BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel...

27
Sani Herdiani, 2016 PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 59 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan waktu dan tempat sasaran yang digunakan dalam penelitian. Pada penelitian ini, yang menjadi lokasi penelitiannya adalah Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi berdasarkan data dari Disdikpora Kota Cimahi yang berjumlah 31 sekolah. 3.1.2. Populasi Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:90). Dari pendapat ini, dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dengan demikian yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan komite sekolah dari Sekolah Dasar Negeri dan Swasta yang telah ditentukan menjadi lokus penelitian. Tabel 3.1 Jumlah Populasi Sekolah NO. NAMA SEKOLAH JUMLAH KEPALA SEKOLAH JUMLAH GURU JUMLAH KOMITE SEKOLAH 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD NEGERI CIBABAT 4 1 8 1 4 SD NEGERI CIBABAT 5 1 8 1 5 SD NEGERI CIBABAT MANDIRI 1 - 8 1 6 SD NEGERI CIBABAT MANDIRI 2 - 8 1

Transcript of BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel...

Page 1: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

59

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

3.1.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan waktu dan tempat sasaran yang digunakan

dalam penelitian. Pada penelitian ini, yang menjadi lokasi penelitiannya adalah

Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi

berdasarkan data dari Disdikpora Kota Cimahi yang berjumlah 31 sekolah.

3.1.2. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:90). Dari

pendapat ini, dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan obyek atau subyek

yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang

berkaitan dengan masalah penelitian. Dengan demikian yang menjadi populasi

dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan komite sekolah dari Sekolah

Dasar Negeri dan Swasta yang telah ditentukan menjadi lokus penelitian.

Tabel 3.1

Jumlah Populasi Sekolah

NO. NAMA SEKOLAH JUMLAH

KEPALA

SEKOLAH

JUMLAH

GURU

JUMLAH

KOMITE

SEKOLAH

1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1

2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1

3 SD NEGERI CIBABAT 4 1 8 1

4 SD NEGERI CIBABAT 5 1 8 1

5 SD NEGERI CIBABAT MANDIRI 1 - 8 1

6 SD NEGERI CIBABAT MANDIRI 2 - 8 1

Page 2: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

60

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7 SD NEGERI CIBABAT MANDIRI 3 1 8 1

8 SD NEGERI CIBABAT MANDIRI 4 - 8 1

9 SD NEGERI CIBABAT MANDIRI 5 1 8 1

10 SD NEGERI CIPAGERAN MANDIRI 1 1 8 1

11 SD NEGERI CIPAGERAN MANDIRI 2 1 8 1

12 SD NEGERI CIPAGERAN MANDIRI 3 1 8 1

13 SD NEGERI CIPAGERAN MANDIRI 4 1 8 1

14 SD NEGERI CITEUREUP 2 1 8 1

15 SD NEGERI CITEUREUP 3 - 8 1

16 SD NEGERI CITEUREUP MANDIRI 1 1 8 1

17 SD NEGERI CITEUREUP MANDIRI 2 - 8 1

18 SD NEGERI MAWAR 1 8 1

19 SD NEGERI PAMBUDI DHARMA 1 8 1

20 SD NEGERI PASIRKALIKI 1 1 8 1

21 SD NEGERI PASIRKALIKI 2 1 8 1

22 SD NEGERI PASIRKALIKI 3 1 8 1

23 SD NEGERI PASIRKALIKI 5 1 8 1

24 SD NEGERI PASIRKALIKI 6 1 8 1

25 SD NEGERI PASIRKALIKI MANDIRI 1 1 8 1

26 SD NEGERI SETIAWARGA 1 8 1

27 SD BPK PENABUR 1 8 1

28 SD IT NUR AL RAHMAN 1 8 1

29 SD IT CIPTA CENDEKIA INDONESIA 1 8 1

30 SD PLUS NURUL AULIA 1 8 1

31 SD BINA PERSADA 1 8 1

JUMLAH 26 248 31

Sumber: Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah raga kota Cimahi, Tahun 2016

Page 3: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

61

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.1.3. Sampel Penelitian

Riduwan (2010:56) mengatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari

populasi”. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai

sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Purwanto (2011:39)

mengatakan: “Untuk penelitian sosial, ekonomi, pendidikan dan politik yang

berkaitan dengan masyarakat dengan karakteristik heterogen, pengambilan sampel

disamping syarat tentang besarnya sampel harus pula memenuhi syarat

representativeness (keterwakilan) atau mewakili semua komponen populasi”.

Dalam penelitian ini, yang menjadi unit analisisnya adalah sekolah, maka

teknik sampling yang digunakan adalah total sampling, yang berjumlah 31

sekolah. Adapun yang menjadi sumber datanya adalah Kepala Sekolah, Guru, dan

Komite sekolah, yang keseluruhan berjumlah 305 orang, dan jumlah kuesioner

yang dapat diolah sebanyak 184 kuesioner. Berikut ini beberapa alasan: kepala

sekolah yang sedang mengikuti pelatihan, kuesioner yang tidak kembali, dan

kuesioner yang tidak bisa diolah.

3.2. Metode Penelitian

Penelitian adalah upaya sistematis dalam menemukan, menganalisis dan

menafsirkan bukti-bukti empiris untuk memahami gejala-gejala atau untuk

menemukan jawaban terhadap suatu permasalahan yang terkait dengan gejala itu.

Setiap penelitian memerlukan metode agar proses penelitian dapat berjalan lancar

dan dapat mencapai tujuan. Menurut Sugiyono (2010:2) metode penelitian pada

dasarnya merupakan: “Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu”. Dengan cara yang ilmiah ini diharapkan data yang didapatkan

adalah data yang objektif, valid, dan reliabel. McMillan dan Schumacer (dalam

Sugiyono, 2010:9) mendefinisikan penelitian sebagai proses yang sistematis

dalam pengumpulan dan analisis logis terhadap informasi atau data untuk

beberapa tujuan tertentu.

Page 4: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

62

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.1. Metode Deskriptif

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey

deskriptif. Riduwan (2010:217) mengungkapkan bahwa: “Metode survey

deskriptif adalah suatu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu

populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data”. Menurut

Purwanto (2011:31) penelitian deskriptif yaitu desain penelitian yang disusun

dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis tentang informasi ilmiah

yang berasal dari subjek atau objek penelitian.

Melalui penerapan metode penelitian deskriptif yang meneliti keadaan

masalah yang sedang berlangsung atas objek penelitian, diharapkan dapat

diperoleh informasi yang tepat dan gambaran yang lengkap mengenai

permasalahan yang diteliti.

3.2.2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang

menggunakan data berupa angka dan dihitung berdasarkan statistik. Menurut

Purwanto (2011:16) pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

digunakan oleh peneliti dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-

indikator variabel, sehingga dapat diperoleh gambaran umum dan kesimpulan

masalah penelitian. Dengan metode ini diharapkan dapat mengungkapkan

keterkaitan kepemimpinan visioner kepala sekolah dan kinerja mengajar guru,

sejauhmana pengaruhnya terhadap mutu Sekolah Dasar di Kecamatan Cimahi

Utara.

Oleh karena itu, data yang digunakan harus jelas sumber data, populasi

dan sampel, homogenitas, dan volume penyebarannya. Karena data hasil

penelitian berupa angka-angka yang harus diolah secara statistik, maka antar

variabel yang dijadikan objek penelitian harus jelas korelasinya. Sehingga dapat

ditentukan pendekatan statistik yang akan digunakan dalam mengolah data.

Page 5: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

63

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.3. Studi Kepustakaan

Studi Bibliografi sering disebut juga studi kepustakaan, digunakan untuk

melengkapi metode deskriptif. Studi kepustakaan merupakan proses penelusuran

sumber-sumber tertulis berupa buku-buku, laporan-laporan penelitian, jurnal, dan

sejenisnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Melalui studi kepustakaan

ini penulis akan memperoleh tambahan informasi dan pengetahuan dalam bentuk

teori-teori yang dapat dijadikan landasan berfikir dalam mengkaji, menganalisis,

dan memecahkan permasalahan yang diteliti.

3.3. Definisi Operasional

Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah:

Kepemimpinan Visioner (X2) dan Kinerja Mengajar Guru (X2), sedangkan

variabel terikat (dependent variable) adalah Mutu Sekolah (Y).

1. Kepemimpinan Visioner (X1)

Kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta,

merumuskan, mengkomunikasikan/mensosialisasikan/mentransformasikan,dan

mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau

sebagai hasil interaksi sosial diantara anggota organisasi dan stakeholders yang

diyakini sebagai cita-cita organisasi dimasa depan yang harus diraih atau

diwujudkan melalui komitmen semua personel (Komariah dan Triatna, 2010:82).

Menurut Burt Nanus (dalam Komariah dan Triatna, 2010:93) ada empat peran

yang harus dimainkan oleh pemimpin visioner dalam melaksanakan

kepemimpinannya, yaitu: penentu arah, agen perubahan, juru bicara, dan pelatih.

Dalam penelitian ini yang dimaksud kepemimpinan visioner adalah

kepemimpinan yang mampu merumuskan masa depan yang penuh tantangan dan

menjadi cita-cita dari lembaga, yang harus memiliki peran sebagai penentu arah,

agen perubahan, juru bicara dan pelatih.

2. Kinerja mengajar Guru (X2)

Page 6: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

64

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kinerja mengajar guru menurut Rahman dkk (2005:73) merupakan

seperangkat perilaku nyata ditunjukkan guru pada waktu dia memberikan

pelajaran kepada siswanya. Kinerja guru dapat dilihat saat melaksanakan instruksi

belajar mengajar di kelas termasuk bagaimana ia mempersiapkannya. Berkenaan

dengan kinerja mengajar guru, wujud dari perilaku yang dimaksud adalah

kegiatan guru dalam proses Belajar Mengajar (PBM), yaitu bagaimana seorang

guru merencanakan pengajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil

belajar.

Dengan demikian, kinerja mengajar guru dalam penelitian ini merupakan

sejauh mana kemampuan kerja yang ditunjukkan oleh guru dalam proses

pelaksanaan pembelajaran (merencanakan pengajaran, melaksanakan

pembelajaran, dan menilai hasil belajar), serta interaksi guru dengan peserta didik

(siswa) pada saat pembelajaran sebagai tugas dan tanggung jawab untuk mencapai

tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

3. Mutu Sekolah (Y)

Menurut Komariah dan Triatna (2008: 8) mutu sekolah merupakan

kualitas siswa yang mencerminkan kepuasan pelanggan, adanya partisipasi aktif

manajemen dalam proses peningkatan kualitas secara terus-menerus, pemahaman

setiap orang terhadap tanggungjawab yang spesifik terhadap kualitas, setiap

individu dalam sekolah dan stakeholders menyadari serta merealisasi prinsip

“mencegah terjadinya kerusakan”, dan melaksanakan pandangan bahwa kualitas

adalah cara hidup (way of life).

Sekolah bermutu menurut Engkoswara (2010: 310) memiliki indikator

diantaranya yaitu: adanya masukan yang tepat; semangat kerja tinggi; gairah

motivasi belajar tinggi; penggunaan biaya, waktu, fasilitas, dan tenaga yang

profesional; kepercayaan berbagai pihak; tamatan bermutu; dan keluaran yang

relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Mutu sekolah dalam penelitian ini yaitu tingkat kualitas sekolah dalam

melakukan proses pelayanan terhadap siswa, orang tua siswa atau masyarakat

sebagai pelanggan dengan menunjukkan adanya masukan yang tepat, semangat

kerja tinggi (kepala sekolah, guru, staf administrasi, dan staf keamanan dan

Page 7: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

65

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kebersihan), gairah motivasi belajar siswa tinggi, penggunaan biaya, waktu,

fasilitas, tenaga guru yang profesional, kepercayaan dari berbagai pihak, tamatan

bermutu, dan keluaran yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

3.4. Teknik pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan sebagai bahan

kajian, peneliti mencoba menggunakan beberapa teknik/metode pengumpulan

data. Moh. Nazir (2008: 328) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data

merupakan alat-alat ukur yang diperlukan untuk melaksanakan suatu penelitian.

Data yang dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi

lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

a. Angket (kuesioner). Angket atau kuesioner secara umum sering disebut daftar

pertanyaan. Menurut Moh. Nazir (2008: 203) kuesioner adalah daftar

pertanyaan yang cukup terperinci dan lengkap. Jenis angket yang digunakan

adalah angket tertutup, yaitu responden diberi sejumlah pertanyaan yang

menggambarkan hal-hal yang ingin diungkapkan dari variabel-variabel yang

disertai alternatif jawaban.

b. Studi kepustakaan, merupakan suatu teknik dalam mengumpulkan data

teoritis yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan

masalah yang sedang diteliti, melalui sumber bacaan yang menunjang

penelitian ini. Melalui studi ini, penulis memperoleh tambahan ilmu

pengetahuan yang bisa dijadikan kerangka berfikir dalam mengkaji,

menganalisis, dan memecahkan permasalahan yang diteliti.

c. Studi dokumentasi. Menurut Sugiyono (2010: 98) studi dokumentasi dalam

penelitian ini dimaksudkan sebagai cara pengumpulan data dengan cara

mempelajari dan mencatat bagian-bagian yang dianggap penting. Studi ini

dilakukan guna menjaring data yang didokumentasikan oleh sekolah tempat

responden tersebut bertugas. Data-data yang diperoleh berupa informasi yang

Page 8: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

66

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah, kinerja mengajar guru, dan

upaya sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah.

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dirancang sesuai dengan dimensi dan indikator setiap

variabel. Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam atau sosial yang diamati (Sugiyono, 2010: 102), sedangkan

Riduwan (2008: 71) mengemukakan: “Instrumen penelitian menjelaskan semua

alat pengambilan data yang digunakan, proses pengumpulan data dan teknik

penentuan kualitas instrumen (validitas dan reliabilitas)”.

Alat pengumpulan data yang dikembangkan adalah kuesioner tertutup, yaitu

responden diberi sejumlah pertanyaan yang menggambarkan hal-hal yang ingin

diungkapkan dari ketiga variabel disertai alternatif jawaban. Lalu responden

diminta untuk merespon setiap item sesuai dengan keadaan dirinya dan keadaan

yang diketahui serta dirasakan dengan cara membubuhkan tanda silang (X) pada

alternatif jawaban. Dan kuesioner dikembangkan dengan mengacu pada teori yang

mendasarinya.

3.5.1. Skala Pengukuran

Dalam menyusun kuesioner ini, peneliti menggunakan skala. Menurut

Sugiono (2008: 93) skala digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena tertentu. Jadi dengan skala

ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh kepemimpinan visioner kepala

sekolah dan kinerja mengajar guru terhadap mutu Sekolah Dasar di kecamatan

Cimahi Utara.

Data yang terkumpul dari perolehan hasil penyebaran angket kemudian

dianalisis secara kuantitatif. Proses pengukuran terhadap data yang diperoleh dari

responden menggunakan skala likert. Skala Likert adalah skala yang mengukur

opini, sikap, pendapat, atau persepsi responden berdasarkan tingkat persetujuan

atau ketidaksetujuan tentang suatu fenomena (Purwanto, 2011: 63). Skala yang

dikembangkan oleh Rensis Likert ini biasanya memiliki 5 atau 7 kategori

Page 9: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

67

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peringkat dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju. Data yang dihasilkan dari

instrumen penelitian berskala Likert merupakan data ordinal.

Tabel 3.3

Nilai Jawaban Skala Likert

ALTERNATIF JAWABAN SKOR PERNYATAAN

Selalu (SL) 4

Sering (SR) 3

Kadang-kadang (KD) 2

Tidak Pernah (TP) 1

Sumber: (Purwanto, 2011: 63)

3.5.2. Penyusunan Instrumen

Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan indikator-indikator masing-

masing variabel. Untuk mendapatkan kesahihan konstruk, dilakukan melalui

pendefinisian dan studi kepustakaan. Instrumen pada masing-masing indikator

disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) membuat kisi-kisi

berdasarkan indikator variabel, (2) menyusun butir-butir pernyataan sesuai dengan

indikator variabel, (3) melakukan analisis rasional untuk melihat kesesuaian

dengan indikator serta ketepatan dalam menyusun angket dari aspek yang diukur.

Dalam penyusunan butir pernyataan mengacu kepada kisi-kisi instrumen

penelitian.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah (𝑋1)

Page 10: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

68

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Definisi

Operasional Dimensi Indikator No.

Item

Kepemim

pinan

Visioner

Kepala

Sekolah

(𝑋1)

Kepemimpinan

visioner adalah

kepemimpinan

yang mampu

merumuskan

masa depan yang

penuh tantangan

dan menjadi cita-

cita dari lembaga,

yang harus

memiliki peran

sebagai penentu

arah, agen

perubahan, juru

bicara dan pelatih.

1. Penentu

arah

(Direction

Setter)

2. Agen

perubahan

(Agent of

Change)

3. Juru bicara

(Spokespers

on)

1. Menentukan arah dan

tujuan melalui

penyusunan program

2. Mengarahkan perilaku-

perilaku bergerak maju

ke arah yang diharapkan

3. Menganalisis bersama

kemungkinan-

kemungkinan yang

ditempuh melalui teknik-

teknik di masa depan

4. Kemampuan

menganalisis posisi

misalnya dengan

menggunakan analisis

SWOT

5. Memberikan kejelasan

kepada pengikutnya

cara-cara yang mesti

dilakukan

1. Bertanggungjawab untuk

merangsang perubahan di

lingkungan internal

2. Menciptakan inovasi

baru yang dapat memicu

kinerja

3. Pemimpin mampu

berfikir ke depan

4. Pemimpin mampu

menyesuaikan terhadap

perubahan

5. Menjadi pelopor inovasi

mengarahkan ke

perubahan yang lebih

baik dalam

mengimplementasikan

visi

1. Memperkenalkan/menso

sialisasi-kan visi sekolah

2. Memiliki kemampuan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Page 11: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

69

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Pelatih

(Coach)

meyakinkan orang dalam

kelompok internal

3. Berhubungan dengan

organisasi lain

mengakses kepada

hierarki yang lebih tinggi

4. Menyampaikan gagasan-

gagasan pokok pikiran

baik secara lisan maupun

tulisan

5. Berkomunikasi secara

empatik membangun

komitmen dan

penyampaian berbagai

kepentingan yang

berhubungan dengan

implementasi visi

6. Menyampaikan berbagai

kepentingan yang

berhubungan dengan

implementasi visi

1. Memberi wawasan yang

dapat dijadikan dasar

bertindak

2. Mampu

mengkomunikasikan

dengan yakin bahwa

program sekolah

bermanfaat bagi

pengembangan sekolah

3. Memfokuskan pada

rekayasa kemajuan dan

pembelajaran masa

depan

4. Komitmen untuk

menjadikan sekolah

unggulan bersama guru

5. Mengembangkan

kehangatan budaya dan

iklim sekolah yang baik

6. Tanggap terhadap

masalah individu guru

dan memberi solusi

dalam konteks untuk

kelancaran pembelajaran

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

Page 12: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

70

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Melatih/membimbing

penuh kesadaran dan suri

tauladan yang didasari

keahlian dan akhlak

mulia

8. Mampu berkomunikasi,

mensosialisasikan dan

bekerjasama untuk

membangun serta

mempertahankan visi

yang dianutnya

23

24

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Kinerja Mengajar Guru (𝑋2)

Variabel Definisi

Operasional Dimensi Indikator No.

Item

Kinerja

Mengajar

Guru (𝑋2)

Kinerja

mengajar guru

dalam

penelitian ini

merupakan

sejauh mana

kemampuan

kerja yang

ditunjukkan

oleh guru

dalam proses

pelaksanaan

pembelajaran

(merencanakan

pengajaran,

melaksanakan

pembelajaran,

dan menilai

hasil belajar),

serta interaksi

guru dengan

peserta didik

(siswa) pada

1. Perencanaan (Kegiatan

Pendahuluan)

2. Pelaksanaan

(Kegiatan

Inti)

1. Menyiapkan peserta

didik

2. Mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang

mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan

materi yang akan dicapai

3. Menjelaskan tujuan

pembelajaran atau

kompetensi dasar yang

akan dicapai

4. Menyampaikan cakupan

materi dan penjelasan

uraian kegiatan sesuai

silabus

1. Melibatkan peserta

didik mencari informasi

yang luas dan dalam

tentang topik/tema

materi yang akan

dipelajari

1,2,3,4

5

6

7

8

Page 13: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

71

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

saat

pembelajaran

sebagai tugas

dan tanggung

jawab untuk

mencapai

tujuan

pendidikan

yang telah

ditetapkan.

3. Evaluasi

(Kegiatan

Penutup)

2. Menggunakan beragam

pendekatan

pembelajaran, media

pembelajaran, dan

sumber belajar lain

3. Memfasilitasi terjadinya

interaksi antar peserta

didik serta antar peserta

didik dengan guru,

lingkungan, dan sumber

belajar lainnya

4. Melibatkan peserta

didik secara aktif dalam

setiap kegiatan

pembelajaran

5. Memfasilitasi peserta

didik melakukan

melakukan percobaan

6. Memfasilitasi peserta

didik melalui pemberian

tugas

7. Memfasilitasi peserta

didik untuk melakukan

kegiatan menumbuhkan

kebanggaan dan percaya

diri peserta didik

8. Memberikan umpan

balik positif

9. Memfasilitasi peserta

didik melakukan

refleksi

1. Bersama-sama dengan

peserta didik membuat

kesimpulan materi

pembelajaran

2. Melakukan

penilaian/refleksi

terhadap kegiatan yang

telah dilaksanakan

3. Memberikan umpan

balik terhadap proses

dan hasil pembelajaran

4. Merencanakan kegiatan

tindak lanjut dalam

bentuk pembelajaran

9,10,11

,12

13

14

15

16

17,18

19

20

21

22,23

24

25

Page 14: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

72

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

remedial, program

pengayaan, layanan

konseling dan/atau

memberikan tugas baik

tugas individual maupun

tugas kelompok sesuai

dengan hasil belajar

peserta didik

5. Menyampaikan rencana

pembelajaran pada

pertemuan berikutnya

26

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Mutu Sekolah (Y)

Variabel Definisi

Operasional Dimensi Indikator No. Item

Mutu

Sekolah

(Y)

Tingkat kualitas

sekolah dalam

melakukan proses

pelayanan terhadap

siswa, orang tua

siswa atau

masyarakat sebagai

pelanggan dengan

menunjukkan

adanya masukan

yang tepat,

semangat kerja

tinggi (kepala

sekolah, guru, staf

administrasi, dan

staf keamanan dan

kebersihan), gairah

motivasi belajar

siswa tinggi,

penggunaan biaya,

waktu, fasilitas,

tenaga guru yang

1. Masukan

(input) yang

tepat

2. Semangat

kerja tinggi

3. Gairah

belajar

1. Standar mutu

2. Regulasi (aturan)

3. Lingkungan

sekolah

1. Motivasi kerja

guru

2. Kerjasama antar

anggota sekolah

3. Disiplin kerja

4. Tanggung jawab

dalam pelaksanaan

tugas

1. Motivasi belajar

siswa

2. Antusiasme belajar

siswa

1

2,3,4,5

6,7,8,9

10,11

12

13

14

15,16,17

18,19

Page 15: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

73

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

profesional,

kepercayaan dari

berbagai pihak,

tamatan bermutu,

dan keluaran yang

relevan dengan

kebutuhan

masyarakat.

4. Manajemen

sumber daya

5. Kepercayaan

berbagai

pihak

6. Tamatan

(output)

bermutu

7. Keluaran

relevan

dengan

kebutuhan

masyarakat

1. Efisiensi dalam

pengeluaran

2. Efektivitas dalam

pengelolaan

sumber daya

3. Produktivitas

1. Dukungan orang

tua

2. Dukungan

masyarakat sekitar

3. Dukungan

pemerintah

1. Prestasi belajar

siswa

2. Capaian hasil

belajar

3. Prestasi non

akademik

1. Tingkat kepuasan

dari orang tua

2. Melanjutkan ke

jenjang pendidikan

selanjutnya (SMP)

20,21

22,23,24

25,26

27

28

29,30

31

32,33,34

35,36,37

38,39

40,41

3.5.3. Uji Coba Instrumen

Instrumen penelitian yang telah disusun kemudian diuji cobakan untuk

mengetahui sejauhmana validitas kesahihan atau kehandalannya yaitu melalui

jalur prosedur berikut:

a. Uji coba angket

Instrumen penelitian ini diuji cobakan melalui responden yang tidak termasuk

sampel penelitian. Jumlah responden uji coba sebanyak 20 orang,

diantaranya yaitu: 2 orang kepala sekolah, 16 orang guru, dan 2 orang komite

Page 16: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

74

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekolah/orang tua siswa di Sekolah Dasar di wilayah Cimahi Tengah, di luar

populasi dan sampel yang ditentukan. Jumlah ini dianggap sudah cukup

memenuhi syarat untuk di uji cobakan.

b. Pelaksanaan uji coba

Uji coba instrumen dilakukan dengan melalui langkah berikut: a)

membagikan angket terhadap responden (guru dan kepala sekolah), b)

memberikan keterangan/penjelasan bagaimana cara pengisian angket, c) para

responden melakukan pengisian sesuai prosedur yang telah disebutkan atau

ditulis oleh peneliti, d) responden mengumpulkan kembali angket.

c. Tujuan pelaksanaan uji coba

Pelaksanaan uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan serta

kekurangan yang kemungkinan besar dapat terjadi pada item-item angket,

baik dalam hal redaksi, alternatif jawaban yang tersedia, maupun dalam setiap

pernyataan dan jawaban tersebut. uji coba ini juga dilakukan untuk

menganalisis terhadap instrumen, sehingga bisa diketahui sumbangan butir-

butir pernyataan terhadap indikator yang telah ditetapkan pada masing-

masing variabel. Selanjutnya untuk mengetahui butir pertanyaan dan

pernyataan yang valid dan reliabel, maka dilakukan uji validitas dan

reliabilitas.

3.6. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen

3.6.1. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu instrumen alat ukur

telah menjalankan fungsi ukurnya. Menurut Arikunto (2010: 167) yang dimaksud

uji validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang

bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur. Sedangkan menurut

Sekaran (dalam Wijaya, 2012: 119) validitas menunjukan ketepatan dan

kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Instrument dicapai

apabila data yang dihasilkan dari instrument sesuai dengan data atau informasi

Page 17: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

75

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lain mengenai variabel penelitian yang dimaksud. Suatu kuesioner dianggap valid

apabila dapat mengukur apa yang dituju.

Pengujian validitas instrumen dapat diketahui melalui perhitungan dengan

menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment yang dirumuskan sebagai

berikut:

𝑟xy=N∑XY − ∑X (∑Y)

{(N∑X2− (∑X2)} {(N∑Y2− ∑Y2 }

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi butir soal

N = banyak sampel

X = skor setiap butir

Y = skor total nilai untuk setiap variabel yang diteliti

Selanjutnya, nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel dengan derajat bebas (n – 2).

Jika nilai r hasil perhitungan lebih besar daripada nilai r dalam tabel pada alfa

tertentu, maka berarti signifikan, sehingga disimpulkan bahwa butir pertanyaan

atau pernyataan itu valid.

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu instrument alat

ukur telah menjalankan fungsi ukurnya.Uji Validitas menggunakan nilai rumus

korelasi Pearson Product Moment. Hasil uji validitas yang diperoleh,

dibandingkan dengan r tabel dengan tingkat α = 5% yaitu sebesar 0,444.

Instrumen penelitian dikatakan valid apabila nilair hitung lebih besar dari r tabel

dan sebaliknya jika lebih kecil dari r tabel maka item pertanyaan tersebut tidak

valid.Hasil perhitungan menggunakan IBM SPSS 19.00 sebagai berikut:

Tabel 3.7

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah

No. Korelasi

Pearson t hitung t tabel r tabel Ket.

X1.1 0.635 3.491 2.101 0.444 Valid

X1.2 0.593 3.128 2.101 0.444 Valid

X1.3 0.485 2.350 2.101 0.444 Valid

Page 18: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

76

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Korelasi

Pearson t hitung t tabel r tabel Ket.

X1.4 0.590 3.099 2.101 0.444 Valid

X1.5 0.539 2.717 2.101 0.444 Valid

X1.6 0.535 2.684 2.101 0.444 Valid

X1.7 0.714 4.323 2.101 0.444 Valid

X1.8 0.032 0.135 2.101 0.444 Tidak Valid

X1.9 0.480 2.318 2.101 0.444 Valid

X1.10 0.468 2.247 2.101 0.444 Valid

X1.11 0.452 2.148 2.101 0.444 Valid

X1.12 0.542 2.739 2.101 0.444 Valid

X1.13 0.495 2.417 2.101 0.444 Valid

X1.14 0.520 2.583 2.101 0.444 Valid

X1.15 0.619 3.348 2.101 0.444 Valid

X1.16 0.587 3.080 2.101 0.444 Valid

X1.17 0.692 4.065 2.101 0.444 Valid

X1.18 0.514 2.544 2.101 0.444 Valid

X1.19 0.207 0.900 2.101 0.444 Tidak Valid

X1.20 0.472 2.271 2.101 0.444 Valid

X1.21 0.498 2.436 2.101 0.444 Valid

X1.22 0.315 1.411 2.101 0.444 Tidak Valid

X1.23 0.143 0.614 2.101 0.444 Tidak Valid

X1.24 0.459 2.191 2.101 0.444 Valid Sumber: Olah Data 2016

Pada tabel 3.7 di atas terlihat bahwa dari 24 pernyataan pada variabel

Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah, terdapat 4 pertanyaan yang memiliki

nilai indeks validitas di bawah 0.444, yakni pada butir pertanyaan ke 8, 19, 22,

dan 24 , dengan demikian ke-4 item pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

Namun, melalui proses bimbingan dan diskusi dengan dosen pembimbing,

pertanyaan-pertanyaan item tersebut diperbaiki serta dikembangkan melalui

penelaahan teori secara mendalam.

Tabel 3.8

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Kinerja Mengajar Guru

No. Korelasi

Pearson t hitug t tabel r tabel Ket.

X2.1 0.574 2.975 2.101 0.444 Valid

X2.2 0.763 5.005 2.101 0.444 Valid

Page 19: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

77

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Korelasi

Pearson t hitug t tabel r tabel Ket.

X2.3 0.621 3.359 2.101 0.444 Valid

X2.4 -0.240 -1.051 2.101 0.444 Tidak Valid

X2.5 0.634 3.478 2.101 0.444 Valid

X2.6 0.718 4.375 2.101 0.444 Valid

X2.7 0.708 4.252 2.101 0.444 Valid

X2.8 0.506 2.490 2.101 0.444 Valid

X2.9 -0.191 -0.824 2.101 0.444 Tidak Valid

X2.10 0.600 3.186 2.101 0.444 Valid

X2.11 0.136 0.581 2.101 0.444 Tidak Valid

X2.12 0.754 4.874 2.101 0.444 Valid

X2.13 0.913 9.486 2.101 0.444 Valid

X2.14 0.866 7.347 2.101 0.444 Valid

X2.15 0.481 2.330 2.101 0.444 Valid

X2.16 0.519 2.576 2.101 0.444 Valid

X2.17 0.629 3.432 2.101 0.444 Valid

X2.18 0.693 4.076 2.101 0.444 Valid

X2.19 0.175 0.755 2.101 0.444 Tidak Valid

X2.20 0.449 2.133 2.101 0.444 Valid

X2.21 0.090 0.385 2.101 0.444 Tidak Valid

X2.22 0.541 2.731 2.101 0.444 Valid

X2.23 0.483 2.338 2.101 0.444 Valid

X2.24 0.701 4.169 2.101 0.444 Valid

X2.25 0.693 4.076 2.101 0.444 Valid

X2.26 0.610 3.262 2.101 0.444 Valid Sumber : Olah Data 2016

Pada tabel 3.8 di atas terlihat bahwa dari 26 pernyataan pada variabel

Kinerja Mengajar Guru, terdapat 5 pertanyaan yang memiliki nilai indeks

validitas di bawah 0.444, yakni pada butir pertanyaan ke 4,9,11,19, dan 21,

dengan demikian ke-5 item pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid. Namun,

melalui proses bimbingan dan diskusi dengan dosen pembimbing, pertanyaan-

pertanyaan item tersebut diperbaiki serta dikembangkan melalui penelaahan teori

secara mendalam.

Tabel 3.9

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Mutu Sekolah

Page 20: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

78

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Korelasi

Pearson t hitug t tabel r tabel Ket.

Y1 0.741 4.685 2.101 0.444 Valid

Y2 0.695 4.097 2.101 0.444 Valid

Y3 0.717 4.361 2.101 0.444 Valid

Y4 0.743 4.708 2.101 0.444 Valid

Y5 0.503 2.470 2.101 0.444 Valid

Y6 0.608 3.249 2.101 0.444 Valid

Y7 0.296 1.315 2.101 0.444 Tidak Valid

Y8 0.530 2.654 2.101 0.444 Valid

Y9 0.452 2.148 2.101 0.444 Valid

Y10 0.532 2.664 2.101 0.444 Valid

Y11 0.414 1.932 2.101 0.444 Tidak Valid

Y12 0.207 0.900 2.101 0.444 Tidak Valid

Y13 -0.045 -0.192 2.101 0.444 Tidak Valid

Y14 0.659 3.714 2.101 0.444 Valid

Y15 0.583 3.045 2.101 0.444 Valid

Y16 0.246 1.076 2.101 0.444 Tidak Valid

Y17 0.416 1.940 2.101 0.444 Tidak Valid

Y18 0.460 2.197 2.101 0.444 Valid

Y19 0.533 2.672 2.101 0.444 Valid

Y20 0.488 2.370 2.101 0.444 Valid

Y21 0.542 2.738 2.101 0.444 Valid

Y22 0.460 2.197 2.101 0.444 Valid

Y23 0.596 3.151 2.101 0.444 Valid

Y24 0.559 2.861 2.101 0.444 Valid

Y25 0.524 2.612 2.101 0.444 Valid

Y26 0.367 1.674 2.101 0.444 Tidak Valid

Y27 0.500 2.450 2.101 0.444 Valid

Y28 0.477 2.301 2.101 0.444 Valid

Y29 0.542 2.735 2.101 0.444 Valid

Y30 0.553 2.816 2.101 0.444 Valid

Y31 0.453 2.154 2.101 0.444 Valid

Y32 0.638 3.513 2.101 0.444 Valid

Y33 0.541 2.728 2.101 0.444 Valid

Y34 0.466 2.238 2.101 0.444 Valid

Y35 0.620 3.355 2.101 0.444 Valid

Y36 0.490 2.386 2.101 0.444 Valid

Y37 0.498 2.436 2.101 0.444 Valid

Y38 0.619 3.340 2.101 0.444 Valid

Page 21: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

79

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Korelasi

Pearson t hitug t tabel r tabel Ket.

Y39 0.483 2.341 2.101 0.444 Valid

Y40 0.496 2.426 2.101 0.444 Valid

Y41 0.533 2.669 2.101 0.444 Valid Sumber : Olah Data 2016

Pada tabel 3.9 di atas terlihat bahwa dari 41 pernyataan pada variabel

Mutu sekolah, terdapat 7 pertanyaan yang memiliki nilai indeks validitas di bawah

0.444, yakni pada butir pertanyaan ke 7, 11,12,13,16,17, dan 26, dengan demikian

ke-7 item pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.Namun, melalui proses

bimbingan dan diskusi dengan dosen pembimbing, pertanyaan-pertanyaan item

tersebut diperbaiki serta dikembangkan melalui penelaahan teori secara

mendalam.

3.6.2. Uji Reliabilitas Instrumen

Perhitungan reliabilitas dilakukan terhadap butir pertanyaan atau

pernyataan yang sudah valid. Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang

menunjukkan konsistensi atas kehandalan suatu alat pengukur didalam

mengukur gejala yang sama. Uji reliabilitas merupakan uji keandalan yang

bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh alat ukur dapat diandalkan atau

dipercaya. Uji reliabilitas menunjukan sejauh mana hasil pengukuran tetap

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu apabila dilakukan pengukuran dua

kali dengan menggunakan alat pengukur yang sama, sehingga beberapa kali

diulang pun hasilnya akan tetap sama.

Cara pengukuran ulang adalah pertanyaan atau pernyataan yang sama

diberikan kepada responden yang sama pada waktu yang berbeda, dengan

kurun waktu yang tidak terlalu cepat atau pun tidak terlalu lama untuk

menghindari bias karena daya ingat responden terhadap pertanyaan atau

pernyataan yang pernah diberikan dan bias karena perubahan fenomena

(Sanusi, 2012:81).

Page 22: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

80

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.10

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian

Variabel Indeks

Reliabilitas Nilai Kritis Keterangan

Kepemimpinan Visioner

Kepala Sekolah(X1) 0.862 0.707 Reliabel

Kinerja mengajar

guru(X2) 0.914 0.707 Reliabel

Mutu sekolah (Y) 0.930 0.707 Reliabel

Sumber: Olah Data 2016

Nilai reliabilitas butir pernyataan pada kuesioner ketiga variabel yang

sedang diteliti lebih besar dari 0,707 hasil ini menunjukkan bahwa butir kuesioner

pada variabel Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah, Kinerja mengajar guru

dan Mutu sekolah handal untuk mengukur variabelnya masing-masing serta dapat

dikatakan memiliki ketepatan dan konsistensi yang tinggi untuk dijadikan variabel

(konstruk) pada suatu penelitian.

3.7. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah pengolahan data yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

3.7.1. Analisis Data Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecenderungan distribusi

frekuensi variabel dan menentukan tingkat ketercapaian responden pada masing-

masing variabel. Gambaran umum setiap variabel digambarkan oleh skor rata-rata

yang diperoleh dengan menggunakan teknik Weighted Means Scored (WMS),

dengan rumus:

𝑋 =𝑋

𝑁

Keterangan:

𝑋 = Skor rata-rata yang dicari

X = Jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban)

Page 23: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

81

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

N = Jumlah responden

3.7.2. Pengujian Persyaratan Analisis

Ada tiga syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan analisis regresi,

baik regresi linier sederhana maupun regresi ganda. Persyaratan tersebut adalah

syarat normalitas dan syarat kelinieran Y atas X.

a. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan

analisis dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan parametrik atau

non parametrik. Untuk pengolahan data parametrik, data yang dianalisis harus

berdistribusi normal, sedangkan pengolahan data non parametrik data yang

dianalisis berdistribusi tidak normal. Pengujian ini bertujuan untuk apakah ketiga

variabel penelitian tersebut memiliki penyebaran data yang normal atau tidak.

Dengan menggunakan rumus Chi kuadrat:

𝑋2 =∑ (01 − 𝐸1)

𝐸1

Keterangan:

𝑋2 = Chi Kuadrat yang dicari

01 = Frekuensi hasil penelitian

𝐸1 = Frekuensi

b. Uji Linearitas Data

Uji linieritas dapat dilihat dari signifikansi dari deviation of linierity untuk

𝑋1terhadap Y serta 𝑋2 terhadap Y. Apabila nilai signifikasi <0,05 dapat

disimpulkan bahwa hubungannya bersifat linier.

3.7.3. Menguji Hipotesis Penelitian

Teknik yang digunakan dalam melakukan pengujian hipotesis adalah:

a. Hipotesis 1 dan 2 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi

sederhana

b. Hipotesis 3 diuji dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda.

Page 24: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

82

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Analisis Korelasi

1) Analisis Korelasi Sederhana

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara

variabel X dan variabel Y. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat

hubungan dalam penelitian ini adalah koefisien korelasi (r) dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

𝑟 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑋𝑌

𝑛− ∑𝑋 ∑𝑌 𝑛 . ∑𝑋2 − ∑𝑌2 [𝑛 . ∑𝑌2 − ∑𝑌2 ]

Keterangan:

n = Jumlah responden

∑𝑋𝑌 = Jumlah perkalian X dan Y

∑𝑋 = Jumlah skor tiap butir

∑𝑌 = Jumlah skor total

∑𝑋2 = Jumlah skor X dikuadratkan

∑𝑌2 = Jumlah skor Y dikuadratkan

Dari rumus di atas, dapat dijelaskan bahwa 𝑟𝑥𝑦 merupakan koefisien

korelasi dari variabel X dan variabel Y, dapat dilihat dengan membandingkan

𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada tingkat kepercayaan 95%. Bila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan

bernilai positif, maka terdapat pengaruh yang positif.

2) Analisis Korelasi Ganda

Korelasi ganda merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya

hubungan antara dua variabel independen secara bersama-sama atau lebih dengan

satu variabel dependen. Berikut ini merupakan rumus korelasi ganda (Sugiono,

2011: 233):

𝑅𝑦𝑋1𝑋2 = 𝑟2

𝑦𝑥 1 + 𝑟2𝑦𝑥 2 − 2𝑟𝑦𝑥 1 𝑟𝑦𝑥 2 𝑟𝑥1𝑥2

1− 𝑟2𝑥1𝑥2

Keterangan :

𝑅𝑦𝑥1𝑥2 = Korelasi antara X1 dan X2 bersama-sama dengan Y

Page 25: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

83

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

𝑟𝑦𝑥 1 = Korelasi Product Moment Y dengan X1

𝑟𝑦𝑥 2 = Korelasi Product Moment Y dengan X2

𝑟𝑥1𝑥2 = Korelasi Product Moment X1 dengan X2

Untuk lebih memudahkan dalam menafsirkan harga koefisien korelasi,

menurut Sugiyono (2010:231) sebagai berikut:

Tabel 3.11

Tolok Ukur Koefisien Korelasi

Nilai Koefisien Kriteria

0,80 – 1,000 Sangat kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Sedang

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat rendah

3) Uji Signifikansi

Uji signifikansi ini adalah untuk menentukan apakah variabel X tersebut

signifikan terhadap variabel Y. Rumus uji signifikansi adalah (Field, 2000: 46) :

Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

Jika Signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

4) Uji Koefisien Determinasi

Mencari derajat hubungan berdasarkan Koefisien Determinasi (KD)

dengan maksud sejauh mana pengaruh yang diberikan oleh variabel X terhadap

variabel Y, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

KD = 𝑟2 x 100%

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi yang dicari

𝑟2 = Koefisien korelasi

Page 26: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

84

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Analisis Regresi

1) Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana dimaksudkan untuk mengetahui hubungan

fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel

dependen. Berikut ini merupakan rumus persamaan umum analisis regresi linier

sederhana (Sugiyono, 2010:261) :

𝑌 = a + bX

Keterangan:

𝑌 = Nilai taksir Y (Variabel terikat) dari regresi a = Konstanta, apabila harga X = 0

b = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satu unit

perubahan yang terjadi pada X

X = Harga variabel X

2) Analisis Regresi Ganda

Analisis regresi ganda adalah alat peramalan pengaruh dua variabel bebas

atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya

hubungan fungsi kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan variabel

terikat.

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat

yang dikontrol olehvariabel bebas lainnya, atau secara bersama-sama digunakan

rumus analisis regresi ganda sebagai berikut:

𝑌 = a + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + E

Keterangan:

𝑌 = Nilai taksir Y (variabel terikat) dari persamaan regresi a = Nilai konstanta

𝑏1 = Nilai koefisen regresi 𝑋1

𝑏2 = Nilai koefisien regresi 𝑋2

𝑋1 = Variabel bebas

𝑋2 = Variabel terikat

E = Prediktor (pengganggu)

3.7.4. Alat Bantu

Page 27: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/26177/6/T_APDEN_1201626_Chapter3.pdf · 1 SD NEGERI CEMPAKA 1 8 1 2 SD NEGERI CIBABAT 2 1 8 1 3 SD

85

Sani Herdiani, 2016

PENGARUH KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CIMAHI UTARA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengetahui analisis data, kegiatan penghitungan statistik

menggunakan program SPSS (Statistical Package of Social Science) sehingga

dapat diperoleh perhitungan statistik deskriptif seperti mean, deviasi standar, skor

minimum, skor maksimum, dan distribusi frekuensinya.