Bab 3 Lanjutan
-
Upload
wandra-tanjung -
Category
Documents
-
view
347 -
download
5
description
Transcript of Bab 3 Lanjutan
23
3.3.6 Penyempurnaan Ide
Penyempurnaan ide yang masih bersifat imajinatif, disusun dalam bentuk
rancangan secara stuktural. Untuk menyusun rancangan struktural perlu diketahui
terlebih dahulu fungsional dari rancangan mesin pencacah ini.
3.3.7 Analisis Rancangan Fungsional
Mesin ini terdiri dari 10 bagian utama yaitu:
1. Rangka utama (frame) merupakan kerangka dasar dari mesin ini yang
berfungsi untuk mendukung dan sekaligus merupakan dudukan dari
komponen-komponen lain, sehingganya dibuat sekokoh mungkin agar mesin
ini stabil.
2. Pencacah berfungsi untuk mencacah/memotong jerami menjadi ukuran-ukuran
kecil sehingga pada proses pengomposan diharapkan akan semakin cepat.
Dengan berputarnya pencacah yang tersusun dari mata pisau pemotong, maka
proses pemotongan/pencacahan akan berlangsung saat diberikan input berupa
jerami.
3. Poros berfungsi untuk menahan beban dari silinder serta untuk
mentransmisikan daya dari motor bakar. Poros akan mengalami beban lentur
dan beban puntir.
4. Tutup bawah merupakan bagian utama dari mesin pencacah, yang berbentuk
setengah lingkaran, sebagai area berputarnya mata pisau dinamis.
5. Tutup atas merupakan bagian utama mesin yang berfungsi untuk menutupi
mesin bagian atas, di bagian ini juga terdapat plat pembatas (sirip).
6. Bantalan duduk (bearing), bantalan duduk berfungsi sebagai tempat kedudukan
poros, memperlancar putaran poros, menahan gaya-gaya yang terjadi akibat
pembebanan poros pada mata pencacah.
7. Transmisi daya berfungsi sebagai penyalur tenaga, pada mesin ini sistem
transmisi yang akan digunakan pulley dan belt, belt yang akan digunakan ialah
tipe V-belt. Daya yang berasal dari motor bakar diteruskan pada poros motor
yang memutar pulley driver kemudian akan diteruskan melalui belt menuju
pulley driven yang akan memutar poros pencacah sehingga dapat
menggerakkan pencacah.
24
8. Pengumpan (hopper) selain berfungsi untuk bak pengumpan juga berfungsi
agar jerami yang akan dicacah tersusun dengan baik.
9. Corong pengeluaran berfungsi untuk menyalurkan hasil cacahan jerami keluar.
10. Motor bakar bensin merupakan sumber tenaga untuk menggerakkan mata
pencacah dengan sistem transmisi menggunakan pulley dan belt.
3.3.8 Rancangan Struktural
1. Rangka utama
Rangka utama akan dibuat dari besi staal dengan ukuran 4 cm x 4 cm x 0,2
cm merupakan kerangka dasar mesin. Rangka utama memiliki dimensi, lebar
mesin 52 cm, panjang 58 cm, dan tinggi 97 cm.
2. Motor bakar
Sumber tenaga yang akan digunakan pada mesin ini merupakan tenaga motor
bensin dengan daya 5,5 HP agar tenaga yang dihasilkan mampu untuk
menggerakkan mata pencacah dengan beban yang berat.
3. Transmisi Daya
Pemindahan daya dari poros motor penggerak ke poros pencacah akan di
gunakan sistem transmisi pulley dan belt, hal ini bertujuan untuk mengurangi
kebisingan, serta penggunaan pulley dan belt sebagai sistem transmisi karena
sistem transmisi pulley dan belt mampu mentransmisikan frekuensi putar yang
tinggi.
4. Tutup Bawah
Tutup bawah terbuat dari besi plat tebal 0,2 mm dengan ukuran jari-jari 17
cm, lebar 34 cm, dan panjang 50 cm. Pada tutup bawah terpasang corong
pengeluaran.
5. Tutup Atas
Tutup atas sekaligus menjadi penutup mesin dan bagian yang tertinggi,
terbuat dari plat setebal 0,2 mm, dimensi sama dengan tutup bawah dan
terpasang corong pemasukan (hopper).
6. Bantalan (bearing)
Pisau pencacah dan poros akan dipasang pada rangka utama dengan
menggunakan bantalan, gesekan terjadi antara poros dan bantalan sangat kecil.
25
7. Mata Pencacah
Mata pencacah dibuat dari mata yang sudah dijual dipasaran baik untuk mata
pisau statis maupun mata pisau dinamis.
Massa mata pencacah dapat dicari menggunakan persamaan berikut ini:
m = (p x l x t . ) + (p x l x t . ) x n ................................................... (1)
keterangan : m = Massa silinder ( kg)p = Panjang ( m)l = lebar ( m)t = tinggi (m)n = jumlah mata pisau
= Massa jenis besi ( 7.860 kg/m3)
8. Poros
Penelitian ini bahan poros yang digunakan adalah baja karbon dengan
tegangan geser ijin 152 MPa ( Jensens dan Chenoweth, 2002). Penggunaan baja
karbon pada poros bertujuan untuk mendapatkan kekuatan yang lebih pada saat
menahan beban puntir dan beban lentur. Perancangan poros dapat dihitung dengan
persamaan beban puntir dan beban lentur dengan rumus :
d ≥ ........................... ......... (2)
dengan :
d = Diameter poros (mm)Km = Faktor koreksi momen lentur pembebanan tetap (1,5)Kt = Faktor koreksi untuk torsi (1)M = Momen maksimum ( kg.m) T = Torsi yang bekerja (N.m) ιa = Tegangan geser ijin (152 x 106 Pa)
Torsi yang bekerja dapat dihitung dengan persamaan berikut (Sularso dan Suga,
1987):
T(kg.mm) = 9,74 x 105 x .......................................... (3)
dengan :
T = Torsi yang bekerja (N.m)P = Daya yang ditransmisikan (kW)
9. Pengumpan (hopper)
26
Pengumpan yang akan digunakan untuk keperluan mesin ini menggunakan
plat besi.
10. Corong pengeluaran
Corong pengeluaran yang dipakai untuk keperluan mesin ini dirancang
menggunakan plat besi dengan tujuan agar corong pengeluaran tidak mudah
rusak, tahan lama, dan menahan agar cacahan tidak terpental jauh.
3.3.9 Pelaksanaan Penelitian
a. Tahap pembuatan mesin
Tahap ini meliputi semua kegiatan dalam pembuatan komponen-
komponen mesin dan perakitannya yang meliputi :
1. Rangka utama, alat-alat yang dibutuhkan untuk pembuatan rangka utama ialah
las listrik, gerinda, dan gergaji besi.
2. Mata pencacah, alat-alat yang dibutuhkan untuk penyusunan mata pencacah
ialah mesin bubut, gerinda, gergaji besi, dan palu.
3. Pengumpan, alat-alat yang dibutuhkan untuk pembuatan pengumpan ialah
gerinda potong, las listrik, palu, dan bor.
4.Corong pengeluaran, alat-alat yang dibutuhkan untuk pembuatan corong pe-
ngeluaran ialah gerinda potong, las listrik, meteran, dan palu.
b. Tahap pengujian
Tahap pengujian mesin adalah tahap melakukan uji teknis untuk
mengidentifikasi kondisi pengoperasian mesin, langkah-langkah pengujian mesin
dapat dilakukan sebagai berikut: (1) Motor (engine) dihidupkan, (2) melakukan
perhitungan frekuensi putar poros pencacah tanpa beban. (3) Memasukkan
komoditi yang diuji kedalam pengumpan (hopper), dan dilakukan pengamatan
hasil cacahan dan pengamatan saat proses pencacahan berlangsung.
3.4 Pengamatan
Pengamatan pada penelitian ini dilakukan di bengkel Teknik Pertanian.
Hasil pengamatan dihitung berdasarkan nilai rata-rata tiga kali ulangan pada tiga
variasi perlakuan, adapun parameter yang diamati pada saat penelitian adalah :
1. Kondisi Bahan
27
Pengamatan ini dilakukan dengan cara menghitung dimensi jerami yang
telah dicacah meliputi, panjang, dan kadar air.
2. Kapasitas Kerja Mesin
Kapasitas pencacahan jerami adalah berat jerami hasil pencacahan per
satuan waktu, yang dinyatakan dalam kg/jam. Berat jerami yang akan digunakan
pada tiap-tiap ulangan pada penelitian ini seberat 5 kg . Kapasitas kerja mesin
dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Kp = ....................................................................................... (4)
dengan :
Kp = Kapasitas kerja mesin pencacah jerami (kg/jam)
Bb = Banyaknya jerami hasil cacahan (kg)
t = Total waktu (jam)
3. Kebutuhan Daya Motor Bakar
Cara untuk mendapatkan besar daya yang dibutuhkan untuk melakukan
proses pencacahan jerami diperlukan penelitian pendahuluan, penelitian
pendahuluan dilakukan dengan cara melakukan pemotongan jerami secara manual
menggunakan parang dan juga terlebih dahulu dilakukan perhitungan kecepatan
linear susunan mata pencacah, dengan cara menghitung kecepatan pemotongan
jerami menggunakan parang.
V mata pisau pencacah = V parang ……………………………...……. (5)
Selanjutnya dapat diketahui frekuensi putar yang diperlukan susunan mata
pencacah untuk memotong jerami menggunakan persamaan :
V = . R ......……................................................... (6)
= v / R ……………............................................ (7)
dengan : V = Kecepatan linear mata pencacah (m/s)
R = Jari-jari mata pisau pencacah (m)
= kecepatan sudut mata pisau pencacah (Rad/ s )
Frekuensi putar mata pisau pencacah dapat dicari menggunakan persamaan :
= .....................................................
(8)
28
rpm = ...................................................... (9)
Daya yang diperlukan untuk mencacah jerami dapat ditentukan melalui
pengukuran denyut jantung operator pada saat melakukan pemotongan jerami
secara manual menggunakan parang. Berdasarkan pendapat Christensen, seperti
pada Tabel 2.
Tabel 2. Klasifikasi Tingkat Kerja Manusia Berumur 20 Sampai 50 Tahun
Tingkat Kebutuhan tenaga Denyut jantung pekerjaan (kW) per menit
Sangat ringan Kurang 0.17 Kurang 75Ringan 0.17 – 0.33 75 - 100
Sedang 0.33 – 0.55 100 - 125 Berat 0.55 – 0.67 125 - 150
Sangat berat 0.67 – 0.84 150 - 175 Di luar batas Di atas 0.84 Lebih 175
Sumber (Wanders, 1987)
Gaya yang diperlukan untuk memotong jerami menggunakan parang dapat dicari
menggunakan persamaan :
P = F x V………………………………………………............… (10)
F = …………………………………………………...........…. (11)
dengan : P = Daya yang diperlukan pada saat memotong jerami (Watt)
F = Gaya untuk memotong jerami ( N )
V = Kecepatan pemotongan ( m/s )
Sesuai dengan persamaan di atas, gaya memotong jerami secara manual
sama dengan gaya yang dibutuhkan pencacah untuk mencacah jerami. Setelah
nilai gaya memotong jerami didapatkan, maka untuk mencari nilai torsi pencacah
dapat dicari menggunakan persamaan :
Torsi = F x R……………………………………………...........… (12)
dengan : F = Gaya memotong jerami ( N )
R = Jari-jari susunan mata pencacah (m)
Nilai daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan pencacah dapat dicari
menggunakan rumus :
P = T x …………………………………………….........……….(13)
dengan : P = Daya yang dibutuhkan pisau pencacah ( Watt )
29
T = Nilai torsi pisau pemotong (N.m)
= kecepatan sudut pisau (Rad/s)
Nilai daya motor bakar harus lebih besar dari nilai daya yang dibutuhkan
pencacah untuk mencacah jerami.
Gambar 7. Flow Chart Kebutuhan Daya Motor Bakar
Kebutuhan daya motor bakar berdasarkan penggunaan bahan bakar dapat dihitung
menggunakan persamaan :
Kecepatan parang (V)
V pencacah = V parang
Mulai
Daya berdasarkan denyut jantung
F Parang =
T mata pencacah = F pisau x R pisau
Ppisau = T x
F mata pisau pencacah
= V / R
rpm =
P engine =
Selesai
30
Daya Mekanis = Daya kimia x γ bensin
Daya Kimia = ...... (14)
dengan : γ bensin = 0,195
ρ bensin = 0,725 kg/l
Nilai kalor bensin = 10.100.000 kal/kg
4. Rendemen Mesin
Besarnya rendemen mesin pencacah adalah persentase antara keluaran
dibagi dengan masukan mesin atau dengan persamaan sebagai berikut :
R = ....................................................... (15)
dengan : R = Rendemen mesin (%)
output = Banyaknya keluaran jerami (kg)
input = Banyaknya jerami yang dimasukkan (kg)
5. Frekuensi Putar
Frekuensi putar yaitu banyaknya putaran poros per menit untuk mencacah
bahan. Frekuensi putar yang akan diukur yaitu frekuensi putar poros motor
penggerak dan frekuensi poros pencacah, pengukuran dilakukan saat poros
berputar tanpa beban (kosong) dan pada saat bekerja. Frekuensi putar dapat diukur
dengan menggunakan tachometer Krisbow HD 2235B+.
6. Tingkat Kebisingan
Tingkat kebisingan mesin pencacah ini akan diukur dengan menggunakan
alat sound level meter Extech 407736.
7. Hasil
Pengamatan hasil dilakukan bertujuan untuk menentukan efektifitas mesin
terhadap jerami hasil cacahan, pengamatan hasil dilakukan secara visual dengan
cara mengambil sampel pada tiap-tiap ulangan dan hasil dikelompokkan menjadi :
1. <10 mm
2. 10 -25 mm
3. 25 – 50 mm
4. > 50 mm
31
Sesuai dengan Rancangan Standar Nasional Indonesia untuk mesin
penghancur (crusher), persentase minimum hasil cacahan 0 – 50 mm mencapai 80
%. Persentase masing - masing kelompok jerami hasil cacahan dapat dicari
menggunakan persamaan :
……………………………………………………… (16)
dengan : W = Persentase jerami hasil cacahan menurut pengelompokan (%)
Kn = Berat hasil pencacahan menurut pengelompokan (kg)
Ws = Berat keseluruhan sampel jerami (kg)
3.5 Biaya Pokok Pencacahan Jerami
Biaya pokok dapat ditentukan dengan menghitung biaya tetap, biaya tidak
tetap, dan kapasitas mesin.
a. Biaya Tetap
Biaya Penyusutan
D = .................................................................................. (17)
dengan :
D = Penyusutan mesin pencacah jerami (Rp/th)
P = Harga awal mesin pencacah jerami (Rp)
S = Harga akhir mesin pencacah jerami (Rp)
N = Umur Ekonomis mesin pencacah jerami (th)
Bunga Modal
I = ... i ...…………............……………………….. (18)
dengan :
I = Bunga modal (Rp/ tahun)
i = Suku bunga bank ( desimal/ tahun)
BT = D + I ....…………………………………………………… (19)
32
b. Biaya Tidak Tetap
Biaya tidak tetap (variable cost) disebut juga dengan biaya operasi
(operating cost). Biaya operasi ini bervariasi menurut pemakaian mesin serta
dipengaruhi pula lamanya waktu mesin dioperasikan.
1. Biaya Perbaikan dan Pemeliharaan Mesin
PP = 2 % …………………………….................... (20)
dengan :
PP = Biaya perbaikan dan pemeliharaan mesin pencacah jerami
(Rp/jam)
P = Harga awal dari mesin pencacah jerami (Rp)
S = Nilai akhir mesin pencacah jerami (Rp)
2. Biaya Bahan Bakar
BB = Bb x Hbpl ……………….......………………………………. (21)
dengan :
BB = Biaya bahan bakar (Rp/ jam)
Bb = Bahan bakar terpakai (l/ jam)
Hbpl = Harga bahan bakar tiap liter (Rp/l)
3. Biaya Tenaga Kerja (operator)
L = …………......………………………………………… (22)
dengan :
L = Upah tenaga kerja (Rp/jam)
Wop = Upah tenaga kerja tiap hari (Rp/hari)
Wt = Jam kerja per hari (jam/hari)
Biaya operator per jam tergantung pada keadaan upah pada suatu daerah, sebab
upah bervariasi menurut lokasi masing-masing daerah.
4. Biaya Minyak Pelumas (oli)
BO = Oli terpakai (l/jam) x harga oli (Rp) ............................................. (23)
Dengan : BO = Biaya pelumas (oli)
BTT = L + PP + BB + BO ………………........…….………………… (24)
33
Biaya Pokok Pencacahan
Berdasarkan biaya tetap, biaya tidak tetap dan kapasitas kerja mesin, maka
biaya pokok mesin adalah :
BP = ……………….......………………………. (25)
dengan:
BP = Biaya pokok mesin pencacah jerami (Rp/kg)
BT = Biaya tetap (Rp/th)
BTT = Biaya tidak tetap (Rp/jam)
Kp = Kapasitas kerja mesin pencacah jerami (kg/jam)
X = Jumlah jam kerja mesin pencacah jerami (jam/th)