Bab 6 Kesimpulan Dan Saran

7
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Dari seluruh rangkaian kegiatan ini maka dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain : A. Jenis Ketersediaan Jaringan Air Bersih Berdasarkan hasil kajian yang diperoleh di lapangan maupun instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang dan PDAM Tirta Kerta Raharja sistem pengelolaan jaringan air bersih di wilayah Kabupaten Tangerang terbagi menjadi tiga jenis penyediaan, yaitu sistem individual, sistem komunal, sistem perpipaan. Sistem individual banyak diketemukan di wilayah utara Kabupaten Tangerang, sedangkan sistem komunal yang terdiri dari hidran umum, reservoir banyak diketemukan di wilayah utara dan tengah, dan sistem perpipaan lebih dominan di wilayah selatan yang sebagian besar dikelola oleh PDAM Tirta Kerta Raharja dan sebagian kecil dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang. B. Kondisi Jaringan Air Bersih Wilayah Pedesaan Infrastruktur air bersih di wilayah kabupaten tangerang yang dikelola oleh pemda Kabupaten Tangerang terdiri dari hidran umum, sumur bor, reservoir, sumur LAPORAN AKHIR 6-1

Transcript of Bab 6 Kesimpulan Dan Saran

Page 1: Bab 6 Kesimpulan Dan Saran

BAB 6KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Dari seluruh rangkaian kegiatan ini maka dapat diambil beberapa kesimpulan,

antara lain :

A. Jenis Ketersediaan Jaringan Air Bersih

Berdasarkan hasil kajian yang diperoleh di lapangan maupun instansi di

lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang dan PDAM Tirta Kerta Raharja sistem

pengelolaan jaringan air bersih di wilayah Kabupaten Tangerang terbagi menjadi tiga jenis

penyediaan, yaitu sistem individual, sistem komunal, sistem perpipaan. Sistem individual

banyak diketemukan di wilayah utara Kabupaten Tangerang, sedangkan sistem komunal

yang terdiri dari hidran umum, reservoir banyak diketemukan di wilayah utara dan tengah,

dan sistem perpipaan lebih dominan di wilayah selatan yang sebagian besar dikelola oleh

PDAM Tirta Kerta Raharja dan sebagian kecil dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten

Tangerang.

B. Kondisi Jaringan Air Bersih Wilayah Pedesaan

Infrastruktur air bersih di wilayah kabupaten tangerang yang dikelola oleh pemda

Kabupaten Tangerang terdiri dari hidran umum, sumur bor, reservoir, sumur artesis dan

jaringan perpipaan. Sebagian besar kondisi dan fungsi dari tiap-tiap infrastruktur air bersih

dalam kedaan baik dan masih berfungsi. Hidran umum yang tersedia berjumlah 64 unit

yang tersebar di 12 Kecamatan, sebagian besar dalam kondisi baik dan berfungsi, namun

terdapat juga hidran umum dengan kondisi rusak dan tidak berfungsi yang terdapat di

Kecamatan Gunung Kaler dan Kresek dengan jumlah keseluruhan sebanyak 8 unit.

Fasilitas Hidran umum terbanyak terdapat di kecamatan Teluknaga yang berjumlah 19 unit

dengan cakupan pelayanan sebanyak 570 KK, sedangkan hidran umum terendah terdapat

di Kecamatan Legok dan Mekar Baru.

Jaringan perpipaan air bersih di wilayah yang disediakan oleh Pemerintah Daerah

kabupaten Tangerang tersebar di 5 kecamatan. Jaringan perpipaan terpanjang terdapat di

Kecamatan Rajeg dengan panjang jaringan sebesar 6500 m, sedangkan jaringan

perpipaan air minum yang disediakan dan dikelola oleh PDAM Tirta Kerta Raharja tersebar

L A P O R A N A K H I R 6-1

Page 2: Bab 6 Kesimpulan Dan Saran

di 4 lokasi sebagian jaringan perpipaan banyak terdapat di lokasi Wilayah Pelayanan

Serpong.

Jumlah ketersediaan sumur bor masih kurang mencukupi karena jumlah sumur

bor yang tersedia hanya berjumlah 20 unit dan tersebar di 8 kecamatan. Selain itu dari 20

unit yang tersedia hanya 11 unit yang masih berfungsi dengan baik. Begitu juga dengan

reservoir dan sumur artesis yang masih berfungsi dengan baik hanya berjumlah 2 unit

yang tersebar di 2 kecamatan.

Infrastruktur yang dikelola oleh PDAM Tirta Kerta Raharja yaitu booster pump,

reservoir dan Instalasi Pengolahan Air (IPA). Booster Pump yang tersedia berjumlah 5 unit

dan tersebar di 4 kecamatan yaitu Cisoka, Kosambi, Pasar Kemis dan Serpong Utara.

Reservoir yang ada hanya berjumlah 1 unit yang terletak di Kecamatan Cisoka. Instalasi

pengolahan air dengan kapasitas desain terbesar ada pada Kecamatan Serpong yang

mempunyai kapasitas sebanayak 3000 L/ dtk, sedangkan IPA IKK Pasar Kemis adalah

IPA dengan jumlah kapasitas desain terendah dengan jumlah kapasitas desain sebanyak

2.5 L/dtk.

C. Akses Air Bersih dan Cakupan Pelayanan Jaringan Air Bersih

Sebanyak 557.006 keluarga di wilayah Kabupaten Tangerang sebagian besar

penduduknya telah memiliki akses air bersih. Beberapa jenis fasilitas air bersih yang dapat

diakses meliputi sumur pompa tangan,sumur gali, hidran umum, dan sistem perpipaan.

Cakupan layanan PDAM Kabupaten Tangerang pada tahun 2008 sebesar 11%,

angka pelayanannya lebih rendah dibandingkan dengan wilayah Kota Tangerang. Dari

3.366.423 jiwa penduduk Kabupaten Tangerang yang terlayani baru mencapai 371.680

jiwa (PDAM Tirta Kerta Raharja, 2008). Sebagian besar wilayah terlayani berada di

wilayah bagian selatan dan tengah Kabupaten Tangerang. Perlunya pengembangan ke

wilayah utara untuk meningkatkan pemerataan kebutuhan air bersih dan mengurangi

kesenjangan pembangunan.

Dari hasil survey diperoleh jumlah sebaran hidran umum hanya terdapat di 12

kecamatan dari 18 kecamatan wilayah yang dipetakan. Jumlah hidran umum yang tersedia

sebesar 54 unit dengan tingkat pelayanan 1.620 KK atau sekitar 6.480 jiwa penduduk yang

terlayani. Tingkat pelayanan tertinggi di wilayah Kecamatan Teluk Naga sebesar 570 KK

dan terendah di wilayah Kecamatan Legok sebesar 30 KK. Dari indikator pelayanan

tersebut, tingkat pelayanan air bersih di wilayah kajian belum mencapai target ideal.

L A P O R A N A K H I R 6-2

Page 3: Bab 6 Kesimpulan Dan Saran

Dengan jumlah penduduk sebesar 1.256.034 jiwa idealnya tingkat pelayanan hidran

umumnya mencapai 10.467 unit atau mampu melayani kebutuhan 314.009 KK. Secara

terperinci kebutuhan penambahan hidran umum yang diperlukan sebanyak 10.413 unit.

Rencana pengembangan infrastruktur jaringan air bersih di wilayah kajian tidak hanya

diprioritaskan dengan pemanfaatan sistem komunal tetapi juga dengan sistem perpipaan

yang akan lebih efektif dalam penyediaan air bersih di wilayah perkotaan atau wilayah

yang memiliki cadangan sumber-sumber air bersih yang minim dan telah terinterupsi muka

air laut.

D. Pembangunan Database Pemetaan Jaringan Air Bersih

Hasil yang telah dicapai dalam membangun aplikasi pemetaan jaringan air bersih

di lingkungan Badan Lingkungan Hidup Daerah antara lain :

Sistem dan perangkat pemetaan di bangun dengan menggunakan software MapInfo

9.0 dengan pengelolaan database menggunakan Microsoft Acces 2003.

Data pemetaan bersumber dari peta produksi Bakosurtanal dengan tingkat kedalaman

skala 1 : 25.000 dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

Tangerang.

Tahap pemetaan yang dilakukan merupakan tahapan awal dalam mengembangkan

sistem pemetaan jaringan air bersih wilayah pedesaan yang meliputi 18 kecamatan di

Kabupaten Tangerang dan memerlukan tahapan lanjutan selama beberapa periode

pengembangan.

Secara umum hasil rancangan awal dengan output sistem pemetaan dapat berjalan

sesuai dengan kesepakatan rancangan awal, baik pengelolaan sistem pemetaan,

pendataan, dan penyajian secara visual dapat tersaji dengan utuh.

6.2 SARAN

Bedasarkan hasil kesimpulan, maka rekomendasi yang bisa diberikan adalah

sebagai berikut :

1. Perlunya peningkatan dan penambahan infrastruktur air bersih dalam rangka

pemerataan pembangunan untuk mengatasi persoalan kesenjangan antar wilayah

terutama di wilayah utara Kabupaten Tangerang.

2. Terkait dengan analisa sumber-sumber air bersih di Kabupaten Tangerang,

termasuk analisa pemanfaatan ekonomi maka diperlukan kajian yang lebih dalam

L A P O R A N A K H I R 6-3

Page 4: Bab 6 Kesimpulan Dan Saran

yang mampu menjelaskan keterkaitan antara ketersedian jaringan air bersih dengan

tingkat pertumbuhan ekonomi wilayah.

3. Perlu adanya user yang mengerti dan memahami perangkat keras (hardware) dan

perangkat lunak (software) dan masalah instalasi di lingkungan Badan Lingkungan

Hidup Daerah Kabupaten Tangerang.

4. Untuk mencapai tahapan pemahaman dan keterampilan teknis maka instansi

pengguna harus memfasilitasi dan mempermudah kebutuhan yang timbul baik dari

aspek finansial maupun birokrasi.

5. Perlu adanya tim teknis yang bertugas dalam pengelolaan dan pemeliharaan

sistem yang telah dibangun, serta melakukan updating secara berkala terhadap data-

data yang telah tersusun dari masing-masing bidang yang terdapat di BLHD

khususnya yang terkait dengan konservasi dan pengelolaan lingkungan serta bidang

data dan informasi.

6. Standarisasi kartografi data-data spasial atau pemetaan yang telah dirancang dan

disusun mengacu kepada PP 10 Tahun 2000 tentang standarisasi pemetaan nasional

yang akan menjadi pedoman arahan pemetaan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah

(BLHD) sehingga menghasilkan peta yang dapat di upload setiap saat.

7. Tindak lanjut pengembangan data dan informasi pemetaan jaringan air bersih

harus dilakukan secara berkala dan berkelanjutan unutk melengkapi kebutuhan data

air bersih dan perkembangan yang dinamis di lapangan

8. Penyusunan sistem informasi geografis yang lebih interaktif dan komunikatif bagi

para pengguna di kalangan BLHD (user friendly) melalui pembangunan aplikasi

Sistem Informasi Manajemen – Jaringan Air Bersih (SIM – JAB) Kabupaten Tangerang

yang berbasis data spasial dan tabular dengan menu dan tools yang dirancangan

khusus sesuai pemanfaatannya.

9. Perlunya evaluasi kegiatan pemetaan air bersih secara berkala yang melibatkan

tim teknis dari berbagai instansi teknis yang terkait dalam mewujudkan keterpaduan

dan keselarasan penyediaan dan pengembangan air bersih dan pembangunan sistem

pemetaan.

L A P O R A N A K H I R 6-4