BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1...
Transcript of BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1...
54
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Perusahaan
4.1.1 Sejarah dan Perkembangan PT Rekadaya Elektrika
PT Rekadaya Elektrika beroperasi pada pengembangan proyek-proyek tenaga listrik
khususnya pembangkit listrik tenaga uap. Dalam hal kompetensi, PT Rekadaya Elektrika
bukan perusahaan baru, tetapi didirikan oleh dua perusahaan, yaitu sebuah perusahaan
BUMN dengan sejarah panjang pengalaman dalam mengembangkan industri tenaga
listrik, dan perusahaan swasta dengan pengalaman panjang dalam menerapkan
engineering, procurement dan contraction (EPC) dalam proyek Petrochemical, semen,
mineral, minyak dan gas, dan sektor energi.
Maksud strategis dalam membangun PT Rekadaya Elektrika adalah untuk
meningkatkan daya saing dalam pengembangan proyek tenaga listrik.
PT Rekadaya Elektrika bermula sebuah perusahaan konsultan teknik dan didirikan
pada tahun 2000 oleh salah satu ank perusahaan BUMN dan sangat didukung oleh
pemerintah melalui Unit Bisnis Jasa Enjiniring Institusi . Pada tahun 2003, perusahaan
mengalami restrukturisasi ekuitas dengan masuknya pemegang saham baru dan dengan
cara ini telah menjadi PT Rekadaya Elektrika.
Perusahaan yang baru dibentuk manfaat dari komposisi dari shareholding, yang
terdiri dari perusahaan dengan pengalaman panjang dan membuktikan kompetensi
55
dalam konsep dan pelaksanaan industri dan pembangkit tenaga listrik dan jaringan
proyek. PT Rekadaya Elektrika juga memiliki dukungan yang kuat dari PT PLN (Persero)
anak perusahaan dan unit-unit usaha, seperti: PT PLN Enjiniring, PT Indonesia Comnets
Plus, PT PLN (Persero) Jasa Enjiniring, PT PLN (Persero) Jasa Teknik, PT PLN (Persero)
Jasa Produksi, dan PT PLN (Persero) Jasa Pendidikan.
Menggabungkan kekuatan sendiri dalam banyak keahlian sumber daya manusia
dengan kemampuan untuk mengambil dari banyak sumber daya teknis dan akses pasar
yang dibentuk dari shareholding perusahaan, PT Rekadaya Elektrika sangat baik untuk
memberikan layanan yang dapat diandalkan dengan kualitas terbaik untuk kliennya.
Selain intinya kompetensi dalam engineering, procurement and contruction (EPC) dari
industri tenaga listrik, PT Rekadaya Elektrika juga mampu mengintegrasikan sumber
daya gabungan dari shareholding perusahaan untuk memberikan end-to-end dari konsep
proyek, pelaksanaan proyek, proyek operasi dan pemeliharaan, untuk proyek
pembangunan, yang menawarkan nilai proyek untuk pemilik.
PT Rekadaya Elektrika menyediakan layanan dalam konsep proyek, pelaksanaan
proyek, operasi dan pemeliharaan proyek, dan proyek pembangunan.
1. Feasibility Study
Jasa Feasibility Study (FS) yang ditawarkan merupakan satu jasa project conception.
Jasa ini memberikan rekomendasi kepada pihak owner mengenai kelayakan suatu proyek
yang akan dibangun, baik dari sisi teknis maupun komersial.
2. Project Financing
Jasa project financing yang ditawarkan yaitu project conception dengan bertindak
sebagai financing arranger, yang akan mencari investor untuk membiayai proyek. Dalam
56
hal ini, PT Rekadaya Elektrika akan mempersiapkan proposal yang dapat ditawarkan
kepada pihak investor, termasuk analisa risiko, response dan counter measures yang
diperlukan, serta gambaran return yang akan diperoleh investor dari proyek tersebut.
3. Basic Design
PT Rekadaya Elektrika bisa memberikan layanan dasar konseptual atau desain untuk
pembangkit tenaga listrik dan jaringan yang terkait proyek infrastruktur. Layanan ini
terdiri dari penentuan kriteria desain, yang mengidentifikasi parameter yang utama dari
proyek sebagai masukan desain, pengembangan proyek agenda dan perkiraan biaya
persiapan, analisis ekonomi dan keuangan.
4. Engineering
Jasa engineering yang ditawarkan untuk setiap disiplin yaitu process engineering, civil &
structural engineering, piping engineering, mechanical engineering, instrumentation
engineering, dan electrical engineering. Dalam hal ini, sekaligus akan dilakukan value
engineering serta memecah paket dan melakukan depackaging untuk meningkatkan
efisiensi, kualitas, dan mempercepat pelaksanaan proyek.
5. Procurement
Jasa Procurement, yaitu pembelian material dan jasa sesuai dengan jumlah dan
spesifikasi yang ditetapkan, dan mengirimkannya ke proyek sesuai dengan jadwal
konstruksi yang ditetapkan, dengan biaya yang telah ditetapkan.
6. Contruction
Jasa konstruksi yang ditawarkan untuk semua disiplin yaitu penyiapan lahan termasuk
dredging & reclamation, penyiapan fasilitas sementara, piling, foundation, concrete
structure, steel structure, building & architectural, piping fabrication & installation,
mechanical termasuk equipment erection & rigging, instrumentation, electrical, insulation
serta painting works.
57
7. Plant Operation and Maintenance
Jasa yang ditawarkan adalah jasa pengoperasian pemeliharaan pembangkit, termasuk
environmental protection, refurbishment, recruitment plant operator & staff, pelatihan
untuk operator & staff.
8. Project Development
Jasa yang ditawarkan adalah dalam inisiasi pengembangan suatu proyek. Paket
pengembangan proyek ini dapat meliputi end to end services dari mulai melakukan studi
kelayakan, mengusahakan pendanaan proyek, melaksanakan EPC hingga
mengoperasikan plant. Juga terbuka kemungkinan untuk bertindak juga sebagai bagian
dari investor yang ikut membiayai proyek pada tahap EPC, sebagai EPC Company yang
mengerjakan scope EPC.
Dari sekian bisnis line yang ada, tiga urutan pertama jasa yang disebutkan diatas
(Feasibility Study, Project Financing, Basic Design) biasanya dikenal dengan istilah
konsultasi. Hingga tahun 2008, bisnis yang berjalan baru konsultasi, engineering,
procurement dan contruction.
4.1.2 Kondisi Perusahaan
PT Rekadaya Elektrika awalnya adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang
jasa konsultasi saja. Namun PT Rekadaya Elektrika ingin membentuk sebuah perusahaan
yang menyediakan end-to-end kepada konsumennya, yaitu bisnis yang menyediakan
jasa mulai dari konsultasi hingga mengoperasikan proyek yang sudah jadi. Namun bisnis
itu tidak bisa langsung semudah membalik tangan. Butuh proses dalam mewujudkannya.
Untuk mewujudkan rencana jangka panjangnya itu PT Rekadaya Elektrika sekarang
mempunyai 45 karyawan. Jumlah ini tidak terlalu banyak, namun cukup untuk
58
menjalankan aktivitas perusahaan sehari-hari. Berikut ini dipaparkan tabel jumlah
karyawan PT Rekadaya Elektrika berdasarkan jabatannya.
Tabel 4.1
Jumlah Karyawan PT Rekadaya Elektrika
Divisi Jumlah Karyawan
BOD 4 EXPERT 2 DIVISI ENGINEERING 7 SCM 2 PROJECT MANAGEMENT 4 DIVISI MARKETING 7 DIVISI BISNIS 2 DIVISI PROPOSAL & ESTIMATE 3 DIVISI FINANCE & CPC 5 LEGAL 1 DIVISI HRM 4 DIVISI SUPPORT 4 TOTAL 45
Sumber : PT Rekadaya Elektrika, 2009
Jumlah karyawan tetap seringkali tidak mencukupi jika perusahaan mendapat
proyek. Untuk itu perusahaan membutuhkan karyawan kontrak untuk menyelesaikan
proyek tersebut. Selain itu, perusahaan menggunakan karyawan kontrak untuk
mengurangi biaya jika perusahaan sedang tidak mendapat proyek.
Saat ini perusahaan sudah menjalankan bisnis konsultasi, engineering, procurement
dan juga construction. Berikut merupakan gambaran pendapatan perusahaan periode
2004-2008. Karena pada awalnya PT Rekadaya Elektrika merupakan gabungan
perusahaan yang bergerak pada bidang konsultasi, maka terlihat produk konsultasi
mendominasi pendapatan perusahaan hingga tahun 2008. Namun target perusahaan
59
adalah mencapai melebarkan produknya hingga tahap operation and maintenance
service sehingga perlu pengalaman dalam bidang EPC.
Sumber: Data keuangan PT Rekadaya Elektrika, 2009
Gambar 4.1 Gambaran Pendapatan Perusahaan periode 2004-2008
Dilihat dari gambar di atas, divisi konsultasi hanya menyumbang pendapatan
perusahaan sebesar 10%. Hal ini disebabkan karena perbedaan biaya yang harus dibayar
pelanggan. Untuk konsultasi, pelanggan hanya membayar jasa atas konsultasi yang
notabene hanya berupa pure jasa. Sedangkan jika pelanggan ingin menggunakan jasa
EPC, pelanggan juga membayar biaya peralatan yang dibutuhkan, yang mana peralatan
tersebut dengan harga yang relatif mahal. Itulah kenapa terjadi perbedaan pendapatan
yang cukup besar.
60
Sumber: PT Rekadaya Elektrika, 2009
Gambar 4.2 Jumlah Proyek Perusahaan per Tahun
Pada tahun 2004, divisi konsultasi mendapat 7 proyek dan EPC mendapat 2 proyek.
Hal ini terkait dengan sejarah perusahaan yang awalnya adalah perusahaan konsultasi
sehingga pelanggan masih mempercayakan jasa konsultasinya PT Rekadaya Elektrika.
Pada tahun ini, perusahaan masih berhubungan langsung dengan PT PLN yang mana
berperan sebagai perusahaan induk sehingga proyek yang didapat dengan cara tender
penunjukkan langsung dari PLN ke PT Rekadaya Elektrika.
Pada tahun 2005 terjadi ketimpangan dimana perusahaan hanya mendapat 1 proyek
yaitu konsultasi. Ini disebabkan karena pada tahun 2005 pemerintah mengeluarkan
aturan baru dimana pemerintah melakukan pembatasan proyek pemerintah melalui
penunjukkan langsung. Aturan ini membuat PT Rekadaya Elektrika kelimpungan.
Perusahaan yang baru memasuki siklus awal pertumbuhan ini akhirnya mengalami
kesulitan dalam mendapatkan proyek.
Pada tahun 2006 perusahaan mulai mendapatkan beberapa proyek kembali.
Perusahaan sudah memperbaiki kompetensinya di bisnis ini.
61
Tahun 2007 perusahaan kembali mengalami penurunan proyek. Proyek EPC ini tidak
bisa terselesaikan dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini terkait dengan beberapa
barang yang harus di-supply terlebih dahulu. Barang tersebut pun biasanya tidak
langsung ada, harus diproduksi dahulu sesuai pesanan. Misalnya generator. Selain itu
dari segi biaya juga tidak memadai.
Tahun 2008 perusahaan pun kembali mengalami sedikit penurunan. Namun,
perusahaan berhasil mendapatkan 4 proyek EPC. Hal ini juga tidak terlepas dari program
pemerintah yang mencanangkan target akan membangun 10000 MW pembangkit.
Sumber: PT Rekadaya Elektrika, 2009
Gambar 4.3 Pendapatan Perusahaan Pertahun (dalam Miliyar Rupiah)
Dari gambaran pendapatan perusahaan, pada awal perusahaan berdiri pendapatan
yang didapat sedikit. Hal tersebut wajar pada fase awal pertumbuhan perusahaan.
Proyek yang didapat pun masih belum banyak.
Pada tahun kedua, pendapatan perusahaan bukannya meningkat tapi justru merosot.
Kejadian ini berhubungan dengan keluarnya peraturan pemerintah yang membatasi
62
melakukan tender dengan cara penunjukkan langsung pada perusahaan terkait.
Peraturan ini cukup membuat PT Rekadaya Elektrika kerepotan mencari proyek.
Pada tahun ketiga, pendapatan perusahaan mengalami puncaknya. hal ini
dikarenakan perusahaan mulai kembali mendapatkan 2 proyek yang mana yang telah
disinggung proyek ini membutuhkan dana yang besar.
Pada tahun keempat, perusahaan mengalami penurunan pendapatan. Karena peda
tahun 2007 ini perusahaan hanya mengandalakan konsultasi sebagai kelangsungan
bisnisnya. Hal ini disebabkan belum selesainya proyek EPC yang dijalankan sehingga
dana untuk memulai proyek berikutnya belum ada.
Pada tahun ke lima pemerintah mengadakan PLN crash program 10000 MW.
Program ini merupakan peluang yang sangat besar bagi PT Rekadaya Elektrika. hal ini
turut menyumbang pemasukan bagi PT Rekadaya Elektrika.
4.1.3 Visi dan Misi
Visi :
”Menjadi perusahaan yang kompetitif dalam pembangunan proyek-proyek pembangkit
tenaga listrik dan jaringan di seluruh Indonesia”. (”To become competitive player in the
development of power plant project in Indonesia”).
Misi :
• Menyediakan jasa project conception dan project implementation untuk industri
ketenaga listrikan dan industri yang terkait
• Melakukan value creation sehingga industri ketenaga listrikan menjadi lebih
kompetitif
• Mengembangkan perusahaan secara sehat untuk memuaskan stake holders.
63
4.1.4 Competitive Advantage
Analisis lingkungan industri merupakan analisis yang menekankan pada kondisi bisnis
perusahaan saat ini. Analisis lima kekuatan Porter metode yang sangat bermanfaat
dalam mendiagnosis pola tekanan persaingan di pasar untuk menilai kekuatan yang
dimiliki oleh perusahaan agar dapat mengantisipasi dan menerapkan strategi yang tepat
untuk meningkatkan penjualannya. Sesuai dengan konsep Porter’s Five Forces Model,
kondisi bisnis PT Rekadaya Elektrika adalah :
Sumber: Pengolahan data penulis, 2009
Gambar 4.4 Lima Kekuatan Porter
Kemungkinan masuknya pesaing baru MEDCO ENERGY
Persaingan antar perusahaan sejenis • PLNE • JMK • PT TRUBA JURONG
Kekuatan tawar-menawar
pemasok • PT Dinamika
Energitama Nusantara
• PT Pindad • PT Unindo • PT Industira • PT Kartika
Alas Utama • PT Swadaya
Graha • PT Pirelli
Indonesia • Qingdao
Jieneng Steam Turbine
Kekuatan tawar-
menawar pembeli
• PLN • SWASTA
Potensi pengembangan produk subtitusi PLTG, PLTA, PLTN, PLTH, PLTS
64
Menurut Porter, dapat dkelompokkan menjadi:
a. Persaingan antar perusahaan sejenis
Pesaing PT Rekadaya Elektrika antara lain : PT PLNE, PT Truba Jurong, PT JMK.
Ketiganya merupakan pemain lama sesuai bidangnya. PT PLNE merupakan pesaing
utama di bidang engineering dan konsultasi, PT JMK merupakan pesaing utama di
bidang Konsultasi, dan PT Truba Jurong merupakan pesaing bidang Procurement dan
contruction.
b. Kemungkinan masuknya pesaing baru
PT Medco Energi Internasional Tbk, kadang dikenal sebagai MedcoEnergi adalah
salah satu perusahaan publik di Indonesia yang bergerak di dalam bidang energi
terintegrasi. Perusahaan ini bermula dari sebuah perusahaan kontraktor pertikelir di
bidang jasa pengeboran minyak dan gas bumi di daratan (onshore drilling), Meta
Epsi Pribumi Drilling Co. Usaha MedcoEnergi termasuk dalam bidang eksplorasi dan
produksi minyak dan gas bumi, penyediaan jasa pengeboran minyak dan gas,
produksi metanol, produksi LPG dan pembangkit tenaga listrik. Saat ini MedcoEnergi
beroperasi di 21 wilayah kerja minyak dan gas yang tersebar dari Sumatra, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, Papua hingga Oman, Libya dan Amerika Serikat.
c. Potensi pengembangan produk subtitusi
PT Rekadaya Elektrika saat ini memfokuskan pada unit Pmbangkit Listrik Tenaga
Uap. Namun, unit pembangkit listrik yang berjalan di Indonesia tidak hanya tenaga
uap saja, melainkan juga Pembangkit Listrik Tenaga Gas, Pembangkit Listrik Tenaga
Air, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
d. Kekuatan tawar-menawar penjual/pemasok
PT Rekadaya Elektrika lebih sering menggunakan sistem tender untuk mendapatkan
pasokan barang yang sesuai dengan kriteria dan harga yang wajar.
65
e. Kekuatan tawar-menawar pembeli
Kekuatan tawar menawar pembeli cukup kuat, karena proyek didapatkan melalui
tender baik itu yang diadakan oleh PLN maupun swasta.
4.1.5 Struktur Organisasi
Semakin besar perusahaan, maka semakin banyak pula tugas dan tanggung jawab
setiap karyawan yang menjadi bagian dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu,
struktur organisasi memegang peranan penting dalam menunjang kemajuan
perusahaan, karena dengan adanya struktur organisasi yang baik dalam suatu
perusahaan akan menggambarkan posisi setiap unit kerja perusahaan dan menunjukan
aliran wewenang maupun tanggung jawab dari masing-masing unit kerja dengan jelas
tingkat manajemen tertinggi sampai tingkat yang terendah. Tugas dan tanggung jawab
atau biasa disebut job description (uraian pekerjaan) ini sangat penting dalam sebuah
perusahaan agar tiap-tiap karyawan dapat mengerti akan fungsi dan tugasnya masing-
masing dalam perusahaan.
66
Sumber : PT Rekadaya Elektrika, 2009
Gambar 4.5 Struktur Organisasi PT Rekadaya Elektrika
67
4.1.6 Uraian dan Spesifikasi Pekerjaan
• Board of Commissioner
o Menentukan agenda rapat dan tanggal pelaksanaan rapat
o Mengidentifikasi rekaman mutu yang akan dikendalikan
o Menyimpan dan memusnahkan rekaman mutu
• President Director
o Mengusahakan pencapaian RKAP corporat
o Melihat pencapaian dari rencana bisnis
o Memastikan semua proses berjalan sesuai dengan sistem manajemen mutu
o Menentukan agenda rapat dan tanggal pelaksanaan rapat
o Membuat laporan akhir hasil penyempurnaan
• Business Director
o Menyusun rencana bisnis berdasarkan target, Policy, dan asumsi informasi
peluang bisnis
o Menyimpan hasil temuan rapat
o Peningkatan terhadap pencapaian sasaran mutu dan upaya perbaikan terus-
menerus
o Registrasi semua dokumen yang digunakan disemua proses dan
mendistribusikan ke departemen pemakai
• Operation Director
o Menyusun rencana bisnis berdasarkan target, Policy, dan asumsi informasi
peluang bisnis
o Menyimpan hasil temuan rapat
o Peningkatan terhadap pencapaian sasaran mutu dan upaya perbaikan terus-
menerus
68
o Memastikan keluhan pelanggan ditangani dengan baik
o Memastikan seluruh kegiatan EPC dapat dilakukan berdasarkan rencana dan
untuk menjaga efektifitas penerapan sistem mutu
• General Affair Director
o Menyusun rencana bisnis berdasarkan target, Policy, dan asumsi informasi
peluang bisnis
o Menyimpan hasil temuan rapat
o Peningkatan terhadap pencapaian sasaran mutu dan upaya perbaikan terus-
menerus
o Membuat laporan tindakan pencegahan dan perbaikan, serta verifikasi
keefektifan TKDP
o Membuat laporan akhir hasil penyempurnaan
• Marketing Manager
o Mengidentifikasi ide kaizen dan masalah yang timbul serta potensi masalah dan
pencapaian target
o Menetapkan target kepuasan pelanggan
o Memahami tingkat kepuasan pelanggan dan meningkatkan kepuasan pelanggan
o Meningkatkan citra PT Rekadaya Elektrika
o Melaksanakan program promosi sesuai dengan rencana
• Business General Manager
o Memutuskan proyek yang akan dibuat proposal
o Memahami tingkat kepuasan pelanggan dan meningkatkan kepuasan pelanggan
o Memantau tindakan perbaikan tentang kepuasan pelanggan
o Melakukan analisis terhadap data base pelanggan
69
Proposal and Estimating Manager
o Mengeluarkan Project Execution Letter Kontrak yang sudah ditandatangani
o Membentuk tim pembuatan proposal
o Memutuskan proyek yang akan dibuat proposal
• Engineering General Manager
o Mendapatkan kontrak baru
o Menerima laporan klaim dari pelanggan
o Menyetujui atas perbaikan klaim
• Supply Chain Management General Manager
o Meningkatkan kinerja pemasok dan membina agar produk diterima
o Membuat laporan kinerja pemasok berdasarkan hasil evaluasi dan pembinaan
o Membuat laporan pelaksanaan procurement serah terima kepada project
manager
• Project Management General Manager
o Menyusun laporan bulanan memastikan fasilitas dan lingkungan kerja tidak
terdapat pemicu kecelakaan
o Memastikan semua keluhan pelanggan ditangani dengan baik
o Memastikan semua ketidaksesuaian produk dikendalikan dengan baik
o Pengesahan terhadap rancangan dan perubahan design
• Finance Manager
o Mendapatkan kontrak baru
o Mengeluarkan ”Project Execution Letter” kontrak yang sudah ditandatangani
o Mempelajari laporan ketidaksesuaian produk
• Human Resouces Management Manager
o Mengidentifikasi kebutuhan training
70
o Merekrut karyawan sesuai permintaan dan persyaratan direktorat/divisi
o Menyerahkan tenaga kerja ke departemen pemakai
o Membentuk tim pembuatan proposal
• Coorporate Plan and Control Manager
o Mengendalikan proses dengan teknik statistik
o Memperkecil variasi, memprediksi terjadinya ”Non Conformance” sehingga
produk ”Non Conformace” tidak terjadi
• Support Service Manager
o Mengendalikan lingkungan dan fasilitas ruang kerja layak dan terpeliharan
dengan baik
o Mempelajari daftar potensial proyek dan pelanggan
• Legal Officer
o Mempelajari dokumen kontrak yang berkaitan dengan engineering
o Mempelajari dokumen kontrak yang berkaitan dengan procurement
o Mengeluarkan ”Project Execution Letter” kontrak yang sudah ditanda tangani
o Mempelajari dokumen yang berkaitan pemenuhan persyaratan kontrak
• Sales Prommotion Officers
o Menghasilkan daftar proyek dan pelanggan yang potensial
o Mendapatkan proyek potensial sesuai dengan rencana bisnis PT Rekadaya
Elektrika
o Melaksanakan program promosi sesuai dengan rencana
o Mendapatkan kontrak baru
• Sales Engineers
o Mendapatkan kontrak baru
71
o Mendapatkan proyek potensial sesuai dengan rencana bisnis PT Rekadaya
Elektrika
• Proposal Engineers
o Mempelajari daftar potensial proyek dan pelanggan
o Mendapatkan kontrak baru
• Estimators
o Menentukan potensial proyek yang bisa dilanjuti menjadi proposal
• Power Plant and BOP Engineers
o Memastikan project sesuai persyaratan
o Memeriksa kelengkapan commisioning
o Melaksanakan proyek konstruksi sesuai rencana
• Civil and Structural Engineers
o Melakukan inspeksi akhir
o Melaksanakan proyek sesuai rencana
• Electrical Engineers
o Melaksanakan proyek engineering sesuai rencana
• Instrumentation Engineers
o Melaksanakan proyek engineering sesuai rencana
• Transmission and Distribution Engineers
o Melaksanakan proyek transmisi dan distribusi sesuai rencana
• Power Plant and BOP Equipment Supply Chain Officers
o Mendapatkan supplier yang berkualitas yang mampu memenuhi persyaratan
o Mempelajari laporan ketidaksesuaian produk
72
Bulk Material Supply Chain Officers
o Membuat laporan pelaksanaan procurement serah terima barang ke project
manager
o Meningkatkan kinerja pemasok dan membina agar produk diterima
• Construction Subcontractor Supply Chain Officers
o Menerima permintaan, pembelian, dan mencari vendor yang sesuai
o Melaksanakan proyek konstruksi sesuai rencana
• Project Control Engineers
o Mempelajari laporan ketidaksesuaian produk
o Membuat laporan pelaksanaan proyek manajemen
o Mengendalikan lingkungan dan ruang kerja agar tidak menimbulkan kecelakaan
di lingkungan pekerja
• Project Managers
o Membentuk tim proyek
o Mempelajari dokumen yang berkaitan pemenuhan persyaratan kontrak
o Mengendalikan penagihan kepada pelanggan dan pembayaran kepada vendor
agar tidak lewat waktu
• Construction Managers
o Mengidentifikasi kelayakan fasilitasnya kerja
o Memastikan project sesuai laporan persyaratan
o Membuat desain sesuai persyaratan pelanggan, handal dan aman
• Project Engineers
o Menjamin project yang telah dilakukan sesuai persyaratan
o Menjamin tercapainya efisisensi
o Mengidetifikasi kelayakan fasilitas kerja
73
• Accountants
o Mengumpulkan data defect terkirim dan kesesuaian pengiriman
o Mempelajari daftar potensial proyek dan pelanggan
o Memutuskan proyek yang akan dibuat proposal
• Finance Officers
o Mendapatkan kontrak baru
o Mengeluarkan ”Project Execution Letter” kontrak yang sudah ditanda tangani
• Human Resource Planning and Development Officers
o Mempelajari daftar potensial proyek dan pelanggan
o Merekrut karyawan sesuai dengan permintaan dan persyaratan direktorat/divisi
pemakai dan tepat waktu
o Meningkatkan capability Man Power yang terencana sehingga menghasilkan
produk bermutu
• Personnal Officers
o Membuat laporan hasil pelaksanaan pelatihan dan efektifitas dari pelatihan
o Mendapatkan kontrak baru
• Coorporate Development Officers
o Melakukan identifikasi untuk item-item yang dianggap harus menerapkan teknik
statistik
• System Development Officers
o Menghitung capability process dan membuat lembar kontrol baru unruk produksi
74
4.1.7 Sistem Yang Berjalan
MULAI
NO PROPOSAL
MENDAPATKAN ITB ADA
ITB ?
MENENTUKAN STRATEGI
PEMENANGAN PROYEK
PEMBENTUKAN TIM PROPOSAL
PENYELESAIAN PROPOSAL
MENDAPATKAN ITB
PEMBENTUKAN TIM PROPOSAL
PENYELESAIAN PROPOSAL
SERAHKAN ? SERAHKAN ?
PENYERAHAN PROPOSAL PENYERAHAN
PROPOSAL
KLASIFIKASI TEKNIS DAN KOMERSIAL
KLASIFIKASI TEKNIS ?
KLASIFIKASI TEKNIS ADA
PERUBAHAN ?
A B
TENDER NON TENDER
YA
TENDER
YA
TDK
YA
TDK
TDK
1
2
2
2a
3
3
44
55
6a
6b
C TDK TDK C
75
Sumber : PT Rekadaya Elektrika, 2009
Gambar 4.6 Diagram Aliran Proses Mendapatkan Proyek
A B
KELUAR LOI DARI KLIEN
KELUAR LOI DARI KLIEN
KLASIFIKASI & NEGOSIASI
TEKNIS SERTA KOMERSIAL
KLASIFIKASI & NEGOSIASI
TEKNIS SERTA KOMERSIAL
MEMENUHI PERSYARATAN
KLIEN
MEMENUHI PERSYARATAN
KLIEN
KONTRAK
POST ANALYSIS BID
SELESAI
7 7
8
9
C TDK C TDK
C TDK C TDK
C
76
1. No Proposal
Manajer bisnis menerbitkan nomer proposal proyek kepada calon pemberi kerja.
Mendapatkan kerja bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu melalui tender ataupun
non tender. Jika melalui sistem tender, PT Rekadaya Elektrika, selaku penerima
kerja, akan mendapatkan ITB (Invitation To Bid). Jika melalui non tender,
perusahaan akan mengecek, apakah ada ITB. Jika ternyata ada, perusahaan akan
mendapatkan ITB. Jika tidak ada, perusahaan akan langsung membentuk tim
proposal.
2. Mendapatkan ITB
Perusahaan akan mendapatkan ITB, yaitu yaitu dokumen yang dikeluarkan oleh
calon pemberi kerja yang berisi spesifikasi teknis dari jasa atau produk yang diminta,
serta persyaratan administratif yang harus dipenuhi oleh calon penerima kerja.
2a. Menentukan strategi pemenangan proyek
Untuk bersaing dengan penerima kerja lainnya, PT Rekadaya Elektrika harus
menentukan strategi agar memenangkan proyek. Strategi dibuat dengan
menganalisa SWOT. Analisa SWOT dilakukan agar menghasilkan suatu keputusan
atau strategi yang tepat untuk mencapai target yang ingin didapatkan.
3. Pembentukan tim proposal
Direktur Niaga akan mengeluarkan SK Tim Proposal dengan mempertimbangkan
strategi pemenangan proyek. SK (Surat Keputusan) adalah surat yang dikeluarkan
Direksi PT Rekadaya Elektrika kepada seluruh karyawan atau yang namanya
tercantum dalam Surat Keputusan, untuk melaksanakan tugas sesuai maksud
dikeluarkannya Surat Keputusan tersebut. Tim Proposal adalah tim yang
beranggotakan personel PT Rekadaya Elektrika, dibentuk dan dikeluarkan oleh
77
Direktur Niaga, bertugas untuk menyelesaikan proposal yang diminta oleh calon
pemberi kerja.
4. Penyelesaian proposal
Penyelesaian proposal dilakukan dengan menggunakan database yang sudah ada
untuk proyek yang sudah pernah digunakan. Jika merupakan proyek yang baru
pertama kali dikerjakan maka dilakukan perhitungan dari awal mulai dari basic
design, biaya material dan personal, jadwal pelaksanaan dan lain-lain, serta
melengkapi syarat administratif yang diminta oleh klien. Setelah itu akan dilakukan
pertimbangan apakah proposal akan diserahkan atau tidak. Jika tidak diserahkan,
maka akan dilakukan Post Bid Analysis. Jika diserahkan, maka akan dilakukan
penyerahan proposal
5. Penyerahan proposal
Setelah proposal diselesaikan, makan selanjutnya menyerahkan proposal kepada
sesuai batas waktu yang telah ditentukan. Jika perusahaan mendapatkan proyek
dengan cara tender, meka selanjutnya mempertanyakan apakah perlu dilakukan
klarifikasi teknis. Jika jawabannya ya, maka akan dilakukan klarifikasi teknis. Jika
jawabannya tidak, maka pertanyaan yang timbul selanjutnya adalah apakah keluar
LOI dari klien.
Jika proyek melalui non tender, langsung melakukan klarifikasi teknis dan komersial.
6a. Klarifikasi Teknis
Klarifikasi teknis adalah proses yang dilakukan untuk bernegosiasi dan menyamakan
persepsi lingkup jasa atau produk yang akan diberikan atau diterima yakni pemberi
dan penerima kerja dalam hal ini PT Rekadaya Elektrika, untuk hal-hal yang
beruhubungan dengan masalah teknis. Contoh: spesifikasi produk, lingkup kerja,
78
jadwal pelaksanaan, dan lain-lain. Setelah itu timbul lagi pertanyaan apakah keluar
LOI (Letter Of Intent) dari klien. Jika tidak, maka akan dilakukan post bid analysis.
Jika ya, maka dilanjutkan proses kalrifikasi dan negosiasi teknis serta komersial.
6b. Klarifikasi teknis dan komersial
Klarifikasi teknis sudah dijelaskan sebelumnya. Klarifikasi komersial adalah proses
yang dilakukan untuk bernegosiasi dan menyamakan persepsi lingkup jasa atau
produk yang akan diberikan atau diterima yakni pemberi dan penerima kerja dalam
hal ini PT Rekadaya Elektrika, untuk hal-hal yang beruhubungan dengan masalah
komersial. Contoh: sistem pembayaran, pajak yang harus diselesaikan kedua belah
pihak, dan lain-lain. Setelah itu timbul lagi pertanyaan apakah keluar LOI (Letter Of
Intent) dari klien. Jika tidak, maka akan dilakukan post bid analysis. Jika ya, maka
dilanjutkan proses kalrifikasi dan negosiasi teknis serta komersial.
7. Klarifikasi dan negosiasi teknis serta komersial
Bila LOI telah didapatkan dari klien, negosiasi dapat dilakukan terhadap kondisi
teknis dan komersial yang diajukan untuk menyamakan asumsi dan persyaratan
perusahaan dengan klien. LOI adalah surat yang dikeluarkan oleh pemberi kerja
kepada calon penerima kerja yang menyatakan bahwa calon penerima kerja
merupakan prioritas pertama sebagai penerima kerja dan akan dilakukan negosiasi
untuk mencapai kesepakatan dengan pemberi kerja. Setelah itu, pertimbangan
berikutnya adalah apakan penerima kerja memenuhi persyaratan pemberi kerja. Jika
tidak, perusahaan akan melakukan post bid analysis. Jika ya, maka selanjutnya
adalah tahap kontrak
79
8. Kontrak
Direktur Utama PT Rekadaya Elektrika melakukan penanda tanganan kontrak.
9. Post bid analysis
Post bid analysis adalah analisa yang dilakukan oleh Manajer Proposal setelah
melakukan penyelesaian proposal terhadap hasil kerja yang didapat, baik itu
merupakan suatu keberhasilan ataupun kegagalan terhadap target yang ditetapkan.
4.2 Tahap Input Data
Pada tahap awal dari kerangka kerja analitis perumusan strategi, yang harus
dilakukan adalah membuat dan mengembangkan Matrik EFE (Evaluasi Faktor Eksternal),
Matrik IFE (Evaluasi Faktor Internal) dan Matrik Profil Persaingan yang dilakukan melalui
analisis perbandingan dengan para pesaing. Ketiga matriks ini digunakan untuk
menentukan apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, serta
tingkat persaingan yang dimiliki perusahaan PT Rekadaya Elektrika dalam rangka
memperoleh keunggulan bersaing. Untuk memperoleh informasi mengenai Matrik EFE
dan Matrik IFE, diperlukan kuesioner sebagai instrument untuk mengembangkan
informasi input.
80
Tabel 4.2 Hasil Kuesioner Audit Internal
No Daftar Pertanyaan Audit Manajemen Ya atau Tidak
1 Apakah perusahaan menggunakan konsep manajemen strategis Ya
2 Apakah sasaran dan tujuan perusahaan terukur dan
dikomunikasikan dengan baik Ya
3 Apakah manajer dalam semua tingkat hierarki merencanakan
secara efektif Ya
4 Apakah manajer mendelegasikan otoritas dengan baik Ya
5 Apakah struktur organisasi sudah sesuai Tidak
6 Apakah deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan sudah jelas Tidak
7 Apakah moral karyawan tinggi Ya
8 Apakah tingkat perputaran (keluar masuknya) dan ketidakhadiran
karyawan tinggi Tidak
9 Apakah mekanisme kompensasi dan pengendalian organisasi
efektif Tidak
No Daftar Pertanyaan Audit Pemasaran Ya atau Tidak
1 Apakah pasar tersegmentasi secara efektif Tidak
2 Apakah organisasi memposisikan dirinya dengan baik diantara
pesaing Ya
3 Apakah pangsa pasar telah meningkat Ya
4 Apakah saluran distribusi saat ini dapat diandalkan dan berbiaya Ya
81
efektif
5 Apakah perusahaan mempunyai pengorganisasian penjualan
secara efektif Ya
6 Apakah perusahaan melakukan riset pemasaran Ya
7 Apakah produk dan Layanan sudah baik Ya
8 Apakah produk dan jasa telah dikenakan harga yang pantas Ya
9 Apakah perusahaan memiliki strategi promosi, iklan, dan publisitas
yang efektif Ya
10 Apakah pemasaran, perencanaan, dan anggaran efektif Ya
11 Apakah manajer pemasaran perusahaan memiliki pengalaman dan
pelatihan yang cukup Ya
No Daftar Pertanyaan Audit Keuangan Ya atau Tidak
1 Dapatkah perusahaan menghasilkan modal jangka pendek yang
dibutuhkan Tidak
2 Dapatkah perusahaan menghasilkan modal jangka panjang yang
dibutuhkan Ya
3 Apakah perusahaan memiliki modal kerja yang mencukupi Tidak
4 Apakah prosedur penganggaran modal efektif Ya
5 Apakah perusahaan memiliki hubungan baik dengan investor dan
pemegang sahamnya Ya
6 Apakah manajer keuangan berpengalaman dan mendapat
pelatihan yang baik Ya
82
No Daftar Pertanyaan Audit Operasi Ya atau Tidak
1 Apakah pasokan bahan baku, komponen, serta perlengkapan
perakitan lainnya memadai dan dapat diandalkan Ya
2 Apakah fasilitas, peralatan, mesin, dan kantor dalam kondisi baik Ya
3 Apakah kebijaksanaan dan pengendalian prosedur efektif Ya
4 Apakah kebijaksanaan dan pengendalian kualitas efektif Ya
5 Apakah fasilitas, sumber daya, dan pasar berlokasi strategis Tidak
6 Apakah perusahaan memiliki kemampuan teknologi Ya
No Daftar Pertanyaan Audit Penelitian dan Pengembangan
(Litbang)
Ya atau Tidak
1 Apakah perusahaan memiliki fasilitas litbang? Apakah itu
mencukupi Ya
2 Jika menggunakan perusahaan litbang dari luar, apakah biayanya
efektif Tidak
3 Apakah staf litbang organisasi memiliki kualifikasi yang baik Ya
4 Apakah sumber daya litbang dialokasikan dengan efektif Ya
5 Apakah sistem informasi manajemen dan komputer memadai Ya
6 Apakah komunikasi antara unit litbang dan unit lainnya efektif Ya
7 Apakah teknologi produk saat ini kompetitif secara teknologi Ya
No Daftar Pertanyaan Audit Sistem Informasi Manajemen Ya atau Tidak
1 Apakah semua manajer dalam perusahaan menggunakan sistem Tidak
83
informasi untuk mengambil keputusan
2 Apakah ada posisi direktur sistem informasi (chief information
officer atau director of information system position) dalam
perusahaan
Tidak
3 Apakah data dalan sistem informasi diperbahatui secara rutin Ya
4 Apakah manajer dari semua area fungsional perusahaan
memberikan input untuk sistem informasi perusahaan pesaing Tidak
5 Apakah password efektif untuk memasuki sistem informasi
perusahaan Ya
6 Apakah pembuat strategi perusahaan cukup mengetahui sistem
informasi perusahaan pesaing Tidak
7 Apakah semua sistem mudah digunakan Ya
8 Apakah semua pengguna sistem informasi mengerti keunggulan
kompetitif yang dapat diberikan oleh informasi tersebut kepada
perusahaan
Ya
9 Apakah pengguna sistem informasi diberikan lokakarya pelatihan
komputer Ya
10 Apakah sistem informasi perusahaan secara terus menerus
diperbaiki dalam hal isi dan kemudahan pengguna (user-
friendliness)
Ya
84
Tabel 4.3 Hasil Kuesioner Audit Eksternal
No Kekuatan Ekonomi Ya atau Tidak
1 Apakah tingkat inflasi mempengaruhi daya beli konsumen Ya
2 Apakah ketersediaan kredit mempengaruhi investasi perusahaan Ya
3 Apakah kebijakan moneter mempengaruhi kinerja perusahaan Ya
4 Apakah turun/naiknya nilai tukar Dolar di pasar dunia mempengaruhi
harga produk Ya
5 Apakah kebijakan fiskal pemerintah mempengaruhi kinerja perusahaan Ya
6 Apakah krisis ekonomi global mempengaruhi kinerja perusahaan Ya
No Kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan Ya atau Tidak
1 Apakah tingkat perpindahan penduduk dari desa ke kota
mempengaruhi penjualan Tidak
2 Apakah tingkat pendapatan perkapita mempengaruhi penjualan Tidak
3 Apakah perilaku terhadap kegiatan investasi cukup tinggi Ya
4 Apakah perusahaan melakukan penghematan energi Ya
5 Apakah peraturan pemerintah berpengaruh langsung terhadap
perusahaan Ya
6 Apakah konsumen mementingkan kualitas terhadap produk Ya
7 Apakah perusahaan mementingkan perilaku terhadap layanan
konsumen Ya
85
No Kekuatan Politik, Pemerintah dan Hukum Ya atau Tidak
1 Apakah regulasi dan deregulasi pemerintah sudah efektif Ya
2 Apakah tarif pajak yang diterapkan pemerintah terlalu tinggi Tidak
3 Apakah pemberian subsidi pemerintah sudah efektif Ya
4 Apakah berubahnya kebijakan fiskal dan moneter pemerintah
berpengaruh banyak terhadap jalannya strategi perusahaan Ya
5 Apakah kondisi politik mempengaruhi daya beli konsumen Ya
6 Apakah pasar minyak, mata uang dan tenaga kerja dunia
mempengaruhi kesempatan mengimpor barang Ya
7 Apakah pemilihan umum mempengaruhi berdampak terhadap
perusahaan Tidak
No Kekuatan Teknologi Ya atau Tidak
1 Apakah kemajuan teknologi mempengaruhi pasar Ya
2 Apakah teknologi dapat menciptakan produk yang lebih baik Ya
3 Apakah perusahaan sudah melakukan inovasi teknologi Ya
4 Apakah kemajuan teknologi memudahkan pekerjaan Ya
5 Apakah kemajuan teknologi dapat meminimalkan biaya Ya
No Kekuatan Kompetitif Ya atau Tidak
1 Apakah karakteristik hubungan pemasok dan distributor dalam
perusahaan ini baik Ya
2 Apakah pesaing dalam bidang ini semakin banyak Ya
86
3 Apakah pesaing dalam bidang ini kuat Ya
4 Apakah ada pesaing pendatang baru Ya
Setelah dilakukan audit internal dan eksternal, maka dapat disimpulkan faktor-faktor
yang dikategorikan sebagai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman PT Rekadaya
Elektrika. Dengan mengetahui faktor-faktor yang terdapat di lingkungan perusahaan
dapat membantu di dalam memilih strategi yang tepat untuk mengahadapi krisis dan
persaingan global.
Tabel 4.4 Faktor-Faktor Yang Dikategorikan Sebagai Kekuatan
PT Rekadaya Elektrika
No Faktor-faktor yang dikategorikan sebagai Kekuatan
S1 EPC Nasional pertama khususnya pembangunan power plant
S2 Biaya yang bersaing
S3 Manajemen yang baik dengan mitra kerja
S4 Memenuhi kebijakan konten lokal
S5 Berpengalaman dalam engineering
Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2009
87
Tabel 4.5 Faktor-Faktor Yang Dikategorikan Sebagai Kelemahan
PT Rekadaya Elektrika
No Faktor-faktor yang dikategorikan sebagai kelemahan
W1 Ketidaksesuaian dalam pelaksanaan proses bisnis yang telah disepakati
W2 Struktur organisasi yang tidak sesuai
W3 Kurangnya sumber daya untuk menangani proyek
W4 Ketidakefektifan kompetensi pengembangan sistem teknisi untuk proyek EPC
W5 Kurangnya manfaat sistem kompensasi dalam penilaian kerja
Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2009
Tabel 4.6 Faktor-Faktor Yang Dikategorikan Sebagai Peluang
PT Rekadaya Elektrika
No Faktor-faktor yang dikategorikan sebagai peluang
O1 Pertumbuhan kedepan utilitas sektor kedua PLN dan IPP (PLN crash program
10.000 MW, PLN Program IPP, Visi 75/110)
O2 Departemen Pekerjaan Umum memiliki prioritas dalam membangun
infrastruktur di daerah-daerah kekurangan daya listrik
O3 Potensi untuk bermitra dengan pemain baru di sektor tenaga listrik
O4 Pasar energi alternatif
Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2009
88
Tabel 4.7 Faktor-Faktor Yang Dikategorikan Sebagai Ancaman
PT Rekadaya Elektrika
No Faktor-faktor yang dikategorikan sebagai ancaman
T1 Krisis ekonomi global dan implikasinya
T2 Pasar ekonomi terbuka global (AFTA, APEC, WTO)
T3 Fluktuasi harga komoditas
T4 Resiko nilai tukar Rupiah
T5 Daya tawar menawar pemasok tinggi
Sumber: Hasil Penelitian Penulis, 2009
4.2.1 Pembobotan Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal
Untuk langkah selanjutnya yaitu dengan menggunakan kuesioner pembobotan faktor
internal. Kuesioner pembobotan faktor internal dan eksternal ini menggunakan metode
perbandingan berpasangan. Bobot yang diberikan akan digunakan untuk mengukur 2
alternatif mana yang lebih berpengaruh terhadap strategi yang dijalankan. Berikut ini adalah
hasil dari kuesioner pembobotan internal perusahaan.
Tabel 4.8 Hasil Kuesioner Pembobotan Faktor Internal PT Rekadaya Elektrika
No Keterangan
Mana yang
Lebih
Berpengaruh
(a atau b)
Bobot
1 a. EPC Nasional pertama khususnya
pembangunan power plant b 3
89
b. Biaya yang bersaing
2
a. EPC Nasional pertama khususnya
pembangunan power plant
b. Manajemen yang baik dengan mitra
kerja
b 3
3
a. EPC Nasional pertama khususnya
pembangunan power plant
b. Memenuhi kebijakan konten lokal
b 3
4
a. EPC Nasional pertama khususnya
pembangunan power plant
b. Berpengalaman dalam engineering
b 3
5
a. EPC Nasional pertama khususnya
pembangunan power plant
b. Ketidaksesuaian dalam pelaksanaan
proses bisnis yang telah disepakati
b 1
6
a. EPC Nasional pertama khususnya
pembangunan power plant
b. Struktur organisasi yang tidak sesuai
b 1
7
a. EPC Nasional pertama khususnya
pembangunan power plant
b. Kurangnya sumber daya untuk
menangani proyek
b 3
8
a. EPC Nasional pertama khususnya
pembangunan power plant
b. Ketidakefektifan kompetensi
pengembangan sistem teknisi untuk
proyek EPC
b 1
9
a. EPC Nasional pertama khususnya
pembangunan power plant
b. Kurangnya manfaat sistem kompensasi
dalam penilaian kerja
b 2
10 a. Biaya yang bersaing a 3
90
b. Manajemen yang baik dengan mitra
kerja
11 a. Biaya yang bersaing
b. Memenuhi kebijakan konten lokal a 3
12 a. Biaya yang bersaing
b. Berpengalaman dalam engineering a 2
13
a. Biaya yang bersaing
b. Ketidaksesuaian dalam pelaksanaan
proses bisnis yang telah disepakati
a 3
14 a. Biaya yang bersaing
b. Struktur organisasi yang tidak sesuai a 3
15
a. Biaya yang bersaing
b. Kurangnya sumber daya untuk
menangani proyek
a 3
16
a. Biaya yang bersaing
b. Ketidakefektifan kompetensi
pengembangan sistem teknisi untuk
proyek EPC
a 3
17
a. Biaya yang bersaing
b. Kurangnya manfaat sistem kompensasi
dalam penilaian kerja
a 3
18
a. Manajemen yang baik dengan mitra
kerja
b. Memenuhi kebijakan konten lokal
a 3
19
a. Manajemen yang baik dengan mitra
kerja
b. Berpengalaman dalam engineering
b 2
20
a. Manajemen yang baik dengan mitra
kerja
b. Ketidaksesuaian dalam pelaksanaan
proses bisnis yang telah disepakati
a 3
21 a. Manajemen yang baik dengan mitra a 3
91
kerja
b. Struktur organisasi yang tidak sesuai
22
a. Manajemen yang baik dengan mitra
kerja
b. Kurangnya sumber daya untuk
menangani proyek
b 2
23
a. Manajemen yang baik dengan mitra
kerja
b. Ketidakefektifan kompetensi
pengembangan sistem teknisi untuk
proyek EPC
a 3
24 a. Memenuhi kebijakan konten local
b. Berpengalaman dalam engineering b 2
25
a. Memenuhi kebijakan konten lokal
b. Ketidaksesuaian dalam pelaksanaan
proses bisnis yang telah disepakati
a 2
26 a. Memenuhi kebijakan konten lokal
b. Struktur organisasi yang tidak sesuai a 2
27
a. Memenuhi kebijakan konten lokal
b. Kurangnya sumber daya untuk
menangani proyek
b 2
28
a. Memenuhi kebijakan konten lokal
b. Ketidakefektifan kompetensi
pengembangan sistem teknisi untuk
proyek EPC
a 2
29
a. Memenuhi kebijakan konten lokal
b. Kurangnya manfaat sistem kompensasi
dalam penilaian kerja
b 2
30
a. Berpengalaman dalam engineering
b. Ketidaksesuaian dalam pelaksanaan
proses bisnis yang telah disepakati
a 2
31 a. Berpengalaman dalam engineering a 2
92
b. Struktur organisasi yang tidak sesuai
32
a. Berpengalaman dalam engineering
b. Kurangnya sumber daya untuk
menangani proyek
b 2
33
a. Berpengalaman dalam engineering
b. Ketidakefektifan kompetensi
pengembangan sistem teknisi untuk
proyek EPC
a 2
34
a. Berpengalaman dalam engineering
b. Kurangnya manfaat sistem kompensasi
dalam penilaian kerja
b 2
35
a. Ketidaksesuaian dalam pelaksanaan
proses bisnis yang telah disepakati
b. Struktur organisasi yang tidak sesuai
b 2
36
a. Ketidaksesuaian dalam pelaksanaan
proses bisnis yang telah disepakati
b. Kurangnya sumber daya untuk
menangani proyek
b 2
37
a. Ketidaksesuaian dalam pelaksanaan
proses bisnis yang telah disepakati
b. Ketidakefektifan kompetensi
pengembangan sistem teknisi untuk
proyek EPC
b 2
38
a. Ketidaksesuaian dalam pelaksanaan
proses bisnis yang telah disepakati
b. Kurangnya manfaat sistem kompensasi
dalam penilaian kerja
b 2
39
a. Struktur organisasi yang tidak sesuai
b. Kurangnya sumber daya untuk
menangani proyek
b 2
40 a. Struktur organisasi yang tidak sesuai
b. Ketidakefektifan kompetensi a 2
93
pengembangan sistem teknisi untuk
proyek EPC
41
a. Struktur organisasi yang tidak sesuai
b. Kurangnya manfaat sistem kompensasi
dalam penilaian kerja
b 2
42
a. Kurangnya sumber daya untuk
menangani proyek
b. Ketidakefektifan kompetensi
pengembangan sistem teknisi untuk
proyek EPC
a 2
43
a. Kurangnya sumber daya untuk
menangani proyek
b. Kurangnya manfaat sistem kompensasi
dalam penilaian kerja
a 2
44
a. Ketidakefektifan kompetensi
pengembangan sistem teknisi untuk
proyek EPC
b. Kurangnya manfaat sistem kompensasi
dalam penilaian kerja
b 2
Sumber: Hasil Kuesioner PT Rekadaya Elektrika
Tabel 4.9 Hasil Koesioner Pembobotan Faktor Eksternal PT Rekadaya Elektrika
No Keterangan
Mana yang
Lebih
Berpengaruh
(a atau b)
Bobot
1 a. Pertumbuhan kedepan utilitas sektor
kedua PLN dan IPP (PLN crash program a 3
94
10.000 MW, PLN Program IPP, Visi
75/110)
b. Departemen Pekerjaan Umum memiliki
prioritas dalam membangun infrastruktur
di daerah-daerah kekurangan daya listrik
2
a. Pertumbuhan kedepan utilitas sektor
kedua PLN dan IPP (PLN crash program
10.000 MW, PLN Program IPP, Visi
75/110)
b. Potensi untuk bermitra dengan pemain
baru di sektor tenaga listrik
a 3
3
a. Pertumbuhan kedepan utilitas sektor
kedua PLN dan IPP (PLN crash program
10.000 MW, PLN Program IPP, Visi
75/110)
b. Pasar energi alternatif
a 3
4
a. Pertumbuhan kedepan utilitas sektor
kedua PLN dan IPP (PLN crash program
10.000 MW, PLN Program IPP, Visi
75/110)
b. Krisis ekonomi global dan implikasinya
a 3
5
a. Pertumbuhan kedepan utilitas sektor
kedua PLN dan IPP (PLN crash program
10.000 MW, PLN Program IPP, Visi
75/110)
b. Pasar EKONOMI terbuka global (AFTA,
APEC, WTO)
a 3
6
a. Pertumbuhan kedepan utilitas sektor
kedua PLN dan IPP (PLN crash program
10.000 MW, PLN Program IPP, Visi
75/110)
b. Fluktuasi harga komoditas
a 3
95
7
a. Pertumbuhan kedepan utilitas sektor
kedua PLN dan IPP (PLN crash program
10.000 MW, PLN Program IPP, Visi
75/110)
b. Resiko nilai tukar Rupiah
a 3
8
a. Pertumbuhan kedepan utilitas sektor
kedua PLN dan IPP (PLN crash program
10.000 MW, PLN Program IPP, Visi
75/110)
b. Daya tawar menawar pemasok tinggi
a 3
9
a. Departemen Pekerjaan Umum memiliki
prioritas dalam membangun infrastruktur
di daerah-daerah kekurangan daya listrik
b. Potensi untuk bermitra dengan pemain
baru di sektor tenaga listrik
a 3
10
a. Departemen Pekerjaan Umum memiliki
prioritas dalam membangun infrastruktur
di daerah-daerah kekurangan daya listrik
b. Pasar energi alternatif
a 3
11
a. Departemen Pekerjaan Umum memiliki
prioritas dalam membangun infrastruktur
di daerah-daerah kekurangan daya listrik
b. Krisis ekonomi global dan implikasinya
a 3
12
a. Departemen Pekerjaan Umum memiliki
prioritas dalam membangun infrastruktur
di daerah-daerah kekurangan daya listrik
b. Pasar ekonomi terbuka global (AFTA,
APEC, WTO)
a 3
13
a. Departemen Pekerjaan Umum memiliki
prioritas dalam membangun infrastruktur
di daerah-daerah kekurangan daya listrik
b. Fluktuasi harga komoditas
a 3
96
14
a. Departemen Pekerjaan Umum memiliki
prioritas dalam membangun infrastruktur
di daerah-daerah kekurangan daya listrik
b. Resiko nilai tukar Rupiah
a 3
15
a. Departemen Pekerjaan Umum memiliki
prioritas dalam membangun infrastruktur
di daerah-daerah kekurangan daya listrik
b. Daya tawar menawar pemasok tinggi
a 3
16
a. Potensi untuk bermitra dengan pemain
baru di sektor tenaga listrik
b. Pasar energi alternatif
b 2
17
a. Potensi untuk bermitra dengan pemain
baru di sektor tenaga listrik
b. Krisis ekonomi global dan implikasinya
b 2
18
a. Potensi untuk bermitra dengan pemain
baru di sektor tenaga listrik
b. Pasar ekonomi terbuka global (AFTA,
APEC, WTO)
a 1
19
a. Potensi untuk bermitra dengan pemain
baru di sektor tenaga listrik
b. Fluktuasi harga komoditas
b 2
20
a. Potensi untuk bermitra dengan pemain
baru di sektor tenaga listrik
b. Resiko nilai tukar Rupiah
b 2
21
a. Potensi untuk bermitra dengan pemain
baru di sektor tenaga listrik
b. Daya tawar menawar pemasok tinggi
b 2
22 a. Pasar energi alternatif
b. Krisis ekonomi global dan implikasinya a 2
23
a. Pasar energi alternatif
b. Pasar ekonomi terbuka global (AFTA,
APEC, WTO)
a 2
97
24 a. Pasar energi alternatif
b. Fluktuasi harga komoditas b 2
25 a. Pasar energi alternatif
b. Resiko nilai tukar Rupiah a 2
26 a. Pasar energi alternatif
b. Daya tawar menawar pemasok tinggi a 2
27
a. Krisis ekonomi global dan implikasinya
b. Pasar ekonomi terbuka global (AFTA,
APEC, WTO)
a 2
28 a. Krisis ekonomi global dan implikasinya
b. Fluktuasi harga komoditas b 2
29 a. Krisis ekonomi global dan implikasinya
b. Resiko nilai tukar Rupiah a 2
30 a. Krisis ekonomi global dan implikasinya
b. Daya tawar menawar pemasok tinggi a 2
31
a. Pasar ekonomi terbuka global (AFTA,
APEC, WTO)
b. Fluktuasi harga komoditas
b 2
32
a. Pasar ekonomi terbuka global (AFTA,
APEC, WTO)
b. Resiko nilai tukar Rupiah
b 2
33
a. Pasar ekonomi terbuka global (AFTA,
APEC, WTO)
b. Daya tawar menawar pemasok tinggi
b 2
34 a. Fluktuasi harga komoditas
b. Resiko nilai tukar Rupiah b 2
35 a. Fluktuasi harga komoditas
b. Daya tawar menawar pemasok tinggi b 2
36 a. Resiko nilai tukar Rupiah
b. Daya tawar menawar pemasok tinggi a 2
Sumber: Hasil kuesioner PT Rekadaya Elektrika
98
Tabel 4.10 Hasil Kuesioner Penilaian Peringkat Faktor Internal
PT Rekadaya Elektrika
Keterangan Skor
S1 EPC Nasional pertama khususnya pembangunan power
plant 3
S2 Biaya yang bersaing 4
S3 Manajemen yang baik dengan mitra kerja 3
S4 Memenuhi kebijakan konten lokal 4
S5 Berpengalaman dalam engineering 4
W1 Ketidaksesuaian dalam pelaksanaan proses bisnis yang
telah disepakati 2
W2 Struktur organisasi yang tidak sesuai 2
W3 Kurangnya sumber daya untuk menangani proyek 1
W4 Ketidakefektifan kompetensi pengembangan sistem
teknisi untuk proyek EPC 2
W5 Kurangnya manfaat sistem kompensasi dalam penilaian
kerja 1
Sumber: Hasil kuesioner PT Rekadaya Elektrika
99
Tabel 4.11 Hasil Kuesioner Penilaian Peringkat Faktor Eksternal
PT Rekadaya Elektrika
Keterangan Skor
O1 Pertumbuhan kedepan utilitas sektor kedua PLN dan IPP
(PLN crash program 10.000 MW, PLN Program IPP, Visi
75/110)
4
O2 Departemen Pekerjaan Umum memiliki prioritas dalam
membangun infrastruktur di daerah-daerah kekurangan
daya listrik
4
O3 Potensi untuk bermitra dengan pemain baru di sektor
tenaga listrik 3
O4 Pasar energi alternatif 3
T1 Krisis ekonomi global dan implikasinya 1
T2 Pasar ekonomi terbuka global (AFTA, APEC, WTO) 2
T3 Fluktuasi harga komoditas 1
T4 Resiko nilai tukar Rupiah 1
T5 Daya tawar menawar pemasok tinggi 2
Sumber: Hasil kuesioner PT Rekadaya Elektrika
Setelah data-data yang dibutuhkan terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah
menginput data-data tersebut ke dalam penentuan bobot dengan perbandingan berpasangan
baik untuk faktor internal maupun eksternal PT Rekadaya Elektrika.
100
Tabel 4.12 Penentuan bobot Dengan Perbandingan Berpasangan Faktor Internal PT Rekadaya Elektrika
No Perbandingan berpasangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
S1
1 EPC Nasional pertama khususnya pembangunan power plant 1,00 0,33 0,33 0,33 0,33 1,00 1,00 0,33 1,00 0,50
S2
2 Biaya yang bersaing 3,00 1,00 3,00 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
S3
3 Sebagai mitra layanan konsultasi terpercaya 3,00 0,33 1,00 3,00 0,50 3,00 3,00 0,50 3,00 3,00
S4
4 Memenuhi kebijakan konten lokal 3,00 0,33 0,33 1,00 0,50 2,00 2,00 0,50 2,00 0,50
S5
5 Berpengalaman dalam engineering 3,00 0,50 2,00 2,00 1,00 2,00 2,00 0,50 2,00 0,50
W1
1 Ketidaksesuaian dalam pelaksanaan proses bisnis yang telah disepakati 1,00 0,33 0,33 0,50 0,50 1,00 0,50 0,50 0,50 0,50
W2
2 Struktur organisasi yang tidak sesuai 1,00 0,33 0,33 0,50 0,50 2,00 1,00 0,50 2,00 0,50
W3
3 Kurangnya sumber daya untuk menangani proyek 3,00 0,33 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 1,00 2,00 2,00
W4
4
Ketidakefektifan kompetensi pengembangan sistem teknisi untuk proyek EPC
1,00 0,33 0,33 0,50 0,50 2,00 0,50 0,50 1,00 0,50
W5
5 Kurangnya manfaat sistem kompensasi dalam penilaian kerja
2,00
0,33 0,33 2,00 2,00 2,00 2,00 0,50 2,00 1,00
Total 21,00 4,14 9,98 14,83 9,83 20,00 17,00 7,83 18,50 12,00
Sumber: Hasil Analisis Penulis
101
Tabel 4.13 Normalisasi Bobot Faktor Internal PT Rekadaya Elektrika
No Perbandingan berpasangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Bobot
S1
1 EPC Nasional pertama khususnya pembangunan power plant 0,05 0,08 0,03 0,02 0,03 0,05 0,06 0,04 0,05 0,04 0,05
S2
2 Biaya yang bersaing 0,14 0,24 0,30 0,20 0,20 0,15 0,18 0,38 0,16 0,25 0,22
S3
3 Sebagai mitra layanan konsultasi terpercaya 0,14 0,08 0,10 0,20 0,05 0,15 0,18 0,06 0,16 0,25 0,14
S4
4 Memenuhi kebijakan konten lokal 0,14 0,08 0,03 0,07 0,05 0,10 0,12 0,06 0,11 0,04 0,08
S5
5 Berpengalaman dalam engineering 0,14 0,12 0,20 0,13 0,10 0,10 0,12 0,06 0,11 0,04 0,11
W1
1
Ketidaksesuaian dalam pelaksanaan proses bisnis yang telah disepakati
0,05 0,08 0,03 0,03 0,05 0,05 0,03 0,06 0,03 0,04 0,05
W2
2 Struktur organisasi yang tidak sesuai 0,05 0,08 0,03 0,03 0,05 0,10 0,06 0,06 0,11 0,04 0,06
W3
3 Kurangnya sumber daya untuk menangani proyek 0,14 0,08 0,20 0,13 0,20 0,10 0,12 0,13 0,11 0,17 0,14
W4
4
Ketidakefektifan kompetensi pengembangan sistem teknisi untuk proyek EPC
0,05 0,08 0,03 0,03 0,05 0,10 0,03 0,06 0,05 0,04 0,05
W5
5 Kurangnya manfaat sistem kompensasi dalam penilaian kerja 0,10 0,08 0,03 0,13 0,20 0,10 0,12 0,06 0,11 0,08 0,10
Total 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
Sumber: Hasil Analisis Penulis
102
Tabel 4.14 Penentuan bobot Dengan Perbandingan Berpasangan Faktor Eksternal PT Rekadaya Elektrika
No Perbandingan berpasangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
O1 1
Pertumbuhan kedepan utilitas sektor kedua PLN dan IPP (PLN crash program 10.000 MW, PLN Program IPP, Visi 75/110)
1,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
O2 2
Departemen Pekerjaan Umum memiliki prioritas dalam membangun infrastruktur di daerah-daerah kekurangan daya listrik
0,33 1,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
O3
3 Potensi untuk bermitra dengan pemain baru di sektor tenaga listrik 0,33 0,33 1,00 0,50 0,50 1,00 0,50 0,50 0,50
O4 4
Pasar energi alternatif 0,33 0,33 2,00 1,00 2,00 2,00 0,50 2,00 2,00
T1
1 Krisis ekonomi global dan implikasinya 0,33 0,33 2,00 0,50 1,00 2,00 0,50 2,00 2,00
T2
2
Pasar EKONOMI terbuka global (AFTA, APEC, WTO) 0,33 0,33 1,00 0,50 0,50 1,00 0,50 0,50 0,50
T3 3
Fluktuasi harga komoditas 0,33 0,33 2,00 2,00 2,00 2,00 1,00 0,50 0,50
T4
4 Resiko nilai tukar Rupiah 0,33 0,33 2,00 0,50 0,50 2,00 2,00 1,00 2,00
T5
5 Daya tawar menawar pemasok tinggi 0,33 0,33 2,00 0,50 0,50 2,00 2,00 0,50 1,00
Total 3,64 6,31 18,00 11,50 13,00 18,00 13,00 13,00 14,50
Sumber: Hasil Analisis Penulis
103
Tabel 4.15 Normalisasi Bobot Faktor Eksternal PT Rekadaya Elektrika
No Perbandingan berpasangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Bobot
O1 1
Pertumbuhan kedepan utilitas sektor kedua PLN dan IPP (PLN crash program 10.000 MW, PLN Program IPP, Visi 75/110)
0,27 0,48 0,17 0,26 0,23 0,17 0,23 0,23 0,21 0,25
O2 2
Departemen Pekerjaan Umum memiliki prioritas dalam membangun infrastruktur di daerah-daerah kekurangan daya listrik
0,09 0,16 0,17 0,26 0,23 0,17 0,23 0,23 0,21 0,19
O3 3
Potensi untuk bermitra dengan pemain baru di sektor tenaga listrik
0,09 0,05 0,06 0,04 0,04 0,06 0,04 0,04 0,03 0,05
O4
4 Pasar energi alternatif
0,09 0,05 0,11 0,09 0,15 0,11 0,04 0,15 0,14 0,10
T1
1 Krisis ekonomi global dan implikasinya
0,09 0,05 0,11 0,04 0,08 0,11 0,04 0,15 0,14 0,09
T2 2
Pasar EKONOMI terbuka global (AFTA, APEC, WTO)
0,09 0,05 0,06 0,04 0,04 0,06 0,04 0,04 0,03 0,05
T3
3 Fluktuasi harga komoditas
0,09 0,05 0,11 0,17 0,15 0,11 0,08 0,04 0,03 0,09
T4 4
Resiko nilai tukar Rupiah 0,09 0,05 0,11 0,04 0,04 0,11 0,15 0,08 0,14 0,09
T5
5 Daya tawar menawar pemasok tinggi
0,09 0,05 0,11 0,04 0,04 0,11 0,15 0,04 0,07 0,08
Total 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
Sumber: Hasil Analisis Penulis
104
104
4.2.2 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan Matriks EFE (Eksternal Factor
Evaluation)
Di dalam matrik IFE ini, data yang diperoleh adalah data yang berasal dari table
normalisasi bobot faktor internal PT Rekadaya Elektrika dan juga data yang diperoleh dari
kuesioner penilaian skor faktor internal PT Rekadaya Elektrika.
Setelah mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman PT Rekadaya
Elektrika, langkah selanjutnya adalah tahap pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner pembobotan faktor internal dan eksternal untuk menentukan bobot terhadap hasil
yang telah dilakukan sebelumnya. Bobot tersebut akan digunakan untuk hasil matriks SWOT
dan mengukur Matriks Internal-Eksternal (IE).
Tabel 4.16 Matrik IFE PT Rekadaya Elektrika
Strenght Keterangan Bobot Peringkat Rata-rata tertimbang
1 EPC Nasional pertama khususnya pembangunan power plant
0,05 3 0,15
2 Biaya yang bersaing 0,22 4 0,88
3 Sebagai mitra layanan konsultasi terpercaya 0,14 3 0,42
4 Memenuhi kebijakan konten lokal 0,08 4 0,32
5 Berpengalaman dalam engineering 0,11 4 0,44
Weakness
1 Ketidaksesuaian dalam pelaksanaan proses bisnis yang telah disepakati
0,05 2 0,10
2 Struktur organisasi yang tidak sesuai 0,06 2 0,12
105
3 Kurangnya sumber daya untuk menangani proyek 0,14 1 0,14
4
Ketidakefektifan kompetensi pengembangan sistem teknisi untuk proyek EPC
0,05 2 0,10
5 Kurangnya manfaat sistem kompensasi dalam penilaian kerja
0,10 1 0,10
Total 1,0 2,77 Sumber: Hasil Kuesioner PT Rekadaya Elektrika
Total rata-rata tertimbang 2,77 lebih besar dari 2,5 mengindikasikan posisi internal kuat
(David, 2006, p208). Hasil total dari Matriks IFE ini digunakan dalam analisis IE matriks.
Kekuatan terbesar perusahaan berada pada bobot 0,22 diberikan untuk biaya yang bersaing
dengan peringkat 4 dan hasil rata-rata tertimbang 0,88. Biaya yang bersaing diberi terbesar
karena dengan biaya yang bersaing, perusahaan memiliki nilai ‘lebih’ dimata pelanggannya.
Sedangkan pengalaman dalam engineering relatif diberikan bobot 0,11 dengan peringkat 4
dan rata-rata tertimbang dengan jumlah 0,44. Pengalaman dalam engineering adalah jumlah
besar yang kedua karena perusahaan membutuhkan pengalaman untuk menjalankan line
bisnis EPC. Yang menjadi kelemahan terbesar dari PT Rekadaya Elektrika adalah
ketidaksesuaian dalam pelaksanaan proses bisnis yang telah disepakati dengan rata-rata
tertimbang 0,10. Hal ini menjadi kelemahan terbesar karena jika ketidaksesuaian ini terjadi
terus menerus, maka rasa percaya pelanggan akan berkurang dengan sendirinya.
Ketidaksesuaian yang dimaksud misalnya ketidaktepatan waktu penyelesaian proyek.
Kelemahan terbesar kedua adalah kurangnya manfaat sistem kompensasi dalam penilaian
kerja dengan nilai rata-rata tertimbang 0,10. Ini juga menjadi kelemahan terbesar PT
Rekadaya Elektrika karena berhubungan dengan SDM. Yang sering kali terjadi dalam PT
Rekadaya Elektrika adalah penumpukan job description yaitu satu karyawan bisa
106
mengerjakan beberapa tugas sekaligus. Hal ini bisa berakibat fatal bagi kelanjutan
perusahaan. Jika hal ini tetap dibiarkan, bisa menyebabkan jenuhnya karyawan yang
akhirnya menyebabkan tingginya turn over karyawan. Yang menjadi kelemahan yang ketiga
adalah ketidakefektifan kompetensi pengembangan sistem teknisi untuk proyek EPC.
Pengembangan sistem teknisi harus diimbangi dengan kompetensi yang mendukung.
Kompetensi disini bisa itu SDM maupun biaya. Terkadang yang terjadi pada PT Rekadaya
Elektrika adalah perusahaan kurang mempersiapkan tenaga kerja yang mendukung untuk
sistem teknisi khususnya dalam menjalankan proyek EPC. Akibatnya perusahaan lebih sering
mencari bantuan dari perusahaan lain. Padahal jika perusahaan mempersiapkan SDM sebaik
mungkin, keefektifan kompetensi bisa tercapai.
Tabel 4.17 Matrik EFE PT Rekadaya Elektrika
Opportunity Keterangan Bobot Peringkat Rata-rata tertimbang
1
Pertumbuhan kedepan utilitas sektor kedua PLN dan IPP (PLN crash program 10.000 MW, PLN Program IPP, Visi 75/110)
0,25 4 1,00
2
Departemen Pekerjaan Umum memiliki prioritas dalam membangun infrastruktur di daerah-daerah kekurangan daya listrik
0,19 4 0,76
3 Potensi untuk bermitra dengan pemain baru di sektor tenaga listrik
0,05 3 0,15
4 Pasar energi alternatif 0,10 3 0,30
Threat
1 Krisis ekonomi global dan implikasinya 0,09 1 0,09
107
2 Pasar ekonomi terbuka global (AFTA, APEC, WTO) 0,04 2 0,08
3 Fluktuasi harga komoditas 0,09 1 0,09
4 Resiko nilai tukar Rupiah 0,09 1 0,09
5 Daya tawar menawar pemasok tinggi 0,08 2 0,16
Total 1,0 2,72 Sumber: Hasil Kuesioner PT. Rekadaya Elektrika
PT Rekadaya Elektrika memiliki total nilai yang dibobotkan sebesar 2,72 lebih besar
dari 2,50 yang artinya PT Rekadaya Elektrika mampu memanfaatkan peluang untuk
mengatasi ancaman eksternal perusahaan (David, 2006,p144). Bila dilihat dari sisi
lingkungan eksternal, peluang utama yang dimiliki perusahaan adalah Pertumbuhan kedepan
utilitas sektor kedua PLN dan IPP (PLN crash program 10.000 MW, PLN Program IPP, Visi
75/110) yang nilai rata-rata tertimbangnya sebesar 1,00. Program ini menjadi peluang bagi
perusahaan karena pemerintah sedang gencar-gencarnya membangun infrastruktur dalam
hal ini adalah pembangkit listrik baik itu di Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa. Selain itu
peluang utama lainnya adalah Departemen Pekerjaan Umum memiliki prioritas dalam
membangun infrastruktur di daerah-daerah kekurangan daya listrik. peluang ini masih ada
hubungannya dengan program pemerintah dengan nilai rata-rata tertimbangnya 0,76. Salah
satu pangsa pasar PT Rekadaya Elektrika adalah wilayah Indonesia bagian tengah dan
Indonesia bagian Timur. Dimana kita ketahui sebagian besar wilayah Indonesia bagian
tengah dan Wilayah timur dalam infrastrukturnya kurang diperhatikan. Persebaran listriknya
pun belum merata. Dengan adanya prioritas pemerintah akan pembangunan infrastruktur di
daerah-daerah kekurangan daya listrik, ini menjadi peluang yang bagus bagi PT Rekadaya
Elektrika.
108
Sedangkan dari segi ancaman eksternal PT Rekadaya Elektrika, yang menjadi
ancaman utama adalah Pasar ekonomi terbuka global (AFTA, APEC, WTO) dengan nilai rata-
rata terimbangnya sebesar 0,08. Pasar ekonomi terbuka ini menjadi ancaman terbesar
karena pasar ekonomi terbuka memperbolehkan perusahaan asing untuk masuk ke
Indonesia tanpa dikenakan bea cukai. Ini jelas menjadi ancaman bagi PT Rekadaya Elektrika.
Dimana bisa saja perusahaan asing memiliki barang dengan kualitas yang bagus dengan
harga yang lebih murah. Selain itu dari olahan data yang telah dilakukan, ada 3 ancaman
yang mempunyai bobot yang sama yaitu krisis ekonomi Global dan implikasinya, fluktuasi
harga komoditas, resiko nilai tukar Rupiah dengan nilai rata-rata tertimbang sebesar 0,9.
Krisis ekonomi global dan implikasinya menjadi ancaman bagi PT Rekadaya Elektrika karena
pada dasarnya hampir semua bidang usaha terkena dampak dari krisis global terlebih lagi
kalau perusahaan multinasional. Walaupun PT Rekadaya Elektrika bukan perusahaan
multinasional, tetapi beberapa peralatan harus impor dari negara lain. Ini juga berhubungan
dengan resiko nilai tukar Rupiah dimana nilai tuka Rupiah jarang sekali berada diposisi yang
stabil dalam jangka waktu yang lama. Karena peralatan harus impor inilah maka pembayaran
pun di lakukan dalam mata uang internasional (Dolar). Jika terjadi krisis ekonomi global
maka yang terjadi adalah melemahnya nilai tukar Rupiah. Jika nilai tuka Rupiah melemah,
maka terjadi penurunan keuntungan PT Rekadaya Elektrika. Hal sama pun terjadi dalam
fluktuasi harga komoditas. Dimana komoditas yang dipakai oleh PT Rekadaya Elektrika
misalnya minyak bumi, mengikuti harga pasaran dunia. Jika harga komoditas ini naik, maka
terjadi juga penurunan keuntungan PT Rekadaya Elektrika. Jika salah strategi dan
perhitungan, bisa-bisa yang terjadi adalah PT Rekadaya Elektrika justru mengalami kerugian.
109
4.2.3 Matriks Profil Pesaing
Tabel 4.18 Matrik Profil Pesaing
PT Rekadaya Elektrika PT PLNE Faktor Penentu
Keberhasilan Bobot Peringkat Nilai Peringkat Nilai
Kekuatan Keuangan 0,10 2 0,20 4 0,40
Keunggulan Teknologi 0,10 3 0,30 3 0,30
Pengalaman Bisnis 0,10 3 0,30 4 0,40
Daya Saing Harga 0,15 4 0,60 3 0,45
Manajemen 0,10 2 0,20 4 0,40
Variasi Jasa 0,15 4 0,60 2 0,30
Ekspansi Global 0,05 3 0,15 3 0,15
Pangsa Pasar Domestik 0,10 3 0,30 4 0,40
Wilayah Pemasaran 0,05 3 0,15 4 0,20
Sistem Penyediaan 0,10 3 0,30 4 0,40
1,00 3,10 3,55 Sumber : Hasil Pengolahan Penulis
Kesimpulan:
• Pada Matriks Profil Pesaing dengan daya saing harga dan variasi jasa, PT Rekadaya
Elektrika memiliki keunggulan yang lebih baik ketimbang pesaingnya.
• Untuk keunggulan teknologi dan ekspansi global, PT Rekadaya Elektrika, memiliki
kekuatan yang sama dibandingkan dengan PT PLNE.
• Yang menjadi kelemahan PT Rekadaya Elektrika adalah mengenai kekuatan
keuangan dimana PT Rekadaya Elektrika masih mengandalkan dana dari
perusahaan induk, dan manajemen di dalam perusahaan itu sendiri.
Secara keseluruhan PT Rekadaya Elektrika (3,10) masih di bawah pesaingnya PT.
PLNE (3,55).
110
4.3 Tahap Pencocokan
Setelah tahap input selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah tahap
pencocokan. Dalam tahap ini dilakukan analisis mengenai alternatif strategi-strategi yang
akan muncul dalam menghasilkan strategi alternatif yang layak untuk digunakan oleh PT
Rekadaya Elektrika dalam jangka panjangnya. Dalam tahap pencocokan ini diperlukan
suatu intuisi dan analysis skill dalam menemukan strategi yang benar-benar cocok
digunakan oleh perusahaan. Tahap pencocockan (matching) terdiri dari lima teknik:
• Matrik SWOT (Threats-Opportunities-Weaknesses-Strengths)
• Matrik IE (Internal-Eksternal)
• Matrik SPACE (Strategic Position and Action Evaluation)
• Matrik BCG (Boston Consulting Group)
• Matrik Grand Strategy
Untuk membuat kelima matriks tersebut tergantung dari informasi yang
diperoleh pada saat membuat tahap input untuk mencocokan peluang dan ancaman
eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal PT Rekadaya Elektrika. Untuk
menganalisis kelima teknik dalam tahap pencocokan ini, informasi didapatkan melalui
wawancara dengan salah satu Manajer dalam PT Rekadaya Elektrika. Informasi yang
didapatkan tergantung pada kebutuhan yang diperlukan dalam pembuatan masing-
masing matriks.
111
4.3.1 Matrik SWOT
Tabel 4.19 Matrik SWOT
KEKUATAN – S
1. EPC Nasional pertama
khususnya pembangunan
power plant.
2. Biaya yang bersaing.
3. Manajemen yang baik dengan
mitra kerja.
4. Memenuhi kebijakan konten
lokal.
5. Berpengalaman dalam
engineering.
KELEMAHAN – W
1. Ketidaksesuaian dalam
pelaksanaan proses bisnis
yang telah disepakati.
2. Struktur organisasi yang tidak
sesuai.
3. Kurangnya sumber daya untuk
menangani proyek.
4. Ketidakefektifan kompetensi
pengembangan sistem teknisi
untuk proyek EPC.
5. Kurangnya manfaat sistem
kompensasi dalam penilaian
kerja.
PELUANG – O
1. Pertumbuhan kedepan PLN
crash program 10.000 MW
dan PLN Program IPP.
2. Departemen pekerjaan umum
memiliki prioritas dalam
membangun infrastruktur di
daerah-daerah kekurangan
daya listrik.
3. Potensi untuk bermitra
dengan pemain baru di sektor
tenaga listrik.
4. Pasar energi alternatif.
1. Product development (O2, O4,
S4)
2. Concentric diversification (O1,
O2, O4, S4, S5)
1. Partnering (O1, O2, O3, W3,
W4)
ANCAMAN – T
1. Krisis ekonomi global dan
implikasinya.
2. Pasar ekonomi terbuka
global (AFTA, APEC, WTO).
3. Fluktuasi harga komoditas.
4. Resiko nilai tukar Rupiah.
5. Daya tawar menawar
pemasok tinggi.
1. Product Development (T2, S4,
S5)
2. Cost Leadership (T3, T4, S2)
3. Focus (T5, S2, S3)
1. Memperjelas struktur organisasi
agar manajemen berjalan
dengan efekif untuk mengatasi
pesaing-pesaing (T2, W2, W3)
2. Subkontrak (T2, T5, W3)
Sumber: Hasil Pengolahan Data
112
Kesimpulan:
STRATEGI SO
• Product Development
Saat ini pemerintah sedang gencar-gencarnya mencanangkan PLN crash program 10.000
MW dan PLN Program IPP. Selain itu juga departemen Pekerjaan Umum memiliki prioritas
dalam membangun infrastruktur di daerah-daerah yang mengalami kekuarangan daya listrik
dan didukung peluang sebagai pasar energi alternatif, yaitu PLTU (Pembangkit Lisrik Tenaga
Uap), PT Rekadaya Elektrika bisa mulai mengembangkan bisnis line berikutnya yaitu
Operation and Maintenance.
• Concentric diversification
Berkaitan dengan sejarah dari PT Rekadaya Elektrika X yang mempunyai pengalaman
dalam engineering, serta memanfaatkan peluang yang ada, perusahaan bisa menambahkan
produk baru berupa PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas).
STRATEGI WO
• Partnering
Partnering adalah strategi yang terjadi ketika dua perusahaan atau lebih membentuk
kerjasama sementara atau konsorium guna memanfatkan beberapa peluang. Dalam
menghadapi persaingan global, PT Rekadaya Elektrika bisa memanfaatkan keadaan dengan
mengadakan partnering terhadap perusahaan dari luar negeri. PT Rekadaya Elektrika bisa
mengadakan partnering khususnya dibidang teknologi terkait.
113
STRATEGI ST
• Cost Leadership
Karena proyek yang didapat rata-rata harus melalui sistem tender, PT Rekadaya Elektrika
harus menekan biaya seefisien mungkin guna menambah keuntungan. Fluktuasi harga
komoditas dan resiko nilai tukar mata uang Rupiah perlu diperhitungkan dengan baik agar
perusahaan bisa memenuhi syarat yang diajukan pihak yang mengadakan tender namun
tidak harus merugi dalam prakteknya.
• Focus
Dalam menghadapi pasar ekonomi terbuka dan didukung oleh biaya yang bersaing, PT
Rekadaya Elektrika dapat menerapkan strategi focus. Ada tiga skala PLTU yaitu PLTU skala
kecil, PLTU skala menengah dan PLTU skala besar. Dari pengamatan yang telah dilakukan,
sebaiknya PT Rekadaya Elektrika berfokus hanya pada PLTU skala kecil dan menengah saja.
Karena kemampuan keuangan dan SDM PT Rekadaya Elektrika saat ini hanya mampu
sebatas PLTU skala kecil dan PLTU skala menengah.
STRATEGI WT
• Struktur Organisasi
Struktur organisasi sedikit banyak ikut berperan dalam jalannya perusahaan. Untuk itu
perusahaan harus membenahi struktur organisasi yang sudah ada agar jalannya perusahaan
lebih efektif dalam mengahadapi pesasing-pesaing.
• Subkontrak
Kurangnya sumber daya untuk menangani proyek ditambah ancaman pasar ekonomi
terbuka bisa berakibat fatal bagi perusahaan. Untuk mengatasinya, perusahaan bisa
mengadakan subkontrak dengan perusahaan lain. Dengan subkontrak, PT Rekadaya Elektrika
tetap bisa menyelesaikan proyek sesuai perjanjian yang telah disepakati.
114
4.3.2 Matrik Internal-Eksternal (IE)
Tabel 4.20 Matrik IE
Tinggi3,0 - 4,0
Sedang2,0 - 2,99
Rendah1,0 - 1,99
1,0
4,0
Kuat3,0 - 4,0
Rata-Rata2,0 - 2,99
3,0
2,0
I II
IV
VII
TOTAL RATA-RATA TERTIMBANG IFELemah
1,0 - 1,99III
V VIPT XXX
(2,72;2,77)VIII IX
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan hasil dari tabel Matrik IFE dan tabel Matrik EFE, diketahui
bahwa nilai IFE-nya adalah 2,77 dan nilai EFE-nya adalah 2,72. Dengan demikian
PT Rekadaya Elektrika berada dalam sel V, yaitu pada divisi jaga dan
pertahankan, posisi perusahaan cukup stabil dan daya tarik industri sejenis sedang
tumbuh. PT Rekadaya Elektrika dapat menjalankan strategi intensif, dimana harus
lebih fokus terhadap market penetration dan melakukan product development
yang ditawarkan kepada konsumen. Melakukan market penetration dengan
melakukan pemasaran yang lebih gencar, seperti pemasaran B2B (Business to
Business), sering mengikuti tender. Sedangkan untuk product development sudah
dijelaskan pada Matrik SWOT.
TOTA
L RAT
A-RAT
A TE
RTIM
BAN
G
EFE
115
4.3.3 Matrik SPACE
Tabel 4.21 Matrik SPACE PT Rekadaya Elektrika
KEKUATAN KEUANGAN (FS) - Profit meningkat tahun ini menjadi 3.7%
dari tahun lalu. - Pendapatan naik 45% menjadi Rp
770,024 Milyar dibandingkan tahun sebelumnya
NILAI 4 5
9 KEKUATAN INDUSTRI (IS) - Banyaknya proyek pembangunan
pembangkit listrik di Indonesia - Potensi pertumbuhan yang tinggi - Potensi laba kedepan terus meningkat - Stabilitas keuangan yang lemah
5 5 4 2
16 STABILITAS LINGKUNGAN (ES) - Resiko bisnis yang tinggi - Tingkat inflasi yang cenderung naik - Kebijakan fiskal yang cenderung fluktuatif - Kisaran harga jasa pesaing diantara
perusahaan sejenis
-3 -3 -3 -2
-11 KEUNGGULAN KOMPETITIF (CA) - Harga Bersaing - Berpengalaman - Kendali atas pemasok - Manajemen yang baik dengan mitra kerja
-1 -2 -3 -2 -8
KESIMPULAN Rata-rata ES adalah -11 ÷ 4 = -2,75 Rata-rata CA adalah -8 ÷ 4 = -2 Rata-rata IS adalah 16 ÷ 4 = 4 Rata-rata FS adalah 9 ÷ 2 = 4,5 Sumbu x: -2 + 4 = 2 Sumbu y: -2,75 + 4,5 = 1,75
Sumber: Hasil pengolahan Penulis
116
0
FS
CA IS
ES
-5-6
Konservatif Agresif
Defensif Kompetitif
3-4 4 5 6
-6
-1 1-2 2-3
-1
-2
-3
-4
-5
6
5
4
3
2
1
Sumber : Hasil pengolahan data
Gambar 4.7 Matrik SPACE Profil Strategi PT Rekadaya Elektrika
Dari tabel dan gambar Matrik SPACE PT Rekadaya Elektrika di atas, diketahui bahwa
koordinat vektor arah pada sumbu x sebesar 2, dan pada sumbu y sebesar 1,75. Dengan
demikian dapat dilihat bahwa perusahaan berada pada kuadran agresif. Pada kuadran ini
perusahaan berada pada posisi yang baik untuk menggunakan kekuatan internalnya. Strategi
yang cocok digunakan, antara lain: market penetration, market development, product
development, backward intergration, forward integration, horizontal integration,
conglomerate diversification, concentric diversification, diversifikasi horizontal.
Dilihat dari keadaan perusahaan, maka strategi yang bisa diterapkan: market penetration
dan product development. Strategi market penetration ini sudah dijelaskan pada Matrik
IE. Sedangkan strategi product development sudah dijelaskan pada Matrik SWOT.
117
4.3.4 Matrik BCG (Boston Consulting Group)
POSISI PANGSA PASAR RELATIF DALAM INDUSTRI
Tinggi Rendah1,0 0
Sedang0,5
Tinggi +20
Menengah 0
Rendah -20
1 2
Sumber : Hasil Pengolahan Penulis
Gambar 4.8 Matrik BCG
Tabel 4.22 Matrik BCG PT Rekadaya Elektrika
No Divisi Pendapatan* %pendapatan Laba* % Laba % Pangsa Pasar Kecepatan pertumbuhan1 Konsultasi 77,002 10% 35,421 54% 21% 152 EPC 693,022 90% 374,232 46% 14% 10
Total 770,024 100% 409,653 100%* dalam Miliyar Rupiah
Sumber : Hasil Pengolahan penulis
Kesimpulan:
Dilihat dari tabel diatas, persentase laba terbesar ada pada divisi Konsultasi yaitu sebesar
54% dan pertumbuhan yang cepat (+15). Namun pada pendapatan yang diraih justru yang
tertinggi adalah divisi EPC (90%). Hal ini disebabkan karena pada awalnya PT Rekadaya
Elektrika bergerak hanya pada jasa konsultasi saja. Selain itu, jasa konsultasi memiliki nilai
TIN
GK
AT
PER
TUM
BU
HA
N
PEN
JUA
LAN
IN
DU
STR
I
(PR
ESEN
TASE
)
118
proyek yang kecil namun keuntungan yang dapat diraih relatif besar. Yang terjadi pada divisi
EPC justru berbanding terbalik. Jasa EPC memiliki nilai proyek yang besar, namun
keuntungan yang didapat justru relatif sedikit.
Divisi Konsultasi yang memiliki pangsa pasar yang terbesar (21%) dan tingkat
pertumbuhan yang cepat (+15). Divisi EPC memiliki memiliki pangsa pasar sebesar 14%
dengan kecepatan pertumbuhan (+10). Walaupun perusahaan hanya memiliki pangsa pasar
dibawah 25%, PT Rekadaya Elektrika melihat dari kemampuan kompetensinya. Selain itu
juga walaupun persentasenya kecil, namun nilai proyek yang dterimanya besar.
Baik divisi konsultasi maupun divisi EPC berada pada kuadran yang sama. Strategi
kuadran I (tanda tanya): Market penetration, market development, atau product
development atau bisa menjual divisi ini. Strategi yang cocok untuk diterapkan pada divisi
Konsultasi adalah market penetration dan product development. Strategi market
penetration ini sudah dijelaskan pada Matrik IE. Sedangkan strategi product development
sudah dijelaskan pada Matrik SWOT.
119
4.3.5 Matrik Grand Strategy
Gambar 4.X
Sumber : Hasil Kuesioner PT Rekadaya Elektrika (2009)
Gambar 4.9 Matrik Grand Strategy
Berdasarkan hasil analisis Grand Strategy, perusahaan berada dalam kuadran I dimana
dalam Grand Strategy merupakan posisi yang bagus. Strategi pada kuadran I adalah
Product development, Forward Integration, Backward Integration, Horizontal
Integration, dan Concentric diversification.Setelah dilakukan penelitian, strategi yang
bisa diterapkan PT Rekadaya Elektrika adalah Product Development dan Concentric
Diversification. Strategi keduanya sudah dijelaskan pada matrik SWOT.
Setelah melakukan tahap input dan tahap pencocokan, langkah selanjutnya adalah
memilih alternatif strategi mana yang lebih diprioritaskan dibandingkan dengan alternatif
strategi yang lain. Dari sekian Matriks yang digunakan, maka strategi yang didapat adalah:
PERTUMBUHAN PASAR YANG TINGGI
POSISI KOMPETITIF
YANG LEMAH
POSISI KOMPETITIF YANG KUAT
PERTUMBUHAN PASAR YANG RENDAH
120
1. Product development
2. Concentric diversification
3. Partnering
4. Cost Leadership
5. Focus
6. Memperjelas struktur organisasi agar manajemen berjalan dengan efektif untuk
mengatasi pesaing-pesaing
7. Subkontrak
8. Market penetration
Setelah mengetahui alternatif yang muncul untuk digunakan oleh perusahaan PT
Rekadaya Elektrika, langkah selanjutnya adalah melakukan wawancara dengah perusahaan
untuk memilih 3 dari 8 alternatif strategi yang didapat. Strategi tersebut meliputi Product
development, Partnering, dan Focus.
4.4 QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)
Setelah melakukan pemilihan strategi, langkah berikutnya adalah melakukan analisis
menggunakan QSPM untuk mengetahui nilai daya tarik yang dimiliki oleh alternatif-alternatif
strategi yang ada. Nilai daya tarik alternatif-alternatif didasarkan pada faktor eksternal dan
faktor internal PT Rekadaya Elektrika dan juga bobot pada tabel normalisasi faktor internal
PT Rekadaya Elektrika dan tabel normalisasi bobot faktor eksternal PT Rekadaya Elektrika.
Semakin tinggi total nilai daya tarik suatu alternatif strategi, maka menunjukkan strategi itu
menarik untuk dijalankan.
121
Tabel 4.23 QSPM PT Rekadaya Elektrika
Product Development Partnering Focus
Faktor Kunci Bobot AS TAS AS TAS AS TAS
Peluang Pertumbuhan kedepan utilitas sektor kedua PLN dan IPP (PLN crash program 10.000 MW, PLN Program IPP, Visi 75/110)
0,25 4 1,00 2 0,50 3 0,75
Departemen pekerjaan umum memiliki prioritas dalam membangun infrastruktur di daerah-daerah kekurangan daya listrik
0,19 3 0,57 3 0,57 4 0,76
Potensi untuk bermitra dengan pemain baru di sektor tenaga listrik 0,05 3 0,15 4 0,20 3 0,15
Pasar energi alternatif 0,10 4 0,40 2 0,20 2 0,20
Ancaman
Krisis ekonomi global dan implikasinya 0,09 2 0,18 2 0,18 3 0,27
Pasar EKONOMI terbuka global (AFTA, APEC, WTO) 0,04 3 0,12 4 0,16 3 0,12
Fluktuasi harga komoditas 0,09 2 0,18 3 0,27 3 0,27
Resiko nilai tukar Rupiah 0,09 2 0,18 2 0,18 3 0,27
Daya tawar menawar pemasok tinggi 0,08 2 0,16 4 0,32 2 0,16
122
Kekuatan
EPC Nasional pertama khususnya pembangunan power plant 0,03 3 0,09 2 0,06 3 0,09
Biaya yang bersaing 0,22 2 0,44 3 0,66 3 0,66
Sebagai mitra layanan konsultasi terpercaya 0,14 3 0,42 3 0,42 3 0,42
Memenuhi kebijakan konten lokal 0,08 3 0,24 3 0,24 3 0,24
Berpengalaman dalam engineering 0,11 3 0,33 2 0,22 4 0,44
Kelemahan
Ketidaksesuaian dalam pelaksanaan proses bisnis yang telah disepakati 0,05 2 0,10 4 0,20 3 0,15
Struktur organisasi yang tidak sesuai 0,06 2 0,12 3 0,18 2 0,12
Kurangnya sumber daya untuk menangani proyek 0,14 3 0,42 4 0,56 4 0,56
Ketidakefektifan kompetensi pengembangan sistem teknisi untuk proyek EPC 0,05 2 0,10 3 0,15 3 0,15
Kurangnya manfaat sistem kompensasi dalam penilaian kerja 0,10 1 0,10 1 0,10 2 0,20
5,30 5,37 5,98 Sumber: Hasil Pengolahan Penulis
123
Berdasarkan perhitungan di atas total nilai daya tarik yang didapatkan masing-masing
strategi adalah:
1. Strategi product development dengan total 5,30
2. Strategi Partnering dengan total 5,37
3. Strategi focus dengan total 5,98
Kesimpulan: dengan demikian berdasarkan perhitungan analisis QSPM total nilai terbesar
adalah strategi focus kemudian strategi partnering. Untuk jangka panjang, PR Rekadaya
Elektrika bisa mempertimbangkan strategi product development.
4.5 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian
1) Strategi focus
Melihat kompetensi dari PT Rekadaya Elektrika dan juga potensi pertumbuhan
industri yang bagus, strategi focus bisa berhasil. Tingginya permintaan pasar namun
tidak didukung dengan kompetensi PT Rekadaya Elektrika, perusahaan bisa
memfokuskan pada PLTU skala kecil dan menengah saja.
2) Strategi partnering
Dalam menghadapi persaingan global dan memanfaatkan PLN crash program 10000
MW serta prioritas Departemen Pakerjaan Umum akan kebutuhan daerah-daerah
yang kekurangan pasokan listrik, perusahaan bisa memanfaatkan faktor kekuatan
internal yaitu biaya yang bersaing dengan cara mengadakan partnering dengan
perusahaan asing. Partnering ini juga berfungsi mengatasi kelemahan PT Rekadaya
Elektrika seperti ketidaksesuaian dalam pelaksanaan proses bisnis yang telah
disepakati juga kurangnya sumber daya untuk menangani proyek.
124
3) Strategi product development
Untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu menjadi perusahaan yang menyediakan
jasa end-to-end, perusahaan bisa melakukan strategi product development, yaitu
mulai menyediakan jasa plant operating and maintenance. Dimana perusahaan
menawarkan jasa pengoperasian pemeliharaan pembangkit, termasuk environmental
protection, refurbishment, recruitment plant operator and staff, pelatihan unuk
operator dan staf. Selain itu strategi ini dijalankan supaya ada kesinambungan pada
perusahaan. Kesinambungan yang dimaksud adalah ketika PT Rekadaya Elektrika
tidak ada proyek yang didapat, perusahaan tetap mempunyai pemasukan kas.