BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF...

40
56 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Berikut perancangan jaringan yang dilakukan : 1. Jaringan berdasarkan ukuran Jarak antara gudang 1 dan gudang 2 adalah 150 meter sehingga perancangan sistem jaringan menggunakan Local Area Network karena jarak antara gudang 1 dan gudang 2 tidak lebih dari 1 kilometer. 2. Tipe koneksi jaringan Untuk menghubungkan gudang 1 dan gudang 2 digunakan tipe koneksi point-to-point karena hanya untuk menghubungkan satu sumber dan satu tujuan. Adapun keuntungan menggunakan tipe koneksi point-to- point , koneksi difokuskan ke satu tujuan, dan permintaan koneksi ke tujuan lain tidak dapat dilakukan. 3. M edia transmisi jaringan Seperti yang telah dibahas pada bab 3 subbab permasalahan yang dihadapi, perancangan sistem jaringan mengggunakan media unguided yaitu gelombang radio. Untuk menghubungkan perangkat keras jaringan dengan komputer menggunakan media guided yaitu kabel twisted-pair tipe unshielded twisted-pair. 4. Perangkat keras jaringan Perancangan jaringan menggunakan perangkat keras wireless router, access point , antena, dan NIC.

Transcript of BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF...

Page 1: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

56

BAB 4

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

4.1 Perancangan Jaringan

Berikut perancangan jaringan yang dilakukan :

1. Jaringan berdasarkan ukuran

Jarak antara gudang 1 dan gudang 2 adalah 150 meter sehingga

perancangan sistem jaringan menggunakan Local Area Network karena

jarak antara gudang 1 dan gudang 2 tidak lebih dari 1 kilometer.

2. Tipe koneksi jaringan

Untuk menghubungkan gudang 1 dan gudang 2 digunakan tipe

koneksi point-to-point karena hanya untuk menghubungkan satu sumber

dan satu tujuan. Adapun keuntungan menggunakan tipe koneksi point-to-

point, koneksi difokuskan ke satu tujuan, dan permintaan koneksi ke

tujuan lain tidak dapat dilakukan.

3. Media transmisi jaringan

Seperti yang telah dibahas pada bab 3 subbab permasalahan yang

dihadapi, perancangan sistem jaringan mengggunakan media unguided

yaitu gelombang radio. Untuk menghubungkan perangkat keras jaringan

dengan komputer menggunakan media guided yaitu kabel twisted-pair

tipe unshielded twisted-pair.

4. Perangkat keras jaringan

Perancangan jaringan menggunakan perangkat keras wireless

router, access point, antena, dan NIC.

Page 2: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

57

Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional

karena menggunakan tipe koneksi point-to-point. Antena directional /

bidirectional memberikan keuntungan sudut pemancaran yang kecil

dengan daya terarah.

5. Kategori jaringan wireless

Kategori jaringan yang digunakan adalah LAN wireless, ini

adalah sistem dimana setiap komputer mempunyai satu modem radio dan

antena yang dapat berkomunikasi dengan sistem lain.

6. Aplikasi LAN wireless

Aplikasi jaringan yang digunakan adalah interkoneksi antar

gedung, untuk menghubungkan LAN pada gedung berdekatan, yaitu

gudang 1 dan gudang 2.

7. Standar wireless

Standar wireless yang digunakan adalah standar 802.11g dengan

pertimbangan standar 802.11g menggunakan frekuensi 2,4 Ghz dan

menawarkan kecepatan data sampai dengan 54 Mbps, jangkauan dalam

ruangan 100 meter, serta cocok dengan standar 802.11b dan 802.11g,

standar 802.11g digunakan secara umum, perangkat keras dengan standar

802.11g mudah ditemukan.

Perancangan sistem jaringan tidak menggunakan standar 802.11a

dengan pertimbangan penggunaan standar 802.11a sangat jarang, dan

perangkat keras standar 802.11a susah ditemukan. Penggunaan standar

802.11b masih ada, perangkat keras standar 802.11b masih mudah

ditemukan namun tidak cocok dengan standar 802.11g. Penggunaan

Page 3: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

58

standar 802.11n masih jarang, perangkat keras standar 802.11n mudah

ditemukan namun dengan harga yang sangat tinggi.

8. Keamanan jaringan wireless

Keamanan jaringan wireless yang digunakan adalah WPA-PSK,

penggunaan WPA2-PSK tidak cocok dengan access point yang

digunakan. WPA-RADIUS dan WPA2-RADIUS tidak cocok diterapkan

pada sistem jaringan yang dirancang karena diperuntukkan jaringan

berskala besar. WEP sudah tidak digunakan lagi karena telah digantikan

oleh WPA.

9. Kelas IP

Kelas IP yang digunakan adalah kelas C karena jaringan yang

dirancang berskala kecil.

4.2 Implementasi Jaringan

Berikut urutan implementasi jaringan :

4.2.1 Persiapan Implementasi

Persiapan implementasi terdiri dari :

4.2.1.1 Persiapan Perangkat Keras Jaringan

4.2.1.1.1 Komputer pada Gudang 1

Spesifikasi komputer yang digunakan adalah :

Sistem Operasi Microsoft Windows Vista Home Basic Version 6.0 Service

Pack 1

Page 4: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

59

Processor Intel Pentium dual – core processor E2160 (1.8 GHz, 800

MHz FSB, 1 MB L2 cache)

Memori 2 * 512 MB DDR2

Video Card on board

Sound Card on board

NIC on board

Hard Disk 80 GB SATA

Optical Drive Lite On DVD Rom 16x

Peripherals Mouse, Keyboard, Headphone, Speaker, Microphone

4.2.1.1.2 Komputer pada Gudang 2

Spesifikasi komputer yang digunakan adalah :

Sistem Operasi Microsoft Windows Vista Home Basic Version 6.0 Service

Pack 1

Processor Intel Pentium dual – core processor T2130 (1.86 GHz, 533

MHz FSB, 1 MB L2 cache)

Memori 2 * 1024 MB DDR2

Video Card on board

Sound Card on board

NIC on board

Hard Disk 160 GB SATA

Optical Drive Optiarc DVD – RW Dual Layer 16x

Peripherals Mouse, Keyboard, Headphone, Speaker, Microphone

Page 5: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

60

4.2.1.1.3 Wireless Router pada Gudang 1

Wireless router yang dipakai adalah wireless G router dengan merek D-

Link dengan tipe internasional WBR-1310 atau tipe Indonesia DIR-300.

Spesifikasi wireless router D-Link DIR-300 adalah :

Tabel 4.1 Spesifikasi Wireless Router D-Link DIR-300

WBR-1310 > Wireless G Router

Technical Specifications

Standards

• IEEE 802.11g

• IEEE 802.11b

• IEEE 802.3

• IEEE 802.3u

Device Interface • 4 10/100 LAN Ports

• 1 10/100 WAN Port

External Antenna Type • Single Detachable Reverse SMA

Security • 64/128-bit WEP

• Wi-Fi Protected Access (WPA™)

Advanced Firewall Features

• Network Address Translation (NAT)

• Stateful Packet Inspection (SPI)

• MAC Filtering

• Website Filtering

Device Management • Internet Explorer® v6 or later; or other Java-enabled Browsers

Leds

• Power

• Status

• WAN

Page 6: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

61

• WLAN (Wireless Connection)

• LAN

Certifications • FCC

• Wi-Fi®

Operating Temperature • 32°F to 131°F (0°C to 55°C)

Operating Humidity • 95% Maximum (Non-condensing)

Dimensions • Item (WxDxH): 4.5” x 5.9” x 1.4”

• Packaging (WxDxH): 8.3” x 10.9” x 2.7”

Weight • Item: 0.5 lbs

• Packaging: 1.7 lbs

Warranty • 1 Year Limited*

Minimum System Requirements

• Cable or DSL Modem

• Computer with: • Windows Vista®**, Windows® XP SP2, Windows 2000 SP4,

or Mac OS® X (v10.4/v10.3)***

• Internet Explorer® 6 or Mozilla Firefox®

• CD-ROM Drive

• Network Interface Card

Package Contents

• Wireless G Router

• Detachable Antenna

• CAT5 Ethernet Cable

• Power Adapter

• Mounting Kit and Vertical Stand

• CD-ROM**** with:

• Installation Wizard

• Product Documentation

Page 7: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

62

4.2.1.1.4 Access Point pada Gudang 2

Access point yang dipakai adalah access point dengan merek D-Link

dengan tipe internasional DWL-G700AP. Spesifikasi access point D-Link DWL-

G700AP adalah :

Tabel 4.2 Spesifikasi Access Point D-Link DWL-G700AP

DWL-G700AP > High Speed 2.4GHz (802.11g) Wireless Access

Point

Specifications

Standards

• IEEE 802.11b

• IEEE 802.11g

• IEEE 802.3

• IEEE 802.3u

Device Management • Web-based — Internet Explorer v6 or later; Netscape

Navigator v6 or later; or other Java-enabled browsers.

Wireless Signal Rates* With Automatic

Fallback

• For 802.11g: 54, 48, 36, 24, 18, 12, 9, and 6Mbps

• For 802.11b: 11, 5.5, 2, and 1Mbps

Security

• 64/128-bit WEP

• WPA (Wi-Fi Protected Access)

• MAC address filtering

• SSID Broadcast Disable function

Wireless Frequency Range • 2.412GHz to 2.462GHz

Wireless Signal Range* • Indoors: Up to 328ft (100 meters)

• Outdoors: Up to 1312ft (400 meters)

Page 8: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

63

Modulation Technology

• Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM)

• Complementary Code Keying (CCK)

• BPSK

• QPSK

Receiver Sensitivity*

IEEE 802.11g

• -65dBm @ PER10% in 54M 64QAM

• -66dBm @ PER10% in 48M 64QAM

• -70dBm @ PER10% in 36M 16QAM

• -74dBm @ PER10% in 24M 16QAM

• -77dBm @ PER10% in 18M QPSK

• -79dBm @ PER10% in 12M QPSK

• -81dBm @ PER10% in 9M BPSK

• -82dBm @ PER10% in 6M BPSK

Receiver Sensitivity*

IEEE 802.11b

• -82dBm @ PER8% in 11M CCK

• -85dBm @ PER8% in 5.5M CCK

• -87dBm @ PER8% in 2M QBSK

• -87dBm @ PER8% in 1M BPSK

Wireless Transmit Power • 15dBm (32mW)±2dB

External Antenna Type • Detachable dual antennas with 2dB gain

LEDs

• Power

• WLAN

• LAN (10/100)

Power • External Power Supply: DC 5V/2A

• AC Adapter: 100V~120V

Temperature • Operating: 32ºF to 131ºF (0ºC to 55ºC)

• Storing: -4ºF to 149ºF (-20ºC to 65ºC)

Humidity • 5%~95% non-condensing

Page 9: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

64

Certifications • FCC part 15 class B & C

• Wi-Fi

Dimensions

• L = 5.59 inches (142mm)

• W = 4.29 inches (109mm)

• H = 1.22 inches (31mm)

Weight • ~0.44lb (200g)

Warranty • 1 Year

4.2.1.1.5 Antena

Antena yang dipakai adalah antena yagi dengan paket penjualan tanpa

merek dan tipe. Spesifikasi antena adalah :

Tabel 4.3 Spesifikasi Antena Yagi

Model # 11 Element Yagi

Frequency Range 2400 - 2500 MHz

VSWR <1.5 @ 100MHz bandwidth

Impedance 50 Ω

Gain 12.5 dBi

Polarization Vertical or Horizontal

Front to Back Ratio >16.5dB

E-Plane Half power beamwidth - 30°

Max. Power input 150 Watts

Page 10: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

65

Ground Direct Ground (not required but advised)

Connector type N-Female

Structure 11 Elements - Stainless steel directors

Weight 1 pound (450 grams)

Max wind velocity 130 mph

Length 24" (620mm)

Supporting pole ¤35~¤50 mm

4.2.1.2 Persiapan Perangkat Lunak Jaringan

Perangkat lunak pada wireless router

Perangkat lunak yang digunakan pada wireless router adalah control

panel yang berbasis web, berfungsi untuk mengatur wireless router. Control

panel wireless router diakses dengan memasukkan alamat URL 192.168.0.1

pada web browser.

Page 11: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

66

Gambar 4.1 Control Panel Wireless Router

Perangkat lunak pada access point

Perangkat lunak yang digunakan pada access point adalah control panel

yang berbasis web, berfungsi untuk mengatur access point. Control panel access

point diakses dengan memasukkan alamat URL 192.168.0.50 pada web browser.

Page 12: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

67

Gambar 4.2 Control Panel Access Point

Perangkat lunak pada komputer

Perangkat lunak pada komputer yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Network and sharing center

Network and sharing center adalah perangkat lunak yang sudah

ada pada sistem operasi Windows untuk koneksi jaringan, baik koneksi

jaringan wired maupun koneksi jaringan wireless. Melalui Network and

sharing center dapat diketahui komputer dan peralatan yang terhubung ke

jaringan, dilakukan diagnosa dan perbaikan koneksi ke jaringan, status

koneksi ke jaringan.

Page 13: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

68

Gambar 4.3 Network and Sharing Center

2. Command line

Command line adalah perangkat lunak yang sudah ada pada

sistem operasi Windows yang memiliki banyak fungsi, fungsi yang

digunakan dalam hal ini adalah mengamati koneksi jaringan. Perintah

untuk menjalankan fungsi ini adalah ping.

Page 14: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

69

Gambar 4.4 Command line

4.2.2 Pengujian Implementasi

Berikut implementasi jaringan yang akan diujikan :

Gambar 4.5 Implementasi Jaringan Yang Akan Diujikan

Page 15: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

70

Wireless router D-Link DIR-300 menggunakan SSID “dlink” dengan

SSID disembunyikan, menggunakan keamanan jaringan WPA dengan

passphrase “NurIndo168”, sedangkan access point D-Link DWL-G700AP harus

memasukkan SSID “dlink”, memilih keamanan jaringan WPA, dan memasukkan

passphrase “NurIndo168” secara manual. Komputer (gudang 2) digunakan untuk

mengatur access point D-Link DWL-G700AP hingga dapat mengakses wireless

router D-Link DIR-300, selanjutnya komputer digunakan untuk menyimpan data

digital gudang 2 dan melakukan komunikasi berbasis komputer dengan komputer

di bangunan yang terdapat gudang 1.

Pengujian dipisahkan menjadi dua tahap, yaitu pengujian koneksi dan

pengujian keamanan.

4.2.2.1 Pengujian Koneksi

Proses pengujian koneksi adalah sebagai berikut :

4.2.2.1.1 Instalasi

Berikut detil instalasi pada masing – masing perangkat :

1. Wireless router D-Link DIR-300

Wireless router D-Link DIR-300 diletakkan di pos keamanan

bangunan yang terdapat di gudang 1, sisi dalam jendela yang menghadap

pos keamanan bangunan yang terdapat di gudang 2. Wireless router D-Link

DIR-300 diletakkan sejajar dengan access point D-Link DWL-G700AP

dengan menggunakan tiang yang terbuat dari pipa besi berukuran 1”

setinggi 5 meter. Antena bidirectional diletakkan di ujung atas tiang, 5

Page 16: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

71

meter dari lantai, kemudian dihubungkan dengan wireless router D-Link

DIR-300, 3 meter dari lantai.

Pengaturan wireless router D-Link DIR-300 dapat menggunakan

jaringan wired yang menghubungkan salah satu port LAN pada wireless

router D-Link DIR-300 dengan NIC komputer atau dapat menggunakan

koneksi jaringan wireless dengan NIC wireless pada komputer. Wireless

router D-Link DIR-300 menggunakan pengaturan default kecuali

pengaturan berikut :

Gambar 4.6 Wireless Router D-Link DIR-300

Page 17: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

72

1. Wireless channel diubah dari 6 menjadi 1.

Perubahan ini dilakukan karena tipe koneksi jaringan yang

digunakan adalah point-to-point.

2. Transmission rate diubah dari best (automatic) menjadi 54.

Perubahan ini dilakukan untuk mendapatkan kecepatan

data tertinggi.

Page 18: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

73

Gambar 4.7 Wireless Router D-Link DIR-300

Page 19: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

74

3. Router IP address diubah dari 192.168.0.1 menjadi 10.62.0.1.

Perubahan ini dilakukan karena penggunaan IP

192.168.0.1 mengganggu sistem jaringan yang sudah ada.

Setelah perubahan ini dilakukan, diperlukan proses akses

ulang control panel wireless router D-Link DIR-300 dengan

memasukkan URL 10.62.0.1.

4. Enable DHCP server diubah dari dipilih menjadi tidak dipilih.

Perubahan ini dilakukan untuk menonaktifkan DHCP

server sehingga untuk mengakses wireless router D-Link DIR-

300 harus mengetahui IP wireless router D-Link DIR-300 terlebih

dahulu.

Page 20: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

75

Gambar 4.8 Wireless router D-Link DIR-300

5. 802.11g only mode diubah dari tidak dipilih menjadi dipilih.

Perubahan ini dilakukan untuk menfokuskan standar

wireless yang digunakan yaitu 802.11g.

Secara keseluruhan pengaturan yang diubah adalah sebagai

berikut :

Page 21: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

76

Tabel 4.4 Ringkasan konfigurasi Wireless Router D-Link DIR-300

wireless channel 1

transmission rate 54

router IP address 10.62.0.1

enable DHCP server tidak

802.11g only mode ya

2. Access point D-Link DWL-G700AP

Access point D-Link DWL-G700AP diletakkan di pos keamanan

bangunan yang terdapat di gudang 2, sisi dalam jendela yang dihadap pos

keamanan bangunan yang terdapat di gudang 1. Access point D-Link

DWL-G700AP diletakkan sejajar dengan wireless router D-Link DIR-

300 dengan menggunakan tiang yang terbuat dari pipa besi berukuran 1”

setinggi 5 meter. Antena bidirectional diletakkan di ujung atas tiang, 5

meter dari lantai, kemudian dihubungkan dengan access point D-Link

DWL-G700AP, 3 meter dari lantai.

Sebelum mengakses access point D-Link DWL-G700AP,

diperlukan pengaturan alamat IP pada NIC komputer yaitu 192.168.0.xxx

(xxx dimulai dari 2 sampai 254, tidak termasuk 50) dan pengaturan

subnet mask pada NIC komputer yaitu 255.255.255.0. Access point D-

Link DWL-G700AP menggunakan pengaturan default kecuali

pengaturan berikut :

Page 22: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

77

Gambar 4.9 Access Point D-Link DWL-G700AP

1. Update firmware dari versi 2.12 menjadi versi 2.30.

Update firmware dilakukan untuk mengaktifkan fitur

tambahan pada home - wireless - wireless setting - mode.

Page 23: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

78

Gambar 4.10 Access Point D-Link DWL-G700AP

2. Mode diubah dari access point menjadi AP client.

Perubahan ini dilakukan untuk mengubah access point D-

Link DWL-G700AP menjadi AP client sehingga berfungsi untuk

menerima jaringan wireless dari wireless router D-Link DIR-300.

Page 24: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

79

Gambar 4.11 Access Point D-Link DWL-G700AP

3. IP address diubah dari 192.168.0.50 menjadi 10.62.0.50.

Perubahan ini dilakukan untuk menyesuaikan alamat IP

access point D-Link DWL-G700AP dengan alamat IP wireless

router D-Link DIR-300.

Setelah perubahan ini dilakukan, diperlukan pengaturan

alamat IP pada NIC komputer yaitu 10.62.0.xxx (xxx dimulai dari

2 sampai 254, tidak termasuk 50) dan pengaturan subnet mask

pada NIC komputer yaitu 255.255.255.0, kemudian dilakukan

proses akses ulang control panel access point D-Link DWL-

G700AP dengan memasukkan URL 10.62.0.50.

Page 25: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

80

4. Gateway diisi dengan “10.62.0.1”

Perubahan ini dilakukan untuk dapat melakukan koneksi

dengan wireless router D-Link DIR-300 yang menggunakan

alamat IP 10.62.0.1.

Gambar 4.12 Access Point D-Link DWL-G700AP

5. Tx rates diubah dari auto menjadi 54M.

Perubahan ini dilakukan untuk mendapatkan kecepatan

data tertinggi.

6. Mode setting diubah dari mix mode menjadi g mode.

Perubahan ini dilakukan untuk menfokuskan standar

wireless yang digunakan yaitu 802.11g.

Page 26: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

81

Secara keseluruhan pengaturan yang diubah adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.5 Ringkasan konfigurasi access point D-Link DWL-G700AP

mode AP client

IP address 10.62.0.50

gateway 10.62.0.1

tx rates 54M

mode setting g mode

3. Komputer

Komputer diletakkan pada bangunan yang terdapat gudang

2. Komputer digunakan untuk mengatur access point D-Link

DWL-G700AP hingga dapat mengakses wireless router D-Link

DIR-300, selanjutnya komputer digunakan untuk menyimpan data

digital gudang 2 dan melakukan komunikasi berbasis komputer

dengan komputer di bangunan yang terdapat gudang 1.

4.2.2.1.2 Hasil Pengujian

Hasil pengujian adalah sebagai berikut :

1. Terbentuk hubungan antara komputer dengan access point D-Link DWL-

G700AP.

Page 27: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

82

Gambar 4.13 Hasil Pengujian Koneksi Access Point D-Link DWL-G700AP

2. Terbentuk hubungan antara komputer dengan wireless router D-Link

DIR-300 melalui access point D-Link DWL-G700AP.

Gambar 4.14 Hasil Pengujian Koneksi Wireless Router D-Link DIR-300

Page 28: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

83

4.2.2.2 Pengujian Keamanan

Proses pengujian koneksi adalah sebagai berikut :

4.2.2.2.1 Instalasi

Berikut detil instalasi pada masing – masing perangkat :

1. Wireless router D-Link DIR-300

Wireless router D-Link DIR-300 menggunakan pengaturan default

kecuali pengaturan berikut :

Gambar 4.15 Wireless Router D-Link DIR-300

Page 29: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

84

1. Enable hidden wireless diubah dari tidak dipilih menjadi dipilih.

Perubahan ini dilakukan untuk menyembunyikan SSID

”dlink”.

2. Security mode diubah dari disable wireless security (not

recommended) menjadi enable WPA only wireless security

(enhanced).

Perubahan ini dilakukan untuk mengaktifkan keamanan

jaringan menggunakan WPA.

3. Network key diisi dengan ”NurIndo168”.

Page 30: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

85

Gambar 4.16 Wireless Router D-Link DIR-300

4. MAC filtering rules diubah dari turn MAC filtering off menjadi

turn MAC filtering on and allow computers listed to access the

network.

Page 31: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

86

Perubahan ini dilakukan untuk menolak koneksi dari

peralatan jaringan selain alamat MAC 00:21:91:11:FE:BB.

Secara keseluruhan pengaturan yang diubah adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.6 Ringkasan Konfigurasi Keamanan Wireless Router D-Link DIR-300

enable hidden

wireless

dipilih

security mode enable WPA only wireless security (enhanced)

network key NurIndo168

MAC filtering rules turn MAC filtering on and allow computers listed to access the

network

2. Access point D-Link DWL-G700AP

Access point D-Link DWL-G700AP menggunakan pengaturan

default kecuali pengaturan berikut :

Page 32: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

87

Gambar 4.17 Access Point D-Link DWL-G700AP

1. SSID diisi dengan ”dlink”.

Perubahan ini dilakukan untuk mengakses jaringan

wireless dengan SSID ”dlink”.

2. Authentication diubah dari open system menjadi WPA-PSK.

Perubahan ini dilakukan untuk menyamakan keamanan

jaringan yang digunakan oleh wireless router D-Link DIR-300.

3. Passphrase dan confirmed passphrase diisi dengan

“NurIndo168”.

Perubahan ini dilakukan untuk melakukan koneksi dengan

wireless router D-Link DIR-300 yang menggunakan keamanan

wireless WPA dengan passphrase “NurIndo168”.

Page 33: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

88

Untuk melakukan koneksi dengan wireless router D-Link DIR-

300 dilakukan “apply”, jika koneksi berhas il dilakukan maka

muncul :

Gambar 4.18 Access point D-Link DWL-G700AP (5)

Pengaturan selanjutnya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.19 Access point D-Link DWL-G700AP (6)

Page 34: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

89

4. MAC filters diubah dari disabled MAC filters menjadi only allow

MAC address(es) listed below to connect to DWL-G700AP.

Perubahan ini dilakukan untuk menolak koneksi dari

komputer selain menggunakan NIC dengan alamat MAC 00-1e-

58-b8-f8-41.

Secara keseluruhan pengaturan yang diubah adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.7 Ringkasan Konfigurasi Keamanan Access Point D-Link DWL-G700AP

SSID dlink

authentication WPA-PSK

passphrase dan confirmed

passphrase

NurIndo168

MAC filters only allow MAC address(es) listed below to connect

to DWL-G700AP

4.2.2.2.2 Hasil Pengujian

Hasil pengujian adalah sebagai berikut :

1. Hubungan antara komputer dengan access point D-Link DWL-G700AP

dapat dilakukan

Page 35: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

90

Gambar 4.20 Hasil Pengujian Koneksi Access Point D-Link DWL-G700AP

2. Hubungan antara komputer dengan wireless router D-Link DIR-300

melalui access point D-Link DWL-G700AP dapat dilakukan

Gambar 4.21 Hasil Pengujian Koneksi Wireless Router D-Link DIR-300

Page 36: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

91

4.2.2.2.3 Evaluasi Keamanan Jaringan

4.2.2.2.3.1 Uji Keamanan Menggunakan Network and Sharing Center

Berikut adalah urutan yang dilakukan dalam uji keamanan jaringan wireless :

1. Pencarian SSID, tidak berhasil

Gambar 4.22 Pencarian SSID

2. Dilakukan pencarian SSID secara manual, mengetahui SSID tetapi

tidak mengetahui ada tidaknya keamanan, tidak berhasil masuk ke

jaringan wireless

Page 37: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

92

Gambar 4.23 Pencarian SSID Secara Manual

Page 38: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

93

Gambar 4.24 Pencarian SSID Secara Manual

Page 39: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

94

Gambar 4.25 Pencarian SSID Secara Manual

Page 40: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringanthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2009-1-00094-IF bab 4.pdf57 Antena yang digunakan adalah antena directional / bidirectional karena

95

Gambar 4.26 Pencarian SSID Secara Manual

3. Dilakukan pencarian SSID secara manual, mengetahui SSID dan

mengetahui adanya keamanan, tidak berhasil masuk ke jaringan

wireless karena wireless channel hanya 1.