Bab 8 Pondasi

25
Beton jembatan-202 BAB VIII PONDASI TELAPAK Kompetensi Umum: Pembaca dapat memeriksa kekuatan dan menghitung penulangan pondasi telapak pada struktur jembatan beton bertulang bentang pendek. Kompetensi Khusus: Pembaca dapat merencanakan penulangan dan memeriksa kekuatan pondasi telapak 8.1. Pendahuluan Pondasi merupakan bagian struktur yang berhubungan langsung dan menyalurkan beban ke tanah. Secara umum, pondasi berfungsi untuk meratakan/meneruskan beban (reaksi yang berasal dari kolom) ke dalam bidang yang cukup luas sehingga tanah yang ada bisa mendukung beban di atasnya dengan aman tanpa terjadi penurunan yang tidak sama dan berlebihan pada sistem strukturnya juga tidak terjadi keruntuhan pada tanahnya. Pondasi yang dirancang tidak benar akan berakibat pada hal-hal sebagai berikut : Ada bagian struktur yang mengalami penurunan lebih besar dari pada bagian sekitarnya. Terjadi tegangan berlebihan pada elemen-elemen struktur yang bertemu terutama pada joint hubungan balok-kolom. Terjadi deformasi berlebihan pada elemen-elemen struktur. Terjadi retak berlebihan yang menyebabkan struktur mengalami keruntuhan, akibat momen lentur dan torsi tambahan yang melebihi kapasitas tahanan elemen struktur. 8.2. Jenis-Jenis Pondasi Pemilihan jenis pondasi yang cocok bergantung pada : Kedalaman tanah dasar pondasi

description

study material for foundatioun

Transcript of Bab 8 Pondasi

Page 1: Bab 8 Pondasi

Beton jembatan-202

BAB VIII

PONDASI TELAPAK

Kompetensi Umum: Pembaca dapat memeriksa kekuatan dan menghitung

penulangan pondasi telapak pada struktur jembatan beton

bertulang bentang pendek.

Kompetensi Khusus: Pembaca dapat merencanakan penulangan dan memeriksa

kekuatan pondasi telapak

8.1. Pendahuluan

Pondasi merupakan bagian struktur yang berhubungan langsung dan

menyalurkan beban ke tanah. Secara umum, pondasi berfungsi untuk

meratakan/meneruskan beban (reaksi yang berasal dari kolom) ke dalam bidang

yang cukup luas sehingga tanah yang ada bisa mendukung beban di atasnya

dengan aman tanpa terjadi penurunan yang tidak sama dan berlebihan pada

sistem strukturnya juga tidak terjadi keruntuhan pada tanahnya.

Pondasi yang dirancang tidak benar akan berakibat pada hal-hal sebagai

berikut :

Ada bagian struktur yang mengalami penurunan lebih besar dari pada

bagian sekitarnya.

Terjadi tegangan berlebihan pada elemen-elemen struktur yang bertemu

terutama pada joint hubungan balok-kolom.

Terjadi deformasi berlebihan pada elemen-elemen struktur.

Terjadi retak berlebihan yang menyebabkan struktur mengalami

keruntuhan, akibat momen lentur dan torsi tambahan yang melebihi

kapasitas tahanan elemen struktur.

8.2. Jenis-Jenis Pondasi

Pemilihan jenis pondasi yang cocok bergantung pada :

Kedalaman tanah dasar pondasi

Page 2: Bab 8 Pondasi

Beton jembatan-203

Daya dukung tanah dan keseragaman dari tanah

Jenis bangunan atas yang didukung pondasi

Ukuran pondasi yang berkaitan langsung dengan beban yang bekerja di

atasnya.

Berdasarkan letak kedalaman pondasi, ada dua jenis pondasi, yaitu :

a. Pondasi dalam, merupakan pondasi yang kedalamannya terletak jauh dari

permukaan tanah, dimana rasio antara kedalaman dan lebar pondasi lebih

besar dari 4. Pondasi dalam terdiri dari bored pile dan tiang pancang (Gambar

8.1 dan 8.2).

b. Pondasi dangkal, yaitu pondasi yang kedalamannya terletak dekat dari

permukaan tanah, dimana rasio antara kedalaman dan lebar pondasi kurang

dari 1. Yang termasuk pondasi dangkal adalah pondasi telapak (spread

footing). Pondasi ini berfungsi mendukung bangunan dengan beban tidak

terlalu besar pada tanah dengan daya dukung yang cukup baik. Pondasi

telapak sendiri ada 2 jenis, yaitu pondasi telapak setempat berbentuk bujur

sangkar dan empat persegi panjang (Gambar 8.3) dan pondasi telapak

gabungan (Gambar 8.4).

Gambar 8.1. Bored pile Gambar 8.2. Tiang Pancang

Page 3: Bab 8 Pondasi

Beton jembatan-204

(a) (b)

Gambar 8.3. (a) Pondasi Telapak bujur sangkar (b) Pondasi Telapak persegi panjang

Gambar 8.4. Pondasi Telapak Gabungan

8.3. Mekanisme Keruntuhan Pada Pondasi Telapak

Mekanisme keruntuhan yang terjadi pada pondasi telapak biasanya

membentuk sudut 45º dari muka kolom (Gambar 8.5). Keruntuhan ini disebabkan

Page 4: Bab 8 Pondasi

Beton jembatan-205

karena gaya geser pons yang bekerja pada pondasi telapak. Retak miring terjadi di

sekitar kolom yang dapat menyebabkan kolom terjeblos dari slabnya ( terjadi bila

pondasi tidak kuat memikul geser pons/diagonal tarik/aksi geser dua arah).

Keruntuhan pondasi yang disebabkan karena momen lentur ditandai

adanya retak. Retak ini disebabkan karena momen lentur yang bekerja di sekitar

muka kolom besar, sehingga membuat keruntuhan pondasi berbentuk piramid

terpancung di daerah kaki kolom.

Gambar 8.5. Mekanisme keruntuhan yang terjadi pada Pondasi telapak

8.4. Tegangan/Daya Dukung Tanah Di Bawah Pondasi

Distribusi tegangan tanah di bawah pondasi tergantung bagaimana beban

dari kolom diteruskan ke slab pondasi dan kekakuan pondasi itu sendiri. Pada

perencanaan pondasi telapak, tanah di bawah pondasi dianggap material elastis

dan homogen, sedangkan pondasi telapak dianggap kaku sehingga tegangan tanah

di bawah pondasi dianggap terdistribusi merata.

Adapun bentuk-bentu ktegangan tanah di bawah pondasi telapak

berdasarkan beban yang bekerja adalah :

a. Beban Pu bekerja melalui sumbu slab pondasi (Gambar 8.6), maka tegangan

yang terjadi di dasar pondasi adalah : P

A , dimana = Tegangan tanah, P

= beban-beban yang bekerja, A = Luas Penampang pondasi = B × L

Page 5: Bab 8 Pondasi

Beton jembatan-206

Gambar 8.6. Bentuk Tegangan Tanah Beban Pu Bekerja Melalui Sumbu

Slab Pondasi

b. Beban Pu bekerja dengan eksentrisitas terhadap sumbu slab pondasi, e < L/6

(Gambar 8.7), maka tegangan yang terjadi di dasar pondasi adalah : M P.e ,

min

P M

A W ,

mak

P M

A W , dimana M = Momen, e = eksentrisitas beban P

terhadap sumbu pondasi, P = Gaya aksial pada ujung kolom, W = Momen

Tahanan pondasi = 21W .b.h

6 .

Gambar 8.7. Bentuk Tegangan Tanah Beban Pu bekerja dengan

eksentrisitas e < L/6

c. Beban Pu bekerja dengan eksentrisitas terhadap sumbu slab pondasi, e = L/6

(Gambar 8.8), maka tegangan yang terjadi di dasar pondasi adalah : M P.e ,

Page 6: Bab 8 Pondasi

Beton jembatan-207

min

P M

A W ,

mak

P M

A W , dimana M = Momen, e = eksentrisitas beban P

terhadap sumbu pondasi, P = Gaya aksial pada ujung kolom, W = Momen

Tahanan pondasi = 21W .b.h

6 .

Gambar 8.8. Bentuk Tegangan Tanah Beban Pu bekerja dengan

eksentrisitas e = L/6

d. Beban Pu bekerja dengan eksentrisitas terhadap sumbu slab pondasi, e > L/6

(Gambar 8.9), maka tegangan yang terjadi di dasar pondasi adalah : M P.e ,

min

P M

A W ,

mak

P M

A W , dimana M = Momen, e = eksentrisitas beban P

terhadap sumbu pondasi, P = Gaya aksial pada ujung kolom, W = Momen

Tahanan pondasi = 21W .b.h

6 .

Gambar 8.9. Bentuk Tegangan Tanah Beban Pu bekerja dengan

eksentrisitas e > L/6

Page 7: Bab 8 Pondasi

Beton jembatan-208

8.5. Perencanaan Pondasi Telapak

Menurut ps. 7.1.1 RSNI T-12-2004, perencanaan pondasi dangkal harus

mempertimbangkan beberapa hal, yaitu :

Daya dukung tanah pada kemampuan layannya atau keadaan batas ultimit.

Jenis struktur, penurunan total, penurunan diferensial, dan pergerakan lainnya

yang dapat diterima.

Sifat dan lamanya pembebanan.

Kedalaman pondasi.

Pengaruhnya terhadap pondasi lain dari struktur bangunan yang sudah berdiri

di sekitarnya, pada waktu pelaksanaan konstruksi jembatan yan direncanakan.

Pada perencanaan pondasi telapak ditinjau beberapa hal, yaitu: desain

terhadap geser, terhadap lentur, pemindahan gaya dan momen pada dasar kolom

serta panjang penyaluran tulangan.

8.5.1. Desain terhadap geser

Kekuatan geser dari pondasi telapak di sekitar beban terpusat atau reaksi

ditentukan oleh kondisi terberat dari dua hal berikut :

8.5.1.1. Geser lentur (one way action) merupakan aksi balok dari pondasi

telapak, dengan penampang kritisnya sejauh “d” dari muka kolom

(Gambar 8.10), dimana d = tinggi efektif pondasi diukur dari titik berat

tulangan tarik ke serat tekan paling luar.

Gambar 8.10. Letak Penampang Kritis Geser satu arah

Kuat geser pondasi telapak akibat aksi satu arah (aksi balok) adalah sbb:

c w

1V fc'.b .d

6 . Desain pondasi telapak terhadap geser satu arah (aksi

balok) harus memenuhi syarat sbb: u c

V .V , dimana :

Vc = Kuat geser pondasi aksi balok

Page 8: Bab 8 Pondasi

Beton jembatan-209

Vu = Gaya geser yang bekerja pada penampang kritis pondasi telapak

bw = Lebar plat pondasi diambil 1 m.

d = tinggi efektif plat pondasi

ø = Faktor reduksi untuk geser = 0,70

8.5.1.2. Geser pons (aksi pelat, dua arah/two way action). Geser pons (two way

action) merupakan aksi pelat dua arah dari pondasi telapak, dengan

penampang kritisnya sejauh “d/2” dari muka kolom (Gambar 8.11).

Gambar 8.11. Letak Penampang Kritis Geser dua arah

Kuat geser untuk aksi dua arah (Vc) harus diambil nilai terkecil dari

persamaan sebagai berikut:

0c

c

fc '.b .d21. V 1

6

, s 0

c0

fc '.b .d.d2. V 2

12b

, c 0

13. V fc'.b .d3

,

dimana : βc : (Sisi panjang/sisi pendek) penampang kolom

bo : Keliling dari penampang kritis

αs : 40, untuk kolom bag. Dalam

: 30, untuk kolom tepi

: 20 untuk kolom sudut

8.5.2 Desain terhadap lentur

Pondasi telapak harus direncanakan memikul Momen akibat gaya luar

yang bekerja pada bidang kritis pada satu sisi bidang vertikal yang melalui

pondasi, yaitu :

Page 9: Bab 8 Pondasi

Beton jembatan-210

Pada muka kolom atau dinding beton untuk pondasi yang mendukung

kolom atau dinding beton (Gambar 8.12a).

Setengah dari jarak yang diukur dari tengah dinding ke tepi untuk pondasi

yang mendukung dinding pasangan bata (Gambar 8.12b).

Setengah dari jarak yang diukur dari muka kolom ke tepi pelat alas baja

untuk pondasi yang mendukung kolom yang menggunakan pelat alas baja.

(Gambar 8.12c).

Gambar 8.12 (a) Penampang Kritis mendukung kolom (b) Dinding Bata (c) Kolom Baja

Dalam menentukan luas tulangan yang diperlukan, sama dengan cara-cara

menentukan luas tulangan pada pelat. Adapun cara pendistribusiannya adalah :

Untuk pondasi telapak satu arah dan 2 arah bujur sangkar : tulangan harus

disebar secara merata pada seluruh lebar pondasi. Untuk pondasi telapak empat

persegi panjang, dalam arah panjang harus tersebar merata pada seluruh lebar

pondasi sedangkan dalam arah pendek, sebagian dari luas tulangan total harus

tersebar merata dalam satu jalur (yang berpusat pada sumbu kolom) yang lebarnya

sama dengan panjang dari sisi pendek pondasi. Sisa tulangan yang dibutuhkan

dalam arah pendek harus tersebar merata di luar lebar jalur pusat tersebut. Adapun

skema distribusi tulangan pada pondasi telapak empat persegi panjang dijelaskan

pada Gambar 8.13.

(a) (b) (c)

Page 10: Bab 8 Pondasi

Beton jembatan-211

Gambar 8.13 Skema Pendistribusian Tulangan Pada Pondasi Empat Persegi Panjang

8.5.3. Beban dan Reaksi

Pondasi telapak harus dirancang/diperhitungkan untuk menahan beban dan

reaksi tanah sebagai berikut :

Pondasi harus diproporsikan untuk menahan beban terfaktor dan reaksi tanah

yang timbul akibat beban tersebut.

Luas bidang dasar pondasi atau jumlah dan penempatan tiang pancang harus

ditetapkan berdasarkan gaya dan momen tidak terfaktor yang disalurkan oleh

pondasi pada tanah atau tiang pancang dan berdasarkan tekanan tanah ijin

atau kapasitas tiang ijin yang ditentukan berdasarkan prinsip-prinsip

mekanika tanah.

Tebal pondasi telapak di atas tulangan bawah tidak boleh kurang dari 150

mm, untuk pondasi telapak di atas tanah. (dmin ≥ 150 mm).

Untuk pondasi telapak di atas tiang pancang (pile cap), dmin ≥ 300 mm

8.5.4. Pemindahan Gaya dan Momen Pada Dasar Pondasi

Gaya-gaya dan momen-momen pada dasar kolomharus disalurkan ke

pondasi telapak pendukung dengan cara tumpu pada beton dan dengan tulangan,

pasak, angker atau alat sambung mekanis. Kuat tumpu rencana pada beton di

dasar kolom tidak boleh melebihi =

Pu ; = 0,70fs 0,85.fc'.A1

Kecuali

Luas bidang tumpuan (A2) > Luas bidang yang ditumpu (A1), maka kuat dukung

rencana (fs) tsb boleh dikalikan dengan A

2 2A

1

.

=

sisi panjang

pondasisisi pendek

Page 11: Bab 8 Pondasi

Beton jembatan-212

Gaya tekan yang melampaui kuat tumpu beton harus dipikul oleh

angker/pasak atau tulangan memanjang (Gambar 8.14). Luas tulangan /pasak

minimum adalah 0,5% Ag dan paling sedikit ada 4 tulangan yang melintang

pertemuan kolom dan pelat pondasi apabila tegangan tumpu tidak terlampaui. Ag

= Luas bruto penampang kolom.

Gambar 8.13. Pemasangan Tulangan Angker/Pasak

8.5.5. Panjang Penjangkaran

Penjangkaran dari kolom ke pondasi harus memenuhi syarat panjang

penyaluran dasar adalah : =

0,04. d .fy

b

d .fybldb

4 f'cDimana, db : diameter

tulangan yg digunakan, ldb : Panjang penyaluran.

8.5.6. Langkah-Langkah Perencanaan Pondasi Telapak

a. Tentukan tegangan ijin tanah berdasarkan hasil penyelidikan tanah.

b. Tentukan gaya yang bekerja pada dasar kolom yang berasal dari struktur di

atas pondasi yaitu beban tak berfaktor. Tentukan kombinasi yang

menentukan.

c. Tentukan luas pondasi yang dibutuhkan untuk memikul beban kerja

berdasarkan metode elastis.

Page 12: Bab 8 Pondasi

Beton jembatan-213

d. Tentukan gaya-gaya yang bekerja berdasarkan beban terfaktor, intensitas

beban rencana yang bekerja pada pondasi dan faktor reduksi kekuatan.

e. Tentukan tebal pondasi dengan cara trial and error berdasarkan cek geser dari

syarat pondasi, baik geser aksi balok maupun geser aksi 2 arah.

f. Tentukan luas tulangan berdasarkan gaya dalam momen nominal yang

bekerja pada bidang kritis pondasi.

g. Distribusikan tulangan pada kedua arah. Untuk pondasi telapak persegi

panjang, pada jalur pusat/inti, luas tulangannya adalah :

2As = . As1 total + 1

, sedangkan di luar jalur inti As = As - As2 1total

.

h. Hitung panjang penyaluran tulangan dari kolom ke pondasi

i. Cek daya dukung kolom dan daya dukung pondasi. untuk daya dukung kolom

harus memenuhi syarat : Pu Pnb ; = 0,70 ; Pnb = 0,85 . f'c. Akolom

Daya dukung pondasi : A

2Pu Pnb ; = 0,70 ; Pnb = . 0,85 . f'c. AkolomA

1

Contoh Soal :

1. Rencanakan dimensi dan penulangan pondasi telapak seperti tergambar. Salah

satu sisi pondasi dibatasi selebar 1,5 m, bila P akibat beban mati, PDL = 300

KN, P akibat beban mati tambahan, PSDL = 200 KN, P akibat beban hidup

lalu lintas, PTP = 200 KN, daya dukung tanah sebesar 200 KN/m2, γtanah= 21

KN/m3, γbeton = 24 KN/m3, fy = 400 Mpa, fc’ pons = 22,5 Mpa, fc’ kolom =

37 Mpa dan ukuran kolom 400 mm x 400 mm.

Pu

h

±0.000

- 1500

B

L

Page 13: Bab 8 Pondasi

Beton jembatan-214

SOLUSI

1. Asumsikan tebal pondasi, h. Dicoba h = 550 mm. d = h – tebal selimut

beton. d = 550 – 70 = 480 mm.

2. Hitung daya dukung tanah netto

a. Berat tanah = tebal tanah x BI tanah = 1,5 x 21 = 33,6 KN/m2.

b. Berat pondasi = tebal pondasi x BI beton = 0,55 x 24 = 13,2 KN/m2.

c. Daya dukung tanah netto, Qult netto = Qult – Berat tanah – berat pondasi

Qult netto = 200 – 33,6 – 13,2 = 153,2 KN/m2.

3. Hitung beban-beban yang bekerja pada pondasi

a. Beban tidak terfaktor, P = PDL + PSDL + PTP = 300 + 200 + 200 = 700

KN/m2.

b. Beban terfaktor, Pu = 1,3PDL + 2,0PSDL + 1,8PTP = (1,3x300) + (2,0x200)

+ (1,8x200) = 1150 KN/m2.

4. Menentukan ukuran pondasi

a. Hitung luas pondasi yang dibutuhkan,

7004,57

153,2.

2

perlu

PA m

Qult netto

b. Hitung panjang pondasi yang dibutuhkan,

4,573,05

1,5

pondasi

perlu

perlu

AL m

B, diambil panjang pondasi, L = 4 m.

c. Luas pondasi yang ada, A = B x L = 1,5 x 4 = 6 m2

5. Cek Tegangan kontak tanah, apakah ukuran pondasi cukup untuk

menyalurkan beban ke tanah.

a. Beban kolom di bawah tanah, Akolom x panjang kolom x BI beton =

(0,4x0,4) x 1,5 x 24 = 5,76 KN.

b. Beban pondasi = Apondasi x tebal pondasi x BI beton = 6 x 0,55 x 24 = 79,2

KN

c. Beban tanah di atas pondasi = tebal tanah x (Apondasi – Akolom) x BI tanah =

1,5 x (6-(0,4x0,4)) x 21 = 183,96 KN.

Page 14: Bab 8 Pondasi

Beton jembatan-215

d. Jumlah beban, Ptotal = P + beban kolom + Beban pondasi + Beban tanah

= 700 + 5,76 + 79,2 + 183,96 = 968,92 KN

e. Cek tegangan kontak,

200 968,92

161,496

total

pondasi

2 2OK

ult KN/m < Q KN/m

P

A

ukuran pondasi cukup dapat menyalurkan beban ke tanah.

6. Hitung intensitas beban rencana

1150191,67 /

6 KN m

Puqu

A

7. Desain terhadap Geser Lentur/one way action

a. Penampang kritis aksi geser 1 arah sejauh “d” dari muka kolom

L b 4 0,4kolomX= - -d= - - 0,48= 1,32 m 2 2 22

Luas penampang kritis, 2

1,98 . 1,32 x 1,5 kritis m A X B

b. Gaya geser rencana, 191,67 x 1,98=379,5 KN. kritisVu qu A

c. Kuat geser 1 arah, ' . .1

. 22,5.1500.480= 569,21 KN 6

1

6 f B dcVc

d. Periksa, apakah pondasi kuat memikul gaya geser

569,21 398,447 KN379,5 KN 0,70 OKVu Vc x pondasi

kuat

8. Desain terhadap Geser pons/two way action

a. Penampang kritis aksi geser 2 arah sejauh “d/2” dari muka kolom

d X

B

L

Page 15: Bab 8 Pondasi

Beton jembatan-216

0, 48 0,88 0,4 kolom dY m X b

Luas penampang kritis,

2( . ) ( . ) 5,23 1,5 4 0,88 0,88 kritis B L X Y m A x x

b. Gaya geser rencana, 191,67 5,23 1001,57 . kritis x KNVu qu A

c. Kuat geser aksi 2 arah, ambil nilai terkecil dari :

1

1

2 '1 . .1

keliling penampang kritis =

0,41

1 0,4

21 22,5.2720.280

1

2X + 2 Y = 2x0,88 2x0,88 3,52

4007238.25 N=4007,238 KN

1

6

1

6

f bo dc

bo

bkolom

hkolom

m

Vc

Vc

2

2

' . .

22,5.3520.480 2671492.17 N=2671,492 KN

1

3

1

3

f bo dcVc

Vc

Jadi, Vc = Vc2 = 2671,492 KN

d. Periksa, apakah pondasi kuat memikul gaya geser

2671,492 1001,57 0,70 1870,044517 KN OKVu KN Vc x

pondasi kuat

9. Desain terhadap Lentur

Terhadap Arah panjang

d/2 d/2

B

L

d/2

d/2

X

Y

Page 16: Bab 8 Pondasi

Beton jembatan-217

a. Penampang kritis lentur tepat di muka kolom

0,441,80

2 22 2

bL kolomX m

b. Momen Rencana :

21 2. .

2=

310,50 6 = 388,125 KNm = 388,125 x 10 Nmm

0,80

1 x 191,67 x 1,80 310,50 KNm

2q Xu

Mu

perlu

Mn =

Mu

c. Hitung Luas tulangan yang dibutuhkan,

6388,125 x 10 2= 2246,09 mm

400 x 432

aAsumsikan nilai d - jd = 0,90 d = 0,90 x 480 = 432 mm

2

.

perlu

perlu

MnAs

Fy Jd

ambil = 0, 004679

1,4 1,40,0035

min 400

2246,09 = 0,004679

1000 x 480

min

2. . 0,004679 x 1000 x 480 = 2246,09 mm

.

perlu

an

an an

Fy

b d

As

b d

As

Digunakan tulangan diameter, D16

1000 1000Jarak tulangan = = = 89,47 mm

As2246,09

As D16 21 .π.164

digunakan tulangan tarik D16 - 80

perlu

B

L

X

Page 17: Bab 8 Pondasi

Beton jembatan-218

Digunakan tulangan tekan D13 - 80

Tulangan dipasang merata pada lebar pondasi

Terhadap Arah pendek

a. Penampang kritis lentur tepat di muka kolom

h 0,4B 1,5kolomX= - = - = 0,55 m 2 22 2

b. Momen Rencana :

11 2 2.q .X = x 191,67 x 0,55 = 28,99 KNm

u2 2

Mu 28,99 6Mn= = = 36,237 KNm = 36,237 x 10 Nmm

0,80

Mu

c. Hitung Luas tulangan yang dibutuhkan,

6Mn 36,237 x 10 2= = 202,61 mm

400 x 432Fy.Jd

aAsumsikan nilai d - jd = 0,90 d = 0,90 x 480 = 432 mm

2

perluAs

ambil = 0, 0035

1,4 1,40,0035

min 400

202,61= 0,000437

1000 x 480

min min

2. . 0,0035 x 1000 x 480 = 1680 mm

.

an

an

Fy

b d

As

b d

As

Tulangan dipasang disekitar kolom selebar B=1,5 m sebesar As1.

B

L

X

Page 18: Bab 8 Pondasi

Beton jembatan-219

2

1

42,67

1,5

2 2. .1680 1096 mm

1 2,67 1

L

B

As As

Digunakan tulangan diameter, D16

1000 1000Jarak tulangan = = = 183,33 mm

As1096

As D1621 .π.16

4

digunakan tulangan tarik D16 -150

Digunakan tulangan tekan D13 - 150

Tulangan dipasang di jalur kritis selebar B = 1,5 m di sekitar kolom

Sisanya sepanjang L – B = 4 – 1,5 = 2,5 m dipasang tulangan sebesar

2

2 1 1680 1096 583,85 As As As mm

Digunakan tulangan diameter, D16

583,85AsJumlah tulangan = = = 2,91 batang

2As D16 1 .π.164

digunakan tulangan 3 batang D16 di kiri kanan jalur kritis

10. Kontrol Panjang Tulangan tarik

Panjang tulangan tarik yang diperlukan (Ldb), ambil nilai terkecil dari Ldb1

dan Ldb2.

B

L

As2 As1 As2

Tulangan arah pendek dipasang merata selebar B

Tulangan arah panjang , As1 dipasang di sekitar

kolom

Page 19: Bab 8 Pondasi

Beton jembatan-220

0,02 x Ab x fyx faktor

1 fc'

2 2 21 1Luas tulangan D16 = Ab = . . . .16 200,96 mm4 4

400faktor = 2- = 2 - 1 = 1

fy

0,02 x 200,96 x 400x 1= 338,93 mm

1 22,5

Ldb

D

Ldb

0,06 x db x fy2

diameter tulangan tarik = db = 16 mm

0,06 x 16 x 400 = 384 mm2

Ldb

Ldb

Digunakan Ldb perlu = 384 mm

Panjang tulangan tarik yang tersedia,

db ada

db ada

hkolomL - - selimut beton2 2

4004000 - - 70 = 1730 mm > L OKdb perlu2 2

L =

L =

11. Penjangkaran

Luas tulangan jangkar minimum,

2

g kolom0,005 x A

min

0,005 x min

400 x 400 = 800 mm

As

As

Digunakan tulangan jangkar minimum 4 buah dipasang di setiap sudut

kolom. Digunakan tulangan jangkar diameter 19 mm, db = 19 mm. Luas

tulangan jangkar terpasang,

2 24 x 1 x x 19 1133,54 mm

4 As

jangkar

Panjang penjangkaran ke kolom, diambil nilai terbesar dari :

1

db.fy 19 x 400 = 312,36 mm

4. fc' 4 x 37 dbL

2 0,04 x db x fy = 0,04 x 19 x 400 = 304 mmdbL

Page 20: Bab 8 Pondasi

Beton jembatan-221

Jadi panjang penjangkaran ke kolom yang dibutuhkan, minimum sepanjang

312,36 mm. Diambil panjang penjangkaran ke kolom 500 mm.

Panjang penjangkaran ke pondasi, diambil nilai terbesar dari :

1

db.fy 19 x 400 = 400,56 mm

4. fc' 4 x 22,5 dbL

2 0,04 x db x fy = 0,04 x 19 x 400 = 304 mmdbL

Jadi panjang penjangkaran ke kolom yang dibutuhkan, minimum sepanjang

400,56 mm. Diambil panjang penjangkaran ke pondasi 500 mm.

12. Kontrol Daya Dukung Kolom dan Pondasi

Pu = 1150 KN, fc’ kolom = 37 Mpa, fc’ pondasi = 22,5 Mpa.

Daya dukung kolom,

kolom gkolom 0,70 x 0,85 x fc' x A

0,70 x 0,85 x 37 x x 400400 3522,4 KN > Pu = 1150 KN OK

Pn

Pn

jadi kolom kuat menyalurkan beban ke pondasi.

Daya dukung pondasi,

1500 x 40002 = = 6,12 > 2400 x 400

1

2maka nilai diambil = 2

1

2 . 2 x 0,70 x 0,85 x fc' x A pondasi gkolom

1

2 . 2 x 0,70 x 0,85 x 22,5 x 400 x 400 4284 KN > Pu = 1150 KN OK

1

A

A

A

A

APn

A

APn

A

jadi daya dukung pondasi kuat.

Page 21: Bab 8 Pondasi

Beton jembatan-222

13. Gambar Penulangan Pondasi

D16-150

D16-80

4D19 500

D13-80

D13-150

550

1500

4000

Page 22: Bab 8 Pondasi

Beton jembatan-223

RANGKUMAN

Pondasi merupakan bagian struktur yang berhubungan langsung dan

menyalurkan beban ke tanah.

Berdasarkan letaknya, pondasi ada dua jenis, yaitu pondasi dalam dan

pondasi dangkal. Yang termasuk pondasi dalam adalah tiang pancang dan

bore pile, sedangkan pondasi dangkal adalah pondasi telapak.

Pada perencanaan pondasi telapak ditinjau beberapa hal, yaitu: desain

terhadap geser, terhadap lentur, pemindahan gaya dan momen pada

dasar kolom serta panjang penyaluran tulangan.

Tugas :

Rencanakan dimensi dan penulangan pondasi telapak bujur sangkar seperti

tergambar, bila PDL = 1100 KN, P akibat beban mati tambahan, PSDL = 200 KN

P akibat beban hidup, PTD = 800 KN, daya dukung tanah sebesar 600 KN/m2,

γtanah= 22 KN/m3, γbeton = 24 KN/m3, fy = 400 Mpa, fc’ pons = 22 Mpa, fc’ kolom

= 35 Mpa dan ukuran kolom 400 mm x 400 mm.

Pu

h

±0.000

- 1000

B

B

Page 23: Bab 8 Pondasi

Beton jembatan-224

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Broto. 2010. Perbandingan Kualitas Beton dengan Perekat OPC, PCC

dan PPC di Lingkungan Laut dan Asam. Jakarta : Politeknik Negeri

Jakarta (Laporan penelitian Oktober 2010).

Amalia, Murdiyoto. 2010. Karakteristik Beton Limbah Debu Pengolahan Baja

(Dry Dust Collector) Pada Berbagai Nilai Faktor Air Semen. Di dalam:

Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.

Prosiding Seminar Nasional; Depok, 22 Nopember 2010. Jakarta. UP2M

PNJ.

Anonim. 2004. RSNI T-12-2004 tentang Perencanaan struktur beton untuk

jembatan. Jakarta : Badan Standar Nasional.

Anonim. 2004. RSNI T-02-2005 tentang Pembebanan untuk jembatan. Jakarta :

Badan Standar Nasional.

Anonim, 2004. SNI 15-7064-2004 Semen Portland Komposit. Jakarta : Badan

Standar Nasional.

Anonim. 2002. SNI 03-2847-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur

Beton untuk Bangunan Gedung. Jakarta : Badan Standar Nasional.

Anonim.2010._Shear_Crack._http://www.koeri.boun.edu.tr/depremmuh/eqspecia

ls/bingol/bingol_eq.htm . (25 Nop 2010)

Page 24: Bab 8 Pondasi

Beton jembatan-225

Anonim.2010._Shear_Crack._http://nisee.berkeley.edu/elibrary/Image/S3378&i

mgurl=http://nisee.berkeley.edu/thumbnail/2350_1031_1028/IMG0059.j

pg&zoom=1&w=187&h=125&iact=hc&ei=1aztTLSmIZGyvgPSuInvA

Q&oei=P6vtTKuDIivgOyhqSUCg&esq=3&page=2&tbnh=100&tbnw=1

49&start=16&ndsp=18&ved=1t:429,r:11,s:16&biw=1280&bih=610 .

(25 Nop 2010)

Anonim.2010.Proses Pembuatan Semen. http://www.pmhl.co.uk/cement.aspx. (25

Nop 2010)

Arif Yurif K,2009. Karakteristik kuat lentur dan susut beton dengan portland

composite cement (PCC).

.http://www.digilib.ui.ac.id//opac/themes/libri2/detail.jsp?id=122931&lo

kasi=lokal (Desember 2010)

H. Temiz, M.M. Kose and S. Koksala, 2006. Effects of portland composite and

composite cements on durability of mortar and permeability of

concrete.

http://www.sciencedirect.com/science?_ob=ArticleURL&_udi=B6V2G-

4KPN9TT2&_user=10&_coverDate=06%2F30%2F2007&_rdoc=1&_fm

t=high&_orig=search&_sort=d&_docanchor=&view=c&_searchStrId=1

206695136&_rerunOrigin=google&_acct=C000050221&_version=1&_u

rlVersion=0&_userid=10&md5=7dc835b799e9a11cedf43898b0ba961e

(5 Desember 2010)

Irzal Agus. 2009. Kajian Banding Kuat Tekan dan Modulus Elastisitas Beton

Pada Pengerjaan Beton di Dalam Air Laut dengan Menggunakan

Bahan Tambah Sikacrete-W. http://www.unidayan.ac.id/files. (30 Nop

2010)

Nawy, E.G., 1998. Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar (alih bahasa

Bambang Suryoatmono). Bandung : Refika Aditama.

Partana Eka, dkk. 2009. Studi Pengaruh Penambahan Slag dan Fly Ash Sebagai

Bahan Aditif di Finish Mill Pabrik Semen Komposit. Jurusan T. Kimia

Fakultas Teknologi Industri. http://digilib its.ac.id (5 Desember 2010)

Park,R and T. Paulay, 1975. Reinforced Concrete Structures. John Wiley &

Sons New York-London-Sydney-Toronto

Salain, IMAK .2007. Perbandingan Kuat Tekan dan Permeabilitas Beton yang

Menggunakan Semen Portland Pozzolan dengan yang Menggunakan

Semen Type I. Makalah Seminar dan pameran HAKI 2007.

Salain,IMAK dan Widiarsa IBR . 2006. Hubungan Antara Modulus Elastisitas

dengan Kuat Tekan Pada Beton yang Dibuat dengan Menggunakan

Page 25: Bab 8 Pondasi

Beton jembatan-226

Semen Portland Pozzolan Maupun Semen Portland Type I. Jurnal Ilmiah

Teknik Sipil Vol. 10 No.1 Januari 2006. http://www.unidayan.ac.id/files

(30 Nop 2010)

Zaidir,2010.Pelat_2_Arah._http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=

5&ved=0CCsQFjAE&url=http%3A%2F%2Fcroty.files.wordpress.com

%2F2010%2F10%2Fbeton2_tata_10pelatduaarah.doc&rct=j&q=tabel%

20momen%20pelat%202%20arah&ei=hVD0TPy4F8f3rQep98WeCw&

usg=AFQjCNHhCpjPOu4BJWlrmefjTK4NK_5yEA&cad=rja._(30

Nopember 2010)