BAB 5,6,7,dapus

19
BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH A. INDIKATOR YANG BERMASALAH Berdasarkan prioritas masalah, maka pada cakupan program SPM Puskesmas Borobudur ditemukan masalah dengan urutan prioritas utama adalah Cakupan Suspek TB paru dengan hasil pencapaian pada bulan Januari – Februari 2012 adalah 5 %. Sedangkan target Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang adalah sebesar 80 %. Hasil ini menunjukkan bahwa P2M belum mencapai target SPM Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang tahun 2010. B. ANALISIS PENYEBAB MASALAH Untuk menganalisis penyebab masalah manajemen Puskesmas, digunakan pola pendekatan sistem. Pendekatan sistem meliputi input (man, material, methode, money, machine), proses (P1: Perencanaan, P2: Penggerakan dan Pelaksanaan, P3: Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian) dan lingkungan. Setelah itu, penyebab masalah dari sistem dimasukkan ke dalam diagram Fishbone. Untuk mengkonfirmasi penyebab masalah dilakukan dengan wawancara secara langsung dengan petugas kesehatan terkait. 1. Pendekatan Sistem Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang terlampir dari hasil cakupan kegiatan Puskesmas pada bulan Januari 2012, yang menjadi masalah dan perlu diupayakan pemecahannya dengan 80

description

hvhnbmnjbjm

Transcript of BAB 5,6,7,dapus

BAB V

BAB V

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

A. INDIKATOR YANG BERMASALAHBerdasarkan prioritas masalah, maka pada cakupan program SPM Puskesmas Borobudur ditemukan masalah dengan urutan prioritas utama adalah Cakupan Suspek TB paru dengan hasil pencapaian pada bulan Januari Februari 2012 adalah 5 %. Sedangkan target Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang adalah sebesar 80 %. Hasil ini menunjukkan bahwa P2M belum mencapai target SPM Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang tahun 2010.

B. ANALISIS PENYEBAB MASALAHUntuk menganalisis penyebab masalah manajemen Puskesmas, digunakan pola pendekatan sistem. Pendekatan sistem meliputi input (man, material, methode, money, machine), proses (P1: Perencanaan, P2: Penggerakan dan Pelaksanaan, P3: Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian) dan lingkungan. Setelah itu, penyebab masalah dari sistem dimasukkan ke dalam diagram Fishbone.Untuk mengkonfirmasi penyebab masalah dilakukan dengan wawancara secara langsung dengan petugas kesehatan terkait. 1. Pendekatan SistemBerdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang terlampir dari hasil cakupan kegiatan Puskesmas pada bulan Januari 2012, yang menjadi masalah dan perlu diupayakan pemecahannya dengan menggunakan kerangka pemikiran pendekatan sistem, yaitu sebagai berikut:

Tabel 20.Identifikasi Kemungkinan Penyebab Masalah Tahap Analisis Pendekatan SistemKomponenKelebihanKekurangan

Input Man Adanya petugas khusus sebagai koordinator TB Adanya petugas laborat. Kekurangan jumlah tenaga kesehatan untuk melakukan penyuluhan. Kurang teliti petugas dalam menegakkan diagnosis.

Money Ada uang khusus untuk program TB (untuk petugas dan kader) Sumber dana yang terbatas sehingga tidak mampu melakukan penyuluhan diluar program. Tidak ada dana khusus untuk penyuluhan tentang TB Dana yang ada tidak digunakan secara maksimal.

Method Sudah ada SOP untuk penjaringan suspek TB Cara penyampaian materi yang kurang menarik. Tidak ada jadwal penyuluhan TB atau active promotion tidak dilakukan rutin

Material Terdapat alat- alat laboratorium diagnosis TB Alat-alat yang dimiliki kurang lengkap, sehingga pemeriksaan laboratorium memerlukan rujukan ketempat lain

Machine Terdapat Buku panduan TB Sarana penyuluhan masih kurang

ProsesP1 Penyusunan perencanaan jadwal kegiatan Kegiatan aktif promotion tidak terjadwal.

P2 Sudah dilaksanakam kegiatan penyuluhan TB. Penyuluhan tidak rutin dikerjakan Pelaksanaan penyuluhan hanya secara lisan dan pemberian pamflet tanpa menggunakan media lain yang lebih menarik dan kurang tersebar ke masyarakat.

P3 Dilakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan setiap bulannya. Koordinasi lintas sektor masih kurang

Lingkungan (fisik dan non fisik) Jarak puskesmas ke perumahan warga tergolong dekat Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gejala-gejala penyakit TB Kurang patuhan dalam proses pemeriksaan dahak (SPS) Kurangnya kesadaran tentang pola hidup sehat.

84

93

MASALAHRendahnya cakupan Suspek TB di Puskesmas Borobudur pada Bulan Januari - Februari 2012(pencapaian hanya 5% dari target Dinkes)PROSESP1Kegiatan promosi aktif tidak terjadwal dengan baikP2Penyuluhan tidak rutin dikerjakan Pelaksanaan penyuluhan hanya secara lisan dan pemberian pamflet tanpa menggunakan media lain yang lebih menarik dan kurang tersebar ke masyarakat

P3Koordinasi lintas Sektor masih kurang

MANKurangnya tenaga kesehatan untuk melakukan penjaringan suspek TB paru

ENVIRONMENT Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gejala-gejala penyakit TB.Kurangnya kepatuhan dalam proses pemeriksaan dahak (SPS)Kurangnya kesadaran tentang pola hidup

MONEYSumber dana yang terbatas sehingga tidak mampu melakukan penyuluhan diluar program.Tidak ada dana khusus untuk penyuluhan tentang TBDana yang ada tidak digunakan secara maksimal.

METHODTidak ada jadwal rutin penyuluhan TB atau promosi aktif tidak rutin dilakukan

MACHINEAlat-alat yang dimiliki kurang lengkap,sehingga pemeriksaan lab memerlukan rujukan ketempat lainGambar 6. Diagram Fishbone

INPUTMATERIALSarana penyulihan masih kurang pelaksanaan masih kurang maksimal

2. Konfirmasi Kemungkinan penyebab masalah Setelah dilakukan konfirmasi dengan pihak pemegang program TB paru melalui wawancara didapatkan kemungkinan penyebab masalah adalah:1. Anamnesa yang dilakukan kurang komprehensif2. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan pengobatan TB paru.3. Media promosi kesehatan seperti poster kurang tersebar.4. Jadwal penyuluhan yang tidak terjadwal5. Dana yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal.6. Tenaga kesehatan yang masih kurang.

C. PENENTUAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAHTabel 21. Inventarisasi Kemungkinan penyebab masalah dan Pemecahannya.MasalahNo.PENYEBAB MASALAH PALING MUNGKINALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Cakupan suspect TB paru1.Anamnesa yang dilakukan kurang komprehensifMemberikan pelatihan khusus kepada tenaga kesehatan tentang cara penjaringan suspek TB.

2.Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan pengobatan TB paru.

Membentuk kader khusus TB.

3.Media promosi kesehatan seperti poster kurang tersebar

Melakukan penyuluhan secara rutin menggunakan media promosi yang menarik

4.Jadwal penyuluhan yang tidak terjadwal

Pengelolaan dana secara maksimal untuk kegiatan active promotion case finding.

5.Dana yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal

6.Tenaga kesehatan yang masih kurang.

D. PENENTUAN PEMECAHAN MASALAHDari hasil analisis pemecahan masalah didapatkan alternatif pemecahan masalah sebagai berikut:1. Memberikan pelatihan khusus kepada tenaga kesehatan tentang cara penjaringan suspek TB.2. Membentuk kader khusus TB.3. Melakukan penyuluhan secara rutin menggunakan media promosi yang menarik4. Pengelolaan dana secara maksimal untuk kegiatan active promotion case finding.Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya dilakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria matrix dengan rumus M . I. V/C. Penyelesaian masalah sebaiknya memenuhi kriteria, sebagai berikut:1. Efektivitas programPedoman untuk mengukur efektifitas program:a. Magnitude (M), besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikanb. Importancy (I), pentingnya cara penyelesaian masalahc. Vulnerability (V), sensitifitas cara penyelesaian masalahKriteria M, I, dan V kita beri 1-5. Bila makin magnitude maka nilainya makin besar, mendekati 5. Begitu juga dalam melakukan penilaian pada kriteria I dan V.2. Efisiensi programBiaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah (cost). Kriteria cost (C) diberi nilai 1-5, bila costnya makin kecil, maka nilainya mendekati 1.Tabel 22. Skor Penentuan Pemecahan MasalahMagnitudeImportancyVulnerabilityCost

1 = Tidak magnitude1 = Tidak penting1 = Tidak sensitif1 = Sangat murah

2 = Kurang magnitude 2 = Kurang penting 2 = Kurang sensitif 2 = Murah

3 = Cukup magnitude3 = Cukup penting3 = Cukup sensitif3 = Cukup murah

4 = Magnitude4 = Penting4 = Sensitif4 = Sedikit Mahal

5 = Sangat magnitude5 = Sangat penting5 = Sangat sensitif5 = Mahal

Penentuan Pemecahan Masalah dengan Kriteria Matrix Menggunakan Rumus M x I x V / CTabel 23. Hasil akhir penentuan prioritas pemecahan masalahPenyelesaianMasalahNilaiKriteriaHasil akhirUrutan

MIVC(M x I x V) / C

133449IV

2555262,5I

3454326,67II

4333213,5III

Metode rumus MIV/C didapatkan prioritas alternatif pemecahan masalah sebagai berikut:1. Membentuk kader khusus TB.2. Melakukan penyuluhan secara rutin menggunakan media promosi yang menarik3. Pengelolaan dana secara maksimal untuk kegiatan active promotion case finding.4. Memberikan pelatihan khusus kepada tenaga kesehatan tentang cara penjaringan suspek TB.

E. RENCANA KEGIATAN MASALAH YANG TERPILIHTabel 24. Rencana kegiatan masalahNo.Pemecahan Masalah TerpilihRencana kegiatan

1.Anamnesa yang dilakukan kurang komprehensif

Memberikan pelatihan khusus kepada tenaga kesehatan tentang cara penjaringan suspek TB.

2.Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan pengobatan TB paru Membentuk kader khusus TB. Melakukan penyuluhan secara rutin menggunakan media promosi yang menarik.

3.Media promosi kesehatan seperti poster kurang tersebar.

Memberikan pelatihan khusus kepada tenaga kesehatan tentang cara penjaringan suspek TB. Membentuk kader khusus TB. Melakukan penyuluhan secara rutin menggunakan media promosi yang menarik

4.Jadwal penyuluhan yang tidak rutin Membentuk kader khusus TB. Melakukan penyuluhan secara rutin menggunakan media promosi yang menarik

5.Dana yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal.

Pengelolaan dana sacara maksimal untuk kegiatan active promotion case finding

6.Tenaga kesehatan yang masih kurang Membentuk kader khusus TB. Pengelolaan dana secara maksimal untuk kegiatan active promotion case finding

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULANBerdasarkan hasil penilaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang dilakukan, diperoleh indikator masalah yang tidak mencapai target di puskesmas Borobudur bulan Januari Februari 2012. Hasil pengumpulan data, pengamatan dan wawancara didapatkan beberapa masalah pada :a. KIA, KB dan imunisasi b. Gizi c. Pelayanan kesehatan lingkungan d. P2M (program pemberantassan penyakit menular)e. Promosi kesehatanf. Pengobatan Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di Puskesmas Borobudur Bulan Januari - Februari 2012, ditemukan 15 masalah dan didapatkan prioritas masalah yaitu rendahnya cakupan kegiatan Suspek TB paru sebesar 5%, masih rendah bila dibandingkan dengan target yang ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang 2010 yaitu 80%Dengan menggunakan analisa fish bone, didapatkan beberapa hal yang dapat menyebabkan cakupan suspek TB paru belum mencapai target, baik dari faktor masyarakat maupun faktor petugas kesehatan di puskesmas Borobudur. Masyarakat diantaranya, kurang pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan pengobatan TB paru. Sedangkan faktor dari petugas kesehatan meliputi anamnesa yang dilakukan kurang komprehensif, media promosi kesehatan, penjadwalan penyuluhan yang tidak rutin, dana yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal serta jumlah tenaga kesehatan masih kurang. Alternatif pemecahan masalah adalah membuat jadwal kegiatan penyuluhan kepada masyarakat tentang TBC dan pembentukan kader.

B. SARANDalam rangka meningkatkan fungsi Puskesmas sebagai ujung tombak untuk mencapai visi Indonesia Sehat diperlukan manajemen yang baik. Berdasarkan permasalahan manajemen Puskesmas Borobudur yang telah didapatkan, kami menyarankan hal-hal sebagai berikut:1. Bagi Puskesmas Kepada tiap Koordinator bidang pelayanan kesehatan, terutama BP umum agar senantiasa melakukan rapat koordinasi dengan anggotanya untuk membahas masalah yang terdapat pada setiap kegiatan program di puskesmas. Dihimbau kepada tenaga kesehatan dan para kader untuk melakukan penyuluhan atau konseling kepada masyarakat khususnya dalam mendeteksi suspek TB paru. Kepada Kepala Program TB di Puskesmas Borobudur agar meningkatkan kerjasama dengan tim medis, paramedis dan kader dalam meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam mendeteksi suspek TB paru di wilayah kerjanya.2. Bagi Masyarakat Dihimbaui bagi masyarakat agar tidak malu atau enggan untuk melakukan pemeriksaan sputum BTA untuk memastikan penyakitnya. Kepada kader desa untuk berkoordinasi dengan puskesmas dalam mengadakan penyuluhan penyakit TBC. Supaya Masyarakat sadar akan bahayanya penyakit TB karena dapat menularkan kepada orang-orang sekitarnya.

BAB VIIPENUTUP

Demikian laporan dan pembahasan tentang manajemen dan permasalahan yang terdapat di Puskesmas Borobudur, Kabupaten Magelang. Dengan meninjau puskesmas dari segi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban ditemukan penyebab masalah yang ditinjau dari segi manajemen dan ditentukannya prioritas masalah dan alternatif pemecahan masalah.Manajemen puskesmas sangat penting karena puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dari Dinas Kesehatan yang bertanggung jawab dalam kegiatan pelayanan kesehatan sehingga perlu dikelola dengan sebaik-baiknya agar tercipta hasil yang maksimal. Dimensi mutu juga penting karena pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan harus memperhatikan mutu. Kedua kegiatan tersebut saling terkait dan tidak dapat dipisahkan karena cakupan atau kuantitas yang tinggi belum tentu disertai dengan mutu atau kualitas yang baik begitu pula sebaliknya.Kami menyadari kegiatan ini penting dan bermanfaat bagi para calon dokter, khususnya yang kelak akan terjun ke puskesmas sebagai health provider, manager, decision maker, dan communicator sebagai wujud peran serta dalam pembangunan kesehatan. Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dalam usaha peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Borobudur.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dinkes Kabupaten Magelang, 2011. Handout : Kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang 2010 dan Konsep Desa Siaga..Magelang.2. Moeljoewono. Pedoman Praktis Pelaksanaan Kerja di Puskesmas. Podorejo Ofset. Magelang. 2000.3. Hartoyo, M.Kes. 2011. Handout : Pemberdayaan Masyarakat Melalui Survey Mawas Diri dan Intervensi Masyarakat dalam Bentuk Pendekatan Masyarakat. Magelang.4. Data Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) Puskesmas Borobudur5. Hartoyo, M.Kes, Handout Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah : Magelang, 20106. Profil puskesmas Borobudur tahun 20107. WHO.2011.diakses pada tanggal 3 maret 2012. Diunduh dari http://www.who.int/topics/millennium_development_goals/en/ 8. Maulana Adrian.2010.Konsep Dasar Puskesmas. Diakses pada tanggal 3 maret 2012. Diunduh dari http://www.ngaliyansehat.org/files/konsep%20dasar%20Puskesmas.pdf

85