Bab 9 SIA
description
Transcript of Bab 9 SIA
1
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Bab 9 : Sistem Manajemen Basis Data
Basis Data (Database)
Basis data adalah suatu gabungan file yang saling berhubungan dan dikordinasi secara terpusat.
Pendekatan database memberlakukan data sebagai sumber daya organisasi yang seharusnya
dipergunakan serta dikelola oleh seluruh bagian dari organisasi tersebut, bukan hanya suatu
departemen atau fungsi tertentu saja. Fokusnya adalah intregasi data dan pembagian data dengan
seluruh pemakai yang berhak memakainya.
Permasalahan Pokok Manajemen Data: Pada File Datar
1. Penyimpangan Data
Sistem informasi yang efisien hanya satu kali menangkap dan menyimpan data dan
membuatnya tersedia ke semua pengguna yang membutuhkannya. Dalam lingkungan file
datar, organisasi harus mengeluarkan biaya untuk prosedur pengumpulan majemuk dan untuk
prosedur penyimpangan majemuk sehingga biaya penyimpangan data menjadi sangat tinggi.
2. Pembaruan Data
Organisasi memiliki banyak sekali data yang disimpan dalam file induk dan file referensi yang
memerlukan pembaruan berkala agar mencerminkan perubahan operasional dan ekonomi.
Misalnya perubahan nama atau alamat seorang pelanggan harus terekam dalam file induk yang
tepat. Sepotong informasi ini mungkin penting bagi beberapa departemen pengguna, seperti
departemen penjualan, penagihan, kredit, pelayanan pelanggan, promosi penjualan dan
penjualan melalui katalog. Jika para pengguna sistem informasi memiliki file yang terpisah,
setiap perubahan harus dilakukan secara terpisah untuk setiap pengguna sehingga akan
menambah biaya manajemen data secara signifikan.
3. Kekinian Informasi
Kebalikan dari masalah pembaruan data majemuk adalah masalah gagalnya memperbarui
semua file penggunaan yang dipengaruhi oleh perubahan data tertentu. Jika pesan pembaruan
ini tidak disebarkan dengan benar, sebagian pengguna mungkin tidak mencatat perubahan
tersebut dan kemudian akan melakukan pekerjaan dan mengambil keputusan berdasarkan data
yang sudah usang.
2
4. Ketergantungan Tugas – Data
Masalah lainya dengan pendekatan file datar adalah ketidakmampuan pengguna untuk
mendapatkan informasi tambahan ketika kebutuhannya berubah. Masalah ini disebut
ketergantungan tugas-data.
Pendekatan Basis Data
Perubahan paling jelas dari model file datar adalah pengelompokkan data menjadi sebuah basis
data umum yang dapat digunakan secara bersama oleh semua pengguna system informasi.
Penyelesaian Masalah File Datar
Penggunaan data secara bersama-sama (tidak adanya kepemilikan data) merupakan konsep
utama dari pendekatan basis data sehingga permasalahan yang terjadi dapat diatasi
1. Tidak ada redundasi data. Setiap elemen data disimpan hanya sekali sehingga menghilangkan
redundasi data dan mengurangi biaya penyimpanan data.
2. Satu kali pembaruan data. Karena setiap elemen data hanya terdapat pada satu tempat,
dibutuhkan hanya satu kali pembaruan data.
3. Nilai kekinian data. Perubahan terhadap basis data yang dilakukan oleh seorang pengguna
akan berlaku bagi semua pengguna.
4. Interdepensi tugas-data. Pengguna memiliki akses sepenuhnya ke data yang ada di perusahaan.
Para pengguna hanya dibatasi oleh keterbatasan data yang disediakan oleh organisasi (seluruh
basis data) dan ligitimasi yang diperlukan untuk mengakses data tersebut.
Sistem Manajemen Basis Data
Tujuan DBMS adalah untuk menyediakan pengendalian akses terhadap basis data. DBMS
merupakan sistem peranti lunak khusus yang diprogram untuk mengetahui elemen data mana
yang bisa diakses oleh pengguna.
3
Elemen Lingkungan Basis Data
Elemen-elemen Konsep Basis Data
Transaksi
Transaksi
Transaksi
T Transaksi
Permintaan Pengguna
1. Pengguna
Pengguna (user) mengakses basis data dalam dua cara.
a. Akses tersebut dapat dicapai melalui program-program pengguna yang disiapkan oleh
profesional sistem.
b. Melalui permintaan langsung yang tidak memerlukan program-program formal dari
pengguna.
2. Sistem Manajemen Basis Data
DBMS menyediakan lingkungan yang terkendali untuk membantu (atau mencegah) pengguna
mengakses basis data dan untuk secara efisien mengelola sumber daya data. Setiap model
Administrator Basis Data
Proses Pengembangan Sistem
Aplikasi
Program Pengguna
Program Pengguna
Program Pengguna
Program Pengguna
PENGGUNA
DBMS
Bahasa Manipulasi Data
Bahasa Permintaan Data
BahasaDefinisiData
SistemOperasiData
Basis Data
Fisik
4
DBMS mencapai tujuan ini dengan cara yang berbeda, tetapi ada beberapa ciri yang umum, di
antaranya :
a.Pengembangan program.
DBMS berisi peranti lunak pengembangan aplikasi (application development software).
Baik pemogram maupun pengguna akhir dapat menggunakan fitur ini guna menciptakan
aplikasi untuk mengakses basis data.
b.Cadangan dan pemulihan.
Selama pemrosesan, DBMS secara berkala membuat file-file cadangan untuk basis data
fisik. Jika terjadi kerusakan (kegagalan disket, kesalahan program, atau tindakan kejahatan)
yang menyebabkan basis data tidak bisa digunakan, DBMS dapat pulih ke variasi
sebelumnya yang dianggap benar. Walaupun sebagian data mungkin hilang, namun tanpa
fitur cadangan dan pemulihan data, basis data akan rentan terhadap kehancuran total.
c. Penggunaan basis data untuk pelaporan.
Fitur ini mencatat data statistik tentang data yang digunakan, dan siapa yang
menggunakannya. Para administrator menggunakan informasi ini untuk membantu
mereka menetapkan otorisasi pengguna dan untuk menjaga basis data.
d.Akses basis data.
Fitur yang paling penting dari DBMS adalah memungkinkan pengguna yang memiliki
otorisasi untuk mengakses basis data. Modul-modul tersebut adalah bahasa definisi data
(DDL), bahasa manipulasi data (DML) dan bahasa query data (QL).
Bahasa Definisi Data
Adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk mendefinisikan basis data fisik ke DBMS.
Terdapat tiga tingkat tampilan yakni :
Tampilan internal yang menyajikan pengaturan record secara fisik dalam basis data.
Tampilan konseptual (skema) yang menyajikan basis data secara logis dan secara abstrak
Tampilan pengguna (subskema) yang mendefinisikan bagaimana seorang pengguna individual
memiliki otorisasi untuk mengaksesnya.
Bahasa Manipulasi Data
Adalah bahasa pemrograman kepemilikan yang digunakan oleh DBMS tertentu untuk
mengambil, memproses, dan menyimpan data
5
Bahasa Permintaan Data
Memungkinkan pengguna akhir pemogram professional untuk mengakses data dalam basis data
secara langsung tanpa memerlukan program konvensional.
3 Administrator Basis Data
DBA bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya basis data. Pengguna basis data secara
bersama-sama oleh banyak pengguna memerlukan koordinasi, peraturan, dan petunjuk untuk
melindungi integritas basis data.
Fungsi-fungsi administrator basis data :
Perencanaan Basis Data: Implementasi:Mengembangkan strategi bisnis data organisasiMendefinisikan lingkungan basis dataMendefinisikan persyaratan basis dataMengembangkan kamus data
Menentukan kebijakan aksesMengimplementasikan pengendalian keamananMenentukan prosedur pengujianMenetapkan standar pemograman
Desain:Basis data logis (skema)Tampilan pengguna eksternal (subskema)Pengendali basis data
Operasi dan Pemeliharaan:Mengevaluasi kinerja basis dataMenyusun ulang basis data sesuai dengan kebutuhan penggunaMeninjau kembali standar dan prosedurPerubahan dan Pertumbuhan:Merencanakan perubahan dan pertumbuhanMengevaluasi teknologi baru
4. Basis Data Fisik
Pendekatan ini merupakan tingkat terendah dari basis data. Basis data fisik tersusun dari titik-
titik magnetis pada disket magnetis. Dari tingkat fisik, basis data merupakan kumpulan record
dan file. Basis data relasional didasarkan pada struktur file berurutan indeks.
Model Basis Data Relasional
E.F Codd pertama kali mengajukan prinsip-prinsip model relasional diakhir tahun 1960an.
Model formal ini didasarkan pada aljabar relasional dan serangkaian teori, yang menjadi basis
teoretis bagi sebagian besar operasi manipulasi data yang digunakan. System disebut relasional
jika:
1. Menyajikan data dalam bentuk tabel dua dimensi seperti basis data.
6
2. Mendukung fungsi-fungsi aljabar relational yaitu batasi (restrict), proyeksikan (project), dan
gabungkan (join).
Konsep Basis Data Relasional
1 Entitas, pemunculan dan atribut
Entitas adalah segala sesuatu yang digunakan oleh organisasi untuk menangkap data. Entitas
bisa bersifat fisik, seperti persediaan, pelanggan atau menangkap data. Entitas juga bisa
bersifat konseptual, seperti pejuialan (ke pelanggan), piutang usaha atau utang usaha. Istilah
Pemunculan (occurrence) digunakan untuk mendeskripsikan jumlah contoh atau record yang
berkaitan dengan entitas tertentu. Atribut (attribute) adalah elemen data yang mendefinisikan
entitas. Misalnya, entitas karyawan bisa didefinisikan dengan serangkaian atribut berikut ini:
Nama, Alamat, Keterampilan, Lama Bekerja, dan Upah Per Jam. Dengan kata lain, atribut
yang sama tidak boleh digunakan untuk mendefinisikan dua entitas yang berbeda.
2. Asosiasi dan Kardinalitas
Garis berlabel yang menghubungkan dua entitas dalam model data mendeskripsikan sifat
asosiasi di antara mereka yang ditunjukkan dengan kata kerja seperti kirim, minta, atau
terima.
Kardinalitas adalah derajat asosiasi di antara dua entitas yang mendeskripsikan jumlah
pemunculan yang mungkin terjadi dalam satu tabel yang berkaitan dengan pemunculan
tunggal dalam tabel terkait. Empat bentuk dasar kardinalitas yang mungkin terjadi adalah :
nol atau satu (0,1), satu dan hanya satu (1,1), nol atau banyak (0,M), dan satu atau banyak
(1,M). Sebagai contoh :
Banyak ke Banyak (M:M) dapat diilustrasikan hubungan antara Pemasok dan Persediaan
dimana perusahaan memiliki kebijakan untuk membeli jenis persediaan yang sama dari
beberapa pemasok untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan harga yang terbaik atau
untuk mencegah ketergantungan pada satu pemasok. Dengan kebijakan ini, setiap record
Pemasok berasosiasi dengan satu atau banyak record Pemasok.
3. Tabel Basis Data Fisik
Tabel basis data fisik dibentuk dari model data, dimana setiap entitas dalam model
ditransformasikan ke tabel fisik yang terpisah
7
4. Hubungan Antara Tabel-Tabel Relasional
Tabel-tabel yang berhubungan secara logis harus terhubung secara fisik untuk mencapai
asosiasi yang dideskripsikan dalam model data. Hal ini bisa dicapai dengan melekatkan
kunci primer dari satu tabel dengan tabel yang terkait sebagai kunci luar (foreign key).
Misalnya, kunci primer untuk tabel Pelanggan (Nomor Pelanggan) dilekatkan sebagai kunci
luar dalam tabel Faktur Penjualan dan tabel Penerimaan Kas.
DBMS membuat hubungan fisik di antara record yang terdapat dalam tabel-tabel berkaitan
dengan mencari tabel-tabel yang dispesifikasi untuk record-record yang nilainya diketahui.
Misalnya, jika seorang pengguna menginginkan semua faktur untuk Pelanggan 1875, sistem
tersebut akan mencari tabel Faktur Penjualan untuk record dengan nilai kunci luar 1875.
5. Tampilan Pengguna
Merupakan serangkaian data yang dilihat oleh pengguna tertentu seperti layar komputer
untuk memasukkan atau melihat data, laporan manajemen, atau dokumen sumber seperti
faktur.
Proses Normalisasi Data
Proses normalisasi data mencakup pemahaman tentang kebutuhan informasi pengguna dan
peraturan bisnis organisasi yang dimulai dengan pemrolehan tampilan (laporan output, dokumen,
dan layar input) yang dibutuhkan pengguna.
Pentingnya Normalisasi Data
Normalisasi data merupakan proses yang meningkatkan desain database yang efektif dengan
mengelompokkan atribut-atribut data ke dalam tabel-tabel yang sesuai dengan kondisi-kondisi
tertentu. Tabel-tabel yang belum dinormalisasikan bisa terkena tiga jenis masalah yang disebut
anomali: anomali pembaruan (update anomaly) yang dihasilkan dari redundansi data, anomali
sisipan (insertion anaomaly), dan anomali penghapusan (deletion anomaly) yang melibatkan
penghapusan yang tidak disengaja atas data dalam tabel.
Mendesain Basis Data Relasional
Terdapat enam tahap utama dalam desain basis data, yakni:
1. Mengindentifikasi entitas
8
2. Membuat model data yang menunjukkan asosiasi entitas
3. Menambahkan kunci primer dan atribut ke model
4. Menormalisasi model data dan menambahkan kunci luar
5. Membuat basis data fisik
6. Menyiapkan tampilan pengguna
Basis Data Dalam Lingkungan Terdistribusi
Perencana sistem memiliki dua pilihan dasar dalam lokasi basis data organisasi, yakni :
1. Basis data tersentralisasi
Pengguna dari jarak jauh mengirim permintaan mellaui terminal untuk data yang terdapat di
situs sentral, yang memproses permintaan dan mengirimkan data kembali ke pengguna.
Keunggulannya : pengurangan biaya penyimpanan data, penghapusan prosedur pembaruan
ganda, dan pembentukan kekinian data (file data perusahaan dengan tepat mencerminkan
dampak dari transaksinya)
2. Basis data terdistribusi
Database distributif dapat didistribusikan dengan menggunakan teknik partisi atau replikasi
(tiruan).
a. Basis data terpartisi
Pendekatan basis data terpartisi membagi database sentral dalam segmen-segmen atau
partisi-partisi yang didistribusikan ke para pengguna utama. Keunggulan pendekatan ini
adalah:
Kontrol terhadap pemakai ditingkatkan karena data disimpan dalam situs-situs lokal.
Waktu tanggap pemrosesan transaksi diperbaiki dengan memungkinkan akses lokal ke
data dan mengurangi volume data yang harus ditransmisi di antara situs.
Basis data terpartisi dapat mengurangi potensi kehancuran. Dengan menempatkan data di
beberapa situs, hilangnya sebuah situs tidak akan menghapus semua data yang diproses
oleh organisasi.
b. Basis data tereplikasi
Database replikasi (tiruan) efektif untuk perusahaan-perusahaan yang tingkat penggunaan
bersama untuk data-datanya tinggi tetapi tidak ada pemakai utama. Justifikasi utama untuk
basis data tereplikasi adalah untuk mendukung permintaan data yang hanya untuk dibaca
9
(read-only queries) sehingga akses data untuk tujuan permintaan data dapat dilakukan,
penguncian dan penundaan karena lalu lintas jaringan dapat diminimalkan. Namun
demikian, ada satu masalah yang dapat terjadi ketika basis data tereplikasi perlu diperbarui
oleh transaksi dan salinan basis data saat ini harus dipertahankan di smua situs.
Basis Data Terdistribusi dan Akuntan
Keputusan untuk mendistribusikan database adalah keputusan yang harus dipikirkan dengan
baik. Ada banyak masalah dan pertukaran yang harus dipertimbangkan. Sebagian pertanyaan-
pertanyaan paling dasar antara lain:
• Apakah data harus diorganisasikan secara terpusat atau terdistribusi?
• Jika yang diinginkan adalah distribusi data, database harus direplikasi atau dipartisi?
• Jika direplikasi, database harus direplikasi seluruhnya atau sebagian saja yang direplikasi?
• Jika database akan dipartisi, bagaimana segmen-segmen data harus dialokasikan di antara
situs?
Pilihan-pilihan pertanyaan ini berdampak pada kemampuan organisasi untuk mempertahankan
integritas database. Menjaga jejak audit dan akurasi catatan akuntansi merupakan dua hal yang
harus diperhatikan dengan baik dan merupakan keputusan-keputusan yang harus dipahami
dengan baik oleh para akuntan modern.