BAB-6-p
description
Transcript of BAB-6-p
![Page 1: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/1.jpg)
1
BAB VI SPESIFIKASI TEKNIK
BAHAN DAN PEMASANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM
6.1. Umum
.
Spesifikasi teknis ini bertujuan untuk memberikan keterangan
kepada Supplier, Pelaksana pekerjaan tentang metodologi teknis
secara umum maupun hal-hal non teknis yang menyangkut
pelaksanaan pekerjaan pemasangan jaringan perpipaan yang harus
diikuti oleh Supplier maupun Pelaksana pekerjaan. Diharapkan
dengan mengikuti persyaratan ini para pemberi tugas atau pemilik
proyek mendapatkan hasil kerja dan bahan yang paling optimal.
6.2. Spesifikasi Reservoir Beton
Persyaratan yang dipakai untuk pekerjaan ini sesuai dengan standar
yang berlaku di Indonesia seperti PBI 1971, NI 70 dan lain lain
Bahan Konstruksi
1. Semen
Jenis atau tipe semen yang dipakai adalah semen jenis type I yaitu
jenis semen untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan
persyaratan khusus.
![Page 2: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/2.jpg)
2
Pelaksana pekerjaan harus membawa contoh semen yang
memenuhi persyaratan dan contoh ini akan dipakai sebagai
pedoman dalam pengadaan semen.
Merk semen yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan
yang sudah ditentukan dan harus dilengkapi dengan pengujian atau
sertifikat dari pabrik semen yang bersangkutan.
2. Agregat Halus (Pasir)
Agregat halus alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batu-
batuan atau pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah.
Agregat halus yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
• Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam, keras dan
kekal.
• Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %,
yang ditentukan terhadap berat kering.
• Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-nahan organis
terlalu banyak, untuk membuktikan harus diadakan percobaan
warna dari Abrams-Harder.
• Gradasi agregat halus harus baik dan memenuhi pasal 3.1. ayat
5 PBI – 71.
• Pasir dari laut tidak boleh digunakan.
Contoh bahan itu akan dipakai sebagai pedoman pengiriman agregat
halus di lapangan. Apabila ada perbedaan antara agregat halus di
lapangan dengan contoh yang ada, maka agregat halus tersebut
harus secepat mungkin disingkirkan dari lapangan supaya tidak
terjadi kekeliruan pemakaian.
![Page 3: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/3.jpg)
3
3. Agregat Kasar
Agregat kasar berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari
batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan
batu. Agregat kaar yang digunakan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
� Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras atau tidak
berpori dan kekal.
� Kandungan lumpur tidak boleh lebih dari 1 % yang ditentukan
terhadap berat kering.
� Tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,
seperti zat-zat reaktif alkali.
� Gradasi agregat kasar harus baik atau memenuhi pasal 3,4 ayat 6
PBI – 71. Ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar
harus melebihi nilai berikut :
1. 1/5 jarak terkecil antara samping dan cetakan.
2. 1/3 tebal plat.
3. 3/4 jarak minimum atau barang tulangan.
4. Air
Air yang akan dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
� Air tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak
beton atau baja tulangan.
� Air yang tidak dapat diminum tidak boleh dipakai untuk
pembuatan beton.
![Page 4: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/4.jpg)
4
Air yang akan dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton harus
diadakan pemeriksaan di Laboratorium untuk membuktikan apakah
air yang akan dipakai sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.
5. Baja Tulangan
Baja tulangan yang akan dipakai harus memenuhi standar mutu
yang disyaratkan dalam PBI – 71. Untuk membuktikan bahwa baja
tulangan tersebut sesuai standar mutu yang disyaratkan, maka
diharuskan diuji di Laboratorium Bahan Konstruksi Bangunan.
Bentuk baja tulangan dapat berupa tulangan polos maupun tulangan
yang diprofilkan (deform), asal memenuhi standar mutu yang
disyaratkan. Tulangan polos diartikan batang prismatis
berpenampang bulat, persegi, lonjong dan lain-lain dengan
permukaan licin.
Tulangan diprofilkan (deform) diartikan batang prismatis atau puntir
yang permukaan diberi rusuk-rusuk yang terpasang tegak lurus atau
miring terhadap sumbu batang.
Kawat pengikat yang dipakai dari baja lunak dengan diameter
minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak
bersepu seng. Sebelum kawat pengikat ini dipakai di lapangan,
6. Bahan Pembantu
Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pekerjaan, waktu
pengikatan dan pengerasan diijinkan untuk dimanfaatkan. asal dapat
sudah mendapat ijin tertulis dari Pemberi Tugas.
![Page 5: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/5.jpg)
5
7. Pemeriksaan Bahan
Semua bahan yang akan dipakai seperti yang disebutkan di atas
harus dilakukan pengetesan di Laboratorium Bahan Konstruksi
Bangunan ..
8. Penyimpanan Bahan Konstruksi
Dalam pengangkutan semen ke tempat penyimpanan (gudang) di
tempat pelaksanaan harus dijaga agar semen menjadi lembab.
Semen harus disimpan di dalam gudang, sedemikian rupa sehingga
terjamin tidak akan rusak dan atau tercampur dengan bahan-bahan
lain.
Semen dari berbagai jenis harus disimpan sedemikian rupa sehingga
tidak mungkin semen dan jenis yang satu bertukar dengan jenis
yang lain.
Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang
didatangkan baru, tidak boleh dilakukan di atas timbunan semen
yang sudah ada dan pemakaian semen harus dilakukan menurut
urutan pengiriman.
Apabila semen telah disimpan lama dan atau mutunya diragukan,
maka sebelum dipakai harus dibuktikan terlebih dahulu bahwa
semen tersebut masih memenuhi syarat.
Agregat harus ditimbun di tempat pekerjaan sedemikian rupa
sehingga pengotoran oleh bahan-bahan lain dan atau pencampuran
satu sama lain dapat dicegah. Penggunaan bak-bak bahan yang
![Page 6: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/6.jpg)
6
berlantai sangat dianjurkan untuk mencegah terbawanya tanah
bawah pada waktu pengambilan bahan.
Batang-batang tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh
tanah. Batang-batang tulangan dari berbagai jenis baja harus diberi
tanda dan ditimbun terpisah dari jenis satu dengan jenis lainnya,
sehingga tidak memungkinakan tidak kemungkinan tertukar.
Penimbunan baang-batang tulangan di udara terbuka untuk jangka
waktu yang panjang harus dicegah.
9. Adukan Percobaan
• Pelaksana pekerjaan harus menyerahkan jauh hari sebelum
pengujian dilaksanakan, data berikut ini untuk rencana adukan
tiap kelas beton.
• Usulan distribusi ukuran butiran agregat halus.
• Usulan distribusi ukuran butiran kasar.
• Asal agregat halus dan kasar.
• Pengolahan adukan.
• Kandungan semen.
• Perbandingan air dan semen.
• Usulan Slump.
• Bahan aditif jika ada.
Dari adukan yang diusulkan, harus diambil kubus uji sebagai berikut:
• Untuk setiap kelas beton, harus dibuat 6 kubus diuji pada umur 7
hari dan tiga kubus lagi diuji pada 28 hari.
• Pada tiap umur pengujian, kekuatan kubus tidak lebih rendah
dari 1 1/3 kali kekuatan kubus uji yang disyaratkan.
![Page 7: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/7.jpg)
7
Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana pekerjaan harus
menyerahkan kepada Pemberi Tugas untuk disetujui mengenai
detail lengkap pengujian ini bersama dengan analisa gradasi dan
perhitungan rencana campuran (mix design). Pelaksana pekerjaan
tidak boleh melakukan pengecoran bagian manapun sebelum
campurannya disetujui.
Kelas Beton
URAIAN I= K = 225 II=K=175 III
Kekuatan kubus karakteristik (150 x 150 x
150) mm 28 hari yang ditentukan 22,5 kg/cm2 175 kg/cm2 - kg/cm2
Ukuran agregrat maksimum 25 mm 25 mm 30 mm
Kandungan semen minimum 325 kg/cm2 325 kg/cm2 - kg/cm2
Perbandingan campuran percobaan
pertama semen : Agregat halus : agregat
kasar
1 : 11,5 : 2,5 1 : 2 : 3 1 : 3 : 6
Basic Slump maks./Minimum (umum) 75/50 75/50 -
Reviasi standard permulaan 65 N/cm2 65 N/cm2 -
Perbandingan campuran yang diberikan diatas telah diperkirakan
guna mencapai kekuatan yang disyaratkan pada umur 28 hari
setelah pengecoran. Dengan ketentuan bahwa bahan yang dipakai
bermutu baik dan pengawasan dilakukan dengan baik. Meskipun
demikian, semua campuran beton yang akan dipakai di lapangan
sebelumnya harus sudah diadakan pengadaan di laboratorium.
![Page 8: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/8.jpg)
8
Beton hendaknya dinilai dengan pengertian bahwa kekuatan yang
disyaratkan untuk kelas tertentu lebih menentukan dari pada
perbandingan campuran yang diperlihatkan.
10. Pengujian Beton dan Bahan-bahan Beton
Pada umumnya, metode pengujian harus sesuai dengan PBI 1971
bagian 4,7 dan dapat juga mencakup pengujian slump dan tekan.
Jika tidak memenuhi persyaratan percobaan slump, adukan yang
tidak disetujui tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari
lapangan oleh Pelaksana pekerjaan. Jika pengujian tekan gagal,
harus ditetapkan prosedur perbaikan sebagaimana diuraikan dalam
PBI 1971.
Tes kubus sejumlah sekurang-kurangnya 1 kubus untuk tiap 10 m3
dan minimum 3 kubus tiap hari.
Kubus-kubus tersebut harus ditempatkan dalam kondisi yang sama
dengan kondisi yang sebenarnya dan harus diuji setelah 7 atau 28
hari .
11. Pengontrolan Mutu Beton dan Pengujian Kekuatan
Lapangan
Pelaksana pekerjaan bertanggung jawab sepenuhnya untuk
menghasilkan beton seragam, yang memiliki kekuatan serta sifat-
sifat lainnya sebagaimana yang telah ditetapkan. Untuk ini,
Pelaksana pekerjaan harus menyediakan dengan biaya sendiri, serta
mempergunakan alat penimbang sistem volumetik yang akurat untuk
![Page 9: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/9.jpg)
9
mengukur air, peralatan yang sesuai untuk mengaduk dan mencor
beton serta peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan untuk
pengujian sebagaimana mestinya. Semen dan semua agregat harus
diukur dan ditetapkan proporsinya menurut berat. Pengadaan yang
memakai kantung semen yang tidak diperbolehkan.
12. Pengadukan Beton
Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat
pengecoran. Pekerjaan pengecoran bila mungkin, harus diatur
sedemikian rupa sehingga seluruh operasi dapat dilihat dari satu titik
dan diawasi serta dicek oleh pengawas. Pengadukan dengan tangan
tidak diijinkan.
13. Pengangkutan Beton
Pengangkutan adukan beton harus mengikuti ketentuan sebagai
berikut :
• Pengangkutan beton yang telah diaduk dari tempat pengadukan
ke tempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang mana
dapat mencegah segregasi dan kehilangan bahan-bahan (semen,
air dan agregat halus).
• Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran dengan perantaraan talang-talang miring hanya
dapat dilakukan.
• Adukan beton harus sudah dicor dalam waktu 1 jam setelah
pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini dapat
memperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan
dengan kontinu secara mekanis, jangka waktu ini harus
diperhatikan apabila diperlukan waktu pengangkutan yang lama
![Page 10: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/10.jpg)
10
atau panjang. Apabila dibutuhkan jangka waktu pengangkutan
yang lebih lama atau panjang dari ketentuan-ketentuan di atas,
maka harus dipakai bahan penghambat pengikatan yang berupa
bahan pembantu. Pengangkutan beton ini harus terlindung
terhadap cuaca buruk seperti suhu yang panas, hujan ataupun
angin yang kencang yang dapat mempengaruhi penguapan air
secara cepat dalam campuran beton.
14. Pengecoran Beton
Pengecoran beton di bagian manapun tidak boleh dilakukan sebelum
pekerjaan perancah, acuhan dan pekerjaan persiapan setelah
selesai dikerjakan sesuai dengan spesifikasi.
Pelaksana pekerjaan harus memberikan usulan rencana kerja
pengecoran yang meliputi volume pekerjaan, kapasitas produksi
adukan beton dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebelum
pekerjaan pengecoran dilakukan.
15. Persiapan Pengecoran
Semua peralatan, material dan tenaga kerja harus siap di lapangan
sebelum pengecoran ini dimulai. Permukaan sebelah dalam dari
acuan dimana akan dilaksanakan pekerjaan pengecoran harus
benar-benar bersih dari kotoran-kotoran yang berupa bahan lepas.
Apabila acuan terbuat dari bahan yang diperkirakan akan menyerap
air yang banyak, maka acuan itu harus dibasahi dahulu hingga
jenuh, sehingga dalam adukan campuran beton tidak habis terserap
pada acuan.
![Page 11: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/11.jpg)
11
Tulangan-tulangan harus dibersihkan dari karat, penempatan
tulangan harus sesuai dengan gambar. Rencana, beton deking
harus sudah terpasang dengan benar dan keseluruhannya.
Apabila akan memakai bahan pembantu dengan maksud untuk
mempermudah pelepasan acauan setelah beton mengeras, harus
betul-betul diperiksa sehingga tidak menggangu pelekatan antara
besi dan beton.
Apabila beton akan dicorkan di atas bidang-bidang beton lama,
maka bidang beton lama tersebut harus dikasarkan terlebih dalam
dan dibersihkan dari kotoran yang melekat dan harus disiram
dengan air sampai jenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton baru
dilaksanakan bidang-bidang kontak beton lama telah disapu dengan
spesi mortar dengan campuran yang sesuai dengan betonnya,
mortar ini dapat diganti dengan menggunakan lem betonnya.
Pekerjaan persiapan ini harus diperiksa bersama-sama antara
Pelaksana pekerjaan dan Pemberi Pekerjaan, hasil pemeriksaan ini
akan dibuat berita acara yang sudah disiapkan oleh Pelaksana
pekerjaan.
16. Pelaksanaan Pengecoran
Pengecoran beton hanya sebaiknya pada siang hari,. Apabila
pengecoran dilaksanakan pada malam hari, perlengkapan
pengecoran, penerangan dan lain-lain yang diperlukan harus
disiapkan sehingga pekerjaan pengecoran menghasilkan mutu yang
sebaik-baiknya.
![Page 12: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/12.jpg)
12
Pengecoran sebaiknya dilaksanakan segera mungkin setelah selesai
pengadukan dan sebelum terjadi proses pengikatan. Penundaan
pengecoran dalam hal masih diijinkan dalam batas-batas beton
masih dapat dikerjakan dengan baik tanpa penambahan air.
Pengecoran dan pengerjaan beton harus diselesaikan dalam waktu
20 menit sesudah dari mixer, kecuali diberikan bahan-bahan
pembantu yang bersifat memperlambat proses pengerasan.
Pelaksanaan pengecoran beton hendaknya dikerjakan sedemikian
rupa sehingga tidak terjadi pemisahan bahan (Segregation) dan
pengerjaan kembali beton yang telah selesai dicor. Adukan beton
tidak diperbolehkan dijatuhkan dengan ketinggian lebih dari 1,5 m
tetapi jika bagian pekerjaan tertentu memerlukan agar beton
dijatuhkan dari tempat tinggi, maka alat-alat dan metoda yang akan
dipakai harus mendapat persetujuan dan juga tidak boleh menimbun
beton dalam jumlah besar di suatu tempat dengan maksud untuk
kemudian meratakannya sepanjang acuan.
Lubang-lubang drainase dan sebagainya yang harus dibuat seperti
apa yang ditujukan dalam gambar harus dibuat dari bambu atau
batang pisang atau bahan lainnya dengan diameter 5 – 7,5 cm dan
harus dipersiapkan sebelum pelaksanaan pengecoran.
Untuk beton dengan mutu lebih besar dari K-225 atau beton-beton
dengan persyarat kekuatan yang tinggi, pengecoran harus dilakukan
secepatnya sesudah selesai pengadukan.
Untuk dinding beton, pengecoran dilakukan secara lapis-lapis
horizontal dengan tebal pada umumnya diambil 30 cm menerus ke
seluruh panjangnya sampai dengan pengakhiran yang disokong oleh
![Page 13: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/13.jpg)
13
acuan yang kokoh atau konstruksi khusus (construction joints)
seperti yang diperlihatkan pada gambar rencana.
Beton, acuan dan atau tulangan yang menonjol keluar harus
dicegah dari kemungkinan kena sentuhan atau getaran yang
dapat membahayakan daya ikatnya dengan beton.
Dalam pelaksanaan pengecoran yang perlu diperlihatkan suhu
tempat pengecoran tidak boleh lebih dari 38oC atau di bawah
hujan lebat tanpa adanya usaha-usaha untuk melindunginya.
Kalau pengecoran akan dilaksanakan pada suhu tinggi,
Pelaksana pekerjaan harus memperhitungkan kehilangan air
pada adukan akibat penguapan pada saat transport ataupun
pada saat penguapan. Kalau di tempat pengecoran lebih besar
dari 38oC, maka dapat dipakai cara-cara sebagai berikut :
� Semua persediaan agregat, air dan tangki penimbunannya dan
juga mesin pengaduk harus dilindungi dari sinar matahari.
� Agregat didinginkan secara kontinu dengan air bila mungkin.
� Air yang digunakan dapat didinginkan dengan menambah air
pada tangki penimbunan jika diperlukan.
Dalam pengecoran ini, Pelaksana pekerjaan harus membuat catatan
lengkap mengenai tanggal, waktu dan kondisi pengecoran beton
pada tiap bagian pekerjaan.
16.5. Pemadatan Beton
Selama proses pengecoran berlangsung, maka beton harus
dipadatkan dengan alat mekanis (vibrator) disamping itu
![Page 14: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/14.jpg)
14
dimungkinkan pula pemadatan dengan menggunakan tenaga
manusia maka dapat dilakukan dengan cara memukul-mukul acuan
dari sebelah luar, mencocok-cocok atau menusuk-nusuk adukan
beton secara kontinu. Ketelitian ini, dalam hal ini sangat perlu
diperhatikan agar semua terisi, sela-sela diantara dan sekeliling
tulangan terpenuhi tanpa menggeser kedudukan tulangan dan
sebagainya, membuat agar permukaan menjadi rata dan halus,
mengeluarkan gelembung-gelembung udara serta mengisi semua
rongga-rongga. Tenaga-tenaga yang mengerjakan pekerjaan ini
harus telah banyak pengalaman .
Dalam hal pemadatan beton dilakukan dengan alat-alat pengebor,
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
� Jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan kira-kira
vertikal, tetapi dalam keadaan khusus boleh miring sampai 45o.
� Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan ke arah
horisontal karena hal ini akan menyebabkan pemisahan bahan-
bahan.
� Jarum penggetar tidak diperbolehkan mengenai cetakan atau
bagian beton yang sudah mulai mengeras.
� Lapisan yang digerakkan tidak boleh lebih panjang dari jarum
atau antara 30 – 50 cm. Oleh karena itu apabila pengecoran pada
bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal harus dilakukan lapis
demi lapis, sehingga tiap-tiap lapis dapat dipadatkan dengan baik
� Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai
tampak mengkilap sekitar jarum, pada umumnya tercapai setelah
30 detik. Penarikan jarum ini tidak boleh dilakukan terlalu cepat,
agar rongga bekas jarum dapat diisi penuh lagi dengan adukan.
� Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa
sehingga daerah-aerah pengaruhnya saling menutupi.
![Page 15: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/15.jpg)
15
Jenis vibrasi yang dapat digunakan adalah external dan lateral
vibrator,.
Jumlah minimum internal vibrator untuk memadatkan beton
diberikan pada tabel dibawah ini :
I. KECEPATAN MENGECOR
BETON
II. JUMLAH
ALAT
4 M3/jam
8 M3/jam
12 M3/jam
16 M3/jam
20 M3/jam
2
3
4
5
6
Dianjurkan Pelaksana pekerjaan selalu menyediakan vibrator
cadangan apabila ada kerusakan vibrator, maka pekerjaan tertunda.
17. Lantai Kerja
Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung di atas permukaan
tanah, kecuali jika ditetapkan lain, maka harus dibuat lantai kerja
minimum setebal 50 mm, kelas III, di atas tanah sebelum tulangan
beton ditempatkan atau dipasang.
18. Spesi Semen (Cement Mortar)
Spesi harus terdiri dari satu bagian semen berbanding sejumlah
bagian agregat halus yang sudah ditetapkan dan ditambah air bersih
sedemikian rupa sehingga dihasilkan campuran akhir yang
konsistensi plastisnya. Spesi harus diaduk pada suatu landasan
![Page 16: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/16.jpg)
16
kayu atau logam dalam jumlah kecil menurut keperluan dan setiap
spesi-spesi yang sudah mulai mengeras dan telah dicampur dalam
waktu lebih dari 30 menit tidak boleh dipakai dalam pekerjaan. Spesi
yang sudah mengeras sebagian tidak boleh diolah lagi untuk dipakai.
19. Perlindungan dan Pengeringan Beton
Untuk mencegah pengeringan bidang-bidang beton selama paling
sedikit 2 minggu, beton harus dibasahi terus menerus, antara lain
dengan menutupinya dengan karung-karung basah. Pada pelat-pelat
atap pembahasan terus menerus ini harus dilakukan dengan
merendamnya atau menggenanginya dengan air. Pada hari-hari
pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak
boleh diganggu. Sangat dilarang untuk mempergunakan lantai yang
belum cukup mengeras tempat penimbunan bahan-bahan atau
sebagai jalan untuk mengangkut bahan yang berat.
20. Pengerjaan Permukaan Beton
Selama dilaksanakan penataan permukaan atas beton yang dicor
setempat, permukaan yang dihasilkan harus datar dengan hasil akhir
yang rata tetapi masih bertekstur kasar. Sebelum pengerasan
pertama dimulai, permukaan tersebut harus diratakan lagi sesudah
semen (trowelling) dimana perlu untuk menutup retakan-retakan dan
mencegah timbulnya celahan yang berlebihan pada permukaan yang
terbuka.
21. Siar-siar Konstruksi
![Page 17: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/17.jpg)
17
Semua siar konstruksi dalam beton harus dibentuk rata horizontal
atau vertikal. Siar-siar tersebut harus berakhir pada bekisting yang
kokoh yang ditunjang dengan baik, jika perlu, di bor guna melewati
penulangan. Bila pekerjaan pengecoran ditunda sampai beton yang
sudah dicor mulai mengeras, maka dianggap terdapat siar
konstruksi. Jika diperlukan siar konstruksi ditempat yang lain dari
pada yang telah disetujui, karena terjadi kerusakan alat atau dasar
lain yang tak terduga, harus disediakan penopang tegak lurus pada
garis tegangan-tegangan utama, tetapi jika lokasinya dekat tumpuan
suatu pelat atau balok, maka beton yang sudah dicor harus dipecah
kembali dan disingkirkan sehingga dicapai suatu lokasi yang cocok
untuk siar konstruksi sebagaimana disepakati.
Jika beton kurang dari 3 hari umurnya, permukaan tersebut harus
disiapkan dengan pengikatan seluruhnya, tetapi jika umurnya sudah
lebih dari 3 hari atau sudah terlalu keras, permukaan tersebut harus
dilukai secara ringan atau ditembus dengan pasir (band blasted)
untuk memperlihatkan agregat.
22. Bekisting
22.5. Pembuatan
Semua bekisting harus dirancang dan dibuat hingga dinilai
memuaskan. Pelaksana pekerjaan harus menyerahkan rencananya
untuk disetujui, dalam jangka waktu yang cukup sebelum dimulai.
Semua bekisting harus diperkuat dengan klam dari balok-balok kecil
dan harus yang kuat serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar
tidak terjadi distorsi ketika beton dicorkan. Dipadatkan dan
![Page 18: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/18.jpg)
18
mengeras. Bekisting dari kayu dan triplek harus dibuat dari kayu
yang sudah diolah dengan baik. Semua sambungan harus cukup
kencang agar tidak terjadi kebocoran.
Agar beton tidak menempel pada bekisting, bagian permukaan
dalam bekisting diberi selapis minyak yang jenisnya sudah disetujui,
sebelum beton dicorkan. Minyak pelumas baik yang sudah atau
belum dipakai tidak boleh dipakai untuk maksud ini. Harus
diperhatikan agar besi tulangan tidak terkena bahan pelapis
semacam ini.
Pengikat baja untuk di dalam atau blok antara (specer) yang sudah
disetujui boleh dipakai. Bagian dari pengikat atau perantara yang
ditanam permanen dalam beton sekurang-kurangnya harus berjarak
50 mm dari permukaan akhir beton. Setiap lubang dalam permukaan
beton yang timbul akibat pengikat atau perantara harus ditutup
dengan rapi setelah bekisting dibuka dengan spesi semen yang
campuran serta konsistensinya sama dengan mutu beton induknya.
Semua permukaan beton yang terbuka harus halus, maka bekisting
harus dilapisi dengan triplek bermutu tinggi. Sebelum memasang
kayu bekisting,
Semua sudut-sudut kolom, balok dan tembok yang terbuka harus
diberi alur 15 mm kecuali jika ditetapkan lain pada gambar rencana.
Bekisting untuk kolom dan dinding harus diberi lubang agar kotoran,
debu dan benda lainnya dapat disingkirkan sebelum beton dicorkan.
Beton di bagian manapun tidak boleh dicorkan sebelum bekistingnya
diperiksa.
![Page 19: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/19.jpg)
19
22.6. Pembukaan
Pembukaan bekisting harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan kerusakan pada beton. Bekisting tidak boleh
dibuka sebelum beton mencapai kekuatan yang cukup untuk
menahan tegangan-tegangan yang timbul akibat pembukaan dan
jika diperlukan Pelaksana pekerjaan harus membuktikannya.
Jangka waktu minimum antara pengecoran dan pemadatan beton
dengan pengangkatan bekisting adalah 3 hari, namun demikian hal
ini tidak membebaskan Pelaksana pekerjaan dari kewajibannya
untuk menunda pengangkatan bekisting sampai beton mencapai
kekuatan yang memadai. Pelaksana pekerjaan harus bertanggung
jawab dan wajib memperbaiki semua kerusakan yang timbul akibat
pengangkatan bekisting yang terlalu dini, atas biaya sendiri. Jika
setelah pengangkatan bekisting ternyata sarang laba pada beton
atau cacat lainnya, harus segera di identifikasi.. Setelah struktur
selesai, semua bekisting harus dibongkar seluruhnya,.
23. Penulangan
23.5. Umum
Semua baja tulangan harus bebas dari serpihan karat lepas, minyak,
gemuk, cat debu atau zat lainnya yang dapat mengganggu
perlekatan yang sempurna antara tulangan dan beton. Bila perlu
baja harus disikat atau dibersihkan sebelum dipakai.
![Page 20: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/20.jpg)
20
Beton tidak boleh dicorkan sebelum penulangan diperiksa. Baja
tulang sedang harus BJTP 24 yang sesuai dengan SII 0136 1984
atau yang setara untuk baja tulangan ukuran sedang yang polos.
Baja tulangan bertegangan tinggi harus BJTP 40 yang sesuai
dengan SII 0136 1984 atau setara baja ulir bertegangan tinggi.
Tegangan leleh baja tulangan bertegangan tinggi minimum 4000
kg/cm2 dan perpanjangannya harus lebih dari 16 %.
23.6. Penyimpanan
Baja tulangan harus disimpan di bawah atap yang tahan air dan
diberi alas dari muka tanah atau air yang tergenang serta harus
dilindungi dari kemungkinan kerusakan dan karat.
23.7. Penekukan Penulangan
Pada tahap awal pekerjaan, Pelaksana pekerjaan harus
mempersiapkan daftar tekukan (bending schedule).
Semua baja tulangan harus semua ditekuk secara tepat menurut
bentuk dan dimensi yang diperlihatkan dalam gambar dan sesuai
dengan PBI – 71 atau yang setara serta dipasang pada posisi yang
tepat seperti diperlihatkan pada gambar sehingga beton deking yang
ditetapkan dapat dipenuhi di semua tempat. Baja harus ditekuk
dengan alat yang disetujui. Tulangan tidak boleh ditekuk atau
diluruskan dengan cara yang dapat menimbulkan kerusakan
tulangan yang mempunyai lengkungan atau lekukan yang tidak
sesuai dengan gambar tidak boleh dipakai.
![Page 21: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/21.jpg)
21
Harus diperhatikan agar panjang keseluruhan dari tulangan yang
mempunyai banyak tekukan, tepat dan sesudah penekukan dan
pemasangan batang baja tetap di tempat tanpa timbul lengkungan
atau puntiran. Bila diperlukan satu radius untuk tekukan atau
lengkungan, maka dikerjakan dengan sebuah penjepit (pin) yang
mempunyai diameter 4 kali besar diameter batang yang ditekuk.
24. Pemasangan
Tulangan harus dipasang dengan tepat pada posisi yang
diperlihatkan pada gambar dan harus ditahan jaraknya dari bekisting
dengan memakai dudukan beton atau gantungan logam menurut
kebutuhan, dan pada persilangan diikat dengan kawat baja yang
pilar dingin dengan diameter tidak kurang dari 1,6 mm, ujung-ujung
kawat harus diarahkan ke bagian tubuh utama beton.
Baja tidak boleh ditumpu dengan penahan logam yang menonjol
hingga ke permukaan beton, pada tumpuan kayu atau kepingan-
kepingan agregat kasar.
Bila pengatur jarak dari spesi pra cetak untuk mengatur tebal beton
deking sekurang-kurangnya harus mempunyai kekuatan yang sama
dengan kekuatan yang ditetapkan untuk beton yang sedang dicor
dan harus sekecil mungkin. Blok-blok ini harus dikencangkan dengan
kawat yang ditanam didalamnya dan harus dicelupkan dalam air
sebelum dipakai.
Selama pengecoran berlangsung, seorang pemasang tulangan yang
ahli harus berada ditempat untuk mengecek, menyesuaikan dan
memperbaiki tulangan.
![Page 22: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/22.jpg)
22
Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari
beton pada siar konstruksi atau lainnya tidak boleh ditekuk selama
pengecoran ditunda.
Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan
teliti dari beton yang sudah mengering atau mengering sebagian
yang mungkin menempel dari pengecoran sebelumnya.
Sebelum pengecoran, seluruh tulangan yang sudah dipasang pada
tiap bagian pekerjaan harus di periksa dalam tenggang waktu yang
cukup.
Jarak minimum dari permukaan suatu batang termasuk sengkang ke
permukaan beton terdekat harus sesuai dengan gambar untuk tiap
bagian pekerjaan.
24.5. Toleransi untuk Beton yang tidak Terbuka
Posisi bagian-bagian struktur antara lain as-as balok atau dinding
atau pelat harus tepat dalam batas-batas toleransi 10 mm, tetapi
akumulasi toleransi tidak diperbolehkan.
24.6. Toleransi untuk Beton dengan Muka Halus
Toleransi untuk beton dengan muka halus adalah 0,6 cm, posisi
bagian struktur dan maksimum 0,3 cm untuk ukuran bagian struktur.
Pergeseran papan bekisting pada siar-siar tidak boleh melebihi 0,1
cm dan perbedaan garis sepadan (aligment) bagian struktur harus
dalam batas 0,1 %. Akumulasi toleransi tidak diperbolehkan.
![Page 23: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/23.jpg)
23
24.7. Kemiringan Plat Lantai
Semua kemiringan plat lantai sebagaimana ditunjukkan pada
gambar harus dihitung dari tebal minimum plat lantai yang diperlukan
bagian bawah dari plat lantai yang miring harus horisontal.
24.8. Cacat Pada Beton
Walaupun hasil uji kubus sudah memuaskan, Pekerjaan beton dapat
ditolak yang ternyata memiliki salah satu atau lebih dari cacat berikut
:
� Beton tidak sesuai bentuk atau posisinya dengan yang
diperlihatkan pada gambar.
� Beton tidak tegak lurus menurut ketentuan.
� Beton mengandung kayu atau benda asing lainnya.
Semua permukaan beton setelah bekisting dilepas dan sebelum
dilakukan pekerjaan selanjutnya pada permukaan beton harus
dilepas. Setiap permukaan yang terlihat bersarang laba tetapi dapat
diterima harus diisi dengan bahan grouting yang tidak susut dan
harus dikerjakan hingga mencapai permukaan yang benar dengan
memakai kikir.
24.9. Pekerjaan Bekisting untuk Finishing
Untuk menghasilkan permukaan akhir yang halus, Pelaksana
pekerjaan harus melakukan percobaan bekisting beton untuk
permukaan halus. Percobaan ini akan dilakukan pada balok fondasi.
![Page 24: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/24.jpg)
24
Jika percobaan ini tidak memenuhi standar beton muka
sebagaimana disebutkan dalam spesifikasi ini. Pelaksana pekerjaan
harus selanjutnya melakukan percobaan lagi sampai dihasilkan
standar beton muka halus.
Rencana Pelaksana pekerjaan untuk percobaan ini harus diserahkan
dalam jangka waktu yang cukup lama sebelum pekerjaan beton
dimulai.
25. Pengujian Struktur Hidrolis
25.1. Umum
Pengujian struktur hidrolis untuk membuktikan bahwa beton yang
dihasilkan benar-benar tidak tembus air harus dilakukan pada
instalasi pengolahan air, tangki pemecah tekanan dan konstruksi lain
yang akan terisi air.
25.2. Metode
Setelah bekisting dilepas, semua dinding harus bersih dari timbunan
supaya kebocoran pada dinding dapat diketahui dengan jelas.
Sebelum pelaksanaan pengujian ini, tidak boleh dilakukan
pengecatan.
Setiap bagian konstruksi harus diisi air bersih dalam pengujian ini
dan dibiarkan terisi sekurang-kurangnya 48 jam. Ketinggian air
selama waktu tersebut harus diamati dan tidak boleh terlihat adanya
penurunan muka air. Penurunan maksimum yang diijinkan selama
24 jam adalah 1 cm.
![Page 25: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/25.jpg)
25
25.3. Perbaikan
Setiap kebocoran yang diketahui harus diperbaiki sampai tidak
terlihat lagi adanya kebocoran. Bila kebocoran melebihi nilai
penurunan maksimum yang diijinkan, Pelaksana pekerjaan harus
mengadakan perbaikan secara umum atas biaya sendiri.
Setelah perbaikan selesai, metode pengujian hidrolis harus diulang
sebagaimana diuraikan pada bagian ini.
Pengujian tidak perlu diulang jika :
� Tidak terlihat adanya kebocoran.
� Penurunan taraf muka air tidak melebihi nilai yang ditetapkan
yaitu 1 cm.
6.3. Spesifikasi Bahan Pipa
6.3.1. U m u m
A. Standard pipa
Standard Industri Indonesia (SII) atau setara.
B. Volume
Semua material baik pipa maupun accessoris yang akan disupply
oleh supplier jumlahnya harus sesuai dengan yang tercantum
dalam volume pekerjaan (RAB)
C. Brosur
![Page 26: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/26.jpg)
26
Pada saat pengajuan penawaran, brosur dari pada pipa dan
accessoris yang ditawarkan harus disertakan dan diberi tanda
pada brosur tersebut jenis maupun ukuran yang ditawarkan.
Brosur tersebut harus jelas memperlihatkan semua ukuran-
ukuran dalam, luar, panjang maupun lebarnya juga mengenal
hasil pengetesan yang telah dilakukan dipabrik pembuat
pipa/accessories tersebut.
D. Contoh Barang
Supplier wajib memperlihatkan contoh barang yang ada disupply
apabila tidak sesuai dengan penawaran.
E. Pengetesan
Apabila dipandang perlu oleh Pemberi Tugas, pipa-pipa dan atau
accessories yang diadakan oleh supplier akan dilakukan
pengetesan kembali dilaboratorium.
Biaya pengetesan ini seluruhnya ditanggung oleh supplier.
6.3.2. Bahan Pipa
A. Pipa-pipa PVC
• Pipa PVC yang diperlukan adalah pipa untuk air minum dengan
rubber ring untuk [Equation ; empty] 2” ke atas dan type
sambungan socket untuk [Equation ; empty] 1 1/2” ke bawah,
tekanan kerja = 10 kg/cm2, panjang = 6 m.
• Semua pipa harus disupply lengkap dengan material
penyambung (solvent cement, karet, kopling, cairan pelicin).
![Page 27: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/27.jpg)
27
• Material penyambung tersebut harus keluaran pabrik yang sama
dengan pipa, sehingga pada saat penyambungan pipa nanti tidak
akan mendapat kesulitan karena tidak cocoknya sambungan
tersebut. Jumlah material penyambung tersebut harus cukup
untuk keperluan penyambungan seluruh pipa.
• Setiap pipa dan fitting-fitting harus mempunyai tanda-tanda/cap
yang menyatakan pabrik pembuat, diameter nominal, kelas pipa
dan hal lain yang menerangkan mengenai spsesifikasi teknis
pipa tersebut.
• Pelumas yang dipergunakan tidak menggangu kualitas cincin
karet, pipa PVC ataupun kualiatas air sehingga dapat
membahayakan kesehatan.
• Semua fitting (bend, tee, reducer) terbuat dari bahan yang
mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas pipa.
B. Pipa Galvanis
• Pipa galvanis yang datamgkan oleh supplier harus dalam
keadaan baru dan semuanya dalam keadaan terlindung, panjang
pipa dan diameter pipa yang harus disediakan disesuaikan
dengan yang tercantum dalam volume pekerjaan (RAB).
• Pipa galvanis yang harus diadakan oleh supplier adalah pipa
untuk air bersih dari kelas medium tekanan kerja 10 atmosfir, jika
ditentukan lain dalam perencanaan maka sambungan pipa
adalah sambungan sock draat (ulir).
• Jumlah socket yang harus disediakan disesuaikan dengan
jumlah batang pipa yang harus diadakan, sedangkan jika
menggunakan sambungan lain maka semua material
penyambung harus disediakan pula oleh Supplier.
![Page 28: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/28.jpg)
28
• Ubin-ubin pada ujung pipa harus dalam keadaan terlindungi
(tertutup plastik) sehingga tidak akan rusak jika terkena benturan.
• Pada setiap ujung pipa harus jelas tertulis ukuran nominal dari
pipa tersebut.
C. Pipa Steel
• Tebal minimal 5 mm untuk diameter sampai [Equation: empty]
250 mm.
• Panjang pipa steel adalah 8 meter/barang.
• Inside lining dengan cement mortal lining dengan non toxic bitum
enous seat coat (AWWA. 104).
• Out side coating dengan coaltar enamel dan bondet double
asbertos gult wraps dengan final protective dengan wash coat
conforning to coaltar enamel protective coating for steel water
pipe (AWWA. 203).
D. Accessories
• Accessories yang harus diadakan antara lain terdiri dari : Gate
Valve, flet kran, street box, Pressure Regulator Valve, Water
Meter dan lain-lain sesuai dengan yang tercantum dalam volume
pekerjaab dan harus disupply dengan material penyambungan
(rubber ring, mur, baut, gasket) sesuai dengan sistem
sambungan dan jumlahnya.
• Pada setiap accessories harus jelas kelihaan merek, ukuran arah
aliran dan spesifikasi teknis lainnya.
• Semua accessories tersebut di atas harus dapat dioperasikan
dengan lancar baik dalam keadaan bertekanan 7,5 atmosfir
setelah terpasang maupun dalam keadaan belum terpasang.
![Page 29: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/29.jpg)
29
• Ulir yang terdapat dalam accessories harus dalam keadaan
terlumasi sehingga mencegah terjadinya karat pada ulir tersebut.
• Sistem penyambungan dari accessories yang menggunakan
flange hendaknya sesuai dengan persyaratan AS 1488,
sedangkan karet yang digunakan untuk seal harus memenuhi
syarat ISO/R 1298 dengan tebal minimum 5 mm.
6.3.3. Syarat Pengangkutan
• Semua pipa dan accessoris diangkut didalam kendaraan truk
atau alat kendaraan lainnya dengan memperhatikan
keselamatan pekerja angkutan dan keamanan pipa itu sendiri
serta harus mengikuti peraturan lalu lintas yang berlaku, baik
pada saat menaikkan ke dalam alat angkut tersebut, selama
perjalanan maupun pada saat menurunkannya.
• Kerusakan yang terjadi akibat pengangkutan yang ceroboh
adalah menjadi tanggung jawab supplier dan supplier wajib
mengganti pipa atau accesoris yang rusak tersebut dengan biaya
dari supplier.
• Pengangkutan atau penurunan pipa keatas atau turun dari alat
angkut (truk) harus hati-hati, bagi pipa yang beratnya lebih dari
50 Kg harus menggunakan alat bantu mekanis, seperti forklift
atau katrol.
• Penyimpanan pipa di dalam alat angkut (truk) untuk diameter
lebih besar dari 1” dilakukan lapis demi lapis, tiap lapis dibatasi 2
papan yang dipsang melintang dari panjang pipa tersebut,
kemudian susunan pipa tersebut diikat kuat-kuat, sehingga tidak
membahayakan keselamatan pipa ataupun orang lain.
![Page 30: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/30.jpg)
30
• Pipa/accessoris yang digunakan sambungan ulir pada bagian
luar, harus dibungkus pada bagian ulir tersebut walaupun terkena
benturan.
• Pada pengangkutan pipa PVC yang mempunyai panjang 6 meter
dan melebihi bak truk (alat angkut) maka ujung pipa-pipa
tersebut disatukan kemudian dibungkus dengan karung goni
untuk mencegah tercecernya pipa selama perjalanan.
• pada pengangkutan accessories tidak boleh dilakukan dengan
jalan melemparkannya, sebab dapat merusak ulir atau joint-joint
yang terdapat di dalam accessories tersebut sehingga
kualitasnya akan menurun.
• Segala macam biaya yang dikeluarkan dalam pengakutan pipa
dan accessories ini termasuk juga biaya yang dikeluarkan untuk
keselamatan kerja dan lain-lainnya merupakan tanggungan
pelaksana pekerjaan dan sudah termasuk dalam harga kontrak.
6.3.4. Syarat Penyimpanan
• P i p a
Penyimpanan pipa tidak boleh menyentuh tanah langsung,
melainkan harus dialasi dahulu oleh balok kayu. Pipa tidak boleh
terkena sinar matahari atau hujan, jadi harus diberi pelindung yang
tahan terhadap perubahan suhu, cuaca ataupun kelembaban.
Apabila sudah ada gudang penyimpanan maka pipa tersebut
dimasukkan kedalam gudang dan disusun dengan rapi sedemikian
rupa agar susunan pipa tidak akan melorot/roboh.
Segala biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pengangkutan
sampai dengan penyimpanan didalam gudang (jika sudah terdapat
![Page 31: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/31.jpg)
31
gudang) adalah merupakan tanggungan pelaksana pekerjaan dan
sudah termasuk dalam harga kontrak.
Untuk menjaga masuknya kotoran-kotoran kedalam pipa, maka pada
kedua ujung pipa tersebut ditutup dengan plastik dan diikat dengan
kuat.
• Accessories & Fitting
Semua accessories maupun fitting harus dimasukkan kedalam
gudang disusun/disimpan dengan rapi.
Penyimpanan/penyusunan semua accessories dan fitting tersebut
harus dikelompokkan berdasarkan jenis-jenis yang sama (misalnya :
Elbouw dikelompokan dengan Elbouw lagi. Gate Valve dengan Gate
Valve lagi dan sebagainya).
Semua accessories/fitting-fitting yang mempunyai ulir harus
dilumasi/diberi gemuk pada ulirnya kecuali untuk fitting dari bahan
PVC.
6.4. Spesifikasi Pemasangan Pipa
6.4.1. Umum
Secara garis besar hal-hal yang harus diperhatikan oleh Pelaksana
pekerjaan adalah sebagai berikut :
a. Aliran air dalam pipa telah ditentukan seperti pada gambar
rencana “SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM”.
b. Seluruh pekerjaan perpipaan harus dipasang dengan cara yang
benar, rapi dan cukup kuat sesuai dengan spesifikasi teknis ini
![Page 32: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/32.jpg)
32
dan gambar-gambar rencana serta instruksi-instruksi dari
produsen sedapat mungkin diterapkan dengan baik.
c. Apabila pipa-pipa dipasang/ditanam didalam tanah, maka dasar
parit-parit pipa harus rata dan bebas dari benda –benda yang
keras seperti batu atau kerikil besar.
d. Pelaksana pekerjaan tidak diperbolehkan membengkokan pipa
(kecuali pipa PE) tetapi harus menggunakan alat rakit belokan
(bend elbow) pencabang (tee) untuk maksud tersebut
e. Setelah pipa-pipa tersambung dan terpasang harus diuji secara
hidrostatis, untuk itu bagian sambungan pipa dan alat-alat rakit
maupun perlengkapannya tidak boleh ditimbun sebelum
pengujian tekanan hidrostatis selesai. Pengujian ini dinyatakan
berhasil dengan memuaskan bila tidak terdapat tanda-tanda
adanya kebocoran.
6.4.2. Peralatan Pelaksana pekerjaan
Pelaksana pekerjaan harus menyediakan peralatan yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan, sedikit-dikitnya adalah sebagai berikut
:
a. Satu buah truck ukuran sedang untuk pengangkutan pipa.
b. Alat pemotong pipa secara mekanis (machanicaly operated pipe
cutter) untuk diameter 50 mm s/d 350 mm.
c. Peralatan penyambung pipa
d. Peralatan pengelasan yang memadai
![Page 33: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/33.jpg)
33
e. Peralatanuntuk menurunkan menaikan pipa
f. Vibrator, untuk memadatkan urugan (sebuah setiap lokasi)
g. Pompa dengan kapasitas minimal 2 m3/jam (minimal satu buah
tiap lokasi) yang berfungsi untuk mengeringkan genangan air di
lapangan kerja.
h. Kunci torsi (torque spanner) untuk mengencangkan baut pada
sambungan flens dengan diameter nominal 19 mm s/d 22 mm
(bila diperlukan)
i. Tamping bars
j. Peralatan survei geodetik
k. Peralatan pengujian tekanan hidrostatis .
6.4.3. Gambar Kerja
Semua gambar kerja perpipaan dikaitkan dengan
• Ketinggian patok referensi (Datum)
• Bangunan-bangunan dan sarana-sarana di dalam tanah dan
sekitarnya.
6.4.4. Pekerjaan Tanah
Pelaksana pekerjaan harus membersihkan lapangan pada jalur
pemasangan pipa dan perlengkapannya. Pepohonan, tanaman dan
semak-semak pada jalur tersebut harus dibersihkan/ditebang .
Apabila parit-parit seharusnya memotong pagar, tembok, makam
atau bangunan lain. Pelaksana pekerjaan harus berusaha sungguh-
sungguh untuk menghindarkan gangguan pada batas jalur
pemasangan pipa.
![Page 34: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/34.jpg)
34
Pengukuran galian parit timbunan kembali dan pemasangan pipa
harus dilaksanakan dengan tepat dengan cara “ukuran lain”, yaitu
sesuai dengan jalur pemasangan pipa dan prmukaan tanah asli .
Semua tanah galian harus ditimbun sedemikian, sehingga tidak
mengganggu pekerjaan, dan tidak mengganggu jalan orang dan lalu
lintas. Bahan galian tidak boleh merusak bangunan-bangunan umum
atau bangunan-bangunan perorangan lainnya.
Galian harus diberi penguatan jika diperlukan, sehingga tidak runtuh
dan menjaga para pekerja untuk bekerja dengan aman.
Pengamanan permukaan jalan dan bangunan-bangunan lainnya
harus dibuat.
Pelaksana pekerjaan harus melengkapi pekerjaan dengan saluran
pembuangan air yang baik,.
Daerah-daerah penggalian harus mempunyai saluran pembuang air
yang baik dan bebas genangan air.
6.4.4. Galian Tanah
Dalam pekerjaan pemasangan pipa diklasifikasikan jenis galian
menurut tingakat kesulitannya untuk menentukan pembiayaan
adalah sebagai berikut :
a. Galian tanah Biasa
b. Galian tanah keras.
![Page 35: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/35.jpg)
35
Tanah keras atau cadas merupakan tanah berbatu, umumnya untuk
penggalian perlu menggunakan bor, dan atau bahan peledak atau
alat khusus lainnya
c. Galian tanah basah
Galian tanah yang selalu berair akan menimbulkan masalah air
tanah setelah mencapai kedalaman galian lebih dari 0,20 m dari
permukaan air konstan
6.4.5. Penggalian Parit Pipa
Arah, ukuran dan letak/posisi galian parit harus sesuai dengan
gambar rencana. Untuk itu patok-patok (sight rails) yang kuat harus
dipasang dan dipelihara oleh Pelaksana pekerjaan pada setiap
perubahan arah dan kelandaian atau dimana saja yang dianggap
perlu dengan jarak satu dengan lainnya tidak melebihi 40 m. Pada
setiap patok (rail) harus diberi tanda diameter pipa dan kedalaman
penggalian yang harus dipakai sebagai patokan, untuk mengurangi
resiko kerusakan, penggalian parit dekat instalai yang telah ada
harus dikerjakan tangan.
Apabila dalam parit terdapat pasangan batu, bongkahan-bongkahan
atau rintangan lain, maka Pelaksana pekerjaan harus menggali
rintangan sampai 20 cm di bawah dasar parit serta disetiap sisi pipa
dan perlengkapannya, kemudian mengisi kembali dengan pasir dan
memadatkannya sampai ketinggian yang yang diperlukan.
Pipa tidak boleh diturunkan ke dalam parit sebelum parit mempunyai
kedalaman yang telah ditentukan. Panjang parit yang digali harus
disesuaikan denganpipa dan harus dipasang sesuai gambar
rencana.
![Page 36: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/36.jpg)
36
Lebar galian harus cukup untuk dapat meletakan pipa dan
menyambungkannya dengan baik, dan timbunan harus ditempatkan
dan dimampatkan seperti yang diisyaratkan.
Galian harus dibuat dengan lebar ekstra bila diperlukan, seperti
untuk memasukan penyangga-penyangga, pengautan-penguatan
galian dan peralatan-peralatan pipa.
Ruang penyambungan harus dbuat pada setiap sambungan, agar
sambungan dapat dikerjakan dengan baik.
Galian harus dibuat sampai kedalaman yang ditentukan untuk
membuat dasar pipa yang rata dan seragam pada tanah yang padat
pada setiap tempat, diantara ruang penyambungan.
6.4.6. Penguat Parit
Bilamana perlu Pelaksana pekerjaan harus memperkuat dinding parit
untuk mencegah kelongsoran tanah di luar galian yang akan
merusak bangunan didekatnya.
6.4.7. Sarana Yang Ada
Apabila penggalian parit yang dilaksanakan berdekatan atau
melewati saluran buangan, perpipaam, jaringan kabel dan lain
sebagainya, maka Pelaksana pekerjaan harus mempergunakan
penguat sementara atau gantungan bila diperlukan, sedangkan
dalam hal saluran-saluran buangan, pipa-pipa, kabel-kabel dan lain
sebagainya, terganggu untuk sementara waktu, maka setelah
pelaksanaan harus diganti/diperbaiki seperti semula. Jika pembuatan
![Page 37: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/37.jpg)
37
saluran pipa tidak dapat dilaksanakan dengan baik tanpa memotong
jaringan perpipaan, kabel dan lain sebagainya, maka saluran
diperkuat dengan beton untuk selamanya.
Pada persimpangan jalan, Pelaksana pekerjaan harus menggali parit
dengabn lebar seperti tertera pada gambar rencana. Pengerjaan
tambahan pada jalan yang disebabkan pelebaran tambahan pada
parit dikerjakan atas biaya Pelaksana pekerjaan.
Pelaksana pekerjaan harus menyingkirkan pengerasan permukaan
jalan sebagai bagian dari penggalian, dan jumlah yang disingkirkan
tergantung pada lebar galian yang ditunjukkan untuk pemasangan
pipa, panjang daerah pengerasan yang diperlukan untuk
disingkirkan, digunakan untuk pemasangan lubang kontrol (manhole)
atau konstruksi lainnya.
6.4.8. Bahan-Bahan Galian
Pelaksana pekerjaan harus membuat persiapan-persiapan sendiri
untuk menimbun kembali bahan-bahan galian yang diperlukan untuk
menimbun kembali galian- parit-parit, termasuk pekerjaan-pekerjaan
dua kali. Penimbunan sementara bahan-bahan galian tidak boleh
mengganggu lalu lintas umum.
6.4.9. Urugan
Urugan atau penimbunan kembali parit-parit harus dilakukan sesuai
gambar-gambar rencana.
![Page 38: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/38.jpg)
38
Penimbunan keliling parit-parit harus mencapai keteabalan 30 cm,
sebelum uji coba hidrolis dilaksanakan, akan tetapi sambungan-
sambungannya harus tetap kelihatan.
6.4.10. Bahan Urugan
Semua bahan timbunan/urugan harus bebas dari batuan, sampah
atau bahan lain.
a. Bahan dari Galian Tanah
Pelaksana pekerjaan dapat menimbun dengan bahan galian,
meliputi bahan-bahan yang mengandung lempung pasir, kerikil atau
bahan lainnya yang bebas dari kotoran dan dapat dipakai sebagai
bahan timbunan.
b. Bahan dari Pasir dan Kerikil
Semua oasir yang digunakan untuk menimbun harus berasal dari
pasir alam, dengan butiran dari halus sampai kasar, dan bebas dari
kotoran,debu-debu, atau bahan-bahan lain yang menurut Tenaga
Ahli dapat dianggap tidak dikehendaki/tidak sesuai, lembung yang
terdapat pada pasir. Tidak boleh melebihi 10% berat keseluruhan.
6.4.11. Urugan di Bawah Pipa
Parit-parit harus diberi dasar pasir setebal 10 cm lebih dahulu, atau
sesuai dengan gambar rencana sebelum pipa dipasang didalanya.
Dasar pasir ini harus dipadatkan dengan pemadat dan dibasahi serta
harus mempunyai permukaan yang rata. Setiap dasar pasir pada
![Page 39: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/39.jpg)
39
ujung pipa harus 5 cm lebih rendah agar pipa terjamin
keududkannya pada keseluruhan panjangnya dan bukan ditahan
oleh sambungan-sambungannya.
Setelah pipa dipasang di dalam parit kemudian ditimbun dengan
pasir dan kerikil halus mulai dari dasar atas pipa. Bahan urugan pasir
dan kerikil halus ini harus disebarkan merata kesetiap penjuru
ruangan dalam galian sekitar sisi pipa dan perlengkapannya dan
dipadatkan dalam keadaan basah.
6.4.12. Urugan di Atas Pipa
Dari bagian atas dan perlengkapannya sampai sedalam kira-kira 10
cm diatas pipa, galian harus ditimbun dengan pasir dan kerikil halus
yang dipadatkan dalam keadaan basah secara merata. Pelaksana
pekerjaan harus bekerja dengan hati-hati dalam penempatan
timbunan ini untuk menghindarkan terjadinya kerusakan atau
penggeseran pipa.
Cara atau metoda penimbunan kembali harus dilakukan lapisan
demi lapisan. Kemudian dipadatkan sekeliling dan diatas pipa seperti
tertera pada gambar rencana, dengan cara yang tidak merusak pipa.
Pemadatan pada sisi-sisi pipa harus dilakukan saling berganti pada
kedua sisi. Lapisan 5 cm pertama diatas pipa harus dipadatkan
hanya pada sisi-sisi pipanya saja. Hanya perlatan yang digerakkan
oleh tangan yang boleh digunakan.
Dari kedalaman 10 cm diatas ppa hingga kepermukaan, galian harus
ditimbun dengan tangan atau metode mekanis yang disetujui dan
dipadatkan dengan alat pemadat, untuk mencegah menurunnya
permukaan, setelah selesainya pekerjaan penimbunan.
![Page 40: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/40.jpg)
40
Penimbunan kembali harus sampai beberapa centimeter diatas
permukaan tanah, untuk memberi peluang pengendapan.
Penambahan timbunan pada bagian atas parit dapat dilakukan, bila
terjadi penurunan muka tanah yang bersangkutan.
6.4.13. Pengerasan Jalan dan Kali Lima
Pelaksana pekerjaan setelah menimbun kembali parit-parit dan
harus mengembalikan permukaan jalan dan kali lima ke dalam
keadaan paling sediklit sama dengan keadaan seperti semula.
6.4.14. Konstruksi Pengaman
Konstruksi pengaman dalam pemasangan pipa merupakan
pekerjaan sipil, yang secara umum meliputi pekerjaan pondasi,
beton dan baja.Persyaratan bahan dan pelaksanaannya harus
sesuai dengan gambar rencana dan Spesifikais Teknis untuk
Pekerjaan Sipil. Secara umum spesifikasi bahan-bahan konstruksi
dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Semen
Semua semen yang digunakan adalah jenis semen portland biasa
dengan mutu terbaik. Bila diminta, pada setiap pengiriman semen ke
tempat pekerjaan Pelaksana pekerjaan harus menyerahkan sertifikat
pengujian yangmenyatakan semen tersebut memenuhi persyaratan
yang diinginkan. Semen harus disimpan dengan baik untuk
mencegah kelembaban atau pencemaran oleh bahan-bahan lain.
![Page 41: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/41.jpg)
41
Kerikil dan batu pecahan harus didapat dari tempat yang telah
disetujui dan harus bebas dari lapisan-lapisan dan debu.
b. Pasir dan Kerikil/batu Pecahan
Pasir dan kerikil/batu pecahan harus diangkut, ditangani dan
ditimbun sedemikian rupa, sehingga yang berukuran nominal
terpisah dari yang berukuran lain dan tidak tercampur dengan
benda-benda lain. Kerikil dan batu pecahan harus didapat dan
sumber yang telah disetujui, harus keras, tahan lama, bersih serta
bebas dari lapisan yang menempel dan dari debu.
c. Beton
Perbandingan campuran beton harus 1 : 2 ; 3 kecuali ada ketentuan
lain untuk mendpatkan mutu beton yang baik perbandingan kerikil
danpecahan batu yang digunakan harus diubah-ubah (dapat
dipadatkan dengan baik tanpa penggunaan terlalu banyak air). Untuk
pencampuran semen harus digunakan air yang bersih. Beton harus
dicor dan dipadatkan tidak kurang dari 30 menit setelah dicampur
dan dibiarkan dalam keadaan basah dan terlindung dari sinar
matahari minimal 7 hari.
d. Cetakan dan Penyempurnaan
Cetakan untuk cor beton harus dibuat rapi dan diperkuat secukupnya
seperti tertera pada gambar. Semua sambungan-sambungan harus
rapat untuk menjamin agar tidak terdapat kebocoran yang
menyebabkan beton menjadi basah pada cetakannya. Cetakan tidak
boleh dibongkar selama 24 jam setelah pengecoran.
![Page 42: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/42.jpg)
42
Permukaan beton yang horizontal dan yang terlihat diratakan sampai
halus dengan sendok baja setelah pengerasan pertama terjadi.
e. Baja
Besi beton harus ditekuk dan dipasang seperti tertera pada gambar
dan harus bersih, bebas dari debu serta karat. Baja yang digunakan
dalam konstruksi harus baru.
f. Batu Merah
Batu merah harus dipasng rapi dan sambungan-sambungannya
harus sama rata dengan permukaan. Penggunaan batu merah yang
pecah atau rengat dilarang.
Adukkan untuk batu merah harus terdiri atas 1 bagian semen dan 3
bagian pasir.
6.4.15. Blok bantalan Penahan (Thrust Block)
Semua perlatan penyambung pipa seperti tee, bend dan alat bantu
lainnya harus tersedia lengkap dengan blok bantalan penahan dari
beton untuk mencegah pergeseran dari peralatan penyambung.
Ukuran-ukuran balok beton untuk setiap susunan dapat dilihat dalam
gambar rencana. Ujung pipa yang buntu harus ditutup dengan
penutup yang disekrup atau yang dilas pada pipa dan haru
dilengkapi dengan blok-blok bantalan beton bertulang seperti tertera
dalam gambar rencana. Komposisi beton yang digunakan adalah 1 :
2 : 3 (minimal beton jenis BI)
![Page 43: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/43.jpg)
43
Beton tersebut harus ditempatkan diatara tanah dan fitting (alat
bantu) yang harus diangker. Beton harus dipasang sedemikian
sehingga pipa dan alat bantu mudah dijangkau untuk perbaikan.
Urugan tidak boleh diberikan dibelakang blok bantalan tekan untuk
mengisi kelebihan galian. Bila diperlukan beton tambahan untuk
mengisi kelebihan galian, tidak akan diberikan pembayaran
tambahan.
6.4.16. Tiang Penyangga
Apabila diperlukan tiang-tiang penyangga untuk perlintaan pipa,
jembatan pipa atau pipa yang dipasang diatas tanah dan
sebagainya, maka harus dilaksanakan sesuai dengan gambar
rencana .
6.4.17. Ruang kontrol (Manhole)
Manhole dibuat dari bahan beton berbentuk bulat dengan konstruksi
sesuai dengan gambar rencana. Tutup manhole harus baru, berat
(rapat gas). Tangga manhole dibuat dari besi galvanis atau cast iron
dengan diamater injakan minimal 2,5 cm.
6.4.18. Ruang Katup Ruang Katup (surface valve box dan valve chamber) harus dibangun
dengan bahan dan jenis konstruksi seperti pada gambar-gambar
rencana.
Ruang katup tidak boleh mengeluarkan/meneruskan tekanan dari
atas terhadap katup dan harus terletak ditengah dan melampaui
![Page 44: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/44.jpg)
44
bagian mur dari katup dengan tutup bak yang sesuai dengan
permukaan jalan/tanah setempat atau pada permukaan lainnya.
Kotak luar harus ditempatkan di atas pelat beton bertulang yang
dituang langsung di tempat sesuai gambar rencana. Kotak-kotak luar
akan diserahkan kepada Pelaksana pekerjaan dalam keadaan biasa.
Setelah cetakan diambil maka sisi dalam dan sisi atas dari besi
tuang disikat dengan sikat kawat dan dicat dengan ter batubara atau
cat yang sejenis. Kotak luar harus dipasang sedemikian rupa,
sehingga tiada tegangan yang dapat diteruskan kepada katup. Kotak
itu harus dipasang tegal lurus dan konsentris terhadap poros katup.
Hidran-hidran harus dipasang benar-benar tegak lurus dengan
saluran pembuangan dari katup api menjurus ke jalan. Hidran distel
pada sebuah tegel/pelat semen yang dipancangkan dengancara
menuangkan + 20 liter beton (beton tipis) di atas tegel beton itu.
Setelah menyetel dan memancang hidran itu, bagian yang berada
dibawah tanah harus dilindungi dengan ter batubara atau sejenis
sampai 5 cm di atas permukaan tanah. Bagian yang tersisa harus
dicat warna merah, tidak termasuk kopling “STORZ”, tutup, rantai
baja anti karat dan kepala poros. Katup pembuanga udara dan
hidran kebakaran harus dipasang di tempat-tempat seperti tertera
dalam gambar rencana.
6.4.19. Pekerjaan Perpipaan Semua pekerjaan pipa harus dipasang dengan cara yang rapi dan
menurut tata kerja yang baik serta instruksi dari produsen sedapat
mungkin diterapkan. Pelaksana pekerjaan harus menyediakan
instrumen, alat-alat.
![Page 45: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/45.jpg)
45
Semua pipa, alat bantu dan asesoris harus baik dan bersih sebelum
dipasang.
Union harus disediakan dekat peralatan utama dan pada jalur
cabang untuk memudahkan pembongkaran pipa.
Pengekang dari logam, batang pengikat atau penjepit dengan
kekuatan cukup untuk mencegah gerakan yang disediakan oleh
Pelaksana pekerjaan harus dipasang menurut petunjuk gambar.
Semua bagian untuk sambungan (flens) harus dibersihkan
seluruhnya sebelum pemasangan, paking harus ditempatkan dengan
teliti. Baut-baut harus dikencangkan bergantian pada ujung yang
berlawanan dari diamaeter sambungan dan dalam rotasi sekeliling
pipa. Untuk menjamin sambungan yang baik tidak diperlukan gaya
yang berlebihan.
Sambungan dengan flens harus dibuat dengan kencang dan penuh
memakai baut-baut mesin yang disediakan oleh Pelaksana
pekerjaan. Paking harus dipakai pada semua sambungan. Flens
geser (slip on) harus dilas ganda pada pipa dengan las yang
menghubungkan punggung flens dengan pipa dan las di dalam flens
pada ujung pipa.
Ketika pipa sedang ditempatkan dalam salurannya harus
diperhatikan agar jangan sampai ada benda asing yang masuk ke
pipa. Pada waktu instalasi pipa sedang dihentikan, ujung pipa yang
terbuka harus ditutup dengan cara yang disetujui oleh Tenaga Ahli.
Pemotongan pipa dilapangan harus dicegah seminimal mungkin. Bila
pemotongan memang diperlukan maka harus dilakukan dengan
![Page 46: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/46.jpg)
46
mesin pemotong dan metoda yang sesuai dengan hasil potongan
yang rata dan tegak lurus as pipa. Pemotongan harus dikerjakan
hati-hati agar tidak merusak cat atau lapisan pipa.
Penanganan dan penyimpangan pipadan alat bantu (fittings) harus
dilakukan dengan hati-hati. Pipa tidak boleh disimpan dibawah sinar
matahari langsung. Kerusakan apapun yang dpat timbul harus
dicegah, pipa jangan sampai diletakkan diatas benda tajam. Pipa
yang sudah tergores atau cacat hingga lebih 10% dari tebal dinding
akan ditolak. Penumpukkan pipa tidak boleh melebihi batas yang
dianjurkan oleh produsen dengan memperhitungkan kondisi selktar.
6.4.20. Penyediaan Perpipaan dan Peralatan oleh Pe laksana
pekerjaan
Semua perpipaan dan peralatan harus dirancangkan dengan
tekanan kerja hydrostatis sebesar 10 kg/cm2 pada suhu 300 C.
Setelah perpipaan dan peralatan diterima kemudian ditimbun di
daerah pergudangan.
6.4.21. Pengangkutan Pipa ke Lapangan
Untuk mencegah penanganan yang tidak perlu, semua batangan
pipa harus ditempatkan sedekat mungkin pada lokasi akhir pada
lahan pemasangan pipa dengan memperhitungkan keamanan lalu-
lintas, pipa tidak boleh ditempatkan di lapangan lebih dari 30 m di
depan parit-parit penggalian.
![Page 47: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/47.jpg)
47
6.4.22. Pemasangan Pipa
Pelaksana pekerjaan tidak boleh memulai pelaksanaan pekerjaan
sebelum alat-alat bantunya yang diperlukan sudah tersedia di
lapangan.
Terlebih dahulu semua pipa dan peralatan harus diteliti dan
dibersihkan dengan seksama, sebelum pemasangan dilaksanakan.
Pipa yang berminyak, bergemuk dan sebagaimya, yang mungkin
telah retak atau mengalami kerusakan lainnya khususnya pada
ujung pipa tidak boleh dipergunakan. Pipa dan peralatan rakit yang
rusak harus dikesampingkan, untuk diteliti kembali apakah dapat
diperbaiki.
Setiap pipa harus diperiksa dengan seksama sebelum dan setelah
dipasang, pipa yang rusak harus diperbaiki atau diganti. Setiap hari
apabila pekerjaan telah berakhir maka ujung pipa yang terbuka untuk
sementara waktu harus ditutup dengan balok-balok dari kayu,
penyekat-penyekat. Setiap pipa harus dipasang dengan tepat
menurut garis dan kelandaian sesungguhnya dan sedemikian rupa
sehingga dengan pipa yang berbatasan merupakan suatu
sambungan konsentris yang tertutup.
Selama pemasangan alat bantu sementara sebagai penopang pipa
pada kedudukan yang benar harus dipergunakan dan perhatian
harus dicurahkan agar kerusakan tidak terjadi pada pipa, sedangkan
semua alat pengikat pipa (penopang beton, bantalan-bantalan
penahan dan sebagainya) harus berada pada tempatnya yang benar
![Page 48: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/48.jpg)
48
sebelum pemasangan dan pemindahan semua perlatan-peralatan
sementara/bantu.
Pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga kemungkinan untuk
pengosongan dari sistem perpipaaa pada titik terendah selalu
terjamin. Peralatan-peralatan rakit dan alat bantu harus dipasang
pada lokasi yang tepat sesuai gambar rencana..
Pada ujung/akhir pemasangan pipa atau bila pemasangan pipa
harus berhenti maka harus dipasang cap/dop dengan sambungan
yang sesuai spesifikasinya.
![Page 49: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/49.jpg)
49
6.4.23. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa dilaksanakan dengan alat pemotong pipa, serta
harus dibersihkan dan dilakukakan tegak lurus terhadap sumbu pipa.
Semua pipa yang sudah dipotong harus mempunyai permukaan
potong yang licin sesuai dengan sudut yang diinginkan terhadap
sumbu pipa tanpa merusak pipa tesebut. Pipa diameter 200 mm dan
lebih besar, harus dipotong dengan mesin potong agar cocok
dengan alat-alat penyambung.
Untuk pipa PVC, pinggiran-pinggiran harus dipinggul agar pipa dapat
masuk dengan mudah ke dalam alat penyambung. Untuk itu ujung
pipa sebelah luar dikikir/digerinda tidak lebih dari setegah tebal pipa
sampai licin dan lingkaran ujung pipa dibuat dengan sudut ± 15o
terhadap as pipa. Umumnya pipa PVC (pipa bell ring) yang
dikeluarkan dari pabrik telah digerinda/dipinggul lebih dulu.
Penyambung-penyambung cincin karet dari PVC memerlukan alur
pada ujung pipa yang dibuat dengan sebuah alat pembuat profil
ujung (end shaper tool).
Pemotongan pipa untuk menempatkan tee, bend, katup dan lain-lain
harus dikerjakan dengan rapi dan teliti tanpa menyebabkan
kerusakan pada pipa dan lapisannya, ujungnya harus dibuat halus
dan rata
6.4.24. Penyambungan Pipa
![Page 50: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/50.jpg)
50
Semua alat rakit dan ujung pipa harus dibersihkan dengan seksama
sebelum disambungkan. Sambungan-sambungan antara pipa
maupun antara pipa dan peralatan-peralatan rakit harus
dilaksanakan dengan mempergunakan cincin-cincin karet, flens-flens
atau di las dan lain-lain, sesuai gambar rancana.
Semua sambungan dan peralatan rakit yang diperlukan harus
dipasang dengan cara yang memenuhi syarat sehingga tidak
menimbulkan tegangan dalam keseluruhan sistem pipa dan harus
dilaksanakan menurut petunjuk dari pabrik bersangkutan. Defleksi
pada sambungan-dambungan pipa AC tidak boleh melebihi 3
derajat. Setiap lengkungan pada pipa harus dilengkapi dengan
peralatan rakit yang layak harus dipasang menurut sudut yang
diinginkan.
a. Sambungan “push-on-join”
Istilah “bell end” atau socket pada pipa PVC yang digunakan disini
harus dianggap sebagai ujung-ujung dari pipa push-on-join.
Pipa harus dipasang dengan ujung bell yang menghadap kearah
depan dari pemasangan.
Jika pipa diletakan pada sudut 100 atau lebih besar, pemasangan
harus dimulai pada bagian atas dan harus mendahului bagian atas
dengan ujung bell dari pipa yang bersudut
Akhiran Spigot dari pipa harus dimasukan ke dalam socket dengan
hati-hati agar tidak besentuhan dengan tanah. Sambungan harus
![Page 51: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/51.jpg)
51
diselesaikan dengan menekan bagian akhiran yang datar ke dasar
socke,dengan alat coupling pusher.
Bagian dalam akhiran bell dan bagian luar ujung spigot harus
dibersihkan dari minyak, pasir dan benda-benda asing lainnya. Jika
dipakai gelang karet untuk sambungan maka gelang karet yang
melingkar harus dipasang dan dimasukan ke dalam gasket pada bell
socket.
Lapisan tipis minyal gelang harus dilapiskan baik pada permukaan
bagian dalam dari gasket atau pada akhiran dari pipa atau
keduanya. Minyak gelang harus berasal dari persediaan yang
diberikan pabrik.
Jika dipakai sambungan dengan solvent cement maka bagian yang
akan disambung harus dibersihkan dari debu, kotoran dan air.
Oleskan solvent cement dengan sikat yang tipis sampai pada ujung
pipa sedalam socket atau bagian dalam dari fitting yang akan
disambung sesuai dengan yang dinstruksikan oleh pabrik pipa
bersangkutan
Pada waktu peletakan pipa dalam galian, letak ujung spigot harus
tepat dengan bell dan dipasng dengan lintasan dan sudut yang
benar.
b. Sambungan Flens
Alat bantu flens dan peralatan-peralatan rakit harus dihubungkan ke
pipa dengan mempergunakan adaptor-adaptor flens dan flens bebas
![Page 52: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/52.jpg)
52
kecuali bila ada petunjuk dengan cara lain yang tertera pada
gambar rencana.
Semua sambungan flens harus dibuat dengan mempergunakan
paking-paking karet dan mur baut yang digalvanisir secara celup
panas (hot dipped). Cincin yang digalvanisir secara celup panas
harus dipasang diantara kepala baut dan mur serta mur baut harus
dikencangkan secara bersilang. Selama pelaksanaannya harus
diperhatikan agar tidak merusak lapisan pelindung pada alat bantu
dan peralatan-peralatan rakit. Setelah selesai, setiap kerusakan
pada lapisan pelindung harus diperbaiki oleh Pelaksana pekerjaan.
c. Sambungan Pipa Galvanis Sambungan antara pipa baja yang digalvanisir dan peralatan-
peralatan rakit maupun antara peralatan-peralatan rakit dari baja
yang digalvanisir terhadap pipi lain, harus dilaksanakan dengan
sistem penyekrupan.
Sebelum pipa disambung, maka bagian ulir dari sicket atau
ujung pipa harus dibersihkan dari kotoran. Setelah itu pada ulir
pipa dipasang serat nanas dan baru dimasukan secara hati-
hati pada socket dan diputar sampai kencang betul.
d. Sambungan Las
Sambungan-sambungan las harus sesuai dengan aturan yang
diberikan dalam persyaratan modern (persyaratan AWS atau AICS).
Pengelasan harus dilakukan oleh seorang tukang las yang memiliki
ijazah.
![Page 53: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/53.jpg)
53
Permukaan yang akan dilas harus bebas dari sisik-sisik lepas, kerak
logam, karat, gemuk dan cat. Apabila pengelasan ganda diperlukan
maka permukaan pengelasan pertama harus bersih dan bebas dari
kerak logam.
Apabila diperlukan, lapisan-lapisan antara pada pengelasan-
pengelasan ganda harus dibersihkan dengan pukulan-pukulan
ringan oleh palu betenaga mesin dengan mempergunakan suatu alat
berujung bulat. Semua kerak logam dan pengelasan yang
berlubang-lubang dan tidak sempurna harus dibersihkan dan
dihilangkan, sebelum pengelasan tambahan dilakukan. Setelah
pengelasan, lapisan pelindung pipa dan peralatannya yang dikupas
atau rusak selama pengelasan harus diperbaiki/dilapisi kembali oleh
Pelaksana pekerjaan, termasuk bagian yang di las.
Tempat kerja harus terlindung terhadap angin dan hujan lebat.
6.4.25. Penyambungan Pipa Pada Jarigan Pipa Lama
Perincian mengenai penyambungan-penyambungan yang harus
dikerjakan, tertera pada gambar-gambar untuk memperpendek
gangguan pada pengadaan air, maka Pelaksana pekerjaan harus
menyelesaikan penyambungan secepat mungkin.
Gangguan pelayanan untuk pekerjaan sambungan dari pipa baru ke
pipa yang telah ada, harus dikerjakan sedemikian rupa,sehingga
![Page 54: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/54.jpg)
54
tidak banyak mengganggu langganan dan tidak terlalu lama
menghentikan aliran. Daerah yang terganggu sekecil mungkin. Tidak
ada satupun katup (valve) yang dari sistem yang telah ada, yang
diubah-ubah oleh Pelaksana pekerjaan untuk tujuan apapun juga.
PAM setempat akan mengatur semua valve jika diperlukan
Apabila diperlukan, penyambungan dapat dilakukan tanpa
menghentikan aliran pipa lama dengan menggunakan clamp saddle
beserta katup, kemudian dibor dengan topping bor khusus.
6.4.26. Perlengkapan Sambungan dan Alat-Alat Pengat ur
Pemasangan katup-katup, perlengkapan-perlengkapan sambungan
dan sebagainya harus mendapatkan pengawasan dan perhatian
yang seksama terhadap kebersihan, penopang-penopang dan
sambungan seperti tersebut di atas mengenai perpipaan. Katup-
katup masuk bawah tanah yang terbuat dari besi yang dapat
ditempa, harus cocok terhadap pipa-pipa pada posisi mendatar,
sedangkan porosnya ditempatkan secara tegak lurus, kecuali bila
arah pipa tidak mendatar. Setelah diadakan penyetelan, kerusakan
pada lapisan pelindung harus diperbaiki.
Katup-katup harus tersedia lengkap dengan susunan katup, yang
terdiri dari poros, pembungkus, dan kotak luar. Mur dari katup harus
dapat dioperasikan dengan mudah melalui lubang pembukaan atau
lubang kontrol.
Pemasangan Pipa di DalamTanah
![Page 55: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/55.jpg)
55
Pipa-pipa harus dipasang dengan lurus dan pada kedalaman yang
tept, sesuai dengan gambar rencana. Dasar parit harus dibentuk
sedemikian rupa agar memberi penopang keliling yang merata dan
kuat bagi bagian bawah dari setiap pipa.
Setiap pipa harus dipasang dengan tepat menurut garis dan derajat
yang sesuai, sehingga dengan pipa yang berbatasan merupakan
suatu sambungan konsentris yang tertutup dan bukan merupakan
ketidak lurusan terhadap garis jalur.
Pelaksana pekerjaan hasur menyediakan fasilitas-fasilitas yang
memadai dan layak untuk melaksanakan pekerjaan yang baik.
Semua pipa dan alat bantu harus diperiksa dengan teliti untuk
mengetahui bila ada keretakan sesaat sebelum dipasang pada posisi
akhir. Semua pipa, alat bantu dan katup harus diturunkan ke dalam
saluran secara hati-hati, batang demi batang. Dengan memakai
derek, tambang atau peralatan lain yang sesuai, sedemikian
sehingga tidak timbul kerusakan pada cat atau lapisan pelindung.
Material sama sekali tidak boleh dijatuhkan atau dihempaskan ke
dalam saluran.
Bila pipa-pipa diangkst/diturunkan dengan mempergunakan suatu
katrol/derek, maka bagian jerat baja yang melingkari pipa harus
terbungkus (dengan karet atau yang tidak akan merusak pipa.)
Pemasangan pipa harus menurut penggalian saluran. Pelaksana
pekerjaan tidak boleh membiarkan saluran yang sudah digali tetap
terbuka untuk jangka waktu yang lama ketika menunggu pengujian
pipa. Pelaksana pekerjaan harus mengambil tindakan pencegahan
agar pipa tidak terapung pada lokasi dimana saluran yang sudah
![Page 56: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/56.jpg)
56
digali dan masih terbuka digenangi air, pencegahan ini dapat
meliputi pengurugan sebagian saluran dengan sambungan-
sambungan pipa tetap terbuka sambil menunnggu pengujian
tekanan hidrolis.
Pelaksana pekerjaan harus memperbaiki semua kerusakan yang
timbuk pada spesimen atau lapisan epoxy pada pipa-pipa baja dan
pipa kenyal akibat pemotongan atau pengelasan. Selanjutnya,
Pelaksana pekerjaan harus mengisi kekosongan lapisan yang timbul
setelah penyambungan pipa. Lapisan spesi harus diperbaiki atau disi
kembali dengan suatu adukan dari 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil : atau
adukan pengisi.
Sesudah pengelasan pipa baja, permukaan luar (selongsong) dan
bagian pipa-pipa yang berdekatan harus diratakan dan dibungkus
dengan satu lapis pita Densoleen S-40 dengan 50% tumpukan
(overlap) dan diakhiri dengan satu lapis pita densoleen R-20, overlap
3 cm, dengan tepi PE yang hitam di atas.
Pembungkusan harus dikerjakan dalam kondisi kering dan bersih
dan bila diperlukan Pelaksana pekerjaan harus menyediakan
atap/tudung.
Pipa-pipa besi kenyal harus dibungkus dengan polyethylen. Lembar
tersebut harus dipotong hingga panjangnya ± 600 mm lebih dari
bagian pipa. Panjang potongan harus diatur hingga terdapat overlap
300 mm pada masing-masing bagian pipa yang berdekatan, terus
sampai ujung pipa.
Lembar tersebut harus dibungkuskan ke sekeliling pipa supaya
secara melingkar menghasilkan overlap di atas kwadran puncak
![Page 57: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/57.jpg)
57
pipa. Tepi potongan lembar polyethylene harus diamankan pada
jarak-jarak kurang satu meter dengan pita perakat dari tali plastik.
Untuk menahan lembar atau pipa tidak boleh dipakai alat logam
apapun.
Baut, mur, pelat antara klem pipa, sengkang dan sebagainya yang
dipakai untuk sambungan flens harus dicelupkan dalam larutan aspal
panas sebelum dipasang
Untuk mengatasi perubahan temperatur, pipa PVC perlu diliukkan
dengan cara memberi offset secukupnya.
6.4.27. Pemasangan Pipa di Atas Tanah
Pipa harus dipasang menurut garis dan ketinggian yang ditentukan
dan harus sedekat mungkin pada dinding, atap, kolom dan bagian
struktural lainnya supaya hanya mengambil tempat seminimal
mungkin dan semua ordinat dan fitting yang diperlukan harus
disiapkan.
Semua pipa dan alat-alat bantu (fitting) harus dipasangkan
sedemikian sehingga tidak menimbulkan tegangan atau regangan
dalam pipa maupun peralatan yang berhubungan karena adanya
bagian-bagian yang ditempatkan secara paksa
Perubahan arah harus dikerjakan dengan memekai lat-alat bantu
yang sesuai. Pipa harus sejajar atau tegak lurus dinding, kecuali jika
ditetapkan lain.
![Page 58: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/58.jpg)
58
Sengkang atau tumpuan sementara harus disediakan untuk
menunjang pipa pada saat dipasang dan pemasangan pekerjaan
pipa harus dilaksanakan dengan hati-hati untuk mencegah terjadinya
kerusakan pada pipa atau lapisan pipa ataupun struktur dan
perlengkapan yang berdekatan . Sebelum penunjang dan sengkang
sementara diangkat maka pipa dan penunjang tetap harus sudah
terpasang.
Perpipaan harus mempunyai sambungan dalam jumlah cukup untuk
memudahkan pengangkatan.
Semua perpipaan harus didukung kokoh dengan penggantung,
sisipan atau tumpuan dan kemungkinan pengembangan atau
penyusutan sydah diperhitungkan
Semua pipa vertikal harus didukung pada tiap lantai atau pada
interval-interval yang tidak lebih dari 2m ke arah pipa, klem,
sengkang atau penahan pada dinding serta pada titik yang lain agar
mejamin terciptanya konstruksi yang kaku. Tiap bagian pipa harus
diletakan pada semua sambungan (disemen), dilas, disekrup)
dikerjakan ketika pipa ditumpu oleh penunjang sementara. Setelah
sambungan selesai dikerjakan, pipa diklem pada posisi akhirnya.
Pengecatan dan pelapisan luar/dalam harus dikerjakan
sebagaimana ditentukan dalam ayat-ayat yang sesuai pada
spesifikasi ini.
6.4.28. Penyebrangan-Penyebrangan Pipa
Penyeberangan pipa pada sungai dan urung-urung, harus
dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana (standar/khusus).
![Page 59: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/59.jpg)
59
Bagi penyeberangan sungai dan urung-urung, biaya-biaya
pemasangan dari pipa selubung (bila diperlukan) , pelat-pelat
pelindung dan beton, perbaikan-perbaikam dan penyesuaian
terhadap dinding-dinding topang dan pangkal-pangkal jembatan,
penggalian-penggalian tambahan.
Bagi penyeberangan sungai dan urung-urung perbaikan-perbaikan
dan penyesuaian terhadap dinding-dinding topang dan pangkal-
pangkal jembatan.
Semua pipa-pipa pada penyeberangan sungai dan bangunan-
bangunan lain harus dipasangkan dengan peralatan yang layak,
seperti penjepit, penggantung dan penopang-penopang dan lain
sebagainya sehingga pemuaian dan penciutan, getaran-getaran kecil
pada perpipaan harus didalam batas-batas yang diijinkan dan tidak
akan mengakibatkan kebocoran-kebocoran.
6.4.29. Penyeberengan Kereta Api
Penyeberangan-penyeberangan pipa melalui rel Kereta Api harus
dilaksanakan sesuai gambar rencana dan instruki-instruksi yang
diberi oleh P.J.K.A.
6.4.30. Jembatan-Jembatan Pipa
Pada saat pemasangan jembatan pipa harus dijaga kelancaran lalu
lintas sekitarnya. Kecuali bila ditentukan lai, pada awal aliran air
dalam pipa sebelum juembatan dipasang katup dengan diameter
yang sesuai berikut sarana pipa penguras, dan pada jembatan pipa
dipasang katup udara sesuai dengan gambar-gambar rencana.
![Page 60: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/60.jpg)
60
Lokasi pemasangan katup-katup dan pipa penguras harus
sesuai dengan situasi setempat sehingga memudahkan
pengoperasiannya.
6.5. Pengujian Tekanan Hidrostatis
6.5.1. Umum
Sebelum pengujian dimulai, blok-blok bantalan penahan dan semua
konstruksi sipil harus berumur lebih dari 7 hari. Penimbunan kembali
harus diselesaikan kecuali pada bagian-bagian yang terdapat katup-
katup dan sambungan yang mana peralatan-peralatan rakit ini harus
terlibat dan diamati pula penguiian berlangsung. Jika ada
penimbunan sebagian dikehendaki karena masalah gangguan lalu
lintas atau keperluan lainnya.
Untuk memeriksa kekuatan.kekencangan setiap sambungan-
sambungan pipa, Pelaksana pekerjaan dapat mengisi air pada
jaringan pipa dengan tekanan maksimal 2 kgf/cm2 sebelum
penimbunan kembali seluruh jaringan perpipaan yang akan diuji.
Jaringan perpipaan yang telah terpasang sepanjang lebih dari 500
m, dapat langsung diisolasi untuk diuji secara hidrotatais dengan
tekanan 10 kgf/cm. Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh
dengan air. Pelaksana pekerjaan dapat menggunakan sumber air
yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri
dengan biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan
pemompaan (an electric piston type test pump) yang dilengkapi
meteran air, harus dicegah terjadinya gelombang-gelombang
![Page 61: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/61.jpg)
61
tekanan, semua udara didalam pipa harus dilepas dan sebuah
manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan pada
cabang jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian ppa yang diuji ini
tidak terdapat katup udara maka cara pengeluaran udara akan
ditentukan oleh Tenaga Ahli.
6.5.2. Perlengkapan Untuk Pengujian
Pompa yang digunakan harus dapat menghasilkan tekanan yang
diinginkan. Tangki penampung air harus mempunyai ukuran/bentuk
yang dapat mengukur volume penambahan air yang disyaratkan
dalam pengujian.
Tangki harus mempunyai ketelitian pengukuran air sebanyak ± 0,5
liter.
Alat pengukur yang telah dikalibarasi, harus dipasang pada titik
terendah dari bagian pipa yang diuji dengan ketelitian pembacaan
0,1 bar.
Semua peralatan yang diperlukan untuk pengujian tekanan hidrotatis
ini harus disediakan oleh Pelaksana pekerjaan dan terlebih dahulu.
Jika hasil pengujian tekanan hidrotatis tidak berhasil secara
memuaskan maka, Pelaksana pekerjaan harus mencari sumber
kebocoran dan harus memperbaikinya. Pelaksana pekerjaan harus
mengulang pengujian tersebut atas biaya sendiri, hingga memenuhi
persyaratan.
Pada waktu pengujian tekanan hidrols pipa, harus diperhatikan agar
instrumen-instrumen dapat menahan tekanan uji tanpa timbul
![Page 62: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/62.jpg)
62
kerusakan pada elemen-elemennya, kalau tidak, instrumen tersebut
harus diangkat selama pengujian dan diganti sementara dengan
pasak/sumbat pipa dengn persetujuan Tenaga Ahli.
Bagian pipa yang akan diuji harus diisi dengan air, dengan
kecepatan pengisian maksimum 200 meter/jam dan dijamin bahwa
udara dalam pipa keluar.
Air diisi dititik terendah dari bagian pipa yang diuji.
Pentil udara harus dijamin dalam keadaan terbuka penuh selama
pengisian air sampai udara betul-betul habis.
Air yang digunakan untuk mengisi pipa dan pengujian tekanan harus
berasal dari sumber yang telah disetujui dan harus memenuhi syarat
kualitas air bersih.
6.5.3. Dasar Perhitungan Penambahan Volume Air (Mak e-Up)
Perhitungan penambahan volume air untuk pipa AC didasarkan paa
rumus :
![Page 63: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/63.jpg)
63
Q = 1,35 * 10 -4 * L * D * (1-E (-H/H) )* P
Dimana :
Q = Volume air (liter)
L =Panjang bagian pengujian (m)
D = Internal diameter (mm)
H = lama pengujian (jam)
P = Tekanan air (bar)
1,35 * 10-4 = Asumsi konstanta, yang diambil berdasarkan
• Daya resap, air dari materi pipa
• Panjang pipa rata-rata
• Metoda penyambungan
• Metoda pengurugan
6.5.4. Pipa Baja
Sambungan dengan las harus berumur paling sedikit 24 jam
sebelum tes dilaksanakan
Pengujian akhir dilakukan setelah akhir jaringan perpipaan diisi air
penuh dengan tekanan kerja normal secara konstan selama 1
minggu berturut-turut tanpa memopelihatkan tanda-tanda adanya
kebocoran. Setelah itu tekanan air dinaikkan sampai tekanan uji dan
idpertahankan selama 2 jam dengan pemompaan, penambahan
volume air harus dicatat dengan teliti.
![Page 64: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/64.jpg)
64
Pengujian tekanan hidrotatis dinyatakan berhasil dengan
memuaskan apabila penambahan volume air diatas tidak melebihi
batasan sebagai berikut ;
• ND 200 mm dan 250 mm = 2,7 l/jam Km. Panjang pipa. • ND 300 mm dan 350 mm = 4,0 l/jam Km. Panjang pipa. • ND 400 mm =5,3 l/jam Km. Panjang pipa. • ND 500 mm =6,6 l/jam Km. Panjang pipa.
6.5.5. Pipa PVC
Setelah semua jaringan perpipaan penuh diisi air semua diameter
pipa PVC tidak boleh terdapat tanda-tanda kebocoran setelah
mencapai tekanan uji secara konstan selama 30 menit.
6.5.6. Pembersihan dan Desinfeksi Perpipaan
Setelah pengujian tekanan hidrotatis selesai dan terbukti berhasil,
dan sebelum dilakukan penyerahan pertaman, Pelaksana pekerjaan
harus membersihkan, mebilas dan memberi desinfektan pada
jaringan pipa sebagaimana ditetapkan di bawah ini.
Pembersihan bagian-bagian pipa harus dicuci dengan kecepatan
tinggi dan dalam jangka waktu sedemikian air yang keluar sudah
bersih dan tidak mengandung sedimen.
Setelah itu, dengan aliran air tetap dipertahankan, pada kecepatan
lebih rendah, air ditambah dengan cairan desinfektan yang sudah
![Page 65: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/65.jpg)
65
disediakan oleh Pelaksana pekerjaan dengan cara dipompakan
melalui lubang berdiamater kecil diujung pipa di bor. Volume air dan
jangka waktunya sekurang-kurangnya 24 jam harus sedemikian
sehingga air yang dikeluarkan mengandung sekurangnya 20 mg sisa
Khlorin per liter.
Jika air ini masih mengandung Khlorin bebas setelah periode kontak
ini, maka harus dicuci dengan air sampai air yang dikeluarkan tidak
mengandung Khlorida yang berlebihan.
Jika ternyata cairan yang dikelarkan tidak mengandung Khlorin
setelah periode kontak selama 24 jam dalam pemberian deinfektan,
maka proses harus diulangi. Sebelum pemberian desinfektan pada
tiap bagian pipa dengan cairan yang mengandung Khlorin di atas,
6.6. Spesifikasi Pipa Pelayanan dan Sambungan Pelay anan
6.6.1. Umum
Semua pipa, alat bantu dan asesoris harus baik dan bersih sebelum
dipasang. Union harus disediakan dekat peralatan utama dan pada
jalur cabang untuk memudahkan pembongkaran pipa.
Jenis pipa pelayanan yang digunakan untuk sambungan pelayanan
SR, KU dan merupakan kombinasi pipaGIV dengan pipa PE atau
pipa GIP dengan PVC.
Penyambungan pipa pelayanan ke rumah-rumah pelanggan harus
sependek mungkin dengan menggunakan “clamp saddle” atau “Tee”
![Page 66: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/66.jpg)
66
dari pipa distribusi yang langsung dismbung ke tiap rumah atau
bercabang-cabang ke beberapa rumah menggunakan pipa retikulasi.
Perpisahan retikulasi yang harus dipasang paralel bercabang
dengan pipa distribusi adalah pipa PVC dengan ND 63 mm (2”), ND
50 mm (1 ½ “) dan ND32 mm (1”). Apabila rumah para pelanggan
sudah dilalui pipa distribusi maka akandipasang pipa retikulasi
paralel atau langsung dengan pipa pelayanan ke rumah-rumah,
sedangkan bila rumah-rumah pelanggan tidak dialui oleh pipa
distribusi maka akan dipasang lebih dahulu pipa retikulasi
bercabang dan pipa distribusi, selanjutnya langsung dengan pipa
pelayanan ke rumah-remah pelanggan. Jalur pipa dan lokasi
penyadapan pipa retikulasi dari pipa distribusi harus sependek
mungkin.
Perpipaan retikulasi yang menyebrang jalan, saluran air atau gorong-
gorong harus dipasang dengan bahan GIP sesuai dengan diameter
di atas atau dengan pipa selubung bahan GIP dengan diameter
setingkat lebuh besar.
Penaganan dan penyimpangan pipa-pipa PVC/PE dan alat-alat
bantu (fitting) harus dilakukan dengan hati-hati. Pipa tidak boleh
disimpan di bawah sinar mathari langsung. Kerusakan apapun dapat
timbul, harus dicegah dan pipa jangan sampai diletakan di atas
benda tajam. Pipa yang sudah tergores atau cacat hingga lebih dari
10% dari tebal dinding akan ditolak.
Penumpukan pipa tidak boleh melebihi batas yang dianjurkan oleh
produsen, dangan memperhitungkan kondidi sekitar.
6.6.2. Pemasangan Sambungan Pelanggan
![Page 67: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/67.jpg)
67
Pekerjaan pemasangan instalasi sambungan pelayanan meliputi
pekerjaan perpipaan dan pemasangan meteran air berikut kosntruksi
sipil yang diperlukan sesuai gambar rencana.
Jenis sambungan pelayanan dan perlengkapan adalah sebagai
berikut :
Jenis Sambungan Panjang Pipa Pelayanan Ukuran Meteran
Tabel 6.1. Ukuran Pipa dan Ukuran Meter Air
Pelayanan PE PVC Ukuran Meteran Air
Sambungan rumah Type I
¾” (25 mm) 1“(32mm) ½” atau ¾”
Kran Umum ¾” (25 mm) 1“(32mm) ½” atau ¾” Sambungan non rumah tangga
¾” (25 mm) 1“(32mm) ½” atau ¾”
Panjang pipa pelayanan sampai meteran air di atas adalah perkiraan
rata-rata saja, sehingga Pelaksana pekerjaan harus memasang
sesuai dengan situasi di lapangan/rumah para pelanggan.
Dalam hal ini tidak ada tuntutan atas pekerjaan tambah/kurang
karena perbedaan di atas.
Konstruksi sipil dalam instalasi sambungan pelayanan merupakan
pekerjaan sipil yang sederhana meliputi pembuatan bantalan beton,
meteran air, penyediaan boks pengaman dan batang penyanggga
meteran air dari plat baja beserta anak kuncinya, pekerjaan
pasangan, plesteran dan lain-lain sesuai gambar rencana.
![Page 68: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/68.jpg)
68
6.6.3. Instalasi Meteran Air
Instalasi meteran air adalah sama untuk semua jenis sambungan
pelayanan sesuai dengan gambar rencana dengan ketentuan –
ketentuan sebagai berikut :
a. Meteran air dengan penyanggga dan boks pengaman diletakan
di atas dudukan lantai beton tumbuk campuran 1:3:5
b. Penyangga meteran air dan boks pengamannya dibuat dari plat
baja masing-masing tebal 5 mm dan 3 mm. Kemudian keduanya
dicat dengan warna biru tua dengan cat dasar meni dan kualitas
cat kelas satu, sistem pengecatan dilakukan dengan
semprotan.
c. Setiap boks pengaman meteran air dilengkapi kunci gembok
ukuran tertentu dan setiap 100 buah boks menggunakan satu
anak kunci ditambah satu buah kunci cadangan.
6.6.4. Instalasi Kran Umum
Instalasi kran umum dibuat sesuai gambar rencana dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Lokasi penempatan KU harus disetujui oleh pemilik tanah. b. Saluran pembuangan air bekas harus dibuat sampai mencapai
saluran air kotor/selokan yang terdekat yang telah ada dengan biaya Pelaksana pekerjaan.
![Page 69: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/69.jpg)
69
6.6.5. Instalasi Kran Kebakaran
Instalasi kran kebakaran harus dipasang sesuai gambar rencana.
Penyambungan kran kebakaran harus pada induk distribusi.
![Page 70: BAB-6-p](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020714/55cf99dc550346d0339f8d88/html5/thumbnails/70.jpg)
70
BAB 7 Peritungan Biaya Sistem Distibusi
7.1. Umum
7.2. Perhitungan Biaya Reservoir
7.3. Perhitungan Jaringan Pipa dan Samungan Rumah