LPJ BRANTAI Berbagi 2012 - Semangat Kartini Membentuk Generasi Berprestasi (Leuwi Liang)
BAB 4 - Hasil Dan Pembahasan - Angka Kontaminasi Kapang Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pada...
Click here to load reader
-
Upload
rini-puspitasari -
Category
Documents
-
view
96 -
download
5
Transcript of BAB 4 - Hasil Dan Pembahasan - Angka Kontaminasi Kapang Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pada...
![Page 1: BAB 4 - Hasil Dan Pembahasan - Angka Kontaminasi Kapang Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pada Dodol Zebra Yang Dijual Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung Tahun 2012](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100517/55721068497959fc0b8d1f3e/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum
4.1.1. Letak Geografis Lokasi Penelitian
Terminal Bis Leuwi Panjang yang menjadi wilayah penelitian yang berlokasi di Jl.
Soekarno Hatta No. 205 Kota Bandung, dengan luas wilayah 4 Ha.
4.1.2. Pembagian Wilayah
Pembagian wilayah Terminal Bus Leuwi Panjang, dapat dilihat pada lampiran.
4.1.3. Fasilitas Terminal
1) Fasilitas Umum
a) Jalur kedatangan kendaraan umum;
b) Tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan termasuk
didalamnya tempat tunggu dan tempat istirahat kendaraan umum;
c) Bangunan kantor terminal;
d) Loket penjualan karcis;
e) Tempat tunggu penumpang dan pengantar
f) Jalur pemberangkatan kendaraan umum;
g) Menara pengawas;
h) Rambu-rambu dan papan informasi;
i) Pelataran parkir kendaraan pengantar dan taksi.
2) Fasilitas Pendukung
a) Taman;
b) Ruang informasi dan
pengaduan;
c) Mushala;
d) Telepon umum;
e) Ruang pengobatan;
f) Kamar kecil/Toilet;
g) Kios atau kantin.
![Page 2: BAB 4 - Hasil Dan Pembahasan - Angka Kontaminasi Kapang Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pada Dodol Zebra Yang Dijual Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung Tahun 2012](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100517/55721068497959fc0b8d1f3e/html5/thumbnails/2.jpg)
42
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1 Data Umum
Data umum meliputi tentang pendidikan terakhir penjamah dodol zebra di Wilayah
Terminal Leuwi Panjang yang diperoleh dari hasil wawancara secara langsung dengan
responden.
1). Pendidikan Terakhir Penjamah Dodol Zebra
Tabel 4.1 Persentase Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung Bulan Juli 2012 No. Pendidikan Terakhir F %
1. Tidak Tamat SD 0 0 2. Tamat SD 3 33,3 3. Tamat SMP 2 22,2 4. Tamat SMA 4 44,4 5. Perguruan Tinggi 0 0
Total 9 100 Sumber : Data Primer Hasil Penelitian KTI Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui presentase pendidikan terakhir untuk
penjamah makanan dari seluruh responden di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota
Bandung, yaitu pendidikan terakhir dengan persentase tertinggi adalah tamat SMA
(44,4%) dan persentase terendah untuk pendidikan terakhir penjamah makanan
adalah tidak tamat SD (0%).
2). Usia Penjamah Dodol Zebra
Tabel 4.2 Persentase Responden Berdasarkan Usia
Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang No. Umur (Tahun) F %
1. 18-25 2 22,2 2. 26-33 3 33,3 3. 34-41 3 33,3 4. 42-49 0 0,0 5. > 50 1 11,1
Total 9 100 Sumber : Data Primer Hasil Penelitian KTI Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui persentase usia responden untuk
penjamah makanan dari seluruh responden di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota
Bandung, yaitu usia responden dengan persentase tertinggi adalah usia 26-33 tahun
![Page 3: BAB 4 - Hasil Dan Pembahasan - Angka Kontaminasi Kapang Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pada Dodol Zebra Yang Dijual Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung Tahun 2012](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100517/55721068497959fc0b8d1f3e/html5/thumbnails/3.jpg)
43
(33,3%) dan usia 34-41 tahun (33,3%). Persentase terendah untuk usia penjamah
makanan adalah usia 42-49 tahun (0%).
3). Jenis Kelamin Penjamah Dodol Zebra
Tabel 4.3 Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang No. Jenis Kelamin F %
1. Laki-laki 9 100,0 2. Perempuan 0 0,0
Total 9 100 Sumber : Data Primer Hasil Penelitian KTI Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui persentase jenis kelamin responden
untuk penjamah makanan dari seluruh responden di Wilayah Terminal Leuwi
Panjang Kota Bandung, yaitu jenis kelamin responden dengan persentase tertinggi
adalah laki-laki (100%) dan persentase terendah untuk jenis kelamin penjamah
makanan adalah perempuan (0%).
![Page 4: BAB 4 - Hasil Dan Pembahasan - Angka Kontaminasi Kapang Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pada Dodol Zebra Yang Dijual Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung Tahun 2012](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100517/55721068497959fc0b8d1f3e/html5/thumbnails/4.jpg)
44
4.2.2 Data Khusus
1). Aspek Pengetahuan
Tabel 4.4 Persentase Hasil Wawancara Aspek Pengetahuan Responden Dengan Penilaian Per Aspek Yang Diuji Terhadap Responden
Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung Bulan Juli Tahun 2012 No. Pernyataan Jumlah
Keseluruhan Nilai Ideal % Kategori
1. Makanan dapat menjadi media penular penyakit 9 9 100,0 Baik
2. Produk dodol zebra tidak memerlukan pendinginan saat penyajian 5 9 55,6 Cukup
3. Pengaruh suhu terhadap kerusakan dodol zebra 6 9 66,7 Cukup
4. Upaya menjaga kestabilan suhu 8 9 88,9 Baik
5. Pengaruh ketebalan tumpukan terhadap kerusakan dodol zebra 3 9 33,3 Kurang Sekali
6. Pengaruh kelembaban terhadap kerusakan dodol zebra 7 9 77,8 Baik
7. Upaya menjaga kestabilan kelembaban 6 9 66,7 Cukup
8.
Pengaruh jarak wadah/rak penyajian dodol zebra terhadap dinding, langit-langit, dan lantai terhadap kerusakan dodol zebra
7 9 77,8 Baik
9. Tujuan penumpukan dodol zebra yang baru di bawah dodol zebra yang lama 8 9 88,9 Baik
10. Produk dodol zebra yang sudah rusak bisa menyebabkan kerusakan pada dodol zebra lainnya
6 9 66,7 Cukup
11. Mengutamakan menjual dodol zebra yang lama dari pada menjual dodol zebra yang baru diproduksi
8 9 88,9 Baik
12. Alasan mengutamakan menjual dodol zebra yang lama dari pada menjual dodol zebra yang baru diproduksi
5 9 55,6 Cukup
Jumlah Keseluruhan 78 - - Jumlah Nilai Ideal 108 % 72,2 Kategori Cukup
Sumber : Data Primer Hasil Wawancara Penelitian KTI Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa aspek pengetahuan penjamah
dodol zebra tentang hal yang berpengaruh terhadap angka kontaminasi kapang pada
dodol zebra dari 9 Responden dengan jumlah pertanyaan 12 buah secara keseluruhan
termasuk kategori cukup yaitu sebesar 72,2%. Persentase tertinggi untuk aspek
pengetahuan penjamah dodol zebra adalah pengetahuan mengenai makanan dapat
![Page 5: BAB 4 - Hasil Dan Pembahasan - Angka Kontaminasi Kapang Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pada Dodol Zebra Yang Dijual Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung Tahun 2012](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100517/55721068497959fc0b8d1f3e/html5/thumbnails/5.jpg)
45
menjadi media penular penyakit (100%). Untuk persentase terendah adalah pengetahuan
mengenai pengaruh ketebalan tumpukan dodol terhadap kerusakan dodol zebra (33,3%).
Berikut adalah aspek pengetahuan responden dengan kategori Kurang Sekali :
a) Aspek pengetahuan tentang pengaruh ketebalan tumpukan dodol terhadap
kerusakan dodol zebra (33,3%).
Sedangkan untuk aspek pengetahuan responden dengan kategori cukup adalah
sebagai berikut :
a) Aspek pengetahuan tentang produk dodol zebra tidak memerlukan pendinginan saat
penyajian (55,6%).
b) Aspek pengetahuan tentang pengaruh suhu terhadap kerusakan dodol zebra
(66,7%).
c) Aspek pengetahuan tentang upaya menjaga kestabilan kelembaban (66,7%).
d) Aspek pengetahuan tentang produk dodol zebra yang sudah rusak bisa
menyebabkan kerusakan pada dodol zebra lainnya (66,7%).
e) Aspek pengetahuan tentang alasan mengutamakan menjual dodol zebra yang lama
dari pada menjual dodol zebra yang baru diproduksi (55,6%).
Tabel 4.5 Persentase Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan
Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung Bulan Juli Tahun 2012 No. Kategori F % 1. Baik 3 33,3 2. Cukup 5 55,6 3. Kurang 1 11,1 4. Kurang Sekali 0 0,0
Total 9 100,0 Sumber : Data Primer Hasil Wawancara Penelitian KTI Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa persentase tertinggi untuk
pengetahuan responden adalah responden dengan kategori cukup (55,5%) dan
persentase terendah untuk pengetahuan responden dengan kategori kurang sekali
(0,0%).
![Page 6: BAB 4 - Hasil Dan Pembahasan - Angka Kontaminasi Kapang Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pada Dodol Zebra Yang Dijual Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung Tahun 2012](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100517/55721068497959fc0b8d1f3e/html5/thumbnails/6.jpg)
46
2). Aspek Perilaku
Tabel 4.6 Persentase Hasil Observasi Aspek Perilaku Penjamah Dodol Zebra
Dengan Penilaian Per Aspek Yang Diuji Terhadap Responden Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung Tahun 2012
No. Item Yang Diamati Jumlah Keseluruhan
Nilai Ideal % Keterangan
1. Mencuci tangan saat akan bekerja 7 9 77,8 Tidak Memenuhi Syarat
2. Menyajikan makanan tidak dibawah sinar matahari langsung 9 9 100,0 Memenuhi
Syarat
3. Menjaga rak agar tetap bersih dari debu 8 9 88,9 Tidak Memenuhi Syarat
4. Menggunakan pakaian yang bersih 9 9 100,0 Memenuhi Syarat
5. Menyimpan rak/wadah penyajian makanan dengan jarak 60 cm dari langit-langit, 15 cm dari lantai, dan 5 cm dari dinding
4 9 44,4 Tidak Memenuhi Syarat
6. Memilih bahan untuk rak/wadah penyajian makanan dengan bahan yang berpori 0 9 0,0
Tidak Memenuhi Syarat
7. Melakukan upaya untuk menjaga kelembaban rak/wadah penyajian makanan 0 9 0,0
Tidak Memenuhi Syarat
8. Melakukan upaya untuk menjaga suhu rak/wadah penyajian makanan 0 9 0,0
Tidak Memenuhi Syarat
Jumlah Keseluruhan 37 Jumlah Nilai Ideal 72 % 51,4
Kategori Tidak Memenuhi Syarat
Sumber : Data Primer Hasil Pengamatan Penelitian KTI Tahun 2012
Untuk aspek perilaku penjamah makanan berdasarkan tempat penyajian
makanan, pada Tabel 4.6 bahwa aspek perilaku penjamah dodol zebra tentang hal yang
berpengaruh terhadap angka kontaminasi kapang pada dodol zebra dari 9 responden
dengan jumlah item yang diamati 8 buah secara keseluruhan termasuk kategori tidak
memenuhi syarat yaitu sebesar 51,4%. Persentase tertinggi untuk aspek perilaku
responden terhadap cara penyajian makanan dari 9 tempat penyajian makanan di
Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung adalah penggunaan pakaian yang
bersih (100%) dan persentase terendah adalah pemilihan bahan untuk rak/wadah
![Page 7: BAB 4 - Hasil Dan Pembahasan - Angka Kontaminasi Kapang Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pada Dodol Zebra Yang Dijual Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung Tahun 2012](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100517/55721068497959fc0b8d1f3e/html5/thumbnails/7.jpg)
47
penyajian makanan dengan bahan berpori (0,0%), upaya yang dilakukan untuk menjaga
kelembaban rak/wadah penyajian makanan (0,0%) dan upaya yang dilakukan untuk
menjaga suhu rak/wadah penyajian makanan (0,0%).
Berikut adalah aspek perilaku responden dengan kategori Kurang Sekali :
a) Aspek perilaku responden terhadap memilih bahan untuk rak/wadah penyajian
makanan dengan bahan yang berpori, dikategorikan Kurang Sekali (0%).
b) Aspek perilaku responden terhadap melakukan upaya untuk menjaga kelembaban
rak/wadah penyajian makanan, dikategorikan Kurang Sekali (0%).
c) Aspek perilaku responden terhadap melakukan upaya untuk menjaga suhu
rak/wadah penyajian makanan, dikategorikan Kurang Sekali (0%).
Sedangkan untuk aspek perilaku responden dengan kategori Kurang adalah :
a) Aspek perilaku responden terhadap menyimpan rak/wadah penyajian makanan
dengan jarak 60 cm dari langit-langit, 15 cm dari lantai, dan 5 cm dari dinding,
dikategorikan Kurang (44,4%).
Tabel 4.7 Persentase Responden Berdasarkan Kategori Perilaku
Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung Bulan Juli Tahun 2012 No. Kategori F % 1. Baik 0 0,0 2. Cukup 3 33,3 3. Kurang 4 44,5 4. Kurang Sekali 2 22,2
Total 9 100,0 Sumber : Data Primer Hasil Pengamatan Penelitian KTI Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa persentase tertinggi untuk perilaku
responden dari 9 responden adalah responden dengan kategori kurang (44,5%) dan
persentase terendah untuk perilaku responden adalah responden dengan kategori baik
(0,0%).
![Page 8: BAB 4 - Hasil Dan Pembahasan - Angka Kontaminasi Kapang Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pada Dodol Zebra Yang Dijual Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung Tahun 2012](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100517/55721068497959fc0b8d1f3e/html5/thumbnails/8.jpg)
48
3). Aspek Lingkungan Fisik Tempat Penyimpanan Dodol Zebra
Tabel 4.8 Persentase Hasil Observasi Lingkungan Fisik Tempat Penyimpanan Dodol Zebra
Dengan Penilaian Per Item Yang Diuji Terhadap Tempat Penyimpanan Dodol Zebra
Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung Bulan Juli Tahun 2012
No. Item yang diperiksa Jumlah Keseluruhan
Nilai Ideal % Keterangan
1. Suhu rak/wadah penyajian Dodol Zebra 25oC. 0 9 0,0 Tidak Memenuhi Syarat
2. Kelembaban rak/wadah penyajian Dodol Zebra antara 80% s.d. 90% 0 9 0,0 Tidak Memenuhi
Syarat
3. Jarak rak/tempat penyajian dodol zebra terhadap lantai 15 cm, dinding 5 cm, langit-langit 60 cm.
5 9 55,6 Tidak Memenuhi Syarat
4. Ketebalan tumpukan 10 cm. 5 9 55,6 Tidak Memenuhi Syarat
5. Terdapat lemari khusus untuk penyajian dodol zebra. 9 9 100,0 Memenuhi Syarat
6. Rak/tempat penyajian makanan terhindar dari debu. 3 9 33,3 Tidak Memenuhi
Syarat Jumlah Keseluruhan 22 Jumlah Nilai Ideal 54 % 40,7
Kategori Tidak Memenuhi Syarat
Sumber : Data Primer Hasil Observasi Penelitian KTI Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.8, dapat diketahui bahwa aspek lingkungan fisik tempat
penyajian dodol zebra dari 9 tempat penyajian dodol zebra secara keseluruhan termasuk
kategori tidak memenuhi syarat yaitu sebesar 40,7%. Persentase tertinggi untuk
lingkungan fisik tempat penyajian makanan dari 9 tempat penyajian makanan di
Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung adalah terdapat lemari khusus untuk
menyajikan dodol zebra (100%) dan persentase terendah adalah suhu rak/wadah
penyajian Dodol Zebra 25oC dan Kelembaban rak/wadah penyajian Dodol Zebra antara
80% s.d. 90% (0,0%).
Berikut adalah item untuk lingkungan fisik tempat penyajian dodol zebra dengan
kategori Tidak Memenuhi Syarat :
a) Suhu rak/wadah penyajian dodol zebra (0,0%).
b) Kelembaban rak/wadah penyajian dodol zebra (0,0%).
![Page 9: BAB 4 - Hasil Dan Pembahasan - Angka Kontaminasi Kapang Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pada Dodol Zebra Yang Dijual Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung Tahun 2012](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100517/55721068497959fc0b8d1f3e/html5/thumbnails/9.jpg)
49
c) Jarak rak/tempat penyajian dodol zebra terhadap lantai 15 cm, dinding 5 cm, langit-
langit 60 cm (55,6%).
d) Ketebalan tumpukan 10 cm (55,6%).
e) Rak/tempat penyajian dodol zebra terhindar dari debu (33,3%).
Tabel 4.9 Persentase Kategori Lingkungan Fisik Tempat Penyajian Dodol Zebra
Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung Bulan Juli Tahun 2012 No. Kategori F % 1. Memenuhi Syarat 0 0,0 2. Tidak Memenuhi Syarat 9 100,0
Total 9 100,0 Sumber : Data Primer Hasil Pengamatan Penelitian KTI Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa persentase tertinggi untuk tempat
penyajian makanan dari 9 tempat penyajian makanan adalah tempat penyajian makanan
dengan kategori tidak memenuhi syarat (100,0%) dan persentase terendah untuk
perilaku responden adalah responden dengan kategori memenuhi syarat (0,0%).
4). Total Koloni Kapang Pada Dodol Zebra
Berdasarkan hasil pengukuran total koloni kapang yang dilakukan dengan
metoda cawan tuang, didapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel 4.10 Hasil Pengukuran Total Koloni Kapang Pada Sampel Dodol Zebra
Bulan Juli Tahun 2012
NO. JENIS/KODE BAHAN HASIL PEMERIKSAAN (Koloni/g) Keterangan
1 Dodol WI-1 0,6 x 102 Memenuhi Syarat 2 Dodol SA-2 2,2 x 102 Tidak Memenuhi Syarat 3 Dodol SW-3 0,3 x 102 Memenuhi Syarat 4 Dodol SA-4 2,1 x 102 Tidak Memenuhi Syarat 5 Dodol IN-5 0,1 x 102 Memenuhi Syarat 6 Dodol WI-6 0,5 x 102 Memenuhi Syarat 7 Dodol SA-6 0,8 x 102 Memenuhi Syarat 8 Dodol SA-7 0,7 x 102 Memenuhi Syarat 9 Dodol WI-8 0,2 x 102 Memenuhi Syarat 10 Dodol WI-9 0,6 x 102 Memenuhi Syarat 11 Dodol SA-9 0,7 x 102 Memenuhi Syarat
Sumber : Hasil Pemeriksaan Laboratorium Total Koloni Kapang Penelitian KTI Tahun 2012
![Page 10: BAB 4 - Hasil Dan Pembahasan - Angka Kontaminasi Kapang Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pada Dodol Zebra Yang Dijual Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung Tahun 2012](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100517/55721068497959fc0b8d1f3e/html5/thumbnails/10.jpg)
50
Keterangan :
Kode pada sampel dodol
Huruf pada kode sampel = merek sampel dodol zebra
Angka pada kode sampel = kode toko penjual dodol zebra yang dijadikan sampel
Berdasarkan Tabel 4.10, dapat diketahui bahwa dengan masa simpan + 7 hari
dari 11 sampel dodol zebra terdapat 2 sampel tidak memenuhi syarat dengan total
koloni kapang maksimum 2,2 x 102 koloni/gram dan total kapang minimum 0,1 x 102
koloni/gram berdasarkan SNI 7388-2009 tentang Batas Maksimum Mikroba Dalam
Makanan dengan batas maksimum untuk kandungan kapang adalah 2 x 102
koloni/gram.
Tabel 4.11 Persentase Angka Total Koloni Kapang Pada Dodol ZebraYang Dijual
Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung Bulan Juli Tahun 2012 No. Kategori F % 1. Memenuhi Syarat 2 18,2 2. Tidak Memenuhi Syarat 9 81,8
Total 11 100,0 Sumber : Data Primer Hasil Pengamatan Penelitian KTI Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa persentase tertinggi untuk angka
total koloni kapang dari 11 sampel dodol zebra adalah sampel dodol zebra dengan
kategori tidak memenuhi syarat (81,8%) dan persentase terendah untuk angka total
koloni kapang pada sampel dodol zebra adalah sampel dodol zebra dengan kategori
memenuhi syarat (18,2%).
5). Kandungan Bahan Pengawet Pada Dodol Zebra
Berdasarkan hasil pengukuran kandungan bahan pengawet yang dilakukan
dengan metoda ekstraksi dan titrasi, didapatkan hasil sebagai berikut.
![Page 11: BAB 4 - Hasil Dan Pembahasan - Angka Kontaminasi Kapang Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pada Dodol Zebra Yang Dijual Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung Tahun 2012](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100517/55721068497959fc0b8d1f3e/html5/thumbnails/11.jpg)
51
Tabel 4.12 Hasil Pengukuran Kandungan Bahan Pengawet Pada Sampel Dodol Zebra
Bulan Juli Tahun 2012
NO. URUT JENIS/KODE BAHAN Asam Benzoat (Gram/kg Bahan) Keterangan
1 Dodol WI-1 0,7 Memenuhi Syarat 2 Dodol SA-2 0,4 Memenuhi Syarat 3 Dodol SW-3 0,9 Memenuhi Syarat 4 Dodol IN-4 1,0 Memenuhi Syarat
Sumber : Hasil Pemeriksaan Laboratorium Total Koloni Kapang Penelitian KTI Tahun 2012
Keterangan :
Kode pada sampel dodol
Huruf pada kode sampel = merek sampel dodol zebra
Angka pada kode sampel = kode toko penjual dodol zebra yang dijadikan sampel
Berdasarkan Tabel 4.12, dapat diketahui bahwa dari 4 sampel dodol zebra dalam
penggunaan bahan pengawet memenuhi syarat berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan No. 722 Tahun 1988 Tentang Bahan Tambahan Makanan dengan batas
maksimum untuk penggunaan Asam Benzoat adalah 1 gram/kg.
Tabel 4.13 Persentase Kandungan Bahan Pengawet Pada Dodol Zebra
Yang Dijual Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung Bulan Juli Tahun 2012
No. Kategori F % 1. Memenuhi Syarat 4 100,0 2. Tidak Memenuhi Syarat 0 0,0
Total 4 100,0
Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa persentase tertinggi untuk bahan
pengawet pada dodol zebra dari 4 sampel dodol zebra adalah sampel dodol zebra
dengan kategori memenuhi syarat (100,0%) dan persentase terendah untuk bahan
pengawet pada dodol zebra adalah sampel dodol zebra dengan kategori tidak memenuhi
syarat (0,0%).
![Page 12: BAB 4 - Hasil Dan Pembahasan - Angka Kontaminasi Kapang Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pada Dodol Zebra Yang Dijual Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung Tahun 2012](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100517/55721068497959fc0b8d1f3e/html5/thumbnails/12.jpg)
52
4.3. Pembahasan
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hasil wawancara
aspek pengetahuan, perilaku responden dan observasi lingkungan fisik tempat
penyimpanan dodol zebra di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung, maka
dilakukan pembahasan sebagai berikut :
4.3.1. Aspek Pengetahuan
Berdasarkan hasil wawancara terhadap berbagai hal yang berpengaruh terhadap
angka kontaminasi kapang pada dodol zebra dari 9 Responden dengan jumlah pertanyaan
12 buah secara keseluruhan termasuk kategori cukup yaitu sebesar 72,2%. Persentase
tertinggi untuk aspek pengetahuan penjamah dodol zebra adalah pengetahuan mengenai
makanan dapat menjadi media penular penyakit (100%). Untuk persentase terendah adalah
pengetahuan mengenai pengaruh ketebalan tumpukan dodol terhadap kerusakan dodol
zebra (33,3%).
Keterbatasan pengetahuan para penjamah makanan terhadap penyajian produk dodol
zebra tidak memerlukan pendinginan, pengaruh suhu terhadap kerusakan dodol zebra,
upaya menjaga kestabilan kelembaban, produk dodol zebra yang sudah rusak bisa
menyebabkan kerusakan pada dodol zebra lainnya, alasan mengutamakan menjual dodol
zebra yang lama dari pada menjual dodol zebra yang baru diproduksi dengan masing-
masing aspek memiliki kategori cukup dan pengaruh ketebalan tumpukan dodol terhadap
kerusakan dodol dengan kategori Kurang Sekali berpengaruh terhadap tumbuhnya
kapang pada dodol zebra. Dengan keterbatasan pengetahuan penjamah dodol zebra
terhadap aspek yang berpengaruh terhadap timbulnya kapang pada dodol zebra,
menyebabkan kurangnya penerapan metode penyajian dodol zebra yang baik.
Keterbatasan pengetahuan mengenai pengaruh suhu terhadap kerusakan dodol zebra,
menyebabkan salahnya penjamah dalam penanganan dodol zebra. Penempatan dodol
![Page 13: BAB 4 - Hasil Dan Pembahasan - Angka Kontaminasi Kapang Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pada Dodol Zebra Yang Dijual Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung Tahun 2012](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100517/55721068497959fc0b8d1f3e/html5/thumbnails/13.jpg)
53
pada tempat yang terkena paparan sinar matahari dapat menyebabkan terurainya zat
kimia pada dodol, sehingga terjadinya penurunan kualitas secara kimia pada dodol. Sinar
matahari pun dapat menyebabkan penguapan kadar air dalam kemasan dodol, sehingga
uap yang tidak dapat keluar dari kemasan dapat membasahi produk dodol zebra
menyebabkan kadar air dalam dodol tinggi. Hal tersebut dapat memicu perkembangan
kapang pada dodol tersebut. Kurangnya memperhatikan tempat penyajian makanan yang
kurang tertutup memudahkan debu mencemari makanan. Keterbatasan pengetahuan
mengenai jarak tempat penyajian dodol terhadap langit-langit, lantai, dan dinding yang
kurang diperhatikan dan pemilihan bahan untuk rak penyajian dapat menjadi penyebab
adanya kerusakan secara biologis pada dodol.
4.3.2. Aspek Perilaku
Untuk aspek perilaku penjamah dodol zebra tentang hal yang berpengaruh terhadap
angka kontaminasi kapang pada dodol zebra dari 9 Responden dengan jumlah item yang
diamati 8 buah secara keseluruhan termasuk kategori tidak memenuhi syarat yaitu sebesar
51,4%. Persentase tertinggi untuk aspek perilaku responden terhadap cara penyajian
makanan dari 9 tempat penyajian makanan di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota
Bandung adalah penggunaan pakaian yang bersih (100%) dan persentase terendah adalah
pemilihan bahan untuk rak/wadah penyajian makanan dengan bahan berpori (0,0%), upaya
yang dilakukan untuk menjaga kelembaban rak/wadah penyajian makanan (0,0%) dan
upaya yang dilakukan untuk menjaga suhu rak/wadah penyajian makanan (0,0%).
Penempatan dodol pada tempat yang terkena paparan sinar matahari dapat
menyebabkan terurainya zat kimia pada dodol, sehingga terjadinya penurunan kualitas
secara kimia pada dodol. Sinar matahari pun dapat menyebabkan penguapan kadar air
dalam kemasan dodol, sehingga uap yang tidak dapat keluar dari kemasan dapat
membasahi produk dodol zebra menyebabkan kadar air dalam dodol tinggi. Hal tersebut
![Page 14: BAB 4 - Hasil Dan Pembahasan - Angka Kontaminasi Kapang Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pada Dodol Zebra Yang Dijual Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung Tahun 2012](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100517/55721068497959fc0b8d1f3e/html5/thumbnails/14.jpg)
54
dapat memicu perkembangan kapang pada dodol tersebut. Kurangnya memperhatikan
tempat penyajian makanan yang kurang tertutup memudahkan debu mencemari makanan.
Jarak tempat penyajian dodol terhadap langit-langit, lantai, dan dinding yang kurang
diperhatikan dan pemilihan bahan untuk rak penyajian dapat menjadi penyebab adanya
kerusakan secara biologis pada dodol.
4.3.3. Tempat Penyimpanan Dodol Zebra
Aspek lingkungan fisik tempat penyajian dodol zebra dari 9 tempat penyajian dodol
zebra secara keseluruhan termasuk kategori tidak memenuhi syarat yaitu sebesar 40,7%.
Persentase tertinggi untuk lingkungan fisik tempat penyajian makanan dari 9 tempat
penyajian makanan di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung adalah terdapat
lemari khusus untuk menyajikan dodol zebra (100%) dan persentase terendah adalah suhu
rak/wadah penyajian Dodol Zebra 25oC dan Kelembaban rak/wadah penyajian Dodol
Zebra antara 80% s.d. 90% (0,0%).
Menurut Depkes RI (dalam Prabu, 2009), suhu optimum tempat penyajian produk
olahan tepung (dodol zebra) adalah 25oC. Sedangkan suhu tempat penyajian dodol zebra di
wilayah Terminal Leuwi Panjang tidak memenuhi syarat. Hal tersebut dapat menyebabkan
penguapan tinggi sehingga kadar air dalam dodol zebra akan bertambah sehingga dapat
memicu pertumbuhan kapang pada dodol zebra.
Untuk kelembaban tempat penyajian dodol zebra adalah 80-90%. Sedangkan
kelembaban tempat penyajian dodol zebra di Wilayah Terminal Leuwi Panjang tidak
memenuhi syarat. Hal tersebut dapat memicu pertumbuhan kapang pada dodol zebra.
Jarak rak/tempat penyajian dodol zebra terhadap lantai 15 cm, dinding 5 cm, langit-
langit 60 cm. Sedangkan pada tempat penyajian dodol zebra di Wilayah Terminal Leuwi
Panjang, jarak tidak memenuhi syarat. Hal tersebut menyebabkan sulitnya sirkulasi udara
di dalam wadah/tempat penyajian dodol zebra, mempengaruhi suhu dan kelembaban dalam
![Page 15: BAB 4 - Hasil Dan Pembahasan - Angka Kontaminasi Kapang Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pada Dodol Zebra Yang Dijual Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung Tahun 2012](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100517/55721068497959fc0b8d1f3e/html5/thumbnails/15.jpg)
55
wadah/tempat penyajian dodol zebra, dapat memicu pertumbuhan kapang pada dodol
zebra.
Ketebalan tumpukan yang baik adalah 10 cm, sedangkan beberapa penjual dodol
zebra menumpuk dodol zebra lebih dari 10 cm. Hal tersebut menyebabkan sulitnya
sirkulasi udara di dalam wadah/tempat penyajian dodol zebra, mempengaruhi suhu dan
kelembaban dalam wadah/tempat penyajian dodol zebra, dapat memicu pertumbuhan
kapang pada dodol zebra. Suhu yang tinggi dapat menyebabkan terurainya zat kimia pada
dodol, sehingga terjadinya penurunan kualitas secara kimia pada dodol. Selain itu, suhu
yang tinggi dapat menyebabkan penguapan kadar air dalam kemasan dodol, sehingga uap
yang tidak dapat keluar dari kemasan dapat membasahi produk dodol zebra menyebabkan
kadar air dalam dodol tinggi. Hal tersebut dapat memicu perkembangan kapang pada dodol
tersebut.
4.3.4. Total Koloni Kapang Pada Dodol Zebra
Berdasarkan hasil pengujian laboratorium terhadap jumlah kapang pada dodol yang
di jual di Wilayah Terminal Leuwi Panjang, dengan masa simpan rata-rata 7 hari atau
lebih, dari 11 sampel dodol zebra terdapat 2 sampel tidak memenuhi syarat dengan total
koloni kapang tertinggi 2,2 x 102 koloni/gram dan total koloni kapang terendah 0,1 x 102
koloni/gram berdasarkan SNI 7388-2009 tentang Batas Maksimum Mikroba Dalam
Makanan dengan batas maksimum untuk kandungan kapang adalah 2 x 102 koloni/gram.
Hal tersebut dapat berbahaya bagi kesehatan orang yang mengkonsumsinya. Seperti yang
kita ketahui, kapang dapat menimbulkan penyakit yang dibedakan atas dua golongan yaitu,
infeksi oleh kapang (mikosis) dan keracunan (mikotoksikosis). Mikotoksikosis disebabkan
oleh tertelannya hasil metabolism beracun (toksin) dari kapang yang tidak rusak karena
proses pengolahan pangan. Pencemaran pangan oleh kapang dan khamir dapat
mengakibatkan kerugian ekonomi substansial pada produsen, pengolah, dan konsumen.
![Page 16: BAB 4 - Hasil Dan Pembahasan - Angka Kontaminasi Kapang Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pada Dodol Zebra Yang Dijual Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung Tahun 2012](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100517/55721068497959fc0b8d1f3e/html5/thumbnails/16.jpg)
56
Penempatan dodol pada tempat yang terkena paparan sinar matahari dapat
menyebabkan terurainya zat kimia pada dodol, sehingga terjadinya penurunan kualitas
secara kimia pada dodol. Sinar matahari pun dapat menyebabkan penguapan kadar air
dalam kemasan dodol, sehingga uap yang tidak dapat keluar dari kemasan dapat
membasahi produk dodol zebra menyebabkan kadar air dalam dodol tinggi. Hal tersebut
dapat memicu perkembangan kapang pada dodol tersebut. Kurangnya memperhatikan
tempat penyajian makanan yang kurang tertutup memudahkan debu mencemari makanan.
Jarak tempat penyajian dodol terhadap langit-langit, lantai, dan dinding yang kurang
diperhatikan dan pemilihan bahan untuk rak penyajian dapat menjadi penyebab adanya
kerusakan secara biologis pada dodol.
Kapang dapat menyebabkan kerusakan pada bahan pangan dan beberapa dapat
menyebabkan reaksi alergi dan infeksi terutama pada populasi yang kekebalan kurang,
seperti manula, individu terinfeksi HIV dan orang-orang yang menjalani kemoterapi atau
pengobatan antibiotika.
4.3.5. Bahan Pengawet Pada Dodol Zebra
Berdasarkan hasil pengujian laboratorium yang dilakukan terhadap sampel dodol
zebra, dapat diketahui bahwa dari 11 sampel dodol zebra dalam penggunaan bahan
pengawet memenuhi syarat dengan kadar minimum 0,4 gram/kg bahan pada kode sampel
SA-2 dan kadar maksimum 1 gram/kg bahan pada kode sampel IN-4. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 722 Tahun 1988 Tentang Bahan Tambahan Makanan,
batas maksimum untuk penggunaan Asam Benzoat adalah 1 gram/kg. Bila dibandingkan
dengan jumlah kapang pada sampel dodol zebra, sampel yang banyak mengalami
kerusakan oleh kapang adalah sampel dengan kode SA. Sedangkan sampel yang sedikit
mengalami kerusakan oleh kapang pada sampel dengan kode IN. Kapang lebih banyak
![Page 17: BAB 4 - Hasil Dan Pembahasan - Angka Kontaminasi Kapang Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pada Dodol Zebra Yang Dijual Di Wilayah Terminal Leuwi Panjang Kota Bandung Tahun 2012](https://reader038.fdokumen.com/reader038/viewer/2022100517/55721068497959fc0b8d1f3e/html5/thumbnails/17.jpg)
57
tumbuh pada sampel yang mengandung sedikit Asam Benzoat dibandingkan dengan
sampel yang banyak mengandung Asam Benzoat.