Isi Landasan Konsep Perencanaan Dan Perancangan Pasar Modern Sekaran
BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2011-1-00532-mn 3.pdf19 3.2...
Transcript of BAB 3 METODE PENELITIAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/2011-1-00532-mn 3.pdf19 3.2...
17
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Riset atau penelitian adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh
pengetahuan yang menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah. (Indriantoro dan
Supomo,2003: p2). Desain penelitian merupakan salah satu tahap di dalam proses
penelitian yang dilakukan setelah mengidentifikasi masalah yang ada serta
mengembangkan kerangka pemikiran.
3.1.1 Jenis Penelitian
Pada penelitian ini desain riset yang digunakan riset deskriptif, Menurut
Sekaran (2006, p158), studi deskriptif (descritiptive study) dilakukan untuk
mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang
diteliti dalam suatu situasi. Sedangkan menurut Rangkuti (2004, p16), riset
deskriptif adalah riset yang bertujuan untuk menjelaskan karakteristik pasar,
karakteristik dari riset ini adalah ditandai dengan hipotesis spesifik, dan memiliki
desain penelitian secara terstruktur. Pada riset deskriptif, metode pengumpulan
data menggunakan data sekunder, data primer (survey), panel atau observasi.
3.1.2 Unit Analisis
Analisis dalam penelitian ini data yang dihasilkan berasal dari data invidual,
yaitu konsumen PT. Elsiscom Prima Karya.
17
18
Tabel 3.1 Tabel Desain Penelitian
Tujuan penelitian
Desain Penelitian Time Horison Jenis Penelitian Metode Yang
digunakan Unit analisis
T-1
Deskriptif - asosiatif
Survey
individu
Cross-Sectional
T-2
Deskriptif - asosiatif
Survey
individu
Cross-Sectional
T-3
Deskriptif - asosiatif
Survey
individu
Cross-Sectional
T-4
Deskriptif - asosiatif
Survey
individu
Cross-Sectional
Sumber : Penulis, 2010
Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli. (Nur Indrianto dan Bambang Supomo, 2002, p152)
Cross section adalah sebuah studi dapat dilakukan dengan data yang hanya
sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian, mingguan, atau bulanan, dalam
rangka menjawab pertanyaan penelitian. (Sekaran, 2006, p177)
Keterangan :
• T-1 = untuk mengetahui pengaruh Word Of Mouth terhadap keputusan
pembelian.
• T-2 = untuk mengetahui pengaruh Word Of Mouth terhadap persepsi
konsumen.
• T-3 = untuk mengetahui bagaimana pengaruh persepsi konsumen terhadap
keputusan pembelian.
• T-4 = untuk mengetahui bagaimana pengaruh Word Of Mouth terhadap
persepsi konsumen dan dampaknya kepada keputusan pembelian.
19
3.2 Operasional variabel penelitian
Menurut Sekaran (2006, p115), yang dimaksud dengan variabel adalah apapun
yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Variabel penelitian adalah
variabel yang menunjukkan segala sesuatu yang ditetapkan oleh meneliti untuk di
pelajari. Sedangkan menurut pendapat Umar (2005, p128), variabel di dalam penelitian
merupakan suatu atribut dari sekelompok obyek yang diteliti dan mempunyai variasi
antara satu dan lainnya dalam kelompok tersebut.
Definisi operesional untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel
bebas ini dinamakan pula dengan variabel yang diduga sebagai sebab (presumed
cause variable) dari variabel terikat (Dependent Variable). Selain itu variabel
bebas juga dapat disebut sebagai variabel yang mendahului (antecendent
variable) (Indriantoro dan Supomo,2003: p63). Dalam penelitian ini variabel
bebasnya adalah Word Of Mouth (X).
2. Variabel antara (Intervening Variable)
Variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat menjadi hubungan tidak langsung. Variabel intervening ini merupakan
variabel yang terletak diantara variabel bebas dengan variabel terikat, sehingga
variabel bebas tidak langsung menjelaskan atau mempengaruhi variabel terikat
(Indriantoro dan Supomo,2003: p66). Selain itu menurut Uma Sekaran (2006,
p124), variabel antara adalah variabel yang mengemuka antara waktu variabel
bebas mulai bekerja mempengaruhi variabel terikat, dan waktu pengaruh
20
variabel bebas terasa pada variabel terikat. Dalam penelitian ini yang digunakan
sebagai variabel antara adalah persepsi konsumen (Y).
3. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. variabel terikat
juga dinamakan sebagai variabel yang diduga sebagai akibat (presumed affect
variable), variabel ini juga disebut variabel konsekuensi (consequent variable)
(Indriantoro dan Supomo,2003: p63). Selain itu menurut Sekaran (2006,p114),
variabel ini merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Variabel
terikat dipengaruhi oleh variabel bebas, melalui analisis terhadap variabel terikat,
sangat memungkinkan untuk menemukan jawaban atau solusi dari masalah
yang ada. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai variabel terikat adalah
keputusan pembelian (Z).
Tabel 3.2 Tabel Operasional Variabel
Variabel Dimensi definisi Indikator
Word of mouth
(WOM)
Promosi atau rekomendasi yang dilakukan melalui pembicaraan dari mulut ke mulut dengan cara menceritakan pengalaman atau keunggulan dari suatu produk.
Keunggulan produk
Kejelasan dan keakuratan informasi
Persepsi konsumen
Kualitas produk
Faktor yang dapat menjawab semua keinginan pelanggan tentang produk tersebut.
Bentuk/model
suara
harga
21
kualitas pelayanan
pelayanan yang diberikan kepada pelanggan agar dapat memberikan kejelasan dan jalan keluar apabila ada masalah pada produk.
Service centre
Kemudahan dalam complain
Proses distribusi
Keputusan pembelian Niat untuk membeli
Proses dimana konsumen memilih dan memutuskan untuk membeli produk
Membeli atau tidak membeli
Sumber: Penulis, 2010
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelititan
3.3.1 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan dengan maksud
untuk mendapatkan data yang valid, dimana data dikumpulkan dan disatukan
secara langsung dari obyek yang diteliti untuk kepentingan penelitian (data
lapangan).
3.3.2 Sumber Data
Di dalam penelitian ini terdapat dua sumber data, yaitu sumber data primer
dan sumber data sekunder, yaitu :
1. Sumber data primer adalah sumber data langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Penulis akan mendapatkan data secara
langsung melalui wawancara dan kuesioner.
2. Sumber data sekunder berisikan informasi-informasi yang telah ada dan
dikumpulkan untuk melengkapi data primer. Data-data sekunder ini
diperoleh melalui studi kepustakaan (penelitian ke perpustakaan) dan
juga diperoleh dari internet.
22
Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data
Tujuan Penelitian
Data Jenis Data Sumber Data
T-1 pengaruh Word Of Mouth terhadap keputusan pembelian.
Kualitatif • Primer (Kuesioner)
• Sekunder (Studi kepustakaan)
T-2 pengaruh Word Of Mouth terhadap persepsi konsumen.
Kualitatif • Primer (Kuesioner)
• Sekunder (Studi kepustakaan)
T-3 pengaruh persepsi konsumen terhadap keputusan pembelian
Kualitatif • Primer (Kuesioner)
• Sekunder (Studi kepustakaan)
T-4 pengaruh Word Of Mouth terhadap persepsi konsumen dan dampaknya kepada terhadap keputusan pembelian.
Kualitatif • Primer (Kuesioner)
• Sekunder (Studi kepustakaan)
Sumber : Penulis, 2010
Keterangan:
• T-1 = untuk mengetahui pengaruh Word Of Mouth terhadap keputusan
pembelian.
• T-2 = untuk mengetahui pengaruh Word Of Mouth terhadap persepsi
konsumen.
• T-3 = untuk mengetahui pengaruh persepsi konsumen terhadap keputusan
pembelian.
• T-4 = untuk mengetahui bagaimana pengaruh Word Of Mouth terhadap
persepsi konsumen dan dampaknya kepada keputusan pembelian.
23
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dan menetapkan beberapa teknik
mengumpulkan data sebagai berikut :
1. Penelitian ke perpustakaan
Penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku, mencatat, mempelajari
dan mengumpulkan teori yang relevan melalui buku-buku literatur, artikel, serta
jurnal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, serta sumber data lainnya
seperti melalui internet. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi
yang bersifat teoritis, tentunya mengenai masalah yang akan diteliti sehingga
penelitian mempunyai landasan yang kuat sebagai suatu hasil ilmiah.
2. Penelitian lapangan
Penelitian lapangan adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data secara langsung pada perusahaan yang menjadi objek
penelitian. Data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian ini disebut
data primer. Cara untuk memperoleh data primer adalah :
a. Melakukan wawancara sebagai teknik pengumpulan data kepada pihak-
pihak yang berkepentingan dalam perusahaan guna mendapatkan
informasi yang diperlukan.
b. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberi
pertanyaan tertulis kepada responden untuk menjawab. Kuesioner
penelitian ini merupakan daftar pertanyaan yang ditujukan khususnya
kepada konsumen PT. Elsiscom Prima Karya yang telah memenuhi
syarat.
24
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang akan dilakukan adalah probability sampling,
dimana teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang atau kesempatan yang
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono,
2005:74). Dalam penelitian ini, pemilihan sampel menggunakan teknik pemilihan
sampel sistematis (Systematic sampling) , yaitu cara pengambilan sampel secara acak
sederhana meskipun mudah dipahami. (Indriantoro dan Supomo;2003, p124).
Pemilihan sampel dari kerangka sampel dapat dilakukan dengan cara yang sistematis,
yaitu memilih secara acak setiap elemen dengan nomor tertentu dari tabel nomor
sebagai kerangka sampel.
Menurut Indriantoro dan Supomo pula (2003, p124-125), pemilihan nomor dimulai
dengan nomor tertentu secara acak, selanjutnya dipilih nomor-nomor berikutnya dalam
jarak tertentu yang sama. Sampel yang dipilih berdasarkan metode pemilihan sampel
sistematis ini tergantung pada penentuan nomor sampel yang pertama dan jarak nomor
antara sampel satu dengan yang lain.
Dalam hal ini, kriteria sampel yang dirumuskan oleh peneliti yaitu konsumen yang
sedang berkunjung ke show room PT. Elsiscom Prima Karya dan tentunya memiliki
pengetahuan mengenai soundsystem, serta pelanggan yang sedang melakukan servis
sound system merek TOA di PT. Elsiscom Prima Karya.
3.6 Teknik Pengolahan Sampel
Menentukan besarnya ukuran sampel, peneliti menggunakan jumlah populasi 118
orang. Jumlah tersebut didapat dari jumlah orang yang datang ke show room PT.
Elsiscom Prima Karya serta mereka yang melakukan servis sound system merek TOA di
25
lokasi yang sama, terhitung dari tanggal 9 desember 2010 sampai tanggal 11
desember 2010. Untuk menentukan berapa banyak sampel minimal yang perlu diambil
untuk melakukan penelitian, dapat menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Slovin
sebagai berikut (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p44):
Dimana :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d² = presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%)
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel :
5534.6818.3
2181(0,1²)).218(
218==
+dibulatkan menjadi 70 responden
Jumlah minimal responden yang diambil sebagai sampel dalam penelitian ini adalah
sebanyak 69 responden, yang akan dibulatkan menjadi 70 responden.
3.7 Metode Analisis
Metode analisis data yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah deskriptif,
analisis dimana data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan SPSS. dengan
menggunakan metode penghitungan analisis jalur (path analysis). Analisis ini akan
digunakan untuk menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefesien jalur
pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X terhadap Y dan
26
dampaknya terhadap Z. Untuk mengetahui derajat variabel Word Of Mouth (X) terhadap
persepsi konsumen (Y) dan dampaknya terhadap keputusan pembelian (Z) dilakukan
penyebaran kuesioner dan analisis yang digunakan adalah teknik korelasi yang
merupakan dasar dari perhitungan koefesien jalur.
Tabel 3.4 Metode Analisis Data
Tujuan Penelitian
Desain Penelitian
Jenis Penelitian Teknik analisis
T-1 Asosiatif Path Analysis
T-2 Asosiatif Path Analysis
T-3 Asosiatif Path Analysis
T-4 Asosiatif Path Analysis
Sumber: Penulis, 2010
Keterangan:
• T-1 = untuk mengetahui pengaruh Word Of Mouth terhadap keputusan
pembelian.
• T-2 = untuk mengetahui pengaruh Word Of Mouth terhadap persepsi
konsumen.
• T-3 = untuk mengetahui bagaimana pengaruh persepsi konsumen terhadap
keputusan pembelian.
• T-4 = untuk mengetahui bagaimana pengaruh Word Of Mouth terhadap
persepsi konsumen dan dampaknya kepada keputusan pembelian.
Langkah-langkah analisis secara garis besar sebagai berikut :
27
Pada penelitian ini menggunakan beberapa metode analisis. Diawali pada instrumen
penelitian, yaitu pada kuesioner dengan melakukan uji validitas dan realibilitas.
Kemudian dari hasil kuesioner tersebut didapatkan data yang akan dianalisis lebih
lanjut untuk menjawab semua tujuan-tujuan penelitian, yaitu dengan analisis korelasi
pearson, koefesien korelasi, regresi berganda dengan path analysis. Dalam
pelaksanaannya, pengolahan data dilakukan dengan bantuan komputer dengan
program SPSS (Statistical Product and Service Solution).
3.7.1 Skala Likert
Bentuk pertanyaan yang digunakan pada kuesioner adalah pilihan berganda dan
berpedoman pada skala Likert yang disebut juga summated rating scale. Skala
ini memberikan peluang kepada responden untuk mengekspresikan perasaan
mereka dalam bentuk persetujuan dalam bentuk pernyataan. Pertanyaan yang
diberikan berjenjang, mulai dari tingkat terendah sampai tertinggi. Jumlah
pilihan jawabannya bisa tiga, lima, tujuh, sembilan, yang jelas harus ganjil.
Pilihan jawaban berikut ini dapat dipakai: amat sangat tidak setuju, sangat tidak
setuju, tidak setuju, netral, setuju, amat sangat setuju. Tetapi kata ” amat
sangat ” jarang dipakai (Bilson Simamora, 2004, p23). Bentuk penilaian
jawaban kuesioner menggunakan pembobotan dengan lima buah skala ordinal.
Bobot dan pengukuran atas tanggapan responden (J. Supranto, 2003):
28
Tabel 3.5 Bobot dan Kategori pengukuran
Keterangan Penilaian
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: J. Supranto
Skala Likert merupakan skala yang jaraknya sama, namun tidak memiliki nilai
yang absolut. Menurut Sugiyono (2006, p86), skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang
fenomena sosial. Dengan menggunakan skala likert ini, maka variabel yang
akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian dijadikan sebagai
titik tolak untuk item-item yang berupa pernyataan atau pertanyaan.
3.7.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas menguji seberapa baik suatu instrumen dibuat mengukur konsep
tertentu yang ingin diukur. (Sekaran 2006, p39). Uji validitas ini dapat dilakukan
dengan menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total
29
memakai rumus teknik korelasi product moment. Rumusnya adalah sebagai
berikut:
Dimana :
r = Koefisien korelasi
X = Skor item X
z = Skor item Y
n = banyaknya sampel dalam penelitian
Dasar pengambilan keputusan :
• Jika r hitung positif serta r hitung > r tabel, maka butir atau variabel tersebut
valid.
• Jika r hitung positif serta r hitung < r table, maka butir atau variabel tersebut
tidak valid.
• Jika r hitung > r table, tetapi bertanda negatif, maka butir atau variabel
tersebut tidak valid.
2. Uji Relibilitas
Keandalan (relibilitas) suatu pengukuran menunjukan sejauh mana pengukuran
tersebut tanpa bias (bebas kesalahan) dan karena itu menjamin pengukuran yang
konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrument. Dengan kata lain,
30
keandalan suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dan konsistensi
di mana instrument mengukur konsep dan membantu menilai ketepatan sebuah
pengukuran (Sekaran 2006, p40). Pada program SPSS metode yang digunakan
dalam pengujian reliabilitas ini adalah dengan menggunakan metode Cronbach’s
Alpha (α) yang dimana satu kuesioner dianggap realible apabila cronbach alpha >
0,6 demikian juga menurut Sekaran (2006, p182) secara umum keandalan kurang
dari 0.600 dianggap buruk, keandalan dalam kisaran 0.700 bisa diterima, dan lebih
dari 0.800 adalah baik. Rumus Cronbach’s Alpha (α) dapat digunakan untuk mencari
reliabilitas instrumen yang skornya berbentuk skala. Rumusnya adalah sebagai
berikut:
r11 = ⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡ −⎥⎦⎤
⎢⎣⎡
−∑
tb
kk
σσ
2
211
dimana :
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
tσ 2 = varians total
∑ bσ 2 = jumlah varians butir
3.7.3 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diolah
berdistribusi normal dalam artian bahwa sampel yang diambil berasal dari
populasi yang sama. Sebaran data harus dianalisis untuk mengetahui apakah
31
asumsi normalitas dipenuhi, sehingga dapat diolah lebih lanjut pada path
diagram.
Menurut Rochaety (2007, pp99 –100) uji normalitas berdasarkan dari
histogram yang berdistribusi normal ditunjukan dengan bentuk yang
menyerupai lonceng atau digram dahan daun. Uji normalitas diolah dengan
melihat Q-Q plot atau plot juga disebut plot kenormalan. Jika data
berdistribusi normal, titik plotnya harus berada pada suatu garis
lurus.Sedangkan jika titik-titik tersebut membentuk huruf S, maka
menunjukan bahwa data kita menjulur (skew).
Dasar pengambilan keputusan :
• Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal menunjukkan pola berdistribusi normal.
• Jika data menyebar jauh disekitar garis diagonal dan tidak mengikuti
arah garis diagonal menunjukkan pola tidak berdistribusi normal.
Untuk mendeteksi normalitas data dapat juga dilakukan dengan uji
Klomogorov- Smirnov melalui menu analyze kemudian non parametric test
dan pilih menu sub menu 1-sampel K-S, dengan hipotesis pengujian yaitu:
0H = Data berdistribusi normal
1H = Data tidak berdistribusi normal
Dasar pengambilan keputusan :
• Nilai signifikan (sig) atau nilai probabilitas < 0,05, data tidak
berdistribusi secara normal
32
• Nilai signifikan (sig) atau nilai probabilitas > 0,05, data berdistribusi
secara normal.
3.7.4 Analisis Korelasi Sederhana ( Korelasi Pearson )
Menurut Kuncoro (2007, p61) analisis korelasi Pearson Product Moment
berguna untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas
(independent) dengan variabel terikat (dependent). Teknik analisis ini
termasuk teknik statistik parametrik yang mengunakan data interval ratio
dengan persyaratan tertentu.
Menurut Sugiyono (2007, p182), korelasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Dimana
r = Koefisien Korelasi
Xi = Variabel Bebas X yang ke i
Yi = Variabel terikat yang ke i
n = Banyaknya pasangan data
Korelasi Pearson Product Moment dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r
tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya
negative sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti
korelasinya sangat kuat. Sedangkan artinya harga r akan dikonsultasikan
dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut :
33
Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80-1,000 Sangat kuat
0,60-0,799 Kuat
0,40-0,599 Cukup kuat
0,20-0,399 Rendah
0,00-0,199 Sangat rendah
Sumber : Riduwan (2005:136)
Besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan
rumus koefisien determinan sebagai berikut :
%1002×= rKP
Dimana :
KP = nilai koefisien determinan
r = nilai koefisien korelasi
Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2007, p62), pengujian
signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna generalisasi
dari hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji
dengan signifikasi sebagai berikut :
34
Hipotesis :
0H : Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel
Y
1H : Ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y
Dasar pengambilan keputusan :
• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas
sig atau (0.05 ≤ sig), maka 0H diterima dan 1H ditolak, artinya tidak
signifikan.
• Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas
sig atau (0.05 ≥ sig), maka 0H ditolak dan 1H diterima, artinya
signifikan.
3.7.5 Analisis Jalur (Path Analysis)
Menurut (Riduwan dan Kuncoro, 2007), model path analysis digunakan
untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel
bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Model path analysis
yang dibicarakan adalah pola hubungan sebab akibat.
Analisis jalur (path analysis) yang dikembangkan pertama kali pada tahun
1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu sewall wright merupakan sebuah
teknik yang digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara variabel
dengan tujuan untuk mengetahui peran langsung maupun tidak langsung
35
seperangkat variabel independent (bebas) terhadap variabel dependent
(terikat).
Selain itu, Jonathan Sarwono (2007) menambahkan didalam prinsip-prinsip
dasar yang sebaiknya dipenuhi dalam analisis jalur diantaranya adalah :
1. Semua variabel yang diobservasi mempunyai data interval (scaled
values).
2. Sebaiknya hanya terdapat multikolinearitas yang rendah. Maksudnya
adalah jangan terdapat dua atau lebih variabel bebas (penyebab)
mempunyai hubungan yang sangat tinggi.
3. Spesifikasi model sangat diperlukan untuk menginterpretasi koefisien-
koefisien jalur. Kesalahan spesifikasi terjadi ketika variabel penyebab
yang signifikan dikeluarkan dari model. Semua koefisien jalur akan
merefleksikan kovarian bersama dengan semua variabel yang tidak diukur
dan tidak akan dapat diinterpretasikan secara tepat dalam kaitannya
dengan akibat langsung dan tidak langsung.
4. Terdapat masukan korelasi yang sesuai. Artinya, jika kita menggunakan
matriks korelasi sebagai masukan maka korelasi Pearson digunakan
untuk dua variabel berskala interval.
Adapun manfaat dari model path analysis adalah untuk :
1. Penjelasan (explanation) terhadap fenomena yang dipelajari atau
permasalahan yang diteliti.
2. Prediksi nilai variabel terkait (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X), dan
prediksi dengan path analysis ini bersifat kualitatif.
3. Faktor determinan yaitu penentuan variabel bebas (X) mana yang
berpengaruh dominan terhadap variabel terikat (Y), juga dapat digunakan
36
untuk menelusuri mekanisme (jalur-jalur) pengaruh variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y).
Berdasarkan pendapat Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007, p116-
118), ada beberapa langkah pengujian path analysis yaitu sebagai berikut:
1. Merumuskan hipotesis dalam persamaan structural
Struktur :
Y = ρYX1 X1 + ρYX2 X2 + ρYX3 X3 + ρYX4 X4 + ρYX5 X5 + ε1
Z = ρZX1 X1 + ρZX5 X5 + ρZY Y + ε2
2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi.
Untuk menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien
regresi sebaiknya melalui tahapan berikut ini :
a. Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub
strukturnya dan rumuskan persamaan strukturalnya yang
sesuai hipotesis yang diajukan.
Hipotesis : naik turunnya variabel endogen (Y) dipengaruhi
secara signifikan oleh variabel eksogen (X).
b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah
dirumuskan. Hitung koefisien regresi yang telah dirumuskan
persamaan regresi sederhana : Y
3. Menghitung koefisien jalur secara simultan
• Kaidah pengujian signifikansi secara manual : menggunakan
table F
• Kaidah pengujian signifikansi : program SPSS
37
- Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas sig [0.05 ≤ sig ], maka 0H diterima dan 1H
ditolak, artinya tidak signifikan.
- Jika nilaim probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan
nilai probabilitas sig [0.05 ≥ sig ], maka 0H ditolak dan 1H
diterima, artinya signifikan.
4. Menghitung koefisien jalur secara individu
Secara individual uji statistik yang digunakan uji t yang dihitung
dengan rumus (Schumaker dan Lomax, 1996:44). Kusnendi,
2005:12). Statistik diperoleh dari hasil komputasi SPSS 16.0 untuk
analisis regresi setelah data ordinal ditransformasikan ke interval.
Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi analisis jalur bandingan
antara nilai probabilitas 0.05 dengan nilai probabilitas sig dengan
dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :
- Jika nilai probabilitas 0.05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas sig [0.05 ≤ sig ], maka 0H diterima dan 1H
ditolak, artinya tidak signifikan.
- Jika nilaim probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas sig [0.05 ≥ sig ], maka 0H ditolak dan 1H diterima,
artinya signifikan.
5. Meringkas dan Menyimpulkan
38
Tabel 3.7 Kategori Hubungan Pengaruh Variabel dalam Path Analisis
Kategori Hubungan Pengaruh Variabel
0.05 - 0.09 Lemah
0.10 - 0.29 Sedang
0.30 keatas Kuat
Sumber : Engkos Achmad Kuncoro
3.8 Rancangan Uji Hipotesis
Berdasarkan tujuan-tujuan penelitian yang telah ditentukan di pendahuluan, maka
rancangan uji hipotesis dapat dibuat. Dalam riset ini tingkat kepercayaan sebesar
95% dan tingkat ketidakakuratan sebesar = 5% = 0.05.
Dasar uji hipotesis:
• Jika nilai propabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau
(0,05 ≤ Sig), maka 0H diterima dan 1H ditolak, artinya tidak signifikan.
• Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai propabilitas Sig atau
(0,05 ≥ Sig), maka 0H ditolak dan 1H diterima, dan artinya signifikan.
Keterangan Variabel:
X = Word Of Mouth
Y = Persepsi konsumen
Z = Keputusan pembelian
39
Tujuan 1
Hipotesis pengujian hubungan antara X terhadap Y
0H : Tidak ada pengaruh antara variabel Word Of Mouth terhadap variabel
persepsi konsumen.
1H : Ada pengaruh antara variabel Word Of Mouth terhadap variabel persepsi
konsumen.
Tujuan 2
Hipotesis pengujian hubungan antara X dan Z
0H : Tidak ada pengaruh antara variabel Word Of Mouth terhadap variabel
keputusan pembelian.
1H : Ada pengaruh antara variabel Word Of Mouth terhadap variabel keputusan
pembelian.
Tujuan 3
Hipotesis pengujian antara Y dan Z
0H : Tidak ada pengaruh antara variabel persepsi konsumen terhadap keputusan
pembelian.
1H : Ada pengaruh antara variabel persepsi konsumen terhadap keputusan
pembelian.
40
Tujuan 4
Hipotesis pengujian antara X, Y dan Z
0H : Tidak ada pengaruh antara variabel Word Of Mouth, terhadap persepsi
konsumen, dan dampaknya kepada keputusan pembelian.
1H : Ada pengaruh antara variabel Word Of Mouth, terhadap persepsi konsumen,
dan dampaknya kepada keputusan pembelian.
3.9 Rancangan implikasi penelitian
Hasil penelitian tentang “Analisis Pengaruh Word Of Mouth terhadap persepsi
konsumen dan dampaknya terhadap keputusan pembelian” diharapkan implikasi
yang dapat diberikan penelitian untuk PT. Elsiscom Prima Karya adalah bagaimana
path analysis dengan toolsnya SPSS 16.0 dapat menganalisa Pengaruh Word Of
Mouth terhadap persepsi konsumen dan Dampaknya terhadap keputusan pembelian.
Hasil implikasi tersebut diharapkan dapat memberikan hasil yang
memuaskan bagi kedua belah pihak, dimana pihak perusahaan dapat mengetahui
hubungan ,pengaruh dan mengetahui tanggapan pelanggan mengenai Word Of
Mouth terhadap persepsi konsumen dan dampaknya terhadap keputusan pembelian.