BAB 3 KONDISI UMUM LOKASI PENGAMATAN 3.1 Taman...

8

Click here to load reader

Transcript of BAB 3 KONDISI UMUM LOKASI PENGAMATAN 3.1 Taman...

Page 1: BAB 3 KONDISI UMUM LOKASI PENGAMATAN 3.1 Taman …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/54899/BAB III... · Elang Jawa, Elang Bondol, Cendrawasih, Jalak Bali, Maleo ...

BAB 3

KONDISI UMUM LOKASI PENGAMATAN

3.1 Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah

Awalnya Taman Burung hanya memiliki satu kubah yang dibangun tahun

1975 dan diresmikan tanggal 19 Agustus 1976, namun kemudian dikembangkan

menjadi sembilan kubah dan diresmikan pada tanggal 27 April 1987. Taman

Burung terletak di bagian belakang kawasan TMII berdekatan dengan Pusat

Peragaan IPTEK, menempati lahan seluas 6 hektar termasuk fasilitas umum

berupa tempat parkir yang cukup luas dan rindang.

Koleksi ditempatkan dalam sangkar-sangkar raksasa (kubah); kubah paling

besar bergaristengah 68 meter dengan ketinggian 30 meter, sedang yang paling

kecil bergaristengah 20 meter dengan ketinggian 9 meter. Di setiap pinggir kubah

dibuat sangkar-sangkar yang menyimpan koleksi, sehingga dapat dinikmati dari

dalam ataupun luar kubah. Sebuah museum yang menjadi pelengkap Taman

Burung menyimpan riwayat berbagai jenis burung langka maupun yang sangat

terbatas penyebarannya.

Penataan koleksi berdasar zoogeografi atau pola sebaran binatang. Koleksi

Taman dibagi menjadi dua belahan: barat dan timur, sesuai dengan Garis

Wallace. Lingkungan vegetasinya pun mengikuti pola ini, di samping pemikiran

pilihan jenis-jenis yang berguna dalam menghasilkan buah-buahan, biji, dan

pucuk yang menjadi pakan burung.

Taman Burung berfungsi juga sebagai loka-bina masyarakat perburungan,

sehingga taman ini sering dijadikan ajang lomba burung, lomba bagi anak-anak

dan siswa untuk mengenal lebih dalam mengenai burung, serta tempat penelitian

bagi para mahasiswa. Dari segi penangkaran dan pelestarian, taman ini telah

berhasil mengembangbiakkan lebih dari 100 jenis, di antaranya sekitar 30 jenis

merupakan jenis-jenis yang dilindungi dan langka. Untuk menjaga kesehatan

hewan koleksi, taman dilengkapi sarana karantina sebagai tempat memisahkan

burung-burung yang sakit untuk mendapatkan perawatan.

Koleksi burung yang ada di sini merupakan yang terlengkap di Indonesia,

terdiri atas 312 jenis dengan jumlah mencapai ribuan ekor, baik yang berasal dari

Indonesia Bagian Barat maupun Indonesia Bagian Timur, di samping sebagian

Page 2: BAB 3 KONDISI UMUM LOKASI PENGAMATAN 3.1 Taman …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/54899/BAB III... · Elang Jawa, Elang Bondol, Cendrawasih, Jalak Bali, Maleo ...

dari mancanegara. Elang Jawa, Elang Bondol, Cendrawasih, Jalak Bali, Maleo,

Rangkong, Beo, Burung Onta, dan Onagadori merupakan beberapa koleksi yang

menarik.

Bagi keluarga yang membawa anak-anak dapat beristirahat sebentar di

kolam ikan sebelum melanjutkan penjelajahan semua kubah. Di samping itu

kafetaria menjual makanan dan minuman ringan, termasuk untuk ikan-ikan di

kolam: bagi anak-anak dapat memberi makan ikan sepuasnya sambil menyaksikan

angsa berenang.

3.2 Taman Margasatwa Ragunan

3.2.1 Sejarah

Planten En Dierentuin merupakan nama kebun binatang pertama di Jakarta

yang kala itu bernama Batavia. Kebun binatang ini secara resmi dibuka pada

tahun 1864 di daerah yang dikenal Cikini, Jakarta Pusat. Setelah Indonesia

merdeka, pada tahun 1949 namanya dirubah menjadi Kebun Binatang Cikini.

Tempat di Cikini menjadi terlalu kecil dan tidak cocok untuk peragaan satwa.

Sebuah tempat baru untuk kebun binatang kemudian dicarikan. Pada tahun 1964

pemerintah DKI Jakarta menghibahkan tanah seluas 30 hektar di selatan pinggiran

Jakarta, Ragunan, pasar minggu.

Pada tanggal 22 Juni 1966 dibuka kebun binatang baru dengan nama

Taman Margasatwa. Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kota Jakarta

yang ke 477, melalui Keputusan Gubernur Nomor DIII-2138/d/2/74 tanggal 19

Juni 1974, namanya berubah menjadi Kebun Binatang Ragunan Jakarta. Pada

mulanya Kebun Binatang Ragunan Jakarta hanya memiliki areal seluas ± 30 Ha,

yang terletak di atas sebagian tanah milik Kebun Percobaan Departemen

Pertanian. Pada saat ini luas areal Kebun Binatang Ragunan Jakarta diperluas

hingga mencapai 200 Ha.

3.2.2 Letak dan luas

Kebun Binatang ragunan Jakarta terletak ± 15 Km dari pusat kota Jakarta

pada ketinggian 50 mdpl. Kebun Binatang Ragunan terletak pada posisi antara

1060 48i BT dan 060 15i LS. Ketinggian 50 mdpl dan berjarak 20 km dari pusat

kota Jakarta. Secara administratif Kebun Binatang Ragunan termasuk ke dalam

Page 3: BAB 3 KONDISI UMUM LOKASI PENGAMATAN 3.1 Taman …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/54899/BAB III... · Elang Jawa, Elang Bondol, Cendrawasih, Jalak Bali, Maleo ...

wilayah kelurahan Ragunan, kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Adapun atas-batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Barat dibatasi oleh jalan Kavling POLRI Dan Jati Padang

2. Sebelah Timur dibatasi oleh jalan Jati Padang

3. Sebelah Utara dibatasi oleh jalan Harsono RM, dan

4. Sebelah Selatan dibatasi oleh jalan Sagu.

Luas keseluruhan Kebun Binatang Ragunan saat ini adalah 135 ha. Tata

guna lahan KBR ( Kebun Binatang Ragunan) meliputi lahan yang telah terbangun

52 %, kantor dan kandang 32 ha, taman 15 ha, danau 7 ha, lapangan parkir 5 ha

dan saluran air 10 ha ( Noprianto, 2004).

3.2.3 Kondisi fisik

Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidth dan ferguson (1951),

daerah Pasar Minggu termasuk dalam tipe iklim B dengan nilai Q 26,7. Kebun

Binatang Ragunan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian 50 mdpl

dan memiliki kemiringan 20-60. sedangkan suhu harian di kebun binatang

Ragunan berkisar antara 25,5 0– 28,50dan kelembaban udara sebesar 85 % serta

curah hujan 2291 mm per tahun.

Jenis tanah di Kebun Binatang Ragunan Jakarta termasuk jenis tanah

latosol merah. Tanah jenis ini memiliki sifat sebagai berikut: pH masam pada

seluruh profil, kandungan bahan organik dan kadar nitrogen lapisan atas sedang

yang semakin rendah pada lapisan yang semakin bawah, kadar pospat di seluruh

profil rendah dan kadar kalsium di semua lapisan sangat rendah.

3.2.4 Kondisi vegetasi

Taman Margasatwa Ragunan Jakarta memiliki flora yang merupakan jenis

yang ada sebelumnya seperti hutan wisata yang bersifat alami, jenis-jenis vegetasi

yang terdapat di Kebun binatang Ragunan adalah : Pohon Buah-buahan, Peneduh,

Obat-obatan dan jenis Rumput yang masing-masing terdiri atas 2 Ordo, 56 Famili,

968 Spesies dengan jumlah spesies keseluruhan 47.499 pohon (Kamelia. 2004).

Vegetasi di kebun Binatang Ragunan Jakarta merupakan vegetasi tanaman yang

dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Pohon berbunga yang didominasi oleh pohon Tenguli (Cassia fistula) dan

flamboyan (Delonix regia).

Page 4: BAB 3 KONDISI UMUM LOKASI PENGAMATAN 3.1 Taman …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/54899/BAB III... · Elang Jawa, Elang Bondol, Cendrawasih, Jalak Bali, Maleo ...

2. Tanaman peneduh yang didominasi oleh kormis (Acacia auriculiformis)

dan jeunjing (Albizzia falcata).

3. Tanaman buah-buahan yang didominasi oleh jambu monyet (Anacardium

occidentale) dan rambutan (Nepheleum lapaceum).

4. Tanaman obat-obatan dan industri yang didominasi oleh salopat serat

(Xylopia glauca) dan kemenyan (Styrax benzoe).

5. Tanaman hias yang dibuat dengan bentuk taman yang terdapat di hampir

seluruh sudut kebun binatang.

3.2.5 Kondisi sarana dan prasarana

Daftar sarana dan prasarana yang telah dibangun oleh pengelola.

No. Zona Jenis Sarana Yang Disediakan :

1. Pintu Gerbang utara Sarana parkir, loket, pos keamanan. stasiun monorail,

terminal kendaraan terbuka, telepon umum, kios-kios, kantin dan taman /

view fungsi Taman Margasatwa.

2. Pintu Gerbang Barat Sarana parkir, loket, pos keamanan. terminal

kendaraan terbuka, telepon umum, kios-kios, kantin dan taman.

3. Pintu gerbang Timur Sarana parkir, loket, pos keamanan. stasiun monorail,

terminal kendaraan terbuka, telepon umum, kios-kios, kantin dan taman.

4. Gerbang Keluar Barat Daya Loket dan pos keamanan

5. Introduction Area Fasilitas pelayanan, pos keamanan, halte, pos bagian,

pos antara, perkantoran TMR, pusat informasi, perpustakaan, ruang data,

mushola, gudang, telepon umum, kios-kios, kantin, genzet dan taman

bermain anak.

6. Rekreasi Utama Pos keamanan, halte / pos bagian, pos antara, peragaan

satwa tertutup/terbuka, ruang keterampilan satwa, panggung terbuka,

ruang P3K, kantin dan taman / ruang terbuka.

7. Rekreasi Sekunder (Rekreasi Satwa Campuran) Ruang peragaan satwa

tertutup / terbuka, halte / pos bagian / loket, telepon umum, kantin dan

taman / ruang terbuka.

8. Rekreasi Tersier Pedestrian, pos antara / loket, ruang P3K, peragaan satwa

khusus, kantin, rumah pompa air dan taman / ruang terbuka.

Page 5: BAB 3 KONDISI UMUM LOKASI PENGAMATAN 3.1 Taman …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/54899/BAB III... · Elang Jawa, Elang Bondol, Cendrawasih, Jalak Bali, Maleo ...

9. Rekreasi AirPeragaan satwa air, telepon umum, kantin, ruang terbuka /

taman pancing.

10. Rekreasi Spesial :

- Children Zoo

- Open Zoo

- Taman Buah

Children play ground, halte / pos bagian / loket, ruang P3K, telepon

umum, kios-kios, kantin, taman dan ruang terbuka hewan jinak.

Halte / pos bagian / loket, ruang peragaan satwa terbuka/satwa khusus,

taman bermain / ruang terbuka hewan jinak, mushola, ruang P3K, telepon

umum, ruang pompa air dan kantin.

Pos keamanan, loket, ruang p3K, rumah pompa air dan kebun buah-

buahan.

11. Service Area Ruang karantina hewan/tumbuhan, klinik hewan / tumbuhan,

ruang laboratorium, menara tinjau, gudang bengkel khusus, ruang pompa

air, kandang binatang surplus, genzet.

12. Camping Ground (Fokus apresiasi) Taman, ruang terbuka/ perkemahan,

ruang P3K, ruang pompa air, pemandian alam, dll.

Sarana dan prasarana yang terdapat di Kebun Binatang Ragunan Jakarta

cukup memadai. Kebutuhan mengenai sarana dan prasana yang bersifat mendesak

atau tidak tercukupi dengan baik. Keberadaan MCK, mushola, rumah makan

cukup mudah didapatkan di dalam lokasi kebun binatang. Selain itu terdapat

taman yang tersedia tempa untuk beristirahat sejenak.

3.2.6 Aktivitas dan perilaku pengunjung

Kebun Binatang Ragunan sebagai tempat rekreasi banyak dikunjungi oleh

masyarakat dari berbagai daerah, baik dari daerah sekitar Jakarta maupun dari luar

Jakarta dan dari berbagai kalangan. Selain itu dari berbagai negara seperti

wisatawan-wisatawan yang sedang berlibur di Indonesia. Klasifikasi pengunjung

Kebun Binatang Ragunan Jakarta dapat dilihat dari tujuan kunjungan ke tempat

ini seperti kunjungan hanya untuk berekreasi atau ada kegiatan penelitian. Sifat

kunjungan lebih banyak secara massal tetapi dapat juga secara personal (

Noprianto, 2004)

Page 6: BAB 3 KONDISI UMUM LOKASI PENGAMATAN 3.1 Taman …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/54899/BAB III... · Elang Jawa, Elang Bondol, Cendrawasih, Jalak Bali, Maleo ...

3.2.7 Permasalahan

Permasalahan yang terjadi pada Taman Margasatwa Ragunan Jakarta merupakan

masalah umum yang juga dialami oleh kebun binatang yang ada di Indonesia pada

umumnya. Beberapa permasalahan yang sering menjadi kendala dalam

pengelolaan satwaliar secara eks-situ di Taman Margasatwa Ragunan Jakarta :

1. Pengunjung membludak (Booming)

Salah satu indikator keberhasilan suatu kebun binatang dalam

mempromosikan satwa dapat dilihat dari animo masyarakat yang datang

berkunjung. Akan tetapi, ketika kunjungan tersebut melebihi ambang

batas, maka akan berpengaruh terhadap satwa tersebut. Beberapa satwa

mampu dengan cepat beradaptasi oleh kehadiran manusia, tetapi ada juga

yang membutuhkan waktu lama dan dapat menyebabkan satwa tersebut

stres bahkan mati. Berdasarkan keterangan dari beberapa jagawana

setempat, pada saat lebaran, atau liburan sekolah tempat ini menjadi sangat

ramai. Pengunjung bahkan ada yang membawa rombongan hingga

menggunakan transportasi bus pariwisata hingga 5 unit.

2. Masalah sampah

Sampah merupakan masalah lama yang telah turun temurun menjadi

permasalahan utama lingkungan tertentu. Terlebih pada suatu lokasi yang

menjadi pusat keramaian seperti Taman Margasatwa Ragunan. Hal ini bisa

dilihat dengan banyaknya sampah-sampah bergelatakan diatas tanah dan

jalan aspal. Ketika hujan maka sampah tersebut akan menempel dan

terlihat sangat kotor. Hal ini merusak pemandangan dan dampak ekologi

yang ditimbulkan adalah jenis vegetasi tumbuhan bawah akan tertutupi

oleh sampah–sampah yang sebagian besar terbuat dari plastik. Sampah-

sampah tersebut berasal dari pengunjung yang membuang sampah

sembarangan.

3. Pencurian satwa

Berdasarkan keterangan jagawana, pencurian terhadap satwa yang ada

dalam penangkaran walaupun tidak signifikan akan tetapi merupakan

ancaman serius terhadap keberadaan satwa.

Page 7: BAB 3 KONDISI UMUM LOKASI PENGAMATAN 3.1 Taman …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/54899/BAB III... · Elang Jawa, Elang Bondol, Cendrawasih, Jalak Bali, Maleo ...

4. Gangguan pengunjung

Karakter beberapa pengunjung berbeda antara satu dan lainnya. Beberapa

pengunjung hanya melihat, mengamati, atau sekadar memotret saja. Akan

tetapi yang menjadi masalah apabila pengunjung berusaha untuk

menggganngu satwa yang dapat berupa pengusiran, pelemparan,

pemberian makanan tanpa seijin jagawana, dan sebagainya. Hal ini

menjadi masalah karena apabila tidak terkontrol dengan baik maka akan

berdampak buruk pada satwa tersebut.

5. Dana

Keberlansungan suatu proses pengelolaan satwaliar secara eks-situ tidak

terlepas dari permasalahan dana. Dana yang dikeluarkan untuk kegiatan

pengelolaan ini amatlah tidak sedikit. Misalnya saja pakan satwa,

kebersihan, medis, gaji karyawan dan sebagainya. Namun, proses

pemandirian terhadap hasil yang diperoleh belum mampu untuk memenuhi

biaya yang dikeluarkan. Untuk itu, dana internasional yang bergerak dalam

upaya pelestarian terhadap keanekaragaman hayati khususnya satwaliar

yang peduli terhadap kegiatan ini sangat diperlukan.

6. Introduksi satwa

Proses introduksi satwa yang baru diterima baik dari masyarakat, PPS,

ataupun lembaga lainnya untuk proses adaptasi terlebih dahulu

membutuhkan waktu yang lama. Proses habituasi satwa akan

membutuhkan tenaga, biaya yang mahal sehingga untuk jenis-jenis satwa

yang mudah beradaptasi akan semakin sedikit biaya yang akan

dikeluarkan.

7. Sumberdaya Manusia

Berdasarkan data karyawan Kebun Binatang Ragunan per Oktober 2002

diketahui bahwa karyawan yang ada sebagian besar berpendidikan tingkat

SLTA. Pengetahuan mengenai dasar ilmu konservasi, ekologi satwa,

pengelolaan satwa pada dasarnya masih rendah. Sehingga dalam aktivitas

hariannya banyak yang masih belum mengerti mengenai spesies, habitat,

ekologi. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kinerja dilapangan baik

dalam menentukan habitat, ekologi, penempatan spesies yang berbeda

Page 8: BAB 3 KONDISI UMUM LOKASI PENGAMATAN 3.1 Taman …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/54899/BAB III... · Elang Jawa, Elang Bondol, Cendrawasih, Jalak Bali, Maleo ...

pada satu tempat yang berbeda habitat dan laiinya amatlah beresiko tinggi

untuk tingkat kesuksesan dari pengelolaan satwa secara eks-situ ini.