BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN -...

57
Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 75 BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Tapak Analisa tapak adalah untuk menentukan letak bangunan pada site, sehingga tersedia ruang untuk tata hijau.analisis ini berupa analisis kondisi langsung dari kondisi tapak. 4.1.1 Pemilihan Tapak Pemilihan tapak berada pada daerah kawasan wisata di kec.Camplong.keberadaan tapak berada langsung di sebelah selatan dari jalan raya yang merupakan jalan penghubung antar kota sampang dengan kota pamekasan. L.O.K.A.S.I T.A.P.A.K

Transcript of BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN -...

Page 1: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 75

BAB 4

ANALISIS PERANCANGAN

4.1 Analisis Tapak

Analisa tapak adalah untuk menentukan letak bangunan pada site,

sehingga tersedia ruang untuk tata hijau.analisis ini berupa analisis kondisi

langsung dari kondisi tapak.

4.1.1 Pemilihan Tapak

Pemilihan tapak berada pada daerah kawasan wisata di

kec.Camplong.keberadaan tapak berada langsung di sebelah selatan dari jalan raya

yang merupakan jalan penghubung antar kota sampang dengan kota pamekasan.

L.O.K.A.S.I T.A.P.A.K

Page 2: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 76

4.1.2 Pertimbangan Pemilihan Lokasi

Pemilihan tapak pada lokasi tersebut merupakan pertimbangan dari

berbagai hal, diantara lain sebagai berikut:

Tersedianya lahan untuk pendirian proyek

Sesuai dengan rencana tata ruang pengembangan kota

Pada radius 4km di sekitar tapak berada, ada sebuah hotel

penginapan yang berbasis pantai

Tersedianya fasilitas wisata pantai dan kolam renang

Akses pencapaian yang mudah karena terletak pada jalan Nasional

yaitu jalan yang menghubungkan antar kabupaten Sampang dengan

kabupaten Pamekasan.

Berikut Gambaran kondisi Geografis Kec.Camplong, untuk batas

wilayah kecamatan Camplong, yaitu:

sebelah utara berbatasan dengan kecamatan omben

sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten pamekasan

sebelah selatan berbatasan dengan selat Madura

sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten sampan

4.2 Analisis Site

4.2.1 Batas-Batas Tapak

Batas-batas lokasi yang berada ruang lingkup tapak yang memiliki

pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap lokasi tapak adalah sebagai

berikut:

Page 3: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 77

a. Sebelah Utara

Merupakan kawasan daerah

permukiman penduduk masyarakat lokal yang

rata-rata bekerja sebagai masyarakat nelayan.

Sedangkan ada juga dari permukiman penduduk

tersebut yang juga sambil berjualan di

rumahnya.

b. Sebelah Timur

Merupakan arealahan kosong dan juga

lahan yang berbatasan langsung dengan bibir

pantai.dapat dilihat kondisi dari tapak yang

keseluruhannya adalah lahan kosong yang

berbatasan langsung dengan laut.

c. Sebelah selatan

Merupakan area lahan kosong

dan juga lahan berbatasan langsung

dengan laut.dapat dilihat kondisi dari

tapak yang keseluruhannya adalah

lahan kosong yang berbatasan

langsung dengan laut selat Madura.

Page 4: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 78

d. Sebelah barat

Merupakan area lahan

kosong dan juga lahan yang

berbatasan langsung dengan bibir

pantai.dapat dilihat kondisi dari

tapak yang keseluruhannya adalah

lahan kosong yang berbatasan

langsung dengan laut.

Sumber :Hasil Analisa (2010)

No Eksisting Teori Output

1 Bagian

Utara

berbatasan

dengan

permukiman

penduduk

Membiarkan sesuai kondisi

Merelokasi dan mendirikan

bangunan baru

View permukiman kurang

potensial

2 Bangian

Timur

berbatasan

dengan

lahan

kosong

Membiarkan sesuai kondisi

Mendirikan bangunan baru

View lahan kurang potesial

3 Bagian

Selatan

berbatasan

dengan laut

Memanfaatkan pemandangan

laut sebagai potensial view

keluar bangunan

View laut potensial

4. Bagian Barat

berbatasan

dengan bibir

pantai

Pemanfaatan bibir pantai sebagai

view ke luar bangunan

Membiarkan sesuai dengan

kondisi

View bibir pantai potensial

Tabel 4.1

Analisa Batas

Page 5: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 79

Kesimpulan:

Salah satu fungsi view adalah untuk memberikan kenyamanan visual user,

sehingga view laut dan view bibir pantai digunakan sebagai potensi dalam

memenuhi kenyamanan visual tersebut.

4.2.2 Aksesibilitas ke Tapak

Gambar 4.1: Pencapaian tapak ke lokasi site

Sumber: google earth photo,2010

Gambar 4.2: Ukuran Tapak

Sumber: Hasil Survey, 2010

Page 6: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 80

Kesimpulan:

Akses sirkulasi kendaraan menggunakan sistem lalu lintas satu arah,

bertujuan untuk menghidari kendaraan menumpuk pada area pintu masuk dan

keluar.

Penggunaan sistem zoning sirkulasi untuk fungsi-fungsi bangunan yang

berbeda, bertujuan untuk memberi kemudahan bagi user dan pengunjung.

Penggunaan sistem drop off area bertujuan untuk menghidari kepadatan

kendaraan yang melewati tapak.

No Eksisting Teori Analisa-Sintesa

1 Sirkulasi

Kendaraan

Dari Arah

Sampang

dan

Pamekasan

dalam

keadaan

normal,

akses

masuk

lebih

mudah

Gunakan system lalu lintas dua

arah untuk masuk-keluar

kendaraan

Gunakan system lalu lintas satu

arah untuk keluar masuk

kendaraan

Gunakan pintu masuk khusus

untuk funfsi-fungsi khusus

Sediakan jalur lambat dari jalan

arteri

Gunakan system lalu lintas satu

arah untuk masuk-keluar

kendaraan, bertujuan untuk

menghindari kendaraan yang

bertumpuk pada area gate

entrance dan exit entrance.

Penggunaan system zoning

sirkulasi untuk fungsi-fungsi

khusus yang bertujuan untuk

memberi kemudahan bagi user.

Penggunaan system drop off area

sebagai langkah antisipasi

kepadatan sirkulasi kendaraan

yang melewati tapak dan

mengakibatkan kemacetan.

Gunakan pintu masuk khusus

untuk fungsi-fungsi khusus

Sumber : Hasil Analisa (2010)

Tabel 4.2

Analisa Aksesibilitas

Page 7: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 81

4.2.3 Kondisi Topografi

Kawasan tapak merupakan tanah urugan yang telah dibiarkan padat secara

alami selama bertahun-tahun, dengan ketinggian tanah 3,5 m dpl dengan

kemiringan tanah sekitar 0-2 %, sehingga termasuk dalam golongan jenis tanah

datar.

Kondisi topografi pada tapak merupakan lahan area kosong dan terbuka

yang ditumbuhi tanaman pada bagian sisi utara sedangkan sisanya berupa

tumbuhan rumput. Dengan ketinggian tersebut menjadikan tapak memiliki elevasi

yang lebih tinggi di bandingkan dengan kawasan bibir pantai yang ada di

sekitarnya hal ini menjadikan tapak sangat berpotensi untuk mengoptimalkan

dalam perancangan obyek wisata budaya dan karapan sapi madura dikarenakan

tersedianya area lahan yang bagus.

Datar

Batas Tepi Tapak

Gambar 4.3: Kondisi Topografi

Sumber: Hasil Dokumentasi (2010)

Page 8: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 82

Sumber :Hasil Analisa (2010)

4.2.4 Kondisi Geografis

Lokasi geografis tapak berada pada titik koordintat 07º12’53” Lintang

selatan dan133º20’26” Bujur Timur dengan luas yang digunakan sekitar 9,4 Ha.

Lokasi ini terletak di Kec.Camplong yang merupakan bagian dari wilayah

administrasi Kab. Sampang, Provinsi Jawa Timur.

4.2.5 Kondisi Geologis

Analisis tanah atau soil investigation, dilakukan untuk mengetahui

kelayakan kondisi tanah tersebut yang akan dibangun. Analisis tanah bertujuan

untuk mengetahui elemen-elemen yang terkandung dalam tanah, seperti jenis

tanah, kandungan air dan zat lainnya dalam tanah, kualitas tanah, kekerasan dan

lain sebagainya.

Berdasarkan data yang diperoleh, bahwa struktur tanah yang mendukung

pada tapak merupakan tanah alluvial yang mengandung bouksit berkadar rendah,

serta memiliki besaran butir tanah antara 0,2 mm. Kondisi geologi tersebut dapat

No Input Teori Output

1 Kondisi

Tanah datar

Biarkan sesuai kondisi

eksisting

Gunakan teknik pemadatan

tanah degan mesin

Gunakan tanah datar

sebagai ruang terbuka

Mengoptimalkan dalam

pemanfaatan tanah yang

datar tersebut sebagai

kawasan yang terbangun

dan juga sebagai ruang

terbuka hijau

Tabel 4.3

Analisa Topografi

Page 9: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 83

disimpulkan, bahwa struktur tanah di daerah penelitian tergolong tanah yang

memiliki daya dukung lahan sedang sampai tinggi. Hal ini sangat dimungkinkan,

karena besar butir tanah lebih kecil dari 0.2 mm termasuk jenis tanah kedap air

sedang. Dengan demikian kawasan tapak tersebut merupakan tapak yang cocok

untuk kawasan budidaya dan kawasan terbangun.

4.2.6 Kondisi Hidrologi

Hidrologi terdiri dari air permukaan yang berasal dari air sumur atau

sumber. Ketersediaan air pada kawasan dengan menggunakan air sumber buatan

yang kemudian dialirkan dengan pompa mesin air. Sedangkan untuk utilitas dari

drainase kawasan akan disediakan sirkulasi aliran air yang dialirkan lewat pipa

yang mengelilingi tapak tersebut dan juga terdapat titik-titik pembuatan sumber

air untuk pengairan kawasan dan pemadam kebakaran.

4.2.7 Analisis Iklim

Iklim kawasan tapak adalah iklim tropis dengan kondisi suhu rata-rata

sekitar antara 24 – 32 °C, sedangkan hujan rata-rata adalah <1.500 mm dan

kelembapan nisbi rata-rata dalam satu tahun 80%.

a. Matahari

Analisa matahari ini berfungsi untuk memperoleh posisi bangunan

yang ideal dengan arah matahari, hal ini dilakukan untuk mendapatkan

kenyamanan user dan pengunjung yang berada dalam bangunan dan

juga untuk kesesuaian fungsi dari bangunan tersebut. Berikut

Page 10: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 84

gambaran kondisi pergerakan matahari pada tapak adalah sebagai

berikut:

No Input Teori Analisa

1 Cahaya pagi:

menyehatkan,

tidak

menyilaukan

Gunakan pembayangan

kanopi

Pengolahan Lansekap

tapak agar mendukung

orientasi bagunan untuk

mengurangi radiasi

Untuk mengatasi

permasalahan yang

utama yaitu sinar dan

radiasi yang sebagian

besar terjadi pada siang

hari maka alternatif

desainnya dengan

meminimalkan bidang

yang tegak lurus dengan

matahari

Gunakan vegetasi dan

elemen lansekap

2 Cahaya Siang:

menyilaukan,

mengandung

radiasi

Minimalkan bidang tegak

lurus terhadap matahari

Penataan dan pemilihan

vegetasi dan elemen

Gambar 4.4: Kondisi Matahari

Sumber: Hasil Pengamatan (2010)

Keterangan:

Matahari Pagi :Pukul6.00-10.00 WIB cahaya pagi tidak

menyilaukan, menyehatkan tubuh.

Matahari Siang :Pukul10.00-14.00 WIB cahaya menyilaukan,

panas menyengat, mengandung radiasi.

Matahari Sore :Pukul14.00-17.30 WIB cahaya sedikit

menyilaukan.

Tabel 4.4

Analisa Matahari

Page 11: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 85

Sumber :Hasil Analisa (2010)

Faktor matahari juga dapat mempengaruhi dalam pemilihan bentuk dasar

massa bangunan, karena bentuk bangunan tersebut dapat mempengaruhi sinar

matahari yang masuk ke dalam bangunan, selain itu juga dapat membantu

penerangan alami dalam ruangan. Bentuk juga dapat mempengaruhi radiasi panas

yang masuk ke dalam bangunan, dimana jika radiasi panas yang masuk ke dalam

bangunan tidak terkontrol dapat mempengaruhi kerja AC dalam pendinginan

ruang di dalam bangunan.

b. Angin

Analisa Angin ini berfungsi untuk memperoleh posisi bangunan yang

ideal dengan arah Angin yang berada di lokasi tapak, hal ini dilakukan

untuk menanggulangi beban angin pada bangunan dan

mengoptimalkan angin yang ada menjadi sumber penghawaan alami

yang efisien. Arah angin pada tapak didominasi dari arah selatan

lansekap lainnya untuk

mengurangi radiasi panas

lainnya sebagai filter

dan mengurangi radiasi

Gunakan pembayangan

dari bangunan (kanopi,

sosoran) untuk

melindungi dari sinar

matahari

3 Cahaya Sore:

terkadang

menyilaukan

Gunakan pembayangan

dari bangunan (kanopi,

sosoran) untuk

melindungi dari sinar

matahari sore

Gunakan vegetasi sebagai

layering dan

pembayangan pada

bangunan

Page 12: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 86

(angin darat) dan utara (angin laut). Berikut gambaran kondisi arah

angin pada tapak adalah sebagai berikut:

No Input Teori Output

1 Angin Laut,

hembusan

kencang,

sejuk,

kering

Menggunakan vegetasi

(pohon) sebagai filter

Gunakan angin dan

penguapan sebagai

penyejuk

Bentukan arsitektural pada

bangunan

Penggunaan Vegetasi yang

dapat mengurangi

kecepatan angin kencang

pada tapak, dimana fungsi

vegetasi di sini dapat

Pemanfaatan vegetasi

sebagai filter, pengarah,

pembias, sekaligus

sebagai elemen estetika.

Tata letak bangunan tidak

bersilangan dengan arah

angin.

Menggunakan Vegetasi

yang dapat mengurangi

kecepatan angin

berlebihan pada tapak,

dimana vegetasi dapat

menurunkan kecepatan

angin sekitar 40-50%

dan juga dapat

Tabel 4.5

Analisa Angin

Angin Laut

Angin Darat

Gambar 4.5: Kondisi Arah Angin

Sumber: Hasil Pengamatan (2010)

Page 13: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 87

menurunkan kecepatan

angin sekitar 40-50% dan

juga dapat mengarahkan

pergerakan angin

mengarahkan pergerakan

angin

2 Angin darat,

hembusan

sedang,

berdebu

Menggunakan vegetasi

(pohon) sebagai filter

Bentukan arsitektural pada

bangunan Sumber: Hasil Analisa (2010)

4.2.8 Kebisingan

Kondisi penduduk dan Aktifitas pada daerah tapak masih tergolong rendah

yang mengakibatkan daerah sekitar masih tergolong tenang, namun sumber

kebisingan terbesar berada pada daerah utara yaitu jalan raya utama sedangkan

untuk kebisingan yang berasal dari arah laut tidak tergolong mengganggu di

karenakan gelombang laut masih tergolong tenang, sehingga tidak menimbulkan

deburan ombak yang berpotensi menimbulkan kebisingan.

Laut Selat Madura

Permukiman

Gambar 4.6: Kondisi Kebisingan

Sumber: Hasil Pengamatan, 2010

Page 14: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 88

Untuk menanggapi hal tersebut maka ada beberapa alternatif perencanaan

sebagai berikut:

Tabel 4.6

Analisa Kebisingan

No Input Teori Analisa

1

Kebisingan

dari arah

jalan raya,

suara

kendaraan

Menggunakan vegetasi

(pohon) sebagai filter

suara

Tempatkan ruang-ruang

yang butuh ketenangan

jauh dari sumber

kebisingan

Jauhkan letak bangunan

dari jalan

Pemanfaatan vegetasi

sebagai filter, pembias,

penghalang kebisingan

sekaligus sebagai

elemen estetika.

Gunakan penzoningan

ruang privat (dan ruang

lain yang

membutuhkan

ketenangan jauh dari

sumber kebisingan)

Menggunakan material

peredam yang

disesuaikan dengan

fungsi dan kebutuhan

ruang pada interior

bangunan

Sumber : Analisa, 2010

4.2.9 View

Lokasi tapak berada di area pantai dengan demikian lokasi tapak memiliki

potensial view keluar bangunan yang bagus, yang sangat bermanfaat bagi

pengunjung selain menikmati wisata budaya juga bisa melihat pemandangan laut.

Berikut gambaran view yang terdapat di lokasi tapak.

Page 15: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 89

Tabel 4.7

Analisa View

No Input Teori Analisa

1 View keluar

potensial ke

arah laut

Manfaatkan potensi view

laut sebagai view ke luar

tapak maupun bangunan

Pemanfaatan potensi

view luar bangunan ke

laut

Sumber : Hasil Analisa,2010

Kesimpulan:

Lokasi tapak yang berada di tepi pantai memiliki potensi view yang bagus

ke arah laut sehingga dari beberapa alternativ view yang ada, view laut merupakan

Gambar 4.7: Kondisi View

Sumber: Hasil Pengamatan, 2010

View laut, kategori bagus

View lahan kosong, kategori

kurang bagus

View daerah permukiman

penduduk, kategori kurang

bagus View daerah bibir pantai

yang di tanami tembakau,

kategori kurang bagus

Page 16: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 90

potensi paling baik untuk dioptimalkan sebagai dari dalam tapak maupun

bangunan ke luar.

4.2.10 Vegetasi

Penataan vegetasi pada sebuah kawasan mempunyai peranan penting

untuk mendukung fungsi bangunan dalam tapak. Penataan maupun pengolahan

vegetasi sebagai eleman landscape yang baik akan memberikan kenyamanan bagi

para pengunjung maupun pengelola kawasan tersebut. Berikut ini beberapa jenis

vegetasi yang digunakan dalam elemen landscape untuk mendukung fungsi dari

sebuah bangunan, antara lain:

Tanaman pohon tinggi, berbatang kayu, besar, cabang jauh dari tanah, tinggi

>3m

Tanaman perdu, berkayu, tumbuh menyemak, percabangan mulai di muka

tanah, berakar dangkal, 1-3 m

Tanaman semak, batang tidak berkayu, percabangan dekat dg tanah, berakar

dangkal, 50 cm-1 m

Tanaman rumput-rumputan, tinggi beberapa cm, menjaga kelembaban, erosi

dan struktur tanah

Tanaman merambat, ada yang memerlukan penunjang untuk rambatan, ada

yang tidak

Tanaman air.

Page 17: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 91

a. Kondisi eksisting

Vegetasi yang terletak pada tapak hanya dominan pada bagian sisi utara

di depan tapak. Sehingga dalam perancangannya diperlukan sebuah perencanaan

landskape dalam penataan vegetasi.

b. Analisis

Agar landscape dalam tapak dapat berfungsi dengan baik maka diperlukan

sebuah perancanaan dan penataan vegetasi yang baik pula, antara lain:

Penataan vegetasi, digunakan untuk mendukung fungsi dari

bangunan ini sekaligus juga digunakan sebagai ciri khas bangunan/

kawasan pada tapak.

Pemilihan vegetasi, berdasarkan dengan fungsi yang dimiliki, antara

lain:

Gambar 4.8: Vegetasi pada kawasan

Sumber: Hasil analisis, 2010

Page 18: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 92

Tabel 4.8. Penggunaan vegetasi pada bangunan

No. Fungsi Gambar

1

Tanaman peneduh, percabangan mendatar,

daun lebat, tidak mudah rontok, 3 macam

(pekat, sedang, transparan)

Vegetasi peneduh

2.

Tanaman pengarah, bentuk tiang lurus,

tinggi, sedikit/tidak bercabang, tajuk bagus,

penuntun pandang, pengarah jalan, pemecah

angin.

Vegetasi pengarah

3.

Tanaman penghias jalan, sifat musiman,

karakter individual, kuat dan menarik, dapat

soliter ataupun berkelompok

Vegetasi penghias

4.

Tanaman pembatas, tinggi 1-2m, pembentuk

bidang dinding, pembatas pandang, penyekat

pemandangan buruk, jenis semak atau

rambat.

Vegetasi pembatas

Page 19: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 93

5.

Tanaman pengatap, massa daun lebat,

percabangan mendatar, atap ruang luar, bisa

dioleh dari tanaman menjalar di pergola

Vegetasi pengatap

6. Tanaman penutup tanah, melembutkan

permukaan, membentuk bidang lantai pada

ruang luar, pengendali suhu dan iklim.

Vegetasi pengendali

Penempatan vegetasi juga digunakan sebagi zoning/Penataan bangunan

dalam tapak.

Kesimpulan:

Kondisi tapak yang kering dan panas membutuhkan peneduh yang

menyejukkan, sehingga vegetasi merupakan elemen yang tepat untuk

permasalahan tersebut. Vegetasi disini dimanfaatkan sebagai pengarah, penyaring,

peneduh dan elemen estetik.

4.3 Analisis Fungsi

Analisis Fungsi dalam perencanaan bangunan wisata budaya dan karapan

sapi Madura ini mempunyai 3 fungsi, yaitu fungsi primer, skunder, dan tersier.

Berikut penjelasan dari ketiga fungsi tersebut:

Page 20: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 94

a. Fungsi primer dari bangunan ini adalah sebagai sarana wisata budaya dan

karapan sapi Madura yang berfungsi untuk mengenalkan budaya pada

masyarakat Madura dan luar Madura, selain itu juga berfungsi sebagai

alternatif wisata di Madura dan sekaligus juga bersifat sebagai penunjang

pendidikan yang bersifat Informatif dan non formal. Wisata budaya yang

akan ditampilkan di sini bersifat sebagai atraksi pertunjukan dan edukasi.

b. Fungsi skunder di sini berfungsi sebagai pendukung dari kegiatan utama.

Adapun beberapa kegiatan tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

kegiatan pengelolaan (merupakan kegiatan yang mendukung aktifitas

primer yaitu untuk mengelola administrasi dan aktifitas lain seperti

penyelenggaraan atraksi pertunjukan dan edukasi), konservasi (sebagai

sarana untuk menjaga kekayaan budaya Madura) dan pelayanan komersil

(sebagai upaya penunjang nilai ekonomi bangunan dan masyarakat seperti

penjualan barang-barang souvenir dan makanan dari pihak restourant).

c. Fungsi tersier adalah sebagai sarana interaksi dan penunjang dari fungsi-

fungsi yang ada sebelumnya, seperti dari fungsi primer dan skunder.

Seperti kegiatan maintenance, perbaikan bangunan dan keamanan.

4.4 Analisis Pengguna

4.4.1 Pengelompokkan Pengguna

Pengelompokan pengguna pada bangunan Wisata Budaya dan Karapan

Sapi Madura ini terbagi menjadi dua kelompok, yaitu:

Page 21: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 95

1. Kelompok pengguna tetap

a. Kelompok pengelola

b. Kelompok operasional

2. Kelompok pengguna temporer

a. Pengunjung

Adapun detail pengelompokan pengguna tersebut dijelaskan pada table di bawah

ini:

Tabel 4.9

Analisa Pengguna

No. Kelompok

Pengguna

Keterangan Pengguna Waktu

1. Pengelola Pimpinan

Direktur Utama

Administrasi

Tata Usaha

Keuangan

Personalia

Humas dan Publikasi

Teknis Perencanaan

Operasional

Seksi Budaya

Seni Tari

Seni Musik

Stadion Karapan Sapi

Tetap

Tetap

Tetap

Tetap

Tetap

Tetap

Tetap

Tetap

Tetap

Tetap

2. Pengunjung Studi (banding,tour)

Rekreasi

Edukasi

Sementara

Sementara

Sementara Sumber : Hasil Analisa,2010

Page 22: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 96

4.5 Analisis Aktifitas

Dalam hal ini aktifitas dikelompokan menjadi beberapa bagian, yaitu:

a. Aktifitas Pengelola

b. Aktifitas Pelaku Pertunjukan Seni Tari dan Musik

c. Aktifitas Pengunjung Pertunjukan Seni Tari, Musik dan Karapan Sapi

d. Aktifitas Pelatihan

Page 23: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 97

e. Aktifitas Penunjang

Meliputi kegiatan penyediaan kebutuhan, sarana prasarana bangunan

seperti bascamp seniman, perpustakaan, restorant, dan musholla.

f. Aktifitas Servis

Merupakan kegiatan yang berhubungan dengan sifat pelayanan seperti

penitipan barang, penginformasian, dan keamanan.

4.6 Analisis Ruang

Dalam Analisis Ruang di sini bertujuan untuk menentukan kebutuhan

ruang yang efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan aktifitas user maka

dalam perancangan bangunan Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura ini

mengambil beberapa metode sebagai sumber dalam menetukan dimensi ruang

yang dibutuhkan.

Studi Banding Objek (BO)

Standart Arsitektural (DA)

Asumsi Kebutuhan (Asm)

Page 24: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 98

4.6.1 Kebutuhan Ruang

Kebutuhan besaran ruang yang dibutuhkan dalam perancangan bangunan

Wisata Budaya dan Karapan Sapi Madura didapatkan dari hasil perhitungan

standart perancangan, jumlah pemakai, dan jumlah objek.

Keterangan Table:

BPDS : Building Planning and Design Standard

NAD : Neufert Architect’s Data

BAER : Building for Administration Entertainment and Recreation

NMH : New Metric Handbook

TSS : Time Saver Standard for Building Type

TP : Theater Planning

Tabel 4.10.

Kebutuhan dan Luasan Ruang Pertunjukan Theater Indoor

No. Ruang Kapasitas Sumber Standard Studi

Luasan

30% Luas

1. Hall 10% = 50 BPDS 0.9 50 x 0.9 =

45

13.5 58.5

2. Lobby 10% = 50 BPDS 0.65 50 x 0.65 =

32.5

9.75 42.25

3. Loket 2 TP 5 2 x 5 = 10 3 13

4. Penonton 1000 NMH 0.84 1000 x 0.84

= 840

126 966

5. Panggung 50 BPDS 72

6. R.Persiapa

n

25 TP 1.5 25 x 1.5 =

37.5

11.3 48.8

7.

R. Ganti

Pria 25 9 x 6 54

Wanita 25 9 x 6 54

Page 25: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 99

R. Kostum 5 unit Asm 5 x 27.5 137,5

8. Kontrol

cahaya

TP 7.2 7.2

9. Kontrol

suara

TP 7.2 7.2

10. R.

Proyektor

TP 7.2 7.2

11. R.Stage

Manager

BAER 12

12. Assisten BAER 12 12

13. Gudang BPDS 27 - 36 27

14. Toilet

Pria

Urinoir 10 BAER 0.8 10 x 0.8 = 8 1.92 9.92

Wc 8 BAER 1.5 8 x 1.5 = 12 2.25 14.25

Wastafel 5 BAER 0.9 5 x 0.9 =

4.5

1.08 5.58

Wanita

Wc 10 BAER 1.5 10 x 1.5 =

15

2.7 17.7

Wastafel 5 BAER 0.9 5 x 0.9 =

4.5

0.81 5.31

Sub total 1571.4

1

Tabel 4.11.

Kebutuhan dan Luasan Ruang Pertunjukan TheaterTerbuka

No. Ruang Kapasitas Sumber Standard Studi

Luasan

30% Luas

1. R.Persiapan 25 TP 1.5 25 x 1.5 =

37.5

11.3 48.8

2. R. 6 x 6 36

Page 26: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 100

Peralatan

3. Kontrol

suara

TP 7.2 7.2

4.

R. Ganti

Pria 25 9 x 6 54

Wanita 25 9 x 6 54

5. Penonton 500 Asm 500 x

0.95

475

6. Stage 20 Asm 20 x 7 140

7.

Toilet

Pria

Urinoir 8 BAER 0.8 8 x 0.8 =

6.4

1.92 8.32

Wc 5 BAER 1.5 5 x 1.5 =

7.5

2.25 9.75

Wastafel 4 BAER 0.9 4 x 0.9 =

3.6

1.08 4.68

Wanita

Wc 6 BAER 1.5 6 x 1.5 =

9

2.7 11.7

Wastafel 3 BAER 0.9 3 x 0.9 =

2.7

0.81 3.51

8. Gudang BPDS 27 - 36 27

Sub total 879,96

Tabel 4.12

Kebutuhan dan Luasan Ruang Perpustakaan

No. Ruang Kapasitas Sumber Standard Studi

Luasan

30% Luas

1. Hall 10% = 20 NAD 0.9 20 x 0.9 = 18 5.4 23.4

2. Loker 100 Asm 8

3. Sirkulasi 4 NAD 4.46 4 x 4.46 = 5.35 23.19

Page 27: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 101

17.84

4. R. Koleksi 10000 D 45/10000 45

5. R. Baca 100 M 1.92 100 x 1.92 =

192

192

6. Fotokopi Asm 6

7. Toilet

Pria

Urinoir 8 BAER 0.8 8 x 0.8 = 6.4 0.72 7.12

Wc 5 BAER 1.5 5 x 1.5 = 7.5 0.9 8.04

Wastafel 4 BAER 0.9 4 x 0.9 = 3.6 0.54 4.14

Wanita

Wc 3 BAER 1.5 3 x 1.5 = 4.5 1.35 5.85

Wastafel 2 BAER 0.9 2 x 0.9 = 1.8 0.54 2.34

8. Pengelola

Kepala 1 NAD 12 1 x 12 = 12 12

Staff 10 NAD 8 10 x 8 = 80 80

9. Arsip Asm 15 15

10. Gudang BPDS 27 - 36 27

Sub total 459.08

Tabel 4.13.

Kebutuhan dan Luasan Ruang Sanggar Seni Musik

No. Ruang Kapasitas Sumber Standard Studi

Luasan

30% Luas

1. Hall Asm 70

2. Loker 10 Asm 13.5

3. Studio 20 NAD 1.44 20 x 1.44 =

14.4

4.32 28.8

4. Gudang BPDS 27 - 36 27

5. Toilet

Page 28: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 102

Pria

Urinoir 5 BAER 0.8 5 x 0.8 = 4 0.72 4.27

Wc 3 BAER 1.5 3 x 1.5 =

4,5

0.9 5.4

Wastafel 4 BAER 0.9 4 x 0.9 =

3.6

0.54 4.14

Wanita

Wc 3 BAER 1.5 3 x 1.5 =

4.5

1.35 5.85

Wastafel 3 BAER 0.9 3 x 0.9 =

2.7

0.81 3.51

Sub total 162.47

Tabel 4.14.

Kebutuhan dan Luasan Ruang Sanggar Seni Tari

No. Ruang Kapasitas Sumber Standard Studi

Luasan

30% Luas

1. Hall Asm 70

2. Loker 10 Asm

13.5

3. Workshop Asm

70

4. R. Ganti Asm

12

5. Gudang BPDS 27 - 36 27

6. Toilet

Pria

Urinoir 5 BAER 0.8 5 x 0.8 = 4 0.72 4.27

Wc 3 BAER 1.5 3 x 1.5 =

4,5

0.9 5.4

Wastafel 4 BAER 0.9 4 x 0.9 =

3.6

0.54 4.14

Wanita

Wc 3 BAER 1.5 3 x 1.5 = 1.35 5.85

Page 29: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 103

4.5

Wastafel 3 BAER 0.9 3 x 0.9 =

2.7

0.81 3.51

Sub total 215.67

Tabel 4.15.

Kebutuhan dan Luasan Ruang Base camp Seniman

No. Ruang Kapasitas Sumber Standard Studi

Luasan

30% Luas

1. R. diskusi 15 Asm 30

2. Kamar tidur 8 Asm 216

3. Toilet

Pria

Wc 2 BAER 1.5 2 x 1.5

= 3

1.35 4.35

Wastafel 2 BAER 0.9 2 x 0.9

= 1.8

0.81 2.61

Pria

Wc 2 BAER 1.5 2 x 1.5

= 3

1.35 4.35

Wastafel 2 BAER 0.9 2 x 0.9

= 1.8

0.81 2.61

Sub total 259.92

Tabel 4.16.

Kebutuhan dan Luasan Ruang Galeri

No. Ruang Kapasitas Sumber Standard Studi

Luasan

30% Luas

1. Pengelola

Kepala 1 NAD 12 1 x 12 = 12 12

2. Hall Asm 36

Page 30: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 104

3. Security 2 Asm 9

4. R. Tamu 6 Asm 16

5. R. Galeri 246

6. Gudang BPDS 27 - 36 27

7. Toilet

Pria

Urinoir 2 BAER 0.8 2 x 0.8 =

1.6

0.72 2.32

Wc 2 BAER 1.5 2 x 1.5 = 3 0.9 3.9

Wastafel 2 BAER 0.9 2 x 0.9 =

1.8

0.54 2.34

Wanita

Wc 2 BAER 1.5 2 x 1.5 = 3 1.35 4.35

Wastafel 2 BAER 0.9 2 x 0.9 =

1.8

0.81 2.61

Sub total 361.52

Tabel 4.17.

Kebutuhan dan Luasan Ruang Kantor Administrasi

No. Ruang Kapasitas Sumber Standard Studi

Luasan

30% Luas

1. Pengelola

Direktur

utama

1 NAD 12 1 x 12 = 12 12

2. Administr

asi

10 Asm 140

3. Teknis 15 Asm 50

4. Seksi

budaya

15 Asm 50

5. Musholla 70

6. Gudang BPDS 27 - 36 27

7. Toilet

Page 31: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 105

Pria

Urinoir 2 BAER 0.8 2 x 0.8 =

1.6

0.72 2.32

Wc 2 BAER 1.5 2 x 1.5 = 3 0.9 3.9

Wastafel 2 BAER 0.9 2 x 0.9 =

1.8

0.54 2.34

Wanita

Wc 2 BAER 1.5 2 x 1.5 = 3 1.35 4.35

Wastafel 2 BAER 0.9 2 x 0.9 =

1.8

0.81 2.61

Sub total 364.52

Tabel 4.18.

Kebutuhan dan Luasan Ruang Restoran

No. Ruang Kapasitas Sumber Standard Studi Luasan 30% Luas

1. R.Makan

400 NAD 1.2 400 x 1.2 =

480

90 570

2. Dapur

30%r.mkn BPDS 117

3. Pantry

25%r.mkn BAER 97.5

4. Gudang BPDS 27 - 36 27

5. Toilet

Pria

Urinoir 8 BAER 0.8 8 x 0.8 = 6.4 0.72 7.12

Wc 5 BAER 1.5 5 x 1.5 = 7.5 0.9 8.4

Wastafel 5 BAER 0.9 5 x 0.9 = 4.5 0.54 5.04

Wanita

Wc 5 BAER 1.5 5 x 1.5 = 7.5 1.35 8.4

Wastafel 5 BAER 0.9 5 x 0.9 = 4.5 0.81 5.04

Sub total 845.5

Page 32: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 106

Tabel 4.19.

Kebutuhan dan Luasan Ruang Parkir

No. Ruang Kapasitas Sumber Standard Studi Luasan 30% Luas

1. Mobil 400 Perda 25 400 x 25 =

10000

10000

2. Sepeda

Motor

3000 Perda 2 3000 x 2 =

6000

6000

3. Bus 25 Perda 55 25 x 55 = 1375 1375

Sub total 17375

Tabel 4.20.

Ukuran Lapangan Pacu Arena Kerapan Sapi

Tingkat Wilayah Panjang

(Start - Finish)

Lebar

(Tepi Penonton)

Kawedanan 200 m 75 m

Kabupaten 200 m 75 m

Karesidenan 200 m 75 m Sumber : Dinas Pariwisata dan Budaya Kab. Sampang.

Tabel 4.21.

Jumlah Peserta Dalam Setiap Kompetisi

Kompetisi Jumlah Peserta Keterangan

Kerapan Sapi Tradisonal

a. Tingkat Kawedanan

Sampang

- Mencapai 60 pasang

Sapi

• Peserta berasal dari 4 kecamatan

• Peserta tidak dibatasi

b. Tingkat Kabupaten

Sampang

- 5 x 6 pasang = 30

pasang sapi

• Peserta adalah juara menang &

kalah Tk. Kawedanan

• Kab. Sampang terdiri dari 5

Kawedanan

c. Tingkat

Karesidenan Madura

- 4 x 6 pasang = 24

pasang sapi

• Peserta adalah juara menang &

kalah Tk. Kabupaten

• Karesidenan Madura terdiri dari

4 Kabupaten

Page 33: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 107

Kerapan Sapi

Pariwisata - Mencapai 6-10

Peserta

• Kompetisi ini hanya berupa

atraksi kebudayaan untuk

pariwisata

• Peserta disewa secara profesional

Berdasarkan tabel jumlah peserta di setiap kompetisi, maka dapat

direncanakankapasitas arena yaitu untuk 80 pasang sapi peserta.

Ukuran lapangan pacu yang direncanakan:

Panjang lapangan:

Karena Arena direncanakan juga untuk pertandingan tingkat Karesidenan,

maka panjang arena adalah ±200 m.

Lebar lapangan:

Lebar lapangan 45 m dengan pertimbangan keselamatan antar peserta

dengan kapasitas 2 peserta (2 jalur pacu).

Lebar sepasang sapi lengkap dengan pengonong dan kaleles = 2 m.

Gambar 4.9: Ukuran Sepasang Sapi

Sumber: Hasil analisis, 2010

Page 34: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 108

Untuk 2 pasang sapi berjajar = 2 x 2 = 4 m.

Jalur pacu setiap pasang sapi = 15 m, maka lebar untuk 2 jalur pacu = 2 x

15 = 30 m.

Lebar jalur pengaman terhadap penonton / tribun tepi kiri dan kanan @15

meter = 30 meter.

Gambar 4.10: Ukuran Jalur Pacu

Sumber: Hasil Analisis, 2010

Gambar 4.11: Ukuran Jalur Pengaman

Sumber: Hasil Analisis, 2010

Page 35: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 109

Maka ukuran lapangan pacu dari start hingga finish adalah:

Area persiapan start.

Kandang tunggu start bagi sapi untuk sepasang : 4 x 4 = 16 m²

Gambar 4.12: Ukuran Jalur Pacu Keseluruhan

Sumber: Hasil Analisis, 2010

Gambar 4.13: Ukuran Kandang Tunggu Start

Sumber: Hasil Analisis, 2010

Page 36: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 110

Untuk 80 pasang sapi: 80 x 16 = 1280 m²

Sirkulasi sapi 100 % = 1280 m²

Area start 50 % dari 2560 m² = 1280 m²

= 3840 m²

Area persiapan sapi peserta berada di samping dekat area start.

Panjang area Start 30 m.

Area Finish.

Sebagai area untuk memperlambat laju sapi setelah finish.

Panjang area finish 30 m.

Gambar 4.14: Ukuran Area Persiapan

Sumber: Hasil Analisis, 2010

Gambar 4.15: Ukuran Area Finish

Sumber: Hasil Analisis, 2010

Page 37: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 111

Luas lapangan pacu secara keseluruhan.

Luas:

Tribun Penonton

1. Tribun beratap

Asumsi jumlah menampung penonton 100 % dari seluruh

penonton:100/100 x 5000 orang = 5000 orang.

Luas tribun untuk 1 orang + sirkulasi = 0,5 m x 0,76 m = 0,38 m²

(Neufert)

Luas tribun untuk 5000 orang + sirkulasi : 5000 x 0,38 = 1900 m²

Toilet Umum

Pria, asumsi 75 % penonton adalah pria. Dengan kebutuhan toilet pria

3 : 400 (Time Saver). Maka luas + sirkulasi 30 % = 23,4 m²

Wanita, asumsi 25 % penonton adalah wanita. Dengan kebutuhan

toilet 3 :400 (Time Saver). Maka luas + sirkulasi 30 % = 29,12 m²

Luas toilet total = 52,52 m² ≈ 55 m²

Gambar 4.16: Ukuran Lapangan Pacu Keseluruhan

Sumber: Hasil Analisis, 2010

Page 38: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 112

Tabel 4.19.

Rekapitulasi Luasan Ruang

No. Ruang Luasan ( m2 )

A. R. Pertunjukan indoor 1571.41

B. R. Pertunjukan outdoor 879.96

C. Perpustakaan 459.08

D. Sanggar seni musik 162.47

E. Sanggar Seni 215.67

F. Base camp 259.92

G. Galeri 361.52

H. Kantor administrasi 364.52

I. Restauran 845.5

J. Parkir 17375

K. Lapangan Pacu 16900

L. Tribun Penonton 1900

M. Toilet Umum 55

Luas Keseluruhan 41350.05

Berdasarkan hasil kalkulasi kebutuhan ruang dan sirkulasi wisata budaya

dan karapan sapi Madura, maka luasan total dari perencanaan bangunan Wisata

Budaya dan Karapa Sapi Madura ini sebagaimana di atas yaitu mencapai

41350.05 m². Adapun Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yang terdapat di tapak

adalah 60% dan Koefisien Lantai Bangunan (KLB) mencapai 2 lantai

sebagaimana yang terdapat pada RDTRK dan RTRW Kecamatan Camplong

Kabupaten Sampang, dengan luasan tapak bangunan yang mencapai ± 94.000 m²,

Page 39: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 113

maka luasan ruangan dan lantai dasar bangunan dalam kondisi memenuhi/sesuai

dengan syarat dan ketentuan yang ada.

4.6.2 Persyaratan Ruang

Untuk mendapatkan perancangan yang baik terdapat beberapa persyaratan

ruang yang harus dipenuhi dalam perancangan, yang akan dijabarkan dalam tabel

berikut ini:

Tabel 4.20.

Analisa Persyaratan Ruang Gedung pertunjukan indoor

Sumber :Hasil Analisa,2010

Keterangan :

RUANG PENCAHAYAAN PENGHAWAAN AKUSTIK

ORIENTASI SIFAT RUANG Alami Buatan Alami Buatan

Hall Terbuka

Lobby Terbuka

Loket Terbuka

Penonton Terbuka

Panggung Terbuka

R.Persiapan Tertutup

R. Ganti Tertutup

R. Kostum Tertutup

Kontrol cahaya Tertutup

Kontrol suara Tertutup

R. Proyektor Tertutup

R.Stage Manager Tertutup

Assisten Tertutup

Gudang Tertutup

Toilet Tertutup

: Butuh

X : Tidak butuh

Page 40: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 114

Tabel 4.21.

Analisa Persyaratan Ruang Perpustakaan

Sumber :Hasil Analisa, 2010

Keterangan :

Tabel 4.23.

Analisa Persyaratan Ruang Sanggar Seni

RUANG PENCAHAYAAN PENGHAWAAN AKUSTIK

ORIENTASI SIFAT RUANG Alami Buatan Alami Buatan

Hall Terbuka

Loker Terbuka

Sirkulasi Terbuka

R. Koleksi Terbuka

R. Baca Terbuka

Katalog Terbuka

Koleksi av Terbuka

Pakai av Terbuka

Fotokopi Terbuka

Toilet Tertutup

Pengelola Tertutup

Kepala Tertutup

Staff Tertutup

Arsip Tertutup

RUANG PENCAHAYAAN PENGHAWAAN AKUSTIK

ORIENTASI SIFAT RUANG Alami Buatan Alami Buatan

Pengelola Tertutup

Tari

Hall Terbuka

Loker Terbuka

Workshop Tertutup

R. Ganti Tertutup

R. Instrumen Tertutup

R. Latihan Terbuka

: Butuh

X : Tidak butuh

Page 41: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 115

4.6.3 Karakteristik Ruang

Setiap ruang memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga

memerlukan pemetaan dan penyesuaian menurut fungsi agar dihasilkan

perancangan yang optimal, berikut akan dijelaskan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.24.

Analisa Karakteristik Ruang

Kelompok Fasilitas Ruang Karakteristik Ruang

Theater Indoor

Hall Intensitas sirkulasi tinggi, sifat publik

Lobby Intensitas sirkulasi tinggi, sifat publik

Loket Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis

Penonton Intensitas sirkulasi tinggi, sifat publik

Panggung Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis

R.Persiapan Intensitas sirkulasi rendah, sifat servis

R. Ganti Intensitas sirkulasi rendah, sifat servis

R. Kostum Intensitas sirkulasi rendah, sifat servis

Kontrol cahaya Intensitas sirkulasi rendah, sifat servis

Kontrol suara Intensitas sirkulasi rendah, sifat servis

R. Proyektor Intensitas sirkulasi rendah, sifat servis

R.Stage Manager Intensitas sirkulasi rendah, sifat servis

Assisten Intensitas sirkulasi rendah, sifat privat

Gudang Intensitas sirkulasi rendah, sifat privat

Musik

Hall Terbuka

Loker Terbuka

Studio Tertutup

Gudang Tertutup

Toilet Tertutup

Sumber : Hasil Analisa, 2010

Keterangan :

: Butuh

X : Tidak butuh

Page 42: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 116

Toilet Intensitas sirkulasi rendah, sifat privat

Perpustakaan

Hall Intensitas sirkulasi tinggi, sifat publik

Loker Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis

R. Koleksi Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis

R. Baca Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis

Katalog Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis

Koleksi av Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis

Pakai av Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis

Fotokopi Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis

Toilet Intensitas sirkulasi rendah, sifat privat

Kepala Intensitas sirkulasi rendah, sifat privat

Staff Intensitas sirkulasi rendah, sifat privat

Arsip Intensitas sirkulasi rendah, sifat privat

Sanggar Seni

Tari

Hall Intensitas sirkulasi tinggi, sifat publik

Loker Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis

Workshop Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis

R. Ganti Intensitas sirkulasi rendah, sifat servis

R. Instrumen Intensitas sirkulasi rendah, sifat servis

R. Latihan Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis

Musik

Hall Intensitas sirkulasi tinggi, sifat publik

Loker Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis

Studio Intensitas sirkulasi tinggi, sifat servis

Gudang Intensitas sirkulasi rendah, sifat privat

Toilet Intensitas sirkulasi rendah, sifat privat

Sumber: Hasil Analisis, 2010

4.6.4 Hubungan Antar Ruang

Hubungan antar ruang menunjukkan kedekatan hubungan tiap-tiap ruang

pada suatu kelompok kegiatan. Kegiatan hubungan di bagi menjadi 3 kelompok

yaitu hubungan erat, kurang erat, dan tidak berhubungan. Sedangkan untuk

Page 43: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 117

menentukan kriteria hubungan antar ruang dipengaruhi oleh karakter kegiatan satu

dengan lainnya.

a. Hubungan Ruang Antar Bangunan

b. Hubungan Ruang Dalam Bangunan

1. Ruang Pertunjukan

Page 44: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 118

4.7 Analisis Utilitas

4.7.1 Analisis Sistem Penyediaan Air Bersih

Perencanaan Sistem penyediaan air bersih pada bangunan ini

menggunakan dua sumber yaitu PDAM dan Sumur Bor sehingga dengan

kombinasi kedua sumber dapat saling melengkapi kekurangan masing-masing.

Beberapa kebutuhan air pada bangunan ini yaitu:

Toilet

Pantry

Sistem pemadam kebakaran

Keperluan perawatan lansekap

Restaurant

Adapun sistem yang dipakai pada perencaan ini adalah sistem down feed,

yang terdiri dari tangki atas dan bawah. Alur sirkulasi air pada sistem ini yaitu

mulai dari sumber Sumur dan PDAM ditampung di tandon bawah kemudian di

pompa pada tandon atas yang kemudian didistribusikan ke seluruh bangunan.

Berikut diagram sistem down feed:

Bagan 4.1

Sistem penyediaan airbersih

(down feed)

PDAM

Tangki Bawah

Pompa

Hydrant

Tangki Atas

Keseluruhan Bangunan

Keseluruhan Bangunan

Page 45: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 119

4.7.2 Analisis Sistem Pembuangan Air Kotor

Air kotor terdiri dari Toilet, Restoran dan Air Hujan

4.7.3 Analisis Sistem Distribusi Listrik

Sistem pengaliran listrik utama menggunakan listrik yang bersumber dari

PLN. Sedangkan untuk mengantisipasi terjadinya pemadaman listrik maka perlu

menggunakan sumber listrik cadangan yang bersumber dari genset hal ini

dilakukan untuk menjaga suplay listrik dalam bangunan tetap terjaga, karena

apabila terjadi pemadaman listrik dari PLN maka secara otomatis listrik akan

diambil alih oleh genset.

Bagan 4.3

Sistem Distribusi Listrik

PLN

Automatic Swicth

Gardu Trafo

Sub Panel Utama

Panel Utama Peralatan

Listrik

Panel Genset

Genset

Bagan 4.2

Sistem Pembuangan Air Kotor

Restoran

Septic tank

Bak

Bak resapan

Sumur

resapan

Kotoran Cair,

Padat

Dan Toilet

Riol Dalam Tapak

Bak kontrol

Air Hujan

Page 46: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 120

4.7.4 Sistem Penanggulangan Kebakaran

Sebagai bangunan Publik, bangunan Wisata Budaya dan Karapan Sapi

Madura harus memenuhi persyaratan sebagai bangunan publik, salah satunya

adalah penanggulangan bencana bahaya dari kebakaran. Berikut ini beberapa

kriteria yang harus dipenuhi oleh bangunan dalam rangka mengantisipasi dari

bahaya kebakaran, yaitu:

Berjarak bebas dengan bangunan sekitarnya

Memiliki sistem pencegahan terhadap sistem elektrikal

Memiliki pencegahan terhadap sistem

penangkal petir

Memiliki alat kontrol untuk ducting pada sistem

pengkondisian udara

Memiliki sistem pendeteksian dengan sistem alarm

automatic smoke system dan heat ventilating.

Berkomunikasi dengan petugas pemadam kebakaran.

Sedangkan untuk Alat Pemadam dan Pencegah jika terjadi Kebakaran antara lain:

a. Fire hydrant, alat ini menggunakan air untuk memadamkan api jika terjadi

kebakaran dalam bangunan, untuk perletakannya dari fire hydrant di sini dibagi

menjadi 2 zona, yaitu zona di dalam bangunan dan zona di luar bangunan. Ada

beberapa syarat dalam pemasangan hidran yaitu:

1. Sumber persediaan air hidran harus diperhitungkan pemakaiannya selama

30 – 60 menit dengan daya pancar 200 galon / menit.

2. Pompa kebakaran dan peralatan listrik lain harus mempunyai aliran listrik

tersendiri dari sumber daya listrik darurat.

Page 47: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 121

3. Selang kebakaran berdiameter 1.5” – 2” terbuat dari bahan tahan panas dan

panjang selang 20 – 30 m.

4. Memiliki kopling penyambungan yang sama dengan kopling unit pemadam

kebakaran.

5. Penempatan hidran harus jelas, mudah dijangkau, mudah dibuka dan tidak

terhalang oleh benda2 lain.

6. Hidran yang berada di halaman harus memakai katup pembuka dengan

diameter 4” untuk 2 kopling, 6” untuk 3 kopling dan mampu mengalirkan

air 250 galon / menit atau 950 liter / menit setiap kopling.

b. Sprinkler, yaitu sebuah alat pemadam kebakaran yang menggunakan air

untuk memadamkan api melalui nozel yang akan bekerja secara otomatis bila

terjadi kenaikan suhu dengan batas tertentu di dalam ruang bangunan.

c. Hydrant Box, yaitu alat pemadam kebakaran yang dilakukan dengan cara

manual, dimana jika terjadi kebakaran dalam bangunan maka selang yang

berada dalam hydrant box dikelaurkan dari dalam kotak untuk kemudian

Gambar 4.17: Sprinkler

Sumber: www.mejoninc.com/upload/full/

Page 48: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 122

diarahkan langsung pada sumber api baik itu di dalam bangunan maupun di

luar bangunan.

d. Halon Gas, yaitu alat pemadaman yang menggunakan halon gas sebagai bahan

pemadamnya. Hal ini karena pada ruang tertentu ada yang tidak boleh

menggunakan air, sehingga dalam proses pemadam kebakaran tersebut

menggunakan Halon gas, seperti halnya pada ruang arsip. Cara pemasangannya

adalah meletakkan Tabung halon yang kemudian dihubungkan dengan kepala

sprinkler.

Ketika terjadi kebakaran, kepala sprinkler akan pecah dan gas halon

secara otomatis mengalir keluar untuk memadamkan api. Selain gas ini, bisa juga

memakai busa / foam, dry chemical seperti CO2.

Gambar 4.18: Hydrant Box

Sumber: www.mejoninc.com/upload/full/

Gambar 4.19: Hydrant Gas

Sumber:www.forumsafety.polinema.org/viewtopic.php?f=2&t=391

Page 49: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 123

4.7.6 Sistem Transportasi

Sistem pergerakan merupakan sistem sirkulasi yang menghubungkan

antara lantai satu dengan lantai bangunan yang ada di atasnya. Model sistem

sirkulasi ini disebut sebagai sistem sirkulasi vertikal. Pada sirkulasi ini pergerakan

dari lantai ke lantai dapat berupa tangga maupun alat transportasi lainnya, seperti

lift, escalator dan lain sebagainya. Namun karena pada bangunan wisata budaya

dan karapan sapi Madura jumlah lantai yang dibutuhkan tidak sampai tiga lantai,

maka alternatif yang dipilih adalah tangga.

Gambar 4.20: Jenis-Jenis Tangga

Sumber: Neufert Architect’s Data

Page 50: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 124

4.8 Analisis Kenyamanan

4.8.1 Analisis Penghawaan

Sistem penghawaan dalam bangunan bertujuan untuk memberikan

kenyamanan bagi user atau pengguna di dalam bangunan. Sistem penghawaan di

bagi menjadi dua, yaitu penghawaan alami dan penghawaan buatan. Berikut ini

akan dijelaskan dari masing-masing sistem penghawaan tersebut, yaitu:

1. Penghaawaan alami: Kondisi tapak yang berada dekat dengan laut

memiliki potensi yang bagus mengenai penghawaan alami. Adapun

beberapa cara dalam mengoptimalkan penghawaan alami yang banyak

diterapkan, antara lain:

a. Penggunaan sistem cross ventilation

b. Penempatan bukaan-bukaan yang dapat mengoptimalkan

pemakaian penghawaan alami dengan pertimbangan arah, besar

angin.

c. Sistem penghawaan alami digunakan secara optimal pada ruang-

ruang yang tidak memerlukan penggunaan penghawaan buatan

secara terus menerus, seperti pada ruang pengelola dan fasilitas

penunjang dan lain-lain.

d. Mengolah bentukan bangunan untuk memasukkan angin

e. Menata masa bangunan guna memaksimalkan hembusan angin

pada semua bangunan

2. Penghawaan Buatan: menurut ashare guide, adalah proses pengolahan

udara sedemikian rupa yang mengatur baik itu suhu, kelembaban,

kebersihan, pembagian dan distribusi dapat dengan mudah dikondisikan

Page 51: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 125

dan dikontrol secara terus menerus. Sehingga untuk mendapatkan

temperatur yang di inginkan oleh user yang berada di dalam bangunan

dapat dengan mudah tercapai atau terpenuhi.

Berikut ini beberapa masalah yang harus diperhatikan dalam

pengkondisian udara buatan, yaitu panas yang diakibatkan oleh panas

matahari yang menembus bangunan, ventilasi, aktifitas penghuni dan

kegiatan yang menimbulkan panas.

Di Indonesia itu sendiri ada beberapa sistem penghawaan alami yang

umum digunakan, diantaranya:

a. Pengkondisian udara dinding atau setempat

Pengkondisian udara dinding atau setempat dalam penerapannya hanya

untuk ruang terbatas misalnya: pada unit-unit apartemen dan rumah

tinggal.

b. Pengkondisian udara dengan sistem refrigerasi tekan

Pengkondisian udara dengan sistem refrigerasi tekan prinsipnya hampir

sama dengan sistem dinding hanya saja cakupan areanya lebih luas.

c. Pengkondisian udara central

Pengkondisian udara central dengan sistem air yang didinginkan dalam

menara di luar gedung memiliki cakupan yang lebih luas ketimbang sistem

refrigasi tekan, sehingga area cakupannya bisa sampai dalam satu gedung

bangunan.

Page 52: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 126

4.9 Analisis Bentuk

Penyatuan unsur budaya merupakan tujuan utama dalam perancangan

bangunan wisata budaya dan karapan sapi Madura. Tema yang digunakan pada

bangunan ini adalah Regionalisme. Penggabungan unsur daerah dengan unsur

budaya modern akan tergambar pada perancangan kawasan ini.

Kekentalan nilai-nilai aristektur Madura digunakan sebagai pengikat dan

standar dalam perancangan Wisata Budaya dan Karapan Sapi Madura. Pendekatan

unsur budaya yang digunakan dari bentuk atau model rumah tradisional Madura.

Tipe Bangunan pada Permukiman Tradisional Madura

a. Atap Trompesan

b. Atap Pegun

Gambar 4.21: Atap Trompesan

Sumber: wisatamadura-kraton.blogspot.com/2010_02_01_archive.html

Gambar 4.22: Atap Pegun

Sumber: wisatamadura-kraton.blogspot.com/2010_02_01_archive.html

Page 53: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 127

c. Bangsal dengan Atap Pacenan

Unsur budaya modern digunakan sebagai pengikat pribadi masyarakat,

yang artinya kebudayaan modern lebih mempu memberikan antusias pada

masyarakat. Penggunaan teknik olah geometri akan banyak digunakan dalam

pengolahan bentuk pada perancangan wisata budaya dan karapan sapi Madura,

yang pertama adalah dengan melakukan aditif (penambahan) dan yang kedua

adalah dengan melakukan reduction (pengurangan). Pemilihan cara tersebut

dikarenakan lebih fleksibilitas dalam memasukkan unsur-unsur baru pada

bangunan.

Wisata budaya dan karapan sapi Madura mengambil tema Regionalisme.

Tujuan yang dilakukan dari penerapan fungsi ini adalah untuk tetap menjaga

tradisi budaya yang telah dimiliki dan juga memberikan kesan budaya daerah

Gambar 4.23: Atap Pacenan

Sumber: Hasil Analisis, 2010

Gambar 4.24: Modifikasi bentuk

Sumber: Mata Kuliah Prinsip Arsitektur 3

Page 54: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 128

sangat fleksibel dengan perkembangan jaman yang ada sekaligus sebagai identitas

dari bangunan tersebut nantinya. Proses perancangan yang dilakukan dengan

menggunakan teknik perlanggaman penggabungan metode elemen fisik Arsitektur

Masa Lalu (AML) menyatu di dalam Arsitektur Masa Kini (AMK) dan Elemen

fisik AML tidak terlihat jelas di dalam AMK.

4.10 Analisis Struktur

Konsep struktur bangunan yang digunakan dalam perancangan bangunan

Wisata Budaya dan Karapan Sapi Madura adalah sebagai berikut:

A. Pondasi

Pondasi dalam perancangan bangunan ini adalah jenis pondasi dangkal,

pemilihan pondasi dangkal dikarenakan struktur bangunan yang hanya 1-2 lantai.

Gambar 4.25: Elemen fisik Arsitektur Masa Lalu (AML) menyatu di dalam

Arsitektur Masa Kini (AMK)

Sumber: Wondoamiseno, 1991

Gambar 4.26: Elemen fisik AML tidak terlihat jelas di dalam AMK.

Sumber:Wondoamiseno,1991

Page 55: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 129

Pondasi yang digunakan untuk menahan beban pada bangunan utama adalah

pondasi batu kali dan telapak.

B. Balok kolom

Struktur Balok dan kolom pada bangunan menyesuaikan dengan fungsi

dan bentuk dari bangunan tersebut. Struktur balok ini berfungsi sebagai pengikat

dan pengkaku antar struktur yang satu dengan yang lainnya, sedangkan kolom

berfungsi sebagai penghubung dan juga penyalur beban dari struktur atap ke

struktur pondasi.

Gambar 4.27: Pondasi bangunan

Sumber: http://strukturrumah.com/tag/kolom-praktis/, 2011

Gambar 4.28: Balok Kolom Bangunan

Sumber: http://teorikuliah.blogspot.com/2009/08/statika-dalam-disiplin-ilmu-teknik.html, 2011

Page 56: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 130

C. Dinding

Struktur dinding yang digunakan pada bangunan ini nantinya adalah

menggunakan bata dan rangka hollow. Rangka hollow di pilih karena mudah

untuk dimodifikasi dalam berbagai bentuk mengikuti bentuk bangunan.

Sedangkan bahan yang digunakan Sebagai penutup struktur kolom praktis

maupun kolom utama adalah batu bata.

Gambar 4.29: Alternatif Bahan Dinding Bangunan

Sumber: http://mannusantara.blogspot.com/2008_08_01_archive.html, 2011

Gambar 4.30: Alternatif Bahan Dinding Bangunan

Sumber: http://indonetwork.co.id, 2011

Page 57: BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2605/8/06560034_Bab_4.pdf · No Eksisting Teori Analisa-Sintesa 1 Sirkulasi Kendaraan Dari Arah Sampang

Wisata Budaya dan Karapan sapi Madura 131

D. Lantai

Bahan lantai yang digunakan pada bangunan Wisata Budaya Dan Karapan

sapi Madura adalah keramik, dan paving stone. Paving stone digunakan pada

bagian eksterior kawasan, seperti area parker dan pedestrian. Sedangkan keramik

digunakan pada bagian interior bangunan.

E. Atap

Atap pada bangunan ini menggunakan struktur atap dari baja. Pemilihan

bahan struktur atap dari baja di karenakan atap baja tahan lama, mudah dibentuk

sesuai dengan tema pada bangunan, modernisasi jaman dan juga karena sulitnya

untuk mendapatkan kayu yang berkualitas sebagai bahan atap. Sedangkan bahan

yang digunakan sebagai penutup rangka atap menggunakan genteng.

Gambar 4.32: Rangka baja pada bangunan

Sumber: http://matanews.com/2010/01/15/harga-baja-domestik-diprediksi-naik-20-persen/, 2011

Gambar 4.31: Penggunaan lantai keramik

Sumber: cahyamars.indonetwork.co.id, 2011