BAB 3 PENUTUP - Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/74050/1/ABSTRAK FV.P 94 18 Pra a.pdfBAB...

1
27 BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan Sesuai dengan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa CV. X merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa desain interior di wilayah Surabaya dan sekitarnya yang menjalankan kewajiban perpajakanya dengan menerapkan aturan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2013. Dalam kasus tersebut CV. X terkena pajak berganda atau double tax karena CV. X dipotong PPh Final sebesar 1% dan PPh Pasal 23 atas penyerahan jasa sebesar 2%. CV. X akan mengalami kerugian sebelum mengajukan Surat Keterangan Bebas atau SKB karena PPh Pasal 23 yang dipotong nantinya tidak bisa dijadikan kredit pajak pada SPT Tahunan. 3.2 Saran 1. Pada bulan Desember tahun sebelumnya segera mengajukan Surat Keterangan Bebas atau SKB ke KPP tempat CV. X terdaftar sehingga nantinya lebih bayarnya dapat dikompensasikan pada masa pajak berikutnya. 2. Untuk selanjutnya yang akan datang ketika CV. X telah memiliki SKB maka CV. X dapat melampirkan atau menyertakan SKB disetiap transaksinya yang telah dilegalisasi sehingga akan dibebaskan dan tidak lagi dipotong PPh Pasal 23. 3. Mengingkatkan untuk CV. X bahwa tarif yang awalnya 1% telah diubah menjadi 0,5% dari omzet dan berlaku mulai bulan Juli 2018. Melakukan update peraturan terbaru dari Direktorat Jendral Pajak, sehingga dapat memenuhi kewajiban perpajakannya dengan baik dan benar sesuai dengan aturan yang berlaku. IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA TUGAS AKHIR ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ... JALASENA TEJA PRADIPTYA

Transcript of BAB 3 PENUTUP - Universitas Airlanggarepository.unair.ac.id/74050/1/ABSTRAK FV.P 94 18 Pra a.pdfBAB...

  • 27

    BAB 3

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Sesuai dengan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat

    disimpulkan bahwa CV. X merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa

    desain interior di wilayah Surabaya dan sekitarnya yang menjalankan kewajiban

    perpajakanya dengan menerapkan aturan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No

    46 Tahun 2013. Dalam kasus tersebut CV. X terkena pajak berganda atau double

    tax karena CV. X dipotong PPh Final sebesar 1% dan PPh Pasal 23 atas penyerahan

    jasa sebesar 2%. CV. X akan mengalami kerugian sebelum mengajukan Surat

    Keterangan Bebas atau SKB karena PPh Pasal 23 yang dipotong nantinya tidak bisa

    dijadikan kredit pajak pada SPT Tahunan.

    3.2 Saran

    1. Pada bulan Desember tahun sebelumnya segera mengajukan Surat

    Keterangan Bebas atau SKB ke KPP tempat CV. X terdaftar sehingga

    nantinya lebih bayarnya dapat dikompensasikan pada masa pajak

    berikutnya.

    2. Untuk selanjutnya yang akan datang ketika CV. X telah memiliki SKB

    maka CV. X dapat melampirkan atau menyertakan SKB disetiap

    transaksinya yang telah dilegalisasi sehingga akan dibebaskan dan tidak lagi

    dipotong PPh Pasal 23.

    3. Mengingkatkan untuk CV. X bahwa tarif yang awalnya 1% telah diubah

    menjadi 0,5% dari omzet dan berlaku mulai bulan Juli 2018. Melakukan

    update peraturan terbaru dari Direktorat Jendral Pajak, sehingga dapat

    memenuhi kewajiban perpajakannya dengan baik dan benar sesuai dengan

    aturan yang berlaku.

    IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

    TUGAS AKHIR ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ... JALASENA TEJA PRADIPTYA