BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab...

52
49 BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN Dalam penilaian kelayakan rencana usaha produksi garam ini digunakan beberapa aspek- aspek yang relevan dikaji untuk menentukan suatu rencana usaha yang dapat dikatakan layak atau tidak layak. Hal ini untuk menghindari keterlanjuran kerugian yang lebih besar karena menjalankan usaha yang belum tentu layak untuk dijalankan. Dalam penilaian ini aspek-aspek yang relevan untuk dikaji dalam rencana usaha produksi garam adalah aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, aspek lingkungan, dan aspek keuangan. 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas aspek lain dalam studi kelayakan bisnis, terlebih dahulu akan dilakukan analisis terhadap aspek pasar. Analisis ini dimaksudkan untuk melihat potensi permintaan dan menentukan target penjualan. Oleh karena itu, dibuat proyeksi penjualan secara kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode perkiraan kualitatif, sedangkan data-data perkiraan akan tersaji dalam tabel 4.1. 1. Januari 2006 Perkiraan penjualan pada awal bulan Januari ini diasumsikan sebesar 3 ton. Pada awal bulan ini direncanakan penjualan dilakukan langsung oleh perusahaan terjun ke pasar-pasar atau toko-toko untuk memperkenalkan produk. Asumsi penjualannya ke pasar-pasar: a. Garam Bata terjual sebanyak 1000 pak (1,2 ton) b. Garam Meja terjual sebanyak 180 ball (1.8 ton)

Transcript of BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab...

Page 1: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

49

BAB 4

ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN

Dalam penilaian kelayakan rencana usaha produksi garam ini digunakan beberapa aspek-

aspek yang relevan dikaji untuk menentukan suatu rencana usaha yang dapat dikatakan layak

atau tidak layak. Hal ini untuk menghindari keterlanjuran kerugian yang lebih besar karena

menjalankan usaha yang belum tentu layak untuk dijalankan.

Dalam penilaian ini aspek-aspek yang relevan untuk dikaji dalam rencana usaha produksi

garam adalah aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis, aspek manajemen, aspek lingkungan,

dan aspek keuangan.

4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran

4.1.1 Analisis Pasar

Sebelum membahas aspek lain dalam studi kelayakan bisnis, terlebih dahulu akan

dilakukan analisis terhadap aspek pasar. Analisis ini dimaksudkan untuk melihat potensi

permintaan dan menentukan target penjualan. Oleh karena itu, dibuat proyeksi penjualan secara

kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode perkiraan kualitatif, sedangkan data-data

perkiraan akan tersaji dalam tabel 4.1.

1. Januari 2006

Perkiraan penjualan pada awal bulan Januari ini diasumsikan sebesar 3 ton. Pada awal bulan

ini direncanakan penjualan dilakukan langsung oleh perusahaan terjun ke pasar-pasar atau

toko-toko untuk memperkenalkan produk.

Asumsi penjualannya ke pasar-pasar:

a. Garam Bata terjual sebanyak 1000 pak (1,2 ton)

b. Garam Meja terjual sebanyak 180 ball (1.8 ton)

Page 2: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

50

2. Februari 2006

Perkiraan penjualan bulan Februari adalah 6 ton. Pada bulan ini diperkirakan perusahan

mendapatkan 1 agen. Perkiraan Penjualan untuk 1 agen mampu menjual sebesar 9,6 ton

dalam waktu 1 bulan. Perusahaan memperkirakan agen dapat menjual produk sebanyak

50% nya dari total penjualan agen dalam 1 bulan. Pada bulan ini juga diasumsikan

perusahan masih menjual ke pasar-pasar sebesar 1.2 ton.

Asumsi penjualan:

a. Agen terjual Garam Bata = 4000 pak (4,8 ton)

b. Pasar terjual Garam Meja = 120 bal (1,2 ton)

3. Maret 2006

Perkiraan penjualan bulan Maret diasumsikan sebesar 8 ton. Dengan memperkirakan

perusahaan masih mempunyai 1 agen, tetapi penjualan agen tersebut meningkat.

Diperkirakan perusahaan juga masih menjual produknya kepasar-pasar sebanyak 2 ton untuk

lebih merangsang pasar dan dapat melirik para agen-agen.

Asumsi penjualan:

a. Agen Garam Meja = 120 bal (1,2 ton)

b. Agen Garam Bata 4000 pak (4,8 ton)

c. Pasar terjual Garam Meja = 80 bal (0,8 ton)

d. Pasar terjual Garam Bata sebanyak = 1000 pak (1,2 ton)

4. April 2006

Diperkirakan penjualan bulan ini adalah 12 ton. Dengan perkiraan perusahaan mendapatkan

penambahan 1 agen sehingga bulan ini menjadi 2 agen. Diperkirakan Penjualan agen A

menjual 6 ton untuk garam bata dan agen B mampu menjual sebanyak 5 ton untuk garam

meja. Perusahaan tetap menjual ke pasar-pasar sebanyak 1 ton.

Asumsi penjualan:

Page 3: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

51

a. Agen A Garam Bata dan Garam Meja = 6 ton (120 bal dan 4000 pak)

b. Agen B menjual Garam Meja = 500 bal (5 ton)

c. Pasar 500 pak Garam Bata dan 40 bal Garam Meja = 1 ton

5. Mei 2006

Diperkirakan penjualan bulan Mei sebanyak 15 ton. Pada bulan ini diasumsikan perusahaan

tetap masih mempunyai 2 agen. Agen A diperkirakan dapat menjual sebanyak 6 ton dan

agen B sebanyak 6 ton. Sedangkan penjualan pasar diasumsikan meningkat sebanyak 1,2

ton.

Asumsi Penjualan:

a. Agen A Garam Bata = 4000 pak (4, 8 ton)

b. Agen A dapat menjual Garam Meja sebanyak 3 ton (300 bal)

c. Agen B Garam Bata dan Meja = 6 ton (120 bal dan 4000 pak)

d. Pasar terjual Garam Bata = 1000 pak (1.2 ton)

6. Juni 2006

Perkiraan penjualan pada bulan Juni adalah 18 ton. Pada bulan ini diperkirakan perusahan

menambah 1 agen lagi. Tetapi di bulan ini perusaahan tidak menjual produk kepasar-pasar.

Masing-masing agen diperkirakan mampu menjual sebanyak 6 ton dalam sebulan.

Asumsi penjualan:

a. Agen A terjual sebanyak 6 ton untuk Garam Meja dan Garam Bata

b. Agen B terjual = 6 ton (Garam Bata 4000 pak dan Garam Meja 120 bal)

c. Agen C terjual Garam Meja 600 bal = 6 ton

Page 4: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

52

7. Juli 2006

Perkiraan penjualan pada bulan Juli 2006 sebesar 20 ton. Pada bulan ini diperkirakan

perusahaan masih tetap mempunyai 3 agen. Tetapi, diantara ke tiga agen tersebut

diantaranya ada yang mengalami peningkatan penjualan.

Asumsi penjualan:

a. Agen A terjual sebanyak 6 ton Garam Meja (600 ball)

b. Agen B terjual 6 ton Garam Bata dan Garam Meja

c. Agen C terjual 500 bal = 5 ton

d. Agen C terjual 2500 pak (3 ton)

8. Agustus 2006

Diperkirakan pada bulan Agustus ini penjualan mengalami peningkatan menjadi sebesar 25

ton. Pada bulan ini di asumsikan perusahaan masih memiliki 3 agen.

Asumsi penjualan:

a. Agen A garam bata 7,2 ton (6000 pak)

b. Agen B terjual = 9,8 ton (4,8 ton Garam Bata dan 5 ton Garam Meja)

c. Agen C terjual = 8 ton (3 ton Garam Bata dan 5 ton Garam Meja)

9. September 2006

Di asumsikan pada bulan ini penjualan sebesar 30 ton. Di asumsikan perusahaan masih tetap

memiliki 3 agen. Pada bulan ini penjualan meningkat dikarenakan konsumsi akan garam

meningkat dan juga dikarenakan bahan baku garam murah karena musim panen.

Asumsi Penjualan:

a. Agen A terjual 12,2 ton (7,2 ton Garam Bata dan 5 ton Garam Meja)

b. Agen B terjual 11,8 ton (4,8 ton Garam Bata dan 7 ton Garam Meja)

c. Agen C terjual 6 ton (3 ton Garam Bata dan 3 ton Garam Meja)

Page 5: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

53

10. Oktober 2006

Di perkirakan penjualan pada bulan ini adalah 43 ton. Di asumsikan pada bulan oktober

perusahaan menambah 1 agen sehingga memiliki 4 agen.

Asumsi Penjualan:

a. Agen A terjual 15,2 ton (7,2 ton Garam Bata dan 8 ton Garam Meja)

b. Agen B terjual 13 ton (6 ton Garam Bata dan 7 ton Garam Meja)

c. Agen C terjual 6,8 ton (4,8 ton Garam Bata dan 2 ton Garam Meja)

d. Agen D terjual 8 ton (6 ton Garam Bata dan 2 ton Garam Meja)

11. November 2006

Perkiraan penjualan bulan ini adalah 60 ton. Penjualan pada bulan ini mengalami

peningkatan yang cukup tinggi dikarenakan, di ramalkan kebutuhan akan garam meningkat

seiring dengan adanya hari raya Idul Fitri. Dan juga di perkirakan perusahaan menambah 1

agen lagi sehingga menjadi 5 agen.

Asumsi Penjualan:

a. Agen A terjual 17,6 ton (9,6 ton Garam Bata dan 8 ton Garam Meja)

b. Agen B terjual 15,2 ton (7,2 ton Garam Bata dan 8 ton Garam Meja)

c. Agen C terjual 13 ton (6 ton Garam Bata dan 7 ton Garam Meja)

d. Agen D terjual 7,2, ton garam bata

e. Agen E terjual 7 ton (3 ton Garam Bata dan 4 ton Garam Meja)

12. Desember 2006

Perkiraan penjualan pada bulan ini adalah 80 ton. Penjualan pada bulan ini mengalami

peningkatan sekitar ± 30% dari bulan sebelumnya. Dikarenakan masih diramalkan kebutuhan

akan garam pada bulan ini juga mengalami peningkatan. Dan juga di asumsikan pada bulan

ini perusahaan mengalami penambahan agen baru, sehingga menjadi 6 agen langgananan.

Asumsi Penjualan:

Page 6: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

54

a. Agen A terjual 17,6 ton (9,6 ton Garam Bata dan 8 ton Garam Meja)

b. Agen B terjual 15,2 ton (7,2 ton Garam Bata dan 8 ton Garam Meja)

c. Agen C terjual 13 ton (6 ton Garam Bata dan 7 ton Garam Meja)

d. Agen D terjual 15,2 ton (7,2 ton Garam Bata dan 8 ton Garam Meja)

e. Agen E terjual 13 ton (6 ton Garam Bata dan 7 ton Garam Meja)

f. Agen F terjual 6 ton (3 ton Garam Bata dan 3 ton Garam Meja)

Tabel 4.1 Perkiraan Penjualan Tahun Pertama (2006)

Bulan Penjualan Januari 3 Ton Februari 6 Ton Maret 8 Ton April 12 Ton Mei 15 Ton Juni 18 Ton

Juli 20 Ton Agustus 25 Ton

September 30 Ton Oktober 43 Ton

November 60 Ton Desember 80 Ton

Total 320 Ton Sumber : Data diolah bulanan

Tabel 4.2 Perkiraan Penjualan (Dalam Unit)

Sumber : Data diolah tahunan

1. Tahun ke 1

Berdasarkan keterangan perkiraan penjualan yang terdapat dalam table 4.1 perkiraaan

No Tahun Persentase kenaikan

Total Penjualan

1 2006 -- 320 2 2007 35% 432 3 2008 50% 648 4 2009 20% 778 5 2010 5% 816

Page 7: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

55

penjualan tahun 1.

2. Tahun ke 2

Diasumsikan pada tahun ini kenaikan penjualan 35% dari penjualan tahun pertama.

Perhitungannya

a. Kenaikan penjualan pertahun

= (35% X 320)

= 112 Ton

b. Kenaikan rata-rata perbulannya

= 112 ton per 12 bulan

= 9,3 ton per bulan

= 320 ton + 112 ton

= 432 ton untuk total produksi tahun ke 2

3. Tahun ke 3

Diperkirakan pada tahun ini terjadi kenaikan penjualan sebesar 50% dari total penjualan

tahun ke 2.

a. Kenaikan Penjualan tahun ke 3

= (50% X 432)

= 216 ton

b. Total penjualan tahun ke 3

= 432 ton + 216 ton

= 648 ton untuk total produksi tahun ke 3

4. Tahun ke 4

Diperkirakan pada tahun ini terjadi kenaikan penjualan sebesar 20% dari total penjualan

tahun ke 3.

a. Kenaikan Penjualan tahun ke 4

= (20% X 648)

= 129,6

Page 8: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

56

b. Total penjualan tahun ke4

= 648 ton + 129,6 ton

= 777,6 ton untuk total produksi tahun ke 4

5. Tahun ke 5

Diperkirakan pada tahun ini terjadi kenaikan 5% dari total penjualan tahun ke 4. Karena

perusahaan menggunakan 1 mesin dengan kapasitas maxsimumnya 750 ton per tahun.

Kelebihan 66 ton pada tahun ke 5, mesin dipaksakan sebesar 5,5 ton per bulannya.

Di asumsikan:

- hari kerja dalam 1 bulan 25 hari

- kapasitas maxsimum 1 mesin 2,5 ton per hari

- produksi maxsimum perbulan:

= 2,5 ton X 25 hari kerja

= 62,5 ton per bulan

- produksi maxsimum per tahun:

= 62,5 Ton X 12 bulan

= 750 ton

- Kelebihan produksi dalam produksi di perkirakan 20% dari produksi maximumnya.

Sehingga kapasitas maximal produksi tidak boleh lebih dari 900 ton. Perinciannya

sebagai berikut:

= 20% X 750 ton = 150 ton

= 750 ton + 150 ton = 900 ton

4.1.2 Analisis Aspek Pemasaran

Dalam rencana usaha produksi garam, aspek pemasaran merupakan salah satu aspek

yang penting untuk dikaji lebih dalam. Agar dapat meningkatkan penjualan, perusahaan

diharuskan memilih strategi pemasaran yang tepat. Berbicara mengenai strategi pemasaran tidak

Page 9: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

57

terlepas dari bauran pemasaran atau yang lebih dikenal dengan marketing mix. Adapun

kombinasi dari ke empat bauran pemasaran tersebut antara lain:

1. Produk

Produk yang di perdagangkan perusahaan ini adalah merupakan produk garam

beryodium. Produk garam beryodium digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia

seperti memasak makanan, penyedap rasa makanan dan industri lainnya seperti digunakan

dalam industri pengeboran minyak, dan industri yang menghasilkan produk makanan. Produk

yang di produksi terdiri dari 2 jenis antara lain:

a. Produk Garam Meja atau Garam Masak

Produk garam Meja ini dikemas dalam bentuk kemasan plastik dengan ukuran kemasan ada

1 macam yaitu:

Garam Meja

- Berat 1 bungkus garam meja = 25 gram

- Berat 1 ball garam meja = 10 kg

- 1 ball berisikan 40 kemasan bungkus garam meja

b. Produk Garam Bata atau Garam Briket

Produk Garam Bata ini berbentuk selayaknya seperti bata pada umumnya dan dikemas dalam

kemasan plastik. Bentuk dan berat garam bata yang diproduksi adalah:

Garam Bata

- 1 Pak berisikan 12 garam bata

- Berat 1 paknya = 1,2 kg

- Ukuran berat 1 garam batanya = 10 gram

Seiring dengan perkembangan industri di Indonesia, maka dalam rencana usaha ini juga

mengalami perkembangan produk di masa yang akan datang, misalnya dengan melakukan

terobosan inovatif produk, yaitu dengan perubahan bentuk dan kemasan produk agar lebih

Page 10: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

58

menarik. Perkembangan produk tersebut juga dilihat dari kondisi eksternal dan internal

perusahan itu sendiri.

2. Distribusi

Rantai distribusi yang digunakan dalam rencana perusahaan ini terdapat 2 jenis saluran

distribusi yaitu saluran distribusi langsung dimana perusahan secara langsung menawarkan

produknya ke toko-toko atau langsung ke konsumen rumah tangga (saluran I tingkat) dan

saluran distribusi melalui distributor atau agen-agen penyalur garam kemudian dari para agen-

agen disalurkan ke toko-toko (saluran II tingkat) atau ke konsumen. Srtategi distribusi yang

digunakan Dstribusi intensif (Paul dan Jerry, 2000, p268). Berikut ini gambar saluran distribusi

yang digunakan dalam rencana usaha ini:

Sumber: Gambar diolah

Gambar 4.1

Rantai Distribusi Langsung

Sumber: Gambar diolah

Gambar 4.2

Rantai Distribusi Tidak Langsung

3. Harga

Dalam penentuan harga, merupakan salah satu keputusan yang cukup penting bagi

perusahaan. Dimana harga yang ditetapkan oleh perusahaan harus dapat memenuhi semua

biaya-biaya yang dikeluarkan, atau bahkan lebih dari itu, yaitu untuk memperoleh laba

semaksimal mungkin. Perusahaan ini menggunakan sistem pengawasan mutu dan standar

Perusahaan/ pabrik

Distributor Agen / Penyalur

Pengecer / toko-toko

Konsumen

Perusahan / Pabrik

Pengecer /toko-toko

Konsumen

Page 11: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

59

perusahaan dimana keseluruhan harga yang ditetapkan disesuaikan dengan tingkat pasar yang

dituju. Pada rencana usaha produksi garam harga ditetapkan sebesar Rp 800,-/pak garam bata

dan Rp 7000,-/bal garam meja. Tetapi, seiring dengan perkembangan perekonomian indonesia di

masa yang akan datang, harga pun dapat meningkat.

4. Promosi

Kegiatan promosi yang dilakukan dalam rencana usaha ini menggunakan perorangan

dalam pelaksanaannya. Individu-individu yang melaksanakan kegiatan personal selling disebut

dengan tenaga penjual (Salesmen). Tenaga penjual (Salesmen) dibekali dengan ilmu pendidikan

tentang pengertian mengenai produk yang akan dijual, pasar yang dituju, serta teknik-teknik

penjualan yang akan digunakan.

Selain dari itu, kegiatan promosi yang akan dilakukan dalam rencana usaha ini adalah

dengan memberikan bonus atau hadiah kepada para pelanggan distributor dan agen-agen,

apabila mereka dapat menjual produk melebihi target penjualan yang telah ditetapkan pada

perusahaan.

Kesimpulan:

Berdasarkan analisis aspek pasar dan pemasaran bahwa rencana usaha ini dinyatakan

layak. Aspek pasar dalam usaha ini adalah bahwa kebutuhan akan garam terus meningkat

sehingga terjadi over demand sedangkan aspek pemasaran hanya ditekankan pada kemampuan

perusahaan untuk menjalin kerja sama yang baik dengan distributor maupun agen-agen. Karena

pemasaran dalam usaha ini terfokus pada kerja sama dengan distributor.

4.2 Analisis Aspek Teknis

Setelah dilakukan analisis terhadap aspek pasar dan pemasaran, selanjutnya analisis

terhadap aspek teknis segera dilakukan.

Analisis terhadap aspek teknis ini meliputi penilaian alternatif lokasi bisnis, proses produksi,

kapasitas produksi, dan lay out / tata letak pabrik.

Page 12: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

60

4.2.1 Penilaian Alternatif Lokasi Proyek

Penentuan lokasi proyek merupakan hal yang cukup penting untuk dipertimbangkan,

karena penentuan lokasi yang tidak tepat akan menimbulkan kendala yang menyebabkan

gagalnya suatu proyek bisnis.

Pada rencana usaha produksi garam sudah terdapat lokasi yang akan dipilih yaitu daerah

Serpong, daerah Mauk dan daerah Parung (Bogor). Untuk pemilihan lokasi menggunakan metode

kualitatif “ subyektif “. Dalam penilaian alternatif lokasi metode kualitatif subyektif ini tidak dapat

tentukan secara pasti maka menggunakan faktor–faktor yang akan dipertimbangkan dalam

penentuan lokasi pabrik. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah:

1. Sarana Transportasi, yaitu memperhitungkan bagaimana akses ke distributor dan agen-

agen. Dan akses bahan baku produksi.

2. Kondisi Geografis, yaitu memperhitungkan kondisi iklim dan kelembaban masing-masing

daerah.

3. Ketersediaan Tenaga kerja, yaitu memperhitungkan tersedianya tenaga kerja terlatih dan

terdidik.

4. Ketersediaan bahan bakar minyak, yaitu memperhitungkan tersedianya bahan bakar untuk

proses produksi.

5. Air dan listrik, yaitu memperhitungkan ketersediaan air dan listrik untuk keperluan

perusahaan.

Dalam penilaian lokasi faktor-faktor diatas ditentukan dengan kriteria-kriteria seperti

sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Perhitungan pemilihan lokasi bisnis pada

tabel 4.3.

Page 13: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

61

Tabel 4.3 Mempertimbangkan Faktor-Faktor Berdasarkan Kategori Daerah yang Dipilih

Alternatif lokasi yang dipilih

Serpong Parung Mauk

Faktor yang dinilai Bobot Kriteria Skor Hasil Kriteria Skor Hasil Kriteria Skor Hasil

Sarana Transportasi 0,35 B 4 1,4 C 3 1,05 C 3 1,05

Kondisi Geografis 0,3 B 4 1,2 C 3 0,9 B 4 1,2

Ketersediaan bahan bakar minyak 0,08 C 3 0,24 D 2 0,16 C 3 0,24

Air dan listrik 0,07 C 3 0,21 C 3 0,21 C 3 0,21

Supply tenaga kerja 0,2 B 4 0,8 C 3 0,6 C 3 0,6

Total 1 3,85 2,92 3,3

Sumber : Data diolah

Keterangan:

A = Sangat Baik

B = Baik

C = Cukup

D = Kurang

E = Sangat Kurang

Untuk memudahkan perhitungan maka kategori-kategori diberi skor masing-masing

sebagai berikut:

A = 5

B = 4

C = 3

D = 2

E = 1

Jika di ranking alternatif lokasi tersebut adalah sebagai berikut:

Page 14: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

62

Tabel 4.4 Rangking alternatif lokasi yang dipilih

Lokasi Jumlah Ranking

Serpong 3,85 1

Parung 2,92 3

Mauk 3,3 2

Sumber: Data diolah

Maka dari hasil perhitungan diatas, lokasi yang akan dipilih adalah daerah Serpong,

karena daerah Serpong memiliki skor dan ranking tertinggi.

4.2.2 Produksi

4.2.2.1 Proses produksi

Dalam rencana usaha ini, perusahaan memproduksi 2 jenis produk garam yaitu garam

meja dan garam bata. Berikut ini proses produksi garam meja dan garam bata:

1. Tahapan proses produksi untuk garam meja adalah tahap pertama bahan baku berupa

garam kasar diproses kedalam mesin penggilingan menjadi garam halus, kemudian tahap

kedua, proses pemberian yodium yaitu dengan cara penyemprotan yodium ke dalam mesin

molen. Tahap ketiga, garam halus dikeringkan kedalam mesin dryer sehingga menjadi kering

dan lebih halus. Kemudian tahap terakhir proses packing, yaitu pengemasan dan pengepakan

garam halus berdasarkan berat per bungkusnya. Proses garam meja tersaji dalam gambar

4.3.

Sumber: Gambar diolah

Gambar 4.3 Proses Produksi Garam Meja

Bahan Baku Proses Penggilingan

Proses Pengeringan

Proses PemberianYodium

Proses PackingProduk GaramMeja

Page 15: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

63

2. Tahapan proses produksi untuk garam Bata adalah tahap pertama bahan baku berupa garam

kasar diproses kedalam mesin penggilingan menjadi garam halus, kemudian tahap kedua,

proses pemberian yodium dengan cara disemprotkan kedalam mesin molen. Tahap ketiga,

proses pencetakan bata (kotak-kotak). Kemudian tahap keempat, proses pemanggangan

kedalam oven. Tahap terakhir proses packing, yaitu pengemasan garam bata.

Sumber: Gambar diolah

Gambar 4.4 Proses Produksi Garam Bata

4.2.2.2 Bahan baku

Bahan baku dalam produksi ini adalah berupa garam kasar. Garam kasar ini dibuat oleh

petani-petani garam. Para petani garam membuat garam hanya di daerah-daerah yang dekat

dengan laut, tetapi tidak semua daerah yang dekat dengan laut dapat bertani garam, karena

setiap daerah yang dekat dengan laut kadar asinnya berbeda-beda satu dengan daerah yang

lainnya. Daerah yang memilik kadar garam yang tinggi untuk daerah jawa adalah Loh Sarang

Indramayu, Losari Cirebon, dan daerah Gresik .

Dalam pembuatan garam, petani-petani garam hanya bertani setiap musim kemarau.

Musim kemarau bagi para petani garam adalah antara bulan Juli (Ke 7) sampai bulan Oktober (ke

10), sehingga musim panen garam berlangsung selama 3 bulan dalam setahun.

Selama musim panen garam berlangsung, harga garam mengalami penurunan,

dikarenakan garam yang dihasilkan oleh petani-petani garam meningkat, oleh karena itu harga

garam dari petani berkisar antara Rp 100,-/Kg sampai Rp 200,-/Kg. Tetapi, selama tidak musim

panen garam harga garam mengalami peningkatan sampai 50%.

Bahan Baku Proses Penggilingan

Proses Pencentakan

Proses Pemanggangan

Proses Packing

Produk Garam Bata

Proses pemberian yodium

Page 16: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

64

Permintaan akan garam kasar sebagai bahan baku produksi garam tidak akan

kekurangan pada saat musim tidak panen, dalam arti tidak akan pernah habis. Stok bahan baku

garam kasar dari para petani mencukupi untuk bulan-bulan pada saat tidak musim panen.

4.2.2.3 Peralatan Produksi

Jenis-jenis peralatan yang digunakan dalam prose produksi adalah:

1. Mesin Penggilingan

Mesin penggiling terbuat dari bahan stainless, yang dapat digunkan dalam jangka waktu

yang cukup lama dengan harga Rp 8,5 juta. Untuk menunjang mesin itu dipakai mesin

genset yang berkekuatan 3PK. Sedangkan, mesin genset itu sendiri digerakan oleh bahan

bakar solar berharga Rp 1,5 juta.

2. Mesin Dryer

Mesin pengering terdiri dari sebuah pipa berdiameter 40 cm dengan panjang 3 meter,

dibawah pipa diletakan kompor yang berfungsi sebagai pengering. Sebagai tenaga pemutar

pipa digunakan genset berkekuatan 3PK dengan harga ± Rp 5 juta.

3. Oven

Oven dalam produksi garam ini tidak seperti 0ven-oven lainnya, tetapi fungsinya sama yaitu

untuk memanggang. Oven terbuat dari batu tembok layaknya seperti kamar mandi atau

kamar tidur. Rencana pembuatan oven ini berukuran panjang 2 meter, lebar 1 m dan tinggi

1,7 m. Oven terdiri dari 3 lantai dan di perkirakan kapasitas panggangan sekali manggang

20 loyang panggangan atau sama dengan 40 pak garam bata. Sistem panggangan dalam

oven menggunakan alat pembakaran seperti gas tabung tetapi berisikan minyak tanah.

Sehingga dalam proses pemanggangan sangat cepat dan suhu panas dalam oven merata

maka hasil panggangan pun baik. Perkiraan dana yang dibutuhkan dalam pembuatan oven

ini adalah ± Rp 2.000.000,-

4. Loyang

Loyang untuk tempat atau wadah memanggang, biasanya terbuat dari bahan almunium

Page 17: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

65

yang memiliki panghantar panas cukup baik. Rencana pembuatan loyang ini berukuran

panjang 1 m , lebar 20 cm dan tinggi 3 cm. Dalam usaha produksi garam ini rencananya

menggunakan 50 loyang, satu loyang berisikan 24 garam bata. Perkiraan dana yang

dibutuhkan dalam pembuatan loyang ini adalah ± Rp 50.000,-/loyang.

5. Alat cetak

Alat pencetak garam terbuat dari besi babet. Terlebih dahulu cetakan harus dipesan dengan

jumlah minimal 10 cetakan @Rp 100.000,-.

6. Mesin Pres

Mesin pres digunakan untuk menyegel kemasan, yang memastikan bahwa kemasan tetap

dalam kondisi baik. Untuk menyegel kemasan digunakan 2 unit mesin, masing-masing

berharga ± Rp 250.000,-

7. Mesin Molen

Mesin molen ini digunakan untuk proses pemberian yodium. Mesin ini di gerakan dengan

mesin genset berkekuatan 1,5 Pk. Diperkirakan harga mesin molen ini adalah ± Rp

6.000.000,-

4.2.3 Kapasitas Produksi

Dikarenakan permintaan akan produk garam terus meningkat, sampai over demand

maka kapasitas produksi ditentukan oleh kemampuan mesin berproduksi. Pada rencana usaha

produksi garam ini kemampuan 1 mesin giling = 2,5 ton per hari dan per tahunnya sebesar 750

ton.

Tetapi masih dapat di maksimalkan sebanyak 20% dari produksi per tahunnya. Sehingga

menjadi: 750 ton X 20% = 150 ton/tahun

Kapasitas maksimum produksi sebesar 750 ton + 150 ton = 900 ton/tahun.

Page 18: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

66

4.2.4 Layout

Karena tempat yang terbatas maka penentuan tata letak pabrik yang akan didirikan

harus dilakukan secara tepat sehingga lahan babrik dapat efisien. Dengan memperhatikan

bagian-bagian mulai dari proses penyimpanan bahan baku hingga pada penyimpanan barang

jadi. Mesin yang digunakan tidak terlalu banyak, tetapi mengunakan tenaga kerja yang cukup

banyak jika terjadi pesanan yang tinggi, dengan pengawasan membuat proses produksi akan

berjalan lancar dan efisien. Pada Proses ini semua bagian mempunyai peran penting untuk

terbentuknya suatu produk.

Sumber: Gambar diolah

Gambar 4.5 Rencana Layout Pabrik

Keterangan:

1. Gudang Bahan Baku, tempat menyimpan stok bahan baku berupa garam kasar dalam

kemasan karungan.

2. Mesin Giling, mesin yang digunakan untuk menggiling garam kasar menjadi halus.

4a

4b

5b 5a

6

12

7

3

2

8a

8b

1

9

13

14

11

10

Page 19: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

67

3. Mesin Pengering, mesin untuk mengeringkan garam halus sehingga menjadi garam yang

halus dan berserbuk (tidak pekat).

4. Pencetakan, tempat mencetak garam bata.

5. Wadah Garam (berupa rak), tempat menyimpan garam bata yang telah di panggang maupun

yang belum dipanggang.

6. Oven, untuk memanggang garam bata.

7. Mesin molen, tempat pengadukan dan pemberian yodium pada garam.

8. Packing, tempat mengemas garam-garam yang telah di proses.

9. Gudang Barang Jadi, tempat menyimpan barang yang sudah jadi dan siap dipasarkan.

10. WC

11. Kantor, tempat bagian administrasi dan keuangan.

12. Pintu Darurat

13. Pintu Gudang

14. Pintu Utama

4.3 Aspek Manajemen

Selanjutnya aspek yang dianalisis adalah aspek manajemen. Rencana manajemen yang

dibahas disini adalah manajemen dalam kegiatan operasional perusahaan yang meliputi:

4.3.1 Jenis pekerjaan dan persyaratan jabatan

a. Jenis-jenis pekerjaan yang dibutuhkan.

Jenis-jenis pekerjaan yang dibutuhkan terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok

manajerial dan kelompok operasional. Kelompok manajerial terdiri dari manajer, sedangkan

kelompok operasional terdiri dari salesman, kepala produksi, dan staff pekerja.

b. Persyaratan kemampuan untuk menduduki bagian kunci.

Untuk mengisi jabatan kunci, dalam hal ini yang dimaksud adalah manajer diperlukan

persyaratan sebagai berikut:

Page 20: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

68

Pendidikan minimal : S1

Pengalaman : minimal 1 tahun dibidang yang bersangkutan

c. Struktur organisasi dan uraian pekerjaan

Uraian pekerjaan atau deskripsi pekerjaan adalah suatu daftar tugas-tugas, tanggung jawab,

hubungan laporan, kondisi kerja, tanggung jawab ke penyelia suatu jabatan.

Sumber: Gambar diolah

Gambar 4.6 Rencana Struktur Organisasi

Tugas dan tanggung awab dari struktur organisasi adalah sebagai berikut:

a. Sebagai Pemilik tugas dan wewenang sebagai berikut:

1. Melakukan pengawasan secara menyeluruh atas semua kegiatan produksi dan non

produksi yang terjadi di pabrik.

2. Memeriksa laporan keuangan dan membuat keputusan taktis dan strategis untuk

pengembangan usaha dimasa yang akan datang.

3. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap jalannya operasional dan memperhatikan

kondisi baik material maupun tenaga kerja.

b. Direktur utama

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

Distribusi Salesman Admin & Umum

ProduksiKeuanganPemasaran

Direktur

Akutansi Kepala Produksi Kepala Gudang

Pemilik

Page 21: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

69

1. Merumuskan rencana tujuan, sasaran, dan kebijakan umum perusahaan secara

keseluruhan.

2. Mengawasi, mengkoordinasi dan memimpin jalannya aktifitas perusahaan dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Bertanggung jawab dan membeli laporan kepada pemilik

c. Bagian Pemasaran

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan kebijaksanaan dibidang pemasaran serta membawahi salesman dan

mengawasi pelaksanaannya.

2. Melakuakan promosi untuk meningkatkan volume penjualan dan mengenal dengan

mencari informasi mengenai pasar.

3. Melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan harga yang ditetapkan perusahaan.

4. Menyampaikan laporan bulanan atau tahunan tentang hasil penjualan.

d. Bagian Keuangan

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pencatatan atas seluruh kegiatan keluar masuknya arus keuangan.

2. Merencanakan,melakukan implementasi dan menyiapkan anggaran perusahaan.

3. Merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan melaksanakan perekrutan karyawan.

4. Mempertanggung jawabkan tugas yang diberikan oleh pimpinan dan menyampaikan

laporan secara periodik kepada pimpinan.

e. Bagian Produksi

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

1. Melakukan motivasi kepada karyawan untuk meningkatkan kinerjanya.

2. Mengarahkan karyawan bila menyimpang dari pekerjaannya.

3. Melaksanakan tugas dari pimpinan untuk menyelesaikan produksi yang ditargetkan.

4. Bertanggung jawab atas laporan yang diberikan secara periodik kepada pimpinan.

Page 22: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

70

f. Bagian Distribusi

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

1. Mengatur dan mengawasi pengiriman barang hingga tujuan.

2. Bertanggung jawab atas ketepatan waktu dan kondisi barang agar tetap terjaga.

3. Memperluas pemasaran dengan mencari koneksi distributor baru.

g. Bagian Salesman

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

1. Memasarkan produk kepada pelanggan dan mencari pelanggan baru.

2. Bertanggung jawab atas target penjualan yang diberikan oleh perusahaan.

3. Memberikan laporan kepada bagian pemasaran mengenai tingkat penjualan yang

dicapai.

h. Bagian Admin dan umum

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan organisasi dan keamanan perusahaan.

2. Memperhatikan peningkatan kesejahteraan dan pembinaan karyawan.

3. Melakukan perektutan dan seleksi karyawan baru.

i. Bagian Akutansi

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

1. Membuat laporan laba rugi bulanan maupun tahunan.

2. Membuat jurnal penerimaan dan pengeluaran kas.

3. Bertanggung jawab atas laporan keuangan yang telah dibuat.

j. Kepala Produksi

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pencatatan atas pekerjaan yang telah diproduksi oleh karyawan.

2. Mengawasi jalannya proses produksi dari input menjadi output.

3. Memotivasi karyawan untuk meningkatkan produksi dan kebersihan produk.

Page 23: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

71

k. Kepala Gudang

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

1. Bertanggung jawab dan bertugas untuk mengontrol keluar-masuknya barang.

2. Memberikan laporan kepada bagian produksi atas kondisi barang masuk atau keluar.

4.3.2 Jumlah dan biaya Gaji yang direncanakan

Jumlah tenaga kerja dan biaya yang direncanakan:

Tabel 4.5 Proyeksi Jumlah dan Biaya Tenaga Kerja Perusahaan

No Jabatan Jumlah Gaji per bulan Gaji pertahun 1 Manajer 1 orang Rp1.000.000 * Rp12,000,000 2 Staff giling 1orang Rp450.000 Rp5,400,000 3 Staff Dryer 1orang Rp450.000 Rp5,400,000 4 Staff Molen 1orang Rp450.000 Rp5,400,000 5 Staff Panggang 1orang Rp450.000 Rp5,400,000 6 Kepala Gudang 1orang Rp650.000 Rp7,800,000

Sumber : Data diolah

Keterangan:

Khusus Untuk Gaji Manajer tidak mengikuti kenaikan biaya-biaya pertahunnya pada

setiap skenario. Berikut ini tabel gaji manajer dalam rencana usaha ini:

Table 4.6 Proyeksi Gaji Manajer

Tahun Gaji Bulan Gaji Per Tahun 1 Rp 1.000.000,- Rp 12.000.000,- 2 Rp 1.250.000,- Rp 15.000.000,- 3 Rp 1.500.000,- Rp 18.000.000,- 4 Rp 2.000.000,- Rp 24.000.000,- 5 Rp 2.000.000,- Rp 24.000.000,-

Sumber : Data diolah

Pada rencana usaha produksi garam ini menggunakan 2 jenis tenaga kerja, yaitu tenaga

kerja tetap dan tenaga kerja borongan. Untuk Tenaga kerja tetap terdapat 6 orang, dan tenaga

kerja borongan 10 orang, untuk biaya tenaga kerja borongan sudah termasuk pada biaya

produksi.

Page 24: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

72

4.4 Aspek Lingkungan, Sosial dan Ekonomi

Dalam menjalankan usahanya tentunya perusahaan tidak hanya menggunakan tenaga

mesin saja, melainkan juga menggunakan sumber daya manusia. Hal ini membuat perusahaan

secara tidak langsung telah menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan taraf hidup bagi

masyarakat di sekitarnya. Selain itu pula perusahaan juga membantu terciptanya sarana-srana

umum seperti, sarana jalan, tenaga listrik, dan sarana pelatihan dalam pembinaan usaha kecil.

Sedangkan ditinjau dari aspek lingkungan, limbah dari sisa produksi dalam rencana

proyek ini tidak berdampak negatif terhadap lingkungan di sekitarnya, misalnya tidak

menimbulkan pencemaran udara, air, dan tanah.

Dari aspek ekonomi, proyek ini memberikan pendapatan domestik dengan menambah

produksi garam dalam negeri dan menyerap tenaga kerja didaerah sekitar proyek ini.

4.5 Aspek Keuangan

4.5.1 Sumber Dana dan Biaya Modal

1. Kebutuhan dana untuk aktiva tetap

Aktiva Tetap Berwujud dianggarkan sebesar Rp 183.750.000,-. Aktiva tetap berwujud

Meliputi:

a. Bangunan dan perlengkapannya Rp 75.000.000,-

b. Sewa Tanah 500 M2 selama 10 tahun Rp 20.000.000,-

c. Aktiva Tetap lainnya dianggarkan sebesar Rp 88.750.000,-

1. Mesin Penggilingan Rp 10.000.000,-

2. Mesin Dryer (Pengeringan) Rp 5.000.000,-

3. Mesin Molen Rp 6.000.000,-

4. Biaya peralatan/perlengkapan produksi dianggarkan Rp 8.000.000,- Dimana biaya-

biaya tersebut meliputi:

a. Alat Pres kemasan 2 unit @ Rp 250.000 = Rp 500.000,-

Page 25: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

73

b. Loyang 50 unit @ Rp 50.000 = Rp 2.500.000,-

c. Cetakan garam bata 10 unit @ Rp 100.000 = Rp 1.000.000,-

d. Oven Rp 2.000.000,-

e. Biaya peralatan lainnya Rp 2.000.000,-

5. Inventaris Kantor, biaya inventaris kantor yang dianggarkan sebesar Rp 4.750.000,-

Dimana biaya tersebut meliputi:

a. Pembelian komputer dan printer Rp 3.000.000,-

b. Meja dan kursi Rp 1.000.000,-

c. Pesawat telphone + Intalasi Rp 750.000,-

6. Pembelian kendaraan mobil truk dianggarkan sebesar Rp 55.000.000,-

2. Kebutuhan dana Modal Kerja

Kebutuhan dana modal kerja terdiri dari:

Tabel 4.7 Modal Kerja

Keterangan Modal Kerja Biaya Produksi Rp. 174.477.000,- Biaya gaji karyawan tetap Rp. 41.400.000,- Biaya umum dan administrasi Rp. 12.000.000,- Cadangan kas minimum Rp. 6.000.000,-

Total Rp. 233.877.000,- Sumber : Data diolah

3. Jumlah dana investasi

Dengan demikian jumlah keseluruhan dana investasi untuk rencana usaha produksi garam ini

adalah:

Jumlah dana investasi = dana modal aktiva tetap + dana modal kerja

Jumlah dana investasi = Rp 183.750.000,- + Rp 233.877.000,-

= Rp 417.627.000,-

Page 26: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

74

4.5.2 Sumber dana

Untuk mengetahui biaya modal atas dana yang digunakan yaitu dana yang berasal dari

modal sendiri, maka perhitungan biaya modal atas modal sendiri berdasarkan penilaian internal

perusahaan.

Menurut pihak internal perusahaan, biaya modal yang dibebankan atas pemanfaatan

modal sendiri berdasarkan tingkat pengembalian yang diharapkan. Dimana perusahaan dalam

menentukan tingkat pengembalian investasi yang diharapkan berdasarkan tingkat pengembalian

resiko, dalam hal ini adalah suku bunga deposito sebesar 7% di tambah resiko atas jenis proyek

ini sebesar 7% sehingga biaya modal atas modal sendiri yang diperhitungkan dalam rencana

usaha ini adalah sebesar 14%.

4.5.3 Skenario Moderat

4.5.3.1 Analisis penjualan

Tabel 4.8 Proyeksi Penjualan Tahun Pertama (2006)

Unit Penjualan Penjualan

Bulan Bata (Pak)

Meja (Ball)

Rp.800,- (Pak)

Rp.7000,- (Ball) Total (Rp)

January 1000 180 800000 1260000 2060000 February 4000 120 3200000 840000 4040000

Maret 5000 200 4000000 1400000 5400000 April 4500 660 3600000 4620000 8220000 Mei 9000 420 7200000 2940000 10140000 Juni 8000 840 6400000 5880000 12280000 Juli 6500 1220 5200000 8540000 13740000

Agustus 12500 1000 10000000 7000000 17000000 September 12500 1500 10000000 10500000 20500000

Oktober 20000 1900 16000000 13300000 29300000 November 27500 2700 22000000 18900000 40900000 Desember 32500 4100 26000000 28700000 54700000

Total 143000 14840 114400000 103880000 Rp 218.280.000,- Sumber : Data diolah bulanan

Page 27: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

75

Tabel 4.9 Proyeksi Penjualan (dalam unit)

No. Tahun Persentase kenaikan Penjualan (Unit Penjualan) (Rp) 1 2006 -- Rp 218.280.000,- 2 2007 35% Rp 294.678.000,- 3 2008 50% Rp 442.017.000,- 4 2009 20% Rp 530.420.400,- 5 2010 5% Rp 556.941.420,-

Sumber : Data diolah tahunan

Keterangan:

Kenaikan penjualan per tahun di asumsikan berdasarkan kapasitas maximum produksi yaitu

sebesar 750 ton.

- hari kerja dalam 1 bulan 25 hari

- kapasitas maxsimum 1 mesin 2,5 ton per hari

- produksi maxsimum perbulan:

= 2,5 ton X 25 hari kerja

= 62,5 ton per bulan

- produksi maxsimum per tahun:

= 62,5 Ton X 12 bulan

= 750 ton

Tabel 4.10 Proyeksi Penjualan Setelah Terjadi Pertimbangan Kenaikan Harga Jual

No. Tahun Persentase kenaikan Penjualan Harga (10%) (Rp)

1 2006 --- Rp 218.280.000,-

2 2007 --- Rp 294.678.000,- 3 2008 Rp 44.201.700,- Rp 486.218.700,- 4 2009 --- Rp 583.462.440,- 5 2010 --- Rp 612.635.562,-

Sumber : Data diolah tahunan

Keterangan:

Page 28: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

76

Kenaikan harga direncanakan terjadi pada tahun 2008, dikarenakan pada tahun sebelumnya

terjadi kenaikan biaya-biaya sebesar 8% oleh karena itu untuk menutupi kenaikan biaya

oprasional tersebut maka pada tahun 2008 menaikan harga yang di asumsikan sebesar 10% dari

penjualan sebelumnya.

4.5.3.2 Analisis Biaya Operasional

Biaya yang termasuk biaya operasional adalah biaya produksi, biaya gaji untuk karyawan

tetap dan biaya umum dan administrasi. Sedangkan biaya-biaya tersebut di asumsikan

mengalami kenaikan sesuai dengan kenaikan rata-rata inflasi, yaitu sebesar 8%.

Adapun proyeksi dari masing-masing biaya adalah sebagai berikut:

1. Proyeksi Biaya Produksi

Biaya produksi untuk tahun 2006 ditetapkan sebesar Rp. 174.477.000,- . Berikut ini akan

diuraikan proyeksi biaya produksi setiap tahun sebagai berikut:

Tabel 4.11 Biaya Produksi Garam Bata per pak

Keterangan (Rp) Bahan Baku 360 Tenaga kerja 80 B. Kemasan 50 B. Bahan Bakar Minyak 50 B. Transport 50

Total 590 B. Overhead 10 % 59 Total Biaya Produksi 649

Sumber : Data dari perusahaan sejenis

Keterangan :

- Bahan Baku = 1 pak berat 1,2 kg

1 kg bahan baku = Rp 300,-

Jadi 1 pak = 1,2 X 300 = Rp.360,-

Page 29: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

77

Tabel 4.12 Biaya Produksi Garam Meja Per Ball

Keterangan (Rp) Bahan Baku 3000 Tenaga kerja 250 B. Kemasan 1500 B. Bahan Bakar Minyak 50 B. Transport 200

Total 5000 B. Overhead 10 % 500 Total Biaya Produksi 5500

Sumber : Data dari perusahaan sejenis

Keterangan:

- Bahan Baku = 1 ball berat 10 kg

1 kg bahan baku = Rp 300,-

Jadi 1 pak = 10 X 300 = Rp3000,

Tabel 4.13 Proyeksi Biaya Produksi tahun 2006 (dalam bulanan)

Unit Produksi Biaya Produksi

Bulan Bata (pak)

Meja (ball)

Rp.649,- / pak

Rp.5500,- / ball Total (Rp)

January 1000 180 649000 990000 1639000 February 4000 120 2596000 660000 3256000

Maret 5000 200 3245000 1100000 4345000 April 4500 660 2920500 3630000 6550500 Mei 9000 420 5841000 2310000 8151000 Juni 8000 840 5192000 4620000 9812000 Juli 6500 1220 4218500 6710000 10928500

Agustus 12500 1000 8112500 5550000 13662500 September 12500 1500 8112500 8250000 16362500 Oktober 20000 1900 12980000 10450000 23430000

November 27500 2700 17847500 14850000 32697500 Desember 32500 4100 21092500 22550000 43642500

Total 143000 14840 92807000 81670000 Rp 174,477,000 Sumber : Data diolah bulanan

Page 30: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

78

Tabel 4.14 Proyeksi Biaya Produksi per tahun

Sumber : Data diolah tahunan

Keterangan:

Kenaikan biaya produksi per tahun berdasarkan kenaikan rata-rata inflasi sebesar 8%.

Berdasarkan data inflasi tahun 2005 sampai bulan juli sebesar 7,5% (Suara Pembaharuan 19 juli

2005). Maka diperkirakan kenaikan inflasi dari tahun 2006 sampai 2010 adalah 7% sampai 9%

jadi rata-ratanya sebesar 8%.

2. Proyeksi Biaya Gaji Karyawan Tetap

Biaya gaji karyawan tetap untuk tahun 2006 ditetapkan sebesar Rp 41.400.000,-. Berikut ini

akan diuraikan proyeksi biaya gaji karyawan tetap sebagai berikut:

Tabel 4.15 Proyeksi Biaya Gaji karyawan

No. Tahun Persentase Kenaikan Biaya Gaji Manajer Total Biaya Gaji Gaji Karyawan Gaji Karyawan 1 2006 -- Rp 29.400.000,- Rp 12.000.000,- Rp 41.400.000,-2 2007 8% Rp 31.752.000,- Rp 15.000.000,- Rp 46.752.000,-3 2008 8% Rp 34.292.160,- Rp 18.000.000,- Rp 52.292.160,-4 2009 8% Rp 37.035.533,- Rp 24.000.000,- Rp 61.035.533,-5 2010 8% Rp 39.998.375,- Rp 24.000.000,- Rp 63.998.375,-

Sumber : Data diolah

Keterangan:

No Tahun Persentase kenaikan Total Biaya Produksi

1 2006 -- Rp 174.477.000,-

2 2007 8% Rp 188.435.160,-

3 2008 8% Rp 203.509.973,-

4 2009 8% Rp 219.790.771,-

5 2010 8% Rp 237.374.033,-

Page 31: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

79

Tenaga Kerja Tetap (tahun 2006)

1. T.k Giling 1 orang

Gaji = Rp. 450.000,- per bulan

Gaji per tahun = 450.000 X 12 = Rp 5.400.000,-

2. T.k Dryer 1 orang

Gaji per orang = Rp. 450.000,- per bulan

Gaji per tahun = 450.000 X 12 = Rp 5.400.000,-

3. T.k Molen 1 orang

Gaji per orang = Rp. 450.000,- per bulan

Gaji per tahun = 450.000 X 12 = Rp 5.400.000,-

4. T.k Panggang 1 orang

Gaji per bulan = 450.000

Gaji per tahun = 450.000 X 12 = Rp 5.400.000,-

5. Kepala Gudang 1 orang

Gaji per bulan = Rp. 650.000,-

Gaji per tahun = 650.000 X 12 = Rp 7.800.000,-

Total biaya gaji karyawan adalah sebesar Rp.29.400.000.-

Keterangan:

Untuk Gaji Manajer pada rencana usaha produksi garam ini, diperkirakan tidak mengikuti

kenaikan persentasi karyawan lainnya. Perincian mengenai gaji manajer sebagai berikut:

Tahun 2006

Gaji Per bulan 1.000.000

Gaji Per tahun 1.000.000 X 12 bulan = Rp 12.000.000,-

Tahun 2007

Gaji Per bulan diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 250.000 sehingga menjadi Rp

1.250.000,-

Gaji Per tahun 1.250.000,- X 12 bulan = Rp 15.000.000,-

Page 32: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

80

Tahun 2008

Diasumsikan gaji per bulan mengalami kenaikan menjadi Rp 1.500.000,-

Gaji per tahun = Rp 18.000.000,-

Tahun 2009

Pada tahun ini diperkirakan gaji manajer mengalami kenaikan sebesar 500.000 sehingga

menjadi Rp 2.000.000,- per bulan.

Gaji per tahun 2.000.000,- X 12 bulan = Rp 24.000.000,-

Tahun 2010

Tahun ini gaji manejer per bulannya tetap, tidak mengalami kenaikan Rp 2.000.000,-

Gaji per tahun = Rp 24.000.000,-

3. Proyeksi Biaya umum dan administrasi

Biaya administrasi dan umum untuk tahun 2006 ditetapkan sebesar Rp 12.000.000,-. Berikut ini

akan diuraikan proyeksi biaya administrasi dan umum sebagai berikut:

Tabel 4.16 Proyeksi Biaya Administrasi dan Umum

No Tahun Persentase kenaikan

Total Biaya Adm & umum

1 2006 -- Rp 12.000.000,- 2 2007 8% Rp 12.960.000,- 3 2008 8% Rp 13.996.800,- 4 2009 8% Rp 15.116.544,- 5 2010 8% Rp 16.325.867,-

Sumber : Data diolah tahunan

Keterangan:

Diasumsikan pada tahun 2006 biaya administrasi dan umum sebesar Rp 12.000.000,-. Berikut

ini uraian biaya adm dan umum adalah:

Biaya adm & umum per bulan = Rp 1.000.000,-

Per tahun = 1.000.000 X 12 bln = Rp 12.000.000,-

Page 33: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

81

Tabel 4.17 Total Biaya Oprasional Per tahun

Tahun Total Biaya

Produksi Total Biaya Gaji Total Biaya

Adm&umum Total Biaya Oprasional2006 Rp 174.477.000,- Rp 41.400.000,- Rp 12.000.000,- Rp 227.877.000,- 2007 Rp 188.435.160,- Rp 46.752.000,- Rp 12.960.000,- Rp 248.147.160,- 2008 Rp 203.509.973,- Rp 52.292.160,- Rp 13.996.800,- Rp 269.798.933,- 2009 Rp 219.790.771,- Rp 61.035.533,- Rp 15.116.544,- Rp 295.942.848,- 2010 Rp 237.374.033,- Rp 63.998.375,- Rp 16.325.867,- Rp 317.698.275,-

Sumber : Data diolah tahunan

4.5.3.3 Analisis Biaya penyusutan

Biaya-biaya yang termasuk biaya penyusutan adalah penyusutan gedung atau bangunan,

penyusutan mesin-mesin produksi, penyusutan peralatan produksi dan peralatan kantor, dan

penyusutan kendaraan. Perincian mengenai biaya penyusutan sebagai berikut:

Tabel 4.18 Proyeksi Biaya Penyusutan

Jenis Mesin Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Nilai Buku Mesin Giling 980.000 980.000 980.000 980.000 980.000 5.100.000Mesin Molen 1.180.000 1.180.000 1.180.000 1.180.000 1.180.000 100.000Mesin Dryer 990.000 990.000 990.000 990.000 990.000 50.000Peralatan 1.600.000 1.600.000 1.600.000 1.600.000 1.600.000 0

Perlengkapan 950.000 950.000 950.000 950.000 950.000 0Gedung 3.750.000 3.750.000 3.750.000 3.750.000 3.750.000 56.250.000

Kendaraan 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 20.000.000Total

Penyusutan 16.450.000 16.450.000 16.450.000 16.450.000 16.450.000 81.500.000Sumber : Data diolah Tahunan Keterangan:

1. Mesin giling

a. Nilai sisa : Rp 200.000,-

b. Umur ekonomis 10 tahun

c. Nilai mesin Rp 10.000.000,-

Page 34: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

82

Penyusutan = aktiva tetap – nilai sisa

Umur ekonomis

= 10.000.000 – 200.000

10

= Rp 980.000,- per tahun

2. Mesin molen

a. Nilai sisa : Rp 100.000,-

b. Umur ekonomis 5 tahun

c. Nilai mesin Rp 6.000.000,-

Penyusutan = aktiva tetap – nilai sisa

Umur ekonomis

= 6.000.000 – 100.000

5

= Rp 1.180.000,- per tahun

3. Mesin Dryer

a. nilai sisa : Rp 50.000,-

b. Umur ekonomis 5 tahun

c. Nilai mesin Rp 5.000.000,-

Penyusutan = aktiva tetap – nilai sisa

Umur ekonomis

= 5.000.000 – 50.000

5

= Rp 990.000,- per tahun

4. Peralatan

a. Alat Press 2 unit @ 250.000 = Rp 500.000,-

b. Loyang 50 unit @ 50000 = Rp 2.500.000,-

c. Alat Cetak gram bata 10 unit @ 100.000 = Rp 1.000.000,-

Page 35: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

83

d. Oven Rp 2.000.000,-

e. Biaya peralatan lainnya Rp 2.000.000

Total aktiva tetap Rp 8.000.000,- dan nilai sisa nol (0) dengan umur ekonomis 5 tahun.

Penyusutan = aktiva tetap – nilai sisa

Umur ekonomis

= 8.000.000 – 0

5

= Rp 1.600.000,- per tahun

5. Peralatan

a. Komputer dan printer Rp 3.000.000,-

b. Meja dan kursi Rp 1.000.000,-

c. Pesawat telephone dan instalasi Rp 750.000,-

Total aktiva tetap Rp 4.750.000,- dan nilai sisa nol (0) dengan umur ekonomis 5 tahun.

Penyusutan = aktiva tetap – nilai sisa

Umur ekonomis

= 4.750.000 – 0

5

= Rp 950.000,- per tahun

6. Gedung atau Bangunan

a. Nilai sisa = Rp 0

b. Umur ekonomis 20 tahun

c. Nilai Gedung Rp 75.000.000,-

Penyusutan = aktiva tetap – nilai sisa

Umur ekonomis

= 75.000.000 - 0

20

= Rp 3.750.000,- per tahun

Page 36: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

84

7. Kendaraan Truk

a. Nilai sisa = Rp 20.000.000,-

b. Umur ekonomis 5 tahun

c. Nilai kendaraan Rp 55.000.000,-

Penyusutan = Rp 7.000.000,-

4.5.3.4 Biaya Pajak

Biaya pajak merupakan biaya yang dikeluarkan setiap tahun yang besarnya ditentukan

berdasarkan tarif yang ditentukan oleh pemerintah. Adapun besarnya tarif pajak yang berlaku di

Indonesia berdasarkan UU no 17 tahun 2000 sebagai berikut:

4.5.3.5 Penyusunan Proyeksi rugi atau laba

Proyeksi rugi laba dalam pengembangan rencana usaha ini merupakan selisih antara

jumlah pendapatan perusahaan dengan jumlah biaya-biaya yang harus dikeluarkan karena

kegiatan produksi. Hasil yang diperoleh akan dipergunakan untuk menentukan penilaian atas

kelayakan proyek yang akan dijalankan.

Adapun uraian perhitungan rugi laba dalam rencana usaha ini akan terlampir pada

lampiran I

4.5.3.6 Proyeksi Cash Flow

Cash flow merupakan aliran kas yang dikeluarkan dan diterima oleh perusahaan dalam

jangka waktu tertentu. Terdapat tiga jenis aliran kas yaitu : Initial Cash Flow yang merupakan

aliran kas keluar, Operational Cash Flow dan Terminal Cash Flow merupakan aliran kas masuk.

Pendapatan per tahun Tarif

Rp 50.000.000,- pertama 10%

Rp 50.000.000,- --- Rp 100.000.000,- 15%

Rp 100.000.000,- ke atas 30%

Page 37: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

85

1. Aliran kas awal (Initial Cash Flow)

Merupakan dana yang dikeluarkan dalam rencana usaha ini untuk pembiayaan kebutuhan

modal aktiva tetap dan modal kerja awal perusahaan. Jumlah investasi awal dalam

pembiayaan ini adalah sebesar Rp 417.627.000,- yang diperinci sebagai berikut:

- Dana pembiayaan aktiva tetap Rp 183.750.000,-

- Dana pembiayaan modal kerja Rp 233.877.000,-

2. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow )

Aliran kas ini berasal dari operasi perusahaan. Aliran operasional di peroleh dengan rumus:

EAT = Laba bersih setelah pajak

Dengan demikian maka besarnya aliran kas operasional bersih adalah sebagai berikut:

Tabel 4.19 Proyeksi Operational Cash Flow

Tahun EAT (Rp)

Penyusutan (Rp)

OCF (Rp)

2006 -Rp 26.047.000,- Rp 16.450.000,- -Rp 9.597.000,- 2007 Rp 27.072.756,- Rp 16.450.000,- Rp 43.522.756,- 2008 Rp 157.478.837,- Rp 16.450.000,- Rp 173.928.837,- 2009 Rp 207.248.715,- Rp 16.450.000,- Rp 223.698.715,- 2010 Rp 212.441.101,- Rp 16.450.000,- Rp 228.891.101,-

Sumber : Data diolah tahunan

3. Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow)

Terminal cash flow merupakan aliran kas pada akhir umur ekonomis proyek, biasanya berasal

dari modal kerja dan penjualan aktiva tetap atau nilai sisa aktiva tetap yang sudah habis

umur ekonomisnya. Jumlah terminal cash flow dapat dihitung berdasarkan rumus:

TCF = Modal Kerja + Nilai sisa

Dengan demikian maka taksiran aliran kas rencana usaha ini adalah:

OCF = EAT + Penyusutan

Page 38: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

86

Tabel 4.20 Proyeksi Aliran Kas Perusahaan

Tahun ICF (Rp)

OCF (Rp)

TCF (Rp)

2006 ( Rp 417.627.000,-) -Rp 9.597.000,- -- 2007 -- Rp 43.522.756,- -- 2008 -- Rp 173.928.837,- -- 2009 -- Rp 223.698.715,- -- 2010 -- Rp 228.891.101,- Rp 81.500.000,-

Sumber : data diolah tahunan

4.5.3.7 Metode Penilaian Investasi

Pada penilaian investasi ini akan dinilai dengan metode Pay Back Period, Net Present

Value (NPV), Internal Rate Of Return (IRR), serta Profitability Index (PI). Berikut ini perincian

penilaian investasi sebagai berikut:

1. Payback Period

Untuk mengetahui atau mengukur seberapa cepat rencana investasi usaha produksi

garam bisa kembali, maka dasar yang dipergunakan adalah aliran kas.

Perhitungan payback period dalam rencana usaha ini adalah sebagai berikut:

Investasi ( Rp 417.627.000,-)

Cash Flow thn ke I - Rp 9.597.000,-

( Rp 427.224.000,-)

Cash Flow thn ke II Rp 43.522.756,-

(Rp 383.701.244,-)

Cash Flow thn ke III Rp 173.928.837,-

(Rp 209.772.407,-)

Cash Flow thn Ke IV Rp 223.698.715,-

Rp 13.926.308

Cash Flow thn ke V Rp 228.891.101,-

Rp 242.817.409,-

Pay Back Period = 3 tahun + Rp 209.772.407,- X 12 bulan

Rp 223.698.715,-

= 3 tahun 11 bulan

Page 39: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

87

Kesimpulan dari perhitungan ini adalah bahwa modal investasi pada rencana usaha produksi

garam akan kembali pada tahun ke 3 bulan ke 11.

2. Net Present Value (NPV)

Metode ini menghitung selisih antara nilai investasi sekarang dengan nilai sekarang

penerimaan–penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal cash flow) di masa yang akan

datang. Adapun perhitungan NPV pada rencana usaha produksi garam adalah:

Tabel 4.21 Proyeksi Net Present Value

Periode Tahun Ocf 14% NPV 0 0 -Rp 417.627.000,- 1 -Rp 417.627.000,- 1 2006 -Rp 9.597.000,- 0,877192982 -Rp 8.418.421,- 2 2007 Rp 43.522.756,- 0,769467528 Rp 33.489.347,- 3 2008 Rp 173.928.837,- 0,674971516 Rp 117.397.011,- 4 2009 Rp 223.698.715,- 0,592080277 Rp 132.447.597,- 5 2010 Rp 310.391.101,- 0,519368664 Rp 161.207.411,-

NPV Rp 18.495.946,- Sumber : Data diolah tahunan

Dengan demikian hasil perhitungan NPV pada rencana usaha produksi garam ini adalah

bahwa hasil NPV sebesar Rp 18.495.946,- yang menunjukan hasil positif, berarti investasi ini

dinyatakan layak.

3. Internal Rate of Return (IRR)

Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan

nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa mendatang. Apabila tingkat bunga ini lebih besar

dari tingkat bungan relevan (tingkat keuntungan yang diisyaratkan), maka investasi dikatakan

menguntungkan, kalau lebih kecil dikatakan merugikan.

Untuk memperoleh nilai IRR dipergunakan metode uji coba dengan menggunakan

berbagai tingkat suku bunga yang relevan. Setelah dilakukan uji coba maka ditemukan tingkat

suku bunga sebesar 15% dan 16%. Urainnya adalah sebagai berikut:

Page 40: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

88

Tabel 4.22 Perhitungan NPV dengan Faktor Diskonto 15% dan 16%

Periode Df (15%) ocf NPV Df (16%) NPV 0 1 -Rp 417.627.000,- -Rp 417.627.000,- 1 -Rp 417.627.000,-1 0,869565217 -Rp 9.597.000,- -Rp 8.345.217,- 0,743162901 -Rp 7.132.134,- 2 0,756143667 Rp 43.522.756,- Rp 32.909.456,- 0,640657674 Rp 27.883.188,- 3 0,657516232 Rp 173.928.837,- Rp 114.361.034,- 0,552291098 Rp 96.059.348,- 4 0,571753246 Rp 223.698.715,- Rp 127.900.466,- 0,476113015 Rp 106.505.870,-5 0,497176735 Rp 310.391.101,- Rp 154.319.234,- 0,410442255 Rp 127.397.623,-

Total Rp 3.517.973,- -Rp 66.913.105,-Sumber : Data diolah tahunan

Interpolasi

Df NPV

16% -66.913.105

15% 3.517.973

70.431.078

IRR = 16% + (-66.913.105) (1%)

70.431.078

= 16% - 0,95 %

= 15,05%

Karena IRR yang dihasilkan pada rencana usaha ini lebih besar dari tingkat keuntungan

yang diisyaratkat, yaitu sebesar 14%, maka rencana usaha diterima.

4. Profitabilitiy Index (PI)

Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih masa

mendatang dengan nilai sekarang investasi. Jika PI lebih besar dari 1 maka proyek dikatakan

menguntungkan, tapi jika kurang dari 1 dikatakan merugikan.Perhitungan PI pada rencana usaha

ini adalah:

PI = 436.123.000

417.627.000

= 1,044

Karena PI hasilnya lebih dari 1, yaitu 1,065 maka usulan proyek diterima.

Page 41: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

89

Pada tabel 4.21 menunjukan tabel perincian hasil perhitungan keempat metode penilaian

investasi yang telah dilakukan.

Tabel 4.23 Hasil Perhitungan Metode Penilaian Investasi Moderat

No. Metode Kriteria Penilaian Hasil Keputusan 1 Payback Period 5 tahun 3 tahun 11 bulan Diterima 2 NPV Positif 18,495,946 Diterima 3 IRR 14% 15,05% Diterima 4 PI 1 1,044 Diterima

Sumber : Data diolah

4.5.4 Skenario Optimis

Pada skenario optimis ini, diperkirakan perekonomian Indonesia di masa mendatang

cukup baik, bahkan mengalami peningkatan. Inflasi dapat ditekan serendah mungkin dan harga-

harga pun stabil, adapun jika ada yang naik, tidak terlalu besar. Pada rencana skenario optimis

penjualan dalam unit meningkat, sedangkan biaya oprasional dapat ditekan menjadi 5%

kenaikannya. Berikut ini perincian perhitungannya adalah:

4.5.4.1 Analisis Penjualan

Tabel 4.24 Proyeksi Penjualan Optimis

No. Tahun Persentase kenaikan Penjualan (Unit Penjualan) (Rp) 1 2006 -- Rp 218,280,000 2 2007 40% Rp 305.592.000 3 2008 60% Rp 488.947.200 4 2009 20% Rp 586.736.640 5 2010 0% Rp586.736.640

Sumber : Data diolah tahunan

Page 42: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

90

Tabel 4.25 Proyeksi Penjualan setelah terjadi Pertimbangan Kenaikan Harga Jual

No. Tahun Persentase kenaikan Penjualan

Harga (10 %) (Rp) 1 2006 --- Rp 218.280.000,- 2 2007 --- Rp 305.592.000,- 3 2008 Rp 48.894.720,- Rp 537.841.920,- 4 2009 --- Rp 645.410.304,- 5 2010 --- Rp 645.410.304,-

Sumber : data diolah tahunan

Keterangan:

Kenaikan harga direncanakan terjadi pada tahun 2008, dikarenakan pada tahun sebelumnya

terjadi kenaikan biaya-biaya sebesar 5%, oleh karena itu untuk menutupi kenaikan biaya

operasional tersebut maka pada tahun 2008 menaikan harga yang di asumsikan sebesar 10%

dari penjualan sebelumnya

4.5.4.2 Analisis Biaya Oprasional

Biaya yang termasuk biaya operasional adalah biaya produksi, biaya gaji untuk karyawan

tetap dan biaya umum dan administrasi. Pada scenario optimis biaya-biaya tersebut di asumsikan

mengalami kenaikan sesuai dengan kenaikan rata-rata inflasi, yaitu sebesar 5%. Inflasi dapat

ditekan sampai sebesar 5% dikarenakan pada scenario optimis perekonomian dari tahun 2006

sampai 2010 cukup baik. bahkan diperkirakan meningkat, (kemiskinan, pengangguran, tingkat

kriminalitas menurun) sehingga harga-harga mengalami penurunan. Dan tingkat suku bunga

menurun, sehingga diperkirakan sebesar 13%.

Adapun proyeksi dari masing-masing biaya adalah sebagai berikut:

a. Proyeksi Biaya Produksi

Biaya produksi untuk tahun 2006 ditetapkan sebesar Rp 174.477.000,-. Berikut ini akan

diuraikan proyeksi biaya produksi setiap tahun sebagai berikut:

Page 43: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

91

Tabel 4.26 Proyeksi Biaya Produksi (Optimis) per tahun

No Tahun Persentase kenaikan Total Biaya Produksi 1 2006 -- Rp 174.477.000,- 2 2007 5% Rp 183.200.850,- 3 2008 5% Rp 192.360.893,- 4 2009 5% Rp 201.978.938,- 5 2010 5% Rp 212.077.885,-

Sumber : data diolah tahunan b. Proyeksi Biaya Gaji Karyawan Tetap

Biaya gaji karyawan tetap untuk tahun 2006 ditetapkan sebesar Rp 41.400.000,-. Berikut ini

akan diuraikan proyeksi biaya gaji karyawan tetap sebagai berikut:

Tabel 4.27 Proyeksi Biaya Gaji karyawan (Optimis)

No. Tahun Persentase Kenaikan Biaya Gaji Manajer Total Biaya Gaji Gaji Karyawan Gaji Karyawan 1 2006 -- Rp 29.400.000,- Rp 12.000.000,- Rp 41.400.000,-2 2007 5% Rp 30.870.000,- Rp 15.000.000,- Rp 45.870.000,-3 2008 5% Rp 32.413.500,- Rp 18.000.000,- Rp 50.413.500,-4 2009 5% Rp 34.034.175,- Rp 24.000.000,- Rp 58.034.175,-5 2010 5% Rp 35.735.884,- Rp 24.000.000,- Rp 59.735.884,-

Sumber : Data diolah tahunan

c. Proyeksi Biaya umum dan administrasi

Biaya administrasi dan umum untuk tahun 2006 ditetapkan sebesar Rp 12.000.000,-. Berikut

ini akan diuraikan proyeksi biaya administrasi dan umum sebagai berikut:

Tabel 4.28 Proyeksi Biaya Administrasi dan Umum (Optimis)

No Tahun Persentase kenaikan Total Biaya Adm &

umum 1 2006 -- Rp 12.000.000,- 2 2007 5% Rp 12.600.000,- 3 2008 5% Rp 13.230.000,- 4 2009 5% Rp 13.891.500,- 5 2010 5% Rp 14.586.075,-

Sumber : data diolah tahunan

Page 44: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

92

Keterangan:

Diasumsikan pada tahun 2006 biaya administrasi & umum sebesar Rp 12.000.000,-. Berikut ini

uraian biaya adm & umum adalah:

Biaya adm dan umum per bulan = Rp 1.000.000,-

Per tahun = 1.000.000 X 12 bln = Rp 12.000.000,-

Tabel 4.29 Total Biaya Oprasional Per tahun (Optimis)

Tahun Total Biaya

Produksi Total Biaya GajiTotal Biaya

Adm&umum Total Biaya Oprasional2006 Rp 174.477.000,- Rp 41.400.000,- Rp 12.000.000,- Rp 227.877.000,- 2007 Rp 183.200.850,- Rp 45.870.000,- Rp 12.600.000,- Rp 241.670.850,- 2008 Rp 192.360.893,- Rp 50.413.500,- Rp 13.230.000,- Rp 256.004.393,- 2009 Rp 201.978.938,- Rp 58.034.175,- Rp 13.891.500,- Rp 273.904.613,- 2010 Rp 212.077.885,- Rp 59.735.884,- Rp 14.586.075,- Rp 286.399.844,-

Sumber : Data diolah tahunan

4.5.4.3 Metode Penilaian Investasi Optimis

Berikut ini perincian penilaian investasi sebagai berikut:

2. Payback Period

Investasi (Rp 417.627.000,-)

Cash Flow thn ke I - Rp 9.597.000,-

(Rp 427.224.000,-)

Cash Flow thn ke II Rp 59.174.035,-

( Rp 368.049.965,-)

Cash Flow thn ke III Rp 219.721.269,-

( Rp 148.328.696,-)

Cash Flow thn Ke IV Rp 282.488.984-

Rp 134.160.288

Cash Flow thn ke V Rp 273.742.322,-

Rp 407.902.610,-

Pay Back Period = 3 tahun + Rp 148.328.696,- X 12 bulan

Rp 282.488.984,-

= 3 tahun 6 bulan

Page 45: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

93

Kesimpulan dari perhitungan ini adalah bahwa modal investasi pada rencana usaha produksi

garam akan kembali pada tahun ke 3 bulan ke 6.

3. NPV

Pada proyeksi optimis ini tingkat suku bunga mengalami penurunan sehingga

menjadi 13%. Adapun perhitungan NPV pada scenario optimis rencana usaha produksi

garam adalah:

Tabel 4.30 Proyeksi Net Present Value (Optimis)

Periode Tahun ocf 13% NPV 0 0 -Rp 417.627.000,- 1 -Rp 417.627.000,- 1 2006 -Rp 9.597.000,- 0,885 -Rp 8.493.345,- 2 2007 Rp 59.174.035,- 0,783 Rp 46.333.269,- 3 2008 Rp 219.721.269,- 0,693 Rp 152.266.839,- 4 2009 Rp 282.488.984,- 0,613 Rp 173.165.747,- 5 2010 Rp 273.742.322,- 0,543 Rp 148.642.081,-

NPV Rp 94.287.592,- Sumber : Data diolah tahunan

Dengan demikian hasil perhitungan NPV pada rencana usaha produksi garam ini adalah

bahwa hasil NPV sebesar Rp 94.287.592,- yang menunjukan hasil positif, berarti

investasi ini dinyatakan layak.

4. IRR

Tabel 4.31 Perhitungan NPV dengan diskon faktor 15 % dan 16% (Optimis)

Periode Dcf ( 15%) Ocf NPV Dcf ( 16% ) NPV 0 1 -Rp 417.627.000,- -Rp 417.627.000,- 1 -Rp 417.627.000,- 1 0,869565217 -Rp 9.597.000,- -Rp 8.345.217,- 0,743162901 -Rp 7.132.134,- 2 0,756143667 Rp 59.174.035,- Rp 44.744.072,- 0,640657674 Rp 37.910.300,- 3 0,657516232 Rp 219.721.269,- Rp 144.470.301,- 0,552291098 Rp 121.350.101,- 4 0,571753246 Rp 282.488.984,- Rp 161.513.994,- 0,476113015 Rp 134.496.682,- 5 0,497176735 Rp 273.742.322,- Rp 136.098.314,- 0,410442255 Rp 112.355.416,-

Total Rp 60.854.463 -Rp 18.646.636,-Sumber : Data diolah tahunan

Page 46: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

94

Interpolasi

Df NPV

16% -18.646.636

15% 60.854463

79.501.099

IRR = 16% + (-18.646.636) (1%)

79.501.099

= 16% - 0,235%

= 15,765%

Karena IRR yang dihasilkan pada rencana usaha ini lebih besar dari tingkat keuntungan

yang diisyaratkat, yaitu sebesar 13%, maka rencana usaha diterima.

5. PI

Perhitungan PI pada rencana usaha ini adalah :

PI = 511.915.000

417.627.000

= 1,225

Karena PI hasilnya lebih dari 1, yaitu 1,065 maka usulan proyek diterima.

Pada tabel 4.32 dibawah ini adalah tabel perincian hasil perhitungan keempat

metode penilaian investasi yang telah dilakukan.

Tabel 4.32 Hasil Perhitungan Metode Penilaian Investasi Optimis

No. Metode Kriteria Penilaian Hasil Keputusan 1 Payback Period 5 tahun 3 tahun 6 bulan Diterima 2 NPV Positif 94.287.592 Diterima 3 IRR 13% 15,765% Diterima 4 PI 1 1,225 Diterima

Sumber : Data diolah tahunan

Page 47: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

95

4.5.5 Skenario Pesimis

Skenario pesimis, diperkirakan perekonomian Indonesia di masa mendatang memburuk,

infalsi meningkat sehingga berdampak pada kenaikan harga-harga. Dalam rencana scenario

pesimis penjualan dalam unit tetap meningkat, tapi tidak terlalu mengalami peningkatan yang

drastis. Biaya oprasional mengalami peningkatan sebesar 10%. Berikut ini perincian perhitungan

skenario pasimis pada rencana usaha ini adalah:

4.5.5.1 Analisis Penjualan Pesimis

Tabel 4.33 Proyeksi Penjualan Pesimis

No. Tahun Persentase kenaikan Penjualan

(Unit Penjualan) (Rp) 1 2006 -- Rp 218,280,000 2 2007 30% Rp 283.764.000 3 2008 50% Rp 425.646.000 4 2009 20% Rp 510.775.200 5 2010 5% Rp 536.313.960

Sumber : Data diolah tahunan

Tabel 4.34 Proyeksi Penjualan setelah terjadi pertimbangan kenaikan harga jual

No. Tahun Persentase kenaikan Penjualan

Harga ( 10% ) ( Rp ) 1 2006 --- Rp 218.280.000 2 2007 --- Rp 294.678.000 3 2008 Rp42.564,600 Rp 468.210.600 4 2009 --- Rp 561.852.720 5 2010 --- Rp 589.945.356.

Sumber : Data diolah tahunan

Keterangan:

Pada asumsi pesimis kenaikan jumlah unit penjualan mengalami penurunan dibandingkan

dengan asumsi moderat. Kenaikan harga direncanakan terjadi pada tahun 2008,

dikarenakan pada tahun sebelumnya terjadi kenaikan biaya-biaya sebesar 10% oleh karena

Page 48: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

96

itu untuk menutupi kenaikan biaya operasional tersebut maka pada tahun 2008 menaikan

harga yang di asumsikan sebesar 10% dari penjualan sebelumnya.

4.5.5.2 Analisis Biaya Oprasional

Biaya yang termasuk biaya operasional adalah biaya produksi, biaya gaji untuk karyawan

tetap dan biaya umum dan administrasi. Pada skenario pesimis biaya-biaya tersebut di asumsikan

mengalami kenaikan sesuai dengan kenaikan rata-rata inflasi, yaitu sebesar 10%. Inflasi

mengalami peningkatan sampai sebesar 10% dikarenakan pada skenario pesimis perekonomian

dari tahun 2006 sampai 2010 buruk, bahkan diperkirakan harga-harga kebutuhan hidup

meningkat. Dan tingkat suku bunga juga mengalami peningkatan, sehingga diperkirakan sebesar

15%.

Adapun proyeksi dari masing-masing biaya adalah sebagai berikut:

a. Proyeksi Biaya Produksi

Biaya produksi untuk tahun 2006 ditetapkan sebesar Rp 174.477.000,-. Berikut ini akan

diuraikan proyeksi biaya produksi setiap tahun sebagai berikut:

Tabel 4.35 Proyeksi Biaya Produksi Pesimis per tahun

Sumber : Data diolah tahunan

Keterangan:

Kenaikan biaya produksi per tahun berdasarkan kenaikan rata-rata inflasi sebesar 10%.

b. Proyeksi Biaya Gaji Karyawan Tetap

Biaya gaji karyawan tetap untuk tahun 2006 ditetapkan sebesar Rp 41.400.000,-. Berikut ini

akan diuraikan proyeksi biaya gaji karyawan tetap sebagai berikut:

No Tahun Persentase kenaikan Total Biaya Produksi 1 2006 -- Rp 174.477.000,- 2 2007 10% Rp 191.924.700,- 3 2008 10% Rp 211.117.170,- 4 2009 10% Rp 232.228.887,- 5 2010 10% Rp 255.451.776,-

Page 49: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

97

Tabel 4.36 Proyeksi Biaya Gaji karyawan (Pesimis)

No. Tahun Persentase Kenaikan Biaya Gaji Manajer Total Biaya Gaji Gaji Karyawan Gaji Karyawan 1 2006 -- Rp 29.400.000,- Rp 12.000.000,- Rp 41.400.000,-2 2007 8% Rp 31.752.000,- Rp 15.000.000,- Rp 46.752.000,-3 2008 8% Rp 34.292.160,- Rp 18.000.000,- Rp 52.292.160,-4 2009 8% Rp 37.035.533,- Rp 24.000.000,- Rp 61.035.533,-5 2010 8% Rp 39.998.375,- Rp 24.000.000,- Rp 63.998.375,-

Sumber : Data diolah tahunan

Keterangan:

Pada skenario pesimis biaya untuk tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar 8%.

c. Proyeksi Biaya umum dan administrasi

Biaya administrasi dan umum untuk tahun 2006 ditetapkan sebesar Rp 12.000.000,-. Berikut

ini akan diuraikan proyeksi biaya administrasi dan umum sebagai berikut:

Tabel 4.37 Proyeksi Biaya administrasi dan umum (Pesimis)

No Tahun Persentase kenaikan Total Biaya Adm &

umum 1 2006 -- Rp12,000,000 2 2007 10% Rp13,200,000 3 2008 10% Rp14,520,000 4 2009 10% Rp15,972,000 5 2010 10% Rp17,569,200

Sumber : Data diolah tahunan

Tabel 4.38 Total Biaya Oprasional Per tahun (Pesimis)

Total Biaya Total Total Biaya Total Biaya Tahun Produksi Biaya Gaji Adm & Umum Oprasional 2006 Rp 174.477.000,- Rp 41.400.000,- Rp 12.000.000,- Rp 227.877.000,- 2007 Rp 191.924.700,- Rp 46.752.000,- Rp 13.200.000,- Rp 251.876.700,- 2008 Rp 211.117.170,- Rp 52.292.160,- Rp 14.520.000,- Rp 277.929.330,- 2009 Rp 232.228.887,- Rp 61.035.533,- Rp 15.972.000,- Rp 309.236.420,- 2010 Rp 255.451.776,- Rp 63.998.375,- Rp 17.569.200,- Rp 337.019.351,-

Sumber : Data diolah tahunan

4.5.5.3 Metode Penilaian Investasi pesimis

Berikut ini perincian penilaian investasi sebagai berikut:

Page 50: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

98

1. Payback Period

Investasi ( Rp 417.627.000,-)

Cash Flow thn ke I - Rp 9.597.000,-

( Rp 427.224.000,-)

Cash Flow thn ke II Rp 30.343.570,-

(Rp 396.880.430,-)

Cash Flow thn ke III Rp 155.631.889,-

( Rp 241248.541,-)

Cash Flow thn Ke IV Rp 199.266.410-

( Rp41.982.131,-)

Cash Flow thn ke V Rp 199.483.203,-

Rp 157.501.073,-

Pay Back Period = 3 tahun + Rp 41.982.131,- X 12 bulan

Rp 199.483.203,-

= 4 tahun 2 bulan

Kesimpulan dari perhitungan ini adalah bahwa modal investasi pada rencana usaha produksi

garam akan kembali pada tahun ke 4 bulan ke 2.

2. NPV

Pada proyeksi optimis ini tingkat suku bunga mengalami penurunan sehingga

menjadi 15%. Adapun perhitungan NPV pada skenario optimis rencana usaha produksi

garam adalah:

Tabel 4.39 Proyeksi Net Present Value Pesimis

Periode Tahun ocf 15% NPV 0 0 -Rp 417.627.000,- 1 -Rp 417.627.000,-1 2006 -Rp 9.597.000,- 0,869565217 -Rp 8.345.217,-2 2007 Rp 30.343.570,- 0,756143667 Rp 22.944.098,-3 2008 Rp 155.631.889,- 0,657516232 Rp 102.330.493,-4 2009 Rp 199.266.410,- 0,571753246 Rp 113.931.217,-5 2010 Rp 199.483.203,- 0,497176735 Rp 99.178.408,-

NPV -Rp 87.588.002,-Sumber : Data diolah tahunan

Page 51: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

99

Dengan demikian hasil perhitungan NPV pada rencana usaha produksi garam ini adalah

bahwa hasil NPV sebesar -Rp 87.588.002,- yang menunjukan hasil negatif, berarti investasi

ini dinyatakan tidak layak.

3. IRR

Tabel 4.40 Perhitungan NPV dengan Diskon Faktor 8% dan 9%

Periode Ocf Df 8% NPV Df 9% NPV 0 -Rp 417.627.000,- 1 -Rp 417.627.000,- 1 -Rp 417.627.000,-1 -Rp 9.597.000,- 0,9259 -Rp 8.885.862,- 0,91743 -Rp 8.804.576,- 2 Rp 30.343.570,- 0,8573 Rp 26.013.543,- 0,84167 Rp 25.539.273,- 3 Rp 155.631.889,- 0,7938272 Rp 123.544.827,- 0,77218 Rp 120.175.832,- 4 Rp 199.266.410,- 0,73475 Rp 146.410.995,- 0,708425 Rp 141.165.307,- 5 Rp 199.483.203,- 0,680735 Rp 135.795.198,- 0,64993 Rp 129.650.118,-

Total Rp 5.251.700,- -Rp 9.901.046,-Sumber : Data diolah tahunan

Interpolasi

Df NPV

9% -9.901.046

8% 5.251.700

15.152.746

IRR = 9% + (-9.901.046) (1%)

15.152.746

= 9% + 0,654%

= 8,346%

Karena IRR yang dihasilkan pada rencana usaha ini lebih kecil dari tingkat keuntungan yang

diisyaratkat, yaitu sebesar 15%, maka rencana usaha tidak layak.

4. PI

Perhitungan PI pada rencana usaha ini adalah:

PI = 330.038.998

417.627.000

= 0.791

Karena PI hasilnya kurang dari 1, yaitu 0.791 maka usulan proyek ditolak.

Page 52: BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab4/lhm2006-80-bab 4.pdf · 4.1 Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran 4.1.1 Analisis Pasar Sebelum membahas

100

Pada tabel 4.41 dibawah ini adalah tabel perincian hasil perhitungan keempat

metode penilaian investasi yang telah dilakukan.

Tabel 4.41 Hasil Perhitungan Metode Penilaian Investasi pesimis

No. Metode Kriteria Penilaian Hasil Keputusan 1 Payback Period 5 tahun 4 tahun 2 bulan Diterima 2 NPV Positif -Rp 87.588.002,- Ditolak 3 IRR 15% 8.346% Ditolak 4 PI 1 0.791 Ditolak

Sumber : Data diolah

4.5.6 Hasil Penelitian

Berikut ini hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan metode analisis

sensitifitas, yaitu menggunakan tiga skenario yaitu skenario moderat, skenario optimis, dan

skenario pesimis sebagai berikut:

Tabel 4.42 Hasil Analisis Sensitivitas

Skenario No. Metode Moderat Optimis Pesimis 1 Payback Period 3 tahun 11 bulan 3 tahun 6 bulan 4 tahun 2 bulan 2 NPV 18.495.946 94.287.592 -Rp 87.588.002,- 3 IRR 15,05% 15,765% 8,35% 4 PI 1,044 1,225 0.791

Sumber : Data diolah

Untuk rencana usaha produksi garam ini, berdasarkan tabel diatas jika rencana usaha

menggunakan skenario moderat maka rencana usaha ini dinyatakan layak untuk dijalankan,

dan jika menggunakan skenario optimis dinyatakan lebih layak lagi untuk dijalankan. Jika

menggunakan skenario pesimis maka rencana usaha ini dinyatakan tidak layak untuk dijalankan.

Tetapi kemungkinan besar dengan peluang pasar domestik yang cukup besar dan produk yang

dihasilkan merupakan produk untuk kebutuhan pokok dengan harga yang relatif terjangkau bagi

semua lapisan masyarakat. Maka skenario pesimis tidak mungkin terjadi.