BAB 3_KA.pdf

26
Bab 3 METODE STUDI KAANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR Di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah III-1 METODE STUDI 3.1 METODE PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA Metode pengumpulan dan analisis data dalam studi ini dilakukan berdasarkan beberapa pendekatan yaitu studi kepustakaan, studi lapangan, pengamatan dan pencatatan data, wawancara bebas maupun dengan penyebaran angket/kuisioner tersusun. Data fisik, kimia dan biologi diambil dari lapangan berdasarkan beberapa metode seperti diuraikan pada sub-bab berikut : Untuk keperluan identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak akibat kegiatan pembangunan penambangan bijih nikel akan dilakukan pengumpulan dan analisis data yang relevan (dapat menjamin reliability dan validity) dari setiap parameter yang dikaji. Sehingga hasil identifikasi, prakiraan dan evaluasi data dapat dijadikan landasan dalam penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan dari rencana kegiatan penambangan bijih nikel yang akan dilaksanakan. Dalam Studi AMDAL (KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL) rencana kegiatan Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit seluas ± 24.000 Ha yang terletak di Kecamatan Mamosalato dan Bungku Utara Kabupaten Morowali oleh PT. KARUNIA ALAM MAKMUR, membutuhkan data yang terdiri atas data primer dan data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari berbagai instansi terkait dengan rencana kegiatan berdasarkan atas komponen lingkungan yang akan ditelaah. Jenis data sekunder yang diperlukan antara lain berupa peta tata ruang, peta administrasi, peta topografi, peta geologi, peta penggunaan lahan, data statistik kabupaten dan kecamatan. Data primer diperoleh melalui pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan, analisis di laboratorium, dan wawancara dengan kuisioner serta wawancara mendalam (indepth interview). Data primer dan sekunder yang dikumpulkan, selanjutnya digunakan untuk: a. Melakukan kajian dan analisis rencana kegiatan yang diprakirakan dapat menimbulkan dampak penting dan potensial terhadap terhadap lingkungan hidup di sekitarnya.

Transcript of BAB 3_KA.pdf

Page 1: BAB 3_KA.pdf

Bab 3 METODE STUDI

KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

III-1

METODE STUDI

3.1 METODE PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

Metode pengumpulan dan analisis data dalam studi ini dilakukan berdasarkan

beberapa pendekatan yaitu studi kepustakaan, studi lapangan, pengamatan dan

pencatatan data, wawancara bebas maupun dengan penyebaran angket/kuisioner

tersusun. Data fisik, kimia dan biologi diambil dari lapangan berdasarkan beberapa metode

seperti diuraikan pada sub-bab berikut :

Untuk keperluan identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak akibat kegiatan

pembangunan penambangan bijih nikel akan dilakukan pengumpulan dan analisis data

yang relevan (dapat menjamin reliability dan validity) dari setiap parameter yang dikaji.

Sehingga hasil identifikasi, prakiraan dan evaluasi data dapat dijadikan landasan dalam

penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan dari rencana kegiatan

penambangan bijih nikel yang akan dilaksanakan.

Dalam Studi AMDAL (KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL) rencana kegiatan

Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit seluas ± 24.000 Ha yang

terletak di Kecamatan Mamosalato dan Bungku Utara Kabupaten Morowali oleh PT.

KARUNIA ALAM MAKMUR, membutuhkan data yang terdiri atas data primer dan data

sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari berbagai instansi terkait

dengan rencana kegiatan berdasarkan atas komponen lingkungan yang akan ditelaah.

Jenis data sekunder yang diperlukan antara lain berupa peta tata ruang, peta administrasi,

peta topografi, peta geologi, peta penggunaan lahan, data statistik kabupaten dan

kecamatan. Data primer diperoleh melalui pengamatan dan pengukuran langsung di

lapangan, analisis di laboratorium, dan wawancara dengan kuisioner serta wawancara

mendalam (indepth interview).

Data primer dan sekunder yang dikumpulkan, selanjutnya digunakan untuk:

a. Melakukan kajian dan analisis rencana kegiatan yang diprakirakan dapat

menimbulkan dampak penting dan potensial terhadap terhadap lingkungan

hidup di sekitarnya.

Page 2: BAB 3_KA.pdf

Bab 3 METODE STUDI

KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

III-2

b. Melakukan telaahan dan analisis komponen lingkungan hidup yang diprakirakan

terkena dampak penting dan potensial.

Teknik pengambilan contoh komponen/parameter lingkungan fisik-kimia dan biologi

secara garis besar terdiri dari dua tahap, yaitu penentuan lokasi pengambilan contoh

(sampling sites) dan pengambilan/pengukuran contoh serta pengawetannya untuk

selanjutnya dianalisis di laboratorium.

Lokasi pengambilan contoh untuk parameter fisik-kimia dilakukan pada lokasi yang

mewakili berbagai kegiatan yang ada di sekitar proyek. Sedangkan pengambilan contoh

untuk parameter lingkungan lainnya ditentukan berdasarkan wilayah persebaran dampak

dengan titik-titik pengambilan contoh ditentukan berdasarkan stratifikasi dari mulai daerah

yang paling dekat dengan sumber dampak sampai daerah yang jauh dari sumber dampak.

Untuk keperluan kontrol atau pembanding, dilakukan pengambilan contoh pada lokasi yang

diprakirakan tidak terkena dampak.

Tujuan pengambilan contoh dan analisis data dalam studi AMDAL (KA-ANDAL,

ANDAL, RKL & RPL) ini antara lain adalah :

a. mengidentifikasi sumber dampak (diikuti oleh jenis dampak);

b. penilikan kualitas lingkungan sebagai proses koreksi dalam jangka waktu pendek;

c. pencirian kualitas lingkungan sebagai elemen program pemantauan dalam

jangka panjang.

Ketiga tujuan tersebut merupakan dasar dalam penentuan teknik pengambilan

contoh sebagai perwujudan pengumpulan data ruang, biofisik-kimia dan sosekbud serta

metoda analisisnya. Sistematika runutan dari metoda pengumpulan data dalam studi

AMDAL (ANDAL, RKL & RPL) kegiatan pembangunan penambangan bijih nikel selengkapnya

digambarkan pada bagan alir berikut.

Bagan alir metode pengumpulan dan analisis data Studi AMDAL (KA-ANDAL, ANDAL,

RKL & RPL) rencana kegiatan pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa

Sawit disajikan pada Gambar 3.1.

Page 3: BAB 3_KA.pdf

Bab 3 METODE STUDI

KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

III-3

Gambar 3.1. Bagan Alir Metoda Pengumpulan dan Analisis Data Studi AMDAL Perkebunan

dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR

RANCANGAN & MODIFIKASI

PENGUMPULAN DATA PRIMER

Mencakup kegiatan:

- Perkebunan K Sawit - Infrastruktur - Lingkungan sekitar

MAKSUD DAN TUJUAN STUDI

PRA STUDI

PENGUMPULAN DATA

PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

KOMPILASI DATA ANALISIS LABORATORIUM

ANALISIS DATA

IDENTIFIKASI, PREDIKSI DAN EVALUASI DAMPAK

LAPORAN STUDI ANDAL, RKL DAN RPL

Page 4: BAB 3_KA.pdf

Bab 3 METODE STUDI

KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

III-4

3.1.1 Komponen Fisik-Kimia

1. Iklim

Data iklim dikumpulkan terdiri atas curah hujan, jumlah hari hujan, suhu, kelembaban

udara, lama penyinaran matahari, kecepatan dan arah angin. Data historis selama 5 tahun

terakhir yang diperoleh dari stasiun klimatologi/meteorologi yang terdekat ataupun

pencatat data klimatologi local (seperti BPP dll) dari lokasi rencana kegiatan.

Data curah hujan dan jumlah hari hujan, digunakan untuk menentukan tipe hujan,

perhitungan hidrologi dan erosi tanah. Data suhu dan kelembaban udara digunakan untuk

perhitungan neraca air, sedangkan data arah dan kecepatan angin digunaka untuk

menelaah kualitas udara dan potensi persebaran dampak. Metode analisis data parameter

iklim dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Metode Analisis Data Komponen Iklim pada Lokasi Rencana Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di Kab. Morowali.

No. Parameter Satuan Metode Analisis Data Alat

1 Curah hujan mm Aritmatik Penakar hujan 2 Hari hujan Mm/hari Aritmatik Penakar hujan 3 Suhu oC Aritmatik Termometer 4 Kelembaban Jam/hari Aritmatik Humiditymeter 5 Penyinaran Matahari Aritmatik Campbell Stokes 6 Kecepatan angin knots Aritmatik Anemometer

2. Kualitas Udara

Kualitas udara akan dikaji dengan menganalisis data dengan melakukan

pengukuran terhadap parameter kandungan gas-gas dalam udara yang meliputi Indeks

Standar Pencemar Udara (ISPU) dan bising. Pengukuran parameter ISPU yang terdiri atas

partikulat dan gas-gas berupa sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksiada (NO2), karbon

monoksida (CO), dan oksidant (O3), timah hitam (Pb), partikel (TSP), bising. Pengukuran

dilakukan di lokasi rencana kegiatan yang bertujuan untuk memperhatikan arah dan

kecepatan angin serta mempertimbangkan keterwakilan daerah/lokasi yang diduga akan

terkena dampak dan tidak terkena dampak.

Adapun lokasi yang ditetapkan sebagai sampel adalah :

• Lokasi kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit • Lokasi kawasan permukiman terdekat • Lokasi rencana jalur jalan mobilisasi peralatan dan hasil panen/produksi

Metode pengukuran dan analisis kualitas udara yang digunakan dapat dilihat pada

tabel 3.2.

Page 5: BAB 3_KA.pdf

Bab 3 METODE STUDI

KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

III-5

Tabel 3.2. Metode Analisis Kualitas Udara pada Lokasi Rencana Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di Kabupaten Morowali.

No. Parameter Satuan Metode Analisis Data Alat

1 Total debu μg/Nm3 Gravimetri Hi - Volt 2 Karbon monoksida (CO) μg/Nm3 NDIR NDIR Analyzer 3 Sulfur dioksida (SO2) μg/Nm3 Pararosanilin Spektrofotometer 4 Nitrogen dioksoda (NO2) μg/Nm3 Saltzman Spektrofotometer 5 Oksidan (O3) μg/Nm3 Chemiluminescent Spektrofotometer 6 Bising dBA Tekanan bunyi Sound Level meter 7 Getaran Herzt Frekuensi Vibrameter

3. Fisiografi dan Geomorfologi

Data tentang kondisi fisiografi yang meliputi bentang lahan (landscape), panjang

dan kemiringan lereng lokasi studi dan sekitarnya dikumpulkan melalui interpretasi peta

Topografi/peta Bathymetri. Data tersebut dapat diperoleh dari Dinas Topografi Angkatan

darat atau pada Instansi lain yang terkait.

Tabel 3.3. Metode Analisis Data Fisiografi dan Geologi pada Lokasi Rencana Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di Kabupaten Morowali.

No Komponen/Parameter Fisiografi dan Geologi Satuan Metode Analisis

Data Alat

1 Bentang alam Bentuk wilayah

Interpretasi peta topografi

Manual/Sofware pemetaan

2 Kemiringan lereng Derajat (%) Interpretasi lereng, pengukuran

GPS dan Kompas Geologi

3 Panjang lereng m Interpretasi peta Planimeter, Peta Topografi

4 Kondisi Geologi - Survei, Interpretasi Peta Geologi

Kompas Geologi, Palu Geologi, GPS, Peta Geologi.

Sumber : Brand (1984); Muliadi & Sari (2005); Jaya (2002)

Data geologi dan geomorfologi berupa batuan induk, sebaran, struktur geologi serta

morfologi wilayah yang diperoleh melalui hasil interprestasi peta Geologi dan Peta Land

System. Parameter geologi dan geomorfologi digunakan dalam menelaah perkembangan

tanah, perilaku hidrologi serta berbagai aspek yang berkaitan dengan stabilitas wilayah.

Kajian geologi yang akan dilakukan pada areal proyek meliputi kajian kestabilan

lereng, geologi teknik, kegempaan dan hidrogeologi. Kajian kestabilan lereng meliputi

pengukuran sudut lereng dengan kompas geologi dan atau GPS pada daerah-daerah

tertentu dan akan menghitung secara datail melalui peta topografi dengan Metode Grid.

Karene kelerengan, kondisi litologi dan struktur geologi adalah faktor penyebab longsoran,

maka akan dianalisis kondisi litologinya berupa jenis dan daya lapuk. Pengamatan lapangan

tentang struktur geologi akan difokuskan pada rekahan, patahan ataupun arah kemiringan

batuan yang menyusun tapak proyek. Sedangkan untuk kestabilan lereng disamping

mengukur slope juga akan menganalisis hubungan antara faktor litologi, struktur dan derajat

Page 6: BAB 3_KA.pdf

Bab 3 METODE STUDI

KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

III-6

kemiringan lerengnya. Metode analisis data fisiografi dan geomorfologi di tunjukan pada

Tabel 3.3 di atas.

4. Hidrologi dan Kualitas Air

Komponen lingkungan hidrologi dikumpulkan pada lokasi rencana kegiatan meliputi

lahan dan badan air atau saluran drainase. Data kualitas air permukaan akan diperoleh

melalui analisis sampel air di laboratorium. Parameter kualitas air yang akan dianalisis terdiri

atas kualitas air tanah dan kualitas air sungai. Parameter kualitas air meliputi parameter fisika,

kimia dan mikrobiologi. Metode analisis data hidrologi dan kualitas air dapat dilihat pada

Tabel 3-4 dan Tabel 3-5.

Tabel 3.4. Metode Analisis Data Hidrologi di Lokasi Rencana Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di Kabupaten Morowali.

No Parameter Hidrologi Satuan Metode Analisis Data Alat

1 Aliran permukaan m3/detik Manual Current Meter

2 Muka air tanah m3/detik Manual Meteran

3 Debit saluran drainase m3/tahun Manual Meteran, stopwatch

4 Pola genangan m Interpretasi Peta Hidrologi

Tabel 3.5. Metode Analisis Data Kualitas Air di Lokasi Rencana Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di Kabupaten Morowali.

No Parameter Kualitas Air Satuan Metode Analisis Data Alat

A. FISIKA 1 Jumlah zat padat terlarut (TDS) Mg/l TDS metric TDS metric 2 Jumlah zat padat suspensi (TSS) Mg/l Gravimetrik Kolorimeter 3 Kekeruhan NTU Turbidimetrik Turbidimeter 4 Hantaran listrik μmhos/cm Konduktometer Konduktometer 5 Suhu oC Pemuaian Temometer 6 Warna Normal Konduktimetrik Konduktimetrik

B. KIMIA 1 Amonia Mg/l Colorimetrik Kolorimeter 2 Besi (Fe) Mg/l SSA AAS 3 Kesadahan (CaCO3) Mg/l Titrimetrik Buret 4 Kalsium (Ca) Mg/l Titrimetrik Buret 5 Magnesium (Mg) Mg/l Titrimetrik Buret 6 Klorida (Cl) Mg/l Titrimetrik Buret 7 Natrium Nitrat Mg/l Kolorimetrik Spektrofotometer 8 Natrium Nitrit Mg/l Kolorimetrik Spektrofotometer 9 pH - Potensimetrik pH Meter 10 Sulfat (SO4) Mg/l Turbidimetrik Spektrofotometer 11 Phospat (PO4) Mg/l Kolorimetrik Spektrofotometer 12 DO Mg/l In situ DO Meter 13 BOD Mg/l Winkler Buret 14 COD Mg/l Titrimetrik Buret 15 Minyak/Lemak Mg/l Fotometrik Spektrofotometer

Page 7: BAB 3_KA.pdf

Bab 3 METODE STUDI

KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

III-7

No Parameter Kualitas Air Satuan Metode Analisis Data Alat

C. MIKROBIOLOGI 1 Fecal Coliform Jml/100 ml MPN Tabel MPN 2 Total Coliform Jml/100 ml MPN Tabel MPN

5. Ruang, Tanah dan Lahan

Data tata ruang yang akan dikumpulkan adalah menyangkut fungsi ruang dan

pengaruh kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit terhadap arah perkembangan kota

kecamatan/kabupaten dengan lingkungan sekitarnya. Analisis keruangan didasarkan pada

peta pembagian Wilayah Pelayanan Pembangunan (WPP) Kabupaten Morowali.

Data tanah dikumpulkan dengan melakukan pengambilan contoh tanah terganggu

(disturbed soil sample) tidak terganggu (undisturbed soil sample). Sample tersebut dianalisis

di laboratorium dengan parameter sifat fisik dan kimia tanah. Data analisis tanah akan

digunakan untuk interpretasi sifat fisik dan kimia kesuburan tanah dalam hubungan potensi

pengembangannya untuk berbagai tujuan antara lain pengembangan jenis tanaman untuk

revegetasi pasca operasional kegiatan perkebunan. Kajian data karakteristik tanah, dan

data iklim digunakan untuk pendugaan potensi erosi tanah dengan metode Universal Soil

Loss Equation (USLE) dan kontribusi sedimennya dengan metode Sediment Delivery Ratio

(SDR). Metode Analisis fisik-kimia tanah disajikan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Metode Analisis Fisik-Kimia Kesuburan Tanah di Lokasi Rencana Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di Kabupaten Morowali.

No Parameter Satuan Metode Analisis Data

1 Tekstur - Hygrometer 2 BD g/cm3 Gravimetri 3 Permeabilitas cm/jam Permeameter 4 Infiltrasi cm/jam Single ring infiltrometer 5 pH - 1:2,5 soil:water suspension 6 KTK me/100 g tanah BaCl2/EDTA 7 C-Organik % Walkley-Black 8 N-total % Kjeldahl 9 P (P2O5) ppm Olsen 10 K (K2O) me/100 g tanah BaCl2/EDTA

Data parameter lahan dikumpulkan melalui data sekunder yang tersedia dengan

pengecekan langsung (ground ceque) di lapangan. Parameter penggunaan lahan yang

ditelaah terdiri atas jenis, luas dan sebaran penggunaan lahan. Parameter tersebut

menggunakan interpretasi Citra Satelit dan Peta Tata Guna Lahan yang tersedia. Data

penggunaan lahan digunakan untuk menelaah hubungan perubahan penutupan lahan

Page 8: BAB 3_KA.pdf

Bab 3 METODE STUDI

KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

III-8

dengan parameter komponen lingkungan antara lain tata ruang, hidrologi, erosi, parameter

biologi seperti vegetasi dan satwa, serta parameter sosial ekonomi dan budaya seperti mata

pencaharian, pendapatan dan ketenagakerjaan. Metode analisis data penggunaan lahan

ditujukan pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7. Metode Analisis Data Penggunaan Lahan di Lokasi Rencana Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di Kabupaten Morowali.

No. Komponen/Parameter Lingkungan Satuan Metode Analisis Data Alat

1. Jenis penggunaan lahan - Interpretasi Foto Udara & Peta Tata Guna Lahan Stereoskop

2. Sebaran penggunaan lahan ha, % Pengukuran Planimeter

6. Transportasi

Data transportasi dikumpulkan dengan metode survei, pada ruas jalan yang ditinjau,

yaitu Jalan Poros Bungku – Kolonodale. Survei lapangan meliputi survei volume lalu lintas,

kecepatan lalu lintas dan volume kenderaan yang melintas. Survei volume lalu lintas

menggunakan metode manual count, yaitu semua kenderaan yang lewat pada garis

melintang pada lokasi pengamatan selama waktu pengamatan dicatat sebagai volume

lalu lintas. Data kecepatan kendaraan diukur dengan metode pengukuran kecepatan

setempat menggunakan alat Stopwatch. Waktu pengamatan dilakukan mulai pukul 06.00 -

22.00 dengan periode pencatatan volume lalu lintas setiap 60 menit. Besar bangkitan-tarikan

pergerakan dengan adanya Kegiatan Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan

Kelapa Sawit setelah beroperasi, diukur dengan melakukan survei besar bangkitan-tarikan

pergerakan kegiatan lain yang sudah beroperasi dan diasumsikan setara dengan kegiatan

Perkebunan tersebut.

3.1.2 Komponen Biologi

1. Flora

Data flora yang dikumpulkan dengan melakukan survei atau pengamatan lapangan

meliputi vegetasi alami dan vegetasi budidaya. Pengambilan data, parameter ini dilakukan

metode inventarisasi dengan plot sampel dalam areal rencana kegiatan dan sekitarnya.

Metode pengambilan dan analisis data flora ditunjukkan pada Tabel 3-8.

Page 9: BAB 3_KA.pdf

Bab 3 METODE STUDI

KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

III-9

Tabel 3.8. Metode Pengambilan dan Analisis Data Flora di Lokasi Rencana Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di Kabupaten Morowali.

No Komponen/Parameter Lingkungan Metode Analisis Data Alat

1. Kerapatan, frekuensi, dominansi dan INP Jalur berpetak Kompas, tali, meteran,

dan daftar isian

2. Flora dilindungi Pengamatan dan wawancara Daftar isian

3. Tanaman Budidaya • Jenis Tanaman • Luas Garapan

Pengamatan dan wawancara Pengamatan dan wawancara

Daftar isian Daftar isian

2. Fauna

Pengamatan fauna dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan

menggunakan jalur (metode transek). Selain itu juga dilakukan wawancara dengan

penduduk di sekitar lokasi untuk mengetahui jenis-jenis satwa liar yang terdapat di sekitar

areal. Pengamatan dilakukan baik berdasarkan perjumpaan langsung, suara, jejak ataupun

tanda-tanda lain yang ditinggalkan. Metode pengambilan dan analisis data ditunjukkan

pada Tabel 3-9.

Tabel 3.9. Metode Pengambilan dan Analisis Data Fauna di Lokasi Rencana Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di Kabupaten Morowali.

No Komponen/Parameter Lingkungan Metode Analisis Data Alat

1. Jenis satwa Pengamatan dan wawancara Teropong, Daftar isian

2. Jenis dilindungi Pengamatan dan wawancara Daftar isian

3. Biota Perairan

Pengamatan terhadap biota perairan dilakukan pada badan sungai seperti Sungai

Karaopa/Bahu Embelu, Sungai Ue Laantula dan Sungai Ungkaya serta di sekitar Teluk Tolo.

Parameter yang diukur meliputi jumlah spesies, jumlah individu dan indeks diversitas

khususnya jenis plankton dan benthos.

Pengamatan plankton dilakukan melalui pengambilan contoh air secara komposit

kemudian disaring dengan jaring plankton nomor 25. Contoh plankton kemudian diawetkan

dengan formalin 4% yang selanjutnya dianalisis di laboratorium. Parameter yang akan

ditelaah meliputi komposisi jenis, kelimpahan dan keragaman jenis. Contoh benthos diambil

dari dasar perairan dengan alat Eikman-Redge. Contoh benthos dipisahkan dari tanah dan

lumpur dan diawetkan dengan formalin 4% selanjutnya diamati di laboratorium. Parameter

yang ditelaah adalah kompisisi jenis, kelimpahan dan keragaman jenis. Informasi tentang

jenis ikan/nekton akan ditelusuri melalui pengamatan terhadap hasil tangkapan dengan

menggunakan pancing, jala atau pukat. Metode pengambilan dan analisis data biota

perairan ditunjukkan pada Tabel 3.10.

Page 10: BAB 3_KA.pdf

Bab 3 METODE STUDI

KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

III-10

Tabel 3.10. Metode Pengambilan dan Analisis Data Biota Perairan di Lokasi Rencana Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di Kabupaten Morowali.

No Komponen/Parameter Lingkungan Metode Analisis Data Alat

1. Ikan a. Jumlah Ikan b. Jenis Ikan

Sampling Identifikasi

Hasil pukat/jala/pancing dan wawancara

2. Zooplankton a. Jenis, jumlah spesies, jumlah individu,

indeks diversitas

Sampling Identifikasi

Plankton Net, SRC dan Mikroskop

3. Fitoplankton a. Jenis, jumlah spesies, jumlah individu,

indeks diversitas

Sampling Identifikasi

Plankton Net, SRC dan Mikroskop

4. Benthos a. Jenis

Sampling Identifikasi

Pipa Paralon, SRC dan Saringan

5. Tanaman Air a. Kelimpahan, keragaman,

keseragaman, dominansi

Sampling Identifikasi

Tali Plot

3.1.3 Komponen Sosial Ekonomi, Sosial Budaya dan Kesehatan Masyarakat

Komponen lingkungan sosial ekonomi dan budaya yang dikaji didasarkan atas

telaahan dampak yang diduga akan timbul akibat Pembangunan Perkebunan dan Pabrik

Pengolahan Kelapa Sawit. Komponen lingkungan sosial ekonomi dan budaya serta

demografi mengacu pada Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

Nomor KEP-299/11/1996 Tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial Dalam Penyusunan

AMDAL.

Karakteristik dampak penting yang diprakirakan akan timbul menjadi acuan

pengambilan sampel untuk kajian aspek sosial ekonomi, sosial budaya, dan kesehatan

masyarakat di lokasi kegiatan. Adapun data yang akan dikumpulkan adalah :

a. Penduduk yang bermukim secara permanen di 6 (enam) Desa yang tersebar pada 2

Kecamatan, yaitu 4 desa di Kec. Mamosalato (Desa Lijo, Sea, Winangabino dan

Tambale) dan 2 desa di Kec. Bungku Utara (Desa Salubiru, dan Lemo), yang

beraktifitas sehari-hari di sekitar kawasan rencana Pembangunan Perkebunan dan

Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit. Penduduk tersebut di duga akan mengalami

gangguan disebabkan oleh sejumlah aktifitas/kegiatan proyek.

b. Penduduk yang memanfaatkan air dan potensi sungai di sepanjang aliran sungai

seperti DAS/Sungai Bongka, Sungai Andolia, Sungai Salubiru, dan Sungai Tirongan, di

sekitar lokasi Perkebunan yang berada di areal lokasi kebun Kelapa Sawit.

Penentuan sampel sebagai responden untuk kajian aspek sosial ekonomi dan

budaya akan ditentukan berdasarkan karakteristik sebaran dampak besar dan penting yang

Page 11: BAB 3_KA.pdf

Bab 3 METODE STUDI

KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

III-11

secara potensial akan terjadi. Pengambilan sampel akan ditentukan dengan metode acak

sederhana (simple random sampling) pada wilayah-wilayah Desa/Kelurahan dengan

mempertimbangkan kriteria derajat keseragaman, presisi (ketepatan dan akurasi) dan

kedalaman analisis yang diharapkan. Jumlah sampel yang akan diambil sebanyak 10% - 20%

dari total populasi yang telah dikelompokkan. Jumlah sampel ditetapkan sangat kondisional

tergantung dari dampak penting dan besar yang akan dianalisis.

Data yang diperlukan dalam kajian aspek sosial ekonomi, sosial budaya, dan

kesehatan masyarakat adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan

dari responden melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner. Selain itu juga

digunakan metode wawancara mendalam (indepth interview) terhadap tokoh-tokoh

masyarakat yang dianggap mengetahui kondisi sosial budaya masyarakat setempat untuk

lebih meningkatkan kedalaman informasi.

Metode analisis data yang akan digunakan terdiri atas metode analisis yang bersifat

kuantitatif (analisis statistik) dan metode analisis yang bersifat kualitatif (analisis isi/content

analysis). Metode analisis data sosial ekonomi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat

dapat dilihat pada Tabel 3-11.

Tabel 3.11. Metode Analisis Data Sosial Ekonomi, Budaya dan Kesehatan Masyarakat di Lokasi Rencana Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di Kabupaten Morowali.

No Komponen/Parameter Lingkungan Satuan Metode Analisis Alat

1. Demografi a. Jumlah kepadatan, penyebaran Jiwa,

Jiwa/km2 Kuantitatif Daftar Isian

b. Struktur penduduk Jiwa Kuantitatif Daftar Isian c. Pertumbuhan penduduk % Kuantitatif Daftar Isian

2. Sosial Ekonomi a. Kesempatan Kerja & Berusaha Orang Kuantitatif Daftar Isian b. Perekonomian (PAD dan PDRB) Rp Kuantitatif Daftar Isian c. Fasilitas sosial dan ekonomi Unit Kuantitatif Data Sekunder

3. Sosial Budaya a. Pola Kebiasaan Masyarakat/Adat

Istiadat - Kualitatif Daftar Isian

b. Proses sosial (Interaksi/Konflik Sosial) - Kualitatif Daftar Isian c. Keresahan Sosial Orang Kualitatif Daftar Isian d. Sikap dan persepsi masyarakat Orang Kualitatif Daftar Isian

4. Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan a. Jenis Penyakit Utama Orang Kualitatif/

kuantitatif Daftar Isian/

Data Sekunder b. Sarana-Prasarana Kesehatan Unit Kualitatif/

kuantitatif Daftar Isian/

Data Sekunder c. Keadaan MCK dan Sanitasi lingkungan Unit Kualitatif/

kuantitatif Daftar Isian/

Data Sekunder

Page 12: BAB 3_KA.pdf

Bab 3 METODE STUDI

KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

III-12

3.2 METODE IDENTIFIKASI DAMPAK

Metode identifikasi dampak menggunakan Matriks Leopold dimodifikasi. Metode ini

digunakan untuk mengkaji hubungan interaksi antara tahap kegiatan yang secara potensial

akan menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan pada tahap pra-operasional,

tahap operasional dan tahap pasca operasional. Metode lain yang digunakan adalah

metode bagan alir yang bertujuan untuk menelusuri dampak yang akan terjadi berupa

dampak primer, sekunder dan tersier.

Untuk menentukan dampak penting maka dilakukan dengan tahap-tahap identifikasi

dan prakiraan dampak yang secara potensial akan timbul terhadap komponen fisik, kimia,

biologi, sosial ekonomi dan budaya serta kesehatan masyarakat. Evaluasi dampak potensial

dilakukan untuk memperoleh dampak penting hipotetik, selanjutnya dilakukan klasifikasi dan

prioritas dampak penting hipotetik guna merumuskan prioritas dampak penting hipotetik

yang perlu dikelola.

3.3 METODE PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

Metode prakirakan besaran dampak penting dan penentuan tingkat kepentingan

dampak menggunakan metode formal dan informal. Metode formal digunakan terhadap

komponen/parameter lingkungan yang sudah memiliki baku mutu matematik. Sedangkan

yang belum memiliki baku mutu matematik akan menggunakan metode informal.

3.3.1 Metode Formal/Persamaan Matematis

Persamaan matematis digunakan sebagai salah satu teknik untuk mengetahui

besarnya perubahan nilai suatu parameter lingkungan akibat pengaruh langsung atau tidak

langsung dari kegiatan yang direncanakan. Prinsip model matematik yang digunakan

dalam studi ini merupakan pernyataan kuantitatif hubungan sebab-akibat yang

menggambarkan perubahan lingkungan yang diakibatkan oleh suatu kegiatan. Adapun

Komponen dan parameter yang di kaji adalah :

1. Fisik Kimia

a. Tipe Iklim dan Curah Hujan Wilayah

Tipe iklim ditentukan berdasarkan pada klasifikasi Schmidt-Ferguson dengan formula :

%100xBBBKQ=

dimana : BK = Rata-rata bulan kering BB = Rata-rata bulan basah

Page 13: BAB 3_KA.pdf

Bab 3 METODE STUDI

KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

III-13

Curah hujan wilayah ditetapkan dengan formula :

R = 1/n x (R1 + R2 +… Rn)

dimana : R = Curah HUjan Wilayah n = Jumlah Stasiun Pengamatan Ri, R2 = Curah Hujan Tiap Stasiun

b. Suhu dan Kelembaban

Penentuan suhu dan kelembaban umumnya dinyatakan dalam kondisi rata-rata dengan

formula :

Kelembaban udara dinyatakan dalam kondisi relatif, sebagai berikut:

dimana : RH = Kelembaban relative e = Tekanan uap air di udara es = Tekanan uap jenuh

c. Transportasi

Data volume lalulintas harian rata-rata akan dihitung menurut rumus:

V = n/T Di mana :

V = Volume lalulintas harian rata-rata (SMP/Jam) n = Jumlah kendaraan yang lewat pada suatu jalan (SMP) T = Waktu pengamatan (Jam) SMP = Satuan mobil penumpang.

Kapasitas jalan akan dihitung menurut rumus:

C = 2.000.N.W.Tc.Bc Di mana :

C = Kapasitas total satu arah campuran berbagai jenis kendaraan (SMP/Jam) N = Jumlah lajur W = Faktor penyesuaian untuk lebar lajur dan ruang Tc = Faktor penyesuaian untuk Truk Be = Faktor penyesuaian untuk Bus

Perkiraan Tc dan Be (Underwood, 1990; Sweroad, 1997):

Di mana :

Page 14: BAB 3_KA.pdf

Bab 3 METODE STUDI

KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

III-14

Pt = Presentase Truk Pb = Presentase Bus Et = Ekivalen mobil penumpang dari truk (2,5%) Eb = Ekivalen mobil penumpang dari bus (3,0%)

Faktor penyesuaian untuk lebar lajur dan ruang :

Rasio Volume (PHF) dihitung menurut rumus:

PHF = V/C Di mana :

PHF = Faktor jam puncak V = Volume lalulintas harian rata-rata (SMP/Jam) C = Kapasitas jalan (SMP/Jam)

Klasifikasi penilaian yang akan digunakan adalah :

- Bila PHF < 1,00 : Kualitas tingkat pelayanan baik - Bila PHF = 1,75 : Kualitas tingkat pelayanan buruk - Bila PHF > 1,75 : Kualitas tingkat pelayanan buruk sekali.

Jumlah konsentrasi kendaraan dianalisis menggunakan metoda skenario atau rasional

dengan modifikasi model pertambahan penduduk.

Mn = Dn x dm x f x n Di mana :

Mn = Jumlah kendaraan pada tahun ke n Dn = Laju pertambahan mobil per tahun (%) f = Faktor yang besarnya 0,8 n = tahun ke n

Indeks Aksesibilitas Total (Ai):

Di mana :

Aij = Indeks Travel Convenience Wj = Waktu jelajah untuk menikmati fungsi pelayanan

d. Prediksi Erosi Tanah

Prediksi erosi tanah dihitung dengan metode USLE dengan formulasi sebagai berikut:

E = R.K.L.S.C.P dimana :

E = Besarnya erosi tanah (ton/ha/tahun) R = Erosivitas hujan (KJ/ha) K = Erodibilitas tanah (ton/KJ) LS = Panjang dan kecuraman lereng C = Faktor penutupan dan manajemen lahan P = Faktor konservasi tanah

Page 15: BAB 3_KA.pdf

Bab 3 METODE STUDI

KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

III-15

1) Faktor Erosivitas Hujan (R)

Faktor R dihitung dengan persamaan yang dikembangkan dari hasil studi pada

berbagai daerah di Jawa oleh Pusat Penelitian Tanah-Bogor, dan dikemukakan oleh

Bols (1976):

dimana :

El30,m = Erosivitas rata-rata bulanan (KJ/ha) Rm = Rata-rata curah hujan bulanan (cm) N = Rata-rata jumlah hari hujan perbulan (hari) RMAX = Rata-rata curah hujan harian maksimum (cm)

2) Faktor Erodibilitas Tanah (K)

Data erodibilitas tanah diperoleh dari peta yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian

Tanah-Bogor. Faktor erodibilitas juga dapat diperoleh dengan bantuan Nomograf

yang dikemukakan oleh Wischmeier (1971) dengan mengetahui tekstur tanah, struktur

tanah, bahan organik dan permeabilitas tanah.

3) Faktor Panjang dan Kecuraman Lereng (LS)

Kombinasi faktor LS dihitung berdasarkan formula yang dikemukakan oleh Williams and

Berndt (1972) sebagai berikut:

dimana :

L = Panjang lereng (m) S = Kecuraman lereng (m/m) L ditentukan dari persamaan dimana LCH adalah panjang total

saluran/sungai (m) dan A adalah catchment area (m2).

Faktor LS juga dapat dikoreksi dengan menggunakan Slope-Effect Chart atau dengan

formula yang dikemukakan oleh Arnoldus (1977) sebagai berikut:

dimana :

L = panjang lereng lapangan (m) S = kelerengan (%)

4) Faktor Penggunaan Lahan (C)

Faktor penggunaan lahan ditentukan berdasarkan nilai yang dikemukakan oleh Badan

Page 16: BAB 3_KA.pdf

Bab 3 METODE STUDI

KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

III-16

Penelitian Sungai (BPS) Indonesia (1989), Arnoldus (1977), Arsyad (1989) dan Sinukaban

(1989). Nilai C bervariasi antara 0,001 - 1,0 dimana lahan kosong atau lahan bera

bemilai paling tinggi, yaitu 1,0 dan paling rendah pada lahan hutan yang ditutupi

mulsa bahan organik yang cukup banyak atau penutup tanah, yaitu 0,001.

5) Faktor Konservasi Tanah (P)

Faktor konservasi tanah lebih ditujukan pada teknik konservasi yang diterapkan di

lapangan dalam rangka mengatasi kondisi topografi, panjang dan kecuraman lereng,

seperti penerapan strip cropping, penanaman searah kontur, dan pembuatan teras.

Nilai P dapat diestimasi dari formula yang dikemukakan oleh Williams and Berndt (1972)

sebagai berikut:

P = 1,0 x SR + 0,30 SRWW + PT x T dimana :

P = Faktor konservasi tanah SR = Bagian DAS dengan sistem straight rows SRWW = Bagian DAS dengan sistem straight rows dan grassed waterways. PT = Faktor kontrol erosi dengan teras T = Bagian DAS dengan sistem teras

e. Prediksi Kontribusi Sedimen

Pada dasarnya metode USLE dikembangkan pada skala percobaan sehingga

penerapannya perlu dikoreksi dengan metode yang disebut Sediment Delivery Ratio

(SDR) yang dikemukakan oleh Williams and Berndt (1972). SDR didefinisikan sebagai

perbandingan hasil sedimen (sediment yield) pada outlet basin dengan besarnya erosi (E)

yang terjadi. SDR dihitung berdasarkan formula yang dikemukakan oleh Roehl dalam

Dunne (1977), yaitu : 20,0.36 −= ASDR

dimana :

A adalah luas DAS/Sub DAS

Formula ini hanya menghitung sedimen dari erosi permukaan (SEP), sedangkan sumber

sedimen lainnya yaitu longsor (land slides) dan erosi tebing sungai (stream bank erosion)

diasumsikan tetap.

2. Biologi

a. Flora

Hasil pengamatan flora digunakan untuk menghitung nilai nisbi dari frekuensi, kerapatan

dan dominansi setiap jenis, serta indeks nilai penting, kesamaan dan ketidaksamaan

komunitas dan keanekaragaman.

Page 17: BAB 3_KA.pdf

Bab 3 METODE STUDI

KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

III-17

1) Kerapatan, frekwensi dan dominansi

Kerapatan Jenis (K)

AniDi =

Kerapatan Relatif (KR)

%100xD

DiRDi∑

=

Frekuensi (F)

∑=

ppiFi

Frekuensi Relatif (FR)

%100xF

FiRFi∑

=

Dominansi (D)

Dominan Relatif (DR):

2) Indeks Nilai Penting

INP (%) = KR + FR + DR; INP ini bertujuan untuk mengetahui jenis vegetasi yang

paling dominan dalam menutupi suatu tajuk.

3) Indeks Keanekaragaman

di mana:

ni = Jumlah individu jenis ke-i N = Jumlah individu seluruh jenis (ni) H' = Indeks Shannon-Wiener

b. Satwa Liar

Perhitungan populasi satwa liar menggunakan metode jalur. Panjang jalur ditentukan

sepanjang 1 km, lebar 50 m. Jumlah populasi satwa dihitung menurut rumus:

Keterangan Di : Kerapatan (Density) jenis i ni : Jumlah individu jenis i A : Luas area total petak contoh

Keterangan RDi : Kerapatan Relatif (Relatif Density) jenis i Di : Jumlah kerapatan jenis i ΣD : Jumlah kerapatan untuk semua jenis

Keterangan Fi : Frekuensi (Frequency) pi : Jumlah sub-petak contoh dimana jenis i ditemukan Σp : Jumlah seluruh sub-petak contoh

Keterangan RFi : Frekuensi relatif (Relative Frequency) jenis i Fi : Jumlah frekuensi jenis i ΣF : Jumlah frekuensi untuk semua jenis

contohpetakLuasjenisarealbasalJumlahD =

%xjenisseluruhansiminDo

jenissuatuansiminDoDR 100=

Keterangan: Basal area (BA) = {[¼] x [K2]} / Π K : lilit batang Π : 3,14

Page 18: BAB 3_KA.pdf

Bab 3 METODE STUDI

KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

III-18

individuXY

AZP2

=

di mana:

P = Jumlah populasi A = Luas petak (m2) Z = Jumlah satwa liar yang dijumpai X = Panjang jalur Y = Jarak rata-rata tempat terlihatnya satwa dari sumbu x

c. Biota Perairan

Data hasil pengamatan biota perairan digunakan untuk menghitung besarnya

kelimpahan, keseragaman, keanekaragaman jenis dan dominansi. Untuk mengetahui

kelimpahan plankton (zooplankton dan phytoplankton) digunakan alat "Sedgewick Rafter

Counter (SRC)" dengan persamaan :

di mana :

N = Jumlah jasad penyusun (sel/ml) L = Jumlah kotak SRC dalam satu lapang pandang T = Jumlah kotak SRC B = Jumlah Jasad yang terlihat P = Jumlah kotak SRC yang diamati V = Volume sample dalam botol/hasil saringan v = Volume sample dalam SRC A = Volume air yang disaring

Indeks keragaman dihitung dengan persamaan :

dimana :

ni = Jumlah individu jenis ke-i N = Jumlah individu seluruh jenis (ni) H’ = Indeks Shannon-Wiener

Indeks keseragaman dihitung dengan persamaan

di mana :

H' = Indeks keragaman H max = log S/ log 2 S = Jumlah spesies dalam komunitas

Page 19: BAB 3_KA.pdf

Bab 3 METODE STUDI

KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

III-19

Indeks dominansi dihitung dengan persamaan :

∑−

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛=

N

i NniD

1

2

)(

di mana : D = Indeks Shimson

3. Sosial Ekonomi dan Budaya

a. Perkembangan Penduduk

Jumlah penduduk untuk satu jangka waktu tertentu diduga dengan menggunakan

persamaan berikut:

Pt = Po (1 + r)n di mana:

Pt = Jumlah penduduk akhir tahun ke n Po = Jumlah penduduk pada tahun pengamatan r = Prosentase perkembangan penduduk pada akhir periode waktu t

b. Rasio Beban Tanggungan

Rasio Beban Tanggungan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

Rasio Jenis Kelamin yang merupakan perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dan

penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu, dapat dihitung menurut

persamaan :

c. Perekonomian Wilayah

Analisis ekonomi, meliputi analisis struktur ekonomi dan pergeserannya, perhitungan laju

pertumbuhan ekonomi, serta nilai analisis sektor basis dan perhitungan indeks

ketimpangan regional.

1) Analisis Struktur Ekonomi dan Pergeserannya, analisis ini digunakan untuk mengetahui

sumbangan masing-masing sektor dalam perekonomian kabupaten

Dimana: SS = Struktur Ekonomi PDRBij = Nilai PDRB Setiap Sektor PDRB = Nilai PDRB Total

Page 20: BAB 3_KA.pdf

Bab 3 METODE STUDI

KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

III-20

2) Laju Pertumbuhan Ekonomi, laju pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output

perkapita dalam jangka panjang, dan bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan

ekonomi rata-rata tahunan kabupaten dari tahun ke tahun

Dimana;

PDRBn = Produk Domestik Regional Bruto tahun n (akhir) PDRBo = Produk Domestik Regional Bruto tahun 0 (awal)

3) Analisis Shift Share (S-S), analisis ini bertujuan melihat kinerja perekonomian wilayah

Kabupaten Morowali dengan membandingkan pada kawasan yang lebih besar

(Boediono, 1999);

Did = Nid+Mid+Cid Nid = Yid x rr Mid = Yid(rir-rr) Cid = Yid(rid-rir)

Dimana;

Nid = Pertumbuhan PDRB daerah (DAS Bila) di sektor i sebagai dampak efek pertumbuhan PDRB regional (Provinsi Sulawesi Tengah)

Mid = Pertumbuhan PDRB daerah disektor i sebagai dampak efek bauran industri Cid = Pertumbuhan PDRB daerah di sektor i sebagai dampak efek kompetitif Yid = PDRB daerah di sektor i rr = Laju pertumbuhan regional disemua sektor rir = Laju pertumbuhan sektor i di tingkat regional rid = Laju petumbuhan sektor i di daerah

d. Ketenagakerjaan

Model ketenagakerjaan dipergunakan untuk menggambarkan kondisi tenaga kerja,

potensi tenaga kerja dan kesempatan kerja.

1) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPA)

Tingkat partisipasi angkatan kerja akan dihitung dengan menggunakan rumus :

Dimana: TPA = Partisipasi Angkatan Kerja AK = Angkatan Kerja TK = Tenaga Kerja

2) Tingkat Pengangguran (TP)

Dimana;

Page 21: BAB 3_KA.pdf

Bab 3 METODE STUDI

KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

III-21

TP = Tingkat Pengangguran P = Pengangguran

3) Kesempatan Kerja

Investasi terhadap kesempatan kerja didekati dengan menggunakan persamaan

logaritma berikut:

log y = a + b log x Dimana :

y = jumlah orang yang bekerja x = jumlah investasi, dan b = koefisien elastisitas yang menjadi faktor pengganda kesempatan kerja.

4) Laju Pertumbuhan Kesempatan Kerja

Laju pertumbuhan kesempatan kerja didekati dengan menggunakan persamaan

berikut:

K = E x g Dimana :

K = Laju pertumbuhan kesempatan kerja E = Elastisitas TK. g = Laju pertumbuhan pendapatan (PDB)

Dimana :

Ni = Besar perubahan jumlah pekerja terjadi N2 = Jumlah pekerja mula-mula Wi = Besar perubahan tingkat upah W2 = Tingkat upah berlaku

e. Tingkat Kemiskinan

Pengukuran tingkat kemiskinan masyarakat mengacu pada hasil pengukuran Biro Pusat

Statistik Prov. Sulawesi Tengah dengan kriteria kemiskinan yaitu; (1) penduduk sangat

miskin bila kemampuan untuk memenuhi konsumsi makanan hanya mencapai 1.900

kkal/orang/hari plus kebutuhan dasar non makanan yang setara dengan Rp

120.000/orang/hari, (2) penduduk miskin bila kemampuan untuk memenuhi konsumsi

makanan hanya mencapai 1.900-2.100 kkal/orang/hari plus kebutuhan dasar non

makanan yang setara dengan Rp 150.000/orang/hari dan (3) penduduk mendekati miskin

bila kemampuan untuk memenuhi konsumsi makanan hanya mencapai 2.100-2.300

kkal/orang/hari plus kebutuhan dasar non makanan yang setara dengan Rp

175.000/orang/hari.

Penetapan rumah tangga (Rt) miskin dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang

dengan kriteria (1) sangat miskin bila mampu memenuhi kebutuhan dasar setara Rp

480.000/Rt/bulan, (2) miskin bila mampu memenuhi kebutuhan dasar setara di atas Rp

Page 22: BAB 3_KA.pdf

Bab 3 METODE STUDI

KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

III-22

480.000/Rt/bulan dan (3) mendekati miskin bila mampu memenuhi kebutuhan dasar

setara di atas Rp 600.000/Rt/bulan.

4. Kesehatan Masyarakat

a. Persen KK yang menggunakan Jamban Sehat (JS)

b. Persen KK yang menggunakan Air Bersih (AB)

c. Prevalence Rate (PR)

d. Incidence Rate (IR)

e. Tingkat Kesehatan Masyarakat

Tingkat kesehatan masyarakat akan dihitung berdasarkan jumlah pengunjung dan

banyaknya tenaga medis sebagai berikut:

R = (U/M) x 100% Dimana:

R = Tingkat pelayanan U = Jumlah penduduk/pengunjung M = Jumlah tenaga medis

Parameter lingkungan yang belum mempunyai baku mutu matematik digunakan

metode informal dengan pembandingan terhadap komponen lingkungan yang diasumsikan

mempunyai kondisi serupa (analogi), pembandingan dengan nilai baku mutu lingkungan

serta penilaian para ahli (Professional judgement).

3.3.1 Analogi

Metode analogi digunakan untuk memprakirakan dampak penting yang timbul dari

suatu aktivitas sejenis yang ada di tempat lain dengan asumsi bahwa mempunyai

karakteristik lingkungan yang serupa dengan kondisi lingkungan yang dianalisis.

3.3.2 Membandingkan dengan Baku Mutu Lingkungan

Prakiraan dampak dapat dilakukan dengan membandingkan nilai suatu parameter

lingkungan tertentu dengan nilai standar baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan.

Kriteria yang digunakan dalam studi ini mengacu pada standar baku mutu lingkungan

Page 23: BAB 3_KA.pdf

Bab 3 METODE STUDI

KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

III-23

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain baku mutu kualitas

air berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air

dan Pengendalian Pencemaran Air, baku mutu kebisingan berdasarkan KepMen LH No. KEP-

48/MENLH/11/1996 dan pertimbangan terhadap baku mutu lingkungan yang ditetapkan

oleh pemerintah daerah setempat. Penetapan Baku Mutu Limbah Cair, Baku Mutu Udara

Ambien dan Emisi, Baku Mutu Tingkat Gangguan Kegiatan.

3.3.3 Penilaian Para Ahli

Prakiraan dampak penting dengan metode ini didasarkan atas pertimbangkan

pengalaman dan pengetahuan para ahli dalam suatu disiplin ilmu. Penggunaan metode ini

terutama terhadap parameter yang ketersediaan data dan informasinya sangat terbatas

atau keadaan yang spesifik.

Penggunaan metode prakiraan dampak yang akan timbul oleh sejumlah kegiatan

Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit akan dinilai melalui

prakiraan besaran dampak (magnitude) dan tingkat kepentingan dampak (importance).

3.3.4 Prakiraan Sifat Penting Dampak

Sifat penting dampak akan ditetapkan dengan berpedoman pada Peraturan

Pemerintah RI No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Dampak

besar dan penting merupakan satu kesatuan makna “dampak penting”. Hal ini berarti

bahwa tidak selalu yang hanya mempunyai dampak besar saja yang bersifat penting, tetapi

dampak yang kecil pun dapat bersifat penting.

Untuk mengetahui apakah dampak-dampak tersebut mempunyai sifat penting

tertentu, maka dilakukan evaluasi terhadap faktor-faktor penentu dampak penting untuk

selanjutnya dievaluasi bersama-sama dengan besaran dampak-dampak tersebut, untuk

mengambil keputusan apakah dampak tersebut merupakan dampak besar dan penting

agar dapat disimpulkan menjadi dampak lingkungan yang bersifat penting.

Penentuan Tingkat kepentingan dampak dilakukan pada semua dampak-dampak

hipotesis dengan mengacu pada kriteria penentu dampak penting sesuai dengan Peraturan

Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL),

yaitu:

1. Jumlah manusia yang terkena dampak 2. Luas wilayah persebaran dampak 3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung 4. Banyaknya komponen lain yang akan terkena dampak 5. Sifat kumulatif dampak 6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Page 24: BAB 3_KA.pdf

Bab 3 METODE STUDI

KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

III-24

Akan tetapi dalam penetapan tingkat kepentingan dampak secara umum, dalam

kajian AMDAL ini akan relatif lebih konservatif dibanding penetapan berdasarkan SK Kep

Bapedal No. 56 tahun 1994. Penetapan tingkat kepentingan dampak ini dikelompokkan ke

dalam dampak penting (P) dan tidak penting (TP). Pedoman penetapan tingkat

kepentingan dampak apakah dampak tersebut penting (P) atau tidak penting (TP)

didasarkan pada kriteria sebagai berikut.

1) Untuk jumlah manusia yang terkena dampak

Kriteria P apabila terdapat ≥ 25% manusia tidak mendapatkan/memanfaatkan hasil/manfaat dari proyek. Kriteria TP apabila tidak terdapat atau ≤ 25% dari jumlah manusia yang terkena dampak.

2) Luas wilayah persebaran dampak

Kriteria P apabila luas dampak ≥ 0,25 kali luas wilayah studi, karena setidak-tidaknya di daerah tersebut dalam luasan 0,25 dari luas wilayah studi pemanfaatan ruang cukup beragam sehingga tingkat kepentingannya tinggi, sehingga dampaknya sudah dianggap penting. Kriteria TP apabila luas dampak ≤ 0,25 kali luas wilayah studi.

3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Kriteria P apabila intensitasnya sama atau lebih besar daripada ambang batas baku mutu, dan atau dampak berlangsung tidak hanya sesaat.

Kriteria TP apabila intensitasnya rendah (dibawah ambang batas baku mutu dan dampaknya berlangsung hanya sesaat).

4) Banyaknya komponen lain yang akan terkena dampak

Kriteria P apabila ada komponen lain yang terkena dampak. Kriteria TP apabila tidak ada komponen lain yang terkena dampak.

5) Sifat kumulatif dampak

Kriteria P apabila dampak akan terakumulasi. Kriteria TP apabila dampak tidak akan terakumulasi.

6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Kriteria P apabila dampak tidak berbalik. Kriteria TP apabila dampak berbalik.

Mengingat bahwa tujuan akhir pembangunan adalah untuk kepentingan manusia,

maka dalam penetapan sifat penting dampak, parameter jumlah manusia terkena dampak

diberi bobot 3. Bendasarkan pada batasan tersebut di atas maka pembobotan untuk setiap

parameter penentu tingkat kepentingan dampak ditetapkan seperti disajikan pada Tabel

3.12.

Page 25: BAB 3_KA.pdf

Bab 3 METODE STUDI

KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

III-25

Tabel 3.12. Pembobotan Paramater Penentu Tingkat Kepentingan Dampak

Nomor Parameter Penentu Tingkat Kepentingan Dampak B o b o t

1 Jumlah manusia yang terkena dampak 1 x 1 = 1

2 Luas wilayah persebaran dampak 1 x 1 = 1 3 Intensitas dan lamanya dampak berlangsung 1 x 1 = 1

4 Banyaknya komponen lain yang akan terkena dampak 1 x 1 = 1 5 Sifat kumulatif dampak 1 x 1 = 1 6 Berbalik atau tidak berbaliknya dampak 1 x 1 = 1

Jumlah 6

Penentuan tingkat kepentingan dampak tersebut didasarkan pada jumlah faktor

penentu dampak penting yang bersifat penting yaitu:

1) Apabila P ≥ 3 maka termasuk dalam katagori penting (P)

2) Apabila P ≤ 2 termasuk dalam katagori tidak penting (TP)

3.4 METODE EVALUASI DAMPAK PENTING

Tujuan dilakukan evaluasi dampak besar dan penting lingkungan akibat dari

komponen kegiatan yang direncanakan adalah memutuskan/menentukan jenis dampak

hipotetik yang akan dikelola, jenis dampak tersebut ditelaah secara holistik, dan memberikan

arahan atau alternatif pengelolaannya.

Metode evaluasi dampak penting yang digunakan adalah non matrik yaitu dengan

pendekatan deskriptif-kualitas berdasarkan informasi besaran dan tingkat kepentingan

masing-masing jenis dampak penting hipotetik dengan bagan alir. Adapun keputusan

tentang jenis dampak hipotetik yang akan dikelola adalah jenis dampak yang termasuk

kategori dampak penting yang dikelola (PK) yang ditetapkan berdasarkan dua kriteria

sederhana berikut:

a) Pada prameter lingkungan yang memiliki Baku Mutu Lingkungan tertentu: apabila

tingkat kepentingannya (∑P) > 3 dan dampak negatif yang diprakirakan akan

terjadi menyebabkan perubahan nilai pada parameter tertentu sehingga nilai itu

akan melebihi baku mutu yang berlaku, maka kesimpulan dampaknya termasuk

kategori dampak penting yang dikelola (PK).

b) Pada prameter lingkungan yang tidak memiliki Baku Mutu Lingkungan: Apabila

(∑P) ≥ 3 dan besaran angka prakiraan dampak ≥ (+/-) 2, maka kesimpulan

dampaknya masuk kategori dampak penting yang dikelola (PK).

c) Diluar kedua kriteria tersebut di atas masuk dalam kategori dampak tidak penting

dan tidak dikelola (TPK).

Page 26: BAB 3_KA.pdf

Bab 3 METODE STUDI

KA‐ANDAL Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMURDi Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali Provinsi Sulawesi Tengah

III-26

Diluar kedua kriteria di atas, kesimpulan hasil evaluasi adalah dampak tidak penting

dan tidak dikelola (TPK). Bila dampak yang disimpulkan merupakan dampak penting yang

dikelola (PK), maka dampak-dampak itulah yang akan dijadikan dasar untuk penyusunan

Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan.

Jenis dampak penting tersebut kemudian di telaah secara holistik yang dibantu

dengan Bagan Aliran Dampak untuk mengetahui kecenderungan dengan menyajikan nilai

kuantitatif dan kualitatif dari setiap besaran dan sifat kepentingan dalam bentuk uraian

deskriptif secara satu kesatuan, yang dikelompokkan ke dalam tiga kajian, yaitu:

Kelestarian fungsi ekologis, merupakan hasil pengkajian dari parameter fisik-kimia

dan biologi yang terkena dampak besar dan penting;

Peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar, merupakan hasil pengkajian dari

parameter sosial ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat;

Kontribusi terhadap pembangunan daerah, merupakan kajian secara makro

dimana kontribusi perusahaan terhadap pembangunan daerah sebagai

konsekuensi dari diperolehnya ijin melakukan eksploitasi sector perkebunan dan

pertanian yaitu bersumber dari pembayaran pajak, pelaksanaan community

development (COMDEV or CSR), dan perimbangan penerimaan daerah dari

produksi/hasil perkebunan berdasarkan ketentuan peraturan perundangan yang

berlaku.

Berdasarkan hasil telaahan secara holistik atas jenis dampak penting hipotetik, dapat

ditentukan berbagai alternatif atau arahan pengelolaannya dengan mempertimbangkan

sumber penyebab dampak, lokasi atau kondisi lingkungan berlangsungnya dampak, dan

besaran dampaknya. Sumber dampak dapat berupa suatu komponen kegiatan atau

penyebab dampak yang bersumber dari jenis dampak yang lain. Berdasarkan arahan atau

berbagai alternatif pengelolaan yang diusulkan akan dapat diperoleh dua informasi penting

yaitu:

Masukan untuk pengambilan keputusan atas kelayakan lingkungan dari Rencana

kegiatan Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT.

KARUNIA ALAM MAKMUR ;

Masukan untuk penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan

Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dari Rencana kegiatan Pembangunan

Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.