BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab...

64
60 BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden PT Joey Sasmita Lencana didirikan berdasar akte notaris Sri Ambarwati SH , No. 1 tanggal 13 Juli 2000. Akte pendirian disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C -342.HT01.01. TH.2001, tanggal 15 Januari 2001. Perusahaan berdomisili di Komplek Multiguna, Jl. M.H. Thamrin Km.7 Blok C 8–9 Serpong, Tangerang 15310. PT. Joey Sasmita Lencana bergerak dalam bidang desain, manufaktur, dan pemasaran garmen melalui department store dan toko ritel yang dimiliki sendiri. Dalam menjalankan usahanya, perusahaan memiliki visi yakni “ Untuk menjadi retailer produk garment dengan market share yang terbesar di Indonesia”. Sedang ketika ditanya mengenai misi, perusahaan menjawab bahwa saat ini perusahaan baru memiliki sebuah misi jangka pendek, yakni untuk meningkatkan market share perusahaan sebanyak 20 sampai dengan 30 persen dalam jangka waktu tiga tahun kedepan. Sebenarnya selain misi yang bersifat jangka pendek, perusahaan juga memiliki misi jangka panjang namun perusahaan belum berkenan memberitahukannya dalam kesempatan ini. Pada tahun 2000 perusahaan memperoleh lisensi untuk mempergunakan karakter Popeye dari King Features Syndicate – TM Hearst Holding Inc. Lalu pada bulan Oktober 2002, perusahaan menandatangani perjanjian lisensi dengan Twentieth Century Fox Licensing and Merchandising dimana perusahaan memperoleh hak untuk melakukan kegiatan manufaktur, penjualan, dan pendistribusian pakaian, alas kaki, dan tas menggunakan “The Simpsons Character”. Di awal tahun 2003, PT Diaskita Indocitra yang merupakan partner

Transcript of BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab...

Page 1: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

60

BAB 4

HASIL dan PEMBAHASAN

4.1 Profil Responden

PT Joey Sasmita Lencana didirikan berdasar akte notaris Sri Ambarwati SH , No. 1

tanggal 13 Juli 2000. Akte pendirian disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia

No. C -342.HT01.01. TH.2001, tanggal 15 Januari 2001. Perusahaan berdomisili di Komplek

Multiguna, Jl. M.H. Thamrin Km.7 Blok C 8–9 Serpong, Tangerang 15310. PT. Joey Sasmita

Lencana bergerak dalam bidang desain, manufaktur, dan pemasaran garmen melalui

department store dan toko ritel yang dimiliki sendiri.

Dalam menjalankan usahanya, perusahaan memiliki visi yakni “ Untuk menjadi

retailer produk garment dengan market share yang terbesar di Indonesia”. Sedang

ketika ditanya mengenai misi, perusahaan menjawab bahwa saat ini perusahaan baru

memiliki sebuah misi jangka pendek, yakni untuk meningkatkan market share perusahaan

sebanyak 20 sampai dengan 30 persen dalam jangka waktu tiga tahun kedepan. Sebenarnya

selain misi yang bersifat jangka pendek, perusahaan juga memiliki misi jangka panjang

namun perusahaan belum berkenan memberitahukannya dalam kesempatan ini.

Pada tahun 2000 perusahaan memperoleh lisensi untuk mempergunakan karakter

Popeye dari King Features Syndicate – TM Hearst Holding Inc. Lalu pada bulan Oktober

2002, perusahaan menandatangani perjanjian lisensi dengan Twentieth Century Fox

Licensing and Merchandising dimana perusahaan memperoleh hak untuk melakukan kegiatan

manufaktur, penjualan, dan pendistribusian pakaian, alas kaki, dan tas menggunakan “The

Simpsons Character”. Di awal tahun 2003, PT Diaskita Indocitra yang merupakan partner

Page 2: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

61

dalam melakukan kegiatan manufaktur dan penjualan produk “COOL” dari tahun 1992, telah

melakukan merger ke dalam perusahaan melalui akuisisi aset mereka.

Asean Free Trade Area (AFTA) menjadi isue tersendiri bagi pihak perusahaan. Bagi

perusahaan adanya AFTA akan memperketat persaingan sekaligus menciptakan peluang

pasar yang baru. Persaingan yang semakin ketat akan menjadi ancaman bagi posisi

perusahaan di pasar apabila tidak ditangani dengan baik. Untuk dapat tetap bersaing dan

meraih kesempatan yang ada, perusahaan senantiasa mengembangkan produk dengan

desain dan konsep yang menarik serta, keduanya itu dilakukan secara konsisten dan

bertumpu pada kualitas terbaik. Bagaimana mengolah marketing mix (product, price, place,

and promotion) yang tepat untuk pasarnya juga menjadi salah satu usaha JSL untuk dapat

menjadi lebih kompetitif dalam pasar dalam negeri.

4.1.1 Produk PT.Joey Sasmita Lencana

Produk yang dihasilkan oleh PT Joey Sasmita Lencana dipasarkan untuk segmen anak-

anak dari usia balita sampai 14 tahun. Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin

per bulan yang mencakup semua lini produk. Produk-produk yang dihasilkan perusahaan

disalurkan ke konsumen melalui dua tipe saluran distribusi yakni distribusi langsung dengan

membuka toko sendiri, dan distribusi tidak langsung melalui jaringan departement store baik

dalam negeri maupun luar negeri.

Bauran produk tersebut diproduksi dengan proporsi lima puluh persen (50%) untuk

produk anak laki-laki, dan lima puluh persen lagi diperuntukkan bagi anak perempuan.

Perusahaan sendiri saat ini memasarkan produknya dengan 4 macam merek yang berbeda

yakni : “COOL” (merek yang menjadi bahasan dalam penelitian ini), “POPEYES”, “BART

SIMPSON”, dan “BABY GARFIELD”. Lini produk yang dihasilkan perusahaan dengan merek

“COOL” dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini.

Page 3: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

62

“COOL” Kids

Apparels Shoes Chaps and Hats Other Accessories

Gambar 4.1 Lini Produk “COOL”

Sumber: PT. Joey Sasmita Lencana

Page 4: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

63

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Page 5: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

64

4.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal merupakan analisis lingkungan diluar perusahaan yang

secara langsung berdampak pada produktifitas serta kinerja perusahaan. Analisis ini juga

dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi baik kekuatan serta kelemahan

yang dimiliki perusahaan. Analisis lingkungan eksternal terbagi menjadi dua bagian yakni

lingkungan makro seperti ekonomi, teknologi, sosial budaya dan politik, sedangkan

lingkungan mikro membahas lima kekuatan yang mempengaruhi perusahaan dalam

industri.

4.2.1 Lingkungan Makro

a. Ekonomi

Berbicara mengenai keadaan ekonomi, perusahaan saat ini sedang merasakan

dampak dari perekonomian Indonesia yang belum stabil, terlebih setelah terjadi

kenaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akhir tahun 2005. Naiknya harga BBM

membuat harga-harga barang kebutuhan secara umum mengalami kenaikkan, hal ini

secara tidak langsung mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian.

Saat terjadinya inflasi konsumen cenderung untuk mengurangi pembelian produk-produk

yang bukan merupakan kebutuhan pokok, akibatnya produk-produk perusahaan yang

umumnya merupakan produk belanja menjadi hal yang kurang di prioritaskan.

Selain mempengaruhi keputusan pembelian, keadaan perekonomian Indonesia yang

fluktuatif juga membuat biaya operasional perusahaan ikut mengalami peningkatan,

akibatnya perusahaan harus menerapkan efisiensi dalam beroperasi, serta

mempergunakan strategi harga yang tepat untuk bisa tetap memperoleh keuntungan.

Keadaan perekonomian yang kurang baik mempengaruhi juga nilai tukar rupiah, dan

melemahnya nilai tukar rupiah akan berpengaruh pada meningkatnya biaya pembelian

Page 6: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

65

bahan baku produksi yang sebagian masih mengandalkan produk import demi alasan

kualitas.

b. Teknologi

Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi yang berkembang saat ini amat berperan

dalam membantu aktivitas perusahaan, terlebih dalam hal pencapaian efektifitas dan

efisiensi operasi. Perkembangan teknologi yang dirasa besar manfaatnya bagi

perusahaan antara lain adalah, perkembangan dalam bidang Teknologi Informasi (TI)

dan juga perkembangan teknologi di industri (terutama dalam hal produksi). Teknologi

yang berkembang saat ini dapat dijadikan perusahaan sebagai peluang untuk memiliki

keunggulan bersaing dalam industri, namun perusahaan juga menyadari bahwa

penerapan teknologi yang tidak tepat dapat menjadi suatu kelemahan bagi perusahaan

yang akhirnya dapat dimanfaatkan pesaing untuk bisa mengungguli perusahaan.

c. Sosial Budaya

Sosial budaya amat mempengaruhi perusahaan dalam menciptakan dan

mendistribusikan produk ke pasar. Produk yang dihasilkan perusahaan dipasarkan di

beberapa wilayah yang memiliki karakteristik yang berbeda, baik secara sosial maupun

budaya, hal ini menuntut perusahaan untuk bisa menciptakan serta mendistribusikan

produk yang dapat diterima baik oleh masyarakat setempat.

Untuk pemilihan model rancangan, ada rancangan yang dapat diterima dengan baik

dalam suatu masyarakat tertentu karena sedang trend dan digandrungi oleh pasar luar

negeri, namun pada kondisi masyarakat lainnya model tersebut kurang disenangi karena

dianggap kurang sopan dan terlalu kebarat-baratan. Dalam pemilihan warna produk pun,

perusahaan mengakui harus memperhatikan preferensi dari masyarakat setempat,

Page 7: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

66

karena untuk warna hijau misalnya kurang diminati oleh pasar Singapura, sedang di

Indonesia warna hijau cukup diminati.

d. Politik

Membahas politik, berarti kita membahas tentang kebijakan atau policy dari

pemerintahan yang saat ini sedang berkuasa. Bergantinya kepemimpinan pemerintahan

dalam suatu negara, turut mempengaruhi kebijakan yang berlaku, termasuk kebijakan

dalam bidang industri yang ada. Politik juga akan mempengaruhi produktifitas

perusahaan manakala kebijakan politik yang dibuat kurang populer, serta terjadi konflik

dalam dunia politik. Kebijakan serta konflik politik secara langsung akan mempengaruhi

pereknomian, dan perekonomian secara langsung akan mempengaruhi perilaku

pembelian konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan.

4.2.2 Lingkungan Mikro

a. Ancaman Pendatang Baru

Kendala modal merupakan kendala utama dalam memasuki industri ini, modal yang

cukup besar dibutuhkan pengusaha untuk membeli peralatan produksi dan untuk

melakukan kegiatan seputar distribusi produk. Modal awal dan tersedianya saluran

distribusi memang merupakan prasyarat utama memasuki industri ini, namun saat ini

keduanya juga tidak akan menjamin keberhasilan usaha bila tidak didukung oleh faktor

kualitas dan inovasi produk. Margin akan bisnis ritel garmen dan aksesoris memiliki

margin yang cukup tinggi, untuk itu industri ini akan tetap menarik masuknya pesaing,

terutama mengingat besarnya potensi pasar Indonesia.

Page 8: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

67

b. Posisi Tawar Menawar Pemasok

Sebagian produk yang dipasarkan oleh perusahaan merupakan produksi dari para

pemasok. Posisi tawar menawar perusahaan dapat dikatakan cukup kuat mengingat

kuantitas pemesanan perusahaan yang cukup tinggi, sehingga tidak sedikit pemasok

yang mengkhususkan diri memproduksi produk pesanan perusahaan. Untuk bahan baku

produksi perusahaan juga melakukan pembelian bahan baku pada perusahaan lain,

namun karena jumlah pemasok yang tersedia di pasar cukup memadai, maka posisi

tawar-menawar perusahaan pun relatif cukup kuat.

c. Posisi Tawar Menawar Pembeli

Produk yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan produk yang selalu mengikuti

perkembangan trend, dan juga selalu diikuti oleh kualitas yang terjaga. Selain dari sisi

produk, wilayah distribusi produk tersebar secara geografis sehingga memudahkan untuk

konsumen mendapatkan produk perusahaan. Ditinjau dari sisi produk dan distribusi

dapat dikatakan perusahaan telah memiliki posisi tawar-menawar yang sudah cukup baik

dengan pembeli, terlebih untuk pembeli yang secara geografis belum dapat dijangkau

oleh produk pesaing.

d. Produk Substitusi

Produk pengganti akan menjadi ancaman bagi produk yang dihasilkan oleh tiap

perusahaan yang ada. Apabila suatu produk memiliki suatu karakteristik tersendiri, maka

akan sulit bagi produk lainnya untuk menggantikan produk tersebut. Produk yang

dihasilkan PT. Joey Sasmita Lencana merupakan produk garmen ,maka dari itu saat ini

belum tersedia produk substitusi untuk produk garmen yang dihasilkan perusahaan.

Page 9: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

68

e. Persaingan Dalam Industri

Persaingan dalam industri ritel produk garmen dan aksesoris di Indonesia sudah

cukup demikian ketat, bahkan perusahaan saat ini juga harus bisa bersaing dengan

kompetitor dari luar negeri. Persaingan dalam negeri sendiri amat mengerikan untuk

produk ritel, berbagai bentuk promosi dipergunakan untuk saling menjatuhkan pesaing

demi meningkatkan penjualan. Namun dengan pemilihan segmen yang baik, dimana

kompetitor kuat terbilang sedikit atau bahkan tidak ada, perusahaan akan mendapat

posisi bersaing yang cukup kuat. Pemilihan segmen yang tepat itulah yang menjadi

kekuatan bersaing dari PT. Joey Sasmita Lencana, sehingga walaupun persaingan tetap

ada, intensitasnya tidak akan terlalu besar dibanding segmen ritel yang telah dimasuki

beberapa kompetitor yang relatif kuat.

4.3 Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor internal

perusahaan apa sajakah yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Dengan analisis

lingkungan internal perusahaan dapat mengetahui hal-hal yang mempengaruhi strength

(kekuatan) serta weakness (kelemahan) yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan

mengetahui lingkungan eksternal perusahaan diharapkan perusahaan dapat

meningkatkan kekuatannya serta memperkecil kelemahan yang dimiliki , sehingga dapat

berkinerja dengan lebih baik lagi. Analisis lingkungan internal terdiri dari analisis

pemasaran, penjualan, sumber daya keuangan , dan sumber daya manusia.

a. Pemasaran

Dalam memasarkan produknya, perusahaan belum memiliki strategi pemasaran yang

spesifik. Produk-produk yang dihasilkan perusahaan selalu disesuaikan dengan minat

Page 10: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

69

pasar dan kualitas produk selalu diperhatikan dengan sistem quality check yang ketat.

Untuk harga produk, perusahaan memiliki suatu kisaran harga tersendiri yang

mencerminkan segmentasi produk mereka di pasar. Harga yang ditawarkan memiliki

kisaran yang disesuaikan dengan segmen perusahaan yang tidak ingin memasuki

segmen high end , tetapi juga tidak memasuki segmen low end.

Kegiatan pendistribusian produk dilakukan perusahaan dengan seksama, tujuan

utama dari saluran distribusi perusahaan adalah bagaimana untuk bisa mendapatkan

pangsa pasar seluas mungkin, karena alasan itu pulalah perluasan geografis dalam

distribusi dilakukan perusahaan secara gencar. Untuk promosi, perusahaan tampaknya

lebih tertarik untuk mengandalkan promosi below the line dimana pemanfaatan media

iklan untuk sarana promosi tidak terlalu gencar dilakukan perusahaan. Alasan berpromosi

tersebut terkait dengan brand awareness produk perusahaan yang sudah cukup baik,

sehingga berpromosi di media iklan dilakukan hanya seperlunya.

b. Penjualan

Kondisi penjualan PT. Joey Sasmita Lencana dapat dilihat pada Tabel 4.1 Data

penjualan diambil dari periode tahun 2004 dan 2005. Data penjualan disajikan didalam

bentuk penjualan per unit karena alasan kerahasiaan perusahaan. Penjualan untuk

produk dengan merek “ COOL” dan dibagi menjadi empat lini yakni apparel (pakaian),

shoes (sepatu), chaps and hat (penutup kepala), dan other accesories (aksesoris lainnya

seperti tas, ikat pinggang, suspender, kaca mata hitam, ikat kepala , dan lainnya) .

Page 11: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

70

Page 12: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

71

c. Sumber Daya Keuangan

PT. Joey Sasmita Lencana tidak melakukan penjualan saham untuk memperoleh

modal sebagai tambahan dalam melakukan usahanya. Perusahaan merupakan milik

perseorangan yang sebagian besar modalnya dibiayai sendiri oleh pemilik. Untuk

melakukan pengembangan usaha perusahaan mengakui mendapatkan tambahan modal

dengan bekerjasama dengan bank swasta yang ada di Indonesia dalam bentuk pinjaman

kredit. Namun perusahaan mengemukakan bahwa sumber keuangan utamanya berasal

dari pendapatan harian yang didapatkan dari toko ritel milik perusahaan, pendapatan

dari toko dapat mencapai 30% dari total pendapatan perusahaan. Untuk counter yang

berada di departement store, pendapatan dapat diperoleh dengan sistem tempo,

sehingga tidak dapat diambil dan dipergunakan seketika perusahaan membutuhkan

dana.

d. Sumber Daya Manusia

PT. Joey Sasmita Lencana mempekerjakan kurang lebih 1277 karyawan, sejumlah

140 karyawan terdapat di kantor pusat, sedangkan sisanya yang merupakan bagian

penjualan (sales force) tersebar merata baik di counter maupun pada toko milik

perusahaan. Kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang paling dipedulikan oleh

pihak manajemen perusahaan, karena dengan SDM yang berkualitas dan berkompeten,

perusahaan dapat bersaing dan semakin berkembang.

Tabel 4.2 Rincian Karyawan PT. Joey Sasmita Lencana

No. Keterangan Jumlah Karyawan

1 Finance Department 16

2 Sales Department 32

Page 13: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

72

3 Distribution Department 11

4 Accounting 8

5 Sales Adm 10

6 Production Department 20

7 Inventory Department 29

8 Sales Promotion 1137

9 Marketing 11

10 Visual and Layout Department 3

Total 1277

Sumber: PT.Joey Sasmita Lencana

4.4 Tahap Pengumpulan Data

4.4.1 Rekapitulasi Faktor Kekuatan Pada PT.Joey Sasmita Lencana

Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner dengan perusahaan, maka diketahui

faktor-faktor internal dan juga eksternal perusahaan. Berikut ini hasil rekapitulasi faktor

internal perusahaan yang dikategorikan sebagai kekuatan PT.Joey Sasmita Lencana.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Faktor Kekuatan Perusahaan

No. Faktor Kekuatan Perusahaan

1 Jaringan distribusi yang luas

2 Brand Awareness

3 Mempertahankan kualitas produk dan mengembangkan produk secara berkelanjutan

4 Hubungan baik dengan pemasok

5 Tenaga kerja yang berkompetensi di bidangnya

Sumber: PT. Joey Sasmita Lencana

Page 14: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

73

1. Jaringan distribusi yang luas

Distribusi produk ke konsumen dilakukan dengan dua cara, yakni distribusi melalui

toko ritel sendiri dan distribusi melalui jaringan department store yang telah tersedia.

Untuk toko ritel ,saat ini perusahaan telah memiliki tujuh puluh toko yang tersebar di 8

propinsi Indonesia, dan tiga toko terdapat di Malaysia (antara lain di wilayah Johor Baru,

dan Time Square). Untuk department store , perusahaan saat ini telah memiliki 521

counter yang tersebar di beberapa department strore baik dalam maupun luar negeri.

Kerjasama dengan departement store di Indonesia telah dilakukan perusahaan dengan

PT. Matahari Putra Prima Tbk (Matahari), PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk

(Ramayana), PT. Panen Lestari Internusa (SOGO), PT. Metro Retailmart (Metro

Dept.Store), CENTRO Dept.Store, dan lainnya. Kerjasama distribusi juga dilakukan

dengan department store yang berada di luar Indonesia seperti di Singapura dan Filipina.

Distribusi diluar wilayah Indonesia dilakukan sebagai usaha memperluas pasar dan juga

sebagai sarana untuk meningkatkan brand image produk.

Tabel 4.4 Saluran Distribusi Di Indonesia

Area Geografis Counter Toko Ritel Jakarta 219 31 Jawa Barat 62 8 Jawa Tengah 38 5 Jawa Timur 39 13 Bali 28 4 Sumatra 80 9 Kalimantan dan Sulawesi 55

Total 521 70

Sumber: PT Joey Sasmita Lencana

Page 15: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

74

2. Brand awareness

Produk PT. Joey Sasmita Lencana dengan merek “COOL” merupakan produk yang

sudah cukup lama diperkenalkan kepada pasar. Semenjak pertama kali diperkenalkan,

perusahaan telah senantiasa mengadakan program-program promosi seperti iklan di

media cetak, kegiatan sponsorship, serta mengadakan acara-acara yang secara

langsung melibatkan konsumen potensial. Seiring berjalannya waktu dan disertai fokus

perusahaan untuk melayani satu segmen saja, maka konsumen pun pada saat ini sudah

cukup baik mengenal merek “COOL”. Untuk menjaga brand awareness yang ada,

perusahaan selalu mengedapankan mutu produk yang berkualitas serta menjalankan

cara promosi yang tepat. Selain itu perusahaan juga beranggapan bahwa dengan

memasuki pasaran luar negeri, diharapkan merek perusahaan dapat ikut terangkat,

sehingga konsumen yang melihatnya pun akan semakin aware akan merek yang

ditawarkan perusahaan.

3. Mempertahankan kualitas dan mengembangkan produk secara berkelanjutan

Untuk menjaga kepercayaan konsumen akan produk dan agar dapat bersaing di

pasar, perusahaan selalu mengedepankan kualitas dari produk serta melakukan

pengembangan produk secara berkelanjutan. Kualitas produk dijaga dengan cara

memasok produk yang hanya berasal dari para pemasok pilihan, dan produk yang

dihasilkan tersebut haruslah melewati proses quality check yang cukup ketat sebelum

diproses atau dipasarkan. Pengembangan produk dilakukan perusahaan dalam hal

desain, bahan baku , serta teknik berproduksi. Setiap bulannya PT. Joey Sasmita

Lencana memasarkan produk dengan desain yang baru di pasaran, dan produk ini pun

selalu divariasikan dengan bahan dan teknik produksi yang bervariasi.

Page 16: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

75

4. Hubungan baik dengan pemasok

Pemasok merupakan bagian yang terpenting bagi perusahaan, pemasok bagi

perusahaan berupa pemasok untuk bahan baku produksi, serta pemasok untuk produk-

produk yang hendak dilempar ke pasaran. Sekitar 90 % dari total produk yang dihasilkan

perusahaan dihasilkan oleh perusahaan lain, maka tidak mengherankan hubungan baik

dengan para pemasok menjadi hal yang penting bagi perusahaan. Pemasok amat

berperan dalam menentukan kualitas produk yang dihasilkan, serta ketepatan dalam

pengiriman produk ke pasar, dengan membina hubungan baik dengan pemasok,

kualitas produk serta jadwal pengiriman produk dapat terjaga dengan baik. Bagi

perusahaan pemasok merupakan “mitra” jadi semakin kemitraan dengan pemasok

berjalan dengan baik , maka seiring itu pula perusahaan memberikan penghargaan lebih

kepada pemasoknya dengan menambah pesanan, atau mempercepat proses

pembayaran.

5. Tenaga kerja yang berkompetensi di bidangnya

Karyawan yang berkompeten merupakan karyawan yang memiliki pengetahuan serta

keterampilan yang baik, dan tentunya mampu melaksanakan tugas-tugas yang diberikan

perusahaan dengan memuaskan. Untuk mendapatkan karyawan yang berkompeten

maka perusahaan telah memiliki suatu sistem perekrutan dan pelatihan yang baik. Untuk

perekrutan, perusahaan menetapkan standar tinggi bagi calon karyawannya , terutama

menyangkut karyawan bagian penjualan. Karyawan bagian penjualan melalui dua

tahapan seleksi, yakni perekrutan oleh kantor pusat dan screening yang dilakukan oleh

supervisor masing-masing wilayah penjualan (toko).

Untuk karyawan yang menjadi kekuatan penjualan , yakni yang berhadapan

langsung dengan konsumen, perusahaan juga memberikan training secara rutin untuk

meningkatkan produktifitas karyawan. Untuk tenaga penjualan PT. Joey Sasmita Lencana

Page 17: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

76

memberikan pelatihan pada karyawannya 2 kali dalam satu bulan, dan sebagai

tambahan setiap akhir minggu karyawan selalu diberikan arahan untuk selalu bisa

perform dengan baik dan maksimal.

Alasan perusahaan memperhatikan pelatihan bagi karyawannya juga amat terkait

dengan program pemasaran yang dijalankan perusahaan. Sebelum pelatihan diadakan,

seringkali karyawan di lapangan (tenaga penjual) tidak mengetahui program pemasaran

yang sedang berlangsung. Lack of knowledge dari tenaga penjual ini seringkali membuat

program pemasaran tidak berjalan dengan efektif, terlebih ketika sudah berkaitan

dengan konsumen. Dengan adanya pelatihan yang rutin, diharapkan karyawan memiliki

pengetahuan yang cukup mengenai program pemasaran yang diadakan manajemen dan

kemudian karyawan mampu menyampaikan program tersebut kepada konsumen,

sehingga program pemasaran yang dibuat perusahaan dapat mengenai sasaran.

4.4.2 Rekapitulasi Faktor Kelemahan Pada PT. Joey Sasmita Lencana

Berikut ini adalah rekapitulasi faktor internal perusahaan yang dikategorikan sebagai

kelemahan oleh PT. Joey Sasmita Lencana.

Tabel 4.5 Rekapitulasi Faktor Kelemahan Perusahaan

No. Faktor Kelemahan Perusahaan

1 Pengolahan data dengan sistem yang belum terintegrasi

2 Munculnya masalah berulang dalam proses produksi

3 Keterlambatan pengiriman produk

4 Kegiatan promosi yang kurang

5 Kesulitan meluncurkan trend produk baru di pasar

Sumber: PT. Joey Sasmita Lencana

Page 18: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

77

1. Pengolahan data dengan sistem yang belum terintegrasi

Perusahaan memiliki banyak sekali aktifitas dari mulai proses produksi sampai

kepada proses pendistribusian barang, keseluruhan proses tersebut membutuhkan suatu

sistem yang memungkinkan perusahaan untuk bisa mengawasi aktifitasnya secara

keseluruhan. Sistem yang ada saat ini belum terintergrasi, dan ini menyulitkan

pengawasan perusahaan terhadap aktifitas yang mereka lakukan. Misalnya saja saat ini

belum tersedia sistem untuk mencek persediaan yang terintegrasi dengan bagian

produksi dan penjualan, akibatnya aktifitas produksi dan penjualan seringkali terlambat

karena harus menunggu konfirmasi dari bagian persediaan. Begitu pula untuk sistem

yang tersedia di masing-masing outlet yang dimiliki perusahaan, outlet-outlet tersebut

belum dapat diakses secara online oleh kantor pusat, sehingga laporan penjualan harian

tidak dapat langsung diketahui oleh kantor pusat.

Menyadari masalah ini, maka perusahaan saat ini sedang mengembangkan suatu

sistem terintergrasi yang dimulai dari logistic system, transaction processing system,

sampai kepada decission support system. Investasi, itulah yang dikatakan pihak

perusahaan terhadap pengembangan sistem yang sedang mereka garap. Investasi untuk

suatu sistem yang terintegrasi memang tidaklah sedikit, namun dengan sistem tersebut

segala aktifitas perusahaan dapat saling terhubung, dan hal ini kedepannya akan

meningkatkan efektifitas dan efisiensi perusahaan, serta membuat pengambilan

keputusan oleh pihak manajemen menjadi lebih cepat dan tepat.

2. Munculnya masalah berulang dalam proses produksi

Proses produksi dilakukan baik oleh perusahaan dan juga para pemasoknya. Proses

produksi yang berlangsung menyangkut masalah pendesainan produk, pembuatan pola,

pembuatan contoh produksi, pembelian bahan baku, proses produksi, proses packaging,

sampai kepada proses quality check. Dalam proses tersebut seringkali terjadi masalah

Page 19: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

78

yang berulang, dan sampai saat ini belum diketemukan solusi yang tepat untuk

menghindari masalah tersebut.

Masalah yang sering muncul yakni berkaitan dengan keterlambatan proses

pengiriman bahan baku, keterlambatan ini lebih dikarenakan para pemasok yang

seringkali kurang siap menghadapi pemesanan misal tidak tersedianya bahan baku yang

diinginkan sampai keterlambatan dalam hal pengantaran pesanan. Masalah juga kerap

kali muncul dalam proses produksi, masalah yang muncul diakibatkan karena tidak

adanya kesesuaian jadwal pengerjaan di bagian produksi. Ketidaksesuaian jadwal ini

membuat adanya proses produksi yang tertunda, dan mengakibatkan terjadinya

kapasitas yang menganggur.

3. Keterlambatan pengiriman produk

Produk seringkali terlambat untuk dikirim, baik dari pemasok ke gudang perusahaan

dan dari gudang ke outlet-outlet penjualan. Keterlambatan proses pengiriman dari

pemasok ke gudang perusahaan sering dikarenakan adanya ketidaksesuaian produk

yang diinginkan perusahaan dengan produk yang diproduksi oleh pemasok atau bagian

produksi, akibatnya proses produksi harus diperpanjang untuk mengatasi masalah

tersebut. Sistem yang belum terintegrasi membuat persediaan di outlet penjualan harus

dikontrol manual dengan baik, kontrol yang kurang teliti dan estimasi persediaan yang

tidak tepat dapat membuat proses pengiriman mengalami keterlambatan.

Proses penyimpanan produk di gudang yang kurang tertata membuat proses

pengriman memakan waktu lebih lama dan hal ini juga seringkali menjadi penyebab

terjadinya keterlambatan pengiriman. Masalah infrastruktur, terutama masalah seputar

transportasi juga terkadang menjadi permasalahan tersendiri yang mengakibatkan

produk dapat terlambat sampai tujuan.

Page 20: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

79

4. Kegiatan promosi yang kurang

Kegiatan promosi kurang dilakukan perusahaan dengan gencar. Perusahaan

beranggapan brand awareness dari produknya sudah cukup baik di pasaran akibatnya

kegiatan promosi pun hanya sekedarnya dilakukan perusahaan. Untuk iklan, perusahaan

hanya memasang iklan di satu majalah saja yakni pada majalah Femina, namun

perusahaan tetap menyediakan anggaran untuk berpartisipasi dalam acara-acara yang

melibatkan sponsorship atau keikutsertaan perusahaan. Para pesaing yang semakin

gencar melakukan promosi penjualan secara tidak langsung membuat perusahaan saat

ini mulai untuk melakukan promosi penjualan secara lebih aktif, namun hal ini pun masih

dilakukan perusahaan dalam batas yang masih wajar. Mengingat para pesaing yang

semakin gencar berpromosi, maka perusahaan tampaknya akan mempertimbangkan

untuk berpromosi dengan lebih gencar lagi agar pangsa pasar mereka tidak direbut

pesaing.

5. Kesulitan meluncurkan trend produk baru di pasar

Banyak pertimbangan yang harus dilakukan perusahaan sebelum meluncurkan suatu

trend di pasar, dan pertimbangan-pertimbangan inilah yang menjadi kelemahan

perusahaan, pertimbangan yang terlalu lama akan membuka jalan bagi pesaing untuk

terlebih dahulu meluncurkan trend di pasar. Menurut perusahaan tidaklah mudah untuk

meluncurkan trend di pasar Indonesia, konsumen Indonesia merupakan konsumen yang

sulit menyukai trend baru yang tidak berasal dari trend yang sudah terkenal sebelumnya,

akibatnya perusahaan harus selalu melihat produk trendsetter yang sebagian besar

berasal dari luar negeri sebelum mendesain produk-produknya. Adanya ketakutan dari

pihak owner juga menjadi kendala dalam meluncurkan trend baru, owner akan sulit

untuk mendukung pemunculan produk dengan trend baru bila belum terbukti disukai

oleh konsumen.

Page 21: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

80

Desain produk juga harus diperhatikan perusahaan sebelum menciptakan trend,

konsumen Indonesia juga tidak akan membeli produk yang sedang trend apabila

menurut mereka desainnya kurang sesuai. Misalnya sedang digandrungi tokoh kartun

tertentu, perusahaan tidak bisa hanya menampilkan tokoh tersebut dalam produknya

tanpa memperhatikan desain detail dari produk semisal bahan, warna, pola jahitan, dan

lainnya. Jadi selain trend , produk yang dihasilkan juga harus senantiasa dibuat

berdasarkan preferensi konsumen, dan ini merupakan kesulitan dan pertimbangan

tersendiri yang dihadapi perusahaan dalam menciptakan trend di pasar.

4.4.3 Rekapitulasi Faktor Kesempatan Pada PT. Joey Sasmita Lencana

Berikut ini adalah rekapitulasi faktor eksternal perusahaan yang dikategorikan

sebagai kesempatan oleh PT. Joey Sasmita Lencana.

Tabel 4.6 Rekapitulasi Faktor Kesempatan Perusahaan

No. Faktor Kesempatan Perusahaan

1 Pesaing lokal yang jumlahnya masih relatif sedikit.

2 Perluasan pasar.

3 Berkembangnya teknologi dalam industri.

4 Trend fashion yang selalu bergulir.

5 Berkembangnya konsep penjualan baru.

Sumber: PT. Joey Sasmita Lencana

Page 22: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

81

1. Pesaing lokal yang jumlahnya masih relatif sedikit

Kompetitor lokal yang menjadi saingan langsung dari PT.Joey Sasmita Lencana saat

ini masih relatif sedikit dan belum menjadi ancaman serius bagi perusahaan. Kompetitor

lokal merupakan kompetitor yang menurut perusahaan patut untuk dicermati, karena

pemahaman pasar mereka cukup baik dibanding dengan kompetitor luar. Minimnya

produk pesaing lokal membuat perusahaan dapat mudah melakukan ekspansi pasar

terlebih dahulu, sehingga ketika para pemain lokal memasuki pasar, maka produk

perusahaan sudah terlebih dahulu menempati posisi strategis dan hal ini merupakan

kesempatan baik bagi perusahaan.

Para pesaing lokal yang menjadi kompetitor perusahaan antara lain JSP (Bandung),

Donita, Contempo, dan Osella. Kompetitor-kompetitor tersebut tidak semuanya

menggunakan merek lokal, sehingga produk perusahaan lebih memiliki nilai tambah

karena tidak perlu memperhatikan perjanjian lisensi dengan pemegang merek utama

yang membatasi ruang gerak serta pendapatan perusahaan. Merek kompetitor lokal yang

sedkit di pasaran juga merupakan kesempatan baik bagi perusahaan untuk semakin

meningkatkan brand awareness produk “COOL” dengan cara melakukan ekspansi pasar,

sehingga ketika merek-merek baru bermunculan , merek perusahaan akan mendapat

keunggulan tersendiri dibanding merek pesaing.

2. Perluasan pasar

Kesempatan untuk memperluas pasar juga terbuka lebar bagi perusahaan. Perluasan

pasar tersebut dapat dilakukan perusahaan secara geografis , maupun secara

segmentasi. Untuk perluasan secara geografis, otonomi daerah di Indonesia membuka

kesempatan investasi yang cukup besar bagi perusahaan untuk menambah saluran

distribusinya, selain itu adanya Asean Free Trade Agreement juga membuka kesempatan

bagi perusahaan untuk melakukan perluasan pasar di negara-negara Asean. Dengan

Page 23: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

82

adanya AFTA persyaratan investasi atau memasuki pasaran di negara-negara Asean

menjadi lebih mudah dan ini membuka lebar kesempatan perusahaan untuk ekspansi

pasar ke luar negeri. Selain perluasan pasar secara geografis , perusahaan saati ini

sedang mempertimbangkan untuk melakukan perluasan pasar dengan memasuki

segmen pasar baru, diharapkan penambahan segmen ini dapat semakin memperluas

pasar PT. Joey Sasmita Lencana.

3. Berkembangnya teknologi dalam industri

Perkembangan teknologi juga dapat menjadi suatu kesempatan menarik bagi

perusahaan untuk menciptakan keunggulan bersaing dan meningkatkan produktifitas

perusahaan. Teknologi yang berkembang dalam industri garmen yakni hadirnya mesin-

mesin jahit baru, mesin-mesin jahit ini mampu untuk melakukan teknik penjahitan yang

lebih kompleks, dengan adanya mesin ini produk yang dihasilkan perusahaan akan

semakin sulit untuk disaingi karena akan memiliki detail yang sulit ditiru. Selain mesin

jahit, teknologi juga berkembang di bidang pewarnaan bahan. Saat ini teknologi kimia

yang ada mampu menghasilkan warna-warna pakaian yang lebih bervariatif, dengan

teknologi pewarnaan tersebut maka perusahaan dapat terus menghasilkan produk yang

yang menarik bagi pasar.

Selain berkaitan dengan proses produksi, teknologi industri garmen juga

berkembang di bidang desain. Dahulu sebelum hadirnya software untuk mendesain,

desain harus dilakukan secara manual dan ini memakan cukup banyak waktu ketika

hendak melakukan revisi. Dengan adanya teknologi baru maka desain saat ini dapat

dilakukan dengan komputer, sehingga proses desain dapat dilakukan dengan waktu yang

lebih singkat serta desain yang dihasilkan dapat lebih detail dan presisi.

Page 24: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

83

4. Trend fashion yang selalu bergulir

Trend fashion selalu bergulir, dan seakan tidak pernah berhenti. Trend yang selalu

berganti merupakan kesempatan perusahaan untuk secara terus-menerus melakukan

pengembangan dan peluncuran produk baru di pasar. Konsumen akan cenderung

mengikuti trend fashion yang ada, maka daripada itulah hal ini dijadikan kesempatan

bagi perusahaan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan permintaaan

konsumen. Produk yang dihasilkan perusahaan merupakan produk yang mengedepankan

sisi fashion dan bukan hanya sisi fungsional dari produk, untuk itulah trend fashion yang

selalu bergulir ini akan terus menciptakan kesempatan bagi perusahaan untuk men-

delivery produk yang selalu up to date kepada pasar sasaran.

5. Berkembangnya konsep penjualan baru

Konsep penjualan baru di bidang ritel mulai bermunculan, konsep penjualan yang

banyak berasal dari luar negeri, saat ini sudah mulai diterapkan peritel di Indonesia.

Konsep penjualan menyangkut desain toko, layout, lingkungan di dalam toko, sampai

kepada pelayanan yang diberikan kepada konsumen, kesemuaannya itu merupakan hal-

hal yang dapat menciptakan pengalaman berbelanja yang menarik bagi konsumen.

Dengan mengadopsi konsep penjualan baru ini perusahaan dapat berkesempatan untuk

meningkatkan kepuasan konsumennya dan tentunya dapat “memancing” konsumen

potensial untuk melakukan transaksi di counter maupun toko perusahaan.

Saat ini perusahaan masih mengandalkan konsep penjualan yang lama, perusahaan

hanya mengadakan perubahan dalam hal desain toko dan bukan dalam hal lingkungan

toko dan pengalaman berbelanja. Konsep penjualan yang baru misalnya konsep butik

dimana layout toko diatur senyaman mungkin, tata letak produk diatur dengan cara yang

variatif, adanya pencahayaan yang menciptakan suasana tertentu, dihadirkannya musik

yang menciptakan feel tertentu, pelayanan yang lebih personal, sampai kepada

Page 25: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

84

penghadiran proses pembayaran yang lebih cepat ( kasir yang dilengkapi scanner), dan

memberikan bungkus belanjaan yang menarik. Selain konsep butik, konsep lainnya

adalah konsep yang memadukan butik dengan one stop shooping dimana dalam toko

tersebut mengedepankan kenyamanan dalam butik, namun menghadirkan produk yang

memungkinkan konsumen mendapatkan barang kebutuhannya tanpa harus berganti

toko.

4.4.4 Rekapitulasi Faktor Ancaman Pada PT. Joey Sasmita Lencana

Berikut ini adalah rekapitulasi faktor eksternal perusahaan yang dikategorikan

sebagai ancaman oleh PT. Joey Sasmita Lencana.

Tabel 4.7 Rekapitulasi Faktor Ancaman Perusahaan

No. Faktor Ancaman Perusahaan

1 Hadirnya pesaing baru.

2 Persaingan promosi yang kurang sehat.

3 Kebijakan pemerintah yang kurang mendukung perkembangan industri.

4 Selektifitas konsumen terhadap produk sejenis tinggi.

5 Daya beli masyarakat Indonesia yang fluktuatif.

Sumber: PT. Joey Sasmita Lencana

1. Hadirnya pesaing baru

Masuknya para pemain baru di bisnis yang sama dapat menjadi suatu bentuk

ancaman tersendiri bagi PT. Joey Sasmita Lencana. Umumnya para pesaing yang muncul

merupakan perusahaan-perusahaan dengan merek asing, ada beberapa merek baru

yang berencana akan segera memasuki pasar Indonesia dan mengincar pasar yang sama

Page 26: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

85

dengan perusahaan, beberapa merek tersebut antara lain GAP, Pumpkin, dan POLO.

Masuknya para pesaing baru di pasar, membuat perusahaan harus memiliki strategi yang

khusus untuk melindungi pangsa pasarnya dan mempertahankan posisi yang dimiliki

perusahaan saat ini. Bila perusahaan tidak mencermati dan persaingan yang ada , maka

bukannya tidak mungkin posisi perusahaan atau pangsa pasar perusahaan dapat

dikalahkan dan diambil alih oleh pesaing baru.

2. Persaingan promosi yang kurang sehat

Saat ini perusahaan sedang menghadapi ancaman, yakni ancaman yang berasal dari

strategi promosi para pesaing yang kurang sehat. Saat ini dapat kita lihat bersama

bagaimana produk-produk khususnya untuk produk ritel, dimana banyak sekali peritel

yang menawarkan produknya dengan potongan harga atau discount yang besar-

besaran, dan hampir tidak pernah kita lihat peritel yang menjual produknya tanpa embel-

embel discount. Mau tidak mau ini menjadi ancaman serius bagi produk perusahaan,

karena tidak sedikit pula konsumen yang tertarik dengan program promosi pesaing dan

beralih membeli produk pesaing. Untuk menghadapi pesaing , perusahaan juga dengan

terpaksa melakukan strategi yang sama, namun muncul suatu kekhawatiran bahwa

dengan promosi yang demikian kepercayaan konsumen terhapat produk perusahaan

dapat menurun dan bukan tidak mungkin konsumen tidak akan membeli produk

perusahaan jika tidak terdapat potongan harga.

3. Kebijakan pemerintah yang kurang mendukung perkembangan industri

Kebijakan pemerintah Indonesia saat ini dirasakan perusahaan kurang mendukung

berkembangnya industri. Salah satu kebijakan yang dianggap kurang mendukung

perusahaan ialah mengenai Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan, undang-undang ini dianggap kurang membela kepentingan

Page 27: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

86

perusahaan dan bahkan memberatkan perusahaan, padahal perusahaan saat ini harus

menghadapi 1277 tenaga kerja-nya.

Untuk industri ritel produk garmen dan aksesoris secara kesluruhan pemerintah juga

tampaknya tidak menunjukkan usaha serius untuk membantu industri ini untuk bisa

berkembang dan bersaing dengan industri sejenis dari negara lain. Para pelaku ritel di

Indonesia mengemukakan bahwa persaingan bisnis ritel di Indonesia makin

mengkhawatirkan, sedangkan pemerintah tidak kunjung merampungkan regulasi

perdagangan ritel (KOMPAS, Kamis, 9 November 2006, p21).

4. Selektifitas konsumen terhadap produk sejenis tinggi

Konsumen saat ini semakin selektif dalam hal pembelian produk, terlebih karena

produk yang ditawarkan perusahaan merupakan produk belanja. Selain trend, konsumen

saat ini sangat memperhatikan detail dari produk, termasuk daripada kualitas bahan

baku yang dipergunakan produk tersebut. Konsumen saat ini seringkali membandingkan

produk yang hendak merek beli dengan produk yang ditawarkan pesaing, hal ini muncul

karena didukung oleh munculnya banyak tempat perbelanjaan baru, yang

memungkinkan konsumen mencari informasi sebelum membeli suatu produk.

Hal ini akan menjadi ancaman bagi perusahaan bila perusahaan tidak mencermai

produk yang dihasilkan baik dari sisi desain maupun kualitas produk, selain itu faktor

lainnya seperti proses penjualan juga turut mempengaruhi selektifitas konsumen dalam

melakukan pembelian. Produk yang disertai dengan pelayanan yang baik dan situasi

belanja yang menarik , membuat tingkat preferansi konsumen terhadap produk semakin

tinggi. Produk pesaing juga menjadi hal selalu diamati perusahaan baik itu dari sisi

desain, kualitas produk, layanan, sampai harga dari produk pesaing. Riset pemasaran

untuk mengetahui keinginan konsumen juga dilakukan perusahaan agar produk

perusahaan tetap menjadi pilihan bagi konsumen.

Page 28: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

87

5. Daya beli masyarakat Indonesia yang fluktuatif

Segmen ekonomi yang dimasuki perusahaan dan dijadikan sebagai patokan

penetapan harga adalah segmen menengah keatas, hal ini membuat harga yang

ditawarkan perusahaan tidak low end maupun tidak high end. Dengan penetapan harga

yang demikian maka konsumen produk “COOL” tidak selamanya merupakan masyarakat

dengan tingkat ekonomi menengah keatas, karena perusahaan mengakui banyak juga

konsumennya yang merupakan golongan ekonomi menengah. Bervariasinya konsumen

produk perusahaan, membuat daya beli masyarakat Indonesia secara keseluruhan

menjadi hal yang amat diperhatikan perusahaan. Daya beli masyarakat yang fluktuatif

akan menjadi ancaman bagi pertumbuhan tingkat penjualan perusahaan. Saat ini daya

beli masyarakat Indonesia melemah, melemahnya daya beli ini dikarenakan kenaikkan

Bahan Bakar Minyak pada bulan Oktober tahun 2005 lalu. Kenaikkan harga BBM

membuat segala macam barang pemenuhan keutuhan ikut menanjak, dan ini membuat

masyarakat lebih memprioritaskan pembelian barang-barang kebutuhan utama terlebih

dahulu.

4.4.5 Hasil Kuisioner Pembobotan Faktor Internal dan Eksternal PT. Joey

Sasmita Lencana

Setelah melakukan rekapitulasi faktor internal dan eksternal perusahaan, maka

langkah selanjutnya adalah memberikan bobot terhadap faktor-faktor tersebut.

Pembobotan dilakukan perusahaan dengan mengisi kuisioner, kuisioner ini bertujuan

untuk mengetahui tingkat preferensi perusahaan terhadap faktor-faktor internal dan juga

eksternal perusahaan. Bobot yang diberikan untuk mengetahui dan mengukur pengaruh

diantara 2 alternatif yang ada. Kuisioner pembobotan dilakukan dan diolah dengan

metode perbandingan berpasangan (pairwise comparison). Berikut hasil kuisioner

pembobotan faktor internal dan eksternal PT. Joey Sasmita Lencana.

Page 29: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

88

Tabel 4.8 Hasil Kuisioner Pembobotan Faktor Internal PT. Joey Sasmita

Lencana

No. Keterangan

Mana yang lebih

berpengaruh ? (a atau b)

Bobot

1 a.Jaringan distribusi yang luas. B 2

b.Brand Awareness.

2 a.Jaringan distribusi yang luas. B 3

b.Mempertahankan kualitas produk dan mengembangkan produk secara berkelanjutan.

3 a.Jaringan distribusi yang luas. B 2

b.Hubungan baik dengan pemasok.

4 a.Jaringan distribusi yang luas. B 3

b.Tenaga kerja yang berkompetensi di bidangnya.

5 a.Jaringan distribusi yang luas. A 2

b.Pengolahan data dengan sistem yang belum terintegrasi.

6 a.Jaringan distribusi yang luas. B 2

b.Munculnya masalah berulang dalam proses produksi.

7 a.Jaringan distribusi yang luas. B 3

b.Keterlambatan pengiriman produk.

8 a.Jaringan distribusi yang luas. A 3

b.Kegiatan Promosi yang kurang.

9 a.Jaringan distribusi yang luas. A 3

b.Kesulitan meluncurkan trend produk baru di pasar.

10 a.Brand Awareness. B 3

Page 30: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

89

b.Mempertahankan kualitas produk dan mengembangkan produk secara berkelanjutan.

11 a.Brand Awareness. A 2

b.Hubungan baik dengan pemasok.

12 a.Brand Awareness. B 3

b.Tenaga kerja yang berkompetensi di bidangnya.

13 a.Brand Awareness. A 3

b.Pengolahan data dengan sistem yang belum terintegrasi.

14 a.Brand Awareness. A 3

b.Munculnya masalah berulang dalam proses produksi.

15 a.Brand Awareness. B 3

b.Keterlambatan pengiriman produk.

16 a.Brand Awareness. A 3

b.Kegiatan Promosi yang kurang.

17 a.Brand Awareness. A 3

b.Kesulitan meluncurkan trend produk baru di pasar.

18 a.Mempertahankan kualitas produk dan mengembangkan produk secara berkelanjutan. A 3

b.Hubungan baik dengan pemasok.

19 a.Mempertahankan kualitas produk dan mengembangkan produk secara berkelanjutan. A 3

b.Tenaga kerja yang berkompetensi di bidangnya.

20 a.Mempertahankan kualitas produk dan mengembangkan produk secara berkelanjutan. A 3

b.Pengolahan data dengan sistem yang belum terintegrasi.

21 a.Mempertahankan kualitas produk dan mengembangkan produk secara berkelanjutan. A 3

Page 31: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

90

b.Munculnya masalah berulang dalam proses produksi.

22 a.Mempertahankan kualitas produk dan mengembangkan produk secara berkelanjutan. A 3

b.Keterlambatan pengiriman produk.

23 a.Mempertahankan kualitas produk dan mengembangkan produk secara berkelanjutan. A 3

b.Kegiatan Promosi yang kurang.

24 a.Mempertahankan kualitas produk dan mengembangkan produk secara berkelanjutan. A 3

b.Kesulitan meluncurkan trend produk baru di pasar.

25 a.Hubungan baik dengan pemasok. B 3

b.Tenaga kerja yang berkompetensi di bidangnya.

26 a.Hubungan baik dengan pemasok. A 3

b.Pengolahan data dengan sistem yang belum terintegrasi.

27 a.Hubungan baik dengan pemasok. B 3

b.Munculnya masalah berulang dalam proses produksi.

28 a.Hubungan baik dengan pemasok. B 3

b.Keterlambatan pengiriman produk.

29 a.Hubungan baik dengan pemasok. A 2

b.Kegiatan Promosi yang kurang.

30 a.Hubungan baik dengan pemasok . B 2

b.Kesulitan meluncurkan trend produk baru di pasar.

31 a.Tenaga kerja yang berkompetensi di bidangnya. A 3

b.Pengolahan data dengan sistem yang belum terintegrasi.

32 a.Tenaga kerja yang berkompetensi di bidangnya. B 3

Page 32: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

91

b.Munculnya masalah berulang dalam proses produksi.

33 a.Tenaga kerja yang berkompetensi di bidangnya. B 3

b.Keterlambatan pengiriman produk.

34 a.Tenaga kerja yang berkompetensi di bidangnya. A 3

b.Kegiatan Promosi yang kurang.

35 a.Tenaga kerja yang berkompetensi di bidangnya. B 2

b.Kesulitan meluncurkan trend produk baru di pasar.

36 a.Pengolahan data dengan sistem yang belum terintegrasi. B 3

b.Munculnya masalah berulang dalam proses produksi.

37 a.Pengolahan data dengan sistem yang belum terintegrasi. B 3

b.Keterlambatan pengiriman produk.

38 a.Pengolahan data dengan sistem yang belum terintegrasi. B 2

b.Kegiatan Promosi yang kurang.

39 a.Pengolahan data dengan sistem yang belum terintegrasi. B 3

b.Kesulitan meluncurkan trend produk baru di pasar

40 a.Munculnya masalah berulang dalam proses produksi. B 3

b.Keterlambatan pengiriman produk.

41 a.Munculnya masalah berulang dalam proses produksi. A 3

b.Kegiatan Promosi yang kurang.

42 a.Munculnya masalah berulang dalam proses produksi. B 3

b.Kesulitan meluncurkan trend produk baru di pasar.

43 a.Keterlambatan pengiriman produk. A 3

Page 33: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

92

b.Kegiatan Promosi yang kurang.

44 a.Keterlambatan pengiriman produk. A 3

b.Kesulitan meluncurkan trend produk baru di pasar.

45 a.Kegiatan Promosi yang kurang. B 3

b.Kesulitan meluncurkan trend produk baru di pasar.

Sumber : PT. Joey Sasmita Lencana

Tabel 4.9 Hasil Kuisioner Pembobotan Faktor Eksternal PT. Joey Sasmita Lencana

No. Keterangan

Mana yang lebih

berpengaruh ? (a atau b)

Bobot

1 a.Pesaing lokal yang jumlahnya masih relatif sedikit. B 3

b.Perluasan pasar.

2 a.Pesaing lokal yang jumlahnya masih relatif sedikit. A 2

b.Berkembangnya teknologi dalam industri.

3 a.Pesaing lokal yang jumlahnya masih relatif sedikit. B 3

b.Trend fashion yang selalu bergulir.

4 a.Pesaing lokal yang jumlahnya masih relatif sedikit. B 2

b.Berkembangnya konsep penjualan baru.

5 a.Pesaing lokal yang jumlahnya masih relatif sedikit. B 3

b.Hadirnya pesaing baru.

6 a.Pesaing lokal yang jumlahnya masih relatif sedikit. B 3

b.Persaingan promosi yang kurang sehat.

7 a.Pesaing lokal yang jumlahnya masih relatif sedikit. B 2

Page 34: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

93

b.Kebijakan pemerintah yang kurang mendukung perkembangan industri.

8 a.Pesaing lokal yang jumlahnya masih relatif sedikit. B 1

b.Selektifitas konsumen terhadap produk sejenis tinggi.

9 a.Pesaing lokal yang jumlahnya masih relatif sedikit. B 3

b.Daya beli masyarakat yang fluktuatif.

10 a.Perluasan pasar. A 1

b.Berkembangnya teknologi dalam industri.

11 a.Perluasan pasar. B 2

b.Trend fashion yang selalu bergulir.

12 a.Perluasan pasar. B 2

b.Berkembangnya konsep penjualan baru.

13 a.Perluasan pasar. B 3

b.Hadirnya pesaing baru.

14 a.Perluasan pasar. B 3

b.Persaingan promosi yang kurang sehat.

15 a.Perluasan pasar. B 3

b.Kebijakan pemerintah yang kurang mendukung perkembangan industri.

16 a.Perluasan pasar. B 2

b.Selektifitas konsumen terhadap produk sejenis tinggi.

17 a.Perluasan pasar. B 3

b.Daya beli masyarakat yang fluktuatif.

18 a.Berkembangnya teknologi dalam industri. B 2

b.Trend fashion yang selalu bergulir.

Page 35: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

94

19 a.Berkembangnya teknologi dalam industri. A 1

b.Berkembangnya konsep penjualan baru.

20 a.Berkembangnya teknologi dalam industri. B 3

b.Hadirnya pesaing baru.

21 a.Berkembangnya teknologi dalam industri. B 3

b.Persaingan promosi yang kurang sehat.

22 a.Berkembangnya teknologi dalam industri. B 3

b.Kebijakan pemerintah yang kurang mendukung perkembangan industri.

23 a.Berkembangnya teknologi dalam industri. B 2

b.Selektifitas konsumen terhadap produk sejenis tinggi.

24 a.Berkembangnya teknologi dalam industri. B 3

b.Daya beli masyarakat yang fluktuatif.

25 a.Trend fashion yang selalu bergulir. A 2

b.Berkembangnya konsep penjualan baru.

26 a.Trend fashion yang selalu bergulir. B 3

b.Hadirnya pesaing baru.

27 a.Trend fashion yang selalu bergulir. B 3

b.Persaingan promosi yang kurang sehat.

28 a.Trend fashion yang selalu bergulir. B 3

b.Kebijakan pemerintah yang kurang mendukung perkembangan industri.

29 a.Trend fashion yang selalu bergulir. A 2

b.Selektifitas konsumen terhadap produk sejenis tinggi.

30 a.Trend fashion yang selalu bergulir. B 3

Page 36: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

95

b.Daya beli masyarakat yang fluktuatif.

31 a.Berkembangnya konsep penjualan baru. B 3

b.Hadirnya pesaing baru.

32 a.Berkembangnya konsep penjualan baru. B 3

b.Persaingan promosi yang kurang sehat.

33 a.Berkembangnya konsep penjualan baru. B 3

b.Kebijakan pemerintah yang kurang mendukung perkembangan industri.

34 a.Berkembangnya konsep penjualan baru. B 2

b.Selektifitas konsumen terhadap produk sejenis tinggi.

35 a.Berkembangnya konsep penjualan baru. B 3

b.Daya beli masyarakat yang fluktuatif.

36 a.Hadirnya pesaing baru. B 3

b.Persaingan promosi yang kurang sehat.

37 a.Hadirnya pesaing baru. A 3

b.Kebijakan pemerintah yang kurang mendukung perkembangan industri.

38 a.Hadirnya pesaing baru. A 3

b.Selektifitas konsumen terhadap produk sejenis tinggi.

39 a.Hadirnya pesaing baru. B 3

b.Daya beli masyarakat yang fluktuatif.

40 a.Persaingan promosi yang kurang sehat. A 3

b.Kebijakan pemerintah yang kurang mendukung perkembangan industri.

41 a.Persaingan promosi yang kurang sehat. A 3

b.Selektifitas konsumen terhadap produk sejenis tinggi.

Page 37: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

96

42 a.Persaingan promosi yang kurang sehat. B 3

b.Daya beli masyarakat yang fluktuatif.

43 a.Kebijakan pemerintah yang kurang mendukung perkembangan industri. A 2

b.Selektifitas konsumen terhadap produk sejenis tinggi.

44 a.Kebijakan pemerintah yang kurang mendukung perkembangan industri. B 3

b.Daya beli masyarakat yang fluktuatif.

45 a.Selektifitas konsumen terhadap produk sejenis tinggi. B 3

b.Daya beli masyarakat yang fluktuatif.

Sumber : PT. Joey Sasmita Lencana

4.4.6 Hasil Penilaian Skor Faktor Internal dan Eksternal PT.Joey Sasmita Lencana

Setelah mendapatkan hasil kuisioner pembobotan faktor internal dan eksternal

perusahaan, maka selanjutnya meminta pihak manajemen perusahaan untuk mengisi

kuisioner penilaian skor faktor internal dan eksternal . berikut disajikan hasil kuisioner

penilaian skor faktor internal dan eksternal PT. Joey Sasmita Lencana.

Page 38: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

97

Tabel 4.10 Hasil Kuisioner Penilaian Skor Faktor Internal PT. Joey Sasmita Lencana

No. Faktor Internal Perusahaan Skor

1 Jaringan distribusi yang luas 4

2 Brand Awareness 4

3 Mempertahankan kualitas produk dan mengembangkan produk secara berkelanjutan 4

4 Hubungan baik dengan pemasok 3

5 Tenaga kerja yang berkompetensi di bidangnya 4

6 Pengolahan data dengan sistem yang belum terintegrasi 2

7 Munculnya masalah berulang dalam proses produksi 2

8 Keterlambatan pengiriman produk 1

9 Kegiatan promosi yang kurang 2

10 Kesulitan meluncurkan trend produk baru di pasar 2

Sumber: PT. Joey Sasmita Lencana

Page 39: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

98

Tabel 4.11 Hasil Kuisioner Penilaian Skor Faktor Eksternal PT. Joey Sasmita

Lencana

No. Faktor Eksternal Skor

1 Pesaing lokal yang jumlahnya masih relatif sedikit. 4

2 Perluasan pasar. 4

3 Berkembangnya teknologi dalam industri. 3

4 Trend fashion yang selalu bergulir. 4

5 Berkembangnya konsep penjualan baru. 3

6 Hadirnya pesaing baru. 1

7 Persaingan promosi yang kurang sehat. 1

8 Kebijakan pemerintah yang kurang mendukung perkembangan industri. 1

9 Selektifitas konsumen terhadap produk sejenis tinggi. 2

10 Daya beli masyarakat yang fluktuatif. 1

Sumber: PT. Joey Sasmita Lencana 4.4.7 Penentuan Bobot Faktor Internal dan Eksternal dengan Perbandingan

Berpasangan

Setelah hasil kuisioner pembobotan faktor internal dan ekaternal didapatkan, maka

selanjutnya hasil tersebut diolah dengan menggunakan cara perbandingan berpasangan

(Lampiran 1) sehingga bobot untuk masing-masing faktor diketahui. Langkah selanjutnya

dilakukan tahap normalisasi, dari langkah ini didapat bobot akhir yang dapat

dipergunakan dalam matriks IFAS dan EFAS.

Page 40: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

99

Page 41: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

100

Page 42: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

101

Page 43: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

102

Page 44: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

103

4.4.8 Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Strategy)

Dalam matriks IFAS dipergunakan data-data yang diperoleh dari hasil normalisasi

pembobotan faktor internal (Tabel 4.13) dan hasil kuisioner penilaian skor faktor internal

(Tabel 4.10) PT.Joey Sasmita Lencana.

Tabel 4.16 Matriks IFAS PT Joey Sasmita Lencana

Faktor Internal B S B*S

S-1 Jaringan distribusi yang luas 0.07 4 0.28

S-2 Brand Awareness 0.11 4 0.44

S-3 Mempertahankan kualitas produk dan mengembangkan produk secara berkelanjutan 0.22 4 0.88

S-4 Hubungan baik dengan pemasok 0.06 3 0.18

S-5 Tenaga kerja yang berkompetensi di bidangnya 0.11 4 0.43

W-1 Pengolahan data dengan sistem yang belum terintegrasi 0.03 2 0.06

W-2 Munculnya masalah berulang dalam proses produksi 0.1 2 0.2

W-3 Keterlambatan pengiriman produk 0.17 1 0.17

W-4 Kegiatan promosi yang kurang 0.04 2 0.08

W-5 Kesulitan meluncurkan trend produk baru di pasar 0.09 2 0.19

Total 1 2.91

Sumber: PT. Joey Sasmita Lencana

Page 45: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

104

4.4.9 Matriks EFAS (Eksternal Factor Analysis Strategy)

Dalam matriks EFAS dipergunakan data-data yang diperoleh dari hasil normalisasi

pembobotan faktor eksternal (Tabel 4.15) dan hasil kuisioner penilaian skor faktor

eksternal (Tabel 4.11) PT.Joey Sasmita Lencana.

Tabel 4.17 Matriks EFAS PT Joey Sasmita Lencana

Faktor Eksternal B S B*S

O-1 Pesaing lokal yang jumlahnya masih relatif sedikit. 0.05 4 0.19

O-2 Perluasan pasar. 0.05 4 0.2

O-3 Berkembangnya teknologi dalam industri. 0.04 3 0.13

O-4 Trend fashion yang selalu bergulir. 0.08 4 0.32

O-5 Berkembangnya konsep penjualan baru. 0.05 3 0.16

T-1 Hadirnya pesaing baru. 0.14 1 0.14

T-2 Persaingan promosi yang kurang sehat. 0.18 1 0.18

T-3 Kebijakan pemerintah yang kurang mendukung perkembangan industri. 0.11 1 0.11

T-4 Selektifitas konsumen terhadap produk sejenis tinggi. 0.06 2 0.13

T-5 Daya beli masyarakat yang fluktuatif. 0.23 1 0.23

Total 1 1.79

Sumber: PT. Joey Sasmita Lencana

Page 46: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

105

4.5 Tahap Analisis

Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, maka selanjutnya dilakukan tahap

analisis, pada tahap analisis ini dipergunakan 4 alat analisis yakni : Diagram SWOT,

Matriks SWOT, Matriks Internal Eksternal, dan Matriks Grand Strategy.

4.5.1 Diagram SWOT

Faktor Internal B S B*S

S-1 Jaringan distribusi yang luas 0.07 4 0.28

S-2 Brand Awareness 0.11 4 0.44

S-3 Mempertahankan kualitas produk dan mengembangkan produk secara berkelanjutan 0.22 4 0.88

S-4 Hubungan baik dengan pemasok 0.06 3 0.18

S-5 Tenaga kerja yang berkompetensi di bidangnya 0.11 4 0.43

Total 2.22

Faktor Internal B S B*S

W-1 Pengolahan data dengan sistem yang belum terintegrasi 0.03 2 0.06

W-2 Munculnya masalah berulang dalam proses produksi 0.1 2 0.2

W-3 Keterlambatan pengiriman produk 0.17 1 0.17

W-4 Kegiatan promosi yang kurang 0.04 2 0.08

W-5 Kesulitan meluncurkan trend produk baru di pasar 0.09 2 0.19

Total 0.69

Page 47: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

106

Total B*S untuk faktor internal kekuatan (S) adalah 2,2 dan untuk kelemahan (W)

adalah 0,69. Selisih total untuk keduanya adalah : 2,2 – 0,69 = 1,53 , hal ini menyatakan

bahwa perusahaan memiliki faktor kekuatan yang lebih besar dibandingkan faktor

kelemahan yakni sebesar 1,53.

Faktor Eksternal B S B*S

O-1 Pesaing lokal yang jumlahnya masih relatif sedikit. 0.05 4 0.19

O-2 Perluasan pasar. 0.05 4 0.2

O-3 Berkembangnya teknologi dalam industri. 0.04 3 0.13

O-4 Trend fashion yang selalu bergulir. 0.08 4 0.32

O-5 Berkembangnya konsep penjualan baru. 0.05 3 0.16

Total 1

Faktor Eksternal B S B*S T-1 Hadirnya pesaing baru. 0.14 1 0.14

T-2 Persaingan promosi yang kurang sehat. 0.18 1 0.18

T-3 Kebijakan pemerintah yang kurang mendukung perkembangan industri. 0.11 1 0.11

T-4 Selektifitas konsumen terhadap produk sejenis tinggi. 0.06 2 0.13

T-5 Daya beli masyarakat yang fluktuatif. 0.23 1 0.23

Total 0.79

Total B*S untuk faktor eksternal kesempatan (O) adalah 1 dan untuk ancaman (T)

adalah 0,79. Selisih total untuk keduanya adalah : 1- 0,79 = 0,21 , hal ini menyatakan

Page 48: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

107

bahwa perusahaan memiliki faktor kesempatan yang lebih besar dibandingkan faktor

ancaman yakni sebesar 0,21.

Gambar 4.3 Diagram SWOT PT. Joey Sasmita Lencana

Sumber: PT. Joey Sasmita Lencana

Dari Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa PT. Joey Sasmita Lencana berada pada posisi

kuadran pertama dalam diagram SWOT. Posisi tersebut menandakan bahwa dalam

beroperasi, perusahaan memiliki cukup banyak faktor peluang dan juga faktor kekuatan.

Untuk itu amatlah tepat bagi perusahaan untuk menggunakan strategi pemasaran yang

agresif dalam melakukan usahanya.

Page 49: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

108

4.5.2 Matriks SWOT

IFAS STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W)

S-1 Jaringan distribusi yang luas W-1 Pengolahan data dengan sistem yang belum terintegrasi

S-2 Brand Awareness W-2 Munculnya masalah beru-lang dalam proses produksi

S-3 Mempertahankan kualitas produk dan mengembangkan produk secara berkelanjutan

W-3 Keterlambatan pengiriman produk

S-4 Hubungan baik dengan pemasok W-4 Kegiatan promosi yang kurang

EFAS S-5 Tenaga kerja yang ber-kompetensi di bidangnya W-5 Kesulitan meluncurkan trend

produk baru di pasar

OPPORTUNITIES (O) STRATEGI SO STRATEGI WO

O-1 Pesaing lokal yang jumlahnya masih relatif sedikit.

Menambah saluran distribusi baik di Indonesia dan diluar Indonesia.

O-2 Perluasan pasar. Masuki segmen pasar baru dengan mempergunakan merek yang ada.

Mempergunakan teknologi sistem informasi yang terintergrasi , sehingga mempermudah proses produksi, distribusi, dan pengawasan.

O-3 Berkembangnya teknologi dalam industri.

Menerapkan konsep baru dalam penjualan dengan mengedepankan kualitas pelayanan.

Tingkatkan kegiatan promosi pada upaya peningkatan penjualan.

O-4 Trend fashion yang selalu bergulir.

O-5 Berkembangnya konsep penjualan baru.

Melakukan inovasi produk dengan menggunakan teknologi yang ada, seperti penggunaan mesin, bahan, dan teknik baru berproduksi.

Menjadi trend setter dalam industri, dan bukan hanya menjadi follower.

TREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT

T-1 Hadirnya pesaing baru. Perkuat saluran distribusi yang ada dengan meningkatkan penjualan dan kegiatan promosi.

Tingkatkan koordinasi antar bidang dalam perusahaan dan lakukan evaluasi secara berkala.

T-2 Persaingan promosi yang kurang sehat.

T-3 Kebijakan pemerintah yang kurang mendukung perkembangan industri.

Tidak mempergunakan promosi penjualan yang berlebihan, sehingga berpengaruh pada image dan kualitas produk.

Cari mitra yang berkualitas dalam memproduksi produk.

T-4 Selektifitas konsumen terhadap produk sejenis tinggi.

Lakukan efisiensi dengan tetap memperhatikan kualitas produk.

T-5 Daya beli masyarakat yang fluktuatif.

Dukung penuh kegiatan yang dilakukan para pemasok.

Tingkatkan kegiatan riset pasar sebelum menghasilkan produk atau trend baru.

Gambar 4.4 Matriks SWOT PT. Joey Sasmita Lencana

Sumber: PT. Joey Sasmita Lencana

Page 50: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

109

4.5.3 Matriks Internal Eksternal

Gambar 4.5 Matriks Internal Eksternal PT. Joey Sasmita Lencana

Sumber: PT. Joey Sasmita Lencana

Berdasarkan hasil dari perhitungan dapat diketahui bahwa nilai IFAS PT. Joey

Sasmita Lencana adalah 2,91 (tabel 4.16) , dan nilai matriks EFAS nya adalah 1,79 (tabel

4.17). untuk itu, dalam matriks internal dan eksternal perusahaan menempati sel 8 yakni

sel pertumbuhan. Daya tarik pada industri rendah dan kekuatan yang dimiliki perusahaan

masih pada tingkat rata-rata, untuk itu teori yang ada menyarankan untuk melakukan

diversifikasi konglomerat. Namun melihat kondisi perusahaan, tampaknya strategi

tersebut tidak perlu dilakukan oleh perusahaan, memang daya tarik industri rendah

namun perusahaan pada kenyataan memiliki posisi bersaing yang amat baik sehingga

pertumbuhan dapat tetap dirasakan perusahaan.

Page 51: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

110

4.5.4 Matriks Grand Strategy

Gambar 4.6 Matriks Grand Strategy

Sumber: PT. Joey Sasmita Lencana

Telah diketahui sebelumnya bahwa nilai IFAS perusahaan adalah 2,91 (tabel 4.16) ,

dan nilai matriks EFAS adalah 1,79 (tabel 4.17). Dengan nilai IFAS dan EFAS yang

demikian, maka PT. Joey Sasmita Lencana menempati kuadran ke empat dalam matriks

Grand Strategy. Kuadran ke empat mencerminkan posisi bersaing perusahaan yang kuat,

namun memiliki pertumbuhan pasar yang lambat. Untuk itu pada kuadran ini perusahaan

dapat mempergunakan beberapa strategi yang ada , seperti : diversifikasi konsentris,

Page 52: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

111

diversifikasi konglomerat, diversifikasi horisontal atau usaha patungan. Diversifikasi

konsentris dilakukan dengan menambah produk yang melengkapi produk yang telah

diproduksi perusahaan sebelumnya, sedangkan diversifikasi horisontal dilakukan dengan

menciptakan produk yang berbeda namun tetap mengarah kepada pasar yang dimiliki

perusahaan.

Strategi diversifikasi konglomerat dilakukan perusahaan dengan memasuki bidang

bisnis baru yang sama sekali tidak terkait dengan bisnis yang lama. Dan usaha patungan

dapat dilakukan dengan menjalin usaha bersama dengan perusahaan lain untuk

menyokong aktifitas perusahaan atau untuk membentuk suatu bisnis baru. Namun

mengingat kondisi perusahaan yang baik dan potensi pertumbuhan pasar yang masih

besar, strategi diversifikasi horisontal, konglomerat dan usaha patungan tidak perlu

dilakukan perusahaan saat-saat ini.

4.6 Tahap Pengambilan Keputusan

4.6.1 Pertimbangan Pemilihan Strategi

Setelah melakukan tahap analisis data, maka langkah selanjutnya adalah

menentukan strategi-strategi manakah dapat dipergunakan perusahaan. Dari tahap

analisis telah didapatkan beberapa strategi berdasar pada faktor internal dan eksternal

perusahaan, untuk mendapatkan strategi yang tepat bagi perusahaan maka langkah

pertimbangan terhadap masing-masing strategi dilakukan.

Strategi yang muncul atas dasar pertimbangan diagram SWOT adalah strategi yang

mendukung pemasaran yang dilakukan dengan cara yang agresif (strategi intensif,

integrasi, dan diversifikasi konsentrik) , dan strategi-strateginya dapat dilihat pada

matriks SWOT yang menunjukkan kondisi perusahaan sesuai dengan strategi SO.

Strategi SO merupakan strategi yang memanfaatkan kekuatan perusahaan untuk meraih

Page 53: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

112

kesempatan yang ada. Strategi SO yang dapat dilakukan perusahaan antara lain adalah

strategi perluasan pasar, strategi penetrasi pasar, pengembangan produk, dan strategi

integrasi kedepan. Strategi-strategi SO tersebut dapat digunakan perusahaan untuk

meraih kesempatan yang ada, terutama untuk meraih kesempatan dalam hal

peningkatan penjualan dan mendapat posisi bersaing yang menguntungkan.

Dalam matriks internal eksternal, posisi perusahaan adalah pada sel 8

(pertumbuhan). Sel 8 mengindikasikan kekuatan perusahaan yang rata-rata dan daya

tarik industri yang kecil, keadaan yang demikian perusahaan disarankan untuk

melakukan strategi diversifikasi konglomerat. Diversifikasi konglomerat merupakan

strategi menambah produk atau jasa baru, yang tidak terkait, untuk para pelanggan

baru. Namun dengan pertimbangan posisi bersaing perusahaan yang baik di pasar dan

terus berkembangnya pasar perusahaan, maka strategi ini tampaknya akan menjadi

strategi yang kurang tepat untuk bisa diterapkan perusahaan. Dengan kondisi

perusahaan saat ini tampaknya perusahaan harus tetap fokus pada produk yang mereka

tawarkan saat ini, dan lagipula perusahaan belum memiliki sumber daya yang berlebih

untuk melakukan strategi diversifikasi konglomerat tersebut.

Terakhir, melalui matriks grand strategy perusahaan mendapat pilihan strategi

antara strategi diversifikasi dan usaha patungan. Pada matriks grand strategy

perusahaan menempati posisi pada kuadran ke empat, dimana kondisi bersaing

perusahaan baik dan pertumbuhan pasar lambat.

Setelah mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas maka peneliti dapat menentukan

alternatif strategi yang ada, ini nantinya akan mempermudah dalam hal penentuan

strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan. Berikut adalah alternatif strategi yang

ada.

Page 54: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

113

Tabel 4.18 Pemilihan Strategi

No. Alternatif Strategi Keterangan 1 Perluasan pasar Penting untuk dilakukan dan menjadi fokus bagi aktifitas pemasaran. 2 Penetrasi pasar Dilakukan seiring dengan perluasan pasar.

3 Pengembangan produk Harus dilakukan sejalan dengan strategi lainnya untuk mempertahankan kualitas dan komitmen akan inovasi.

4 Integrasi ke depan Untuk memudahkan perusahaan melakukan kontrol terhadap saluran distribusi dan mempermudah pelaksanaan kegiatan promosi.

5 Integrasi ke belakang Untuk menekan biaya produksi dan memperlancar proses produksi.

6 Integrasi horisontal Dilakukan perusahaan ketika perusahaan telah memiliki kekuatan cukup besar untuk mempengaruhi pesaingnya.

7 Diversifikasi konsentrik Dilakukan perusahaan sejalan untuk meningkatkan penjualan dan variasi produk.

8 Diversifikasi horisontal Bisa dilakukan ketika pasar sasaran sudah mulai jenuh.

9 Diversifikasi konglomerat Tampaknya tidak perlu dilakukan perusahaan saat ini, karena mengingat posisi perusahaan di pasar yang baik.

10 Usaha Patungan Untuk memperluas usaha mungkin dapat menjadi pertimbangan, terutama dalam hal penambahan modal.

Sumber : Peneliti

4.6.2 Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif

Setelah melakukan pemilihan strategi-strategi yang kiranya dapat dipergunakan oleh

perusahaan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis untuk mengetahui nilai

daya tarik dari masing-masing strategi yang ada. Teknik analisis yang dapat

dipergunakan adalah dengan Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM). Nilai

daya tarik ditentukan berdasarkan pertimbangan terhadap terhadap faktor-faktor internal

dan eksternal PT. Joey Sasmita Lencana dan selain itu, hasil pembobotan faktor internal

dan eksternal yang telah dilakukan normalisasi juga menjadi pertimbangan sendiri dalam

teknik analisis ini.

Dalam QSPM, alternatif - alternatif strategi yang ada kemudian dibandingkan dengan

faktor internal dan eksternal perusahaan. Setelah melakukan perbandingan maka peneliti

Page 55: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

114

dapat menentukan nilai daya tarik dari masing-masing strategi. Semakin menarik sebuah

strategi ditandai dengan nilai daya tarik yang semakin tinggi pula. Adapun alternatif

strategi yang dioleh dalam teknik QSPM merupakan strategi-strategi yang dihasilkan dari

tahap analisis yang telah dilakukan sebelumnya, dan strategi-strategi tersebut dapat

dilihat pada Tabel 4.18. Berikut ini adalah hasil pengolahan dengan Matriks Perencanaan

Strategis Kuantitatif .

Page 56: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

115

Page 57: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

116

Page 58: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

117

Tabel 4.21

Hasil Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif PT. Joey Sasmita Lencana

Alternatif Strategi

Perluasan pasar

Penetrasi pasar

Pengembangan produk

Integrasi ke depan

Integrasi ke

belakang

Integrasi horisontal

Diversifikasi konsentrik

Diversifikasi konglomerat

Diversivikasi Horisontal

Usaha Patungan

TNDT TNDT TNDT TNDT TNDT TNDT TNDT TNDT TNDT TNDT Matriks

Perencanaan Strategis Kualitatif

faktor internal

2.96 2.52 2.91 2.52 2.81 2.19 2.7 1.74 1.74 1.61

Matriks Perencanaan

Strategis Kualitatif

faktor eksternal

3.47 3.09 3.12 2.87 2.92 2.48 2.31 1.84 2.15 1.86

Total 6.44 5.61 6.03 5.39 5.73 4.67 5 3.57 3.88 3.46

Keterangan Tabel:

TNDT= Total Nilai Daya Tarik

Berdasarkan hasil Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif PT. Joey Sasmita

Lencana, diketahui bahwa strategi perluasan pasar menempati posisi pertama diikuti

dengan pengembangan produk, integrasi ke belakang, penetrasi pasar, integrasi ke

depan, diversifikasi konsentrik, integrasi horisontal, diversifikasi horisontal, diversifikasi

konglomerat dan usaha patungan. Dari hasil perhitungan tersebut, diketahui bahwa

strategi utama yang dapat dilakukan perusahaan adalah strategi intensif (perluasan

pasar, penetrasi pasar, dan pengembangan produk) dan diikuti dengan strategi integrasi

ke belakang.

Page 59: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

118

4.7 Strategi Pemasaran PT. Joey Sasmita Lencana

4.7.1 Strategi Produk

Produk yang dihasilkan perusahaan merupakan produk yang tidak hanya

menampilkan sisi fungsional tetapi juga sisi fashion dalam setiap produk. Maka itu

penting bagi perusahaan untuk selalu dapat menampilkan produk-produk yang berbeda

dibanding produk standar yang berada di pasar. Dari hasil Matriks Perencanaan Strategis

Kuantitatif diketahui bahwa strategi untuk produk yang dapat dipergunakan perusahaan

adalah strategi pengembangan produk dan juga strategi diversifikasi konsentrik.

Pengembangan produk harus dilakukan perusahaan dalam hal kualitas dan desain,

hal ini terkait dengan keunggulan perusahaan yang selalu mengedepankan kualitas dan

juga desain yang berubah seiring dengan trend pasar. Strategi desain yang berupa

customized product dapat diterapkan perusahaan, sehingga produk yang dihasilkan

memiliki nilai lebih dibanding produk yang diproduksi secara masal. Strategi diversifikasi

konsentrik dapat dilakukan perusahaan dengan menambah produk-produk baru yang

dapat melengkapi produk yang sudah ada sekarang misalnya penambahan aksesoris

pendukung seperti pernak-pernik.

Dengan melakukan strategi pengembangan produk dan diversifikasi konsentrik,

diharapkan perusahaan akan memiliki keunggulan bersaing yang baik, memberi variasi

pilihan produk bagi konsumen dan tentunya akan meningkatkan angka penjualan

perusahaan.

4.7.2 Strategi Harga

Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam hal menetapkan harga suatu produk.

Harga suatu produk mencerminkan kualitas produk, image merek serta strategi harga

yang dipergunakan perusahaan. Selama ini , PT. Joey Sasmita Lencana menetapkan

Page 60: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

119

harga didasarkan pada segmentasi produk, yakni harga yang tidak terlalu low end serta

tidak terlalu high end. Penetapan harga demikian diharapkan akan menambah

keragaman konsumen “COOL” dan tidak menghilangkan konsumen potensial.

Penetapan harga yang sekarang tampaknya harus kembali disesuaikan dengan

tujuan perusahaan, kondisi persaingan, dan juga kondisi konsumen. Perusahaan

bertujuan untuk mengadakan perluasan dan penetrasi pasar, maka daripada itu

perusahaan lebih baik menetapkan harga produknya sedikit lebih rendah dalam pasar

sasaran, sehingga proses perluasan dan penetrasi pasar dapat dilakukan dalam waktu

yang lebih singkat. Strategi penetapan harga produk yang sudah mapan juga dapat

dilakukan perusahaan. Untuk wilayah penjualan tertentu dimana basis penjualan

perusahaan sudah baik perusahaan dapat mempertahankan harga, namun untuk

menghadapi persaingan dan kondisi pembelian konsumen Indonesia yang fluktuatif

perusahaan dapat menurunkan harga secara rasional.

Efisiensi dalam produksi tampaknya menjadi hal yang penting dalam penetapan

harga, dengan biaya yang efisien maka produk dapat dijual dengan marjin yang lebih

tinggi atau dengan harga yang lebih murah. Untuk mencapai efisiensi tersebut tusaha

untuk melakukan strategi integrasi ke belakang harus dilakukan perusahaan.

4.7.3 Strategi Distribusi

Saluran distribusi yang dipergunakan PT. Joey Sasmita Lencana saat ini berupa

saluran distribusi langsung dan tidak langsung. Saluran distribusi langsung adalah

dimana perusahaan membuka toko ritel sendiri (independent retail firm) untuk menjual

produk langsung kepada konsumen. Sedangkan distribusi tidak langsung adalah

distribusi yang dilakukan dengan bekerjasama dengan departement stores dalam

menjual produk kepada konsumen. Saat ini strategi distribusi tidak langsung dianggap

Page 61: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

120

tepat, distribusi tidak langsung mempermudah pemasaran produk di wilayah Indonesia

dan di luar negeri, hal ini dikarenakan tidak dibutuhkan modal terlalu besar ketimbang

proses distribusi dilakukan sendiri oleh perusahaan (distribusi langsung).

Strategi distribusi dengan menggunakan saluran tidak langsung amat dirasakan

keuntungannya oleh perusahaan, terutama ketika perusahaan memasuki pasar luar

negeri. Keterbatasan pengetahuan akan pasar luar negeri baik konsumen dan tata cara

perdagangan membuat perusahaan merasa kesulitan beroperasi di luar negeri, dengan

bekerjasama dengan departement stores setempat membuat semua masalah tersebut

teratasi. Dalam mendukung usaha perusahaan memperluas pasar dan melakukan

penetrasi pasar, strategi distribusi semacam ini dapat pula dikatakan tepat. Perluasan

pasar membutuhkan banyak modal untuk diinvestasikan dalam hal distribusi produk ke

konsumen (misal untuk pengadaan toko) dengan saluran distribusi tidak langsung biaya

untuk perluasan pasar dapat ditekan secara optimal. Proses penetrasi pasar yang

membutuhkan proses promosi juga terbantu dengan saluran distribusi tidak langsung

karena promosi dapat dilakukan bersama dengan distributor.

Apabila kedepan, kondisi perusahaan sudah lebih siap dan memiliki modal serta

sumber daya yang kuat sebaiknya perusahaan meningkatkan pendistribusian secara

langsung. Memang dengan pendistribusian tidak langsung ada keuntungan yang

diperoleh, namun bila dilihat dari profit yang dihasilkan dan kelancaran arus kas,

distribusi langsung yang dilakukan perusahaan saat ini jauh lebih menguntungkan

dibanding distribusi tidak langsung. Namun sebelum distribusi langsung ini diprioritaskan,

sebaiknya perusahaan mengadakan pembenahan terhadap beberapa masalah yang

muncul seperti masalah sistem yang belum terintegrasi, sampai kepada masalah

keterlambatan pengiriman produk.

Page 62: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

121

4.7.4 Strategi Promosi

Promosi penting dilakukan PT. Joey Sasmita Lencana untuk mempertahankan dan

meningkatkan brand awareness produk “COOL” serta tidak kalah penting untuk

mempercepat proses penetrasi pasar yang ingin dilakukan perusahaan. Strategi promosi

yang dilakukan saat ini masih diprioritaskan untuk promosi below the line, namun

dengan meningkatnya persaing maka bentuk komunikasi konsumen seperti iklan pada

media cetak atau media iklan lainnya perlu ditingkatkan. Promosi penjualan yang

dipergunakan perusahaan tentunya harus di sesuaikan dengan keadaan persaingan dan

kebutuhan konsumen.

Saat ini dalam industri ritel terjadi perang promosi penjualan berupa penerapan

harga jual dengan potongan yang besar-besaran, untuk itu penting bagi perusahaan

mempergunakan promosi penjualan yang tepat, sehingga penjualan meningkat tanpa

mendatangkan efek negatif bagi perusahaan ke depannya. Jikalau perusahaan tidak

ingin bermain pada sisi harga, maka perusahaan bisa mempergunakan paket-peket

penjualan yang menarik semisal dengan menawarkan paket produk dengan tema

tertentu.

Strategi penjualan juga menjadi hal yang penting dalam promosi, strategi penjualan

yang baik dapat memindahkan posisi konsumen potensial ke tahap pembelian. Untuk

menciptakan strategi penjualan yang baik diperlukan tenaga penjual yang baik, dan

sepertinya langkah perusahaan saat ini untuk terus meningkatkan kualitas tenaga

penjualnya merupakan hal yang tepat. Untuk menjaga kualitas dari tenaga penjual

tampaknya perusahaan harus terus mengadakan pelatihan-pelatihan, dan tentunya

memberikan motivsi yang sesuai bagi para tenaga penjual (seperti: kompensasi, sistem

evaluasi, dan penyeliaan). Pelatihan tenaga penjual harus diarahkan kepada “5 prinsip

perusahaan ritel untuk dijadikan pedoman karyawan” yakni : menyambut pembeli, cari

Page 63: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

122

tahu kebutuhan pembeli, tawarkan manfaat produk, sarankan produk alternatif atau

pelengkap, dan tutup transaksi dengan santun (Ma’ruf, 2005, p225).

4.8 Implikasi Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini telah di identifikasi 10 faktor internal dan 10 faktor eksternal PT.

Joey Sasmita Lencana. Dari tahap pengumpulan data diperoleh nilai IFAS dan EFAS

perusahaan adalah 2,91 dan 1,79. Selanjutnya, melalui tahap analisis didapatkan

beberapa alternatif strategi yang dapat dipergunakan perusahaan yakni: strategi intensif,

strategi diversifikasi, strategi integrasi, dan strategi melalui usaha patungan.

Alternatif strategi kemudian dinilai daya tariknya dengan mempergunakan matriks

QSPM. Setelah dilakukan perhitungan diketahui bahwa strategi yang memiliki data tarik

tertinggi dan sesuai dengan kondisi perusahaan adalah strategi intensif (yang terdiri dari:

strategi pengembangan pasar, strategi pengembangan produk, dan strategi penetrasi

pasar), selain itu tentunya ada juga strategi alternatif lainnya yang menunjang

pelaksanaan strategi intensif ini.

Strategi intesif dapat dilakukan perusahaan melalui strategi pemasaran yang

dipergunakan perusahaan. Berdasarkan strategi intensif, maka peneliti menyusunkan

strategi pemasaran yang dapat dipergunakan perusahaan. Strategi pemasaran tersebut

terdiri dari strategi bauran pemasaran yakni : produk (product) , harga (price), distribusi

(place), dan promosi (promotion).

Strategi produk yang dapat dipergunakan yakni strategi desain produk (customized

product) , strategi pengembangan produk dari sisi kualitas dan desain, dan strategi

diversifikasi konsentrik dengan menawarkan produk-produk pelengkap, seperti aksesoris-

aksesoris penunjang. Untuk strategi harga perusahaan dapat menerapkan strategi harga

Page 64: BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2007-2-00333-MN_Bab 4.pdf · Kapasitas produksi perusahaan mencapai 17.500 lusin per bulan yang mencakup

123

penetrasi untuk pasar sasaran tertentu dan strategi penetapan harga produk yang sudah

mapan berupa harga tetap untuk pasar yang telah memiliki basis penjualan kuat serta

penerapan harga kompetitif untuk menghadapi persaingan. Dalam hal strategi distribusi

(place), perusahaan dapat tetap mempergunakan saluran distribusi langsung maupun

tidak langsung. Kedepannya pertimbangan penggunaan distribusi langsung mungkin

dapat menjadi pilihan utama, mengingat keuntungan yang dihasilkan lebih besar. Untuk

strategi promosi, perusahaan harus meningkatkan promosi above the line untuk

mendorong terjadinya penetrasi pasar dan perluasan pasar yang lebih cepat dan juga

dalam rangka menghadapi promosi pesaing. Strategi promosi penjualan yang selalu

mengutamakan kepuasan konsumen juga harus tetap dilakukan perusahaan.

Seiring dengan pelaksanaan strategi pemasaran, perusahaan harus senantiasa

memperbaiki kelemahan-kelemahan yang dimiliki serta meningkatkan kekuatan-kekuatan

yang dimiliki perusahaan. Untuk mendukung jalannya strategi pemasaran, perusahaan

tampaknya perlu mengeluarkan biaya ekstra (terutama dari sisi promosi). Selain itu

kualitas sumber daya manusia juga menjadi faktor penentu dalam keberhasilan

implementasi strategi pemasaran, untuk itu perusahaan harus dapat meningkatkan

kualitas sumber daya manusia yang dimiliki serta menerapkan prinsip the right man in

the right position.

Dengan strategi pemasaran yang tepat dan didukung oleh kekuatan yang dimiliki

perusahaan, maka PT. Joey Sasmita Lencana akan dapat berkembang dan menghadapi

persaingan dengan semakin baik. Dan tentunya, strategi pemasaran yang dihasilkan

sesuai dengan kondisi perusahaan dapat membuat perusahaan mampu menghadapi

kelemahan dan ancaman serta memanfaatkan peluang berkembang dengan sebaik

mungkin.