BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Desain...
Transcript of BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Desain...
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
30
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
dengan desain eksperimen kuasi (Quasi Experimental Design). Adapun variabel-
variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Variabel bebas (independen) : Model Multiliterasi berbasis Kecerdasan
Emosional
2. Variabel terikat (dependen) : Pembelajaran Apresiasi Teks Cerita Fiksi
Peneliti memilih metode eksperimen kuasi karena pada kenyataannya
tidak semua variabel dapat terkontrol. Manusia yang merupakan salah satu
variable dalam penelitian ini tentu tidak dapat dikontrol. Maka dari itu, metode
eksperimen kuasilah yang dipilih oleh peneliti untuk penelitian ini. Subjek
penelitian dalam hal ini peserta didik kelas VII SMP Pasundan 1 Bandung
merupakan manusia yang tidak dapat dikontrol sepenuhnya seperti layaknya
benda mati. Banyak variabel-variabel ekstra seperti suasana hati, kondisi fisik,
dan beban pikiran yang dapat memengaruhi tingkat keberhasilan perlakuan saat
penelitian. Oleh karena itu, peneliti merasa bahwa desain eksperimen kuasi lebih
cocok diterapkan dalam penelitian ini.
Penelitian eksperimen termasuk ke dalam penelitian kuantitatif. Dalam
penelitian kuantitatif akan ada data-data berupa angka yang nantinya dapat
digunakan untuk membantu dalam menarik kesimpulan dari perlakuan yang telah
diterapkan pada objek penelitian. Penelitian eksperimen kuasi menekankan pada
pengujian teori melalui variabel peelitian dengan menggunakan analisis data
statistik.
Penelitian ini menggunakan desain atau rancangan noequivalent control
group desain. Pada dasarnya desain noequivalent control group desain hampir
sama dengan pretest posttest control group desain hanya saja pada rancangan ini
31
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelas eksperimen maupun kelas kontrol tidak dipilih secara acak. Pada rancangan
ini, ada prates yang diadakan di kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk
mengetahui gambaran mengenai kemampuan awal peserta didik. Setelah itu,
peserta didik di kelas eksperimen akan mendapatkan perlakuan (treatment) khusus
berupa model pembelajaran multiliterasi sementara kelas kontrol mendapat
perlakuan terlangsung berupa pembelajaran terlangsung dan evaluasi atas pra test
yang telah berlangsung. Setelah perlakuan selesai dilakukan, peserta didik di kelas
kontrol dan di kelas eksperimen akan diberikan tes kembali berupa pascates untuk
melihat signifikansi model multiliterasi berbasis kecerdasan emosional dalam
pembelajaran apresiasi teks cerita fiksi. Berikut adalah gambaran rancangan
penelitian noequivalent control group desain.
Tabel 3.1
Desain Penelitian Eksperimen Noequivalent Control Group Desain
Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes Akhir
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 Y O4
(Sugiyono, 2011, hlm. 76)
Keterangan:
E : Kelas Eksperimen
K : Kelas Kontrol
O1 : Prates kelas eksperimen
O3 : Prates kelas kontrol
X : Perlakuan (treatment) dengan menerapkan metacognitive self-assessment
O2 : Pascates kelas eksperimen
O4 : Pascates kelas control
Y : Perlakuan pembelajaran kelas kontrol dengan terlangsung
32
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.Partisipan
Partisipan merupakan orang yang berperan atau ikut serta dalam proses
penelitian ini. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah tim observer.
Tim observer adalah sekelompok orang yang berperan untuk mengamati
pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model multiliterasi
berbais kecerdasan emosional. Tim observer dalam penelitian ini berjumlah tiga
orang. Pemilihan tim observer ini berdasarkan kesesuaian bidang yang diampu,
yaitu bidang studi Bahasa Indonesia. Berikut adalah ketiga observer yang menjadi
partisipan dalam penelitian ini.
1. Sumiarsa, S.Pd. guru bidang studi Bahasa Indonesia di SMP Pasundan 1
Bandung,
2. Gina, S.Pd. guru bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP
Pasundan 1 Bandung.
3. Erlin Nurmalasari, mahasiswa tingkat akhir Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI.
3.3.Populasi dan Sampel
Sumber data dalam penelitian terdiri dari populasi dan sampel.
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII
SMP Pasundan 1Bandung. Pemilihan kelas VII SMP Pasundan 1 Bandung
sebagai subjek penelitian dikarenakan anak kelas VII merupakan peserta
didik yang memiliki tingkat berpikir yang sedang menuju kematangan
serta mereka adalah generasi yang diharapkan dapat membawa perubahan
dalam segi pengetahuan dan inovasi yang berguna untuk , bangsa, dan
negara.
33
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Populasi Penelitian
Populasi Jumlah Jumlah
Keseluruhan Laki-laki Perempuan
VII A
VII B
VII C
VII D
VII E
VII F
VII G
VII H
VII I
VII J
18 orang
17 orang
19 orang
19 orang
18 orang
18 orang
19 orang
15 orang
16 orang
16 orang
14 orang
15 orang
13 orang
13 orang
14 orang
14 orang
12 orang
15 orang
16 orang
16 orang
32 orang
32 orang
32 orang
32 orang
32 orang
32 orang
31 orang
30 orang
32 orang
32 orang
3.3.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah dua kelas yang terpilih sebagai
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas yang dijadikan kelas
eksperimen adalah kelas VII H sementara kelas yang dijadikan kelas
kontrol adalah kelas VII G. Alasan pemilihan sampel penelitian tersebut
dikarenakan kemampuan peserta didik di kedua kelas itu tidak jauh
berbeda atau homogen. Berdasarkan nilai rapor yang didapatkan oleh
peserta didik, nilai yang di dapat oleh peserta didik di kedua kelas tersebut
tidak jauh berbeda sehingga dapat dijadikan sebagai sampel dalam
penelitian ini.
Tabel 3.3.
Sampel Penelitian
Sampel Jumlah Jumlah
Keseluruhan Laki-laki Perempuan
34
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kelas Eksperimen:
VII H 15 orang 15 orang 30 orang
Kelas Kontrol:
VII G 19 orang 12 orang 31 orang
3.4.Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrumen sebagai
berikut.
3.4.1. Tes
Instrumen tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
peserta didik dalam pembelajaran teks cerita fiksi. Tes ini nantinya akan diujikan
pada prates dan pascates. Materi tes yang diberikan kepada peserta didik mengacu
kepada materi pelajaran yang digunakan sebagai materi dalam penelitian yaitu
teks cerita fiksi. Sebelum membuat soal, terlebih dahulu, peneliti membuat kisi-
kisi soal tes teks cerita fiksi. Adapun kisi-kisinya adalah sebagai berikut
Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tulis dalam bentuk
pilihan ganda yang meliputi tes analisis unsur, struktur dan kaidah kebahasaan
teks cerita pendek serta mengonstruksi teks cerita pendek. Tes akan dilakukan di
dua kelas yang berbeda yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes ini akan
dilakukan sebanyak dua kali di masing-masing kelas. Berikut adalah soal tes yang
akan diujikan kepada peserta didik.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Identifikasi Teks Cerita Fiksi (Fabel)
No Kompetensi
Dasar
Indikator Jenis
Soal
Soal
Nomor
Bobot JK
1 3.11
Mengidentifikasi
informasi
tentang
3.11.1 peserta didik
mampu menangkap
ide atau tema
PG 1 1 C1
2 3.11.2 peserta didik PG 2, 4, 5, 1 C2
35
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
fabel/legenda
daerah setempat
yang dibaca dan
didengar.
mampu
menganalisis unsur-
unsur pembangun
dalam sastra
13, 15 dan
C3
3 3.11.3 peserta didik
mampu
menginterpretasikan
perilaku
(perwatakan) yang
ditemuinya dalam
karya sastra yang
dibacanya
PG 6,7,8,9,1
0, 20
1 C4
dan
C3
4 3.11.4 peserta didik
mampu menentukan
emosi dalam
peristiwa yang
terjadi dalam karya
sastra
PG 11 dan
12
1 C5
5 3.11.5 peserta didik
memiliki
sensitivitas terhadap
bentuk dan gaya
bahasa
PG 3, 14, 18 1 C6
6 3.11.6 peserta didik
menunjukkan
perkembangan atau
kemajuan selera
personal terhadap
sastra
PG 16,17,19 1 C6
36
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.5
Soal dan Acuan Penilaian Apresiasi Teks Cerita Fiksi
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat dan benar berdasarkan teks cerita
fabel “Kebaikan Seekor Elang”.
1. Tema dari cerita fabel di atas adalah ...
A. Persahabatan
B. Budi pekerti
C. Kesetiaan
D. Kasih sayang
2. Selain hutan dan gua. Latar tempat yang ada dalam cerita fabel di atas adalah ...
A. Sungai
B. Bukit
C. Tempat pohon tumbang
D. Lembah
3. Kalimat yang menunjukkan bahwa teks di atas termasuk cerita fabel adalah ...
A. Tiger dengan gesit menerkam dan memangsanya.
B. Begitu seterusnya sampai makanan burung gereja itu habis.
C. “Aku dari mencari makanan kesukaanku,” jawab burung gereja agak takut.
D. Kemudian burung gereja memberikan makanannya sedikit kepada Tiger.
4. Sebab Koko membawa Tiger dan Banteng kembali ke hutan adalah ...
A. Untuk memberi pelajaran kepada Tiger arti persahabatan.
B. Untuk mengingatkan Tiger akan kesalahannya.
C. Untuk membuat Tiger memangsa Banteng sepuasnya.
D. Untuk mencari tahu penyebab pertikaian Tiger dan Banteng.
5. Akibat yang didapatkan Tiger setelah membohongi Banteng adalah ...
A. Tiger dimusuhi dan diusir dari hutan.
B. Tiger kembali tertindih pohon tumbang dan tak ada yang menolongnya.
37
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Tiger dimaafkan oleh Banteng dan mereka berteman kembali.
D. Tiger diasingkan dari hutan tanpa bekal makanan sedikit pun.
6. Tokoh binatang yang muncul dalam cerita fabel di atas adalah ...
A. Banteng, kucing, koala
B. Singa, merpati, kerbau
C. Harimau, burung gereja, elang
D. Merpati, singa, elang
“O, begitu. Untuk mengetahui siapa yang benar dan siapa yang bersalah, coba
sekarang kita kembali ke tempat kalian pertama tadi,” kata Koko.
7. Keputusan Elang (Koko) di atas yang menyelesaikan permasalahan antara
Banteng dan Tiger menunjukkan watak tokoh Elang yang ...
A. Bijaksana
B. Pemarah
C. Cepat mengambil keputusan
D. Sabar
8. Dalam cerita, Tiger terus meminta makanan kepada seekor Burung Gereja. Hal
ini menunjukkan watak tokoh Tiger yang ...
A. Lapar
B. Cerdas
C. Penyabar
D. Serakah
9. Banteng memiliki watak yang baik, suka menolong, polos, dan ...
A. Pemalu
B. Penakut
C. Penyabar
D. Perasa
38
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10. Saat Tiger meminta makanan secara terus menerus kepada Burung Gereja, ia
tetap memberinya. Hal ini menunjukkan watak Burung Gereja yang ...
A. Pemalu
B. Pembenci
C. Penakut
D. Dermawan
“Terima kasih, banteng, tetapi ada yang kurang. Aku lapar, maka izinkan aku
untuk memangsamu!” ucap Tiger.
“Jangan! Bukankah kita bersahabat?” jawab Banteng.
11. Emosi yang dirasakan oleh Banteng saat ia tahu bahwa sahabatnya akan
memangsanya ialah ...
A. Cemas
B. Sedih
C. Takut
D. Tidak menyangka
12. Emosi yang dirasakan Burung Gereja saat Tiger menyapanya dan meminta
makanan adalah ...
A. Takut dimangsa
B. Takut makanannya habis
C. Takut ditipu
D. Takut merasa dikecewakan
13. Hal pertama yang dilakukan oleh Koko saat mengetahui peristiwa tersebut
adalah ...
A. Langsung berpikir cepat untuk mencari jalan keluar
B. Langsung melerai pertikaian Banteng dan Tiger
C. Tak peduli, langsung meninggalkan Banteng dan Tiger
D. Segera melapor pada Raja Hutan
39
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
14. Kalimat di bawah ini menggambarkan hewan yang berbicara dan berpikir
seperti manusia adalah ...
A. Tiger dengan gesit menerkam dan memangsanya.
B. Setelah itu Koko mengajak banteng untuk meninggalkan Tiger yang
berteriak-teriak meminta tolong
C. Tiger berkeliling-keliling mencari mangsa karena sudah dua hari tidak
makan.
D. Begitu seterusnya sampai makanan burung gereja itu habis.
15. Amanat yang terdapat dalam cerita fabel di atas adalah ...
A. Kita harus bersikap setia dalam sebuah persahabatan, karena hanya
sahabat yang akan menolong kita.
B. Kita tidak boleh memangsa orang lain.
C. Kita tidak boleh mengkhianati teman kita sendiri.
D. Kita tidak boleh menipu orang lain, karena pada akhirnya ketika kita
membutuhkan pertolongan orang lain takan ada orang yang menolong.
16. Fungsi dan manfaat dari cerita fabel adalah ...
A. Memberikan pembelajaran pada pembacanya.
B. Menghibur pembacanya.
C. Membuat pembaca berimajinasi secara bebas.
D. Melatih pembaca untuk berempati.
17. Fabel yang memuat cerita yang sama dengan cerita fabel di atas adalah ...
A. Si Kancil dan Si Kera
B. Situ Bagendit
C. Malin Kundang
D. Si Cantik dan Si Buruk Rupa
18. Bahasa dalam fabel seharusnya bersifat ...
A. Sebenarnya
B. Jelas
40
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Imajinatif/Tidak Sebenarnya
D. Perintah.
19. Pelajaran yang dapat diambil oleh kita sebagai pembaca dari cerita fabel di atas
adalah ...
A. Kita tidak boleh mengkhianati sahabat kita.
B. Kita jangan menipu orang lain.
C. Kita jangan selalu meinta tolong kepada orang lain.
D. Kita harus rajin berdoa agar terhindar dari bahaya
20. Lawan kata dari watak berkhianat seorang Tiger adalah ...
A. Burung Gereja yang penakut
B. Elang (Koko) yang bijaksana
C. Banteng yang setia
D. Kelinci yang ceria
Acuan Penilaian
Nilai=∑ skor siswa
∑skor total x 100%
3.4.2. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
observasi proses pembelajaran dan lembar kegiatan peserta didik dalam
pembelajaran teks cerita fiksi. Lembar observasi ini akan digunakan untuk
mencatat berbagai hal yang terjadi selama berlangsungnya proses pembelajaran di
kelas. Adapun pedoman lembar observasi kegiatan peserta didik dalam
pembelajaran teks cerita fiksi tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 3.6
Lembar Observasi Proses Pembelajaran
No Aspek yang Diamati Catatan
1 Pengondisian
41
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Persiapan peserta didik untuk belajar
b. Memicu peserta didik untuk merespon pertanyaan dari
pendidik mengenai pengetahuan peserta didik pada
pertemuan sebelumnya.
c. Memberikan informasi mengenai tujuan dan manfaat dari
pembelajaran
d. Memberikan informasi pencapaian cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan pembelajaran.
e. Memicu peserta didik merespon pertanyaan dari pendidik
mengenai teks cerita fabel
2 Proses Pembelajaran
Kegiatan Inti:
a. memberikan teks cerita fabel dan meminta peserta didik
membacanya
b. menggali skemata dan emosi peserta didik
c. membantu peserta didik membuat prediksi
d. membaca wacana
e. membantu peserta didik mencatat dan menganalisis unsur
teks cerita fabel
f. membantu peserta didik menggambarkan tokoh dan
karakternya dengan dramtisasi tokoh cerita
g. membantu pesertadidik mentransformasi bacaan dan emosi
h. membantu peserta didik menarik makna atau pesan dalam
bacaan.
3 Evaluasi
a. Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b. Melakukan evaluasi dalam proses pembelajaran, yaitu
melakukan tanya jawab dengan peserta didik.
4 Kemampuan menutup pembelajaran
a. Pendidik memfasilitasi peserta didik membuat butir-butir
simpulan tentang unsur pembangun dalam teks cerita fiksi.
42
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Pendidik bersama-sama peserta didik melakukan identifikasi
kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran tentang
unsur pembangun dalam teks cerita fiksi.
c. Pendidik menyampaikan tindak lanjut perbaikan untuk
kegiatan belajar berikutnya.
d. Pendidik memberi umpan balik peserta didik dalam proses
dan hasil pembelajaran dengan cara memberi kesempatan
peserta didik untuk menyebutkan kembali materi mengenai
teks debat.
e. Pendidik memberitahukan kegiatan belajar yang akan
dikerjakan pada pertemuan berikutnya.
Tabel 3.7
Lembar Observasi Kegiatan Peserta Didik dalam Pembelajaran Teks
Cerita Fiksi
Nama Peserta Didik: …………………
No. Tahapan Proses
Pembelajaran
Kegiatan Peserta Didik dalam
Pembelajaran Teks Cerita Fiksi
1 Menggali Skemata dan
Merefleksi Emosi
2 Membuat Prediksi
3 Membaca wacana
4 Mencatat dan
menganalisis unsur
bacaan
43
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5 Menggambarkan tokoh
dan karakternya
6 Mentransformasi bacaan
7 Menarik makna atau
pesan dari bacaan
3.4.3 Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket evaluasi model
multiliterasi berbasis kecerdasan emosional pada peserta didik dalam
pembelajaran teks cerita fiksi. Angket ini akan digunakan untuk mengetahui
pendapat atau apa yang dirasakan oleh peserta didik sebelum, saat, dan sesudah
model ini diterapkan dalam pembelajaran. Adapun pedoman angket evaluasi
model multiliterasi berbasis kecerdasan emosional pada peserta didik dalam
pembelajaran teks cerita fiksi tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 3.8
Lembar Angket Peserta Didik
Petunjuk Umum
Tulislah nama lengkap dan kelas pada kertas yang telah dibagikan!
Berilah tanda checklist pada kolom YA jika deskripsi yang diberikan sesuai
dengan kondisi anda. Jika tidak, berikan checklist pada kolom TIDAK.
NO DESKRIPSI TANGGAPAN
YA TIDAK
1 Pada pembelajaran sebelumnya,
kamu merasa bosan.
2 Pada pembelajaran saat ini
kamu merasa senang.
44
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3 Kamu menjadi lebih paham
tentang teks cerita fiksi.
4
Kamu jadi ingin sering
membaca cerita fiksi dan
menonton film
5 Kamu ingin mencoba menulis
cerita fiksi.
6
Terdapat nilai-nilai yang kamu
pahami dari cerita fiksi dan bisa
diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
3.4.4. Instrumen Perlakuan (RPP)
Instrumen perlakuan dalam penelitian ini berupa rambu-rambu
pembelajaran apresiasi teks cerita fiksi dan perencanaan pelaksanaan
pembelajarannya menggunakan model multiliterasi berbasis kecerdasan
emosional dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terlampir.
1. Rambu-rambu Perlakuan
Rambu-rambu ini dibuat sebagai acuan peneliti dalam menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) apresiasi teks cerita fiksi di kelas
eksperimen.
a. Rasional
Sastra khususnya cerita fiksi fabel memiliki dua fungsi yaitu mendidik
dan menghibur. Fungsi mendidik dalam karya sastra tentunya berimplikasi
pada kecerdasan emosional peserta didik yang tersalurkan melalui amanat
atau niali-nilai moral dalam karya sastra. Namun, kenyataannya saat ini
fungsi mendidik dalam sastra tidak terserap dengan baik pada peserta didik.
Fungsi ini dapat muncul saat peserta didik mengapresiasi sastra dengan baik.
45
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sementara pembelajaran sastra (teks cerita fiksi fabel) saat ini kurang kreatif
dan cenderung memisahkan empat keterampilan berbahasa. Maka dari itu,
dibutuhkan model pembelajaran yang dapat mengembalikan fungsi mendidik
dalam karya sastra fiksi pada peserta didik, kreatif, menyenangkan, serta tidak
memisahkan empat keterampilan berbahasa. Model multiliterasi berbasis
kecerdasan emosional ini dirasa mampu untuk menjawab permasalaha di atas
dengan baik.
b. Tujuan
Tujuan penerapan model multiliterasi berbasis kecerdasan emosional
ini adalah untuk menggabungkan empat keterampilan berbahasa dalam
pembelajaran teks cerita fiksi melalui model multiliterasi berbasis kecerdasan
emosional, meningkatkan pembelajaran teks cerita fiksi, meningkatkan
keterampilan berpikir kritis pada peserta didik, menumbuhkan minat peserta
didik dalam literasi cerita fiksi, dan untuk meningkatkan kecerdasan
emosional peserta didik melalui nilai-nilai dalam pembelajaran teks cerita
fiksi.
c. Prinsip Dasar
1. Model pembelajaran ini menekankan pada kegiatan apresiasi teks
cerita fiksi fabel yang menggabungkan empat keterampilan berbahasa
dengan bantuan berbagai media (lebih dari satu) dengan sangat
menyenangkan.
2. Model pembelajaran ini merupakan model yang sangat mementingkan
refleksi moral dalam teks cerita fiksi fabel yang berdasar pada
pencarian individual peserta didik dalam teks yang dibaca.
3. Model pembelajaran ini harus menghasilkan peningkatan kemampuan
apresiasi teks cerita fiksi fabel dan kecerdasan emosional yang
dimiliki oleh peserta didik.
d. Sintaks
46
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembelajaran dengan menggunakan model multiliterasi berbasis
kecerdasan emosional memiliki langkah pembelajaran yang membuat
pembelajaran apresiasi teks cerita fiksi menjadi kegiatan yang
menyenangkan. Adapun langkah-langkah pembelajaran model multiliterasi
berbasis kecerdasan emosional ialah sebagai berikut.
Tabel 3.9
Langkah-langkah Pembelajaran Model Multiliterasi
Berbasis Kecerdasan Emosional
Langkah-
langkah
Aktivitas Pendidik Aktivitas Peserta Didik
Langkah 1:
menggali
skemata dan
emosi.
Pendidik menyajikan sebuah
teks, meminta peserta didik
membacanya, dan
melakukan kegiatan tanya
jawab dengan peserta didik
terkait teks yang dibaca,
pengalaman membaca fabel,
dan emosi yang dirasakan
oleh tokoh fabel yang
pernah dibaca serta sedang
dibaca.
Peserta didik membaca
teks cerita fabel yang telah
disediakan oleh pendidik,
menjawab pertanyaan
pendidik tentang teks
cerita fabel yang dibaca,
pengalam membaca cerita
fabel, serta emosi yang
yang dirasakan oleh tokoh
dalam fabel yang pernah
dibaca maupun yang
sedang dibaca.
Langkah 2:
membuat
prediksi
Pendidik menyajikan film
fabel. Lalu pada
pertengahan pembelajaran,
film dihentikan dan
pendidik meminta peserta
didik untuk memprediksi
tentang cerita atau kejadian
yang akan terjadi
selanjutnya. Pendidik
meminta peserta didik
Peserta didik diminta
untuk menyimak sebuah
film fabel yang erat
kaitannya dengan teks
yang dibaca. Lalu pada
pertengahan
pembelajaran, film
dihentikan. Peserta didik
meprediksi peristiwa yang
akan terjadi selanjutnya.
47
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mempresentasikan hasil
prediksinya di depan kelas.
Lalu hasil prediksi peserta
didik akan dipresentasikan
secara lisan di depan
peserta didik lainnya.
Langkah 3:
membaca
wacana
Pendidik melanjutkan
kegiatan menonton film
fabel dan dilanjutkan
dengan video informasi atau
dokumentasi tentang hewan
yang menjadi tokoh utama
dalam teks yang dibaca.
Pendidik bertanya tentang
keterkaitan teks yang dibaca
dengan dua video yang
disajikan oleh pendidik.
Peserta didik melanjutkan
kegiatan menyimak film
fabel dan dilanjutkan
dengan video informasi
atau dokumentasi tentang
hewan yang menjadi
tokoh utama dalam teks
cerita fabel yang dibaca.
Lalu, pendidik selanjutnya
bertanya perihal
keterkaitan film yang
disimak dengan teks yang
dibaca oleh peserta didik.
Langkah 4:
mencatat dan
menganalisis
unsur
Pendidik meminta peserta
didik secara berkelompok
menganalisis teks cerita
fabel dari tema, tokoh dan
penokohan, latar, gaya
bahasa, alur, amanat, dan
emosi atau perasaan yang
dirasakan tokoh dalam teks
cerita fabel yang dibaca.
Pendidik menuliskan hasil
analisis peserta didik
sebagai laporan besar dan
bukti proses pembelajaran.
Peserta didik secara
berkelompok menganalisis
teks cerita fabel dari tema,
tokoh dan penokohan,
latar, gaya bahasa, alur,
amanat, dan emosi atau
perasaan yang dirasakan
tokoh dalam teks cerita
fabel yang dibaca.
Selanjutnya hasil analisis
peserta didik pun dicatat
atau dituliskan sebagai
laporan besar dan bukti
proses pembelajaran.
48
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah 5:
menggambarkan
tokoh dan
karakternya
Pendidik meminta beberapa
peserta didik untuk
memerankan tokoh dengan
emosi atau perasaan yang
sesuai dengan teks cerita
fabel yang dibaca
Beberapa peserta didik
memerankan tokoh dalam
teks cerita fabel dengan
emosi atau perasaan yang
sesuai dengan teks cerita
fabel yang dibaca.
Tujuannya agar peserta
didik lebih bisa merasakan
dan mengetahui dengan
tepat karakter da emosi
tokoh.
Langkah 6:
mentransformasi
bacaan dan
emosi
Pendidik meminta peserta
didik menceritakan kembali
cerita fabel yang dibacanya
beserta emosi atau perasaan
yang dirasakan tokoh.
Peserta didik
menceritakan kembali
cerita fabel yang
dibacanya beserta emosi
atau perasaan yang
dirasakan tokoh.
Langkah 7:
menarik makna
atau pesan
dalam bacaan
Pendidik meminta peserta
didik untuk mengemukakan
amanat secara keseluruhan
dari teks cerita fabel dan
juga mengaitkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Peserta didik
mengemukakan amanat
secara keseluruhan dari
teks cerita fabel dan juga
mengaitkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
e. Evaluasi
Alat evaluasi yang digunakan pada perlakuan ini adalah tes
kemampuan apresiasi teks cerita fiksi fabel, analisis teks cerita fabel, dan
mendramatisasikan tokoh dalam teks cerita fabel.
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
49
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh peneliti
berguna sebagai panduan peneliti dalam melaksanakan proses kegiatan
belajar mengajar di kelas eksperimen. RPP kelas eksperimen dapat dilihat
pada lampiran.
3.5. Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi empat tahapan
sebagai berikut.
3.5.1. Tahap Persiapan
Persiapan penelitian dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
1. Penyusunan rancangan penelitian.
2. Pembuatan instrumen penelitian.
3. Mengurus perizinan.
4. Uji instrumen.
Instrumen yang dbuat oleh peneliti tentunya harus diuji
reliabilitas dan validitasnya sebelum diujikan pada peserta didik di
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrumen yang baik haruslah
valid dan reliabel.
Uji validitas dan reliabilitas instrumen ini dilakukan dengan
bantuan software SPSS 16. Uji instrumen ini dilakukan dengan
terlebih dahulu mengujicobakannya pada kelas yang bukan
eksperimen dan kontrol. Lalu, hasil uji coba tersebut dihitung atau
diolah menggunakan software SPSS 16. Adapun hasil uji instrumen
adalah sebagai berikut.
a. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas dari hasil SPSS 16 diperoleh nilai Cronbach’s Alpha
sebesar 0,809. Berikut hasil uji reliabilitas instrumen tes yang dilakukan oleh
peneliti.
50
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.10
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.809 20
Karena nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,809, maka dapat
disimpulkan bahwa butir-butir soal instrumen penelitian tersebut sangat
reliabel. Hal ini berdasarkan kriteria reliabilitas instrumen berikut.
Tabel 3.11
Kriteria Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,81< r ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,61< r ≤ 0,80 Tinggi
0,41< r ≤ 0,60 Cukup
0,21< r ≤ 0,40 Rendah
0,00< r ≤ 1,00 Sangat Rendah
(Arikunto, 2003, hlm. 75)
b. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur atau instrumen penelitian yaitu tes yang dibuat
oleh peneliti. Uji validitas dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan
bantuan program SPSS 16. Dari perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.12
Hasil Validitas Instrumen Penelitian (Tes)
Korelasi
antara
Nilai korelasi
(pearson correlation)
Probabilitas korelasi
(sig.(2-tailed)) Kesimpulan
Butir 1 dengan
total 0,447* 0,013 Valid
Butir 2 dengan 0,553** 0,002 Valid
51
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
total
Butir 3 dengan
total 0,447* 0,013 Valid
Butir 4 dengan
total 0,630** 0,000 Valid
Butir 5 dengan
total 0,553* 0,002 Valid
Butir 6 dengan
total 1,000** 0,000 Valid
Butir 7 dengan
total 0,557** 0,001 Valid
Butir 8 dengan
total 0,557** 0,001 Valid
Butir 9 dengan
total 0,389* 0,034 Valid
Butir 10
dengan total 0,447* 0,013 Valid
Butir 11
dengan total 0,452* 0,012 Valid
Butir 12
dengan total 0,520** 0,003 Valid
Butir 13
dengan total 0,447* 0,013 Valid
Butir 14
dengan total 0,452* 0,012 Valid
Butir 15
dengan total 0,443* 0,014 Valid
Butir 16
dengan total 0,557** 0,001 Valid
Butir 17
dengan total 0,523** 0,003 Valid
52
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Butir 18
dengan total 0,802** 0,000 Valid
Butir 19
dengan total 0,385* 0,036 Valid
Butir 20
dengan total 0,484* 0,007 Valid
Dari hasil penghitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
instrumen yang dibuat peneliti dan akan diujikan kepada peserta didik sudah
valid serta dapat diujikan kepada kelas kontrol dan eksperimen.
3.5.2. Tahap Pelaksanaan
1. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
2. Pelaksanaan tes awal kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk
mengetahui kemampuan apresiasi teks cerita fiksi fabel sebelum
mendapatkan perlakuan.
3. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
yang berbeda pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas
eksperimen, pemebelajaran dilaksanakan dengan menggunakan model
multiliterasi berbasis kecerdasan emosional. Sedangkan pada kelas
kontrol menggunakan metode terlangsung.
4. Pelaksanaan tes akhir kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk
mengetahui kemampuan apresiasi teks cerita fiksi fabel setelah
mendapatkan perlakuan.
3.5.3. Tahap Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Mengumpulkan hasil data kuantitatif dan kualitatif.
53
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Membandingkan hasil tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3. Melakukan analisis data kuantitatif terhadap tes awal dan tes akhir.
3.5.4. Tahap Pembuatan Kesimpulan
Pembuatan kesimpulan dilakukan berdasarkan data kuantitatif dan
kualitatif yang diperoleh, yaitu mengenai kemampuan apresiasi teks cerita fiksi
fabel di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3.6. Analisis Data
Analisis data didapatkan dari pengolahan data dilakukan setelah semua
data terkumpul. Data yang diolah adalah selisih antara skor prates dan pascates.
Data yang telah diolah akan digunakan untuk menjawab pertanyaan dari rumusan
masalah. Pengolahan data ini dilakukan agar data yang ada lebih akurat dan
spesifik. Data yang dimaksud adalah data yang terkumpul dari hasil tes awal dan
tes akhir mengenai analisis teks cerita pendek di kelas eksperimen maupun kelas
kontrol.
Adapun pengolahan data penelitian ini diolah melalui perhitungan statistik
menggunakan program perangkat lunak SPSS versi 16.0. Adapun langkah-
langkah dalam mengolah data penelitian adalah sebagai berikut.
3.6.1. Memeriksa dan menganalisis hasil prates dan pascates peserta didik
mengenai analisis teks cerita pendek, berdasarkan penilaian yang
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
3.6.2. Memberikan skor prates dan pascates.
3.6.3. Mengolah skor hasil prates dan pascates dan kemudian diubah
menjadi nilai sebagai berikut.
Nilai=∑ skor siswa
∑skor total x 100%
3.6.4. Mendeskripsikan hasil prates dan pascates kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
3.6.5. Menghitung rata-rata yang diperoleh dengan rumus sebagai berikut.
54
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
M= ∑ X
N
3.6.6. Indeks Gain
Gain didapat dari selisih hasil prates dan pascates. Gain menunjukkan
perbedaan kemampuan apresiasi teks cerita fiksi peserta didik setelah
peneliti memberikan perlakuan dengan menggunakan model
multiliterasi berbasis kecerdasan emosional. Setelah data prates dan
pascates dari kelas eksperimen dan kontrol diperoleh, kemudian
dihitung perbedaan antara nilai prates dan pascates untuk
mendapatkan indeks gain ternormaliasi (n-gain) sehingga akan
diketahui perbedaan antara hasil belajar di awal dan di akhir
pembelajaran.
Adapun untuk melakukan uji n-gain ternormalisasi (Hake, 1999)
dengan menggunakan rumus:
g= skor pascates – skor prates x 100%
skor ideal –skor prates
Gambar 3.1. Rumus Analisis Uji Gain
Peningkatan tinggi rendah uji n-gain ternormalisasi dapat dilihat dari
interpretasi gain ternormalisasi (Hake, 1999) berikut.
Tabel 3.13
Interpretasi N-gain Ternormalisasi
Gain Klasifikasi
g > 0,7 Gain tinggi
0,3> g ≤ 0,7 Gain sedang
g ≤ 0,3 Gain rendah
3.6.7. Melakukan Uji Reliabilitas.
Uji reliabilitas antarpenimbag digunakan untuk mengetahui tingkat
reliabilitas penilaian antarpenguji. Uji ini juga digunakan untuk
menguji tingkat kepercayaan data yang diambil dalam suatu penelitian
55
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
agar tidak terjadi unsur subjektivitas. Berikut adalah langkah-langkah
uji reliabilitas.
1. Peneliti membuka program SPSS versi 16.
2. Peneliti membuka Variable View di bagian kiri halaman.
3. Pada kolom Name, peneliti memasukkan nilai dari hasil penguji
satu, penguji dua, dan penguji tiga secara bergantian.
4. Peneliti membuka Data View di bagian kiri halaman.
5. Peneliti memasukkan nilai peserta didik.
6. Selanjutnya, pilih menu Analyze Scale Realibility
Analysis centang Scale if item deleted pada ANOVA table
pilih none pilih Continue.
7. Setelah muncul tabel Reliability Analysis pindahkan item dari
kotak kiri ke kotak kanan.
8. Pada kolom model pilih Alpha.
9. Pilih OK.
10. Tunggu sampai hasil perhitungan keluar kemudian lihat tabel
Reliability Stastistic pada kolom “Cronbach’s Alpha” yang
menunjukkan nilai R hitung.
11. Bandingkan R hitung dengan R tabel
1) Jika nilai Cronbach Alpha > 0.05, maka data reliable (dapat
dipercaya)
2) Jika nilai Cronbach Alpha < 0.05, maka data tidak reliable
(dapat dipercaya).
3.6.8. Melakukan Uji Validitas.
Uji validitas dilakukan untuk menunjukkan ketepatan data yang
didapatkan dari tes awal dan tes akhir yang dilakukan di kelas
eksperimen maupun di kelas kontrol.
Uji validitas ini menggunakan bantuan software SPSS versi 16,
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Masukan data prates dan pascates kelas eksperimen ke dalam
data view.
2. Pilih menu berikut ini.
56
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analyze correlate bivariate
3. Setelah itu masukan data dalam variabels dan pilih Pearson
sebagai Correlation Coefficients. Kemudian pilih OK.
3.6.9. Melakukan Uji Normalitas.
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul
tersebar secara normal atau tidak. Berikut adalah langkah-langkah uji
normalitas.
1. Peneliti membuka program SPSS versi 16.
2. Peneliti membuka Variable View di bagian kiri halaman.
3. Mengubah hal-hal yang dibutuhkan.
4. Peneliti membuka Data View di bagian kiri halaman.
5. Peneliti memasukkan nilai peserta didik secara bergantian.
6. Peneliti membuka Variable View.
7. Pilih Analyze Descriptive Statistic Explore
pindahkan nilai yang sudah dimasukkan ke kotak dependet
list pilih plots pada kotak Boxplots pilih factor levels
together pada kotak descriptive pilih stemand-leaf
centang normality plots with test pada kotak Spread
vs Level with Test pilih none continue.
8. Tunggu sampai hasil perhitungan keluar kemudian lihat tabel
Tests of Normality khususnya pada kolom Sig. yang menunjukkan
nilai R hitung.
9. Jika nilai Sig. > 0.05 maka data brdistribusi normal.
10. Jika nilai Sig. < 0.05 maka data distrubusi tidak normal.
3.6.10. Uji Homogenitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas
kontrol berasal dari sampel yang memiliki varian homogen atau tidak.
1. Membuka program perangkat lunak SPSS 16.0 for Windows.
2. Memasukkan data nilai (tes awal dan tes awal, tes akhir dan tes
akhir. Baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen) Data View.
57
Intan Sofia Putri Eka Miarsa, 2018 PENERAPAN MODEL MULTILITERASI BERBASIS KECERDASAN EMOSIONAL DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI TEKS CERITA FIKSI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Pilih Analyze Compare Means One-Way ANOVA.
4. Pilih variabel (data yang sudah dimasukkan) ke kotak Dependent
list.
5. Pilih Options pada kotak One-Way ANOVA.
6. Beri tada centang pada Homogeneity of Variances Test
Continue.
7. Pilih OK, maka hasil output uji homogenitas akan muncul dengan
label Test of Homogeneity of Variances.
8. Jika >0.05 hasilnya homogen.
9. Jika <0.05 hasilnya heterogen.
3.6.11. Melakukan Uji Hipotesis (Uji-T).
Uji t dilakukan untuk membandingkan perbedaan nilai rata-rata kedua
variabel (kelas). Uji t dapat dilakukan jika data yang diperoleh
berdistribusi normal dan memiliki variansi yang sama. Untuk
menentukan hipotesis yang dipilih berdasarkan hasil uji t, peneliti
menggunakan rumus sebagai berikut.
1. Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak.
2. Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima.
Uji hipotesis penelitian ini dilakukan menggunakan Microsoft Excel,
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Masukkan data nilai ke dalam kolom yang terdapat pada lembar kerja
Microsoft Excel.
2. Pilih Data.
3. Pilih Data Analysis.
4. Pilih Paired Two-Sample for Means..
5. Pilih Variabel (data yang sudah dimasukkan) ke kotak Variable range
1 dan 2.
6. Pilih Ok.
7. Setelah keluar data pengujian, cari tabel Paired Two-Sample for
Means.