Bab 4 Rencana Pola Ruang -...
Transcript of Bab 4 Rencana Pola Ruang -...
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009-2029
Rencana Pola Ruang 149
BBAABB IIVV
RREENNCCAANNAA PPOOLLAA RRUUAANNGG
Rencana pola ruang wilayah provinsi meliputi rencana pola ruang kawasan lindung
dan rencana pola ruang kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis provinsi.
4.1 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung
Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya
buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa, guna kepentingan pembangunan
berkelanjutan.
Pengembangan kawasan lindung di Jawa Barat bertujuan untuk mewujudkan
kelestarian fungsi lingkungan hidup, meningkatkan daya dukung lingkungan dan menjaga
keseimbangan ekosistem antar wilayah guna mendukung proses pembangunan
berkelanjutan di Jawa Barat.
Kawasan lindung Provinsi Jawa Barat meliputi :
a. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya, terdiri atas:
1. kawasan hutan lindung
2. kawasan resapan air
b. kawasan perlindungan setempat, terdiri atas:
1. sempadan pantai
2. sempadan sungai
3. kawasan sekitar waduk dan danau/situ
4. kawasan sekitar mata air
5. ruang terbuka hijau kota
c. kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, terdiri atas:
1. kawasan cagar alam
2. kawasan suaka margasatwa
3. kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya
4. kawasan mangrove
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 150
5. taman nasional
6. taman hutan raya
7. taman wisata alam
8. kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan
d. kawasan rawan bencana alam, terdiri atas:
1. kawasan rawan tanah longsor
2. kawasan rawan gelombang pasang
3. kawasan rawan banjir
e. kawasan lindung geologi, terdiri atas :
1. kawasan cagar alam geologi dan kawasan kars
2. kawasan rawan bencana alam geologi
3. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah
f. kawasan lindung lainnya, terdiri atas :
1. taman buru
2. kawasan perlindungan plasma nutfah
3. terumbu karang
4. kawasan koridor bagi satwa atau biota laut yang dilindungi
5. kawasan yang sesuai untuk hutan lindung tersebar di luar kawasan hutan negara,
yang memiliki skor > 175, yang dihasilkan dari analisis hutan lindung kriteria SK
Mentan No. 837/KPTS/Um/11/1980.
Adapun kriteria setiap komponen kawasan lindung dapat dilihat pada tabel 4.1.
Sedangkan luas kawasan lindung kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel 4.2.
Berdasarkan jenis dan kriteria kawasan lindung tersebut, maka rencana pola ruang
kawasan lindung Provinsi Jawa Barat 2029 adalah :
a. menetapkan kawasan lindung provinsi seluas 45% dari luas seluruh wilayah Daerah
yang meliputi kawasan lindung hutan dan kawasan lindung di luar kawasan hutan,
serta ditargetkan untuk dicapai pada tahun 2018.
b. mempertahankan kawasan-kawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi
hidroorologis untuk menjamin ketersediaan sumberdaya air
c. mengendalikan pemanfaatan ruang di luar kawasan hutan sehingga tetap berfungsi
lindung.
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 151
TABEL 4.1
KRITERIA DAN LOKASI KAWASAN LINDUNG
Fungsi Jenis/Tipe KriteriaKlasifikasi
FisikLokasi (Kode)
1. Kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahannya
1.1 Kawasan Hutanberfungsilindung
HutanLindung
Kawasan hutan denganfaktor-faktor kelerenganlapangan, jenis tanah, dancurah hujan dengan nilaiskor lebih dari 125;dan/atau;
Kawasan hutan yangmempunyai kelerenganlapangan 40% atau lebih,dan pada daerah yangkeadaan tanahnya pekaterhadap erosi dgkelerengan lapangan lebihdari 25%; dan/atau
Kawasan hutan ygmempunyai ketinggian2.000 meter atau lebihdiatas permukaan laut.
Hutan Terletak di KesatuanPemangkuan Hutan(KPH): Bogor,Sukabumi, Cianjur,Purwakarta, BandungUtara, BandungSelatan, Garut,Tasikmalaya, Ciamis,Sumedang,Majalengka, Indramayudan Kuningan.
1.2 Kawasanresapan air
Kawasan dengan curahhujan rata-rata lebih dari1000 mm/tahun;
Lapisan tanahnya berupapasir halus berukuranminimal 1/16 mm;
Mempunyai kemampuanmeluluskan air dengankecepatan lebih dari 1m/hari;
Kedalaman muka airtanah lebih dari 10 mterhadap permukaantahan setempat;
Kelerengan kurang dari15%;
Kedudukan muka airtanah dangkal lebih tinggidari kedudukan muka airtanah dalam.
Non Hutan Tersebar dikabupaten/ kota
2. Kawasan perlindungan setempat
2.1 Sempadan pantai Daratan sepanjang tepianpantai yang lebarnyaproporsional dengan bentukdan kondisi fisik pantai,sekurang-kurangnya 100 mdari titik pasang tertinggi kearah darat
Non Hutan Kab. Bekasi, Kab.Karawang, Kab.Sukabumi, Kab.Cianjur, Kab. Subang,Kab. Garut, Kab.Tasikmalaya, Kab.Ciamis, Kab. Cirebon,Kab. Indramayu, KotaCirebon
2.2 Sempadansungai
Sekurang-kurangnya 5 mdi sebelah luar sepanjangkaki tanggul di luarkawasan perkotaan dan 3m di sebelah luar
Non Hutan Terletak di seluruhDaerah Aliran Sungai(DAS)
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 152
Fungsi Jenis/Tipe KriteriaKlasifikasi
FisikLokasi (Kode)
sepanjang kaki tanggul didalam kawasan perkotaan
Sekurang-kurangnya 100m di kanan kiri sungaibesar dan 50 meter dikanan-kiri sungai kecilyang tidak bertangguldiluar kawasan perkotaan
Sekurang-kurangnya 10 mdari tepi sungai untukyang mempunyaikedalaman tidak lebihbesar dari 3 m
Sekurang-kurangnya 15 mdari tepi sungai untuksungai yang mempunyaikedalaman lebih dari 3 m- 20 m
Sekurang-kurangnya 20 mdari tepi sungai untuksungai yang mempunyaikedalaman lebih dr 20 m
Sekurang-kurangnya 100m dari tepi sungai untuksungai yang terpengaruholeh pasang surut air laut,dan berfungsi sebagaijalur hijau
2.3 Kawasan sekitarwaduk dandanau/situ
Daratan sepanjang tepianwaduk dan situ yanglebarnya proporsionaldengan bentuk dan kondisifisik waduk dan situsekurang-kurangnya 50 mdari titik pasang tertinggi kearah darat.
Non Hutan Waduk Ir H.Djuanda-JatiluhurKab. Purwakarta;
Waduk Darma,Waduk Wukulut,Waduk DadapBeredung Kab.Kuningan;Waduk Cirata (Kab.Bandung Barat,Cianjur, danPurwakarta);
Waduk Cileunca,WadukCipanunjangSituSipatahunan (Kab.Bandung);
Waduk Saguling,Situ Ciburuy, SituLembang Kab.Bandung Barat
Situ Patok, WadukSedong Kab.Cirebon;Situ Gede, WadukPongkor, SituKemang, WadukLido, Waduk CikaretKab. Bogor;
Waduk Cipancuh danSitu Bolang Kab.
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 153
Fungsi Jenis/Tipe KriteriaKlasifikasi
FisikLokasi (Kode)
Indramayu; Waduk Sindang
Pano, WadukSangyang, SituAnggrarahan, SituRancabeureum (Kab.Majalengka);
Waduk Jatigede(Kab. Sumedang);
Waduk Cibeureum(Kab. Bekasi);
Situ Kamojing (Kab.Karawang);
Situ Bagendit (Kab.Garut);
Situ Gede (Kab.Tasikmalaya);
Situ Bojongsari (KotaDepok)
7.4. Kawasan sekitarmata air
Kawasan dengan radiussekurang-kurangnya 200 mdi sekitar mata air
Non Hutan Lokasi tersebar diKabupaten/Kota
7.5 RTH Kota Lahan dengan luas palingsedikit 2.500 meterpersegi;
Berbentuk satu hamparan,berbentuk jalur, ataukombinasi dari bentuksatu hamparan dan jalur;dan
Didominasi komunitastumbuhan.
Lokasi tersebar diKabupaten/Kota
3. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya
3.1 Kawasancagar alam
HutanKonservasi
Kawasan darat dan atauperairan yang ditunjukmempunyai luas tertentuyang menunjangpengelolaan yang efektifdengan daerah penyanggacukup luas sertamempunyai kekhasanjenis tumbuhan, satwaatau ekosistemnya;
Kondisi alam baik biotamaupun fisiknya masihasli dan tidak atau belumdiganggu manusia
Hutan CA Arca Domas, CAYanlapa, dan CADungusiwul, terletakdi Kab. Bogor;
CA Talaga Warnaterletak di Kab.Bogor dan Kab.Cianjur;
CA Takokak, CACadas Malang, danCA Bojong LarangJayanti, terletak diKab. Cianjur;
CA Gunung Simpang,terletak di Kab.Bandung danCianjur;
CA Telaga Patengan,CA Gunung Malabar,CA Cigenteng CipanjiI/II, CA Yung Hun,dan CA Gunung Tilu,terletak di Kab.Bandung;
CA Papandayan(perluasan) dan CA
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 154
Fungsi Jenis/Tipe KriteriaKlasifikasi
FisikLokasi (Kode)
Kawah Kamojang,terletak di Kab.Bandung dan Garut;
CA GunungTangkuban Parahu,terletak di Kab.Bandung danSubang;
CA Talaga Bodas danCagar AlamLeuweung Sancang,terletak di Kab.Garut;
CA Sukawayana,Cagar AlamTangkuban Parahu(Palabuhanratu) &Cagar AlamCibanteng, terletak diKab. Sukabumi;
CA Burangrang,terletak di Kab.Purwakarta;
CA Gunung Jagat,terletak di Kab.Sumedang;
CA PananjungPangandaran danCagar Alam Panjalu/Koorders, terletak diKab. Ciamis
3.2. Kawasansuakamargasatwa
HutanKonservasi
Kawasan yang ditunjukmerupakan tempat hidup& perkembangan darisuatu jenis satwa yangperlu dilakukan upayakonservasi
Memiliki keanekaraga-mandan/atau keunikan satwa
Memiliki luas yang cukupsebagai habitat jenissatwa yang bersangkutan
Hutan Suaka MargasatwaCikepuh terletak diKab.Sukabumi
Suaka MargasatwaGunung Sawalterletak diKabupaten Ciamis
Suaka MargasatwaSindangkerta,terletak di Kab.Tasikmalaya
3.3 Kawasan suakaalam laut danperairan lainnya
HutanKonservasi
Kawasan berupa perairanlaut, perairan darat, wilayahpesisir, muara sungai,gugusan karang dan/atauyang mempunyai ciri khasberupa keragaman dan/ataukeunikan ekosistem
Hutan Suaka Alam LautLeuweung Sancang,terletak diKabupaten Garut
Suaka Alam LautPangandaran,terletak diKabupaten Ciamis
3.4 Kawasanmangrove
HutanKonservasi
Minimal 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasangtertinggi dan terendahtahunan diukur dari garis airsurut terendah ke arahdarat.
Hutan Muara Gembong,terletak diKabupaten Bekasi
Muara Bobos danBlanakan, terletak diKabupaten Subang
Tanjung Sedari,terletak di
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 155
Fungsi Jenis/Tipe KriteriaKlasifikasi
FisikLokasi (Kode)
KabupatenKarawang
Eretan, terletak dipantai KabupatenIndramayu danKabupaten Cirebon
3.5 Taman nasional HutanKonservasi
Kawasan darat dan/atauperairan yang ditunjukrelatif luas, tumbuhandan/atau satwanyamemiliki sifat spesifik danendemik serta berfungsisebagai perlindungansistem penyanggakehidupan, pengawetankeanekaragaman jenistumbuhan dan satwaserta pemanfaatan secaralestari sumberdaya hayatidan ekosistemnya;
Dikelola dengan sistemzonasi yang terdiri ataszona inti, zonapemanfaatan dan zonalain sesuai dengankeperluan.
Hutan Taman NasionalGunung GedePangrango diKabupaten Sukabumi, Cianjur, danKabupaten Bogor
Taman NasionalGunung Halimun-Salak terletak diKabupaten Sukabumidan Bogor
Taman NasionalGunung Ciremai,terletak diKabupaten Kuningandan Majalengka
3.6. Taman hutanraya
HutanKonservasi
Kawasan yang ditunjukmempunyai luasantertentu, yang dapatmerupakan kawasanhutan dan/atau bukankawasan hutan;
Memiliki bentang alamdan akses yang baik untukkepentingan pariwisata.
Hutan Taman Hutan RayaIr. H. Juandaterletak KotaBandung, KabupatenBandung, dankabupaten BandungBarat
Taman Hutan RayaPancoran Masterletak di KotaDepok
Taman Hutan RayaGn. Kunci danPalasari terletak diKab. Sumedang
3.7. Taman wisataalam
HutanKonservasi
Kawasan darat dan/atauperairan yang ditunjukmempunyai luas yangcukup dan lapangannyatidak membahayakanserta memiliki keadaanyang menarik dan indah,baik secara alamiahmaupun buatan;
Memenuhi kebutuhanrekreasi dan/atau olahraga serta mudahdijangkau.
Hutan Taman Wisata AlamGunung SalakEndah, TamanWisata Alam TalagaWarna dan TamanWisata Alam GunungPancar terletak diKab. Bogor
Taman Wisata AlamSukawayana terletakdi Kab. Sukabumi
Taman Wisata AlamJember terletak diterletak diKab.Cianjur
Taman WisataAlam TelagaPatengan danTaman Wisata Alam
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 156
Fungsi Jenis/Tipe KriteriaKlasifikasi
FisikLokasi (Kode)
Cimanggu terletak diKab. Bandung
Taman Wisata AlamCurug Dago, terletakdi Kota Bandung
Taman WisataGunung TangkubanParahu terletak diKab.Bandung Baratdan Subang
Taman Wisata AlamCurug Santri,terletak di Kab.KarawangTaman WisataAlam KawahKamojang, terletakdi Kab. Bandung danGarut
Taman WisataAlam Papandayan,Taman Wisata AlamGn. Guntur, danTaman Wisata AlamTalaga Bodas,terletak di Kab.Garut
Taman WisataAlam GunungTampomas, terletakdi Kab. Sumedang
Taman WisataAlam Linggarjati,terletak di Kab.Kuningan
Taman WisataAlam PananjungPangandaran,terletak di Kab.Ciamis
3.8. Kawasan cagarbudaya dan ilmupengetahuan
Benda buatan manusia,bergerak atau tidakbergerak yang berupakesatuan atau kelompok,atau bagian-bagiannyaatau sisa-sisanya, yangberumur sekurang-kurangnya 50 tahun ataumewakili masa gaya yangkhas dan sekurang-kurangnya 50 tahun sertadianggap mempunyai nilaipenting bagi sejarah, ilmupengetahuan, dankebudayaan;
Lokasi yang mengandungatau diduga mengandungbenda cagar budaya
Non Hutan Istana Bogor, BatuTulis dan GedungNegara BadanKoordinasiPemerintahan danPembangunanWilayah I, terletak diKota Bogor
Istana Cipanas,Megalitikum GunungPadang, KawasanMakam Rd. AriaWiratanudatar diCikundul, terletak diKab. Cianjur
Kawasan GedungSate, GedungMerdeka danGedung IndonesiaMenggugat terletak
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 157
Fungsi Jenis/Tipe KriteriaKlasifikasi
FisikLokasi (Kode)
di Kota Bandung Situs Gunung
Kendan, CandiBojong Menje danKawasan MakamSyech Mahmud,terletak di Kab.BandungObservatoriumBosscha danKampung BudayaGua Pawon terletakdi Kab. BandungBarat
Makam SunanGunungjati, terletakdi Kab. Cirebon
Gua Sunyaragi,Keraton Kasepuhan,Keraton Kanoman,dan KeratonKacirebonan, MakamSunan Gunung Jatidan Gedung NegaraBadan KoordinasiPemerintahan danPembangunanWilayah III, terletakdi Kota Cirebon
Museum Linggajati,terletak di Kab.Kuningan
Kampung Naga danKawasan MakamSyech Abdul MuchyiPamijahan, terletakdi Kab. Tasikmalaya
Gunung Kunci,Komplek MuseumPrabu Geusan Ulun& Komplek MakamDayeuh Luhur,terletak di Kab.Sumedang
Candi Cangkuang,Kampung Dukuh,Kawasan MakamSyech Muhidin danGedung NegaraBadan KoordinasiPemerintahan danPembangunanWilayah IV, terletakdi Kab. Garut
Batu Tulis Ciaruteun,Kampung BudayaSindangbarang,Kampung AdatLemah Duhur, danGua Gudawang,
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 158
Fungsi Jenis/Tipe KriteriaKlasifikasi
FisikLokasi (Kode)
terletak di Kab.BogorCiung WanaraKarang Kamulyan,Situ Lengkong danKampung Kuta,terletak di Kab.Ciamis;
Pulau Biawak,terletak di Kab.Indramayu;
Kampung Ciptagelar,terletak di Kab.SukabumiKawasan MakamSyech Tb. AhmadBakri dan GedungNegara BadanKoordinasiPemerintahan danPembangunanWilayah II, terletakdi Kab. Purwakarta
Kawasan Situs CandiJiwa, Makam SyechQuro dan KomplekMonumenRengasdengklok,terletak di Kab.KarawangLain-lain kawasancagar budaya danilmu pengetahuanyang tersebar diKabupaten/ Kota
4. Kawasan rawan bencana alam
4.1. Kawasanrawan tanahlongsor
Kawasan berbentuk lerengyang rawan terhadapperpindahan materialpembentuk lereng berupabatuan, bahan rombakan,tanah atau materialcampuran;
Kawasan yangdiidentifikasi sering danberpotensi mengalamikejadian tanah longsor.
Non Hutan Kab. Bogor, Kab.Sukabumi, Kab.Cianjur, Kab. Bandung,Kab. Garut, Kab.Purwakarta, Kab.Sumedang, Kab.Tasikmalaya, Kab.Ciamis, Kab.Majalengka, Kab.Kuningan, dan Kab.Cirebon
4.2. Kawasangelombangpasang
Kawasan sekitar pantaiyang rawan terhadapgelombang pasangdengan kecepatan antara10 sampai dengan 100kilometer per jam yangtimbul akibat anginkencang atau gravitasibulan atau matahari;
Kawasan yangdiidentifikasi sering danberpotensi tinggi
No n Hutan Kab. Cirebon, Kab.Indramayu, Kab.Subang, Kab.Karawang, dan Kab.Bekasi
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 159
Fungsi Jenis/Tipe KriteriaKlasifikasi
FisikLokasi (Kode)
mengalami bencanagelombang pasang.
4.3 Kawasan rawanbanjir
Kawasan yang diidentifikasisering dan berpotensi tinggimengalami bencana banjir.
Non Hutan Kab. Ciamis, KotaBanjar, Kab. Cirebon,Kota Cirebon, Kab.Majalengka, Kab.Indramayu, Kab.Subang, Kab. Bandung,Kab. Karawang, danKab. Bekasi
5. Kawasan lindung geologi
5.1. Kawasan cagar alam geologi dan kawasan kars
a. Cagar alamgeologi
Non Hutan Kawasan GeologiPasir Pawon dan GuaPawon Kab. BandungBarat
Kawasan GeologiBatu ObsidianNagreg, terletak diKab. Bandung
Kawasan GeologiCiletuh Kab.Sukabumi
Kawasan GeologiRancah Kab. Ciamis
Kawasan GeologiPasirgintung Kab.Tasikmalaya
b. Kawasan Kars Pengertian : Kawasan Karsmerupakan bentang alamyang unik dan langka.Karena terbentuk denganproses yang berlangsunglama dan hanya dijumpaipada daerah-daerahtertentu, sudah tentukawasan kars menjadi objekeksplorasi dan eksploitasimanusia.
Non Hutan Kabupaten Bogor,Kabupaten Sukabumi,Kabupaten Cianjur,Kabupaten Karawang,Kabupaten Bekasi,Kabupaten Purwakarta,Kabupaten Cirebon,Kabupaten BandungBarat, KabupatenGarut, KabupatenTasikmalaya, danKabupaten Ciamis
5.2. Kawasan rawan bencana alam geologi
a. Kawasanrawanletusangunung api
Kawasan dengan jarakatau radius tertentu daripusat letusan yangterpengaruh langsung dantidak langsung, dengantingkat kerawanan yangberbeda;
Kawasan di sekitar kawahatau kaldera; dan/atau
Kawasan berupa lembahyang dapat menjadidaerah terlanda awanpanas, aliran lahar, lava,lontaran atau guguranbau pijar dan/atau alirangas beracun.
Non Hutan Kawasan GunungSalak, terletak diKabupaten Bogordan Sukabumi;
Kawasan GunungGede-Pangrango,terletak di Kab.Bogor, Cianjur, danSukabumi
Kawasan GunungPatuha, KawasanGunung WayangWindu, dan KawasanGunungTalagabodas,terletak di Kab.Bandung
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 160
Fungsi Jenis/Tipe KriteriaKlasifikasi
FisikLokasi (Kode)
Kawasan GunungCiremai, terletak diKab. Kuningan,Cirebon, danMajalengka
Kawasan GunungGuntur, terletak diKabupaten GarutKawasan GunungTangkuban Parahu,terletak diKab.Bandung danSubang
Kawasan GunungPapandayan, terletakdi Kab. Garut danBandung
Kawasan GunungGalunggung, terletakKab. Tasikmalayadan Garut
b. Kawasanrawangempa bumitektonik
Kawasan yang berpotensidan/atau pernahmengalami gempa bumidengan skala VII sampaidengan XII ModifiedMercally Intensity (MMI);
Kawasan yang mempunyaisejarah kegempaan yangmerusak;
Kawasan yang dilalui olehpatahan aktifdaerah yang mempunyaicatatan kegempaandengan kekuatan(magnitudo) lebih besardari 5 pada skala richter;
Kawasan dengan batuandasar berupa endapanlepas seperti endapansungai, endapan pantaidan batuan lapuk;
Kawasan lembahbertebing curam yangdisusun batuan mudahlongsor.
Non Hutan Tersebar di daerahrawan gempa bumiBogor-Puncak-Cianjur, daerahrawan gempa bumiSukabumi-Padalarang-Bandung
Daerah rawangempa bumiPurwakarta-Subang-Majalengka
Daerah rawangempa bumi Garut-Tasikmalaya-Ciamis
c. Kawasanrawangerakantanah
Kawasan dengan kerentanantinggi untuk terpengaruhgerakan tanah, terutama jikakegiatan manusiamenimbulkan gangguanpada lereng di kawasan ini.
Non Hutan Kab. Bogor, Kab.Cianjur, Kab.Sukabumi, Kab.Purwakarta, Kab.Subang, Kab. Bandung,Kab. Bandung Barat,Kab. Sumedang, Kab.Garut, Kab.Tasikmalaya, Kab.Ciamis, Kab. Kuningandan Kab. Majalengka
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 161
Fungsi Jenis/Tipe KriteriaKlasifikasi
FisikLokasi (Kode)
d. Kawasanyang terletakdi zona sesaraktif
Sempadan dengan lebarpaling sedikit 250 meterdari tepi jalur patahanaktif;
Kawasan dengankerentanan karenaterdapat pada zona sesaryang aktif.
Non Hutan Kawasan yangberada di sekitarSesar Cimandiri(Palabuhanratu-Padalarang)
Kawasan yangberada di sekitarSesar Lembang(Bandung Barat)
Kawasan yangberada di sekitarSesar Baribis(Kuningan-Majalengka)
e. Kawasanrawantsunami
Pantai dengan elevasirendah dan/atau berpotensiatau pernah mengalamitsunami.
Non Hutan Tersebar di Kab.Ciamis, Kab.Tasikmalaya, Kab.Garut, Kab. Cianjur,dan Kab. Sukabumi
f. Kawasanrawan abrasi
Pantai yang berpotensimemiliki kerentananterjadinya abrasi dan/ataupernah mengalami abrasi.
Non Hutan Kab. Bekasi, Kab.Karawang, Kab.Subang, Kab.Indramayu, Kab.Cirebon, Kab.Sukabumi, Kab.Cianjur, Kab. Garut,Kab. Tasikmalaya danKab. Ciamis
5.3 Kawasan yangmemberikanperlindunganterhadap airtanah
Meliputi kriteria kawasanimbuhan air tanah : Memiliki jenis fisik batuan
tanah dengankemampuan meluluskanair dengan jumlah yangberarti;
Memiliki lapisan penutuptanah berupa pasir sampailanau;
Memiliki hubunganhidrogeologis yangmenerus dengan daerahlepasan; dan/atau
Memiliki muka air tanahtidak tertekan yangletaknya lebih tinggidaripada muka air tanahyang tertekan.
Non hutan Tersebar diKabupaten/Kota
6. Kawasan lindung lainnya
6.1 Taman Buru HutanKonservasi
Areal yang ditunjukmempunyai luas yangcukup dan lapangannyatidak membahayakan; danatau
Hutan Taman Buru GunungMasigit Kareumbiterletak di Kab.Bandung, Garut, danSumedang
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 162
Fungsi Jenis/Tipe KriteriaKlasifikasi
FisikLokasi (Kode)
Kawasan yang terdapatsatwa buru yangdikembangbiakansehingga memungkinkanperburuan secara teraturdengan mengutamakansegi rekreasi, olahraga,dan kelestarian satwa.
6.2 Kawasanperlindunganplasma nutfaheks-situ
Areal yang ditunjukmemiliki jenis plasmanutfah tertentu yangbelum terdapat di dalamkawasan konservasi yangtelah ditetapkan;
Merupakan areal tempatpemindahan satwa yangmerupakan tempatkehidupan baru bagisatwa tersebutmempunyai luas cukupdan lapangannya tidakmembahayakan.
Kawasan perlindunganplasma nutfah eks-situadalah kawasan di luarkawasan suaka alam danpelestarian alam yangdiperuntukkan bagipengembangan danpelestarian pemanfaatanplasma nutfah tertentu.
Non Hutan Muara Gembong,terletak diKabupaten Bekasi
Kebun Raya Bogor,terletak di KotaBogor
Taman SafariIndonesia,Taman BuahMekarsari, danGunung SalakEndah, terletak diKabupaten Bogor
Taman BungaNusantara, KebunRaya Cibodas,terletak diKabupaten Cianjur
Pantai Pangumbahandan PerairanSukawayana,terletak diKabupaten Sukabumi
Jatiluhur-Sanggabuana,terletak di Kabu-paten Purwakarta
Kawah Putih danGunung Patuha,terletak diKabupaten Bandung
Kebun BinatangBandung, terletak diKota Bandung
Cimapang-Rancabuaya, terletakdi Kab. GarutGunung Cakrabuana,Sirah Cimunjul, danGunungGalunggung, terletakdi Kab. TasikmalayaPantai Majingklak,Karang Kamulyan,Cipanjalu, danCukang Taneuh,terletak di Kab.Ciamis
Gunung Ageung,terletak di Kab.Majalengka;
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 163
Fungsi Jenis/Tipe KriteriaKlasifikasi
FisikLokasi (Kode)
Muara Cimanuk danPulau Biawak,terletak di Kab.Indramayu
Kebun RayaKuningan, terletak diKab. Kuningan
6.3 KawasanTerumbu Karang
Berupa kawasan yangberbentuk dari kolonimasif dari hewan kecilyang secara bertahapmembentuk terumbukarang;
Terdapat di sepanjangpantai dengan kedalamanpaling dalam 40 meter;dan
Dipisahkan oleh lagunadengan kedalaman antara40 sampai dengan 75meter.
Perairan Laut Pantai Cilamaya,terletak di Kab.Karawang
Pantai Bobos di Kab.Subang
Pantai Majakerta danPulau Biawak di Kab.Indramayu
Pantai Karang Hawu,Cisolok, Citepus,Surade, Ciracap,Ciwaru di Kab.Sukabumi
Santolo,Cilauteureun sampaiCagar Alam sancang,Cikelet di Kab. Garut
Pantai CipatujahsampaiKarangtawulan diKab. Tasikmlaya
Pantai Krapyak,Pantai Timur danBarat Cagar AlamPananjung, PantaiKarang Jaladri diKab. Ciamis
6.4 Kawasan Koridorbagi Satwa atauBiota Laut yangDilindungi
Berupa kawasan yangmemiliki ekosistem unik,biota endemik, atauproses-proses penunjangkehidupan; dan
Mendukung alur migrasibiota laut.
Tempat bertelurpenyu hijau,terdapat di Ciracapdan Ujung Genteng,Kab. Sukabumi
Tempat bertelurpenyu hijau,terdapat di PantaiKeusik Luhur, Kab.Ciamis
Tempat bertelurpenyu, terdapat diPantai Cipatujah,Kab. Tasikmalaya
6.5 Kawasan yangsesuai untukhutan lindung
Kawasan yang berdasarkankriteria teknis digolongkan kedalam kawasan lindung
Non hutan Tersebar di luarkawasan hutan negara,yang memiliki skor >175, dihasilkan darianalisis hutan lindungkriteria SK Mentan No.837/KPTS/Um/11/1980
Sumber : Keppres No. 32/1990, SK Menhut No. 419/Kpts II/1999, Perda No. 2/1996, PP No 26 Tahun 2008tentang RTRWN, Peta Penunjukkan Kawasan Hutan Provinsi Jawa Barat (sesuai Surat MenhutNomor S.276/Menhut-VII/2010), Hasil Analisis Bappeda Provinsi Jawa Barat, 2009
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 164
Tabel 4.2 Luas Kawasan Lindung per kab/kot
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 165
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 166
Berdasarkan proporsi kawasan lindung per kabupaten/kota, Kabupaten Garut
memiliki luas kawasan lindung terbesar yaitu 81,39%, selanjutnya Kabupaten Bandung
70,40%, Kabupaten Tasikmalaya 64,32%, Kabupaten Cianjur 58,27%, dan Kabupaten
Bandung Barat sebesar 57,18%. Dengan demikian, untuk mencapai rencana penetapan
kawasan lindung di Jawa Barat sebesar 45% sasaran pengembangan kawasan lindung
adalah :
a. Tercapainya proporsi luas kawasan lindung Jawa Barat sebesar 45 % dari luas Jawa
Barat atas dasar kriteria kawasan-kawasan yang berfungsi lindung.
b. Terjaganya fungsi lindung pada kawasan lindung non hutan.
c. Terjaganya kawasan-kawasan resapan air atau kawasan yang berfungsi hidroorologis.
Terjaminnya ketersediaan sumber daya air.
d. Berkurangnya lahan kritis.
e. Terbentuknya kawasan penyangga di sekitar kawasan hutan lindung dan konservasi.
f. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya pada kawasan lindung.
g. Berkurangnya dampak bencana alam yang diakibatkan oleh kerusakan alam.
4.2 Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia,
dan sumber daya buatan. Kawasan budidaya yang menjadi kewenangan provinsi dan
merupakan kawasan strategis provinsi, dapat berupa kawasan peruntukan hutan
produksi, kawasan peruntukan hutan rakyat, kawasan peruntukan pertanian pangan ,
kawasan peruntukan perkebunan, kawasan peruntukan perikanan, kawasan peruntukan
pertambangan, kawasan peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan
peruntukan lainnya.
4.2.1 Kawasan Hutan Produksi
Dengan memperhatikan kriteria kawasan budidaya hutan produksi yang terdapat
dalam RTRWN maka arah pengembangan kawasan budidaya hutan produksi adalah :
1. Meningkatkan pembangunan lintas sektor dan subsektor, serta kegiatan ekonomi
sekitarnya
2. Meningkatkan fungsi lindung
3. Meningkatkan upaya pelestarian kemampuan sumberdaya hutan
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 167
4. Meningkatkan pendapatan masyarakat terutama di daerah setempat
5. Meningkatkan kesempatan kerja terutama masyarakat setempat
6. Mendorong perkembangan usaha dan peran serta masyarakat terutama di daerah
setempat.
4.2.2 Kawasan Hutan Rakyat
Arah pengembangan kawasan budidaya hutan rakyat adalah sebagai berikut :
1. Mengarahkan pengembangan kawasan budidaya hutan rakyat pada kawasan yang
dapat diusahakan sebagai hutan oleh orang pada tanah yang dibebani hak milik.
2. Meningkatkan upaya pelestarian kemampuan sumber daya hutan
3. Mendorong perkembangan usaha dan peran serta masyarakat terutama di daerah
setempat
4.2.3 Kawasan Pertanian Pangan
Kawasan budidaya pertanian pangan merupakan kawasan yang ditujukan untuk
mewujudkan ketahanan pangan nasional. Karena memiliki fungsi yang demikian krusial
maka arahan pengembangan pertanian difokuskan pada :
1. Mempertahankan kawasan pertanian pangan irigasi teknis
2. Mendukung ketahanan pangan provinsi dan nasional
3. Meningkatkan produktivitas melalui pola intensifikasi, diversifikasi, dan pola tanam
yang sesuai dengan kondisi tanah dan perubahan iklim
4. Ditunjang dengan pengembangan infrastruktur sumberdaya air yang mampu
menjamin ketersediaan air
5. Meningkatkan kesejahteraan petani dan pemanfaatan yang lestari.
Pengembangan kawasan pertanian pangan merujuk pada ketentuan sebagai
berikut:
1. Memiliki kesesuaian lahan untuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian
2. Terutama berada dalam di lahan beririgasi teknis
3. memiliki kesesuaian lahan untuk pengembangan kawasan hortikultura dan
memperhatikan aspek penetapan kawasan hortikultura sesuai ketentuan peraturan
perundangan.
Kawasan pertanian pangan irigasi teknis, tersebar di Kabupaten Bogor, Kabupaten
Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 168
Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten
Majalengka, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang,
Kabupaten Bekasi, Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, Kota Bogor, Kota Bekasi,
Kota Depok, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya, dan Kota
Banjar.
4.2.4 Kawasan Perkebunan
Pengembangan kawasan perkebunan diarahkan untuk:
1. meningkatkan pembangunan lintas sektor dan subsektor, serta kegiatan ekonomi
sekitarnya
2. meningkatkan pendapatan daerah
3. meningkatkan kesempatan kerja masyarakat setempat
4. mendorong terciptanya keterkaitan sektor hulu dan hilir perkebunan yang dapat
menstimulasi pengembangan ekonomi wilayah
5. meningkatkan nilai ekspor
6. mendukung keberlanjutan ekosistem di wilayah sekitarnya, terutama yang berfungsi
lindung.
Kawasan perkebunan, ditetapkan dengan ketentuan:
1. memiliki kesesuaian lahan untuk dikembangkan sebagai kawasan perkebunan
2. memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan perkebunan
Kawasan perkebunan, tersebar di Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung
Barat, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Sumedang, Indramayu, Subang, dan
Purwakarta.
4.2.5 Kawasan Perikanan
Pengembangan kawasan perikanan, meliputi:
a. pengembangan kawasan budidaya air tawar;
b. pengembangan kawasan budidaya air payau;
c. pengembangan kawasan budidaya air laut; dan
d. pengembangan kawasan industri pengolahan perikanan.
Pengembangan kawasan perikanan, dilaksanakan untuk:
a. meningkatkan produksi ikan;
b. meningkatkan konsumsi ikan;
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 169
c. meningkatkan ekspor hasil pertanian;
d. meningkatkan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja;
e. meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan dan udang; dan
f. meningkatkan pengelolaan dan pelestarian sumberdaya perikanan.
Kawasan Perikanan, tersebar di Kabupaten Bekasi, Subang, Karawang, Indramayu,
Cirebon, Kuningan, Majalengka, Bogor, Sukabumi, Cianjur, Purwakarta, Bandung,
Bandung Barat, Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kota Bandung, Bogor, dan
Sukabumi
4.2.6 Kawasan Pertambangan
Pengembangan kawasan pertambangan di perdesaan dilakukan dengan menjaga
kualitas lingkungan seingga kemantapan sektor pertambangan yang sudah tercapai terus
terjaga dan ditingkatkan sehingga pada tahapan ini adalah masa pemeliharaan pasokan
pertambangan, mantapnya desa mandiri pertambangan, mantapnya kemampuan
masyarakat dalam pembangunan sektor pertambangan.
Pengembangan kawasan pertambangan secara kewilayahan dalam bentuk
Wilayah Pertambangan yang terdiri dari Wilayah Pencadangan Negara (WPN), Wilayah
Usaha Pertambangan (WUP) maupun Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR), diarahkan
untuk:
1. Meningkatkan pendapatan daerah dan perekonomian wilayah
2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan
3. Mendorong peningkatan nilai tambah barang tambang untuk ekspor
4. Mendorong upaya pengendalian pemanfaatan kawasan pertambangan secara lestari,
baik untuk pertambangan skala besar maupun skala kecil
5. Meningkatkan penerapan penambangan yang memenuhi persyaratan keselamatan
dan kesehatan kerja
6. Meningkatkan penanggulangan kerusakan lahan di wilayah kerja pertambangan
7. Mendukung keberlanjutan ekosistem di wilayah sekitar kawasan
8. Mengembangkan alih teknologi penambangan bagi masyarakat sekitar kawasan
Kriteria kawasan pertambangan yang dimaksud adalah kawasan yang :
1. Memiliki sumberdaya dan potensi pertambangan yang berwujud padat, cair atau gas
berdasarkan data geologi, setelah dikoreksi oleh ruang yang tidak diperbolehkan, dan
masih layak untuk dieksploitasi secara ekonomis
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 170
2. Merupakan wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk pemusatan kegiatan
pertambangan secara berkelanjutan dan bukan merupakan daerah rawan bencana
dengan kerentanan bencana tinggi
3. Merupakan bagian proses upaya mengubah kekuatan ekonomi potensial menjadi
ekonomi riil
4. Tidak mengganggu fungsi kelestarian lingkungan hidup dan masyarakat sekitarnya
5. Tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Penetapan kawasan pertambangan dilaksanakan :
1. Secara transparan, partisipatif dan bertanggungjawab;
2. Secara terpadu dengan memperhatikan pendapat dari instansi pemerintah terkait dan
masyarakat, dengan mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi dan sosial budaya,
serta berwawasan lingkungan
3. memperhatikan aspirasi kabupaten/kota
4.2.7 Kawasan Industri
Pembangunan lokasi industri ditetapkan dengan ketentuan :
a. Kewajiban perusahaan industri berlokasi di kawasan industri kecuali untuk industri
yang memerlukan lokasi khusus, industri mikro, kecil dan menengah, serta industri di
kabupaten/kota yang belum memiliki kawasan industri,sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
b. Memenuhi ketentuan teknis, tata ruang dan lingkungan untuk kegiatan industri, serta
efisien, memberikan kemudahan dan dayatarik bagi investasi
c. Tidak mengganggu kelestarian fungsi lingkungan hidup dan menjamin pemanfaatan
sumberdaya alam yang berkelanjutan
d. Tidak mengubah kawasan pertanian berlahan basah dan beririgasi teknis; dan
menyediakan lahan bagi kegiatan usaha mikro, kecil dan menengah
Dengan mempertimbangkan hasil analisis ekonomi untuk Jawa Barat maka arahan
pengembangan bagi kawasan industri ditekankan pada :
1. Mengoptimalkan kawasan industri yang telah ada di koridor Cikarang-Cikampek
2. Mengembangkan kawasan industri di koridor Bandung-Cirebon dan koridor Sukabumi-
Bogor
3. Mendorong pengembangan industri kreatif dan telematika di WP KK Cekungan
Bandung
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 171
4. Memprioritaskan pengembangan industri yang berteknologi tinggi, ramah lingkungan,
dan membangkitkan kegiatan ekonomi
5. Memprioritaskan pengembangan industri yang menerapkan manajemen dan kendali
mutu, clean development mechanism, serta produksi bersih
6. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan industry mikro, kecil, dan menengah
yang ramah lingkungan, hemat lahan dan dapat menyerap tenaga kerja lokal
Pembangunan lokasi industri yang dilakukan di luar kawasan industri atau zona
industri, ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. memperhatikan keseimbangan dan kelestarian sumberdaya alam serta mencegah
timbulnya kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup
b. dilengkapi dengan unit pengolahan limbah
c. memperhatikan pasokan air bersih dari sumber air permukaan
d. industri ramah lingkungan dan memenuhi kriteria ambang limbah sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
e. pengelolaan limbah secara terpadu untuk industri dengan lokasi berdekatan
Dalam hal pengembangan kawasan industri yang telah ada untuk mengoptimalkan
fungsi kawasan industri di Jawa Barat, ditetapkan beberapa kawasan industri baik yang
sudah operasional maupun yang belum operasional, diantaranya :
1. Kawasan Industri MM2100 Industrial Town, Cibitung Kab. Bekasi
2. Kawasan Industri EJIP (NEGAI), Cikarang, Cibarusah, Kab. Bekasi
3. Kawasan Industri Bekasi International Industrial Estate, Desa Sukaresmi, Kab. Bekasi
4. Kawasan Industri Jababeka Cikarang & Cilegon, Cikarang dan Cilegon, Kab. Bekasi
5. Kawasan Industri Lippo Cikarang Industrial Park, Cikarang, Kab. Bekasi
6. Kawasan Industri Patria Manunggal Jaya Industrial Estate, Cikarang, Kab. Bekasi
7. Kawasan Industri Gobel, Cibitung, Kab. Bekasi
8. Kawasan Industri Marunda Centre-International Warehouse & Industrial Estate, Kab.
Bekasi
9. Kawasan Industri Sentul, Kab. Bogor
10. Kawasan Industri Cibinong Centre Industrial Estate, Kec. Citeureup-Klapanunggal,
Kab. Bogor
11. Kawasan Industri KIIC, Kec. Teluk Jambe, Kab. Karawang
12. Kawasan Industri Taman Niaga Karawang Prima, Kec. Teluk Jambe, Kab. Karawang
13. Kawasan Industri Indotaisei Kota Bukit Indah, Kec. Cikampek, Kab. Karawang
14. Kawasan Industri Kujang Cikampek, Kec. Cikampek, Kab. Karawang
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 172
15. Kawasan Industri Mandalapratama Permai, Kec. Cikampek. Kab. Karawang
16. Kawasan Industri Mitrakarawang, Kec. Ciampel, Kab. Karawang
17. Kawasan Industri Karawang 2000 Industrial Estate, Kab. Karawang
18. Kawasan Industri Suryacipta City of Industry, Kec. Ciampel, Kab. Karawang
19. Kawasan Industri Kota Bukit Indah-Industrial City, Kab. Karawang dan Kab.
Purwakarta
20. Kawasan Industri Lion, Kec. Campaka, Kab. Purwakarta
21. Kawasan Industri Ciambar, Kab. Sukabumi.
22. Kawasan Industri Rancaekek Industrial Estate, Kab. Sumedang dan Kab. Bandung
4.2.8 Kawasan Pariwisata
Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau
disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata. Pengembangan kawasan pariwisata di
Jawa Barat diarahkan kepada tiga jalur wisata unggulan, yaitu kawasan wisata unggulan
jalur utara, tengah dan selatan. Kawasan wisata unggulan yang terletak pada jalur utara
adalah :
a. Kawasan Wisata Industri dan Bisnis Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang
b. Kawasan Wisata Agro di Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten
Purwakarta, Kabupaten Subang dan Kabupaten Cirebon
c. Kawasan Wisata Budaya Pesisir Cirebon
Kawasan wisata yang terletak di jalur tengah adalah :
a. Kawasan Eko Wisata Puncak, Kebun Raya Cibodas, Gunung Gede-Pangrango, Talaga
Warna, Gunung Tangkubanparahu, Gunung Ciremai, Gunung Halimun dan
Pegunungan di kawasan Bandung Selatan
b. Kawasan Wisata Agro Kabupaten Bogor, Kota Bogor,Kabupaten Cianjur, Kota
Sukabumi, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Bandung Barat
dan Kabupaten Bandung
c. Kawasan Wisata Perkotaan dan Pendidikan di WP KK Cekungan Bandung
d. Kawasan Wisata Kriya dan Budaya Priangan
Kawasan wisata yang terletak di jalur selatan adalah :
a. Kawasan Eko Wisata Palabuhanratu, Cipatujah, Hutan Sancang, Ujunggenteng,
Rancabuaya, Cilauteureun dan Cijayanti
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 173
b. Kawasan Wisata Agro di Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Garut, Kabupaten
Tasikmalaya dan Kota Banjar
c. Kawasan Wisata Minat Khusus Daerah bagian Selatan
d. Kawasan Wisata Rekreasi Pantai Pangandaran
4.2.9 Kawasan Budidaya lainnya
- Kawasan Perdagangan dan Jasa
Sektor perdagangan dan jasa juga merupakan sektor yang menjadi unggulan
dalam setiap wilayah pengembangan. Sektor ini akan difokuskan untuk dikembangkan
pada kawasan perkotaan (PKN, PKNp, PKW, PKWp, dan PKL) Jawa Barat sesuai dengan
fungsinya.
Kawasan perdagangan dan jasa yang dimaksud adalah kawasan perdagangan dan
jasa yang berada pada simpul perkotaan setingkat PKN/ PKNp untuk melayani kegiatan
lintas provinsi atau berada pada simpul perkotaan setingkat PKW/ PKWp untuk melayani
kegiatan lintas kabupaten/kota. Kawasan ini juga memiliki prasarana berupa jaringan
jalan, pelabuhan laut dan/atau bandar udara, prasarana listrik, telekomunikasi dan air
baku. Selain itu, kawasan perdagangan dan jasa hendaknya juga memiliki fasilitas
penunjang kegiatan ekonomi kawasan.
Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa diarahkan pada:
1. Mengembangkan kegiatan perdagangan dan jasa guna mewujudkan pusat-pusat
kegiatan PKN, PKNp, PKW, PKWp, dan PKL sebagai kawasan perkotaan sesuai
dengan fungsinya
2. Membatasi perluasan kegiatan perdagangan di perkotaan pada kawasan yang telah
berkembang pesat dan kawasan yang berfungsi lindung
3. Peningkatan sistem informasi pasar dan penguasaan akses pasar lokal, regional,
nasional dan internasional
4. Peningkatan sistem distribusi penyediaan kebutuhan pokok masyarakat yang efektif
dan efisien
5. Peningkatan perlindungan konsumen, pasar tradisional dan kesadaran penggunaan
produksi dalam negeri
6. Penguatan akses dan jaringan perdagangan ekspor
- Kawasan Permukiman
Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan
lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 174
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan.
Pengembangan kawasan permukiman di Jawa Barat dirumuskan dalam bentuk
indikasi arahan peraturan zonasi berupa pengaturan pengembangan fungsi kawasan
perkotaan untuk PKN dan pengembangan fungsi kawasan perkotaan untuk PKW.
Kawasan pengembangan permukiman perkotaan merujuk pada kriteria berikut:
1. Pengembangan permukiman perkotaan di kawasan rawan bencana alam dan
bencana alam geologi, dilaksanakan dengan persyaratan teknis
2. Berada di luar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana gunung api
3. Memiliki akses menuju pusat kegiatan masyarakat di luar kawasan
4. Memiliki kelengkapan prasarana, sarana, dan utilitas pendukung
5. Sesuai kriteria teknis kawasan peruntukan permukiman yang ditetapkan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Arahan pengembangan kawasan permukiman perkotaan adalah :
a. mengembangkan kawasan permukiman vertikal pada kawasan perkotaan dengan
intensitas pemanfaatan ruang menengah hingga tinggi
b. kawasan perkotaan yang memiliki karakteristik intensitas pemanfaatan ruang
menengah hingga tinggi, mencakup kawasan perkotaan yang menjadi kota inti PKN
c. mengendalikan kawasan permukiman horizontal pada kawasan perkotaan dengan
intensitas pemanfaatan ruang menengah, termasuk kota mandiri dan kota satelit
d. kawasan perkotaan yang memiliki karakteristik intensitas pemanfaatan ruang
menengah, mencakup kawasan perkotaan selain yang berfungsi sebagai kota inti
PKN.
- Ruang Terbuka Hijau (RTH)
RTH menurut RTRWN adalah area memanjang/ jalur dan/ atau mengelompok,
yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh
secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.
Dengan memperhatikan definisi dan pembahasan mengenai RTH maka arahan
pengembangan RTH adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan luasan RTH minimal 30% dari luasan kawasan perkotaan.
2. Menegaskan dan melindungi kawasan-kawasan yang termasuk ke dalam RTH. Adapun
komponen RTH di kawasan perkotaan Jawa Barat dibagi menjadi dua komponen
besar, yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya.
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 175
3. Komponen RTH yang termasuk dalam kawasan budidaya adalah:
a. RTH privat, meliputi :
1. pekarangan rumah tinggal
2. halaman perkantoran, pertokoan, dan tempat usaha
3. taman dan taman di atap bangunan (roof garden)
4. lapangan olahraga
b. RTH publik, meliputi :
1. RTH taman dan hutan kota, meliputi :
a) taman RT, taman RW, taman kelurahan dan taman kecamatan
b) taman kota
c) hutan kota
d) sabuk hijau (green belt)
2. RTH jalur hijau jalan, meliputi :
a) pulau jalan dan median jalan
b) jalur pejalan kaki
c) ruang di bawah jalan layang
3. RTH fungsi tertentu, meliputi :
a) RTH sempadan rel kereta api
b) jalur hijau jaringan listrik tegangan tinggi
c) RTH sempadan sungai
d) RTH sempadan pantai
e) RTH pengamanan sumber air baku/mata air
f) lapangan olahraga
g) Taman Pemakaman
- Kawasan Budidaya Perdesaan
a. Kawasan Permukiman
Pengembangan kawasan permukiman perdesaan, diarahkan pada pengembangan
ruang permukiman horisontal dengan mempertimbangkan kegiatan dalam
kawasan perdesaan, mencakup kegiatan pertanian, perkebunan, kehutanan,
peternakan, perikanan, pengelolaan sumberdaya alam, pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 176
b. Kawasan Agribisnis
Pengembangan agribisnis dimulai dengan penataan dan penyelesaian
permasalahan yang dihadapi di setiap subsistem agribisnis di perdesaan. Dari segi
sistem agribisnis yang perlu dilakukan pada tahap ini adalah :
(1) penataan agribisnis yang ada
(2) perbaikan subsistem agribisbnis yang bermasalah
(3) revitalisasi agribisnis untuk pembangunan ekonomi
(4) mengubah proporsi peran agribisnis dalam struktur PDRB Provinsi Jawa Barat,
dan
(5) realokasi sumber daya, pendanaan, dan wilayah pertumbuhan agribisnis.
Revitalisasi agribisnis dalam kerangka pembangunan ekonomi Provinsi Jawa Barat
terkait dengan koreksi, pemantapan, dan pengembangan, kebijakan yang telah
dibuat. Koreksi dilakukan untuk menempatkan agribisnis sebagai suatu sistem
yang lebih luas, bukan hanya identik dengan sektor pertanian primer. Dengan
menempatkan agribisnis sebagai suatu sistem, konsekuensinya akan mengubah
proporsi peran agribisnis dalam perekonomian Provinsi Jawa Barat. Implikasi lebih
lanjut dari reposisi ini adalah realokasi sumber daya ekonomi yang lebih berat ke
pengembangan agribisnis.
c. Kawasan Wisata Perdesaan
Pengembangan kepariwisataan diarahkan pada peningkatan keunggulan daya tarik
wisata di wilayah perdesaan melalui pengembangan produk wisata yang unik,
tradisional dan mencerminkan jati diri masyarakat Jawa Barat yang berakar pada
alam dan budaya, peningkatan kinerja objek dan daya tarik wisata yang berdaya
saing serta pemanfaatan potensi sumber daya alam secara berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan. Selain itu, dilakukan juga peningkatan pengembangan
pariwisata berbasis masyarakat (community based development) serta kualitas
sarana dan prasarana pariwisata dengan standar internasional.
- Kawasan Industri Kecil Menengah (IKM)
Aspek industri diarahkan untuk meningkatkan konsolidasi dan jejaring
(networking), melalui peningkatan peran sektor industri kecil dan menengah (IKM),
Industri Kreatif, IKM berorientasi ekspor dan IKM berbasis sumberdaya lokal serta ramah
lingkungan, dalam struktur industri, peningkatan kemitraaan antarindustri, dan
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 177
peningkatan tumbuhnya industri-industri andalan masa depan Jawa Barat sebagai
kekuatan penggerak pertumbuhan ekonomi. Arahan pengembangan kawasan IKM
dilakukan dengan penataan sentra-sentra industri yang sudah ada dengan tetap menjaga
aspek ramah lingkungan.
- Kawasan Peternakan
Kawasan peternakan mencakup penetapan lokasi yang digunakan untuk
kepentingan pengembangan peternakan termasuk penyediaan rumah potong hewan,
berupa penyediaan lahan yang memenuhi persyaratan teknis peternakan dan kesehatan
hewan.
Pengembangan kawasan peternakan diselenggarakan dalam rangka mencukupi
kebutuhan pangan, barang dan jasa asal hewan secara mandiri, berdaya saing dan
berkelanjutan, bagi peningkatan kesejahteraan peternak dan masyarakat sekitarnya.
Pengembangan kawasan peternakan dapat dilaksanakan secara tersendiri dan/atau
terintegrasi dengan budidaya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan,
kehutanan, dan bidang lainnya yang terkait.
- Kawasan Pesisir dan Laut
Rencana pengembangan kawasan pesisir Jawa Barat terdiri dari arah
pengembangan kawasan permukiman, arah pengembangan kawasan bisnis kelautan dan
arah pengembangan kawasan wisata. Arah pengembangan wilayah pesisir Jawa Barat
dibedakan ke dalam 2 (dua) wilayah, yaitu wilayah pesisir utara dan wilayah pesisir
selatan Jawa Barat.
a. Kawasan Permukiman
Permukiman di wilayah pesisir utara dan selatan Jawa Barat memiliki karakteristik
dan masalah yang berbeda, namun secara umum permasalahan permukiman berupa
permukiman kumuh dan keterbatasan sarana prasarana dasar permukiman.
Secara mendasar, faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan permukiman
di wilayah pesisir meliputi :
Prinsip pengembangan;
Pemilihan lokasi;
Kualitas lingkungan;
Aksesibilitas;
Kepadatan penduduk;
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 178
Dominasi kegiatan.
Prinsip pengembangan permukiman pesisir mengacu pada prinsip keberlanjutan,
harmonis, faktor hukum dan peraturan, daya dukung lingkungan, kondisi eksisting dan
profil demografi, kondisi fisik lingkungan, kebutuhan, pelayanan sosial, kepuasan
penghuni, supply demand, visi masa depan, isu strategis, konsultasi publik, monitoring
dan review program.
Wilayah pesisir yang dapat dikembangkan sebagai lokasi permukiman antara lain :
1. Wilayah pantai terbuka
Tipe permukiman yang dapat dikembangkan adalah permukiman kepadatan rendah,
menengah dan tinggi, mengacu pada kriteria kesesuaian lahan. Contoh wilayah ini
antara lain pada pantai berpasir dengan kemiringan landai.
2. Wilayah pantai tertutup
Batasan pengembangan kawasan permukiman didasarkan pada aspek lokasi, mitigasi
bencana, serta dukungan adanya sistem jaringan transportasi serta diselaraskan
dengan rencana pengembangan lainnya. Contoh wilayah ini antara lain teluk, laguna,
estuari, dan lain-lain.
Proses penentuan kawasan permukiman di wilayah pesisir adalah berdasarkan :
Kriteria pemilihan lokasi mencakup kriteria fisik-ekologis, kriteria kebijakan, dan
kriteria sosial budaya.
Kriteria perencanaan kawasan permukiman di wilayah pesisir mengacu pada kriteria
perencanaan tapak kawasan dan pertimbangan masalah lingkungan, mencakup
analisis makro dan mikro iklim, analisis daerah rawan banjir dan pasang surut,
perencanaan drainase, analisis persediaan air di kawasan, perbandingan tapak
kawasan, analisis dampak lingkungan dan data penunjang rencana tapak
permukiman.
Pengembangan kawasan permukiman nelayan di kawasan pesisir Jawa Barat
diarahkan sebagai berikut :
Wilayah pesisir utara, dilaksanakan melalui pengembangan kawasan permukiman
yang dilengkapi sarana dan prasarana dasar serta berada di luar kawasan kerusakan
pesisir dan rawan bencana pesisir; dan
Wilayah pesisir selatan, dilaksanakan melalui penataan kawasan permukiman berbasis
mitigasi bencana, serta peningkatan pelayanan sarana dan prasarana dasar
permukiman yang terintegrasi.
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 179
b. Kawasan Bisnis Kelautan
Bisnis kelautan meliputi perikanan laut, pariwisata bahari, pertambangan, industri
maritim, angkatan laut, bangunan kelautan, dan jasa kelautan. Pengembangan bisnis
kelautan Jawa Barat didasarkan pada potensi sumber daya laut, penetapan lokasi-lokasi
potensial dan pemanfaatan sumber daya kelautan.
Pengembangan kawasan bisnis kelautan diarahkan pada :
a. mengembangkan kawasan di bidang perikanan laut, meliputi :
1. kawasan pelabuhan perikanan;
2. kawasan perikanan tangkap;
3. kawasan perikanan budidaya; dan
4. kawasan industri pengolahan perikanan.
b. mengembangkan kawasan di bidang pertambangan dengan memperhatikan faktor
nilai tambah, potensi bahan galian, faktor pembatas, dayadukung dan dayatampung
lingkungan serta kebijakan Pemerintah;
c. mengembangkan kawasan di bidang industri maritime dengan memperhatikan :
1. kondisi wilayah hinterland;
2. persaingan dengan wilayah sekitar;
3. lokasi strategis terhadap aglomerasi aktivitas perekonomian masyarakat;
4. kebutuhan permintaan lahan industri;
5. kecenderungan industri yang berkembang;
6. ketersediaan prasarana transportasi regional;
7. ketersediaan jaringan utilitas;
8. keberlanjutan dan berwawasan lingkungan;
9. sumberdaya manusia; dan
10. jaminan keamanan.
d. mengembangkan infrastruktur perhubungan laut, mencakup pelabuhan utama untuk
kapal cepat maupun ferry yang menghubungkan antarpulau serta pelayaran rakyat
untuk pengangkutan barang dan jasa; dan
e. mengembangkan jasa kelautan, meliputi dukungan jasa finansial dan jasa bisnis
informasi.
c. Kawasan Wisata di Wilayah Pesisir
Kawasan wisata di Jawa Barat dikembangkan dengan prinsip pengembangan
ekowisata, agrowisata dan wisata budaya, yang didukung ketersediaan infrastruktur yang
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 180
memadai dan memperhatikan perkembangan kondisi fisik wilayah terkini. Sehingga
menghasilkan pengembangan kawasan wisata yang memiliki aksesibilitas tinggi dengan
dukungan kebijakan dan investasi wisata, serta berpotensi dapat memberikan efek
pengembangan kegiatan lain yang tentunya mendukung kegiatan wisata itu sendiri.
Arah pengembangan kawasan wisata di wilayah pesisir Jawa Barat terdiri dari:
mengembangkan kawasan wisata pesisir, laut dan pulau kecil yang mempertahankan
konservasi lingkungan dan keberadaan kehidupan sosial masyarakat setempat;
mengembangkan kawasan wisata di wilayah pesisir utara dengan prioritas pada
pengembangan Kawasan Wisata Budaya Pesisir Cirebon; dan
mengembangkan kawasan wisata bahari di wilayah pesisir selatan yang ditetapkan
berdasarkan perwilayahan pengembangan pariwisata secara nasional, meliputi
pengembangan Kawasan Pantai Pangandaran, Kawasan Palabuhanratu, dan Pantai
Rancabuaya.
- Kawasan Pertahanan dan Keamanan
Rencana kawasan pertahanan keamanan mencakup penetapan lokasi yang
digunakan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan, yang bertujuan mengamankan
dan menjaga fungsi kawasan pertahanan keamanan. Sedangkan sasaran rencana
pengamanan tersebut adalah agar terkendalinya kegiatan pembangunan di kawasan
pertahanan keamanan, serta terjaminnya kepentingan pertahanan keamanan.
Kawasan pertahanan keamanan merupakan kawasan yang ditetapkan dengan
fungsi utama untuk kepentingan kegiatan pertahanan dan keamanan yang terdiri dari
kawasan pendidikan dan/atau latihan militer TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Udara,
TNI Angkatan Laut dan Kepolisian, kawasan pangkalan TNI angkatan Udara (Lanud),
kawasan pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal), serta kawasan militer dan kepolisian
lainnya. Kawasan pertahanan keamanan ditetapkan berdasarkan lokasi yang telah
ditentukan oleh TNI sebagai daerah latihan militer atau daerah pengamanan militer.
Kawasan pertahanan keamanan ditetapkan berdasarkan lokasi yang telah
ditentukan oleh TNI sebagai daerah latuhan militer atau daerah pengamanan militer.
a. Penetapan lokasi kawasan pendidikan dan/atau latihan militer TNI
Angkatan Darat
Lokasi kawasan pendidikan dan/atau latihan militer Tentara Nasional Indonesia
(TNI) Angkatan Darat, meliputi :
1. Kota Depok Kecamatan Pancoran Mas Kelurahan Cilodong
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 181
2. Kabupaten Bogor kecamatan Pamijahan Desa Gunung Bunder, Kecamatan Cibinong
Desa Kalibaru, Kecamatan Parung Desa Cogreg
3. Kabupaten Bandung Barat Kecamatan Batujajar Desa Galanggang, Kecamatan Cisarua
Situ Lembang, Kecamatan Cipatat Desa Sumur Bandung
4. Kota Cimahi Gunung Bohong dan Kecamatan Cimahi Tengah Desa Setia Manah
5. Kabupaten Bandung Kecamatan Pangalengan, Kecamatan Nagreg, dan Kecamatan
Cimenyan Desa Sindanglaya
6. Kabupaten Sukabumi Kecamatan Ciracap Desa Cibenda
7. Kabupaten Purwakarta Kecamatan Sukasari Desa Kertamanah
8. Kabupaten Karawang Kecamatan Pangkalan Gunung Sanggabuwana
b. Penetapan kawasan pangkalan TNI Angkatan Udara
Kawasan pangkalan TNI Angkatan Udara, meliputi:
1. Lanud Husein Sastranegara Kecamatan Andir, Kota Bandung
2. Sulaeman Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung
3. Suryadarma Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang
4. Atang Sanjaya Kecamatan Semplak, Kabupaten Bogor
5. Penggung Kota Cirebon
6. Sukani Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka
7. Nusawiru Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis
8. Wiryadinata Kecamatan Cibeureum, Kabupaten Tasikmalaya
9. Pameungpeuk, Kecamatan pameungpeuk Kabupaten Garut
10.Kawasan pendidikan/latihan militer TNI AU Detasemen Bravo di Kecamatan Rumpin
Kabupaten Bogor.
c. Penetapan kawasan pangkalan TNI Angkatan Laut
Kawasan pangkalan TNI Angkatan Laut, meliputi :
1. Lanal Bandung di Kota Bandung,
2. Posal Palabuhanratu dan Puslatpur Marinir TNI AL Antralim di Kabupaten Sukabumi,
3. Posal Pangandaran di Kabupaten Ciamis,
4. Lanal Cirebon di Kota Cirebon,
5. Posal Gebang di Kabupaten Cirebon,
6. Posal Eretan di Kabupaten Indramayu,
7. Posal Blanakan di Kabupaten Subang,
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 182
8. Kawasan latihan pendaratan di Pantai Santolo Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten
Garut
Kawasan Pos Polair, meliputi :
1. Pos Polair Cirebon dengan Sub Pos Kejawanan, Gebang, Bondet, Dadap, Eretan,
Mayangan, dan Ciparage
2. Pos Polair Pelabuhanratu dengan Sub Pos Cisolok, Ujunggenteng, dan Ciwaru
3. Pos Polair Pangandaran dengan Sub Pos Kalipucang, Pangandaran, Parigi, Batukaras,
dan Pameungpeuk
d. Penetapan lokasi kawasan pendidikan/latihan POLRI
Kawasan pendidikan/latihan POLRI, meliputi :
1. SPN Cisarua, Lembang di Kabupaten Bandung Barat berada di bawah naungan
Kepolisian Daerah Provinsi Jawa Barat
2. SPN Lido di Kabupaten Bogor berada di bawah naungan Kepolisian Daerah Metro
Jaya
3. Secapa Polri di Kota Sukabumi berada di bawah naungan Lembaga Pendidikan dan
Latihan Markas Besar Polri
e. Penetapan lokasi kawasan militer lainnya
Kawasan militer dan kepolisian lainnya, meliputi :
1. Kodam, Korem, dan Koramil
2. Komando Pendidikan dan Latihan TNI-AD dan Satuan Pelaksana dibawahnya, seperti
Pusdik Kav, Pusdiktop, Pusdikzi, dan Pusdik Ajen
3. Pusat Kesenjataan Kavaleri/Pusserkav, Pussen Armed, Pussen Arhanud, dan Pusenif
4. Secapa TNI AD dan Resimen Induk Komando Daerah Militer/Rindam
5. Pangkalan Peluncuran Roket di Pameungpeuk, Kabupaten Garut
Rencana Pola Ruang Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada Gambar 4.1.
MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT 2009- 2029
Rencana Pola Ruang 183
Gambar 4.1Peta Rencana Pola Ruang