Bab 4.1 Teori Belajar Behaviorisme

14
Teori Belajar Behaviorisme Ni Wayan Sukmawati Puspitadewi, M.Psi

description

teori behaviour tentang pembelajaran siswa

Transcript of Bab 4.1 Teori Belajar Behaviorisme

Page 1: Bab 4.1 Teori Belajar Behaviorisme

Teori Belajar Behaviorisme

Ni Wayan Sukmawati Puspitadewi, M.Psi

Page 2: Bab 4.1 Teori Belajar Behaviorisme

TEORI BEHAVIORISME

PENGERTIAN: Teori behaviorisme merupakan teori yang menekankan pada perubahan perilaku yang tampak.

TUJUAN utama psikologi menurut behaviorisme, yaitu membuat prediksi dan mengendalikan perilaku.

MISAL:1. S: Tidak ada motivasi R: Siswa pasif ketika

diberi pertanyaan.2. Guru memodifikasi stimulusnya agar respon

berubah.3. S: Bisa jawab = diberi hadiah R: Siswa semangat

menjawab pertanyaan

TOKOH besar dalam aliran behaviorisme ini: Pavlov, Thorndike, B. F. Skinner.

Page 3: Bab 4.1 Teori Belajar Behaviorisme

A. TEORI PAVLOV

1. Teori kondisioningMenurut Pavlov, orang belajar berdasarkan pengalaman . Ia menemukan teori ini berdasarkan penelitiannya pada anjing, sebagai berikut;

Percobaan ke

Stimulus Respon Keterangan

1 Makanan (Stimulus tidak terkondisi/ US)

Keluar air liur (Respon tidak terkondisi/ UR)

Bersifat Instingtif

2 Lampu hidup + serbuk daging

Air liur berkurang Belum terjadi belajar

3 Lampu nyala (stimulus netral)

Tidak keluar air liur

4 Lampu dinyalakan, kemudian diberi serbuk daging.

Tidak keluar air liur, kemudian keluar air liur

Diulang-ulang selama beberapa kali/ dikondisikan.

5 Lampu nyala (stimulus terkondisi/ CS)

Keluar air liur (respon terkondisi/conditioned respon/CR)

Telah terjadi proses pembelajaran

Page 4: Bab 4.1 Teori Belajar Behaviorisme

Berdasarkan percobaan tersebut, didapat bahwa manusia berperilaku sesuai dengan pemahaman terhadap realitas yang ia ketahui/pengalaman yang ia dapatkan. Respon akan ada dari stimulus yang ia kenal.

Seperti anjing percobaan Pavlov yang menganggap bahwa setiap ada lampu yang menyala, maka akan ada makanan. Akhirnya respon yang diberikan ketika ada lampu yang menyala, walaupun belum ada makanan, akan keluar air liur.

Page 5: Bab 4.1 Teori Belajar Behaviorisme

2. Teori kondisioningFungsi:1. Membentuk Kebiasaan anak sejak dini2. Menghapuskan kebiasaan-kebiasaan

yang buruk & mengurangi rasa takut pada anak-anak. Misal: Kebiasaan tidak berani ke kamar mandi sendirian setiap malam karena takut ada hantu.

3. Membentuk sikap-sikap baik terhadap aktivitas belajar pada siswa.

4. Psikoterapi, misal: untuk menghilangkan rasa takut, malu, dll pada anak.

Page 6: Bab 4.1 Teori Belajar Behaviorisme

2. TEORI THORNDIKEMenurut Thorndike, proses belajar merupakan proses

pemecahan masalah (problem solving). Hal ini didasarkan percobaannya pada kucing, sebagai berikut;

Percobaan ke-

Motif Masalah Stimulus Respon Keterangan hasil

1 Lapar (beberapa hari tidak diberi makan)

Kurungan dikunci dengan tali yang apabila ditarik pintu dapat terbuka

Makanan di luar kurungan sebagai hadiah

Melakukan berbagai macam perbuatan

Pintu tidak terbuka

2 Lapar Kurungan dikunci dengan tali

makanan Kucing tidak sengaja menginjak tali pengikat

Pintu terbuka, kucing langsung keluar mengambil makanan

3, dst.. Percobaan kedua diulang selama beberapa kali. Semakin lama, jangka waktu yang dibutuhkan oleh kucing untuk membuka tali pengikat semakin pendek. Ini menunjukkan bahwa kucing belajar untuk keluar dengan menarik tali pengikat kunci untuk mendapatkan makanan.

Page 7: Bab 4.1 Teori Belajar Behaviorisme

Dari sini ditemukan 3 hukum pokok & 6 hukum tambahan.1. Hukum kesiapan

3 macam keadaan yang menunjukkan perlakuan hukum persiapan;

Implikasi Hukum kesiapan dalam pendidikan;a. Sebelum guru mengajar, siapkan mentalnya dulu. Misal: anak

disuruh duduk yang rapi.b. Penggunaan tes bakat dapat membantu anak untuk

menyalurkan bakat anak.

Apabila individu ada Tendensi/Kecenderungan bertindak

Maka Melakukan tindakan tersebut

Menimbulkan kesiapan

Dan Menim bulkan kepuasan

Dan individu Melakukan tindakan2 yang lain

Tujuan melakukan tindakan yang lain

Untuk mengurangi ketidakpuasa

n

Page 8: Bab 4.1 Teori Belajar Behaviorisme

2. Hukum Latihan

Semakin sering anak diberi latihan, maka semakin mudah anak melakukan suatu hal. Begitu pula sebaliknya.

Bagaimana kita menerapkan hukum latihan pada anak?

1. Sering memberi keterampilan pada siswa untuk menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya.

2. Latihan resitasi/ tugas-tugas dari bahan-bahan yang dipelajari.

3. Diadakan ulangan-ulangan yang teratur dan bahkan dengan ulangan yang ketat atau sistem drill.

Page 9: Bab 4.1 Teori Belajar Behaviorisme

3. Hukum Efek

Rumusan tingkat hukum efek: Tindakan yang disertai hasil menyenangkan cenderung untuk dipertahankan dan pada waktu lain akan diulangi, begitu pula sebaliknya.

Implikasi hukum efek dalam pendidikan;a. Buat pengalaman atau situasi kelas yang

menyenangkan bagi para siswa, sehingga mereka puas pada tugas belajarnya.

b. Buatlah bahan-bahan pengajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga lebih dapat dimengerti.

Page 10: Bab 4.1 Teori Belajar Behaviorisme

Lanjut…

c. Memberikan wawasan tahap-tahap hasil yang akan siswa capai ketika mengerjakan tugas-tugas sekolah, dan meyakinkan siswa bahwa mereka mampu mengerjakannya.

d. Memberikan wawasan kesukaran apa yang akan dialami ketika mengerjakan tugas, sehingga siswa dapat mengantisipasi dan tidak sampai terjadi kegagalan.

e. Agar tidak menjemukan, bahan-bahan dan metode kepegajaran dibuat variasi.

f. Memberikan motivasi proses belajar mengajar, seperti berupa bimbingan, pemberian hadiah, pujian, bahkan bila perlu hukuman.

Page 11: Bab 4.1 Teori Belajar Behaviorisme

3. TEORI SKINNERBagi Skinner, untuk melihat perkembangan

individu cukup melihat pada perubahan tingkah lakunya saja. Pikiran, kesadaran, maupun ketidaksadaran tidak diperlukan untuk menjelaskan perilaku/perkembangan.

Skinner mengembangkan teori belajar yang dikenal dengan operan conditioning/ pengkondisian operan, di mana reinforcement (penguatan) sebagai unsur penting dalam proses belajar.

Konsekuensi yang menyenangkan (misal mendapat pujian, hadiah, dll) akan memperkuat tingkah laku/ mengulangi tingkah laku tersebut sesering mungkin, begitu pula sebaliknya.

Page 12: Bab 4.1 Teori Belajar Behaviorisme

Adapun cara pembentukan tingkah laku dalam operan conditioning, a.l:

1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang dapat membentuk tingkah laku.

2. Mengurutkan aspek-aspek tersebut sebagai tujuan sementara.

3. Mengidentifikasikan reinforcement untuk masing-masing aspek yang telah diurutkan tersebut.

4. Menerapkan aspek-aspek yang telah dirutkan tersebut dan memberikan reinforcement dari masing- masing aspek secara satu per satu. Lebih jelasnya yaitu sebagai berikut;

a. Setelah apek pertama selesai dilakukan, maka diberikan hadiah atau reinforcer. Hal ini akan menyebabkan aspek itu sering dilakukan.

b. Kalau sudah terbentuk, dilakukan aspek kedua dan diberi hadiah, dan seterusnya sampai seluruh tingkah laku yang diharapkan dapat terbentuk.

Page 13: Bab 4.1 Teori Belajar Behaviorisme

Dasar operant conditioning dalam pengajaran adalah: untuk memastikan respon terhadap stimuli yg diberikan

Bagaimana contoh penerapannya di lapangan ketika memberikan penguatan pada siswa?

“Mencoba memperkuat semua tingkah laku yang menghasilkan perkembangan sikap yang baik terhadap belajar”, seperti:

1. Memeriksa dan menilai pekerjaan siswa sesegera mungkin dan mendiskusikan bersama, kemudian memberi hadiah atau reward bagi jawaban yang benar.

2. Mengamati perkembangan siswa secara teratur dan memberikan reward setiap ada perkembangan, baik itu berupa pujian, dll.

Page 14: Bab 4.1 Teori Belajar Behaviorisme

KELEBIHAN :Dapat memprediksi respon manusia atas stimulus yang diberikan.

KELEMAHAN:Tidak menghiraukan aspek kesadaran dalam perubahan perilaku.

MANFAAT mempelajari teori behaviorisme bagi kita sebagai guru:

1. Paham cara memberikan stimulus yang tepat kepada peserta didik.

2. Paham stimulus mana yang tidak tepat agar bisa menghindarinya dan bisa mengubah stimulus yang kurang bagus.