BAB 8 ETIKA MANAJEMEN PERBEKALAN

4
Bab 8 Etika dalam Manajemen Perbekalan 98 98 98 ETIKA ETIKA ETIKA DALAM DALAM DALAM MANAJEMEN MANAJEMEN MANAJEMEN PERBEKALAN PERBEKALAN PERBEKALAN Kesalahan maupun penyelewengan umum dalam manajemen perbekalan pada dasarnya dipengaruhi oleh dua variabel utama, yakni lemahnya sistem kerja yang dibangun dan perilaku buruk para pengelola karena rendahnya moralitas pegawai yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan perbekalan, baik pada tingkat mana jemen maupun petugas operasional. Kedua faktor tersebut saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu lama lain, dalam anti walau pun sistem kerja yang dibangun sudah memadai, tetapi apabila moralitas para pegawai pengelola perbekalan rendah, mungkin sekali terjadi penyelewengan dalam pengelolaan perbekalan, begitu pula sebaliknya. Apalagi, apabila sistem kerja yang dibangun tidak memadai dan tingkat moralitas pegawai rendah, dapat dipastikan terjadi tingkat penyelewengan dalam pengelolaan perbekalan men capai tingkat yang tinggi. Oleh karena itu, dalam pengelolaan perbekalan, secara ideal dibutuhkan sistem kerja yang memadai dan moralitas pegawai yang tinggi. Berkaitan dengan upaya membangun sistem kerja yang ideal, sudah diuraikan dan dijelaskan secara mendetail dalam bab-bab terdahulu, mulai dari uraian dam pembahasan mengenai pengadaan perbekalan sampai dengan pengendalian perbekalan. Sehubungan dengan hal ini, dalam bab ini akan dipaparkan dan dibahas berkaitan dengan upaya membangun moralitas pegawai, sekaligus memberikan rambu-rambu normatif bagi pengelola perbekalan, baik untuk personel tingkat manajerial maupun operasional. A. A. A. Etika Etika Etika dan dan dan Moralitas Moralitas Moralitas Sebagaimana diungkapkan Keraf bahwa untuk memahami pe ngertian etika sesungguhnya perlu membandingkan dengan pe ngertian moralitas. Hal ini disebabkan sering dalam kehidupan praktis sehari-hari pemakaian istilah ini saling dipertukarkan tanpa pembedaan sama sekali. Hal ini tidak sama sekali keliru karena pada pengertian tertentu pengertian etika dan moralitas memang sama. Kendati demikian dalam pengertian lain, pengertian etika berbeda sama sekali apabila dibandingkan dengan pengertian moralitas. 8

description

Manajemen Perbekalan

Transcript of BAB 8 ETIKA MANAJEMEN PERBEKALAN

Page 1: BAB 8 ETIKA MANAJEMEN PERBEKALAN

Bab 8 Etika dalam Manajemen Perbekalan 989898

98

ETIKAETIKAETIKA

ETIKA

DALAMDALAMDALAM

DALAM

MANAJEMENMANAJEMENMANAJEMEN

MANAJEMEN

PERBEKALANPERBEKALANPERBEKALAN

PERBEKALAN

Kesalahan maupun penyelewengan umum dalam manajemen perbekalan pada

dasarnya dipengaruhi oleh dua variabel utama, yakni lemahnya sistem kerja yang

dibangun dan perilaku buruk para pengelola karena rendahnya moralitas pegawai yang

terlibat dalam kegiatan pengelolaan perbekalan, baik pada tingkat mana jemen maupun

petugas operasional. Kedua faktor tersebut saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu

lama lain, dalam anti walau pun sistem kerja yang dibangun sudah memadai, tetapi apabila

moralitas para pegawai pengelola perbekalan rendah, mungkin sekali terjadi

penyelewengan dalam pengelolaan perbekalan, begitu pula sebaliknya. Apalagi,

apabila sistem kerja yang dibangun tidak memadai dan tingkat moralitas pegawai rendah,

dapat dipastikan terjadi tingkat penyelewengan dalam pengelolaan perbekalan men capai

tingkat yang tinggi. Oleh karena itu, dalam pengelolaan perbekalan, secara ideal dibutuhkan

sistem kerja yang memadai dan moralitas pegawai yang tinggi.

Berkaitan dengan upaya membangun sistem kerja yang ideal, sudah diuraikan dan

dijelaskan secara mendetail dalam bab-bab terdahulu, mulai dari uraian dam pembahasan

mengenai pengadaan perbekalan sampai dengan pengendalian perbekalan. Sehubungan

dengan hal ini, dalam bab ini akan dipaparkan dan dibahas berkaitan dengan upaya

membangun moralitas pegawai, sekaligus memberikan rambu-rambu normatif bagi

pengelola perbekalan, baik untuk personel tingkat manajerial maupun operasional.

A.A.A.

A.

EtikaEtikaEtika

Etika

dandandan

dan

MoralitasMoralitasMoralitas

Moralitas

Sebagaimana diungkapkan Keraf bahwa untuk memahami pe ngertian etika

sesungguhnya perlu membandingkan dengan pe ngertian moralitas. Hal ini

disebabkan sering dalam kehidupan praktis sehari-hari pemakaian istilah ini saling

dipertukarkan tanpa pembedaan sama sekali. Hal ini tidak sama sekali keliru

karena pada pengertian tertentu pengertian etika dan moralitas memang sama.

Kendati demikian dalam pengertian lain, pengertian etika berbeda sama sekali apabila

dibandingkan dengan pengertian moralitas.

8

Page 2: BAB 8 ETIKA MANAJEMEN PERBEKALAN

Bab 8 Etika dalam Manajemen Perbekalan 999999

99

Apabila kita tinjau secara etimologis, kita dapat menemukan pe ngertian yang persis

sama antara pengertian etika dan moralitas, walaupun kedua istilah itu berasal dari

bahasa yang berbeda. Etika berasal dari kata Yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya

to etha berarti adat istiadat atau kebiasaan. Dalam pengertian ini, etika ber kaitan dengan

kebiasaan hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan dan aturan

hidup tersebut dianut dan diwaris kan dan orang yang satu ke orang yang lain maupun dan

satu generasi ke generasi berikutnya. Kebiasaan ini kemudian melembaga dalam suatu

pola perilaku. Sementara moralitas berasal dari kata Latin mos, yang dalam bentuk

jamaknya mores, yang berarti pula adat isti adat atau kebiasaan. Dengan demikian

dalam hal ini bermakna sama dengan pengertian etika tersebut.

Dari tinjauan etimologis tersebut dapat diungkapkan bahwa pengertian etika

dan moralitas secara substansial sama, yakni keduanya menunjuk pada suatu

sistem nilai sebagai pedoman perilaku, baik bagi individu maupun bagi kelompok

dalam hidup bersama, yang kemudian sistem nilai itu dikembangkan dalam suatu

pola perilaku dan secara terus-menerus dilembagakan dalam praktik kehidupan sehari-

hari.

Kecuali etika dan moralitas dapat dipahami sebagai suatu pe ngertian yang sama,

namun juga dapat dipahami sebagai pengertian yang berbeda. Dalam pengertian ini, etika

dimengerti sebagai filsafat moral, atau ilmu yang membahas dan mengkaji nilai dan norma

yang diberikan oleh moralitas. Karena etika dipahami sebagai ilmu, maka etika dalam

pengertian ini sangat menekankan pendekatan kritis dalam melihat dan menggumuli

nilai dan norma moral serta permasalahan-permasalahan moral yang timbul dalam

kehidupan, khususnya dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian, nilai-nilai

atau aturan-aturan normatif yang berasal dari mora litas justru menjadi objek formal

dari etika dalam pengertian kedua ini.

Berkaitan dengan kedua makna etika tersebut, uraian dan bahas an dalam tulisan

ini akan lebih ditekankan pada pengertian etika yang pertama, yakni etika sebagai

suatu sistem nilai yang dijadi kan pedoman dan pegangan dalam berperilaku, bukan etika

dalam makna sebagai sebuah filsafat moral.

B.B.B.

B.

EtikaEtikaEtika

Etika

dalamdalamdalam

dalam

PengelolaanPengelolaanPengelolaan

Pengelolaan

PerbekalanPerbekalanPerbekalan

Perbekalan

Apabila etika dipahami sebagai suatu sistem nilai yang berupa aturan-aturan

normatif yang berupa perintah dan larangan yang bersifat langsung dan konkret, kita

Page 3: BAB 8 ETIKA MANAJEMEN PERBEKALAN

Bab 8 Etika dalam Manajemen Perbekalan 100100100

100

akan dapat mengembangkan etika dalam pengelolaan perbekalan yakni suatu sistem

nilai, aturan- aturan normatif sebagai pedoman perilaku yang berupa perintah dan atau

larangan yang bersifat langsung dan konkret, yang se nantiasa harus dijadikan

pedoman dan pegangan di dalam me lakukan pengurusan dan pengelolaan

perbekalan. Secara lebih operasional, aturan-aturan normatif tersebut tentunya juga

melekat pada setiap tahapan dalam pengelolaan perbekalan, mulai dari pe rencanaan

perbekalan, pengadaan perbekalan, pencatatan perbekalan, pe nyimpanan perbekalan,

pendistribusian perbekalan, pemeliharaan perbekalan, sampai dengan

penghapusan perbekalan.

Sehubungan dengan hal itu, dapat diformulasikan beberapa pedoman

normatif yang penting dikembangkan dan diimple mentasikan dalam pengelolaan dan

pengurusan perbekalan tersebut, yakni setiap personel baik pada tingkat manajemen

maupun petugas operasional yang terlibat dalam pengelolaan dan pengurusan perbekalan:

1. Harus merencanakan pengadaan perbekalan dan mengambil ke putusan

pengadaan perbekalan berdasarkan pertimbangan-per timbangan yang objektif

dan konstruktif, bukan atas per timbangan-pertimbangan kepentingan pribadi atau

kelompok atau unit kerja tertentu.

2. Harus menentukan dan menetapkan supplier untuk peng adaan perbekalan

berdasarkan hasil pembandingan dan pertimbang an yang objektif.

3. Harus menentukan dan menetapkan supplier untuk pengadaan perbekalan bukan

supplier yang memiliki ikatan keluarga/family.

4. Harus menyerahkan segala jenis dan bentuk bonus/komisi dari supplier kepada

organisasi.

5. Harus menyerahkan perbekalan sesuai dengan bukti penyerahan perbekalan, baik

berkaitan dengan jenis dan spesifikasinya, jumlah, tempat, dan tanggal penyerahan

perbekalan.

6. Harus melakukan penghapusan perbekalan dengan pertimbangan pertimbangan

yang objektif.

7. Dilarang meminta bonus/komisi ataupun imbalan dalam bentuk apa pun kepada

supplier untuk kepentingan pribadi.

8. Dilarang membuat dan atau menuliskan dan atau mengisi alat bukti pengadaan

perbekalan yang tidak sesuai dengan ke nyataan, baik berkaitan dengan jenis dan

spesifikasi perbekalan, jumlah perbekalan, tanggal pengadaan perbekalan, harga per

Page 4: BAB 8 ETIKA MANAJEMEN PERBEKALAN

Bab 8 Etika dalam Manajemen Perbekalan 101101101

101

satuan, jumlah potongan, jumlah pajak, maupun total pembayaran yang dapat merugikan

organisasi.

9. Dilarang melakukan pengadaan/pembelian perbekalan secara fiktif.

10. Dilarang melakukan penyelewengan dana untuk kegiatan pengelolaan perbekalan

apa pun bentuknya.

11. Dilarang melakukan pencatatan perbekalan dengan tujuan menghilangkan

perbekalan demi pemenuhan kepentingan pribadi, baik dilakukan sendiri maupun

secara bersama- sama.

12. Dilarang melakukan tindakan diskriminatif dalam pendistri busian perbekalan, baik

berkaitan dengan waktu penyerahan perbekalan, jenis dan spesifikasi perbekalan,

maupun dalam pe layanan (service) yang diberikan.

13. Dilarang membuat laporan pemakaian perbekalan yang tidak sesuai dengan

kenyataan, yang dapat menyebabkan hilang nya perbekalan dan kerugian bagi

organisasi.

14. Dilarang melakukan tindakan pemborosan dalam pe makaian perbekalan.

15. Dilarang melakukan pemakaian/penggunaan perbekalan untuk kepentingan pribadi.

16. Dilarang melakukan tindakan perusakan terhadap perbekalan milik organisasi.

Dari beberapa aturan normatif tersebut dapat digarisbawahi bahwa poin 1 sampai

dengan 6 merupakan perintah, sedangkan poin 7 sampai dengan 16 merupakan larangan

yang harus di hindari oleh setiap personel yang terlibat dalam pengelolaan dan

pengurusan perbekalan.