Bab 7_tujuan Konsep Dan Strategi

13
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN DANAU MANINJAU BAB 7 KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN PUSAT KOTA MANINJAU Bagian ini menguraikan konsep pengembangan ruang Kawasan Pusat Kota Maninjau sebagai dasar perumusan Rencana Detail Kawasan Danau Maninjau. Dengan konsep ini diharapkan permasalahan keruangan di Kawasan Pusat Kota Maninjau dapat diminimasi dan diantisipasi dengan potensi-potensi yang dimiliki. 7.1 Tujuan Pemanfaatan Ruang Pengembangan Kawasan Pusat Kota Maninjau sebagai kawasan perkotaan membutuhkan rencana penataan ruang yang menetapkan blok-blok peruntukan pada Kawasan Pusat Kota Maninjau, sebagai penjabaran “kegiatan” ke dalam wujud ruang. Rencana tersebut memperhatikan keterkaitan antar kegiatan dalam kawasan fungsional, agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam Kawasan Pusat Kota Maninjau tersebut. Pada dasarnya, Rencana Detail Tata Ruang Kawasan berfungsi untuk 1 : - menyiapkan perwujudan ruang, dalam rangka pelaksanaan program pembangunan perkotaan. - menjaga konsistensi pembangunan dan keserasian perkembangan kawasan perkotaan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota/Kabupaten. - menciptakan keterkaitan antar kegiatan yang selaras, serasi dan efisien. - menjaga konsistensi perwujudan ruang Kawasan Pusat Kota Maninjau melalui pengendalian program-program pembangunan kawasan. 1 Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Direktorat Jendral Penataan Ruang, Juni 2002. VII-1

Transcript of Bab 7_tujuan Konsep Dan Strategi

Page 1: Bab 7_tujuan Konsep Dan Strategi

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN DANAU MANINJAU

BAB 7

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN PUSAT KOTA MANINJAU

Bagian ini menguraikan konsep pengembangan ruang Kawasan Pusat Kota Maninjau

sebagai dasar perumusan Rencana Detail Kawasan Danau Maninjau. Dengan konsep

ini diharapkan permasalahan keruangan di Kawasan Pusat Kota Maninjau dapat

diminimasi dan diantisipasi dengan potensi-potensi yang dimiliki.

7.1 Tujuan Pemanfaatan Ruang

Pengembangan Kawasan Pusat Kota Maninjau sebagai kawasan perkotaan

membutuhkan rencana penataan ruang yang menetapkan blok-blok peruntukan

pada Kawasan Pusat Kota Maninjau, sebagai penjabaran “kegiatan” ke dalam

wujud ruang. Rencana tersebut memperhatikan keterkaitan antar kegiatan

dalam kawasan fungsional, agar tercipta lingkungan yang harmonis antara

kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam Kawasan Pusat Kota Maninjau

tersebut.

Pada dasarnya, Rencana Detail Tata Ruang Kawasan berfungsi untuk1:

- menyiapkan perwujudan ruang, dalam rangka pelaksanaan program

pembangunan perkotaan.

- menjaga konsistensi pembangunan dan keserasian perkembangan kawasan

perkotaan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota/Kabupaten.

- menciptakan keterkaitan antar kegiatan yang selaras, serasi dan efisien.

- menjaga konsistensi perwujudan ruang Kawasan Pusat Kota Maninjau melalui

pengendalian program-program pembangunan kawasan.

Sebagai rencana yang merupakan penjabaran dari Rencana Tata Ruang Makro

Kawasan Danau Maninjau, maka selayaknya tujuan pemanfaatan ruang Kawasan

Pusat Kota Maninjau mengacu kepada tujuan Rencana Tata Ruang Makro

Kawasan Danau Maninjau.

Dengan demikian, maka tujuan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1 Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Direktorat Jendral Penataan Ruang, Juni 2002.

VII-1

Page 2: Bab 7_tujuan Konsep Dan Strategi

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN DANAU MANINJAU

Menciptakan daya tarik ruang wisata dengan mengalokasikan kegiatan-kegiatan pada

kawasan fungsional dengan mempertimbangkan hubungan keterkaitan antarkomponen

kegiatan.

Menciptakan daya tarik ruang wisata pada dasarnya merupakan upaya untuk

memunculkan “kecantikan” yang dimiliki sebagai andalan kegiatan wisata di

Kawasan Pusat Kota Maninjau. Kecantikan yang dimaksud di sini adalah kekayaan

budaya, adat dan keunggulan potensi ruang (panorama danau, hutan, dan

sebagainya).

Saat ini terdapat sekitar 15 objek wisata yang telah dikembangkan dan sekitar 25

objek wisata potensial berkembang dengan karakter wisata yang berbeda-beda.

Pengemasan objek wisata dalam kerangka pengembangan kegiatan wisata harus

dilakukan sedemikan rupa secara selaras, seimbang dan memperhatikan aspek

keberlanjutan.

Pengemasan objek wisata ini pun harus mempertimbangkan karakteristik

wisatawan yang akan menjadi pasar potensial kegiatan wisata di Kawasan Danau

Maninjau. Berdasarkan kecenderungan yang ada, maka target pengembangan

kegiatan wisata di Kawasan Danau Maninjau terdiri dari wisatawan domestik (dari

beberapa wilayah di Indonesia) dan wisatawan mancanegara, terutama dari Asia

(Malaysia dan Singapura) dan Eropa (Belanda). Dengan mengetahui karakteristik

pasar ini diharapkan penyediaan fasilitas wisata yang terakomodasi dalam ruang

dapat lebih terarah.

Selain itu, pengemasan wisata dalam ruang pun harus mempertimbangkan aspek

sinergisitas dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Kegiatan-kegiatan lainnya tersebut

akan menjadi komponen ruang yang dialokasikan ke dalam ruang kawasan untuk

mendukung fungsi utama kawasan, yaitu wisata. Termasuk kegiatan-kegiatan

yang akan dialokasikan adalah pertanian (bersawah, berkebun, perikanan), jasa

dan perdagangan, serta industri rumah tangga.

7.2 Konsep Pengembangan

Perumusan konsep pemanfaatan ruang Kawasan Pusat Kota Maninjau

berdasarkan kepada potensi ruang dimiliki, perkiraan kebutuhan pelaksanaan

pembangunan dan pemanfaatannya serta dengan mempertimbangkan kendala

dan faktor kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat

maupun oleh pemerintahan pada tingkat yang lebih tinggi. Perkiraan kebutuhan

pelaksanaan pembangunan pada dasarnya adalah hasil analisis kependudukan,

sektor/kegiatan potensial, terutama kegiatan ekonomi dan sosial, kebutuhan

VII-2

Page 3: Bab 7_tujuan Konsep Dan Strategi

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN DANAU MANINJAU

prasarana dan sarana lingkungan, sasaran pembangunan kawasan yang hendak

dicapai dan pertimbangan efisiensi pelayanan.

Keragaman karakteristik Nagari yang ada di Kawasan Pusat Kota Maninjau

mengindikasikan bahwa konsep pemanfaatan ruang Kawasan Pusat Kota

Maninjau secara keseluruhan akan disesuaikan untuk kebutuhan dan rencana

pengembangan di masing-masing Nagari. Keselarasan dan sinergi antara ketiga

Nagari dapat diwujudkan melalui kekompakan sistem jaringan dan utilitas yang

menghubungkan ketiganya, serta dengan adanya konsep utama yang mampu

memayungi konsep pengembangan Kawasan Pusat Kota Maninjau.

Berdasarkan tujuan pemanfaatan ruang kawasan Danau Maninjau (lihat Bab 4),

maka pengembangan wisata diharapkan dapat menjadi unggulan dalam

pengembangan kawasan. Dengan demikian, diharapkan masing-masing sektor

kegiatan akan dapat mendukung kegiatan wisata yang dikembangkan.

Pengemasan kegiatan wisata yang ada di Kawasan Pusat Kota Maninjau agar

menjadi objek/atraksi yang menarik wisatawan, hendaknya mempertimbangkan

beberapa faktor, yaitu:2

Nilai historik, budaya, kelestarian alam

Autenticity, unik – identitas lokal

Pengalaman yang dapat diperoleh dari proses komunikasi melalui

interpretasi

Mengandung muatan IPTEKS (Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni)

Mengandung muatan IMTAQ (Iman dan Taqwa)

Berdasarkan kesamaan karakteristik yang dimiliki oleh ketiga Nagari dalam

konteks akar budaya dan kondisi sosialnya, maka konsep pengembangan

kawasan diarahkan pada “konsep wisata ala Minangkabau”.

“Wisata ala Minangkabau” adalah konsep pengembangan kegiatan wisata yang

disesuaikan dengan nilai budaya dan adat Minang. Berdasarkan nilai-nilai budaya

yang ditawarkan, wisata ala Minangkabau mengacu kepada prinsip “adat basandi

syarak, syarak basandi Kitabullah”. Namun demikian dalam perkembangannya

warga masyarakat dan Pemerintahan Nagari di masing-masing Nagari memiliki

kewenangan untuk menyesuaikan konsep ini dengan jenis kegiatan wisata yang

akan dikembangkan di Nagarinya. Konsep Wisata ala Minangkabau secara fisik

dapat diwujudkan dalam karakter dan bentuk tipe bangunan (atap, kayu, dan

bentuk bangunan), atraksi budaya (tarian dan kajian), dan sebagainya.

2 Seperti yang dikutip dalam Presentasi Pengembangan Pariwisata, oleh Ir. Myra P. Gunawan, Deputi Pengembangan Pariwisata Kementrian Budaya dan Pariwisata

VII-3

Page 4: Bab 7_tujuan Konsep Dan Strategi

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN DANAU MANINJAU

Kegiatan ekonomi masyarakat sebagai salah satu karakter yang melekat pada

masyarakat Minang pada akhirnya akan turut membentuk konsep wisata ala

Minang. Selain itu, kepemilikan lahan dan aktivitas ekonomi masyarakat

merupakan prerogatif masyarakat setempat untuk digunakan. Dengan demikian,

pengembangan kegiatan wisata ala Minangkabau mencoba untuk melibatkan

kehidupan masyarakat setempat, dan memberdayakan potensi alami yang

dimilikinya. Karena tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Maninjau,

kegiatan pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, bahkan kehidupan

keseharian yang bernuansakan Islam pun dapat dikemas sebagai aktivitas wisata.

Sebagai penjabaran dari konsep pengembangan “wisata ala Minangkabau” di

masing-masing Nagari berbeda antara satu dengan yang lain:

1. Wisata Perkotaan di Nagari Maninjau. Pengembangannya selain

menitikberatkan pada penekanan dan pemunculan aksentuasi ruang

perkotaan, juga mengacu pada pemunculan karakteristik wisata danau

yang dinamis. Vocal point kawasan wisata ini adalah Simpang 4 Pasar

Maninjau yang berfungsi sebagai:

a. Lokasi transit maupun pergantian moda angkutan regional dan

lokal

b. Pusat kegiatan perdagangan

c. Pusat informasi bagi kegiatan wisata di Sei Batang maupun di

Bayur dan kawasan lainnya.

d. Pusat pemerintahan dan pelayanan publik skala kecamatan.

e. Kawasan permukiman bagi masyarakat setempat.

2. Wisata pedesaan – rural agrotourism di Nagari Bayur. Kegiatan pertanian

dikombinasikan dengan nuansa perdesaan yang menonjol di Nagari Bayur

akan memunculkan kesan nyaman tersendiri bagi pengunjung dengan

atraksi wisata kegiatan pertanian oleh masyarakat setempat dan objek

wisata berupa tempat-tempat kegiatan pertanian (seperti peternakan dan

penggemukan sapi, pembibitan ikan, dan sebagainya). Kegiatan wisata

rural agrotourism ini sesuai dengan pola perumahan dan permukiman

yang mengelompok.

3. Wisata dakwah Islami di Nagari Sei Batang. Dengan dukungan penuh dari

pihak Kenagarian dan masyarakat setempat, konsep wisata dakwah Islami

di Nagari ini juga didukung oleh adanya situs-situs budaya dan bernilai

sejarah pergerakan Islam maupun pergerakan Nasional. Konsep wisata

dakwah Islami yang dimaksud adalah menjadikan Nagari Sei Batang

VII-4

Page 5: Bab 7_tujuan Konsep Dan Strategi

Ke Bukittinggi

Ke Lubuk Basung

Ke Tanjung Sani

NAGARI BAYUR

NAGARI MANINJAU

NAGARI SEI BATANG WISATA RURAL - AGRO

WISATA PERKOTAAN

WISATA DAKWAH

GAMBAR 7.1KONSEP PEMANFAATAN RUANG KAWASAN PUSAT KOTA

MANINJAU

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN DANAU MANINJAU

sebagai salah satu kawasan wisata yang mengajarkan kehidupan Islami

kepada wisatawan. Atraksi dan objek wisata yang ditawarkan pun sarat

dengan nilai-nilai budaya Islam, karena tempat ini pada dasarnya

merupakan tempat lahir dan besarnya tokoh-tokoh Islam.

Hal yang perlu menjadi titik berat pengalokasi ruang adalah keberadaan Danau

Maninjau. Dalam pengembangannya, seluruh komponen ruang daratan yang

direncanakan sebaiknya berorientasi pada danau, sehingga danau menjadi centre

point perkembangan di Kawasan Pusat Kota Maninjau dan Kawasan Danau

Maninjau secara keseluruhan.

Penerapan konsep tersebut diwujudkan dalam bentuk pengalokasian komponen-

komponen ruang yang saling terkait dalam kerangka pengembangan kegiatan

wisata di Kawasan Pusat Kota Maninjau. Komponen-komponen ruang yang akan

dialokasikan meliputi:

VII-5

Page 6: Bab 7_tujuan Konsep Dan Strategi

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN DANAU MANINJAU

1. Kawasan pusat pelayanan utama kawasan

Merupakan kawasan di sekitar Simpang 4 Pasar Maninjau, yang

pengembangannya diarahkan sebagai pusat pelayanan informasi Kawasan

Danau Maninjau, yang sekaligus berfungsi sebagai orietasi pengembangan

wisata perkotaan di Kawasan Pusat Kota Maninjau. Dengan demikian,

pengembangan kawasan pintu gerbang akan lebih dititikberatkan pada

penataan bangunan dan lingkungan sebagai vocal point memasuki Kawasan

Danau Maninjau. Komponen ruang/kegiatan yang akan dialokasikan pada

kawasan ini antara lain:

gedung pusat informasi,

ruang terbuka hijau,

fasilitas parkir (kendaraan bermotor maupun sepeda),

akses untuk pergantian moda angkutan

perdagangan dan jasa

perkantoran pelayanan public dan kanagarian

terminal

akomodasi wisata

2. Kawasan konservasi dan akomodasi wisata pertanian

Merupakan areal-areal persawahan yang tersebar saat ini di Kawasan Pusat

Kota Maninjau. Pengembangannya diarahkan untuk mewujudkan areal

persawahan sebagai objek wisata agro. Pada kawasan ini nantinya akan

dikembangkan pula atraksi wisata berupa kegiatan bertani (menanam benih,

menyemai, memanen, dan lain-lain) dan kehidupan keseharian masyarakat

tani. Untuk memfasilitasi pengunjung menikmati “atraksi” wisata tersebut,

akan dikembangkan beberapa komponen ruang di kawasan ini, seperti:

bentang alam persawahan

restoran dan rest area dengan bahan yang ramah lingkungan

pos-pos informasi

akses masuk dari jalan utama

parkir

3. Zona Konservasi Masyarakat Islam

Terdiri dari bangunan/objek yang memiliki nilai sejarah penting dan

menonjolkan budaya setempat, seperti museum, rumah peninggalan tokoh-

tokoh, dan lain-lain. Pengembangan kawasan ini diarahkan pada perlindungan

dan pemeliharaan terhadap bangunan/objek yang saat ini sudah

dikembangkan sebagai objek wisata budaya/sejarah, pengembalian fungsi

(revitalisasi) bangunan/objek sebagai objek budaya dan sejarah, serta

VII-6

Page 7: Bab 7_tujuan Konsep Dan Strategi

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN DANAU MANINJAU

pemugaran bangunan/objek yang sudah rusak. Dalam sebuah kompleks

bangunan budaya bersejarah diarahkan akan dikembangkan fasilitas

sedemikian rupa, sehingga pengunjung dapat mengenali hasil karya para

tokoh bersejarah tersebut. Beberapa komponen ruang tersebut adalah:

Museum Buya HAMKA,

rumah peninggalan Buya HAMKA

restoran

pondok karya sastra

Parkir

Dermaga

4. Zona Konservasi Perkebunan dan Akomodasi Wisata Perikanan

Merupakan areal keramba/jala apung yang saat ini tersebar di sepanjang

pinggiran danau atau di sekitar lahan persawahan. Pengembangannya

diarahkan pada penciptaan kegiatan ternak ikan sebagai atraksi wisata,

misalnya penanaman benih ikan, panen ikan, memberi ikan, dan lain-lain.

Pada kawasan ini juga nantinya dapat dimungkinkan untuk dikembangkan

kegiatan pemancingan. Komponen ruang yang dialokasikan antara lain:

Restoran

Jalan setapak menyusuri danau

Dermaga perahu

Pemancingan

5. Akomodasi Wisata Peternakan

Kawasan ini antara lain merupakan kawasan yang saat ini sudah menjadi

kawasan peternakan atau kawasan-kawasan lainnya yang berpotensi

dikembangkan sebagai kawasan peternakan. Pengembangan kawasan

peternakan diarahkan sebagai obyek sekaligus atraksi wisata agro, yang

memungkinkan dikembangkannya fasilitas wisata pendukung. Kegiatan yang

dapat menjadi obyek dan atraksi wisata di kawasan peternakan antara lain

adalah lingkungan sekitar kompleks peternakan, kegiatan pemberian pakan

ternak, pemerahan sapi, pemandian ternak, dan sebagainya.

6. Kawasan pusat pelayanan

Merupakan kawasan yang diarahkan sebagai pusat pelayanan wisata di

masing-masing Nagari. Kawasan ini dibagi menjadi pusat pelayanan utama

dan pusat pelayanan pendukung. Pusat pelayanan utama terdiri dari beberapa

komponen ruang, seperti:

Perdagangan wisata

Akomodasi wisata

Pemerintahan pelayanan publik dan Kenagarian

VII-7

Page 8: Bab 7_tujuan Konsep Dan Strategi

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN DANAU MANINJAU

Permukiman

Fasilitas transportasi wisata.

Pusat pelayanan pendukung terdiri dari komponen ruang:

Perdagangan lingkungan

Pemerintahan Kenagarian

Permukiman

7. Zona Inti Masyarakat Islami

Kawasan ini merupakan kawasan wisata Islami yang akan dikembangkan

dalam sebuah areal kompleks wisata. Pengembangan wisata ini sekaligus

diarahkan sebagai pusat penyebaran ajaran Islam, oleh karena itu

pengembangan wisata khusus ini diarahkan untuk wisatawan dengan minat

dan keinginan khusus mengenal ajaran dan nilai budaya Islam. Termasuk

dalam kawasan wisata khusus ini antara lain adalah Mesjid, fasilitas Islamic

Center, Perguruan Tinggi Islam, Pondok Muslim (fasilitas penginapan), toko-

toko cenderamata, dan lain-lain.

8. Kawasan Non Terbangun

Terdiri dari kawasan pertanian, perkebunan, dan kawasan hutan. Kawasan ini

diarahkan sebagai kawasan ruang terbuka (open space), untuk menjaga view

ke danau. Pada beberapa lahan pertanian dan perkebunan memungkinkan

untuk dijadikan sebagai cadangan lahan pengembangan permukiman

kawasan perkotaan.

Sementara, kawasan hutan terdiri atas agroforestry dan cagar alam. Kawasan

hutan dikembangkan pula sebagai salah satu lokasi objek/kegiatan wisata,

seperti hiking atau lintas alam, jogging, dan lain-lain. Termasuk ke dalam

pengembangan kawasan ini adalah pemanfaatan atraksi-atraksi unik, seperti

flora, fauna, air terjun, dan sebagainya

Pengalokasian komponen-komponen ruang itu nantinya memerlukan

pertimbangan awal kesesuaian arahan makro yang telah dirumuskan sebelumnya

dengan kondisi eksisting penggunaan lahan secara lebih mendalam dan rinci.

Kesesuaian ini akan menjadi dasar bagi perumusan arahan detail selanjutnya,

sehingga arahan makro dapat lebih implementatif, selain juga

mempertimbangkan:

Tujuan pemanfaatan ruang makro dan tujuan pemanfaatan ruang Kawasan

Pusat Kota Maninjau

VII-8

Page 9: Bab 7_tujuan Konsep Dan Strategi

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN DANAU MANINJAU

Keberlangsungan ekosistem Kawasan Pusat Kota Maninjau dalam lingkup

ekosistem Danau Maninjau secara kesseluruhan

Konsep pengembangan wisata di masing-masing Nagari yang di-“payungi”

oleh konsep pengembangan Kawasan Pusat Kota Maninjau wisata ala

Minangkabau

Kecenderungan perkembangan kegiatan masyarakat setempat

Keterkaitannya dengan kegiatan-kegiatan di sekitar, terutama dengan

kegiatan wisata sebagai kegiatan utama kawasan

Keberadaan potensi-potensi setempat, seperti potensi wisata berupa

bangunan dan situs bersejarah

VII-9

Page 10: Bab 7_tujuan Konsep Dan Strategi

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN DANAU MANINJAU

GAMBAR 7.2SKEMA KEBUTUHAN KOMPONEN RUANG KAWASAN FUNGSIONAL

VII-10

Kawasan pintu gerbang wisata (kawasan pusat pelayanan utama kawasan):PermukimanRTHPusat informasi wisataPemerintahanPerdagangan dan Wisata

BelanjaPerkantoranAkomodasi wisata Parkir Terminal

Kawasan konservasi dan akomodasi wisata pertanian:Bentang alam persawahan Pos informasiRestoran dan rest area

berorientasi pada danauParkir

Kawasan konservasi masyarakat Islami:Kompleks wisata budaya dan

bersejarah Museum Buya Hamka

Rest area di tepian danauDermagaParkir

Kawasan konservasi perkebunan dan akomodasi wisata perikanan:Bentang alam perkebunanKegiatan keramba/jala apungDermagaPemancinganParkir

Kawasan akomodasi wisata peternakan:

Kegiatan agro-peternakan (pemerahan sapi, pemberian pakan ternak, pemandian ternak, dll)

Restoran dan rest areaPenjualan susuBangunan penunjang

Kawasan zona inti masyarakat Islami:Pintu gerbang sekunderMesjid tuaIslamic CentreUniversitas IslamPondok MuslimToko cinderamataParkir

Kawasan pelayanan pendukungi:Perdagangan dan jasaKantor Pemerintahan NagariPusat informasi wisata Nagari

Page 11: Bab 7_tujuan Konsep Dan Strategi

PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN DANAU MANINJAU

GAMBAR 7.3SKEMA KONSEP ARAHAN DETAIL PEMANFAATAN RUANG

KAWASAN PUSAT KOTA MANINJAU KAWASAN DANAU MANINJAU

TUJUAN PEMANFAATAN RUANGKAWASAN DANAU MANINJAU

Mengalokasikan kegiatan eksternal dan lokal yang sinergis dengan fungsi alami dan budaya masyarakat setempat sebagai upaya

meningkatkan daya tarik ruang Danau Maninjau.

TUJUAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN PUSAT KOTA MANINJAU

Menciptakan daya tarik ruang wisata dengan mengalokasikan kegiatan-kegiatan pada kawasan fungsional dengan

mempertimbangkan hubungan keterkaitan antarkomponen kegiatan.

.

WISATA ALA MINANGKABAU

WISATA AGRO

WISATA PERKOTAAN

WISATA DAKWAH

Komponen:Kawasan wisata khusus

(muslim)Kawasan perdaganganKawasan perkantoran Nagari Fasilitas wisata hotel, restoran,

café,dllBentang alam persawahanFasilitas wisata pondok

penginapan muslim, rumah makan, dll)

Komponen:Bentang alam

persawahanKawasan peternakanKawasan hutanPengusahaan ikanPusat wisataKawasan perdaganganKawasan perkantoran

NagariFasilitas wisata hotel dan

restoran

Komponen:Pintu gerbang wisataKawasan perdaganganKawasan perkantoran

pelayanan publik dan Nagari

Fasilitas wisata hotel, restoran, café,dll

ALOKASI RUANG

Aspirasi daerah : wisata sebagai kegiatan utama

Karakteristik Budaya & Kegiatan Masyarakat

VII-11