BAB 4 GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIANeprints.undip.ac.id/59780/5/BAB_4.pdf · Persebaran masjid...

44
79 BAB 4 GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN 4.1. Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Sunan Kudus Dalam sejarah peradaban Islam di Kudus, Sunan Kudus menggunakan strukturalisme dalam mengembangkan dan menyebarkan agama Islam. Hal ini didasarkan pada objek dakwah yang dilaksanakan oleh Sunan Kudus lebih kepada para priyayi dan tokoh masyarakat. Peradaban Islam di kudus tidak dapat terlepas dari metode pengajaran dan penggalian terhadap sumber agama. Berdasarkan fakta sejarah tentang perjuangan Sunan Kudus, dapat diketahui bahwa Sunan Kudus membangun peradaban Islam dengan menggunakan metode pertama, pendekatan kepada massa dengan jalan; membiarkan adat-istiadat lama yang sulit diubah, menghindarkan konfrontasi secara langsung dalam menyiarkan agama Islam, dan mendorong terciptanya tradisi yang baik tanpa harus menggurui. Kedua, merangkul masyarakat Hindu seperti larangan menyembelih sapi karena dalam agama Hindu sapi adalah binatang suci dan keramat. Ketiga, merangkul masyarakat penganut agama Budha dengan mendirikan Padasan tempat berwudhu dengan pancuran delapan yang diberi arca kepala Kebo Gumarang di atasnya hal ini disesuaikan dengan ajaran Budha Struktur masyarakat Kudus pada abad 15 terdiri dari penganut agama Hindu-Budha. Dalam perkembangan agama Islam di Indonesia,

Transcript of BAB 4 GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIANeprints.undip.ac.id/59780/5/BAB_4.pdf · Persebaran masjid...

79

BAB 4

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

4.1. Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Sunan Kudus

Dalam sejarah peradaban Islam di Kudus, Sunan Kudus

menggunakan strukturalisme dalam mengembangkan dan menyebarkan

agama Islam. Hal ini didasarkan pada objek dakwah yang dilaksanakan

oleh Sunan Kudus lebih kepada para priyayi dan tokoh masyarakat.

Peradaban Islam di kudus tidak dapat terlepas dari metode pengajaran

dan penggalian terhadap sumber agama. Berdasarkan fakta sejarah

tentang perjuangan Sunan Kudus, dapat diketahui bahwa Sunan Kudus

membangun peradaban Islam dengan menggunakan metode pertama,

pendekatan kepada massa dengan jalan; membiarkan adat-istiadat lama

yang sulit diubah, menghindarkan konfrontasi secara langsung dalam

menyiarkan agama Islam, dan mendorong terciptanya tradisi yang baik

tanpa harus menggurui. Kedua, merangkul masyarakat Hindu seperti

larangan menyembelih sapi karena dalam agama Hindu sapi adalah

binatang suci dan keramat. Ketiga, merangkul masyarakat penganut

agama Budha dengan mendirikan Padasan tempat berwudhu dengan

pancuran delapan yang diberi arca kepala Kebo Gumarang di atasnya

hal ini disesuaikan dengan ajaran Budha

Struktur masyarakat Kudus pada abad 15 terdiri dari penganut

agama Hindu-Budha. Dalam perkembangan agama Islam di Indonesia,

80

Kudus merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang bersejarah. Ini

Nampak dari peninggalan-peninggalan yang ada seperti menara masjid

Kudus, masjid Madureksan, masjid Bubar, dan lainnya. Pada waktu agama

Islam berkembang di daerah Kudus dan sekitarnya, Islam terpengaruh oleh

berbagai kebudayaan dan agama sebelumnya. Ketika Islam masuk ke

Kudus, banyak unsur Hindu yang masuk ke dalam Islam. Dari segi

arsitektur misalnya, tampak pada bangunan masjid Kudus dan bangunan-

bangunan lain di kompleks mesjid Kudus. Seperti atap tampang bertingkat

tiga yang menutupi masjid, bangunan gapura yang mengelilingi atau

terdapat pada tembok penutup kompleks, yang semuanya mirip dengan pola

arsitektur Hindu seperti pada bangunan-bangunan suci di Bali. Kemudian

unsur tradisi tampak pada tembok keliling dengan pintu gerbang pada

kompleks mesjid, merupakan warisan tradisi seni bangunan pola Jawa-

Hindu (Roes, 2014).

4.2. Bangunan Masjid di Kota Kudus

4.2.1. Persebaran Masjid di Kota Kudus

Kota Kudus terdiri atas 8 kecamatan dan lebih dari 690 masjid

berada di dalamnya. Masjid-masjid ini terbagi atas 3 jenis, yaitu masjid jami,

masjid bersejarah dan masjid di tempat publik. Masjid jami merupakan masjid

dengan status sebagai masjid kelurahan, masjid bersejarah merupakan

masjid yang berada di kawasan peninggalan kerajaan/ wali/ penyebar agama

Islam yang memiliki nilai besar dalam sejarah bangsa, sedangkan masjid di

81

tempat publik yaitu Masjid yang berada di khawasan publik untuk

memfasilitasi masyarakat dalam melaksanakan kegiatan ibadah.

KEC. DAWE (90 masjid)

KEC. JEKULO (47 masjid)

KEC. MEJOBO (46 masjid)

KEC. UNDAAN (36 masjid)

KEC. JATI (62 masjid)

KEC. KALIWUNGU (75 masjid)

KEC. KOTA (126 masjid)

KEC. BAE (46 masjid)

KEC. GEBOG (102 masjid)

Gambar 4.1 Peta Persebaran Masjid Kota Kudus Sumber : https://jv.wikipedia.org/wiki/Kabupat%C3%A8n_Kudus

82

Tabel 4.1 Persebaran Masjid di Kota Kudus

No Kecamatan Masjid Jami Masjid Bersejarah Masjid Tempat Publik

1. Bae 45 Masjid - 1 Masjid

2. Mejobo 38 Masjid 2 Masjid 4 Masjid

3. Dawe 67 Masjid - 23 Masjid

4. Gebog 93 Masjid 1 Masjid 8 Masjid

5. Jati 59 Masjid 2 Masjid 1 Masjid

6. Jekulo 47 Masjid - -

7. Kaliwungu 73 Masjid - 2 Masjid

8. Kota 118 Masjid 5 Masjid 3 Masjid

9. Undaan 36 Masjid - -

4.2.2. Persebaran Masjid Bersejarah di Kota Kudus

Bangunan masjid bersejarah di kota Kudus merupakan termasuk

bangunan cagar budaya Kabupaten Kudus. Masjid bersejarah di kota Kudus

terdiri dari atas masjid Al-Aqsa, masjid At-Taqwa, masjid Al-Makmur, masjid

Baitul Aziz, masjid Langgar Dalem, masjid Madureksan, masjid langgar

Bubar, masjid Jati Wetan, masjid Nganguk Wali, masjid Al-Idrus.

Persebaran masjid bersejarah di kota Kudus terdapat di 4 kecamatan.

Pada kecamatan Mejobo terdapat masjid Baitul Aziz dan Al-Makmur, di

kecamatan gebog terdapat masjid Al-Idrus, di kecamatan Kota terdapat

masjid Al-Aqsa, Langgar Dalem, Langgar Bubrah, Nganguk Wali,

Tabel 4.1 Persebaran Masjid di Kota Kudus Sumber : http://simas.kemenag.go.id/index.php/home/

83

Madureksan dan di kecamatan Jati terdapat masjid At-Taqwa dan masjid Jati

Wetan.

Berdasarkan dari data-data persebaran masjid bersejarah di kota

Kudus, maka penentuan masjid sebagai objek penelitian berdasarkan atas

Latar belakang masjid yang merupakan bangunan petilasan Sunan Kudus

(Masjid Wali) dan memiliki ciri khas arsitektur Jawa-Hindu yang secara visual

masih terlihat berdiri dengan kokoh dan terlihat keasliannya sampai saat ini.

Masjid-masjid yang digunakan sebagai objek dalam penelitian ini, yaitu t-

masjid Al-Aqsa, masjid Langgar Dalem, masjid At-Taqwa, masjid Al-Makmur

dan masjid Baitul Aziz.

KEC. JATI (2 masjid)

KEC. MEJOBO (2 masjid)

KEC. KOTA (5 masjid)

KEC. GEBOG (1 masjid)

Gambar 4.2 Peta Persebaran Masjid Bersejarah Kota Kudus Sumber : https://jv.wikipedia.org/wiki/Kabupat%C3%A8n_Kudus

84

4.3. Masjid Al-Aqsa (Masjid Menara Kudus)

4.3.1. Sejarah Masjid Al-Aqsa (Masjid Menara Kudus)

Masjid Menara Kudus (Masjid Al Aqsa atau Masjid Al Manar) adalah

sebuah masjid yang dibangun oleh Sunan Kudus pada tahun 1549 Masehi

atau tahun 956 Hijriah dengan menggunakan batu Baitul Maqdis dari

Palestina sebagai batu pertama. Sejarah berdirinya masjid Menara Kudus,

tidak lepas dari peran Sunan Kudus sebagai pendiri dan pemrakarsa.

Sebagaimana para wali songo yang lainnya, Sunan Kudus memiliki cara

yang amat bijaksana dalam dakwahnya. Diantaranya, beliau mampu

melakukan adaptasi dan pribumisasi ajaran Islam ditengah masyarakat yang

Gambar 4.3 Peta Lokasi Objek Penelitian Sumber : Peta BCB kota Kudus

85

telah memiliki budaya mapan dengan mayoritas beragama Hindu dan Budha.

Cara inilah yang diakui oleh banyak kalangan tokoh agama dan budayawan

sebagai salah satu kunci sukses dakwah Sunan Kudus dan Wali Songo

dalam menyebarkan agama Islam di Nusantara. Pencampuran budaya Hindu

dan Budha dalam dakwah yang dilakukan Sunan Kudus, salah satunya dapat

kita lihat pada masjid Menara Kudus ini. Bangunan menara, sebagai salah

satu elemen yang menonjol, mengadopsi model bangunan ibadah umat

Hindu dan Budha (Said, 2010).

4.3.2. Lokasi Masjid Al-Aqsa (Masjid Menara Kudus)

Masjid Al Aqsa lokasinya berada di Kauman, Kecamatan Kota, sekitar

1,5 km ke arah barat pusat kota ( Simpang tujuh ). Batas yang memisahkan

masjid dengan lingkungan sekitarnya adalah di sebelah utara, selatan, dan

barat berbatasan dengan pemukiman penduduk, sedangkan di sebelah timur

berbatasan dengan jalan raya.

86

4.3.3. Bangunan Masjid Al-Aqsa (Masjid Menara Kudus)

1. Bangunan Masjid Al-Aqsa

Seperti masjid-masjid kuno lain yang berada di Jawa, Majid menara

menghadap ke timur, secara keseluruhan masjid ini berbentuk empat

persegi panjang yang berukuran panjang 6.333 cm, lebar 2.722 cm,

tinggi 1700 cm dengan luas bangunan 1.723,85 m2. Masjid Menara

Kudus ini terdiri dari 5 buah pintu sebelah kanan, dan 5 buah pintu

sebelah kiri. Jendelanya semuanya ada 4 buah. Pintu besar terdiri dari 5

buah, dan tiang besar di dalam masjid yang berasal dari kayu jati ada 8

buah. Namun masjid ini tidak sesuai aslinya, lebih besar dari semula

karena pada tahun 1918 telah direnovasi. Di dalamnya terdapat kolam

Gambar 4.4 Lokasi Masjid Menara Kudus Sumber : diolah dari Google Map dan Peta BCB Kab.Kudus

Lokasi Masjid Al-Aqsa

87

masjid, kolam yang berbentuk “padasan” tersebut merupakan

peninggalan jaman purba dan dijadikan sebagai tempat wudhu. Secara

horizontal masjid ini dapat dibagi menjadi enam bagian yaitu : serambi

depan, serambi tengah, ruang utama, pawestern, tempat bersuci dan

madrasah. Sedangkan secara vertikal terbagi menjadi bagian kaki

(bawah), bagian badan (tengah), bagian kepala (puncak).Bagian kaki

berbentuk lantai bangunan masjid tertinggi kurang lebih 1 meter. Bagian

badan berbentuk dinding yang berpintu dan jendela kayu serta tiang-tiang

penyangga atap masjid dan tumpang tiga (Sumber: Dinas Parariwisata

dan Kebudayaan Kab. Kudus, 2012).

Gambar 4.5 Tampak Depan Majid Menara Kudus

Sumber : Survey 2014

88

Gambar 4.7 Serambi Masjid Menara Kudus

Sumber : Survey 2014

Gambar 4.6 Dimensi Tampak dan Denah Masjid Al-Aqsa

Sumber : Sketsa Pribadi, 2015

89

Gambar 4.8 Area Sholat Wanita Sumber : Survey 2014

Gambar 4.9 Area Sholat Pria Sumber : Survey 2014

Gambar 4.10 Bentuk atap dalam Masjid Sumber : Survey 2014

Gambar 4.11 Selasar Masjid Area Sholat Wanita Sumber : Survey 2014

Gambar 4.12 Bentuk atap tumpang Masjid Sumber : Survey 2014

90

2. Bangunan Menara Masjid Al-Aqsa

Letak dari menara berada disebelah tenggara bangunan masjid.

Untuk memasuki halaman menara, terlebih dahulu harus melewati dua

buah gapura utama yang berbentuk paduraksa yang berada di depan

menara.Pada saat sekarang,menara Kudus telah mengalami pemugaran,

terutama pada bagian atap.Menara Kudus menghadap ke barat, secara

umum menara ini terbagi menjadi tiga bagian : bagian kaki (bawah),

bagian badan (tengah), bagian kepala (puncak).

Denah menara Kudus ukuran sisi sebelah selatan 10,475 m, dan

sisi sebelah timur dan barat 10.60 m, tinggi alas bangunan lebih kurang

1,30 m, sedangkan denah kaki menara berbentuk bujur sangkar dengan

ukuran masing – masing sisi 9,50 m, badan menara yang terletak di atas

kaki menara, berdenah dengan ukuran setiap sisi 6,30 m.Pada sisi

sebelah barat bangunan terdapat tiga buah penampil yang menjorok ke

depan 0,50 m dari denah pkok, satu di depan yang lain. Lebar penampil

pertama 3,75, penampil kedua 3,25 m. Penampil ketiga menjorok ke

depan sampai 4,55 m dari penampil kedua, sedangkan lebar penampil ini

2,75 m, tembok pada kiri dan kanan penampil merupakan sayap tangga

yang lebarnya 0,55 cm. Antara denah kaki dan badan menara terdapat

teras yang biasa disebut selasar. Selasar yang mengelilingi badan

menara ini lebarnya rata – rata 1,60 m. Bagian ini merupakan puncak dari

tangga pertama yang menanjak dari menara. Dibagian sisi barat menara

terdapat candi sudut sebagai penghias tangga yang menuju ke bilik

91

badan menara. Posisi candi sudut ini sejajar dengan candi sudut pada

kaki menara. Pada puncak tangga terdapat pintu bilik menara.

Menara ini menjadi satu kompleks Menara Masjid Kudus dengan

tinggi bangunan ±18 m, bahannya terdiri batu bata merah,sirap dan

semen. Konstruksi bangunan Menara Kudus seperti layaknya bangunan

candi yang terdiri dari selasar batur, kaki tubuh dan atap. Pada bagian

atas kaki terdapat ornamen geometrik yang berupa hiasan segi empat

yang masing-masing ujung kiri dan kanannya disambung dengan hiasan

berbentuk segi tiga. Konsepsi ataupun unsur-unsur bangunannya

menunjukan adanya perpaduan antara budaya Hindu dan Islam (Sumber:

Dinas Parariwisata dan Kebudayaan Kab. Kudus, 2012).

Gambar 4.13 Tampak Depan Menara Kudus Sumber : Survey 2014

92

3. Ragam Hias Pada Bangunan Masjid Al-Aqsa

Masjid Al-Aqsa tidak banyak mempunyai panel berhias. Ragam hias

yang ada terdapat di sekitar mihrab, dan panel hias yang terdapat pada

bagian gapura Kori Agung yang terletak di bagian ruang utama masjid.

Kebanyakan berhiaskan ragam tumbuh-tumbuhan.

Ragam hias pada ruang utama masjid:

Terletak pada bagian atas mihrab dan berisi hiasan bunga yang

sedang mekar. Disamping kiri dan kanan atas mihrab terdapat hiasan

berbentuk jantung hati.

Panel hias pada gapura Kori Agung yang terdapat di tengah ruang

utama :

Panel hias terdapat pada dinding bagian kiri dan kanan gapura

Kori Agung, berbentuk segi empat panjang berisi hiasan tumbuh-

tumbuhan.

Gapura paduraksa yang terdapat pada serambi luar masjid Al-Aqsa

semula berfungsi untuk pagar benteng zaman Kewalian Sunan Kudus.

Gambar 4.15 Gapura Paduraksa Sumber : Survey 2014

Gambar 4.14 Gapura Kori Agung Sumber : Survey 2014

93

Gapura ini berukuran panjang 548 cm, lebar 272 cm dan tinggi 625 cm

sedangkan ukuran pintu, lebar 116 cm dan tinggi 271 cm. Pada area

masjid juga terdapat tempat wudhu kuno dari susunan bata merah,

dengan lubang pancuran berbentuk kepala arca berjumlah delapan buah.

Tempat wudhu kuno yang terdapat pada masjid berukuran panjang 630

cm, lebar 80 cm, tinggi 170 cm dan tebal 37 cm. Pancuran ini dibangun

periode Islam abad XVI (Sumber: Dinas Parariwisata dan Kebudayaan

Kab. Kudus, 2012).

Ragam hias yang unik juga dapat dilihat pada Menara Kudus yang

di sekelilingnya dihias dengan piringan-piringan bergambar yang

kesemuanya berjumlah 32 buah banyaknya. 20 buah diantaranya

berwarna biru serta berlukiskan masjid, manusia dengan unta dan pohon

kurma. Sedang 12 buah lainnya berwarna merah putih berlukiskan

kembang. Dalam menara ada tangganya yang terbuat dari kayu jati yang

mungkin dibuat pada tahun 1895 M.

Gambar 4.16 Tempat wudhu kuno Sumber : Survey 2014

94

4.3.4. Tahap-Tahap Perkembangan Bangunan Masjid Al-Aqsa

Berdasarkan hasil wawancara dari pihak pengurus Yayasan Masjid

Menara Kudus (Drs.NajibHassan,2014) tahap-tahap perkembangan

bangunan masjid Al-Aqsa dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut

ini:

a. Tahun 1549 Masehi

Bentuk awal bangunan masjid Al-Aqsa hanya terdiri dari satu ruang

yang berbentuk bujursangkar dan satu tempat wudhu.Pada pintu masuk

terdapat gapura sebagai gerbang masuk ke dalam masjid.

b. Tahun 1600 Masehi

Gambar 4.17 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1549 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015

Gambar 4.18 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1600 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015

95

Terdapat penambahan menara masjid dan gapura paduraksa yang

berfungsi sebagai gerbang terluar bangunan masjid.

c. Tahun 1800 Masehi

Terjadi perluasan bangunan dan ruang dengan penambahan

pawastren pada sisi utara ruang sholat utama dan penambahan serambi

masjid pada sisi-sisi masjid.

d. Tahun 1933 Masehi

Gambar 4.19 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,201

5

Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015

Gambar 4.20 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1933 M) Sumber : Sketsa Pribadi,201

5

Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015

96

Serambi yang telah ada disambung dengan serambi baru di

depanny, sehingga lawang kembar yang ada menjadi termasuk bagian

dalam dan ternaungi kubah.

e. Tahun 1980 Masehi

Dalam rangka pelestarian masjid dilakukan beberapa pemugaran.

Pemugaran ruang wudhu laki-laki dan madrasah yang ditempatkan di

lantai 2.

4.4. Masjid At-Taqwa Loram Kudus

4.4.1. Sejarah Masjid At-Taqwa Loram Kudus

Masjid At-Taqwa yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan

"Masjid Wali". Didirikan pada tahun 1596-1597 abad ke 15 pada masa Hindu

Budha menuju ke islam, oleh Tjie Wie Gwan, salah seorang pengembara dari

kerajaan Campa, Cina. Awal mula beliau sampai di Indonesia, tepatnya di

daerah Jepara dikarenakan tahta yang seharusnya diserahkan kepadanya,

direbut oleh kakaknya, sehingga beliau berniat pergi merantau dan akhirnya

sampai di Jepara, yang pada saat itu daerah Jepara dipimpin oleh Ratu

Gambar 4.21 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1980 M) Sumber : Sketsa Pribadi,201

5

Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015

97

Kalinyamat, masih dibawah naungan kerajaan Bintoro Demak. Tjie Wie Gwan

kemudian menikah dengan Ratu Kalinyamat.

Tjie Wie Gwan kemudian menikah untuk kedua kalinya dengan putri

Sunan Kudus R. Prodobinabar. Hubungan Tjie Wie Gwan dengan Sunan

Kudus terjalin semakin erat. Sunan kudus mengetahui kemampuan

menantunya yaitu dapat mengukir dan memahat. Dengan kemampuannya

tersebut dimungkinkan untuk media dakwah penyebaran Agama Islam. Maka

diperintahkanlah untuk menyebarkan Agama Islam di daerah Kudus bagian

selatan dengan memanfaatkan keahliannya tersebut.

Ketika beliau menyebarkan Agama Islam, pertama kali yang dibangun

adalah Masjid dan Gapura yang arsiteknya menyerupai kuil kuil dari Bali

dengan menggunakan bata merah. Arsitektur yang menyerupai kuil itu

dimaksudkan sebagai taktik/cara oleh Tjie Wie Gwan agar masyarakat sekitar

tertarik untuk mendatangi Masjid tersebut karena pada masa itu masyarakat

masih beragama Hindu-Budha, belum mengenal agama Islam. Setelah

berhasil menarik perhatian warga setempat, kesempatan beliau untuk

menyebarkan agama Islam semakin besar. Salah satu caranya dengan

sedikit demi sedikit memasukkan ajaran agama Islam kepada warga yang

datang ke Masjid tetapi tanpa mengandung unsur paksaan,dengan demikian

masyarakat semakin tahu tentang ajaran ajaran Islam (Sumber: Dinas

Parariwisata dan Kebudayaan Kab. Kudus, 2009 dan Hasil Wawancara

Aminudin, 2015).

98

4.4.2. Lokasi Masjid At-Taqwa Loram Kudus

Masjid At- Taqwa yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan

"Masjid Wali" berada di daerah Loram Kulon, kecamatan Jati, kabupaten

Kudus.

Gambar 4.22 Lokasi Masjid At-Taqwa

Sumber : diolah dari Google Map dan Peta BCB Kab.Kudus

Lokasi Masjid At-Taqwa

99

4.4.3. Bangunan Masjid At-Taqwa Loram Kudus

Bentuk awal bangunan Masjid Wali terbuat dari kayu jati ,di lengkapi

menara, sumur tempat wudlu, dan bedug . Oleh karena itu Wie Gwan di beri

gelar nama baru oleh Ratu Kalinyamat "Sungging Badar Duwung"

sungging berarti ahli ukir , Badar berarti batu, dan Duwung berarti Tanah.

Sungging Badar Duwung inilah yang dipercaya sebagai cikal bakal seni ukir

Kudus. Pada awal tahun 1990, Masjid Wali mengalami pemugaran

dikarenakan kayu-kayu di bangunan masjid telah lapuk termakan usia. Masjid

Wali yang semula bangunanya berdinding papan dan berangka kayu dirubah

menjadi dinding tembok dan berangka beton. Meski begitu bangunan Gapura

Masjid Wali tetap dipertahankan. Pada tahun 2011 bangunan masjid At-

Taqwa di renovasi total sehingga bentuk bangunan aslinya sudah tidak

tersisa sama sekali dan hanya gapura masjidnya yang tersisa.

Dimensi tampak dan denah bangunan masjid At-Taqwa memiliki

panjang 4100 cm dan lebar bangunan 2800 cm dengan ketinggian badan

bangunan dari permukaan tanah sampai dengan listplank 800 cm dan

ketinggian atap 700 cm, jadi ketinggian bangunan dari muka tanah sampai

atap yaitu 1500 cm. Gapura paduraksa yang terdapat di depan bangunan

masjid berukuran panjang 1.500 cm, lebar 148 cm dan tinggi 553 cm. Bahan

terdiiri dari batu bata merah dan kayu jati (Sumber: Dinas Parariwisata dan

Kebudayaan Kab. Kudus, 2012 dan Hasil Wawancara Aminudin, 2015).

100

Gambar 4.24 Proses Renovasi Bangunan Masjid

Sumber : Dokementasi Dari Masjid At-Taqwa

Gambar 4.23 Dimensi Tampak dan Denah Masjid At-Taqwa

Sumber : Sketsa Pribadi, 2015

101

Gambar 4.25 Pembangunan Masjid At Taqwa

Sumber : Dokementasi Kantor Kelurahan Desa

Loram Kulon

Gambar 4.26 Masjid At Taqwa Baru

Sumber : Dokementasi Pribadi 2014

Gambar 4.27 Mihrab Masjid At Taqwa

Sumber : Dokementasi Pribadi 2014

Gambar 4.28 Gapura Masjid At Taqwa

Sumber : Dokementasi Pribadi 2014

102

4.4.4. Tahap-Tahap Perkembangan Bangunan Masjid At-Taqwa

Berdasarkan hasil wawancara dari staff Dinas Purbakala Jateng dan

Humas Masjid At-Taqwa.tahap-tahap perkembangan bangunan masjid At-

Taqwa (Aminudin, 2015) dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut ini:

1. Tahun 1597 Masehi

Awalnya bangunan masjid At-Taqwa pertama kali memiliki bentuk

persegi dan dinding berbahan meterial kayu. Atap banguna berbentuk

atap tajuk dengan gendeng slirap (kayu). Mustoko asli dari tanah liat.

Terdapat gapura paduraksa di depan masjid.

2. Tahun 1971 Masehi

Gambar 4.29 Denah dan Tampak Bangunan Masjid At-Taqwa (1597 M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015

5

Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015

Gambar 4.30 Denah dan Tampak Bangunan Masjid At-Taqwa (1971 M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015

5

Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015

103

Penambahan ruang pada Masjid At-Taqwa terjadi pada tahun

1971, terdapat perluasan ruang ke sisi selatan ruang sholat utama dan

perluasan pada serambi masjid.

3. Tahun 1990 Masehi

Terjadi perluasan bangunan dan ruang dengan penambahan

pawastren pada sisi utara ruang sholat utama dan penambahan serambi

masjid pada sisi timur masjid.

4. Tahun 2011 Masehi

Gambar 4.31 Denah dan Tampak Bangunan Masjid At-Taqwa (1990 M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015

5

Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015

Gambar 4.32 Denah dan Tampak Bangunan Masjid At-Taqwa (2011 M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015

5

Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015

104

Pada tahun 2011 bangunan masjid di renovasi total dan hanya

tersisa gapura paduraksanya. Masjid baru ini berlantai dua.

4.5. Masjid Al- Makmur Mejobo Kudus

4.5.1. Sejarah Masjid Al- Makmur Mejobo Kudus

Masjid ini di bangun Arya Panangsang pada abad 15 Masehi dengan

di saksikan Sunan Kudus pada saat pembangunannya. Arya Panangsang

membangun masjid ini dengan inisiatifnya sendiri karena Arya Panangsang

melihat tempat sekitar yang masih berupa rawa dan hutan. Arsitektur masjid

seperti masjid Agung Demak, tiap penyangga terdiri dari 4 soko dilandasi

dengan umpak Batu. Benda kuno yang masih ada di masjid yaitu:Mihrab,

mimbar untuk khotbah mustoko, sumur (Hasil Wawancara Aziz, 2015).

4.5.2. Lokasi Masjid Al- Makmur Mejobo Kudus

Masjid Al- Makmur terletak di daerah Desa Jepang, kecamatan

Mejobo, kabupaten Kudus.

105

4.5.3. Bangunan Masjid Al- Makmur Mejobo Kudus

Dimensi tampak dan denah bangunan masjid Al-Makmur memiliki

panjang 3800 centimeter dan lebar bangunan 2950 centimeter dengan

ketinggian badan bangunan 400 centimeter dan ketinggian atap 570

centimeter, jadi ketinggian bangunan dari muka tanah sampai atap yaitu 970

centimeter.

Gapura Paduraksa yang terletak di depan masjid Al-Makmur

berukuran panjang 700 cm, lebar 206 cm, tinggi bangunan 460 cm,

sedangkan panjang pintu 124 cm, lebar 94 cm, tebal dinding 91 cm dan tebal

Gambar 4.33. Lokasi Masjid Al-Makmur Sumber : diolah dari Google Map dan Peta BCB Kab.Kudus

Lokasi Masjid

Al-Makmur

106

bangunan 56 cm. Bahan bangunan gapura dari batu bata merah dan kayu

jati (Sumber: Dinas Parariwisata dan Kebudayaan Kab. Kudus, 2012 dan

Hasil Wawancara Aziz, 2015).

Gambar 4.34 Dimensi Tampak dan Denah Masjid Al-Makmur

Sumber : Sketsa Pribadi, 2015

107

Gambar 4.35 Tampak Depan Masjid Al-Makmur

Sumber : Dokementasi Pribadi 2014

Gambar 4.36 Gapura Masjid Al-Makmur

Sumber : Dokementasi Pribadi 2014

Gambar 4.37 R. Sholat Masjid Al-Makmur

Sumber : Dokementasi Pribadi 2014

108

4.5.4. Tahap-Tahap Perkembangan Bangunan Masjid Al- Makmur

Berdasarkan hasil wawancara dari humas Masjid At-Taqwa. Tahap-

tahap perkembangan bangunan masjid At-Taqwa (Aziz,2015) dapat

dijelaskan dengan gambar sebagai berikut ini:

1. Tahun 1552 Masehi

Awalnya bangunan masjid At-Taqwa pertama kali memiliki bentuk

persegi dan dinding berbahan meterial kayu. Atap banguna berbentuk

Gambar 4.38 Mihrab dan Mimbar Masjid Al-Makmur

Sumber : Dokementasi Pribadi 2014

Gambar 4.39 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Makmur (1552 M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015

5

Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015

109

atap tajuk dengan gendeng slirap (kayu). Mustoko asli dari tanah liat.

Terdapat gapura paduraksa di depan masjid.

2. Tahun 1968 Masehi

Penambahan ruang pada Masjid Al-Maktur terjadi pada tahun

1968, terdapat perluasan ruang ke sisi selatan ruang sholat utama.

3. Tahun 1970 Masehi

Terjadi perluasan bangunan dan ruang dengan penambahan

pawastren pada sisi utara ruang sholat utama dan penambahan

serambi masjid pada sisi timur masjid.

Gambar 4..40 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Makmur (1968 M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015

5

Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015

Gambar 4.41 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Makmur (1970M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015

5

Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015

110

4. Tahun 2003 Masehi

Pada tahun 2008 terjadi perluasan ruang pada sisi selatan ruang

sholat utama yaitu berupa ruang sholat wanita (pawastren) dan

penambahan ruang shoalat pada sisi utara msjid.

4.6. Masjid Baitul Aziz Mejobo Kudus

4.6.1. Sejarah Masjid Baitul Aziz Mejobo Kudus

Masjid Baitul Azis dibangun pada abad 15 M zaman wali, terbuat dari

batu bata merah kuno. Di dalam masjid terdapat Gapura Pandurekso, di

tengah gapura ada pintu jati dan bagian atas pintu terdapat lambang naga /

motif lambing naga yang mempunya arti naga adalah trisula naga dalam

bahasa sansekerta artinya 863 hijriah dibaca dari belakang (Sumber: Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Kudus, 2012).

4.6.2. Lokasi Masjid Baitul Aziz Mejobo Kudus

Masjid Baitul Aziz terletak di daerah Desa Hadiwarno, kecamatan

Mejobo, kabupaten Kudus.

Gambar 4.42 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Makmur (2003M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015

5

Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015

111

Lokasi Masjid

Baitul Aziz

Gambar 4.43 Lokasi Masjid Baitul Aziz

Sumber : Google Map dan Peta BCB Kab.Kudus

112

4.6.3. Bangunan Masjid Baitul Aziz Mejobo Kudus

Arsitektur masjid seperti masjid Agung Demak, tiap penyangga terdiri

dari 4 soko dilandasi dengan umpak Batu. Benda kuno yang masih ada di

masjid yaitu :

1. Mimbar untuk khotbah dibuat dari kayu jati dulunya diberi lilitan

bengkung kain putih.

2. Tembok samping kanan kiri pengimaman terbuat dari bata merah

dengan ornament etnik yang indah.

3. Mustoko yang asli dari tanah liat dan sudah diturunkan, karena kondisi

rusak, saat ini benda yang terpasang adlaah mustoko duplikat namun

usianya sudah lebih dari 50 tahun.

Dimensi tampak dan denah bangunan masjid Baitul Aziz memiliki

panjang 2300 cm dan lebar bangunan 1330 cm dengan ketinggian badan

bangunan 350 cm dan ketinggian atap 590 cm, jadi ketinggian bangunan dari

muka tanah sampai atap yaitu 940 cm (Sumber: Dinas Parariwisata dan

Kebudayaan Kab. Kudus, 2012 dan Hasil wawancara Saelan, 2014).

113

Gambar 4.45 Tampak Depan Masjid Baitul Aziz

Sumber : Dokementasi Pribadi 2014

Gambar 4.46 Tampak Belakang Masjid Baitul Aziz

Sumber : Dokementasi Pribadi 2014

Gambar 4.44 Dimensi Tampak dan Denah Masjid Baitul Aziz

Sumber : Sketsa Pribadi, 2015

114

4.6.4. Tahap-Tahap Perkembangan Bangunan Masjid Baitul Aziz

Berdasarkan hasil wawancara dari humas Masjid Baitul Aziz. Tahap-

tahap perkembangan bangunan masjid Baitul Aziz (Saelan,2014) dapat

dijelaskan dengan gambar sebagai berikut ini:

1. Tahun 1458 Masehi

Gambar 4.48 Tampak Mihrab Masjid Baitul Aziz

Sumber : Dokementasi Pribadi 2014

Gambar 4.47 Pintu Utama Masjid Baitul Aziz

Sumber : Dokementasi Pribadi 2014

Gambar 4.49 R.Sholat Masjid Baitul Aziz

Sumber : Dokementasi Pribadi 2014

Gambar 4.50 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Baitul Aziz (1458M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015

5

Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015

115

Bangunan Masjid Baitul Aziz awalnya hanya terdiri dari satu ruang

sholat berbentuk bujur sangkar, dan pada sisi utaranya terdapat tempat

wudhu.

2. Tahun 1800 Masehi

Diperkirakan sekitar tahun ± 1800 M pada masa zaman kolonial

belanda, ada penambahan ruang pada sisi timur R.sholat yaitu sebagai

serambi masjid.

3. Tahun 1996 Masehi

Pada tahun 1996 terjadi penambahan ruang pada sisi utara ruang

sholat utama yaitu berupa ruang sholat wanita (pawastren) dan

peembangunan tempat wudhu yang baru.

Gambar 4.51 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Baitul Aziz (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015

5

Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015

Gambar 4.52 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Baitul Aziz (1996 M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015

5

Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015

116

4. Tahun 2008 Masehi

Pada tahun 2008 terjadi penambahan ruang pada sisi selatan

ruang sholat utama yaitu berupa ruang sholat wanita (pawastren) dan

penambahan ruang sholat pada sisi selatan masjid.

4.7. Masjid Langgar Dalem Kudus

4.7.1. Sejarah Masjid Langgar Dalem Kudus

Masjid Langgar Dalem dibangun oleh Sunan Kudus, sesuai panel relief

pada tangga masuk serambi masjid Langgar Dalem yang memuat sengkalan

memet, trisula dililit naga (trisula pinulet naga) menunjuk angka tahun 863 H

bertepatan dengan tahun 1458 M, Sunan Kudus membangun rumah untuk

kediaman diri dan keluarganya di daerah yang jaraknya kurang lebih 250 m

utara Menara Kudus. Daerah itu kemudian dinamakan Langgar Dalem

(Langgar artinya rumah, Dalem artinya pribadi). Bekas rumah tersebut

kemudian dijadikan masjid yang disebut masjid Suranata atau sekarang lebih

dikenal sebagai masjid Langgar Dalem (Sumber: Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kab. Kudus, 2012).

Gambar 4.53 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Baitul Aziz (2008 M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015

5

Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015

117

4.7.2. Lokasi Masjid Langgar Dalem Kudus

Masjid Langgar Dalam terletak di daerah Desa Langgar Dalem,

kecamatan Kota, kabupaten Kudus.

Gambar 4.54 Lokasi Masjid Langgar Dalem Sumber : diolah dari Google Map dan Peta BCB Kab. Kudus

Lokasi Masjid

Langgar Dalam

118

4.7.3. Bangunan Masjid Langgar Dalem Kudus

Bangunan masjid Langgar Dalem sampai saat ini masih kokoh, pada

serambi dalam terdapat pintu gapura padureksan yang kanan kirinya penuh

dengan ragam hias motifnya seperti masjid Baitul Aziz Hadiwarno Mejobo.

Kekunoannya yang masih ada adalah soko guru, blandar jati, kusen dan

daun pintu besar-besar ada 6 tempat yaitu serambi depan 3 buah, tembok

selatan 2 buah, dinding sebelah utara 1 buah dan juga mustokonya masih

asli dari tanah liat/ terakota termasuk mustoko dan tiyang papat di tempat

wudhu.

Dimensi tampak dan denah bangunan masjid Langgar Dalem memiliki

panjang 3250 cm dan lebar bangunan 2470 cm dengan ketinggian badan

bangunan 350 cm dan ketinggian atap 550 cm, jadi ketinggian bangunan dari

muka tanah sampai atap yaitu 900 cm.

119

Gambar 4.56 Tampak Depan Masjid Langgar Dalem

Sumber : Dokementasi Pribadi 2015

Gambar 4.57 Tampak Belakang dan Bentuk Atap Masjid Langgar Dalem

Sumber : Dokementasi Pribadi 2015

Gambar 4.55 Dimensi Tampak dan Denah Masjid Langgar Dalem

Sumber : Sketsa Pribadi, 2015

120

4.7.4. Tahap-Tahap Perkembangan Bangunan Masjid Langgar Dalem

Berdasarkan hasil wawancara dari staff sejarah dan purbakala, Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Kudus. Tahap-tahap perkembangan

bangunan masjid Baitul Aziz (Ngasirun,2015) dapat dijelaskan dengan

gambar sebagai berikut ini:

1. Tahun 1480 Masehi

Awal bangunan ini difungsikan sebagai tempat tinggal Sunan

Kudus dengan keluarganya yang di dalamnya terdapat mushola. Pada

bagian depan bangunan terdapat pintu utama berupa pintu gapura

padureksan dan Atap pada bangunan berjenis atap limasan.

Gambar 4.58 Ruang Dalam Masjid Langgar Dalem

Sumber : Dokementasi Pribadi 2015

Gambar 4.59 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Langgar Dalem (1480 M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015

5

Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015

121

2. Tahun 1600 Masehi

Setelah kediaman Sunan Kudus sudah tidak ditempati lagi,

diperkirakan sekitar tahun ± 1600 M bangunan ini direnovasi dan dialih

fungsikan sebagai masjid, tidak ada perombakan yang terjadi pada

ruangan di dalam bangunan. Secara fisik perubahan bangunan hanya

terlihat dari penambahan mihrab pada bagian barat dan pada bentuk

atap yang diganti berbentuk tajuk.

3. Tahun 1800 Masehi

Gambar 4.60 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Langgar Dalem (1600 M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015

5

Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015

Gambar 4.61 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Langgar Dalem (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi, 2015

5

Gambar 4.13 Denah dan Tampak Bangunan Masjid Al-Aqsa (1800 M) Sumber : Sketsa Pribadi,2015

122

Diperkirakan sekitar tahun ± 1800 M pada masa zaman kolonial

belanda, ada penambahan ruang pada sisi timur r.sholat utama yaitu

sebagai serambi masjid dan penambahan selasar/teras.