Bab 7_tujuan Konsep Dan Strategi
Transcript of Bab 7_tujuan Konsep Dan Strategi
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN DANAU MANINJAU
BAB 7
KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN PUSAT KOTA MANINJAU
Bagian ini menguraikan konsep pengembangan ruang Kawasan Pusat Kota Maninjau
sebagai dasar perumusan Rencana Detail Kawasan Danau Maninjau. Dengan konsep
ini diharapkan permasalahan keruangan di Kawasan Pusat Kota Maninjau dapat
diminimasi dan diantisipasi dengan potensi-potensi yang dimiliki.
7.1 Tujuan Pemanfaatan Ruang
Pengembangan Kawasan Pusat Kota Maninjau sebagai kawasan perkotaan
membutuhkan rencana penataan ruang yang menetapkan blok-blok peruntukan
pada Kawasan Pusat Kota Maninjau, sebagai penjabaran “kegiatan” ke dalam
wujud ruang. Rencana tersebut memperhatikan keterkaitan antar kegiatan
dalam kawasan fungsional, agar tercipta lingkungan yang harmonis antara
kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam Kawasan Pusat Kota Maninjau
tersebut.
Pada dasarnya, Rencana Detail Tata Ruang Kawasan berfungsi untuk1:
- menyiapkan perwujudan ruang, dalam rangka pelaksanaan program
pembangunan perkotaan.
- menjaga konsistensi pembangunan dan keserasian perkembangan kawasan
perkotaan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota/Kabupaten.
- menciptakan keterkaitan antar kegiatan yang selaras, serasi dan efisien.
- menjaga konsistensi perwujudan ruang Kawasan Pusat Kota Maninjau melalui
pengendalian program-program pembangunan kawasan.
Sebagai rencana yang merupakan penjabaran dari Rencana Tata Ruang Makro
Kawasan Danau Maninjau, maka selayaknya tujuan pemanfaatan ruang Kawasan
Pusat Kota Maninjau mengacu kepada tujuan Rencana Tata Ruang Makro
Kawasan Danau Maninjau.
Dengan demikian, maka tujuan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1 Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Direktorat Jendral Penataan Ruang, Juni 2002.
VII-1
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN DANAU MANINJAU
Menciptakan daya tarik ruang wisata dengan mengalokasikan kegiatan-kegiatan pada
kawasan fungsional dengan mempertimbangkan hubungan keterkaitan antarkomponen
kegiatan.
Menciptakan daya tarik ruang wisata pada dasarnya merupakan upaya untuk
memunculkan “kecantikan” yang dimiliki sebagai andalan kegiatan wisata di
Kawasan Pusat Kota Maninjau. Kecantikan yang dimaksud di sini adalah kekayaan
budaya, adat dan keunggulan potensi ruang (panorama danau, hutan, dan
sebagainya).
Saat ini terdapat sekitar 15 objek wisata yang telah dikembangkan dan sekitar 25
objek wisata potensial berkembang dengan karakter wisata yang berbeda-beda.
Pengemasan objek wisata dalam kerangka pengembangan kegiatan wisata harus
dilakukan sedemikan rupa secara selaras, seimbang dan memperhatikan aspek
keberlanjutan.
Pengemasan objek wisata ini pun harus mempertimbangkan karakteristik
wisatawan yang akan menjadi pasar potensial kegiatan wisata di Kawasan Danau
Maninjau. Berdasarkan kecenderungan yang ada, maka target pengembangan
kegiatan wisata di Kawasan Danau Maninjau terdiri dari wisatawan domestik (dari
beberapa wilayah di Indonesia) dan wisatawan mancanegara, terutama dari Asia
(Malaysia dan Singapura) dan Eropa (Belanda). Dengan mengetahui karakteristik
pasar ini diharapkan penyediaan fasilitas wisata yang terakomodasi dalam ruang
dapat lebih terarah.
Selain itu, pengemasan wisata dalam ruang pun harus mempertimbangkan aspek
sinergisitas dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Kegiatan-kegiatan lainnya tersebut
akan menjadi komponen ruang yang dialokasikan ke dalam ruang kawasan untuk
mendukung fungsi utama kawasan, yaitu wisata. Termasuk kegiatan-kegiatan
yang akan dialokasikan adalah pertanian (bersawah, berkebun, perikanan), jasa
dan perdagangan, serta industri rumah tangga.
7.2 Konsep Pengembangan
Perumusan konsep pemanfaatan ruang Kawasan Pusat Kota Maninjau
berdasarkan kepada potensi ruang dimiliki, perkiraan kebutuhan pelaksanaan
pembangunan dan pemanfaatannya serta dengan mempertimbangkan kendala
dan faktor kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat
maupun oleh pemerintahan pada tingkat yang lebih tinggi. Perkiraan kebutuhan
pelaksanaan pembangunan pada dasarnya adalah hasil analisis kependudukan,
sektor/kegiatan potensial, terutama kegiatan ekonomi dan sosial, kebutuhan
VII-2
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN DANAU MANINJAU
prasarana dan sarana lingkungan, sasaran pembangunan kawasan yang hendak
dicapai dan pertimbangan efisiensi pelayanan.
Keragaman karakteristik Nagari yang ada di Kawasan Pusat Kota Maninjau
mengindikasikan bahwa konsep pemanfaatan ruang Kawasan Pusat Kota
Maninjau secara keseluruhan akan disesuaikan untuk kebutuhan dan rencana
pengembangan di masing-masing Nagari. Keselarasan dan sinergi antara ketiga
Nagari dapat diwujudkan melalui kekompakan sistem jaringan dan utilitas yang
menghubungkan ketiganya, serta dengan adanya konsep utama yang mampu
memayungi konsep pengembangan Kawasan Pusat Kota Maninjau.
Berdasarkan tujuan pemanfaatan ruang kawasan Danau Maninjau (lihat Bab 4),
maka pengembangan wisata diharapkan dapat menjadi unggulan dalam
pengembangan kawasan. Dengan demikian, diharapkan masing-masing sektor
kegiatan akan dapat mendukung kegiatan wisata yang dikembangkan.
Pengemasan kegiatan wisata yang ada di Kawasan Pusat Kota Maninjau agar
menjadi objek/atraksi yang menarik wisatawan, hendaknya mempertimbangkan
beberapa faktor, yaitu:2
Nilai historik, budaya, kelestarian alam
Autenticity, unik – identitas lokal
Pengalaman yang dapat diperoleh dari proses komunikasi melalui
interpretasi
Mengandung muatan IPTEKS (Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni)
Mengandung muatan IMTAQ (Iman dan Taqwa)
Berdasarkan kesamaan karakteristik yang dimiliki oleh ketiga Nagari dalam
konteks akar budaya dan kondisi sosialnya, maka konsep pengembangan
kawasan diarahkan pada “konsep wisata ala Minangkabau”.
“Wisata ala Minangkabau” adalah konsep pengembangan kegiatan wisata yang
disesuaikan dengan nilai budaya dan adat Minang. Berdasarkan nilai-nilai budaya
yang ditawarkan, wisata ala Minangkabau mengacu kepada prinsip “adat basandi
syarak, syarak basandi Kitabullah”. Namun demikian dalam perkembangannya
warga masyarakat dan Pemerintahan Nagari di masing-masing Nagari memiliki
kewenangan untuk menyesuaikan konsep ini dengan jenis kegiatan wisata yang
akan dikembangkan di Nagarinya. Konsep Wisata ala Minangkabau secara fisik
dapat diwujudkan dalam karakter dan bentuk tipe bangunan (atap, kayu, dan
bentuk bangunan), atraksi budaya (tarian dan kajian), dan sebagainya.
2 Seperti yang dikutip dalam Presentasi Pengembangan Pariwisata, oleh Ir. Myra P. Gunawan, Deputi Pengembangan Pariwisata Kementrian Budaya dan Pariwisata
VII-3
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN DANAU MANINJAU
Kegiatan ekonomi masyarakat sebagai salah satu karakter yang melekat pada
masyarakat Minang pada akhirnya akan turut membentuk konsep wisata ala
Minang. Selain itu, kepemilikan lahan dan aktivitas ekonomi masyarakat
merupakan prerogatif masyarakat setempat untuk digunakan. Dengan demikian,
pengembangan kegiatan wisata ala Minangkabau mencoba untuk melibatkan
kehidupan masyarakat setempat, dan memberdayakan potensi alami yang
dimilikinya. Karena tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Maninjau,
kegiatan pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, bahkan kehidupan
keseharian yang bernuansakan Islam pun dapat dikemas sebagai aktivitas wisata.
Sebagai penjabaran dari konsep pengembangan “wisata ala Minangkabau” di
masing-masing Nagari berbeda antara satu dengan yang lain:
1. Wisata Perkotaan di Nagari Maninjau. Pengembangannya selain
menitikberatkan pada penekanan dan pemunculan aksentuasi ruang
perkotaan, juga mengacu pada pemunculan karakteristik wisata danau
yang dinamis. Vocal point kawasan wisata ini adalah Simpang 4 Pasar
Maninjau yang berfungsi sebagai:
a. Lokasi transit maupun pergantian moda angkutan regional dan
lokal
b. Pusat kegiatan perdagangan
c. Pusat informasi bagi kegiatan wisata di Sei Batang maupun di
Bayur dan kawasan lainnya.
d. Pusat pemerintahan dan pelayanan publik skala kecamatan.
e. Kawasan permukiman bagi masyarakat setempat.
2. Wisata pedesaan – rural agrotourism di Nagari Bayur. Kegiatan pertanian
dikombinasikan dengan nuansa perdesaan yang menonjol di Nagari Bayur
akan memunculkan kesan nyaman tersendiri bagi pengunjung dengan
atraksi wisata kegiatan pertanian oleh masyarakat setempat dan objek
wisata berupa tempat-tempat kegiatan pertanian (seperti peternakan dan
penggemukan sapi, pembibitan ikan, dan sebagainya). Kegiatan wisata
rural agrotourism ini sesuai dengan pola perumahan dan permukiman
yang mengelompok.
3. Wisata dakwah Islami di Nagari Sei Batang. Dengan dukungan penuh dari
pihak Kenagarian dan masyarakat setempat, konsep wisata dakwah Islami
di Nagari ini juga didukung oleh adanya situs-situs budaya dan bernilai
sejarah pergerakan Islam maupun pergerakan Nasional. Konsep wisata
dakwah Islami yang dimaksud adalah menjadikan Nagari Sei Batang
VII-4
Ke Bukittinggi
Ke Lubuk Basung
Ke Tanjung Sani
NAGARI BAYUR
NAGARI MANINJAU
NAGARI SEI BATANG WISATA RURAL - AGRO
WISATA PERKOTAAN
WISATA DAKWAH
GAMBAR 7.1KONSEP PEMANFAATAN RUANG KAWASAN PUSAT KOTA
MANINJAU
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN DANAU MANINJAU
sebagai salah satu kawasan wisata yang mengajarkan kehidupan Islami
kepada wisatawan. Atraksi dan objek wisata yang ditawarkan pun sarat
dengan nilai-nilai budaya Islam, karena tempat ini pada dasarnya
merupakan tempat lahir dan besarnya tokoh-tokoh Islam.
Hal yang perlu menjadi titik berat pengalokasi ruang adalah keberadaan Danau
Maninjau. Dalam pengembangannya, seluruh komponen ruang daratan yang
direncanakan sebaiknya berorientasi pada danau, sehingga danau menjadi centre
point perkembangan di Kawasan Pusat Kota Maninjau dan Kawasan Danau
Maninjau secara keseluruhan.
Penerapan konsep tersebut diwujudkan dalam bentuk pengalokasian komponen-
komponen ruang yang saling terkait dalam kerangka pengembangan kegiatan
wisata di Kawasan Pusat Kota Maninjau. Komponen-komponen ruang yang akan
dialokasikan meliputi:
VII-5
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN DANAU MANINJAU
1. Kawasan pusat pelayanan utama kawasan
Merupakan kawasan di sekitar Simpang 4 Pasar Maninjau, yang
pengembangannya diarahkan sebagai pusat pelayanan informasi Kawasan
Danau Maninjau, yang sekaligus berfungsi sebagai orietasi pengembangan
wisata perkotaan di Kawasan Pusat Kota Maninjau. Dengan demikian,
pengembangan kawasan pintu gerbang akan lebih dititikberatkan pada
penataan bangunan dan lingkungan sebagai vocal point memasuki Kawasan
Danau Maninjau. Komponen ruang/kegiatan yang akan dialokasikan pada
kawasan ini antara lain:
gedung pusat informasi,
ruang terbuka hijau,
fasilitas parkir (kendaraan bermotor maupun sepeda),
akses untuk pergantian moda angkutan
perdagangan dan jasa
perkantoran pelayanan public dan kanagarian
terminal
akomodasi wisata
2. Kawasan konservasi dan akomodasi wisata pertanian
Merupakan areal-areal persawahan yang tersebar saat ini di Kawasan Pusat
Kota Maninjau. Pengembangannya diarahkan untuk mewujudkan areal
persawahan sebagai objek wisata agro. Pada kawasan ini nantinya akan
dikembangkan pula atraksi wisata berupa kegiatan bertani (menanam benih,
menyemai, memanen, dan lain-lain) dan kehidupan keseharian masyarakat
tani. Untuk memfasilitasi pengunjung menikmati “atraksi” wisata tersebut,
akan dikembangkan beberapa komponen ruang di kawasan ini, seperti:
bentang alam persawahan
restoran dan rest area dengan bahan yang ramah lingkungan
pos-pos informasi
akses masuk dari jalan utama
parkir
3. Zona Konservasi Masyarakat Islam
Terdiri dari bangunan/objek yang memiliki nilai sejarah penting dan
menonjolkan budaya setempat, seperti museum, rumah peninggalan tokoh-
tokoh, dan lain-lain. Pengembangan kawasan ini diarahkan pada perlindungan
dan pemeliharaan terhadap bangunan/objek yang saat ini sudah
dikembangkan sebagai objek wisata budaya/sejarah, pengembalian fungsi
(revitalisasi) bangunan/objek sebagai objek budaya dan sejarah, serta
VII-6
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN DANAU MANINJAU
pemugaran bangunan/objek yang sudah rusak. Dalam sebuah kompleks
bangunan budaya bersejarah diarahkan akan dikembangkan fasilitas
sedemikian rupa, sehingga pengunjung dapat mengenali hasil karya para
tokoh bersejarah tersebut. Beberapa komponen ruang tersebut adalah:
Museum Buya HAMKA,
rumah peninggalan Buya HAMKA
restoran
pondok karya sastra
Parkir
Dermaga
4. Zona Konservasi Perkebunan dan Akomodasi Wisata Perikanan
Merupakan areal keramba/jala apung yang saat ini tersebar di sepanjang
pinggiran danau atau di sekitar lahan persawahan. Pengembangannya
diarahkan pada penciptaan kegiatan ternak ikan sebagai atraksi wisata,
misalnya penanaman benih ikan, panen ikan, memberi ikan, dan lain-lain.
Pada kawasan ini juga nantinya dapat dimungkinkan untuk dikembangkan
kegiatan pemancingan. Komponen ruang yang dialokasikan antara lain:
Restoran
Jalan setapak menyusuri danau
Dermaga perahu
Pemancingan
5. Akomodasi Wisata Peternakan
Kawasan ini antara lain merupakan kawasan yang saat ini sudah menjadi
kawasan peternakan atau kawasan-kawasan lainnya yang berpotensi
dikembangkan sebagai kawasan peternakan. Pengembangan kawasan
peternakan diarahkan sebagai obyek sekaligus atraksi wisata agro, yang
memungkinkan dikembangkannya fasilitas wisata pendukung. Kegiatan yang
dapat menjadi obyek dan atraksi wisata di kawasan peternakan antara lain
adalah lingkungan sekitar kompleks peternakan, kegiatan pemberian pakan
ternak, pemerahan sapi, pemandian ternak, dan sebagainya.
6. Kawasan pusat pelayanan
Merupakan kawasan yang diarahkan sebagai pusat pelayanan wisata di
masing-masing Nagari. Kawasan ini dibagi menjadi pusat pelayanan utama
dan pusat pelayanan pendukung. Pusat pelayanan utama terdiri dari beberapa
komponen ruang, seperti:
Perdagangan wisata
Akomodasi wisata
Pemerintahan pelayanan publik dan Kenagarian
VII-7
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN DANAU MANINJAU
Permukiman
Fasilitas transportasi wisata.
Pusat pelayanan pendukung terdiri dari komponen ruang:
Perdagangan lingkungan
Pemerintahan Kenagarian
Permukiman
7. Zona Inti Masyarakat Islami
Kawasan ini merupakan kawasan wisata Islami yang akan dikembangkan
dalam sebuah areal kompleks wisata. Pengembangan wisata ini sekaligus
diarahkan sebagai pusat penyebaran ajaran Islam, oleh karena itu
pengembangan wisata khusus ini diarahkan untuk wisatawan dengan minat
dan keinginan khusus mengenal ajaran dan nilai budaya Islam. Termasuk
dalam kawasan wisata khusus ini antara lain adalah Mesjid, fasilitas Islamic
Center, Perguruan Tinggi Islam, Pondok Muslim (fasilitas penginapan), toko-
toko cenderamata, dan lain-lain.
8. Kawasan Non Terbangun
Terdiri dari kawasan pertanian, perkebunan, dan kawasan hutan. Kawasan ini
diarahkan sebagai kawasan ruang terbuka (open space), untuk menjaga view
ke danau. Pada beberapa lahan pertanian dan perkebunan memungkinkan
untuk dijadikan sebagai cadangan lahan pengembangan permukiman
kawasan perkotaan.
Sementara, kawasan hutan terdiri atas agroforestry dan cagar alam. Kawasan
hutan dikembangkan pula sebagai salah satu lokasi objek/kegiatan wisata,
seperti hiking atau lintas alam, jogging, dan lain-lain. Termasuk ke dalam
pengembangan kawasan ini adalah pemanfaatan atraksi-atraksi unik, seperti
flora, fauna, air terjun, dan sebagainya
Pengalokasian komponen-komponen ruang itu nantinya memerlukan
pertimbangan awal kesesuaian arahan makro yang telah dirumuskan sebelumnya
dengan kondisi eksisting penggunaan lahan secara lebih mendalam dan rinci.
Kesesuaian ini akan menjadi dasar bagi perumusan arahan detail selanjutnya,
sehingga arahan makro dapat lebih implementatif, selain juga
mempertimbangkan:
Tujuan pemanfaatan ruang makro dan tujuan pemanfaatan ruang Kawasan
Pusat Kota Maninjau
VII-8
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN DANAU MANINJAU
Keberlangsungan ekosistem Kawasan Pusat Kota Maninjau dalam lingkup
ekosistem Danau Maninjau secara kesseluruhan
Konsep pengembangan wisata di masing-masing Nagari yang di-“payungi”
oleh konsep pengembangan Kawasan Pusat Kota Maninjau wisata ala
Minangkabau
Kecenderungan perkembangan kegiatan masyarakat setempat
Keterkaitannya dengan kegiatan-kegiatan di sekitar, terutama dengan
kegiatan wisata sebagai kegiatan utama kawasan
Keberadaan potensi-potensi setempat, seperti potensi wisata berupa
bangunan dan situs bersejarah
VII-9
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN DANAU MANINJAU
GAMBAR 7.2SKEMA KEBUTUHAN KOMPONEN RUANG KAWASAN FUNGSIONAL
VII-10
Kawasan pintu gerbang wisata (kawasan pusat pelayanan utama kawasan):PermukimanRTHPusat informasi wisataPemerintahanPerdagangan dan Wisata
BelanjaPerkantoranAkomodasi wisata Parkir Terminal
Kawasan konservasi dan akomodasi wisata pertanian:Bentang alam persawahan Pos informasiRestoran dan rest area
berorientasi pada danauParkir
Kawasan konservasi masyarakat Islami:Kompleks wisata budaya dan
bersejarah Museum Buya Hamka
Rest area di tepian danauDermagaParkir
Kawasan konservasi perkebunan dan akomodasi wisata perikanan:Bentang alam perkebunanKegiatan keramba/jala apungDermagaPemancinganParkir
Kawasan akomodasi wisata peternakan:
Kegiatan agro-peternakan (pemerahan sapi, pemberian pakan ternak, pemandian ternak, dll)
Restoran dan rest areaPenjualan susuBangunan penunjang
Kawasan zona inti masyarakat Islami:Pintu gerbang sekunderMesjid tuaIslamic CentreUniversitas IslamPondok MuslimToko cinderamataParkir
Kawasan pelayanan pendukungi:Perdagangan dan jasaKantor Pemerintahan NagariPusat informasi wisata Nagari
PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG KAWASAN DANAU MANINJAU
GAMBAR 7.3SKEMA KONSEP ARAHAN DETAIL PEMANFAATAN RUANG
KAWASAN PUSAT KOTA MANINJAU KAWASAN DANAU MANINJAU
TUJUAN PEMANFAATAN RUANGKAWASAN DANAU MANINJAU
Mengalokasikan kegiatan eksternal dan lokal yang sinergis dengan fungsi alami dan budaya masyarakat setempat sebagai upaya
meningkatkan daya tarik ruang Danau Maninjau.
TUJUAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN PUSAT KOTA MANINJAU
Menciptakan daya tarik ruang wisata dengan mengalokasikan kegiatan-kegiatan pada kawasan fungsional dengan
mempertimbangkan hubungan keterkaitan antarkomponen kegiatan.
.
WISATA ALA MINANGKABAU
WISATA AGRO
WISATA PERKOTAAN
WISATA DAKWAH
Komponen:Kawasan wisata khusus
(muslim)Kawasan perdaganganKawasan perkantoran Nagari Fasilitas wisata hotel, restoran,
café,dllBentang alam persawahanFasilitas wisata pondok
penginapan muslim, rumah makan, dll)
Komponen:Bentang alam
persawahanKawasan peternakanKawasan hutanPengusahaan ikanPusat wisataKawasan perdaganganKawasan perkantoran
NagariFasilitas wisata hotel dan
restoran
Komponen:Pintu gerbang wisataKawasan perdaganganKawasan perkantoran
pelayanan publik dan Nagari
Fasilitas wisata hotel, restoran, café,dll
ALOKASI RUANG
Aspirasi daerah : wisata sebagai kegiatan utama
Karakteristik Budaya & Kegiatan Masyarakat
VII-11