BAB-6-p

70
1 BAB VI SPESIFIKASI TEKNIK BAHAN DAN PEMASANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM 6.1. Umum . Spesifikasi teknis ini bertujuan untuk memberikan keterangan kepada Supplier, Pelaksana pekerjaan tentang metodologi teknis secara umum maupun hal-hal non teknis yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan pemasangan jaringan perpipaan yang harus diikuti oleh Supplier maupun Pelaksana pekerjaan. Diharapkan dengan mengikuti persyaratan ini para pemberi tugas atau pemilik proyek mendapatkan hasil kerja dan bahan yang paling optimal. 6.2. Spesifikasi Reservoir Beton Persyaratan yang dipakai untuk pekerjaan ini sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia seperti PBI 1971, NI 70 dan lain lain Bahan Konstruksi 1. Semen Jenis atau tipe semen yang dipakai adalah semen jenis type I yaitu jenis semen untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus.

description

tesis

Transcript of BAB-6-p

Page 1: BAB-6-p

1

BAB VI SPESIFIKASI TEKNIK

BAHAN DAN PEMASANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM

6.1. Umum

.

Spesifikasi teknis ini bertujuan untuk memberikan keterangan

kepada Supplier, Pelaksana pekerjaan tentang metodologi teknis

secara umum maupun hal-hal non teknis yang menyangkut

pelaksanaan pekerjaan pemasangan jaringan perpipaan yang harus

diikuti oleh Supplier maupun Pelaksana pekerjaan. Diharapkan

dengan mengikuti persyaratan ini para pemberi tugas atau pemilik

proyek mendapatkan hasil kerja dan bahan yang paling optimal.

6.2. Spesifikasi Reservoir Beton

Persyaratan yang dipakai untuk pekerjaan ini sesuai dengan standar

yang berlaku di Indonesia seperti PBI 1971, NI 70 dan lain lain

Bahan Konstruksi

1. Semen

Jenis atau tipe semen yang dipakai adalah semen jenis type I yaitu

jenis semen untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan

persyaratan khusus.

Page 2: BAB-6-p

2

Pelaksana pekerjaan harus membawa contoh semen yang

memenuhi persyaratan dan contoh ini akan dipakai sebagai

pedoman dalam pengadaan semen.

Merk semen yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan

yang sudah ditentukan dan harus dilengkapi dengan pengujian atau

sertifikat dari pabrik semen yang bersangkutan.

2. Agregat Halus (Pasir)

Agregat halus alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batu-

batuan atau pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah.

Agregat halus yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut :

• Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam, keras dan

kekal.

• Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %,

yang ditentukan terhadap berat kering.

• Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-nahan organis

terlalu banyak, untuk membuktikan harus diadakan percobaan

warna dari Abrams-Harder.

• Gradasi agregat halus harus baik dan memenuhi pasal 3.1. ayat

5 PBI – 71.

• Pasir dari laut tidak boleh digunakan.

Contoh bahan itu akan dipakai sebagai pedoman pengiriman agregat

halus di lapangan. Apabila ada perbedaan antara agregat halus di

lapangan dengan contoh yang ada, maka agregat halus tersebut

harus secepat mungkin disingkirkan dari lapangan supaya tidak

terjadi kekeliruan pemakaian.

Page 3: BAB-6-p

3

3. Agregat Kasar

Agregat kasar berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari

batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan

batu. Agregat kaar yang digunakan harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut :

� Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras atau tidak

berpori dan kekal.

� Kandungan lumpur tidak boleh lebih dari 1 % yang ditentukan

terhadap berat kering.

� Tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,

seperti zat-zat reaktif alkali.

� Gradasi agregat kasar harus baik atau memenuhi pasal 3,4 ayat 6

PBI – 71. Ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar

harus melebihi nilai berikut :

1. 1/5 jarak terkecil antara samping dan cetakan.

2. 1/3 tebal plat.

3. 3/4 jarak minimum atau barang tulangan.

4. Air

Air yang akan dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut :

� Air tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam,

bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak

beton atau baja tulangan.

� Air yang tidak dapat diminum tidak boleh dipakai untuk

pembuatan beton.

Page 4: BAB-6-p

4

Air yang akan dipakai untuk pembuatan dan perawatan beton harus

diadakan pemeriksaan di Laboratorium untuk membuktikan apakah

air yang akan dipakai sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.

5. Baja Tulangan

Baja tulangan yang akan dipakai harus memenuhi standar mutu

yang disyaratkan dalam PBI – 71. Untuk membuktikan bahwa baja

tulangan tersebut sesuai standar mutu yang disyaratkan, maka

diharuskan diuji di Laboratorium Bahan Konstruksi Bangunan.

Bentuk baja tulangan dapat berupa tulangan polos maupun tulangan

yang diprofilkan (deform), asal memenuhi standar mutu yang

disyaratkan. Tulangan polos diartikan batang prismatis

berpenampang bulat, persegi, lonjong dan lain-lain dengan

permukaan licin.

Tulangan diprofilkan (deform) diartikan batang prismatis atau puntir

yang permukaan diberi rusuk-rusuk yang terpasang tegak lurus atau

miring terhadap sumbu batang.

Kawat pengikat yang dipakai dari baja lunak dengan diameter

minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak

bersepu seng. Sebelum kawat pengikat ini dipakai di lapangan,

6. Bahan Pembantu

Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pekerjaan, waktu

pengikatan dan pengerasan diijinkan untuk dimanfaatkan. asal dapat

sudah mendapat ijin tertulis dari Pemberi Tugas.

Page 5: BAB-6-p

5

7. Pemeriksaan Bahan

Semua bahan yang akan dipakai seperti yang disebutkan di atas

harus dilakukan pengetesan di Laboratorium Bahan Konstruksi

Bangunan ..

8. Penyimpanan Bahan Konstruksi

Dalam pengangkutan semen ke tempat penyimpanan (gudang) di

tempat pelaksanaan harus dijaga agar semen menjadi lembab.

Semen harus disimpan di dalam gudang, sedemikian rupa sehingga

terjamin tidak akan rusak dan atau tercampur dengan bahan-bahan

lain.

Semen dari berbagai jenis harus disimpan sedemikian rupa sehingga

tidak mungkin semen dan jenis yang satu bertukar dengan jenis

yang lain.

Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang

didatangkan baru, tidak boleh dilakukan di atas timbunan semen

yang sudah ada dan pemakaian semen harus dilakukan menurut

urutan pengiriman.

Apabila semen telah disimpan lama dan atau mutunya diragukan,

maka sebelum dipakai harus dibuktikan terlebih dahulu bahwa

semen tersebut masih memenuhi syarat.

Agregat harus ditimbun di tempat pekerjaan sedemikian rupa

sehingga pengotoran oleh bahan-bahan lain dan atau pencampuran

satu sama lain dapat dicegah. Penggunaan bak-bak bahan yang

Page 6: BAB-6-p

6

berlantai sangat dianjurkan untuk mencegah terbawanya tanah

bawah pada waktu pengambilan bahan.

Batang-batang tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh

tanah. Batang-batang tulangan dari berbagai jenis baja harus diberi

tanda dan ditimbun terpisah dari jenis satu dengan jenis lainnya,

sehingga tidak memungkinakan tidak kemungkinan tertukar.

Penimbunan baang-batang tulangan di udara terbuka untuk jangka

waktu yang panjang harus dicegah.

9. Adukan Percobaan

• Pelaksana pekerjaan harus menyerahkan jauh hari sebelum

pengujian dilaksanakan, data berikut ini untuk rencana adukan

tiap kelas beton.

• Usulan distribusi ukuran butiran agregat halus.

• Usulan distribusi ukuran butiran kasar.

• Asal agregat halus dan kasar.

• Pengolahan adukan.

• Kandungan semen.

• Perbandingan air dan semen.

• Usulan Slump.

• Bahan aditif jika ada.

Dari adukan yang diusulkan, harus diambil kubus uji sebagai berikut:

• Untuk setiap kelas beton, harus dibuat 6 kubus diuji pada umur 7

hari dan tiga kubus lagi diuji pada 28 hari.

• Pada tiap umur pengujian, kekuatan kubus tidak lebih rendah

dari 1 1/3 kali kekuatan kubus uji yang disyaratkan.

Page 7: BAB-6-p

7

Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana pekerjaan harus

menyerahkan kepada Pemberi Tugas untuk disetujui mengenai

detail lengkap pengujian ini bersama dengan analisa gradasi dan

perhitungan rencana campuran (mix design). Pelaksana pekerjaan

tidak boleh melakukan pengecoran bagian manapun sebelum

campurannya disetujui.

Kelas Beton

URAIAN I= K = 225 II=K=175 III

Kekuatan kubus karakteristik (150 x 150 x

150) mm 28 hari yang ditentukan 22,5 kg/cm2 175 kg/cm2 - kg/cm2

Ukuran agregrat maksimum 25 mm 25 mm 30 mm

Kandungan semen minimum 325 kg/cm2 325 kg/cm2 - kg/cm2

Perbandingan campuran percobaan

pertama semen : Agregat halus : agregat

kasar

1 : 11,5 : 2,5 1 : 2 : 3 1 : 3 : 6

Basic Slump maks./Minimum (umum) 75/50 75/50 -

Reviasi standard permulaan 65 N/cm2 65 N/cm2 -

Perbandingan campuran yang diberikan diatas telah diperkirakan

guna mencapai kekuatan yang disyaratkan pada umur 28 hari

setelah pengecoran. Dengan ketentuan bahwa bahan yang dipakai

bermutu baik dan pengawasan dilakukan dengan baik. Meskipun

demikian, semua campuran beton yang akan dipakai di lapangan

sebelumnya harus sudah diadakan pengadaan di laboratorium.

Page 8: BAB-6-p

8

Beton hendaknya dinilai dengan pengertian bahwa kekuatan yang

disyaratkan untuk kelas tertentu lebih menentukan dari pada

perbandingan campuran yang diperlihatkan.

10. Pengujian Beton dan Bahan-bahan Beton

Pada umumnya, metode pengujian harus sesuai dengan PBI 1971

bagian 4,7 dan dapat juga mencakup pengujian slump dan tekan.

Jika tidak memenuhi persyaratan percobaan slump, adukan yang

tidak disetujui tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari

lapangan oleh Pelaksana pekerjaan. Jika pengujian tekan gagal,

harus ditetapkan prosedur perbaikan sebagaimana diuraikan dalam

PBI 1971.

Tes kubus sejumlah sekurang-kurangnya 1 kubus untuk tiap 10 m3

dan minimum 3 kubus tiap hari.

Kubus-kubus tersebut harus ditempatkan dalam kondisi yang sama

dengan kondisi yang sebenarnya dan harus diuji setelah 7 atau 28

hari .

11. Pengontrolan Mutu Beton dan Pengujian Kekuatan

Lapangan

Pelaksana pekerjaan bertanggung jawab sepenuhnya untuk

menghasilkan beton seragam, yang memiliki kekuatan serta sifat-

sifat lainnya sebagaimana yang telah ditetapkan. Untuk ini,

Pelaksana pekerjaan harus menyediakan dengan biaya sendiri, serta

mempergunakan alat penimbang sistem volumetik yang akurat untuk

Page 9: BAB-6-p

9

mengukur air, peralatan yang sesuai untuk mengaduk dan mencor

beton serta peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan untuk

pengujian sebagaimana mestinya. Semen dan semua agregat harus

diukur dan ditetapkan proporsinya menurut berat. Pengadaan yang

memakai kantung semen yang tidak diperbolehkan.

12. Pengadukan Beton

Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat

pengecoran. Pekerjaan pengecoran bila mungkin, harus diatur

sedemikian rupa sehingga seluruh operasi dapat dilihat dari satu titik

dan diawasi serta dicek oleh pengawas. Pengadukan dengan tangan

tidak diijinkan.

13. Pengangkutan Beton

Pengangkutan adukan beton harus mengikuti ketentuan sebagai

berikut :

• Pengangkutan beton yang telah diaduk dari tempat pengadukan

ke tempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang mana

dapat mencegah segregasi dan kehilangan bahan-bahan (semen,

air dan agregat halus).

• Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat

pengecoran dengan perantaraan talang-talang miring hanya

dapat dilakukan.

• Adukan beton harus sudah dicor dalam waktu 1 jam setelah

pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini dapat

memperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan

dengan kontinu secara mekanis, jangka waktu ini harus

diperhatikan apabila diperlukan waktu pengangkutan yang lama

Page 10: BAB-6-p

10

atau panjang. Apabila dibutuhkan jangka waktu pengangkutan

yang lebih lama atau panjang dari ketentuan-ketentuan di atas,

maka harus dipakai bahan penghambat pengikatan yang berupa

bahan pembantu. Pengangkutan beton ini harus terlindung

terhadap cuaca buruk seperti suhu yang panas, hujan ataupun

angin yang kencang yang dapat mempengaruhi penguapan air

secara cepat dalam campuran beton.

14. Pengecoran Beton

Pengecoran beton di bagian manapun tidak boleh dilakukan sebelum

pekerjaan perancah, acuhan dan pekerjaan persiapan setelah

selesai dikerjakan sesuai dengan spesifikasi.

Pelaksana pekerjaan harus memberikan usulan rencana kerja

pengecoran yang meliputi volume pekerjaan, kapasitas produksi

adukan beton dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebelum

pekerjaan pengecoran dilakukan.

15. Persiapan Pengecoran

Semua peralatan, material dan tenaga kerja harus siap di lapangan

sebelum pengecoran ini dimulai. Permukaan sebelah dalam dari

acuan dimana akan dilaksanakan pekerjaan pengecoran harus

benar-benar bersih dari kotoran-kotoran yang berupa bahan lepas.

Apabila acuan terbuat dari bahan yang diperkirakan akan menyerap

air yang banyak, maka acuan itu harus dibasahi dahulu hingga

jenuh, sehingga dalam adukan campuran beton tidak habis terserap

pada acuan.

Page 11: BAB-6-p

11

Tulangan-tulangan harus dibersihkan dari karat, penempatan

tulangan harus sesuai dengan gambar. Rencana, beton deking

harus sudah terpasang dengan benar dan keseluruhannya.

Apabila akan memakai bahan pembantu dengan maksud untuk

mempermudah pelepasan acauan setelah beton mengeras, harus

betul-betul diperiksa sehingga tidak menggangu pelekatan antara

besi dan beton.

Apabila beton akan dicorkan di atas bidang-bidang beton lama,

maka bidang beton lama tersebut harus dikasarkan terlebih dalam

dan dibersihkan dari kotoran yang melekat dan harus disiram

dengan air sampai jenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton baru

dilaksanakan bidang-bidang kontak beton lama telah disapu dengan

spesi mortar dengan campuran yang sesuai dengan betonnya,

mortar ini dapat diganti dengan menggunakan lem betonnya.

Pekerjaan persiapan ini harus diperiksa bersama-sama antara

Pelaksana pekerjaan dan Pemberi Pekerjaan, hasil pemeriksaan ini

akan dibuat berita acara yang sudah disiapkan oleh Pelaksana

pekerjaan.

16. Pelaksanaan Pengecoran

Pengecoran beton hanya sebaiknya pada siang hari,. Apabila

pengecoran dilaksanakan pada malam hari, perlengkapan

pengecoran, penerangan dan lain-lain yang diperlukan harus

disiapkan sehingga pekerjaan pengecoran menghasilkan mutu yang

sebaik-baiknya.

Page 12: BAB-6-p

12

Pengecoran sebaiknya dilaksanakan segera mungkin setelah selesai

pengadukan dan sebelum terjadi proses pengikatan. Penundaan

pengecoran dalam hal masih diijinkan dalam batas-batas beton

masih dapat dikerjakan dengan baik tanpa penambahan air.

Pengecoran dan pengerjaan beton harus diselesaikan dalam waktu

20 menit sesudah dari mixer, kecuali diberikan bahan-bahan

pembantu yang bersifat memperlambat proses pengerasan.

Pelaksanaan pengecoran beton hendaknya dikerjakan sedemikian

rupa sehingga tidak terjadi pemisahan bahan (Segregation) dan

pengerjaan kembali beton yang telah selesai dicor. Adukan beton

tidak diperbolehkan dijatuhkan dengan ketinggian lebih dari 1,5 m

tetapi jika bagian pekerjaan tertentu memerlukan agar beton

dijatuhkan dari tempat tinggi, maka alat-alat dan metoda yang akan

dipakai harus mendapat persetujuan dan juga tidak boleh menimbun

beton dalam jumlah besar di suatu tempat dengan maksud untuk

kemudian meratakannya sepanjang acuan.

Lubang-lubang drainase dan sebagainya yang harus dibuat seperti

apa yang ditujukan dalam gambar harus dibuat dari bambu atau

batang pisang atau bahan lainnya dengan diameter 5 – 7,5 cm dan

harus dipersiapkan sebelum pelaksanaan pengecoran.

Untuk beton dengan mutu lebih besar dari K-225 atau beton-beton

dengan persyarat kekuatan yang tinggi, pengecoran harus dilakukan

secepatnya sesudah selesai pengadukan.

Untuk dinding beton, pengecoran dilakukan secara lapis-lapis

horizontal dengan tebal pada umumnya diambil 30 cm menerus ke

seluruh panjangnya sampai dengan pengakhiran yang disokong oleh

Page 13: BAB-6-p

13

acuan yang kokoh atau konstruksi khusus (construction joints)

seperti yang diperlihatkan pada gambar rencana.

Beton, acuan dan atau tulangan yang menonjol keluar harus

dicegah dari kemungkinan kena sentuhan atau getaran yang

dapat membahayakan daya ikatnya dengan beton.

Dalam pelaksanaan pengecoran yang perlu diperlihatkan suhu

tempat pengecoran tidak boleh lebih dari 38oC atau di bawah

hujan lebat tanpa adanya usaha-usaha untuk melindunginya.

Kalau pengecoran akan dilaksanakan pada suhu tinggi,

Pelaksana pekerjaan harus memperhitungkan kehilangan air

pada adukan akibat penguapan pada saat transport ataupun

pada saat penguapan. Kalau di tempat pengecoran lebih besar

dari 38oC, maka dapat dipakai cara-cara sebagai berikut :

� Semua persediaan agregat, air dan tangki penimbunannya dan

juga mesin pengaduk harus dilindungi dari sinar matahari.

� Agregat didinginkan secara kontinu dengan air bila mungkin.

� Air yang digunakan dapat didinginkan dengan menambah air

pada tangki penimbunan jika diperlukan.

Dalam pengecoran ini, Pelaksana pekerjaan harus membuat catatan

lengkap mengenai tanggal, waktu dan kondisi pengecoran beton

pada tiap bagian pekerjaan.

16.5. Pemadatan Beton

Selama proses pengecoran berlangsung, maka beton harus

dipadatkan dengan alat mekanis (vibrator) disamping itu

Page 14: BAB-6-p

14

dimungkinkan pula pemadatan dengan menggunakan tenaga

manusia maka dapat dilakukan dengan cara memukul-mukul acuan

dari sebelah luar, mencocok-cocok atau menusuk-nusuk adukan

beton secara kontinu. Ketelitian ini, dalam hal ini sangat perlu

diperhatikan agar semua terisi, sela-sela diantara dan sekeliling

tulangan terpenuhi tanpa menggeser kedudukan tulangan dan

sebagainya, membuat agar permukaan menjadi rata dan halus,

mengeluarkan gelembung-gelembung udara serta mengisi semua

rongga-rongga. Tenaga-tenaga yang mengerjakan pekerjaan ini

harus telah banyak pengalaman .

Dalam hal pemadatan beton dilakukan dengan alat-alat pengebor,

harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

� Jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan kira-kira

vertikal, tetapi dalam keadaan khusus boleh miring sampai 45o.

� Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan ke arah

horisontal karena hal ini akan menyebabkan pemisahan bahan-

bahan.

� Jarum penggetar tidak diperbolehkan mengenai cetakan atau

bagian beton yang sudah mulai mengeras.

� Lapisan yang digerakkan tidak boleh lebih panjang dari jarum

atau antara 30 – 50 cm. Oleh karena itu apabila pengecoran pada

bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal harus dilakukan lapis

demi lapis, sehingga tiap-tiap lapis dapat dipadatkan dengan baik

� Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai

tampak mengkilap sekitar jarum, pada umumnya tercapai setelah

30 detik. Penarikan jarum ini tidak boleh dilakukan terlalu cepat,

agar rongga bekas jarum dapat diisi penuh lagi dengan adukan.

� Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa

sehingga daerah-aerah pengaruhnya saling menutupi.

Page 15: BAB-6-p

15

Jenis vibrasi yang dapat digunakan adalah external dan lateral

vibrator,.

Jumlah minimum internal vibrator untuk memadatkan beton

diberikan pada tabel dibawah ini :

I. KECEPATAN MENGECOR

BETON

II. JUMLAH

ALAT

4 M3/jam

8 M3/jam

12 M3/jam

16 M3/jam

20 M3/jam

2

3

4

5

6

Dianjurkan Pelaksana pekerjaan selalu menyediakan vibrator

cadangan apabila ada kerusakan vibrator, maka pekerjaan tertunda.

17. Lantai Kerja

Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung di atas permukaan

tanah, kecuali jika ditetapkan lain, maka harus dibuat lantai kerja

minimum setebal 50 mm, kelas III, di atas tanah sebelum tulangan

beton ditempatkan atau dipasang.

18. Spesi Semen (Cement Mortar)

Spesi harus terdiri dari satu bagian semen berbanding sejumlah

bagian agregat halus yang sudah ditetapkan dan ditambah air bersih

sedemikian rupa sehingga dihasilkan campuran akhir yang

konsistensi plastisnya. Spesi harus diaduk pada suatu landasan

Page 16: BAB-6-p

16

kayu atau logam dalam jumlah kecil menurut keperluan dan setiap

spesi-spesi yang sudah mulai mengeras dan telah dicampur dalam

waktu lebih dari 30 menit tidak boleh dipakai dalam pekerjaan. Spesi

yang sudah mengeras sebagian tidak boleh diolah lagi untuk dipakai.

19. Perlindungan dan Pengeringan Beton

Untuk mencegah pengeringan bidang-bidang beton selama paling

sedikit 2 minggu, beton harus dibasahi terus menerus, antara lain

dengan menutupinya dengan karung-karung basah. Pada pelat-pelat

atap pembahasan terus menerus ini harus dilakukan dengan

merendamnya atau menggenanginya dengan air. Pada hari-hari

pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan tidak

boleh diganggu. Sangat dilarang untuk mempergunakan lantai yang

belum cukup mengeras tempat penimbunan bahan-bahan atau

sebagai jalan untuk mengangkut bahan yang berat.

20. Pengerjaan Permukaan Beton

Selama dilaksanakan penataan permukaan atas beton yang dicor

setempat, permukaan yang dihasilkan harus datar dengan hasil akhir

yang rata tetapi masih bertekstur kasar. Sebelum pengerasan

pertama dimulai, permukaan tersebut harus diratakan lagi sesudah

semen (trowelling) dimana perlu untuk menutup retakan-retakan dan

mencegah timbulnya celahan yang berlebihan pada permukaan yang

terbuka.

21. Siar-siar Konstruksi

Page 17: BAB-6-p

17

Semua siar konstruksi dalam beton harus dibentuk rata horizontal

atau vertikal. Siar-siar tersebut harus berakhir pada bekisting yang

kokoh yang ditunjang dengan baik, jika perlu, di bor guna melewati

penulangan. Bila pekerjaan pengecoran ditunda sampai beton yang

sudah dicor mulai mengeras, maka dianggap terdapat siar

konstruksi. Jika diperlukan siar konstruksi ditempat yang lain dari

pada yang telah disetujui, karena terjadi kerusakan alat atau dasar

lain yang tak terduga, harus disediakan penopang tegak lurus pada

garis tegangan-tegangan utama, tetapi jika lokasinya dekat tumpuan

suatu pelat atau balok, maka beton yang sudah dicor harus dipecah

kembali dan disingkirkan sehingga dicapai suatu lokasi yang cocok

untuk siar konstruksi sebagaimana disepakati.

Jika beton kurang dari 3 hari umurnya, permukaan tersebut harus

disiapkan dengan pengikatan seluruhnya, tetapi jika umurnya sudah

lebih dari 3 hari atau sudah terlalu keras, permukaan tersebut harus

dilukai secara ringan atau ditembus dengan pasir (band blasted)

untuk memperlihatkan agregat.

22. Bekisting

22.5. Pembuatan

Semua bekisting harus dirancang dan dibuat hingga dinilai

memuaskan. Pelaksana pekerjaan harus menyerahkan rencananya

untuk disetujui, dalam jangka waktu yang cukup sebelum dimulai.

Semua bekisting harus diperkuat dengan klam dari balok-balok kecil

dan harus yang kuat serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar

tidak terjadi distorsi ketika beton dicorkan. Dipadatkan dan

Page 18: BAB-6-p

18

mengeras. Bekisting dari kayu dan triplek harus dibuat dari kayu

yang sudah diolah dengan baik. Semua sambungan harus cukup

kencang agar tidak terjadi kebocoran.

Agar beton tidak menempel pada bekisting, bagian permukaan

dalam bekisting diberi selapis minyak yang jenisnya sudah disetujui,

sebelum beton dicorkan. Minyak pelumas baik yang sudah atau

belum dipakai tidak boleh dipakai untuk maksud ini. Harus

diperhatikan agar besi tulangan tidak terkena bahan pelapis

semacam ini.

Pengikat baja untuk di dalam atau blok antara (specer) yang sudah

disetujui boleh dipakai. Bagian dari pengikat atau perantara yang

ditanam permanen dalam beton sekurang-kurangnya harus berjarak

50 mm dari permukaan akhir beton. Setiap lubang dalam permukaan

beton yang timbul akibat pengikat atau perantara harus ditutup

dengan rapi setelah bekisting dibuka dengan spesi semen yang

campuran serta konsistensinya sama dengan mutu beton induknya.

Semua permukaan beton yang terbuka harus halus, maka bekisting

harus dilapisi dengan triplek bermutu tinggi. Sebelum memasang

kayu bekisting,

Semua sudut-sudut kolom, balok dan tembok yang terbuka harus

diberi alur 15 mm kecuali jika ditetapkan lain pada gambar rencana.

Bekisting untuk kolom dan dinding harus diberi lubang agar kotoran,

debu dan benda lainnya dapat disingkirkan sebelum beton dicorkan.

Beton di bagian manapun tidak boleh dicorkan sebelum bekistingnya

diperiksa.

Page 19: BAB-6-p

19

22.6. Pembukaan

Pembukaan bekisting harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga

tidak menimbulkan kerusakan pada beton. Bekisting tidak boleh

dibuka sebelum beton mencapai kekuatan yang cukup untuk

menahan tegangan-tegangan yang timbul akibat pembukaan dan

jika diperlukan Pelaksana pekerjaan harus membuktikannya.

Jangka waktu minimum antara pengecoran dan pemadatan beton

dengan pengangkatan bekisting adalah 3 hari, namun demikian hal

ini tidak membebaskan Pelaksana pekerjaan dari kewajibannya

untuk menunda pengangkatan bekisting sampai beton mencapai

kekuatan yang memadai. Pelaksana pekerjaan harus bertanggung

jawab dan wajib memperbaiki semua kerusakan yang timbul akibat

pengangkatan bekisting yang terlalu dini, atas biaya sendiri. Jika

setelah pengangkatan bekisting ternyata sarang laba pada beton

atau cacat lainnya, harus segera di identifikasi.. Setelah struktur

selesai, semua bekisting harus dibongkar seluruhnya,.

23. Penulangan

23.5. Umum

Semua baja tulangan harus bebas dari serpihan karat lepas, minyak,

gemuk, cat debu atau zat lainnya yang dapat mengganggu

perlekatan yang sempurna antara tulangan dan beton. Bila perlu

baja harus disikat atau dibersihkan sebelum dipakai.

Page 20: BAB-6-p

20

Beton tidak boleh dicorkan sebelum penulangan diperiksa. Baja

tulang sedang harus BJTP 24 yang sesuai dengan SII 0136 1984

atau yang setara untuk baja tulangan ukuran sedang yang polos.

Baja tulangan bertegangan tinggi harus BJTP 40 yang sesuai

dengan SII 0136 1984 atau setara baja ulir bertegangan tinggi.

Tegangan leleh baja tulangan bertegangan tinggi minimum 4000

kg/cm2 dan perpanjangannya harus lebih dari 16 %.

23.6. Penyimpanan

Baja tulangan harus disimpan di bawah atap yang tahan air dan

diberi alas dari muka tanah atau air yang tergenang serta harus

dilindungi dari kemungkinan kerusakan dan karat.

23.7. Penekukan Penulangan

Pada tahap awal pekerjaan, Pelaksana pekerjaan harus

mempersiapkan daftar tekukan (bending schedule).

Semua baja tulangan harus semua ditekuk secara tepat menurut

bentuk dan dimensi yang diperlihatkan dalam gambar dan sesuai

dengan PBI – 71 atau yang setara serta dipasang pada posisi yang

tepat seperti diperlihatkan pada gambar sehingga beton deking yang

ditetapkan dapat dipenuhi di semua tempat. Baja harus ditekuk

dengan alat yang disetujui. Tulangan tidak boleh ditekuk atau

diluruskan dengan cara yang dapat menimbulkan kerusakan

tulangan yang mempunyai lengkungan atau lekukan yang tidak

sesuai dengan gambar tidak boleh dipakai.

Page 21: BAB-6-p

21

Harus diperhatikan agar panjang keseluruhan dari tulangan yang

mempunyai banyak tekukan, tepat dan sesudah penekukan dan

pemasangan batang baja tetap di tempat tanpa timbul lengkungan

atau puntiran. Bila diperlukan satu radius untuk tekukan atau

lengkungan, maka dikerjakan dengan sebuah penjepit (pin) yang

mempunyai diameter 4 kali besar diameter batang yang ditekuk.

24. Pemasangan

Tulangan harus dipasang dengan tepat pada posisi yang

diperlihatkan pada gambar dan harus ditahan jaraknya dari bekisting

dengan memakai dudukan beton atau gantungan logam menurut

kebutuhan, dan pada persilangan diikat dengan kawat baja yang

pilar dingin dengan diameter tidak kurang dari 1,6 mm, ujung-ujung

kawat harus diarahkan ke bagian tubuh utama beton.

Baja tidak boleh ditumpu dengan penahan logam yang menonjol

hingga ke permukaan beton, pada tumpuan kayu atau kepingan-

kepingan agregat kasar.

Bila pengatur jarak dari spesi pra cetak untuk mengatur tebal beton

deking sekurang-kurangnya harus mempunyai kekuatan yang sama

dengan kekuatan yang ditetapkan untuk beton yang sedang dicor

dan harus sekecil mungkin. Blok-blok ini harus dikencangkan dengan

kawat yang ditanam didalamnya dan harus dicelupkan dalam air

sebelum dipakai.

Selama pengecoran berlangsung, seorang pemasang tulangan yang

ahli harus berada ditempat untuk mengecek, menyesuaikan dan

memperbaiki tulangan.

Page 22: BAB-6-p

22

Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari

beton pada siar konstruksi atau lainnya tidak boleh ditekuk selama

pengecoran ditunda.

Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan

teliti dari beton yang sudah mengering atau mengering sebagian

yang mungkin menempel dari pengecoran sebelumnya.

Sebelum pengecoran, seluruh tulangan yang sudah dipasang pada

tiap bagian pekerjaan harus di periksa dalam tenggang waktu yang

cukup.

Jarak minimum dari permukaan suatu batang termasuk sengkang ke

permukaan beton terdekat harus sesuai dengan gambar untuk tiap

bagian pekerjaan.

24.5. Toleransi untuk Beton yang tidak Terbuka

Posisi bagian-bagian struktur antara lain as-as balok atau dinding

atau pelat harus tepat dalam batas-batas toleransi 10 mm, tetapi

akumulasi toleransi tidak diperbolehkan.

24.6. Toleransi untuk Beton dengan Muka Halus

Toleransi untuk beton dengan muka halus adalah 0,6 cm, posisi

bagian struktur dan maksimum 0,3 cm untuk ukuran bagian struktur.

Pergeseran papan bekisting pada siar-siar tidak boleh melebihi 0,1

cm dan perbedaan garis sepadan (aligment) bagian struktur harus

dalam batas 0,1 %. Akumulasi toleransi tidak diperbolehkan.

Page 23: BAB-6-p

23

24.7. Kemiringan Plat Lantai

Semua kemiringan plat lantai sebagaimana ditunjukkan pada

gambar harus dihitung dari tebal minimum plat lantai yang diperlukan

bagian bawah dari plat lantai yang miring harus horisontal.

24.8. Cacat Pada Beton

Walaupun hasil uji kubus sudah memuaskan, Pekerjaan beton dapat

ditolak yang ternyata memiliki salah satu atau lebih dari cacat berikut

:

� Beton tidak sesuai bentuk atau posisinya dengan yang

diperlihatkan pada gambar.

� Beton tidak tegak lurus menurut ketentuan.

� Beton mengandung kayu atau benda asing lainnya.

Semua permukaan beton setelah bekisting dilepas dan sebelum

dilakukan pekerjaan selanjutnya pada permukaan beton harus

dilepas. Setiap permukaan yang terlihat bersarang laba tetapi dapat

diterima harus diisi dengan bahan grouting yang tidak susut dan

harus dikerjakan hingga mencapai permukaan yang benar dengan

memakai kikir.

24.9. Pekerjaan Bekisting untuk Finishing

Untuk menghasilkan permukaan akhir yang halus, Pelaksana

pekerjaan harus melakukan percobaan bekisting beton untuk

permukaan halus. Percobaan ini akan dilakukan pada balok fondasi.

Page 24: BAB-6-p

24

Jika percobaan ini tidak memenuhi standar beton muka

sebagaimana disebutkan dalam spesifikasi ini. Pelaksana pekerjaan

harus selanjutnya melakukan percobaan lagi sampai dihasilkan

standar beton muka halus.

Rencana Pelaksana pekerjaan untuk percobaan ini harus diserahkan

dalam jangka waktu yang cukup lama sebelum pekerjaan beton

dimulai.

25. Pengujian Struktur Hidrolis

25.1. Umum

Pengujian struktur hidrolis untuk membuktikan bahwa beton yang

dihasilkan benar-benar tidak tembus air harus dilakukan pada

instalasi pengolahan air, tangki pemecah tekanan dan konstruksi lain

yang akan terisi air.

25.2. Metode

Setelah bekisting dilepas, semua dinding harus bersih dari timbunan

supaya kebocoran pada dinding dapat diketahui dengan jelas.

Sebelum pelaksanaan pengujian ini, tidak boleh dilakukan

pengecatan.

Setiap bagian konstruksi harus diisi air bersih dalam pengujian ini

dan dibiarkan terisi sekurang-kurangnya 48 jam. Ketinggian air

selama waktu tersebut harus diamati dan tidak boleh terlihat adanya

penurunan muka air. Penurunan maksimum yang diijinkan selama

24 jam adalah 1 cm.

Page 25: BAB-6-p

25

25.3. Perbaikan

Setiap kebocoran yang diketahui harus diperbaiki sampai tidak

terlihat lagi adanya kebocoran. Bila kebocoran melebihi nilai

penurunan maksimum yang diijinkan, Pelaksana pekerjaan harus

mengadakan perbaikan secara umum atas biaya sendiri.

Setelah perbaikan selesai, metode pengujian hidrolis harus diulang

sebagaimana diuraikan pada bagian ini.

Pengujian tidak perlu diulang jika :

� Tidak terlihat adanya kebocoran.

� Penurunan taraf muka air tidak melebihi nilai yang ditetapkan

yaitu 1 cm.

6.3. Spesifikasi Bahan Pipa

6.3.1. U m u m

A. Standard pipa

Standard Industri Indonesia (SII) atau setara.

B. Volume

Semua material baik pipa maupun accessoris yang akan disupply

oleh supplier jumlahnya harus sesuai dengan yang tercantum

dalam volume pekerjaan (RAB)

C. Brosur

Page 26: BAB-6-p

26

Pada saat pengajuan penawaran, brosur dari pada pipa dan

accessoris yang ditawarkan harus disertakan dan diberi tanda

pada brosur tersebut jenis maupun ukuran yang ditawarkan.

Brosur tersebut harus jelas memperlihatkan semua ukuran-

ukuran dalam, luar, panjang maupun lebarnya juga mengenal

hasil pengetesan yang telah dilakukan dipabrik pembuat

pipa/accessories tersebut.

D. Contoh Barang

Supplier wajib memperlihatkan contoh barang yang ada disupply

apabila tidak sesuai dengan penawaran.

E. Pengetesan

Apabila dipandang perlu oleh Pemberi Tugas, pipa-pipa dan atau

accessories yang diadakan oleh supplier akan dilakukan

pengetesan kembali dilaboratorium.

Biaya pengetesan ini seluruhnya ditanggung oleh supplier.

6.3.2. Bahan Pipa

A. Pipa-pipa PVC

• Pipa PVC yang diperlukan adalah pipa untuk air minum dengan

rubber ring untuk [Equation ; empty] 2” ke atas dan type

sambungan socket untuk [Equation ; empty] 1 1/2” ke bawah,

tekanan kerja = 10 kg/cm2, panjang = 6 m.

• Semua pipa harus disupply lengkap dengan material

penyambung (solvent cement, karet, kopling, cairan pelicin).

Page 27: BAB-6-p

27

• Material penyambung tersebut harus keluaran pabrik yang sama

dengan pipa, sehingga pada saat penyambungan pipa nanti tidak

akan mendapat kesulitan karena tidak cocoknya sambungan

tersebut. Jumlah material penyambung tersebut harus cukup

untuk keperluan penyambungan seluruh pipa.

• Setiap pipa dan fitting-fitting harus mempunyai tanda-tanda/cap

yang menyatakan pabrik pembuat, diameter nominal, kelas pipa

dan hal lain yang menerangkan mengenai spsesifikasi teknis

pipa tersebut.

• Pelumas yang dipergunakan tidak menggangu kualitas cincin

karet, pipa PVC ataupun kualiatas air sehingga dapat

membahayakan kesehatan.

• Semua fitting (bend, tee, reducer) terbuat dari bahan yang

mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas pipa.

B. Pipa Galvanis

• Pipa galvanis yang datamgkan oleh supplier harus dalam

keadaan baru dan semuanya dalam keadaan terlindung, panjang

pipa dan diameter pipa yang harus disediakan disesuaikan

dengan yang tercantum dalam volume pekerjaan (RAB).

• Pipa galvanis yang harus diadakan oleh supplier adalah pipa

untuk air bersih dari kelas medium tekanan kerja 10 atmosfir, jika

ditentukan lain dalam perencanaan maka sambungan pipa

adalah sambungan sock draat (ulir).

• Jumlah socket yang harus disediakan disesuaikan dengan

jumlah batang pipa yang harus diadakan, sedangkan jika

menggunakan sambungan lain maka semua material

penyambung harus disediakan pula oleh Supplier.

Page 28: BAB-6-p

28

• Ubin-ubin pada ujung pipa harus dalam keadaan terlindungi

(tertutup plastik) sehingga tidak akan rusak jika terkena benturan.

• Pada setiap ujung pipa harus jelas tertulis ukuran nominal dari

pipa tersebut.

C. Pipa Steel

• Tebal minimal 5 mm untuk diameter sampai [Equation: empty]

250 mm.

• Panjang pipa steel adalah 8 meter/barang.

• Inside lining dengan cement mortal lining dengan non toxic bitum

enous seat coat (AWWA. 104).

• Out side coating dengan coaltar enamel dan bondet double

asbertos gult wraps dengan final protective dengan wash coat

conforning to coaltar enamel protective coating for steel water

pipe (AWWA. 203).

D. Accessories

• Accessories yang harus diadakan antara lain terdiri dari : Gate

Valve, flet kran, street box, Pressure Regulator Valve, Water

Meter dan lain-lain sesuai dengan yang tercantum dalam volume

pekerjaab dan harus disupply dengan material penyambungan

(rubber ring, mur, baut, gasket) sesuai dengan sistem

sambungan dan jumlahnya.

• Pada setiap accessories harus jelas kelihaan merek, ukuran arah

aliran dan spesifikasi teknis lainnya.

• Semua accessories tersebut di atas harus dapat dioperasikan

dengan lancar baik dalam keadaan bertekanan 7,5 atmosfir

setelah terpasang maupun dalam keadaan belum terpasang.

Page 29: BAB-6-p

29

• Ulir yang terdapat dalam accessories harus dalam keadaan

terlumasi sehingga mencegah terjadinya karat pada ulir tersebut.

• Sistem penyambungan dari accessories yang menggunakan

flange hendaknya sesuai dengan persyaratan AS 1488,

sedangkan karet yang digunakan untuk seal harus memenuhi

syarat ISO/R 1298 dengan tebal minimum 5 mm.

6.3.3. Syarat Pengangkutan

• Semua pipa dan accessoris diangkut didalam kendaraan truk

atau alat kendaraan lainnya dengan memperhatikan

keselamatan pekerja angkutan dan keamanan pipa itu sendiri

serta harus mengikuti peraturan lalu lintas yang berlaku, baik

pada saat menaikkan ke dalam alat angkut tersebut, selama

perjalanan maupun pada saat menurunkannya.

• Kerusakan yang terjadi akibat pengangkutan yang ceroboh

adalah menjadi tanggung jawab supplier dan supplier wajib

mengganti pipa atau accesoris yang rusak tersebut dengan biaya

dari supplier.

• Pengangkutan atau penurunan pipa keatas atau turun dari alat

angkut (truk) harus hati-hati, bagi pipa yang beratnya lebih dari

50 Kg harus menggunakan alat bantu mekanis, seperti forklift

atau katrol.

• Penyimpanan pipa di dalam alat angkut (truk) untuk diameter

lebih besar dari 1” dilakukan lapis demi lapis, tiap lapis dibatasi 2

papan yang dipsang melintang dari panjang pipa tersebut,

kemudian susunan pipa tersebut diikat kuat-kuat, sehingga tidak

membahayakan keselamatan pipa ataupun orang lain.

Page 30: BAB-6-p

30

• Pipa/accessoris yang digunakan sambungan ulir pada bagian

luar, harus dibungkus pada bagian ulir tersebut walaupun terkena

benturan.

• Pada pengangkutan pipa PVC yang mempunyai panjang 6 meter

dan melebihi bak truk (alat angkut) maka ujung pipa-pipa

tersebut disatukan kemudian dibungkus dengan karung goni

untuk mencegah tercecernya pipa selama perjalanan.

• pada pengangkutan accessories tidak boleh dilakukan dengan

jalan melemparkannya, sebab dapat merusak ulir atau joint-joint

yang terdapat di dalam accessories tersebut sehingga

kualitasnya akan menurun.

• Segala macam biaya yang dikeluarkan dalam pengakutan pipa

dan accessories ini termasuk juga biaya yang dikeluarkan untuk

keselamatan kerja dan lain-lainnya merupakan tanggungan

pelaksana pekerjaan dan sudah termasuk dalam harga kontrak.

6.3.4. Syarat Penyimpanan

• P i p a

Penyimpanan pipa tidak boleh menyentuh tanah langsung,

melainkan harus dialasi dahulu oleh balok kayu. Pipa tidak boleh

terkena sinar matahari atau hujan, jadi harus diberi pelindung yang

tahan terhadap perubahan suhu, cuaca ataupun kelembaban.

Apabila sudah ada gudang penyimpanan maka pipa tersebut

dimasukkan kedalam gudang dan disusun dengan rapi sedemikian

rupa agar susunan pipa tidak akan melorot/roboh.

Segala biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pengangkutan

sampai dengan penyimpanan didalam gudang (jika sudah terdapat

Page 31: BAB-6-p

31

gudang) adalah merupakan tanggungan pelaksana pekerjaan dan

sudah termasuk dalam harga kontrak.

Untuk menjaga masuknya kotoran-kotoran kedalam pipa, maka pada

kedua ujung pipa tersebut ditutup dengan plastik dan diikat dengan

kuat.

• Accessories & Fitting

Semua accessories maupun fitting harus dimasukkan kedalam

gudang disusun/disimpan dengan rapi.

Penyimpanan/penyusunan semua accessories dan fitting tersebut

harus dikelompokkan berdasarkan jenis-jenis yang sama (misalnya :

Elbouw dikelompokan dengan Elbouw lagi. Gate Valve dengan Gate

Valve lagi dan sebagainya).

Semua accessories/fitting-fitting yang mempunyai ulir harus

dilumasi/diberi gemuk pada ulirnya kecuali untuk fitting dari bahan

PVC.

6.4. Spesifikasi Pemasangan Pipa

6.4.1. Umum

Secara garis besar hal-hal yang harus diperhatikan oleh Pelaksana

pekerjaan adalah sebagai berikut :

a. Aliran air dalam pipa telah ditentukan seperti pada gambar

rencana “SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM”.

b. Seluruh pekerjaan perpipaan harus dipasang dengan cara yang

benar, rapi dan cukup kuat sesuai dengan spesifikasi teknis ini

Page 32: BAB-6-p

32

dan gambar-gambar rencana serta instruksi-instruksi dari

produsen sedapat mungkin diterapkan dengan baik.

c. Apabila pipa-pipa dipasang/ditanam didalam tanah, maka dasar

parit-parit pipa harus rata dan bebas dari benda –benda yang

keras seperti batu atau kerikil besar.

d. Pelaksana pekerjaan tidak diperbolehkan membengkokan pipa

(kecuali pipa PE) tetapi harus menggunakan alat rakit belokan

(bend elbow) pencabang (tee) untuk maksud tersebut

e. Setelah pipa-pipa tersambung dan terpasang harus diuji secara

hidrostatis, untuk itu bagian sambungan pipa dan alat-alat rakit

maupun perlengkapannya tidak boleh ditimbun sebelum

pengujian tekanan hidrostatis selesai. Pengujian ini dinyatakan

berhasil dengan memuaskan bila tidak terdapat tanda-tanda

adanya kebocoran.

6.4.2. Peralatan Pelaksana pekerjaan

Pelaksana pekerjaan harus menyediakan peralatan yang diperlukan

untuk pelaksanaan pekerjaan, sedikit-dikitnya adalah sebagai berikut

:

a. Satu buah truck ukuran sedang untuk pengangkutan pipa.

b. Alat pemotong pipa secara mekanis (machanicaly operated pipe

cutter) untuk diameter 50 mm s/d 350 mm.

c. Peralatan penyambung pipa

d. Peralatan pengelasan yang memadai

Page 33: BAB-6-p

33

e. Peralatanuntuk menurunkan menaikan pipa

f. Vibrator, untuk memadatkan urugan (sebuah setiap lokasi)

g. Pompa dengan kapasitas minimal 2 m3/jam (minimal satu buah

tiap lokasi) yang berfungsi untuk mengeringkan genangan air di

lapangan kerja.

h. Kunci torsi (torque spanner) untuk mengencangkan baut pada

sambungan flens dengan diameter nominal 19 mm s/d 22 mm

(bila diperlukan)

i. Tamping bars

j. Peralatan survei geodetik

k. Peralatan pengujian tekanan hidrostatis .

6.4.3. Gambar Kerja

Semua gambar kerja perpipaan dikaitkan dengan

• Ketinggian patok referensi (Datum)

• Bangunan-bangunan dan sarana-sarana di dalam tanah dan

sekitarnya.

6.4.4. Pekerjaan Tanah

Pelaksana pekerjaan harus membersihkan lapangan pada jalur

pemasangan pipa dan perlengkapannya. Pepohonan, tanaman dan

semak-semak pada jalur tersebut harus dibersihkan/ditebang .

Apabila parit-parit seharusnya memotong pagar, tembok, makam

atau bangunan lain. Pelaksana pekerjaan harus berusaha sungguh-

sungguh untuk menghindarkan gangguan pada batas jalur

pemasangan pipa.

Page 34: BAB-6-p

34

Pengukuran galian parit timbunan kembali dan pemasangan pipa

harus dilaksanakan dengan tepat dengan cara “ukuran lain”, yaitu

sesuai dengan jalur pemasangan pipa dan prmukaan tanah asli .

Semua tanah galian harus ditimbun sedemikian, sehingga tidak

mengganggu pekerjaan, dan tidak mengganggu jalan orang dan lalu

lintas. Bahan galian tidak boleh merusak bangunan-bangunan umum

atau bangunan-bangunan perorangan lainnya.

Galian harus diberi penguatan jika diperlukan, sehingga tidak runtuh

dan menjaga para pekerja untuk bekerja dengan aman.

Pengamanan permukaan jalan dan bangunan-bangunan lainnya

harus dibuat.

Pelaksana pekerjaan harus melengkapi pekerjaan dengan saluran

pembuangan air yang baik,.

Daerah-daerah penggalian harus mempunyai saluran pembuang air

yang baik dan bebas genangan air.

6.4.4. Galian Tanah

Dalam pekerjaan pemasangan pipa diklasifikasikan jenis galian

menurut tingakat kesulitannya untuk menentukan pembiayaan

adalah sebagai berikut :

a. Galian tanah Biasa

b. Galian tanah keras.

Page 35: BAB-6-p

35

Tanah keras atau cadas merupakan tanah berbatu, umumnya untuk

penggalian perlu menggunakan bor, dan atau bahan peledak atau

alat khusus lainnya

c. Galian tanah basah

Galian tanah yang selalu berair akan menimbulkan masalah air

tanah setelah mencapai kedalaman galian lebih dari 0,20 m dari

permukaan air konstan

6.4.5. Penggalian Parit Pipa

Arah, ukuran dan letak/posisi galian parit harus sesuai dengan

gambar rencana. Untuk itu patok-patok (sight rails) yang kuat harus

dipasang dan dipelihara oleh Pelaksana pekerjaan pada setiap

perubahan arah dan kelandaian atau dimana saja yang dianggap

perlu dengan jarak satu dengan lainnya tidak melebihi 40 m. Pada

setiap patok (rail) harus diberi tanda diameter pipa dan kedalaman

penggalian yang harus dipakai sebagai patokan, untuk mengurangi

resiko kerusakan, penggalian parit dekat instalai yang telah ada

harus dikerjakan tangan.

Apabila dalam parit terdapat pasangan batu, bongkahan-bongkahan

atau rintangan lain, maka Pelaksana pekerjaan harus menggali

rintangan sampai 20 cm di bawah dasar parit serta disetiap sisi pipa

dan perlengkapannya, kemudian mengisi kembali dengan pasir dan

memadatkannya sampai ketinggian yang yang diperlukan.

Pipa tidak boleh diturunkan ke dalam parit sebelum parit mempunyai

kedalaman yang telah ditentukan. Panjang parit yang digali harus

disesuaikan denganpipa dan harus dipasang sesuai gambar

rencana.

Page 36: BAB-6-p

36

Lebar galian harus cukup untuk dapat meletakan pipa dan

menyambungkannya dengan baik, dan timbunan harus ditempatkan

dan dimampatkan seperti yang diisyaratkan.

Galian harus dibuat dengan lebar ekstra bila diperlukan, seperti

untuk memasukan penyangga-penyangga, pengautan-penguatan

galian dan peralatan-peralatan pipa.

Ruang penyambungan harus dbuat pada setiap sambungan, agar

sambungan dapat dikerjakan dengan baik.

Galian harus dibuat sampai kedalaman yang ditentukan untuk

membuat dasar pipa yang rata dan seragam pada tanah yang padat

pada setiap tempat, diantara ruang penyambungan.

6.4.6. Penguat Parit

Bilamana perlu Pelaksana pekerjaan harus memperkuat dinding parit

untuk mencegah kelongsoran tanah di luar galian yang akan

merusak bangunan didekatnya.

6.4.7. Sarana Yang Ada

Apabila penggalian parit yang dilaksanakan berdekatan atau

melewati saluran buangan, perpipaam, jaringan kabel dan lain

sebagainya, maka Pelaksana pekerjaan harus mempergunakan

penguat sementara atau gantungan bila diperlukan, sedangkan

dalam hal saluran-saluran buangan, pipa-pipa, kabel-kabel dan lain

sebagainya, terganggu untuk sementara waktu, maka setelah

pelaksanaan harus diganti/diperbaiki seperti semula. Jika pembuatan

Page 37: BAB-6-p

37

saluran pipa tidak dapat dilaksanakan dengan baik tanpa memotong

jaringan perpipaan, kabel dan lain sebagainya, maka saluran

diperkuat dengan beton untuk selamanya.

Pada persimpangan jalan, Pelaksana pekerjaan harus menggali parit

dengabn lebar seperti tertera pada gambar rencana. Pengerjaan

tambahan pada jalan yang disebabkan pelebaran tambahan pada

parit dikerjakan atas biaya Pelaksana pekerjaan.

Pelaksana pekerjaan harus menyingkirkan pengerasan permukaan

jalan sebagai bagian dari penggalian, dan jumlah yang disingkirkan

tergantung pada lebar galian yang ditunjukkan untuk pemasangan

pipa, panjang daerah pengerasan yang diperlukan untuk

disingkirkan, digunakan untuk pemasangan lubang kontrol (manhole)

atau konstruksi lainnya.

6.4.8. Bahan-Bahan Galian

Pelaksana pekerjaan harus membuat persiapan-persiapan sendiri

untuk menimbun kembali bahan-bahan galian yang diperlukan untuk

menimbun kembali galian- parit-parit, termasuk pekerjaan-pekerjaan

dua kali. Penimbunan sementara bahan-bahan galian tidak boleh

mengganggu lalu lintas umum.

6.4.9. Urugan

Urugan atau penimbunan kembali parit-parit harus dilakukan sesuai

gambar-gambar rencana.

Page 38: BAB-6-p

38

Penimbunan keliling parit-parit harus mencapai keteabalan 30 cm,

sebelum uji coba hidrolis dilaksanakan, akan tetapi sambungan-

sambungannya harus tetap kelihatan.

6.4.10. Bahan Urugan

Semua bahan timbunan/urugan harus bebas dari batuan, sampah

atau bahan lain.

a. Bahan dari Galian Tanah

Pelaksana pekerjaan dapat menimbun dengan bahan galian,

meliputi bahan-bahan yang mengandung lempung pasir, kerikil atau

bahan lainnya yang bebas dari kotoran dan dapat dipakai sebagai

bahan timbunan.

b. Bahan dari Pasir dan Kerikil

Semua oasir yang digunakan untuk menimbun harus berasal dari

pasir alam, dengan butiran dari halus sampai kasar, dan bebas dari

kotoran,debu-debu, atau bahan-bahan lain yang menurut Tenaga

Ahli dapat dianggap tidak dikehendaki/tidak sesuai, lembung yang

terdapat pada pasir. Tidak boleh melebihi 10% berat keseluruhan.

6.4.11. Urugan di Bawah Pipa

Parit-parit harus diberi dasar pasir setebal 10 cm lebih dahulu, atau

sesuai dengan gambar rencana sebelum pipa dipasang didalanya.

Dasar pasir ini harus dipadatkan dengan pemadat dan dibasahi serta

harus mempunyai permukaan yang rata. Setiap dasar pasir pada

Page 39: BAB-6-p

39

ujung pipa harus 5 cm lebih rendah agar pipa terjamin

keududkannya pada keseluruhan panjangnya dan bukan ditahan

oleh sambungan-sambungannya.

Setelah pipa dipasang di dalam parit kemudian ditimbun dengan

pasir dan kerikil halus mulai dari dasar atas pipa. Bahan urugan pasir

dan kerikil halus ini harus disebarkan merata kesetiap penjuru

ruangan dalam galian sekitar sisi pipa dan perlengkapannya dan

dipadatkan dalam keadaan basah.

6.4.12. Urugan di Atas Pipa

Dari bagian atas dan perlengkapannya sampai sedalam kira-kira 10

cm diatas pipa, galian harus ditimbun dengan pasir dan kerikil halus

yang dipadatkan dalam keadaan basah secara merata. Pelaksana

pekerjaan harus bekerja dengan hati-hati dalam penempatan

timbunan ini untuk menghindarkan terjadinya kerusakan atau

penggeseran pipa.

Cara atau metoda penimbunan kembali harus dilakukan lapisan

demi lapisan. Kemudian dipadatkan sekeliling dan diatas pipa seperti

tertera pada gambar rencana, dengan cara yang tidak merusak pipa.

Pemadatan pada sisi-sisi pipa harus dilakukan saling berganti pada

kedua sisi. Lapisan 5 cm pertama diatas pipa harus dipadatkan

hanya pada sisi-sisi pipanya saja. Hanya perlatan yang digerakkan

oleh tangan yang boleh digunakan.

Dari kedalaman 10 cm diatas ppa hingga kepermukaan, galian harus

ditimbun dengan tangan atau metode mekanis yang disetujui dan

dipadatkan dengan alat pemadat, untuk mencegah menurunnya

permukaan, setelah selesainya pekerjaan penimbunan.

Page 40: BAB-6-p

40

Penimbunan kembali harus sampai beberapa centimeter diatas

permukaan tanah, untuk memberi peluang pengendapan.

Penambahan timbunan pada bagian atas parit dapat dilakukan, bila

terjadi penurunan muka tanah yang bersangkutan.

6.4.13. Pengerasan Jalan dan Kali Lima

Pelaksana pekerjaan setelah menimbun kembali parit-parit dan

harus mengembalikan permukaan jalan dan kali lima ke dalam

keadaan paling sediklit sama dengan keadaan seperti semula.

6.4.14. Konstruksi Pengaman

Konstruksi pengaman dalam pemasangan pipa merupakan

pekerjaan sipil, yang secara umum meliputi pekerjaan pondasi,

beton dan baja.Persyaratan bahan dan pelaksanaannya harus

sesuai dengan gambar rencana dan Spesifikais Teknis untuk

Pekerjaan Sipil. Secara umum spesifikasi bahan-bahan konstruksi

dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

a. Semen

Semua semen yang digunakan adalah jenis semen portland biasa

dengan mutu terbaik. Bila diminta, pada setiap pengiriman semen ke

tempat pekerjaan Pelaksana pekerjaan harus menyerahkan sertifikat

pengujian yangmenyatakan semen tersebut memenuhi persyaratan

yang diinginkan. Semen harus disimpan dengan baik untuk

mencegah kelembaban atau pencemaran oleh bahan-bahan lain.

Page 41: BAB-6-p

41

Kerikil dan batu pecahan harus didapat dari tempat yang telah

disetujui dan harus bebas dari lapisan-lapisan dan debu.

b. Pasir dan Kerikil/batu Pecahan

Pasir dan kerikil/batu pecahan harus diangkut, ditangani dan

ditimbun sedemikian rupa, sehingga yang berukuran nominal

terpisah dari yang berukuran lain dan tidak tercampur dengan

benda-benda lain. Kerikil dan batu pecahan harus didapat dan

sumber yang telah disetujui, harus keras, tahan lama, bersih serta

bebas dari lapisan yang menempel dan dari debu.

c. Beton

Perbandingan campuran beton harus 1 : 2 ; 3 kecuali ada ketentuan

lain untuk mendpatkan mutu beton yang baik perbandingan kerikil

danpecahan batu yang digunakan harus diubah-ubah (dapat

dipadatkan dengan baik tanpa penggunaan terlalu banyak air). Untuk

pencampuran semen harus digunakan air yang bersih. Beton harus

dicor dan dipadatkan tidak kurang dari 30 menit setelah dicampur

dan dibiarkan dalam keadaan basah dan terlindung dari sinar

matahari minimal 7 hari.

d. Cetakan dan Penyempurnaan

Cetakan untuk cor beton harus dibuat rapi dan diperkuat secukupnya

seperti tertera pada gambar. Semua sambungan-sambungan harus

rapat untuk menjamin agar tidak terdapat kebocoran yang

menyebabkan beton menjadi basah pada cetakannya. Cetakan tidak

boleh dibongkar selama 24 jam setelah pengecoran.

Page 42: BAB-6-p

42

Permukaan beton yang horizontal dan yang terlihat diratakan sampai

halus dengan sendok baja setelah pengerasan pertama terjadi.

e. Baja

Besi beton harus ditekuk dan dipasang seperti tertera pada gambar

dan harus bersih, bebas dari debu serta karat. Baja yang digunakan

dalam konstruksi harus baru.

f. Batu Merah

Batu merah harus dipasng rapi dan sambungan-sambungannya

harus sama rata dengan permukaan. Penggunaan batu merah yang

pecah atau rengat dilarang.

Adukkan untuk batu merah harus terdiri atas 1 bagian semen dan 3

bagian pasir.

6.4.15. Blok bantalan Penahan (Thrust Block)

Semua perlatan penyambung pipa seperti tee, bend dan alat bantu

lainnya harus tersedia lengkap dengan blok bantalan penahan dari

beton untuk mencegah pergeseran dari peralatan penyambung.

Ukuran-ukuran balok beton untuk setiap susunan dapat dilihat dalam

gambar rencana. Ujung pipa yang buntu harus ditutup dengan

penutup yang disekrup atau yang dilas pada pipa dan haru

dilengkapi dengan blok-blok bantalan beton bertulang seperti tertera

dalam gambar rencana. Komposisi beton yang digunakan adalah 1 :

2 : 3 (minimal beton jenis BI)

Page 43: BAB-6-p

43

Beton tersebut harus ditempatkan diatara tanah dan fitting (alat

bantu) yang harus diangker. Beton harus dipasang sedemikian

sehingga pipa dan alat bantu mudah dijangkau untuk perbaikan.

Urugan tidak boleh diberikan dibelakang blok bantalan tekan untuk

mengisi kelebihan galian. Bila diperlukan beton tambahan untuk

mengisi kelebihan galian, tidak akan diberikan pembayaran

tambahan.

6.4.16. Tiang Penyangga

Apabila diperlukan tiang-tiang penyangga untuk perlintaan pipa,

jembatan pipa atau pipa yang dipasang diatas tanah dan

sebagainya, maka harus dilaksanakan sesuai dengan gambar

rencana .

6.4.17. Ruang kontrol (Manhole)

Manhole dibuat dari bahan beton berbentuk bulat dengan konstruksi

sesuai dengan gambar rencana. Tutup manhole harus baru, berat

(rapat gas). Tangga manhole dibuat dari besi galvanis atau cast iron

dengan diamater injakan minimal 2,5 cm.

6.4.18. Ruang Katup Ruang Katup (surface valve box dan valve chamber) harus dibangun

dengan bahan dan jenis konstruksi seperti pada gambar-gambar

rencana.

Ruang katup tidak boleh mengeluarkan/meneruskan tekanan dari

atas terhadap katup dan harus terletak ditengah dan melampaui

Page 44: BAB-6-p

44

bagian mur dari katup dengan tutup bak yang sesuai dengan

permukaan jalan/tanah setempat atau pada permukaan lainnya.

Kotak luar harus ditempatkan di atas pelat beton bertulang yang

dituang langsung di tempat sesuai gambar rencana. Kotak-kotak luar

akan diserahkan kepada Pelaksana pekerjaan dalam keadaan biasa.

Setelah cetakan diambil maka sisi dalam dan sisi atas dari besi

tuang disikat dengan sikat kawat dan dicat dengan ter batubara atau

cat yang sejenis. Kotak luar harus dipasang sedemikian rupa,

sehingga tiada tegangan yang dapat diteruskan kepada katup. Kotak

itu harus dipasang tegal lurus dan konsentris terhadap poros katup.

Hidran-hidran harus dipasang benar-benar tegak lurus dengan

saluran pembuangan dari katup api menjurus ke jalan. Hidran distel

pada sebuah tegel/pelat semen yang dipancangkan dengancara

menuangkan + 20 liter beton (beton tipis) di atas tegel beton itu.

Setelah menyetel dan memancang hidran itu, bagian yang berada

dibawah tanah harus dilindungi dengan ter batubara atau sejenis

sampai 5 cm di atas permukaan tanah. Bagian yang tersisa harus

dicat warna merah, tidak termasuk kopling “STORZ”, tutup, rantai

baja anti karat dan kepala poros. Katup pembuanga udara dan

hidran kebakaran harus dipasang di tempat-tempat seperti tertera

dalam gambar rencana.

6.4.19. Pekerjaan Perpipaan Semua pekerjaan pipa harus dipasang dengan cara yang rapi dan

menurut tata kerja yang baik serta instruksi dari produsen sedapat

mungkin diterapkan. Pelaksana pekerjaan harus menyediakan

instrumen, alat-alat.

Page 45: BAB-6-p

45

Semua pipa, alat bantu dan asesoris harus baik dan bersih sebelum

dipasang.

Union harus disediakan dekat peralatan utama dan pada jalur

cabang untuk memudahkan pembongkaran pipa.

Pengekang dari logam, batang pengikat atau penjepit dengan

kekuatan cukup untuk mencegah gerakan yang disediakan oleh

Pelaksana pekerjaan harus dipasang menurut petunjuk gambar.

Semua bagian untuk sambungan (flens) harus dibersihkan

seluruhnya sebelum pemasangan, paking harus ditempatkan dengan

teliti. Baut-baut harus dikencangkan bergantian pada ujung yang

berlawanan dari diamaeter sambungan dan dalam rotasi sekeliling

pipa. Untuk menjamin sambungan yang baik tidak diperlukan gaya

yang berlebihan.

Sambungan dengan flens harus dibuat dengan kencang dan penuh

memakai baut-baut mesin yang disediakan oleh Pelaksana

pekerjaan. Paking harus dipakai pada semua sambungan. Flens

geser (slip on) harus dilas ganda pada pipa dengan las yang

menghubungkan punggung flens dengan pipa dan las di dalam flens

pada ujung pipa.

Ketika pipa sedang ditempatkan dalam salurannya harus

diperhatikan agar jangan sampai ada benda asing yang masuk ke

pipa. Pada waktu instalasi pipa sedang dihentikan, ujung pipa yang

terbuka harus ditutup dengan cara yang disetujui oleh Tenaga Ahli.

Pemotongan pipa dilapangan harus dicegah seminimal mungkin. Bila

pemotongan memang diperlukan maka harus dilakukan dengan

Page 46: BAB-6-p

46

mesin pemotong dan metoda yang sesuai dengan hasil potongan

yang rata dan tegak lurus as pipa. Pemotongan harus dikerjakan

hati-hati agar tidak merusak cat atau lapisan pipa.

Penanganan dan penyimpangan pipadan alat bantu (fittings) harus

dilakukan dengan hati-hati. Pipa tidak boleh disimpan dibawah sinar

matahari langsung. Kerusakan apapun yang dpat timbul harus

dicegah, pipa jangan sampai diletakkan diatas benda tajam. Pipa

yang sudah tergores atau cacat hingga lebih 10% dari tebal dinding

akan ditolak. Penumpukkan pipa tidak boleh melebihi batas yang

dianjurkan oleh produsen dengan memperhitungkan kondisi selktar.

6.4.20. Penyediaan Perpipaan dan Peralatan oleh Pe laksana

pekerjaan

Semua perpipaan dan peralatan harus dirancangkan dengan

tekanan kerja hydrostatis sebesar 10 kg/cm2 pada suhu 300 C.

Setelah perpipaan dan peralatan diterima kemudian ditimbun di

daerah pergudangan.

6.4.21. Pengangkutan Pipa ke Lapangan

Untuk mencegah penanganan yang tidak perlu, semua batangan

pipa harus ditempatkan sedekat mungkin pada lokasi akhir pada

lahan pemasangan pipa dengan memperhitungkan keamanan lalu-

lintas, pipa tidak boleh ditempatkan di lapangan lebih dari 30 m di

depan parit-parit penggalian.

Page 47: BAB-6-p

47

6.4.22. Pemasangan Pipa

Pelaksana pekerjaan tidak boleh memulai pelaksanaan pekerjaan

sebelum alat-alat bantunya yang diperlukan sudah tersedia di

lapangan.

Terlebih dahulu semua pipa dan peralatan harus diteliti dan

dibersihkan dengan seksama, sebelum pemasangan dilaksanakan.

Pipa yang berminyak, bergemuk dan sebagaimya, yang mungkin

telah retak atau mengalami kerusakan lainnya khususnya pada

ujung pipa tidak boleh dipergunakan. Pipa dan peralatan rakit yang

rusak harus dikesampingkan, untuk diteliti kembali apakah dapat

diperbaiki.

Setiap pipa harus diperiksa dengan seksama sebelum dan setelah

dipasang, pipa yang rusak harus diperbaiki atau diganti. Setiap hari

apabila pekerjaan telah berakhir maka ujung pipa yang terbuka untuk

sementara waktu harus ditutup dengan balok-balok dari kayu,

penyekat-penyekat. Setiap pipa harus dipasang dengan tepat

menurut garis dan kelandaian sesungguhnya dan sedemikian rupa

sehingga dengan pipa yang berbatasan merupakan suatu

sambungan konsentris yang tertutup.

Selama pemasangan alat bantu sementara sebagai penopang pipa

pada kedudukan yang benar harus dipergunakan dan perhatian

harus dicurahkan agar kerusakan tidak terjadi pada pipa, sedangkan

semua alat pengikat pipa (penopang beton, bantalan-bantalan

penahan dan sebagainya) harus berada pada tempatnya yang benar

Page 48: BAB-6-p

48

sebelum pemasangan dan pemindahan semua perlatan-peralatan

sementara/bantu.

Pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga kemungkinan untuk

pengosongan dari sistem perpipaaa pada titik terendah selalu

terjamin. Peralatan-peralatan rakit dan alat bantu harus dipasang

pada lokasi yang tepat sesuai gambar rencana..

Pada ujung/akhir pemasangan pipa atau bila pemasangan pipa

harus berhenti maka harus dipasang cap/dop dengan sambungan

yang sesuai spesifikasinya.

Page 49: BAB-6-p

49

6.4.23. Pemotongan Pipa

Pemotongan pipa dilaksanakan dengan alat pemotong pipa, serta

harus dibersihkan dan dilakukakan tegak lurus terhadap sumbu pipa.

Semua pipa yang sudah dipotong harus mempunyai permukaan

potong yang licin sesuai dengan sudut yang diinginkan terhadap

sumbu pipa tanpa merusak pipa tesebut. Pipa diameter 200 mm dan

lebih besar, harus dipotong dengan mesin potong agar cocok

dengan alat-alat penyambung.

Untuk pipa PVC, pinggiran-pinggiran harus dipinggul agar pipa dapat

masuk dengan mudah ke dalam alat penyambung. Untuk itu ujung

pipa sebelah luar dikikir/digerinda tidak lebih dari setegah tebal pipa

sampai licin dan lingkaran ujung pipa dibuat dengan sudut ± 15o

terhadap as pipa. Umumnya pipa PVC (pipa bell ring) yang

dikeluarkan dari pabrik telah digerinda/dipinggul lebih dulu.

Penyambung-penyambung cincin karet dari PVC memerlukan alur

pada ujung pipa yang dibuat dengan sebuah alat pembuat profil

ujung (end shaper tool).

Pemotongan pipa untuk menempatkan tee, bend, katup dan lain-lain

harus dikerjakan dengan rapi dan teliti tanpa menyebabkan

kerusakan pada pipa dan lapisannya, ujungnya harus dibuat halus

dan rata

6.4.24. Penyambungan Pipa

Page 50: BAB-6-p

50

Semua alat rakit dan ujung pipa harus dibersihkan dengan seksama

sebelum disambungkan. Sambungan-sambungan antara pipa

maupun antara pipa dan peralatan-peralatan rakit harus

dilaksanakan dengan mempergunakan cincin-cincin karet, flens-flens

atau di las dan lain-lain, sesuai gambar rancana.

Semua sambungan dan peralatan rakit yang diperlukan harus

dipasang dengan cara yang memenuhi syarat sehingga tidak

menimbulkan tegangan dalam keseluruhan sistem pipa dan harus

dilaksanakan menurut petunjuk dari pabrik bersangkutan. Defleksi

pada sambungan-dambungan pipa AC tidak boleh melebihi 3

derajat. Setiap lengkungan pada pipa harus dilengkapi dengan

peralatan rakit yang layak harus dipasang menurut sudut yang

diinginkan.

a. Sambungan “push-on-join”

Istilah “bell end” atau socket pada pipa PVC yang digunakan disini

harus dianggap sebagai ujung-ujung dari pipa push-on-join.

Pipa harus dipasang dengan ujung bell yang menghadap kearah

depan dari pemasangan.

Jika pipa diletakan pada sudut 100 atau lebih besar, pemasangan

harus dimulai pada bagian atas dan harus mendahului bagian atas

dengan ujung bell dari pipa yang bersudut

Akhiran Spigot dari pipa harus dimasukan ke dalam socket dengan

hati-hati agar tidak besentuhan dengan tanah. Sambungan harus

Page 51: BAB-6-p

51

diselesaikan dengan menekan bagian akhiran yang datar ke dasar

socke,dengan alat coupling pusher.

Bagian dalam akhiran bell dan bagian luar ujung spigot harus

dibersihkan dari minyak, pasir dan benda-benda asing lainnya. Jika

dipakai gelang karet untuk sambungan maka gelang karet yang

melingkar harus dipasang dan dimasukan ke dalam gasket pada bell

socket.

Lapisan tipis minyal gelang harus dilapiskan baik pada permukaan

bagian dalam dari gasket atau pada akhiran dari pipa atau

keduanya. Minyak gelang harus berasal dari persediaan yang

diberikan pabrik.

Jika dipakai sambungan dengan solvent cement maka bagian yang

akan disambung harus dibersihkan dari debu, kotoran dan air.

Oleskan solvent cement dengan sikat yang tipis sampai pada ujung

pipa sedalam socket atau bagian dalam dari fitting yang akan

disambung sesuai dengan yang dinstruksikan oleh pabrik pipa

bersangkutan

Pada waktu peletakan pipa dalam galian, letak ujung spigot harus

tepat dengan bell dan dipasng dengan lintasan dan sudut yang

benar.

b. Sambungan Flens

Alat bantu flens dan peralatan-peralatan rakit harus dihubungkan ke

pipa dengan mempergunakan adaptor-adaptor flens dan flens bebas

Page 52: BAB-6-p

52

kecuali bila ada petunjuk dengan cara lain yang tertera pada

gambar rencana.

Semua sambungan flens harus dibuat dengan mempergunakan

paking-paking karet dan mur baut yang digalvanisir secara celup

panas (hot dipped). Cincin yang digalvanisir secara celup panas

harus dipasang diantara kepala baut dan mur serta mur baut harus

dikencangkan secara bersilang. Selama pelaksanaannya harus

diperhatikan agar tidak merusak lapisan pelindung pada alat bantu

dan peralatan-peralatan rakit. Setelah selesai, setiap kerusakan

pada lapisan pelindung harus diperbaiki oleh Pelaksana pekerjaan.

c. Sambungan Pipa Galvanis Sambungan antara pipa baja yang digalvanisir dan peralatan-

peralatan rakit maupun antara peralatan-peralatan rakit dari baja

yang digalvanisir terhadap pipi lain, harus dilaksanakan dengan

sistem penyekrupan.

Sebelum pipa disambung, maka bagian ulir dari sicket atau

ujung pipa harus dibersihkan dari kotoran. Setelah itu pada ulir

pipa dipasang serat nanas dan baru dimasukan secara hati-

hati pada socket dan diputar sampai kencang betul.

d. Sambungan Las

Sambungan-sambungan las harus sesuai dengan aturan yang

diberikan dalam persyaratan modern (persyaratan AWS atau AICS).

Pengelasan harus dilakukan oleh seorang tukang las yang memiliki

ijazah.

Page 53: BAB-6-p

53

Permukaan yang akan dilas harus bebas dari sisik-sisik lepas, kerak

logam, karat, gemuk dan cat. Apabila pengelasan ganda diperlukan

maka permukaan pengelasan pertama harus bersih dan bebas dari

kerak logam.

Apabila diperlukan, lapisan-lapisan antara pada pengelasan-

pengelasan ganda harus dibersihkan dengan pukulan-pukulan

ringan oleh palu betenaga mesin dengan mempergunakan suatu alat

berujung bulat. Semua kerak logam dan pengelasan yang

berlubang-lubang dan tidak sempurna harus dibersihkan dan

dihilangkan, sebelum pengelasan tambahan dilakukan. Setelah

pengelasan, lapisan pelindung pipa dan peralatannya yang dikupas

atau rusak selama pengelasan harus diperbaiki/dilapisi kembali oleh

Pelaksana pekerjaan, termasuk bagian yang di las.

Tempat kerja harus terlindung terhadap angin dan hujan lebat.

6.4.25. Penyambungan Pipa Pada Jarigan Pipa Lama

Perincian mengenai penyambungan-penyambungan yang harus

dikerjakan, tertera pada gambar-gambar untuk memperpendek

gangguan pada pengadaan air, maka Pelaksana pekerjaan harus

menyelesaikan penyambungan secepat mungkin.

Gangguan pelayanan untuk pekerjaan sambungan dari pipa baru ke

pipa yang telah ada, harus dikerjakan sedemikian rupa,sehingga

Page 54: BAB-6-p

54

tidak banyak mengganggu langganan dan tidak terlalu lama

menghentikan aliran. Daerah yang terganggu sekecil mungkin. Tidak

ada satupun katup (valve) yang dari sistem yang telah ada, yang

diubah-ubah oleh Pelaksana pekerjaan untuk tujuan apapun juga.

PAM setempat akan mengatur semua valve jika diperlukan

Apabila diperlukan, penyambungan dapat dilakukan tanpa

menghentikan aliran pipa lama dengan menggunakan clamp saddle

beserta katup, kemudian dibor dengan topping bor khusus.

6.4.26. Perlengkapan Sambungan dan Alat-Alat Pengat ur

Pemasangan katup-katup, perlengkapan-perlengkapan sambungan

dan sebagainya harus mendapatkan pengawasan dan perhatian

yang seksama terhadap kebersihan, penopang-penopang dan

sambungan seperti tersebut di atas mengenai perpipaan. Katup-

katup masuk bawah tanah yang terbuat dari besi yang dapat

ditempa, harus cocok terhadap pipa-pipa pada posisi mendatar,

sedangkan porosnya ditempatkan secara tegak lurus, kecuali bila

arah pipa tidak mendatar. Setelah diadakan penyetelan, kerusakan

pada lapisan pelindung harus diperbaiki.

Katup-katup harus tersedia lengkap dengan susunan katup, yang

terdiri dari poros, pembungkus, dan kotak luar. Mur dari katup harus

dapat dioperasikan dengan mudah melalui lubang pembukaan atau

lubang kontrol.

Pemasangan Pipa di DalamTanah

Page 55: BAB-6-p

55

Pipa-pipa harus dipasang dengan lurus dan pada kedalaman yang

tept, sesuai dengan gambar rencana. Dasar parit harus dibentuk

sedemikian rupa agar memberi penopang keliling yang merata dan

kuat bagi bagian bawah dari setiap pipa.

Setiap pipa harus dipasang dengan tepat menurut garis dan derajat

yang sesuai, sehingga dengan pipa yang berbatasan merupakan

suatu sambungan konsentris yang tertutup dan bukan merupakan

ketidak lurusan terhadap garis jalur.

Pelaksana pekerjaan hasur menyediakan fasilitas-fasilitas yang

memadai dan layak untuk melaksanakan pekerjaan yang baik.

Semua pipa dan alat bantu harus diperiksa dengan teliti untuk

mengetahui bila ada keretakan sesaat sebelum dipasang pada posisi

akhir. Semua pipa, alat bantu dan katup harus diturunkan ke dalam

saluran secara hati-hati, batang demi batang. Dengan memakai

derek, tambang atau peralatan lain yang sesuai, sedemikian

sehingga tidak timbul kerusakan pada cat atau lapisan pelindung.

Material sama sekali tidak boleh dijatuhkan atau dihempaskan ke

dalam saluran.

Bila pipa-pipa diangkst/diturunkan dengan mempergunakan suatu

katrol/derek, maka bagian jerat baja yang melingkari pipa harus

terbungkus (dengan karet atau yang tidak akan merusak pipa.)

Pemasangan pipa harus menurut penggalian saluran. Pelaksana

pekerjaan tidak boleh membiarkan saluran yang sudah digali tetap

terbuka untuk jangka waktu yang lama ketika menunggu pengujian

pipa. Pelaksana pekerjaan harus mengambil tindakan pencegahan

agar pipa tidak terapung pada lokasi dimana saluran yang sudah

Page 56: BAB-6-p

56

digali dan masih terbuka digenangi air, pencegahan ini dapat

meliputi pengurugan sebagian saluran dengan sambungan-

sambungan pipa tetap terbuka sambil menunnggu pengujian

tekanan hidrolis.

Pelaksana pekerjaan harus memperbaiki semua kerusakan yang

timbuk pada spesimen atau lapisan epoxy pada pipa-pipa baja dan

pipa kenyal akibat pemotongan atau pengelasan. Selanjutnya,

Pelaksana pekerjaan harus mengisi kekosongan lapisan yang timbul

setelah penyambungan pipa. Lapisan spesi harus diperbaiki atau disi

kembali dengan suatu adukan dari 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil : atau

adukan pengisi.

Sesudah pengelasan pipa baja, permukaan luar (selongsong) dan

bagian pipa-pipa yang berdekatan harus diratakan dan dibungkus

dengan satu lapis pita Densoleen S-40 dengan 50% tumpukan

(overlap) dan diakhiri dengan satu lapis pita densoleen R-20, overlap

3 cm, dengan tepi PE yang hitam di atas.

Pembungkusan harus dikerjakan dalam kondisi kering dan bersih

dan bila diperlukan Pelaksana pekerjaan harus menyediakan

atap/tudung.

Pipa-pipa besi kenyal harus dibungkus dengan polyethylen. Lembar

tersebut harus dipotong hingga panjangnya ± 600 mm lebih dari

bagian pipa. Panjang potongan harus diatur hingga terdapat overlap

300 mm pada masing-masing bagian pipa yang berdekatan, terus

sampai ujung pipa.

Lembar tersebut harus dibungkuskan ke sekeliling pipa supaya

secara melingkar menghasilkan overlap di atas kwadran puncak

Page 57: BAB-6-p

57

pipa. Tepi potongan lembar polyethylene harus diamankan pada

jarak-jarak kurang satu meter dengan pita perakat dari tali plastik.

Untuk menahan lembar atau pipa tidak boleh dipakai alat logam

apapun.

Baut, mur, pelat antara klem pipa, sengkang dan sebagainya yang

dipakai untuk sambungan flens harus dicelupkan dalam larutan aspal

panas sebelum dipasang

Untuk mengatasi perubahan temperatur, pipa PVC perlu diliukkan

dengan cara memberi offset secukupnya.

6.4.27. Pemasangan Pipa di Atas Tanah

Pipa harus dipasang menurut garis dan ketinggian yang ditentukan

dan harus sedekat mungkin pada dinding, atap, kolom dan bagian

struktural lainnya supaya hanya mengambil tempat seminimal

mungkin dan semua ordinat dan fitting yang diperlukan harus

disiapkan.

Semua pipa dan alat-alat bantu (fitting) harus dipasangkan

sedemikian sehingga tidak menimbulkan tegangan atau regangan

dalam pipa maupun peralatan yang berhubungan karena adanya

bagian-bagian yang ditempatkan secara paksa

Perubahan arah harus dikerjakan dengan memekai lat-alat bantu

yang sesuai. Pipa harus sejajar atau tegak lurus dinding, kecuali jika

ditetapkan lain.

Page 58: BAB-6-p

58

Sengkang atau tumpuan sementara harus disediakan untuk

menunjang pipa pada saat dipasang dan pemasangan pekerjaan

pipa harus dilaksanakan dengan hati-hati untuk mencegah terjadinya

kerusakan pada pipa atau lapisan pipa ataupun struktur dan

perlengkapan yang berdekatan . Sebelum penunjang dan sengkang

sementara diangkat maka pipa dan penunjang tetap harus sudah

terpasang.

Perpipaan harus mempunyai sambungan dalam jumlah cukup untuk

memudahkan pengangkatan.

Semua perpipaan harus didukung kokoh dengan penggantung,

sisipan atau tumpuan dan kemungkinan pengembangan atau

penyusutan sydah diperhitungkan

Semua pipa vertikal harus didukung pada tiap lantai atau pada

interval-interval yang tidak lebih dari 2m ke arah pipa, klem,

sengkang atau penahan pada dinding serta pada titik yang lain agar

mejamin terciptanya konstruksi yang kaku. Tiap bagian pipa harus

diletakan pada semua sambungan (disemen), dilas, disekrup)

dikerjakan ketika pipa ditumpu oleh penunjang sementara. Setelah

sambungan selesai dikerjakan, pipa diklem pada posisi akhirnya.

Pengecatan dan pelapisan luar/dalam harus dikerjakan

sebagaimana ditentukan dalam ayat-ayat yang sesuai pada

spesifikasi ini.

6.4.28. Penyebrangan-Penyebrangan Pipa

Penyeberangan pipa pada sungai dan urung-urung, harus

dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana (standar/khusus).

Page 59: BAB-6-p

59

Bagi penyeberangan sungai dan urung-urung, biaya-biaya

pemasangan dari pipa selubung (bila diperlukan) , pelat-pelat

pelindung dan beton, perbaikan-perbaikam dan penyesuaian

terhadap dinding-dinding topang dan pangkal-pangkal jembatan,

penggalian-penggalian tambahan.

Bagi penyeberangan sungai dan urung-urung perbaikan-perbaikan

dan penyesuaian terhadap dinding-dinding topang dan pangkal-

pangkal jembatan.

Semua pipa-pipa pada penyeberangan sungai dan bangunan-

bangunan lain harus dipasangkan dengan peralatan yang layak,

seperti penjepit, penggantung dan penopang-penopang dan lain

sebagainya sehingga pemuaian dan penciutan, getaran-getaran kecil

pada perpipaan harus didalam batas-batas yang diijinkan dan tidak

akan mengakibatkan kebocoran-kebocoran.

6.4.29. Penyeberengan Kereta Api

Penyeberangan-penyeberangan pipa melalui rel Kereta Api harus

dilaksanakan sesuai gambar rencana dan instruki-instruksi yang

diberi oleh P.J.K.A.

6.4.30. Jembatan-Jembatan Pipa

Pada saat pemasangan jembatan pipa harus dijaga kelancaran lalu

lintas sekitarnya. Kecuali bila ditentukan lai, pada awal aliran air

dalam pipa sebelum juembatan dipasang katup dengan diameter

yang sesuai berikut sarana pipa penguras, dan pada jembatan pipa

dipasang katup udara sesuai dengan gambar-gambar rencana.

Page 60: BAB-6-p

60

Lokasi pemasangan katup-katup dan pipa penguras harus

sesuai dengan situasi setempat sehingga memudahkan

pengoperasiannya.

6.5. Pengujian Tekanan Hidrostatis

6.5.1. Umum

Sebelum pengujian dimulai, blok-blok bantalan penahan dan semua

konstruksi sipil harus berumur lebih dari 7 hari. Penimbunan kembali

harus diselesaikan kecuali pada bagian-bagian yang terdapat katup-

katup dan sambungan yang mana peralatan-peralatan rakit ini harus

terlibat dan diamati pula penguiian berlangsung. Jika ada

penimbunan sebagian dikehendaki karena masalah gangguan lalu

lintas atau keperluan lainnya.

Untuk memeriksa kekuatan.kekencangan setiap sambungan-

sambungan pipa, Pelaksana pekerjaan dapat mengisi air pada

jaringan pipa dengan tekanan maksimal 2 kgf/cm2 sebelum

penimbunan kembali seluruh jaringan perpipaan yang akan diuji.

Jaringan perpipaan yang telah terpasang sepanjang lebih dari 500

m, dapat langsung diisolasi untuk diuji secara hidrotatais dengan

tekanan 10 kgf/cm. Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh

dengan air. Pelaksana pekerjaan dapat menggunakan sumber air

yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri

dengan biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan

pemompaan (an electric piston type test pump) yang dilengkapi

meteran air, harus dicegah terjadinya gelombang-gelombang

Page 61: BAB-6-p

61

tekanan, semua udara didalam pipa harus dilepas dan sebuah

manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan pada

cabang jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian ppa yang diuji ini

tidak terdapat katup udara maka cara pengeluaran udara akan

ditentukan oleh Tenaga Ahli.

6.5.2. Perlengkapan Untuk Pengujian

Pompa yang digunakan harus dapat menghasilkan tekanan yang

diinginkan. Tangki penampung air harus mempunyai ukuran/bentuk

yang dapat mengukur volume penambahan air yang disyaratkan

dalam pengujian.

Tangki harus mempunyai ketelitian pengukuran air sebanyak ± 0,5

liter.

Alat pengukur yang telah dikalibarasi, harus dipasang pada titik

terendah dari bagian pipa yang diuji dengan ketelitian pembacaan

0,1 bar.

Semua peralatan yang diperlukan untuk pengujian tekanan hidrotatis

ini harus disediakan oleh Pelaksana pekerjaan dan terlebih dahulu.

Jika hasil pengujian tekanan hidrotatis tidak berhasil secara

memuaskan maka, Pelaksana pekerjaan harus mencari sumber

kebocoran dan harus memperbaikinya. Pelaksana pekerjaan harus

mengulang pengujian tersebut atas biaya sendiri, hingga memenuhi

persyaratan.

Pada waktu pengujian tekanan hidrols pipa, harus diperhatikan agar

instrumen-instrumen dapat menahan tekanan uji tanpa timbul

Page 62: BAB-6-p

62

kerusakan pada elemen-elemennya, kalau tidak, instrumen tersebut

harus diangkat selama pengujian dan diganti sementara dengan

pasak/sumbat pipa dengn persetujuan Tenaga Ahli.

Bagian pipa yang akan diuji harus diisi dengan air, dengan

kecepatan pengisian maksimum 200 meter/jam dan dijamin bahwa

udara dalam pipa keluar.

Air diisi dititik terendah dari bagian pipa yang diuji.

Pentil udara harus dijamin dalam keadaan terbuka penuh selama

pengisian air sampai udara betul-betul habis.

Air yang digunakan untuk mengisi pipa dan pengujian tekanan harus

berasal dari sumber yang telah disetujui dan harus memenuhi syarat

kualitas air bersih.

6.5.3. Dasar Perhitungan Penambahan Volume Air (Mak e-Up)

Perhitungan penambahan volume air untuk pipa AC didasarkan paa

rumus :

Page 63: BAB-6-p

63

Q = 1,35 * 10 -4 * L * D * (1-E (-H/H) )* P

Dimana :

Q = Volume air (liter)

L =Panjang bagian pengujian (m)

D = Internal diameter (mm)

H = lama pengujian (jam)

P = Tekanan air (bar)

1,35 * 10-4 = Asumsi konstanta, yang diambil berdasarkan

• Daya resap, air dari materi pipa

• Panjang pipa rata-rata

• Metoda penyambungan

• Metoda pengurugan

6.5.4. Pipa Baja

Sambungan dengan las harus berumur paling sedikit 24 jam

sebelum tes dilaksanakan

Pengujian akhir dilakukan setelah akhir jaringan perpipaan diisi air

penuh dengan tekanan kerja normal secara konstan selama 1

minggu berturut-turut tanpa memopelihatkan tanda-tanda adanya

kebocoran. Setelah itu tekanan air dinaikkan sampai tekanan uji dan

idpertahankan selama 2 jam dengan pemompaan, penambahan

volume air harus dicatat dengan teliti.

Page 64: BAB-6-p

64

Pengujian tekanan hidrotatis dinyatakan berhasil dengan

memuaskan apabila penambahan volume air diatas tidak melebihi

batasan sebagai berikut ;

• ND 200 mm dan 250 mm = 2,7 l/jam Km. Panjang pipa. • ND 300 mm dan 350 mm = 4,0 l/jam Km. Panjang pipa. • ND 400 mm =5,3 l/jam Km. Panjang pipa. • ND 500 mm =6,6 l/jam Km. Panjang pipa.

6.5.5. Pipa PVC

Setelah semua jaringan perpipaan penuh diisi air semua diameter

pipa PVC tidak boleh terdapat tanda-tanda kebocoran setelah

mencapai tekanan uji secara konstan selama 30 menit.

6.5.6. Pembersihan dan Desinfeksi Perpipaan

Setelah pengujian tekanan hidrotatis selesai dan terbukti berhasil,

dan sebelum dilakukan penyerahan pertaman, Pelaksana pekerjaan

harus membersihkan, mebilas dan memberi desinfektan pada

jaringan pipa sebagaimana ditetapkan di bawah ini.

Pembersihan bagian-bagian pipa harus dicuci dengan kecepatan

tinggi dan dalam jangka waktu sedemikian air yang keluar sudah

bersih dan tidak mengandung sedimen.

Setelah itu, dengan aliran air tetap dipertahankan, pada kecepatan

lebih rendah, air ditambah dengan cairan desinfektan yang sudah

Page 65: BAB-6-p

65

disediakan oleh Pelaksana pekerjaan dengan cara dipompakan

melalui lubang berdiamater kecil diujung pipa di bor. Volume air dan

jangka waktunya sekurang-kurangnya 24 jam harus sedemikian

sehingga air yang dikeluarkan mengandung sekurangnya 20 mg sisa

Khlorin per liter.

Jika air ini masih mengandung Khlorin bebas setelah periode kontak

ini, maka harus dicuci dengan air sampai air yang dikeluarkan tidak

mengandung Khlorida yang berlebihan.

Jika ternyata cairan yang dikelarkan tidak mengandung Khlorin

setelah periode kontak selama 24 jam dalam pemberian deinfektan,

maka proses harus diulangi. Sebelum pemberian desinfektan pada

tiap bagian pipa dengan cairan yang mengandung Khlorin di atas,

6.6. Spesifikasi Pipa Pelayanan dan Sambungan Pelay anan

6.6.1. Umum

Semua pipa, alat bantu dan asesoris harus baik dan bersih sebelum

dipasang. Union harus disediakan dekat peralatan utama dan pada

jalur cabang untuk memudahkan pembongkaran pipa.

Jenis pipa pelayanan yang digunakan untuk sambungan pelayanan

SR, KU dan merupakan kombinasi pipaGIV dengan pipa PE atau

pipa GIP dengan PVC.

Penyambungan pipa pelayanan ke rumah-rumah pelanggan harus

sependek mungkin dengan menggunakan “clamp saddle” atau “Tee”

Page 66: BAB-6-p

66

dari pipa distribusi yang langsung dismbung ke tiap rumah atau

bercabang-cabang ke beberapa rumah menggunakan pipa retikulasi.

Perpisahan retikulasi yang harus dipasang paralel bercabang

dengan pipa distribusi adalah pipa PVC dengan ND 63 mm (2”), ND

50 mm (1 ½ “) dan ND32 mm (1”). Apabila rumah para pelanggan

sudah dilalui pipa distribusi maka akandipasang pipa retikulasi

paralel atau langsung dengan pipa pelayanan ke rumah-rumah,

sedangkan bila rumah-rumah pelanggan tidak dialui oleh pipa

distribusi maka akan dipasang lebih dahulu pipa retikulasi

bercabang dan pipa distribusi, selanjutnya langsung dengan pipa

pelayanan ke rumah-remah pelanggan. Jalur pipa dan lokasi

penyadapan pipa retikulasi dari pipa distribusi harus sependek

mungkin.

Perpipaan retikulasi yang menyebrang jalan, saluran air atau gorong-

gorong harus dipasang dengan bahan GIP sesuai dengan diameter

di atas atau dengan pipa selubung bahan GIP dengan diameter

setingkat lebuh besar.

Penaganan dan penyimpangan pipa-pipa PVC/PE dan alat-alat

bantu (fitting) harus dilakukan dengan hati-hati. Pipa tidak boleh

disimpan di bawah sinar mathari langsung. Kerusakan apapun dapat

timbul, harus dicegah dan pipa jangan sampai diletakan di atas

benda tajam. Pipa yang sudah tergores atau cacat hingga lebih dari

10% dari tebal dinding akan ditolak.

Penumpukan pipa tidak boleh melebihi batas yang dianjurkan oleh

produsen, dangan memperhitungkan kondidi sekitar.

6.6.2. Pemasangan Sambungan Pelanggan

Page 67: BAB-6-p

67

Pekerjaan pemasangan instalasi sambungan pelayanan meliputi

pekerjaan perpipaan dan pemasangan meteran air berikut kosntruksi

sipil yang diperlukan sesuai gambar rencana.

Jenis sambungan pelayanan dan perlengkapan adalah sebagai

berikut :

Jenis Sambungan Panjang Pipa Pelayanan Ukuran Meteran

Tabel 6.1. Ukuran Pipa dan Ukuran Meter Air

Pelayanan PE PVC Ukuran Meteran Air

Sambungan rumah Type I

¾” (25 mm) 1“(32mm) ½” atau ¾”

Kran Umum ¾” (25 mm) 1“(32mm) ½” atau ¾” Sambungan non rumah tangga

¾” (25 mm) 1“(32mm) ½” atau ¾”

Panjang pipa pelayanan sampai meteran air di atas adalah perkiraan

rata-rata saja, sehingga Pelaksana pekerjaan harus memasang

sesuai dengan situasi di lapangan/rumah para pelanggan.

Dalam hal ini tidak ada tuntutan atas pekerjaan tambah/kurang

karena perbedaan di atas.

Konstruksi sipil dalam instalasi sambungan pelayanan merupakan

pekerjaan sipil yang sederhana meliputi pembuatan bantalan beton,

meteran air, penyediaan boks pengaman dan batang penyanggga

meteran air dari plat baja beserta anak kuncinya, pekerjaan

pasangan, plesteran dan lain-lain sesuai gambar rencana.

Page 68: BAB-6-p

68

6.6.3. Instalasi Meteran Air

Instalasi meteran air adalah sama untuk semua jenis sambungan

pelayanan sesuai dengan gambar rencana dengan ketentuan –

ketentuan sebagai berikut :

a. Meteran air dengan penyanggga dan boks pengaman diletakan

di atas dudukan lantai beton tumbuk campuran 1:3:5

b. Penyangga meteran air dan boks pengamannya dibuat dari plat

baja masing-masing tebal 5 mm dan 3 mm. Kemudian keduanya

dicat dengan warna biru tua dengan cat dasar meni dan kualitas

cat kelas satu, sistem pengecatan dilakukan dengan

semprotan.

c. Setiap boks pengaman meteran air dilengkapi kunci gembok

ukuran tertentu dan setiap 100 buah boks menggunakan satu

anak kunci ditambah satu buah kunci cadangan.

6.6.4. Instalasi Kran Umum

Instalasi kran umum dibuat sesuai gambar rencana dengan

ketentuan sebagai berikut :

a. Lokasi penempatan KU harus disetujui oleh pemilik tanah. b. Saluran pembuangan air bekas harus dibuat sampai mencapai

saluran air kotor/selokan yang terdekat yang telah ada dengan biaya Pelaksana pekerjaan.

Page 69: BAB-6-p

69

6.6.5. Instalasi Kran Kebakaran

Instalasi kran kebakaran harus dipasang sesuai gambar rencana.

Penyambungan kran kebakaran harus pada induk distribusi.

Page 70: BAB-6-p

70

BAB 7 Peritungan Biaya Sistem Distibusi

7.1. Umum

7.2. Perhitungan Biaya Reservoir

7.3. Perhitungan Jaringan Pipa dan Samungan Rumah