Bab 5.Pembahasan

7
5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh Geometri Peledakan Terhadap Hasil Fragmentasi Batuan. Untuk mendapatkan ukuran fragmentasi hasil peledakan yang sesuai dengan yang direncanakan sehingga dapat memenuhi target produksi, peledakan merupakan tujuan dari perusahaan dalam melakukan kegiatan pembongkaran batugamping. Maka pembahasan tentang masalah peledakan dari metode Split Desktop (lihat gambar 4.5) dan V.M.Kuznetsov (lihat gambar 4.6) adalah dipengaruhi beberapa faktor geometri peledakan seperti: Burden, Spacing, stemming, kedalaman lubang tembak. Burden Penggunaan burden pada geomteri 1 sebesar 3 m dan geometri 2 sebesar 4 m maka yang menghasilkan boulder yang lebih banyak adalah geometri 2 karena menggunakan burden yang lebih besar. Hal ini disebabkan karena jarak ke arah free face terlalu jauh, sehingga gelombang kejut yang berasal dari lubang ledak ketika menuju free face akan menghasilkan gelombang pantul yang tidak cukup, menyebabkan terjadinya rekahan-rekahan pada free face . Spacing 5-1

description

qwe

Transcript of Bab 5.Pembahasan

5

5. PEMBAHASAN5.1. Pengaruh Geometri Peledakan Terhadap Hasil Fragmentasi Batuan.Untuk mendapatkan ukuran fragmentasi hasil peledakan yang sesuai dengan yang direncanakan sehingga dapat memenuhi target produksi, peledakan merupakan tujuan dari perusahaan dalam melakukan kegiatan pembongkaran batugamping. Maka pembahasan tentang masalah peledakan dari metode Split Desktop (lihat gambar 4.5) dan V.M.Kuznetsov (lihat gambar 4.6) adalah dipengaruhi beberapa faktor geometri peledakan seperti: Burden, Spacing, stemming, kedalaman lubang tembak. Burden

Penggunaan burden pada geomteri 1 sebesar 3 m dan geometri 2 sebesar 4 m maka yang menghasilkan boulder yang lebih banyak adalah geometri 2 karena menggunakan burden yang lebih besar. Hal ini disebabkan karena jarak ke arah free face terlalu jauh, sehingga gelombang kejut yang berasal dari lubang ledak ketika menuju free face akan menghasilkan gelombang pantul yang tidak cukup, menyebabkan terjadinya rekahan-rekahan pada free face . Spacing Apabila jarak spacing terlalu kecil akan mengakibatkan batuan yang hancur menjadi halus, disebabkan karena energi yang menekan terlalu kuat, sedangkan bila jarak spacing terlalu besar akan mengakibatkan bongkah besar karena energi ledakan dari lubang yang satu tidak mampu berinteraksi dengan energi dari lubang yang lainnya. Spacing pada lokasi geometri 1 adalah 3,9 m dan geometri 2 adalah 3 m. Stemming

Stemming adalah tempat material penutup di dalam lubang bor di atas kolom isian bahan peledak. Fungsi stemming adalah agar terjadi stress balance dan untuk mengurung gas-gas hasil ledakan agar dapat menekan batuan dengan kekuatan yang besar. Maka tinggi stemming geometri 1 sebesar 3,2 m dan geometri 2 sebesar 4,1 m dan yang menghasilkan boulder yang lebih banyak adalah pada lokasi geometri 2 karena menggunakan tinggi stemming yang lebih besar sehingga menyebabkan bagian atas batuan akan membentuk bongkah. Kedalaman lubang ledakKedalaman lubang ledak dipengaruhi oleh tinggi jenjeng dan kedalamannya tidak boleh lebih kecil dari burden untuk menghindari retakan yang melewati batas jenjang (over break). Sebaliknya kedalaman lubang ledak yang terlalu dalam mengakibatkan penghancuran batuan ke arah horizontal lebih besar dibandingkan dengan penghancuran batuan ke arah vertikal sehingga banyak menghasilkan boulder dan menimbulkan lubang pada lantai jenjang. Pada lokasi geometri 1 kedalaman lubang ledak 8,2 m dan geometri 2 dengan kedalaman 9,1 m. 5.2. Faktor yang mempengaruhi perbedaan fragmentasi batuan Split Desktop dengan V.M.Kuznetsov.Metode Kuznetsov adalah metode yang digunakan dalam memperkirakan ukuran fragmentasi batuan hasil peledakan. Berdasarkan kedua metode (lihat gambar 5.1) adanya perbedaan ukuran fragmentasi batuan walaupun menggunakan geometri peledakan yang sama. Berdasarkan tiap lokasi dapat diketahui bahwa hasil yang diperoleh berbeda seperti pada geometri 1, ukuran fragmentasi batuan hasil peledakan dengan Split Desktop lebih halus dibandingkan perhitungan fragmentasi secara Kuznetsov, ini disebabkan karena pada geometri 1 terdapat beberapa lubang tembak dengan kedalaman 5 m sehingga ukuran fragmentasi batuan pada permukaan hasil peledakan lebih halus. Dalam melakukan pengukuran fragmentasi batuan dengan menggunakan Split Desktop adalah hanya pada permukaan hasil peledakan saja yang diketahui ukurannya, namun bagian bawah dari hasil peledakan tidak diketahui ukuran fragmentasi batuannya. Sedangkan dalam melakukan perhitungan dengan menggunakan Kuznetsov adalah memperkirakan ukuran fragmentasi batuan pada seluruh hasil peledakan, namun pada kedalaman lubang tembak 5 m banyak terdapat fragmentasi yang berukuran boulder, ini disebabkan pada bagian bawah akan membentuk boulder karena tekanan energi ledak yang diberikan antara lubang tembak yang disekitarnya dengan kedalaman > 7 m tidak maksimal.

Hasil fragmentasi pada geometri 2 adalah ukuran fragmentasi batuan hasil peledakan dengan Split Desktop lebih besar dibandingkan perhitungan fragmentasi secara Kuznetsov, hal ini disebabkan karena pada geometri 2 terdapat lubang tembak dengan kedalaman > 8 m sehingga ukuran fragmentasi batuan pada permukaan hasil peledakan lebih banyak menghasilkan boulder karena stemming yang digunakan lebih banyak, sehingga tekanan energi ledak yang diberikan pada permukaan tidak maksimal. Dalam melakukan pengukuran fragmentasi batuan dengan menggunakan Split Desktop adalah hanya pada permukaan hasil peledakan saja diketahui ukurannya namun bagian bawah dari hasil peledakan tidak diketahui ukuran fragmentasi batuannya, sehingga boulder yang dihasilkan lebih banyak. Sedangkan dalam melakukan perhitungan dengan menggunakan Kuznetsov adalah memperkirakan ukuran fragmentasi batuan pada seluruh hasil peledakan, maka hasil yang diperoleh lebih halus. Akan tetapi adanya yang mempengaruhi dalam melakukan perhitungan secara Kuznetsov yaitu merata-ratakan data geometri peledakan dengan kisaran yang besar sehingga hasil ukuran fragmentasi batuan secara Kuznetsov dan Split Desktop berbeda. Berdasarkan pertimbangan diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa apa yang sebenarnya penting untuk diketahui adalah distribusi ukuran fragmentasi batuan, sehingga diperoleh gambaran mengenai ukuran fragmentasi yang diinginkan dengan menggunakan metode Kuznetsov. dibandingkan ukuran fragmentasi secara Kuznetsov, ini disebabkan karena pada geometri 1 terdapat beberapa lubang tembak dengan kedalaman 5 m sehingga mendapatkan ukuran boulder yang cukup besar dan dalam melakukan perkiraan fragmentasi batuan secara teoritis yang mempengaruhi adalah dengan merata- ratakan data geometri peledakan dengan kisaran yang besar sedangkan ukuran fragmentasi dilapangan lebih halus itu disebabkan oleh dalam melakukan pengukuran fragmentasi batuan hanya pada permukaan saja dan tidak mengetahui bagian bawah hasil peledakan. Sedangkan hasil pada lokasi front 1, ukuran fragmentasi batuan hasil peledakan dilapangan lebih besar dibandingkan ukuran fragmentasi secara teoritis, ini disebabkan adanya yang mempengaruhi dalam melakukan perhitungan secara teoritis yaitu merata-ratakan data geometri peledakan dengan kisaran yang besar sehingga hasil ukuran fragmentasi batuan secara teoritis dan lapangan berbeda. Oleh karena itu hasil yang didapat secara teoritis tidak sama pasti dengan dilapangan. Berdasarkan pertimbangan diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa apa yang sebenarnya penting untuk diketahui adalah distribusi ukuran fragmentasi batuan, sehingga diperoleh gambaran mengenai ukuran fragmentasi yang diinginkan dengan menggunakan metode teoritis. PAGE 5-1