Zakiah Darajat, agama adalah suatu keimanan yang diyakini oleh pikiran,

diresapkan oleh perasaan, dan dilaksanakan dalam tindakan, perkataan, dan

sikap (Kemendikbud, 2013:11).

Muhammad Daud Ali (2008:50) mengatakan bahwa Agama Islam

merupakan satu sistem akidah dan syari’ah serta akhlak yang mengatur

hidup dan kehidupan manusia dalam berbagai hubungan.

Nilai-nilai agama adalah nilai-nilai kehidupan yang mencerminkan

tumbuhkembangnya kehidupan beragama yang terdiri dari tiga unsur pokok

Page 14: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/32338/4/4_bab1.pdf · 2020. 8. 3. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak adalah anugerah yang telah Allah SWT berikan kepada

14

yaitu, aqidah, ibadah, dan akhlak yang menjadi pedoman berperilaku sesuai

dengan aturan-aturan Ilahi untuk mencapai kesejahteraan serta kebahagiaan

di dunia dan akhirat (Sahlan, 2010:69).

Dari teori yang dipaparkan di atas, maka dapat peneliti simpulkan

bahwa internalisasi nilai-nilai Agama Islam adalah proses, penghayatan,

pendalaman secara mendalam untuk memasukkan nilai-nilai Agama Islam

pada diri seseorang. Nilai-nilai Agama Islam yang berupa tiga unsur pokok

yaitu, aqidah, ibadah, dan akhlak yang kemudian diresapkan oleh perasaan,

dan dilaksanakan dalam tindakan, perkataan, dan sikap yang sesuai dengan

ketentuan Allah SWT untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Secara etimologi metode berasal dari kata method yang berarti suatu

cara kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan dalam

mencapai satu tujuan (Nasih, 2013:19).

Dalam psikologi, menurut Bastaman (2005: 126) mengatakan bahwa

proses pembiasaan disebut “conditioning”. Proses ini akan menciptakan

kebiasaan (habit) dan kemampuan (ability), yang akhirnya akan menjadi

sifat-sifat pribadi (personal habits) yang terwujud dalam perilaku sehari-

hari. Kemudian terdapat definisi pembiasaan dari perspektif Islam dikatakan

bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk

membiasakan anak didik berpikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan

tuntunan ajaran Islam (Maunah, 2009:93).

Dari pernyataan yang dipaparkan di atas dapat peneliti simpulkan,

bahwa metode pembiasaan adalah suatu cara kerja untuk memudahkan

Page 15: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/32338/4/4_bab1.pdf · 2020. 8. 3. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak adalah anugerah yang telah Allah SWT berikan kepada

15

dalam menciptakan kebiasaan dan kemampuan untuk berpikir, bersikap,

dan bertindak yang akhirnya menjadi sifat dan terwujud dalam perilaku

sehari-hari sesuai dengan ajaran Islam.

Anak usia dini, dilihat dari rentang usia menurut Undang-undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ialah anak sejak

lahir sampai usia enam tahun. Anak usia dini menurut undang-undang ini

berada pada rentang usia lahir sampai usia taman kanak-kanak.

Anak usia dini merupakan kelompok anak yang berada dalam proses

pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, artinya pola

pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik kasar dan halus),

kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosial, emosional, bahasa dan

komunikasi. Usia 0-6 tahun merupakan usia sangat menentukan dalam

pembentukan dan kepribadain anak serta penting dalam perkembangan

intelegensi (Mutiah, 2010: 6).

Setelah pernyataan yang dipaparkan di atas dapat peneliti simpulkan

bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia 0-6 tahun berada di masa

eksplorasi, imitasi bermain yang mengalami pertumbuhan dan

perkembangan.

F. Langkah-langkah Penelitian

Dari landasan pemikiran tersebut maka langkah-langkah penelitian yang

dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

Page 16: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/32338/4/4_bab1.pdf · 2020. 8. 3. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak adalah anugerah yang telah Allah SWT berikan kepada

16

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Al-Hidayah, Jl Golf

Barat V No. 1, Kel. Arcamanik Endah, Kec. Arcamanik, Kota Bandung.

Taman Kanak-kanak Al-Hidayah merupakan salah satu lembaga

pendidikan yang mengadakan layanan bimbingan agama untuk

menginternalisasikan nilai-nilai Agama Islam melalui metode pembiasaan

pada anak usia dini agar terciptanya generasi Qurani yang berkualitas.

2. Paradigma dan Pendekatan

Mulyana (2003:9) mengatakan bahwa paradigma adalah suatu cara

pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam

kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya. Paradigma

menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal.

Paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan kepada praktisinya apa

yang harus dilakukan tanpa perlu pertimbangan eksistensial atau

epistemologis yang panjang.

Paradigma yang digunakan di dalam penelitian ini adalah paradigma

konstruktivis. Paradigma konstruktivis, yaitu paradigma yang hampir

merupakan antitesis dari paham yang meletakkan pengamatan dan

objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan.

Paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisi sistematis terhadap

socially meaningful action melalui pengamatan langsung dan terperinci

terhadap perilaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara

atau mengelola dunia sosial mereka (Hidayat, 2003:3).

Page 17: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/32338/4/4_bab1.pdf · 2020. 8. 3. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak adalah anugerah yang telah Allah SWT berikan kepada

17

3. Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian kualitatif deskriptif. Pendekatan kualitatif deskriptif ini

memungkinkan peneliti untuk menginterpretasikan dan menjelaskan suatu

fenomena secara holistik dengan menggunakan kata-kata, tanpa harus

bergantung pada angka. Menurut Bogdan dan Taylor (1975) yang dikutip

oleh Lexy J Moleong, mengatakan bahwa metodologi penelitian kualitatif

adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

(Moleong, 2011:4).

Setelah melihat dari pernyataan yang dipaparkan di atas, peneliti

menggunakan metode kualitatif deskriptifsebagai metode penelitian skripsi

ini.penelitian ini bertumpu pada pelaksanaan internalisasi nilai-nilai Agama

Islam melalui metode pembiasaan pada anak usia dini di Taman Kanak-

kanak Al-Hidayah, sebagai tindakan preventif agar bisa terhindar dari hal-

hal negatif yang akan berpengaruh pada perkembangan kognitif, sosial dan

agama anak usia dini dimasa sekarang, dan dimasa yang akan datang.

4. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data

kualitatif. Data kualitatif adalah data yaitu data yang disajikan dalam

bentuk kata verbal bukan dalam bentuk angka (Muhadjir, 2011:2).

Kemudian yang termasuk data kualitatif dalam penelitian ini adalah

Page 18: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/32338/4/4_bab1.pdf · 2020. 8. 3. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak adalah anugerah yang telah Allah SWT berikan kepada

18

gambaran obyek penelitian, letak geografis obyek, visi dan misi, struktur

organisasi, serta proses dan hasil yang didapat oleh anak usia dini dari

adanya internalisasi nilai-nilai Agama Islam melalui metode pembiasaan.

b. Sumber Data

Menurut Arikunto (2006:129) mengatakan bahwa makna dari sumber

data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan dua sumber data yaitu :

1) Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2007: 137). Sumber data

primer dari penelitian ini adalah kepala sekolah, guru/pembimbing,

orang tua dan anak-anak di Taman Kanak-kanak Al-Hidayah.

2) Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2007: 137).

Sumber data sekunder yang diperlukan untuk penelitian ini adalah

dokumentasi, arsip, berkas administrasi lainnya yang mendukung.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data dimana penyelidik

mengadakan pengamatan secara langsung terhadap suatu benda,

kondisi, atau situasi, proses dan perilaku (Sugiyono, 2007: 226). Dengan

Page 19: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/32338/4/4_bab1.pdf · 2020. 8. 3. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak adalah anugerah yang telah Allah SWT berikan kepada

19

metode observasi, peneliti terjun langsung menggunakan panca indra

untuk mengamati kegiatan dan mencatat kejadian yang penting dalam

proses internalisasi nilai-nilai agama melalui metode pembiasaan pada

anak usia dini.

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, dan

jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam (Hasan, 2002:85).

Dalam penelitian ini, peneliti akan mewawancara kepada sumber data

primer yaitu kepala sekolah, guru/pembimbing, orang tua dan anak-anak

di Taman Kanak-kanak Al-Hidayah.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data yang berupa catatan,

transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger,

agenda dan sebagainya. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil

data-data dan gambar yang berhubungan dengan proses internalisasi

nilai-nilai Agama Islam melalui metode pembiasaan pada anak usia dini

(Arikunto, 2002: 206).

6. Teknik Penentuan Keabsahan Data

Agar data dalam penelitian kaulitatitf dapat dipertanggungjawabkan

penelitiannya sebagai penelitian ilmiah perlu di uji keabsahan data. Uji

keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility,

transferability, dependability, dan confirmability (Sugiyono, 2007:270).

Page 20: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/32338/4/4_bab1.pdf · 2020. 8. 3. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak adalah anugerah yang telah Allah SWT berikan kepada

20

a. Uji credibility

1) Perpanjangan pengamatan

Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan kredibilitas atau

kepercayaan data. Dalam penelitian ini, peneliti bertemu dengan

sumber data yang sudah ditemui dan sumber data yang lain, yang

lebih baru dengan kembali lagi kelapangan untuk mengamati Taman

Kanak-kanak Al-Hidayah dan wawancara pada kepala sekolah,

guru, anak, dan orang tua.

2) Meningkatkan kecermatan dalam penelitian

Diharapkan data yang telah dikumpulkan, dibuat, dan disajikan

bisa di kontrol atau di cek kembali apakah datanya sudah benar atau

belum.

a) Triangulasi. Peneliti diharapkan melakukan pengecekan data

dari berbagai sumber dengan berbagai waktu.

b) Analisis kasus negatif. Peneliti diharapkan mencari data-data

yang berbeda dan bertentangan dengan data yang telah

ditemukan.

c) Menggunakan bahan referensi. Peneliti diharapkan

menggunakan referensi sebagai alat pendukung untuk

membuktikan data dengan dilengkapi foto-foto atau dokumen

autentik yang berhubungan dengan proses internalisasi nilai-

nilai Agama Islam melalui metode pembiasaan pada anak usia

dini.

Page 21: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/32338/4/4_bab1.pdf · 2020. 8. 3. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak adalah anugerah yang telah Allah SWT berikan kepada

21

d) Mengadakan membercheck. Men-cek kembali apakah informasi

yang diperoleh sudah sesuai dengan yang dimaksud informan

untuk dimasukkan ke dalam penelitian laporan.

b. Uji transferability

Transferability merupakan uji validitas eksternal dalam penelitian

kualitatif. Validitas eksternal yaitu dapat diterapkannya hasil penelitian

ke populasi sampel tersebut diambil (Sugiyono, 2007:276).

c. Uji dependability

Pengujian dependability adalah penelitian yang dilakukan orang lain

dengan proses penelitian yang sama akan memperoleh hasil yang sama

pula.

d. Uji confirmability

Pengujian objektifitas penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif

apabila hasil penelitian telath disepakati oleh lebih bannyak orang.

Penelitian kualitatif uji confimability berarti meguji hasil penelitian

yang dikaitkan dengan proses yang telah dilakukan di Taman Kanak-

kanak Al-Hidayah.

7. Teknik Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman dalam bukunya Sugiyono (2007: 246)

mengatakan bahwa dalam menganalisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya

jenuh. Teknik analisis data pada penelitian kualitatif deskriptif ini peneliti

menggunakan tiga prosedur perolehan data :

Page 22: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/32338/4/4_bab1.pdf · 2020. 8. 3. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak adalah anugerah yang telah Allah SWT berikan kepada

22

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Langkah pertama dalam analisis data yaitu reduksi data. Mereduksi

data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Data yang direduksi

akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya bila diperlukan

(Sugiyono, 2007: 247).

Secara teknis pada kegiatan reduksi data yang akan dilakukan

peneliti dalam penelitian ini meliputi pengumpulan hasil wawancara

untuk direkap, kemudian hasil pengamatan, dokumen yang

berhubungan dengan proses internalisasi nilai-nilai Agama Islam

melalui metode pembiasaan pada anak usia dini di Taman Kanak-kanak

Al-Hidayah.

b. Penyajian Data (Diplay)

Langkah kedua dalam analisis data yaitu penyajian data. Penyajian

data adalah penyusunan sekumpulan informasi yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, atau

sejenisnya. (Sugiyono, 2007: 249). Secara teknis pada kegiatan

penyajian data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini akan

menyajikan data-data dalam bentuk teks, naratif, tabel, foto dan bagan.

Page 23: BAB I PENDAHULUANdigilib.uinsgd.ac.id/32338/4/4_bab1.pdf · 2020. 8. 3. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak adalah anugerah yang telah Allah SWT berikan kepada

23

c. Verifikasi Data (Conclusions drowing/verifiying)

Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan

dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat

menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, , tetapi

mungkin juga tidak karena masalah yang ada dalam penelitian kualitatif

masih bersifat sementara dan dapat berkembang setelah peneliti terjun

ke lapangan. Bila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,

didukung dengan bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel atau dapat

dipercaya (Sugiyono, 2007: 252).