Bab 4 Hasil Dan Analisis

download Bab 4 Hasil Dan Analisis

of 9

description

hidografi

Transcript of Bab 4 Hasil Dan Analisis

HASIL DAN ANALISIS

4.1.HASILTerdapat beberapa hasil yang akan ditampilkan, meliputi hasil pengolahan data pengamatan pasang surut, hasil pengolahan data pemeruman dan hasil penghitungan pengukuran topografi.

4.1.1.Hasil Pengamatan Pasang SurutUntuk mendapatkan tinggi pasang surut dilakukan pengamatan dengan menggunakan rambu ukur yang dicatat setiap 10 menit sekali, pada kegiatan peraktikum ini pengamatan dimulai pada pukul 08:00 WIB sampai pukul 17:00 WIB.

JamBacaan Pasut

8:401.200

8:501.235

9:001.270

9:101.360

9:201.390

9:301.430

9:401.463

9:501.497

10:001.520

10:101.523

10:201.527

10:301.530

10:401.533

10:501.537

11:001.540

11:101.533

11:201.527

11:301.520

11:401.513

11:501.507

12:001.500

12:101.453

12:201.407

12:301.360

12:401.313

12:501.267

13:001.220

13:101.118

13:201.157

13:301.125

13:401.093

13:501.062

14:001.030

14:100.985

14:200.940

14:300.895

14:400.850

14:500.805

15:000.760

15:100.712

15:200.663

15:300.615

15:400.567

15:500.518

16:000.470

16:100.410

16:200.350

16:300.450

16:400.510

16:500.550

17:000.600

Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Pasang Surut

4.1.2.Hasil Pengolahan Data PemerumanPengolahan data merupakan bagian terintegrasi dari rangkaian pekerjaan survey hydrografi / survey batimetri secara keseluruhan dengan tujuan untuk mendapatkan data kedalaman yang benar. Selain itu angka kedalaman juga harus diredusir kepada suatu bidang acuan kedalaman yaitu Low Water Spring (LWS) (tergantung penetapan).Hasil akhir dari pengukuran data lapangan ini adalah berupa data kedalaman dan peta batimetri. Untuk menghitung data kedalaman, maka diperlukan data data lain sebagai data pendukung. Data data tersebut adalah data waktu, koordinat (x,y, depth ukuran), koreksibarcheck, koreksi transducer, tinggi pasut, tinggi chart datum, dan koreksi pasut. Contoh pengolahan data dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Pada pengolahan data, data yang dihitung menggunakan data pasut yang dihitung berselang waktu tiap 10 menit. Misalnya dari jam 12.00 14.00 WIB, maka dihitungnya dimulai dari 12.00 12.10 , 12.10 12.20 , 12.20 12.30 , dan seterusnya sampai jam 14.00 WIB.Tahapan Pengolahan Data:1.Untuk koreksi barcheck nilainya dianggap nol, dikarenakan tidak dilakukan proses pengukuran barcheck2.Untuk koreksi transducer nilainya 0,5 , disesuaikan dengan standarnya3.Menghitung Tinggi Pasut

Ket:TP = Tinggi PasutDJ = Data JamDJ0= Data Jam yang dicari

4.Menghitung Tinggi Chart Datum

5.Menghitung Koreksi Pasut

6.Menghitung Kedalaman Setelah KoreksiDepth Ukuran Koreksi Barcheck + Koreksi Transducer Tinggi Chart Datum

Ket:KSK = Kedalaman Setelah KoreksiKB = Koreksi BarcheckKT = Koreksi TranduserTCD = Tinggi Chart Datum7.Menghitung Kedalaman Sebenarnya

8.Setelah mendapatkan, kedalaman sebenarnya maka selanjutnya kita dapat membuat peta batimetri/peta kedalaman Waduk Jatiluhur. Data elevasi dibutuhkan untuk membuat kontur. Pada pembuatan peta batimetri menggunakan beberapa software yaitu MapSource, Global Mapper, Surfer, LDD 2009 dan AutoCad 2007.

4.1.3.Hasil Penghitungan Pengukuran TopografiUntuk mendapatkan data hasil pengukuran topografi dilakukan dengan cara mendownload data dari electronic total station (ETS), dengan cara sebagai berikut.1.Open software Topcon linkFile import from device pilih berdasarkan merk ets Topcon total station add new station berikan nama sesuai project generalPort (berdasarkan computer) Advance Menyamakan alat dan modelnya - OKBagian kanan untuk tempat menyimpan data yang baru (terlebih dahulu buat direktori penyimpanan)2.Download setting terlebuh dahulu ets nyaMenu memory manager data transfer GTS formark Setting com parameter3.Send data pada alatList pilih berdasarkan nama saat peraktikum, missal 3 dan 4 OKSetelah tampil point koordinatnya, copy kedalam Ms.Excel

4.1.4. Hasil Ploting Data Pengukuran dan PemerumanPloting dalam bentuk 3 dimensi, dimaksudkan untuk melakukan pendekatan terhadap hasil pengukuran topografi darat dan topografi perairannya, yang lalu akan dilakukan penggambaran menggunakan Software LDD 2009 dan AutoCAD 2007.Indeks warna menggambarkan biru tua adalah daerah tertinggi yaitu daratan Waduk Jatiluhur, dan warna biru muda menggambarkan daerah terendah pada Waduk Jatiluhur.

Gambar 4.1. Tampilan 3 dimensi permukaan daratan dan waduk

4.2.ANALISIS

4.2.1.Analisis Survey BatimetriPada penelitian kali ini, peta batimetri yang dihasilkan kurang maksimal, hal tersebutdikarenakan data batimetri yang diambil merupakan data yang didapat dari SBES (single beam echosounder), sehingga data yang didapat hanya merupakan data kedalaman dari lajur survei. Oleh sebab itu, peta batimetri yang dihasilkan kurang dapat menggambarkan bagaimana kondisi topografi dari permukaan dasar laut. Hasil survei batimetri yang didapat menunjukkan bahwa kedalaman daerah survei berkisar antara -3,3 sampai -65,9 meter. Nilai kedalaman tersebut menunjukkan bahwa daerah penelitian mempunyai bentuk topografi yang cenderung landai karena tidak terdapat perbedaan yang terlalu signifikan pada nilai kedalaman yang didapat. Nilai kedalaman daerah survei semakin ke utara cenderung semakin dalam, akan tetapi hal tersebut tidak terlalu menjadi masalah karena selisih kedalamannya hanya berkisar antara 1-2 meter.

4.2.2.Analisis Data Pasang SurutAnalisis pasang surut dilakukan untuk mendapatkan komponen-komponen penyusun pasang surut yang kemudian digunakan untuk meramal fluktuasi muka air pasang surut, yang kemudian digunakan untuk menentukan elevasi-elevasi penting (acuan) untuk pengukuran ketinggian (elevasi) di darat maupun kedalaman perairan.

4.2.3.Analisis Pengukuran TopografiAnalisis pengukuran topografi dilakukan untuk mendapatkan model ketinggian permukaan tanah (elevasi) dan bentuk tutupan lahan disekitarnya yang berada di pinggir Waduk Jatiluhur yang nantinya data akan digabungkan dengan data hasil pengukuran kedalaman