BAB 3_KA.pdf
Transcript of BAB 3_KA.pdf
Bab 3 METODE STUDI
KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
III-1
METODE STUDI
3.1 METODE PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
Metode pengumpulan dan analisis data dalam studi ini dilakukan berdasarkan
beberapa pendekatan yaitu studi kepustakaan, studi lapangan, pengamatan dan
pencatatan data, wawancara bebas maupun dengan penyebaran angket/kuisioner
tersusun. Data fisik, kimia dan biologi diambil dari lapangan berdasarkan beberapa metode
seperti diuraikan pada sub-bab berikut :
Untuk keperluan identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak akibat kegiatan
pembangunan penambangan bijih nikel akan dilakukan pengumpulan dan analisis data
yang relevan (dapat menjamin reliability dan validity) dari setiap parameter yang dikaji.
Sehingga hasil identifikasi, prakiraan dan evaluasi data dapat dijadikan landasan dalam
penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan dari rencana kegiatan
penambangan bijih nikel yang akan dilaksanakan.
Dalam Studi AMDAL (KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL) rencana kegiatan
Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit seluas ± 24.000 Ha yang
terletak di Kecamatan Mamosalato dan Bungku Utara Kabupaten Morowali oleh PT.
KARUNIA ALAM MAKMUR, membutuhkan data yang terdiri atas data primer dan data
sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari berbagai instansi terkait
dengan rencana kegiatan berdasarkan atas komponen lingkungan yang akan ditelaah.
Jenis data sekunder yang diperlukan antara lain berupa peta tata ruang, peta administrasi,
peta topografi, peta geologi, peta penggunaan lahan, data statistik kabupaten dan
kecamatan. Data primer diperoleh melalui pengamatan dan pengukuran langsung di
lapangan, analisis di laboratorium, dan wawancara dengan kuisioner serta wawancara
mendalam (indepth interview).
Data primer dan sekunder yang dikumpulkan, selanjutnya digunakan untuk:
a. Melakukan kajian dan analisis rencana kegiatan yang diprakirakan dapat
menimbulkan dampak penting dan potensial terhadap terhadap lingkungan
hidup di sekitarnya.
Bab 3 METODE STUDI
KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
III-2
b. Melakukan telaahan dan analisis komponen lingkungan hidup yang diprakirakan
terkena dampak penting dan potensial.
Teknik pengambilan contoh komponen/parameter lingkungan fisik-kimia dan biologi
secara garis besar terdiri dari dua tahap, yaitu penentuan lokasi pengambilan contoh
(sampling sites) dan pengambilan/pengukuran contoh serta pengawetannya untuk
selanjutnya dianalisis di laboratorium.
Lokasi pengambilan contoh untuk parameter fisik-kimia dilakukan pada lokasi yang
mewakili berbagai kegiatan yang ada di sekitar proyek. Sedangkan pengambilan contoh
untuk parameter lingkungan lainnya ditentukan berdasarkan wilayah persebaran dampak
dengan titik-titik pengambilan contoh ditentukan berdasarkan stratifikasi dari mulai daerah
yang paling dekat dengan sumber dampak sampai daerah yang jauh dari sumber dampak.
Untuk keperluan kontrol atau pembanding, dilakukan pengambilan contoh pada lokasi yang
diprakirakan tidak terkena dampak.
Tujuan pengambilan contoh dan analisis data dalam studi AMDAL (KA-ANDAL,
ANDAL, RKL & RPL) ini antara lain adalah :
a. mengidentifikasi sumber dampak (diikuti oleh jenis dampak);
b. penilikan kualitas lingkungan sebagai proses koreksi dalam jangka waktu pendek;
c. pencirian kualitas lingkungan sebagai elemen program pemantauan dalam
jangka panjang.
Ketiga tujuan tersebut merupakan dasar dalam penentuan teknik pengambilan
contoh sebagai perwujudan pengumpulan data ruang, biofisik-kimia dan sosekbud serta
metoda analisisnya. Sistematika runutan dari metoda pengumpulan data dalam studi
AMDAL (ANDAL, RKL & RPL) kegiatan pembangunan penambangan bijih nikel selengkapnya
digambarkan pada bagan alir berikut.
Bagan alir metode pengumpulan dan analisis data Studi AMDAL (KA-ANDAL, ANDAL,
RKL & RPL) rencana kegiatan pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa
Sawit disajikan pada Gambar 3.1.
Bab 3 METODE STUDI
KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
III-3
Gambar 3.1. Bagan Alir Metoda Pengumpulan dan Analisis Data Studi AMDAL Perkebunan
dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR
RANCANGAN & MODIFIKASI
PENGUMPULAN DATA PRIMER
Mencakup kegiatan:
- Perkebunan K Sawit - Infrastruktur - Lingkungan sekitar
MAKSUD DAN TUJUAN STUDI
PRA STUDI
PENGUMPULAN DATA
PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
KOMPILASI DATA ANALISIS LABORATORIUM
ANALISIS DATA
IDENTIFIKASI, PREDIKSI DAN EVALUASI DAMPAK
LAPORAN STUDI ANDAL, RKL DAN RPL
Bab 3 METODE STUDI
KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
III-4
3.1.1 Komponen Fisik-Kimia
1. Iklim
Data iklim dikumpulkan terdiri atas curah hujan, jumlah hari hujan, suhu, kelembaban
udara, lama penyinaran matahari, kecepatan dan arah angin. Data historis selama 5 tahun
terakhir yang diperoleh dari stasiun klimatologi/meteorologi yang terdekat ataupun
pencatat data klimatologi local (seperti BPP dll) dari lokasi rencana kegiatan.
Data curah hujan dan jumlah hari hujan, digunakan untuk menentukan tipe hujan,
perhitungan hidrologi dan erosi tanah. Data suhu dan kelembaban udara digunakan untuk
perhitungan neraca air, sedangkan data arah dan kecepatan angin digunaka untuk
menelaah kualitas udara dan potensi persebaran dampak. Metode analisis data parameter
iklim dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Metode Analisis Data Komponen Iklim pada Lokasi Rencana Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di Kab. Morowali.
No. Parameter Satuan Metode Analisis Data Alat
1 Curah hujan mm Aritmatik Penakar hujan 2 Hari hujan Mm/hari Aritmatik Penakar hujan 3 Suhu oC Aritmatik Termometer 4 Kelembaban Jam/hari Aritmatik Humiditymeter 5 Penyinaran Matahari Aritmatik Campbell Stokes 6 Kecepatan angin knots Aritmatik Anemometer
2. Kualitas Udara
Kualitas udara akan dikaji dengan menganalisis data dengan melakukan
pengukuran terhadap parameter kandungan gas-gas dalam udara yang meliputi Indeks
Standar Pencemar Udara (ISPU) dan bising. Pengukuran parameter ISPU yang terdiri atas
partikulat dan gas-gas berupa sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksiada (NO2), karbon
monoksida (CO), dan oksidant (O3), timah hitam (Pb), partikel (TSP), bising. Pengukuran
dilakukan di lokasi rencana kegiatan yang bertujuan untuk memperhatikan arah dan
kecepatan angin serta mempertimbangkan keterwakilan daerah/lokasi yang diduga akan
terkena dampak dan tidak terkena dampak.
Adapun lokasi yang ditetapkan sebagai sampel adalah :
• Lokasi kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit • Lokasi kawasan permukiman terdekat • Lokasi rencana jalur jalan mobilisasi peralatan dan hasil panen/produksi
Metode pengukuran dan analisis kualitas udara yang digunakan dapat dilihat pada
tabel 3.2.
Bab 3 METODE STUDI
KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
III-5
Tabel 3.2. Metode Analisis Kualitas Udara pada Lokasi Rencana Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di Kabupaten Morowali.
No. Parameter Satuan Metode Analisis Data Alat
1 Total debu μg/Nm3 Gravimetri Hi - Volt 2 Karbon monoksida (CO) μg/Nm3 NDIR NDIR Analyzer 3 Sulfur dioksida (SO2) μg/Nm3 Pararosanilin Spektrofotometer 4 Nitrogen dioksoda (NO2) μg/Nm3 Saltzman Spektrofotometer 5 Oksidan (O3) μg/Nm3 Chemiluminescent Spektrofotometer 6 Bising dBA Tekanan bunyi Sound Level meter 7 Getaran Herzt Frekuensi Vibrameter
3. Fisiografi dan Geomorfologi
Data tentang kondisi fisiografi yang meliputi bentang lahan (landscape), panjang
dan kemiringan lereng lokasi studi dan sekitarnya dikumpulkan melalui interpretasi peta
Topografi/peta Bathymetri. Data tersebut dapat diperoleh dari Dinas Topografi Angkatan
darat atau pada Instansi lain yang terkait.
Tabel 3.3. Metode Analisis Data Fisiografi dan Geologi pada Lokasi Rencana Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di Kabupaten Morowali.
No Komponen/Parameter Fisiografi dan Geologi Satuan Metode Analisis
Data Alat
1 Bentang alam Bentuk wilayah
Interpretasi peta topografi
Manual/Sofware pemetaan
2 Kemiringan lereng Derajat (%) Interpretasi lereng, pengukuran
GPS dan Kompas Geologi
3 Panjang lereng m Interpretasi peta Planimeter, Peta Topografi
4 Kondisi Geologi - Survei, Interpretasi Peta Geologi
Kompas Geologi, Palu Geologi, GPS, Peta Geologi.
Sumber : Brand (1984); Muliadi & Sari (2005); Jaya (2002)
Data geologi dan geomorfologi berupa batuan induk, sebaran, struktur geologi serta
morfologi wilayah yang diperoleh melalui hasil interprestasi peta Geologi dan Peta Land
System. Parameter geologi dan geomorfologi digunakan dalam menelaah perkembangan
tanah, perilaku hidrologi serta berbagai aspek yang berkaitan dengan stabilitas wilayah.
Kajian geologi yang akan dilakukan pada areal proyek meliputi kajian kestabilan
lereng, geologi teknik, kegempaan dan hidrogeologi. Kajian kestabilan lereng meliputi
pengukuran sudut lereng dengan kompas geologi dan atau GPS pada daerah-daerah
tertentu dan akan menghitung secara datail melalui peta topografi dengan Metode Grid.
Karene kelerengan, kondisi litologi dan struktur geologi adalah faktor penyebab longsoran,
maka akan dianalisis kondisi litologinya berupa jenis dan daya lapuk. Pengamatan lapangan
tentang struktur geologi akan difokuskan pada rekahan, patahan ataupun arah kemiringan
batuan yang menyusun tapak proyek. Sedangkan untuk kestabilan lereng disamping
mengukur slope juga akan menganalisis hubungan antara faktor litologi, struktur dan derajat
Bab 3 METODE STUDI
KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
III-6
kemiringan lerengnya. Metode analisis data fisiografi dan geomorfologi di tunjukan pada
Tabel 3.3 di atas.
4. Hidrologi dan Kualitas Air
Komponen lingkungan hidrologi dikumpulkan pada lokasi rencana kegiatan meliputi
lahan dan badan air atau saluran drainase. Data kualitas air permukaan akan diperoleh
melalui analisis sampel air di laboratorium. Parameter kualitas air yang akan dianalisis terdiri
atas kualitas air tanah dan kualitas air sungai. Parameter kualitas air meliputi parameter fisika,
kimia dan mikrobiologi. Metode analisis data hidrologi dan kualitas air dapat dilihat pada
Tabel 3-4 dan Tabel 3-5.
Tabel 3.4. Metode Analisis Data Hidrologi di Lokasi Rencana Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di Kabupaten Morowali.
No Parameter Hidrologi Satuan Metode Analisis Data Alat
1 Aliran permukaan m3/detik Manual Current Meter
2 Muka air tanah m3/detik Manual Meteran
3 Debit saluran drainase m3/tahun Manual Meteran, stopwatch
4 Pola genangan m Interpretasi Peta Hidrologi
Tabel 3.5. Metode Analisis Data Kualitas Air di Lokasi Rencana Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di Kabupaten Morowali.
No Parameter Kualitas Air Satuan Metode Analisis Data Alat
A. FISIKA 1 Jumlah zat padat terlarut (TDS) Mg/l TDS metric TDS metric 2 Jumlah zat padat suspensi (TSS) Mg/l Gravimetrik Kolorimeter 3 Kekeruhan NTU Turbidimetrik Turbidimeter 4 Hantaran listrik μmhos/cm Konduktometer Konduktometer 5 Suhu oC Pemuaian Temometer 6 Warna Normal Konduktimetrik Konduktimetrik
B. KIMIA 1 Amonia Mg/l Colorimetrik Kolorimeter 2 Besi (Fe) Mg/l SSA AAS 3 Kesadahan (CaCO3) Mg/l Titrimetrik Buret 4 Kalsium (Ca) Mg/l Titrimetrik Buret 5 Magnesium (Mg) Mg/l Titrimetrik Buret 6 Klorida (Cl) Mg/l Titrimetrik Buret 7 Natrium Nitrat Mg/l Kolorimetrik Spektrofotometer 8 Natrium Nitrit Mg/l Kolorimetrik Spektrofotometer 9 pH - Potensimetrik pH Meter 10 Sulfat (SO4) Mg/l Turbidimetrik Spektrofotometer 11 Phospat (PO4) Mg/l Kolorimetrik Spektrofotometer 12 DO Mg/l In situ DO Meter 13 BOD Mg/l Winkler Buret 14 COD Mg/l Titrimetrik Buret 15 Minyak/Lemak Mg/l Fotometrik Spektrofotometer
Bab 3 METODE STUDI
KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
III-7
No Parameter Kualitas Air Satuan Metode Analisis Data Alat
C. MIKROBIOLOGI 1 Fecal Coliform Jml/100 ml MPN Tabel MPN 2 Total Coliform Jml/100 ml MPN Tabel MPN
5. Ruang, Tanah dan Lahan
Data tata ruang yang akan dikumpulkan adalah menyangkut fungsi ruang dan
pengaruh kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit terhadap arah perkembangan kota
kecamatan/kabupaten dengan lingkungan sekitarnya. Analisis keruangan didasarkan pada
peta pembagian Wilayah Pelayanan Pembangunan (WPP) Kabupaten Morowali.
Data tanah dikumpulkan dengan melakukan pengambilan contoh tanah terganggu
(disturbed soil sample) tidak terganggu (undisturbed soil sample). Sample tersebut dianalisis
di laboratorium dengan parameter sifat fisik dan kimia tanah. Data analisis tanah akan
digunakan untuk interpretasi sifat fisik dan kimia kesuburan tanah dalam hubungan potensi
pengembangannya untuk berbagai tujuan antara lain pengembangan jenis tanaman untuk
revegetasi pasca operasional kegiatan perkebunan. Kajian data karakteristik tanah, dan
data iklim digunakan untuk pendugaan potensi erosi tanah dengan metode Universal Soil
Loss Equation (USLE) dan kontribusi sedimennya dengan metode Sediment Delivery Ratio
(SDR). Metode Analisis fisik-kimia tanah disajikan pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Metode Analisis Fisik-Kimia Kesuburan Tanah di Lokasi Rencana Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di Kabupaten Morowali.
No Parameter Satuan Metode Analisis Data
1 Tekstur - Hygrometer 2 BD g/cm3 Gravimetri 3 Permeabilitas cm/jam Permeameter 4 Infiltrasi cm/jam Single ring infiltrometer 5 pH - 1:2,5 soil:water suspension 6 KTK me/100 g tanah BaCl2/EDTA 7 C-Organik % Walkley-Black 8 N-total % Kjeldahl 9 P (P2O5) ppm Olsen 10 K (K2O) me/100 g tanah BaCl2/EDTA
Data parameter lahan dikumpulkan melalui data sekunder yang tersedia dengan
pengecekan langsung (ground ceque) di lapangan. Parameter penggunaan lahan yang
ditelaah terdiri atas jenis, luas dan sebaran penggunaan lahan. Parameter tersebut
menggunakan interpretasi Citra Satelit dan Peta Tata Guna Lahan yang tersedia. Data
penggunaan lahan digunakan untuk menelaah hubungan perubahan penutupan lahan
Bab 3 METODE STUDI
KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
III-8
dengan parameter komponen lingkungan antara lain tata ruang, hidrologi, erosi, parameter
biologi seperti vegetasi dan satwa, serta parameter sosial ekonomi dan budaya seperti mata
pencaharian, pendapatan dan ketenagakerjaan. Metode analisis data penggunaan lahan
ditujukan pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Metode Analisis Data Penggunaan Lahan di Lokasi Rencana Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di Kabupaten Morowali.
No. Komponen/Parameter Lingkungan Satuan Metode Analisis Data Alat
1. Jenis penggunaan lahan - Interpretasi Foto Udara & Peta Tata Guna Lahan Stereoskop
2. Sebaran penggunaan lahan ha, % Pengukuran Planimeter
6. Transportasi
Data transportasi dikumpulkan dengan metode survei, pada ruas jalan yang ditinjau,
yaitu Jalan Poros Bungku – Kolonodale. Survei lapangan meliputi survei volume lalu lintas,
kecepatan lalu lintas dan volume kenderaan yang melintas. Survei volume lalu lintas
menggunakan metode manual count, yaitu semua kenderaan yang lewat pada garis
melintang pada lokasi pengamatan selama waktu pengamatan dicatat sebagai volume
lalu lintas. Data kecepatan kendaraan diukur dengan metode pengukuran kecepatan
setempat menggunakan alat Stopwatch. Waktu pengamatan dilakukan mulai pukul 06.00 -
22.00 dengan periode pencatatan volume lalu lintas setiap 60 menit. Besar bangkitan-tarikan
pergerakan dengan adanya Kegiatan Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan
Kelapa Sawit setelah beroperasi, diukur dengan melakukan survei besar bangkitan-tarikan
pergerakan kegiatan lain yang sudah beroperasi dan diasumsikan setara dengan kegiatan
Perkebunan tersebut.
3.1.2 Komponen Biologi
1. Flora
Data flora yang dikumpulkan dengan melakukan survei atau pengamatan lapangan
meliputi vegetasi alami dan vegetasi budidaya. Pengambilan data, parameter ini dilakukan
metode inventarisasi dengan plot sampel dalam areal rencana kegiatan dan sekitarnya.
Metode pengambilan dan analisis data flora ditunjukkan pada Tabel 3-8.
Bab 3 METODE STUDI
KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
III-9
Tabel 3.8. Metode Pengambilan dan Analisis Data Flora di Lokasi Rencana Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di Kabupaten Morowali.
No Komponen/Parameter Lingkungan Metode Analisis Data Alat
1. Kerapatan, frekuensi, dominansi dan INP Jalur berpetak Kompas, tali, meteran,
dan daftar isian
2. Flora dilindungi Pengamatan dan wawancara Daftar isian
3. Tanaman Budidaya • Jenis Tanaman • Luas Garapan
Pengamatan dan wawancara Pengamatan dan wawancara
Daftar isian Daftar isian
2. Fauna
Pengamatan fauna dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan
menggunakan jalur (metode transek). Selain itu juga dilakukan wawancara dengan
penduduk di sekitar lokasi untuk mengetahui jenis-jenis satwa liar yang terdapat di sekitar
areal. Pengamatan dilakukan baik berdasarkan perjumpaan langsung, suara, jejak ataupun
tanda-tanda lain yang ditinggalkan. Metode pengambilan dan analisis data ditunjukkan
pada Tabel 3-9.
Tabel 3.9. Metode Pengambilan dan Analisis Data Fauna di Lokasi Rencana Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di Kabupaten Morowali.
No Komponen/Parameter Lingkungan Metode Analisis Data Alat
1. Jenis satwa Pengamatan dan wawancara Teropong, Daftar isian
2. Jenis dilindungi Pengamatan dan wawancara Daftar isian
3. Biota Perairan
Pengamatan terhadap biota perairan dilakukan pada badan sungai seperti Sungai
Karaopa/Bahu Embelu, Sungai Ue Laantula dan Sungai Ungkaya serta di sekitar Teluk Tolo.
Parameter yang diukur meliputi jumlah spesies, jumlah individu dan indeks diversitas
khususnya jenis plankton dan benthos.
Pengamatan plankton dilakukan melalui pengambilan contoh air secara komposit
kemudian disaring dengan jaring plankton nomor 25. Contoh plankton kemudian diawetkan
dengan formalin 4% yang selanjutnya dianalisis di laboratorium. Parameter yang akan
ditelaah meliputi komposisi jenis, kelimpahan dan keragaman jenis. Contoh benthos diambil
dari dasar perairan dengan alat Eikman-Redge. Contoh benthos dipisahkan dari tanah dan
lumpur dan diawetkan dengan formalin 4% selanjutnya diamati di laboratorium. Parameter
yang ditelaah adalah kompisisi jenis, kelimpahan dan keragaman jenis. Informasi tentang
jenis ikan/nekton akan ditelusuri melalui pengamatan terhadap hasil tangkapan dengan
menggunakan pancing, jala atau pukat. Metode pengambilan dan analisis data biota
perairan ditunjukkan pada Tabel 3.10.
Bab 3 METODE STUDI
KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
III-10
Tabel 3.10. Metode Pengambilan dan Analisis Data Biota Perairan di Lokasi Rencana Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di Kabupaten Morowali.
No Komponen/Parameter Lingkungan Metode Analisis Data Alat
1. Ikan a. Jumlah Ikan b. Jenis Ikan
Sampling Identifikasi
Hasil pukat/jala/pancing dan wawancara
2. Zooplankton a. Jenis, jumlah spesies, jumlah individu,
indeks diversitas
Sampling Identifikasi
Plankton Net, SRC dan Mikroskop
3. Fitoplankton a. Jenis, jumlah spesies, jumlah individu,
indeks diversitas
Sampling Identifikasi
Plankton Net, SRC dan Mikroskop
4. Benthos a. Jenis
Sampling Identifikasi
Pipa Paralon, SRC dan Saringan
5. Tanaman Air a. Kelimpahan, keragaman,
keseragaman, dominansi
Sampling Identifikasi
Tali Plot
3.1.3 Komponen Sosial Ekonomi, Sosial Budaya dan Kesehatan Masyarakat
Komponen lingkungan sosial ekonomi dan budaya yang dikaji didasarkan atas
telaahan dampak yang diduga akan timbul akibat Pembangunan Perkebunan dan Pabrik
Pengolahan Kelapa Sawit. Komponen lingkungan sosial ekonomi dan budaya serta
demografi mengacu pada Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Nomor KEP-299/11/1996 Tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial Dalam Penyusunan
AMDAL.
Karakteristik dampak penting yang diprakirakan akan timbul menjadi acuan
pengambilan sampel untuk kajian aspek sosial ekonomi, sosial budaya, dan kesehatan
masyarakat di lokasi kegiatan. Adapun data yang akan dikumpulkan adalah :
a. Penduduk yang bermukim secara permanen di 6 (enam) Desa yang tersebar pada 2
Kecamatan, yaitu 4 desa di Kec. Mamosalato (Desa Lijo, Sea, Winangabino dan
Tambale) dan 2 desa di Kec. Bungku Utara (Desa Salubiru, dan Lemo), yang
beraktifitas sehari-hari di sekitar kawasan rencana Pembangunan Perkebunan dan
Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit. Penduduk tersebut di duga akan mengalami
gangguan disebabkan oleh sejumlah aktifitas/kegiatan proyek.
b. Penduduk yang memanfaatkan air dan potensi sungai di sepanjang aliran sungai
seperti DAS/Sungai Bongka, Sungai Andolia, Sungai Salubiru, dan Sungai Tirongan, di
sekitar lokasi Perkebunan yang berada di areal lokasi kebun Kelapa Sawit.
Penentuan sampel sebagai responden untuk kajian aspek sosial ekonomi dan
budaya akan ditentukan berdasarkan karakteristik sebaran dampak besar dan penting yang
Bab 3 METODE STUDI
KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
III-11
secara potensial akan terjadi. Pengambilan sampel akan ditentukan dengan metode acak
sederhana (simple random sampling) pada wilayah-wilayah Desa/Kelurahan dengan
mempertimbangkan kriteria derajat keseragaman, presisi (ketepatan dan akurasi) dan
kedalaman analisis yang diharapkan. Jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 10% - 20%
dari total populasi yang telah dikelompokkan. Jumlah sampel ditetapkan sangat kondisional
tergantung dari dampak penting dan besar yang akan dianalisis.
Data yang diperlukan dalam kajian aspek sosial ekonomi, sosial budaya, dan
kesehatan masyarakat adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan
dari responden melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner. Selain itu juga
digunakan metode wawancara mendalam (indepth interview) terhadap tokoh-tokoh
masyarakat yang dianggap mengetahui kondisi sosial budaya masyarakat setempat untuk
lebih meningkatkan kedalaman informasi.
Metode analisis data yang akan digunakan terdiri atas metode analisis yang bersifat
kuantitatif (analisis statistik) dan metode analisis yang bersifat kualitatif (analisis isi/content
analysis). Metode analisis data sosial ekonomi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat
dapat dilihat pada Tabel 3-11.
Tabel 3.11. Metode Analisis Data Sosial Ekonomi, Budaya dan Kesehatan Masyarakat di Lokasi Rencana Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di Kabupaten Morowali.
No Komponen/Parameter Lingkungan Satuan Metode Analisis Alat
1. Demografi a. Jumlah kepadatan, penyebaran Jiwa,
Jiwa/km2 Kuantitatif Daftar Isian
b. Struktur penduduk Jiwa Kuantitatif Daftar Isian c. Pertumbuhan penduduk % Kuantitatif Daftar Isian
2. Sosial Ekonomi a. Kesempatan Kerja & Berusaha Orang Kuantitatif Daftar Isian b. Perekonomian (PAD dan PDRB) Rp Kuantitatif Daftar Isian c. Fasilitas sosial dan ekonomi Unit Kuantitatif Data Sekunder
3. Sosial Budaya a. Pola Kebiasaan Masyarakat/Adat
Istiadat - Kualitatif Daftar Isian
b. Proses sosial (Interaksi/Konflik Sosial) - Kualitatif Daftar Isian c. Keresahan Sosial Orang Kualitatif Daftar Isian d. Sikap dan persepsi masyarakat Orang Kualitatif Daftar Isian
4. Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan a. Jenis Penyakit Utama Orang Kualitatif/
kuantitatif Daftar Isian/
Data Sekunder b. Sarana-Prasarana Kesehatan Unit Kualitatif/
kuantitatif Daftar Isian/
Data Sekunder c. Keadaan MCK dan Sanitasi lingkungan Unit Kualitatif/
kuantitatif Daftar Isian/
Data Sekunder
Bab 3 METODE STUDI
KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
III-12
3.2 METODE IDENTIFIKASI DAMPAK
Metode identifikasi dampak menggunakan Matriks Leopold dimodifikasi. Metode ini
digunakan untuk mengkaji hubungan interaksi antara tahap kegiatan yang secara potensial
akan menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan pada tahap pra-operasional,
tahap operasional dan tahap pasca operasional. Metode lain yang digunakan adalah
metode bagan alir yang bertujuan untuk menelusuri dampak yang akan terjadi berupa
dampak primer, sekunder dan tersier.
Untuk menentukan dampak penting maka dilakukan dengan tahap-tahap identifikasi
dan prakiraan dampak yang secara potensial akan timbul terhadap komponen fisik, kimia,
biologi, sosial ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat. Evaluasi dampak potensial
dilakukan untuk memperoleh dampak penting hipotetik, selanjutnya dilakukan klasifikasi dan
prioritas dampak penting hipotetik guna merumuskan prioritas dampak penting hipotetik
yang perlu dikelola.
3.3 METODE PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
Metode prakirakan besaran dampak penting dan penentuan tingkat kepentingan
dampak menggunakan metode formal dan informal. Metode formal digunakan terhadap
komponen/parameter lingkungan yang sudah memiliki baku mutu matematik. Sedangkan
yang belum memiliki baku mutu matematik akan menggunakan metode informal.
3.3.1 Metode Formal/Persamaan Matematis
Persamaan matematis digunakan sebagai salah satu teknik untuk mengetahui
besarnya perubahan nilai suatu parameter lingkungan akibat pengaruh langsung atau tidak
langsung dari kegiatan yang direncanakan. Prinsip model matematik yang digunakan
dalam studi ini merupakan pernyataan kuantitatif hubungan sebab-akibat yang
menggambarkan perubahan lingkungan yang diakibatkan oleh suatu kegiatan. Adapun
Komponen dan parameter yang di kaji adalah :
1. Fisik Kimia
a. Tipe Iklim dan Curah Hujan Wilayah
Tipe iklim ditentukan berdasarkan pada klasifikasi Schmidt-Ferguson dengan formula :
%100xBBBKQ=
dimana : BK = Rata-rata bulan kering BB = Rata-rata bulan basah
Bab 3 METODE STUDI
KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
III-13
Curah hujan wilayah ditetapkan dengan formula :
R = 1/n x (R1 + R2 +… Rn)
dimana : R = Curah HUjan Wilayah n = Jumlah Stasiun Pengamatan Ri, R2 = Curah Hujan Tiap Stasiun
b. Suhu dan Kelembaban
Penentuan suhu dan kelembaban umumnya dinyatakan dalam kondisi rata-rata dengan
formula :
Kelembaban udara dinyatakan dalam kondisi relatif, sebagai berikut:
dimana : RH = Kelembaban relative e = Tekanan uap air di udara es = Tekanan uap jenuh
c. Transportasi
Data volume lalulintas harian rata-rata akan dihitung menurut rumus:
V = n/T Di mana :
V = Volume lalulintas harian rata-rata (SMP/Jam) n = Jumlah kendaraan yang lewat pada suatu jalan (SMP) T = Waktu pengamatan (Jam) SMP = Satuan mobil penumpang.
Kapasitas jalan akan dihitung menurut rumus:
C = 2.000.N.W.Tc.Bc Di mana :
C = Kapasitas total satu arah campuran berbagai jenis kendaraan (SMP/Jam) N = Jumlah lajur W = Faktor penyesuaian untuk lebar lajur dan ruang Tc = Faktor penyesuaian untuk Truk Be = Faktor penyesuaian untuk Bus
Perkiraan Tc dan Be (Underwood, 1990; Sweroad, 1997):
Di mana :
Bab 3 METODE STUDI
KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
III-14
Pt = Presentase Truk Pb = Presentase Bus Et = Ekivalen mobil penumpang dari truk (2,5%) Eb = Ekivalen mobil penumpang dari bus (3,0%)
Faktor penyesuaian untuk lebar lajur dan ruang :
Rasio Volume (PHF) dihitung menurut rumus:
PHF = V/C Di mana :
PHF = Faktor jam puncak V = Volume lalulintas harian rata-rata (SMP/Jam) C = Kapasitas jalan (SMP/Jam)
Klasifikasi penilaian yang akan digunakan adalah :
- Bila PHF < 1,00 : Kualitas tingkat pelayanan baik - Bila PHF = 1,75 : Kualitas tingkat pelayanan buruk - Bila PHF > 1,75 : Kualitas tingkat pelayanan buruk sekali.
Jumlah konsentrasi kendaraan dianalisis menggunakan metoda skenario atau rasional
dengan modifikasi model pertambahan penduduk.
Mn = Dn x dm x f x n Di mana :
Mn = Jumlah kendaraan pada tahun ke n Dn = Laju pertambahan mobil per tahun (%) f = Faktor yang besarnya 0,8 n = tahun ke n
Indeks Aksesibilitas Total (Ai):
Di mana :
Aij = Indeks Travel Convenience Wj = Waktu jelajah untuk menikmati fungsi pelayanan
d. Prediksi Erosi Tanah
Prediksi erosi tanah dihitung dengan metode USLE dengan formulasi sebagai berikut:
E = R.K.L.S.C.P dimana :
E = Besarnya erosi tanah (ton/ha/tahun) R = Erosivitas hujan (KJ/ha) K = Erodibilitas tanah (ton/KJ) LS = Panjang dan kecuraman lereng C = Faktor penutupan dan manajemen lahan P = Faktor konservasi tanah
Bab 3 METODE STUDI
KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
III-15
1) Faktor Erosivitas Hujan (R)
Faktor R dihitung dengan persamaan yang dikembangkan dari hasil studi pada
berbagai daerah di Jawa oleh Pusat Penelitian Tanah-Bogor, dan dikemukakan oleh
Bols (1976):
dimana :
El30,m = Erosivitas rata-rata bulanan (KJ/ha) Rm = Rata-rata curah hujan bulanan (cm) N = Rata-rata jumlah hari hujan perbulan (hari) RMAX = Rata-rata curah hujan harian maksimum (cm)
2) Faktor Erodibilitas Tanah (K)
Data erodibilitas tanah diperoleh dari peta yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian
Tanah-Bogor. Faktor erodibilitas juga dapat diperoleh dengan bantuan Nomograf
yang dikemukakan oleh Wischmeier (1971) dengan mengetahui tekstur tanah, struktur
tanah, bahan organik dan permeabilitas tanah.
3) Faktor Panjang dan Kecuraman Lereng (LS)
Kombinasi faktor LS dihitung berdasarkan formula yang dikemukakan oleh Williams and
Berndt (1972) sebagai berikut:
dimana :
L = Panjang lereng (m) S = Kecuraman lereng (m/m) L ditentukan dari persamaan dimana LCH adalah panjang total
saluran/sungai (m) dan A adalah catchment area (m2).
Faktor LS juga dapat dikoreksi dengan menggunakan Slope-Effect Chart atau dengan
formula yang dikemukakan oleh Arnoldus (1977) sebagai berikut:
dimana :
L = panjang lereng lapangan (m) S = kelerengan (%)
4) Faktor Penggunaan Lahan (C)
Faktor penggunaan lahan ditentukan berdasarkan nilai yang dikemukakan oleh Badan
Bab 3 METODE STUDI
KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
III-16
Penelitian Sungai (BPS) Indonesia (1989), Arnoldus (1977), Arsyad (1989) dan Sinukaban
(1989). Nilai C bervariasi antara 0,001 - 1,0 dimana lahan kosong atau lahan bera
bemilai paling tinggi, yaitu 1,0 dan paling rendah pada lahan hutan yang ditutupi
mulsa bahan organik yang cukup banyak atau penutup tanah, yaitu 0,001.
5) Faktor Konservasi Tanah (P)
Faktor konservasi tanah lebih ditujukan pada teknik konservasi yang diterapkan di
lapangan dalam rangka mengatasi kondisi topografi, panjang dan kecuraman lereng,
seperti penerapan strip cropping, penanaman searah kontur, dan pembuatan teras.
Nilai P dapat diestimasi dari formula yang dikemukakan oleh Williams and Berndt (1972)
sebagai berikut:
P = 1,0 x SR + 0,30 SRWW + PT x T dimana :
P = Faktor konservasi tanah SR = Bagian DAS dengan sistem straight rows SRWW = Bagian DAS dengan sistem straight rows dan grassed waterways. PT = Faktor kontrol erosi dengan teras T = Bagian DAS dengan sistem teras
e. Prediksi Kontribusi Sedimen
Pada dasarnya metode USLE dikembangkan pada skala percobaan sehingga
penerapannya perlu dikoreksi dengan metode yang disebut Sediment Delivery Ratio
(SDR) yang dikemukakan oleh Williams and Berndt (1972). SDR didefinisikan sebagai
perbandingan hasil sedimen (sediment yield) pada outlet basin dengan besarnya erosi (E)
yang terjadi. SDR dihitung berdasarkan formula yang dikemukakan oleh Roehl dalam
Dunne (1977), yaitu : 20,0.36 −= ASDR
dimana :
A adalah luas DAS/Sub DAS
Formula ini hanya menghitung sedimen dari erosi permukaan (SEP), sedangkan sumber
sedimen lainnya yaitu longsor (land slides) dan erosi tebing sungai (stream bank erosion)
diasumsikan tetap.
2. Biologi
a. Flora
Hasil pengamatan flora digunakan untuk menghitung nilai nisbi dari frekuensi, kerapatan
dan dominansi setiap jenis, serta indeks nilai penting, kesamaan dan ketidaksamaan
komunitas dan keanekaragaman.
Bab 3 METODE STUDI
KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
III-17
1) Kerapatan, frekwensi dan dominansi
Kerapatan Jenis (K)
AniDi =
Kerapatan Relatif (KR)
%100xD
DiRDi∑
=
Frekuensi (F)
∑=
ppiFi
Frekuensi Relatif (FR)
%100xF
FiRFi∑
=
Dominansi (D)
Dominan Relatif (DR):
2) Indeks Nilai Penting
INP (%) = KR + FR + DR; INP ini bertujuan untuk mengetahui jenis vegetasi yang
paling dominan dalam menutupi suatu tajuk.
3) Indeks Keanekaragaman
di mana:
ni = Jumlah individu jenis ke-i N = Jumlah individu seluruh jenis (ni) H' = Indeks Shannon-Wiener
b. Satwa Liar
Perhitungan populasi satwa liar menggunakan metode jalur. Panjang jalur ditentukan
sepanjang 1 km, lebar 50 m. Jumlah populasi satwa dihitung menurut rumus:
Keterangan Di : Kerapatan (Density) jenis i ni : Jumlah individu jenis i A : Luas area total petak contoh
Keterangan RDi : Kerapatan Relatif (Relatif Density) jenis i Di : Jumlah kerapatan jenis i ΣD : Jumlah kerapatan untuk semua jenis
Keterangan Fi : Frekuensi (Frequency) pi : Jumlah sub-petak contoh dimana jenis i ditemukan Σp : Jumlah seluruh sub-petak contoh
Keterangan RFi : Frekuensi relatif (Relative Frequency) jenis i Fi : Jumlah frekuensi jenis i ΣF : Jumlah frekuensi untuk semua jenis
contohpetakLuasjenisarealbasalJumlahD =
%xjenisseluruhansiminDo
jenissuatuansiminDoDR 100=
Keterangan: Basal area (BA) = {[¼] x [K2]} / Π K : lilit batang Π : 3,14
Bab 3 METODE STUDI
KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
III-18
individuXY
AZP2
=
di mana:
P = Jumlah populasi A = Luas petak (m2) Z = Jumlah satwa liar yang dijumpai X = Panjang jalur Y = Jarak rata-rata tempat terlihatnya satwa dari sumbu x
c. Biota Perairan
Data hasil pengamatan biota perairan digunakan untuk menghitung besarnya
kelimpahan, keseragaman, keanekaragaman jenis dan dominansi. Untuk mengetahui
kelimpahan plankton (zooplankton dan phytoplankton) digunakan alat "Sedgewick Rafter
Counter (SRC)" dengan persamaan :
di mana :
N = Jumlah jasad penyusun (sel/ml) L = Jumlah kotak SRC dalam satu lapang pandang T = Jumlah kotak SRC B = Jumlah Jasad yang terlihat P = Jumlah kotak SRC yang diamati V = Volume sample dalam botol/hasil saringan v = Volume sample dalam SRC A = Volume air yang disaring
Indeks keragaman dihitung dengan persamaan :
dimana :
ni = Jumlah individu jenis ke-i N = Jumlah individu seluruh jenis (ni) H’ = Indeks Shannon-Wiener
Indeks keseragaman dihitung dengan persamaan
di mana :
H' = Indeks keragaman H max = log S/ log 2 S = Jumlah spesies dalam komunitas
Bab 3 METODE STUDI
KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
III-19
Indeks dominansi dihitung dengan persamaan :
∑−
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛=
N
i NniD
1
2
)(
di mana : D = Indeks Shimson
3. Sosial Ekonomi dan Budaya
a. Perkembangan Penduduk
Jumlah penduduk untuk satu jangka waktu tertentu diduga dengan menggunakan
persamaan berikut:
Pt = Po (1 + r)n di mana:
Pt = Jumlah penduduk akhir tahun ke n Po = Jumlah penduduk pada tahun pengamatan r = Prosentase perkembangan penduduk pada akhir periode waktu t
b. Rasio Beban Tanggungan
Rasio Beban Tanggungan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
Rasio Jenis Kelamin yang merupakan perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dan
penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu, dapat dihitung menurut
persamaan :
c. Perekonomian Wilayah
Analisis ekonomi, meliputi analisis struktur ekonomi dan pergeserannya, perhitungan laju
pertumbuhan ekonomi, serta nilai analisis sektor basis dan perhitungan indeks
ketimpangan regional.
1) Analisis Struktur Ekonomi dan Pergeserannya, analisis ini digunakan untuk mengetahui
sumbangan masing-masing sektor dalam perekonomian kabupaten
Dimana: SS = Struktur Ekonomi PDRBij = Nilai PDRB Setiap Sektor PDRB = Nilai PDRB Total
Bab 3 METODE STUDI
KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
III-20
2) Laju Pertumbuhan Ekonomi, laju pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output
perkapita dalam jangka panjang, dan bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan
ekonomi rata-rata tahunan kabupaten dari tahun ke tahun
Dimana;
PDRBn = Produk Domestik Regional Bruto tahun n (akhir) PDRBo = Produk Domestik Regional Bruto tahun 0 (awal)
3) Analisis Shift Share (S-S), analisis ini bertujuan melihat kinerja perekonomian wilayah
Kabupaten Morowali dengan membandingkan pada kawasan yang lebih besar
(Boediono, 1999);
Did = Nid+Mid+Cid Nid = Yid x rr Mid = Yid(rir-rr) Cid = Yid(rid-rir)
Dimana;
Nid = Pertumbuhan PDRB daerah (DAS Bila) di sektor i sebagai dampak efek pertumbuhan PDRB regional (Provinsi Sulawesi Tengah)
Mid = Pertumbuhan PDRB daerah disektor i sebagai dampak efek bauran industri Cid = Pertumbuhan PDRB daerah di sektor i sebagai dampak efek kompetitif Yid = PDRB daerah di sektor i rr = Laju pertumbuhan regional disemua sektor rir = Laju pertumbuhan sektor i di tingkat regional rid = Laju petumbuhan sektor i di daerah
d. Ketenagakerjaan
Model ketenagakerjaan dipergunakan untuk menggambarkan kondisi tenaga kerja,
potensi tenaga kerja dan kesempatan kerja.
1) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPA)
Tingkat partisipasi angkatan kerja akan dihitung dengan menggunakan rumus :
Dimana: TPA = Partisipasi Angkatan Kerja AK = Angkatan Kerja TK = Tenaga Kerja
2) Tingkat Pengangguran (TP)
Dimana;
Bab 3 METODE STUDI
KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
III-21
TP = Tingkat Pengangguran P = Pengangguran
3) Kesempatan Kerja
Investasi terhadap kesempatan kerja didekati dengan menggunakan persamaan
logaritma berikut:
log y = a + b log x Dimana :
y = jumlah orang yang bekerja x = jumlah investasi, dan b = koefisien elastisitas yang menjadi faktor pengganda kesempatan kerja.
4) Laju Pertumbuhan Kesempatan Kerja
Laju pertumbuhan kesempatan kerja didekati dengan menggunakan persamaan
berikut:
K = E x g Dimana :
K = Laju pertumbuhan kesempatan kerja E = Elastisitas TK. g = Laju pertumbuhan pendapatan (PDB)
Dimana :
Ni = Besar perubahan jumlah pekerja terjadi N2 = Jumlah pekerja mula-mula Wi = Besar perubahan tingkat upah W2 = Tingkat upah berlaku
e. Tingkat Kemiskinan
Pengukuran tingkat kemiskinan masyarakat mengacu pada hasil pengukuran Biro Pusat
Statistik Prov. Sulawesi Tengah dengan kriteria kemiskinan yaitu; (1) penduduk sangat
miskin bila kemampuan untuk memenuhi konsumsi makanan hanya mencapai 1.900
kkal/orang/hari plus kebutuhan dasar non makanan yang setara dengan Rp
120.000/orang/hari, (2) penduduk miskin bila kemampuan untuk memenuhi konsumsi
makanan hanya mencapai 1.900-2.100 kkal/orang/hari plus kebutuhan dasar non
makanan yang setara dengan Rp 150.000/orang/hari dan (3) penduduk mendekati miskin
bila kemampuan untuk memenuhi konsumsi makanan hanya mencapai 2.100-2.300
kkal/orang/hari plus kebutuhan dasar non makanan yang setara dengan Rp
175.000/orang/hari.
Penetapan rumah tangga (Rt) miskin dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang
dengan kriteria (1) sangat miskin bila mampu memenuhi kebutuhan dasar setara Rp
480.000/Rt/bulan, (2) miskin bila mampu memenuhi kebutuhan dasar setara di atas Rp
Bab 3 METODE STUDI
KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
III-22
480.000/Rt/bulan dan (3) mendekati miskin bila mampu memenuhi kebutuhan dasar
setara di atas Rp 600.000/Rt/bulan.
4. Kesehatan Masyarakat
a. Persen KK yang menggunakan Jamban Sehat (JS)
b. Persen KK yang menggunakan Air Bersih (AB)
c. Prevalence Rate (PR)
d. Incidence Rate (IR)
e. Tingkat Kesehatan Masyarakat
Tingkat kesehatan masyarakat akan dihitung berdasarkan jumlah pengunjung dan
banyaknya tenaga medis sebagai berikut:
R = (U/M) x 100% Dimana:
R = Tingkat pelayanan U = Jumlah penduduk/pengunjung M = Jumlah tenaga medis
Parameter lingkungan yang belum mempunyai baku mutu matematik digunakan
metode informal dengan pembandingan terhadap komponen lingkungan yang diasumsikan
mempunyai kondisi serupa (analogi), pembandingan dengan nilai baku mutu lingkungan
serta penilaian para ahli (Professional judgement).
3.3.1 Analogi
Metode analogi digunakan untuk memprakirakan dampak penting yang timbul dari
suatu aktivitas sejenis yang ada di tempat lain dengan asumsi bahwa mempunyai
karakteristik lingkungan yang serupa dengan kondisi lingkungan yang dianalisis.
3.3.2 Membandingkan dengan Baku Mutu Lingkungan
Prakiraan dampak dapat dilakukan dengan membandingkan nilai suatu parameter
lingkungan tertentu dengan nilai standar baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan.
Kriteria yang digunakan dalam studi ini mengacu pada standar baku mutu lingkungan
Bab 3 METODE STUDI
KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
III-23
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain baku mutu kualitas
air berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air, baku mutu kebisingan berdasarkan KepMen LH No. KEP-
48/MENLH/11/1996 dan pertimbangan terhadap baku mutu lingkungan yang ditetapkan
oleh pemerintah daerah setempat. Penetapan Baku Mutu Limbah Cair, Baku Mutu Udara
Ambien dan Emisi, Baku Mutu Tingkat Gangguan Kegiatan.
3.3.3 Penilaian Para Ahli
Prakiraan dampak penting dengan metode ini didasarkan atas pertimbangkan
pengalaman dan pengetahuan para ahli dalam suatu disiplin ilmu. Penggunaan metode ini
terutama terhadap parameter yang ketersediaan data dan informasinya sangat terbatas
atau keadaan yang spesifik.
Penggunaan metode prakiraan dampak yang akan timbul oleh sejumlah kegiatan
Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit akan dinilai melalui
prakiraan besaran dampak (magnitude) dan tingkat kepentingan dampak (importance).
3.3.4 Prakiraan Sifat Penting Dampak
Sifat penting dampak akan ditetapkan dengan berpedoman pada Peraturan
Pemerintah RI No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Dampak
besar dan penting merupakan satu kesatuan makna “dampak penting”. Hal ini berarti
bahwa tidak selalu yang hanya mempunyai dampak besar saja yang bersifat penting, tetapi
dampak yang kecil pun dapat bersifat penting.
Untuk mengetahui apakah dampak-dampak tersebut mempunyai sifat penting
tertentu, maka dilakukan evaluasi terhadap faktor-faktor penentu dampak penting untuk
selanjutnya dievaluasi bersama-sama dengan besaran dampak-dampak tersebut, untuk
mengambil keputusan apakah dampak tersebut merupakan dampak besar dan penting
agar dapat disimpulkan menjadi dampak lingkungan yang bersifat penting.
Penentuan Tingkat kepentingan dampak dilakukan pada semua dampak-dampak
hipotesis dengan mengacu pada kriteria penentu dampak penting sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL),
yaitu:
1. Jumlah manusia yang terkena dampak 2. Luas wilayah persebaran dampak 3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung 4. Banyaknya komponen lain yang akan terkena dampak 5. Sifat kumulatif dampak 6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Bab 3 METODE STUDI
KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
III-24
Akan tetapi dalam penetapan tingkat kepentingan dampak secara umum, dalam
kajian AMDAL ini akan relatif lebih konservatif dibanding penetapan berdasarkan SK Kep
Bapedal No. 56 tahun 1994. Penetapan tingkat kepentingan dampak ini dikelompokkan ke
dalam dampak penting (P) dan tidak penting (TP). Pedoman penetapan tingkat
kepentingan dampak apakah dampak tersebut penting (P) atau tidak penting (TP)
didasarkan pada kriteria sebagai berikut.
1) Untuk jumlah manusia yang terkena dampak
Kriteria P apabila terdapat ≥ 25% manusia tidak mendapatkan/memanfaatkan hasil/manfaat dari proyek. Kriteria TP apabila tidak terdapat atau ≤ 25% dari jumlah manusia yang terkena dampak.
2) Luas wilayah persebaran dampak
Kriteria P apabila luas dampak ≥ 0,25 kali luas wilayah studi, karena setidak-tidaknya di daerah tersebut dalam luasan 0,25 dari luas wilayah studi pemanfaatan ruang cukup beragam sehingga tingkat kepentingannya tinggi, sehingga dampaknya sudah dianggap penting. Kriteria TP apabila luas dampak ≤ 0,25 kali luas wilayah studi.
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
Kriteria P apabila intensitasnya sama atau lebih besar daripada ambang batas baku mutu, dan atau dampak berlangsung tidak hanya sesaat.
Kriteria TP apabila intensitasnya rendah (dibawah ambang batas baku mutu dan dampaknya berlangsung hanya sesaat).
4) Banyaknya komponen lain yang akan terkena dampak
Kriteria P apabila ada komponen lain yang terkena dampak. Kriteria TP apabila tidak ada komponen lain yang terkena dampak.
5) Sifat kumulatif dampak
Kriteria P apabila dampak akan terakumulasi. Kriteria TP apabila dampak tidak akan terakumulasi.
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kriteria P apabila dampak tidak berbalik. Kriteria TP apabila dampak berbalik.
Mengingat bahwa tujuan akhir pembangunan adalah untuk kepentingan manusia,
maka dalam penetapan sifat penting dampak, parameter jumlah manusia terkena dampak
diberi bobot 3. Bendasarkan pada batasan tersebut di atas maka pembobotan untuk setiap
parameter penentu tingkat kepentingan dampak ditetapkan seperti disajikan pada Tabel
3.12.
Bab 3 METODE STUDI
KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
III-25
Tabel 3.12. Pembobotan Paramater Penentu Tingkat Kepentingan Dampak
Nomor Parameter Penentu Tingkat Kepentingan Dampak B o b o t
1 Jumlah manusia yang terkena dampak 1 x 1 = 1
2 Luas wilayah persebaran dampak 1 x 1 = 1 3 Intensitas dan lamanya dampak berlangsung 1 x 1 = 1
4 Banyaknya komponen lain yang akan terkena dampak 1 x 1 = 1 5 Sifat kumulatif dampak 1 x 1 = 1 6 Berbalik atau tidak berbaliknya dampak 1 x 1 = 1
Jumlah 6
Penentuan tingkat kepentingan dampak tersebut didasarkan pada jumlah faktor
penentu dampak penting yang bersifat penting yaitu:
1) Apabila P ≥ 3 maka termasuk dalam katagori penting (P)
2) Apabila P ≤ 2 termasuk dalam katagori tidak penting (TP)
3.4 METODE EVALUASI DAMPAK PENTING
Tujuan dilakukan evaluasi dampak besar dan penting lingkungan akibat dari
komponen kegiatan yang direncanakan adalah memutuskan/menentukan jenis dampak
hipotetik yang akan dikelola, jenis dampak tersebut ditelaah secara holistik, dan memberikan
arahan atau alternatif pengelolaannya.
Metode evaluasi dampak penting yang digunakan adalah non matrik yaitu dengan
pendekatan deskriptif-kualitas berdasarkan informasi besaran dan tingkat kepentingan
masing-masing jenis dampak penting hipotetik dengan bagan alir. Adapun keputusan
tentang jenis dampak hipotetik yang akan dikelola adalah jenis dampak yang termasuk
kategori dampak penting yang dikelola (PK) yang ditetapkan berdasarkan dua kriteria
sederhana berikut:
a) Pada prameter lingkungan yang memiliki Baku Mutu Lingkungan tertentu: apabila
tingkat kepentingannya (∑P) > 3 dan dampak negatif yang diprakirakan akan
terjadi menyebabkan perubahan nilai pada parameter tertentu sehingga nilai itu
akan melebihi baku mutu yang berlaku, maka kesimpulan dampaknya termasuk
kategori dampak penting yang dikelola (PK).
b) Pada prameter lingkungan yang tidak memiliki Baku Mutu Lingkungan: Apabila
(∑P) ≥ 3 dan besaran angka prakiraan dampak ≥ (+/-) 2, maka kesimpulan
dampaknya masuk kategori dampak penting yang dikelola (PK).
c) Diluar kedua kriteria tersebut di atas masuk dalam kategori dampak tidak penting
dan tidak dikelola (TPK).
Bab 3 METODE STUDI
KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah
III-26
Diluar kedua kriteria di atas, kesimpulan hasil evaluasi adalah dampak tidak penting
dan tidak dikelola (TPK). Bila dampak yang disimpulkan merupakan dampak penting yang
dikelola (PK), maka dampak-dampak itulah yang akan dijadikan dasar untuk penyusunan
Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan.
Jenis dampak penting tersebut kemudian di telaah secara holistik yang dibantu
dengan Bagan Aliran Dampak untuk mengetahui kecenderungan dengan menyajikan nilai
kuantitatif dan kualitatif dari setiap besaran dan sifat kepentingan dalam bentuk uraian
deskriptif secara satu kesatuan, yang dikelompokkan ke dalam tiga kajian, yaitu:
Kelestarian fungsi ekologis, merupakan hasil pengkajian dari parameter fisik-kimia
dan biologi yang terkena dampak besar dan penting;
Peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar, merupakan hasil pengkajian dari
parameter sosial ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat;
Kontribusi terhadap pembangunan daerah, merupakan kajian secara makro
dimana kontribusi perusahaan terhadap pembangunan daerah sebagai
konsekuensi dari diperolehnya ijin melakukan eksploitasi sector perkebunan dan
pertanian yaitu bersumber dari pembayaran pajak, pelaksanaan community
development (COMDEV or CSR), dan perimbangan penerimaan daerah dari
produksi/hasil perkebunan berdasarkan ketentuan peraturan perundangan yang
berlaku.
Berdasarkan hasil telaahan secara holistik atas jenis dampak penting hipotetik, dapat
ditentukan berbagai alternatif atau arahan pengelolaannya dengan mempertimbangkan
sumber penyebab dampak, lokasi atau kondisi lingkungan berlangsungnya dampak, dan
besaran dampaknya. Sumber dampak dapat berupa suatu komponen kegiatan atau
penyebab dampak yang bersumber dari jenis dampak yang lain. Berdasarkan arahan atau
berbagai alternatif pengelolaan yang diusulkan akan dapat diperoleh dua informasi penting
yaitu:
Masukan untuk pengambilan keputusan atas kelayakan lingkungan dari Rencana
kegiatan Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT.
KARUNIA ALAM MAKMUR ;
Masukan untuk penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dari Rencana kegiatan Pembangunan
Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.