bab 3 skripsi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00539-MC BAB 3.pdf · Jl....
Transcript of bab 3 skripsi - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2011-2-00539-MC BAB 3.pdf · Jl....
27
BAB 3
INTI PENELITIAN
3.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Di sini peneliti akan menjabarkan mengenai organisasi perusahaan yang menjadi
objek penelitian yang diambil. Penelitian ini film televisi yang ditayangkan di SCTV.
3.1.1 Sejarah Perusahaan
Bermula dari Jl. Darmo Permai, Surabaya, Agustus 1990, siaran SCTV diterima
secara terbatas untuk wilayah Gerbang Kertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto,
Surabaya, Sidoardjo dan Lamongan) yang mengacu pada izin Departemen Penerangan
No. 1415/RTF/K/IX/1989 dan SK No. 150/SP/DIR/TV/1990. Satu tahun kemudian,
1991, pancaran siaran SCTV meluas mencapai Pulau Dewata, Bali dan sekitarnya.
Pada tahun 1993, berbekal SK Menteri Penerangan No 111/1992 SCTV
melakukan siaran nasional ke seluruh Indonesia. Untuk mengantisipasi perkembangan
industri televisi dan juga dengan mempertimbangkan Jakarta sebagai pusat kekuasaan
maupun ekonomi, secara bertahap mulai tahun 1993 sampai dengan 1998, SCTV
memindahkan basis operasi siaran nasionalnya dari Surabaya ke Jakarta.
Pada tahun 1999 SCTV melakukan siarannya secara nasional dari Jakarta.
Sementara itu, mengantisipasi perkembangan teknologi informasi yang kian mengarah
pada konvergensi media SCTV mengembangkan potensi multimedianya dengan
meluncurkan situs http://www.liputan6.com, http://www.liputanbola.com Melalui ketiga
28 situs tersebut, SCTV tidak lagi hanya bersentuhan dengan masyarakat Indonesia di
wilayah Indonesia, melainkan juga menggapai seluruh dunia. Dalam perkembangan
berikutnya, melalui induk perusahaan PT. Surya Citra Media tbk (SCM), SCTV
mengembangkan potensi usahanya hingga mancanegara dan menembus batasan konsep
siaran tradisional menuju konsep industri media baru.
SCTV menyadari bahwa eksistensi industri televisi tidak dapat dipisahkan dari
dinamika masyarakat. SCTV menangkap dan mengekspresikannya melalui berbagai
program berita dan feature produksi Divisi Pemberitaan seperti Liputan 6 (Pagi, Siang,
Petang dan Malam), Buser, Topik Minggu Ini, Sigi dan sebagainya. SCTV juga
memberikan arahan kepada pemirsa untuk memilih tayangan yang sesuai. Untuk itu,
dalam setiap tayangan SCTV di pojok kiri atas ada bimbingan untuk orangtua sesuai
dengan ketentuan UU Penyiaran No: 32/2002 tentang Penyiaran yang terdiri dari BO
(Bimbingan Orangtua), D (Dewasa) dan SU (Semua Umur). Jauh sebelum ketentuan ini
diberlakukan, SCTV telah secara selektif menentukan jam tayang programnya sesuai
dengan karakter programnya.
Dalam kurun waktu perjalanannya yang panjang, berbagai prestasi diraih dari
dalam dan luar negeri antara lain: Asian Television Awards (2004 untuk program
kemanusian Titian Kasih (Pijar), 1996 program berita anak-anak Krucil), Majalah Far
Eastern Economic Review (3 kali berturut-turut sebagai satu dari 200 perusahaan
terkemuka di Asia Pasific), Panasonic Awards (untuk program berita, pembaca berita
dan program current affair pilihan pemirsa) dan sebagainya. Semua itu menjadikan
SCTV kian dewasa dan matang. Untuk itu, manajemen SCTV memandang perlu
menegaskan kembali identitas dirinya sebagai stasiun televisi keluarga. Maka sejak
29 Januari 2005, SCTV mengubah logo dan slogannya menjadi lebih tegas dan dinamis
“satu untuk semua”. Melalui 47 stasiun transmisi, SCTV mampu menjangkau 240 kota
dan menggapai sekitar lebih dari 175 juta potensial pemirsa. Dinamika ini terus
mendorong SCTV untuk selalu mengembangkan profesionalisme sumber daya manusia
agar dapat senantiasa menyajikan layanan terbaik bagi pemirsa dan mitra bisnisnya
SCTV telah melakukan transisi ke platform siaran dan produksi digital, yang merupakan
bagian dari kebijakan untuk secara konsisten mengadopsi kecanggihan teknologi dalam
meningkatkan kinerja dan efsiensi operasional. Dalam semangat yang sama, kebijakan
itu telah meletakkan penekanan yang kokoh pada pembinaan kompetensi individu di
seluruh aspek untuk mempertajam basis pengetahuan seraya memupuk talenta,
kreativitas dan inisiatif. Inilah kunci untuk memperkuat posisi SCTV sebagai salah satu
dari stasiun penyiaran terkemuka di Indonesia
3.1.2 Visi dan Misi SCTV
VISI SCTV
Menjadi stasiun televisi unggulan yang memberikan kontribusi terhadap
pembangunan dan pencerdasan kehidupan bangsa.
MISI SCTV
Membangun SCTV sebagai jaringan stasiun televisi swasta terkemuka di
Indonesia dengan :
1. Menyediakan beragam program yang kreatif, inovatif dan berkualitas
yang membangun bangsa.
30
2. Melaksanakan tata kelola perusahan yang baik (good corporate
governance).
3. Memberikan nilai tambah kepada seluruh stakeholder.
3.1.3 Logo SCTV
Gambar 3.1
Slogan: “Satu untuk semua”
Sub Logo: “Ngetop”
3.1.4 Kantor SCTV
KANTOR PUSAT
PT Surya Citra Televisi
SCTV Tower - Senayan City
Jl. Asia Afrika Lot 19, Jakarta 10270
Telepon 5 62-21-2793 5455
Faximili 62-21-2793 5444
Kepala Pemasaran Stephanus Halim
Kepala Penjualan Sulistyawati
31
SINGAPURA
Sales Representative Office Media Link (Pte) Ltd.
Sophia Road No. 07-22, Peace Center, Singapore 0922
Telepon : 65-336-1725 / 65-336-6116
Faximili : 65-336-1198
Kontak Person : Dawn Khoo
SEMARANG
PT Gajah Mada Wahana Media
Jl. Cendrawasih, Komp. Perkantoran Jurnatan Blok A-18, Semarang 50121
Telepon : 62-24-474232 / 62-24-472955
Faximili : 62-24-558855
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah salah satu program di stasiun televisi SCTV yaitu
program film Televisi (FTV). Film televisi merupakan tayangan film yang berdurasi
pendek, sekitar dua jam setiap episode pemutaran nya dan tayangan tersebut ceritanya
langsung habis. Dalam penelitian ini memilih tayangan film televisi yang tayang
distasiun televisi swasta yaitu SCTV, tayangan film televisi ini merupakan produksi dari
darmawangsah studio 10. Cerita dalam tayang televisi yang akan diangkat adalah film
televisi yang berlokasi syuting di daerah pariwisata, misalkan tayang film televisi
32 tersebut mengambil adegan di daerah pegunungan, puncak, bali, pantai, pasar tradisional
dan tempat wisata lainnya yang ditayangkan. Film televisi sangat menarik karena
merupakan terobosan baru yang menjawab kejenuhan pemirsa akan tayangan sejenis
yang berdurasi panjang. SCTV juga merupakan stasiun televisi pelopor yang
menayangkan tayangan film dalam format baru seperti film televisi yang dibahas dalam
penelitian ini, film televisi tayang di SCTV setiap harinya dari hari senin sampai hari
minggu dalam tiga judul yang berbeda setiap harinya, rincian tayangannya sebagai
berikut:
1. SCTV FTV Utama : 23:00-01:00 WIB
2. SCTV FTV Pagi : 10:00-12:00 WIB
3. SCTV FTV Siang : 12:30-14:30 WIB
Penulis memilih FTV yang ditayangkan di SCTV dibandingkan film televisi
lainnya yang ditayangkan distasiun televisi lain dikarenakan film televisi SCTV
memiliki rating share paling tinggi dibandingkan lainnya, dan juga film televisi yang
diproduksi oleh darmawangsah studio 10 banyak yang berlokasi syuting didaerah
pariwisata dan merupakan stasiun pertama yang mempelopori tayangan FTV.
Film televisi ini biasanya menceritakan mengenai sisi kehidupan manusia,
dimulai dari percintaan, persahabatan, keluarga, dan hal lainnya. Penulisan ini akan
meneliti tayangan FTV dan melihat adakah pengaruh tayangan FTV terhadap minat
berwisata.
Dapat dideskripsikan pengertian dari pengaruh itu sendiri menurut kamus besar
bahasa Indonesia adalah (2002:849) daya yang ada/ timbul dari sesuatu (orang, benda)
33 yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. Jadi lewat tayangan
FTV adakah pengaruh yang dihasilkan dan yang ingin dilihat adalah pengaruh untuk
berwisata. Berwisata sendiri dapat diartikan: “perjalanan untuk melakukan wisata
(perjalanan jauh kesuatu tempat)”. Penelitian ini menonjolkan tayangan drama yaitu
FTV yang termasuk dalam kategori drama dalam program acara televisi.
Beberapa judul tayangan FTV yang berlokasi syuting di daerah pariwisata antara
lain:
1. Sepenggal Cinta di Pelosok Jogja
2. Anyer I am in Love
3. Cinta ku tertinggal di merapi.
Memang tayangan FTV yang merupakan tayangan drama biasa nya menonjol
dalam sisi cerita dan pemain nya bukan kuat pada lokasi syuting FTV tersebut. Alasan
utama peneliti ingin membahas latar belakang syuting tayangan FTV karena ingin
melihat apakah bagian kecil dari suatu tayangan FTV di simak oleh penonton FTV
tersebut.
3.3 Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Riset kuantitatif (2008:55) adalah riset yang menggambarkan atau
menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian
tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Periset lebih mementingkan
aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari
seluruh populasi.
34
Dalam riset kuantitaif, penulis dituntut bersikap objektif dan memisahkan diri
dari data. Artinya, penulis dalam tulisan ini tidak boleh membuat batasan konsep
maupun alat ukur data sekehendak hatinya sendiri. Semuanya harus objektif dengan
diuji dahulu apakah batasan konsep dan alat ukurnya sudah memenuhi prinsip
reliabilitas dan validitas. Dengan kata lain, penulis berusaha membatasi konsep atau
variabel yang diteliti dengan cara mengarahkan riset dalam setting yang terkontrol, lebih
sistematik dan terstruktur dalam sebuah desain riset. Desain riset sudah ditentukan
sebelum riset dimulai.
Berdasarkan metode kuantitatif, dikenal beberapa metode riset (2008:59) yaitu
metode survei, metode analisis isi, metode eksperimen. Dalam penelitian ini penulis
akan menggunakan metode survei (survei eksplantif/ analitik)
Survei adalah (2008:59) metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai
instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang
sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Dalam survei proses
pengumpulan dan analisis data sosial bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui
kuesioner sebagai instrumen utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah
responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik. Karena itu penggunaan
teknik sampling yang benar sangat menentukan kualitas riset. Dalam penulisan ini akan
diadakan riset mengenai pengaruh FTV terhadap minat berwisata siswa-siswi SMA
TRINITAS kelas satu, dua, dan tiga yang menjadi responden, kemudian mereka
diberikan kuesioner untuk diisi.
35
Secara umum metode survei terdiri dari dua jenis, yaitu deskriptif dan eksplantif
(analitik). Pembagian ini berdasarkan pada tataran atau cara periset menganalisis data
yang telah dikumpulkan dan jumlah variabel yang diteliti. Dalam penulisan kali ini akan
menggunakan survei eksplanatif (analitik). Jenis survei ini digunakan (2008:60) bila
periset ingin mengetahui situasi atau kondisi tertentu terjadi atau apa yang
mempengaruhi terjadinya sesuatu. Periset tidak sekedar menggambarkan terjadinya
fenomena tapi telah mencoba menjelaskan mengapa fenomena itu terjadi dan apa
pengaruhnya. Dengan kata lain, periset ingin menjelaskan hubungan antara dua atau
lebih variabel. Periset dituntut untuk membuat hipotesis sebagai asumsi awal untuk
menjelaskan hubungan antarvariabel yang diteliti. Analisis data menggunakan uji
statistik inferensial.
3.4 Definisi Operasional
Definisi operasional variabel dapat diukur (2005:99-100), sementara variabel
merupakan definisi dari satu konsep atau merupakan penurunan tingkat abstraksi dari
konsep ketingkat yang lebih rendah yang lebih dekat dengan pernyataan empiris yang
hendak diukur. Ada dua variabel yang terdapat didalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab timbulnya atau
berubahnya variabel terikat. Jadi variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi.
Dalam penelitian ini, film televisi adalah variabel bebas.
36
2. Variabel terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang terjadi akibat adanya
variabel bebas. Bisa juga disebut dengan variabel tidak bebas, yaitu variabel yang
diduga sebagai akibat dari variabel yang mendahuluinya. Dalam hal ini adalah pengaruh
tayang film televisi terhadap perilaku pariwisata.
Tabel 3.1
Konsep Operasional
Variabel
Dimensi
Indikator
Metode
Pengukuran
Latar belakang
lokasi syuting
FTV
(X)
1. Frekuensi
2. Informasi
3. Hiburan
Seberapa sering
menyaksiakan tayangan
FTV
Tayangan FTV
memberikan informasi
Tayangan FTV membuat
penonton terhibur
Perilaku
Pariwisata
(Y)
1. Dampak
Kognitif
2. Dampak
Afektif
3. Dampak
Konatif
FTV memberi pengetahuan
FTV menarik perhatian
FTV menggugah minat
penonton
Skala likert
37 3.5 Tekhnik Pengukuran
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang tentang suatu objek
sikap (2008:136). Objek sikap ini biasanya telah ditentukan secara spesifik dan
sistematik oleh periset. Indikator-indikator dari variabel sikap terhadap suatu objek
merupakan titik tolak dalam membuat pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi
responden. Setiap pertanyaan atau pernyataan tersebut dihubungkan dengan jawaban
yang berupa dukungan atau pernyataan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata
sebagai berikut:
Tabel 3.2
Skala Likert
SANGAT
SETUJU
(SS)
SETUJU
(S)
TIDAK
SETUJU
(TS)
SANGAT
TIDAK
SETUJU
(STS)
4 3 2 1
Dalam penelitian ini meniadakan pilihan jawaban ragu-ragu. Alasannya karena
kategori ragu-ragu memiliki makna ganda, yaitu bisa diartikan belum bisa memberikan
jawaban, netral, dan ragu-ragu. Disediakan nya jawaban di tengah-tengah juga
mengakibatkan responden akan cenderung memilih jawaban ditengah-tengah terutama
bagi responden yang binggung akan memilih jawaban yang mana.
38 3.6 Populasi
Populasi berasal dari bahasa Inggris “population”, yang berarti jumlah
penduduk. Oleh karena itu, apabila disebabkan kata populasi, orang kebanyakan
menghubungkannya dengan masalah-masalah kependudukan.
Dalam metode penelitian kata populasi sangat populer, digunakan untuk
menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Oleh
karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat
berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan
sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian(2005:99)
Populasi dalam penelitian ini adalah Penonton film FTV yang diambil dari
Sekolah SMA TRINITAS yang mempunyai jumlah populasi 110 murid
3.7 Sampel
“Sampel adalah bagian dari populasi “. Dengan kata lain, sampel merupakan
bagian–bagian tertentu yang berfungsi sebagai representatif atau perwakilan dari seluruh
elemen yang terdapat dalam populasi.(Kountur, 2003: 137)
Menurut Sugiyono(2007: 81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel akan dapat
diberlakukan untuk populasi, oleh karena itu sampel yang diambilkan dari populasi
harus betul-betul representatif atau mewakili.
Penelitian ini menggunakan tekhnik random sampling. Jumlah sampel dalam
penelitian ini akan ditentukan dengan menggunakan Rumus Yamane. Rumus ini
39 dipergunakan untuk populasi yang lebih besar sehingga diperoleh pendugaan proporsi
populasi. Misalnya berapa persentase dari suatu khalayak populasi penonton acara
televisi tertentu dan berapa yang bukan penonton.
Rumus Yamane adalah sebagai berikut:
n= N
Nd2+ 1
Diketahui:
n = Berapa besar sampel yang diperlukan
N = Populasi
d2= Persisi yang diinginkan
n = N
Nd2+ 1
110
110 (0,1)2+1
= 110.
1,1+1
40
= 52, 38 yang dibulatkan menjadi 52 orang
Jumlah sampel 52 orang ini akan diambil dari murid di SMA TRINITAS, Jakarta
Barat. Penentuan siswa-siswi SMA dikarenakan lebih banyak yang tertarik menonton
FTV salah satunya adalah siswa-siswi SMA, dan rasa ingin tahu diusia anak SMA
sangat besar. Dan mengapa peneliti memilih SMA TRINITAS karena penulis pernah
bersekolah disana dan kurang lebih mengetahui iklim yang terjadi disana dan diyakini
cocok mengambil sampel anak SMA Trinitas sebagai koresponden pendukung skripsi
ini.
3.8 Tekhnik pengumpulan data
Kegiatan pengumpulan data adalah prosedur yang sangat menentukan baik
tidaknya riset. Jika pengumpulan data ini tidak dirancang dengan baik atau bila salah
dalam pengumpulan data maka data yang diperoleh pun tidak sesuai dengan
permasalahan penelitian. Seorang periset seyogianya memperoleh data yang relevan,
artinya data yang ada kaitannya langsung dengan masalah yang diteliti dan mutakhir,
artinya dat yang diperoleh masih hangat dibicarakan dan diusahakan orang pertama.
Metode penelitian data adalah (2008:93) tekhnik atau cara-cara yang dapat
digunakan periset untuk mengumpulkan data. Ada beberapa tekhnik atau metode
pengumpulan data.
41 Dalam penelitian kali ini yang menggunakan metodologi riset kuantitatif terdapat
beberapa cara dalam metode pengumpulan data, yaitu
1. Pengumpulan Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh peneliti langsung dari objek yang
diteliti. Data primer dari penelitian ini adalah bersumber dari angket atau
kuesioner yang disebar kepada responden
Kuesioner adalah (2008:95) daftar pertanyaan yang harus diisi oleh
responden, disebut juga angket. Dalam penelitian ini kuesioner akan disebarkan
secara langsung ketempat sampel yaitu SMA TRINITAS.
Angket sendiri terdiri dari beberapa jenis yaitu angket terbuka dan angket
tertutup. Dalam penelitian ini akan digunakan angket tertutup. Suatu angket
(2008:96) dimana responden tinggal memilih jawaban yang menurutnya sesuai
dengan realitas yang dialaminya.
2. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen, publikasi yang
sudah dalam bentuk jadi. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui
bahan kepustakaan.
3.9 Metode analisis data
Pada tahap analisis data peneliti “membaca” data melalui proses pengkodingan
data sehingga mempunyai makna. Proses pengkodingan ini mencakup proses mengatur
data, mengorganisasikan data kedalam suatu kategori (2008:165). Maleong
mendefinisikan analisis data sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
42 kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Dalam riset kuantitaif, dikenal beberapa jenis analisis. Pembedaan ini tergantung
pada banyaknya variabel yang akan dianalisis. Dalam penelitian ini akan menggunakan
analisis Bivariat. Analisis Bivariat (2008:166) yang dilakukan untuk melihat hubungan
dua variabel. Kedua variabel tersebut merupakan variabel pokok, yaitu variabel
pengaruh (bebas) yang didalam penelitian ini variabel pengaruhnya adalah tayangan film
televisi SCTV dan variabel terpengaruh (tak bebas) yaitu perilaku pariwisata yang
dihasilkan setlah menonton tayangan film televisi yang mengambil lokasi syuting
didaerah pariwisata.
Hubungan antarvariabel ini mempunyai beberapa kemungkinan:
1. Simetris
Ada hubungan tetapi sifat hubungan adalah simetris, yaitu tidak saling
mempengaruhi. Perubahan pada variabel satu tidak disebabkan oleh variabel
lainnya.
2. Dua variabel mempunyai hubungan dan saling mempengaruhi (timbal-balik)
3. Asimetris
Sebuah variabel mempengaruhi variabel yang lain atau sebuah variabel berubah
disebabkan variabel yang lain.
43 3.9.1 Validitas
Validitas dimaksudkan (2008:141) untuk menyatakan sejauh mana instrument
(misalnya kuesioner) akan mengukur apa yang ingin diukur. Apakah benar, alat ukur
kita itu dapat mengukur sifat objek yang kita teliti atau mengukur sifat yang lain.
Misalnya kita ingin mengukur tinggi badan seseorang. Maka alat ukur yang valid adalah
meteran, bukan timbangan. Manajer PR ingin mengukur kepuasan karyawan dalam
perusahaan, maka semua pernyataan atau pertanyaan dalam kuesioner harus berkaitan
dengan kepuasan karyawan, bukan topik lain.
3.9.2 Reliabilitas
Sebenarnya reliabilitas (2008:141) artinya memiliki sifat dapat dipercaya.
Dengan kata lain, suatu alat ukur memiliki sifat dapat dipercaya. Dengan kata lain, suatu
alat ukur memiliki reliabilitas bila hasil pengukurannya relatif konsisten apabila alat
ukur tersebut digunakan berulang kali oleh peneliti yang sama atau oleh peneliti lainnya.
3.9.3 Analisis Regresi
Korelasi dan regresi keduanya mempunyai hubungan yang erat. Setiap regresi
dipastikan terdapat korelasinya. Tetapi, belum tentu korelasi dilanjutkan dengan regresi.
Analisis regresi dilakukan jika korelasi antara dua variabel mempunyai hubungan kausal
(sebab akibat) atau hubungan fungsional. Menurut Mustikoweni (2008:181) regresi
ditujukan untuk mencari bentuk hubungan dua variabel atau lebih dalam bentuk fungsi
dan persamaan sedangkan analisis korelasi bertujuan untuk mencari derajat keeratan
hubungan dua variabel atau lebih. Untuk menetapkan kedua variabel mempunyai
44 hubungan kausual atau tidak,maka harus didasarkan pada teori atau konsep-konsep
tentang dua variabel tersebut.
Analisis regresi digunakan bila:
1. Kita ingin mengetahui bagaimana variabel dependen dapat dipredeksi
melalui variabel independen (prediktor), secara individual.
2. Kita ingin memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel dependen
dapat dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan keadaan variabel
independen.
3. Terdapat hubungan kausual atau fungsional antara dua variabel yang diteliti.
Dalam beberapa riset, sering dijumpai seorang periset merumuskan
permasalahan dengan menggunakan konsep “pengaruh”, misalnya pengaruh X terhadap
Y. Pada dasarnya pengaruh ini dapat dimasukan dalam teknik analisis asosiatif.
Pengaruh disini diartikan sebagai sesuatu yang menjadi penyebab terjadinya sesuatu.
Menurut umar (2008:181), periset sering ingin memperkirakan suatu keadaan tertentu
yang mungkin disebabkan oleh faktor-faktor tertentu. Namun perlu diketahui, sebelum
meriset mengenai pengaruh, tentunya kita harus meriset terlebih dulu apakah ada
hubungan antara variabel yang diriset. Selain itu dalam ilmu-ilmu sosial uji pengaruh ini
jarang ditemukan dalam riset kuantitatif, karena sulitnya meramalkan manusia sebagai
objek riset. Untuk meriset apakah memang ada hubungan atau pengaruh yang signifikan
atau tidak antara sebab-akibat tersebut, maka digunakan rumus regresi. Karenanya
bentuk hubungan ini disebut regresi. Regresi ada dua, linear dan nonlinear. Regresi
45 linear terjadi bila kumpulan data dapat dinyatakan berada pada suatu garis lurus (linear)
sebaliknya terjadi pada nonlinear.
Regresi linear sederhana
Jika terdapat data dari dua variabel riset yang sudah diketahui yang mana
variabel bebas X dan yang mana variabel terikat Y sedangkan nilai-nilai Y lainnya dapat
dihitung atau dipredeksi berdasarkan suatu nilai X tertentu (2008:182).
Rumus:
Y= a+ bX
Dimana
Y = variabel tidak bebas (subjek dalam variabel tak bebas/dependen
yang diprediksi)
X = variabel bebas (subjek pada variabel independen yang mempunyai
nilai tertentu)
a = nilai intercept (konstan) atau harga Y bila X = 0
b = koefisien regresi, yaitu angka peningkatan atau penurunan
variabel
nilai a dihitung dengan rumus
a= ∑Y(∑X2)-∑X ∑XY
n ∑X2-(∑X)2
b= n∑XY-∑X ∑XY
n ∑X2-(∑X)2
46 3.10 Hipotesis
Secara sederhana, hipotesis berarti jawaban sementara terhadap masalah yang
sedang diteliti. Sedangkan Pendapat lain mengatakan hipotesis (2001:79) adalah “suatu
pendapat atau kesimpulan yang sifatnya masih sementara, belum benar-benar berstatus
tesis”. Menurut Prof. Dr. S. Nasution, hipotesis ialah pernyataan tentatif yang
merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk
memahaminya.
Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji kebenarannya oleh
karena itu hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran suatu
teori.
Rancangan uji hipotesis penelitian ini disajikan berdasarkantujian penelitian.
Tingkat kepercayaan adalah 90%, jadi tingkatpresisi atau batas ketidak akuratan sebesar
α = 10% = 0,1.
Variabel X: Tayangan FTV
Variabel Y: Minat Berwisata
Permasalahan:
Adakah pengaruh antara Tayangan Film Televisi (FTV) dengan minat berwisata siswa-
siswi SMA Trinitas, Jakarta Barat?
47 Hipotesis:
H0: Tidak ada pengaruh tayangan FTV terhadap minat berwisata SMA TRINITAS,
Jakarta Barat.
H1: Ada pengaruh tayangan FTV terhadap minat berwisata SMA TRINITAS, Jakarta
Barat.